lampiran 2 - tnp2k.go.id lampiran 2.pdf · untuk mengedit teks ini: ... ulasan berikut ini...

Download LAMPIRAN 2 - tnp2k.go.id Lampiran 2.pdf · Untuk mengedit teks ini: ... Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan ... ringkas dokumen preseden MOU dan dokumen

If you can't read please download the document

Upload: buidung

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • LAMPIRAN 2

    PENJELASAN ATAS PRESEDEN NOTA KESEPAHAMAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN

    MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (Versi Lengkap)

    Untuk mengedit teks ini:

    Buka file ini pada Adobe Acrobat Klik 'Export PDF tool' pada bagian kanan Pilih Microsoft Word' untuk formatnya kemudian pilih Word Document Klik Export. Simpan file dengan memberikan nama file

    Lihat https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html untuk informasi lebih lanjut.

    https://acrobat.adobe.com/sea/en/how-to/pdf-to-word-doc-converter.html

  • Pendahuluan Ulasan berikut ini menjelaskan secara ringkas cara menggunakan versi lengkap preseden Nota

    Kesepahaman (MOU) Perencanaan Pengembangan Masyarakat.

    MOU ini dirancang sebagai perangkat pengetahuaan yang praktis guna memfasilitasi perencanaan dan

    perancangan yang efektif bagi kegiatan Pengembangan Masyarakat Indonesia yang didukung CSR.

    MOU ini dimaksudkan terutama untuk digunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan perjanjian yang

    mengikat antara:

    suatu perusahaan, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan

    suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nirlaba yang terdaftar dan memiliki

    keahlian dalam Pengembangan Masyarakat, yang menawarkan kerja sama dalam perencanaan Pengembangan Masyarakat yang didukung CSR.

    TNP2K berharap bahwa tersedianya dokumen preseden dapat mendorong perusahaan dan BUMN untuk

    bekerja sama dengan LSM dalam merancang dan merencanakan upaya Pengembangan Masyarakat yang

    cermat, tepat sasaran, dan berpotensi mengurangi kemiskinan masyarakat Indonesia secara

    berkelanjutan.

    Preseden MOU juga dapat berguna bagi:

    organisasi filantropis yang memberikan kontribusi dana untuk Pengembangan

    Masyarakat dari sumber lain selain CSR; dan

    organisasi yang terlibat dalam pemberian bantuan terhadap korban bencana di Indonesia

    yang perlu segera mendokumentasikan ketentuan yang akan disepakati mengenai

    bagaimana mereka akan secara bersama-sama berkontribusi dalam perencanaan bantuan

    sosial pada masyarakat yang terkena dampak bencana.

    Catatan penting dalam mencari nasihat hukum Merupakan hal yang penting bagi para pihak untuk mendapatkan nasihat hukumnya sendiri sebelum

    menandatangani perjanjian apapun yang mengikat secara hukum berdasarkan preseden MOU ini guna

    memastikan bahwa seluruh hak dan kepentingan hukumnya benar-benar terlindungi.

    Selanjutnya, para pihak juga harus memastikan bahwa penandatanganan perjanjian yang berdasarkan

    MOU dalam hal apapun tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku. Sebagai contoh, dana yang digunakan untuk perancangan dan perencanaan (dan pelaksanaan)

    Pengembangan Masyarakat tidak boleh bersumber dari aktivitas melawan hukum atau pencucian uang

    atau yang bertentangan dengan peraturan lainnya yang secara khusus berlaku terhadap para pihak

    dikarenakan status dan/atau aktivitas bisnis mereka.

    Pernyataan Pengecualian Hukum

    Harap diperhatikan bahwa pernyataan pengecualian hukum (legal disclaimer) penting yang tertera di balik

    sampul laporan yang memuat dokumen ini sebagai lampiran turut berlaku bagi versi lengkap maupun

    ringkas dokumen preseden MOU dan dokumen penjelasan ini.

  • Isi dokumen preseden MOU

    MOU yang dimuat berisi cara-cara yang disarankan dalam mengatur hak dan kewajiban para pihak serta

    proses berikutnya yang akan ditempuh para pihak dalam mewujudkan kerja sama dalam merancang dan

    merencanakan kegiatan Pengembangan Masyarakat.

    Meskipun MOU tersebut berusaha menciptakan keseimbangan antara kepentingan para pihak yang

    mungkin berbeda, para pihak tetaplah harus cermat dalam mempertimbangkan apakah ketentuan yang

    terdapat dalam MOU tersebut telah adil dan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. MOU tersebut

    tidak boleh digunakan sebagai preseden yang kaku. MOU tersebut sebaiknya digunakan sebagai panduan

    dan harus selalu diubah seperlunya untuk merefleksikan keadaan yang sebenarnya.

    Harap diperhatikan bahwa MOU dalam keseluruhan isinya mengacu pada Pihak A dan Pihak B, namun

    Anda bebas menggantinya dengan nama para pihak atau menggunakan istilah Perusahaan dan LSM

    apabila dikehendaki.

