laporan 3_satuan operasi industri

23
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh Indonesia tersebar sekitar 40 jenis (spesies) tanaman atsiri yang berpotensi dikembangkan seperti akar wangi, nilam, serai wangi, kenanga, daun cengkeh, jahe, dan pala. Namun, sampai kini yang bisa diolah untuk diekspor baru 12 jenis. Di seluruh pasar dunia terdapat sekitar 80 jenis minyak untuk berbagai bahan baku. Nilam termasuk tumbuhan semak yang mempunyai tinggi mencapai satu meter. Nilam akan tumbuh subur pada keadaan lingkungan yang teduh, hangat dan lembab. Nilam biasanya dikembangbiakan dengan cara vegetatif. Untuk mendapatkan minyak atsiri dilakukan penyulingan pada tanaman yang mengandung minyak atsiri. Penyulingan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu cara direbus, dikukus, dan penyulingan dengan uap. Kegunaan essential oil ini boleh dibilang sangat luas mulai sebagai bahan baku parfum, antiseptik, kosmetik, obat-obatan, flavour agent dalam makanan atau minuman, serta pencampur rokok kretek. Beberapa jenis di antaranya digunakan sebagai bahan analgesic,

Upload: siska-dwi-carita

Post on 25-Jun-2015

236 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Siska Dwi CaritaFakultas Pertanian Teknik Pertanian Universitas Jenderal Soedirman

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di seluruh Indonesia tersebar sekitar 40 jenis (spesies) tanaman atsiri yang

berpotensi dikembangkan seperti akar wangi, nilam, serai wangi, kenanga, daun

cengkeh, jahe, dan pala. Namun, sampai kini yang bisa diolah untuk diekspor baru

12 jenis. Di seluruh pasar dunia terdapat sekitar 80 jenis minyak untuk berbagai

bahan baku.

Nilam termasuk tumbuhan semak yang mempunyai tinggi mencapai satu

meter. Nilam akan tumbuh subur pada keadaan lingkungan yang teduh, hangat

dan lembab. Nilam biasanya dikembangbiakan dengan cara vegetatif.

Untuk mendapatkan minyak atsiri dilakukan penyulingan pada tanaman

yang mengandung minyak atsiri. Penyulingan dapat dilakukan dengan beberapa

cara, yaitu cara direbus, dikukus, dan penyulingan dengan uap.

Kegunaan essential oil ini boleh dibilang sangat luas mulai sebagai bahan

baku parfum, antiseptik, kosmetik, obat-obatan, flavour agent dalam makanan

atau minuman, serta pencampur rokok kretek. Beberapa jenis di antaranya

digunakan sebagai bahan analgesic, haemolitic atau sebagai antizymatic, serta

sedavita dan stimulan untuk obat sakit perut.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses penyulingan minyak atsiri dari nilam.

2. Untuk mengetahui kandungan yang tersimpan dalam minyak atsiri

terutama nilam.

Page 2: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

II. TINJAUAN PUSTAKA

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah

suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri

yang dinamakan minyak nilam. Dalam perdagangan

internasional, minyak nilam dikenal sebagai minyak

patchouli (dari bahasa Tamil patchai (hijau) dan ellai

(daun), karena minyaknya disuling dari daun). Aroma

minyak nilam dikenal 'berat' dan 'kuat' dan telah

berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan dupa atau

setanggi pada tradisi timur. Harga jual minyak nilam termasuk yang tertinggi

apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya.

. Tanaman nilam sendiri termasuk famili Labiatea yaitu kelompok

tanaman yang mempunyai aroma mirip satu sama lain. Dan tanaman yang

ditemukan oleh orang Perancis (1845) dan disebut sebagai Pagostemon Patcholi

sesuai dengan nama mereka, awalnya diusahakan di Malaysia, kemudian di

Sumatera Utara khususnya di Aceh. Tapi nilam yang dari Aceh ketika ditanam di

Jawa tidak memberikan hasil yang sama. Sifat-sifat minyak yang dihasilkan

menurun dan mirip dengan nilam yang ada di Jawa

Tumbuhan nilam berupa semak yang bisa mencapai satu meter. Tumbuhan

ini menyukai suasana teduh, hangat, dan lembab. Mudah layu jika terkena sinar

matahari langsung atau kekurangan air. Bunganya menyebarkan bau wangi yang

kuat. Bijinya kecil. Perbanyakan biasanya dilakukan secara vegetatif.

