lakip kota mks 2014.(draft) docx

Upload: aryatarta

Post on 10-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB IPENDAHULUAN1. GAMBARAN UMUM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJATata pemerintahan yang baik merupakan persyaratan bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa. Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.Untuk itu dikeluarkan Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, kemudian Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 perihal yang sama. Untuk mendorong terwujudnya good governance di kalangan Instansi Pemerintah diterbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.Menurut asas-asas umum penyelenggaraan negara, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, meliputi asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas dan akuntabilitas. Asas akuntabilitas mengandung arti bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Inpres Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap Instansi Pemerintah mulai dari pejabat eselon II ke atas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan stratejik yang dirumuskan sebelumnya dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.2. STRUKTUR ORGANISASI.Organisasi pemerintah daerah merupakan wadah bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan dan sebagai proses interaksi antara pemerintah dengan institusi daerah lainnya dan dengan masyarakat sebagai pilar pembangunan daerah.Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah baik Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk menyusun dan menetapkan organisasi perangkat daerahnya sesuai kebutuhan.Dengan kewenangan yang diberikan kepada daerah dalam menentukan pola organisasinya, diperlukan dukungan kemampuan teknis dan wawasan yang luas dari pelaku pemerintahan di dalam merumuskan, merencanakan dan mengimplementasikan visi dan misi Pemerintah Daerah ke dalam pola organisasi Pemerintah Daerah.Struktur Organisasi Kelembangaan Pemeritah Kota Makassar telah diperdakan, sesuai Perda Nomor 3 Tahun 2009 dan telah diubah dengan Perda Nomor 2 Tahun 2011 dan Perubahan kedua dengan Perda Nomor 7 Tahun 2013 yang terdiri dari 2 (dua) sekretariat, 18 (delapan belas) dinas, 14 (empat belas) lembaga teknis daerah, 4 (empat) lembaga pelaksana peraturan perUndang-Undangan, 14 (empat belas) Kecamatan dan 143 (seratus empat puluh tiga) Kelurahan.Sekretariat DaerahSekretariat Daerah adalah unsur staf pemerintah kota yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan perangkat daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah adalah :a. Menyusun kebijakan Pemerintah Daerah;b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas perangkat daerah;c. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintahan Daerah;d. Melaksanakan pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah;e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.Susunan organisasi Sekretariat Daerah sebagai berikut :a. Sekretaris Daerah; b. Asisten Bidang Pemerintahan. 1) Bagian Tata Pemerintahan; 2) Bagian Pertanahan.3) Bagian Organisasi dan Tata Laksana; 4) Bagian Hukum dan Hak Azasi Manusia.c. Asisten Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Sosial.1) Bagian Perekonomian dan Pembangunan;2) Bagian Kerjasama;3) Bagian Kesejahteraan Rakyatd. Asisten Bidang Keuangan dan Asset.1) Bagian Keuangan;2) Bagian Perlengkapan.e. Asisten Bidang Administrasi Umum.1) Bagian Umum dan Kepegawaian;2) Bagian Protokol;3) Bagian Hubungan Masyarakat.Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Dewan, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Untuk menjalankan tugasnya, Sekretariat Dewan mempunyai fungsi :a. Menyelenggarakan adiministrasi kesekretariatan DPRD;b. Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD;c. Menyelenggarakan rapat-rapat DPRD;d. Menyediakan dan melaksanakan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.Susunan Organisasi Sekretariat DPRD, terdiri atas :a. Sekretaris Dewan;b. Bagian Umum;c. Bagian Persidangan;d. Bagian Keuangan;e. Bagian Perlengkapan.

Sekretariat KORPRISekretariat KORPRI mempunyai tugas pokok melaksanakan dukungan teknis operasional dan administrasi pada pengurus KORPRI dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam lingkungan Sekretariat Pengurus KORPRI Kota Makassar. Untuk menjalankan tugasnya, Sekretariat KORPRI mempunyai fungsi :a. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum dan kerjasama sesuai wewenang dan ketentuan peraturan perundang-undangan;b. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan olahraga, seni, budaya, mental dan rohani;c. Menyelenggarakan kegiatan usaha dan bantuan sosial;d. Mengkoordinasikan dan fasilitasi penyelenggaraan Sekretariat Pengurus KORPRI Kota Makassar;e. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan pengurusan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;f. Melaksanakan kesekretariatan;g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah Kota Makassar dan Ketua Pengurus KORPRI Kota Makassar;h. Melaksanakan pengelolaan administrasi urusan tertentu.

Dinas-Dinas DaerahDinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas daerah ini melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas-dinas di Kota Makassar sebagai berikut :1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;2. Dinas Kesehatan;3. Dinas Pekerjaan Umum;4. Dinas Tata Ruang dan Bangunan;5. Dinas Pemuda dan Olahraga;6. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;7. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;8. Dinas Tenaga Kerja;9. Dinas Perhubungan;10. Dinas Komunikasi dan Informatika;11. Dinas Sosial;12. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;13. Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan;14. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;15. Dinas Pertamanan dan Kebersihan;16. Dinas Pemadam Kebakaran;17. Dinas Pendapatan Daerah;18. Dinas Perumahan dan Gedung pemerintah.Lembaga Teknis DaerahLembaga teknis daerah merupakan unsur penunjang Pemerintah Kota yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.Lembaga Tekhnis Daerah sebagai berikut :

