lapak 2 mikrobiologi

20
1 I. Pendahuluan Mikroskop merupakan salah satu alat praktikum yang digunakan dalam percobaan mikrobiologi. Dengan bantuan mikroskop kita dapat mengamati bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang oleh manusia. Andaikata medium dan ala-talat yang kita pergunakan itu tidak steril, niscaya kita tidak akan mungkin dapat melihat bakteri pada mikroskop tersebut dan tidak akan mungkin pula memperoleh kultur bakteri seperti yang diharapkan. Maka langkah pertama yang harus kita lakukan sebelum memulai percobaan khususnya yang mengenai inokulasi ialah mengusahakan sterilnya medium serta alat-alat perlengkapannya. Penyebab terjadinya proses sterilisasi salah satunya adalah telah terjadinya pencemaran oleh kontaminan atau yang disebut kontaminasi ada media atau peralatan yang digunakan. Komponen yang menjadi penyebab kontaminasi sangat beragam, baik yang berupa benda mati atau mahluk hidup. Kotoran dan senyawa kimia merupakan benda mati yang berperan sebagai kontaminan, sedangkan mikroba merupakan kontaminan berupa mahluk hidup. Kontaminasi sering terjadi dalam berbagai tahapan kegiatan. Dalam mikrobiologi perairan, kontaminasi umumnya disebabkan oleh kehadiran mikroba yang tidak diharapkan. Ikan, produk perikanan, pekerja dan peralatan yang digunakan dapat mengalami kontaminasi oleh mikroba yang tidak diinginkan kehadirannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kontaminan adalah sterilisasi, baik terhadap bahan, peralatan atau pekerja yang terlibat.Sterilisasi adalah upaya yang ditujukan untuk membunuh semua mikroba pencemar, baik

Upload: mega-ramadhandi-sallie

Post on 04-Aug-2015

95 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: lapak 2 mikrobiologi

1

I. Pendahuluan

Mikroskop merupakan salah satu alat praktikum yang digunakan dalam percobaan

mikrobiologi. Dengan bantuan mikroskop kita dapat mengamati bakteri yang tidak dapat

dilihat dengan mata telanjang oleh manusia.

Andaikata medium dan ala-talat yang kita pergunakan itu tidak steril, niscaya kita tidak

akan mungkin dapat melihat bakteri pada mikroskop tersebut dan tidak akan mungkin pula

memperoleh kultur bakteri seperti yang diharapkan. Maka langkah pertama yang harus kita

lakukan sebelum memulai percobaan khususnya yang mengenai inokulasi ialah

mengusahakan sterilnya medium serta alat-alat perlengkapannya.

Penyebab terjadinya proses sterilisasi salah satunya adalah telah terjadinya pencemaran oleh

kontaminan atau yang disebut kontaminasi ada media atau peralatan yang digunakan. Komponen yang

menjadi penyebab kontaminasi sangat beragam, baik yang berupa benda mati atau mahluk

hidup. Kotoran dan senyawa kimia merupakan benda mati yang berperan sebagai kontaminan,

sedangkan mikroba merupakan kontaminan berupa mahluk hidup. Kontaminasi sering terjadi

dalam berbagai tahapan kegiatan.

Dalam mikrobiologi perairan, kontaminasi umumnya disebabkan oleh kehadiran mikroba

yang tidak diharapkan. Ikan, produk perikanan, pekerja dan peralatan yang digunakan dapat

mengalami kontaminasi oleh mikroba yang tidak diinginkan kehadirannya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kontaminan adalah

sterilisasi, baik terhadap bahan, peralatan atau pekerja yang terlibat. Sterilisasi adalah upaya

yang ditujukan untuk membunuh semua mikroba pencemar, baik mikroba menguntungkan

maupun merugikan. Sterilisasi yang baik dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak

diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi.

II. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, praktikan diharapkan memahami dan

memiliki kemampuan untuk melakukan proses sterilisasi, baik terhadap bahan atau

peralatan yang akan digunakan untuk menangani mikroba.

III. PRINSIP DASAR

Adapun prinsip utama yang mendasari praktikum sterilisasi adalah penggunaan

peralatan atau bahan kimiawi untuk membunuh mikroba yang terdapat pada peralatan,

sehingga tidak menjadi pencemar pada saat digunakan atau memisahkan mikroba dari medianya.