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil),

minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar

minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah

menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan

dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam

perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

Page 3: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile

oil) biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus

alkohol, aldehid, keton dan berantai pendek. Minyak atsiri

dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun,

bunga, maupun biji tumbuhan, selain itu diperoleh juga

terpen yang merupakan senyawaan hidrokarbon yang

bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat disabunkan.

Beberapa contoh minyak atsiri yaitu minyak cengkeh,

minyak sereh, minyak kayu putih, minyak lawang dan dan

lain-lain.

Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit

sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan

oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain

(lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-

kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau

cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan

sebagai minyak atsiri.

Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain

itu, susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama

di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat).

Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat

menghasilkan rasa yang berbeda.

Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai

senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu

aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa

organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.

Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen utamanya

adalah patchoulol. Daun dan bunga nilam mengandung minyak ini, tetapi orang

biasanya mendapatkan minyak nilam dari penyulingan uap terhadap daun

keringnya (seperti pada minyak cengkeh). Di Indonesia minyak nilam juga

Page 4: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

disuling dari kerabat dekat nilam yang asli dari Indonesia, nilam Jawa

(Pogostemon heyneani), yang memiliki kualitas lebih rendah.

Minyak nilam yang baik umumnya memiliki kadar PA di atas 30%,

berwarna kuning jernih, dan memiliki wangi yang khas dan sulit dihilangkan.

Minyak nilam jenis ini didapat dengan menggunakan teknik penyulingan uap

kering yang dihasilkan mesin penghasil uap (boiler) yang diteruskan ke dalam

tangki reaksi (autoklaf) selanjutnya uap akan menembus bahan baku nilam kering

dan uap yang ditimbulkan diteruskan ke bagian pemisahan untuk dilakukan

pemisahan uap air dengan uap minyak nilam dengan sistem penyulingan. Minyak

nilam yang baik dihasilkan dari tabung reaksi dan peralatan penyulingan yang

terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) dan peralatan tersebut hanya

digunakan untuk menyuling nilam saja (tidak boleh berganti-ganti dengan bahan

baku lain).

Karena sifat aromanya yang kuat, minyak ini banyak digunakan dalam

industri parfum. Sepertiga dari produk parfum dunia memakai minyak ini,

termasuk lebih dari separuh parfum untuk pria. Minyak ini juga digunakan

sebagai pewangi kertas tisu, campuran deterjen pencuci pakaian, dan pewangi

ruangan. Fungsi yang lebih tradisional adalah sebagai bahan utama setanggi dan

pengusir serangga perusak pakaian. Aroma minyak nilam dianggap 'mewah'

menurut persepsi orang Eropa, tetapi orang sepakat bahwa aromanya bersifat

menenangkan.

Page 5: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

III. METODELOGI

A. Alat Dan Bahan

1. Kertas

2. Alat tulis

B. Prosedur Kerja

1. Tempat penyulingan minyak nilam dikunjungi

2. Proses penyulingan minyak nilam diamati dan dicatat

3. Alat-alat penyulingan digambar pada kertas

4. Jika ada yang kurang jelas mengenai proses penyulingan, menanyakan

kepada pekerja setempat

Page 6: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

-terlampir-

B. Pembahasan

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil

sejenis minyak atsiri yang dinamakan minyak nilam. Ditilik dari segi botani

tanaman, nilam termasuk tanaman herba semusim. Tumbuh tegak setinggi 0,5m –

1 m. Percabangannya banyak dan bertingkat mengitari batang (ada 3 – 5 cabang

tiap tingkat), dan berbulu. Radius cabang melebar sekitar 60 cm. Batangnya

berkayu dan berbentuk segi empat dengan diameter 10 – 20 cm, berwarna

keungu-unguan. Sedangkan daunnya hijau tersusun dalam pasangan berlawanan.

