lampiran - abstrak.uns.ac.id · riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di sekolah rakyat...

18
LAMPIRAN

Upload: nguyendang

Post on 21-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

LAMPIRAN

Page 2: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Lampiran I

Sinopsis 6 cerkak dalam Antologi Cerkak Mawar Abang

Karya Ariesta Widya

Dalam antologi cerkak Mawar Abang yang terdiri dari 26 cerkak ini,

diantaranya ada 6 yang mengandung unsur religius. Religiusitas tersebut

mewujudkan kepercayaan adanya kekuatan adikodrati, kekuatan yang menguasai

manusia dan alam semesta. Cerkak yang bisa digolongkan kedalam unsur religius

dalam antologi cerkak karya Ariesta Widya yaitu Cathetan Desember, Ganda

Semboja, Oh, Renan, Oh, Yaman, Bandha Gadhuhan, Wengi Saya Larut dan Ing

Citarum Mecaki Urip.

Cerkak Wengi Saya Larut mempunyai kesamaan dengan cerkak Bandha

Gadhuhan dan cerkak Cathetan Desember. Jika cerkak Bandha Gadhuhan dan

cerkak Cathetan Desember kehilangan seorang anak, maka pada cerkak Wengi

Saya Larut kehilangan seorang istri. Diakhir bulan Januari, sepasang suami istri

bercengkrama membahas anak-anaknya. Anak keduanya Tedi akan disunat

dengan cara ramai-ramai seperti yang dahulu dilakukan disaat anak pertamanya

sunat. Anaknya yang nomer tiga bulan depan akan genap berusia dua tahun.

Keduanyapun sibuk membuat acara untuk anak-anaknya. Hari itu seperti biasanya

sang ayah bekerja, namun tiba-tiba kedatangan tamu menyuruhnya untuk segera

pulang. Istrinya terbaring lemah dan kemudian dibawa kerumah sakit. Satu

minggu istrinya tidak kuat dan akhirnya meninggal. Meski hatinya bisa pasrah

tapi mendengar penyakit istrinya pendarahan otak, membuatnya tidak bisa

Page 3: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

berpikir dan bersedih hati. Akhirnya dia sadar bahwa kesedihan tersebut harus

dihilangkan dengan rasa pasrah dan percaya kepada Tuhan karena ada tiga anak

yang sekarang sangat membutuhkannya. Semuanya diserahkan kepada Tuhan,

karena Tuhan yang akan memberikan jalan terbaik.

Cerkak Bandha Gadhuhan mempunyai cerita yang sama seperti cerkak

Cathetan Desember. Keduanya bercerita tentang bagimana mengiklaskan anaknya

yang meninggal. Seorang anak perempuan yang sangat manis sedang bermanja-

manja membantu ibunya yang sedang membuat roti. Anak yang bernama Wilis ini

bercengkerama dengan ibu dan pembantunya untuk menyambut datangnya Natal.

Dengan daya khayal seorang anak kecil, Wilis berkhayal dalam pertunjukan nanti

ayahnya akan berperan sebagai Bapak Yusup, Ibunya akan menjadi Ibu Maria,

dan Wilis sendiri berperan sebagai Tuhan Yesus. Khayalan tersebut musnah

karena tiba-tiba Wilis sakit panas dan kemudian dibawa ke rumah sakit. Sampai di

rumah sakit Wilis diopname, ibunya yang khawatir menghibur anakanya. Dengan

kepolosan dan hatinya yang masih suci Wilis berkata bahwa Tuhan Yesus yang

disalib itu lebih sakit, ibunyapun menangis mendengar perkataan anaknya

tersebut. Tak lama Wilis meninggal dan membuat ibunya sedih berlarut-larut.

Namun suaminya menasehatinya dengan mengisahkan cerita Ibu Maria bahwa Ibu

Maria dengan senang hati menerima anakanya Yesus meski banyak orang

mencemoohnya karena hamil tanpa seorang suami, namun kemudian hari harus

diambil paksa. Semuanya menyakitkan hati, namun kenyataannya hanya rasa

pasrah dan percaya kepada Tuhan yang akan mengobati rasa sakit tersebut.

