landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

12
PAPER CURRICULUM AND MATERIAL DEVELOPMENT Disusun oleh : Kelompok 1_Kelas Vc Dian Capriati Iponiasih Uzlifat Fatmawati UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS 2014

Upload: fatmawati-khodijah

Post on 22-Jul-2015

201 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

PAPER

CURRICULUM AND MATERIAL DEVELOPMENT

Disusun oleh :

Kelompok 1_Kelas Vc

Dian Capriati

Iponiasih

Uzlifat Fatmawati

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

2014

Page 2: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

PEMBAHASAN

KURIKULUM

KURIKULUM MENURUT PARA AHLI

Hilda Taba: Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan

mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu

Daniel Tanner & Laurel Tanner : Pengalaman pembelajaran yang terencana dan terarah, yang

disusun melalui proses rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis di bawah

pengawasan lembaga pendidikan agar pembelajar dapat terus memiliki minat untuk belajar

sebagai bagian dari kompetensi sosial pribadinya.

Romine: Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas dan pengalaman yang

diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.

Murray Print : Kurikum didefinisikan sebagai semua ruang pembelajaran terencana yang

diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan pengalaman yang dinikmati oleh siswa

saat kurikulum itu terapkan. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh

dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Kurikulum adalah suatu

program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu, para

siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan perkembangan

tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain,

sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar.

Harold B, Alberty (1965): “All of the activities that are provided for the student by the

school.”Kegiatan yang disajikan oleh sekolah bagi para pelajar. Tidak ada pembatasan antara

kegiatan didalam kelas dan diluar kelas. Di kutip oleh Prof. Dr. S Nasution (1988 : hal 11).

Saylor (1956):“A curriculum is total effort of the school to going abaout desired out comes

in school and out-of-school situation.”Kurikulum adalah usaha maksimal dari sekolah untuk

mencapai hasil yang diinginkan didalam sekolah dan diluar situasi sekolah. Dikutip oleh

Nana S Sukmadinata (1998 : hal 3)

Page 3: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) : Kurikulum sebagai suatu rencana yang berisi

sekumpulan pengalaman belajar bagi anak didik. Sedangkan dalam UUSPN, “Seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.” Hanya menekankan pada

kemanfaatannya bagi guru dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar. Dikutip oleh

Ahmad, dkk (1998 : hal 10)

PENGERTIAN KURIKULUM MENURUT BEBERAPA PARA AHLI SECARA

ETIMOLOGIS

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya pelari dan curare

yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman

Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh

oleh pelari dari garis start sampai garis finish.

Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan

yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum

pendidikan(manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan

media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan

pendidikan.

Setelah kami memaparkan pengertian kurikulum secara etimologi. Maka saya menerangkan

secara terminologi atau biasa disebut dengan pengertian secara istilah. Pengertian Kurikulum

menurut para ahli inilah pengertian kurikulum secara Terminologi. Sebenarnya sangat banyak

sekali para ahli pendidikan yang mendifinisikan tentang kurikulum. Namun kami hanya

memaparkan beberapa saja, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun

secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow

and Crow)

2. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang

dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya kurikulum

pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam Oliva, 191:6)

3. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L.

Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)

4. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat

pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M.

Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)

Page 4: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

5. Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus, menunjukkan

seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan meanifestasikan pola belajar

mengajar tertentu, karena tujuan menuntut mereka atau karena organisasi konten

mempersyaratkannya. Pada akhirnya, termasuk di dalamnya program evaluasi outcome

(Hilda Taba dalam Oliva, 1991:6)

6. Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana

pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan

tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam

Oliva, 1991:7)

7. Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang

dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat pebelajar meningkatkan

pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner and Laurel N. Tanner dalam Oliva,

1991:7)

8. Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu program

belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi (Abert I.

Oliver dalam Oliva, 1991:7).

9. Kurikulum mengandung konten (suject matter), pernyataan tujuan (terminal objective),

urutan konten, pre-asesmen dari entri skil yang dipersyaratkan pada siswa ketika mulai

belajar konten (Roert M. Gagne dalam Oliva, 1991:7).

10. Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan

kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah

dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan

merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Dr.

Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil)

Dari definisi di atas dapat saya simpulkan bahwa kurikulum itu mempunyai empat unsur

utama, yaitu:

1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang

bagaimana ingin kita bentuk melalui kurikulum.

2. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas dan

pengalaman-pengalaman sehinggat terbentuk kurikulum tersebut. Bagian inilah yang

biasa disebut mata pelajaran. Bagian ini pulalah yang dimasukkn dalam silabus.

3. Metoda dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan

mendorong murid-murid belajar dan membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh

kurikulum.

Page 5: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

4. Metode dan cara penilain yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum

dan hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum seperti ulangan dan

ujian-ujian yang ada di sekolah.

LANDASAN KURIKULUM

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh

terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam

pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat

dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-

landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang

mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat

dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya,

akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Dalam hal ini,

Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam

pengembangan kurikulum, yaitu:

(1) filosofis;

(2) psikologis;

(3) sosial-budaya; dan

(4) ilmu pengetahuan dan teknologi..

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat

landasan tersebut.

1. Landasan Filosofis

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama

halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat,

seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan

rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada

aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan

implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella

Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran

filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.

a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan

keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan

dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.

Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut ,

Page 6: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih

berorientasi ke masa lalu.

b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian

pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota

masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya

dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup

di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih

berorientasi pada masa lalu.

c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan

tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti

memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya

hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?

d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual,

berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.

Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik

aktif.

e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada

rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di

samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada

progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan

masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk

apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut

aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.

Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan

aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-

Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi

pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat

rekonstruktivisme banyak diterapkan dalampengembangan Model Kurikulum

Interaksional.

Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri.

Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat

cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan

mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun

Page 7: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya

mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan

lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.

2. Landasan Psikologis

Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat

dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu

(1) psikologi perkembangan dan

(2) psikologi belajar.

Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku

individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji

tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek

perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang

berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan

ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi

belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek

perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.

Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-

teori psikologi yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip

pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa

kompetensi merupakan “karakteristik mendasar dari seseorang yang merupakan

hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau penampilan yang

terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi“.

Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu :

a. .motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau

keinginan untuk melakukan suatu aksi.

b. bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai

situasi atau informasi.

c. c.konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang;

d. pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan

e. keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.

Page 8: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan

sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung

lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan

motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian

seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih mudah

dikembangkan. Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin kemampuan ini.

Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan

dikembangkan.

Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2002) menyoroti

tentang aspek perbedaan dan karakteristik peserta didik, Dikemukakannya, bahwa

sedikitnya terdapat lima perbedaan dan karakteristik peserta didik yang perlu

diperhatikan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu :

(1) perbedaan tingkat kecerdasan;

(2) perbedaan kreativitas;

(3) perbedaan cacat fisik;

(4) kebutuhan peserta didik; dan

(5) pertumbuhan dan perkembangan kognitif.

3. Landasan Sosial-Budaya

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai

suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita

maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk

terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata,

namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup,

bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.

Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun

informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat

pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya

menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.Dengan pendidikan, kita tidak

mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan

masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan

mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun

proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik,

kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.

Page 9: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya

tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota

masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-

nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-

nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan

lainnya.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam

masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk

melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi

di sekitar masyarakat.

Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui

pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban

sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.Dengan demikian,

kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan

berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik

dalam konteks lokal, nasional maupun global.

4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih

relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang

pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan

dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang akal manusia telah mampu

menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin.

Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau

manusia bisa menginjakkan kaki di Bulan, tetapi berkat kemajuan dalam bidang Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil

mendarat di Bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil

menginjakkan kaki di Bulan. Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan

teknologi dalam dua dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia

melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada

pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru

antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks

global dan lokal. Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan

masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar

Page 10: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai

masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai

dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar

bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai

pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatif terhadap

ketidakpastian. Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan

kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan

mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta

didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.

