lampiran i surat keputusan direksi - commuterline · pdf filedibidang usaha penyelenggaraan...
TRANSCRIPT
Lampiran I
Surat Keputusan Direksi PT KO
Nomor : SK.025/CU/KO/Xl/2016
Tanggal : 1 November 2016
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT KAI Commuter Jabodetabek disingkat (PT KO) adalah Anak Perusahaan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) PT Kereta Api Indonesia (Persero) disingkat PT KAI (Persero) yang bergerak
dibidang usaha penyelenggaraan sarana perkeretaapian di wilayah Jabodetabek. Dalam
menjalankan operasionalnya Perusahaan harus tunduk pada semua ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku dibidang perseroan, transportasi, termasuk Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan pada peraturan lnduk Perusahaan yang relevan untuk diratifikasi.
Ketentuan mengenai gratifikasi dalam peraturan Perundang-undangan Negara Republik Indonesia
tercantum dalam Pasal 12 B ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang
menyatakan bahwa "setiap gratifikasi kepada Pegawai negeri atau penyelenggara Negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
dan tugasnya".
Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat-pejabat struktural lainnya harus terbebas dari perilaku Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme sebagaimana tercantum di dalam penjelasan Pasal 2 angka 7 Undang•
Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme.
Disadari bahwa PT KO adalah Anak Perusahaan BUMN PT KAI (Persero) yang mempunyai banyak
stakeholders. Dalam bidang usahanya sering sekali menjalin hubungan kerja dengan Pihak Lain, baik
pelanggan, pemerlntah, dan mitra kerja yang mana seringkali bersinggungan dengan Praktik-Praktik
Gratifikasi, sehingga diperlukan Pedoman untuk mengendalikan praktik tersebut. Hal ini dilakukan
untuk membentuk pemahaman yang sama tentang perlakuan terhadap gratifikasi serta membantu
lnsan Perusahaan untuk tidak terjerat ke dalam Praktik Gratifikasi yang termasuk tindak pidana
suap.
Pedoman pengendalian gratifikasi yang dimaksud di atas merupakan suatu rangkaian dokumen
yang memuat komitmen Perusahaan untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) yaitu Transparansi (transparency), Akuntabilitas (accountability),
Pertanggungjawaban (responsibility), Kemandirian (independency}, Kewajaran (fairness) dalam
rangka memenuhi kepentingan stakeholders dan untuk menegakkan budaya integritas baik di
lingkungan kerja maupun pada diri setiap lnsan Perusahaan.
Page 4 of 16
StasJun Juanda, JI. Ir. H. Juanda I, Phone : •62 21 • 345 3535 Faa : +62 21 • 348 34084 Email : commuter.care@kr'l.,o.id
Jakarta Pusat. 10120, INDONESIA Facebook : informasl commuter line TWttter : @commuterllne lnstalsnm : @kr1commuterllne
' BEST CHOICE FOR URBAN TRANSPORT · , ,, • •
B. Tujuan
1. Memberikan Pedoman, pemahaman, dan sikap yang sama terhadap Praktik-Praktik Gratifikasi di
lingkungan Perusahaan;
2. Menegakkan prinsip-prinsip GCG dan budaya lntegritas Perusahaan;
3. Mewujudkan Perusahaan yang bersih, bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
C. Ruang Ungkup
Pedoman lnl mengatur pengendalian Gratifikasi antara lnsan Perusahaan dengan pihak-pihak
terkait dengan kegiatan usaha Perusahaan.
D. Referensi
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari
Korupsi, dan Nepotisme (KKN};
2. Undang-Undang Nornor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3. Undang-Undang Nomor 30Tahun 2002 tentang Kornisi Pemberantasan Korupsi (KPK);
4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Mllik Negara (Lembaran negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4297};
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas
(lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 106, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4756);
6. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011, tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN yang
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli
2012;
7. Surat Keputusan Direksi Nomor: SK.029/CU/KO/Vll/2014 tanggal 14 Jull 2014 tentang Kode Etik
PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KO);
8. Surat Keputusan Direksi Nomor: SK.024/CU/KCJ/X/2016 tanggaJ 25 Oktober 2016 tentang
Pemberlakuan Pedornan Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) di lingkungan
PT KAI Commuter Jabodetabek;
9. Surat Keputusan Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero} Nomor: KEP.U/KC.202/IX/1/KA-2016
tanggal 27 September 2016 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi.
Page 5 of 16
Stasfun Juandi, JI. Ir. H. Juandi I, Phone : +62 21 • 345 3535 Fax : +62 21·34834084 Emell : [email protected]
Jakarta Pusat • 10120, INDONESIA hcebook : informasi commuter line Twitter : @)commuter11ne lnstalsram: @krlcommute.rlln•
BEST CHOICE FOR URBAN TRANSPORT ;, .·•. , , •
E. Pengertlan
1. lnduk Perusahaan adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) disingkat PT KAI (Persero).
