lamp juknis dekon (29 april)

20
5 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 065 – 347 DUKCAPIL TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TAHUN ANGGARAN 2015 PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2015 I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2011 dinyatakan bahwa Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksana Kementerian di bidang kependudukan dan pencatatan sipil, yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 beserta peraturan pelaksanaan, yaitu: Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk kependudukan Secara Nasional serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2010 tentang Standar dan Spesifikasi Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Blangko KTP Berbasis NIK Secara Nasional dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan

Upload: airlangga-m-doddie-brotosumpeno

Post on 17-Sep-2015

59 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kependudukan dan Pencatatan Sipil

TRANSCRIPT

PETUNJUK PELAKSANAAN PROYEK/BAGIAN PROYEK

5

LAMPIRANKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIANOMOR: 065 347 DUKCAPIL TAHUN 2015TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TAHUN ANGGARAN 2015

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2015I. PENDAHULUANBerdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2011 dinyatakan bahwa Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksana Kementerian di bidang kependudukan dan pencatatan sipil, yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 beserta peraturan pelaksanaan, yaitu: Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi kependudukan, Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk kependudukan Secara Nasional serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2010 tentang Standar dan Spesifikasi Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Blangko KTP Berbasis NIK Secara Nasional dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2014 dan menjadi dasar kebijakan dan memuat pengaturan serta pembentukan sistem yang mencerminkan adanya reformasi di bidang kependudukan dan pencatatan sipil, dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat dan membawa konsekuensi kepada semua pihak untuk mematuhi amanat yang terkandung didalamnya.Dengan berjalannya otonomi daerah seperti diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, telah menempatkan Kabupaten/Kota sebagai pusat-pusat pembangunan yang mempunyai kewenangan untuk mengatur dan menentukan arah pembangunannya. Namun demikian pembangunan yang dilaksanakan tetap harus mengacu pada kerangka Pembangunan Nasional, yaitu pembangunan yang berwawasan kependudukan yang berkelanjutan. Untuk itu Pemerintah telah mengimplementasikan program Penerapan KTP-el dan NIK secara Nasional dimulai sejak Tahun 2011 yang merupakan program nasional bidang kependudukan dan pencatatan sipil untuk mewujudkan data kependudukan yang akurat guna memenuhi berbagai kepentingan pelayanan publik, perencanaan pembangunan, alokasi anggaran, pembangunan demokrasi dan penegakan hukum dan pencegahan kriminal dan memberikan pelayanan dokumen kependudukan secara efektif dan gratis kepada masyarakat. Mulai Tahun 2014 sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013, personalisasi KTPberbasis NIK Nasional dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota efektif dimulai sejak APBN-P Tahun 2014.Dalam rangka mengimplementasikan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan dimaksud, maka Pemerintah Pusat melalui APBN-P Tahun 2015, mengalokasikan anggaran Dekonsentrasi untuk Provinsi dan Tugas Pembantuan untuk Kabupaten/Kota. Agar penyelenggaraan administrasi kependudukan di Provinsi berjalan dengan baik, maka pengelolaannya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1. Unit kerja yang menangani bidang kependudukan dan pencatatan sipil di Tingkat Provinsi, perlu menjalin koordinasi yang baik dan berkesinambungan dengan instansi terkait.2. Pemerintah Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat perlu memahami regulasi dan kebijakan nasional khususnya yang berkaitan dengan kependudukan dan pencatatan sipil.3. Manajemen pelaksanaan dan tertib Administrasi Keuangan serta Barang Milik Negara perlu ditingkatkan dengan mendalami peraturan perundangan yang berlaku, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan sesuai rencana, tepat waktu dan tepat sasaran.

