landasan-teori fisiologi
DESCRIPTION
teori-teori mengenai fisiologiTRANSCRIPT
-
LANDASAN TEORI
1. Definisi Fisiologi
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap
jaringan tubuh atau bagian dari alat-alat dan sebagainya. Fisiologi merupakan
cabang dari ilmu biologi yang mempelajari objek spesifik makhluk hidup dari
sudut pandang struktur dan fungsinya. Fisiologi berasal dari kata Yunani, yaitu
physis (alam, pekerjaan, atau sifat) dan logos (cerita atau ilmu). Jadi fisiologi
tersebut adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik dan biokimia dari
makhluk hidup.
Fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi
normal dari suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ
hingga tingkat organisme itu sendiri. Fungsi yang dipelajari adalah fungsi kerja
yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Fisiologi
dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan tetapi prinsip dari fisiologi
bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
Fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan pada sel manusia. Fisiologi hewan
bermula dari metode dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran fisiologi
manusia yang kemudian meluas pada spesies hewan selain manusia. Fisiologi
tumbuhan banyak menggunakan teknik dari kedua bidang ini. Cakupan subjek
dari fisiologi hewan adalah semua makhluk hidup. Banyaknya subjek
menyebabkan penelitian di bidang fisiologi hewan lebih terkonsentrasi pada
pemahaman bagaimana ciri fisiologi berubah sepanjang sejarah evolusi hewan.
Fisiologi manusia, dikenal pula beberapa istilah yang berkaitan dengan fisiologi,
antara lain elektrofisiologi, berkaitan dengan cara kerja saraf dan otot,
neurofisiologi, mempelajari fisiologi otak, fisiologi sel, menunjuk pada fungsi sel
secara individual.
-
2. Definisi Kerja
Kerja adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi,
sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Pengeluaran energi untuk
kegiatan yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Secara
umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik (otot) dan kerja
mental. Kerja mental, pengeluaran energi relatif kecil dibandingkan dengan kerja
fisik dimana pada kerja fisik ini manusia akan menghasilkan perubahan dalam
konsumsi oksigen, heart rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia
dalam tubuh fokus dengan respon tubuh terhadap kebutuhan metabolisme pada
saat bekerja dengan mengukur aktivitas dari cardiovascular,respiratory dan
sistem otot pada saat bekerja dapat mengetahui cara mencegah kelelahan saat
melakukan aktivitas.
Bekerja adalah suatu kegiatan atau aktivitas manusia untuk merubah
keadaan-keadaan tertentu dari lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan
dan memelihara kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi dalam kaitanya dengan
kerja manusia hal ini du tujukan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata
cara kerja yang harus di aplikasikan untuk mengevaluasi apakah tata cara kerja
tersebut sudah baik atau belum adalah dengan mengukur penggunaan energi kerja
atau energi otot manusia yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktifitas-
aktifitas tersebut. Berikut ini beberapa kebutuhan tingkat manusia diantaranya:
1. Kebutuhan fisiologi seperti makanan, minuman dan tempat tinggal untuk
melindungi dari panas matahari, dingin dan hujan.
2. Kebutuhan akan merasa aman terhadap ancaman kehilangan milik dan nyawa
serta jaminan kelangsungan hidup.
3. Kebutuhan sosial, seperti bergaul dengan orang lain.
3. Kelelahan Kerja (Fatigue)
Kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada saraf dan otot
manusia sehingga tidak dapat berfungsi lagi sabagai mana mestinya, jika
seseorang bekerja pada tingkat energi diatas 5,2 kcal permenit, maka pada saat itu
akan timbul rasa lelah (fatigue). Munurut Murrel (1965) kita bisa masih bisa
-
mempunyai cadangan sebesar 25 kcal sebelum munculnya Asam Laktat sebagai
tanda saat timbulnya waktu istirahat. Cadangan energi akan hilang jika kita
bekerja lebih dari 5,0 kcal per menit. Selama priode istrahat, cadangan tersebut
dibentuk kembali.
Kelelahan otot adalah kelelahan yang terjadi karen kerja, dengan adanya
aktivitas kontraksi dan relaksasi yang diakibatkan oleh pengeluaran sejumlah
energi secara tepat, pekerjaan uang dikerjakan terus menerus, pekerjaan setempat
atau lokal yang terus menerus berulang dengan pngeluaran energi tempat yang
besar, dan sikap yang dibatasi. Berikut ini terdapat beberapa cara untuk
mengurangi kelelahan otot antara lain:
1. Mengatur beban kerja dengan melakukan perancangan kerja.
2. Mengatur periode istirahat yang cukup berdasarkan atas pertimbangan
fisiologis, mengatur regu-regu kerja dengan baik dan menyeimbangkan
tekanan fisiologis diantara anggota pekerja.
3. Menyediakan air dan garam yang cukup bagi pekerja yang bekerja dalam
lingkungan kerja yang panas.
4. Menyeleksi pekerja yang didasarkan atas kemampuan fisik mereka dan tingkat
pelatihan (training) untuk aktivitas tertentu yang membutuhkan energi yang
cukup besar.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan dalam
bekerja. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan, adalah
sebagai berikut:
a. Penentuan dan lamanya waktu kerja.
b. Penentuan dan lamanya waktu istirahat.
c. Sikap mental pekerja.
d. Besarnya beban tetap.
e. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap.
f. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan.
g. Lingkungan fisik kerja.
h. Kecapaian kerja.
i. Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan.