1. Inspektorat Daerah;2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);3. Badan Kepegawaian Daerah;4. Badan Pendidikan dan Pelatihan;5. Badan Pemberdayaan Masyarakat;6. Badan Keluarga Berencana;7. Badan Lingkungan Hidup Daerah;8. Satuan Polisi Pamong Praja;9. Badan Arsip, Perpustakaan dan Pengolahan Data;10. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;11. Kantor Ketahanan Pangan;12. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;13. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset;14. Rumah Sakit Umum Daerah.Lembaga Lain Pelaksana Peraturan Perundang-undanganLembaga-lembaga sebagai pelaksanaan peraturan perundangan-undangan sebagai berikut :1. Pelaksana Harian (LAKHAR) Badan Narkotika;2. Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana;3. Sekretaris Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI);4. Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal.KecamatanPemerintah Kecamatan merupakan perangkat Kota yang dipimpin seorang Camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Kota. Organisasi Kecamatan terdiri atas Camat, Sekretaris Kecamatan, dan Seksi-Seksi.Adapun jumlah Kelurahan, RW, dan RT yang dimiliki masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1Daftar Kelurahan, RW dan RT Kota MakassarKode Wil.KECAMATANKELURAHANRWRT

(1)(2)(3)(4)(5)

010Mariso947217

020Mamajang1356280

030Tamalate10111560

031Rappocini10106570

040Makassar1469369

050Ujung Pandang1037139

060Wajo845169

070Bontoala1257257

080Ujung Tanah1250200

090Tallo1577464

100Panakukang1190475

101Manggala670387

110Biringkanaya7106521

111Tamalanrea667341

JUMLAH1439874.932

Sumber Data BPM Kota Makassar Tahun 20135. LINGKUNGAN STRATEGIS

3.1. Geografis, Topografi, dan Demografis Luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2, secara geografis terletak antara 119241738 BT dan 58619 LS dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah utara:Berbatasan dengan Kabupaten Pangkep.

Sebelah timur:Berbatasan dengan Kabupaten Maros.

Sebelah selatan:Berbatasan dengan Kabupaten Gowa.

Sebelah barat:Berbatasan dengan Selat Makassar.

Menurut catatan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere, rata-rata kelembaban udara sekitar 78%, dengan temperatur sekitar 21,2C sampai 33,2C dan kecepatan angin 4,1 knot.3.2. Sumber Daya Manusia Penduduk Kota Makassar Tahun 2013 tercatat 1.387.302 jiwa, terdiri dari 685.488 laki-laki dan 701.184 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Kota Makassar dari Tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 1,29 %.Penyebaran penduduk Kota Makassar terkonsentrasi di Kecamatan Biringkanaya sebanyak 177.116 atau sekitar 12,93 persen dari total penduduk, kemudian Kecamatan Tamalate sebanyak 176.947 jiwa (12,92 persen). Kecamatan Rappocini sebanyak 154.184 jiwa (11,26 persen), dan yang terendah adalah Kecamatan Ujung Pandang sebanyak 27.201 jiwa (1,99 persen).Menurut kepadatannya, Kecamatan Makassar adalah Kecamatan terpadat dengan kepadatan 32.550 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Mariso 31.057 jiwa/km2, dan Kecamatan Mamajang 26.298 jiwa/km2. Sedangkan Kecamatan Tamalanrea merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah yaitu 3.305 jiwa/km2, kemudian Biringkanaya 3.673 jiwa/km2, Manggala 5.089 jiwa/km2, Ujung Tanah 7.934 jiwa/km2, dan Panakukang 8.347 jiwa/km2.

3.3. Ekonomi1. PDRB Kota MakassarPDRB merupakan salah satu ukuran kemajuan ekonomi, yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun di wilayah tersebut.Berdasarkan hasil perhitungan PDRB Tahun 2013, nilai PDRB Kota Makassar atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 58,544. milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan nilainya sebesar Rp.21,349 milyar.

Tabel 2. Perbandingan PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kota Makassar dengan Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009-2013

TahunPDRB (Dalam Juta Rupiah)

Kota MakassarPropinsi Sulawesi Selatan% PDRB Makassar terhadap Sulsel

200931,263,6599.904,6531,29

201037.007,45117.862.2131,40

201143.428,14137,389,8832,33

201250.702,40159.154,0331,86

201358.544,10159.154,0336,88

Sumber data: Makassar dalam Angka Tahun 2013

Dengan pertumbuhan yang positif Tahun 2013, PDRB Kota Makassar atas dasar harga konstan meningkat dari Rp. 19,510 milyar pada Tahun 2012 menjadi Rp. 21,349 milyar pada Tahun 2013, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp. 50.702 milyar menjadi Rp.58,544 milyar pada periode yang sama Tahun 2013.

Tabel 3. PDRB Kota Makassar Atas DasarHarga Berlaku dan Konstan 2010 2014( Juta rupiah)

TahunPDRB adh BerlakuPDRB adh Konstan

201037.007.451,9416.252.451,43

201143,428.149,8217.820.697,97

201250.702.400,5719.582.060,39

201358.544.109,0021.349.666,85

2014

Sumber data: Makassar dalam Angka Tahun 20132. PDRB Kota Makassar Per Lapangan UsahaStruktur ekonomi memberikan gambaran sektor-sektor pembentuk total PDRB. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perekonomian suatu daerah. Sampai dengan Tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar masih dipengaruhi tiga sektor yang memberikan sumbangan sekitar 78,51 % terhadap pembentukan ekonomi Kota Makassar, yaitu perdagangan, hotel dan restoran (29,60%), industri pengolahan (17,51 %), angkutan dan komunikasi ( 15,73% ) serta Jasa-jasa (15,67% ). Tabel 4. PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut lapangan Usaha Tahun 2010 2013 (Dalam Milliar Rupiah)

NoLapangan Usaha2010201120122013

1Pertanian272.975288,085300,812319,123

2Pertambangan dan penggalian2,4311.9711,5731,334

3Industri pengolahan7.287.9158.206.7049.042,27310.253,592

4Listrik, gas, dan air bersih670.435762.502865,9541.005,768

5Bangunan2.898.3403.356.0103.848,1124.462,515

6Perdagangan, hotel dan restoran10.763.58312.781.10214.888,10217.327,478

7Angkutan dan komunikasi5.302.6646.236.3567.729,5539.208,105

8Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan3.793.0004.710.2275.724.2166.794,153