    Paragraf-paragraf berikut ini dirancang untuk membantu Anda memahami tujuan dari masing-masing

    ketentuan dalam dokumen preseden dan mendorong Anda mempertimbangkan apakah ketentuan

    tersebut telah sesuai dengan kebutuhan Anda ataukah masih perlu diubah atau dihapus.

    Harap diingat bahwa Anda mungkin perlu menyusun dan menyisipkan ketentuan baru untuk memasukkan

    isu-isu yang belum tercakup dalam dokumen preseden MOU yang tetap harus dimasukkan guna

    memenuhi kebutuhan dan keadaan tertentu para pihak.

    Nomor-nomor berikut mengacu pada nomor pada Pasal dan Bagian dalam MOU.

    1. PARA PIHAK, LATAR BELAKANG, DAN DEFINISI Apakah para pihak merupakan badan hukum?

    Para Pihak wajib merupakan badan hukum apabila mereka ingin menggunakan MOU untuk membuat

    perjanjian yang mengikat secara hukum.

    Apabila sebuah organisasi kemasyarakatan bukan merupakan badan hukum yang terdaftar, organisasi

    tersebut tetap dapat menggunakan MOU dimaksud sebagai sumber pemikiran dan bahasa bagi sebuah

    dokumen yang lebih tidak formal dan tidak mengikat secara hukum, yang menguraikan maksud dari

    organisasi tersebut dan suatu perusahaan untuk bekerja sama dalam kegiatan perencanaan

    Pengembangan Masyarakat yang didukung dana CSR.

    Apa rencana Anda?

    Apabila Anda hanya ingin merencanakan satu atau beberapa kegiatan Pengembangan Masyarakat dan

    bukan berupa rencana tindakan masyarakat yang lengkap, hapuslah referensi terhadap rencana tindakan

    masyarakat (dan definisinya).

    Apakah ada hukum CSR yang berlaku?

    Bagian latar belakang harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

    yang mewajibkan perusahaan melakukan kegiatan dan mengeluarkan dana CSR sehingga terdapat

    kejelasan akan kewajiban hukum apa saja yang harus dipenuhi oleh perusahaan tersebut. Apabila tidak

  • ada aturan hukum yang berlaku mengenai CSR, hapuslah referensi mengenai peraturan perundang-

    undangan.

  • Definisi dan Interpretasi

    Periksalah apakah definisi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan Anda. Saat Anda mengubah dokumen

    agar dapat sesuai dengan kebutuhan Anda, tambahkan definisi baru untuk setiap istilah yang akan banyak

    digunakan dalam dokumen tersebut agar lebih mudah dibaca.

    Bagian tentang interpretasi menjelaskan bahwa judul yang tertera (meskipun membantu pembaca) tidak

    memiliki signifikansi hukum dalam menginterpretasikan dokumen dimaksud, dan bahwa kata-kata

    tertentu akan secara hukum diinterpretasikan dengan turut mencakup kata-kata lainnya.

    2. PERJANJIAN UNTUK BEKERJA SAMA Mengapa Anda melangsungkan MOU ini?

    Bagian 2.1 hendaknya menjelaskan secara akurat apa yang ingin dilakukan para pihak dalam kerja sama

    mereka.

    Jangka waktu MOU

    Masukkan tanggal yang dimaksudkan menjadi tanggal dimulainya dan diakhirinya MOU, serta tanggal

    pelaksanaan tinjauan (reviu) kinerja. Akan lebih baik apabila rincian tinjauan kinerja, aspek kinerja yang

    akan dinilai, serta ekspektasi Perusahaan terhadap standar kerja yang harus dipenuhi oleh staf LSM telah

    disepakati dari awal dan dibuat secara tertulis sebagai panduan bagi LSM. Panduan ini dapat dimasukkan

    sebagai lampiran pada MOU.

    Tinjauan Kinerja

    Bagian 2.3 berisi tinjauan rutin atas kinerja.

    Apakah Anda bermaksud mengikatkan diri secara hukum melalui MOU?

    Apabila Anda menggunakan MOU sebagai dasar bagi perjanjian yang tidak terlalu formal dan tidak

    mengikat secara hukum, hapuslah Bagian 2.4.

    3. PROSES PERENCANAAN Standar kerja yang diterapkan

    Pasal 3 mewajibkan para pihak untuk menggunakan prinsip dan praktik Pengembangan Masyarakat yang

    profesional dalam melakukan perencanaan, termasuk membuat kajian kebutuhan yang dilakukan secara

    partisipatif guna mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas masyarakat.

    Proses komunikasi dan sosialisasi

    Bagian 3.2 mengharuskan dibentuknya proses komunikasi dan sosialisasi yang kuat, serta membebankan

    kepada LSM tanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan komunikasi publik, sepanjang mendapat

    persetujuan terlebih dahulu dari Perusahaan. Suatu protokol komunikasi harus disusun di awal kerja

    sama, yang mana protokol tersebut menguraikan pengaturan yang disepakati dalam mengomunikasi

    informasi dari dan kepada para pihak atau pemangku kepentingan lainnya apabila diperlukan. Protokol

    tersebut juga dapat mencakup etika, kerahasiaan dan persetujuan yang perlu diperoleh untuk melakukan

    komunikasi internal maupun eksternal, pengumuman di media, dan publikasi.