Bahan ataupun alat yang dipergunakan di dalam bidang mikrobiologi, harus dalam

keadaan steril. Artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak didapatkan mikroba yang

Page 2: lapak 2 mikrobiologi

2

tidak diharapkan kehadirannya, baik yang akan mengganggu/merusak media ataupun

mengganggu kehidupan dan proses yang dikerjakan (Suriawiria, 1986)

Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam proses sterilisasi yaitu penggunaan

panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila tanpa kelembaban maka

disebut sterilisasi panas kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan

menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode tersebut didasarkan pada sifat bahan yang

akan disterilkan (Hadioetomo,1990)

Pemanasan merupakan salah satu bentuk sterilisasi fisik. Dampak pemanasan terhadap

kematian mikroorganisme sangat tergantung kepada suhu dan lama waktu sterilisasi. Panas

menyebabkan enzim-enzim berhenti bekerja dan sel dapat kekurangan air. Menurut Barrow

dan Feltham (1993:12-13) endospora bakteri lebih tahan panas daripada sel vegetatif, tetapi

semua bentuk endospora tidak memiliki ketahanan yang sama persis terhadap panas.

Misalnya endospora B.subtilis dapat dimatikan dengan pemanasan 100°C dalam waktu

pendek, sedangkan endospora B.stearothermophilus dapat bertahan dalam air mendidih

berjam-jam.

Proses sterilisasi dengan penggunaan panas terdiri dari pemanasan dengan api langsung,

pemanasan kering dan pemanasan basah.

Pemanasan dengan api langsung

Pemijaran dapat langsung membunuh mikroorganisme (termasuk endospora) yang

disterilkan dengan cara membakar mikroorganisme sehingga cara ini adalah cara paling

cepat. Namun kekurangannya adalah sangat terbatasnya cakupan alat yang disterilisasi

menggunakan pemijaran dan ketidakpraktisan dalam mensterilisasi alat berukuran

besar. Alat yang dipakai untuk sterilisasi dengan api yaitu bunsen burner dan lampu

spirtus.

Pemanasan basah

Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas

lembab atau sterilisasi basah. Cara uap air panas membunuh mikroorganisme adalah

bukan dengan mengeringkannya tetapi dengan menonaktifkan enzim-enzimnya

sehingga metabolisme berhenti bekerja.

Sterilisasi basah atau panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak

begitu tinggi, karena ketika uap ait berkondensasi pada bahan-bahan yang disterilkan,

maka akan dilepaskan panas sebanyak 686 kalori per gram uap air pada suhu 1210C.

Panas ini yang akan mendenaturasikan atau mengkoagulasikann protein pada

mikroorganisme hidup dan dengan demikian mematikannya. Maka sterilisasi basah

Page 3: lapak 2 mikrobiologi

3

dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan

tidak rusak bila dipanaskan pada 1100C dan 1200C (Hadioetomo,1990).

Pemanasan kering

Bila panas digunakan tidak bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi

panas kering. Mikroorganisme akan mengalami kekeringan jika dipaparkan pada suhu

tinggi dan akibatnya sel akan lisis dan mati. Kekurangan sterilisasi panas kering yaitu

masih bertahannya endospora bakteri.

Prosedur sterilisasi dengan menggunakan panas kering dibandingkan dengan panas

basah. Hal ini disebabkan karena panas kering lebih rendah daya merusaknya

dibandingkan dengan uap panas. Keuntungan dari cara ini ialah tidak adanya uap air

yang membasahi bahan/alat yang disterilkan. Selain itu, peralatan yang digunakan

untuk sterilisasi uap kering (oven) lebih murah dengan uap basah. Namun demikian,

tidak semua bahan/alat dapat disterilkan dengan cara ini. Bahan yang terbuat dari karet

atau plastik tidak dapat disterilkan dengan uap kering (Lay et al, 1992).

Gelas, botol, pipa, pipet yang sudah bersih tidak dibersihkan di dalam autoklaf,

karena barang-barang tersebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari gelas

dimasukkan di dalam oven kering selama 2-3 jam pada temperatur 16000C – 17000C,

hal ini tergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan dalam oven.

Kapas masih dapat bertahan dalam oven kering selama waktu dan pada temperatur

tersebut diatas. Alat-alat yang belum bersih dan belum kering tidak boleh dimasukkan

dalam oven kering (Dwidjoseputro,1990).

Bahan kimia dapat digunakan untuk sejumlah mikroorganisme tetapi tidak dapat

digunakan untuk mematikan semua mikroorganisme. Cara kimiawi dapat digunakan apabila

jumlah mikroorganisme rendah dan bila permukaannya bersih dari protein. (Lay et al, 1992).