2. Perusahaan adalah PT KAI Commuter Jabodetabek disingkat PT KCJ.
3. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya balk yang diterima di dalam maupun di
luar Negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronlk atau tanpa sarana
elektronik.
4. Praktik Gratifikasi adalah tindakan dan kegiatan yang berkaitan dengan pemberian, penolakan,
dan penerimaan Gratifikasi.
5. Benda Gratiflkasi adalah segala bentuk Gratifikasi yang berwujud.
6. Hadiah/Cinderamata adalah setiap pemberian dan/atau permintaan dalam bentuk uang, setara
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilltas lainnya.
7. Hlburan adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat
menjadi penghibur dan menyenangkan bagi seseorang, yang meliputi namun tidak terbatas
pada undangan makan, musik, film, outbond, opera, drama, pesta, atau permainan, olahraga,
wisata dan lainnya.
8. lnsan PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) yang selanjutnya disebut lnsan Perusahaan
adalah Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh pekerja Perusahaan termasuk pekerja yang
ditugaskan di lnduk Perusahaan dan instansi lainnya dan/atau pekerja lnduk Perusahaan yang
dipekerjakan di Perusahaan, serta pekerja lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung
bekerja untuk dan atas nama Perusahaan.
9. Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) adalah situasi atau kondisi dimana lnsan
Perusahaan yang karena jabatan/posisinya, patut diduga memiliki kepentingan pribadi dan
dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas atau kewenangannya secara tidak patut yang dapat
merugikan bagi Perusahaan.
10. Pedoman adalah Pedoman Pengendalian Gratifikasi yang ditetapkan berdasarkan Keputusan ini.
11. Dewan Komisaris adalah Dewan Komisaris Perusahaan.
12. Dlreksi adalah Direksi Perusahaan.
13. Pegawai adalah seseorang yang mempunyai hubungan kerja secara langsung dengan
Perusahaan.
Page 6 of 16
Staslun Juanda, JI. tr. H. Juanda � Phone : +62 21- 345 3535 Fax : +62 21 • 348 34084 Ematl : [email protected]
Jalcalta Pusat • 10UO, INDONESIA Facebook : lnformasi commuter line Twltttt : @commuterline lnstalaram: @krlcommuterllne
BEST CHOICE fOR URBAN TRANSPORT , · · ,
14. Keluarga adalah suami/istri, orang tua, mertua, adik, kakak, anak-anak dari lnsan Perusahaan
termasuk pula anggota keluarga lainnya dan/atau Pihak Lain yang tinggal serumah dengan lnsan
Perusahaan.
15. Wajib Lapor Gratifikasi adalah lnsan Perusahaan yang wajlb melaporkan atas penerimaan dan
penolakan Gratiflkasl yang dlalaminya.
16. Pember! adalah pihak yang memberi Gratifikasi.
17. Penerima adalah lnsan Perusahaan dan Keluarga yang menerima Gratifikasi.
18. Tindak Pldana Korupsi adalah tindak pldana sebagaimana diatur di dalam Peraturan Perundang•
undangan tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berlaku di Negara Republik
Indonesia.
19. Komis! Pemberantas Korupsi yang selanjutnya disingkat KPK adalah Lembaga Negara
sebagaimana dlmaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
20. Unit Pengendalian Gratifikasi yang selanjutnya dlsebut UPG adalah Unit yang melaksanakan
program pengendalian Gratifikasi di Perusahaan, dalam hal ini dilaksanakan oleh Unit
Kepatuhan Perusahaan.
21. Pihak Lain adalah orang perseorangan dan/atau badan usaha yang memiliki atau tidak memiliki
ikatan bisnis dengan Perusahaan.
22. Laporan Gratlfikasi adalah dokumen yang berisi informasi lengkap penerimaan atau penolakan
Gratifikasi yang dituangkan dalam formulir pelaporan Gratifikasi oleh Wajib lapor Gratifikasi.
23. Kedlnasan adalah seluruh aktivitas resmi pejabat/Pegawai yang patut diduga memiliki
kepentingan pribadi dan dapat mernpengaruhi pelaksanaan tugas atau kewenangannya secara
tidak patut.
