lapkas snnt punya amii
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
1/20
1
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ratnah
Umur : 28 tahun
Alamat : Awirarangan
Pekerjaan : IRT
Tanggal masuk :
ANAMNESA
Autoanamnesa pada tanggal
Keluhan utama
Os datang ke RSUD45 kuningan dengan keluhan terdapat benjolansebesar bola pingpong di leher depan sebelah kanan yang ikut bergerak saat
menelan. Benjolan dirasakan os sejak 6 bulan ini..Os tidak pernah memperhatikan
benjolan tersebut awalnya, sehingga baru terasa sejak 6 bulan ini. Selama 6 bulan
ini, benjolan dirasakan os sama besarnya.
Os menyangkal adanya benjolan dileher bagian samping, bagian depan
bawah, dan bagian leher lainnya. Benjolan di ketiak, lipat paha, dan ditempat
lainnya juga disangkal oleh os.
Sejak adanya benjolan dileher 6 bulan terakhir ini, os jiga mengeluhkan
adanya perubahan suara menjadi parau tanpa disertai batuk pilek sebelumnya. Os
juga mengeluhkan bahwa nafasnya terasa tersumbat terutama saat tidur. Jika
sedang sesak, os sering mengeluhkan adanya batuk kering. Adanya gangguan saat
makan dan nyeri menelan disangkal oleh os. Selain itu, os juga mengeeluhkan
sering berkeringat pada kedua tangan, mudah lelah, jantung terasa berdebar-debar.
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
2/20
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
3/20
3
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, T 1-T2 tenang.
Mulut : Bentuk normal, sianosis (-).
Leher : Lihat status lokalis
Thoraks
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kanan jantung pada sela iga IV linea parasternalis
dekstra.
Batas kiri jantung pada sela iga V linea midklavikula sinistra.
Batas atas jantung pada sela iga II linea parasternalis sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler murni, gallop (-), murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus kanan dan kiri sama, nyeri tekan (-), krepitasi (-),
massa (-)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru depan dan belakang
Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/- Abdomen
Inspeksi : Datar, benjolan (-)
Auskultasi :Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defans muskuler (-),
massa (-) hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat , edema , tremor
STATUS LOKALIS
Regio colli anterior
Inspeksi : Terlihat benjolan di leher kanan sisi bawah dengan ukuran
5 cm x 5 cm, tidak ada perubahan warna pada kulit
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
4/20
4
sekitarnya, tidak hiperemis, benjolan ikut bergerak
saat menelan.
Palpasi : Benjolan teraba kenyal, mudah digerakkan, tidak ada
nyeri tekan, permukaan licin.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Bleeding time
Clotting time
Kimia
SGPT (ALT)
SGOT (AST)
Ureum
Kreatinin
Fx thyroid
T3
T4
FT4
TSH
14
42,7
5,2
6500
350.000
200
400
14
23
19
1,0
2,12
114,6
16,87
1,59
12 - 16 g/dl
37 - 47%
4,3 - 6,0 juta/ul
4800 - 10800/ul
150.000 - 400.000/ul
1 - 3 menit
1 - 6 menit
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
5/20
5
Toxic goiter
DIAGNOSA KERJA
Struma nodusa non-toxik
PENATALAKSANAAN
Isthmolobektomi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam Quo ad fungsionam : ad bonam
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
6/20
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
7/20
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
8/20
8
dan reaksi metabolik, menambah sintesis asam ribonukleat (RNA), menambah
produksi panas, absorpsi intestinal terhadap glukosa,merangsang pertumbuhan
somatis dan berperan dalam perkembangan normal sistem saraf pusat. Tidak
adanya hormon-hormon ini, membuat retardasi mental dan kematangan
neurologik timbul pada saat lahir dan bayi.
Patogenesis Struma
Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat
pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula
penghambatan dalam pembentukan TSH oleh hipofisis anterior. Hal tersebut
memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH dalam jumlah yang berlebihan. TSH
kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah
yang besar (kolid) ke dalam folikel, dan kelenjar tumbuh makin lama makin
bertambah besar. Akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan
pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid
dapat bertambah berat sekitar 300-500 gram.
Selain itu struma dapat disebabkan kelainan metabolik kongenital yangmenghambat sintesa hormon tiroid, penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia
(goitrogenic agent), proses peradangan atau gangguan autoimun seperti penyakit
Graves. Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasma dan
penghambatan sintesa hormon tiroid oleh obat-obatan misalnya thiocarbamide,
sulfonylurea dan litium, gangguan metabolik misalnya struma kolid dan struma
non toksik (struma endemik).
