lanjutan

9
untuk penderita ini, yaitu melakukan Flash back. 1. Halusionosis Organik Halusinosis organik adalah suatu gangguan halusinasi yang menetap atau berulang, biasanya visual atau auditorik yang terjadi pada keadaan kesadaran penuh. Bisa pula dijumpai waham, tapi tidak menonjol dan insightnya masih baik. Gangguan ini disebabkan oleh oleh gangguan tertentu pada otak. Kasus ini banyak ditemukan di kalangan para pecandu alkohol. Kriteria diagnostik : Dijumpai kriteria umum untuk golongan ini Ada halusinasi yang menetap atau berulang Tidak ada kesadaran berkabut Tidak ada penurunan fungsi intelektual yg nyata Tidak ada gangguan mood yang menonjol Tidak ada waham yg nyata dan dominan 2. Sindroma Afektif Organik Sindrom afektif organik adalah gangguan berupa keadaan mania atau depresi sehubungan dengan gangguan pada otak. Penyebabnya bisa cedera otak, tumor otak, tumor pada kelenjar hormon. Hal ini menyebabkan gangguan pada toksik atau metabolik. Sindroma depresif à reserpin, metildopa, halusinogen Sindroma manik / depresif à hipertiroidisme, hipotiroidisme Hiperaldosteronisme Hiperadrenokortikalisme Ca pankreas à depresif

Upload: adelia-rochma

Post on 23-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

untuk penderita ini, yaitu melakukan Flash back. 1. Halusionosis Organik Halusinosis organik adalah suatu gangguan halusinasi yang menetap atau berulang, biasanya visual atau auditorik yang terjadi pada keadaan kesadaran penuh. Bisa pula dijumpai waham, tapi tidak menonjol dan insightnya masih baik. Gangguan ini disebabkan oleh oleh gangguan tertentu pada otak. Kasus ini banyak ditemukan di kalangan para pecandu alkohol.Kriteria diagnostik : Dijumpai kriteria umum untuk golongan ini Ada halusinasi yang menetap atau berulang Tidak ada kesadaran berkabut Tidak ada penurunan fungsi intelektual yg nyata Tidak ada gangguan mood yang menonjol Tidak ada waham yg nyata dan dominan

2. Sindroma Afektif Organik Sindrom afektif organik adalah gangguan berupa keadaan mania atau depresi sehubungan dengan gangguan pada otak. Penyebabnya bisa cedera otak, tumor otak, tumor pada kelenjar hormon. Hal ini menyebabkan gangguan pada toksik atau metabolik. Sindroma depresif reserpin, metildopa, halusinogen Sindroma manik / depresif hipertiroidisme, hipotiroidismeHiperaldosteronismeHiperadrenokortikalismeCa pankreas depresifPenyakit virus (HIV)