II. TUJUAN DAN SASARANTujuan dan sasaran kegiatan penyelenggaraan administrasi kependudukan di provinsi adalah:a. Tujuan1. Memfasilitasi pemerintah Kabupaten/Kota dalam melakukan pelayanan penerbitan KTP-el, Kartu Keluarga dan Akta Pencatatan Sipil (Akta Kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak).2. Mempersiapkan rencana pelayanan pemanfaatan NIK, Database kependudukan dan KTP-el kepada lembaga pengguna di Provinsi, yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi.3. Meningkatkan peran, fungsi, kesadaran dan tanggungjawab serta kemampuan teknis aparat pemerintah provinsi dalam membina aparat kabupaten/kota dalam bidang kependudukan dan pencatatan sipil.4. Meningkatkan peran pemerintah provinsi dalam pengelolaan keuangan, aset (aset tetap dan aset lancar) yang didanai dari APBN.b. Sasaran1. Terlaksananya fasilitasi oleh pemerintah Provinsi kepada pemerintah Kabupaten/Kota dalam melakukan pelayanan penerbitan KTP-el, Kartu Keluarga dan Akta Pencatatan Sipil (Akta Kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak).2. Terlaksananya pelayanan pemanfaatan NIK, Database kependudukan dan KTP-el kepada lembaga pengguna di Provinsi, yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi.3. Terfasilitasinya penyiapan DAK2 dan DP4 dalam rangka mendukung suksesnya Pilkada serentak tahun 2015.4. Meningkatnya peran, fungsi, kesadaran dan tanggungjawab serta kemampuan teknis aparat pemerintah provinsi dalam membina aparat kabupaten/kota dalam bidang kependudukan dan pencatatan sipil.5. Meningkatnya peran pemerintah provinsi dalam pengelolaan keuangan, aset (aset tetap dan aset lancar) yang didanai dari APBN.

III. RUANG LINGKUP KEGIATAN.Dalam rangka mendorong tercapainya kinerja Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana tercermin dalam Rencana Kerja Tahunan Kementerian Dalam Negeri, maka Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang pembiayaannya melalui dana dekonsentrasi memuat Kegiatan, Komponen Input dengan uraian sebagai berikut :1.Kegiatan : Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) Terpadu2.Komponen Input: Penyusunan Laporan Pengelolaan Kegiatan Penyelenggaraan Adminduk di Provinsi; Koordinasi dan Konsultasi Administrasi Kependudukan ke Pusat; Koordinasi Administrasi Kependudukan ke Kabupaten/Kota dan Lintas Sektor; Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan Anggaran; Pengelolaan Akuntansi Administrasi Kependudukan; Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui Media Cetak/Elektronik dan pertemuan; Pembinaan Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil kepada Kabupaten/Kota, melalui Bimbingan Teknis dan monitoring evaluasi; Pengelolaan Data Kependudukan Tingkat Provinsi; Pengadaan Perangkat SIAK untuk Provinsi Kalimantan Utara; Fasilitasi Pelaksanaan Penerbitan KTP-el Kabupaten/Kota, melalui pengadaan Printer, Ribbon, Film Printer dan Pembersih Printer untuk Pencetakan KTP-el Kabupaten/Kota.