  • Perangkat Pengembangan Masyarakat yang dapat digunakan

    Sejumlah perangkat Pengembangan Masyarakat yang dapat digunakan tercantum di Bagian 3.3 untuk

    mendorong Anda mempertimbangkan apakah penggunaan berbagai perangkat tersebut, baik sebagian

    ataupun seluruhnya, akan tepat guna.

    LSM mungkin berada di posisi terbaik untuk memberi masukan apakah ada perangkat tertentu yang

    sebaiknya digunakan dan, bila demikian, apakah kata-kata pada Bagian 3.3 sebaiknya diubah guna

    menjelaskan kapan dan dengan cara apa perangkat tersebut akan digunakan.

    Tujuan yang ingin dicapai ialah pembangunan berkelanjutan

    Para pihak dalam Bagian 3.4 berkomitmen untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan di tingkat

    masyarakat tempat mereka bekerja.

    Para pihak juga sepakat bahwa apa yang mereka lakukan harus sejalan dengan kode etik Perusahaan yang

    berlaku serta prinsip keberlanjutan (bila ada) serta kegiatan-kegiatan lainnya yang juga melibatkan

    masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya.

    Pentingnya bekerja dengan pemerintah

    Bagian 3.5 membahas tentang isu memahami rencana dan prioritas pembangunan pemerintah yang

    relevan bagi masyarakat, sehingga Anda dapat memastikan bahwa apa yang Anda lakukan melengkapi

    dan mendukung, namun tidak menggantikan, upaya-upaya Pengembangan Masyarakat yang didanai

    Pemerintah.

    Pertimbangkan seluruh sarana/sumber daya yang mungkin dapat ditawarkan oleh Kementerian maupun

    instansi Pemerintah lainnya yang dapat membantu kegiatan perencanaan Anda. Secara khusus,

    manfaatkan informasi dan panduan yang tersedia dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan

    Kemiskinan (TNP2K) dan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) yang sesuai guna

    memastikan bahwa upaya Anda akan tepat sasaran demi mencapai penanggulangan kemiskinan yang

    berkelanjutan pada masyarakat yang terkait.

    Pertimbangkan apakah Anda perlu membuat perjanjian kerja sama teknis dengan instansi pemerintah

    yang sepakat untuk bekerja sama dengan Anda. Ada banyak aturan hukum terkait proses penganggaran

    dan pendanaan pemerintah yang mungkin akan berlaku apabila Anda memilih untuk melakukan kerja

    sama dengan pihak instansi pemerintah, dan Anda perlu mendapatkan nasihat hukum untuk hal-hal

    tersebut sebelum menandatangani perjanjian apapun dengan instansi pemerintah.

    Apabila terdapat Forum CSR yang aktif di wilayah kerja Anda, kerja sama dengan forum tersebut bisa jadi

    memberikan manfaat bagi Anda, khususnya dalam mengidentifikasi ketimpangan dalam kebutuhan

    pembangunan dan potensi melakukan sinergi dengan kegiatan-kegiatan lain yang juga didanai oleh CSR

    perusahaan lainnya maupun dengan program-program pembangunan pemerintah.

    Bekerja sama dengan Forum CSR juga dapat membantu Anda mengidentifikasi berbagai pelajaran yang

    diperoleh dari kegiatan Pengembangan Masyarakat sebelumnya di wilayah tersebut, sekaligus mencegah

    Anda mengulangi kesalahan yang sama.

    Bentuk kegiatan perencanaan Anda

  • Uraian pada Bagian 3.6 dan 3.7 terkait CAP (rencana tindakan masyarakat) dan aneka perangkat

    perencanaan yang akan digunakan hendaknya diubah, bila perlu, agar mencerminkan niat Anda yang

    sesungguhnya dan untuk menambah rincian lanjutan yang akan membantu.

    Kedua belah pihak wajib menyepakati rencana tertentu sebelum dapat menerapkannya

    Bagian 3.8 menyatakan bahwa para pihak tidak dapat melanjutkan ke tahap pelaksanaan atas

    perencanaan mereka kecuali apabila dan sebelum para pihak telah sepakat mengenai bentuknya.

    Konsekuensi bagi para pihak apabila mereka tidak mencapai kata sepakat diatur dalam Pasal 12.

    Monitoring dan Evaluasi

    Mengingat pentingnya mengukur efektivitas kerja sama Anda, Bagian 3.9 mengatur mengenai

    memasukkan bagian tentang monitoring dan evaluasi ke dalam rencana Anda. Bagian ini dapat diperluas

    guna memberikan rincian tambahan apabila diperlukan.

    4. PERAN PERUSAHAAN Menyediakan dana CSR dan dukungan lainnya dalam bentuk barang/jasa

    Perusahaan sepakat untuk membayarkan dana CSR sesuai dengan anggaran dan jadwal pembayaran yang

    disepakati ke rekening bank yang khusus dibuat oleh LSM untuk menampung dana tersebut. Para Pihak

    wajib menyiapkan anggaran dan jadwal pembayaran dan memasukkannya ke dalam MOU sebagai

    lampiran. Lampiran ini juga harus meliputi rincian dari dukungan yang akan diberikan oleh Perusahaan

    dalam bentuk barang dan dukungan non-pendanaan lainnya bagi kegiatan perancangan yang diatur

    berdasarkan MOU. Lampiran tersebut dapat diubah dari waktu ke waktu guna merefleksikan perubahan

    situasi, namun hanya apabila kedua belah pihak menyepakati perubahan tersebut.