3. Sindroma Putus Zat dan Sindroma IntoksikasiSindroma putus zat adalah suatu kondisi dimana orang yang biasa menggunakan secara rutin, pada dosis tertentu berhenti menggunakan atau menurunkan jumlah zat yang biasa digunakan, sehingga menimbulkan gejala pemutusan zat. Intoksikasi Zat Psikoaktif Berdasarkan istilah kedokteran, intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat ke dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian. Pemeriksaan Intoksikasi1. Pemeriksaan awal (anamnesa)Berdasarkan DSM-IV-TR, kriteria-kriteria diagnostik yang harus ditanyakan saat anamnesa yakni: Baru menggunakan amfetamin atau zat sejenis Tingkah laku maladaptif yang segera setelah pemakaian amfetamin atau sejenis Adanya 2 atau lebih tanda-tanda berikut yang terjadi selama atau segera setelah pemakaian: taki/bradikari, midriasis, tekanan darah meningkat/turun, persiperasi/menggigil, penurunan berat badan, agitasi/retardasi psikomotor, kelemahan oto, depresi respirasi, nyeri dada/aritmia, kebingungan, kejang, atau koma. Gejala-gejalanya bukan disebabkan karena kondisi medis umum ataupun gangguan mental lainnya. 2. Pemeriksaan lanjutan/khususPemeriksaan Psikiatri KhususPenampilan umum: Kesadaran Perilaku dan aktivitas psikomotor Pembicara Sikapa. Keadaan afektif: Perasaan dasar Ekspresi afektif Empati b. Fungsi kognitif: Daya ingat Daya konsentrasi Orientasic. Kemampuan menolong diri sendiriPemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan laboratoriumb. Pemeriksaan rontgenc. Pemeriksaan psikologik, laporan social workerSatu-satunya cara untuk mendiagnosis pasti keracunan obat ini adalahmelalui analisis laboratorium. Bahan untuk analisis berasal dari darah, cairanlambung, atau urin. Obat golongan amfetamin akan tertahan dalam urin selama 2hari. Pemeriksaan dan penyaringan yang cepat dan sederhana menggunakan kromatografi lapisan tipis dapat digunakan untuk mendeteksi 90% keracunan umum. Sekarang terdapat cara-cara pemeriksaan baru dengan teknik yang lebih maju dan cepat misalnya enzyme multiple immunoassay. Pada kasus keracunan yang sedang dan berat diperlukan pemeriksaan penunjang darah lengkap, elektrolit, glukosa darah, uji faal ginjal, CPK, analisisgas darah, urinalisis, EKG, dan foto toraks.

Intoksikasi amfetaminTakikardi, dilatasi pupil, penurunan atau peningkatan tekanan darah, berkeringat atau mengigil, mual atau muntah, penurunan berat badan, agitasi atau retardasi psikomotor, kelemahan otot, depresi pernapasan, nyeri dada, aritmia jantung konfusi, kejang, diskinesia, distonia, koma

Intoksikasi kokainTakikardi, dilatasi pupil, penurunan atau peningkatan tekanan darah, berkeringat atau mengigil, mual atau muntah, penurunan berat badan, agitasi atau retardasi psikomotor,

Intoksikasi zat psikotropika (halusinogen, phenycyclidine, dsb)Perilaku maladaptif (kecemasan, paranoid, gangguan dalam pertimbangan, dsb), perubahan persepsi (depersonalisasi, ilusi, direalisasi, halusinasi, dsb), dilatasi pupil, takikardi, berkeringat, palpitasi, pandangan kabur, tremor, inkoordinasi.

Terapi Terhadap Keadaan IntoksikasiIntoksikasi opioida : Beri Naloxone HC 1 0,4 mg IV, IM atau SC dapat pula diulang setelah 2-3 menit sampai 2-3 kali. Intoksikasi kanabis (ganja): ajak bicara yang menenangkan pasien. Bila perlu beri : Diazepam 10-30 mg oral atau parenteral, Clobazam 3x10 mg. Intoksikasi kokain dan amfetamin. Beri Diazepam 10-30 mg oral atau pareteral, atau Klordiazepoksid 10-25 mg oral atau Clobazam 3x10 mg. Dapat diulang setelah 30 menit sampai 60 menit. Untuk mengatasi palpitasi beri propanolol 3x10-40 mg oralIntoksikasi alkohol : Mandi air dingin bergantian, air hangat, Minum kopi kental, Aktivitas fisik (sit-up,push-up). Bila belum lama diminum bisa disuruh muntahkan.

Intoksikasi sedatif-hipnotif (Misal : Valium,pil BK, MG,Lexo,Rohip):melonggarkan pakaian, membersihkan lendir pada saluran napas, beri oksigen dan infus garam fisiologis

CRAVINGDrug craving adalah salah satu tanda bahwa seseorang mengalami adiksi pada penggunaan obat-obatan. Drug craving sendiri ialah sugesti atau keinginan yang kuat untuk menggunakan obat-obatan. Bila craving sudah masuk dalam tahap lebih tinggi lagi, maka akan disebut dengan drug addiction. Adiksi zat (narkoba) berarti bukan hanya sekedar menggunakan zat dalam jumlah yang banayk. NIDA (National Institute on Drug Abuse) memberikan definisi mengenai adiksi adalah sebagai sutau penyakit otak kronis, mudah kambuh yang ditandai dengan dorongan kompulsif untuk mencari dan menggunakan zat, walaupun memiliki konsekuensi berbahaya.

