lapkas keratitis punctata epitheliasis occulus dextra ec susp. bacterial mata sary

Upload: renny-marlina-toreh

Post on 21-Jul-2015

243 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.1 Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan jamur dapat menyebabkan keratitis. Selain itu penyebab lain adalah, kekeringan pada mata, pajanan terhadap cahaya yang sangat terang, benda asing yang masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau bahan iritatif lain, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.2,3 Lebih dari 90% inflamasi kornea disebabkan oleh bakteri.4 Keratitis bakteri adalah gangguan penglihatan yang mengancam.5 Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka atau trauma pada mata dapat menyebabkan kornea terinfeksi. Mata yang sangat kering juga dapat menurunkan mekanisme pertahanan kornea.3 Ciri-ciri khusus keratitis bakteri adalah perjalanannya yang cepat. Destruksi kornea lengkap bisa terjadi dalam 24 48 jam oleh beberapa agen bakteri yang virulen. Ulkus kornea, pembentukan abses stroma, edema kornea dan inflamasi segmen anterior adalah karakteristik dari penyakit ini.5 Grup bakteri yang paling banyak menyebabkan keratitis bakteri adalah Streptococcus, Pseudomonas, Enterobacteriaceae (meliputi Klebsiella, Enterobacter, Serratia, and Proteus) dan golongan Staphylococcus. Menurut penelitian dari 300 kasus lebih dari 20 kasus keratitis jamur (terutama candidiasis) terjadi komplikasi koinfeksi bakteri.6 Di Amerika Serikat kira-kira 25.000 penduduk Amerika setiap tahun menderita penyakit ini. Secara global, insidensi keratitis bakteri bervariasi secara luas, dimana negara dengan industrialisasi yang rendah menunjukkan angka pemakai soft lens yang rendah sehingga bila dihubungkan dengan pemakai soft lens dan terjadinya infeksi menunjukkan hasil penderita yang rendah juga.7

1|Page

Tanda dan gejala keratitis dapat berupa keluar air mata yang berlebihan, nyeri, penurunan tajam penglihatan, radang pada kelopak mata (bengkak, merah), mata merah, sensitif terhadap cahaya.3 Kultur dari sumber infeksi adalah cara ideal untuk menentukan organisme penyebab infeksi, namun seringkali sulit dipraktekkan. Yang pertama dan terpenting kita harus mencegah proliferasi bakteri, dan jangan menunda pengobatan karena menunggu hasil kultur. Secepatnya kita memulai terapi dengan antibiotik spektrum luas. Juga untuk membuat pasien merasa nyaman dan meminimalisasi inflamasi dapat diberikan siklopegik. Kompres dingin juga membantu meringankan inflamasi.8 Prognosis penderita keratitis bakterial bergantung pada banyak hal. Namun yang pasti diagnosis awal dan terapi tepat dapat membantu mengurangi kejadian hilangnya penglihatan.3 Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus keratitis bakteria yang datang ke Poli Mata RSU. Prof. R. D. Kandou.

2|Page

BAB II LAPORAN KASUSIdentitas Penderita Nama Umur Jenis Kelamin Suku/Bangsa Pekerjaan Anamnesis Keluhan Utama : Sakit pada mata kanan : Ny. MM : 51 tahun : Perempuan : Minahasa / Indonesia : Ibu Rumah Tangga

Sakit pada mata kanan dialami penderita sejak 6 jam Sebelum Masuk Rumah Sakit. Penderita mengakui nyeri dirasakan setelah matanya tidak sengaja terkena air sabun pada saat mandi. Setelah itu penderita mengeluhkan bahwa sering keluar air mata pada mata kanannya. Penderita juga merasa silau jika melihat cahaya dan penderita mengatakan dari matanya keluar banyak kotoran mata warna putih kekuningan agak kental, karena itu penderita merasa sulit untuk membuka mata. Semakin lama penderita merasa matanya tidak nyaman, menjadi merah, keluar air mata dan penglihatan mata kanan menjadi kabur, sehingga penderita agak sukar untuk beraktivitas sehari-hari. Riwayat memakai kaca mata disangkal. Riwayat penyakit dahulu: Diabetes melitus dan hipertensi disangkal. Riwayat trauma dan Riwayat operasi sebelumnya disangkal. Riwayat alergi obat disangkal. Pemeriksaan Fisik Status Generalis