9Jasa-jasa6.016.1096.432,8788.301,8019.17,.037

PDRB37.007.45243.428,14950.702,40058.544,109

Sumber data: Makassar dalam Angka Tahun 2013

Tabel 5. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan UsahaTahun 2009 2013 (Dalam Persen)

No.Lapangan Usaha20092010201120122013

1Pertanian0,820,740,670,590,55

2Pertambangan dan penggalian0,010,010,000,000,00

3Industri pengolahan20,7419,6918,9017,8317,51

4Listrik, gas, dan air bersih1,791,811,761,711,72

5Bangunan7,947,837,737,597,62

6Perdagangan, hotel dan restoran28,7129,0829,329,429,60

7Angkutan dan komunikasi13,9314,3314,3615,2415,73

8Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 10,1710,2510,8511,2911,61

9Jasa-jasa15,8816,2616,3116,3715,67

PDRB100,00100,00100,00100,00100,00

Sumber data: Makassar dalam Angka Tahun 2013

3. Pendapatan Domestik Regional Bruto Per KapitaPDRB per kapita atas dasar harga berlaku dalam kurun 2009-2013 telah berkembang dengan rata-rata mencapai 16,80 persen per Tahun. Pada Tahun 2009 angka PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mencapai Rp.24.580.855 . Kemudian pada Tahun 2013 angka tersebut telah mencapai Rp.37.257.302.

Tabel 6. PDRB Perkapita Kota Makassar2009 2013TahunPendapatan (Rp)Pertumbuhan (%)