    Mempertimbangkan permintaan untuk mendanai kegiatan pengembangan kapasitas LSM

    Penting bagi LSM untuk menghadirkan kemampuan profesional yang kompeten sekaligus pengetahuan

    terkini di bidang Pengembangan Masyarakat dalam kemitraan CSR. Selain itu, LSM perlu memiliki

    kemampuan manajerial dan administratif yang baik. Memperkuat LSM yang bekerja di masyarakat dalam

    aspek-aspek tersebut sudah dengan sendirinya merupakan bentuk Pengembangan Masyarakat yang

    berkelanjutan, karena manfaat akan mengalir ke masyarakat hingga ke kegiatan-kegiatan pembangunan

    di masa mendatang yang dilakukan LSM.

    Menyadari kesulitan yang dihadapi LSM dalam memperoleh dana untuk membantu staf mereka

    mengikuti pelatihan, konferensi, dan kegiatan pengembangan kapasitas lainnya, MOU memandang

    bahwa Perusahaan dapat menyediakan pendanaan tambahan sebagaimana diperlukan agar LSM dapat

    mengembangkan kapasitasnya dalam hal/cara yang akan bermanfaat bagi kerja sama mereka.

    Perusahaan juga dapat memutuskan untuk menawarkan mentoring, pelatihan usaha, dan memberikan

    dokumen template dan pelatihan dalam hal pelaporan dan pembukuan catatan keuangan, bila dianggap

    sesuai yang kesemuanya akan meningkatkan standar kerja LSM dan efektivitas penanaman dana yang

    dilakukan Perusahaan berdasarkan MOU.

    Menyediakan sarana/sumber daya lainnya

    Meskipun MOU memandang bahwa LSM akan mengambil peran sebagai manajer proyek untuk kegiatan

    para pihak (lihat Pasal 5 di bawah), Perusahaan sepakat, sebagaimana dimaksud Bagian 4.4, untuk

  • berkontribusi pada kegiatan perencanaan dengan memberikan manfaat penuh dari pengetahuan, ilmu,

    dan pengalaman mereka dari segi teknis dan bisnis. Akan lebih membantu apabila ditambahkan rincian

    lanjutan dalam Bagian ini untuk menggambarkan bentuk bantuan teknis sesungguhnya yang akan

    diberikan oleh Perusahaan.

  • Memberikan arahan bagi anggaran dana CSR ke depan

    Agar Para Pihak dapat menyusun anggaran yang realistis dalam perencanaan mereka, Perusahaan akan

    memberikan arahan kepada LSM mengenai jumlah dana CSR di masa mendatang yang mungkin tersedia

    untuk menerapkan kegiatan Pengembangan Masyarakat yang diusulkan.

    Rencana keamanan

    Di lokasi yang masyarakatnya terkena dampak konflik, Perusahaan akan bertanggung jawab untuk bekerja

    sama dengan LSM dalam melakukan pengaturan keamanan yang sesuai demi memastikan keamanan

    pegawai dan kontraktor selama berlangsungnya kegiatan.

    Upaya mencegah atau menyelesaikan sengketa di masyarakat

    Perusahaan akan mengemban tanggung jawab utama dalam mencegah dan menyelesaikan sengketa, baik

    yang sedang terjadi maupun yang mungkin timbul, di masyarakat. LSM sepakat untuk memberikan

    bantuan apabila diperlukan.

    5. PERAN LSM Mengelola proyek

    LSM, dengan menerapkan standar profesional dalam pekerjaannya, akan bertindak sebagai manajer

    proyek.

    Mengelola anggaran yang telah disepakati dll.

    LSM utamanya bertanggung jawab utama mempersiapkan dan mengelola anggaran, jadwal pembayaran,

    dan jadwal kegiatan.

    LSM perlu bekerja secara erat dengan Perusahaan dalam mempersiapkan dokumen-dokumen tersebut

    untuk memastikan Perusahaan menyetujuinya. Seiring dengan berjalannya kegiatan, dokumen-dokumen

    tersebut dapat diubah bila perlu, namun hanya atas kesepakatan kedua belah pihak.

    Jadwal pembayaran perlu diatur agar tersedia dana yang memadai di awal pemberlakuan MOU untuk

    memungkinkan LSM memobilisasi staf dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan

    perannya.

    LSM perlu menyiapkan rekening bank khusus untuk menerima dana CSR yang dibayarkan Perusahaan.

    Tujuan rekening ini adalah untuk memastikan bahwa dana CSR dari Perusahaan tidak tercampur dengan

    dana umum LSM atau dana dari pihak lain. Hal ini membantu menciptakan transparansi dan akuntabilitas

    dalam pengelolaan keuangan LSM.