Klasifikasi Struma
Eutiroidisme
Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang
disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal
sedangkan kelenjar hipofisis menghasilkan TSH dalam jumlah yang
meningkat. Goiter atau struma semacm ini biasanya tidak menimbulkan
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
9/20
9
gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi secara berlebihan
dapat mengakibatkan kompresi trakea.
Hipothyroidisme
Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid
sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang. Kegagalan dari
kelenjar untuk mempertahankan kadar plasma yang cukup dari hormon.
Beberapa pasien hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang mengalami
atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan/ablasi
radioisotop atau akibat destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar
dalam sirkulasi.25,26 Gejala hipotiroidisme adalah penambahan berat
badan, sensitif terhadap udara dingin, dementia, sulit berkonsentrasi,
gerakan lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi
berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bicara.
Hyperthyroidisme
Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Graves yang dapat didefenisikan
sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik
hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau
adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid,sehingga tidak hanya produksi hormon yang berlebihan tetapi ukuran
kelenjar tiroid menjadi besar. Gejala hipertiroidisme berupa berat badan
menurun, nafsu makan meningkat, keringat berlebihan, kelelahan, leboh
suka udara dingin, sesak napas. Selain itu juga terdapat gejala jantung
berdebar-debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata melotot
(eksoftalamus), diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi otot.
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
10/20
10
Manifestasi klinis
Struma nodosa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal (Mansjoer, 2001):
1. Berdasarkan jumlah nodul : bila jumlah nodul hanya satu disebut struma
nodosa soliter (uninodosa) dan bila lebih dari satu disebut multinodosa.
2. Berdasarkan kemampuan menangkap yodium radoiaktif : nodul dingin,
nodul hangat, dan nodul panas.
3. Berdasarkan konsistensinya : nodul lunak, kistik, keras, atau sangat keras.
Hampir semua pasien struma nodusa non toksis tidak memiliki keluhan. Padaumumnya pasien struma nodosa datang berobat karena keluhan kosmetik atau
ketakutan akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya yang dengan struma
nodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu penekanan pada esophagus
(disfagia) atau trakea (sesak napas). Jika ada pasien yang datang dengan keluhan
kelumpuhan nervus rekuren laringeal seperti suara parau sebaiknya dicurigai
kearah keganasan.
Kadang-kadang penderita datang dengan karena adanya benjolan pada
leher sebelah lateral atas yang ternyata adalah metastase karsinoma tiroid pada
kelenjar getah bening, sedangkan tumor primernya sendiri ukurannya masih kecil.
Atau penderita datang karena benjolan di kepala yang ternyata suatu metastase
karsinoma tiroid pada kranium.
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
11/20
11
Diagnosis
Anamnesa sangatlah penting untuk mengetahui patogenesis atau macam
kelainan dari struma nodosa non toksika tersebut. Perlu ditanyakan apakah penderita dari daerah endemis dan banyak tetangga yang sakit seperti penderita
(struma endemik). Apakah sebelumnya penderita pernah mengalami sakit leher
bagian depan bawah disertai peningkatan suhu tubuh (tiroiditis kronis). Apakah
ada yang meninggal akibat penyakit yang sama dengan penderita (karsinoma
tiroid tipe meduler).
Pada status lokalis pemeriksaan fisik perlu dinilai :
1. jumlah nodul
2. konsistensi
3. nyeri pada penekanan : ada atau tidak
4. pembesaran gelenjar getah bening
Inspeksi dari depan penderita, nampak suatu benjolan pada leher bagian
depan bawah yang bergerak ke atas pada waktu penderita menelan ludah.
Diperhatikan kulit di atasnya apakah hiperemi, seperti kulit jeruk, ulserasi.
Palpasi dari belakang penderita dengan ibu jari kedua tangan pada tengkuk
penderita dan jari-jari lain meraba benjolan pada leher penderita.
Pada palpasi harus diperhatikan :
o lokalisasi benjolan terhadap trakea (mengenai lobus kiri, kanan
atau keduanya)
o ukuran (diameter terbesar dari benjolan, nyatakan dalam
sentimeter)
o konsistensi
o mobilitas
o infiltrat terhadap kulit/jaringan sekitar
o apakah batas bawah benjolan dapat diraba (bila tak teraba mungkin
ada bagian yang masuk ke retrosternal)
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
12/20
12
Meskipun keganasan dapat saja terjadi pada nodul yang multiple, namun
pada umumnya pada keganasan nodulnya biasanya soliter dan konsistensinya
keras sampai sangat keras. Yang multiple biasanya tidak ganas kecuali bila salah
satu nodul tersebut lebih menonjol dan lebih keras dari pada yang lainnya.