200924.580.85517,34

201027.630.40912,40

201132.190.48416,50

201237.257.30213,59

201342.650.00012,64

Sumber data: Makassar dalam Angka Tahun 20133.4. Sosial Budaya1). PendidikanHingga Tahun 2013 jumlah sekolah, siswa dan guru adalah sebagai berikut: Jenjang pendidikan SD/MI yaitu sekolah Dasar Negeri 489 unit sekolah dan SD swasta 114 unit, MI 49 unit, SDLB 16 unit, PPS Ula 20 unit dengan jumlah siswa 159.649 orang dan 7.603 orang guru. Jenjang pendidikan SMP/MTs yaitu SMP Negeri 44 unit, SMP swasta 147 unit, MTs 37 unit, SMPLB 10 unit, dan PPs Wusta 19 unit dengan jumlah siswa 75.056 orang dengan jumlah guru 4.544 orang. Jenjang pendidikan SMA/MA/SMK yaitu SMA Negeri 22 unit sekolah, SMA swasta 98 unit, SMK Negeri 9 unit, SMK swasta 88 unit dan Madrasah Aliyah 26 unit dengan jumlah siswa 65.050 orang dengan jumlah guru 3.115 orang.Selanjutnya dibidang pendidikan Non Formal dan Informal Pemerintah Kota Makassar juga memberikan perhatian yang cukup besar, mengingat besarnya minat dan animo masyarakat untuk mendapatkan pelayanan pendidikan di jalur Non Formal di Tahun 2013 dimana terdapat 624 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ( kelompok bermain/SPS/TPA/TPQ dan POS PAUD) dengan rincian sebagai berikut: TK Negeri 1 Lembaga, TK Swasta 332 Lembaga, KB 232 Lembaga, TPA 21 Lembaga, Pos PAUD 15 Lembaga dan TPQ 24 Lembaga dengan jumlah anak Didik 22.699 Orang dan 26 PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang mengelolah pendidikan kesetaraan dengan rincian Paket A setara SD 1 kelompok (20 Warga Belajar), Paket B setara SMP 11 kelompok (220 warga belajar), paket C setara SMA 5 kelompok (150 warga Belajar), untuk lembaga kursus dan pelatihan terdapat 463 lembaga dengan 17.402 warga belajar dengan berbagai jenis keahlian seperti, Bahasa Asing, Komputer, Tatarias Pengantin, Kecantikan Kulit dan rambut, Akuntansi, Teknisi AC, Montir dan jenis keteranpilan lainnya. 2). KesehatanPada Tahun 2013 jumlah Rumah Sakit sebanyak 37 buah, terdiri dari 12 Rumah Sakit Pemerintah/ABRI, 10 Rumah Sakit Swasta serta 15 Rumah Sakit Khusus. Jumlah Puskesmas sebanyak 43 unit, yang digolongkan menjadi 35 Puskesmas Non rawat Inap, 8 Puskesmas Rawat Inap, 40 Puskesmas Pembantu , 2 Puskesmas laut, 979 Posyandu dan 4 Puskesmas percontohan Metadong (Puskesmas Kassi-kassi, Jumpandang Baru, Jongaya dan Makkasau yang siap memberikan pelayanan dan rujukan bagi penderita HIV/AIDS dan penyalah gunaan Narkoba (NAPZA).. Di samping sarana kesehatan, jumlah sumber daya manusia di bidang kesehatan adalah 207 Orang Tenaga Medis, 872 Paramedis, 137 orang tenaga Non Medis, 3.329 dokter praktek dan 168 bidan praktek, Serta tenaga teknis kesehatan lainnya 53 orang, non kesehatan 44 orang.Jumlah akseptor KB Aktif sebanyak 113.654 orang yang terdiri dari PIL sebanyak 33.115 orang, Suntikan sebanyak 48.989 orang, KONDOM sebanyak 4.160 orang, IUD/AKDR/SPIRAL sebanyak 10,803 orang, MOP/VASEKTOMI sebanyak 628 orang, MOW/TUBEKTOMI sebanyak 4.270 orang, dan IMP sebanyak 11.889 orang.3). Tahapan Keluarga SejahteraJumlah keluarga pra sejahtera pada Tahun 2013 sebanyak 51.718 keluarga dan keluarga sejahtera I sebanyak 60.284 keluarga dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 251.556 orang. Jumlah anak asuh yang ditampung di 89 panti asuhan tercatat sebanyak 6.119 orang. 4). AgamaPerkembangan pembangunan di bidang spritual dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama, dimana sarana ibadah yang telah terbangun sampai Tahun 2013, mesjid sebanyak 1.075 buah, mushollah 145 buah dengan jumlah Pemeluk Agama Islam 1.330.271 orang, Gereja Protestan 162 buah dengan jumlah Pemeluk Agama Protestan 113.354 orang, Gereja Katolik 22 Buah dengan jumlah Pemeluk Agama Katolik 88.519 orang, Pura /Kuil/Sanggah 3 buah dengan jumlah Pemeluk Agama Hindu 6.878 orang, Vihara/Cetya 20 buah dengan jumlah Pemeluk Agama Budha 25.776 orang dan Klenteng 6 buah dengan jumlah Pemeluk Agama Konghuchu 1.423 orang,. 5). Peradilan dan Kriminal Jumlah narapidana di Lembaga Permasyarakatan Kelas Satu Makassar berjumlah 656 orang dan tidak ada perempuan). Jumlah pelanggaran lalulintas pada tahun 2013 sebanyak. 14.113 kasus. Adapun jumlah kecelakaan sebanyak 891 kasus dengan korban meninggal 129 orang, luka berat 238 orang dan luka ringan 889 orang.4. MAKSUD DAN TUJUAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Makassar Tahun 2014 disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999. Inpres ini memberikan tuntunan kepada Instansi Pemerintah dalam menyiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja.Esensi Sistem Akuntabilitas Kinerja bagi Pemerintah Kota Makassar adalah perwujudan dari implementasi sistem pengendalian manajemen sektor publik. Sistem pengendalian manajemen ini merupakan infrastruktur bagi manajemen untuk memastikan bahwa visi, misi dan tujuan stratejik dapat dicapai melalui implementasi strategi pencapaiannya (program dan kegiatan). Siklus Sistem Akuntabilitas Kinerja diawali dengan penyusunan rencana stratejik yang mendefinisikan visi, misi dan tujuan/sasaran stratejik. Kemudian setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan dalam rangka mencapai Visi, Misi dan tujuan/sasaran stratejik tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada para stakeholder dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja.Laporan Akuntabilitas Kinerja memiliki dua fungsi utama. Pertama, sebagai sarana menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders (Gubernur, DPRD dan masyarakat). Kedua, sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja, sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa datang. Dengan demikian, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Makassar Tahun 2014 mencakup: Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 sebagai sarana pertanggungjawaban atas capaian kinerja selama Tahun 2014. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran stratejik telah dicapai selama Tahun 2014. Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi, sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Pemerintah Kota Makassar bagi upaya perbaikan kinerja di masa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen pemerintah Kota Makassar dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerja Pemerintah Kota Makassar dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.5. SISTEMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pemerintah Kota Makassar selama Tahun 2014. Capaian kinerja (performance results) 2014 tersebut diperbandingkan dengan Rencana Kinerja (performance plan) 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini memungkinkan dilakukan identifikasi sejumlah celah kinerja (performance gap) untuk perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Makassar Tahun 2014 adalah sebagai berikut:Bab I Gambaran Umum, menjelaskan secara ringkas Profil Pemerintah Kota Makassar dan menjabarkan maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 iniBab II Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), menjelaskan muatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Kota Makassar untuk periode 2014-2019 dan rencana Kinerja untuk Tahun 2014.Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja pemerintah Kota Makassar dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran stratejik untuk Tahun 2014. Bab IV Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2014 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Kota Makassar mempunyai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) Tahun, yaitu untuk Tahun 2009-2014 dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Makassar mencakup visi, misi, agenda, kebijakan, serta cara pencapaian program tersebut akan diuraikan dalam bab ini. Kemudian, kebijakan yang ingin dicapai dalam Tahun 2013 akan dijelaskan dalam Rencana Kinerja (Performance Plan) 2013.PENDAHULUAN

Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik nasional maupun global. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi Instansi Pemerintah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) memuat visi, misi, kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi dan mengarahkan anggota organisasi dalam mengambil keputusan tentang masa depannya, membangun operasi dan prosedur untuk mencapainya, dan menentukan ukuran keberhasilan/kegagalannya. Dengan visi, misi, dan strategi yang jelas dan tepat, maka diharapkan Instansi Pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bersama pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan tolok ukur penting dari suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) setidaknya digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: (1) dimana kita berada sekarang, (2) kemana kita akan menuju, dan (3) bagaimana kita menuju ke sana. Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana pembangunan mendefinisikan visi, misi dan strategi pembangunan organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian, visi dirumuskan untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa. Penjabaran dari visi dan misi dituangkan dalam agenda organisasi, yang merupakan kondisi spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi di dalam memenuhi visi misinya. Pertanyaan bagaimana kita menuju ke sana dijawab dengan merumuskan strategi pencapaian kebijakan dalam wujud menetapkan program dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh organisasi.Dari uraian singkat di atas, unsur-unsur utama yang perlu secara formal didefinisikan dalam suatu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah pernyataan visi dan misi, penjabaran kebijakan serta perumusan strategi pencapaian kebijakan berupa program dan kegiatan.

1. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Makassar ditetapkan berdasarkan Perda Nomor 6 tahun 2009. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disusun ini dimaksudkan agar para penentu dan penyelenggara kebijakan mempunyai acuan yang jelas dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.Disamping itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disusun juga ditujukan untuk merumuskan kebijakan pembangunan Kota Makassar. Sedangkan sasaran dari penyusunan RPJMD ini adalah : Tersedianya arah kebijakan dan program pembangunan dalam skala prioritas yang lebih tajam dan merupakan indikator perencanaa , pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Tersedianya rumusan program pembangunan yang merupakan indikasi program Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Makassar dan sekaligus sebagai tolok ukur dalam penilaian kinerja Pemerintah Kota. Terwujudnya komitmen bersama antara eksekutif dan legislatif terhadap program-program pembangunan daerah yang akan dibiayai melalui APBD Kota MakassarDalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Kota Makassar 2009-2014 secara formal didefinisikan pernyataan visi, misi, kebijakan serta strategi pencapaiannya (program dan kegiatan). Pada bagian selanjutnya dalam bab ini, akan diuraikan secara singkat substansi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar 2009-2014 tersebut.PERNYATAAN VISI DAN MISI

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Instansi Pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Instansi Pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi pemerintah Kota Makassar dijabarkan sebagai berikut:

Makassar Menuju Kota Dunia Berlandas Kearifan Lokal

Visi ini terinspirasi dari dua hal mendasar: Pertama, yakni jiwa dan semangat untuk memacu perkembangan Makassar agar lebih maju, terkemuka dan dapat menjadi kota yang diperhitungkan dalam pergaulan regional, nasional dan global.Kedua, yakni jiwa dan semangat untuk tetap memelihara kekayaan kultural dan kejayaan Makassar yang telah dibangun sebelumnya, ditandai dengan keterbukaan untuk menerima perubahan dan perkembangan, sembari tidak meninggalkan nilai-nilai yang menjadi warisan sejarah masa lalu.Pembangunan berkarakter yaitu pembangunan mesti bisa dipahami, memiliki bahasa publik, dapat dibaca, dapat dilakukan dan adalah sesuatu yang berbeda antara satu dengan yang ada pada umumnya yang sekaligus menggambarkan pelaku pembangunan itu sendiri, watak, prilaku individu yang merancang dan menangani pembangunan itu. Kriteria pembangunan berkarakter yaitu Perlakuan pembangunan sesuai kebutuhan, mengakselerasi potensi local, fokus dan menyelesaikan masalah, integratif dan bersifat holistik, memiliki nilai pragmatis dan filosofis.Misi.Penjabaran dari Visi tersebut, dilakukan melalui 5 (lima) Misi sebagai berikut :1. Mewujudkan warga kota yang sehat, cerdas, produktif, berdaya saing dan bermartabat;2. Mewujudkan ruang kota yang ramah lingkungan;3. Mewujudkan peran strategis Makassar dalam perekonomian domestik dan internasional;4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan berkualitas;5. Mewujudkan kehidupan warga kota yang harmonis , dinamis , demokratis dan taat hukum.Nilai-Nilai.Agar pembangunan Kota Makassar memiliki daya dan tepat guna bagi peningkatan kesejahteraan rakyat maupun kualitas lingkungan secara berkelanjutan, maka diperlukan kekuatan kultural, moral dan religiusitas berupa nilai-nilai yang ditumbuh kembangkan bersama. Nilai-nilai tersebut adalah:1. Kemerdekaan. Kemerdekaan bagi individu dan kelompok masyarakat untuk melakukan kreativitas pembangunan. Kemerdekaan tersebut harus dipertanggung jawabkan kepada kepentingan kolektif yang menjelma dalam bentuk peraturan yang bersifat legal formal, serta kepada norma-norma kesusilaan baik menurut pandangan budaya, maupun menurut tuntunan agama.2. Kebersamaan. Menjadikan perbedaan-perbedaan latar belakang sebagai mozaik yang mendesain kekayaan keragaman warga Makassar. Pada banyak simpul-simpul kehidupan, dalam kedudukan bersama sebagai warga kota, terdapat persentuhan atau persinggungan maupun intergrasi. Simpul-simpul tersebut menjadi wilayah dimana kebersamaan tetap terpelihara dan ditumbuh kembangkan.3. Saling Memanusiakan Sipakatau.Makassar adalah kota dimana hidup orang-orang yang secara individu dan sosial menghormati harkat dan martabat antara satu dengan yang lain, karena sadar sebagai sesama mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki harkat dan martabat.4. Saling Menghargai Sipakalebbi. Setiap orang dapat berbeda profesi dan kedudukan di dalam masyarakat, perbedaan tersebut tidak mengurangi rasa hormat dan saling menghargai antara satu dengan lainnya tanpa memandang latar belakang profesi dan kedudukan dalam masyarakat masing-masing.5. Saling Mengingatkan Sipakainge. Sadar akan kodrat kemanusiaan sebagai warga kota yang dapat saja khilaf, lupa dan lalai, maka diperlukan sikap untuk saling mengingatkan dengan cara-cara yang elegan, dapat diterima sesuai batas batas nilai masyarakat beradat dan martabat.

6. Keterbukaan. Agar proses pembangunan dapat menyertakan peranserta masyarakat secara luas, maka diperlukan keterbukaan dari tahap perencanaan hingga pengendalian pembangunan. Keterbukaan tersebut dikemas dalam kultur yang beradab dan dijiwai oleh semangat penegakan hukum.7. Semangat Kejuangan.Tantangan masa depan hendaknya dihadapi dengan semangat kejuangan yang teguh dan pantang menyerah, seperti yang tertera pada logo Kota Makassar yang bertuliskan Sekali Layar Terkembang Pantang Biduk Surut ke Pantai.Kebijakan Pokok Pembangunan.Untuk menopang upaya perwujudan misi yang telah dikemukakan, akan dilakukan melalui 5 (lima) arahan kebijakan, sebagai berikut : Peningkatan Kualitas Manusia.Melalui kebijakan ini, pembangunan Makassar diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, peningkatan derajat kesehatan, pembentukan keluarga kecil bahagia dan sejahtera untuk menangani penduduk miskin, menekan angka pengangguran, mendorong pemantapan pengamalan agama serta apresiasi budaya, pengembangan kreativitas pemuda dan olah raga serta kesetaraan gender. Pengembangan Tata Ruang dan Lingkungan.Melalui kebijakan ini, pembangunan Makassar diarahkan untuk memantapkan pemanfaatan ruang wilayah darat, laut dan udara. Demikian juga, dimaksudkan agar pembangunan wilayah darat, laut dan udara bisa memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi warga kota dengan mengedepankan kenyamanan dan ketentraman melalui pembangunan kota sejuta pohon, bebas pencemaran lingkungan dengan penataan ruang berbasis teknologi informasi yang menjamin pembangunan berkelanjutan.

