laporan 3 kinetika syaqib
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Kinetika Degradasi Asam Askorbat dalam Tablet
Everfesent
Hari/Tanggal : Selasa, 12 Oktober 2010
Waktu : 12.00 – 14.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas Kedoktera UNLAM
Praktikan
M. Syaqib Arsalan NIM. I1B110038
Banjarbaru, 19 Oktober 2010
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Asisten Kelompok
Drs. Eko Sohartono, M. Si Fatimah Meirany NIP. 19680907 199303 1 004 NIM. I1B108221
Kinetika Degradasi Asam Askorbat dalam Tablet Everfesent
M. Syaqib Arsalan 2 , Reza Surya Pratama1, Firyal Afifah Juanda2, Raudatul Jannah2, Syaiful Rakhman2, Risa Fariyana2, Farah Nur Adillah2, Resvia
Arwinda2
1Ketua Kelompok II Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru
2Anggota Kelompok II Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru
AbstrakLatar Belakang : Kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari kecepatan reaksi kimia. Dalam kebanyakan reaksi, kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya reaksi keseluruhan yang dapat diamati. Vitamin C (asam askorbat) merupakan salah satu zat yang mudah teroksidasi.Sementara itu, salah satu zat yang dapat mengoksidasi asam askorbat adalah Iodium, dengan reaksi yang berjalan cepat dan stoikhiometrik. Metode : Percobaan dilakukan dengan melarutkan tablet everfesent ke dalam aquadest 100 ml selama 30 menit pada suhu ruangan. Setelah itu, larutan everfesent dicampurkan dengan indicator amilum 1%, lalu dititrasi oleh iodium, kemudian amati perubahan warna yang terjadi. Ulangi langkah di atas dengan menggunakan larutan everfesent pada 60, 90 dan 120 menit.Hasil :Pada hasil penelitian terlihat perubahan warna dari kuning menjadi biru. Kecepatan reaksi dari 30, 60, 90 dan 120 menit menunjukkan grafik naik –turun.Kesimpulan : Kecepatan suatu reaksi sangat ditentukan oleh suhu dan waktu yang digunakan dalam reaksi.
Kata kunci : kinetika, asam askorbat, suhu,waktu
AbstractBackground : Chemical Kinetics is science learning speed of chemical reaction. In the much reaction, chemical kinetics only detect elementary substance of evanescent start and result of arising out, become only react entirety which can be perceived. Vitamin C ( sour of askorbat) representing one of Iihat vitamin easy to that teroksidasi.While, one of essence which can oxidize acid of askorbat is Iodium, with reaction which crack on and stoikhiometrik Method : The experiment done dissolvedly is tablet of everfesent into aquadest 100 ml of during 30 minute of at column temperature. Afterwards, condensation of everfesent mixed by indicator is amilum 1%, then titration by iodium, later;then perceive change of colour that happened. Repeat above step by using condensation of everfesent of at 60, 90 and 120 minute.Result : At result of research seen by change of colour from turning yellow to become blue. Speed react from 30, 60, 90 and 120 minute show graph go up - descend.Conclusion : Speed of a reaction very determined by temperature and time used in the reaction.
Keyword : kinetics, sour of askorbat, temperature, time
PENDAHULUAN
Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan
perubahan kimia yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi digunakan
untuk melukiskan serangkaian langkah – langkah reaksi yang meliputi perubahan
keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi, kinetika
kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil yang
timbul, jadi hanya reaksi keseluruhan yang dapat diamati.8
Selain dari sifat – sifat reaktan ( zat – zat yang direaksikan ) maka
kecepatan dari perubahan kimia tergantung dari beberapa factor.
1. Keadaan fisik dari zat
Pada umumnya gas bereaksi lebih cepat dari pada zat cair sedangkan
reaksi antara zat padat akan lebih lambat lagi.
2. Cahaya
Cahaya dapat mempengaruhi reaksi kimia misalnya : terurainya garam
perak,H2O2, reaksi antara H2 dan Cl2, sintesa karbohidrat dalam tanaman
hijau dan lain – lain. Reaksi tersebut dinamakan reaksi foto kimia.
3. Katalisa
Katalisa adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi kecepatan suatu reaksi
tetapi ia sendiri pada akhir reaksi tak mengalami perubahan kimia. Proses
mempengaruhi kecepatan reaksi dengan katalisator ini disebut katalisa
atau katalisis.
4. Konsentrasi
Semua reaksi kimia berlangsung karena pertumbukan antara molekul –
molekul atau ion – ion misalnya J2 uap dan H2 yang dicampur maka akan
terjadi pertumbukan antara molekul – molekul.