3|Page

Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi Suhu Jantung dan paru Abdomen Status Psikiatri Sikap Ekspresi wajah Respon Status Neurologis Motoris Sensoris Refleks Status Oftalmologis Pemeriksaan Subjektif VOD = 6/9 Tidak di koreksi VOS = 6/6 Colour Sense Normal ODS : wajar : baik

: Cukup : Compos Mentis : 120/80 mmHg : 76 x/menit : 36,5o C : dalam batas normal : datar, lemas, bising usus (+) normal

: kooperatif

: normal : normal : Refleks fisiologi (+), Refleks patologi (-)

4|Page

Pemeriksaan Objektif Inspeksi Umum Oculus Dekstra : Edema (+), Hiperemis (+), Sekret (+), Lakrimasi (+), Blefarospasme (+), Benjolan (-), Posisi bola mata ortoforia. Oculus sinistra : Edema (-), Hiperemi (-), Sekret (-), Lakrimasi (-), Blefarospasme (-), Benjolan (-), Posisi bola mata ortoforia. Inspeksi Khusus Supersilia ODS : Normal Palpebra ODS : Posisi, Warna, Bentuk dan Pergerakan Normal, Ulkus dan Tumor (-), Edema palpebra superior OD (+) Margo Palpebra ODS : Posisi dan Silia normal, Ulkus dan Krusta (-) Konjungtiva Palpebra ODS : Normal Konjungtiva Bulbi OD : Hiperemis (+), injeksi siliar (+) di perifer bagian inferior pada arah jam 5 s/d 7 OS : Normal Kornea : - Oculus Dekstra terdapat infiltrat pada epitel kornea berbentuk punctata di daerah perifer bagian inferior pada arah jam 5 s/d 7 : - Oculus Sinistra normal Palpasi : Nyeri tekan (-), TIO Palpatous ODS normal Pemeriksaan Kamar Gelap Slit Lamp : OD : - Konjungtiva hiperemis (+), injeksi siliar (+) pada arah jam 5 s/d 7- Kornea tampak udem (+), infiltrat (+), ada defek pada epitel kornea bentuk

punctata di daerah perifer bagian perifer arah jam 5 s/d 75|Page

OS : Normal Diagnosis Keratitis Punctata Epitheliasis Occulus Dextra ec susp. Bacterial Diffrential Diagnosis Terapi-

Keratitis viral Keratitis jamur

Ofloxacin ED 6x1gtt OD Sulfas atropin ED 1x1 gtt OD Chloramphenicol EO 2x app OD Mefenamic Acid 3x1 tab Vitamin C 1x500 mg tab

-

-

Prognosis Bonam Anjuran-

Tes Fluoresen Tes Kultur Pemeriksaan Gram Pemeriksaan KOH Penderita perlu menjaga kebersihan mata (eye hygene) Kontrol Poli 3 hari kemudian