Page 4: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Cathetan Desember menceritakan sebuah keluarga di Maluku, dengan

semua peraganya orang Maluku. Keluarga tersebut kehilangan seorang anak laki-

laki yang bernama Aldo. Lusia Renwarin, ibu dari Aldo merupakan anggota koor

di gereja kecil di Maluku. Karena rasa tanggungjawab dengan gerejanya dia

latihan sampai sore menjelang. Dia lupa bahwa anaknya Aldo sedang menunggu

kepulangannya. Sampai dirumah Lusia dikagetkan karena kondisi Aldo yang sakit

panas. Cepat-cepat dia membawa anaknya ke poliklinik, kemudian Aldo dirawat

inap disana. Aldo dirawat di poliklinik hanya satu hari. Karena keesokan harinya

harus pulang dengan hati yang hancur. Aldo memang sudah tidak panas lagi. Aldo

sudah dingin. Dingin sekali. Dan rumah tersebut dadakan menjadi ramai. Namun

keramaian tersebut menandakan hatinya sedih, karena Aldo meninggal. Hidup

memang banyak cobaan, banyak salib, siapa orang yang tidak sedih, namun tidak

cukup hanya bersedih saja, karena hal tersebut sangatlah rugi. Semua harus bisa

seperti Ibu Maria, ketika melihat anaknya disalib. Itu adalah ajaran yang bisa

dijadikan cermin. Dari cerkak ini bisa kita petik hikmahnya bahwa kita harus iklas

dan percaya kepada Tuhan. Semua milik Tuhan dan akan kembali kapada-Nya.

Orang-orang yang menerima siksaan di api neraka karena hidupnya

melenceng dari tata kehidupan yang baik digambarkan seperti pohon kamboja

dimana ranting-rantingnya seperti tangan yang menggapai langit dan merasa

kesakitan. Gambaran seperti ini ada dalam cerkak Ganda Semboja. Cerkak ini

menceritakan kesedihan yang mendalam seorang anak dengan kematian. Setelah

ditinggal mati Ibu kandungnya, Sadmoko dan kedua adiknya ditinggal mati pula

ayah kandungnya. Sebelum ayah mereka meninggal, dia meninggalakan seorang

Page 5: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

ibu tiri yang sangat baik. Dia merawat anak-anaknya sampai mereka menjadi

orang yang sukses. Namun, suatu hari sang anak mendengar kabar buruk yaitu

kematian sang ibu tiri. Perasaannya sangat sedih dan sangat terpukul. Dia sangat

menyesali kematian ibunya, namun dia disadarkan oleh seorang sahabatnya yang

menceritakan kehidupannya yang ditinggal mati oleh anak-anaknya. Meski hidup

ini tidak berarti setelah ditinggal mati orang-orag yang disayangi, namun hidup

harus dijalani dan jangan sampai berlarut-larut dalam kesedihan karena sebuah

kematain (gandha semboja).

Pada cerita Oh, Renan, Oh, Yaman menceritakan perjodohan yang berbeda

status sosial, hampir seperti keadaan kasta di Bali. Keadaan ini dianggap tidak

sesuai dengan ajaran Tuhan. Latar cerkak ini berada di Manado, Maluku. Suatu

ketika AURI yang mempunyai lapangan yang luas dan besar kedatangan

rombongan seniman dari Jakarta. Rombongan tersebut mengadakan pertunjukan

untuk tempat-tempat terpencil, sehingga para warga berkumpul untuk melihatnya.

Berawal dari pertunjukan inilah yang menjadikan keduanya saling jatuh cinta,

laki-laki yang berasal dari kampung Ohoijong yaitu Albert Henan dan perempuan

yang berasal dari kampung Langgur yaitu Beka Renwarin. Albert yang berasal

dari kasta rendah dan Beka yang berasal dari kasta tinggi menjadikan percintaan

mereka terhalang. Merekapun nekad menikah dan membangun rumah tangga.