    Total anggaran yang diperlukan untuk kegiatan berdasarkan MOU hendaknya dimasukkan dalam Bagian

    5.2(d).

    Para Pihak wajib memasukkan dalam anggaran dana untuk mencakup biaya tidak langsung dan

    pengeluaran operasional dari sisi administrasi LSM. Komponen anggaran ini dapat, namun tidak harus,

    dinyatakan sebagai biaya manajemen, dan persentase komponen anggaran ini terhadap total anggaran

    wajib dimasukkan dalam Bagian 5.2(f). Jumlah yang dialokasikan untuk keperluan ini akan tergantung dari

    negosiasi dan hendaknya mencerminkan nilai yang realistis dari besarnya biaya tidak langsung yang dapat

  • ditimbulkan LSM untuk menjalankan kegiatan operasionalnya menurut standar profesional sembari

    melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU.

    Mengatur pembayaran

    LSM bertanggung jawab untuk membayarkan tagihan yang sah dari kontraktor dan pemasok yang

    merupakan pihak ketiga. Tagihan wajib dialamatkan pada LSM, termasuk nama Masyarakat dan proyek

    perencanaan dan dengan menyebutkan tujuan pembayaran tersebut.

    Pembayaran akan dilakukan dari dana yang telah disetorkan oleh Perusahaan ke rekening bank khusus.

    Akan tetapi, untuk memungkinkan fleksibilitas, Bagian 5.3 memandang bahwa Perusahaan dapat

    memutuskan untuk langsung membayar sendiri kontraktor dan pemasok pihak ketiga tersebut.

    Perusahaan berhak melakukan audit atas tagihan yang dibayarkan.

    Memberikan laporan dan pertanggungjawaban pada Perusahaan

    Bagian 5.4 mewajibkan LSM menjaga dan menyimpan catatan dan laporan yang layak atas pekerjaannya

    yang berdasarkan MOU.

    Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di

    Indonesia.

    Laporan berkala kegiatan harus disiapkan oleh LSM dengan cara yang memungkinkan Perusahaan

    memahami kemajuan yang dicapai yang dibandingkan dengan tujuan dan indikator kinerja utama, untuk

    mengidentifikasi hasil akhir yang diperjanjikan dan yang aktual, dan untuk mengidentifikasi serta

    memahami alasan untuk (dan akibat dari) setiap keterlambatan atau kekurangan dalam kinerja, dan harus

    turut memuat saran perbaikan. Adalah hal yang wajar untuk menyepakati format laporan berkala ini sejak

    awal dan melampirkan format tersebut pada MOU.

    Para Pihak juga perlu menyepakati seberapa sering dilakukanya pelaporan masalah keuangan dan

    operasional. Setelah disepakati, referensi atas periode pelaporan yang telah disepakati dapat dimasukkan

    dalam Bagian 5.4.

    Memperbolehkan catatan dan laporan diaudit oleh Perusahaan dan penasihatnya

    Perusahaan berhak melakukan audit atas catatan dan laporan LSM dari waktu ke waktu. Perusahaan wajib

    memberikan LSM pemberitahuan akan dilakukannya audit secara wajar dan melakukannya pada jam

    kantor yang wajar pula. Apabila Perusahaan mengharuskan LSM memberikan laporan yang telah diaudit,

    Perusahaan akan memasukkan dana untuk biaya audit dalam anggaran.

    Memastikan setiap biaya yang secara sah dibebankan oleh pemerintah dibayar dan dicatat

    Anggaran hendaknya turut memperhitungkan jumlah yang berdasarkan peraturan perundang-undangan

    wajib dibayarkan kepada lembaga pemerintah yaitu berupa pajak, retribusi, atau biaya lainnya. LSM

    bertanggung jawab melakukan pembayaran tersebut dan memastikan memperoleh tanda terima tertulis

    atas pembayaran tersebut.

    6. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

  • Proses pengambilan keputusan

    Akan sangat membantu apabila suatu proses pengambilan keputusan dapat dirancang agar mampu

    mendorong tumbuhnya kepercayaan seiring dengan jalannya kegiatan. Proses ini harus memungkinkan

    pengambilan keputusan yang efektif dan tepat pada waktunya secara transparan dan akuntabel.

    Bagian 6.1 menguraikan proses yang disarankan, yaitu perwakilan para pihak dari berbagai tingkatan

    dapat bertemu pada interval waktu yang berbeda dan meninjau kembali pengambilan keputusan. Proses

    yang disarankan turut mencakup:

    Orang-orang yang terlibat dalam perencanaan sehari-hari bertemu setidaknya dua kali seminggu.

    Orang-orang tersebut bertemu dengan atasan langsung masing-masing setidaknya sekali seminggu.

    Semua orang dari pertemuan mingguan tersebut bertemu dengan manajer tingkat yang lebih tinggi yang bersangkutan serta dengan pemangku kepentingan lainnya yang terkait

    setidaknya sekali setiap bulan. Bagian 6.1 menunjukkan bahwa kebiasaan di Indonesia ialah untuk suatu keputusan dibuat berdasarkan

    mufakat, alih-alih berdasarkan pengambilan suara yang dihitung sebagai persentase tertentu.