-

-

6|Page

RESUME Seorang penderita perempuan umur 51 tahun memeriksakan diri ke poliklinik mata RSUP Prof dr R.D. Kandou Manado dengan keluhan utama sakit pada mata kanan. Sakit pada mata kanan dialami penderita sejak 6 jam SMRS, akibat terkena air sabun saat mandi. Sakit pada mata kanan diikuti juga dengan silau dan keluar air mata di mata kanannya. Penderita juga mengeluhkan matanya mengeluarkan banyak kotoran mata dan matanya sukar terbuka. Semakin lama penderita merasa matanya menjadi merah dan penglihatan mata kanan menjadi kabur. Riwayat Penyakit Dahulu (-) Status Generalis : Dalam batas normal Status Oftalmikus : VOD 6/9 (tidak dikoreksi) Segmen Anterior : OD : Palpebra udem (+), sekret mukopurulen (+), lakrimasi (+), fotofobia (+), VOS 6/6

blefarospasme (+), hiperemis (+), injeksi siliar (+). Kornea OD tampak udem (+), infiltrat (+), ada defek pada epithel kornea berbentuk punctata di daerah perifer bagian posterior pada posisi arah jam 5 s/d 7. Diagnosis : Keratitis Punctata Epitheliasis Occulus Dextra ec susp. Bacterial Diffrential Diagnosis: Keratitis viral

7|Page

Terapi:-

Keratitis jamur

Ofloxacin ED 6x1gtt OD Sulfas Atropin ED 1x1 gtt OD Chloramphenicol EO 2x app OD Mefenamid Acid 3x1 tab Vitamin C 1x500 mg tab

Prognosis: Bonam Anjuran: - Tes Fluoresen - Tes Kultur- Pemeriksaan Gram - KOH

- Menjaga kebersihan mata- Kontrol poli mata 3 hari kemudian.

8|Page

BAB IIIDISKUSI Kornea (latin cornum= seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapisan epitel, membran bowman dan stroma.2 Definisi keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.1 Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi (keratitis bakteri). 7 Penyebab tersering keratitis bakteri adalah sebagai berikut: Streptococcus, Pseudomonas, Enterobacteriaceae (termasuk Klebsiella, Enterobacter, Serratia, dan Proteus), dan spesies Staphylococcus.1,5 Penting untuk mengetahui riwayat penyakit sistemik lengkap dan riwayat penyakit mata pada pasien tersebut untuk mengidentifikasi faktor resiko potensial yang mungkin mengakibatkan perkembangan infeksi bakteri tersebut. Beberapa faktor resiko seperti: pemakaian lensa kontak ( tipe lensa, waktu penggunaan dan cara desinfeksi), trauma (meliputi bedah kornea sebelumnya),

9|Page

penggunaan obat-obatan mata, penurunan imunitas tubuh, kekurangan cairan air mata, penyakit kornea sebelumnya (keratitis herpetik, keratopathy neurotrophik), perubahan struktural dan malposisi kelopak mata.7 Pada pasien ini jenis bakteri penyebab keratitis belum dapat dipastikan sebab untuk menentukan jenis bakteri secara pasti perlu dilakukan kultur langsung dari hapusan kornea, ataupun kultur darah. Namun terdapat faktor resiko yang dapat menimbulkan keratitis yaitu trauma pada mata yang terjadi 6 jam sebelum penderita datang ke rumah sakit. Patogenesis dari keratitis bakteri diawali adanya gangguan dari epitel kornea yang intak dan atau masuknya mikroorganisme abnormal ke stroma kornea, dimana akan terjadi proliferasi dan menyebabkan ulkus. Faktor virulensi dapat menyebabkan invasi mikroba atau molekul efektor sekunder yang membantu proses infeksi. Beberapa bakteri memperlihatkan sifat adhesi pada struktur fimbriasi dan struktur non fimbriasi yang membantu penempelan ke sel kornea. Selama stadium inisiasi, epitel dan stroma pada area yang terluka dan infeksi dapat terjadi nekrosis. Sel inflamasi akut (terutama neutrofil) mengelilingi ulkus awal dan menyebabkan nekrosis lamella stroma. Difusi produk-produk inflamasi (meliputi cytokines) di bilik posterior, menyalurkan sel-sel inflamasi ke bilik anterior dan menyebabkan adanya hipopion. Toksin bakteri yang lain dan enzim (meliputi elastase dan alkalin protease) dapat diproduksi selama infeksi kornea yang nantinya dapat menyebabkan destruksi substansi kornea.8 Gejala keratitis dapat berupa keluar air mata yang berlebihan, nyeri, penurunan tajam penglihatan, radang pada kelopak mata (bengkak, merah), mata merah, sensitif terhadap cahaya.3 Manifestasi yang menyertai pada penderita keratitis adalah, inflamasi bola mata yang jelas, terasa ada benda asing di mata, cairan mukopurulen dengan kelopak mata saling melekat satu sama lain, dan rasa silau dimata.1 Pada pasien ini terdapat gejalagejala khas keratitis yaitu nyeri pada mata kanan, mata kabur, banyak kotoran mata dan penderita merasa silau. Menurut Murillo pada pemeriksaan luar dan biomikroskopik pasien keratitis dapat menampakkan hal-hal seperti ulserasi epitel yaitu infiltrat kornea dengan hilangnya jaringan yang tidak signifikan, tebal, inflamasi stroma supuratif dengan tepi tidak jelas,10 | P a g e

