laporan 4 ka
DESCRIPTION
laporan KARAKTERISASI GUGUS FUNGSI DENGAN SPEKTROMETER INFRA MERAHTRANSCRIPT
KARAKTERISASI GUGUS FUNGSI DENGAN
SPEKTROMETER INFRA MERAH
1 Tujuan Percobaan
Menentukan apakah spektrometer infra merah yang dipakai masih layak
dipergunakan atau tidak.
Menentukan gugus fungsi yang terdapat di dalam senyawa asam salisilat.
Membandingkan hasil spektrometri infra merah dengan teknik nujol mull dan teknik
pellet KBr.
2 Teori Dasar
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0,75–1.000 μm atau pada bilangan gelombang 13.000–10 cm-1
dengan menggunakan suatu alat yaitu Spektrofotometer Inframerah.
Metode ini banyak digunakan pada laboratorium analisis industri dan
laboratorium riset karena dapat memberikan informasi yang berguna untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif, serta membantu penerapan rumus bangun suatu senyawa.
Pada era modern ini, radiasi
inframerah digolongkan atas 4
(empat) daerah, yaitu : No.
Daerah
Inframerah
Panjang
Gelombang (λ)
dalam μm
Bilangan
Gelombang
dalam cm-1
Frekuensi (Hz)
1. Dekat 0,78 – 2,5 13.000 – 4.000 3,8 – 1,2
(1014)
2. Pertengahan 2,5 – 50 4.000 – 200 1,2 – 0,06
(1014)
3. Jauh 50 – 1000 200 – 10 6,0 – 0,3
(1012)
4. Untuk analisis 2,5 – 15 4.000 – 670 1,2 – 0,2
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 1Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
instrumen (1014)
Teori Radiasi Inframerah
Konsep radiasi inframerah pertama kali diajukan oleh Sir William Herschel
(1800) melalui percobaannya mendispersikan radiasi matahari dengan prisma. Ternyata
pada daerah sesudah sinar merah menunjukkan adanya kenaikan temperatur tertinggi
yang berarti pada daerah panjang gelombang radiasi tersebut banyak kalori (energi
tinggi). Daerah spektrum tersebut yang dikenal sebagai infrared (IR, di seberang atau di
luar merah).
Supaya terjadi peresapan radiasi inframerah, maka ada beberapa hal yang perlu
dipenuhi, yaitu :
1) Absorpsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi molekul ke tingkat
energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya absorbsi adalah terkuantitasi
2) Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi radiasi
elektromagnetik yang diserap
3) Proses absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat perubahan baik nilai
maupun arah dari momen dua kutub ikatan
Spektrum peresapan IR merupakan perubahan simultan dari energi vibrasi dan energi rotasi
dari suatu molekul. Kebanyakan molekul organik cukup besar sehingga spektrum
peresapannya kompleks. Konsep dasar dari spektra vibrasi dapat diterangkan dengan
menggunakan molekul sederhana yang terdiri dari dua atom dengan ikatan kovalen.
Hal–hal yang dapat mempengaruhi jumlah resapan maksimum secara teoritis adalah :
1. Frekuensi vibrasi fundamental jatuh di luar daerah 2,5–15 μm
2. Resapan terlalu lemah untuk diamati
3. Beberapa resapan sangat berdekatan hingga tampak menjadi satu
4. Beberapa resapan dari molekul yang sangat simetris, jatuh pada frekuensi yang sama
5. Vibrasi yang terjadi tidak mengakibatkan terjadinya perubahan dipole moment dari
molekul
Iii. Macam – Macam Vibrasi
1. Vibrasi Regangan (Streching)
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 2Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
Dalam vibrasi ini, atom bergerak terus sepanjang ikatan yang
menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun
sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:
a. Regangan Simetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satubidang
datar.
b. Regangan Asimetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih
dalam satu bidang datar.
2. Vibrasi Bengkokan (Bending)
Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar,
maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi
osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi
empat jenis, yaitu :
a. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam
bidang datar
b. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih dalam
bidang datar
c. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar
d. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 3Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
3 Cara Kerja
Pertama, spektra IR untuk blangko (udara kosong) dibuat sebagai referensi
munculnya puncak puncak yang tidak diharapkan di spektra IR yang dianalisis.