    Merupakan hal yang penting bagi terlaksananya tata kelola yang baik apabila seluruh keputusan

    didokumentasikan dan bahwa notulensi keputusan tersebut diedarkan untuk dikomentari, ditinjau,

    diubah bila perlu, dan ditandatangani apabila telah sesuai.

    Bagian 6.1 memberikan keleluasaan dalam hal mengadakan rapat. Bilamana perlu, hal ini patut diubah

    untuk mencerminkan preferensi para pihak.

    Komitmen untuk berperilaku etis

    Bagian 6.2 berisi komitmen untuk berperilaku etis dan menekankan pentingnya pelatihan dan memonitor

    staf dalam kaitannya dengan perilaku etis.

    Konflik Kepentingan

    Apabila salah satu pihak terpengaruh oleh konflik kepentingan, pihak tersebut wajib menghilangkan atau

    menyelesaikan konflik tersebut sesegera mungkin sehingga tidak mengakibatkan kerusakan reputasi dari

    pihak manapun, dan bahwa kerja sama mereka tidak terkena dampak buruk dengan adanya konflik

    tersebut.

    Kepatuhan terhadap hukum

    Para pihak wajib mematuhi ketentuan hukum yang berlaku. Apabila Perusahaan ataupun LSM memiliki

    hubungan internasional, maka yang dimaksud sebagai hukum yang berlaku juga dapat mencakup hukum

    negara asing yang terkait dengan hal-hal seperti korupsi, privasi, atau perlindungan anak. Isu ini perlu

    dijajaki selama negosiasi sehingga jelas bagi kedua belah pihak mengenai hukum apa yang berlaku bagi

    kegiatan mereka.

    7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK Pada Pasal 7, LSM diberi tanggung jawab mengadakan kontraktor dan pemasok serta membuat kontrak

    secara langsung dengan mereka. LSM berkomitmen melakukan praktek pengadaan yang baik yang juga

  • sesuai dengan persyaratan tender yang didasarkan pada kebijakan pengadaan Perusahaan, atau

    sebagaimana dipersyaratkan oleh hukum. Sebagai contoh, Badan Usaha Milik Negara harus tunduk pada

    peraturan yang mengatur mengenai persyaratan tender.

  • Sepanjang dimungkinkan, LSM sepakat mendahulukan kontraktor dan pemasok lokal.

    Terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa Perusahaan perlu memberikan persetujuan atas keputusan

    pengadaan yang dibuat LSM apabila nilai kontrak tersebut melebihi batas tertentu. Para Pihak perlu

    menyepakati dan memasukkan ambang batas nilai kontrak ini di Bagian 7(f).

    8. ASURANSI LSM akan bertanggung jawab untuk memperoleh polis asuransi yang disepakati. Apabila Perusahaan tidak

    mengharuskan LSM melakukan hal ini, Pasal 8 dapat dihapus.

    9. PERISTIWA DI LUAR KENDALI PARA PIHAK Salah satu pihak tidak akan dianggap melanggar MOU apabila pihak tersebut tidak dapat melaksanakan

    kewajibannya dikarenakan peristiwa yang ada di luar kendalinya. Pengecualian terhadap hal ini tidak

    berlaku untuk kegagalan Perusahaan membayar dana CSR yang telah disepakati.

    Pasal 9 membolehkan salah satu pihak mengakhiri MOU apabila pihak lainnya tidak mampu melaksanakan

    kewajibannya selama lebih dari 3 bulan (atau jangka waktu lain sebagaimana disepakati) dikarenakan

    peristiwa yang terjadi di luar kendali pihak yang terkena dampak.

    Akan tetapi pihak yang tidak terkena dampak tidak berkewajiban mengakhiri MOU. Pihak tersebut dapat

    menunggu lebih lama dari jangka waktu yang disepakati agar pihak lainnya dapat melanjutkan

    kewajibannya.

    Para Pihak hendaknya mempertimbangkan apakah jangka waktu tiga bulan telah sesuai atau apakah

    jangka waktu lain akan lebih sesuai untuk keadaan mereka.

    10. PERNYATAAN Masing-masing pihak wajib melakukan pengecekan guna memeriksa reputasi dan kemampuan pihak

    lainnya sebaik mungkin sebelum mereka memasuki tahap negosiasi MOU. Pasal 10 menyediakan

    pernyataan resmi dari para pihak mengenai status hukum, kapasitas hukum untuk melangsungkan

    kontrak, dan kemampuan untuk melaksanakan kewajiban mereka berdasarkan MOU tanpa menimbulkan

    konflik kepentingan atau pelanggaran terhadap peraturan atau prinsip-prinsip etika.

    11. KONSEKUENSI DARI KESEPAKATAN TERHADAP SUATU RENCANA Apabila para Pihak telah menyelesaikan kegiatan perencanaan mereka berdasarkan MOU secara

    memuaskan dan LSM berkeinginan untuk bekerja dengan pihak Perusahaan untuk melaksanakan kegiatan

    Pengembangan Masyarakat yang telah disepakati, maka Para Pihak perlu menyepakati ketentuan yang

    akan dilaksanakan oleh mereka.