Harus juga diraba kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening leher,
umumnya metastase karsinoma tiroid pada rantai juguler.
Pemeriksaan penunjang meliputi :
1. Pemeriksaan sidik tiroid.
Pemeriksaan tiroid dilaksanakan dengan menggunakan radiofarmaka
Tc 99m per technetate untuk angka penangkapan tiroid ( uptake ) dan sidik
tiroid, serta pemeriksaan in vitro menggunakan I 125 untuk T 3, T 4, dan TSH
(RIA).
Hasil pemeriksaan dengan radioisotop yang utama ialah mengetahui
fungsi bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini pasien diberi Nal peroral
dan setelah 24 jam secara fotografik ditentukan konsentrasi yodium
radioaktif yang ditangkap oleh tiroid. Dari hasil sidik tiroid dibedakan 3
bentuk :
o Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang
dibandingkan sekitarnya. Hal ini menunjukkan keadaan sekitarnya.
o Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada
sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih.o Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya.
Ini berarti fungsi nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dapat membedakan antara padat, cair, dan
beberapa bentuk kelainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti
ganas atau jinak. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis dengan USG :
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
13/20
13
o kista
o adenoma
o kemungkinan karsinoma
o tiroiditis
3. Biopsi aspirasi jarum halus ( Fine Needle Aspiration /FNA)
Mempergunakan jarum suntik no. 22-27. Pada kista dapat juga
dihisap cairan secukupnya, sehingga dapat mengecilkan nodul.
Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu
keganasan. Biopsi aspirasi jarum halus tidak nyeri, hampir tidak
menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan
ini dapat memberika hasil negatif palsu karena lokasi biopsi kurang tepat,
teknik biopsi kurang benar, pembuatan preparat yang kurang baik atau
positif palsu karena salah interpretasi oleh ahli sitologi.
4. Petanda Tumor.
5. Pada pemeriksaan ini yang diukur adalah peninggian tiroglobulin (Tg)
serum. Kadar Tg serum normal antara 1,5-3,0 ng/ml, pada kelainan jinak
rataa-rata 323 ng/ml, dan pada keganasan rata-rata 424 ng/ml.
Penatalaksanaan
Indikasi operasi pada struma nodosa non toksika ialah:
1. keganasan
2. penekanan
3. kosmetik
Tindakan operasi yang dikerjakan tergantung jumlah lobus tiroid yang
terkena. Bila hanya satu sisi saja dilakukan subtotal lobektomi, sedangkan kedua
lobus terkena dilakukan subtotal tiroidektomi. Bila terdapat pembesaran kelenjar
getah bening leher maka dikerjakan juga deseksi kelenjar leher funsional atau
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
14/20
14
deseksi kelenjar leher radikal/modifikasi tergantung ada tidaknya ekstensi dan
luasnya ekstensi di luar kelenjar getah bening.
Radioterapi diberikan pada keganasan tiroid yang :
1. inoperabel
2. kontraindikasi operasi
3. ada residu tumor setelah operasi
4. metastase yang non resektabel
Hormonal terapi dengan ekstrak tiroid diberikan selain untuk suplemen
juga sebagai supresif untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasca bedah
karsinoma tiroid diferensiasi baik (TSH dependence ). Terapi supresif ini juga
ditujukan terhadap metastase jauh yang tidak resektabel dan terapi adjuvan pada
karsinoma tiroid diferensiasi baik yang inoperabel.
Preparat : Thyrax tablet dengan dosis : 3x75 Ug/hari p.o
STRUMA TOKSIK 5
Struma difus toksik (Graves Dise ase)
Graves disease adalah bentuk umum dari tirotoksikosis. Penyakit Graves
terjadi akibat antibodi reseptor TSH (Thyroid Stimulating Hormone) yang
merangsangsang aktivitas tiroid itu sendiri.
Manifestasi klinis
Pada penyakit Graves terdapat dua gambaran utama yaitu tiroidal dan
ekstratiroidal. Keduanya mungkin tidak tampak. Ciri- ciri tiroidal berupa goiter
akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid
yang berlebihan.