hilangnya jaringan stroma dan edema sekeliling stroma. Meningkatnya reaksi bilik anterior dengan atau tanpa hipopion, lipatan di membran descement, edema kelopak mata atas, sinekhia posterior, inflamasi sekeliling kornea fokal atau difus, hiperemi konjungtiva, eksudat mukopurulen, dan plak inflamasi endothelial.5 Pada pasien ini dari status oftalmikus didapatkan kornea yang keruh dan terdapat infiltrat. Segment posterior mata kanan yang sakit dalam batas normal.9,10 Penderita didiagnosa dengan keratitis punctata epiteliasis oculus dekstra et causa suspek bakteri berdasarkan anamnesis adanya riwayat trauma sebelumnya yaitu akibat terkena air sabun saat mandi 6 jam SMRS, gejala-gejala keratitis yang cukup khas, serta onset dan manifestasi yang cukup cepat. Penderita didiferential diagnosis dengan keratitis akibat virus dan jamur karena adanya persamaan gejala yang dimiliki ketiganya. Beberapa pemeriksaan tambahan perlu dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa dan ketepatan pengobatan. Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan berupa Tes Fluoresen, Tes Kultur, Pemeriksaan Gram, KOH, imunologi7. Penderita diterapi dengan Ofloxacin ED 6x1gtt OD, Sulfas Atropin ED 1x1 gtt OD, Chloramphenicol 2xapp OD, Mefenamic acid 3x1 tab, Vitamin C 1x500 mg tab. Pasien dengan keratitis dapat menggunakan tutup mata untuk melindungi mata dari cahaya terang, benda asing dan bahan iritatif lainnya. Kontrol yang baik ke dokter mata dapat membantu mengetahui perbaikan dari mata.1 Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan guna mencegah keratitis dapat berupa antibiotik topikal diberikan secara rutin setelah trauma kornea (juga pada tindakan bedah). Pencegahan kontaminasi perlu dilakukan terhadap penggunaan obat-obatan topikal dan sterilitas penggunaan lensa kontak. Makan makanan bergizi dan memakai kacamata pelindung ketika bekerja atau bermain di tempat yang potensial berbahaya bagi mata dapat mengurangi resiko terjadinya keratitis. Kacamata dengan lapisan anti ultraviolet dapat membantu menahan kerusakan mata dari sinar ultraviolet.1,7 Komplikasi yang paling ditakutkan adalah penipisan kornea, descemetocele sekunder dan perforasi kornea yang dapat mengakibatkan endophthalmitis dan hilangnya penglihatan.5,7

11 | P a g e

Diagnosis awal dan terapi tepat dapat membantu mengurangi kejadian hilangnya penglihatan. Prognosis pasien ini bonam karena gejala keratitis pasien tidaklah berat, dan bila penderita memakai obat secara teratur maka bisa didapatkan hasil yang baik.