Kemudian, Spektra IR polistirene standar dibuat, kemudian nilai-nilai bilangan
gelombang yang menimbulkan puncak dicatat. Nilai-nilai bilangan gelombang yang
menimbulkan puncak tersebut dibandingkan dengan bilangan gelombang dari data yang
telah didapat dari literatur. Kemudian kita cari persen penyimpangan bilangan
gelombang dari percobaan dan literatur. Kelayakan spektrometer IR ditentukan dari
persen penyimpangan rata-rata tersebut. Jika persen penyimpangan > 1% maka
spektrometer IR tersebut sudah tidak layak pakai.
Setelah itu, spektra asam salisilat dalam pellet KBr dibuat. Asam salisilat digerus
dengan KBr sampai homogen dan merupakan serbuk halus. Asam salisilat dan KBr yang
digunakan adalah sekitar 1 milligram untuk asam salisilat dan sepuluh milligram untuk
KBr. Perbandingan jumlah asam salisilat dan KBr harus 1:10. Setelah homogen, diambil
sejumlah serbuk tersebut yang kemudian dimasukkan ke dalam alat yang berfungsi untuk
membuat pellet. Di dalam alat tersebut, serbuk asam salisilat-KBr diberi tekanan dengan
gaya sekitar seratus ribu kiloNewton supaya bentuknya menjadi seperti tablet. Pellet
yang terbentuk kemudian dimasukkan ke dalam spektrometer infra merah dan dibuat
spektranya. Kemudian kita mencatat semua nilai bilangan gelombang puncak-
puncaknya.
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 4Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
Spekta IR dari nujol mull dibuat dengan cara nujol mull diteteskan dan dioleskan
pada suatu plat. Plat itu dimasukkan ke spektrometer dan dibuat spektra’nya. Dan kita
catat semua bilangan gelombang puncak-puncak dari Spektra IR nujol mull.
Selanjutnya, spektra IR asam salisilat dalam nujol mull dibuat. Asam salisilat
digerus bersama beberapa tetes nujol mull sampai terbentuk seperti suatu pasta.
Perbandingan antara asam salisilat dan nujol mull adalah setiap 5 mg asam salisilat,
diperlukan minyak nujol mull sebanyak dua tetes. Setelah terbentuk suatu bahan seperti
pasta yang homogen, campuran tersebut dioleskan pada suatu plat (sel windows) dan
kemudian dibuat spektranya dengan menggunakan spektrometer infra merah, dan kita
catat semua bilangan gelombang puncak-puncaknya.
Setelah semua spektra terbentuk, spektra tersebut dianalisis dan dicocokkan
dengan data dari literatur. Setiap gugus fungsi (ikatan) di dalam suatu molekul
mempunyai tingkatan energi vibrasi dan rotasi yang berbeda, oleh karena itu, gugus
fungsi ditentukan dari nilai bilangan gelombang yang terserap oleh ikatan tersebut. Nilai
bilangan gelombang yang terserap ditentukan dari puncak yang mengidentifikasikan
adanya % Transmittan yang bernilai kecil (Absorbansi bernilai cukup besar).
4 Data Pengamatan
Blank
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 5Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
50075010001250150017502000250030003500400045001/cm
0
15
30
45
60
75
90
105
120
135
E
Fil
Film Polistiren
KBr+Asam salisilat
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 6Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
50075010001250150017502000250030003500400045001/cm
-30
-15
0
15
30
45
60
75
90
105
%T
4050.51
4035.08
3101.54
3080.32
3059.10
3022.45
2999.31
2929.87
2916.37 2848.86
2781.35
2630.91
1942.32
1869.02
1801.51 1745.58
1600.92
1581.63
1541.12
1492.90
1452.40
1371.39 1327.03
1311.59
1246.02
1224.80
1180.44
1153.43
1111.00
1068.56
1028.06
1002.98
979.84
964.41 943.19
906.54
840.96
756.10
704.02
694.37
667.37
621.08
540.07
451.34
403.12
50075010001250150017502000250030003500400045001/cm
-15
0
15
30
45
60
75
90
105
%T
3523.95
3238.48
3059.10
3005.10
2918.30
2860.43
2721.56
2594.26
2565.33
2534.46