24. Berlaku Umum adalah suatu kondisi bentuk pemberian yang diberlakukan sama dalam hat
sejenis, bentuk, persyaratan atau nilai untuk semua peserta dan memenuhi prinsip kewajaran.
v C3 I VPlt. cz 1 � Pit. ci I
Page 7 of 16
Staslun Juanda, JI, Ir. H. Juanda I, Phone : +62 21 • 345 3535 fu : +62 21 • 348 34084 Email : [email protected]
Jakarta Pusat - tOUO, INDONESIA facebook : lnformasl commuter line Twitter : @commuterllne lnstalcram: @krlcommuterline
llfST CHOICE FOR URSA/II TIIA/1/SPORT • ·. • • I I
BAB II PRINSIP
DASAR
Prinsip dasar dalam pelaksanaan pengendalian Gratifikasi adalah:
1. Setiap lnsan Perusahaan beserta Keluarganya WAJIB MENOLAK GRATIFIKASI yang diketahui atau
patut diduga berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban/tugasnya,
meliputi:
a. Terkait dengan pemberian layanan pada masyarakat diluar penerimaan yang sah;
b. Terkait dengan tugas dalam proses penyusunan anggaran diluar penerimaan yang sah;
c. Terkait dengan tugas dalam proses pemeriksaan, audit, monitoring, inspeksl dan evaluasi diluar
penerimaan yang sah;
d. Terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas diluar penerimaan yang sah dari Pihak Lain;
e. Dalam proses penerimaan/mutasi Pegawai;
f. Dalam proses komunikasi, negosiasi dan pelaksanaan kegiatan dengan Pihak Lain terkait dengan
pelaksanaan tugas dan kewenangannya;
g. Sebagai akibat dari perjanjian/kontrak/kesepakatan dengan Pihak Lain;
h. Sebagai ungkapan terima kasih sebelum, selama atau setelah proses pengadaan barang
dan/atau jasa;
i. Merupakan Hadiah atau souvenir bagi Pegawai/pengawas/tamu selama kunjungan dinas;
j. Merupakan fasilitas entertainment, fasilitas wisata, voucher oleh pejabat/Pegawai dalam
kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewajibannya dengan Pemberi Gratifikasi
yang tidak relevan dengan penugasan yang diterima;
k. Dalam rangka mempengaruhi kebijakan/keputusan/perlakuan pemangku kewenangan;
I. Dalam pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan jabatan dan bertentangan dengan
kewajiban/tugas pejabat/Pegawai.
2. Setiap lnsan Perusahaan beserta Keluarganya yang karena jabatannya, DILARANG MENERIMA
ATAU MEMINTA GRATIFIKASI baik secara langsung atau tidak langsung dari Plhak Lain, yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan
Perundang-Undangan dan peraturan Perusahaan yang berlaku atau untuk mempengaruhi lnsan
Perusahaan.
3. Setiap lnsan Perusahaan DILARANG baik secara langsung maupun tidak langsung MENJANJIKAN
MEMBERI dan/atau MEMBERIKAN GRATIFIKASI kepada Pihak Lain yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi, atau sesuatu hal yang tidak dibenarkan oleh ketentuan Perundang•
undangan dan peraturan Perusahaan yang berlaku, atau untuk mempengaruhi pihak dimaksud
untuk melakukan dan/atau tidak melakukan suatu hat berkaitan dengan kedudukan/jabatannya.
4. Setiap lnsan Perusahaan apabila diminta untuk memberikan Hadiah/Cinderamata dan Hiburan
(entertainment) hendaknya MENOLAK SECARA SOPAN DAN SANTUN dengan memberikan
penjelasan mengenai kebijakan dan aturan terkait Gratifikasi yang berlaku di Perusahaan kepada
Peminta Gratifikasi tersebut.
5. Setiap lnsan Perusahaan WAJIB MELAPORKAN Praktik Gratifikasi yang berupa penolakan dan
penerimaan Gratifikasi kepada UPG Perusahaan melalui email [email protected] yang kemudian
Page 8 of16
Swlun Juanda, JI. Ir, H. Juanda I, Phone : +62 21 • 345 3535 Fu : +62 21 • 348 34084 Email : [email protected]
Jabrta Pusat -10120, INDONESIA Facebook : informasi commuter line Twitter : @commuterlint lnstal1nm: @krtcommuterllne
Bf51 CHOICE FOR URBAN TRANSPORT , , ,' •
akan dilaporkan kepada UPG lnduk Perusahaan setiap triwulan, paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja setelah berakhirnya periode triwulan yang bersangkutan dan untuk kemudian dilaporkan
kepada UPG lnduk Perusahaan melalui email [email protected]
6. Dalam hal lnsan Perusahaan menerima Gratifikasi disebabkan karena kondisi sebagai berikut:
a. Gratifikasi tidak diterima secara langsung;
b. Pemberi tidak diketahui;
c. Penerima ragu dengan kualifikasi Gratifikasi yang diterima;
d. Gratifikasi diberikan dalam rangka kegiatan adat istiadat atau upacara keagamaan; dan/atau
e. Adanya kondisi tertentu yang tidak mungkin ditolak, yaitu: penolakan yang dapat
mengakibatkan rusaknya hubungan baik institusi, membahayakan Penerima dan/atau
mengancam jiwa/harta atau pekerjaan pejabat/Pegawai.