Penguatan Struktur Ekonomi.Melalui kebijakan ini, pembangunan Makassar diarahkan untuk terciptanya struktur ekonomi yang kokoh pada semua sektor dengan memberi tekanan pada sektor andalan; perniagaan, jasa dan industri yang dapat memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat yang berimplikasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Desentralisasi Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik dan Bebas Korupsi.Melalui kebijakan ini, pembangunan Makassar diarahkan untuk memantapkan pelaksanaan Otonomi Daerah secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat melalui pelaksanaan pembangungan berbasis partisipasi masyarakat; meningkatkan pelayanan publik dalam berbagai dimensi pembangunan; meningkatan profesionalisme aparatur dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui perencanaan program yang terarah dan terintegrasi, pelayanan berbasis teknologi informasi (online) Penegakan Hukum dan Hak Azasi Manusia.Melalui kebijakan ini, pembangunan Makassar diarahkan untuk terciptanya masyarakat yang taat hukum , demokratis dan bebas KKN . KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNANPemerintah Kota Makassar menetapkan kebijakan berdasarkan visi, misi dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Program Pemerintah Kota Makassar merupakan bagian integral dalam proses Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) organisasi dirumuskan untuk masing-masing kebijakan yang telah ditetapkan.Kebijakan dan program utama yang ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut:Kebijakan IPeningkatan Kualitas Manusia

Program Utama 1Peningkatan kualitas pendidikan

Program Utama 2Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Program Utama 3Peningkatan kesejahteraan sosial, budaya dan agama

Program Utama 4Pembinaan pemuda dan olahraga

Program Utama 5Peningkatan kesejahteraan keluarga dan kesetaraan gender

Kebijakan IIPengembangan Tata Ruang Dan Lingkungan

Program Utama 6Penataan ruang

Program Utama 7Pembangunan infrastruktur kota

Program Utama 8Pengelolaan lingkungan hidup

Kebijakan IIIPenguatan Struktur Ekonomi

Program Utama 9Peningkatan komoditi unggulan

Program Utama 10Peningkatan ketahanan ekonomi

Program Utama 11Pengembangan investasi dan regulasi usaha

Program Utama 12Peningkatan kesempatan kerja dan berusaha

Kebijakan IVDesentralisasi Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dan bebas Korupsi

Program Utama 13Peningkatan kapasitas kelembagaan

Program Utama 14Peningkatan profesionalisme aparatur

Program Utama 15Pengelolaan keuangan daerah

Program Utama 16Peningkatan kualitas pelayanan publik

Program Utama 17Peningkatan kualitas materi dan penyebaran informasi

Kebijakan VPenegakan, Hukum Dan HAM

Program Utama 18Pembinaan kehidupan politik yang demokratis

Program Utama 19Peningkatan penegakan hukum dan HAM

Program Utama 20Legislasi daerah

Apabila dilihat dari metodologi Balanced Scorecard yaitu salah satu teknik atau pendekatan yang digunakan dalam merumuskan tujuan stratejik, maka gambaran peta Stratejik maupun tujuan Stratejik Kota Makassar telah menggambarkan suatu keseimbangan yang wajar dari masing-masing perspektif utama sebagaimana diuraikan dalam matriks berikut ini :PerspektifTujuan Stratejik Pemerintah Kota Makassar

Masyarakat/ Citizen1. Semakin kuatnya kelembagaan serta peran pemerintah dan masyarakat. 2. Meningkatkan derajat hidup masyarakat

Keuangan/ Budget

Proses Bisnis Internal3. Peningkatan upaya pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat4. Optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam

Pembelajaran/ Pertumbuhan5. Meningkatnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya manusia6. Meningkatnya usaha peningkatan kualitas SDM

Pada sektor publik perspektif keuangan dalam balanced scorecard dapat disubstitusi menjadi perspektif budget. Namun demikian, keberhasilan organisasi publik tidaklah diukur dengan bagaimana menjaga pengeluaran sesuai dengan anggaran atau bahkan dengan penghematan besar-besaran, melainkan seberapa efektif dan efisien organisasi dalam memenuhi visi.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2013

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009 2014 disusun suatu Rencana Kinerja (Performance Plan) setiap tahunnya. Rencana kinerja secara formal dan detail untuk Tahun 2013 telah dibuat dalam RKPD. Pemerintah Kota Makassar juga telah membuat dokumen Penetapan Kinerja yang merupakan perjanjian kinerja antara seluruh Kepala SKPD dengan Walikota dalam Penetapan Kinerja Tingkat Kota. Dalam dokumen penetapan kinerja ini ditetapkan target kinerja yang menunjukkan nilai kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja. Penetapan Kinerja Tahun 2013 merupakan komitmen seluruh SKPD untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya dan sebagai bagian dari upaya memenuhi Misi Organisasi. Dengan demikian, seluruh proses perencanaan dan pengendalian aktivitas operasional Pemerintah Kota Makassar sepenuhnya dapat dilihat pada Rencana Kinerja Tahun 2013 ini (Lampiran 2) dan Penetapan Kinerja (Lampiran).