Proses sterilisasi lain yang juga dilakukan pada suhu kamar ialah penyaringan. Dengan

cara ini larutan atau suspensi dibebaskan dari semua organisme hidup dengan cara

melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian kecilnya (0,45 atau 0,22

mikrometer) sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangkan

filtratnya di tampung dalam wadah yang steril. Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan

dengan cara ini adalah serum, larutan bikarbonat, enzim, toksin bakteri, medium sintetik

tertentu, dan antibiotik (Hadioetomo,1990).

Page 4: lapak 2 mikrobiologi

4

IV. PERALATAN DAN BAHAN

Dalam praktikum sterilisasi peralatan diperlukan perlatan dan bahan utama

sebagai berikut :

4.1. Peralatan

Adapun peralatan utama yang dibutuhkan dalam proses sterilisasi peralatan dan bahan

antara lain adalah :

a.Peralatan gelas, seperti tabung reaksi, cawan petri, gelas ukur, pipet hisap, labu

Erlenmeyer, gelas beker.

b. Peralatan logam, seperti ose dan pinset.

c. Oven listrik

d. Waterbath

e. Kompor gas atau lampu spirtus

4.2. Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam proses sterilisasi peralatan dan bahan

antara lain adalah :

a. Media kaldu

b. Media agar

c. Kertas penyaring

d. Kertas coklat.

V. PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja tahapan sterilisasi adalah sebagai berikut :

5.1. Sterilisasi Menggunakan Oven

a. Cuci bersih peralatan gelas dan logam menggunakan air bersih yang mengalir.

Pergunakan sabun dan sikat halus untuk menghilangkan noda. Tiriskan peralatan

yang sudah dicuci bersih sampai semua air menguap dan peralatan menjadi kering.

b. Bungkus peralatan gelas dan logam yang telah ditiriskan menggunakan kertas

coklat. pembungkusan harus dilakukan secara benar, sehingga dapat membedakan

mana cawan petri yang bagian tutup (atas) atau alas (bawah). Pembungkusan juga

harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pembungkus tetap mudah dibuka pada

saat akan digunakan.

c. Sebelum dilakukan pembungkusan menggunakan kertas coklat, cairan yang

mungkin masih ada pada bagian mulut pipet hisap harus dikeringkan

Page 5: lapak 2 mikrobiologi

5

menggunakan gumpalan kapas.

d. Susun peralatan yang telah dikemas ke dalam oven. Panaskan oven hingga suhunya

mencapai 121oC dan lakukan proses sterilisasi selama 20 menit. Selanjutnya

matikan oven.

e. Setelah dingin, pindah peralatan tersebut ke wadah yang telah disediakan dalam

keadaan tetap terbungkus.

5.2. Sterilisasi Menggunakan Waterbath

a. Masukan media kaldu dan media agar yang masih agak cair ke dalam labu

Erlenmeyer 500 ml. Tutup mulut labu Erlenmeyer tersebut menggunakan kapas.

Gunakan aluminium foil untuk menutup bagian luar kapas.

b. Labu Erlenmeyer berisi media kaldu dan media agar disimpan ke dalam waterbath

yang telah diisi air. Nyalakan waterbath hingga air mendidih dan biarkan

berlangsung proses sterilisasi selama 25 menit.

c. Matikan waterbath dan biarkan media kaldu dan media agar di tempatnya hingga

airnya hingga dingin.

d. Simpan media kaldu dan media agar di lemari pendingin sampai saatnya tiba untuk

digunakan.

5.3. Sterilisasi menggunakan Autoklaf

a. Masukan media kaldu dan media agar yang masih agak cair ke dalam labu

Erlenmeyer 500 ml. Tutup mulut labu Erlenmeyer tersebut menggunakan kapas.

Gunakan aluminium foil untuk menutup bagian luar kapas.

b. Labu Erlenmeyer berisi media kaldu dan media agar disimpan ke dalam autoklaf

yang telah diisi air. Nyalakan autoklaf dan biarkan berlangsung proses sterilisasi

selama 25 menit.

c. Matikan autoklaf dan biarkan media kaldu dan media agar di tempatnya hingga

airnya hingga dingin.

d. Simpan media kaldu dan media agar di lemari pendingin sampai saatnya tiba

untuk digunakan.