Wajib melaporkan Gratifikasi tersebut kepada UPG Perusahaan dan akan diserahkan kepada UPG
lnduk Perusahaan untuk kemudian dilaporkan kepada KPK sebagaimana mekanisme yang diatur
dalam Pedoman ini.
7. Dalam hal pejabat/Pegawai menerima Gratifikasi yang tidak dapat ditolak sebagaimana dimaksud
pada angka 6, berupa makanan yang mudah busuk atau rusak, Penerima Gratifikasi wajib
menyampaikannya kepada UPG Perusahaan untuk ditetapkan pemanfaatannya ke pant! asuhan,
panti jompo, atau peruntukan penyaluran bantuan sosial lainnya dan dilaporkan kepada KPK.
BAB Ill
KEWAJIBAN MELAPORKAN GRATIFIKASI DAN PENGECUALIANNYA
lnsan Perusahaan wajib melaporkan setiap Gratifikasi yang ditolak atau diterimanya kepada UPG
Perusahaan yang akan diteruskan pelaporannya kepada UPG lnduk Perusahaan untuk kemudian
dilaporkan kepada KPK, sebagaimana mekanisme yang diatur pada Pedoman ini, kecuali:
1. Gratifikasi yang diperoleh dari Perusahaan dalam bentuk gaji/take home pay, kompensasi, fasilitas,
peralatan, perlengkapan kerja, dan pendapatan resmi sebagaimana telah ditetapkan di dalam
standard biaya, sepanjang tidak terdapat Benturan Kepentingan serta tidak melanggar
peraturan/kode etik Pegawai;
2. Gratifikasi yang diperoleh dari Perusahaan dalam bentuk Hadiah, doorprtze, yang terkait kegiatan
event, lomba, gathering, yang diselenggarakan oleh Perusahaan;
3. Gratifikasi dalam bentuk karangan bunga dengan nilai wajar;
4. Gratifikasi yang diperoleh dari rekan kerja terkait penyelenggaraan pesta kelahiran, ulang tahun,
pembaptisan, khitanan, potong gigi, upacara atau hari besar keagamaan/adat/tradisi lalnnya,
dengan nilai paling banyak Rp.1.000.000,- (Satu juta Rupiah) per orang per kegiatan;
Page 9 of 16
stulun Juanda, JI, Ir. H. Juenda 1, Phone : •62 21. 345 3535 Fa• : +62 21 • 348 34084 £mill : [email protected]
Jakarta Pusat - 10110, INDONESIA Facebook : lnformasl commuter line lwltter : @commuterllne lnstalcram: @krlcommuterllne
I
8C51 I /101( L fOH VRllAN 1RAN\PORI '
5. Gratifikasi terkait penyelenggaraan pesta pernikahan dan/atau keJadian musibah/bencana yang
dialami lnsan Perusahaan, suami, lstri, anak, bapak, lbu, mertua, dan/atau menantu dengan nilai
paling banyak Rp.1.000.000,- (Satu juta Rupiah) per orang per kegiatan;
6. Gratifikasi yang diperoleh dari rekan kerja dalam rangka pensiun tidak dalam bentuk uang atau alat
tukar lainnya paling banyak Rp.300.000,- (Tiga ratus ribu Rupiah) per pemberian per orang dengan
total pemberian Rp.1.000.000,- (Satu juta Rupiah) dalam 1 (satu) tahun darl Pemberi yang sama;
7. Gratiflkasi yang diperoleh dari rekan kerja yang leblh tinggl jabatannya selama tidak melanggar
peraturan/kode etik Pegawai;
8. Gratifikasi yang diperoleh dari rekan kerja yang tidak dalam bentuk uang atau alat tukar lainnya
paling banyak Rp.200.000,- (Dua ratus ribu Rupiah) per pemberian per orang dengan total
pemberian paling banyak Rp.1.000.000,- (Satu juta Rupiah) dalam 1 (satu) tahun dari Pemberi yang
sama, sepanjang tidak diberikan oleh bawahan ke atasan;
9. Gratifikasi dalam bentuk hldangan atau sajian yang Berlaku Umum;
10. Gratifikasi dari Hadiah langsung/undian, discount/rabat, Hadiah/voucher, angkat reward atau
souvenir yang berlaku secara urn um atau tidak berhubungan dengan Kedinasan;
11. Gratifikasi yang diperoleh karena prestasi akademis atau non akademis
(kejuaraan/perlombaan/kompetisi) dengan biaya sendiri dan tidak terkait dengan Kedinasan;
12. Gratiflkasi yang dlperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi, kepemilikan
saham pribadi, keanggotaan koperasi atau organisasl sejenis yang berlaku secara umum sepanjang
tidak terdapat Benturan Kepentingan serta tidak melanggar peraturan/kode etik Pegawai;
13. Gratifikasi dengan nilai paling banyak Rp.3.000.000,- (Tiga juta Rupiah) yang diperoleh dari
kompensasi atas profesi, pernbicara, narasumber, pemateri di luar lingkungan Perusahaan
sepanjang tidak terdapat Benturan Kepentingan dan tidak rnelanggar peraturan/kode etik Pegawai.