2360.87
1662.64
1608.63 1577.77
1481.33
1442.75
1382.96
1325.10
1301.95
1292.31
1249.87
1242.16
1209.37
1190.08
1153.43
1087.85
1029.99
979.84
964.41
893.04
869.90
852.54
785.03
758.02
752.24
698.23
657.73
567.07
532.35
464.84
KBrAssalislt
Nujol mull
Nujol mull + Asam Salisilat
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 7Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
50075010001250150017502000250030003500400045001/cm
-15
0
15
30
45
60
75
90
105
%T
3369.64
2953.02
2924.09
2852.72
1710.86
1460.11
1377.17
1305.81
1163.08 970.19
723.31
401.19
Nujol
50075010001250150017502000250030003500400045001/cm
0
15
30
45
60
75
90
105
%T
3228.84
3188.33
3169.04
3111.18
2951.09
2922.16
2852.72
2721.56
2675.27
2590.40
2567.25
2532.54
2387.87
2355.08
1668.43
1658.78
1612.49
1579.70
1483.26
1460.11
1377.17
1325.10
1296.16
1246.02
1209.37
1188.15
1155.36
1089.78
1029.99
993.34
964.41
891.11 867.97
852.54
785.03
758.02
696.30
659.66
567.07
532.35
464.84
401.19
NujolASa
5 Pengolahan Data
No Bil. Gelombang
Standar 1/0
Bil. Gelombang
terukur 1/
%Penyimpangan
|
1λ0
−1λ
1λ0
|´ 100%
1 3061 3059.1 0.062071
2 2850.7 2848.86 0.064546
3 1601.4 1600.92 0.029974
4 1583.1 1581.63 0.092856
5 1601.4 1600.92 0.029974
6 1583.1 1581.67 0.092856
7 1181.4 1180.44 0.08126
8 1154.3 1153.43 0.07537
9 1069.1 1068.56 0.05051
10 1028 1028.06 0.005837
11 906.7 906.54 0.017646
%Penyimpangan rata-rata Spektra Infra Merah Polistirene 0.054809
Daerah serapan (cm-1)
Gugus Fungsi
Nama Gugus Fungsi
Nujol Mull As-Salisilat – Nujol Mull
As-Salisilat – KBr
2850-29601350-1470
C-H alkana 2924,02
1450,111377,17
2951,092922,162852,721460,111377,17
2918,32860,431442,751382,96
3020-3080675-870
C-H alkena 727,16 854,47781,17759,95696,30
3059,10860,25783,10758,02696,30
3000-3100675-870
C-H aromatik 727,16 854,47781,17759,95696,30
3059,103007,02860,25783,10758,02696,30
3300 C-H alkuna - - -1640-1680 C=C alkena - 1668,43
1658,781662,64
1500-1600 C=C aromatik (cincin)
- 1579,70 1577,77
1080-1300 C-O AlkoholEter
1163.02 1296,161246,02
1292,311249,87
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 8Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
asam karboksilat
ester
1209,371188,151155,361089,78
1209,371190,081153,431087,85
1690-1760 C=O AldehidaKetonasam
karboksilatester
1710,86 - -
3610-3640 O-H alkoholfenol
(monomer)
- - -
2000-3600 O-H Alkoholfenol (ikatan Hidrogen)
3369,642963,022924,092862,72
3328,043188,333111,182951,092922,162852,722721,562675,272592,402532,542387,872355,08
3523,853238,483059,13005,12918,32860,482721,562594,262565,332534,462360,87
3000-3600 O-H asam karboksilat
3369,64 3328,043188,333111,18
3523,853238,483059,13005,1
3310-3500 N-H amina 3369,64 3328,04 -1180-1360 C-N amina 1305,81 1296,16
1246,021209,371325,1
1292,311249,871209,371190,081301,95
1515-15601345-1385
-NO2 nitro 1377,17 1377,17 1382,96
6 Analisis dan Pembahasan
Pada percobaan ini, blangko (udara kosong) juga ikut diukur, tujuannya adalah
sebagai referensi analisis. Misalnya pada percobaan yang dilakukan ditemukan puncak
yang tidak diinginkan ada dan ketika dibandingkan dengan spektra blangko, ternyata
puncak tersebut ada pada blangko, maka dapat disimpulkan bahwa puncak yang muncul
tersebut bukanlah berasal dari senyawa yang dianalisis, melainkan berasal dari
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 9Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
udara/blangko. Dengan kata lain, fungsi blangko adalah untuk menghilangkan pengaruh
serapan yang ditemukan dari spektra sampel yang dianalisis dari serapan-serapan yang
ada di udara. Blangko juga digunakan sebagai kalibrasi darai FTIR (“pengenolan”).