Berbentuk bulat lonjong, panjang 10 cm, lebar 8 cm, dengan ujung agak

meruncing. Tangkai daun sekitar 4 cm berwarna hijau kemerahan.

Nilam bisa tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun dataran

tinggi (0 – 1.200 m dpl). Tapi ia akan tumbuh baik pada ketinggian 10 m – 400 m

dpl. Nilam tidak haus air, tapi juga tidak tahan kering. Menghendaki suhu 24°C –

28°C, tapi lembab (lebih dari 75%). Curah hujan merata sepanjang tahun (2.000 –

3.500 mm per tahun).

Untuk pertumbuhan optimal, nilam perlu cukup sinar matahari. Namun

bisa tumbuh baik di tempat yang agak terlindung. Karena itu bisa saja ditanam

secara tumpang sari dengan tanaman lain.Biasanya ditumpangsarikan dengan

tanaman jagung, tapi juga masih dapat tumbuh di sela-sela lamtoro gung, kelapa,

atau karet.

Kondisi tanah datar atau miring (lereng) tidak masalah bagi pertumbuhan

nilam. Yang penting subur dan berdrainase baik. Tanah liat, tanah berpasir, dan

berkapur kurang disukai. Tanah tergenang memudahkan tanaman nilam diserang

Page 7: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

cendawan Phytoptora. Musuh lainnya yakni serangga perusak daun, nematoda,

penyakit buduk, busuk batang, luka batang, dan gejala defisiensi. Juga ulat

pemakan daun, ulat penggulung daun, dan belalang.

Nilam diperbanyak dengan stek yang diambil dari batang atau cabang

cukup tua, berdiameter 0,8 – 1 cm. Panjang stek 15 – 23 cm. Setidaknya berisi 3 –

5 mata tunas atau tiga helai daun. Stek bisa langsung ditanam di kebun. Lebih

baik ditanam dulu di tempat pembibitan, baru dipindahkan ke kebun begitu

muncul akar dan tunas baru (3 – 4 minggu). Satu lubang tanam diisi 1 – 3 stek

(bibit). Jarak tanamnya mulai dari 30 x 100 cm, 50 x 100 cm, hingga 100 x 100

cm, tergantung kesuburan dan jenis tanah. Sebaiknya, dilakukan pada awal musim

hujan.

Tanaman dianggap matang dan siap panen kalau sudah berumur enam

bulan atau 5 – 8 bulan. Bagian yang dipanen, cabang dari tingkat dua ke atas.

Sekitar 20 cm di atas tanah. Biasanya disisakan satu cabang di tingkat pertama

untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru.

Tiga bulan kemudian (bulan ke-9),

cabang dan anakan baru dipanen kedua

kalinya. Periode panen berikutnya setiap

selang tiga bulan. Hasil panen bisa

mencapai 3,5 – 4 ton daun nilam kering,

kalau kondisi tanaman bagus.

Pemanenan daun nilam sebaiknya dilakukan pagi hari, atau menjelang

petang, ketika musim kering. Maksudnya agar daun tetap mengandung minyak

atsiri tinggi (2,5 – 5%). Pemetikan siang hari membuat daun kurang elastis dan

mudah robek. Juga transpirasi (penguapan air) daun lebih cepat sehingga kadar

minyak atsirinya berkurang. Alatnya bisa berupa sabit, gunting, atau parang tajam.

Nilam yang sudah dipanen dipotong-potong 3 – 5 cm, kemudian dijemur

di bawah sinar matahari selama empat jam (pukul 10.00 – 14.00). Setelah itu

diangin-anginkan di atas para-para yang teduh, sambil dibolak-balik 2 – 3 kali

sehari selama 3– 4 hari hingga kadar airnya tinggal 15%. Pengeringan tidak

terlalu cepat atau terlalu lambat. Terlalu cepat membuat daun rapuh dan sulit

Page 8: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

disuling. Terlambat kering, daun menjadi lembap dan mudah ditumbuhi jamur.