TOLERANCEToleransi obat atau drug tolerance ialah menurunnya khasiat obat setelah pemakaian yang berulang-ulang, sehingga selanjutnya ia membutuhkan dosis yang lebih besar untuk memberikan khasiat yang sama. Lama kelamaan dosis ini dapat mencapai batas yang membahayakan sehingga dapat menimbulkan kematian.

WITHDRAWAL SYNDROMEPutus zat atau istilah lainnya adalah withdrawal syndrome memiliki arti yakni menyebabkan rasa nyeri atau lainnya akibat dihentikannya atau dikuranginya narkoba yang telah digunakan berulang-ulang atau terus menerus. Gejala putus zat sendiri memiliki definisi yakni suatu gejala nyeri atau gejala lainnya akibat dihentikannya pengkonsumsian narkoba. Sesuai dengan jenis-jenis narkoba, maka untuk setiap jenis biasanya pengguna akan menunjukkan gejala putus zat yang berbeda-beda. a. Keadaan putus alkoholHalusinasi, ilusi, kejang dalam 12-48 jam, gemetar, keluhan-keluhan mual dan muntah, muka kemerahan, konjungtiva mata kemerahan, kelemahan umum, insomnia, mudah kaget, cemas, marah, rindu dengan minuman alkohol, mudah tersengal, nafas pendek, serta hipertensi.b. Keadaan putus opoida Tanda-tanda objektif: Mengantuk, pilek sampai bersin, dilatasi pupil, panas dingin, meriang dan berkeringat berlebih, merinding dan muncul dan hilang, tekanan darah meninggi, respirasi meningkat, suhu badan meninggi tajam, mual, muntah, diare, insomnia Tanda-tanda subjektif: Keluhan sugesti, anxietas, gelisah, mudah tersinggung, rasa sakit dan pegal otot diseluruh tubuh, tulang-tulang ngilu, tidak ada selera makan, sakit dan kram perut, gemetar/tremor, kejang-kejang kecil, lemasc. Keadaan putus ganjaInsomnia, mual, mialgia, cemas, gelisah, dan mudah tersinggung, demam, berkeringat, nafsu makan menurun, fotofobia (takut cahaya), depresi, bingung, menguap, diare, kehilangan berat badan, dan tremord. Keadaan putus obat-obatan sedatif hipnotika (MG, BK, rohip, lekso, nipam, dsb). Mual, muntah, tampak lemah dan letih, berkeringat, dan tekanan darah meningkat, anxietas, depresi, tremor kasar pada tangan, lidah, dan kelopak mata.e. Keadaan putus kokainKeletihan, insomnia atau hiper insomnia, agitasi psikomotor, ide-ide bunuh diri dan paranoid, mudah tersinggung dan iritabel, perasaan depresiff. Keadaan putus kafeinGelisah dan gugup, mudah tersinggung, nyeri kepala, gemetar, tak mampu bekerja efektif, hidung berlendir, mual sampai muntah, kadang-kadang timbul depresif.g. Keadaan putus amfetaminDepresi, agitasi, anxietas, rasa letih dan depresi, insomnia disertai keinginan untuk tidurh. Keadaan putus nikotinCraving, iritabel, anxietas, sulit konsentrasi, gelisah, nyeri kepala, gangguan tidur

4. SINDROMA NEUROLEPTIK MALIGNA (NMS)Neuroleptic malignant syndrome (NMS) adalah suatu gangguan yang terjadi akibat reaksi merugikan yang paling sering disebabkan oleh penggunaan obat-obat neuroleptik atau antipsikotik.Tanda dan SimptomNMS jarang terjadi namun merupakan gangguan yang fatal.Gejala awal:a. Kekakuatn ototb. Peningkatan sekresi air liurc. Diaphoresisd. Dysphagiae. Dyskinesia