lampiran 1 : surat ijin wawancara tugas akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada...

20
106 Universitas Kristen Petra Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

106 Universitas Kristen Petra

Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir

Page 2: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

107 Universitas Kristen Petra

Lampiran 2 : Berita Acara Sidang Proposal

Page 3: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

108 Universitas Kristen Petra

Lampiran 2 : Berita Acara Sidang Proposal (sambungan)

Page 4: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

109 Universitas Kristen Petra

Lampiran 2 : Berita Acara Sidang Proposal (sambungan)

Page 5: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

110 Universitas Kristen Petra

Lampiran 2 : Berita Acara Sidang Proposal (sambungan)

Page 6: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

111 Universitas Kristen Petra

Lampiran 3 : Berita Acara Sidang Tengah

Page 7: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

112 Universitas Kristen Petra

Lampiran 3 : Berita Acara Sidang Tengah (sambungan)

Page 8: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

113 Universitas Kristen Petra

Lampiran 3 : Berita Acara Sidang Tengah (sambungan)

Page 9: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

114 Universitas Kristen Petra

Lampiran 3 : Berita Acara Sidang Tengah (sambungan)

Page 10: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

115 Universitas Kristen Petra

Lampiran 4 : Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir

Page 11: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

116 Universitas Kristen Petra

Lampiran 4 : Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir (sambungan)

Page 12: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

117 Universitas Kristen Petra

Lampiran 5 : Form Kelengkapan Karya

Page 13: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

118 Universitas Kristen Petra

Lampiran 6 : Form Kelayakan Megikuti Sidang Akhir

Page 14: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

119 Universitas Kristen Petra

Lampiran 7 : Hasil wawancara dengan Dr. Andrian Pramadi, M.Si.

Wawancara dilakukan via email, pada 6 Maret 2019

Daftar Pertanyaaan :

1. Apa pengertian phobia hewan (Zoophobia) menurut bapak?

2. Dari pengalaman bapak, apa penyebab Zoophobia?

3. Apakah ada faktor tertentu yang membuat satu orang lebih rentan menderita

Zoophobia daripada orang lainnya? Jika ada tolong dijelaskan, Pak.

4. Bagaimana gejala/ ciri-ciri orang yang menderita Zoophobia?

5. Sepengetahuan saya, Zoophobia umumnya muncul karena trauma yang

berhubungan dengan hewan di masa kecil. Pada usia berapakah biasanya

trauma berpotensi untuk berkembang menjadi phobia dan mengapa demikian?

6. Apakah ada skala tertentu untuk mengukur tingkat keparahan phobia yang

diderita seseorang? Jika ada tolong dijelaskan, Pak.

7. Ada penderita Zoophobia yang takut ketika bertemu hewan secara langsung,

tapi ada juga yang takut meski hanya melihat gambar hewannya saja. Dari 2

tipe ini, tipe penderita yang manakah yang lebih sering bapak temui?

8. Apa dampak yang akan muncul jika Zoophobia dibiarkan begitu saja dan tidak

ditangani?

9. Apa saja bentuk terapi yang bisa diberikan untuk penderita Zoophobia? Dari

beberapa bentuk terapi itu, manakah yang menurut pengalaman bapak paling

efektif?

10. Apakah mungkin Zoophobia disembuhkan tanpa bantuan psikolog maupun

psikiater? Jika iya, bagaimana caranya?

11. Menurut pengalaman bapak, bagaimana kondisi penderita phobia di

Indonesia? Apakah sudah mendapat cukup dukungan dari masyarakat, atau

justru mendapat stigma?

12. Bolehkah bapak menceritakan 2 atau 3 kasus Zoophobia yang pernah bapak

temui? Jika memungkinkan yang berbeda-beda tingkat keparahannya.

(Nama pasiennya disamarkan saja tidak apa, Pak. Tapi kalau bisa saya ingin

tahu usianya)

Page 15: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

120 Universitas Kristen Petra

Lampiran 7 : Hasil wawancara dengan Dr. Andrian Pramadi, M.Si.

(sambungan)

Jawaban :

1. Phobia itu perasaan takut yang berlebihan dan tidak wajar pada suatu situasi,

objek, suasana, atau perasaan tertentu, hingga mengganggu kegiatan

penderitanya. Kalau Zoophobia ini sendiri adalah kategori dalam

pengelompokkan phobia yang berarti rasa takut tidak wajar pada hewan.