Akibatnya, rendemen atau mutu minyak yang dihasilkan menurun.

gambar penjemuran nilam

Penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara

direbus, penyulingan dikukus, dan penyulingan dengan uap. Penyulingan direbus,

daun nilam kering dimasukkan dalam ketel berisi air dan dipanasi. Kapasitas ketel

penyulingan bervariasi, mulai dari 200 liter - 2.000 liter. Ketel dibuat dari bahan

antikarat, seperti stainless steel, besi, atau tembaga berlapis aluminium.

Dari ketel akan keluar uap, kemudian dialirkan lewat pipa yang terhubung

dengan kondensor (pendingin). Uap berubah menjadi air. Air yang sesungguhnya

merupakan campuran air dan minyak itu akan menetes di ujung pipa dan

ditampung dalam wadah. Selanjutnya, dilakukan proses pemisahaan sehingga

diperoleh minyak nilam murni. Penyulingan cara kedua, mirip cara pertama,

hanya saja antara daun nilam dan air dibatasi saringan berlubang. Daun nilam

diletakkan di atas saringan, sementara air berada di bawahnya.

Sementara sistem penyulingan uap menjamin kesempurnaan produksi

minyak atsiri. Pada sistem ini bahan tidak kontak langsung dengan air maupun

api. Prinsipnya, uap bertekanan tinggi dialirkan dari ketel perebus air ke ketel

berisi daun nilam (ada dua ketel). Uap air yang keluar dialirkan lewat pipa menuju

kondensor hingga mengalami proses kondensasi. Cairan (campuran air dan

minyak) yang menetes ditampung, selanjutnya dipisahkan untuk mendapatkan

minyak nilam.

Page 9: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

Pengusaha minyak nilam biasanya memakai cara pertama, karena

biayanya relatif murah. Sedang cara yang kedua memerlukan modal besar dan

teknologi yang rumit. Prosesnya, daun nilam dibersihkan kemudian dimasukkan

ke dalam ketel penyulingan dan dipanaskan dengan brander melalui dapur

dialirkan melalaui celah-celah daun kering, dimana uap tersebut membawa serta

uap minyak yang berasal dari daun kedalam sebuah pendingin.

Tempat penyulingan minyak nilam biasanya berada tidak jauh dari tempat

pembudidayaan tanaman nilam. hal ini dikarenakan efisiensi dalam pengangkutan

dan pegolahan hasil panenan. Semakin cepat diolah, maka kadar hasil minyak

nilam akan semakin baik.

Praktikum satuan opersi industri acara ketiga ini dilakukan di tempat

penyulingan minyak nilam dan minyak cengkeh yang berlokasi di Kedung

Banten, Kebumen. Dikawasan ini penyulinagn dilakukan dengan cara

penyulingan uap karena memang biayanya yang relatif murah. Tempat ini

berlokasi strategis karena dekat dengan jalan raya dan ketersediaan air yang

melimpah. Ketersediaan air merupakan salah astu faktor yang penting dalam

penyulingan minyak nilam karena air yang bersih dan banyak akan mempengaruhi

kualitas minyak.

gambar tempat penyulingan minyak atsiri

Penyulingan uap merupakan proses pisahkan komponen yang berupa

cairan berdasarkan perbedaan titik uapnya. Awal penyulingan, menghasilkan

komponen minyak yang bertitik didih rendah, lalu disusul dengan komponen yang

bertitik didih lebih tinggi. Jumlah minyak yang menguap bersama-sama dengan

Page 10: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

uap air ditentukan oleh tiga faktor, besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot

molekul dari masing-masing komponen dalam minyak, dan kecepatan minyak

yang keluar dari bahan yang disuling.

Pertama-tama, nilam dikeringkan dengan cara dijemur hingga mempunyai

basis basah 15% yaitu basis basah standar untuk suap disuling. Semua bagian

tanaman nilam dapat disuling, akan tetapi kandungan yang terbesar adalah pada

daun nilam. Tanaman nilam kering dimasukkan kedalam ketel yang dipanaskan

menggunakan bahan bakar kayu.

gambar ketel penguapan nilam

Ketel terus dipanaskan selama beberapa jam. Ketel ini dihubungkan

dengan bak pendinginan melalui pipa-pipa. Air dalam ketel yang menguap akan

masuk kedalam pipa yang kemudian menuju bak pendinginan. Didalam bak

pendingin, uap air akan mengalami kondensasi karena perbedaan suhu didalam

pipa dan diluar pipa.