    Para pihak dapat menggunakan preseden Perjanjian Kerja Sama sebagai dasar dalam negosiasi mereka

    karena preseden tersebut telah sengaja disusun untuk memuat berbagai ketentuan yang serupa dengan

    ketentuan yang ada dalam MOU ini dan oleh karena itu seharusnya mudah digunakan.

    Pasal 11 membolehkan Perusahaan menetapkan jangka waktu yang wajar untuk menyelesaikan negosiasi

    tersebut. Apabila pada akhir jangka waktu tersebut para Pihak belum dapat mencapai kesepakatan,

    Perusahaan bebas untuk bekerja dengan LSM lain atau melaksanakan sendiri rencana yang telah diajukan.

  • 12. KETIDAKMAMPUAN BERSEPAKAT ATAU BERKOMITMEN Apabila para pihak memutuskan untuk menghentikan kerja sama berdasarkan MOU atau apabila

    Perusahaan memberitahu LSM bahwa dikarenakan hal yang tidak terduga atau kejadian di luar kendalinya

    Perusahaan tidak mampu menyediakan pendanaan CSR untuk melaksanakan rencana para pihak, maka

    MOU akan berakhir.

    Dalam situasi demikian, Pasal 12 menyatakan bahwa Perusahaan akan mendanai biaya yang wajar yang

    dikeluarkan LSM untuk menghentikan kerja sama CSR tersebut.

    13. PENYELESAIAN SENGKETA Prosedur penyelesaian sengketa

    Apabila timbul suatu sengketa di antara para pihak yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak manajemen

    senior, Pasal 13 menyatakan bahwa sengketa tersebut dapat dirujuk untuk diselesaikan melalui mediasi

    oleh seseorang yang independen dan dihormati. Apabila mediasi gagal, para Pihak sepakat untuk merujuk

    sengketa tersebut untuk diselesaikan di pengadilan pada wilayah hukum yang sesuai.

    Tidak terpengaruhnya hak untuk meminta putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan

    Prosedur yang dinyatakan di atas tidak menghentikan para pihak untuk sewaktu-waktu memintakan

    putusan yang bersifat mendesak dari pengadilan.

    14. PENGAKHIRAN Pengakhiran karena pelanggaran

    Pasal 14 menguraikan beberapa alasan MOU dapat dibatalkan. Secara ringkas, alasan-alasan tersebut

    yaitu:

    Pelanggaran kewajiban kontraktual; Tindakan yang berpotensi merugikan pekerjaan para pihak; Keadaan insolvensi; Perbuatan korup; atau Perusahaan mempunyai alasan yang masuk akal untuk beranggapan, berdasarkan hasil dari

    tinjauan kinerja, bahwa LSM tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk

    melaksanakan kewajibannya. Hak atas upaya hukum lainnya tidak terpengaruh

    Pihak yang mengakhiri MOU dikarenakan pelanggaran berdasarkan Pasal 14 tidak kehilangan hak atas

    upaya hukum lainnya yang mungkin dimilikinya berdasarkan hukum Indonesia.

    Akibat pengakhiran

    Bagian 14.4 menguraikan akibat dari pengakhiran, termasuk kebutuhan para pihak untuk menyelesaikan

    urusan yang terutang antara mereka dan dengan kontraktor dan pemasok pihak ketiga serta mengakhiri

    pekerjaan mereka.

    LSM wajib memberikan Perusahaan laporan akhir dan laporan pertanggungjawaban atas pengeluarkan,

    serta menyelesaikan dengan baik laporan dan catatan sebagaimana disepakati dengan Perusahaan.

  • Bagian ini membolehkan LSM menyimpan salinan dokumen yang diperlukan untuk tujuan tata kelola

    internal dan dokumen yang memungkinkan LSM untuk tetap menikmati manfaat dari pembelajaran

    profesional.

    Dana CSR yang tidak digunakan wajib dikembalikan kepada Perusahaan kecuali apabila Perusahaan

    sepakat bahwa LSM dapat menggunakannya untuk tujuan lain.

    Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia

    Para pihak sepakat untuk mengesampingkan hak mereka untuk memohon Pengadilan untuk menyetujui

    pengakhiran MOU.

    15. KERAHASIAAN Informasi Rahasia

    Bagian 15.1 merupakan pengakuan dari kedua belah pihak bahwa mereka dapat saling bertukar informasi

    rahasia. Sebagai contoh, LSM dapat mengetahui informasi rahasia tentang urusan bisnis dan keuangan

    Perusahaan. Bagian ini juga menyatakan bahwa MOU, begitu ditandatangani, merupakan dokumen

    rahasia dan bahwa para pihak wajib menjaga kerahasiaan syarat dan ketentuannya.

    Informasi rahasia wajib dijaga kerahasiaannya

    Masing-masing pihak sepakat untuk menjaga kerahasiaan setiap informasi rahasia yang diberikan

    kepadanya dan tidak menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi atau untuk merugikan

    pihak lain. Akan tetapi ada pengecualian yang diberikan, termasuk hak LSM untuk mengungkapkan

    informasi rahasia tersebut sebagai sebuah informasi rahasia (tertutup) bagi jaringan masyarakat sipil yang

    mana LSM tersebut merupakan anggota, dan pengungkapan tersebut diperlukan untuk

    memungkinkannya melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU.

