lalat buah
TRANSCRIPT
Lalat Buah (Bactrocera sp.)
1. Penyebab
2. Gejala
Pada buah yang terserang biasanya terdapat luubang kecil dibagian tengah kulitnya.
Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir masak. Gejala awal
ditandai dengan noda/titik bekas tusuka ovipositor (alat peletak telur) lalat beyina saat
meletakkan telur ke dalam buah. Selanjutnya karena aktivitas hama di dalam buah,
noda tersebuut berkembang menjadi luas. Larva akan memakan daging buah yang
menyebabkan buah busuk sebelum masak. Apabila daging buah dibelah maka akan
terdapat belatung-belatung kecil. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini mencapai
30-60%. Kerusakan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum
mencapain kematangan yang diinginkan.
3. Deskripsi Morfologi + Gambar
Secara umum, morfologi lalat buah tidak berbeda dengan lalat umumnya. Walaupun
demikian, sebagai suatu famili tersendiri lalat buah juga mempunyai ciri khas yang
tidak dijumpai pada jenis lalat lain. Adapun ciri-ciri lalat buah antara lain :
Lalat buah mempunyai tubuh yang berbuku-buku, baik ruas tubuh utama
maupun alattambahan, misalnya kaki dan antena. Sebagai anggota kelas serangga,
lalat buah mempunyai bagian tubuh, yaitu:
a. Kepala (Cepal)Kepala lalat buah terbentuk bulat agak lonjong, danmerupakan
tempat melekat antenadengan tiga ruas. Warna pada ruas antena ini merupakan
salah satu ciri khas spesies lalat buahtertentu. Selain itu, spesies lalat buah dapat
dibedakan berdasarkan cirilain yang berupa bercak hitam bagian depan wajah,
atau warna tertentu pada daerah kepala.
b. Rongga dada (Toraks)
Bagian punggung (dorsal) rongga dada lalat buah mempunyai ciri khas tertentu.
Ciritersebut dapat berupa garis di tengah, atau garis pinggir (lateral) berwarna
kuning di masing-masing sisi latero-dorsal skutum. Dari arah dorsal tampak warna
dasar skutelum. Skutelum lalat buah biasanya berwarna kuning,
walaupun pada berbagai spesies terdapat tambahan warna lain,misalnya warna
hitam dengan pola bercaktertentu. Sayap lalat buah biasanya mempunyai bercak-
bercak pada bagian tepi posterior. Bercak tersebut menutupi vena kosta
serta subkostadan vena-vena lain di sekitarnya. Kaki lalat buah
juga mempunyai warna khas yang merupakanciri suatu spesies tertentu.
Sementara itu, sel anal (salah satu vena sayap) pada kebanyakan lalat buah
mempunyai perpanjangan ke arah posterior.
c. Rongga perut (Abdomen)
Dari arah dorsal, abdomen lalat buah mempunyai gambaran khas atau pola-pola
tertentu,misalnya huruf T yang jelas, atau hanya berupa bercak-
bercak hitam yang tidak jelas. Padakebanyakan lalat buah, abdomen berwarna
coklat tua.
Sebagai anggota ordo diptera, lalat buah hanya mempunyai dua sayap. Sayap
yang berkembang adalah sayap bagian depan. Sayap belakang mengecil dan berubah
menjadi alatkeseimbangan yang disebut halter. Halter ini terbentuk kepala korek api.
Pada permukaannyaterdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai indera penerima
rangsang dari lingkungan,terutama kekuatan aliran udara.
Lalat buah mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis sempurna
(holometabola).Pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan melalui tahap telur, larva,
pupa, dan lalat dewasadalam satu siklus kehidupannya. Alat mulut lalat buah dewasa
bertipe penjilat-penyerap. Apabila dilihat sepintas, bentuknyamenyerupai alat
penyedot debu, berupa suatu saluran yang bagian ujungnya melebar. Sementara,alat
mulutlarva lalat buah berupa mandibula yang berbentuk kait berlubang (Boror, 2001)
Bactrocera sp.
Keterangan:Sayap: terdapat pita hitam tipis pada costanamun kiri dan kanan apeks
tidak simetris (a, b), Kepala: spothitam berbentuk oval pada muka (c), Toraks:pita
kuning di sisi lateral subparalel(d), Abdomen: abdomen berwarnacoklat oranye
dengan garis melintang pada tergum III dangaris mediallongitudinalpada tergum IV
yang terputus (e), Tungkai: semua femurberwarnakuning pudar dengan apicaltibia
coklat kemerahan (f), spesies secara utuh (g).