Pada percobaan ini, polistirene digunakan untuk menentukan kelayakan
spektrometer Infra Merah. Polistirene mempunyai kestabilan yang cukup tinggi. Bentuk
molekulnya tidak mudah berubah apabila terjadi perubahan lingkungan di sekitarnya,
misalnya adanya peningkatan suhu yang tidak ekstrim tidak mengubah bentuk molekul,
dan ikatan-ikatan yang ada di dalam polistirene, suhu maksimumnya adalah 90oC.
Berdasarkan hasil perhitungan, penyimpangan rata-rata spektra infra merah polistirene
adalah sebesar 0,054%. Suatu spektrometer infra merah dikatakan layak digunakan jika
penyimpangan rata-ratanya kurang dari 1%. Karena penyimpangan spektra infra merah
yang dihasilkan oleh spektrometer infra merah di Gedung Kimia Institut Teknologi
Bandung adalah 0,054%, kurang dari 1% , maka dapat disimpulkan bahwa spektrometer
tersebut masih layak untuk dipergunakan.
KBr hanya sebagai pendispersi dari Asam Salisilat. Tingkatan energi ikatan pada
KBr tidak masuk ke dalam daerah infra merah, sehingga ketika spektrofotometri infra
merah dilakukan, gugus fungsi atau ikatan-ikatan yang ada di dalam KBr tidak terdeteksi
sebagai suatu puncak, jadi puncak yang muncul pada spektra asam salisilat – KBr
hanyalah milik asam salisilat. KBr juga berfungsi untuk menguatkan pellet, karena jika
pellet hanya berisi asama salisilat, pellet tidak akan jadi secara sempurna, karena sifat
asam salisilat yang rapuh. Beda halnya dengan spektrofotometri dengan menggunakan
nujol mull. Jika kita melihat spektra yang dihasilkan, maka kita bisa melihat bahwa nujol
mull ikut menciptakan bilangan gelombang pada puncak spektra. Itulah sebabnya, kita
juga perlu menganalisis spektra nujol mull tanpa asam salisilat, agar kita tahu puncak
murni yang berasal dari asam salisilat dengan teknik nujol mull. Inilah yang
menyebabkan teknik pellet KBr lebih baik dari teknik nujol mull. Di dalam spektra asam
salisilat dengan teknik nujol mull, kita bisa melihat bahwa ada beberapa kesamaan
puncak dengan spektra nujol mull tanpa asam salisilat. Akhirnya, puncak itu
diidentifikasi sebagai puncak yang merupakan sumbangan dari ikatan-ikatan atau gugus
fungsi yang ada di dalam nujol mull dan tidak dianalisis sebagai ikatan-ikatan atau gugus
fungsi dari asam salisilat.
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 10Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
Dengan teknik nujol mull, setelah dikurangi dengan nilai-nilai bilangan
gelombang dari nujol mull itu sendiri, kita bisa mendapatkan bahwa di dalam asam
salisilat, terdapat beberapa gugus fungsi, yaitu alkana (ikatan tunggal antara atom C dan
C), alkena (ikatan rangkap dua antara atom C dan C), benzene, ikatan antara C dan H,
asam karboksilat, dan alkohol. Dengan menggunakan teknik pellet KBr, kita bisa
mendapatkan bahwa gugus fungsi atau ikatan yang ada di dalam asam salisilat adalah
benzene, alkena, alkana, alcohol, dan asam karboksilat. Jika dilihat lebih lanjut, terdapat
juga gugus nitro yang muncul di ketiga spektra, ini berarti bahwa gugus nitro yang
teranalisis merupakan hasil dari puncak yang disebabkan oleh udara.
Menurut literatur, gugus fungsi yang ada di dalam asam salisilat adalah alcohol,
asam karboksilat, cincin benzene, alkena, dan alkuna. Dan hasil percobaan dengan
menggunakan FTIR menunjukkan hasil yang sama dari literatur. Ini berarti bahwa
pengukuran yang dilakukan dengan metode spektrometri infra merah ini cukup akurat.
Adapun bentuk molekul dari asam salisilat adalah sebagai berikut: .