Hewan yang jadi objek Zoophobia bukan hewan yang berbahaya. Kalau

hewannya berbahaya, maka rasa takut itu wajar dan bukan termasuk phobia.

2. Pada umumnya penyebab phobia (termasuk Zoophobia) itu ada 3.

Yang pertama dan paling sering yaitu karena trauma. Biasanya jika

mengalami sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan dan sampai

terjadi trauma, orang memiliki kemungkinan untuk mengembangkan

phobia pada salah satu objek yang ada di tempat kejadian, atau suasana

serta perasaan yang ia rasakan pada kejadian itu. Misalnya, anak yang

selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena

peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada orang

yang phobia pada cone di jalan karena dulu pernah kecelakaan lalu lintas

dan yang ia lihat waktu kecelakaan itu cone. Meski cone nya sendiri tidak

secara langsung menyebabkan ia kecelakaan, di memorinya tertanam

bahwa ketika ia merasa takut yang dia lihat adalah cone itu. Itu bisa

memicu phobia.

Kalau dalam kasus phobia hewan, biasanya ya pengalaman traumanya

berkaitan dengan hewan. Contoh paling gampang, anak yang waktu kecil

digigit anjing, maka ia memiliki kemungkinan untuk menjadi phobia pada

anjing.

Penyebab phobia yang kedua yaitu observational learning. Observational

learning adalah kemampuan belajar dengan cara mengamati lingkungan

sekitarnya (ortu, keluarga dekat, teman, dll) lalu mencontoh perilaku

mereka. Hal ini sering kita lakukan saat anak-anak. Dalam kasus phobia,

Page 16: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

121 Universitas Kristen Petra

Lampiran 7 : Hasil wawancara dengan Dr. Andrian Pramadi, M.Si.

(sambungan)

kalau ortu dan orang terdekat anak menderita phobia, maka ada

kemungkinan phobia ini untuk ‘nular’ ke anak itu. Contohnya, orang yang

tinggal di keluarga yang takut anjing biasanya juga takut anjing. Ini karena

dari kecil dia selalu dengar dari ortunya kalau anjing itu menggigit,

berbahaya, galak, dan lain lain. Selain itu, tiap bertemu anjing, ortunya

akan berusaha menghindar. Anak mengamati perilaku ini dan

mencontohnya.

Penyebab phobia yang ketiga yaitu dari informasi yang kita dengar.

Informasi ini bermacam-macam sumbernya, bisa dari tv, koran, internet,

dll. Misalnya, orang ini membaca berita tentang seekkor anjing yang

menyerang seorang anak sampai anak tersebut masuk rumah sakit. Pasti

akan muncul rasa takut meskipun kecil. Tapi kalau berita-berita seperti ini

diulang-ulang terus tanpa orang ini pernah bertemu dengan anjing

sungguhan, lama kelamaan orang ini bisa jadi merasa cemas ketika

bertemu anjing. Jika dibiarkan, bisa tumbuh phobia terhadap anjing.

Padahal ketika bertemu dengan anjing sungguhan, belum tentu anjing ini

akan langsung menyerang.

3. Nah, ada kalanya setelah mengalami 3 kejadian tadi (trauma, observational

learning, mendapat informasi), seseorang bisa saja tetap kebal dan tidak

menderita phobia. Mengapa? Ada 3 faktornya :

Faktor pertama adalah personality, yaitu sifat dasar orang tersebut. Ini

berbeda dari satu orang ke orang lainnya. Contohnya, seorang anak yang

pemberani dan bandel (keras kepala), setelah digigit anjing mungkin tidak

trauma dan tidak phobia pada anjing. Bisa jadi ia justru penasaran kenapa

anjing ini menggigit dan akhirnya belajar perilaku anjing. Akhirnya anak

ini paham kalau ia digigit anjing karena ia terlalu buru-buru memegang

anjing ini dan tidak melihat kalau anjingnya sedang makan.

Faktor kedua adalah dukungan orang sekitar. Ini penting terutama dalam

kasus trauma. Ketika mengalami trauma, otak manusia merespon situasi

Page 17: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

122 Universitas Kristen Petra

Lampiran 7 : Hasil wawancara dengan Dr. Andrian Pramadi, M.Si.