PERANAN KURIKULUM

Sebagai salah satu bagian dalam sistem pendidikan yang telah direncanakan secara

sistematis, kurikulum tentunya memiliki peranan yang sangat penting bagi kegiatan

pendidikan yang sedang dilaksanakan. Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan

kebudayaan dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam menjalankan operasinya maka

dapat ditentukan paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran

kritis atau peran evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sangat penting dan perlu

dilaksanakan secara seimbang. Dalam bahasan kali ini akan dijelaskan secara singkat peranan

kurikulum tersebut.

PERAN KONSERVATIF

Salah satu tugas dan peranan sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah

mewariskan nilai – nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa

perlu memahami dan menyadari norma – norma dan pandangan hidup masyarakatnya,

sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan

berperilaku sesuai dengan norma – norma tersebut, dengan demikian, sekolah sebagai suatu

lembaga sosial dapat memengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai

nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendiidkan sebagai suatu

proses sosial. Salah Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai-nilai

budaya sebagai warisan masa lalu serta mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial

budaya tersebut pada generasi muda. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat

Page 11: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya

asing dan menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti

yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal

berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai – nilai luhur masyarakat, sehingga keajekan dan

identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik.

PERAN KREATIF

Sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam mewariskan nilai – nilai masa lampau,

tetapi juga bertanggung jawab dalam mewariskan hal – hal baru sesuai dengan tuntutan

zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang

selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum mengalami peran kreatif.

Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian

menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimasa

sekarang dan masa mendatang.

Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus

mengandung hal – hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan

setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat

yang senantiasa bergerak maju secara dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif?

Sebab, manakala kurikulum tidak mengandung unsur – unsur baru maka pendidikan

selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang diberikan sekolah pada akhirnya akan

kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial

masyarakat. Untuk potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran,

pengalaman, cara berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru yang memberikan

manfaat bagi masyarakat.

PERAN KRITIS DAN EVALUATIF

Kebudayaan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Apakah setiap nilai

dan budaya lama harus diwariskan kepada setiap anak didik? Apakah setiap nilai dan budaya

baru yang sesuai dengan perkembangan zaman juga harus dimiliki oleh setiap anak didik?

Tentu saja tidak. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab

terkadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan dan perkembangan

Page 12: landasan kurikulum, definisi, peranan kurikulum

budaya masyarakat; demikian pula adakalanya nilai dan budaya baru itu tidak sesuai dengan

nilai – nilai lama yang masih relevan dengan keadaaan dan tuntutan zaman. Dengan

demikian, kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu

dipertahankan, dan nilai atau budaya baru mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam

rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan

dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk

kehidupan anak didik, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi

penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai – nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan

keadaaan dimasa mendatang dihilangkan, serta diadakan modifikasi dan perbaikan. Dengan

demikian, kurikulum harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.

Dalam proses pelaksanaannya, ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan secara

seimbang, atau dengan kata lain terdapat keharmonisan diantara ketiganya. Kurikulum yang

terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan

oleh kemajuan zaman, sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatifnya dapat

membuat hilangnya nilai – nilai budaya masyarakat. Akan tetapi jika peran kurikulum

tersebut berjalan secara seimbang atau tidak terlalu condong pada salah satu perannya, maka

kurikulum akan dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju

kebudayaan masa depan.

KESIMPULAN

Kurikulum merupakan kegaiatan yang disajikan di sekolah berupa instrument, rangkaian

unit materi belajar yang telah disusun, dan seperangkat rencana yang berisi pengalaman

belajar bagi pelajar atau anak didik, agar dapat merealisasikan bakatnya dan dapat

mengembangkan taraf hidup dalam masyarakat berdasarkan kemampuan yang dimiliki

sebelumnya. Oleh karena itu kurikulum harus di organisasikan dengan baik agar sasaran dan

tujuan pendidikan ditetapkan dapat tercapai .

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, dkk. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung : CV Pustaka Setia.

Nasution, Drs. 1988. Asas-asas Kurikulum. Bandung : Jemmars Bandung.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.

Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.