-
j. Jenis kelamin.
k. Umur.
l. Sikap kerja
4. Kerja Fisik dan Mental
Menurut Bridger (1995), kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi
fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga
manual operation dimana performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada
manusia yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja.
Kerja fisik juga dapat dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena
kegiatan tersebut memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja
berlangsung. Dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang
dijadikan tolak ukur penentu berat atau ringannya suatu pekerjaan. Secara garis
besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja
mental. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya
hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan
perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui:
a. Konsumsi oksigen.
b. Denyut jantung.
c. Peredaran udara dalam paru-paru.
d. Temperatur tubuh.
e. Konsentrasi asam laktat dalam darah.
f. Komposisi kimia dalam darah dan air seni.
g. Tingkat penguapan.
Menurut Bridger (1995), kerja fisik akan mengeluarkan energi yang
berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja
biasanya ditentukan dengan cara yang tidak langsung, yaitu dengan cara
pengukuran, pengukuran tersebut meliputi kecepatan denyut jantung dan
konsumsi Oksigen. Sedangkan kerja mental merupakan kerja yang melibatkan
proses berpikir dari otak kita. Pekerjaan ini akan mengakibatkan kelelahan mental
bila kerja tersebut dalam kondisi yang lama, bukan diakibatkan oleh aktivitas fisik
-
secara langsung melainkan akibat kerja otak kita. Kecepatan denyut jantung
memiliki hubungan yang sangat erat dengan aktivitas faal lainnya:
5. Pengukuran Waktu Istirahat
Terdapat dua cara menentukan waktu istirahat, yaitu berdasarkan
konsumsi energi dan berdasarkan konsumsi oksigen terukur. Berikut adalah rumus
yang digunakan:
1. Berdasarkan konsumsi energi yang di dapatkan dari konversi denyut jantung
Keterangan:
R = waktu istirahat (menit)
T = total waktu kerja
K = energi yang dikeluarkan dalam bekerja (kcal/menit)
S = pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan (kcal/menit)
Tabel 1 Penentuan Nilai S
Tingkat
Pekerjaan Nilai S
Undully Heavy
Very Heavy
Heavy
Moderate
Light
Very Light
Over 12.5
10 12.5 7.5 10 5 7.5 2.5 5
Under 2.5
2. Berdasarkan kapasitas oksigen terukur. Terdapat rumus sebagai berikut:
Keterangan:
R = waktu istirahat (jam)
W = total waktu kerja (jam)
B = kapasitas oksigen pada saat bekerja (liter/menit)
S = kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)
-
Y = 1,80411 0,0229038.X + 4,71733.10-4.X2
KE = Et - Ei
6. Pengukuran Konsumsi Energi dan Konsumsi Oksigen
Satu kalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur 1 liter air dari 14,5C menjadi 15,5C. Konsumsi energi pada waktu
kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran
tekanan darah, aliran darah, komposisi kimia dalam darah, temperatur tubuh,
tingkat penguapan dan jumlah udara yang dikeluarkan oleh paru-paru.
Menentukan konsumsi energi biasa digunakan parameter indeks kenaikan
bilangan kecepatan denyut jantung. Secara umum adalah regresi kuadratis dengan
persamaan sebagai berikut:
Dimana:
Y : Energi (kilokalori per menit)
X : Kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk
energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan dalam
bentuk matematis sebagai berikut:
Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)
7. Pengukuran Detak Jantung
Konsumsi energi dapat menghasilkan denyut jantung yang berbeda-beda.
Meningkatnya denyut jantung dikarenakan oleh temperatur sekeliling yang tinggi,
tingginya pembebanan otot statis, dan semakin sedikit otot yang terlibat dalam
suatu kondisi kerja. Berdasarkan berbagai macam alasan itulah, sehingga denyut
jantung telah dipakai sebagai indeks beban kerja:
-
Tabel 2 Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologi
Tingkat
Pekerjaan
Energy Expenditure Detak Jantung Konsumsi
Energi
Kcal/menit Kcal/8jam Detak/menit Liter/menit
Undully
Heavy > 12.5 > 6000 > 175 > 2.5
Very Heavy 10.0 12.5 4800 6000 150 175 2.0 2.5
Heavy 7.5 10.0 3600 4800 125 150 1.5 2.0
Moderate 5.0 7.5 2400 3600 100 125 1.0 1.5
Light 2.5 5.0 1200 2400 60 100 0.5 1.0
Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5
Denyut jantung tentu sangat mempengaruhi hasil kerja, semakin cepat
recovery tentu akan menambah kinerja operator. Ada beberapa definisi Muller
tentang kerja denyut jantung adalah sebagai berikut:
a. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut jantung
sebelum suatu pekerjaan dimulai.
b. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut jantung
selama seseorang bekerja.
c. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung
selama bekerja dan selama istirahat.
d. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost)
adalah jumlah aljabar denyut jantung saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan
sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya.
e. Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut jantung
dari mulainya suatu pekerjaan sampai denyut berada pada kondisi istirahat
(resting level).
Pengukuran denyut jantung adalah merupakan salah satu alat untuk
mengetahui beban kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Merasakan denyut yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan.
2. Mendengarkan denyut dengan stethoscope.
3. Menggunakan ECG (electrocardiogram), yaitu mengukur sinyal elektrik yang
diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.