KESIMPULANKeratitis adalah gangguan yang mengancam. Keratitis bakterial adalah inflamasi pada kornea yang disebabkan infeksi bakteri. Ciri-ciri khusus keratitis bakteri adalah perjalanannya yang cepat. Destruksi korneal lengkap bisa terjadi dalam 24 48 jam oleh beberapa agen bakteri yang virulen. Ulkus kornea, pembentukan abses stroma, edema kornea dan inflamasi segmen anterior adalah karakteristik dari penyakit ini. Awal dari keratitis bakteri adalah adanya gangguan dari epitel kornea yang intak dan atau masuknya mikroorganisme abnormal ke stroma kornea, dimana akan terjadi proliferasi dan menyebabkan ulkus. Grup bakteri yang paling banyak menyebabkan keratitis bakteri adalah Streptococcus, Pseudomonas, Enterobacteriaceae (meliputi Klebsiella, Enterobacter, Serratia, and Proteus) dan golongan Staphylococcus. Pasien dengan keratitis bakteri biasanya mengeluh nyeri dengan oncet cepat, fotophobia dan menurunnya visus. Faktor faktor resiko terjadinya keratitis bakterial seperti: pemakaian lensa kontak ( tipe lensa, waktu penggunaan dan cara disinfeksi), trauma (meliputi bedah kornea sebelumnya), penggunaan obat-obatan mata, penurunan imunitas tubuh, kekurangan cairan air mata, penyakit kornea sebelumnya (keratitis herpetik, keratopathy neurotrophik), perubahan struktural dan malposisi kelopak mata.7 Penatalaksanaan pasien

12 | P a g e

dengan keratitis bakterial adalah dengan pemberian Antibiotik baik topikal maupun sistemik. Kortikosteroid hanya diberikan apabila ada indikasi. Serta diberikan juga obat Sikloplegik. Komplikasi yang paling ditakutkan adalah penipisan kornea, descemetocele sekunder dan perforasi kornea yang dapat mengakibatkan endophthalmitis dan hilangnya penglihatan. Prognosis bergantung pada : virulensi organisme, lokasi dan perluasan ulkus kornea, vaskularisasi dan deposit kolagen. Diagnosis awal dan terapi tepat dapat membantu mengurangi kejadian hilangnya tajam penglihatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adsense

camp.

2009.

Infeksi

pada

mata.

http://blog.asuhankeperawatan.com/414askep/infeksi-pada-mata/2. Ilyas Sidarta.2009. Keratitis dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI. Hal: 4-6, 147-1573. Klik

dokter.

2009.

Keratitis.

Available

from:

http://www.klikdokter.com/illness/detail/144. [Cited On: January 11th, 2010].4. Author unknown. 2009. Bacterial Keratitis from: American Academy of

Ophthalmology. January 17th, 2010]5. MurilloF.H.Lopez.

Available

from:

http://www.geteyesmart.org/eyesmart/infections/bacterial_keratitis.cfm [Cited on:

2006.

Bacterial

keratitis.

Available

from:

http://emedicine.medscape.com/article/1194028-overview. [Cited on: January 17th, 2010]

13 | P a g e

6. Bourcier T. 2003. Bacterial keratitis: predisposing factors, clinical and

microbiological

review

of

300

cases.

Available

from:

http://bjo.bmj.com/content/87/7/834.abstract [Cited on: January 17th, 2010]7. Kireihimee.

2009.

Keratitis

Bakteri.

Available

from:

http://kireihimee.blogspot.com/2009/10/keratitis-bakteri.html [Cited on: January 17th, 2010]8. Handbook

of

ocular

disease

management.

2009.

Bacterial

Keratitis.

http://legacy.revoptom.com/handbook/sect3b.htm9. Wijaya, Nana. 1989. Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-5.

10. Ilyas Sidarta. 2009. Dasar Tehnik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal : 89-103

14 | P a g e