(sambungan)

tersebut sebagai perasaan yang negatif. Tapi ketika ada orang yang

mendukung dan menghibur, otak kemudian merespon situasi ini sebagai

perasaan yang positif. Semakin banyak dukungan, semakin perasaan

negatif tadi bisa ditolak dan dinetralkan. Selain itu, logika paling

mudahnya adalah dengan adanya orang yang menemani, kita akan merasa

lebih kuat dan tidak takut (safety in number).

Faktor ketiga adalah apakah orang ini familiar dengan objek tersebut.

Orang yang dari kecil memelihara anjing kecil kemungkinan bisa

mengalami trauma setelah digigit anjing. Selain itu, ketika membaca berita

tentang orang yang diserang anjing, orang ini tidak akan langsung merasa

takut pada anjing, atau menyalahkan anjingnya. Orang ini akan mencari

penyebabnya kenapa anjing di berita itu sampai menyerang majikannya,

dan lain-lain. Ia tidak akan mudah terpengaruh berita-berita seperti ini.

4. Ciri orang menderita phobia hewan yang jelas adalah ia berusaha menghindari

hewan yang ia takuti. Misalnya, orang yang phobia anjing. Ketika jalan-jalan

dan melewati rumah yang memelihara anjing, mungkin saja orang ini akan

mencari jalan memutar demi menghindari anjing ini. Kalau terpaksa sekali

harus mendekat, biasanya orang yang menderita phobia akan gemetar,

napasnya menjadi pendek, jantungnya berdebar-debar, dan berkeringat. Kalau

phobia nya sangat parah, mungkin saja orang ini pingsan jika dibiarkan terlalu

lama berdekatan dengan hewan yang ditakutinya.

5. Sebenarnya usia berapapun bisa terkena phobia, tidak harus anak kecil saja.

Tapi kalau dalam konteks anak-anak, biasanya phobia mulai berkembang dan

menjadi makin kuat mulai usia 4-9 tahun. Hal ini karena di usia ini memori

anak-anak mulai kuat. Pada umumnya, manusia masih ingat kejadian yang

dialaminya di usia anak-anak, tapi memori ini terbatas sampai usia 4 tahun

saja. Kita umumnya sudah tidak ingat lagi kejadian yang kita alami di usia 3

Page 18: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

123 Universitas Kristen Petra

Lampiran 7 : Hasil wawancara dengan Dr. Andrian Pramadi, M.Si.

(sambungan)

tahun ke bawah. Di usia 1-3, jika mengalami trauma, anak-anak cenderung

gampang melupakannya seiring dengan pertumbuhannya.

6. Setahu saya, belum ada skala yang di khususkan untuk mengukur tingkat

keparahan phobia. Kalau skala untuk mengukur rasa tidak nyaman seseorang

itu ada beberapa versi. Tapi skala ini pun tidak bisa langsung digunakan untuk

mengukur tingkat keparahan phobia karena ada banyak faktor yang

mempengaruhi.

7. Sejauh ini, tidak banyak penderita phobia yang sampai ketakutan parah ketika

melihat gambar saja. Mungkin merasa sedikit cemas dan tidak nyaman saja,

tapi tidak sampai menunjukkan gejala-gejala phobia seperti berkeringat dan

detak jantung meningkat tadi. Rata-rata penderita hanya menunjukkan gejala

berkeringat, detak jantung meningkat, dan napas pendek kalau dipertemukan

dengan objek sungguhan.

8. Dalam konteks penderita yang tidak takut melihat gambar objeknya,

sebenarnya selama penderita phobia tidak bertemu tatap muka dengan objek

yang ditakutinya ya orang ini tidak akan merasa terganggu. Mungkin hanya

merasa cemas. Tapi, jika objek yang ditakuti adalah hewan yang gampang

ditemui tiap hari, lama-kelamaan orang ini bisa stress kalau harus terus-

terusan berusaha menghindari hewan yang susah dihindari ini. Kalau dalam

konteks penderita yang merasa takut dari melihat gambar hewannya saja, tentu

saja phobia ini harus disembuhkan. Misalnya orang ini takut melihat gambar

anjing, kan susah. Di media sosial saja banyak foto dan video lucu tentang

anjing. Masa mau sampai berkorban tidak menggunakan sosmed sama sekali?