IV. PENGGUNAAN ANGGARAN PER JENIS BELANJAPelaksanaan dekonsentrasi program administrasi kependudukan dan pencatatan sipil merupakan belanja barang dan belanja modal. 1.Belanja Barang Belanja Barang adalah pengeluaran yang menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan dan belanja perjalanan, meliputi:a. Belanja Bahan (Akun 521211) menampung pengeluaran yang digunakan untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan (yang habis pakai) seperti konsumsi/bahan makanan, penggandaan bahan, dokumentasi, spanduk, banner,dokumen pelelangan, biaya foto copy, perlengkapan/peralatan peserta.b. Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi (Akun 521811) menampung pengeluaran yang digunakan untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan (yang habis pakai) seperti Alat Tulis Kantor, toner, ribbon, film printer, pembersih printerc. Belanja Honor output kegiatan (Akun 521213) menampung biaya untuk substansi antara lain:1) Honor tim pelaksana kegiatan (orang/bulan);2) Honor pelaksanaan lapangan/tim sekretariat (orang/kegiatan);3) Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;4) Honor Panitia Penerima Hasil Pengadaan Barang/Jasa.d. Belanja Barang Non Operasional Lainnya (Akun 521219), menampung distribusi laporan dan penyusunan Data Kependudukan per Semester.e. Belanja Jasa Profesi (Akun 522151), menampung biaya untuk pembayaran jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada Pegawai PNS dan Non PNS sebagai Instruktur, Narasumber, moderator, pembicara, praktisi dan pakar.Khusus narasumber tidak dapat diberikan kepada narasumber yang berasal dari Satuan Kerja yang bersangkutan untuk kegiatan yang berlangsung didalam dan diikuti oleh peserta satker/unit eselon I yang bersangkutan.f. Belanja jasa lainnya (Akun 522191), menampung biaya sosialisasi melalui media cetak/elektronik.g. Belanja Perjalanan bagi pejabat negara, PNS dan pegawai tidak tetap, menampung biaya antara lain :1) Belanja Perjalanan Dinas Biasa (524111), dalam rangka melaksanakan dinas jabatan yang melewati batas kota.2) Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota (524113), dalam rangka melaksanakan dinas jabatan yang berada didalam kota dan biaya koordinasi.3) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota (524114), menampung biaya antara lain : Pengeluaran untuk perjalanan dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya yang dilaksanakan di dalam kota satker penyelenggara dan dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta yang dilaksanakan di dalam kota satker peserta dengan biaya perjalanan dinas yang ditanggung oleh satker, meliputi :a) Biaya Transportasi Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota.b) Biaya Paket Meeting (Halfday/Fullday/Fullboard)c) Uang Saku Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota.d) Uang Harian dan/atau biaya penginapan peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber yang mengalami kesulitan transportasi.4) Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (524119), menampung biaya antara lain : Pengeluaran untuk perjalanan dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya yang dilaksanakan di luar kota satker penyelenggara dan dibiayai seluruhnya oleh satker penyelenggara, serta yang dilaksanakan di luar kota satker peserta dengan biaya perjalanan dinas yang ditanggung oleh satker peserta, meliputi :a) Biaya Transportasi Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota.b) Biaya Paket Meeting (Fullboard) c) Uang Saku Peserta, Panitia/Moderator, dan/atau Narasumber baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota.d) Uang Harian dan/atau biaya penginapan peserta, panitia/moderator, dan/atau narasumber yang mengalami kesulitan transportasi.Besaran nilai biaya paket meeting dalam kota maupun luar kota, uang transport, uang saku dan uang harian mengikuti ketentuan yang mengatur mengenai standar biaya masukan tahun 2015.h. Belanja Honor Operasional Satuan Kerja (Akun 521115) menampung biaya untuk honor Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM (PPSPM), Bendahara Pengeluaran (BP) dan Staf Pengelola.i. Belanja Sewa (akun 522141) digunakan untuk pembayaran sewa kendaraan.

2.Belanja ModalBelanja Modal adalah pengeluaran yang menampung pembelian barang dan jasa yang menambah aset tetap, terdiri :Belanja Modal Peralatan dan Mesin (akun 532111) digunakan untuk mencatat pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain biaya pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan, seperti pembelian perangkat pencetakan KTP-el (printer).

V. PELAKSANAAN ANGGARAN DEKONSENTRASIA. Tugas dan Kewenangan Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di lingkungan Kementerian Dalam Negeri. Pengelola Dana Dekonsentrasi Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai Tugas, Kewenangan dan Tanggungjawab sebagai berikut:1. Kepala Biro/Dinas selaku Kepala SKPDa. Menetapkan bendahara Pengeluaran;b. Mengawasi pelaksanaan anggaran;c. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan;d. Mengawasi, menyimpan dan memelihara dokumen;e. Menetapkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/ Kuasa Pengguna Barang (KPB)a. Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen;b. Menetapkan Pejabat Penandatangan Surat PerintahMembayar;c. Menetapkan Pejabat pengadaan barang/jasa;d. Panitia dan/atau pejabat pengadaan barang/jasa;e. Menetapkan Panitia dan/atau pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran;f. Menyusuan Rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;g. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran negara;h. Melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara;i. Memberikan supervisi, konsultasi dan pengendalian pelaksanaan kegiatan dan anggaran;j. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran;k. Menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan;l. Unit Akuntansi;m. Bertanggungjawab secara formal dan materiil kepada Pengguna Anggaran (PA) atas pelaksanaan kegiatan yang berada dalam penguasaannya;n. Wajib melakukan Pemeriksaan Kas Bendahara Pengeluaran sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan dengan meneliti kesesuaian antara saldo buku dan saldo kas dan disertai Berita Acara Pemeriksaan Kas yang tembusannya disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri u.p. Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil;o. Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik negara yang berada dalam penguasaannya;p. Menyusun dan menyampaikan laporan barang semesteran dan tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada pengguna barang melalui Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)a. Menetapkan PPTK sesuai kebutuhan;b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan dana;c. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;d. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian dengan penyedia barang/jasa;e. Melaksanakan kegiatan swakelola;f. Memberitahukan kepada Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) atas perjanjian yang dilakukannya;g. Mengendalikan pelaksanaan perikatan;h. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara;i. Membuat dan menandatangani SPP atau dukumen lain yang dipersamakan dengan SPP;j. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;k. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan;l. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;m. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara;n. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;o. Bertanggungjawab atas kebenaran materiil, keabsahan dan akibat yang timbul dari penggunaan bukti mengenai hak tagih kepada negara.

4. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) a. Menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP beserta dokumen pendukung;b. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;c. Membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;d. Menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPM;e. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;f. Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA;g. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran;h. Bertanggungjawab terhadap kebenaran administrasi, kelengkapan administrasi dan keabsahan administrasi yang menjadi dasar penerbitan SPM, serta ketepatan jangka waktu penerbitan dan penyampaian SPM kepada KPPN;i. Menyampaikan laporan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sekurang-kurangnya :1) Jumlah SPP yang diterima;2) Jumlah SPM yang diterbitkan;3) Jumlah SPM yang tidak dapat diterbitkan/ditolak.

5. Bendahara Pengeluaran (BP) a. Menerima, menyimpan, menatausahakan dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya;b. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK;c. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;d. Melakukan pemotongan/pungutan penerimaan negara dari pembayaran yang dilakukannya;e. Menyetorkan pemotongan/pungutan kewajiban kepada negara ke kas negara;f. Mengelola rekening tempat penyimpanan uang persediaan (UP);g. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) kepada KPPN selaku Kuasa BUN;h. Membukukan, menutup dan menandatangani Buku Kas Umum diketahui KPA;i. Bertanggungjawab secara pribadi atas uang/surat berharga yang berada dalam pengelolaannya;j. Bertanggungjawab secara fungsional atas pengelolaan uang/surat berharga yang menjadi tanggung jawabnya kepada Kuasa BUN.

Dalam rangka kelancaran pelaksanaan anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran dapat menunjuk Staf Pengelola Keuangan/Administrasi untuk membantu Bendahara Pengeluaran yang mempunyai tugas :1. Melakukan verifikasi atas kelengkapan dokumen administrasi pendukung Surat Permintaan Pembayaran sebelum diterbitkan SPM; 2. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.

B. Mekanisme Pelaksanaan KegiatanDalam rangka penyelenggaraan program dan kegiatan yang di danai dari APBN melalui Dekonsentrasi bidang kependudukan dan pencatatan sipil dengan kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) Terpadumencakup :1. Penyusunan Laporan Pengelolaan Kegiatan Penyelenggaraan Adminduk ProvinsiKegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai rapat-rapat, koordinasi dan konsultasi ke pusat, penyusunan laporan, honor terkait pengelolaan keuangan DIPA dan teknis pelaksanaan anggaran untuk kegiatan penyelenggaraan Administrasi kependudukan.2. Konsultasi dan Koordinasi Administrasi Kependudukan Kegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai kegiatan aparatur propinsi dalam rangka konsultasi dan koordinasi ke pusat serta ke Kabupaten/Kota terkait kebijakan dan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan serta koordinasi dengan lintas sektor/provinsi. 3. Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan AnggaranKegiatan ini untuk memfasilitasi kegiatan rapat dalam rangka Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan Anggaran serta perjalanan dinas ke Jakarta.4. Pengelolaan Akuntansi Administrasi KependudukanKegiatan ini dimaksudkan untuk pemberian honor tim pengelolaan keuangan dan pengelolaan barang milik negara dalam rangka menyusun laporan keuangan sesuai Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) yang dibayarkan setiap bulan sesuai dengan SK Penetapan dari Pejabat yang berwenang dan perjalanan dinas ke Jakarta dalam rangka koordinasi pengelolaan keuangan dan pengelolaan BMN.

5. Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan SipilSosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil dilaksanakan melalui media cetak/elektronik dan pertemuan.Kegiatan ini untuk memfasilitasi Implementasi pelaksanaan Undang-Undang tentang Administrasi Kependudukan melalui publikasi di media cetak/elektronik. 6. Pembinaan Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipila. Bimbingan Teknis Pemeliharaan dan Pemanfaatan Database Kependudukan dan Pencetakan KTP-elKegiatan ini untuk memfasilitasi aparat Provinsi dan Kab/Kota berupa Bimbingan Teknis terkait Pemeliharaan dan Pemanfaatan Database Kependudukan dan Pencetakan KTP-el, dengan cara swakelola dengan Narasumber berasal dari aparat Pemerintah Pusat.b. Sosialisasi Dalam Rangka Pelaksanaan Kebijakan Administrasi KependudukanKegiatan ini untuk mensosialisasikan Pelaksanaan Kebijakan Administrasi Kependudukan kepada aparat Provinsi dan aparat Kabupaten/Kota termasuk persiapan dalam bentuk DAK2 dan DP4 dalam rangka mendukung suksesnya Pilkada Serentak Tahun 2015.c. Monitoring dan EvaluasiKegiatan ini dimaksudkan untuk membiayai pelaksanaan tugas aparat provinsi dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan administrasi kependudukan di Kabupaten/Kota.7. Pengelolaan Data KependudukanKegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi penyusunan dan penggandaan buku data kependudukan skala Provinsi semester II tahun 2014 dan semester I Tahun 2015 dari sumber data hasil konsolidasi dan pembersihan di Kementerian Dalam Negeri.8. Fasilitasi Pelaksanaan Penerbitan KTP-el di Kab/KotaKegiatan ini dimaksudkan untuk membiayaipengadaan perangkat pencetakan KTP-el (printer), ribbon, film printer, pembersih printer untuk diserahkan kepada kab/kota dalam rangka memfasilitasi Pelaksanaan Penerbitan KTP-el di Kab/Kota.

C. Dasar Pelaksanaan Anggaran.Dalam rangka pelaksanaan anggaran dekonsentrasi agar mengacu pada:

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.02/2014 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Bagi Pejabat Negara, Pegawi Negeri dan Pegawai Tidak Tetap;5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di lingkungan Kementerian Dalam Negeri.

D. Pertanggungjawaban Keuangan danVerifikasi Pelaksanaan AnggaranPertanggungjawaban Keuangan danVerifikasi Pelaksanaan Anggaran dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

E. Pelaporan Pelaksanaan Dekonsentrasi1. Kuasa Pengguna Anggaran berkewajiban membuat Laporan Keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) berdasarkan dokumen sumber (DIPA, SPM, SP2D, SSPB, SSBP, Memo Penyesuaian), aset (aset lancar dan aset tetap) kepada Menteri Dalam Negeri melalui Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil.2. Pejabat Pembuat Komitmen berkewajiban membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran sesuai dengan PP 39 Tahun 2006 secara periodik (Triwulan), sesuai dengan peraturan perundang-undangan.3. Bendahara Pengeluaran setiap bulan menyusun laporan pertanggungjawaban (LPJ) atas uang yang dikelolanya berdasar Buku Kas Umum, Buku-buku Pembantu, Buku Pengawas Anggaran yang telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh KPA selanjutnya disampaikan kepada KPPN.4. Pelaporan Dana Dekonsentrasi untuk Penyelenggaraan Program dan Kegiatan Administrasi Kependudukan meliputi:Laporan Keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Arsip Data Komputer (ADK).Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, LaporanPerubahan Ekuitas, ADK, CaLK, CaLK BMN, Laporan Barang Kuasa Pengguna, Laporan Kondisi Barang, hasil stock opname persediaan dalam bentuk hardcopy dan softcopy dan melampirkan fotocopy SSBP (Setoran Sisa UYHD), SSPB dan Berita Acara (BA) Rekonsiliasi dengan KPPN dan KPKNL.5. Pada akhir tahun anggaran, KPA wajib menyerahkan Laporan Akhir Tahun serta hasil kegiatan (output) kepada Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil.6. Pengiriman Laporan:1) Laporan butir 1 (satu) tersebut di atas dikirimkan paling lambat tanggal 5 setiap bulan.2) Laporan butir 2 (dua) tersebut di atas dikirimkan paling lambat minggu pertama setelah triwulan berakhir (triwulan I, II, III dan IV).3) Laporan butir 3 (tiga) tersebut di atas dikirimkan paling lambat tanggal 5 setiap bulan.4) Laporan butir 4 (empat) point a tersebut di atas dikirimkan paling lambat tanggal 5 setiap bulan.5) Laporan butir 4 (lima) point btersebut diatas dikirimkan per semester paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.Laporan dimaksud disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, tembusan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).VI. REVISI DOKUMEN ANGGARANA. Kewenangan Revisi AnggaranDalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan Anggaran Belanja Pemerintah serta percepatan pencapaian kinerja dekonsentrasi program Penataan Administrasi Kependudukan, maka terhadap kegiatan-kegiatan yang memerlukan revisi agar diproses dengan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015, sebagai berikut: 1. Ruang lingkup Revisi Anggaran terdiri dari:a. Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran termasuk pergeseran rincian anggarannya;b. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam pagu anggaran tetap;c. Ralat karena kesalahan administrasi.2. Kewenangan Revisi.Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015, bahwa revisi anggaran diatur sebagai berikut:a. Revisi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan1) Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran belanja termasuk pergeseran rincian anggarannya;2) Perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap;3) Ralat karena kesalahan administrasi meliputi :a) Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan sasaran yang sama;b) Ralat kode KPPN dalam satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;c) Perubahan nomenklatur bagian anggaran dan atau Satker sepanjang kode tetap;d) Ralat kode lokasi KPPN dalam satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;e) Ralat kode lokasi dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berbeda dan lokasi KPPN dalam satu wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;f) Ralat rencana penarikan dana atau rencana penerimaan dalam halaman III DIPA;g) Perubahan Pejabat Perbendaharaan.