Mereka yakin cinta yang dibangun dengan hati dan tujuan yang baik diberikan

jalan yang terbaik dari Tuhan. Dan merekapun hidup bahagia dengan berkat dari

Tuhan.

Page 6: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Cerkak Ing Citarum Mecaki Urip bercerita tentang kepasrahan kepada

Tuhan atas penyakit yang diderita. Mereka berdoa dan beribadah meminta

kesembuhan dan jalan terbaik dari Tuhan. Sudah lima bulan Ibu Mari tidak

mengontrol penyakitnya suaminya, dan pagi itu dia pergi ke rumah sakit Arwendi.

Penyakit suami Ibu Mari adalah ginjal, dan saat diperiksa oleh dokter penyakitnya

semakin parah. Mendengar perkakaan dokter Ibu Mari dan Pak Wid suaminya

terlihat sedih. Mereka keluar dari ruangan dokter menuju lorong pasien, mereka

menjenguk temannya yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut. Pak Ngationo

teman Ibu Mari dan Pak Wid sakit setelah bermain sepak bola, dia tidak

menyangka niatan untuk berolahraga membuatnya masuk rumah sakit. Pak

Ngationo divonis dokter sakit demam berdarah dan tipes. Selesai menjenguk Pak

Ngationo Ibu Mari dan Pak Wid menuju ruangan nomor 7. Keduanya masuk dan

menjenguk temannya yang sakit juga yaitu Pak Marjo. Didalam hati Ibu Mari

sedih dan sekaligus merasa lebih beruntung daripada Bu Marjo. Bu Marjo baru

saja mengalami kecelakaan, luka-luka akibat kecelakaan belum sembuh dan

bahkan dia harus kehilangan dua jari kaki, sekarang harus menghadapi suaminya

yang terbaring sakit selama 38 hari dan tidak bisa makan karena sakit

ditenggorokannya. Kenyataan lain yang tidak kalah menyakitkan karena anak

kesayangan Ibu Marjo yang berprofesi sebagai dokter sudah meninggal. Ibu Mari

kemudian mengajak semuanya berdoa untuk kesembuahan Pak Marjo dan Bu

Marjo. Dari cerita inilah bisa kita petik bahwa kehidupan tidak selamanya

bahagia, ada kesedihan, ada sakit, ada kehilangan karena ditinggal mati orang

yang disayangi, namun semua dipasrahkan dan diiklaskan kepada Tuhan niscaya

akan diberikan kelapangan dan jalan terbaik.

Page 7: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Dari enam cerkak diatas terdapat unsur religius manusia, digambarkan

dengan kepercayaaan insan manusia kepada Tuhannya. Bagiamana manusia

menghadapi kehidupannya yang tidak mudah lagi seperti sakit, ditinggal mati oleh

orang yang sangat dicintainya, atau bahkan tidak mendapat restu karena

perbedaan kasta. Bagaimana cara mengiklaskan, bagaimana cara berpasrah

kepada Tuhan, bagaiamana cara berbakti kepada Tuhan. Digambarkan pula

semuanya harus diiringi dengan doa dan ibadah, dengan cara taat kepada Tuhan.

Semua dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya.

Cerkak yang menggambarkan unsur religi ini merupakan ciri khas dari

seorang pengarang yang bernama Ariesta Widya. Mempunyai latar belakang

penganut agama Nasrani (Katolik) yang taat, beliau menggambarkan bagaimana

percaya kepada Tuhan dalam cerkak ini.

Page 8: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Lampiran II

Surat pernyataan izin dari pengarang

Page 9: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Lampiran III

Daftar pertanyaan kepada pengarang.

Page 10: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Lampiran IV

Daftar pertanyaan dan jawaban pengarang.

1. Bagaimana mengenai riwayat hidup bapak?

Jawaban: Ariesta Widya merupakan nama samaran dari Agustinus

Moelyono Widyatama. Lahir di Semarang tanggal 12 April 1938 pada hari

Senin Wage. Saya seorang penganut agama Katholik, dan sudah

berkeluarga dengan Dyah Maringin, S. H, yang saya nikahi pada tahun

1974 dan dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama Catharina

Dimasanti. Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah

Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian

B, tamat tahun 1955. kemudian dari SMP dilanjutkan ke SPG, dan lulus

tahun 1958. Pada tahun 1958- 1961 mengajar di Katolik Langgur, dan

pada tahun 1961-1964 saya melanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi dan

lulus sebagai sarjana muda, jurusan Bahasa Indonesia di IKIP Manado.

Tahun 1964-1967 saya menjadi Kepala Sekolah di Katolik Langgur. Saya

dipindah ke SMP Ungaran pada tahun 1978. Keinginan saya untuk belajar

tidak pernah berhenti, pada tahun 1984 kemudian saya melanjutkan kuliah

di Universitas Terbuka, jurusan Administrasi Negara. Untuk mengisi

kesibukannya saya sehari-hari selain menghasilkan tulisan-tulisan, saya

juga menjadi guru di SMA Negeri V di Semarang. Tahun 1958, setelah

lulus dari SPG rasa pengabdian saya pada masyarakat semakin tebal.

Ketika itu saya memutuskan berangkat ke gugusan pulau-pulau Kei di

Indonesia Timur yaitu tepatnya di Langgur, inilah awal kehidupannya

Page 11: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

sebagai guru di SMP pada yayasan Katholik. Tahun 1970 saya menetap di

Semarang hingga saat ini.

2. Amanat apa yang terkandung dalam 6 cerkak dalam Antologi Cerkak

Mawar Abang?

Jawaban: dalam menciptakan sebuah karya sastra saya mempunyai cita-

cita di dalamnya, saya ingin pembaca mengambil amanat yang saya

sampaikan, pada 6 cerkak ini saya ingin menyampaikan tentang 3 hal yaitu

tentang sebuah keiklasan, sabar, dan pasrah kepada Tuhan.

3. Bagaimana ideologi dan sosiohistoris terciptanya 6 cerkak dalam Antologi

Cerkak Mawar Abang?

Jawaban: sebenarnya kitab Injil dan Serat Ranggawarsita memiliki isi

yang sama tentang manusia yang harus sabar, iklas, dan pasrah kepada

Tuhan. Sebagai Katholik saya ingin menjadi Katholik yang taat dan

menjadi orang Jawa yang baik pula, ideologi dalam pembuatan cerkak ini

adalah Kitab Injil dan Serat Ranggawarsita. Sosiohistoris saya bisa di baca

di buku Antologi Cerkak Mawar Abang mbak.

4. Bagaimana pandangan bapak mengenai 6 cerkak dalam Antologi Cerkak

Mawar Abang?

Jawaban: karya saya ini merupakan penggambaran religiusitas saya dan

orang-orang di sekitar saya. Tokoh-tokoh dalam cerita ini merupakan

tokoh sebenarnya yang mengalami tragedi kehidupan dan juga tokoh yang

saya ciptakan untuk mewakili keadaan masyarakat sekitar.

5. Mungkinkah cerita dalam cerkak ACMA merupakan cerminan pribadi dari

bapak sendiri sebagai seorang pengarang?

Page 12: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Jawaban: cerita dalam ACMA merupakan cerminan pribadi saya sendiri

mbak, bukan hanya itu saja cerita di dalamnya merupakan kejadian yang

saya alami dalam dunia nyata.

6. Apakah ceriita dalam ACMA dapat dijadikan refleksi kehidupan di masa

sekarang?

Jawaban: menurut saya itu tergantung pembaca sendiri, tapi harapan saya

bisa menjadi refleksi kehidupan di masa sekarang. Jaman sekarang banyak

sekali karya sastra yang hanya menceritakan tentang cinta, di mana

pengarang jarang memikirkan tentang amanat yang akan di sampaikan.

Page 13: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Lampiran V

Berikut isi Serat Sabdo Djati karya Ranggawarsita yang menyatakan untuk

selalu bersabar, iklas, dan pasrah:

Hawya pegat ngudi Ronging budyayu

Margane suka basuki

Dimen luwar kang kinayun

Kalising penggawe sisip

Ingkang taberi prihatos

Jangan berhenti selalulah berusaha berbuat kebajikan,

agar mendapat kegembiraan serta keselamatan

serta tercapai segala cita-cita,

terhindar dari perbuatan yang bukan-bukan,

caranya haruslah gemar prihatin.

Ulatna kang nganti bisane kepangguh

Galedehan kang sayekti

Talitinen awyu kleru

Larasen sajroning ati

Tumanggap dimen tumanggon

Dalam hidup keprihatinan ini pandanglah dengan seksama,

introspeksi,

telitilah jangan sampai salah,

endapkan didalam hati,

agar mudah menanggapi sesuatu

Pamanggone aneng pangesthi rahayu

Angayomi ing tyas wening

Eninging ati kang suwung

Nanging sejatining isi

Isine cipta sayektos

Dapatnya demikian kalau senantiasa

mendambakan kebaikan,

mengedepankan pikiran, dalam mawas diri

sehingga seolah-olah hati ini kosong namun

sebenarnya akan menemukan cipta yang sejati

Lakonana klawan sabaraning kalbu

Lamun obah niniwasi

Kasusupan setan gundhul

Ambebidung nggawa kendhi

Page 14: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Isine rupiah kethon

Segalanya itu harus dijalankan dengan penuh kesabaran

Sebab jika bergeser (dari hidup yang penuh kebajikan)

akan menderita kehancuran. Kemasukan setan gundul

yang menggoda membawa kendi berisi uang banyak

Lamun nganti korup mring penggawa dudu

Dadipenggonaning iblis

Mlebu mring alam pakewuh

Ewuh mring pananing ati

Temah wuru kabesturon

Bila terpengaruh akan perbuatan yang bukan-bukan,

sudah jelas akan menjadi sarang iblis,

senantiasa mendapatkan kesulitan-kesulitan,

kerepotan-kerepotan, tidak dapat berbuat dengan

itikad hati yang baik,

seolah-oleh mabuk kepayang

Nora kengguh mring pamardi reh budyayu

Hayuning tyas sipat kuping

Kinepung panggawe rusuh

Lali pasihaning Gusti

Ginuntingan dening Hyang Manon

Bila sudah terlanjut demikian tidak tertarik

terhadap perbuatan yang menuju kepada kebajikan.

Segala yang baik-baik dari dirinya,

sebab sudah diliputi perbuatan dan pikiran yang jelek.

Sudah melupakan Tuhannya.

Ajaran-Nya sudah musnah berkeping-keping

.

Parandene kabeh kang samya andulu

Ulap kalilipen wedhi

Akeh ingkang padha sujut

Kinira yen Jabaranil

Kautus dening Hyang manon

Namun demikian yang melihat,

bagaikan matanya kemasukan pasir,

tidak dapat membedakan yang baikdan yang jahat,

sehingga yang jahat disukai dianggap utusan Tuhan

Yen kang uning marang sejatining dawuh

Kewuhan sajroning ati

Page 15: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Yen tiniru ora urus

Uripe kaesi-esi

Yen niruwa dadi asor

Namun bagi yang bijaksana,

sebenarnya repot didalam pikiran

melihat contoh-contoh tersebut.

Bila diikuti hidupnya akan tercela menjadi sengsara.

Nora ngandel marang gaibng Hyang Agung

Anggelar sakalir-kalir

Kalamun temen tinemu

Kabegjane anekani

Kamurahane hyang Manon

Itu artinya tidak percaya kepada Tuhan,

yang menitahkan bumi dan langit,

siapa yang berusaha dengan setekun-tekunnya

akan mendapatkan kebahagiaan.

Karena Tuhan itu Maha Pemurah adanya.

Hanuhoni kabeh kang duwe panuwun

Yen temen-temen sayekti

Dewa aparing pitulung

Nora kurang sandhang bukti

Saciptanira kelakon

Segala permintaan umatNya akan selalu diberi,

bila dilakukan dengan setulus hati,

Tuhan akan selalu memberi pertolongan,

sandang pangan tercukupi segala cita-cita

dan kehendaknya tercapai

Ki Pujangga nyambi paraweh pitutur

Suka pengunahing Widi

Ambuka warananipun

Aling-aling kang ngalingi

Angilang satemah katon

Sambil memberi petuah Ki Pujangga juga akan

membuka selubung yang termasuk rahasia Tuhan,

sehingga dapat diketahui

Para jalma sajroning jaman pakewuh

Sudranira andadi

Rahurune saya ndarung

Keh tyas mirong murang margi

Kasekten wus nora katon

Page 16: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Manusia-manusia yang hidup didalam jaman kerepotan,

cenderung meningkatkan perbuatan-perbuatan tercela,

makin menjadi-jadi, banyak pikiran-pikiran yang tidak berjalan

diatas riil kebenaran, keangungan jiwa sudah tidak tampak.

Katuwane winawas dahat matrenyuh

Kenyaming sasmita sayekti

Sanityasa tyas malatkunt

Kongas welase kepati

Sulaking jaman prihatos

Lama kelamaan makin menimbulkan perasaan prihatin,

merasakan ramalan tersebut,

senantiasa merenung diri melihat jaman penuh

keprihatinan tersebut.

Waluyane benjang lamun ana wiku

Memuji ngesthi sawiji

Sabuk tebu lir majenum

Galibedan tudang tuding

Anacahken sakehing wong

Jaman yang repot itu akan selesai kelak bila

sudah mencapat tahun 1877

(Wiku=7, Memuji=7, Ngesthi=8, Sawiji=1.

Itu bertepatan dengan tahun Masehi 1945).

Ada orang yang berikat pinggang tebu

perbuatannya seperti orang gila,

hilir mudik menunjuk kian kemari,

menghitung banyaknya orang.

Iku lagi sirap jaman Kala Bendu

Kala Suba kang gumanti

Wong cilik bisa gumuyu

Nora kurang sandhang bukti

Sedyane kabeh kelakon

Disitulah baru selesai Jaman Kala Bendu.

Diganti dengan jaman Kala Suba

Dimana diramalkan rakyat kecil besuka ria,

Tidak kekurangan sandang dan makan

Seluruh kehendak dan cita-citanya tercapai

Pandulune Ki Oujangga durung kemput

Mulur lir benang tinarik

Nanging kaseranging ngumur

Page 17: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Andungkap kasidan jati

Mulih mring jatining enggon

Sayang sekali “penglihatan” Sang Pujangga belum selesai,

Bagaikan menarik bennag dan ikatannya.

Namun karena umur sudah tua sudah merasa hampir

Datang saatnya meninggalkan dunia yang fana ini.

Amung kurang wolung ari kang kadulu

Tumating pati patitis

Wus katon neng lokil makpul

Angumpul ing madya ari

Amerangi Sri Budha Pon

Yang terlihat hanya kurang 8 hari lagi,

Sudah sampai waktunya,

Kembali menghadap Tuhannya.

Tepatnya pada hari rabu Pon.

Tanggal kaping lima antarane luhur

Selaning tahun Jimakir

Taluhu marjayeng janggur

Sengara winduning pati

Netepi ngumpul sak enggon

Tanggal 5 bulan Sela

(Dulkangidah) tahun Jimakir Wuku Tolu,

Windu Sengara (atau tanggal 24 Desember 1873)

Kira-kira waktu Lohor, iyulah saat yang ditentukan

Sang Pujangga kembali menghadap Tuhan

Cinitra ri budha kaping wolulikur

Sawal ing tahun Jimakir

Candaning warsa pinetung

Sembah mekswa pejangga ji

Ki Pujangga pamit layoti

Karya ini ditulis dihari Rabu tanggal 28 Sawal

Tahun Jim, akhir tahun 1802

(Sembah=2, Muswa=0, Pujangga=8, Ji=1)

Bertepatan dengan tahun masehi 1873.

Page 18: LAMPIRAN - abstrak.uns.ac.id · Riwayat pendidikan saya dimulai ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dari tahun 1946 dan lulus tahun 1952, dilanjutkan ke SMP bagian B, tamat tahun

Lampiran VI

Foto bersama pengarang Ariesta Widya.