lalat buah

11
Lalat Buah (Bactrocera sp.) 1. Penyebab 2. Gejala Pada buah yang terserang biasanya terdapat luubang kecil dibagian tengah kulitnya. Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir masak. Gejala awal ditandai dengan noda/titik bekas tusuka ovipositor (alat peletak telur) lalat beyina saat meletakkan telur ke dalam buah. Selanjutnya karena aktivitas hama di dalam buah, noda tersebuut berkembang menjadi luas. Larva akan memakan daging buah yang menyebabkan buah busuk sebelum masak. Apabila daging buah dibelah maka akan terdapat belatung-belatung kecil. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini mencapai 30-60%. Kerusakan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapain kematangan yang diinginkan. 3. Deskripsi Morfologi + Gambar Secara umum, morfologi lalat buah tidak berbeda dengan lalat umumnya. Walaupun demikian, sebagai suatu famili tersendiri lalat buah juga mempunyai ciri khas yang tidak dijumpai pada jenis lalat lain. Adapun ciri- ciri lalat buah antara lain : Lalat buah mempunyai tubuh yang berbuku-buku, baik ruas tubuh utama maupun alattambahan, misalnya kaki dan antena. Sebagai anggota kelas serangga, lalat buah mempunyai bagian tubuh, yaitu:

Upload: alyanesia-fadhiya-brigin

Post on 26-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lalat Buah

Lalat Buah (Bactrocera sp.)

1. Penyebab

2. Gejala

Pada buah yang terserang biasanya terdapat luubang kecil dibagian tengah kulitnya.

Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir masak. Gejala awal

ditandai dengan noda/titik bekas tusuka ovipositor (alat peletak telur) lalat beyina saat

meletakkan telur ke dalam buah. Selanjutnya karena aktivitas hama di dalam buah,

noda tersebuut berkembang menjadi luas. Larva akan memakan daging buah yang

menyebabkan buah busuk sebelum masak. Apabila daging buah dibelah maka akan

terdapat belatung-belatung kecil. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini mencapai

30-60%. Kerusakan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum

mencapain kematangan yang diinginkan.

3. Deskripsi Morfologi + Gambar

Secara umum, morfologi lalat buah tidak berbeda dengan lalat umumnya. Walaupun

demikian, sebagai suatu famili tersendiri lalat buah juga mempunyai ciri khas yang

tidak dijumpai pada jenis lalat lain. Adapun ciri-ciri lalat buah antara lain :

Lalat buah mempunyai tubuh yang berbuku-buku, baik ruas tubuh utama

maupun alattambahan, misalnya kaki dan antena. Sebagai anggota kelas serangga,

lalat buah mempunyai bagian tubuh, yaitu:

a.  Kepala (Cepal)Kepala lalat buah terbentuk bulat agak lonjong, danmerupakan

tempat melekat antenadengan tiga ruas. Warna pada ruas antena ini merupakan

salah satu ciri khas spesies lalat buahtertentu. Selain itu, spesies lalat buah dapat

dibedakan berdasarkan cirilain yang berupa bercak hitam bagian depan wajah,

atau warna tertentu pada daerah kepala.

b. Rongga dada (Toraks)

Bagian punggung (dorsal) rongga dada lalat buah mempunyai ciri khas tertentu.

Ciritersebut dapat berupa garis di tengah, atau garis pinggir (lateral) berwarna

kuning di masing-masing sisi latero-dorsal skutum. Dari arah dorsal tampak warna

dasar skutelum. Skutelum lalat buah biasanya berwarna kuning,

walaupun pada berbagai spesies terdapat tambahan warna lain,misalnya warna

hitam dengan pola bercaktertentu. Sayap lalat buah biasanya mempunyai bercak-

bercak pada bagian tepi posterior. Bercak tersebut menutupi vena kosta 

Page 2: Lalat Buah

serta subkostadan vena-vena lain di sekitarnya. Kaki lalat buah

juga mempunyai warna khas yang merupakanciri suatu spesies tertentu.

Sementara itu, sel anal (salah satu vena sayap) pada kebanyakan lalat buah

mempunyai perpanjangan ke arah posterior.

c. Rongga perut (Abdomen)

Dari arah dorsal, abdomen lalat buah mempunyai gambaran khas atau pola-pola

tertentu,misalnya huruf T yang jelas, atau hanya berupa bercak-

bercak hitam yang tidak jelas. Padakebanyakan lalat buah, abdomen berwarna

coklat tua.

Sebagai anggota ordo diptera, lalat buah hanya mempunyai dua sayap. Sayap

yang berkembang adalah sayap bagian depan. Sayap belakang mengecil dan berubah 

menjadi alatkeseimbangan yang disebut halter. Halter ini terbentuk kepala korek api.

Pada permukaannyaterdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai indera penerima

rangsang dari lingkungan,terutama kekuatan aliran udara.

Lalat buah mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis sempurna

(holometabola).Pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan melalui tahap telur, larva,

pupa, dan lalat dewasadalam satu siklus kehidupannya. Alat mulut lalat buah dewasa

bertipe penjilat-penyerap. Apabila dilihat sepintas, bentuknyamenyerupai alat

penyedot debu, berupa suatu saluran yang bagian ujungnya melebar. Sementara,alat

mulutlarva lalat buah berupa mandibula yang berbentuk kait berlubang (Boror, 2001)

Bactrocera sp.