Penghalusan dilakukan untuk memperkecil ukuran molekul-molekul sehingga
ketika ditembak dengan menggunakan sindar infra merah, energi dari sinar infra merah
dapat diserap langsung oleh gugus fungsi dan ikatan-ikatan yang ada di dalamnya
dengan mudah. Jika suatu molekul yang ukurannya besar ditembak dengan
menggunakan sinar infra merah, sinar itu juga akan terhambur dan penyerapan yang
terjadi tidak maksimal. Hasilnya, puncak-puncak yang dihasilkan oleh spektra infra
merah juga tidak akurat. Selain itu, penghalusan juga dilakukan agar kedua zat yang
dihaluskan dapat tercampur secara merata atau homogen.
Pemipihan juga dilakukan untuk suatu tujuan yang sama, yaitu agar sisi yang
ditembak dengan sinar infra merah tidak terlalu tebal. Jika sisi yang ditembak dengan
sinar infra merah terlalu tebal, maka sinar infra merah juga akan terhambur dengan tidak
optimal. Ini menyebabkan puncak puncak yang terjadi pada spektra infra merah tidak
akurat lagi.
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 11Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
Secara prinsip, tingkat energi cahaya di daerah sinar infra merah sesuai dengan
energi vibrasi dan rotasi dari ikatan-ikatan yang ada di dalam molekul. Apabila sinar
infra merah mengenai ikatan ikatan yang ada di dalam molekul yang tingkat energinya
sesuai atau sama dengan tingkat energi tersebut, maka sinar infra merah akan diserap.
Karena setiap jenis ikatan mempunyai tingkat energi yang berbeda, maka nilai bilangan
gelombang sinar infra merah yang diserap juga akan berbeda. Inilah yang menyebabkan
spektrofotometri infra merah dapat dipergunakan untuk menentukan gugus fungsi yang
ada di dalam suatu molekul.
7 Kesimpulan
Karena persen penyimpangan rata rata dari spektrometer infra merah yang ada di
gedung Kimia Institut Teknologi Bandung adalah 0,054% < 1%, maka spektrometer
infra merah tersebut masuk dalam kategori layak untuk digunakan.
Gugus fungsi yang ada di dalam asam salisilat adalah alkana, alkena, alkohol, dan
asam karboksilat.
Jika spektrometri menggunakan teknik nujol mull, maka spektra dari nujol mull itu
sendiri akan terdeteksi pada saat asam salisilat dianalisis. Namun jika menggunakan
teknik pellet KBr, puncak yang dihasilkan adalah puncak-puncak absorbansi asam
salisilat itu sendiri dan pellet KBr tidak memberikan adanya puncak tambahan
seperti halnya dalam teknik nujol mull. Oleh karena itu, teknik pellet KBr lebih baik
dari teknik nujol mull.
8 Daftar Pustaka
Harvey, David. 2000. Chemistry: Modern Analitycal Chemistry First Edition. Page 388-
409.
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_salisilat diakses pada tanggal 1 Oktober 2012 pukul 22.00
WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Polistirena diakses pada tanggal 1 Oktober 2012 pukul 22.00
WIB
http://haska.org/2012/09/21/ftir-spektrofotometer-infra-merah-transformasi-fourier/ diakses
pada tanggal 30 september 2012 pukul 22.00 WIB
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 12Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri_infra_
merah/comment-page-1/ diakses pada tanggal 30 september 2012 pukul 22.00 WIB
9 Lampiran
Tabel Daerah Serapan Nilai Gelombang, Gugus Fungsi, dan Namanya
Daerah serapan (cm-1) Gugus Fungsi Nama Gugus Fungsi2850-29601350-1470
C-H alkana
3020-3080675-870
C-H alkena
3000-3100675-870
C-H aromatik
3300 C-H alkuna1640-1680 C=C alkena1500-1600 C=C aromatik (cincin)
1080-1300 C-O
AlkoholEter
asam karboksilatester
1690-1760 C=O
AldehidaKeton
asam karboksilatester
3610-3640 O-Halkohol
fenol(monomer)
2000-3600 O-HAlkohol
fenol (ikatan Hidrogen)3000-3600 O-H asam karboksilat3310-3500 N-H amina1180-1360 C-N amina1515-15601345-1385
-NO2 nitro
Bangkit Dana Setiawan/13011089Laporan Kimia Analitik Page 13Modul IV- Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Spektrometer Infra Merah