    Informasi rahasia tidak dipengaruhi oleh pengakhiran

    Adalah penting untuk dimengerti bahwa Bagian 15.3 memiliki pengertian bahwa kewajiban kerahasiaan

    tidak akan dipengaruhi oleh pengakhiran MOU untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

    16. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Tidak ada pengalihan atas Hak Kekayaan Intelektual yang telah ada

    Hak Kekayaan Intelektual adalah istilah yang sudah memiliki definisinya sendiri.

    Bagian 16.1 menyatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual dari masing-masing pihak yang telah ada tidak

    akan dialihkan kepada pihak lainnya saat para pihak menandatangani MOU. Hak yang telah ada tersebut

    akan tetap pada pihak yang memiliki.

    Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan berdasarkan MOU

    Namun demikian, Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan oleh masing-masing pihak dalam pelaksanaan

    tugasnya berdasarkan MOU akan menjadi milik bersama kedua belah pihak. Dengan demikian, pihak yang

    mana hak tersebut berasal wajib segera mengemukakan informasi tentang hal tersebut kepada pihak

    lainnya.

  • Apabila pengaturan atas kepemilikan hak kekayaan intelektual ini tidak sesuai bagi para pihak, silakan

    ubah ketentuan tersebut guna mencerminkan pengaturan yang dapat disepakati para pihak.

    Kewajiban yang tidak terpengaruh pengakhiran

    Kewajiban untuk mengemukakan Hak Kekayaan Intelektual yang dimiliki bersama tidak akan terpengaruh

    oleh pengakhiran MOU untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

    17. ASET LAINNYA Pasal 17 menyatakan bahwa, apabila dan pada saat MOU diakhiri, aset selain daripada kekayaan

    intelektual akan dialihkan kepada masyarakat dengan siapa para pihak bekerja, kecuali apabila

    Perusahaan dan LSM sepakat bahwa LSM dapat memanfaatkan aset tersebut dengan lebih baik.

    18. KETENTUAN UMUM Pemberitahuan

    Bagian 18.1 menguraikan bagaimana masing-masing pihak hendaknya berkomunikasi dengan pihak

    lainnya serta memuat rincian alamat.

    Hubungan antara para pihak

    Pasal 18.2 menyatakan dengan jelas bahwa para pihak tidak membentuk kerja sama secara hukum atau

    hubungan ketenagakerjaan atau keagenan melalui kerja sama yang berdasarkan ketentuan MOU.

    Adalah penting bahwa karyawan masing-masing pihak tidak memberikan pernyataan kepada siapapun

    bahwa mereka adalah perwakilan yang berwenang dari para pihak atau untuk mengikat pihak lain secara

    kontraktual.

    Pengalihan

    Tidak ada salah satupun pihak yang diperbolehkan mengalihkan haknya berdasarkan MOU kecuali pihak

    lainnya memberikan persetujuan terlebih dahulu atas pengalihan tersebut.

    Perubahan

    Tidak ada perubahan yang boleh dilakukan atas MOU kecuali para pihak secara tertulis sepakat untuk

    melakukan perubahan tersebut.

    Pengesampingan

    Pengesampingan apapun atas hak dari salah satu pihak berdasarkan MOU tidak akan berlaku kecuali

    dapat dibuktikan secara tertulis.

    Keseluruhan perjanjian

    Bagian 18.6 menyatakan bahwa MOU merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak sehubungan

    dengan hal-hal yang diatur. Apabila para pihak, secara nyata, ingin mempertahankan pemberlakuan

    ketentuan dari dokumen terkait yang telah ditandatangani sebelumnya, para pihak wajib menyatakannya

    secara spesifik dalam Bagian 18.6.

    Keterpisahan

  • Apabila terdapat ketentuan dari MOU ini yang batal, melanggar hukum, atau tidak dapat ditegakkan

    pemberlakuannya, ketentuan tersebut dapat dihapus dan ketentuan lainnya dari MOU akan tetap

    berlaku.

    Bahasa

    Apabila MOU dipersiapkan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, maka versi bahasa Inggris dapat

    ditandatangani terlebih dahulu dan mulai berlaku sebelum versi Bahasa Indonesia ditandatangani. Akan

    tetapi, apabila terdapat inkonsistensi antara kedua versi tersebut, pengertian dari Bagian MOU yang

    ditulis dalam Bahasa Indonesia lah yang akan berlaku.

    Salinan

    Untuk mempermudah penandatanganan, para pihak dapat menandatangani salinan dari MOU yang sama.

    Apabila hal tersebut dilakukan, salinan-salinan tersebut secara bersama-sama merupakan satu dokumen

    yang sah.

    Hukum yang mengatur

    MOU ini akan diatur oleh hukum Indonesia.

    PENANDATANGANAN MOU

    Masing-masing pihak harus secara resmi memberikan kewenangan secara tertulis, sesuai dengan

    prosedur tata kelola internalnya, kepada orang yang berhak untuk menandatangani MOU mewakili pihak

    tersebut.