5. Temperatur
Perubahan temperatur mempunyai pengaruh terhadap kecepatan reaksi.
Makin tinggi temperatur, makin cepat reaksi berjalan. Perubahan
kecepatan reaksi Karena temperatur adalah suatu sifat yang spesifik dari
tiap reaksi, tetapi secara kasar dapat dikatakan bahwa kenaikan
temperature 10oC menyebabkan kecepatan reaksi 2 x lebih besar.1
Vitamin C (asam askorbat) merupakan salah satu zat yang mudah
teroksidasi.Sementara itu, salah satu zat yang dapat mengoksidasi asam askorbat
adalah Iodium, dengan reaksi yang berjalan cepat dan stoikhiometrik. Dengan
demikian, jika asam askorbat dititrasi dengan larutan iodium dengan konsentrasi
tertentu, maka sedikit kelebihan iodium akan memberikan warna biru (amilum
sebagai indicator).7
METODE
1. Alat dan Bahan
Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :
Statif : merangkai peralatan praktikum
Klem : untuk menjepit buret
Kertas putih : untuk mencatat hasil percobaan
Erlenmeyer : untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung
filtrat hasil penyaringan, menampung titran(larutan yang dititrasi pada
proses titrasi)
Labu takar : untuk menakar ukuran volume suatu larutan
Corong : untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi
Gelas ukur : untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu
Tabung reaksi : sebagai tempat mereaksikan campuran larutan
Pipet tetes : untuk meneteskan larutan dalam jumlah kecil
Buret : untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya
digunakan untuk titrasi.
Gelas kimia : untuk menampung larutan yang akan direaksikan.
Termometer ruangan : untuk mengukur suhu ruangan.
Arloji : untuk mengukur waktu yang diperlukan dalam reaksi.
Bahan
Bahan –bahan yang digunakan dalam praktikum adalah :
1. Iodium 0,01 N
2. Larutan amilum 1%
3. Aquadest
4. Tablet everfesent ( redocson )
2. Cara Kerja
1. Persiapkan semua alat dan bahan dan pastikan semua alat tercuci
dengan bersih.
2. Masukkan tablet everfesent (redocson) yang mengandung asam
askorbat, kemudian larutkan dalam 100 ml aquadest selama 30 menit.
3. Sediakan 2 labu erlenmayer, lalu masukkan masing – masing 5 ml
larutan everfesent dan ditambahkan 5 tetes larutan amilum 1%.
4. Masukkan iodium 0,01 N ke dalam buret hingga mencapai 0 ml.
5. Lakukan titrasi antara campuran larutan everfesent dan indikator
amilum 1% dengan iodium yaitu dengan membuka penutup buret
secara perlahan dan meneteskannya kedalam campuran larutan dan
indikator amilum 1% di dalam labu erlenmeyer,labu erlenmeyer harus
diguncangkan selama proses titrasi.
6. Hentikan penetesan setelah terjadi perubahan warna.
7. Perhatikan dan catat volume iodium yang terpakai ( lakukan
percobaan ini sebanyak 2 kali )
Note : Dengan perlakuan yang sama, lakukanlah percobaan berikunya
dengan menggunakan larutan everfesent pada 60 menit, 90 menit dan
120 menit.
HASIL PENGAMATAN
T(oC) Pengulangan Konsentrasi Vitamin C pada t (menit)
Korelasi Slope (K)30 60 90 120
29
I 60 68,5 70 68
II 66 63,1 60,8 59
Rerata volum (ml) 63 65,8 65,4 63,5
Rerata berat (mg) 55,44 57,904 57,552 55,88
Konsentrasi (mg/ml) 11,088 11,5808 11,5104 11,176 0,102777 16,3684
Orde 1 ---> ln C 2,405863 2,449349 2,443251 2,413769 0,106013 191,3749
Orde 2 ---> 1/C 0,090188 0,08635 0,086878 0,089477 -0,10927 -2235,49
Orde 3 ---> 1/C² 0,008134 0,007456 0,007548 0,008006 -0,11254 -13045,3
PEMBAHASANMenurut beberapa pendapat, kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia
terkait dengan kecepatan reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia itu terjadi.
Istilah kecepatan reaksi digunakan untuk menguraikan tingkat di mana perubahan
kimia terjadi. Istilah mekanisme reaksi digunakan untuk menguraikan urutan dari
reaksi menurut langkah sesuai dengan semua perubahan terjadi. Karena
kebanyakan reaksi, itu hanyalah penghilangan bahan dasar dan penampilan dari
produk akhir yang dapat dideteksi.