Gejala-gejala hipertiroidisme berupa manifestasi hipermetabolisme dan
aktivitas simpatis yang berlebihan. Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan
panas, keringat semakin banyak bila panas, kulit lembab, berat badan menurun,
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
15/20
15
sering disertai dengan nafsu makan meningkat, palpitasi, takikardi, diare, dan
kelemahan serta atrofi otot. Manifestasi ekstratiroidal berupa oftalmopati dan
infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas pada tungkai bawah. Oftalmopati
ditandai dengan mata melotot, fisura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid lag
(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata), dan kegagalan
konvergensi. Jaringan orbita dan dan otot-otot mata diinfltrasi oleh limfosit, sel
mast dan sel-sel plasma yang mengakibatkan eksoltalmoa (proptosis bola mata),
okulopati kongestif dan kelemahan gerakan ekstraokuler.
Diagnosis
Sebagian besar pasien memberikan gejala klinis yang jelas, tetapi
pemeriksaan laboratorium tetap perlu untuk menguatkan diagnosis. Pada kasus-
kasus subklinis dan pasien usia lanjut perlu pemeriksaan laboratorium yang
cermat untuk membantu menetapkan diagnosis hipertiroidisme. Diagnosis pada
wanita hamil agak sulit karena perubahan fisiologis pada kehamilan pembesaran
tiroid serta manifestasi hipermetabolik, sama seperti tirotoksikosis. Menurut
Bayer MF, pada pasien hipertiroidisme akan didapatkan Thyroid Stimulating
Hormone sensitive (TSHs) tak terukur atau jelas subnormal dan Free T4 (FT4)
meningkat
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid
yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
1. Obat antitiroid
Indikasi :
1. terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang
menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang
dan tirotoksikosis.
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
16/20
16
2. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum
pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat
yodium aktif.
3. Persiapan tiroidektomi
4. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
5. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeliharaan (mg/hari)
Karbimazol 30-60 5-20
Metimazol 30-60 5-20
Propiltourasil 300-600 5-200
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi :
1. pasien umur 35 tahun atau lebih.
2. hipertiroidisme yang kambuh sesudah penberian dioperasi.
3. gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid.
4. adenoma toksik, goiter multinodular toksik.
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme. Indikasi :
1. pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons
terhadap obat antitiroid.
2. pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat
antitiroid dosis besar.
3. alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima
yodium radioaktif.
4. adenoma toksik atau struma multinodular toksik.
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
17/20
17
5. pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih
nodul.
Struma nodular toksik
Struma nodular toksik juga dikenal sebagai Plummers disease (Sadler et
al, 1999). Paling sering ditemukan pada pasien lanjut usia sebagai komplikasi
goiter nodular kronik.
Manifestasi klinis
Penderita mungkin mengalami aritmia dan gagal jantung yang resistenterhadap terapi digitalis. Penderita dapat pula memperlihatkan bukti-bukti
penurunan berat badan, lemah, dan pengecilan otot. Biasanya ditemukan goiter
multi nodular pada pasien-pasien tersebut yang berbeda dengan pembesaran tiroid
difus pada pasien penyakit Graves. Penderita goiter nodular toksik mungkin
memperlihatkan tanda-tanda mata (melotot, pelebaran fisura palpebra, kedipan
mata berkurang) akibat aktivitas simpatis yang berlebihan. Meskipun demikian,
tidak ada manifestasi dramatis oftalmopati infiltrat seperti yang terlihat pada
penyakit Graves. Gejala disfagia dan sesak napas mungkin dapat timbul. Beberapa
goiter terletak di retrosternal.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat, pemeriksaan fisik dan
didukung oleh tingkat TSH serum menurun dan tingkat hormon tiroid yang
meningkat. Antibodi antitiroid biasanya tidak ditemukan.
Penatalaksanaan
Terapi dengan pengobatan antitiroid atau beta bloker dapat mengurangi
gejala tetapi biasanya kurang efektif dari pada penderita penyakit Graves.
Radioterapi tidak efektif seperti penyakit Graves karena pengambilan yang rendah
dan karena penderita ini membutuhkan dosis radiasi yang besar. Untuk nodul
yang soliter, nodulektomi atau lobektomi tiroid adalah terapi pilihan karena
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
18/20
18
kanker jarang terjadi. Untuk struma multinodular toksik, lobektomi pada satu sisi
dan subtotal lobektomi pada sisi yang lain adalah dianjurkan.
PENYAKIT TIROID YANG LAIN 5
Tiroiditis
Ditandai dengan pembesaran, peradangan dan disfungsi kelenjar tiroid.