Tapi kembali lagi, kasus orang yang phobia pada hewan sampai takut pada

gambar hewannya saja ini termasuk jarang.

Page 19: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

124 Universitas Kristen Petra

Lampiran 7 : Hasil wawancara dengan Dr. Andrian Pramadi, M.Si.

(sambungan)

9. Kalau terapi yang diberikan untuk penderita phobia sebenarnya bervariasi

tergantung kasusnya. Tergantung penyebab phobia orang ini apa. Tapi secara

universal, yang efektif untuk menangani phobia itu exposure therapy.

Exposure therapy ini prosesnya berlangsung selama beberapa kali sesi

konsultasi. Intinya adalah untuk membiasakan penderita mendekati objek yang

ditakutinya. Kalau dalam kasus phobia hewan, ya penderita ditunjukkan foto

hewan yang ditakutinya. Biasanya dimulai dari gambar atau foto hewan

(pokoknya dari media yang paling tidak ditakuti oleh penderita) yang

diletakkan pada jarak tertentu. Lama kelamaan jarak foto/ gambar ini akan

didekatkan ke penderita. Proses ini dilakukan sampai penderita bisa

memegang foto/ gambar hewan tadi. Kalau sudah tidak takut pada foto itu,

penderita ditunjukkan video hewan. Prosesnya sama seperti gambar tadi. Ini

dilakukan sampai penderita bisa memegang atau minimal berada satu ruangan

dengan hewan yang ditakutinya. Dalam sesi konsultasi ini, akan digali terus

penyebab awal pasien menderita phobia ini. Setelah ketemu penyebabnya,

bisa dijelaskan pelan-pelan bahwa objek phobia si pasien ini juga punya sisi

positif dan manfaat bagi si penderita.

10. Perlu diingat kalau penyebab phobia pada masing-masing orang itu berbeda-

beda. Dengan demikian, tentu saja penyembuhannya juga berbeda-beda. Peran

psikolog biasanya membantu diagnosis penyebab phobianya dan menentukan

terapi seperti apa yang paling tepat untuk penderita ini. Selain itu, dalam sesi

konsultasi, bisa digali lebih detail pemicu phobia pada penderita. Tapi seperti

saya jelaskan tadi, umumnya phobia (yang tidak terlalu parah) bisa

disembuhkan dengan exposure therapy karena prinsip-prinsip exposure

therapy ini kan sebenarnya bisa dilakukan di rumah. Tapi kalau phobianya

sudah sampai tahap dimana pasien pingsan, sangat disarankan dibawa ke

psikolog untuk penanganan yang lebih professional.

Page 20: Lampiran 1 : Surat Ijin Wawancara Tugas Akhir · selamat dari peristiwa bom bisa jadi phobia pada keramaian karena peristiwa bom itu terjadi di mall atau tempat ramai lain. Atau ada

125 Universitas Kristen Petra

Lampiran 7 : Hasil wawancara dengan Dr. Andrian Pramadi, M.Si.

(sambungan)

11. Kalau di kota besar sih sekarang sudah cukup terbuka ketika membicarakan

kesehatan mental. Tapi kalau di desa-desa yang terpencil sekali, orang

Indonesia masih percaya mitos dan penyakit mental kadang dianggap karena

gangguan setan dan lain-lain. Kalau dalam kasus phobia sendiri, kadang-

kadang penderitanya justru diganggu atau dibully oleh temannya.

12. Nah, kalau kasus penderita yang takut pada 1 jenis hewan saja termasuk

umum. Biasanya hewan yang ditakuti ini anjing, ular, laba-laba, cicak, atau

kecoak. Phobia pada 1 hewan seperti ini memang tergolong dalam Zoophobia,

tapi biasanya mereka punya istilahnya sendiri. Seperti kalau phobia anjing

disebut cynophobia, laba-laba disebut arachnophobia. Kalau Zoophobia ini

sendiri maknanya lebih kepada satu kategori phobia. Kalau kasus dimana

penderita takut pada 2 atau lebih hewan sebenarnya cukup langka di

Indonesia. Saya sendiri belum pernah menangani kasus dimana penderita takut

pada 2 atau lebih jenis hewan sekaligus.