Secara umum, reaksi tidak diartikan demikian tetapi sederhananya
menghadirkan suatu tambahan/ somasi dari semua perubahan yang terjadi. Yang
mengalami perubahan terdiri dari beberapa reaksi berurutan, dimana masing-
masing saling berhubungan dalam pembentukan produk akhir.6 Jadi, Kinetika
kimia adalah ilmu yang mempelajari kecepatan reaksi kimia. Disiplin ilmu ini
sangat penting dalam kehidupan, salah satunya kinetika penurunan makanan
adalah komponen penting menentukan total ketersediaan dari bahan gizi
dicernakan. Menentukanlah kinetika penurunan makanan dengan di tempat asal
ruminal pengeraman adalah suatu pendekatan yang telah mencapai arti penting
dalam kaitannya dengan penggunaan dari parameter di dalam sistem evaluasi
makanan.9 Dengan demikian, kecepatan reaksi didefinisikan sebagai perubahan
konsentrasi per satuan waktu. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi, yaitu antara lain:
1. Sifat pereaksi
2. Konsentrasi
3. Suhu
4. Katalis.3
Seperti yang telah dijelaskan bahwa meningkatnya laju reaksi dapat
disebabkan oleh tumbukan antar atom atau molekul. Banyaknya atom atau
molekul yang terlibat dalam tumbukan untuk tejadinya reaksi disebut
molekularitas reaksi. Jika hanya ada satu atom atau molekul yang terlibat
tumbukan disebut reaksi unimolekular. Akan tetapi, bila ada dua atom atau
molekul yang bertumbukan disebut reaksi bimolekular, sedangkan reaksi
termolekular adalah reaksi yang melibatkan tiga atom atau molekul yang
bertumbukan. Reaksi unimolekular merupaka reaksi orde satu, sedangkan reaksi
bimolekular dan termolekular berturut-turut adalah orde dua dan orde tiga.3
Kecepatan reaksi sebanding dengan jumlah tumbukan antara zat-zat yang
direaksikan dalam waktu tertentu dan sebanding dengan bagian dari jumlah
tumbukan ini yang efektif yang dapat menghasilkan suatu reaksi. Pengocokan
dilakukan dengan mempercepat reaksi dengan adanya proses tumbukan berarti
molekul pereaksi saling berebenturan satu sama lain, semakin banyak tumbukan
yang terjadi maka energi kinetiknya akan meningkat, sehingga semakin cepat
terjadinya reaksi tersebut.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi reaksi enzimatik adalah suhu,
pH, inhibitor, faktor perusak enzim, keadaan enzim, dan keadaan substrat. pH
memberikan pengaruh besar dalam reaksi enzimatik. Aktivitas pH ditetapkan oleh
denaturasi enzim dan pengaruh terhadap keadaan muatan listrik.
Ada juga faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi, yaitu:
1. Sifat pereaksi
Salah satu faktor penentu laju reaksi adalah sifat pereaksinya, ada yang
reaktif dan ada yang kurang reaktif, misalnya logam besi lebih cepat
berkarat daripada logam perak.
2. Konsentrasi
Dua molekul yang akan bereaksi harus bertabrakan langsung. Jika
konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kerapatannya bertambah dan akan
memperbanyak kemungkinan tumbukan sehingga akan mempercepat
reaksi. Akan tetapi, harus diingat pertambahan konsentrasi pereaksi tidak
selalu meningkatkan laju reaksi karena laju reaksijuga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.
3. Suhu
Makin tinggi suhu, pada umumnya reaksi akan semakin cepat. Biasanya
tiap kenaikan 10oC dapat mempercepat reaksi dua atau empat kali.
Meningkatnya kecepatan reaksi tersebut disebabkan oleh kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi dan berakibat
jumlah serta energi tumbukan bertambah besar.
4. Katalis
Kecepatan suatu reaksi dapat diubah (umumnya dipercepat) dengan
menambah zat yang disebut katalis. Ada dua macam katalis, yakni katalis
positif dan katalis negatif. Katalis positif adalah zat yang dapat
mempercepat reaksi, sedangkan katalis negatif (inhibitor) adalah zat yang
dapat menghambat reaksi. Katalis dalam organisme disebut biokatalis atau
enzim dan dapat mempercepat reaksi ratusan sampai puluhan ribu kali.3
Kinetik kimia menggunakan dua konsep penting: (1) hanya molekul yang
saling membentur, yaitu yang berada dalam jarak pembentukan ikatan antara satu
sama lain, yang dapat bereaksi.(2) untuk setiap reaksi kimia terdapat rintangan
energi yang harus diatasi agar reaksi terjadi.4
Peninggian suhu reaksi akan meningkatkan jumlah molekul yang dapat
bereaksi, baik dengan meningkatkan energi kinetiknya maupun dengan
peningkatan frekuensi benturannya. Disamping itu,setiap kenaikan suhu
meningkatkan gerakan molekul dan demikian menaikan frekuensi benturan.