5.4. Sterilisasi Menggunakan Lampu Bunsen

a. Nyalakan lampu Bunsen

Page 6: lapak 2 mikrobiologi

6

b. Ambil ose yang akan disterilisasi

c. Panaskan ujung ose hingga berpijar dan geser hingga semua bagian logam menjadi

berpijar

d. Dinginkan dengan cara mengerak-gerakan ose diudara

e. Ose siap digunakan

5.5. Sterilisasi Menggunakan Alkohol

a. Siapkan gelas beker berisi alkohol

b. Masukkan peralatan yang akan disterilisasi ke dalam alkohol

c. Bila akan digunakan, peralatan diangin-anginkan hingga kering

Page 7: lapak 2 mikrobiologi

7

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Hasil

Data yang telah diperoleh selama kegiatan praktikum disajikan dalam tabel berikut ini.

Peralatan

Sterilisasi

Prinsip

Sterilisasi

Hasil Sterilisasi

Dapat disimpan

lama

Keterangan

Y T

Oven

Dengan cara mengubah

energi elektromagnetik

menjadi energi panas.

Dengan menggunakan

sterilsasi kering, peralatn

yang sudah disterilisasi

dapat disimpan lama ± 3-5

hari. Ini dikarenakan

peralatan yang disterilkan

dengan menggunakan oven

sudah tertutpi oleh kertas

coklat. Kertas coklat ini

dapat mencegah masuknya

kontaminan yang berasal

dari udara.

Lampu Bunsen

Pemijaran dengan

menggunakan api

secara langsung

Peralatan yang disterilisasi

dengan lampu bunsen tidak

dapat bertahan lama, ini

dikarenakan setelah

sterilisasi dilakukan,

peralatan seperti jarum ose

akan kembali bersentuhan

dengan dengan udara yang

dapat mengandung

kontaminan.

Page 8: lapak 2 mikrobiologi

8

6.2. Pembahasan

Pada praktikum ke-2 ini percobaan yang dilakukan ialah sterilisasi peralatan

praktikum. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jika sterilisasi memegang peranan

yang penting dalam praktikum mikrobiologi ini khususnya percobaan mengenai inokulasi.

Salah satu penyebab sterilisasi ini harus dilakukan ialah karena adanya pencemaran yang

diakibatkan oleh kontaminan, baik itu itu kontaminan mati atau hidup. Kontaminan mati yang

dimaksud disini ialah kotoran dan senyawa kimia, sedangkan kontaminan hidup yang

dimaksud ialah mikroba.

Proses sterilisasi pada percobaan kali ini hanya menggunakan sterilisisasi dengan

menggunakan energi panas dan sterilisasi dengan larutan kimia. Yang tergolong sterilisasi

dengan energi panaas ialah sterilisasi kering, sterilisasi basah, dan lampu bunsen. Sedangkan

yang tergolong sterilisasi dengan larutan kimia ialah sterilisasi dengan menggunakan alkohol.

Sterilisasi dengan menggunakan energi panas yang digunakan pada praktikum kali ini

hanyalah dengan sterilisasi kering menggunakan oven dan sterilisasi dengan api langsung

seperti lampu bunsen.

Sterilisasi kering merupakan suatu proses sterilisasi dengan menggunakan energi

panas tanpa disertai dengan uap-uap panas. Tidak semua peralatan dapat disterilkan dengan

menggunakan sterilisasi kering ini, hanya bahan-bahan yang mampu bertahan pada suhu

tinggi yang dapat disterilkan, misalnya seperti gelas ukur, petri disk, dll. Sedangkan untuk

peralatan yang berbahan karet atau plastik tidak dapat disterilkan dengan sterilisasi kering ini,

karena kedua bahan tersebut dapat meleleh pada suhu panas yang tinggi. Alat yang digunakan

untuk proses sterilisasi ini ialah oven. Pada praktikum kali ini suhu yang digunakan untuk

proses sterilisasi ialah ± 1200C dengan waktu ± 20 menit.

Namun perlu diketahui, sebelum peralatan yang akan di sterilisasi masuk kedalam

oven, peralatan tersebut harus dibungkus dengan menggunakan kertas berwarna coklat.

Tujuan pembungkusan dengan kertas coklat ialah guna panas yang dihasilkan oleh oven pada

sterilisasi kering dapat terserap secara merata. Seperti yang diketahui bersama, jika warna

coklat merupakan pigmen warna yang dapat menyerap panas secara optimal, sehingga panas

yang diserap akan rata pada semua sisi kertas. Apabila penyerapan panas tersebut tidak

merata, maka dapat menimbulkan warna kuning seperti noda pada peralatan yang disterilisasi

tersebut. Apabila ini terjadi maka percobaan tidak dapat berjalan optimal. Kemudian, dalam

membungkus peralatan dengan kertas coklat tersebut usahakan serapat mungkin, agar tidak

ada celah bagi mikroba untuk hinggap kedalam peralatan tersebut.

Page 9: lapak 2 mikrobiologi

9

Selain dengan oven, sterilisasi dengan energi panas lainnya dapat menggunakan

lampu bunsen. Lampu bunsen sangat besar peranannya dalam menjaga sterilisasi peralatan

terutama pada saat proses inokulasi. Pada saat proses inokulasi, peralatan yang digunakan

tidak dapat jauh dari lampu bunsen tersebut, ini bertujuan agar tingkat kesterilan alat dapat

terjaga.

Jarum ose adalah salah satu alat yang digunakan dalam proses inokulasi, fungsi dari

jarum ose itu sendiri ialah digunakan untuk mengambil sample bakteri dari tabung reaksi

untuk dimasukkan kedalam petri disk. Akibat dari cara kerjanya tersebut, pada jarum ose

dapat ditemukan sejumlah bakteri dari sample yang berbeda, apabila ini terjadi maka akan

mengakibatkan terganggunya proses pengamatan terhadap bakteri yang dilakukan. Oleh

karena itu, kita harus mencegahnya dengan membakar bagian ujung jarum ose baik itu

sebelum ataupun sesduah pengambilan sample pada lampu bunsen sampai warna pada ujung

jarum tersebut memerah.

Dalam melakukan kegiatan praktikum, hendaknya meja kerja yang akan digunakan

hendaknya di sterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol dengan kadar 70%. Ini

bertujuan guna kontaminan-kontaminan yang ada dapat dihilangkan dan tingkat kesterilan

dapat terjaga. Begitupun dengan perlakuan pada jarum ose, dimana pada jarum ose yang telah

selesai digunakan hendaknya disterilkan dengan menggunakan alkohol tersebut.

Page 10: lapak 2 mikrobiologi

10

VII. PENDALAMAN

Untuk meningkatkan pemahaman mengenai sterilisasi bahan dan peralatan, praktikan

diwajibkan menjawab pertanyaan berikut ini :

a. Apa tujuan utama membungkus peralatan gelas menggunakan kertas coklat,

sebelum proses sterilisasi dilakukan?

Tujuan pembungkusan dengan kertas coklat ialah guna panas yang dihasilkan oleh

oven pada sterilisasi kering dapat terserap secara merata. Seperti yang diketahui bersama,

jika warna coklat merupakan pigmen warna yang dapat menyerap panas secara optimal,

sehingga panas yang diserap akan rata pada semua sisi kertas. Apabila penyerapan panas

tersebut tidak merata, maka dapat menimbulkan wrna kuning pada peralatan seperti petri

disk. Apabila ini terjadi maka percobaan tidak dapat berjalan optimal.

b. Apa tujuan utama penggunaan aluminium foil sebagai pembungkus tutup Labu

Erlenmeyer dalam sterilisasi media kaldu dan media agar?

Tujuan utama penggunaan alumunium foil ialah sebagai pembungkus untuk mencegah

masuknya uap air kedalam labu erlenmeyer yang di dalamnya terdapat media, selain itu juga

untuk mencegah terjadinya penguapan di dalam labu erlenmeyer. Alasan digunakannya

alumunium adalah alumunium mampu bertahan pada suhu panas dan sifatnya yang tidak

menyerap air. Dengan demikian, tidak akan terjadinya keluar atau masuknya uapa dari

lingkungan ke sistem maupun sebaliknya.

c. Jelaskan mekanisme penggunaan oven listrik dan waterbath terhadap proses sterilisasi

yang terjadi.

Mekanisme dari oven listrik adalah penggunaan energi listrik sebagai penghasil panas

pada ruang dalam oven. Diman panas ini akan di gunakan untuk membunuh mikroba yang

berada pada peralatan yang akan di sterilisasi.

Sedangkan mekanisme dari waterbath adalah penggunaan energi listrik sebagai penghasil

panas. Energi panas ini akan di gunakan untuk memanaskan air, dan panas dari air inilah yang

akan di gunakan sebagai pembunuh mikroba yang ada pada media kaldu atau media agar.

Perbedaan dari keduanya terletak pada media penghantar panas nya. Kalau oven listrik

panas nya akan sampai secara langsung kepada peralatan sterilisasi. Sedangkan waterbath

panas nya terlebih dahulu di alihkan pada keberadaan air dan uap panas.

Page 11: lapak 2 mikrobiologi

11

d. Meskipun labu Erlenmeyer telah ditutup dan proses sterilisasi secara dilakukan secara

baik, namun masih sering dijumpai terjadinya kontaminasi pada media kaldu maupun

media agar. Jelaskan oleh Saudara kemungkinan utama penyebab kontaminasi

tersebut.

Penggunaan labu erlenmeyer pada proses sterilisasi berarti proses sterilisasi yang

dilakukan tersebut adalah sterilisasi basah, berarti proses sterilisasinya menggunakan uap-

uap air yang panas. Dijumpainya kontaminasi pada media kaldu setelah dilakukan

sterilisasi, menurut saya dikarenakan masih ditemukannya mikroba yang mampu hidup alam

keadaan panas sekalipun. Endospora bakteri lebih tahan panas daripada sel vegetatif, tetapi

semua bentuk endospora tidak memiliki ketahanan yang sama persis terhadap panas.

Misalnya endospora B.subtilis dapat dimatikan dengan pemanasan 100°C dalam waktu

pendek, sedangkan endospora B.stearothermophilus dapat bertahan dalam air mendidih

berjam-jam.

e. Saudara jelaskan, mengapa ujung pipet hisap yang akan disterilisasi selalu

dimasukkan atau disumbat dengan kapas sebelum dibungkus?

Tujuan nya adalah untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh udara setelah sterilisasi

selesai di lakukan. Karena bagian dalam dari pipet hisap merupakan bagian yang paling

penting pada saat pipet hisap di gunakan. Oleh karena itu perlu di lakukan pencegahan

masuknya kontaminan dari udara bebas ke bagian dalam pipet hisap.

f. Mengapa hasil sterilisasi ada yang bersifat tahan lama ada yang tidak?

Jawabannya berkaitan dengan penangannnya pasca proses sterilisasi, dimana pada proses

sterilisasi dengan menggunakan sterilisasi kering semua peralatan dibungkus dengan

menggunakan kertas coklat, kertas coklat ini dapat mencegah terjadinya kontak antara udara

dengan peralatan yang sudah di sterilisasi. Dengan demikian, peralatan yang sudah

disterilisasi dapat bertahan lama. Sedangkan pada sterilisasi dengan menggunakan lampu

bunsen tidak dapat bertahan lama karena setelah proses sterilisasi peralatan yang digunakan

langsung kontak dengan udara, kontak tersebut yang menyebabkan peralatan bersifat tidak

tahan lama.

g. Sebutkan dan jelaskan metode strerilisasi paling tepat untuk peralatan yang terbuat

dari gelas?

Sterilisasi yang paling tepat untuk digunakan pada gelas ialah sterilisasi kering, ini

Page 12: lapak 2 mikrobiologi

12

dikarenakan pada sterilisasi kering tidak menghasilkan uap, dimana apabila gelas yang

dipanaskan dalam uap proses sterilisasinya berjalan tidak efektif karena tidak akan bertahan

lama, sedangkan apabila dipanaskan dengan menggunakan oven, maka gelas dapat bertahan

lama karena mendapat perlakuan pembungkusan dengan menggunakan kertas coklat.

h. Sebutkan dan jelaskan metode paling tepat untuk sterilisasi media kultur.

Karena bahan yang disterilisasi adalah media kultur, maka metode yang paling tepat

untuk mensterilisasi media kultur tersebut adalah dengan menggunakan sterilisasi basah. Hal

ini di karenakan pada media kultur seperti larutan kaldu tersebut adalah larutan yang sifatnya

mudah menguap. Sehingga sterilisasi dengan menggunakan panas yang tinggi akan terasa

kurang efektif, karena dapat mengakibatkan air dari larutan kaldu akan menguap dan

konsentrasi dari larutan kaldu akan berubah.

Page 13: lapak 2 mikrobiologi

13

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1990. Dasar-dasar mikrobiologi. Djambatan. Malang

Hadioetomo, Ratna S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia : Jakarta

Suriawira, Unus. 1986. Pengantar Mikrobiologi Umum. Penerbit angkasa : Bandung

Lay, Bibiana W dan Sugyo H. 1992. Mikrobiologi. Penerbit CV.Rajawali : Jakarta

http://www.ekmon-sourus.blogspot.com Diakses pada tanggal 15 Oktober 2012