4.
Gambar 1: Lalat buah (Bactrocera sp)(a) betina, (b) jantan ( Drew, 1987).
5. Bioekologi
Dalam siklus hidupnya, lalat buah mempunyai 4 stadium hidup yaitu telur, larva,
pupa, dan dewasa. Lalat buah betina bertelur sekitar 15 butir. Telur berwarna putih
ytransparan berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat
buah hidup dan berkembang di dalam daging buah selama 6-9 hari. Larva mengorek
daging buah sambil mengeluarkan enzim perusak atau pencerna yang berfungsi
melunakkan daging buah sehingga mudah dihisap dan dicerna. Enzim tersebut
mempercepat pembusukan. Jika aktivitas pembusukan sudah mencapai tahap lanjut
buah akan jatuh ke tanah, bersamaan dengan masaknya buahm larva lalat buah siap
memasuki tahap pupa, larva masuk ke dalam tanah dan menjadi pupa. Pupa berwarna
kecoklatan berbentuk oval dengan panjang 5mm. Lalat dewasa berwarna merah
kecoklatan, dada berwarna gelap dengan 2 garis kuning membujur dan pada bagian
perut terdapat garis melintang. Perut lalat betina ujungnya lebih runcing dibandingkan
dengan lalat jantan. Siklus hidup dari telur menjadi dewasa berlangsung selama 16
hari. Fase kritis tanaman yaitu pada saat tanaman mulai berubah terutama saat buah
menjelang masak. Lalat buah yang mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dan siklus
hidup yang pendek. Suhu optimal untuk perkembangan lalat buah ±26°C dan
kelembaban sekitar 70%. Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pupa. Kelembaban yang sesuai dengan stadium pupa adalah 0-9%.
Cahaya pun mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan lalat buah. Lalat
buah betina akan meletakkan telur lebih cepar dalam kondisi terang, sebaliknya pupa
lalat buah betina akan menetas apabila terkena sinar. Lalat buah paling banyak
menyerang pada pamelo (Citrus grandis) dan sedikit menyerang jeruk manis (C.
Sinensis) maupun keprok (C. Reticulata)
6. Pengendalian
Fase kritis tanaman dan saat pemantauan populasi adalah saat buah menjelang masak.
Lalat buah dapat dikendalikan dengan berbagai cara mulai dari mekanis, kultur teknis,
biologi, dan kimia serta musuh alami berupa parasitoid dari genus Biosteres dan
Opius serta beberapa predator seperti semut, sayap jala (Chrysopidae va.) kepik
Pentatomide (ordo Himeptera) dan beberapa kumbang tanah (ordo Coleoptera). Peran
musuh alami belum banyak dimanfaatkan mengingat populasinya yang rendah serta
petani yang mengendalikan hama menggunakan insektisida. Cara mekanis adalah
dengan pengumpulan dan pemungutan sisa buah yang tidak dipanen terutama buah
sortiran untuk menghindarkan hama tersebut dengan inang potensial. Pengendaliann
mekanis juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan buah yang busuk atau sudah
terserang kemudian dibenamjan ke dalam tanah atau dibakar. Dan juga dengan
membungkus buah mulai umur 1,5 bulan untuk mencegah peletakkam telur
(oviposisi). Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan pengolahan
tanah (membalik tanah) di bawah pohon/tajuk tanaman dengan tujuan agar pupa
terangkat ke permukaan tanah sehingga terkena sinar matahari dan akhirnya mati.
Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menggunakan senyawa perangkap yang
dikombinasi dengan insektisida. Caranya dengan meneteskan senyawa
perangkap/atraktan pada segumpal kapas sampai basah namun tidak menetes, di
tambah dengan insektisida dan dipasang pada perangkap yang sederhana, modifikasi
dari model perangkap Stiener. A;at perangkap terbuat dari botol bekas air minum
mineral yang lehernya berbentuk kerucut atau toples plastik. Perangkap dipasang
dekat pertanaman atau pada cabang atau ranting tanaman. Pemasangan dilakukan
sejak buah berumur 1,5 buah sampai panen. Pemberian cairan atraktan diulang setiap
2 minggu sampai 1 bualan.
7. Referensi
Laboratorium Data, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
Khalsoven. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT Ichtiar Baru. Jakarta
Borror, Donald J. dkk. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Terjemahan SoetiyonoP
artosoejono. Yokyakarta. Gajah Mada University Press. Nugroho, S.P. 1997.