Peningkatan kecepatan reaksi akan menyebabkan kenaikan suhu reaksi. Meskipun
demikian,peningkatan kecepatan reaksi ini tidak berlanjut tanpa batas, karena
pada akhirnya akan tercapai suatu suhu , yang pada suhu itu molekul yang
bereaksi tidak lagi stabil.
Konsentrasi Reaktan
Pada konsentrasi reaktan yang tinggi, baik jumlah mlekul yang memiliki
energi cukup untuk bereaksi maupunfrekuensi benturannya tinggi.
A + B → AB
Melipatgandakan konsentrasi A atau B akan melipatgandakan kecepatan reaksi.
Dan,kemungkinan terjadinya benturan molekul sebanyak empat kali lipat. Dengan
demikian, kecepatan reaksi meningkat empat kali lipat. Kecepatan reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi molekul-molekul yang bereaksi.
Kinetik Katalisis Enzimatik
Dalam bagian ini kita harus menjelaskan rincian dari mekanisme contoh
kinetik enzimatik katalis. Banyak pengetahuan yang mengupas tentang esensial di
berbagai aspek dari obat modern. Itu membantu dalam pemahaman keadaan
psikologi dan rancangan obat dan terapi yang sesuai. Semua pengetahuan itu
berasal dari analisis matemetika dari enzim kinetik.4,5
Asam askorbat ( vitamin C ), kolagen yang prolinanya kurang memiliki
hidroksil, tak membentuk serat yang wajar. Vitamin C diperlukan untuk
hidroksilasi ini. Kekurangan vitamin C berakibat skorbut, gejalanya meliputi jejas
( luka, lesi ) pada kulit, gigi bergoyang, dan gusi busuk. Skorbut mudah diatasi
dengan menambahkan sumber vitamin C dalam makanan, terutama bauah jeruk.
Para pelarut dalam perjalanan yang panjang tanpa perbekalan buah dan sayur
segar yang cukup, dilaporkan masih sering terserang skorbut. Pada masa ini,
dikenal ‘skorbut bujangan’, dijumpai di antara orang dewasa (lajang) yang kurang
memperhatikan perihal makanan. Vitamin C juga berperan dalam penyerapa
unsure besi dalam tubuh.2
Pada tahun 1970, Linus Pauling menyatakan bahwa takaran besar vitamin
C (1 sampai 1,5 gr per hari) dapat mencegah selesma. Hal ini menimbulkan
perdebatan yang masih berlang sung sekarang. Manfaat itu nampaknya benar pada
sejumlah kecilorang yang menganut aliran Pauling, tetapi rupanya sebagian besar
tidak merasakannya.2
KESIMPULAN
Pada pemanasan suhu ruangan ( 29oC ) degradasi vitamin C mengikuti
kinetika orde 3 dengan K = -13045,3
Dari hasil percobaan dapat dilihat vitamin C (asam askorbat) yang
dititrasi dengan larutan iodium 0,01 N menggunakan indicator amilum 1%
terjadi perubahan warna dari kuning menjadi biru.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sukmariah, Kamianti. 1990. Kimia Kedokteran edisi 2. Jakarta :
Binarupa Aksara.
2. Wilbraham, Antony C. dan Michael S. Matta.1992. Kimia Organik dan
Hayati. Bandung : Penerbit ITB.
3. Suhartono E, Fachir H, Setiawan B. 2007. Stres Oksidatif Dasar dan
Penyakit. Pustaka Benua.
4. Ahern, Mathew, Van Holde. 2000. Biochemistry. Sanfransisco :
Addison Wesley Longman.
5. Murray, K. Robert et al. 2003. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbut
buku kedokteran.
6. Sienko, Michell J. dan Robert A. Plane. 1961. CHEMISTRY. New
York : McGraw-Hill Book Company, Inc.
7. Tim Penyusun Staf Pengajar Kimia Kedokteran. 2008. Buku Penuntun
Pratikum Kimia Keperawatan. Banjarbaru:UNLAM.
8. Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
9. Zanton G. I. dan A. J. Heinrichs. Evaluation of Modeling Procedure
for Fitting in situ Feed Degradation Profiles. Journal of Animal
Science. 2009.