Keterangan:Sayap: terdapat pita hitam tipis pada costanamun kiri dan kanan apeks

tidak simetris (a, b), Kepala: spothitam berbentuk oval pada muka (c), Toraks:pita

kuning di sisi lateral subparalel(d), Abdomen: abdomen berwarnacoklat oranye

dengan garis melintang pada tergum III dangaris mediallongitudinalpada tergum IV

yang terputus (e), Tungkai: semua femurberwarnakuning pudar dengan apicaltibia

coklat kemerahan (f), spesies secara utuh (g).

Page 3: Lalat Buah

4.

Page 4: Lalat Buah
Page 5: Lalat Buah
Page 6: Lalat Buah
Page 7: Lalat Buah

 Gambar 1: Lalat buah (Bactrocera sp)(a) betina, (b) jantan ( Drew, 1987).

5. Bioekologi

Dalam siklus hidupnya, lalat buah mempunyai 4 stadium hidup yaitu telur, larva,

pupa, dan dewasa. Lalat buah betina bertelur sekitar 15 butir. Telur berwarna putih

ytransparan berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat

buah hidup dan berkembang di dalam daging buah selama 6-9 hari. Larva mengorek

daging buah sambil mengeluarkan enzim perusak atau pencerna yang berfungsi

melunakkan daging buah sehingga mudah dihisap dan dicerna. Enzim tersebut

mempercepat pembusukan. Jika aktivitas pembusukan sudah mencapai tahap lanjut

buah akan jatuh ke tanah, bersamaan dengan masaknya buahm larva lalat buah siap

memasuki tahap pupa, larva masuk ke dalam tanah dan menjadi pupa. Pupa berwarna

kecoklatan berbentuk oval dengan panjang 5mm. Lalat dewasa berwarna merah

kecoklatan, dada berwarna gelap dengan 2 garis kuning membujur dan pada bagian

perut terdapat garis melintang. Perut lalat betina ujungnya lebih runcing dibandingkan

dengan lalat jantan. Siklus hidup dari telur menjadi dewasa berlangsung selama 16

hari. Fase kritis tanaman yaitu pada saat tanaman mulai berubah terutama saat buah

menjelang masak. Lalat buah yang mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dan siklus

hidup yang pendek. Suhu optimal untuk perkembangan lalat buah ±26°C dan

kelembaban sekitar 70%. Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap

perkembangan pupa. Kelembaban yang sesuai dengan stadium pupa adalah 0-9%.

Cahaya pun mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan lalat buah. Lalat

buah betina akan meletakkan telur lebih cepar dalam kondisi terang, sebaliknya pupa

lalat buah betina akan menetas apabila terkena sinar. Lalat buah paling banyak

menyerang pada pamelo (Citrus grandis) dan sedikit menyerang jeruk manis (C.

Sinensis) maupun keprok (C. Reticulata)

6. Pengendalian

Fase kritis tanaman dan saat pemantauan populasi adalah saat buah menjelang masak.

Lalat buah dapat dikendalikan dengan berbagai cara mulai dari mekanis, kultur teknis,

biologi, dan kimia serta musuh alami berupa parasitoid dari genus Biosteres dan

Opius serta beberapa predator seperti semut, sayap jala (Chrysopidae va.) kepik

Pentatomide (ordo Himeptera) dan beberapa kumbang tanah (ordo Coleoptera). Peran

musuh alami belum banyak dimanfaatkan mengingat populasinya yang rendah serta

petani yang mengendalikan hama menggunakan insektisida. Cara mekanis adalah

Page 8: Lalat Buah

dengan pengumpulan dan pemungutan sisa buah yang tidak dipanen terutama buah

sortiran untuk menghindarkan hama tersebut dengan inang potensial. Pengendaliann

mekanis juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan buah yang busuk atau sudah

terserang kemudian dibenamjan ke dalam tanah atau dibakar. Dan juga dengan

membungkus buah mulai umur 1,5 bulan untuk mencegah peletakkam telur

(oviposisi). Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan pengolahan

tanah (membalik tanah) di bawah pohon/tajuk tanaman dengan tujuan agar pupa

terangkat ke permukaan tanah sehingga terkena sinar matahari dan akhirnya mati.

Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menggunakan senyawa perangkap yang

dikombinasi dengan insektisida. Caranya dengan meneteskan senyawa

perangkap/atraktan pada segumpal kapas sampai basah namun tidak menetes, di

tambah dengan insektisida dan dipasang pada perangkap yang sederhana, modifikasi

dari model perangkap Stiener. A;at perangkap terbuat dari botol bekas air minum

mineral yang lehernya berbentuk kerucut atau toples plastik. Perangkap dipasang

dekat pertanaman atau pada cabang atau ranting tanaman. Pemasangan dilakukan

sejak buah berumur 1,5 buah sampai panen. Pemberian cairan atraktan diulang setiap

2 minggu sampai 1 bualan.

7. Referensi

Laboratorium Data, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Khalsoven. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT Ichtiar Baru. Jakarta

Borror, Donald J. dkk. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Terjemahan SoetiyonoP

artosoejono. Yokyakarta. Gajah Mada University Press. Nugroho, S.P. 1997.