lanjutan spi

6
1. Apa yang saudara lihat dari perdebatan dan kesimpulan DPR tentang konsep mengembalikan pilkada ke DPRD? Yang pro Pilkada langsung mengatakan bahwa para anggota DPRD akan minta sogokan dari calon Kepala Daerah supaya dipilih. Yang pro Pilkada melalui DPRD mengatakan bahwa kenyataannya, para Kepala Daerah itu harus mengeluarkan banyak uang untuk bisa terpilih. Seperti telah dikemukakan, pendirian pemerintah yang dinyatakan oleh Mendagri juga mengemukakan betapa hebatnya korupsi dalam Pilkada langsung. Maka kalau aspek KKN yang dijadikan argumen, yang pro Pilkada langsung maupun yang pro Pilkada melalui DPRD sama-sama kuatnya atau sama-sama lemahnya. Marilah kita telaah hal ini tanpa menggunakan faktor KKN, karena kalau terus menggunakan faktor KKN sebagai argumentasi, kita disuguhi oleh tontonan para maling yang teriak maling.

Upload: hishnul180695

Post on 09-Aug-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lanjutan spi

1. Apa yang saudara lihat dari perdebatan dan kesimpulan DPR tentang konsep mengembalikan pilkada ke DPRD?

Yang pro Pilkada langsung mengatakan bahwa para anggota DPRD akan minta sogokan dari calon Kepala Daerah supaya dipilih. Yang pro Pilkada melalui DPRD mengatakan bahwa kenyataannya, para Kepala Daerah itu harus mengeluarkan banyak uang untuk bisa terpilih. Seperti telah dikemukakan, pendirian pemerintah yang dinyatakan oleh Mendagri juga mengemukakan betapa hebatnya korupsi dalam Pilkada langsung.

Maka kalau aspek KKN yang dijadikan argumen, yang pro Pilkada langsung maupun yang pro Pilkada melalui DPRD sama-sama kuatnya atau sama-sama lemahnya. Marilah kita telaah hal ini tanpa menggunakan faktor KKN, karena kalau terus menggunakan faktor KKN sebagai argumentasi, kita disuguhi oleh tontonan para maling yang teriak maling.

Page 2: Lanjutan spi

Lanjutan…

• Kita mulai dari pertimbangan yang tertuang dalam RUU. Yang pertama, yaitu Pilkada melalui DPRD memperkuat sifat integral dalam NKRI memang benar. Beberapa daerah sangat menonjol kemajuannya dan kesejahteraan rakyatnya karena mempunyai Kepala Daerah yang memang sangat kompeten. Tetapi justru penonjolan kemampuan sangat sedikit daerah inilah yang membuat terjadinya kesenjangan yang besar antara daerah-daerah yang bagus dan daerah-daerah yang masih saja berantakan. Cepat atau lambat, hal yang demikian jelas akan memperlemah NKRI

Page 3: Lanjutan spi

2. Bagaimana sebenarnya etika demokrasi mengajarkan cara bersikap sebelum dan sesudah keputusan di ambil?

Sikap kita sebaiknya sebagai orang berpendidikan adalah MENERIMA segala keputusan yang telah di capai dalam musyawarah mufakat. Walaupun hasilnya tidak sesuai keinginan kita, kita harus tetap mendukung keputusan

tersebut, selama dalam koridor yang benar.

Page 4: Lanjutan spi

3. Bagaimana kalau ada pihak yang menganggap pilkada DPRD bertentangan dengan demokrasi, ada juga masyarakat yang curiga dan cemas bahwa

pilkada DPRD akan meluas dan tidak terkendali, bahkan DPRD akan menginterpretasi eksekutif seperti periode 1999-2004

• Hak rakyat yang dirampas• Argumen bahwa Pilkada melalui DPRD merampas hak rakyat sangat banyak

dipakai oleh yang pro Pilkada langsung. Marilah kita berpikir jernih dan jujur. Rakyat yang mana ? Jumlah rakyat yang ikut Pilpres adalah 70 juta untuk Jokowi dan 62 juta suara untuk Prabowo. Jokwi memperoleh 53% suara rakyat. Dari perbandingan angka ini saja tidak dapat dikatakan seluruh rakyat merasa haknya dirampas. 62 juta suara bukannya nothing.

• Dalam poster kampanye gambar yang dijadikan template yalah Bung Karno, Megawati dan Jokowi. Pikiran Bung Karno tentang Demokrasi sangat jelas, yaitu Demokrasi Perwakilan, dan itupun ditambah dengan asas pengambilan keputusan yang tidak didasarkan atas pemungutan suara melulu. Dia menggunakan istilah diktatur mayoritas dan tirani minoritas untuk mempertegas pendiriannya. Dia juga selalu mengemukakan apakah 50% plus satu itu Demokrasi ? Apakah 50% plus satu itu boleh dikatakan sama dengan “Rakyat” ?

Page 5: Lanjutan spi

• Jumlah rakyat yang menggunakan hak pilihnya termasuk yang tertinggi di dunia. Apakah penggunaan hak politiknya yang berbondong-bondong itu karena sangat sadar politik ataukah datang untuk menerima uang dari para calon legislatif maupun eksekutif yang dipilih secara langsung ?

• Kalau 5 tahun yang lalu uang yang harus dikeluarkan untuk menjadi anggota DPR rata-rata sekitar Rp. 300 juta, di tahun 2014 sudah menjadi Rp. 3 milyar.

• Demokrasi, walaupun sistem perwakilan membutuhkan rakyat yang sudah cukup pendidikan dan pengetahuannya. Marilah kita sangat jujur terhadap diri sendiri. Apakah bagian terbesar dari rakyat Indonesia sudah cukup pendidikannya ? Para calon presiden sendiri mengemukakan betapa tertinggalnya bagian terbesar dari rakyat kita dalam bidang pendidikan yang dijadikan fokus dari platformnya. Berbicara soal pilkada langsung rakyat digambarkan sebagai yang sudah sangat kompeten menjadi pemilih yang sangat bertanggung jawab.

Page 6: Lanjutan spi

4. Ada juga yang curiga pemilihan lewat DPRD akan kembali ke orde baru

• Pada masa Orde Baru, pemilihan anggota legislatifnya belum dilaksanakan dengan prinsip jujur dan adil. Saat ini, anggota legislatif dipilih secara jujur, adil dan sangat demokratis.

• Apalagi, pada masa itu belum ada Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

• Pada era Orde Baru calon-calon kepala daerah ditentukan secara sentralistik. RUU Pilkada yang sedang dibahas akan sangat akomodatif dan aspiratif.

• Selain itu, pada era Orde Baru partisipasi media dan masyarakat dalam mengawasi pelaksanaan demokrasi hampir tidak ada. Namun, hal itu sangat bertolak belakang dengan kondisi saat ini. Masyarakat dan media bisa melakukan pengawasan.