lap pendahuluan morfologi sel
DESCRIPTION
Lap Pendahuluan Morfologi SelTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES
Identitas Praktikan
Nama : Raka Fajar Nugroho
NIM : 03091403037
Kelompok : 5
Waktu Praktikum : Senin Pagi / 22 Oktober 2012
I. Nama Percobaan : Morfologi Sel
II. Tujuan Percobaan :
1. Mengenal berbagai macam bentuk sel-sel mikroorganisme.
2. Dapat mengenal bagian-bagiandari mikroskop dan mampu menggunakan
mikroskop untuk perbesaran berbagai jenis mikroorganisme.
3. Melakukan pewarnaan untuk mengetahui morfologi bakteri.
III. Dasar Teori
Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme
mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan
logos=ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul kurang lebih 4
juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau mungkin dari
gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup
pertama di bumi, mikroorganisma diduga merupakan nenk moyang dari semua
makhluk hidup.
Awal mula munculnya ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 pada
waktu ilmuwan telah membuktikan bahwa mikroorganisma berasal dari
mikroorganisma sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk.
Selanjutnya ilmuwan menunjukkan bahwa mikroorganisma bukan berasal dari proses
fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi buah anggur menjadi anggur
dapat berubah. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan
penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan
pentingnya mikroorganisma bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Selama awal
abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganima mampu menyebabkan
berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa
organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan ‘biochemical diversity’ atau
keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisma. Disamping itu,
yang penting lainnya adalah bahwa mekanisma perubahan kimia oleh
mikroorganisma sangat mirip dengan yang terjadi pada organisma tingkat tinggi.
Konsep ini dikenal dengan ‘unity in biochemistry’ yang artinya bahwa proses
biokimia pada mikroorganisma adalah sama dengan proses biokimia pada semua
makhluk hidup termasuk manusia.
Bukti yang lebih baru menunjukan bahwa informasi genetik pada semua
organisma dari mikroba hingga manusia adalah DNA.Karena sifatnya yang sederhana
dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabilma,
maka mikroba digunakan sebagai model penelitian di bidang genetika. Saat ini
mikroorganisma diteliti secara intensif untuk mengetahui dasar fenomena biologi.
Mikroorganisma juga muncul sebagai sumber produk dan proses yang
menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses
fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi (gasohol). Strain-strain baru dari
mikroorganima yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat menghasilkan
bahan yang penting bagi kesehatan manusia seperti insulin. Sebelumnya hanya
insulin yang diekstrak dari pancreas lembu yang dapat menerimanya.
Sekarang, insulin manusia dapat diproduksi dalam jumlah yang tak terhingga
oleh bakteri yang telah direkayasa. Mikroorganisma juga mempunyai potensi yang
cukup besar untuk membersihkan lingkungan, misal: dari tumpikan minyak di lautan
atau dari herbisida dan insektisida di bidang pertanian. Hal ini dikarenakan
mikroorganima mempunyai kemampuan untuk mendekomposisi/menguraikan
senyawa kompleks. Kemampuan mikroorganisma yang telah direkayasa untuk tujuan
tertentu menjadikan cabang baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan
bioteknologi. Jika anda membaca tentang mikroorganisma anda akan menghargai,
mengagumi mikroorganisma anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisma
seperti bakteri, algae, protozoa dan virus yang merupakan organisma yang sering
tidak terlihat.
Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun
tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak
diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa
diantaranya digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di
bidang kesehatan maupun industri makanan.
Leeuwenhoek dan mikroskopnya
Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) sebenarnya bukan peneliti atau
ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota
Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat
pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi
rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang
penemu mikrobiologi. Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat
sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia
tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat
dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang
menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil.
Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi
dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk
lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek
membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200-300 kali. Leewenhoek
mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British
Royal Society.
Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia
menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan
protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan
berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus
maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut
membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang akhirnya
melahirkan ilmu mikrobiologi. Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi
perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu
mengatakan animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui
fermentasi misalnya.
Pendapat ini mendukung terori yang mengatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan
ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari
animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori
ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan
tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian
ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu
waktu lebih dari 100 tahun.
Pembuktian ketidakbenaran dari Abiogenesis
Franscesco Redi (1926-1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam
daging busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio
spontanea. Bagaimana dengan asal dari mikroorganisma yang hanya bisa dilihat
dengan mikroskop? Pada tahun 1945 John Needham (1713-1781) memasak sepotong
daging untuk menghilangkan organisma yang ada dan menempatkannya dalam toples
yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya kolono pada permukaan daging
tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisma terjadi spontan dari daging. Pada
tahun 1769,
Lazarro Spalanzani (1729 – 1799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan
menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak
ditemukannya mikroorganisma dalam kaldu tersebut. Jadi ekperimen ini menentang
teori abiogenesis. Tetapi Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi
adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung
dengan udara. Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang
mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz
Schulze melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging
yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann mengalirkan udara melalui pipa
yang dipanai ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu. Keduanya tidak
menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat
maupun oleh panas.
Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya
asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan
mikroba. Sampai akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut
dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah
dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi
dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan
tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam
kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.
Bukti teori biogenesis
Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Perancis Louis Pasteur
(1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisma.
Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur dana
pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori generatio spontanea yang hidup pada
masa Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet (1800-1872). Pada tahun 1859
ia banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak
dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan pendapatnya,
Pasteur melakukan serangkaian eksperimen. Ia menggunakan bejana dengan leher
panjang dan dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa.
Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan
bebas melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya
mikroorganisma di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap
pada bagian tabung yang berbentu U sehingga tidka dapat mencapai kaldu. Ia juga
membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Pasteur menemukan
bahwa mikroorganima terbawa debu oleh udara dan ia menyimpilkan bahwa semakin
bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang
terjadi. Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa:
For I have kept them and am still keeping from them, that one thingthat is above the
power if man to make; I have kept from them, the germ that float in the air, I have
kept them from life.
Salah satu argumen klasik untuk menantang buiogenesis adalah bahwa panas
yang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga dianggap merusak ‘vital
force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya
kekuatan vital force tersebut mikroorganisma tidka dapat muncul serta spontan.
Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara dapat dengan
mudah dibebaskan dari mikroorganisma dengan cara melakukan percobaan dengan
meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup.
Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan
membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk
ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan
adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep
biogenesis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada peran
mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba yang menyebabkan penyakit. Teori
tentang fermentasi
Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian
perubahan biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut. Salah
satu alasan mengapa Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea adalah
keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan hasil dari kikroorganisma
yang ada, bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisma sebagaimana yang
dipercaya pada waktu tersebut. Pada tahun 1850 an pasteur memecahkan masalah
yang timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur yang baik dan anggur
yang kurang bagus Pasteur menemukan mikroorganisma yang berbeda.
Mikroorganisma tertentu mendominasi anggur yang bagus sementara tipe yang lain
mendominasi anggur yang kurang bagus.
Dia menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisma yang sesuai akan
menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan mikroba yang telah
ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah dingin ke dalam
sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yangberkualita baik yang mengandung
mikroorganisma yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang
dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma selama
disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama beberapa menit pada 50 – 60 ºC.
Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan secara luas di bidang industri
makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi melalui trial and error
dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada
mikroorganisma tertentu.
Penyakit
Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industri
anggur, Pasteur dan asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai penyebab
penyakit. Dalam penelitiannya mereka menemukan agen penyebab penyakit serius
baik pada hewan maupun manusia. Tetapi juga sebelum Pasteur membuktikan bahwa
mikroba merupakan penyebab penyakit, beberapa peneliti membuat argument yang
kuat terhadap teori kuman terhadap penyakit. Sebelumnya, dalam sejarah manusia
ada kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas
misalnya udara yang jelek, darah yang jelek dan lain-lainnya. Pada tahun 1546,
Girolamo Fracastolo (1483 – 1553) menyarankan bahwa penyakit dapat disebabkan
oleh mikroorganisma yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang ditularkan dari 1
orang ke orang lain. Sebagian besar informasinya berasal dari percakapannya dengan
para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana mereka
menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian Anton
von Plenciz (1705-1786) mengatakan bahwa tidah hanya makhluk hidup yang
merupakan penyebab penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab
penyakit yang berbeda. Pada saat yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup
atau bentuk lain yang menghisap nutrien mulai diterima. Setelah sukses dengan
fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang merugikan
industri Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa
mikrroorganisma yang disebut dengan protozoa yang dapat menyebabkna penyakit.
Pasteur juga menunjukkan kepada petani ulat sutera bagaimana menghilangkan
penyakit dengan cara memilih ulat sutera yang bebas penyakit untuk diternakkan. Di
Jerman,
Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang kesehatan
mendapat hadiah mikroskop dari istrinya untuk hadiah ulang tahunnya yang ke-28.
Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisma yang sudah dilihat oleh Pasteur.
Baik Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui
penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba di Eropa.
Koch akhirnya menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax.
Dengan sering meninggalkan prkateknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa
bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan bakteri untuk batang
tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang
sehat.
Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri
yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba
yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch
mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga
menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang
dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri dapat
bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan. Dengan penemuan
anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu
merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan kawan-kawan menemukan
bakteri penyebab tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik laboratorium untuk
mempelajari mikroorganisma. Koch dan anggotanya banyak memberi kontribusi
mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur pengecatan bakteri
untuk pengamatan dengna mikroskop cahaya. Salah satu kolega Koch adalah Paul
Erlich (1854 –1915) yang melakukan penelitian terhadap dyes dan menggunakannya
untuk mengecat bakteri termasuk bakteri penyebab tuberculosisi.
Teknik biakan murni
Secara kebetulan seorang para Jerman melihat bahwa koloni yang tumbuh pada
kentang yang telah direbus pada akhirnya dapat menemukan jalan untuk memisah
menjadi individu-individu. Caranya; mereka mengembangkan media spesifik untuk
menumbuhkan mikroorganisma. Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan
nutrisi mikroorganisma. Koch dan koleganyanya juga menunjukkan bahwa senyawa
dari alga yang disebut agar dapat membuat media menjadi padat. Richard J.Petri
(1852 – 1921) membuat piringan kaca bertutup untuk menempatkan media agar alat
tersebut selanjutnya disebut
Petri dish yang masih digunakan sampai sekarang. Pada tahun 1892, dengan
menggunakan teknik biakan murni Koch dan anggotanya menemukan agen-agen
penyebab typus, dipter, tetanus, pneumonia dan lain sebagainya. Koch mengenalkan
penggunaan binatang model untuk penyakit manusia dengan cara menginjeksikan
bakteri ke dalam menit, kelinci, babi atau domba. Ia bahkan menempelkan kamera
pada mikroskopnya untuk mengambil gambar dan menggunakannya sebagai bukti
untuk menghilangkan keraguan.
Postulat Koch
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan
menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba
spesifikmerupakan penyebab penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat
Koch
yaitu:
1. Mikroorganisma tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
ditimbulkan.
2. Mikroorganisma dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di
laboratorium.
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada binatang yang sesuai dapat
menimbulkan penyakit.
4. Mikroorganisma tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah terinfeksi
tersebut.
Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri
penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun).
Penemuan virus, adanya bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serta
adanya penyakit tertentu yang ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisma
memerlukan modifikasi dari postulat Koch. Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski
menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau dapat
ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak terebut disaring dengan filter
yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut diketahui dapat
menyaring bakteri.
Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut mempunyai ukuran
yang jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan penyakit pertama pada
manusia yang diketahui disebabkan oleh virus. Pada tahun 1900 seorang ahli bedah
bernama Walter reed (1851-1902) dengan menggunakan manusia sebagai volunteer
membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh nyamuk tertentu lainnya membawa
protozoa penyebab malaria. Salah satu cara penting untuk mencegah penyakit
tersebut adalah mengurus air yang tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat
berkembang biak.
Perkembangan dan Pencegahan penyakit
Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya
penyakit bubon yang dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang
disebabkan oleh bakteri terjadi di Eropa selama perioda 1347 – 1350. Sepertiga
sampai setengah populasi di Eropa meninggal karena penyakit tersebut. Hewan
pengerat, terutama tikus, berperan sebagai sumber bakteri bacillus dan
ditransmisikan/ditularkan ke manusia melalui lalat. Slama 1917 – 1919 malaria telah
membunuh setengah juta penduduk Amerika dan 21 manusia di seluruh dunia.
Jumlah tersebut mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh selama perang dunia
I. Jadi mikroba terbukti lebih mematikan dibanding peluru. Dengan pengetahuan
bahwa mikroorganisma dapat merupakan penyebab penyakit ilmuwan lebih
memusatkan perhatiannya pada cara pencegahan dan perlakuannya.
Penemuan antiseptik
Secara umum septis berati efek toksis dari mikroorganisma penyebab penyakit
pada tubuh selama infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran yang menghentikan efek
tersebut dengan pencegahan infeksi. Oliver Weldell Holmes (1809 – 1894) seorang
dokter Ameraka pada tahun 1843 menekankan bahwa penyakit demam pada wanita
bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan dari satu wanita lain melalui tangan
dokter.
Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz Philipp Semmelweiz
menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan bagi tangan dokter. Pada tahun
1860 ahli bedah dari Inggris, Josept Lister menemukan asam karbol atau phenol dapat
digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk
merendam alat-alat bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian
sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi yang sebelumnya menyebabkan
kematian 45% dari pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima dan dilakukan oleh
ahli bedah yang lain. Penemuan tersebut merupakan hari penemuan teknik aseptik
untuk mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam senyawa kimia dan alat fisik
lain dapt mengurangi mikroorganisma di ruang operasi, ruangan untuk bayi prematur
dan ruangan tempat memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril.
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Mikroskop
2. Api Bunsen
3. Tabung Reaksi
4. Jarum Ose
5. Pipet Tetes
6. Pinset
7. Pisau Cutter Tajam
b. Bahan
1. Aquadest
2. Serat Kapas
3. Metylene Blue
4. Minyak Imersi
5. Bawang Merah
6. Daging
7. Ubi
V. Prosedur Percobaan
1. Apel dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis.
2. Rebus irisan apel tersebut dengan air sampai mendidih.
3. Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula. Biarkan selama 30 menit
agar aroma buah apel keluar.
4. Pisahkan sari apel dari buahnya lalu setelah dingin sari apel dimasukkan
kedalam botol.
5. Masukkan ragi / yeast kedalam sari apel tersebut. Tutup dengan kain saring.
Fermentasi sari apel selama 1-2 minggu akan membentuk alkohol.