Selain itu kegiatan dilakukan diluar jam kerja dan/atau dengan seizin resmi dari atasan langsung
(cutl);
14. Gratifikasi yang diperoleh dari pendapatan yang sah (bukan hasil pencucian uang) atas kegiatan
usaha yang dilakukan lnsan Perusahaan dan Keluarganya sepanjang tidak terdapat Benturan
Kepentingan serta tidak melanggar peraturan/kode etik Pegawai;
15. Gratifikasi yang diperoleh dari bank atau lembaga keuangan lainnya dalam bentuk pinjaman yang
Berlaku Umum atau diperoleh karena adanya kerjasama resmi dengan Perusahaan;
16. Gratifikasi berupa honorarium, akomodasi, transportasi yang diperoleh dari kontrak dan/atau
perjanjian resmi antara Pihak Lain dengan Perusahaan sepanjang tldak terdapat Benturan
Kepentingan, tidak terdapat pembiayaan ganda, dan tidak melanggar peraturan/kode etik Pegawai;
Page 10 of 16
Stulun Ju1nd1, JI. Ir. H. Ju1nda I, Phone : +62 21 • 345 3535 Fax : +62 21 • 34ll 34084 Emili : [email protected]
Jaurta Pusat. 10120, INOONESIA faoeboolc : lnformasl commuter line Twitter : @commuterllne lnst11l1r1m: @kr1commuterllne
B[ST CHOICC fCJH IJHIIAN IHIIIV�PORI '
17. Gratifikasi yang diperoleh dari hubungan keluarga yaitu bapak/ibu/mertua/ kakek/nenek/cucu/,
suami/istri, anak/menantu, kakak/adik/lpar, paman/bibi, besan, sepupu, dan keponakan sepanjang
tidak terdapat Benturan Kepentingan;
18. Gratifikasi tidak dalam bentuk uang seperti fasilitas transportasi, akomodasi, door prize, seminar
kit, plakat, sertlflkat, Hlburan, souvenlr/Clnderamata Berlaku Umum terkait kegiatan seminar/
pelatihan/konferensi/workshop/loka karya, benchmark dan kegiatan sejenis;
19. Gratifikasi dalam bentuk Hadiah/Cinderamata yang mencantumkan logo/nama Perusahaan
Pemberi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan/promosi Perusahaan
Pemberi dan merupakan benda-benda yang lazim sebagai bentuk promosi Perusahaan;
BABIV
MEKANISME PENGENDALIAN DAN PELAPORAN GRATIFIKASI
A. Penyelenggaraan Pengendalian Gratifikasi
1. Pengendalian Gratifikasi
Pada prinsipnya penanggung jawab pengendalian Praktik Gratifikasi yang terjadi di lingkungan
Perusahaan adalah Direktur Utama. Dalam penyelenggaraannya proses pengendalian tersebut
dilakukan oleh UPG Perusahaan.