b. Revisi Kuasa Pengguna Anggaran1) Revisi yang dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran merupakan revisi anggaran dalam pagu anggaran, meliputi :a) Pergeseran dalam 1 (satu) keluaran, 1 (satu) kegiatan dan 1 (satu) satker;b) Pergeseran antar keluaran, 1 (satu) kegiatan dan 1 (satu) satker.

2) Revisi anggaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:a) Revisi anggaran mengakibatkan perubahan DIPA petikan, Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan usulan revisi anggaran kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;b) Dalam hal tidak mengakibatkan perubahan petikan, Kuasa Pengguna Anggaran mengubah ADK RKA-Satker berkenaan melalui aplikasi RKA-KL DIPA, mencetak Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan Kuasa Pengguna Anggaran menetapkan perubahan POK.

B. Mekanisme Revisi1. Revisi DIPA Kanwil Ditjen PerbendaharaanKuasa pengguna Anggaran (KPA) menyampaikan usulan revisi anggaran kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan dilengkapi dokumen pendukung, berupa :a) Surat usulan revisi anggaran yang dilampiri matriks perubahan(semula-menjadi);b) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);c) Arsip Data Komputer (ADK) RKA-KL revisi;d) Copy DIPA petikan terakhir;e) Dokumen pendukung terkait.

2. Revisi Lampiran Petunjuk Operasional Kegiatan (POK):a) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mengajukan permintaan revisi kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan melampirkan matriks perubahan semula menjadi dan dilengkapi data pendukung. b) Setelah Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) meneliti usulan dimaksud, dan tidak menyimpang dari tujuan, sasaran program kerja tahunan Satuan Kerja dan tidak mengubah isi DIPA maka KPA menetapkan Revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dimaksud.

3. Satker Daerah tidak diperkenankan melakukan revisi : a. Belanja barang ke belanja modal atau sebaliknya, b.Jenis belanja yang ada dalam RKA-KL/POK ke Belanja peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda (akun 526112) serta belanja uang lembur (akun 512211).

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATANKegiatan dekonsentrasi bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2015 untuk kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) terpadu dimulai sejak diterima DIPA APBN-P Tahun 2015 sampai dengan Desember 2015. Sedangkan jadual pelaksanaan kegiatan disusun oleh Satker Pengelola DIPA masing-masing Provinsi.Pelaksanaan DIPA Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2015 agar dikoordinasikan dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku Komponen Pembina, dengan alamat Jl. Pasar Minggu Jakarta Selatan 12750.

VIII. HASIL YANG DIHARAPKANHasil yang diharapkan dari penyelenggaraan administrasi kependudukan di Provinsi adalah:a. Terselenggaranya pelaksanaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil secara optimal sesuai target yang diharapkan.b. Terlaksananya sosialisasi kebijakan kependudukan dan pencatatan sipil.c. Terlaksananya pembinaan kependudukan dan pencatatan sipil kepada kabupaten/kota.d. Terlaksananya pengelolaan data kependudukan skala provinsi.e. Terlaksananya fasilitasi penerbitan KTP-el kab/kota.f. Terlaksananya tertib pengelolaan keuangan dan barang milik negara.g. Terlaksananya penyusunan laporan keuangan dan barang milik negara.

IX. PENUTUPDemikian Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dekonsentrasi Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan Program Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Provinsi Tahun Anggaran 2015.

Jakarta, An. MENTERI DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA,DIREKTUR JENDERALKEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Dr. Ir. H. IRMAN, M.Si