Page 11: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

gambar bak pendingin dan pipa penghubung

Dari alat pendingin campuran air dan minyak pada tempertur 40 – 50° C

(suam-suam kuku) mengalir ke alat pemisah minyak dari air. Minyak nilam yang

lebih ringan dari air akan mengapung di atas air dan dialirkan melalui bagian atas

alat pemisah kealat pengumpul minyak. Sedangkan air yang dihasilkan dari proses

penyulingan dapat digunakan kembali pada proses penyulingan berikutnya,

dengan memasukkan kembali ke dalam ketel uap, agar minyak yang masih

terdapat dalam air dapat diambil kembali.

gambar proses pemisahan air dan minyak nilam

Limbah dari proses penyulingan adalah air sisa penyulingan dan ampas

penyulingan. Air penyulingan ini dapat dibuang aatu dapat juga digunakan

Page 12: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

sebagai campuran air mandi jika wangi nilam masih ada. Sedangkan ampas yang

kering, dapat dipakai untuk pupuk. Pada pengolahan minyak atsiri dengan

menggunakan cengkeh sendiri, ampasnya dapat diolah lagi untuk keperluan lain.

gambar limbah dari proses penyulingan minyak atsiri cengkeh

Minyak atsiri ini terbentuk melalui proses metabolisme di dalam tanaman.

Bagi tanaman nilam, minyak atsiri ibarat feromon yang mampu menarik

kehadiran serangga penyerbuk. Sekaligus aromanya dapat mengusir serangga

perusak tanaman. Yang pasti, ia berfungsi sebagai makanan cadangan bagi

tanaman itu. Pada dasarnya semua bagian tanaman nilam, sejak dari akar, batang,

cabang, dan daun mengandung minyak atsiri (Ketaren dan Mulyono, 1987).

Minyak nilam terdiri dari campuran persenyawaan terpen dengan alkohol-

alkohol, aldehid, dan ester-ester yang memberikan bau khas, misalnya patchaoli

alkohol, dimana patchaoli alkohol ini merupakan senyawa yang menentukan bau

minyak nilam(Albert, 1980) dan merupakan komponen terbesar (Hardjono, 2002).

Page 13: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

Menurut Trifilieff yang memberikan bau pada minyak nilam adalah

norpatchoulenol yang terdapat dalam jumlah sedikit. Kandungan yang terdapat di

dalam minyak nilam meliputi : patchouli alkohol, patchouli camphor, eugenol,

benzaldehyde, cinnamic aldehyde, kariofilen, α-patchaolena, dan bulnessen

(Santoso, 1990).

Menurut suryono (2003), kadar minyak atsiri nilam bervariasi, tergantung

pada varietasnya. Nilam Aceh (Pogostemon cablin), karena tidak berbunga, kadar

minyaknya tinggi (2,5 – 5%). Begitu pula sifat minyaknya disukai pasar. Nilam

Jawa (P. heyneanus) karena berbunga, kadar minyaknya rendah (0,5 – 1,5%).

Komposisi minyak atsirinya kurang diminati. Sedangkan nilam sabun (P.

hortensis), kadar minyaknya 0,5 – 1,5%, dan jenis ini kurang disukai pasar. Kadar

Patchouli alkohol dalam minyak nilam ± 50-60% (Guenther, 1949).

Komponen penyusun nilam dari beberapa penelitian

Penelitian Komponen senyawa

Department of Pharmaceutical Biology University of Hamburg

Alpha-PatchouleneCaryophylleneAlpha-Guaiene

Alpha-humulenePatchouli alcoholBeta-pathouleneAlpha Bulnesene

Menurut Penelitian Hermani dan Budi Tangandjaja (1988)

caryophylleneAlpha-PatchoulenePatchouli alcohol

Bulnesen

Minyak nilam punya sifat susah dicuci sekalipun dengan air sabun, tapi

larut dalam alkohol hanya saja sukar menguap. Karena sifat-sifatnya itu, minyak

nilam digunakan sebagai bahan baku dalam industri wangi-wangian (parfum),

kosmetik, dan bahan dupa atau setanggi pada tradisi timur. Selain itu minyak

nilam juga dapat digunakan sebagai fiksatif terhadap bahan pewangi lain,

sehingga sering dicampurkan dalam pembuatan suatu kompond. Pemakaian

minyak nilam sebagai fiksatif (unsur pengikat) wangi-wangian dalam dunia

parfum tidak bisa digantikan dengan minyak lain, sehingga minyak ini merupakan

salah satu minyak atsiri yang cukup berperan dalam dunia parfum. Di Eropa dan

Page 14: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

Amerika, minyak nilam digunakan sebagai bahan baku industri pembuatan

minyak wangi sebagai pengikat bau atau fikative parfum, kosmetik, dll.

Sebuah referensi menyebutkan, minyak nilam bisa untuk bahan antiseptik,

antijamur, antijerawat, obat eksem dan kulit pecah-pecah, serta ketombe. Juga

bisa mengurangi peradangan. Bahkan dapat juga membantu mengurangi

kegelisahan dan depresi, atau membantu penderita insomnia (gangguan susah

tidur). Makanya minyak ini sering dipakai untuk bahan terapi aroma. Juga bersifat

afrodisiak: meningkatkan gairah seksual.

Bukan cuma minyak nilamnya yang bermanfaat. Di India daun kering

nilam juga digunakan sebagai pengharum pakaian dan permadani. Air rebusan

atau jus daun nilam, kabarnya, dapat diminum sebagai obat batuk dan asma.

Remasan akarnya untuk obat rematik, dengan cara dioleskan pada bagian yang

sakit. Bahkan juga manjur untuk obat bisul dan pening kepala. Remasan daun

nilam dioleskan pada bagian yang sakit.

Page 15: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah suatu semak tropis penghasil

sejenis minyak atsiri yang dinamakan minyak nilam

2. Penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara

direbus, penyulingan dikukus, dan penyulingan dengan uap. Penyulingan

direbus, daun nilam kering dimasukkan dalam ketel berisi air dan dipanasi.

Dari ketel akan keluar uap, kemudian dialirkan lewat pipa yang terhubung

dengan kondensor (pendingin). Uap berubah menjadi air. Air yang

sesungguhnya merupakan campuran air dan minyak itu akan menetes di

ujung pipa dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya, dilakukan proses

pemisahaan sehingga diperoleh minyak nilam murni.

3. Kandungan utama minyak nilam berupa pachoully alcohol 45-50%,

sedangkan kandungan yang lain adalah Alpha-Patchoulene,

Caryophyllene, Alpha-Guaiene, Alpha-humulene, Patchouli alcohol, Beta-

pathoulene, dan Alpha Bulnesene.

4. Manfaat utama minyak nilam adalah sebagai bahan baku dalam industri

parfum. Selain itu, minyak nilam bermanfaat juga dalam bidang obat-

obatan.

B. Saran

Sebaiknya ada lebih dari dua orang yang bertugas menjelaskan

penyulingan minyak secara terperinci di tempat pengamatan mengingat jumlah

praktikan yang cukup banyak.

Page 16: Laporan 3_Satuan Operasi Industri

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1986. Penelitian dan Pengembangan Minyak Atsiri Indonesia. Bogor : Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Balitro.2002. Perkembangan Minyak Atsiri di Indonesia Berikut Alat Pegolahannya. Diskusi Minyak Atsiri. Jakarta : Departemen Pertanian.

Wikandi. E.A, Ariful Asman dan Pasril Wahid, 1990. Perkembangan Penelitian Nilam. Edisi Khusus Littro. Vol. VI.9

Firdaus, Ikhsan. 2009. Analisis Total Minyak Atsiri. www.chem-is-try.org/author/ikhsan-firdaus

www.wikipedia.org/nilam

www.wikipedia.org/minyak_atsiri