2. Kewajiban Pelaporan Gratifikasl
a. Seluruh lnsan Perusahaan wajib melaporkan Praktik Gratifikasi yang berupa penolakan atau
penerimaan Gratifikasi yang dialami pribadl dan/atau Keluarga lnsan Perusahaan melalui
UPG Perusahaan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak terjadinya Praktik Gratifikasi
tersebut. Dalam hai telah melebihi Jangka waktu yang telah ditentukan, maka tidak
menghllangkan kewajiban untuk melaporkan;
b. Selain melalui UPG Perusahaan, lnsan Perusahaan dapat melakukan pelaporan melalui
email [email protected]
3. Tugas dan Tanggung Jawab Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) Perusahaan:
a. Menyiapkan aturan terkait pengelolaan dan pengendalian Praktik Gratifikasi;
b. Menyiapkan perangkat kerja dan fasilitas terkait pengendalian Praktik Gratifikasi, balk dari
penerimaan Laporan Gratifikasi sampai dengan pengiriman Surat Ketetapan Gratifikasi
kepada Wajib lapor Gratlfikasi;
c. Menyiapkan tempat penyimpanan bukti penyetoran uang yang diterima dari Gratifikasi
apabila ditetapkan UPG lnduk Perusahaan/KPK menjadi milik Perusahaan/Negara;
d. Mendeseminasikan/sosialisasi/internalisasi kebijakan pengendalian Praktik Gratifikasi
kepada lnsan Perusahaan, Pihak Lain, dan stakeholders;
e. Menerima laporan, menyimpan Benda Gratifikasi, memilah kategori Gratifikasi, memproses,
dan menetapkan pemanfaatan Laporan Gratifikasi;
f. Melaporkan kegiatan UPG Perusahaan kepada penanggung jawab (Direktur Uta ma) setlap
triwulan, paling lambat 10 (sepuluh) hart kerja setelah berakhirnya periode triwulan yang
bersangkutan dan untuk kemudian dilaporkan kepada UPG lnduk Perusahaan;
Page 11 of 16
staslun Juanda, JI. Ir. H. Juanda I, Phone : +62 21- 345 3535 Fax : +62 21 - 348 34084 Emall : [email protected]
Jakarta Pusat. 10UO, INDONESIA Facebook : lnformasl commuter line '!witter : @commuterllne lnstal1nm: @krlcommuterllne
BfH C/10/(L fOR URIJAN 1/MN\l'lJRT '
g. UPG Perusahaan memetakan area risiko Praktik Gratifikasi sesuai hasil evaluasi
pengendalian internal yang dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal Perusahaan/lnternal
Control;
h. Melakukan evaluasi bersama dengan UPG lnduk Perusahaan atas efektivitas dari kebijakan
terkait Gratifikasi dan pengendaliannya di lingkungan Perusahaan.
8. Mekanisme Pelaporan Gratifikasi
1. Laporan Praktik Gratifikasi yang berupa penolakan atau penerimaan Gratifikasi melalui UPG
Perusahaan atau email [email protected] yang kemudian akan dilaporkan kepada UPG lnduk
Perusahaan setiap triwulan, paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah berakhirnya periode
triwulan yang bersangkutan dan untuk kemudian dilaporkan kepada UPG lnduk Perusahaan
melalui email [email protected]
2. Laporkan Praktik Gratifikasi yang berupa penolakan atau penerimaan Gratifikasi melalui UPG
Perusahaan atau email yang memuat sekurang-kurangnya :
a. ldentitas pelapor, terdiri dari nama lengkap, tanggal lahir, Nomor KTP, Nomor identitas
Pegawai, jabatan, unit kerja, a lam at email, dan nomor telepon;
b. Jenis Praktik Gratifikasi yang telah dialami, yaitu penolakan atau penerimaan Gratifikasi;
c. Bentuk Gratifikasi yaitu wujud Benda Gratifikasi, contoh: uang, logam mulia, perhlasan,
telepon genggam, dan lain-lain;
d. Perkiraan nilai Benda Gratifikasi;
e. Waktu/kegiatan dan tempat terjadinya Praktik Gratifikasi;
f. Nama pihak/lembaga Pemberi;
g. Lampiran dokumen pendukung, antara lain foto, surat/undangan terkait Kedinasan, daftar
Benda Gratifikasi, dokumen lainnya yang relevan dalam bentuk soft copy.
3. UPG lnduk Perusahaan mengklarifikasi semua laporan Praktik Gratifikasi kedalam kategori
penolakan atau penerimaan Gratifikasi.
4. Paling lambat 3 (tiga) harl kerja sejak laporan diterima lengkap oleh UPG lnduk Perusahaan,
UPG induk Perusahaan memutuskan status pemanfaatan/penanganan laporan penerimaan
Gratifikasi.
5. Apabila penanganan laporan penerimaan Gratifikasi diputuskan diproses oleh UPG lnduk
Perusahaan maka UPG lnduk Perusahaan menetapkan status pemanfaatan Benda Gratifikasi
dalam jangka waktu paling lambat 4 (empat) harl kerja sejak Laporan Gratifikasl diputuskan
penangananlaporannya.
6. Apabila penanganan laporan penerimaan Gratifikasi diputuskan diproses oleh KPK maka UPG
lnduk Perusahaan meneruskan laporan yang diterimanya kepada KPK dafam jangka waktu 14
(empat belas) hari kerja sejak Laporan Gratifikasi diterima fengkap dari Wajib Lapor Gratiflkasi.
7. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak laporan diterima lengkap oleh KPK, UPG lnduk
Perusahaan berkoordinasl dengan KPK terkait proses dan penetapan status fcepemilikan Benda
Gratifikasi.
I Page 12 of 16
Stulu11 iuanda, JI, Ir. H. Juanda 1, Phone : +62 21 • 345 3535 Fax : +62 21 • 348 34084 Email ; commuter.can,@krl.co.id
Jakarta Pusat. 10120, INDONESIA Facebook : lnformasl commuter line rwtner : @commutertlne lnstalrram : @krltommuter11ne
11£51 CHOICE FOR URHAN IIUINSPORI '
8. Dalam hal KPK menetapkan status kepemilikan Benda Gratifikasi menjadl milik Negara, maka
Benda Gratlfikasl tersebut wajib diserahkan Wajib Lapor gatifikasi melalui UPG lnduk
Perusahaan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya surat penetapan dari KPK.
9. Dalam hal KPK menetapkan status kepemilikan Benda Gratiflkasl tersebut menjadi milik
Perusahaan, maka UPG lnduk Perusahaan menetapkan pemanfaatannya paling lambat 2 (dua)
hari kerja sejak diterimanya surat penetapan dari KPK.
10. Dalam hal KPK menetapkan status kepemilikan Benda Gratifikasi tersebut menjadi milik
pelapor/Penerima maka terhitung tanggal surat penetapan, benda tersebut sah menjadi milik
pelapor/Penerima.
11. UPG lnduk Perusahaan akan menyampaikan seluruh data pelaporan Praktik Gratlfikasi yang
dlterima kepada KPK setiap semester kepada UPG Perusahaan.
12. Distribusi Benda Gratifikasi
a. Apabila Benda Gratifikasi berbentuk uang maka pelapor/Penerima menyimpan benda
tersebut selama proses penetapan laporan penerimaan Gratifikasi dan mengirimkan ke Kas
Negara paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditetapkan KPK menjadi mllik Negara;
b. Apabila Benda Gratiflkasi berbentuk selain uang maka wajib diserahkan oleh
pelapor/Penerlma kepada UPG beserta dokumen pendukung lainnya yang relevan.
13. Ketentuan lainnya:
a. Dalam hal diperlukan, pelapor wajib memenuhi undangan UPG lnduk Perusahaan dan/atau
KPK jika menurut pertimbangan UPG lnduk Perusahaan dan/atau KPK diperlukan informasi
lebih lanjut terkait Praktik Gratifikasi yang telah dilaporkannya. Tujuan undangan tersebut
adalah klarifikasi pemetaan Praktik Gratifikasi yang terjadi di lingkungannya;
b. KPK akan menerbitkan surat penetapan mengenai kepemilikan Benda Gratifikasi sesuai
dengan kewenangannya dan Wajib Lapor Gratifikasi diwajibkan patuh terhadap ketetapan
tersebut;
c. Wajib Lapor Gratifikasi yang telah menyampaikan Laporan Gratifikasi sesual ketentuan
berdasarkan Pedoman ini (yang tidak sedang dllakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi serta tidak terkait temuan pengawas Internal), tldak
dikenakan ancaman tindak pidana sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Koruspi, kecuali jika diatur lain.
BABV
PERUNDUNGAN, PENGHARGAAN DAN IMPLEMENTASI
A. Pertfndungan Hukum
1. Pelapor Gratifikasi berhak mendapatkan perlindungan hukum yaitu:
a. Perlindungan dari tindakan balasan atau perlakuan yang bersifat admlnistratif kepegawalan
yang tidak obyektif dan merugikan pelapor, namun tidak terbatas pada penurunan perlngkat
Page 13 of16
stulun iuanda, 11. tr. H. iuanda 1, Phone : +62 21 • 345 3535 f•• . +62 21 • 341 34084 fm1II : [email protected]
Jeltlru Pus1t. 10120, INDONESIA F1cebook : lnformasl commuter line Twitter : ecommuterllne 1nsul1nm: @krlcommuterline
jabatan, penurunan penllaian kinerja Pegawai, usulan pemindahan tugas/mutasi atau
hambatan karir lainnya;
b. Pemindahan tugas/mutasi bagi pelapor dalam hal timbul intimidasi atau ancaman fislk;
c. Bantuan hukum sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan Perusahaan;
d. Kerahasiaan identitas.
2. Direktur utama selaku penanggung jawab pengendalian Gratifikasi di Perusahaan wajib
memberikan perlindungan terhadap lnsan Perusahaan yang menyampalkan Laporan Gratifikasl
sebagaimana angka 1.
3. Setiap lnsan Perusahaan dilarang memberl perlakuan diskriminatif atau tindakan yang
merugikan lnsan Perusahaan lainnya karena melaporkan Praktik Gratifikasi.
4. Dalam hal terdapat ancaman fisik dan/atau psikis kepada lnsan Perusahaan karena melaporkan
Praktik Gratiflkasi, maka yang bersangkutan dapat meminta perlindungan kepada Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) atau instansi lain yang berwenang berdasarkan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
5. Dalam hal terdapat ancaman fisik dan/atau psikis kepada lnsan Perusahaan sebagaimana
dimaksud pada angka 4, Wajib Lapor Gratifikasi menyampalkan permohonan secara tertulis
kepada Direktur Utama selaku penanggung Jawab melalui UPG dengan tembusan KPK guna
mendapatkan perlindungan hukum.
B. Penghargaan
1. insan Perusahaan yang mematuhi ketentuan pengendalian Gratifikasi dapat diperhitungkan
menJadi faktor penambah dalam penllaian kinerja dan pertimbangan kebijakan promosi Pegawai
atau pemberian insentif.
2. Pelaksanaan penilaian kinerja sebagalmana dimaksud pada angka 1 (satu) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang mengatur penilaian kinerja dan disiplin Pegawai yang berlaku di
Perusahaan.
C. lmplementasl Pengendallan Gratifika.si
Untuk memastikan bahwa Pedoman inl diketahui oleh seluruh lnsan Perusahaan dan Plhak Lain
maka:
1. UPG Perusahaan mencantumkan himbauan larangan pemberian/penerimaan Gratlfikasi di
lingkungan Perusahaan.
2. Dalam proses perJanJlan pengadaan barang dan jasa mewajibkan kepada pejabat yang
menandatanganl surat pernyataan (bermeterai) tidak memberlkan atau menerima Gratiflkasi
dalam bentuk apapun, dan pelaksanaannya pada saat penandatanganan perjanjian.
Page 14 of 16
Stulun Ju1nd1, JI. Ir. H. Ju1nda I, I J1brta PUNIC· 10120, INDONESIA
Phone : +62 21 • 345 3535
F1cebook : informasl commuter line
fllN : +62 21 · 348 34084
Twitter : Ocommuterllne
£m1II : [email protected]
lnst1l1nm: (!lkrlcommuterllne
3. Unit Publik Relation memberikan informasi tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi ini
kepada seluruh stakeholders atau Corporate Comunication.
V3 I V't.C2 1
�Pit.Cl
I
Page 15 of16
SWlun Juanda, JI. Ir. H. Juanda I,
Jakarta Punt· 10120, INDONESIA
Phone : +62 21- 345 3535
Facebook : informasl commuter llne Fax : +62 21 - 348 34084
Twltur : @commuterlln@ Email : [email protected]
lnmla,am: @krlcommuterlin•
llmphn II
�t KeputuAn Direlui PT l(CJ
Hornor: SK.025/tu/KCJ/)G/2016
Tanp : 1 tmember 2016
FORM SURAT PERNYATAAN
( Kop Surat Perusahaan ) SURAT PERNYATAAN
Sehubungan dengan kegiatan [nama kegiatan] dengan [namo Perusahaan] dan sebagai pelaksanaan
Code of Conduct (Coe) di PT KAI Commuter Jabodetabek dengan ini kami tegaskan:
1. Kami seluruh jajaran karyawan dan pimpinan PT KAI Commuter Jabodetabek:
a. Tidak meminta dan menerlma pemberlan, dalam bentuk apapun baik uang maupun barang,
terkait dengan (nama kegiatan] yang dituangkan dalam suatu perjanjian dan akan
ditandatangani berikut dengan segala perubahan, penambahan, maupun perpanjangan yang
ada dikemudian hari;
b. Menghimbau dan melarang kepada Bapak/lbu untuk memberikan pemberian dalam bentuk
apapun, baik berupa uang maupun barang terkait [nama kegiatan]
2. Kami seluruh jajaran karyawan dan pimpinan [namo Perusahaan] tldak memberlkan apapun baik
uang maupun barang, terkait dengan [namo kegiaton] yang dituangkan dalam suatu perjanjian dan
akan ditandatangani berikut dengan segala perubahan, penambahan, maupun perpanjangan yang
ada dikemudian hari.
Demikian surat pernyataan lni dibuat dan digunakan sebagaimana mestinya.
[kota, tanggal-bulan-tahun]
PT KAI Commuter Jabodetabek
................. [nama) .
[Jabatan]
[nama Perusahoon/perseorangan]
.................. (nama) .
[Jabatan]
Ditetapkan di
Pada tanggal
: JAKARTA
: 1 November 2016
a.n DIREKSI PT KAI COMMUTER JABODETABEK
DIREKTUR UTAMA
Page 16 of 16
Stulun Juanda, JI. Ir. H. Ju1nd1 I, I Ju.artl Pusat • 10UO, INOONESIA
Phone : +62 21 • 345 3535 F1tebook · lnformasl commutu line
fill : +62 21 • 348 34084 Twitter : Ocommutetllne
£mall : commuter.care�ktl co.id
lnstalsram: Okrlcommuterllne