1. Akut (supuratif)
Penyakit ini jarang terjadi dan biasanya berhubungan dengan
infeksi saluran perafasan atas. Disebut juga infective thyroiditis, infeksi
oleh bakteri atau jamur. Bentuk khas infeksi bakterial ini ialah tiroiditis
septik akut. Kuman penyebab antara lain Staphylococcus aureus ,
Streptococcus hemolyticus , dan Pneumococcus . Infeksi terjadi melalui
aliran darah, penyebaran langsung dari jaringan sekitarnya, saluran getah
bening, trauma langsung dan duktus tiroglosus yang persisten. Kelainanyang tejadi dapat disertai abses atau tanpa abses. Gejala klinis berupa nyeri
di leher mendadak, nyeri menelan, malaise, demam, menggigil, dan
takikardi. Nyeri bertambah pada pergerakan leher dan gerakan menelan.
Daerah tiroid membengkak dengan tanda-tanda radang lain dan sangat
nyeri tekan. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis, LED
meninggi, sidikan tiroid menunjukkan nodul dingin. Pengobatan utama
adalah antibiotik. Kokus gram positif biasanya diatasi dengan penisilinatau derivatnya, tetrasiklin atan kloramfenikol. Apabila terjadi abses
melibatkan satu lobus diperlukan lobektomi (dengan lindungan antibiotik).
Jika infeksi sudah menyebar melalui kapsul dan mencapai jaringan
sekitarnya, diperlukan insisi dan drainage.
2. Subakut
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
19/20
19
Etiologi umumnya diduga oleh virus. Pada beberapa kasus
dijumpai antibodi autoimun. Pasien mengeluh di leher bagian depan
menjalar ke telinga, demam, malaise, disertai hipertiroidisme ringan atau
sedang. Pada pameriksaan fisik ditemukan tiroid membesar, nyeri tekan,
biasanya disertai takikardi berkeringat, demam, tremor dan tanda-tanda
lain hipertiroidisme. Pemeriksaan laboratorium sering di jumpai
leukositosis, laju endap darah meningkat. Pada 2/3 kasus kadar hormon
tiroid meninggi karena penglepasan yang berlebihan akibat destruksi
kelenjar tiroid oleh proses inflamasi. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri
sehingga pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis. Dapat diberikan
asetosal untuk mengurangi nyeri. Pada keadaan berat dapat diberikan
glukokortokoid misalnya prednison dengan dosis awal 50 mg/hari.
3. Menahun
Limfositik (Hashimoto)
Merupakan suatu tiroiditis autoimun dengan nama lain yaitu
struma limfomatosa, tiroiditis autoimun. Umumnya menyerang wanita berumur 30-50 tahun. Kelenjar tiroid biasanya membesar lambat, tidak
terlalu besar, simetris, regular dan padat. Kadang-kadang ada nyeri
spontan dan nyeri tekan. Bisa eutiroid atau hipotiroid dan jarang
hipertiroid. Kelainan histopatologisnya antara lain infiltrasi limfosit yang
difus, obliterasi folikel tiroid dan fibrosis. Diagnosis hanya dapat
ditegakkan dengan pasti secara histologis melalui biopsi. Bila kelenjar
tiroid sangat besar mungkin diperlukan pengangkatan, tetapi operasi inisebaiknya ditunda karena kelenjar tiroid dapat mengecil sejalan denagn
waktu. Pemberian tiroksin dapat mempercepat hal tersebut
-
8/12/2019 Lapkas Snnt Punya Amii
20/20
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Moore, KL & Agur, AMR. Essential Clinical Anatomy, Wiliams and
Wilkins, 1996. pp. 156-161
2. Guyton, A.C Hall, J.E, Textbook of medical physiology. W.B Saunders
Company, Philadelpia, Pennsylvania. (1996) ed. 9, pp. 1311-1312.
3. Djokomoeljanto, 2001., Kelenjar Tiroid Embriologi, Anatomi dan
Faalnya., Dalam : Suyono, Slamet (Editor)., 2001., Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam .,FKUI., Jakarta.
4. Lee, Stephanie L., 2004., Goiter, Non Toxic., eMedicine.,
http://www.emedicine.com/med/topic919.htm
5. Mulinda, James R., 2005., Goiter., eMedicine.,
http://www.emedicine.com/MED/topic916.htm
6. Sadler GP., Clark OH., van Heerden JA., Farley DR., 1999., Thyroid and
Parathyroid., In : Schwartz. SI., et al., 1999., Principles of Surgery . Vol 2.,
7th Ed., McGraw-Hill., Newyork.
http://www.emedicine.com/med/topic919.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic919.htmhttp://www.emedicine.com/MED/topic916.htmhttp://www.emedicine.com/MED/topic916.htmhttp://www.emedicine.com/MED/topic916.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic919.htm