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

1. INDIKATOR KINERJA

Pengukuran capaian kinerja Tahun 2013 dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refotmasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, ditetapkan dengan indikator kinerja yaitu input (masukan), output (keluaran), outcome (hasil) pada tingkat program strategis hal ini mengingat RPJMD Pemerintah Kota Makassar belum memuat sasaran sebagaimana yang diarahkan oleh Peraturan Menpan di atas. Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa pengukuran kinerja tidak dapat dilakukan. Pengukuran kinerja dalam LAKIP Pemerintah Kota Makassar dilakukan dengan menggunakan indikator yang bersifat makro yang dapat digunakan untuk menilai ketercapaian program strategis yang telah ditetapkan.2. METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2013

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode pembandingan capaian kinerja program utama dengan target yang telah ditetapkan. Target tersebut merupakan target yang tertuang dalam penetapan kinerja tahun 2013 dengan berdasarkan pada indikator kinerja program utama yang telah ditetapkan. Selain pengukuran atas pencapaian target LAKIP juga menyajikan analisis kinerja atas hasil dari program utama yang telah dicapai dengan melakukan analisis perbandingan dengan pencapaian tahun-tahun sebelumnya (trend analysis). Analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja yang terjadi dilakukan dengan melihat selisih antara target dengan capaian indikator yang telah ditetapkan. Perbedaan selisih tersebut akan digunakan untuk melihat strategi pemecahan dan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk beberapa indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja mengalami perubahan target kinerja. Hal ini adanya perubahan target karena adanya penetapan target yang harus dicapai dengan mempertimbangkan keputusan kementerian terkait.

3. ANALISIS DAN EVALUASI PENCAPAIAN PROGRAM UTAMA TAHUN 2013Secara umum Pemerintah Kota Makassar telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Tingkat capaian kebijakan sebesar 101,15% Rincian analisis capaian masing-masing program strategis dapat diuraikan sebagai berikut:1. PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN Pemerintah Kota Makassar telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Capaian hasil atas pelaksanaan program strategis ini adalah 82,35%. Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur capaian program Peningkatan Kualitas Pendidikan adalah angka partispasi kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), rata-rata hasil UASBN, rata-rata hasil ujian nasional, dan persentase sekolah yang telah terakreditasi. Rincian atas masing-masing indikator kinerja terlihat pada tabel berikut. NOINDIKATOR KINERJATARGETREALISASICAPAIAN (%)

1APKPAUD74,2584,12113,29

2APM PAUD59,5083,98141,14

3APK SD/MI/SDLB/ Paket A 117115,2298,48

4APM SD/MI?SDLB/ Paket A99,8099,4199,61

5APK SMP/MTs/SMPLB/Paket B113108,6796,17

6APM SMP/MTs/SMPLB/Paket B97,1597,15100,00

7APK SMA/MA/SMALB/SMK/Paket C8787,46100,53

8.APM SMA/MA/SMALB/SMK/Paket C8383,26100,31

9Persentase peserta didik putus sekolah (APtS) SD/MI/SDLB 0,7 %. 0,000,0010,00

10Persentase peserta didik putus sekolah (APtS) SMP/MTs/SMLB 1% 0,050,0012,00

11Persentase peserta didik putus sekolah (APtS) SMA/MA/SMK/SMALB 0,080,0011,25

12Rata-rata hasil UASBN SD/MI/SDLB 7,857,85100,00

13Rata-rata hasil UN SMP/MTs/ SMPLB7,407,40100,00

14Rata-rata hasil UN SMA/MA/SMALB/SMK7,906,2779,37

15Persentase SD/SDLB telah terakreditasi. 988788,78

16Persentase SD/SDLB terakreditasi minimal B. 817390,12

17Persentase SMP/SMPLB telah terakreditasi. 958690,53

18Persentase SMP/SMPLB terakreditasi minimal B. 817288,89

19Persentase SMA/SMALB terakreditasi 877181,61

20Persentase SMA/SMALB terakreditasi minimal B 856576,47

21Persentase SMK telah terakreditasi 967982,29

22Persentase SMK terakreditasi minimal B957781,05

Rata-rata Capaian82,35

Indikator kinerja APM PAUD belum mencapai target yang telah ditetapkan, meskipun kenaikan APK PAUD mencapai 84,12%. Kenaikan tesebut lebih disebabkan adanya kebijakan terhadap perubahan pelayanan PAUD yang terdiri dari TK, TPA, KB dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) yang menetapkan perubahan batas umur dari usia 4-6 tahun sebelumnya, menjadi 0-6 tahun. Peningkatan aksestabilitas PAUD masih diperlukan agar APK dapat mencapai 100%, artinya bahwa semua anak 0-6 telah mengikuti program PAUD. Peningkatan tersebut diharapkan selaras dengan peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang juga berdampak kepada pelayanan PAUD yang memerlukan peningkatan alokasi anggaran.Capaian indikator kinerja terkait dengan pelayanan pendidikan dasar dan menengah didukung oleh Program pendidikan gratis dan beberapa program yang memberikan kemudahan dan keringanan kepada masyarakat. Program tersebut mampu meningkatkan APK dan APM. Kondisi ini berdampak postif kepada pembangunan pendidikan dasar dalam hal penuntasan wajib belajar 9 tahun seperti terlihat pada grafik Tahun 2009-2013 sebagai berikut:Tingkat capaian APK SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB

Indikator lain yang juga menunjukkan keberhasilan sasaran terkait dengan pendidikan dasar adalah persentase lulusan SMP memiliki kompetensi mengopreasikan komputer juga mengalami kenaikan yang melampaui target karena didukung proses pembelajaran di SMP yang dilaksanakan berbasis TIK (e-learning). Dalam hal peningkatan mutu lainnya menunjukkan angka yang menggembirakan yaitu pencapaian nilai ujian nasional yang mengalami kenaikan, bahkan melampaui target yang ditetapkan. Meskipun demikian masih terdapat beberapa indikator yang tidak tercapai seperti SD dan SMP yang terakreditasi. Penambahan SMP SSN, SMP RSBI, kelas unggulan dan pembelajaran berbasis e-learning. Belum tercapainya indikator ini diakibatkan adanya beberapa hambatan/masalah seperti dari ketenagaan, pembiayaan, sarana dan prasarana. Capaian dalam hal pelayanan pendidikan dasar juga terlihat pada Indikator persentase peserta didik putus sekolah (APtS) SMP/MTs/SMLB yang mengalami penurunan atau pengurangan yang disebabkan adanya pembiayaan Penyelenggaraan dan pengelolaan Pendidikan Gratis, dan sekolah bersubsidi penuh yang meringankan beban kebutuhan biaya bagi siswa yang kurang mampu. Trend penurunan APtS dapat dilihat pada grafik berikut:Tingkat capaian APtS SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB

Dalam hal upaya untuk mencapai keberhasilan pelayanan pendidikan menengah Pemerintah Kota Makassar telah melaksanakan kebijakan penjaminan layanan dan luaran pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat seperti. Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian sasaran ini diantaranya adalah pelaksanaa rintisan sekolah Gratis SMA dan SMK yang bertujuan untuk meringankan beban kebutuhan biaya bagi siswa-siswa kurang mampu di 2 (dua) SMA yaitu SMA Negeri 19 dan SMA Negeri 20 Makassar serta 1 (Satu) SMK yaitu SMK Negeri 9 Makassar. Dalam kegiatan ini pemerintah Kota Makassar memberikan secara gratis buku tulis serta alat tulis bagi siswa yang kurang mampu demikian juga buku mata pelajaran yang disertai dengan buku lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap mata pelajaran sehingga tidak lagi membebani orang tua mereka.Peningkatan mutu pendidikan menengah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan antara lain Rintisan sekolah bertaraf Internasional untuk SMA dan SMK, pada jenjang SMA ditetapkan 3 (tiga) sekolah yang dilaksanakan pada SMA negeri 17 Makassar, SMA Negeri 15 Makassar dan SMA Negeri 1 Makassar Sekolah Kategori Mandiri (SKM). Program peningkatan mutu pendidikan menengah yaitu pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa seperti mengadakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA, Olimpiade Olaraga dan Olimpiade Seni tingkat kota Makassar untuk dilanjutkan ke tingkat provinsi dengan mengadakan pembinaan terhadap siswa yang berprestasi juga mengadakan lomba kerativitas siswa. Hasil dari pelaksanaan kegiatan di atas adalah APK dan APM mengalami peningkatan yang cukup baik pada tahun 2013, bahkan apabila dilihat dalam tiga tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Kenaikan tersebut diindikasikan akibat kesadaran pentingnya pendidikan di masyarakat semakin baik. Hal tersebut juga selaras dengan ketersediaan ruang kelas bahkan sekolah yang meningkatkan daya tampung baik sekolah negeri maupun swasta. Indikator lainnya adalah Persentase peserta didik putus sekolah (APtS) SMA/MA/SMALB/SMK ini akibat kebijakan pemerintah yang melaksanakan program bersubsidi penuh sehingga angka putus sekolah dari tahun ke tahun mengalami penurunan seperti dalam Empat tahun terakhir Tahun 2009-2013 sebagai berikut:

Tingkat capaian APK SMA/MA/SMALB/SMK

Keberhasilan upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan juga terlihat dari persentase lulusan SMA/SMK/SMALB memiliki kompetensi mengoperasikan komputer juga mengalami peningkatan melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renja 2013. Peningkatan tersebut didukung proses pembelajaran di SMA/MA/SMK berbasis TIK (e-learning).Indikator lain yang tidak mencapai target yang ditetapkan dalam Renja 2013 adalah persentase SMA/SMALB telah terakreditasi, persentase SMA/SMALB terakreditasi minimal B, persentase SMK telah terakreditasi, persentase SMK terakreditasi minimal B disebabkan masih terbatasnya biaya akreditasi dan kuota sekolah yang diakreditasi. Selain itu rasio jumlah SMA : SMK semakin meningkat meskipun belum mencapai target yang telah ditetapkan.

Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan Pemeritah Kota Makassar telah mencanangkan program pendidikan gratis hingga tingkat SLTP. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan program strategis ini diantaranya adalah:1) Peningkatan dan rehabilitasi gedung sekolah;2) Pengadaan buku dan alat tulis siswa;3) Pengadaan buku pelajaran dan lembar kerja siswa;4) Penyediaan biaya operasional pendidikan gratis5) Pengadaan meubeler sekolah;6) Pembinaan kelembagaan sekolah;7) Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa;8) Pelaksanaan sertifikasi pendidik;2. PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT Dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Pemerintah Kota Makassar telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan. Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan tersebut dapat dilihat dari hasil yang dicapai yang tercermin pada rata-rata capaian kinerja program utama yang terkait yaitu sebesar 105,75 dengan rincian sebagai berikut.NOINDIKATOR KINERJATARGETREALISASICAPAIAN

1Usia Harapan Hidup73,7 Tahun74,05100,47 %

2angka kematian ibu melahirkan3,87 16,323,74 %

3angka kematian bayi9,66,7130,20 %

4Prevalensi gizi buruk2,07%2,66 %77,82 %

5Prevalensi gizi kurang12,14 %9,73 %119,85 %

6Cakupan ibu hamil K490,00%97,91 %108,79 %

7Cakupan neonatal dengan komplikasi yang tertangani80%75,18 %93,98 %

8Cakupan MP- ASI pada anak usia 6-24 bulan kel. Miskin100 %100 %100 %

9Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan100%100%100%

10Persentase desa/kel mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi