lakip bbpsekp tahun 201 3 -...
TRANSCRIPT
LAKIP BBPSEKP
Tahun 2013
BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2014
TIM PENYUSUN :
Indra Sakti, SE,MM
Dr. Armen Zulham
Retno Widihastuti, M.Kesos
Retno Erlina Rahmawati, S.Si
Titin Hasanah, A.Md
Giri Rohmad Barokah, S.Pi
Tengku Ardiansyah, A.Md
Rizki Herdiansyah
BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2014
i
KATA PENGANTAR
uji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-
Nya penyusunan ”Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan
dan Perikanan (BBPSEKP) Tahun 2013” dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud
transparansi dan akuntabilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan
berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban BBPSEKP
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good
governance.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBPSEKP Tahun 2013 ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah dicapai, baik makro maupun mikro serta langkah-
langkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Sangat
disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas
seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat
memperoleh gambaran tentang hasil – hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan.
Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran, program dan kegiatan penelitian sosial
ekonomi kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal
dasar untuk lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan penelitian secara inovatif di masa yang akan datang,
sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga
dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan.
Jakarta, Pebruari 2014
Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan
dan Perikanan
Indra Sakti, SE, MM
P
ii
DAFTAR ISI
Hal
Tim Penyusun
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar vi
Ikhtisar Eksekutif vii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tugas dan Fungsi BBPSEKP 2
1.3. Struktur Organisasi BBPSEKP 2
1.4. Keragaan SDM BBPSEKP (Kekuatan SDM) 3
1.5 Sistematika LAKIP 6
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis BBPSEKP 2010-2014 7
2.2. Sasaran Strategis dan Rencana Kerja Tahunan BBPSEKP TA 2013 8
2.3. Penetapan Kinerja BBPSEKP Tahun 2013/Perjanjian Kerja 13
III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran/Pengelolaan Kinerja (Sistematika Pengukuran) IKU BBPSEKP 15
3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPSEKP Tahun 2013 17
3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja: 20
3.3.1. SS 1. Meningkatnya kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan 21
IKU 1. Nilai Tukar Nelayan 21
IKU 2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 30
IKU 3. Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/bulan) 31
IKU 4. Rata-rata Pendapatan Petambak Garam (KK/bulan) 32
IKU 5. Pertumbuhan PDB Perikanan 36
3.3.2. SS 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil Penelitian Sosek KP oleh Masyarakat
KP
39
IKU 6. Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP 40
IKU 7. Jumlah hasil Penelitian Sosek KP yang diadopsi oleh
masyarakat KP
39
IKU 8. Jumlah Pengguna hasil Penelitian Sosek KP (Kelompok) 41
3.3.3. SS 3. Tersedianya Kebijakan Kelautan dan Perikanan yang Implementatif 42
IKU 9. Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP
yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total hasil kajian
42
IKU 10. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Sosek KP 43
iii
IKU 11. Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan
KKP (dalam skala likert 1-5)
43
3.3.4. SS 4. Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah Sosek KP 45
IKU 12. Jumlah data dan informasi ilmiah Sosek KP 46
IKU 13.
IKU 14.
IKU 15.
Jumlah karya tulis ilmiah Sosek KP
Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP
Frekuensi pertemuaan ilmiah sosial ekonomi KP
46
47
47
3.2.5. SS 5. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan,
pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang
optimal dan bermutu
48
IKU 16. Jumlah Model Penerapan Kelembagaan KP yang Inovatif 48
3.2.6. SS 6. Terselenggaranya pengendalian Penelitian Sosek KP 49
IKU 17. Prosentase penelitian sosial ekonomi KP mendukung program
strategis
49
3.2.7. SS 7. Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional 49
IKU 18. Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III 49
IKU 19.
IKU 20.
Jumlah Profesor Riset
Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP
50
50
IKU 21. Proporsi jumlah pegawai fungsional Balitbang KP
dibandingkan dengan total pegawai Balitbang KP
51
3.2.8. SS 8. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup
BBPSEKP
51
IKU 22. Service Level Agreement 51
IKU 23. Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) 52
3.2.9. SS 9. Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP
IKU 24. Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal
pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total
rekomendasi lingkup BBPSEKP
53
IKU 25. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BBPSEKP 54
IKU 26. Nilai Inisiatif Anti Korupsi BBPSEKP 56
IKU 27. Nilai Integritas BBPSEKP 57
IKU 28. Nilai Penerapan RB BBPSEKP 57
3.2.10. SS 10. Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP 58
IKU 29. Persentase penyerapan DIPA Balitbang KP 58
IV. P E N U T U P
4.1. Kesimpulan 59
4.2. Saran 62
IV. LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Hal
1 Rencana Strategis BBPSEKP 9
2 Rencana KerjaTahunan BBPSEKP 11
3 Penetapan Kinerja BBPSEKP Tahun 2013 13
4 Capaian IKU BBPSEKP Tahun 2013 17
5 Perubahan NTN dan Indeks Penyusunan NTN 22
6 Perkembangan NTN dari bulan Januari s.d Desember Tahun 2013 22
7 Perbandingan data NTN tahun 2013 terhadap realisasi tahun 2012 dan target 2014 23
8 Dinamika harga rata-rata ikan pada tingkat produsen 2013 24
9 Pengeluaran rata-rata menurut struktur biaya pada nelayan pelagis 27
10 Rata-rata nilai tukar nelayan pelagis besar, 2013 29
11 Capaian NTPi Tahun 2013 30
12 Nilai NTN/NTPi tahun 2012 – 2014 31
13 Pendapatan Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/Bulan) per Provinsi 32
14 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) 33
15 Pertumbuhan PDB Perikanan 36
16 Pencapaian IKU Ditjen P2HP, 2009-2013 (RpMiliar) 37
17 Pencapaian IKU-6 BBPSEKP, 2012-2013 39
18 Pencapaian IKU-7 BBPSEKP, 2012-2013 40
19 Capaian hasil Penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan
perikanan
41
20 Pencapaian IKU-8 BBPSEKP, 2012-2013 41
21 Capaian jumlah pengguna hasil penelitiansosek KP 42
22 Pencapaian IKU-9 BBPSEKP, 2012-2013 42
23 Penilaian responden terhadap POKLAHSAR,PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP
Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina KKP
45
iv
24 Pencapaian IKU-12 BBPSEKP KP, 2012-2013 46
25 Pencapaian IKU-13 BBPSEKP, 2012-2013 46
26 Pencapaian IKU-14 BBPSEKP, 2012-2013 47
27 Capaian IKU-15 Frekuensi Pertemuan Ilmiah Sosek 2013 47
28 Capaian IKU-16 BBPSEKP, 2012-2013 48
29 IKU Service Level Agreement 51
30 IKU Presepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi 52
31 Capaian IKU Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja KP 54
32 Capaian IKU-26 Nilai Inisatif Anti Korupsi 55
33 Capaian Nilai Integritas BBPSEKP 57
34
35
36
Capaian IKU Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi KKP
Capaian Presentase Penyerapan DIPA BBPSEKP
Alokasi dan Realisasi Anggaran Unit Kerja Eselon 2 BBPSEKP tahun 2013
57
58
58
vi
DAFTAR GAMBAR
Hal
1 Struktur Organisasi BBPSEKP 3
2 Total Pegawai BBPSEKP 4
3 Jumlah Pegawai PNS Berdasarkan Golongan 4
4 Jumlah Pegawai PNS Berdasarkan Jabatan 4
5 Jumlah Pegawai PNS Berdasar Tingkat Pendidikan 5
6 Jumlah Pegawai Berdasar Usia 5
7 Peta Strategi BBPSEKP Tahun 2013 8
8 Peta Strategis BBPSEKP TA 2013 21
9 Perkembangan Produktivitas Bulanan Nelayan Pelagis Besar (Kg/ Kapal/ Trip), 2013 24
10 Dinamika Bulanan Indeks yang diterima Nelayan Pelagis Besar, 2013 25
11 Dinamika Bulanan Indeks yang Dibayar Nelayan Pelagis Besar, 2013 25
12 Dinamika Bulanan Proporsi Pengeluaran Nelayan Pelagis Besar, 2013 26
13 Dinamika Bulanan Proporsi Pengeluaran Berdasarkan Struktur Biaya pada Nelayan Pelagis
Besar , 2013
26
14 Proporsi Pengeluaran Berdasarkan Struktur Biaya Menurut Lokasi pada Nelayan Pelagis
Besar, 2013
27
15 Dinamika Nilai Tukar Bulanan pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 28
16 Dinamika Nilai Tukar Bulanan Menurut Lokasi pada Nelayan Pelagis Besar, 2013 29
17
18
Prof. Dr. Ir. Zahri Nasution, M.Si pada Pengukuhan Prof. Riset BBPSEKP TA.2013
Hasil Evaluasi Kinerja Balitbang KP 2010 - 2013
50
55
vii
IKHTISAR EKSEKUTIF
alai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP)
merupakan salah satu unit Es.2 yang memiliki fungsi untuk perencanaan dan
perumusan bahan kebijakan teknis dan penyerasian program serta kegiatan
penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan; pembinaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program serta kegiatan penelitian
strategis social ekonomi kelautan dan perikanan; pelayanan jasa dan kerjasama
penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan; pelaksanaan diseminasi,
komunikasi, dokumentasi dan hasil penelitian; pembinaan dan pengembangan
sumberdaya penelitian, dan pelaksanaan urusan keuangan, rumah tangga dan tata
usaha. Untuk itu program IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) kelautan dan
perikanan didasarkan pada tujuan, sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan baik
pada Rencana Strategi (Renstra) Balitbang KP tahun 2010-2014, rencana kerja
pemerintah, rencana kinerja tahunan, dan penetapan kinerja tahunan secara konsisten,
terus menerus dan berkesinambungan.
Tujuan dan sasaran BBPSEKP merupakan tujuan dan sasaran yang menghasilkan
output startegis telah tercapai. Hal ini ditunjukan dengan pencapaian output strategis
sebagai berikut : Model Penerapan dari target 4 buah, telah mencapai 15 buah (375%);
Rekomendasi, dengan target 26 rekomendasi telah tercapai 32 rekomendasi (123,08%);
Data dan Informasi, dengan target 11 buah, telah tercapai 14 buah (127.3%); Karya Tulis
Ilmiah, dengan target 25 buah, telah tercapai 33 buah (132%).
Program dan kegiatan penelitian BBPSEKP tahun 2013 menggunakan dana
sebesar Rp 19.297.981.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 18.626.707.117 atau 96.52%.
Meskipun capaian kinerja BBPSEKP pada tahun 2013 rata-rata telah melebihi
target yang telah ditetapkan, namun masih diperlukan peningkatan kegiatan pada
kegiatan litbang sosek, khususnya untuk capaian IKU terkait jejaring dan kerjasama
dengan isntansi lain.
B
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industrialisasi Kelautan dan Perikanan merupakan suatu konsep untuk mendorong percepatan dan
perluasan pembangunan kelautan dan perikanan. Tujuan tersebut dilakukan dengan memberdayakan
komoditas kelautan dan perikanan dari sektpr hulu ke hilir, (KKP,2012). Berkaitan dengan keberhasilan
pembangunan kelautan dan perikanan, aspek sosial budaya merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Granoveter, 1992, bahwa tindakan ekonomi
melekat secara nyata dan terus menerus dalam suatu hubungan sosial. Salah satu proposisi dalam hal
tersebut adalah tindakan ekonomi berupa aktivitas industrialisasi terbentuk karena bekerjanya kekuatan
faktor sosial secara terus menerus. Demikian halnya dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
dan Perikanan (Balitbang KP), telah menetapkan mandatnya pada salah satu Satuan Kerja(Satker) untuk
berkontribusi industrialisasi melalui penanganan aspek sosial ekonomi kelautan dan perikanan.
Sesuai pada PER.28/MEN/2011 tanggal 26 September 2011, bahwa Balai Besar Penelitian Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) merupakan struktur organisasi dibawah dan
bertanggungjawawb langsung kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan. BBPSEKP memiliki tugas melaksanakan penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan
perikanan meliputi sosial ekonomi pengelolaan sumber daya, pengembangn usaha dan perdagangan
internasional, sosial budaya, pengembangan usaha dan perdaganan internasional, sosial budaya, dinamika
pembangunan dan implementasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan.
Sebagai bentuk tanggungjawab sebagai instansi atas pelaksanaan kegiatan, BBPSEKP telah
menyusun laporan kinerja instansi yang disebut dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, bahwa laporan tersebut dibuat setiap tahun dan
disampaikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balitbang KP. Hal tersebut menunjukan
adanya perwujudan tanggung jawab instansi pemerintah dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi
yang dilaporkan pada akhir tahun.
LAKIP BBPSEKP merupakan media evaluasi pencapaian BBPSEKP berdasarkan Indikator Kinerja
Utama (IKU) yang telah ditetapkan sebelumnya. Berkaitan dengan IKU tersebut, pada tahun 2013 menjadi
tahun permulaan adanya penyempurnaan pada IKU yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC) dan
ditetapkan pada Penetapan Kinerja (Tapja) 2013. Pada IKU tersebut terlihat jelas, kontribusi dari masing-
masing level pada tujuan pembangunan KP yaitu kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. LAKIP
BBPSEKP menjadi media pengukuran dan penilaian capaian kinerja pelaksanaan kegiatan BBPSEKP tahun
2013. Dasar hukum LAKIP BBPSEKP meliputi :
1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaran Negara yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme.
2. Instruksi Presiden Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2
3. Keputusan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: KEP-135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman
Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
4. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah.
5. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan AKIP.
6. Keputusan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Evaluasi AKIP.
7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Surat Edaran Kementerian PAN dan RB Nomor: 14 Tahun 2013 tentang Penyampaian LAKIP 2013
dan Dokumen PK 2014.
1.2. Tugas dan Fungsi BBPSEKP
BBPSEKP dibentuk pada tahun 2011 yang didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan (Permen KP) Republik Indonesia Nomor 28/MEN/2011 tanggal 26 September 2011. Sesuai
dengan Permen 28/MEN/2011 tersebut, BBPSEKP memiliki tugas utama dalam melaksanakan penelitian
strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan meliputi sosial ekonomi pengelolaan sumber daya,
pengembangan usaha dan perdagangan internasional, sosial budaya, dinamika pembangunan dan
implementasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Merujuk pada hal tersebut, pada tahun
2013, BBPSEKP telah melaksanakan sejumlah 13 kegiatan penelitian serta penelitian aksi pada 15 lokasi yang
didukung oleh kegiatan manajerial baik pada Bagian Tata Usaha, Bidang Pelayanan Teknis, serta Bidang
Tata Operasional.
Pada pelaksanaannya, BBPSEKP menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan teknis dan penyerasian program serta kegiatan
penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan.
b. Pembinaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program serta kegiatan penelitian strategis social
ekonomi kelautan dan perikanan
c. Pelayanan jasa dan kerjasama penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan.
d. Pelaksanaan diseminasi, komunikasi, dokumentasi dan hasil penelitian.
e. Pembinaan dan pengembangan sumberdaya penelitian, dan
f. Pelaksanaan urusan keuangan, rumah tangga dan tata usaha.
1.3. Struktur Organisasi BBPSEKP
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, BBPSEKP memiliki susunan organsiasi sebagai berikut :
a. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas dalam melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga;
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 3
b. Bidang Tata Operasional bertugas dalam melaksanakan penyusunan rencana program dan anggaran,
pengumpulan data, pemantauan dan evaluasi, serta laporan;
c. Bidang Pelayanan Teknis yang bertugas dalam melaksanakan penyiapan kerjasama, pelayanan teknis,
jasa, informasi, komunikasi, diseminasi, publikasi hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan
perikanan, serta pengelolaan perpustakaan;
d. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan penelitian sosial ekonomi kelautan
dan perikanan meliputi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya, pengembangan sistem usaha
sosial budaya, kelembagaan, pengembangan model kawasan ekonomi di bidang perikanan tangkap,
perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran produk, serta sumber daya laut, pesisir, dan pulau-
pulau kecil serta kegiatan lain yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta tugas masing-masing
jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Sesuai Permen 28/MEN/2011, berikut adalah struktur organisasi BBPSEKP.
Gambar 1 Struktur Organisasi BBPSEKP
1.4. Keragaan SDM Balitbang KP (Kekuatan SDM)
Tugas dan fungsi BBPSEKP didukung oleh pegawai yang berjumlah 95 orang dengan rincian
Dukungan sumber daya manusia pada program/kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan
dan perikanan sesuai dengan golongan terlihat pada grafik 2.1 berikut :
Pegawai BBPSEKP terdiri dari PNS 70 (tujuh puluh) orang dan tenaga kontrak sebanyak 25 (dua
puluh lima) orang yang terdiri dari satpam 4 (empat)orang, Pramubakti 7 (tujuh) orang, sopir 5 (lima)
orang dan staff tenaga kontrak 9 (sembilan) orang.
Kepala Balai Besar
Kepala Bidang Pelayanan Teknis Kepala Bidang Tata Operasional Kepala Bagian Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional Kelti Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan KP
Kelti Sosial dan Kelembagaan KP Kelti Sistem Usaha dan Pemasaran KP
Kelti Perdagangan dan Isu Internasional KP
Kasie.
Kerjasama dan
Pelayanan
Riset
Kasie.
Publikasi dan
Dokumentasi
Kasie.
Penyiapan
Program dan
Anggaran
Kasie.
Monev dan
Pelaporan
Kasubag
Kepegawaian
Kasubag
Keuangan
dan Umum
Pengelola
Perpustakaan
Penanggung Jawab
Laboratorium Data
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 4
Komposisi PNS 70 (tujuh puluh) orang tersebut terdiri dari Golongan IV berjumlah 13 (tiga belas)
orang, Golongan III berjumlah 50 (lima puluh) orang, dan Golongan II berjumlah 7 (tujuh) orang. Dilihat
pada Grafik 1.2, maka komposisi PNS pegawai Balitbang KP terbanyak pada Golongan III, dengan
presentase 71,4%, sebagai berikut :
Jumlah pegawai BBPSEKP berdasarkan jabatan struktural dan fungsional. Pegawai BBPSEKP yang
berstatus sebagai PNS sebanyak 70 (tujuh puluh) orang tersebut berdasarkan jabatan struktural terdiri dari
Jabatan Eselon II sejumlah 1 (satu) orang, Eselon III sejumlah 3 (tiga) orang, Eselon IV sejumlah 6 (enam)
orang. Sedangkan jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional yaitu 42 orang. Jumlah tersebut dapat
dilihat pada grafik dibawah ini :
70, 74%
25, 26%
PNS
TENAGA KONTRAK
Gambar 2. Total Pegawai BBPSEKP
71.4%
10 % 18.6%
Gambar 3 Jumlah Pegawai PNS Berdasarkan Golongan
Golongan IV
Golongan III
Golongan II
1 3
6
42
21
Gambar 4. Jumlah Pegawai PNS Berdasarkan Jabatan
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Fungsional
Pelaksana
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 5
Dari grafik diatas menunjukan bahwa jumlah pegawai terlihat lebih besar dari jumlah sebenarnya
yaitu 73 orang. Hal ini disebabkan oleh adanya pegawai yang memiliki jabatan pada tingkat struktural dan
fungsional, meskipun secara penugasan hanya memiliki salah satu dari jabatan tersebut. Pegawai tersebut
adalah pada tataran pejabat eselon III berjumlah 2 (dua) orang, dan eselon IV berjumlah 1 (satu) orang.
Jumlah pegawai BBPSEKP yang berstatus PNS berdasarkan tingkat pendidikan meliputi S3 sejumlah
7 (tujuh) orang, S2 sejumlah 23 (dua puluh tiga) orang, S1 sejumlah 32 (tiga puluh dua)orang, D3
sejumlah 4 (empat) orang, SLTA sejumlah 3 (tiga) orang, dan SLTP sejumlah 1 (satu) orang. Jumlah tersebut
dapat ditunjukan dengan grafik sebagai berikut :
Grafik diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan sarjana S1 pada pegawai PNS BBPSEKP adalah
memiliki presentase yang lebih besar yaitu sejumlah 45,7%.
Jumlah pegawai BBPSEKP menurut usia meliputi usia ≤25 tahun sejumlah 4 (empat) orang, usia
26-35 tahun sejumlah 46 (empat puluh enam) orang, usia 36-45 tahun sejumlah 22 (dua puluh dua)
orang, usia 46-49 tahun sejumlah 4 (empat) orang, usia diatas 50 tahun sejumlah 19 (sembilan belas
orang. Jumlah tersebut dapat ditunjukan dengan gambar 6 sebagai berikut :
Grafik diatas menunjukan bahwa pegawai BBPSEKP sebagian besar berada pada rentang usia
antara 26-35 tahun. Hal ini menunjukan bahwa BBPSEKP didukung oleh pegawai yang tergolong
produktif.
10.0%
32.9%
45.7%
5.7% 4.3% 1.4%
S3
S2
S1
D3
SLTA
SMPGambar 5. Jumlah Pegawai PNS Berdasar Tingkat
4, 4%
46, 49% 22, 23%
4, 4% 19, 20% ≤ 25 thn
26-35 thn
36-45 thn
46-49 thn
> 50 thn
Gambar 6. Jumlah Pegawai Berdasar Usia
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 6
1.5. Sistematika LAKIP
LAKIP ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja BBPSEKP pada tahun 2013,
yaitu dengan melakukan analisis atas capaian kinerja (performance results) tahun 2013 terhadap rencana
kinerja (performance plans) tahun 2013. Analisis tersebut memungkinkan teridentifikasikannya sejumlah
kinerja (performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal
tersebut, sistematika penyajian LAKIP adalah sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur organisasi.
Bab II – Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun 2013 dan
penetapan kinerja tahunan 2013.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan, menyajikan analisis terhadap capaian
kinerja dan keuangan pada tahun 2013.
Bab IV – Penutup, menyajikan simpulan terhadap pencapaian kinerja di tahun 2013.
Lampiran-lampiran
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 7
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis BBPSEKP 2010-2014
Rencana Strategis (Renstra) BBPSEKP 2010-2014 memuat sasaran capaian selama periode 2010-
2014. Sasaran diinterpretasikan pada program dan menjadi acuan dalam penyusunan kegiatan selama
tahun 2010-2014. Untuk mencapai perwujudan pada sasaran yang tepat, BBPSEKP telah menyusun sebuah
rencana strategis dengan tema “Menjadikan Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
sebagai Basis Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan.” Tema tersebut diarahkan untuk dapat
menjawab arah kegiatan selama 2010-2014. Pada periode 2010-2014 diharapkan BBPSEKP mampu
menempatkan menjadi bagian dari unit kerja Bailtbang KP yang memiliki peran strategis dalam mendukung
kebijakan KKP. Adapun kegunaan dari Renstra BBPSEKP yaitu :
1. Untuk menjaga konsistensi arah perencanaan program, serta perencanaan sumberdaya penelitian
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BBPSEKP;
2. Sebagai acuan dalam penyusunan operasional program dan kegiatan sosial ekonomi KP dalam rangka
mendukung tujuan pembangunan sektor kelautan dan perikanan; dan
3. Sebagai dokumen yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan misi, visi, program penelitian
sosial ekonomi KP serta kebutuhan sumberdaya kepada stakeholder terkait.
Renstra BBPSEKP mengacu pada visi dan misi serta tujuan yang dapat mengantisipasi dinamika
lingkungan strategis serta diselaraskan dengan paradigma pembangunan kelautan dan perikanan.
1. Visi BBPSEKP adalah :
“Menjadi Institusi Penelitian Terdepan pada Bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
dalam Mendukung Pencapaian Target Pembangunan Kelautan dan Perikanan.”
2. Misi BBPSEKP yaitu :
a. Melaksanakan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan yang komprehensif;
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mandiri di
bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan;
c. Merancang dan membangun sarana dan prasarana penelitian sosial ekonomi kelautan dan
perikanan dalam mendukung kegiatan penelitian;
d. Meningkatkan citra institusi melalui alih teknologi kelautan dan perikanan;
e. Memperkuat sistem monitoring dan evaluasi penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan.
3. Tujuan BBPSEKP adalah :
a. Menghasilkan Ilmu Pengetahuan(IPTEK) dan rekomendasi bahan rumusan kebijakan kelautan
dan perikanan;
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 8
b. Menyiapkan dan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumberdaya riset yang handal dan
mandiri di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan;
c. Mewujudkan penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor dengan azaz good
governance, akuntabel dan transparan;
d. Mewujudkan penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor dengan azaz good
governance, akuntabel, dan transparan;
e. Mewujudkan model percepatan alih teknologi;
f. Mewujudkan kinerja yang efektif, efisien dan sinkron dengan program yang ditetapkan.
2.2. SASARAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA TAHUNAN BBPSEKP TA 2013
Peta strategi telah memetakan Sasaran Strategis (SS) ke dalam suatu kerangka hubungan sebab
akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi BBPSEKP. Peta strategi memudahkan BBPSEKP
untuk mengkomunikasikan keseluruhan strategi kepada seluruh pejabat/ pegawai menuju tercapainya visi,
misi, dan tujuan BBPSEKP. Peta strategi BBPSEKP tahun 2013 yang ditunjukkan dalam Gambar 7 berikut:
STAK
EHO
LDER
PERS
PECT
IVE
CUST
OM
ER
PERS
PECT
IVE
INTE
RNAL
PRO
CESS
PERS
PECT
IVE
LEAR
N &
GRO
WTH
PERS
PECT
IVE
HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL
SS7. Tersedianya
SDM BBPSEKP
yang kompeten dan
profesional
SS8. Tersedianya
informasi yang valid,
handal dan mudah
diakses di BBPSEKP
SS9. Terwujudnya
good governance &
clean government di
BBPSEKP
FINANCIAL CAPITAL
SS10 Terkelolanya
anggaran secara
optimal di
BBPSEKP
SS1. Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat KP
SS6.
Terselenggaranya
Pengendalian
penelitian Sosial
Ekonomi KP
SS3. Tersedianya
kebijakan KP yang
implementatif
PELAKSANAAN KEBIJAKANPENGENDALIAN, PENGAWASAN
DAN PENEGAKAN HUKUM
PERUMUSAN KEBIJAKAN
MASYARAKAT KP
PETA STRATEGI BBPSEKP
2
SS5.
Terselenggaranya
modernisasi sistem
produksi KP,
pengolahan, dan
pemasaran produk
KP yang optimal dan
bermutu
SS4.
Tersedianya
data dan
informasi
ilmiah Sosial
Ekonomi KP
SS2. Meningkatnya
pemanfaatan hasil
penelitian Sosek KP
oleh Masyarakat KP
Visi : Menjadi Institusi Penelitian Sosial Ekonomi Terdepan Untuk Mencapai Target Pembangunan KPNPSS
NPIS
NKK
Gambar 7 Peta Strategi BBPSEKP Tahun 2013
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 9
Peta strategi diatas menunjukan target pencapaian tujuan organisasi sesuai visi, misi dan tujuan
yang ditetapkan. Metodologi Balanced Scorecard (BSC) pada unit kerja BBPSEKP menunjukan adanya
perspective dan sasaran sebagai berikut :
1. Stakeholder Perspective :
Sasaran Strategis : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP
2. Customer Perspective :
Sasaran Strategis : Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh Masyarakat KP
3. Internal Process Perspective :
Sasaran Strategis : Tersedianya kebijakan KP yang implementatif, Tersedianya data dan informasi
ilmiah sosial ekonomi KP, Terselenggaranya modernisasi dalam produksi KP, pengolahan, dan
pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu, dan terselenggaranya pengendalian penelitian
sosial ekonomi KP.
4. Learn & Growth Perspective :
Sasaran Strategisnya : Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan professional, Tersedianya
informasi yang valid, handal, dan mudah diakses di BBPSEKP, terwujudnya good government
dan clean government di BBPSEKP, dan terkelolanya anggaran yang optimal di BBPSEKP.
Dari sasaran strategis tersebut terdapat indikator kinerja BBPSEKP sebagai alat ukur keberhasilan
sasaran strategis selama tahun 2010-2014 sebagai berikut :
Tabel 1. Rencana Strategis BBPSEKP TA.2013
Sasaran Strategis IKU
Target
2013
SS1
Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat KP
1 Nilai tukar nelayan 110
2 Nilai tukar pembudidaya ikan 104
3 Rata-rata pendapatan pengolah &
pemasar (KK/bulan) Rp. 1.800.000
4 Rata-rata pendapatan petambak
garam (KK/bulan) Rp. 1.800.000
5 Pertumbuhan PDB perikanan 7.00%
SS2
Meningkatnya pemanfaatan hasil
penelitian Sosek KP oleh
masyarakat KP
6 Jumlah jejaring dan kemitraan
BBPSEKP 4
7
Jumlah hasil penelitian Sosial
Ekonomi KP yang diadopsi oleh
Masyarakat KP
4
8
Jumlah pengguna hasil penelitian
Sosial Ekonomi KP
(Kelompok/Orang)
5
SS3
Tersedianya kebijakan KP yang
implementatif
9
Persentase jumlah usulan
rekomendasi kebijakan BBPSEKP
yang dijadikan bahan kebijakan
terhadap total kajian yang
30%
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 10
Sasaran Strategis IKU
Target
2013
dihasilkan
10 Jumlah rekomendasi kebijakan
Sosek KP 4
11
Persepsi masyarakat KP terhadap
kebijakan yang diterbitkan KKP
(dalam skala likert 1-5)
4
SS4
Tersedianya data dan informasi
ilmiah Sosial Ekonomi KP
12
Jumlah data dan informasi ilmiah
Sosial Ekonomi KP 11
13
Jumlah KaryaTulis Ilmiah yang
dihasilkan BBPSEKP 25
14
Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di
Lingkup BBPSEKP 12
15
Frekuensi pertemuan ilmiah Sosek
KP di Lingkup BBPSEKP 4
SS5
Terselenggaranya modernisasi
sistem produksi kelautan dan
perikanan, pengolahan dan
pemasaran produk kelautan dan
perikanan yang optimal dan
bermutu
16
Jumlah model penerapan
kelembagaan KP yang inovatif *)
4
SS6
Terselenggaranya pengendalian
penelitian Sosial Ekonomi KP
17
Proporsi penelitian Sosial Ekonomi
KP mendukung program strategis
KKP dibandingkan pengembangan
produk prospektif KP lainnya 80%
SS7
Tersedianya SDM BBPSEKP yang
kompeten dan profesional
18
Persentase indeks kesenjangan
kompetensi Eselon II dan III di
lingkup BBPSEKP
60%
19
Jumlah Professor penelitian di
lingkup BBPSEKP 1
20
Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP 7
21
Persentase jumlah pegawai
Fungsional Peneliti Sosial Ekonomi
dibandingkan total pegawai di
lingkup BBPSEKP
42.05%
SS8
Tersedianya informasi yang valid,
handal dan mudah diakses
22
Service Level Agreement (SLA) di
lingkup BBPSEKP 70%
23
Persepsi user terhadap kemudahan
akses terhadap informasi (skala
likert 1-5)
3
24
Persentase rekomendasi aparat
pengawas eksternal internal
pemerintah (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total
rekomendasi sosial ekonomi KP
100%
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 11
Sasaran Strategis IKU
Target
2013
SS9
Terwujudnya good governance &
clean government lingkup
BBPSEKP
25
Nilai AKIP BBPSEKP Nilai AKIP A
26 Nilai Inisiatif anti korupsi BBPSEKP 6.75
27 Nilai integritas BBPSEKP 8
28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP 75
SS10
Terkelolanya anggaran secara
optimal di lingkup BBPSEKP
29
Persentase penyerapan DIPA
Balitbang KP 95%
Penuangan dari Renstra BBPSEKP Tahun 2010-2014 diatas dituangkan ke dalam rencana kinerja
tahunan sesuai tabel berikut ini :
Tabel 2. Rencana Kerja Tahunan BBPSEKP
Sasaran Strategis IKU
Target
2013
SS1
Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat KP
1 Nilai tukar nelayan 110
2 Nilai tukar pembudidaya ikan 104
3 Rata-rata pendapatan pengolah &
pemasar (KK/bulan) Rp. 1.8 juta
4 Rata-rata pendapatan petambak
garam (KK/bulan) Rp. 1.8 juta
5 Pertumbuhan PDB perikanan 7.00%
SS2
Meningkatnya pemanfaatan hasil
penelitian Sosek KP oleh
masyarakat KP
6 Jumlah jejaring dan kemitraan
BBPSEKP 4
7
Jumlah hasil penelitian Sosial
Ekonomi KP yang diadopsi oleh
Masyarakat KP
4
8
Jumlah pengguna hasil penelitian
Sosial Ekonomi KP
(Kelompok/Orang)
5
SS3
Tersedianya kebijakan KP yang
implementatif
9
Persentase jumlah usulan
rekomendasi kebijakan BBPSEKP
yang dijadikan bahan kebijakan
terhadap total kajian yang
dihasilkan
30%
10 Jumlah rekomendasi kebijakan
Sosek KP 4
11
Persepsi masyarakat KP terhadap
kebijakan yang diterbitkan KKP
(dalam skala likert 1-5)
4
SS4
Tersedianya data dan informasi
ilmiah Sosial Ekonomi KP
12
Jumlah data dan informasi ilmiah
Sosial Ekonomi KP 11
13
Jumlah KaryaTulis Ilmiah yang
dihasilkan BBPSEKP 25
14
Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di
Lingkup BBPSEKP 12
15 Frekuensi pertemuan ilmiah Sosek 4
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 12
Sasaran Strategis IKU
Target
2013
KP di Lingkup BBPSEKP
SS5
Terselenggaranya modernisasi
sistem produksi kelautan dan
perikanan, pengolahan dan
pemasaran produk kelautan dan
perikanan yang optimal dan
bermutu
16
Jumlah model penerapan
kelembagaan KP yang inovatif *)
4
SS6
Terselenggaranya pengendalian
penelitian Sosial Ekonomi KP
17
Proporsi penelitian Sosial Ekonomi
KP mendukung program strategis
KKP dibandingkan pengembangan
produk prospektif KP lainnya 80%
SS7
Tersedianya SDM BBPSEKP yang
kompeten dan profesional
18
Persentase indeks kesenjangan
kompetensi Eselon II dan III di
lingkup BBPSEKP
60%
19
Jumlah Professor penelitian di
lingkup BBPSEKP 1
20
Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP 7
21
Persentase jumlah pegawai
Fungsional Peneliti Sosial Ekonomi
dibandingkan total pegawai di
lingkup BBPSEKP
42.05%
SS8
Tersedianya informasi yang valid,
handal dan mudah diakses
22
Service Level Agreement (SLA) di
lingkup BBPSEKP 70%
23
Persepsi user terhadap kemudahan
akses terhadap informasi (skala
likert 1-5)
3
24
Persentase rekomendasi aparat
pengawas eksternal internal
pemerintah (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total
rekomendasi lingkup BBPSEKP
100%
SS9
25
Nilai AKIP BBPSEKP Nilai AKIP A(2)
26 Nilai Inisiatif anti korupsi BBPSEKP 6.75
27 Nilai integritas BBPSEKP 8
28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP 75
SS10
Terkelolanya anggaran secara
optimal di lingkup BBPSEKP
29
Persentase penyerapan DIPA
Balitbang KP 95%
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 13
2.3. Penetapan Kinerja BBPSEKP Tahun 2013/Perjanjian Kerja
Penetapan Kinerja (Tapja) BBPSEKP tahun 2013 menetapkan target kinerja yang akan dicapai
dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala BBPSEKP dengan Kepada Balitbang KP. Pada kontrak kinerja
tersebut memuat adanya SS, dan IKU, serta target dari IKU. Sedangkan target IKU ditetapkan pada
pertengahan tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Penetapan Kinerja (Tapja) BBPSEKP Tahun 2013
Sasaran Strategis IKU
Target
2013
SS1
Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat KP
1 Nilai tukar nelayan 110
2 Nilai tukar pembudidaya ikan 104
3 Rata-rata pendapatan pengolah &
pemasar (KK/bulan) Rp. 1.8 juta
4 Rata-rata pendapatan petambak
garam (KK/bulan) Rp. 1.8 juta
5 Pertumbuhan PDB perikanan 7.00%
SS2
Meningkatnya pemanfaatan hasil
penelitian Sosek KP oleh
masyarakat KP
6 Jumlah jejaring dan kemitraan
BBPSEKP 4
7
Jumlah hasil penelitian Sosial
Ekonomi KP yang diadopsi oleh
Masyarakat KP
4
8
Jumlah pengguna hasil penelitian
Sosial Ekonomi KP
(Kelompok/Orang)
5
SS3
Tersedianya kebijakan KP yang
implementatif
9
Persentase jumlah usulan
rekomendasi kebijakan BBPSEKP
yang dijadikan bahan kebijakan
terhadap total kajian yang
dihasilkan
30%
10 Jumlah rekomendasi kebijakan
Sosek KP 4
11
Persepsi masyarakat KP terhadap
kebijakan yang diterbitkan KKP
(dalam skala likert 1-5)
4
SS4
Tersedianya data dan informasi
ilmiah Sosial Ekonomi KP
12
Jumlah data dan informasi ilmiah
Sosial Ekonomi KP 11
13
Jumlah KaryaTulis Ilmiah yang
dihasilkan BBPSEKP 25
14
Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di
Lingkup BBPSEKP 12
15
Frekuensi pertemuan ilmiah Sosek
KP di Lingkup BBPSEKP 4
SS5
Terselenggaranya modernisasi
sistem produksi kelautan dan
perikanan, pengolahan dan
pemasaran produk kelautan dan
perikanan yang optimal dan
16
Jumlah model penerapan
kelembagaan KP yang inovatif *)
4
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 14
Sasaran Strategis IKU
Target
2013
bermutu
SS6
Terselenggaranya pengendalian
penelitian Sosial Ekonomi KP
17
Proporsi penelitian Sosial Ekonomi
KP mendukung program strategis
KKP dibandingkan pengembangan
produk prospektif KP lainnya 80%
SS7
Tersedianya SDM BBPSEKP yang
kompeten dan profesional
18
Persentase indeks kesenjangan
kompetensi Eselon II dan III di
lingkup BBPSEKP
60%
19
Jumlah Professor penelitian di
lingkup BBPSEKP 1
20
Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP 7
21
Persentase jumlah pegawai
Fungsional Peneliti Sosial Ekonomi
dibandingkan total pegawai di
lingkup BBPSEKP
42.05%
SS8
Tersedianya informasi yang valid,
handal dan mudah diakses
22
Service Level Agreement (SLA) di
lingkup BBPSEKP 70%
23
Persepsi user terhadap kemudahan
akses terhadap informasi (skala
likert 1-5)
3
24
Persentase rekomendasi aparat
pengawas eksternal internal
pemerintah (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total
rekomendasi lingkup BBPSEKP
100%
SS9
25
Nilai AKIP BBPSEKP Nilai AKIP A
26 Nilai Inisiatif anti korupsi BBPSEKP 6.75
27 Nilai integritas BBPSEKP 8
28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP 75
SS10
Terkelolanya anggaran secara
optimal di lingkup BBPSEKP
29
Persentase penyerapan DIPA
Balitbang KP 95%
Penetapan kinerja BBPSEKP Tahun 2013/Perjanjian Kinerja merupakan bentuk komitmen yang
disepakati antara Kepala BBPSEKP dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan (Balitbang KP). Penetapan kinerja Balitbang KP Tahun 2013/Perjanjian kinerja ini memuat
sasaran, indikator kinerja utama (IKU) dan target. Indikator kinerja utama (IKU) tersebut merupakan salah
satu dukungan program penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan tahun 2013 dengan
anggaran awal sebesar Rp. 29.292.889.000,- dan menjadi Rp. 19.297.981.000, karena adanya
penghematan dan realokasi tunjangan kinerja.
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 15
III. AKUNTABILITAS KINERJA
1. PENGUKURAN/PENGELOLAAN KINERJA (SISTEMATIKA PENGUKURAN) IKU BBPSEKP
a. NILAI KINERJA KESELURUHAN (NKK)
Untuk mengukur capaian kinerja organisasi BBPSEKP menggunakan penilaian dengan istilah Nilai
Kinerja Keseluruhan (NKK). Komponen perhitungan NKK terdiri dari atas 2 (dua) unsur, yaitu : Nilai
Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) dan Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS). NKK diperoleh dari
penjumlahan antara Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) dengan Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis
(NPIS). Adapun status NKK mempunyai nilai toleransi 10% yang ditentukan oleh nilai indeks sebagai
berikut :
Baik Sedang Buruk
Indeks Capaian > 190 % Indeks Capaian = 190% Indeks Capaian < 190 %
Pencapaian kinerja keseluruhan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : Pencapaian kinerja
dikatakan buruk jika NPSS buruk dan NPIS buruk, Pencapaian kinerja dikatakan sedang (jika : NPSS buruk
dan NPIS baik, NPSS baik dan NPIS buruk, atau NPSS sedang dan NPIS sedang), dan Pencapaian kinerja
dikatakan baik jika NPSS dan NPIS baik
a. NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS)
NPSS merupakan nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh Nilai Sasaran Strategis (NSS)
dalam satu perspektif. Status capaian perspektif yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau
(buruk/baik/sedang) ditentukan oleh perbandingan antara nilai perspektif dengan bobot perspektif dengan
indeks toleransi 10%. Adapun status capaian perspektif ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut:
Baik Sedang Buruk
Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 %
Penentuan bobot didasarkan pada kebutuhan dan prioritas program BBPSEKP. Penentuan bobot
ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan karakteristik organisasi serta mempertimbangkan prioritas
perspektif yang menjadi fokus organisasi. Besaran bobot untuk 4 perspektif pada lingkup BBPSEKP adalah :
Perspektif Stakeholder sebesar 40%, Perspektif Customer sebesar 20%, Perspektif Internal Process sebesar
10%, dan Perspektif Learn and Growth sebesar 30%. Sedangkan besaran bobot untuk 3 perspektif pada
lingkup BBPSEKP adalah : Perspektif Customer sebesar 30%, Perspektif Internal Process sebesar 20%, dan
Perspektif Learn and Growth sebesar 50%.
Bobot perspektif stakeholder ditetapkan paling besar mengingat tujuan utama pengukuran kinerja
berada pada perspektif ini. Selain itu, penetapan anggaran berbasis kinerja (Performance Based
Budgeting/PBB) pada umumnya juga dikaitkan dengan IKU pada perspektif ini. Pertimbangannya adalah
IKU final yang ingin dicapai oleh BBPSEKP telah terefleksi secara kuantitatif pada perspektif stakeholder.
Sebagaimana perspektif stakeholder, bobot perspektif learning and growth juga dihitung sama besarnya.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa perspektif inilah yang merupakan cikal bakal penentu kinerja
BBPSEKP secara keseluruhan dalam jangka panjang. Penetapan perspektif internal process yang kecil bukan
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 16
didasarkan pada kurangnya peranan perspektif ini dalam meningkatkan kinerja unit, akan tetapi perspektif
ini merupakan tindak lanjut dari keberhasilan kinerja perspektif learning and growth. Untuk perspektif
customer, sebagaimana fungsi organisasi publik yaitu memberikan pelayanan, maka diberikan bobot
moderate mengingat sebagian customer juga merupakan stakeholder.
c. NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS)
NPSS adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh IKU di dalam satu Sasaran Strategis
(SS). Status capaian SS yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan
oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut
dengan indeks toleransi 10%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU
seperti Tabel berikut :
No Validitas IKU Bobot
1 Lead input 0,1
2 Lead proses 0,2
3 Lag output 0,3
4 Lag outcome 0,4
Adapun status capaian NPSS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut:
Baik Sedang Buruk
Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 %
d. NILAI PENCAPAIAN INISIATIF STRATEGIS (NPIS)
NPIS merupakan nilai yang diberikan atas pelaksanaan inisiatif strategis (IS) yang melekat pada
suatu IKU tertentu. Status pencapaian inisiatif strategis (baik, sedang dan buruk) ditentukan berdasarkan
jumlah inisiatif strategis yang dilakukan 100% dibanding dengan total inisiatif strategis yang berada dalam 1
(satu) IKU yang sama. Adapun status capaian IS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut:
Baik Sedang Buruk
Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 %
Adapun langkah-langkah melakukan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut :
1. Menentukan dan mensepakati standar status kinerja untuk NSS, NKP, dan NPSS
KLASIFIKASI STATUS NSS / NKP / NPSS
(Toleransi 10%) MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE
X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk
X=90% X=90% - Sedang
X≥90% X≤90% X=90% Baik
Dalam melakukan pengukuran kinerja harus menentukan klasifikasi target indikator kinerja
diantaranya adalah : Maximixe adalah Semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik;
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 17
Minimize adalah Semakin rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah
semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik.
2. Menentukan dan mensepakati standar status kinerja untuk NPIS
KLASIFIKASI STATUS NPIS
(Toleransi 10%) MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE
X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk
X=90% X=90% - Sedang
X≥90% X≤90% X=90% Baik
3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPSEKP Tahun 2013
Pada tahun 2013, BBPSEKP telah melakukan perubahan dan penyesuaian Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang mengacu pada metodologi Balanced Scorecard (BSC). Berkaitan dengan hal tersebut, capaian
Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan pada stakeholders perspective, customer perspective, internal
process perspective dan learn & growth perspective. Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator
kinerja tersebut, Pada dasarnya, BBPSEKP telah mencapai keberhasilan yang cukup signifikan. Karena
sebagian besar target IKU telah tercapai, Capaian Sasaran Strategis (SS) dengan Indikator Kinerja Utama
(IKU) tahun 2013 yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Capaian IKU BBPSEKP Tahun 2013
Sasaran Strategis IKU Satuan Target Realisasi % Klasifikasi
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
SS1
Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat KP
1 Nilai Tukar Nelayan Indeks 110 104.46 94.96 Maximize
2 Nilai Tukar Pembudidaya
Ikan Nilai 104 104.70 100,67 Maximize
3
Rata-rata Pendapatan
Pengolah & Pemasar
(KK/bulan)
Rp 1,800,000 1.800.000 102,56 Maximize
4
Rata-rata Pendapatan
Petambak Garam
(KK/bulan)
Rp 1,800,000 2.819.466 120 Maximize
5 Pertumbuhan PDB
Perikanan Persen 7,00 6.86 98 Maximize
CUSTOMER PERSPECTIVE
SS2
Meningkatnya
pemanfaatan
hasil penelitian
Sosek KP oleh
masyarakat KP
6 Jumlah jejaring dan
kemitraan BBPSEKP Buah 4 1 25 Maximize
7
Jumlah hasil penelitian
Sosial Ekonomi KP yang
diadopsi oleh Masyarakat
KP
Buah 4 4 100 Maximize
8
Jumlah Pengguna hasil
penelitian Sosial Ekonomi
KP (Kelompok/Orang)
Kelom
pok
Orang
5 13 260 Maximize
SS3 9
Persentase jumlah usulan
rekomendasi kebijakan % 30 54 150 Maximize
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 18
Sasaran Strategis IKU Satuan Target Realisasi % Klasifikasi
BBPSEKP yang dijadikan
bahan kebijakan terhadap
total kajian yang
dihasilkan
10
Jumlah rekomendasi
kebijakan Sosek KP Buah 4 40 1000
Maximize
11
Persepsi masyarakat KP
terhadap kebijakan yang
diterbitkan KKP (dalam
skala likert 1-5)
Jumlah
4
4 100
Maximize
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
SS4
Tersedianya
data dan
informasi
ilmiah Sosial
Ekonomi KP
12 Jumlah data dan informasi
ilmiah Sosial Ekonomi KP Buah 11 14 127 Maximize
13
Jumlah KaryaTulis Ilmiah
yang dihasilkan BBPSEKP
Buah 25 39 156 Maximize
14
Jumlah Publikasi Sosial
Ekonomi di Lingkup
BBPSEKP
Buah 12 31 258 Maximize
15
Frekuensi pertemuan
ilmiah Sosek KP di Lingkup
BBPSEKP
Kali 4 4 100 Maximize
SS5
Terselenggaran
ya modernisasi
sistem produksi
kelautan dan
perikanan,
pengolahan
dan pemasaran
produk
kelautan dan
perikanan yang
optimal dan
bermutu
16
Jumlah Model Penerapan
Kelembagaan KP yang
Inovatif
4 15 375 Maximize
SS6
Terselenggaran
ya modernisasi
sistem produksi
kelautan dan
perikanan,
pengolahan
dan pemasaran
produk
kelautan dan
perikanan yang
optimal dan
bermutu
17
Proporsi penelitian Sosial
EKonomi KP mendukung
program strategis KKP
dibandingkan
pengembangan produk
prospektif KP lainnya
% 80 76 95 Maximize
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 19
Sasaran Strategis IKU Satuan Target Realisasi % Klasifikasi
SS7
Tersedianya
SDM BBPSEKP
yang kompeten
dan profesional
18
Persentase indeks
kesenjangan kompetensi
Eselon II dan III di lingkup
BBPSEKP
% 60 60 100 Maximize
19
Jumlah Professor
penelitian di lingkup
BBPSEKP
Orang 1 1 100 Maximize
20
Jumlah Peneliti S3 di
BBPSEKP Orang 7 7 100 Maximize
21
Persentase jumlah pegawai
Fungsional Peneliti Sosial
Ekonomi dibandingkan
total pegawai di lingkup
BBPSEKP
% 42.05 66 157 Maximize
LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE
SS8
Tersedianya
informasi yang
valid, handal
dan mudah
diakses lingkup
BBPSEKP
22 Service Level Agreement Persen 70 70 100 Maximize
23
Persepsi user terhadap
kemudahan akses
terhadap informasi (skala
likert 1-5)
Jumlah 4 3.8(4) 100 Maximize
SS9
Terwujudnya
good governance
& clean
government
lingkup BBPSEKP
24
Presentase rekomendasi
aparat pengawas eksternal
internal pemerintah (APIEP)
yang ditindaklanjuti
dibanding total rekomendasi
lingkup BBPSEKP
Persen 100 100 100 Maximize
25 Tingkat kualitas akuntabilitas
kinerja BBPSEKP Jumlah
NILAI AKIP
A
NILAI AKIP
A 100 Maximize
26 Nilai Inisiatif anti korupsi
BBPSEKP Nilai 6.75 7.6 100 Maximize
27 Nilai Integritas BBPSEKP Nilai 8 8 100 Maximize
28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP Nilai
75
(Setara
Level 4)
77.56 100 Maximize
SS10
Terkelolanya
anggaran secara
optimal lingkup
BBPSEKP
29 Persentase penyerapan DIPA
BBPSEKP Persen 95 96.52 100 Maximize
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 20
3.3 Evaluasi dan Analisis Kinerja
Evaluasi dan analisis capaian kinerja pada tahun 2013 dilakukan melalui pengukuran kinerja
dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai peraturan menteri negara pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 29 tahun 2010 tentang pedoman penyusunan penetapan
kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi
dan misi badan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan. Pengukuran kinerja dimaksud
merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah
diidentifikasi agar sasaran-sasaran strategis dan tujuan strategis yang telah ditetapkan dalam peta strategi
BBPSEKP yang menjadi penetapan kinerja tahun 2013 yang dapat tercapai.
Sebelum melakukan evaluasi dan analisis capaian kinerja berdasarkan Balanced Scorecard (BSC)
yang mulai diterapkan pada triwulan III dan IV 2013 BBPSEKP juga telah melakukan evaluasi dan analisis
capaian kinerja pada sasaran strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang disusun pada awal
tahun 2013 yaitu sampai dengan triwulan II.
Capaian Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPSEKP tahun 2013 dari 10 SS
dan 29 IKU yang telah selesai dilakukan evaluasi dan analisis adalah sebagai berikut:
1. 10 SS dan 18 IKU berstatus hijau atau di atas target; dan
2. 10 IKU berstatus kuning atau memenuhi target;
3. 1 IKU berstatus merah atau dibawah target
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 21
STA
KE
HO
LD
ER
PE
RS
PE
CT
IVE
CU
ST
OM
ER
PE
RS
PE
CT
IVE
INT
ER
NA
L P
RO
CE
SS
PE
RS
PE
CT
IVE
LE
AR
N &
GR
OW
TH
PE
RS
PE
CT
IVE
HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL
SS7. Tersedianya
SDM BBPSEKP
yang kompeten dan
profesional
SS8. Tersedianya
informasi yang valid,
handal dan mudah
diakses di BBPSEKP
SS9. Terwujudnya
good governance &
clean government di
BBPSEKP
FINANCIAL CAPITAL
SS10 Terkelolanya
anggaran secara
optimal di
BBPSEKP
SS1. Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat KP
SS6.
Terselenggaranya
Pengendalian
penelitian Sosial
Ekonomi KP
SS3. Tersedianya
kebijakan KP yang
implementatif
PELAKSANAAN KEBIJAKANPENGENDALIAN, PENGAWASAN
DAN PENEGAKAN HUKUM
PERUMUSAN KEBIJAKAN
MASYARAKAT KP
PETA STRATEGI BBPSEKP
2
SS5.
Terselenggaranya
modernisasi sistem
produksi KP,
pengolahan, dan
pemasaran produk
KP yang optimal dan
bermutu
SS4.
Tersedianya
data dan
informasi
ilmiah Sosial
Ekonomi KP
SS2. Meningkatnya
pemanfaatan hasil
penelitian Sosek KP
oleh Masyarakat KP
Visi : Menjadi Institusi Penelitian Sosial Ekonomi Terdepan Untuk Mencapai Target Pembangunan KPNPSS
NPIS
NKK
Gambar 8 Peta Strategis BBPSEKP TA 2013
3.3.1 Stakeholder Perspective
A. Sasaran Strategis1 : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP
IKU 1. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
Nilai Tukar Nelayan (NTN) mulai dihitung sejak Juli 2008 dengan data awal yang di-release
adalah data bulan Mei 2008, bertepatan dengan dipergunakannya Tahun dasar baru Nilai Tukar Petani
(NTP) Tahun 2007. NTN yang di-release setiap bulan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah gabungan
indikator kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan.
NTN dapat dijadikan indikator dini untuk kebijakan peningkatan kesejahteraan nelayan. Hal ini
sesuai dengan sifat datanya yang bisa disajikan bulanan dari hasil pemantauan terhadap harga-harga
produsen perikanan dan harga-harga yang dibayar nelayan dan pembudidaya ikan untuk keperluan rumah
tangganya dan keperluan produksi perikanan.
Data NTN sesuai dengan sifatnya yang berasal dari pemantauan harga maka juga berfungsi sebagai
alat pengukur kemampuan daya tukar dari barang-barang hasil produksi perikanan dengan barang-barang
yang dibeli oleh nelayan/ pembudidaya ikan dalam hal kecepatan peningkatan harganya. Dengan
penyajian yang rutin secara bulanan maka NTN menjadi ”early warning system” bagi kebijakan
pengendalian harga terutama bagi barang dan jasa yang diperlukan nelayan/pembudidaya ikan untuk
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 22
memproduksi hasil perikanannya, sehingga nelayan/pembudidaya ikan mempunyai kemampuan tukar yang
baik, yang pada akhirnya membuat nelayan/pembudaya ikan merasakan peningkatan kesejahteraannya.
Pengertian Arti Angka Indeks NTN :
Formulasi NTN :
NTN : Nilai Tukar Nelayan
It : Indeks harga yang diterima petani
Ib : Indeks harga yang dibayar nelayan
NTN > 100, berarti nelayan/pembudidaya ikan mengalami peningkatan daya beli karena kenaikan
harga produksi lebih besar dari kenaikan harga input produksi dan konsumsi rumahtangganya.
NTN = 100, berarti nelayan/pembudidaya ikan mengalami impas. Kenaikan/ penurunan harga
produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga input produksi dan barang konsumsi
rumahtangganya
NTN < 100, berarti nelayan mengalami defisit/penurunan daya belinya, karena kenaikan harga
produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan barang konsumsi
rumahtangganya.
NTN merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli nelayan skala kecil di
pedesaan dan juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk perikanan dengan barang dan jasa
yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTN, secara relatif semakin kuat pula
tingkat kemampuan/daya beli nelayan. NTN diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima
nelayan terhadap indeks harga yang dibayar nelayan.
Tabel5 Perubahan NTN dan Indeks Penyusunan NTN
IKU Target 2013 Realisasi 2013 (%)
NTN (Tahun dasar 2012 per Nov-Des) 110,00 102,55 93,23
NTN (Tahun dasar 2007 per Jan-Okt) 110 105,32 95,75
*) NTN Bidang Perikanan Tangkap dengan tahun dasar 2012 (2012: 100)
Data di atas menunjukkan bahwa pada Tahun 2013 rata-rata Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah
102,55 % atau 93,23% nilai ini lebih rendah dari angka target yang ditetapkan, dimana pada tahun 2013
ditetapkan angka NTN sebesar 110.
Tabel 6 Perkembangan NTN dari bulan Januari s.d Desember Tahun 2013
Bulan 2013 %
Ubah It Ib NTN Nas
Tahun Dasar 2007 (2007 : 100)
Jan 143,86 136,14 105,67 0,18
Feb 144,11 136,73 105,39 -0,26
Mar 137,28 136,73 105,19 -0,19
Apr 144,33 137,33 105,10 -0,09
Mei 144,74 137,40 105,34 0,23
Jun 145,38 137,95 105,38 0,04
100xI
INTN
b
t
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 23
Bulan 2013 %
Ubah It Ib NTN Nas
Jul 149,74 142,02 105,44 0,05
Agst 151,07 143,19 105,50 0,06
Sep 150,76 143,30 105,21 -0,27
Okt 150,80 143,70 104,94 -0,26
Nov 150,81 143,86 104,83 -2,38
Tahun Dasar 2012 (2012 : 100)
Des 111,10 108,23 102,66 0,21
Kenaikan NTN tertinggi terjadi pada Januari yakni 105,67 dan yang terendah pada November
yaitu sebesar 104,834. Pada Desember 2013 nilai NTN bidang perikanan tangkap sebesar 102,66 lebih
besar dari NTPi yaitu 101,52. Nilai gabungan antara NTN dan NTPi yang disingkat dengan NTNP sebesar
101,98. Jika dibandingkan dengan target pada RPJM 2014 dimana NTN sudah mencapai 112, maka capaian
NTN sampai dengan tahun 2013 ini telah mencapai 91,66% dari yang ditargetkan.
Tabel 7. Perbandingan data NTN tahun 2013 terhadap realisasi tahun 2012 dan target 2014
IKU Realisasi
2012
Realisasi
2013
Target
2014
% Realisasi 2013 thdp
2012* Target 2014
NTN 105,37 103,31 112,00 98,04 % 92,24
Desember 2013 telah dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTN dari tahun dasar
2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan
perubahan/pergesaran pola produksi perikanan dan pola produksi konsumsi rumah tangga perikanan di
perdesaan, serta perluasan cakupan.
Perbedaan antara NTN tahun dasar 2007=100 dengan NTN tahun 2012=100 adalah
meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTN
(2012=100) juga mengalami perluasan pada NTP sub sektor perikanan menjadi NTN dan NTPI agar
perhitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Selain itu perluasan dengan penghitungan di 33 Provinsi
termasuk Provinsi DKI Jakarta.
Dukungan BBPSEKP terhadap peningkatan Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah dengandilakukan
kegiatan penelitian BBPSEKP tahun 2013 yang dikaitkan dengan perhitungan NTN, melalui kegiatan
Panelkanas. Akan tetapi capaian kegiatan tersebut lebih rendah dari target 2013 sejumlah 104. Berdasarkan
bobot validasi iku maka nilainya 0,3 dengan koefisien 0,2 dan skor per iku 0,189.
Data dari pelaksanaan kegiatan Panelkanas tahun 2013 salah satunya adalah menghitung adanya
NTN. Perhitungan data NTN pada pelaksanaan kegiatan Panelkanas di BBPSEKP hanya dilakukan pada
beberapa lokasi yaitu Bitung, Padang dan Malang. Berdasarkan data produksi dari bulan Januari 2013
sampai dengan Agustus 2013 diketahui bahwa produksi pada awal tahun masih relatif rendah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa sebab diantaranya adalah kondisi cuaca yang kurang baik dan sumberdaya ikan
yang masih langka. Kondisi ini dapat diidentifikasi sebagai musim paceklik ikan bagi usaha penangkapan
pelagis besar. Produksi secara bertahap mulai mengalami peningkatan pada bulan Mei dan mencapai
puncaknya pada Bulan Juli. Rata-rata produksi pada saat bulan Juli mencapai 637 Kg/ Kapal/ bulan jauh
diatas bulan Januari yang hanya sebesar 283 Kg/ kapal/ bulan (Gambar 9).
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 24
Gambar 9. Perkembangan Produktivitas Bulanan Nelayan Pelagis Besar (Kg/ Kapal/ Trip), 2013
Figure 1. Month Productivity Progression of Big Pelagic Fishermen (Kilos/Fleet/Trip), 2013
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
Data di atas diketahui bahwa pada perikanan pelagis besar, turun naiknya produksi pada tingkat
lokal tidak selalu berpengaruh terhadap harga ikan. Hal ini disebabkan oleh sebagian komoditas pelagis
besar termasuk sebagai komoditas ekspor. Pengaruh produksi terhadap harga ditentukan oleh permintaan
dan penawaran pada pasar global. Dari tiga lokasi pengamatan, hanya Kota Bitung yang harga jual
produknya sangat tergantung pada pasar ekspor. Sementara pada lokasi Padang dan Malang masih
berorientasi pada pasar lokal sehingga lebih dipengaruhi oleh produksi pada tingkat lokal. Perkembangan
rata-rata harga ikan menurut bulan dan lokasi tersaji pada Tabel 8
Tabel 8. Dinamika Harga Rata-rata Ikan pada Tingkat Produsen, 2013
Average of Price Fish Dynamic on Producer Level, 2013
Bulan / Month Kota Bitung (Rp) /
Bitung City (IDR)
Kota Padang (Rp) /
Padang City (IDR)
Kota Malang /
Malang City
Gabungan (Rp) /
Combination
Januari / January 35.145 26.038 22.500 26.783
Februari / February 33.932 26.635 22.000 26.775
Maret / March 31.495 27.698 13.555 25.249
April / April 33.192 29.295 15.667 26.935
Mei / May 32.504 24.560 19.636 24.821
Juni / June 33.877 25.528 20.437 25.824
Juli / July 33.857 28.413 22.593 27.899
Agustus / August 27.729 28.130 20.780 26.091
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
Perkembangan indeks yang diterima berdasarkan produksi dan harga yang diterima oleh nelayan
menunjukkan pola yang relatif meningkat dari titik awal pengamatan di bulan Januari 2013. Kondisi
0.00
200.00
400.00
600.00
800.00
1000.00
1200.00
1400.00
1600.00
1800.00
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Jum
lah
(K
g) /
Qu
anti
ty (
Kilo
s)
Bulan / Month
Bitung Padang Malang Gabungan
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 25
tersebut mengindikasikan bahwa kondisi paceklik sangat mempengaruhi indeks yang diterima oleh nelayan.
Hal ini sejalan dengan kritik Apriliani et al (2012) terkait perhitungan NTN oleh BPS dimana NTN hanya
dipengaruhi oleh perkembangan harga sementara komponen produksi dianggap tetap.
Gambar 10. Dinamika Bulanan Indeks yang diterima Nelayan Pelagis Besar, 2013
Month Dynamic of Big Pelagic Fishermen Received Index, 2013
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
Indeks nilai tukar yang dibayar oleh nelayan dapat dilihat bahwa perkembangan nilai yang
diterimadiikuti pula oleh kenaikan indeks yang dibayar. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran responden
yang semakin besar untuk biaya operasional melaut. Semakin banyak trip yang dilakukan semakin besar
pula biaya yang dikeluarkan. Selain itu kenaikan biaya operasional dipengaruhi pula oleh kenaikan harga
BBM pada bulan Juni 2013. Pada saat tersebut terlihat bahwa ada lompatan kenaikan biaya operasional
yang cukup tinggi. Berdasarkan data BPS, diketahui bahwa terjadi inflasi yang cukup besar setelah kenaikan
BBM pada beberapa kelompok pengeluaran misalnya bahan makan sebesar 5,46% dan transportasi
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 9,6%.
Gambar 11. Dinamika Bulanan Indeks yang Dibayar Nelayan Pelagis Besar, 2013
Month Dynamic of Big Pelagic Fishermen Paid Index, 2013
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Ind
eks
/ In
dex
Bulan / Month
Indeks yang Diterima (IT) Linear (Indeks yang Diterima (IT))
70.00
80.00
90.00
100.00
110.00
120.00
130.00
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Ind
eks
/ In
dex
Bulan / Month
Indeks yang Dibayar (IB) Linear (Indeks yang Dibayar (IB))
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 26
Diantara kelompok pengeluaran yang menyusun indeks yang dibayar, diketahui bahwa kenaikan
indeks tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran biaya produksi khususnya yang terkait dengan
pengeluaran operasional kapal. Terjadi beban pengeluaran yang lebih besar terhadap biaya produksi bila
dibandingkan dengan pengeluaran rumah tangga. Bila dilihat dari proporsi pengeluaran responden,
diketahui pula bahwa pengeluaran terbesar ternyata adalah untuk biaya produksi. Proporsi tersebut
semakin besar pada bulan Mei, Juni, Juli seiring dengan semakin intensifnya usaha penangkapan ikan pada
bulan-bulan tersebut (Gambar 11) .
Gambar 12. Dinamika Bulanan Proporsi Pengeluaran Nelayan Pelagis Besar, 2013
Expenditure Proportion Month Dynamic of Big Pelagic Fishermen, 2013
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data source 2013
,
Gambar 13. Dinamika Bulanan Proporsi Pengeluaran Berdasarkan Struktur Biaya pada
Nelayan Pelagis Besar , 2013
Expenditure Proportion Month Dynamic Based Cost Struktur at Big Pelagic Fishermen, 2013
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
110.00
120.00
130.00
140.00
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Ind
eks
/ In
dex
Bulan / Month
Total Pengeluaran (A+B) A. Pengeluaran Rumah Tangga B. Biaya Produksi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Pe
rse
nta
se /
Per
cen
tag
e
Bulan / Month
A.1. Pengeluaran Non Pangan A.2. Pengeluaran Pangan B.1. Biaya Variabel B.2. Biaya tetap
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 27
Berdasarkan Gambar 14, diketahui bahwa secara keseluruhan pengeluaran usaha memiliki proporsi
yang lebih besar (71%) dibandingkan dengan pengeluaran rumah tangga (29%). Atas dasar tersebut
kenaikan biaya pada komponen biaya produksi yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel akan memiliki
pengaruh yang lebih kuat terhadap indeks yang dibayar oleh nelayan. Bila dilihat pada masing-masing
lokasi, rata-rata proporsi pengeluaran nelayan perbulan cukup bervariasi.
Gambar 14. Proporsi Pengeluaran Berdasarkan Struktur Biaya Menurut Lokasi pada Nelayan Pelagis
Besar, 2013
Expenditure Proportion Based on Cost Structure By Location on Big Pelagic Fishermen, 2013
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
Lokasi Bitung memiliki proporsi biaya produksi (biaya tetap dan biaya variable) mencapai 76,4 %
dan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya. Sementara pada lokasi Padang dan
Malang secara berturut-turut adalah 36,7 % dan 64,4%. Proporsi pengeluaran rumah tangga terbesar
terlihat pada lokasi Padang khususnya untuk pengeluaran pangan. Hal ini sejalan dengan kebiasaan
masyarakat kota Padang yang cenderung konsumtif untuk pengeluaran pangan. Misalnya konsumsi daging
yang jauh diatas rata-rata nasional. Berdasarkan Data Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan Kota
Padang (2007) konsumsi daging di Kota Padang mencapai 11,37 Kg/Kapita/Hari, sedangkan rata-rata
nasional konsumsi daging pada tahun 2014 hanya sebesar 4,38 Kg/Kapita/Hari (Survei Sosial Ekonomi
Nasional, 2007 – 2013 dalam Deptan, 2014).
Tabel 9. Pengeluaran Rata-rata Menurut Struktur Biaya pada Nelayan Pelagis Besar, 2013
Average of Expenditure Based Cost Structure on Big Pelagic Fishermen, 2013
Kategori Pengeluaran /
Expenditure Category
Kota Bitung
(Rp) /
Bitung City
(IDR)
Kota Padang
(Rp) /
Padang City
(IDR)
Kota Malang /
Malang City
Total Pengeluaran (A+B) /
Expenditure Total (A+B) 9.854.346 15.850 270 14 513.744
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Bitung Padang Malang
Pe
rse
nta
se /
Per
cen
tag
e
Lokasi / Location
A1. Pengeluaran NON PANGAN A.2. Pengeluaran PANGAN B.1. Biaya Variabel B.2. Biaya tetap
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 28
Kategori Pengeluaran /
Expenditure Category
Kota Bitung
(Rp) /
Bitung City
(IDR)
Kota Padang
(Rp) /
Padang City
(IDR)
Kota Malang /
Malang City
A. Total Pangan Non Pangan (A1+A2) /
A. Food and Non Food Total (A1+A2) 2.328.712 4.231 389 5.171.486
A1. Pengeluaran NON PANGAN /
A.1 Non Food Expenditure 934.192 547.483 2.372.333
A.2. Pengeluaran PANGAN /
A.2. Food Expenditure 1.394.521 3.683.906 2.799.153
B. Pengeluaran BIAYA PRODUKSI (B1+B2) /
B. Cost Production Expenditure (B1+B2) 7.525.633 5.809.440 9.342.258
B.1. Biaya Variabel (Rp/Bulan/Kapal) /
B.1. Variable Cost (IDR/Month/Fleet) 6.826.600 4.596.615 7.092.258
B.2. Biaya tetap (Rp/Bulan/Kapal) /
B.2. Fixed Cost (IDR/Month/Fleet) 699.033 1.212.825 2.250.000
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
Nilai Tukar Nelayan Pelagis Besar Tradisional
Dinamika bulanan NTN menunjukkan nilai indeks yang rendah pada periode bulan Januari sampai
dengan Mei. Hal ini disebabkan oleh kondisi penangkapan ikan yang sulit dilakukan. Cuaca buruk seperti
seperti angin kencang dan gelombang tinggi menjadi alasan berkurangnya usaha penangkapan. Kondisi
cuaca tersebut dipengaruhi oleh datangnya musim barat yang terjadi sejak bulan November 2012.
Peningkatan NTN mulai terjadi semenjak bulan Mei dan mengalami puncak pada bulan Juli. Pada bulan
Agustus NTN kembali tertekan karena dua hal yaitu kegiatan penangkapan yang sedikit berkurang dan
kenaikan biaya operasional akibat kenaikan BBM pada akhir bulan Juni 2013.
Gambar 15. Dinamika Nilai Tukar Bulanan pada Nelayan Pelagis Besar, 2013
Exchange Rate Month Dynamic on Big Pelagis Fishermen, 2013
Ket : Rata-rata 2013 = 100 / Description: 2013 average = 100
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
60.0070.0080.0090.00
100.00110.00120.00130.00140.00150.00
Rata22013
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Ind
eks
/ In
dex
Bulan / Month
NTN Indeks yang Dibayar (IB) Indeks yang Diterima (IT)
Linear (NTN) Linear (NTN)
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 29
Perbandingan dinamika bulanan indeks NTN antar lokasi menunjukkan kondisi yang bervariasi antar
satu lokasi dengan lokasi lainnya. Lokasi yang cukup ekstrem terjadi di Malang yang mewakili WPP 573.
Pada awal tahun hampir tidak ada penangkapan oleh nelayan di Malang akibat banyaknya tenaga kerja
atau anak buah kapal (ABK) yang pulang ke kampung halaman semenjak memasuki musim barat.
Penangkapan hanya dilakukan oleh tenaga kerja lokal dan tenaga kerja yang tinggal selama masa musim
barat. Para ABK mulai kembali dari kampung halaman kegiatan penangkapan sudah mulai dapat dilakukan
sejak bulan Mei 2014.
Lokasi Padang dan Bitung memiliki kondisi yang relatif sama. Kegiatan penangkapan terus dilakukan
meskipun memasuki musim barat. Oleh karena itu pada dua lokasi tersebut NTN tidak jatuh terlalu dalam
pada awal-awal tahun. Pergerakan NTN relatif stabil sepanjang waktu pengamatan meski terjadi dinamika
antar bulan.
Gambar 16. Dinamika Nilai Tukar Bulanan Menurut Lokasi pada Nelayan Pelagis Besar, 2013
Exchange Rate Month Dynamic By Location on Big Pelagic Fishermen, 2013
Ket : Rata-rata 2013 = 100 / Description: 2013 average = 100
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
Tabel 10. Rata-rata Nilai Tukar pada Nelayan Pelagis Besar, 2013
Exchange Rate Average On Big Pelagic Fishermen, 2013
Kategori / Category Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agt
Bitung
a. Indeks yang DIterima
b. Indeks yang Dibayar
c. NTN
76,49
96,66
79,14
120,47
99,43
121,15
96,44
95,12
101,39
73,28
96,91
75,62
110,81
94,31
117,50
124,06
110,11
112,67
118,36
106,50
111,15
80,08
100,96
79,31
Padang
a. Indeks yang DIterima
b. Indeks yang Dibayar
94,23
85,05
92,41
81,27
100,86
88,65
97,05
98,31
92,58
114,79
117,72
114,79
107,81
118,43
96,95
110,80
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
Rata22013
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Ind
eks
/ In
dex
Bulan / Month
NTN Gabungan NTN Bitung NTN Padang NTN Malang
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 30
c. NTN 110,79 113,71 113,77 98,72 102,55 102,55 91,04 87,50
Malang
a. Indeks yang DIterima
b. Indeks yang Dibayar
c. NTN
1,82
54,88
3,32
4,24
56,87
2,41
25,87
88,51
29,23
55,39
95,53
57,98
115,84
107,92
107,34
185,35
141,15
131,32
258,90
133,00
194,66
154,42
122,14
126,43
Gabungan
a. Indeks yang DIterima
b. Indeks yang Dibayar
c. NTN
68,93
79,64
86,54
69,93
80,26
98,98
82,89
89,51
92,61
81,58
96,61
84,45
102,70
102,33
100,36
134,53
125,05
107,58
144,43
119,94
120,42
105,50
106,67
98,90
Sumber: Data Primer, 2013 (diolah) / Source: Primary data, 2013 (processed)
IKU 2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Tabel 11 Capaian NTPi Tahun 2013
IKU Target Realisasi %
1 NTPi )* 104 104,7 100,67
Ket: *: Angka Triwulan III 2013
NTPi merupakan rasio antara seluruh penerimaan (revenue) dibanding seluruh pengeluaran
(expenditure) pembudidaya ikan. Selain itu, juga digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan
pembudidaya ikan dan merupakan ukuran kemampuan keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi
kebutuhan subsistennya. Hingga bulan Oktober 2013 NTPi masih tergabung dalam penghitungan NTN
dengan menggunakan penghitungan tahun dasar 2007. Sejak November 2013 NTPi telah terpisah dengan
NTN dengan perhitungan tahun dasar 2012.
Nilai NTPi/NTN hingga Oktober 2013 (berdasarkan perhitungan tahun dasar 2007) sebesar 105,37
dan NTPi November – Desember 2013 dengan tahun dasar 2012, terjadi penurunan NTPi dengan rata-rata
sebesar 101,65. Berdasarkan data di atas bila NTPi tersebut dirata-rata dari Januari – Desember 2013 maka
dapat disimpulkan nilai sementara NTPi 2013 sebesar 104.70. Nilai target NTPi sebesar 105 pada tahun
2014 telah dapat dicapai ditahun 2013 (TW III). Nilai tukar di atas 100 ini menunjukkan bahwa
nelayan/pembudidaya mengalami surplus, dalam artian bahwa harga produksi naik lebih besar dari
kenaikan harga konsumsinya atau pendapatan nelayan/pembudidaya naik lebih besar dari pengeluarannya.
Dengan asumsi volume produksi sama, maka nilai NTN >100 menunjukkan kesejahteraan
nelayan/pembudidaya meningkat. Nilai NTPi/NTN dari tahun 2012 hingga tahun 2013 sebagaimana pada
tabel dibawah.
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 31
Tabel 12. Nilai NTN/NTPi tahun 2012 – 2014
IKU 2012 2013* 2014
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan
- Target ** 104 105
- Realisasi 105,37 104,70
- Prosentase 100,67
Ket: * angka sementara, NTPi Januari- Oktober dihitung berdasarkan tahun dasar 2007, sedangkan NTPi
November – Desember 2013 dihitung berdasarkan tahun dasar 2012.
** belum ditentukan targetnya
Tabel 12 di atas menunjukan bahwa pada Tahun 2013 nilai NTPi melebihi target, jika
dibandingkan dengan tahun 2012, realisasi NTPi mengalami penurunan yakni 105,37 (2012) menjadi
104,70 (2013), sedangkan untuk tahun 2014 target NTPi sebesar 105.
Dukungan BBPSEKP terhadap output KKP terkait NTPi tersebut adalah dengan dilakukankegiatan
Panelkanas tahun 2013. Hasil data yang didapatkan menunjukkan bahwa NTPi berfluktuasi dengan
kecenderungan yang menurun dibandingkan tahun dasar. Hal ini disebabkan oleh produktifitas yang
menurun sehingga indeks yang diterima mengalami penurunan.
IKU 3. Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan)
Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura sebagai
hasil penjualan pengolah dan pemasar setelah dikurangi biaya-biaya produksi. Selain itu, pendapatan juga
dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara relatif dan merupakan ukuran
kemampuan keluarga nelayan dan pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhannya.
Target rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar tahun 2013 adalah Rp 1,8 Juta per KK/Bulan.
Capaian rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari pendapatan penerima program PUMP-
P2HP sebagai dampak dari sasaran program penerima bantuan PUMP-P2HP. Berdasarkan sampel
kelompok pada 100 Kabupaten/Kota di 29 Provinsi penerima PUMP-P2HP, diperoleh hasil perhitungan
rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar sebesar Rp 2.297.705,- per KK/Bulan.
Program PUMP-P2HP dalam bentuk bantuan langsung masyarakat yang dimanfaatkan sesuai
dengan kebutuhan kelompok untuk mengembangkan usahanya, dapat memberikan dampak peningkatan
pendapatan diatas upah rata-rata minimum nasional tahun 2013 sebesar Rp 1.434.906,- per KK/Bulan.
IKU ini didefinisikan sebagai rata – rata uang yang diterima oleh Kepala Keluarga Pengolah dan
atau Pemasar dari aktivitas usahanya selama satu periode. Teknik menghitungnya dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 32
Menghitung Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan)dengan rumus:
P = Pendapatan (Rupiah)
X = Uang yang diterima Kepala Keluarga
Y = Jumlah Kepala Keluarga
Tabel 13. Pendapatan Rata-rata Pendapatan Pengolah & Pemasar (KK/Bulan) per Provinsi
IKU Target Realisasi %
Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan). Rp1,800.000 Rp 2,297.705 127,78
Berdasarkan Tabel 3.9 diatas, Target rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar tahun 2013
adalah Rp 1,800.000 per KK/Bulan. Capaian rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari
pendapatan penerima program PUMP-P2HP sebagai dampak dari sasaran program penerima bantuan
PUMP-P2HP. Angka capaian pada tabel di atas berdasarkan sampel kelompok pada 100 Kabupaten/Kota
di 29 Propinsi Penerima PUMP P2HP diperoleh hasil rata-rata pendapatan Rp. 2,297.705 per KK/bulan.
Dengan adanya program PUMP-P2HP dalam bentuk bantuan langsung masyarakat yang dimanfaatkan
sesuai dengan kebutuhan kelompok untuk mengembangkan usahanya, dapat memberikan dampak
peningkatan pendapatan diatas upah rata-rata minimum nasional tahun 2013 sebesar Rp 1.434.906,- per
KK/Bulan.
Dukungan BBPSEKP terhadap peningkatan Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan)
adalah melaluikegiatan Evaluasi Dampak PNPM KP terkait perkiraan dampak kegiatan Pokhlasar. BBPSEKP
telah melakukan kajian evaluasi dampak PNPM Mandiri KP yang secara umum baru memanfaatkan data
yang tersedia dari Ditjen pelaksana. Dari data yang tersedia dapat disimpulkan bahwa bantuan PNPM
MAndiri KP dapat memberikan dampak positif terhadap penerimanya, namun demikian, kajian mendalam
masih perlu dilakukan dengan melakukan survey yang terprogram. Adapun kinerja outcome PNPM
Mandiri KP terhadap kelompok pengolah dan pemasar adalah mencapai peningkatan sebesar 57%.
IKU 4. Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan)
IKU ini didefinisikan sebagai rata-rata pendapatan usaha masyarakat Kelautan per orang/bulan.
Teknik menghitungnya yaitu :
Menccari data jumlah produksi garam
Mencari data harga pasar
Rumus untuk menghitung rata-rata pendapatan usaha garam rakyat sebagai berikut (Rp.) :Jumlah
Produksi x Harga Pasar / 12 bulan
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 33
IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target
yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Tabel 14.Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan)
IKU Target Realisasi %
Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan). Rp1,8 juta Rp2,8 juta
Rata-rata pendapatan petambak garam per-Kepala Keluarga/bulan yang masuk dalam KUGAR
dihitung dari jumlah pendapatan petambak garam penerima Program PUGAR selama musim panen dibagi
lama bulan produksi.
Laporan 42 Kabupaten/Kota penerima PUGAR 2013, diketahui bahwa lama masa produksi rata –
rata secara nasional sekitar 3,19 bulan, termasuk masa persiapan, masa evaporasi dan pemanenan, dan
pemulihan lahan. Daerah–daerah tertentu yang menggunakan sistem perebusan memiliki masa produksi
yang lebih variatif dan lama, misalnya Aceh Utara yang mulai memproses sejak pertengahan Januari–
Desember 2013.
Perhitungan pendapatan menggunakan beberapa variabel, yakni:Luas lahan PUGAR;Produksi
Nasional;Produktifitas PUGAR per hektar per musim;Penjualan garam (estimasi nilai produksi);total biaya
(TC) baik operasional maupun investasi;Pendapatan bersih; danlama bulan dalam satu kali periode
produksi (musim).
Harga garam bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan setelah pengolahan data
(lihat tabel pengolahan) diketahui bahwa per hektar lahan mampu menghasilkan pendapatan bersih
sebesar Rp. 3.660.859,93. Petambak PUGAR mengolah/mendayagunakan lahan antara 0,5 s/d 1 Ha.
Dengan luasan lahan 20.870,82 Ha dan jumlah total petambak sebanyak 31.432, maka per petambak rata
– rata mengolah lahan sebesar 0,77 Ha, sehingga pendapatan per petambak sebesar Rp. 0,77 x Rp.
3.660.859,93 = Rp. 2.819.466.
Dukungan BBPSEKP terhadap peningkatan rata-rata pendapatan pengolah garam (KK/bulan)
adalah melalui kegiatan Penelitian tentang Aspek Sosial Ekonomi Pengembangan Garam Industri dan
Produk Garam Derivatif. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada beberapa lokasi antara lain yaitu Kabupaten
Pati (lokasi sentra garam intensifikasi), dan Kabupaten Sumenep (lokasi garam intensifikasi), dan Kabupaten
Jeneponto(lokasi penyangga garam intensifikasi). Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi
kuantitatif-kualitatif untuk memperoleh pemahaman yang paling baik mengenai pengembangan usaha
garam industri dan produk turunannya berbasis garam rakyat di Indonesia.
Kabupaten Pati terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pengolah yang mempunyai
kapasitas produksi dibawah 6 ton/hari, 6-15 ton/hari dan diatas 15 ton/hari. Hal yang mempengaruhi
adalah jumlah peralatan yang dimiliki. Sebagian besar pengolah garam konsumsi memiliki SNI tapi sudah
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 34
tidak diperpanjang lagi, rata-rata SNI mereka sudah kadaluarsa. Kualitas garam yang dihasilkan berbeda,
untuk produsen < 6 ton/hari masih lebih kuning dibandingkan yang kualitas produksinya diatas 6 ton/hari
dan lebih dalam bentuk garam briket saja karena permintaan pasarnya.
Harga jual garam halus dan garam briket cukup beragam, garam briket dengan ukuran sama akan
tetapi harga jual per pak nya berbeda, harga garam briket dengan ukuran 2,5 kg/pak pada beberapa
kelompok usaha UD Sumber Makmur Rp. 2.500,-/pak, UD Cemerlang Rp. 3.500,-/pak, UD Kaliyan
ukuran 3 kg/pak harganya Rp. 6.000,-/pak.
Analisis Usaha Pengolahan Garam Konsumsi Per Bulan di Kabupaten Pati Tahun 2013
basis perhitungan
per bulan 1 2 3 4 5 6 7 8
No Kegiatan UD
Sumber
Makmur
UD
Cemerlang
UD
WM.
Putra II
UD
Empat
Permata
UD
Permata
Laut
KBU
Jago
UD
Kaliyan
Perusah
aan
Talenta
Raya
Kapasitas
Produksi
15 ton
/hari
11 ton /hari 5 ton
/hari
3,3 ton
/hari
10 ton
/hari
2,5
ton
/hari
30 ton
/hari
6 ton/
hari
TOTAL BIAYA 210.290.3
33
120.320.22
0
81.835
.220
35.207.
667
138.546.
947
45.7
96.0
31
325.55
3.542
82.119.5
87
TOTAL
PENDAPATAN
476.700.
000
258.443.00
0
154.18
0.000
101.400.
000
276.238
.000
106.
678.
000
716.85
7.143
174.200
.000
Keuntungan
usaha perbulan
266.409.6
67
138.122.78
0
72.344
.780
66.192.3
33
137.691.
053
60.8
81.9
69
391.30
3.601
92.080.
413
Sumber : Data primer diolah, 2013
Data diatas menunjukkan bahwa terdapat delapan kelompok usaha yang melakukan kegiatan
pengolahan garam di Kabupaten Pati. Rata-rata pendapatan pengolah garam yang mereka peroleh pada
Tahun 2013 adalah sejumlah Rp. 283.087.000,-/bln dengan keuntungan rata-rata usaha perbulan sebesar
Rp. 153.128.324.
Sumenep merupakan salah satu lokasi yang juga terdapat beberapa pengolah garam konsumsi,
akan tetapi kegiatan usaha pengolahan garam konsumsi masih terbatas dari jumlah produksi dan
teknologinya.Kabupaten Sumenep mempunyai dua unit pengolahan garam konsumsi, satu unit yang sudah
skala usaha dan satu unit lagi yang masih skala pembinaan masyarakat. UD Bina Usaha sudah 10 tahun
dalam usaha pengolahan garam di Kabupaten Sumenep. Produk yang dihasilkan antara lain garam krosok
dan garam halus. Garam krosok dijual dengan karung dengan harga Rp. 600/kg, sedangkan garam halus di
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 35
jual dengan ukuran 0,25 kg dan 0,5 kg dengan harga masing-masing Rp. 1.400/kg. Secara total, UD Bina
Usaha dapat memasarkan 1.100 ton/bulan garam krosok, 400.000 bungkus garam 0,25 kg dan 200.000
bungkus garam 0,5 kg yang kesemuanya itu tesebar di pasar lokal. Berikut adalah analisis pengolahan
garam di Kabuapten Sumenep tahun 2013.
Analisis Usaha Pengolahan Garam Perbulan di Kabupaten Sumenep Tahun 2013
basis perhitungan perbulan 1 2
No Kegiatan UD Sumber
Makmur PBM Cahaya Abadi
Kapasitas Produksi 25 ton /hari 100 kg/hari
Garam Halus
TOTAL BIAYA 389.262.357 2.797.245
TOTAL PENDAPATAN 778.220.000 5.000.000
Keuntungan usaha perbulan 388.957.643 2.202.755
Sumber: Data Primer dianalisis, 2013
Dari data diatas, diketahui bahwa usaha pengolahan garam per bulan mencapai pendapatan Rp.
391.610.000,-/bulan, dengan keuntungan perbulan sebesar Rp. 195.580.199 pada Tahun 2013.
Lokasi Jeneponto, hanya memiliki 2 (dua) perusahaan pengolahan garam. Satu dari Koperasi
Garam Mekar dan satunya lagi dari usaha pengolahan kecil (Gerbang Mas). Kapasitas pengolahan Koperasi
Garam Mekar sekitar 12 ton/bulan dan pengolahan Gerbang Mas sekitar 5 ton/bulan. Pengolahan Gerbang
Mas hanya memiliki mesin pencampur iodium saja sehingga garam krosok yang dihasilkan di tambak
garam hanya diberi iodium saja. Koperasi Garam Mekar mempunyai fasilitas yang lebih lengkap dimulai
dari pencucian, penghancuran, pengeringan, yodisasi hingga ke pengepakan. Hal ini mempengaruhi biaya
produksinya, sehingga biaya produksi koperasi jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya produksi
Gerbang Mas. Harga jual garam beryodium Gerbang Mas lebih tinggi (Rp. 3.000/kg) dibandingkan dengan
Koperasi Garam Mekar (Rp. 2.300/kg). Dilain pihak, Koperasi yang lebih besar menghasilkan keuntungan
yang lebih tinggi. Berikut adalah analisis usaha pengolahan garam di Kabuapten Jeneponto.
Analisis Usaha Pengolahan Garam Perbulan di Kabupaten Jeneponto Tahun 2013
basis perhitungan pertahun per kg
No Kegiatan Gerbang Mas Koperasi
Kapasitas Produksi 5 ton /bulan 12 ton / bulan
TOTAL BIAYA 34.252.400 168.575.856
TOTAL PENDAPATAN 166.000.000 319.200.000
Keuntungan usaha perbulan 131.747.600 150.624.144
Sumber: Data Primer dianalisis, 2013
Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa pendapatan rata-rata per bulan untuk pengolahan
garam pada Tahun 2013 adalah Rp. 242.600.000/bulan.
IKU 5. Pertumbuhan PDB Perikanan
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 36
Hasil output perikanan dalam suatu perekonomian dengan tidak mempertimbangkan pemiliki
faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian. Teknik menghitungnya
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
PDB = pengeluaran rumah tangga (C) + pengeluaran pemerintah (G) + Pengeluaran
investasi (I) + (ekspor –impor)
IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target
yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Tabel 15Pertumbuhan PDB Perikanan
IKU Target (%) Realisasi %
Pertumbuhan PDB Perikanan 7 6,9 98,57
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan, termasuk didalamnya
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, adalah meningkatnya nilai PDB perikanan. Pertumbuhan PDB
Perikanan dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan
sumberdaya perikanan sebagai andalan dalam perekonomian nasional.
PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang
diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Adapun angka persentase pertumbuhan PDB
Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun 2013
dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun 2012.
Pertumbuhan PDB perikanan tahun 2013 ditargetkan mencapai 7%. Berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik, pertumbuhan PDB perikanan berdasarkan harga konstan tahun 2000 dalam kurun waktu
setahun terakhir meningkat sebesar 6,9%, yakni Rp 57.702,6 Miliar pada tahun 2012 menjadi Rp 61.661,2
Miliar pada tahun 2013, atau tercapai 98,57% dari target yang telah ditetapkan. Sama halnya dengan
pertumbuhan pada periode tahun 2013 dengan tahun sebelumnya, selama kurun waktu 2009-2013,
pertumbuhan PDB perikanan meningkat rata-rata sebesar 14,83% per tahun dan merupakan rata-rata
tertinggi dalam sektor pertanian secara umum. Dalam dua tahun terakhir PDB perikanan tumbuh di atas
rata-rata nasional dan dalam 4 tahun terakhir memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor
pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa perikanan memegang peranan strategis dalam
mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian secara umum, maupun pada PDB Nasional.
Berikut adalah tabel pencapaian IKU-2 Ditjen P2HP pada tahun 2013.
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 37
Tabel 16. Pencapaian IKU-2 Ditjen P2HP, 2009-2013 (Rp Miliar)
Kenaikan rata-rata (%)
Increasing average
2009 - 2013
Kelompok Pertanian / Agriculture Group 857 196.8 985 470.5 1 091 447.1 1 193 452.9 1 311 037.3 11.23
a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 419 194.8 482 377.1 529 967.8 574 916.3 621 832.7 10.40
b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 111 378.5 136 048.5 153 709.3 162 542.6 175 248.4 12.17
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock & Its product 104 883.9 119 371.7 129 297.7 145 720.0 165 162.9 12.04
d. K e h u t a n a n / Forestry 45 119.6 48 289.8 51 781.3 54 906.5 56 994.2 6.02
e. P e r i k a n a n / Fisheries 176 620.0 199 383.4 226 691.0 255 367.5 291 799.1 13.38
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product (GDP)5 606 203.4 6 446 851.9 7 419 187.1 8 229 439.4 9 083 972.2 12.85
PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 5 141 414.4 5 941 951.9 6 795 885.6 7 588 322.5 8 416 039.5 13.13
Persentase PDB Perikanan / Fisheries GDP Sharring
Persentase terhadap kelompok pertanian / To Agriculture group 20.60 20.23 20.77 21.40 22.26
Persentase terhadap PDB / To GDP 3.15 3.09 3.06 3.10 3.21
Persentase terhadap PDB tanpa Migas / To GDP Without Oil & Gas 3.44 3.36 3.34 3.37 3.47
Kelompok Pertanian / Agriculture Group 295 883.8 304 777.1 315 036.8 328 279.7 339 890.2 3.53
a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 149 057.8 151 500.7 154 153.9 158 910.1 161 969.5 2.10
b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 45 558.4 47 150.6 49 260.4 52 325.4 54 903.0 4.78
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock & Its product 36 648.9 38 214.4 40 040.3 41 918.6 43 914.0 4.63
d. K e h u t a n a n / Forestry 16 843.6 17 249.6 17 395.5 17 423.0 17 442.5 0.88
e. P e r i k a n a n / Fisheries 47 775.1 50 661.8 54 186.7 57 702.6 61 661.2 6.59
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product (GDP)2 178 850.4 2 314 458.8 2 464 566.1 2 618 938.4 2 770 345.1 6.19
PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 2 036 685.5 2 171 113.5 2 322 653.1 2 481 796.7 2 636 976.0 6.67
Pertumbuhan PDB Year on Year (Y on Y)
Perikanan/ Fisheries 4.2 6.0 7.0 6.5 6.9 14.83
Kelompok Pertanian / Agriculture Group 4.0 3.0 3.4 4.2 3.5
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product (GDP) 4.6 6.2 6.5 6.3 5.8
PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 5.0 6.6 7.0 6.9 6.3
Sumber / Source : Badan Pusat Statistik / Statistics of Indonesia
Keterangan :
*) : Angka sementara / Preliminary Figures
**) : Angka sangat sementara / Very preliminary figures
***) : Angka sangat sangat sementara / Very very preliminary figures
Ber
dasa
r ha
rga
berla
ku
At
curr
ent
pric
es
Ber
dasa
r ha
rga
kons
tan
thn
2000
At
2000
Con
stan
t P
rices
LAPANGAN USAHA
INDUSTRIAL ORIGIN2012*)201120102009
TAHUN - YEAR
2013**)
Apabila pencapaian indikator kinerja pertumbuhan PDB perikanan sebesar 6,86% di tahun 2013
ini dibandingkan dengan target jangka menengah sebagaimana tercantum pada Renstra 2010-2014, maka
pencapaian pada indikator kinerja ini telah mencapai 94,63% dibandingkan dengan target sampai dengan
tahun 2014 sebesar 7,25%.
Pencapaian sasaran strategis 1, yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan
perikanan, salah satunya didukung oleh kegiatan antara lain (1), Pengembangan usaha pengolahan hasil
perikanan; (2) Pengembangan usaha pasca panen nonkonsumsi hasil kelautan dan perikanan; (3)
Peningkatan serapan pasar domestik hasil perikanan; (4) Peningkatan dan perluasan akses pasar ekspor
hasil kelautan dan perikanan; (5) Peningkatan investasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; dan (6)
Pengembangan uji terap ragam produk dan alat pasca panen dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan.
Melalui berbagai kegiatan di atas diharapkan dapat terwujud peningkatan daya saing produk perikanan
dan ketahanan pangan.
Dukungan BBPSEKP dalam pertumbuhan PDB adalah dengan dilakukan kegiatan penelitian terkait
Strategi Pertumbuhan PDB Perikanan. Model yang telah dikembangkan BBPSEKP terrsebut dilakukan
dengan penggolongan berbagai kegiatan ekonomi di Indonesia ke dalam 75 kelompok komoditas.
Kegiatan ekonomi di sektor KP pun disertakan dalam pemodelan ini. Namun karena adanya keterbatasan
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 38
sumberdaya yang terdapat di BBPSEKP, maka model ini baru mampu mengakomodir 10 (sepuluh)
kelompok komoditas KP saja. Kesepuluh kelompok tersebut adalah :
Simulasi yang dilakukan pada model ekonomi KP Indonesia 2008 menggunakan asumsi target
pertumbuhan PDB sektor KP sebesar 7%. Simulasi yang dilakukan terdiri dari 11 simulasi.Simulasi 1-10
dilakukan untuk mengetahui besaran pertumbuhan final demand yang diperlukan untuk mencapai target
pertumbuhan PDB, sedangkan simulasi 11 khusus dilakukan untuk mengetahui berapa besaran pertumbuhan
final demand yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan PDB KP. Dan dari hasil simulasi tersebut
diperoleh data bahwa untuk mencapai pertumbuhan PDB KP sebesar 7% perlu adanya pertumbuhan final
demand sebagai berikut :
Sedangkan besaran Peningkatan Nilai Demand Komoditas KP yang diperlukan untuk Menciptakan
Pertumbuhan PDB KP sebesar 7% :
Komoditas Peningkatan
Final
Demand
Komoditas
KP (Rp.000)
%
Peningkatan
Final
Demand
Peningkatan
Produksi
Komoditas
KP (Rp.000)
%
Peningkatan
Output
Peningkatan
PDB KP
(Rp.000)
Pertumbuhan
PDB KP
Kode Kelompok Komoditas
23 Tuna
24 Tongkol
25 Cakalang
26 Perikanan laut
27 Patin
28 Perikanan Budidaya
29 Udang
33 Garam Kasar
35 Ikan Kering dan Asin
36 Ikan Olahan dan Awetan
Simulasi Kelompok Komoditas Pertumbuhan Demand
1 Tuna 1107%
2 Tongkol 1593%
3 Cakalang 1128%
4 Ikan Laut 84%
5 Patin 1108%
6 Ikan Darat 68%
7 Udang 147%
8 Garam 3315%
9 Ikan Asin 150%
10 Ikan Olahan dan Awetan 82%
11 Seluruh Komoditas KP 18%
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 39
Tuna 487.855 17.903 689.555 16 499.535 15.57
Tongkol 338.867 17.903 478.969 16 346.980 15.57
Cakalang 478.655 17.903 676.551 16 490.114 15.57
Ikan Laut 6.397.505 17.903 9.086,831 16 6.582.783 15.54
Patin 487.798 17.903 599.832 14 467.568 13.80
Ikan Darat 7.941.725 17.903 9.718.294 16 7.575.372 16.19
Udang 3.754.453 17.903 7.230.692 15 5.043.205 14.73
Garam 159.960 17.903 167.453 27 141.898 26.66
Ikan Asin 3.805.332 17.903 4.142.441 15 1.745.961 14.53
Ikan Olahan
dan Awetan
7.408.505 17.903 8.123.361 13 2.209.860 13.10
Seluruh
Komoditas
KP
31.260.656 40.918.979 25.103.276 7.00
Dari hasil simulasi yang dilakukan juga dapat diambil kesimpulan bahwa untuk target pertumbuhan
PDB KP sebesar 7% dinilai memungkinkan untuk dicapai. Untuk mecapai target tersebut maka KKP perlu
menggulirkan program yang dapat mendorong peningkatan final demand terhadap semua komoditas KP
secara serentak, sebesar 18% untuk masing-masing komoditas. Selanjutnya peningkatan final demand
tersebut akan diserap oleh rumah tangga, swasta dan diekspor ke luar negeri.
3.3.2
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian BBPSEKP oleh Masyarakat Kelautan dan
Perikanan
IKU 6. Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP
Jejaring dan kemitraan hasil penelitian BBPSEKP merupakan salah satu kunci pemanfaatan hasil
penelitian BBPSEKP oleh user atau pengguna. Jejaring dan kemitraan ini dibangun melalui proses
koordinasi antara BBPSEKP dengan calon pengguna. Jejaring dan kemitraan BBPSEKP telah dibangun dari
tahun 2006 atau semenjak BBPSEKP telah berdiri. Berkaitan dengan kerjasama BBPSEKP yang melibatkan
masyarakat kelautan dan perikanan, dihitung dengan teknik yaitu : akumulasi jumlah jejaring dan
kemitraan BBPSEKP (s/d tahun berjalan).
IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target
yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini dari BBPSEKP sebagai berikut:
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 40
Tabel 17. Pencapaian IKU-6 BBPSEKP, 2012-2013
No Rincian Output
Target
2012
Capaian
2012
Target
2013
Capaian
2013
Target
2014
1 Jumlah jejaring dan
kemitraan BBPSEKP 4 7 4 1 3
Dari tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP pada tahun 2013
memiliki capaian yang lebih rendah yaitu 25% atau sejumlah 1 (satu) jejaring dari target sejumlah 4
(empat). Dan jika dibandingkan dengan tahun 2012, capaian tahun 2013 lebih rendah atau terdapat selisih
capaian sejumlah 85% atau 6 (enam) jejaring atau kemitraan. Sehingga berdasarkan bobot validasi IKU,
capaian jejaring pada tahun 2013 hanya mencapai 0.2, dengan koeifisien 0.25, serta skor sejumlah 0.0625.
Berikut adalah hasil jejaring BBPSEKP dengan instansi lain dari tahun 2012-2013 :
Tahun 2012 meliputi :
1. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur
3. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Indramayu, Jawa
Barat;
4. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Lamongan, Jawa
Tengah;
5. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Wonogiri, Jawa
Tengah;
6. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Subang, Jawa
Barat;
7. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Gunung Kidul,
Jawa Tengah
Perjanjian Kerjasama Tahun 2013 :
1. Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Tegal, Jawa
Tengah
Dengan belum tercapainya sejumlah 3 (tiga) target jejaring tersebut, BBPSEKP membuat target
capaian jejaring dan kemitraan sejumlah 3 (tiga) pada tahun 2014. Jika dinilai berdasarkan validasi IKU,
bobot IKU pada tahun 2013 adalah mencapai 0.2, dan koefisien sebesar 0.25, dan skor IKU sebesar 0.625.
IKU 7. Jumlah hasil Penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh Masyarakat KP
IKU ini didefinisikan sebagai IPTEK yang disebarkan oleh BBPSEKP, baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui berbagai media, kepada masyarakat pengguna. Teknik menghitungnya yaitu jumlah
hasil penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh masyarakat setiap tahun. IKU ini menggunakan klasifikasi
maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi
capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Tabel 18 Pencapaian IKU-7 BBPSEKP, 2012-2013
No Rincian Output Target
2012
Capaian
2012
Target
2013
Capaian
2013
Target
2014
1
Jumlah hasil Penelitian Sosial
Ekonomi KP yang diadopsi
oleh Masyarakat KP
4 6 4 4 1
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 41
Dari tabel 18 di atas terlihat bahwa capaian jumlah hasil penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh
masyarakat KP pada tahun 2013 adalah sejumlah 4 buah atau sejumlah 100%. Jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, capaian hasil adopsi lebih rendah sejumlah 2 (dua) atau terdapat selisih 25%. Hal
tersebut diakibatkan adanya kebijakan penentuan pada sumber adopsi. Bahwasannya pada tahun 2013
ditentukan bahwa sumber adopsi BBPSEKP merupakan kegiatan litbang yang menghasilkan model
penerapan kelembagaan KP dengan keragaman tipologi.
Jika dihitung berdasarkan bobot validasi IKU, capaian hasil adopsi output tersebut adalah
mencapai 0.3 dengan koefisien dan skor per IKU 0.375. Berikut adalah capaian hasil adopsi oleh
masyarakat KP :
Tabel 19 Capaian hasil penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan
No Kegiatan Litbang KP Lokasi
1 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Tipologi
Perikanan Tangkap Laut
Kabupaten
Indramayu
2 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Tipologi
Budidaya
Kabupaten
Subang
3 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Tipologi
PUD
Kabupaten
Wonogiri
4 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis Iptek KP (KIMBis) dengan Derivatif
Garam
Kabupaten
Pati
Sedangkan pada tahun 2014, BBPSEKP menentukan target jumlah penelitian sosek KP yang
diadopsi oleh masyarakat KP sejumlah 1 (satu).
IKU 8. Jumlah pengguna hasil Penelitian BBPSEKP (Kelompok/Orang)
IKU ini didefinisikan sebagai anggota masyarakat KP yang menerima IPTEK secara langsung dari
BBPSEKP maupun pengguna yang mendapatkan IPTEK secara tidak langsung di sekitar kawasan kelompok
sasaran. Teknik menghitungnya yaitu jumlah pengguna (kelompok/orang) yang telah memanfaatkan IPTEK
hasil kegiatan BBPSEKP setiap tahun. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang
diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini dari BBPSEKP
sebagai berikut:
Tabel 20 Pencapaian IKU-8 BBPSEKP, 2012-2013
No Rincian Output Target
2012
Capaian
2012
Target
2013
Capaian
2013
Target
2014
1
Jumlah pengguna
hasil penelitian
BBPSEKP
4 6 5 13 19
Dari Tabel 20 di atas terlihat bahwa capaian jumlah pengguna hasil penelitian BBPSEKP pada
tahun 2013 adalah lebih besar dari target yang ditentukan atau tercapai 260%. Jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, capaian tersebut lebih tinggi 7 (tujuh) pengguna atau 117%. Kenaikan jumlah pengguna
hasil litbang KP disebabkan oleh ada beberapa kelompok masyarakat KP yang secara tidak langsung
memperoleh introduksi teknologi KP, telah mengintroduksikan teknologi yang serupa dengan kelompok
yang menerima paket teknologi secara langsung.
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 42
Berdasarkan validasi IKU, bobot jumlah pengguna tersebut adalah mencapai 0.3. Dengan nilai
koefisien 0.375, dan skor iku 0.975. Adapun capaian tersebut adalah memiliki rincian sebagai berikut :
Tabel 21 Capaian Jumlah Pengguna Hasil Penelitian BBPSEKP
PROVINSI KAB/KOTA PENGGUNA IPTEK YANG DIADOPSI
Jawa Barat Kab. Subang 9 Kelompok - Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis
Iptek KP (KIMBis)
Jawa Tengah Kab. Tegal 2 Kelompok - Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis
Iptek KP (KIMBis)
Jawa Timur Kab. Pacitan 1 Kelompok - Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis
Iptek KP (KIMBis)
NAD Kab. Banda Aceh 1 Kelompok - Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis
Iptek KP (KIMBis)
Dengan demikian, secara keseluruhan dukungan IKU untuk mencapai SS2 adalah berupa jumlah
jejaring dan kemitraan BBPSEKP dengan bobot 0.2 dan skor IKU 0.0625, jumlah hasil penelitian sosial
ekonomi KP yang diadopsi oleh masyarakat KP dengan bobot 0.3 dan skor IKU 0.375, serta jumlah
pengguna hasil penelitian sosial ekonomi KP dengan bobot 0.3 dan skor IKU 0.975. Sehingga secara
keseluruhan bobot IKU tersebut adalah 0.8, dengan skor IKU 141% dan mencapai total perspektif pada
Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) berjumlah 110% atau “Baik.”
3.3.3.
Sasaran Strategis 3 : Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif
IKU 9. Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan
terhadap total kajian yang dihasilkan
IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan,
termasuk di dalamnya adalah hasil kepakaran atau buah pikiran para pakar atau peneliti sosek disampaikan
secara resmi dan tertulis kepada Balitbang KP. Teknik menghitungnya yaitu jumlah rekomendasi hasil kajian
Sosek KP yang dijadikan bahan kebijakan : jumlah total rekomendasi sosek. IKU ini menggunakan klasifikasi
maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi
capaian atas IKU ini dari BBPSEKP sebagai berikut:
Tabel 22 Pencapaian IKU-9 BBPSEKP, 2012-2013
No Rincian Output Target
2012
Capaian
2012
Target
2013
Capaian
2013
Target
2014
1
Presentase jumlah
Rekomendasi
Sosek KP yang
dijadikan bahan
kebijakan
terhadap total
kajian yang
dihasilkan
20% 24% 30% 50% 33%
Dari tabel 22 dapat diperhatikan bahwa capaian presentase jumlah kajian yang dijadikan bahan
kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan sampai TA 2013 sebesar 50% atau lebih tinggi dari target
yang ditetapkan sebesar 30%. Tingginya jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 43
kajian yang dihasilkan adalah adanya kebutuhan hasil rekomendasi BBPSEKP yang cukup mendukung
pembuatan kebijakan KP. Dan jumlah capaian tersebut adalah lebih tinggi dari tahun 2012.
Jika diukur berdasarkan validasi IKU, bobot IKU tersebut adalah 0.1 dengan koefisien 0.2 dan skor
0.36. Adapun hasil pengukuran TA 2013 pada IKU rekomendasi Sosek KP yang menjadi bahan kebijakan di
KKP adalah sebagai berikut:
1. Inovasi Kelembagaan Masyarakat Perikanan dalam Mendukung Penyebaran IPTEK dalam Pengentasan
Kemiskinan;
2. Dampak Terkini Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyakl (BBM) terhadap Kinerja Usaha nelayan dan
Budidaya Ikan;
3. Suppply Chain Analysis Pengembangan Patin Pasupati di Tulungagung, Jawa Timur;
4. Dampak perubahan Ekonomi Global terhadap Sektor KP;
5. Kajian Dampak Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN terhadap Sektor Kelautan dan Perikanan;
6. Strategi Mendorong Pertumbuhan PDB Sektor Kelautan dan Perikanan;
7. Persepsi Masyarakat terhadap Kebijakan/Program KP.
8. Pentingnya Dukungan Maluku Sebagai MLIN Dalam Keberhasilan Program Industrialisasi;
9. Disparitas Herger Ikan dan Strategi Penetrasi Pasar;
10.Estimasi Dampak Kesepakatan Sidang WTO Terhadap Sektor KP di Indonesia
11. Peningkatan Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
12.Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai
Implementasi PNPM Mandiri KP.
IKU 10. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Sosek KP
IKU ini didefinisikan sebagai jumlah hasil penelitian yang menghasilkan rekomendasi kebijakan
sosek KP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dengan teknik menghitung yaitu jumlah rekomendasi
hasil penelitian sosek KP pada setiap tahun. Pada tahun 2013, jumlah rekomendasi yang dihasilkan pada
BBPSEKP adalah sejumlah 40 buah dari target sejumlah 4 (empat) buah. Sedangkan pada tahun 2012
adalah telah dihasilkan 11 naskah rekomendasi dari target sejumlah 7 (tujuh) rekomendasi, atau telah
tercapai 157%. Dengan demikian capaian pada tahun 2013 adalah jauh lebih tinggi dari tahun 2012.
Berdasarkan validasi IKU, capaian jumlah rekomendasi tersebut memiliki bobot 0.1 dengan
koefisien 0.2, dan skor IKU 2. Sedangkan rincian dari jumlah rekomendasi tersebut secara jelas dapat dilihat
pada lembar lampiran. Atas hasil capaian tersebut, target rekomendasi kebijakan sosek KP pada tahun 2014
ditentukan sejumlah 4 (empat) rekomendasi.
IKU 11. Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5)
IKU ini didefinisikan sebagai tingkat penilaian masyarakat terhadap penerapan kebijakan
Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan ukuran skala likert 1-5. Teknik menghitungnya yaitu survey
persepsi masyarakat terhadap kebijakan KKP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian
yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai
berikut:
Persepsi masyarakat terhadap program Kementerian Kelautan dan Perikanan dimaksudkan untuk
memperoleh informasi yang akurat dari penerima bantuan dari program yang dirancang oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Program yang diidentifikasi meliputi Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP):
PUMP-Perikanan Tangkap, PUMP-Perikanan Budidaya, PUMP-Pengolahan dan Program Bantuan Kapal
INKA MINA.
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 44
Pengumpulan data dilakukan pada beberapa lokasi, oleh beberapa tim peneliti dari Balai Besar
Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) sebagai kegiatan tambahan pada saat
melakukan kegiatan penelitian. Pengumpulan data Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan
(POKLAHSAR) dilakukan di Subang, Gresik, Wonogiri, Brebes, Aceh, dan Maros. Data untuk Program
PUGAR dikumpulkan dari lokasi: Sumenep, Indramayu, Brebes, dan Jeneponto. Sementara itu informasi
untuk Program PUMP Perikanan Tangkap dikumpulkan dari Aceh, Jambi (Kerinci), Sibolga, Sumatera
Selatan, Gunung Kidul, Subang, Brebes, Maros dan Nusa Tenggara (Kec. Lembata). Persepsi responden
terhadap PUMP perikanan Budidaya diperoleh dari responden di Aceh, Kerinci, Sibolga, Sumatera Selatan,
Gresik, Subang, Purwakarta, Brebes, Sumbawa, Flores Maros. Dan program yang terakhir adalah program
Kapal INKA MINA yang diperoleh dari Sulawesi Tengah dan Gunung Kidul, Sibolga, NTT (Flores). Survey
belum dilakukan pada lokasi Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT), karena tidak ada kegiatan penelitian
yang berada pada lokasi PDPT.
Penelitian tentang Persepsi Masyarakat terhadap Program Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) merupakan jenis penelitian evaluatif. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Usman, dkk (2009)
bahwa penelitian evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu
program atau mengetahui keefektifan pelaksanaan suatu program. Penelitian evaluatif dilakukan dengan
pengumpulan data lapangan apa adanya yang kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah
ditetapkan pada IKU Balitbang KP.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus Hingga November 2013 dengan beberapa lokasi
penelitian yang terdapat Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) yaitu di Subang,
Gresik, Wonogiri, Brebes, Aceh, dan Maros. Program PUGAR di lokasi Sumenep, Indramayu, Brebes, dan
Jeneponto. Sementara itu untuk Program PUMP Perikanan Tangkap dilakukan di Aceh, Jambi (Kerinci),
Sibolga, Sumatera Selatan, Gunung Kidul, Subang, Brebes, Maros dan Nusa Tenggara (Kec. Lembata).
PUMP Perikanan Budidaya dilakukan di Aceh, Kerinci, Sibolga, Sumatera Selatan, Gresik, Subang,
Purwakarta, Brebes, Sumbawa, Flores Maros. Dan program yang terakhir adalah program Kapal INKA
MINA di Sulawesi Tengah dan Gunung Kidul, Sibolga, NTT (Flores). Survey belum dilakukan pada lokasi
Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT), karena tidak ada kegiatan penelitian yang berada pada lokasi PDPT.
Pada penelitian evaluatif ini, strategi yang digunakan adalah metode survey. Metode survey
menurut Singaribuan (1992) merupakan metode pengambilan sampel dari suatu populasi dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian evaluatif ini metode survey
dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden dan dilakukan pengisian secara langsung
dengan didampingi oleh peneliti. Sedangkan pada pengumpulan data, digunakan kuesioner berupa angket
tertutup yaitu berupa jawaban yang dapat dipilih dengan 5 (lima) alternatif jawaban dengan skala likert.
Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis statistik sederhana.
Informasi yang diperoleh melalui kuesioner kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif . Deskripsi
penjelasan tersebut terkait dengan persepsi masyarakat terhadap Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP):
PUMP-Perikanan Tangkap, PUMP-Perikanan Budidaya, PUMP-Pengolahan dan Program Bantuan Kapal
INKA MINA.
Contoh : Program Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR)
Kebijakan pengembangan usaha Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) merupakan
suatu program pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dilakukan oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Pemberdayaan usaha ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan dan
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 45
memperkuat dasar kehidupan perekonomian rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan
kerja dan mengurangi kesenjangan sosial serta tingkat kemiskinan pada masyarakat .
Kebijakan Pengembangan usaha Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR)
melalui Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) P2HP dalam kerangkan PNPM Mandiri Kelautan
dan Perikanan bertujuan untuk menumbuhkembangkan wirausaha mikro kecil pengolahan dan pemasaran
hasil perikana menjadi wirausaha yang mandiri dan berdaya saing. Secara keseluruhan PUMP-P2HP telah
membina kurang lebih 3.408 POKLAHSAR yang tersebar pada seluruh provinsi di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap Program Pengolah dan
Pemasar Hasil Perikanan (POKLAHSAR) yang dilakukan di berbagai lokasi. Penelitian ini dilakukan dengan
cara mengisi daftar pertanyaan, kepada responden di setiap lokasi dan pertanyaan tersebut dikalsifikasi
menjadi 3 kelompok, yaitu: kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat; keuntungan program
untuk masyarakat; dan program dapat meningkatkan produksi dan harga, dengan klasifikasi jawaban
penilaian sangat buruk hingga sangat baik (skala 1-5). Data hasil penilaian responden terhadap
POKLAHSAR disajikan pada Tabel 23 dibawah ini.
Tabel 23 Penilaian responden terhadap POKLAHSAR,PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan
Budidaya, Program Kapal Inka Mina KKP
Klasifikasi Pertanyaan
Nilai
Maksimum
(Jawaban)
Keterangan
Nilai Rata-
rata
(Jawaban)
Persentase
(%)
Keterangan
Kesesuaian Program dengan
Kebutuhan Masyarakat 5 3,8 75%
Lokasi survey Kerinci-Jambi,
Gunung Jidul-Yogyakarta, Bada
Aceh-NAD, Sumbawa-NTB,
Gresik-Jatim, Wonogiri-Jateng,
Jeneponto-Sulsel
Keuntungan Program untuk
Masyarakat 5 4 80%
Program dapat
Meningkatkan Produksi dan
Herger
5 3,3 67%
Keterangan :
1. Survey dilakukan di berbagai lokasi
Data pada Tabel 23 menunjukkan penilaian responden terhadap program POKLAHSAR, PUGAR,
PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina. Nilai rata-rata jawaban
responden terhadap kesesuaian program sebesar 3,8, hal ini menunjukkan bahwa program POKLAHSAR,
PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan Budidaya, Program Kapal Inka Mina cukup sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan usahanya dengan persentase penilaian sebesar
75%. Menurut responden program POKLAHSAR, PUGAR, PUMP Perikanan Tangkap, PUMP Perikanan
Budidaya, Program Kapal Inka Mina dapat memberikan keuntungan untuk masyarakat dengan persentase
penilaian sebesar 80% (nilai rataan 4), dan persepsi responden terhadap program ini untuk meningkatkan
produksi dan harga adalah pada rata-rata 3,3 atau 67% dari skala 100. Dari hasil tersebut diperoleh rata-
rata persepsi masyarakat terhadap kebijakan KKP adalah 3.8 atau 4. Jika berdasarkan validasi IKU, bobot
IKU jumlah persepsi masyarakat terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert) adalah 0.3
dengan koefisien dan skor IKU 0.6.
Sehingga secara keseluruhan, dukungan IKU untuk mencapai SS3 adalah berupa jumlah
rekomendasi kebijakan Sosek KP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 46
dengan bobot 0.3 dan skor IKU 0.36, jumlah rekomendasi kebijakan sosek KP dengan bobot 0.1 dan skor
IKU 2, serta persepsi masyarakat terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP dengan bobot 0.3 dan skor IKU
0.6. Dengan demikian, secara keseluruhan bobot IKU adalah mencapai 0.5 dengan total skor IKU 296%,
dan mencapai total perspektif pada Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) sejumlah 296% atau
berpredikat “Baik.”
3.3.4. Sasaran Strategis 4 : Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP
IKU 12. Jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP
Data dan informasi ilmiah merupakam salah satu bukti hasil penelitian BBPSEKP. IKU ini
didefinisikan sebagai data informasi ilmiah sosial ekonomi penelitian yang telah disusun dalam bentuk
paket informasi. Teknik menghitungnya yaitu jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP yang
sudah disampaikan secara resmi oleh Kepala Satker kepada Kepala Balitbang KP. IKU ini menggunakan
klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan.
Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Tabel 24 Pencapaian IKU-12 BBPSEKP KP, 2012-2013
No Rincian Output Target
2012
Capaian
2012
Target
2013
Capaian
2013
Target
2014
1
Jumlah data dan
informasi ilmiah
sosial ekonomi KP
11 11 11 14 11
Dari Tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa jumlah data dan informasi ilmiah BBPSEKP pada tahun
2013 mengalami peningkatan capaian dari jumlah yang ditargetkan yaitu sebesar 127 %. Sedangkan untuk
tahun 2012 telah memenuhi target yang ditetapkan. Jika dibandingkan antara Tahun 2012 dan 2013 maka
selisih capaian sejumlah 27 %. Sehingga berdasarkan bobot validasi IKU, capaian data dan informasi ilmiah
tahun 2013 mencapai 0.1 dengan koefisien 0.25 serta skor sejumlah 0.318.Pencapaian tahun 2013 yang
melebihi target maka pada tahun 2014 BBPSEKP membuat target capaian sejumlah 11.
IKU 13. Jumlah karya tulis ilmiah (KTI)
IKU ini didefinisikan sebagai tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan
dari kegiatan sosek KP yang telah diterbitkan pada suatu jurnal atau prosiding. Teknik menghitungnya yaitu
jumlah karya tulis ilmiah yang sudah diterbitkan dan disampaikan secara resmi oleh Kepala Satker kepada
Kepala Badan.IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi
target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Tabel 25 Pencapaian IKU-13 BBPSEKP, 2012-2013
No Rincian Output Target
2012
Capaian
2012
Target
2013
Capaian
2013
Target
2014
1 Jumlah karya tulis ilmiah sosek KP 25 47 25 39 25
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 47
Dari Tabel25 di atas terlihat bahwa capaian jumlah karya tulis ilmiah pada tahun 2013 sudah
mencapai 39 dari target sebanyak 25 paket atau sebanyak 156 %, akan tetapi jika dibandingkan dengan
tahun 2012, maka capaian 2013 jauh lebih rendah dengan selisih 32 %. Berdasarkan validasi iku maka
jumlah karya tulis ilmiah adalah 0,1 dengan koefisien 0.25 dan skor iku 0,39. Adapun beberapa judul
penelitian yang dihasilkan pada Tahun 2014 baru akan diusulkan untuk menjadi karya tulis ilmiah sosek KP
pada tahun yang akan datang. Target yang akan dicapai pada tahun 2014 adalah 25.
IKU 14. Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP
IKU publikasi didefinisikan sebagai berbagai publikasi cetak yang diterbitkan oleh BBPSEKP. Teknik
menghitung adalah jumlah publikasi cetak yang diterbitkan oleh BBPSEKP pada setiap tahun.Pada tahun
2012-2013, publikasi yang diterbitkan oleh BBPSEKP adalah sejumlah :
Tabel 26. Capaian IKU 14 Jumlah Publikasi BBPSEKP 2013
No Rincian Output Target
2012
Capaian
2012
Target
2013
Capaian
2013
Target
2014
1 Jumlah publikasi
sosial ekonomi KP 10 10 12 31 14
Dari data tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 capaian yang di hasilkan sesuai
target, sementara pada tahun 2013 capaian IKU untuk publikasi telah melebihi 19 paket dari target yang
ditentukan atau sebesar 258 %. Capaian ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Jika diukur berdasarkan validasi iku maka bernilai 0,1 dengan koefisien iku 0,25 dan skor per iku 0,645.
Adapun target yang akan dicapai pada tahun 2014 adalah 14 publikasi sosial ekonomi KP.
IKU 15. Frekuensi Pertemuan Ilmiah Sosial Ekonomi KP di Lingkup BBPSEKP
IKU ini didefinisikasn sebagai jumlah pertemuan terkait ilmiah sosial ekonomi kelautan dan perikanan yang
diselenggarakan oleh BBPSEKP. Teknik menghitungnya adalah jumlah pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP
yang diselenggarakan oleh BBPSEKP.Pada tahun 2010-2013 diselenggarakan pertemuan ilmiah sebagai
berikut :
Tabel 27. Capaian IKU 15Frekuensi Pertemuan Ilmian Sosek 2013
No Rincian Output Target
2012
Capaian
2012
Target
2013
Capaian
2013
Target
2014
1
Jumlah pertemuan
ilmiah sosial ekonomi
KP
4 4 4 4 4
Dari data tersebut diatas, dapat diketahui bahwa untuk tahun 2013, kegiatan terkait pertemuan
ilmiah sosial ekonomi KP sudah diselenggarakan sesuai dengan target yang direncanakan. Kegiatan tersebut
adalah meliputi :
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 48
1. Temu Sains Kebijakan dan Pasar (TSKP) (2010-2014);
2. Seminar Internal BBPSEKP (2010-2014)
3. Seminar Nasional Sosial Ekonomi KP (2010-2014)
4. Workshop Hasil Penelitian Sosial Ekonomi KP (2011-2014).
Capaian kegiatan sesuai target yaitu 100 %, capaian ini sama dengan tahun sebelumnya. Jika
dilihat bobotnya berdasarkan validasi iku senilai 0,1 dengan koefisien 0,25 dan skor per iku 0,25.
Sedangkan pada tahun 2014 capaian yang ditargetkan untuk pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP adalah 4.
Sehingga secara keseluruhan capaian SS4 2013 adalah mencapai NPSS sebesar 160% atau memiliki predikat
“Baik.”
3.3.5. Sasaran Strategis 5 : Terselenggaranya Modernisasi Sistem Produksi KP, pengolahan, dan
pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu
IKU 16. Jumlah Model Penerapan Kelembagaan KP yang inovatif
IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan litbang BBPSEKP. yang akan dipergunakan dalam
mengembangkan sistem produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa model penerapan
kelembagaan IPTEK. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah
melebihi target yang ditetapkan. Teknik menghitungnya adalah : Jumlah hasil kegiatan pengembangan
kelembagaan kelautan dan perikanan IPTEK berupa model penerapan. Adapun deskripsi capaian atas IKU
ini dari BBPSEKP sebagai berikut:
Tabel 28. Pencapaian IKU-16 BBPSEKP, 2010-2013
No Rincian Output Target
2012
Capaian
2012
Target
2013
Capaian
2013
Target
2014
1 Jumlah model penerapan
kelembagaan inovatif 4 8 4 15 4
Dari Tabel 26 di atas terlihat bahwa capaian jumlah model penerapan kelembagaan yang inovatif
pada tahun 2013 memiliki capaian yang lebih tinggi dari target yang ditentukan yaitu 15 atau 375%. Hal
tersebut menunjukan bahwa capaian model penerapan kelembagaan tersebut lebih tinggi dari tahun
sebelumnya.
Jika diukur berdasarkan validasi IKU, bobot IKU mencapai 0.3 dengan koefisien 1, dan skor IKU
3,75. Hal tersebut menunjukan bahwa untuk mencapai SS5 yaitu terselenggaranya modernisasi sistem
produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu adalah didukung oleh
jumlah model penerapan kelembagaan yang inovatif dengan total bobot 0.3 dan skor IKU 375%, sehingga
capaian NPSS adalah sebesar 375% atau memiliki predikat “Baik.” Dan untuk tahun 2014, target capaian
jumlah model penerapan kelembagaan inovatif ditentukan sejumlah 4 (empat).
3.3.6. Sasaran Strategis 6 : Terselenggaranya pengendalian Sosek KP
IKU 17. Prosentase penelitian Sosial Ekonomi KP mendukung program strategis
IKU ini didefinisikan sebagai Kegiatan-kegiatan litbang KP yang dilakukan dalam rangka mendukung
program strategis KKP seperti program industrialisasi, minapolitan, blue economy. Teknik menghitungnya
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 49
yaitu nilai prosentase kegiatan Sosek KP dalam mendukung program strategis KKP (industrialisasi,
minapolitan, blue economy).
IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target
yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Pada tahun 2013, Persentase litbang BBPSEKP mendukung program strategis KKP adalah sebesar 77
persen. Dukungan tersebut ditunjukkan dengan kegiatan litbang sejumlah 10 (sepuluh) kegiatan dari jumlah
total kegiatan litbang sebanyak 13 kegiatan. Kegiatan yang mendukung industrialisasi sebanyak 3 (tiga)
kegiatan, yang mendukung minapolitan sebanyak 4 (empat) kegiatan dan yang mendukung blue economy
sebanyak 3 (tiga) kegiatan. Sedangkan pada tahun 2012, balitbang belum menentukan target pada output
tersebut, sehingga capaian tahun 2013 tidak dapat dibandingkan dengan capaian pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan validasi IKU, bobot yang dicapai adalah mencapai 0.3 dengan koefisien sejumlah 1 dan
skor IKU 0.95. Dengan demikian secara keseluruhan, untuk mencapai SS6 berupa terselenggaranya
pengendalian Sosek KP ditentukan oleh presentase penelitian Sosial Ekonomi KP yang mendukung program
strategis dengan bobot 0.3 dan skor per IKU sejumlah 0.95. atau 95%, sehingga capaian NPSS adalah 95%
atau memiliki predikat “Baik” karena terdapatnya toleransi capaian sebesar 10%. Sedangkan tahun 2014,
target IKU untuk mendukung SS6 tersebut adalah telah ditentukan sebesar 4 (empat).
3.3.7 Sasaran Strategis 7 : Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional
IKU 18. Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III
Indeks Kesenjangan Kompetensi adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi
yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut. Teknik
menghitungnya yaitu :
Menentukan kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu
Melakukan pengukuran dengan membandingkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat
tersebut dengan rumus : kompetensi pejabat sekarang dibanding kompetensi yang dibutuhkan dikali
100 persen
IKU ini menggunakan klasifikasi minimize, dimana capaian yang diharapkan adalah kurang dari
target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Hasil pengukuran terhadap kompetensi pejabat di lingkup BBPSEKP, menunjukkan nilai indeks
kesenjangan sebesar 60%. Indeks tersebut tercapai sesuai target yang ditetapkan. Capaian kinerja iKU ini
didukung oleh beberapa kegiatan seperti : 1). Assesment 2). Analisa beban kerja untuk pejabat Eselon II, III,
dan IV lingkup Balitbang KP yang dilakukan oleh bagian Kepegawaian dan Hukum, 3). Transformasi
budaya kerja BBPSEKP untuk pejabat Eselon II, III, dan IV guna meningkatkatan kemampuan manajerial,
4). Memetakan standar kompetensi jabatan, dan 5). Mengusulkan kebutuhan diklat. Hasil kegiatan ini
dapat diketahui kesenjangan kompetensi (competency gap) pada setiap pejabat eselon II dan III.
Kompetensi merupakan kombinasi keterampilan, pengetahuan dan sikap yangkompleks yang ditunjukkan
oleh seorang anggota organisasi yang sangat penting bagi terselenggaranya fungsi organisasi secara efektif
dan efisien.Kombinasi keterampilan, pengetahuan, perilaku dan atribut personal yang terobservasi dan
mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kinerja seorang pegawai dan kesuksesan organisasi.
Dari target 60% nilai kinerjanya telah dicapai 56,68 atau tercapai 114,01 (IKU minimize).
Kesenjangan ini akan diturunkan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pegawai. Data tersebut adalah
adopsi pada data KKP, mengingat pada lingkup satker BPSEKP belum dilakukan pengukuran secara khusus.
Target dari IKU tersebut merupakan penetapan target yang diawali pada tahun 2013, dan telah ditentukan
target pada tahun 2014 sebesar 50%, sehingga diharapkan akan berkurang kesenjangannya. Adapun bobot
IKU berdasarkan validasi IKU adalah sebesar 0.3 dengan koefisien dan skor IKU sebesar 0.3.
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 50
IKU 19. Jumlah Profesor Riset pada Lingkup BBPSEKP
IKU ini didefinisikan sebagai Peneliti BBPSEKP yang telah memenuhi syarat untuk diusulkan dan
ditetapkan menjadi Profesor Riset. Teknik menghitungnya yaitu jumlah peneliti BBPSEKP yang diusulkan
dan ditetapkan menjadi profesor riset. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang
diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan.
Gambar 17. Prof. Dr. Ir. Zahri Nasution, M.Si pada Pengukuhan Profesor Riset Balitbang KP Tahun 2013
Pada tahun 2013, peneliti BBPSEKP yang telah dikukuhkan sebagai professor riset yaitu Prof. Dr. Ir.
Zahri Nasution, M.Si, sebagai Profesor Riset Bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan judul
orasi “Pengembangan Kelembagaan Nelayan dalam Pengelolaan Perikanan Peraiaran Umum Daratan”.
Output tersebut merupakan capaian pada target pertama untuk jumlah profesor riset. Jika
berdasarkan validasi IKU, bobot IKU mencapai 0.3 dan demikian pula dengan koefisien dan skor IKU. Dan
pada tahun 2014 ditentukan IKU tersebut sejumlah 1 (satu).
IKU 20. Jumlah peneliti S3 di BBPSEKP.
IKU ini didefinisikan sebagai jumlah peneliti yang telah mengikuti jenjang pendidikan S3. Teknik
menghitungnya adalah jumlah peneliti BBPSEKP yang telah mengikuti jenjang pendidikan S3. Pada tahun
2013, jumlah peneliti yang telah mengikuti pendidikan S3 adalah sejumlah 7 (tujuh) orang, atau telah
tercapai sejumlah 100%. Demikian halnya dengan tahun 2012, bahwa pada tahun 2012 telah dicapai
sejumlah 4 (empat) dari target yang ditentukan juga sejumlah 4 (empat). Dengan demikian, capaian pada
tahun 2013 lebih tinggi dari target tahun sebelumnya.
Jika didasarkan validasi IKU, bobot IKU adalah mencapai 0.2, dengan koefisien dan skor IKU yang
sama. Sedangkan untuk tahun 2014 telah ditentikan target capaian sejumlah 8 (delapan).
IKU 21. Presentase jumlah pegawai fungsional BBPSEKP dibandingkan dengan total pegawai BBPSEKP
IKU ini didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah pegawai fungsional BBPSEKP dengan
jumlah total pegawai BBPSEKP keseluruhan. Teknik menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 51
%100
.
xTotJml
PPeg
Jabfung
Jabfung
Keterangan
PJabfung = Proporsi jumlah pegawai fungsional litbang KP
Jml Jabfung= Jumlah fungsional litbang KP
TotPeg .= Jumlah total pegawai Balitbang KP
IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target
yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:
Pada tahun 2013 proporsi jumlah pegawai fungsonal BBPSEKP dibandingkan dengan total pegawai
BBPSEKP adalah sebesar 65.71 persen (46 orang), dengan jumlah pegawai fungsional BBPSEKP (peneliti,
pustakawan, dan pranata komputer).
Jika berdasarkan validasi IKU, bobot IKU dan koefisien mencapai 0.1, dengan skor pada IKU 0.17.
Dengan demikian, pada capaian NPSS tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional didukung
oleh capaian IKU presentase indeks kesenajngan Eselon II dan III di lingkup BBPSEKP dengna bobot dan
skor IKU 0.3, jumlah prifessor penelitian di lingkup BBPSEKP memiliki bobot IKU, koefisien, dan skor IKU
0.2 dan presentase jumlah pegawai fungsional BBPSEKP sejumlah bobot dan koefsiesn 0.1 dan skor pada
IKU sejumlah 0.174. Dan secara keseluruhan bobot IKU adalah 0.9 dengan skor IKU sejumlah 106% atau
berpredikat “Baik.”
3.3.8 Sasaran Strategis 8 : Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup BBPSEKP
IKU 22. Service Level Agreement BBPSEKP
Perjanjian Tingkat Layanan (Service Level Agreement/SLA) adalah Tingkat layanan yang diberikan
oleh penyedia layanan terhadap pengguna layanan dalam hal akses informasi dengan sasaran tersedianya
informasi kelautan dan perikanan yang valid, handal dan mudah diakses dengan capaian kinerja sebagai
berikut :
Tabel 29 IKU Service Level Agreement
IKU Target (%) Realisasi (%) %
Service Level Agreement 70% 99,20% 141,71%
Pada tahun 2013 tingkat layanan SLA menargetkan sebesar 70 % (tujuh puluh persen) dan
terealisasi sebesar 99,20 % atau tingkat capaiannya 141,77%. Dari sisi pemakai (klien) berarti menjamin
aspek ketersediaan (availability) informasi sehingga pihak klien merasa terbantu dengan ketersediaan
layanan yang diberikan oleh BBPSEKP secara mudah, handal dan valid. Metode yang digunakan untuk
menghitung SLA adalah sebagai berikut:
Jumlah waktu Layanan yang diberikan
Tingkat Layanan = ------------------------------------------------------- X 100 %
Jumlah waktu layanan dalam setahun
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 52
SLA di BBPSEKP dihitung berdasarkan penyediaan sarana aksesabilitas data dan informasi yang
menggunakan IT (Information Technology) dalam hal ini data dan infromasi yang terdapat pada web site
BBPSEKP yang dihitung melalui jaringan koneksi internet yang berfungsi selama setahun dan akses aplikasi
sistem informai oleh publik dalam 24 jam sehari. Berdasarkan penjelasan tersebut dilakukan perhitungan
SLA sbb :
1. SLA koneksi internet (Bandwidth) yang diberikan pihak ISP untuk BBPSEKP = 99,5 %; (kontrak
Bandwidth)
2. Toleransi layanan ISP kepada BBPSEKP = 100 % - 99,5 % = 0,5 % atau = 12 Jam
3. Jumlah waktu layanan dalam setahun = 365 hari = 8.760 Jam
4. Gangguan jaringan internet dari ISP selama tahun 2013 sebanyak 3 kali = 5,59 Jam
5. Gangguan jaringan internet di jaringan BBPSEKP selama tahun 2013 sebanyak 70 kali, waktu perbaikan
dirata-ratakan setiap kali = 40 menit = 70 x 40 = 2.800 menit = 46,67 Jam
6. Total Gangguan di Jaringan Internet BBPSEKP selama 2013 = 5,59 + 46,67 + 12 = 64.26 Jam
7. Jumlah waktu layanan yang diberikan = 8.760 – 64.26 = 8.695.74 JAM
8. SLA tahun 2013 sesuai Rumus adalah :
8.695.74
Tingkat Layanan = ------------------------ X 100 = 99,26 %
8.760,00
Bila dibandingkan dengan target tahun 2013 sebesar 70% maka indikator tahun 2013 telah
tercapai. Meskipun capaian 2013 telah melampaui target, akan tetapi indikator ini harus selalu dimonitor
dan dikendalikan karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Penghitungan ini adalah awal
ditentukannya target dari IKU terkait SLA, sehingga tidak dapt dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk tahun 2014 tingkat layanan ditargetkan sejumlah 75%. Jika dihitung berdasarkan validasi
IKU, bobot IKU adalah mencapai 0.3, dengan koefisien dan skor IKU sejumlah 1.
IKU 23. Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi(skala likert 1-5)
Layanan informasi ke masyarakat dilakukan melalui website www.bbrse.litbang.go.id dengan
harapan masyarakat dapat mengetahui lebih banyak informasi, khususnya tentang penelitian di bidang
sosial ekonomi kelautan dan perikanan serta mengembangkan hasil penelitiannya untuk bisa
diimplementasikan pada pembangunan kelautan dan perikanan serta berperan juga sebagai inovator dan
motivator kebijakan KKP.
Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan hasil jejak pendapat melalui kuesioner dengan satu
kepercayaan bahwa data dan informasi tersebut memberikan kontribusi positif bagi penggunanya yang
meliputi kemudahan akses internet dan kepraktisan untuk membuka web site serta kelengkapan data dan
informasi pada web site BBPSEKP. Capaian 2013 dari IKU ini adalah sebagai berikut.
Tabel. 30 IKU Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses
IKU Target (%) Realisasi (%) %
Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi (skala
likert 1-5)
3 3 100%
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 53
Metode penghitungan Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) adalah sebagai
berikut:
1) Menyusun/membuat kuesioner berdasarkan skala likert dari beberapa aspek yang akan dinilai;
2) Skala yang digunakan adalah :
a) (1) = Sangat tidak puas
b) (2) = Tidak puas
c) (3) = Cukup
d) (4) = Puas
e) (5) = Sangat puas
3) Kuesioner diisi oleh pengguna layanan dengan metoda sampling;
4) Tingkat kepuasan dinilai berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian pada kuesioner.
Capaian persepsi user terhadap kemudahan akses di BBPSEKP telah mencapai target yang
ditetapkan. Karena persepsi user ini banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu kepuasan pengguna
terhadap web site BBPSEKP maka perlu dilakukan peningkatan terhadap kemudahan akses internet,
kepraktisan untuk membuka web site dan kelengkapan data/informasi pada web site BBPSEKP. Dari hasil
pengukuran tersebut diperoleh hasil bahwa kemudahan akses informasi pada sosek KP adalah 3 (cukup).
Sedangkan apabila dihitung berdasarkan validasi IKU, bobot IKU adalah sebesar 0.3, dengan koefisien dan
skor IKU sebesar 1.
Secara keseluruhan dari capaian IKU SLA dan persepsi user terhadap kemudahan akses terhadap
informasi (skala likert 1-5) merupakan pendukung tercapainya SS 8 atau tersedianya informasi yang valid,
handal, dan mudah diakses di BBPSEKP. Pada capaian IKU SLA dan persepsi user terhadap kemudahan
akses terhadap informasi yang memiliki masing-masing bobot 0.3 dan skor 1, memberikan hasil pada nilai
SS8 adalah 100% atau memiliki predikat “Baik” mengingat terdapat toleransi 10% pada pencapainnya.
3.3.9.
Sasaran Strategis 8: Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP
IKU 24. Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti
dibanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP.
Opini BPK atas laporan Keuangan KKP meningkat dari Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf
Penjelasan (WTP DPP) menjadi WTP. Opini adalah pernyataan profesional pemeriksa mengenai
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada 4 kriteria.
Teknik menghitungnya yaitu pemberian opini atas laporan keuangan KKP sepenuhnya dilaksanakan oleh
BPK-RI. Penghitungan didasarkan atas 4 kriteria:
kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintah,
kecukupan pengungkapan (adequate disclosures),
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
efektifitas sistem pengendalian intern
Kriteria WTP: penyimpangan yang material < 1-3% total anggaran KKP. IKU ini menggunakan
klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun
deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal
Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi termasuk Indikator Kinerja Utama
dengan target maximize, yaitu semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. Target
jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti
dibanding total rekomendasi tahun 2013 adalah 100%, dengan capaian sebesar 100%. Persentase capaian
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 54
terhadap target adalah 100%, sehingga dapat disimpulkan bahwa IKU tersebut telah memenuhi target
tahun 2013.
Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi adalah prosentase atas tindak lanjut rekomendasi hasil temuan
APIEP terhadap total rekomendasi yang ada di BBPSEKP. Metode penghitungan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
%100xTLrekom
APIEP
rekomTot
Keterangan :
APIEP =Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal pemerintah (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BBPSEKP;
TLrekom =Jumlah rekomendasi APIEP yang telah ditindaklanjuti;
Tot rekom =Total rekomendasi APIEP
Pada tahun 2013, jumlah temuan BBPSEKP adalah 7 (tujuh) hal dengan tindak lanjut sejumlah 21
hal. Dan sampai perkembangan tahun 2013, telah ditindaklanjuti secara keseluruhan (100%). Sedangkan
dari pihak eksternal tidak terdapat temuan dari BPK dan BPKP. Sehingga pada capaian tindak lanjut
rekomendasi APIEP adalah sesuai dengan target yang ditentukan pada tahun 2013. Sebagaimana capaian
pada tahun sebelumnya atau 2012, target pada tahun 2014 adalah juga ditentukan sebesar 100% untuk
tindak lanjut rekomendasi APIEP. Sedangkan jika dinilai berdasarkan validasi IKU, bobot IKU adalah
sebesar 0.1, dengan koefisien dan skor IKU sebesar 0.76.
IKU 25. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja KP (Nilai AKIP BBPSEKP)
Tabel 31 Capaian IKU Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BBPSEKP
IKU ini didefinisikan sebagai penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi atas akuntabilitas kinerja KKP. Akuntabilias kinerja yaitu perwujudan kewajiban suatu
instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan program dan
kegiatan yang telah di amanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi
secara terukur dengan sasaran/ target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi
pemerintah yang disusun secara periodik. Teknik menghitungnya yaitu :
Pemberian penilaian atas AKIP KKP dilaksanakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi dengan indikator-indikator sebagai berikut:
Perencanaan Kinerja dengan bobot 35%;
Pengukuran Kinerja dengan bobot 20%;
Pelaporan Kinerja dengan bobot 15%;
Evaluasi kinerja dengan bobot 10%;
Pencapaian Kinerja dengan bobot 20%.
IKU Tahun 2013
Target Realisasi %
Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja
BBPSEKP (NIlai AKIP BBPSEKP)
Nilai AKIP A (77.50) Nilai AKIP A
(80.25)
103
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 55
Masing-masing indikator tersebut memiliki sub indikator.
Gambar. 18.Hasil Evaluasi Kinerja Balitbang KP 2010-2013
IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target
yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Pada tahun 2013, penilaian AKIP
BBPSEKP termasuk dalam predikat A (nilai hasil evaluasi 80,25%) yang berarti akuntabel, berkinerja baik
dan memailiki sistem manajemen kinerja yang baik. Adapun nilai hasil evaluasi adalah sebagai berikut:
perencanaan 32,53%, Pengukuran kinerja 17,96%, Pelaporan kinerja: 12,63%, dan capaian kinerja:
17,13%. Capaian tersebut telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu nilai AKIP A. Nilai tersebut
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 yang mendapatkan kriteria B (77,98%). Hampir
seluruh aspek penilaian hasil evaluasi AKIP Balitbang KP meningkat, kecuali aspek pelaporan kinerja yang
turun menjadi 12,63% dibandingkan dengan nilai pada tahun 2012 sebesar 13,43%. Peningkatan tertinggi
terjadi pada aspek capaian kinerja yang meningkat dari 15,30% di tahun 2012, menjadi 17,13% di tahun
2013. Diikuti dengan aspek pengukuran kinerja yang meningkat dari 16,82% di tahun 2012 menjadi 17,96
di tahun 2013 dan aspek perencanaan dari 32,53% di tahun 2012 menjadi 32,43% di tahun 2013.
Melihat rekam jejak nilai AKIP sejak tahun 2011 hingga 2013, terdapat peningkatan yaitu
mendapatkan kriteria C pada tahun 2011, kriteria B pada tahun 2012 dan A pada tahun 2013, peningkatan
yang cukup signifikan, terutama dari tahun 2011 ke tahun 2012. Langkah-langkah strategis yang telah
dilakukan dalam meningkatkan nilai AKIP antara lain adalah melaksanakan pengukuran kinerja dan
pelaporannya berdasarkan petunjuk pelaksanaan pengukuran output dan outcome serta peningkatan
kualitas capaian kinerja. Berkenaan dengan nilai AKIP Balitbang KP tersebut, BBPSEKP sebagai salah satu
satker penentu kinerja didalamnya. Jika dihitung dengan validasi IKU pada BBPSEKP, bobot IKU tersebut
sebesar 0.3, dengan koefisien dan skor IKU sebesar 0.23.
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 56
IKU 26. Nilai Inisiatif anti korupsi BBPSEKP
Tabel 32. Capaian IKU-26 Nilai Inisiatif Anti Korupsi BBPSEKP
PIAK merupakan self assessment atas inisiatif anti korupsi di suatu Kementerian/ Lembaga. Dalam
hal ini, nilai PIAK KKP merupakan penilaian self assessment yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal
terhadap inisiatif anti korupsi yang dilakukan oleh masing-masing unit Eselon I KKP dengan menggunakan
kuesioner inisiatif anti korupsi, dan teknik menghitungnya sebagai berikut :
self assessment atas Inisiatif Anti Korupsi berdasarkan kriteria penilaian yang dilakukan oleh KPK.
Berdasarkan self assessment tersebut, maka dapat diprediksi nilai yang mungkin dicapai oleh KKP
nantinya pada saat dinilai KPK.
Nilai akhir merupakan gabungan dari penilaian kuantitatif dan kualitatif, dengan kisaran nilai dari 0-10
(tertinggi 10 dan terendah 0). Kedelapan indikator utama diturunkan dalam bentuk kuesioner yang
terdiri dari 68 pertanyaan.
Setiap pertanyaan dalam kuesioner diisi oleh peserta PIAK dengan melampirkan bukti-bukti untuk
mendukung validitas jawaban. Untuk Indikator Inovasi, peserta PIAK menyertakan laporan kualitatif
yang berisikan laporan tentang inovasi upaya pencegahan korupsi yang dilakukan, di luar dari hal-hal
yang telah dijadikan bukti pendukung jawaban terhadap kuesioner di 8 indikator utama.
Penilaian akhir diperoleh dari gabungan antara penilaian terhadap indikator utama dan indikator
inovasi.
Penilaian ini akan digabungkan dengan tetap memperhatikan bobot indikator yang sudah ditetapkan.
Skala penilaian, berada pada selang 0 sampai 10, yang artinya semakin mendekati 0 berarti peserta
PIAK semakin rendah inisiatif antikorupsi dan semakin mendekati 10 semakin tinggi inisiatif antikorupsi
yang dimiliki oleh instansi peserta PIAK
BBPSEKP merupakan salah satu unit eselon II di Lingkup Balitbang KP, sehingga nilai inisiatif anti
korupsi BBPSEKP merujuk pada nilai inisiatif anti korupsi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada tahun
2013 nilai inisiatif anti korupsi BPSEKP adalah 7,64. Upaya peningkatan nilai inisiatif anti korupsi tersebut
dicapai melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi inisiatif anti korupsi, menyampaikan bukti-bukti upaya
pencegahan korupsi dsb. Pada tahun 2013, BBPSEKP telah membuat pelaporan mengenai perkembangan
PIAK yang memberikan indikator tidak terjadinya korupsi di BBPSEKP. Adapun jika dinilai dengan validasi
IKU, bobot IKU pada BBPSEKP memiliki nilai 0.3, dengan koefisien 0.23 dan skor IKU sebesar 0.25.
Capaian tersebut adalah lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 6.89. Sedangkan untuk capaian pada
tahun 2014 ditentukan sebesar 7.75.
IKU 27. Nilai Integritas BBPSEKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan menerapkan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) yang merupakan langkah kongkrit untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani.
Peningkatan nilai rata – rata indeks integritas menunjukkan keseriusan upaya unit layanan dan instansi di
sektor layanan publik dalam memerangi korupsi. Di sisi lain, penilaian ini diharapkan menjadi motivasi
untuk terus melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas layanan publik pada indikator – indikator
yang dinilai masih lemah.
IKU Target Realisasi %
Nilai Inisiatif Anti Korupsi 6.75% 7,6 101
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 57
Pencanangan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di lingkup Kementerian
Kelautan dan Perikanan didasarkan pada suatu alasan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan
dianggap telah memenuhi persyaratan, yaitu nilai laporan keuangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
telah mencapai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); LAKIP mendapat nilai A; dan nilai hasil survey integritas
dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebesar 7,12.
Tabel 33 Capaian Nilai Integritas BBPSEKP
IKU
Tahun
Anggaran
Target Realisasi %
Nilai Integritas BBPSEKP
2010 * * *
2011 * * *
2012 * * *
2013 8 8 100
Capaian nilai integritas BBPSEKP tahun 2013 sebesar 8 atau 100 % dari target 8. Pengukuran
capaian nilai integritas Balitbang KP dilakukan dengan menggunakan panduan (Juklak/Juknis) dari
Inspektorat Jenderal KKP. Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan kualitas good govermance and
clean govermment di lingkup BBPSEKP. Dari target yang telah ditetapkan dan tercapainya target pada
tahun 2013 akan menjadi acuan untuk menetapkan target pada tahun berikutnya. Dan berdasarkan validasi
IKU, bobot IKU tersebut adalah sebesar 0.3 dengan koefisien dan skor IKU sebesar 0.23. Nilai ini memiliki
capaian yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai 7.5. Selanjutnya
pada tahun 2014 ditargetkan capaian IKU tersebut sebesar 7(tujuh).
IKU 28. Nilai Penerapan RB BBPSEKP
Tabel 34 Capaian IKU Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi KKP
Sumber data : Web Inspektorat Jenderal KKP, 2013
Reformasi Birokrasi suatu proses untuk merubah bentuk birokrasi yang lama dengan bentuk
birokrasi yang baru sehingga aparatur mampu bekerja secara lebih profesional, efektif, dan akuntabel
dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Teknik menghitungnya yaitu
penilaian atas implementasi RB di KKP dilaksanakan melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB) secara online oleh masing-masing Unit Eselon I yang telah diverfikasi oleh Inspektorat
Jenderal. Upaya yang dilakukan fokus pada:
Panel I PMPRB online
Panel II PMPRB online
Panel III PMPRB online
Pada tahun 2013, BBPSEKP telah mencapai nilai penerapan RB sebesar 77.56 atau 103.41% dengan
diselenggarakannya pemerintahan seusia dengan tugas dan fungsi BBPSEKP. Dan jika berdasarkan validasi
IKU, bobot IKU adalah sebesar 0.3 dengan koefisien dan skor IKU sebesar 0.23. Sehingga secara
IKU Tahun 2012 Tahun 2013
Target Realisasi % Target Realisasi %
Nilai Penerapan Reformasi
Birokrasi pada BBPSEKP - 70,58 -
75(setara
level 4) 77.56 103.41
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 58
keseluruhan, untuk mewujudkan capaian SS 9 atau terwujudnya good governance & clean governement di
BBPSEKP, diperlukan dukungan capian IKU presentase tindak lanjut APIEP, tingkat kualitas akuntabilitas
kinerja, nilai inisiatif anti korupsi di BBPSEKP, Nilai integirtas BBPSEKP, serta nilai penerapan RB di
BBPSEKP. Adapun pada pencapaian tahun 2013, masing-masing IKU tersebut telah mewujudkan SS9 dengan
total bobot IKU 1.3,total skor 104%, serta NPSS sebesar 104%. Sehingga pada tahun 2013 telah tercapai SS9
dengan predikat “Baik.”
3.3.10
Sasaran Strategis 10 : Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP
IKU 29. Persentase penyerapan DIPA BBPSEKP
Tabel 35 Capaian Presentase Penyerapan DIPA BBPSEKP
IKU
Tahun
Anggaran
Target Realisasi %
Presentase Penyerapan DIPA
BBPSEKP
2012 20.174.634.000 19.033.872.360 94.35
2013 19.297.981.000 18.626.707.117 96.52
Sumber data : SAI, 2013
IKU ini didefinisikan sebagai persentase pelaksanaan anggaran dibanding dengan alokasi anggaran
dan cara menghitungnya yaitu sebagai berikut :
Z = X/Y * 100 %,
Ket : X = anggaran yang dipergunakan, Y = alokasi anggaran
IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target
yang ditetapkan. Pada tahun 2012 anggaran yang dialokasikan untuk program/kegiatan penelitian sosek
terealisasi sebesar 94.35%, dan pada tahun 2013 prosentase penyerapan DIPA BBPSEKP dengan target
sebesar Rp. 19.297.981.000 dapat terealisasi sebesar Rp. 18.626.707.117 atau 96.52%. Hal ini menunjukan
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2013 memiliki capaian yang lebih tinggi. Target
tersebut juga menjadi penentuan pada tahun 2014 yaitu sejumlah >95%.
Adapun jika dihitung berdasarkan validasi IKU, bobot IKU tersebut mencapai 0.4 dengan koefisien
sebesar 1 dan skor IKU sebesar 1.016, atau total IKU sebesar 102%. Dengan demikian capaian SS10 adalah
mencapai nilai 102% atau mendapat predikat “Baik.” Berikut adalah alokasi anggaran BBPSEKP tahun 2013
digunakan untuk membiayai kegiatan penelitian sosial ekonomi KP, seperti terlihat pada tabel 34 berikut :
Tabel 36 Alokasi dan Realisasi anggaran unit kerja Eselon II BBPSEKP tahun 2013
No Satker Pagu Realiasi %
1. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan
dan Perikanan 19,297,981,000 18,626,707,117 96.52
TOTAL 19.297.981.000 18.626.707.117 96.52
Sumber data : SAI, 2013
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 59
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Sesuai dengan visi dan misi Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi KP (BBPSEKP) di atas, pada tahun
2013 BBPSEKP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara
Kepala BBPSEKP dengan Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan
Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi dengan 10 (sepuluh)
Sasaran Strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dan ditetapkan
memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU BBPSEKP pada
tahun 2013 berjumlah 29 Indikator Kinerja Utama (IKU).
Adapun capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPSEKP tahun 2013 adalah: 18 Indikator Kinerja
Utama (IKU) berstatus hijau atau memenuhi dan atau di atas target dan 10 Indikator Kinerja Utama (IKU)
berstatus kuning atau memenuhi target, serta 1 (satu) IKU dibawah target. Namun dari 29 Indikator Kinerja
Utama (IKU) BBPSEKP tetap mendukung adanya capaian strategis yang masih baik sesuai pada peta strategi
sebagai berikut :
STA
KEH
OLD
ER
PER
SPEC
TIVE
CU
STO
MER
PER
SPEC
TIVE
INTE
RN
AL
PRO
CES
S
PER
SPEC
TIVE
LEA
RN
& G
RO
WTH
PER
SPEC
TIVE HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL
SS7. Tersedianya
SDM BBPSEKP
yang kompeten dan
profesional
SS8. Tersedianya
informasi yang valid,
handal dan mudah
diakses di BBPSEKP
SS9. Terwujudnya
good governance &
clean government di
BBPSEKP
FINANCIAL CAPITAL
SS10 Terkelolanya
anggaran secara
optimal di
BBPSEKP
SS1. Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat KP
SS6.
Terselenggaranya
Pengendalian
penelitian Sosial
Ekonomi KP
SS3. Tersedianya
kebijakan KP yang
implementatif
PELAKSANAAN KEBIJAKANPENGENDALIAN, PENGAWASAN
DAN PENEGAKAN HUKUM
PERUMUSAN KEBIJAKAN
MASYARAKAT KP
PETA STRATEGI BBPSEKP
2
SS5.
Terselenggaranya
modernisasi sistem
produksi KP,
pengolahan, dan
pemasaran produk
KP yang optimal dan
bermutu
SS4.
Tersedianya
data dan
informasi
ilmiah Sosial
Ekonomi KP
SS2. Meningkatnya
pemanfaatan hasil
penelitian Sosek KP
oleh Masyarakat KP
Visi : Menjadi Institusi Penelitian Sosial Ekonomi Terdepan Untuk Mencapai Target Pembangunan KPNPSS
NPIS
NKK
Gambar xxx Hasil Analisis Capaian IKU BBPSEKP
Gambar diatas menjelaskan bahwa untuk mewujudkan BBPSEKP sebagai institusi penelitian sosial
ekonomi terdepan dalam mencapai target pembangunan KP, BBPSEKP harus berupaya mendukung
pencapaian sasaran strategis KP pada :
A. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP
Capaian sasaran strategis 1 telah didukung oleh kegiatan BBPSEKP berupa kegiatan
Penelitian Panelkanas, Kegiatan Kajian Khusus Tentang Evaluasi Dampak PNPM KP,
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 60
Kegiatan Penelitian Tentang Aspek Sosial Ekonomi Pengembangan Garam Industri dan
Produk Garam Derivatif, serta Kajian Khusus terkait Strategi Pertumbuhan PDB Perikanan
pada tahun 2013. Meskipun kegiatan BBPSEKP hanya dilakukan pada lokasi sampel,
namun data dan informasi telah mendukung adanya capaian sasaran strategis tersebut.
Capaian tersebut terealisasi dengan adanya capaian IKU NTN 104.46 atau 94.95%, NTP
104.70 atau 100.67%, Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar sejumlah 1.800.000
atau 102.56% dan rata-rata pendapatan petambak garam sejumlah 2.819.466 atau 120
dan pertumbuhan PDB sejumlah 6.86 atau 98%.
B. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian BBPSEKP oleh Masyarakat Kelautan dan
Perikanan
Dalam rangka mendorong tercapai sasaran strategis berupa meningkatnya pemanfaatan
hasil penelitian BBPSEKP oleh masyarakat kelautan dan perikanan adalah didukung
adanya capaian pada indikator jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP, jumlah hasil
penelitian BBPSEKP yang diadopsi oleh masyarakat KP, serta jumlah pengguna hasil
penelitian BBPSEKP. Terjalinnya kerjasama atau jejaring dan kemitraan memungkinkan
adanya penyebaran hasil penelitian sosial ekonomi KP di seluruh instansi pemerintah yang
menjadi perpanjangan tangan pada masyarakat KP khususnya. Sehingga dengan
terjadinya penyebaran hasil penelitian tersebut dapat diadopsi oleh masyarakat KP untuk
dapat dimanfaatkan oleh pengguna hasil penelitian BBPSEKP atau masyarakat KP. Hal
tersebut merupakan mata rantai meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian BBPSEKP
oleh masyarakat KP. Capaian SS2 tersebut didukung oleh IKU jumlah jejaring dan
kemitraan BBPSEKP sejumlah 1 atau 25%, jumlah adopsi hasil penelitian sosial ekonomi
KP 4 atau 100%, jumlah pengguna sebesar 13 atau 260%.
C. Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif
Tercapainya IKU berupa usulan presentase rekomendasi kebijakan sosek yang menjadi
bahan kebijakan KP, tersedianya rekomendasi kebijakan Sosek KP, serta kebijakan KP yang
telah diukur dengan persepsi masyarakat KP tentunya rekomendasi kebijakan sosek KP
memang telah mendukung terbentuknya sasaran strategis berupa rekomendasi kebijakan
KP yang implementatif. Meskipun dalam hal ini, belum terdapat kebijakan khusus dari
Balitbang KP terkait adanya naskah akademis atas penggunaan rekomendasi hasil
penelitian Sosek KP. Capaian SS3 tersebut didukung oleh IKU jumlah usulan rekomendasi
SOSEK KP sejumlah 11 naskah rekomendasi atau 157%.
D. Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 61
Sasaran strategis berupa tersedianya data dan informasi sosial ekonomi KP harus didukung
adanya data dan informasi sosial ekonomi KP yang diperoleh atas hasil pelaksanaan
kegiatan penelitian sosek KP, tersusunnya Karya Tulis Ilmiah (KTI) dari para peneliti
BBPSEKP, serta publikasi sosek KP, serta pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP. Capaian SS4
didukung oleh Iku jumlah data dan informasi ilmiah BBPSEKP sejumlah 14 atau 127 %.
IKU Karya tulis ilmiah Sosek KP sejumlah 39 atau 156 %, Iku Publikasi Sosial Ekonomi
lingkup BBPSEKP sejumlah 31 atau 258 % dan Iku frekuensi pertemuan lain sebanyak 4
atau 100%.
E. Terselenggaranya Modernisasi Sistem Produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk
KP yang optimal dan bermutu.
Tersedianya model penerapan kelembagaan KP yang inovatif atas hasil kegiatan Program
Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK
(KIMBis) telah mendukung sasaran strategis berupa terselenggaranya modernisasi sistem
produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu. Capaian
SS5 didukung oleh IKU Model Klembagaan Inovatif sejumlah 15 atau 375 %.
F. Terselenggaranya pengendalian Sosek KP
Dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran strategis berupa terselenggaranya
pengendalian Sosek KP, harus diperkuat dengan adanya kegiatan penelitian yang tetap
berjalan pada tujuan mempercepat pembangunan KP. Capaian SS6 ini didukung oleh IKU
Presentase penilaian Sosek KP dalam mendukung program strategis sejumlah 13 kegiatan
atau 95 %.
G. Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional
Tercapainya IKU pada indeks kesenjangan kompetensi eselon II & III, jumlah profesor riset
pada lingkup BBPSEKP, jumlah peneliti S3 di BBPSEKP, serta presentase jumlah pegawai
fungsional BBPSEKP menunjukan bahwa pada Satker BBPSEKP telah tersedia SDM yang
kompeten dan handal, dimana SDM tersebut adalah merupakan salah satu penentu pada
keberhasilan satker yang ditentukan melalui salah satu sasaran strategisnya. Capaian SS7
didukung oleh IKU Indeks kesenjangan kompetensi Eselon II dan III, IKU jumlah profesor,
peneliti dan jumlah pegawai fungsional BBPSEKP sejumlah 106 % atau berpredikat Baik.
H. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup BBPSEKP
Untuk mencapai strategis berupa informasi yang valid, handal, dan mudah diakses pada
lingkup BBPSEKP, tentunya ditentukan oleh faktor pendukung adanya service level
agreement atau tingkat layanan yang diberrikan oleh masyarakat serta persepsi user
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 62
terhadap kemudahan akses informasi. Karena disamping adanya kemudahan informasi
berupa substansi informasi yang akurat juga perlu didukung adanya ketersediaan
perangkat yang mendukung dan menjamin ketersediaan layanan. Capaian SS8 didukung
oleh IKU Service Level Agrement (SLA) sejumlah 141,77 %, IKU presepsi pengguna
terhadap kemudahan akses informasi sejumlah 3 atau 100 %.
I. Terwujudnya good governance & clean government lingkup
Terwujudnya good governance & clean governance sebagai sasaran strategis dari lingkup
BBPSEKP, dapat didukung adanya rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal
pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti, adanya tingkat akuntabilitas kinerja KP, adanya
nilai inisiatif anti korupsi pada BBPSEKP, adanya nilai integritas BBPSEKP, serta adanya
nilai penerapan reformasi birokrasi pada BBPSEKP. Capaian SS9 didukung oleh IKU
jumlah rekomendasi APIEP sejumlah 100 %.
J. Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP
Pada tahun 2013 prosentase penyerapan DIPA BBPSEKP dengan target sebesar
Rp. 19.297.981.000 dapat terealisasi sebesar Rp. 18.626.707.117 atau 96.52%. Alokasi
anggaran BBPSEKP tahun 2013 digunakan untuk membiayai kegiatan penelitian sosial
ekonomi KP. Dengan adanya persentase penyerapan DIPA diatas tentunya BBPSEKP telah
mendukung terwujudnya sasaran strategis berupa terkelolanya anggaran secara optimal di
lingkup BBPSEKP. Capaian SS10 didukung oleh IKU Presentase penyerapan DIPA sejumlah
102 % atau mencapai predikat Baik.
Dengan demikian, nilai kinerja keseluruhan berdasarkan hasil pengukuran kinerja berbasis BSC
pada satker BBPSEKP pada tahun 2013 adalah 223% atau “Baik.” Namun meskipun dengan telah
tercapainya sasaran strategis dan hasil pengukuran kinerja yang baik dari BBPSEKP pada tahun
2013, tentunya masih terdapat beberapa permsalahan yang dihadapi.
2. Permasalahan
Pada tahun 2013, BBPSEKP memiliki target untuk menjalin jejaring dan kemitraan dengan
instansi lain sejumlah 4 (empat). Namun pada realisasi yang diperoleh adalah hanya sejumlah 1
(satu) jejaring atau hanya tercapai sejumlah 25%. Hal yang menjadi permasalahan adalah belum
adanya strategi yang tepat dalam menyesuaikan adanya kebijakan pemerintah terkait dengan
pemberlakukan Kesepakatan Bersama (KB). KB antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
instansi lain yang belum terbentuk menjadikan adanya Perjanijian Kerjasama (PKS) yang akhirnya
belum dapat dibentuk antara BBPSEKP dengan instansi lain. Sehingga hal tersebut yang
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 63
seharusnya menjadi perhatian khusus bagi kedua belah pihak baik BBPSEKP maupun instansi lain
agar rencana yang sudah disusun dapat tercapai seperti yang diharapkan.
2. Saran
1. Dengan adanya beberapa IKU yang telah tercapai sesuai target sejumlah 10 (sepuluh)
atau 34%, capaian IKU yang melebihi target sejumlah 18 IKU atau 62% diharapkan
dapat dipertahankan oleh BBPSEKP dan diharapkan lebih ditingkatkan. Sedangkan
untuk IKU yang capaian masih dibawah target sejumlah 1 (satu) atau 3% diharapkan
lebih dapat dicermati agar sesuai dengan target yang ditentukan. IKU tersebut adalah
terkait dengan jumlah kerjasama atau jejaring pada BBPSEKP. Karena hal tersebut
menjadi bagian dari penentu juga pada kualitas kinerja BBPSEKP selanjutnya.
Diharapkan pada tahun 2014 dapat tercapai target IKU tersebut minimal sejumlah 3
jejaring dan kemitraan atau 100 % dari target yang ditentukan. Sehingga sasaran
strategis meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian BBPSEKP oleh masyarakat
Kelautan dan Perikanan dapat tercapai secara optimal. Jejaring dan kemitraan dapat
dikoordinasikan dengan tujuan untuk pemanfaatan hasil penelitian Sosek untuk
keperluan masyarakat KP khususnya.
2. Menyusun strategi yang lebih tepat untuk menyesuaikan antara rencana kegiatan
dengan kebijakan pemerintah. Hal tersebut menjadi salah satu pencermatan pada
kegiatan untuk membentuk jejaring dan kemitraan pada BBPSEKP kedepan.
3. Diperlukan terobosan baru agar pelaksanaan program kerja dan anggaran penelitian
sosial ekonomi kelautan dan perikanan menjadi lebih efektif dan tepat sasaran berupa
perubahan mekanisme perubahan kerja/anggaran.
4. Penyusunan rancana pelaksanaan program dan kegiatan penelitian sosial ekonomi KP
guna pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan akan dilakukan secara lebih
cermat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi secara tepat sesuai dengan
kemampuan sumber daya peneliti yang tersedia termasuk berbagai faktor yang
mempengaruhi perubahan alokasi anggaran tahun berjalan.
5. Agar pelaksanaan program dan kegiatan penelitian sosial ekonomi KP secara optimal
sesuai dengan terget indikator kinerja yang telah ditetapkan maka optimalisasi
mekanisme managemen internal organisasi akan ditingkatkan untuk proaktif
memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan berbagai kegiatan.
BBPSEKP 2013 | LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 64
6. Agar implementasi AKIP benar-benar efektif, perlu segera direalisasikan sinergitas
antara laporan kinerja dengan laporan keuangan sebagai satu kesatuan sehingga
realisasi anggaran yang digunakan untuk melakukan kegiatan berbanding lurus dengan
output maupun outcome kegiatan yang bersangkutan. Dengan sinergitas tersebut
kinerja organisasi BBPSEKP benar-benar terukur, bermanfaat dan akuntabel.
Nama unit kerja / Satker : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Level BSC : 2 (Dua)
Kode SS : SS1
Sasaran Strategis : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 10%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Nilai Tukar Nelayan 110 Maximize 104.46 94.96% 94.96% Lag output 0,3 0.2 0.1899273
2 Nilai Tukar Pembudidaya
Ikan104 Maximize 104.7 100.67% 100.67% Lag output 0,3 0.2 0.2013462
3 Rata-rata pendapatan
pengolah & pemasar
(KK/bulan)
1,800,000 Maximize 1,850,000 102.78% 102.78% Lag output 0,3 0.2 0.2055556
4 Rata-rata pendapatan
petambak garam
(KK/bulan)
1,800,000 Maximize 2,800,000 155.56% 155.56% Lag output 0,3 0.2 0.3111111
5 Pertumbuhan PDB
Perikanan7.00% Maximize 6.86% 98.00% 98.00% Lag output 0,3 0.2 0.196
1.5 1 110%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
Kode SS : SS2
Sasaran Strategis : Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh Masyarakat KP
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 0%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
6 Jumlah jejaring dan
kemitraan BBPSEKP
4
Maximize 1
25.00% 25.00%
Lead proses
0,2
0.25 0.0625
7 Jumlah hasil penelitian
Sosial Ekonomi KP yang
diadopsi oleh Masyarakat
KP
4
Maximize 4
100.00% 100.00%
Lag output
0,3
0.375 0.375
8 Jumlah pengguna hasil
penelitian Sosial Ekonomi
KP (Kelompok/Orang)
5
Maximize 13
260.00% 260.00%
Lag output
0,3
0.375 0.975
0.8 1 141%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
Kode SS : SS3
Sasaran Strategis : Tersedianya kebijakan KP yang implementatif
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 0%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
9 Persentase jumlah
Rekomendasi Kebijakan
BBPSEKP yang dijadikan
bahan kebijakan terhadap
total kajian yang dihasilkan
30% Maximize 54% 180.00% 180.00% Lead input 0,1 0.2 0.36
10 Jumlah Rekomendasi
Kebijakan Sosek KP4 Maximize 40 1000.00% 1000.00% Lead input 0,1 0.2 2
11 Persepsi masyarakat KP
terhadap kebijakan yang
diterbitkan KKP (dalam
skala likert 1-5)
4 Maximize 4 100.00% 100.00% Lag output 0,3 0.6 0.6
0.5 1 296%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
Kode SS : SS4
Sasaran Strategis : Tersedianya data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 0%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
12
Jumlah data dan informasi
ilmiah Sosial Ekonomi KP 11 Maximize 14 127.27% 127.27% Lead input 0,1 0.25 0.3181818
13
Jumlah karya tulis ilmiah
yang dihasilkan BBPSEKP25 Maximize 39 156.00% 156.00% Lead input 0,1 0.25 0.39
14
Jumlah Publikasi Sosial
Ekonomi di Lingkup
BBPSEKP
12 Maximize 31 258.33% 258.33% Lead input 0,1 0.25 0.6458333
15
Frekuensi pertemuan
ilmiah sosek KP di Lingkup
BBPSEKP
4 Maximize 4 100.00% 100.00% Lead input 0,1 0.25 0.25
0.4 1 160%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
FORM 1. PENGUKURAN NILAI SASARAN STRATEGIS (NSS)
Nama unit kerja / Satker : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Level BSC : 2 (Dua)
FORM 1. PENGUKURAN NILAI SASARAN STRATEGIS (NSS)
Kode SS : SS5
Sasaran Strategis : Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 0%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
16
Jumlah Model Penerapan
Kelembagaan KP yang
inovatif *)
4 Maximize 15 375.00% 375.00% Lag output 0,3 1 3.75
0,3 1 375%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
Kode SS : SS6
Sasaran Strategis : Terselenggaranya Pengendalian penelitian Sosial Ekonomi KP
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 0%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
17 Proporsi penelitian Sosial
Ekonomi KP mendukung
program strategis KKP
dibandingkan
pengembangan produk
prospektif KP lainnya
80% Maximize 76% 95.00% 95.00% Lag output 0,3 1 0.95
0,3 1 95%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
Kode SS : SS7
Sasaran Strategis : Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 0%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
18
Persentase Indeks
Kesenjangan Kompetensi
Eselon II dan III di lingkup
BBPSEKP
60% MINIMIZE 60% 100.00% 100.00% Lag output 0,3 0.333333333 0.3333333
19
Jumlah Professor
penelitian di lingkup
BBPSEKP
1 Maximize 1 100.00% 100.00% Lag output 0,3 0.333333333 0.3333333
20
Jumlah Peneliti S3 di
BBPSEKP7 Maximize 7.00 100.00% 100.00% Lead proses 0,2 0.222222222 0.2222222
21
Persentase jumlah pegawai
Fungsional Peneliti Sosial
Ekonomi dibandingkan
total pegawai di lingkup
BBPSEKP
42.05% Maximize 66.00% 156.96% 156.96% Lead input 0,1 0.111111111 0.1743956
0.9 1 106%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
Kode SS : SS8
Sasaran Strategis : Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BBPSEKP
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 0%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
22
Service Level Agreement
(SLA) di lingkup BBPSEKP70% Maximize 70% 100.00% 100.00% lag output 0,3 1 1
23
Persepsi User terhadap
kemudahan akses terhadap
informasi (skala likert1-5) 3.00 Maximize 3.00 100.00% 100.00% lag output 0,3 1 1
0,3 1 100%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
Nama unit kerja / Satker : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Level BSC : 2 (Dua)
FORM 1. PENGUKURAN NILAI SASARAN STRATEGIS (NSS)
Kode SS : SS9
Sasaran Strategis : Terwujudnya good governance & clean government di BBPSEKP
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 0%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24 Persentase Rekomendasi
aparat pengawas eksternal
internal pemerintah
(APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding
total rekomendasi lingkup
Balitbang KP
100% Maximize 100% 100.00% 100.00% lead input 0,1 0.076923077 0.0769231
25 Tingkat kualitas
akuntabilitas kinerja
BBPSEKP
2 Maximize 2 100.00% 100.00% lag output 0,3 0.230769231 0.2307692
26 Nilai Inisiatif anti korupsi
BBPSEKP 6.75 Maximize 7.6 112.59% 112.59% lag output 0,3 0.230769231 0.2598291
27 Nilai integritas BBPSEKP 8 Maximize 8 100.00% 100.00% lag output 0,3 0.230769231 0.2307692
28 Nilai Penerapan RB
BBPSEKP 75 Maximize 77.56 103.41% 103.41% lag output 0,3 0.230769231 0.2386462
1.3 1 104%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
Kode SS : SS10
Sasaran Strategis : Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPSEKP
No IKU Target Klasifikasi Realisasi Gap Konversi nilai Gap Validasi IKUBobot berdasarkan
validasi IKU
Koefisien Skor per IKUNilai Sasaran Strategis
/ NSS (Toleransi 0%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
29 Persentase penyerapan
DIPA Balitbang KP
95% Maximize 97% 101.60% 101.60% Lag outcome 0.4 1 1.016
0.4 1 102%
OK
Catatan :
1 Jika klasifikasi target adalah "Stabilize", maka isi kolom (7) secara manual --> petunjuk pengisian akan diberikan langsung di kelas
Nama unit kerja / Satker : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Level BSC : 2 (Dua)
No Perspektif Bobot Perspektif Kode SS SS NSS BOBOT NSS NSS x Bobot STATUS NKP NPSS STATUS NPSS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 40% SS1Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat KP110% 100% 110%
100% 110%
6 20% SS2
Meningkatnya pemanfaatan hasil
penelitian Sosek KP oleh Masyarakat
KP
110% 100% 110%
100% 110%
13 SS3Tersedianya kebijakan KP yang
implementatif296% 30% 89%
14 SS4Tersedianya data dan informasi
ilmiah Sosial Ekonomi KP160% 30% 48%
15 SS5
Terselenggaranya modernisasi sistem
produksi KP, pengolahan, dan
pemasaran produk KP yang optimal
dan bermutu
375% 30% 113%
16 SS6Terselenggaranya Pengendalian
penelitian Sosial Ekonomi KP95% 10% 10%
100% 259%
23 SS7Tersedianya SDM BBPSEKP yang
kompeten dan profesional106% 25% 27%
24 SS8
Tersedianya informasi yang valid,
handal dan mudah diakses di
BBPSEKP
100% 25% 25%
25 SS9Terwujudnya good governance &
clean government di BBPSEKP104% 25% 26%
26 SS10Terkelolanya anggaran secara
optimal di BBPSEKP102% 25% 25%
100% 103%
1
OK
10%
30%
Stakeholder
Customer
FORM 2. PENGUKURAN NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS)
Total per perspektif
Total per perspektif
123%
Internal Process
Learning and
growth
Total per perspektif
Total per perspektif
Nama unit kerja / Satker : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
Level BSC : 2 (Dua)
No Kode IKU IKU Inisiatif Strategis Target Realisasi Gap NPIS Status NPIS NPSS NKK Status
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13
1
Melakukan penyusunan policy
brief secara berkala di lingkup
BBPSEKP
100% 100% 100%
2
Memberikan usulan
Rekomendasi kebijakan ke
komisi litbang
100% 100% 100%
3
Melakukan Sosialisasi
rekomendasi kebijakan tersebut
kepada Direktorat Jenderal
Teknis di lingkup KKP
100% 100% 100%
4 10Jumlah Rekomendasi Kebijakan
Sosek KP
Melakukan penyusunan
Rekomendasi Kebijakan di
lingkup BBPSEKP
100% 100% 100%
5
Melakukan survey persepsi
masyarakat terhadap kebijakan
KKP
100% 100% 100%
6
Memberikan rekomendasi
perbaikan terhadap
implementasi kebijakan
100% 100% 100%
7 12Jumlah data dan informasi
ilmiah Sosial Ekonomi KP
Melakukan identifikasi dan
pengumpulan data dan
informasi Sosial Ekonomi KP
yang berasal dari kegiatan
penelitian untuk menjawab
berbagai isu Strategis
100% 100% 100%
8 13Jumlah karya tulis ilmiah yang
dihasilkan BBPSEKP
Menerbitkan hasil karya ilmiah
dalam bentuk Jurnal, warta,
prosiding dan Buletin
100% 100% 100%
9 14Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi
di Lingkup BBPSEKP
Menerbitkan Publikasi Sosial
Ekonomi KP
100% 100% 100%
10 15Frekuensi pertemuan ilmiah
sosek KP di Lingkup BBPSEKP
Menyelenggarakan Pertemuan
Ilmiah dalam bentuk Seminar
Internal, Seminar Ilmiah Sosial
Ekonomi KP, Temu ilmiah dan
Kebijakan Publik, Pameran hasil
penelitian
100% 100% 100%
11
Menyelenggarakan Penelitian
Sosial Ekonomi Secara terpadu
dengan tata kelola yang baik
100% 100% 100%
12
Melakukan kerjasama
penelitian dan pengembangan
BBPSEKP dengan instansi
penelitian dan pengembangan
dalam dan luar negeri
100% 100% 100%
13
Melakukan kerjasama
Penelitian Sosial Ekonomi dan
Model Penerapan
Kelembagaan dengan instansi
pemerintah, swasta, dan LSM
100% 100% 100%
14Melakukan penelaahan dan
seleksi usulan penelitian dan
100% 100% 100%
15
Mengendalikan dan
pencermatan setiap usulan
perubahan pada penelitian dan
100% 100% 100%
16Mengusulkan pejabat Eselon II
dan III untuk dilakukan
100% 100% 100%
17Mengusulkan pejabat yang
akan ditingkatkan kompetensi
100% 100% 100%
18 19Jumlah Professor penelitian di
lingkup BBPSEKP
Mengusulkan kandidat
Profesor Riset ke Sekretariat
BALITBANG KP
100% 100% 100%
19 20 Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP
Mengusulkan peneliti jenjang
S2 yang potensial ke untuk
melanjutkan pendidikan ke
jenjang S3
100% 100% 100%
20Mengusulkan calon Peneliti
mengikuti diklat fungsional
100% 100% 100%
21Menjaga stabilitas jumlah
jabatan fungsional non-litbang
100% 100% 100%
22 22Service Level Agreement (SLA)
di lingkup BBPSEKP
Mengusulkan rekomendasi
perbaikan SLA lingkup BBPSEKP
100% 100% 100%
23 23
Persepsi User terhadap
kemudahan akses terhadap
informasi (skala likert1-5)
Memberikan layanan
kemudahan akses informasi
umum
100% 100% 100%
24 24
Persentase Rekomendasi aparat
pengawas eksternal internal
pemerintah (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total
rekomendasi lingkup Balitbang
KP
Melaksanakan Tindak Lanjut
Hasil Rekomendasi Pengawas
Eksternal Internal Pemerintah
(APIEP)
100% 100% 100%
25
Penerapan manajemen kinerja
berbasis BSC dan sistem
informaasi lingkup BBPSEKP100% 100% 100%
26
Melaksanakan hasil
rekomendasi penilaian AKIP di
BBPSEKP
100% 100% 100%
27 Implementasi zona Integritas 100% 100% 100%
29 Evaluasi inisiatif anti korupsi 100% 100% 100%
30Penerapan culture
transformation100% 100% 100%
31 Evaluasi integritas BBPSEKP 100% 100% 100%
32 28 Nilai Penerapan RB BBRSEKP
Penerapan program RB
BBPSEKP secara menyeluruh
100% 100% 100%
33
Review penyerapan anggaran
BBPSEKP secara menyeluruh
dan berkala (triwulan)
100% 100% 100%
34
Pelaksanaan rencana aksi
perbaikan penyerapan
anggaran BBPSEKP
100% 100% 100%
Catatan :
1. Asumsi semua inisiatif strategis sama pentingnya
2. Asumsi dikatakan sebagian besar IS dilakukan jika 80% IS dilakukan
18
Persentase Indeks Kesenjangan
Kompetensi Eselon II dan III di
lingkup BBPSEKP
Nilai integritas BBRSEKP
29Persentase penyerapan BBPSEKP
DIPA
21
Persentase jumlah pegawai
Fungsional Peneliti Sosial
Ekonomi dibandingkan total
pegawai di lingkup BBPSEKP
25 Nilai AKIP BBRSEKP
26Nilai Inisiatif anti korupsi
BBRSEKP
FORM 3. PENGUKURAN NILAI KINERJA KESELURUHAN (NKK)
223%100% 123%
9
11
Persepsi masyarakat KP terhadap
kebijakan yang diterbitkan KKP
(dalam skala likert 1-5)
16
Persentase jumlah Rekomendasi
Kebijakan BBPSEKP yang
dijadikan bahan kebijakan
terhadap total kajian yang
dihasilkan
Jumlah Model Penerapan
Kelembagaan KP yang inovatif
*)
17
Proporsi penelitian Sosial
Ekonomi KP mendukung
program strategis KKP
dibandingkan pengembangan
produk prospektif KP lainnya
27
DATA DUKUNG/BUKTI IKU BBPSEKP TA 2013
Unit Organisasi Eselon I : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP)
Unit Organsiasi Eselon II : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP)
Tahun Anggaran : 2013
SASARAN STRATEGIS PADA
DOKUMEN BSC URAIAN IKU
TARGET
2013
REALISASI
2013
DATA DUKUNG CAPAIAN IKU
BSC
1.
Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat KP
1. Nilai Tukar Nelayan 110 104.46 1. Laporan Penelitian Panelkanas
2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104 104.70 2. Laporan Penelitian Panelkanas
3. Rata-rata Pendapatan Pengolah
& Pemasar (KK/bulan) 1.8 juta 1.85 juta 3.
Laporan Kegiatan Kajian Khusus Tentang Evaluasi
Dampak PNPM KP
4. Rata-rata Pendapatan Petambak
Garam (KK/bulan) 1.8 juta 2.8 juta 4.
Laporan Kegiatan Penelitian Tentang Aspek Sosial
Ekonomi Pengembangan Garam Industri dan Produk
Garam Derivatif
5. Pertumbuhan PDB Perikanan 7.00% 6.86 5. Laporan Kajian Khusus terkait Strategi
Pertumbuhan PDB Perikanan
2.
Meningkatnya
pemanfaatan hasil
penelitian Sosek KP oleh
Masyarakat KP
6. Jumlah jejaring dan kemitraan
Litbang BBPSEKP
4 1
Jejaring BBPSEKP tahun 2013
1. Kerjasama dengan Dinas KP Tegal, Jateng
7.
Jumlah hasil penelitian sosial
ekonomi KP yang diadopsi oleh
masyarakat KP
4 4
Jumlah Adopsi Litbang Sosek 2013
1 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis IPTEK
(KIMBIs) dengan Tipologi Perikanan Tangkap Laut
(Kab. Indramayu)
2 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis IPTEK
(KIMBIs) dengan Tipologi Perikanan Budidaya (Kab.
Subang)
3 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis IPTEK
(KIMBIs) dengan Tipologi Perikanan Perairan Umum
Daratan (PUD) (Kab. Wonogiri)
4 Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis IPTEK
(KIMBis) dengan Tipologi Derivatif Garam (Kab. Pati)
8.
Jumlah Pengguna hasil Penelitian
Sosial Ekonomi KP
(Kelompok/Orang)
5 13
Jumlah Pengguna Hasil Litbang Sosek KP
1 Kelompok Pengguna pada Kab. Subang (9 Kelompok)
2 Kelompok Pengguna pada Kab. Tegal (2 Kelompok)
3 Kelompok Pengguna pada Kab. Pacitan (1 Kelompok)
4 Kelompok Pengguna pada Kab.Banda Aceh (1
Kelompok)
3. Tersedianya kebijakan
KP yang implementatif 9.
Presentase jumlah usulan
rekomendasi kebijakan BBPSEKP
yang dijadikan bahan kebijakan
terhadap total kajian yang dihasilkan
30% 54%
Judul naskah rekomendasi yang menjadi bahan
kebijakan KKP antara lain :
1 Inovasi Kelembagaan Masyarakat Perikanan dalam
Mendukung Penyebaran IPTEK dalam Pengentasan
Kemiskinan
2 Dampak Terkini Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) terhadap Kinerja Usaha Nelayan dan Budidaya
Ikan
3 Supply Chain Analysis Pengembangan Patin PAsupati di
Tulungagung, Jawa Timur
4 Dampak Perubahan Ekonomi Global terhadap Sektor
KP
5 Kajian Dampak Implementasi Masyarakat Ekonomi
ASEAN terhadap Sektor KP
6 Strategi Mendorong Pertumbuhan PDB Sektor KP
7 Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan/Program KP
10
Jumlah rekomendasi kebijakan Sosek
KP 4 40
Judul Rekomendasi
1 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak di
Sektor KP Terhadap Perekonomian Nasional dan
Sektor Perikanan
2 Dampak Peningkatan Usaha Penangkapan Komoditas
Tuna Terhadap Perekonomian Nasional
3 Estimasi Dampak Kesepakatan Sidang WTO Terhadap
Sektor KP di Indonesia
4 Strategi Pengembangan dan Implementasi Blue
Economy di Sektor Kelautan dan Perikanan
5 Strategi Optimalisasi Unsur-Unsur Positif Lokal Untuk
Mendukung Penerapan Prinsip-Prinsip Blue Economy di
Wilayah Coral Triangle
6 Strategi Aspek Keberlanjutan Pengembangan Energi
Laut
7 Strategi Penguatan Aspek Kelembangaan dalam
Pengelolaan Energi Laut di Lokasi Prioritas
Pengembangan
8 Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan dan
Gelombang Laut
9 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pasar dan
Pemasaran Garam di Indonesia
10 Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan
Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai
Implementasi PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan
11 Antisipasi Peningkatan Permintaan Ikan Nasional
Menjelang Ramadhan dan Lebaran
12 Strategi Pengembangan Industri Farmasetika dan
Nutrasetika dari Biota Laut di Indonesia
13 Strategi Menghadapi Kenaikan Harga BBM pada Usaha
Perikanan
14 Peningkatan Daya Saing Komoditas Kelautan dan
Perikanan Untuk Optimalisasi Manfaat Implementasi
ASEAN Economic Community
15 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan di Kabuapten Banggai
Kepulauan
16 Peningkatan Produktivitas Tuna dengan Usaha
Pembenihan di Indonesia
17 Strategi Analisis Keberlanjutan Usaha Perikanan di
Kabupaten Anambas
18 Sistem Rantai Pasok Dalam Mendukung Pengembangan
Komoditas Patin Pasopati di Tulung Agung, Jawa
Timur
19 Kebijakan Penyempurnaan Desain Program
Pengembangan Industrialisasi Perikanan Berbasis
Perikanan Budidaya Komoditas Udang
20 Strategi Peningkatan NIlai Tambah Melalui
Pengembangan Industri Pengolahan Rumput LAut
E.Cotonii di Sentra-Sentra Kawasan Industrialisasi
21 Peningkatan Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Tukar
Pembudidaya Ikan (NTPi)
23 Penguatan Kelembagaan Untuk Peningkatan Produksi
Perikanan Budidaya
24 Penguatan Kelembagaan Penyedia Sarana Input,
Pemodalan dan Pemasaran Dalam Mendukung
Peningkatan Produksi Ikan dan Pendampatan Usaha
Pelaku Perikanan Tangkap
25 Peningkatan Pendapatan Dalam Rangka Meningkatkan
Ekonomi Rumah Tangga Nelayan SkalaKecill
26 Penguatan Kelembangaan Untuk Peningkatan Produksi
Tambak Garam
27 Penyempurnaan Desain Program dan AKselerasi
Pengembagan Industrialisasi Perikanan Berbasis
Perairan Umum Daratan (Tipe Ekosistem Danau)
28 Diplomasi Indonesia0KKP Dalam Forum RFMOs
30 Intensifikasi Penguatan Manfaat Dan Keikutsertaan
Indonesia Dalam Regional Fisheries Managemend
Organizations (RFMOs)
31 Reproduksi Nilai-Nilai Dan Peningkatan Akses
Masyarakat Dalam Mengakselerasi Pembangunan
Kelautan dan Perikanan di Kawasan MP3EI
32 Pentingnya Dukungan Maluku Sebagai MLIN Dalam
Keberhasilan Program Industralisasi
33 Disparitas Herga Ikan dan Strategi Penetrasi Pasar
34 Inovasi Kelembagaan Masyarakat Perikanan dalam
Mendukung Penyebaran IPTEK dalam Pengentasan
Kemiskinan
35 Dampak Terkini Kenaikan Herger Bahan Bakar Minyak
(BBM) terhadap Kinerja Usaha Nelayan dan Budidaya
Ikan
36 Supply Chain Analysis Pengembangan Patin Pasupati di
Tulungagung, Jawa Timur
37 Dampak Perubahan Ekonomi Global terhadap Sektor
KP
38 Kajian Dampak Implementasi Masyarakat Ekonomi
ASEAN terhadap Sektor KP
39 Strategi Mendorong Pertumbuhan PDB Sektor KP
40 Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan/Program KP
11.
Persepsi masyarakat KP terhadap
kebijakan yang diterbitkan KKP
(dalam skala likert 1-5)
4 4
Laporan Kegiatan Survey Persepsi Masyarakat KP
terhadap Kebijakan KKP
4
Tersedianya data dan
informasi ilmiah Sosial
Ekonomi KP
12. Jumlah data dan informasi ilmiah
sosial ekonomi KP 11 14
Judul data dan Informasi
1 Industrialisasi Perikanan Berbasis Perairan Umum
Daratan
2 Industrialisasi Perikanan Budidaya
3 Industrialisasi Perikanan Berbasis Perikanan
Tangkap Laut
4 Pengembangan Garam Indutri dan Produk Garam
Derivatif
5 Blue Economy Pada Wilayah Coral Triangle
6 Aspek Hukum dan Manfaat RFMOs dalam
Peningkatan Produksi Tuna
7 Sosio-Antropologi Masyarakat Perikanan di
Kawasan MP3EI
8 Isu-Isu Perdagangan Internasional
9 Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan
10 Permodelan Dampak Kebijakan Sektor KP pada
Indikator-Indikator Keberlanjutan Terkait
Kebijakan Blue Economy
11 Stuktur, DInamika Usaha dan Pendapatan (Data
Panelkanas)
12 Nilai Tukar Nelayan (NTN)
13 Konsumsi (Data Panelkanas)
14 Gambaran Umum Lokasi dan Kelembagaan (Lokasi
Panelkanas)
13. Jumlah karya tulis ilmiah yang
dihasilkan BBPSEKP 25 39
Judul KTI Sosek 2013
1 Peran Berbagai Teknologi Terhadap Peningkatan
Kualitas Garam di Indonesia
2 Penerapan Teknologi Pengolahan Garam Konsumsi
Melalui Iptekmas
3 Rantai Nilai/Value Chain Usaha Pegaraman di Kab.
Cirebon
4 Garam Sebagai Obyek Rekreasi Edukasi di Kab.
Pati
5 Dampak Program Pemberdayaan Usaha Garam
Rakyat (PUGAR) Terhadap Peningkatan Produksi
di Tinjau Aspek Generik di Kab. Sampang
6 Penguatan Manfaat dan Keikutsertaan Indonesia
dalam Regional Fisheries Management
Organization di Indonesia
7 Pengaturan Konvensi WCPFCC dan Persiapan
Ratifikasi Indonesia dalam Pengelolaan
PerikananLaut Lepas
8 Unsur-Unsur Ekonomi Biru Pada Masyarakat
Perikanan di Kab. Raja Ampat
9 Asessment Penerapan PRinsip-Prinsip Blue
Economy dalam Pengembangan Industri Kelautan
dan Perikanan di Lombok Timur
10 Isu dan Permasalahan Perdagangan Internasional
Produk Perikanan Utama Indonesia
11 Peramalan Ekspor Tuna Indonesia ke Jepang
Pendekatan Metode Box-Jenkins
12 Trend dan Proyeksi Impor Beberapa Negara
Terhadap Udang Indonesia
13 Kondisi Internal dan Permasalahan Perikanan
Tangkap Pelagis Besar Skala Kecil di Kota Padang
14 Kajian Perubahan Pola Konsumsi Rumah Tangga
Nelayan Penangkap Ikan Tuna di Kota Bitung
15 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Pembudidaya
RUmput Laut di Nusa Penida, Kab. Klungkung
Prop. Bali
16 Kenaikan BBM, Inflasi dan Dampaknya Terhadap
Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Skala Kecil di
Kab. Cirebon: Studi Kasus Desa Gebang Mekar
17 Analisa Dinamika Herger Output Budidaya
Rumput Laut
18 Kebijakan dan Strategi Dalam Mendukung
Implementasi Industrialisasi Perikanan Berbasis
Perikanan Budiday Daya Perairan Umum Sungai
Rawa di Kab. Ogan Ilir, Sumatera Selatan
19 Identifikasi Pemangku Kebijakan dan Perannya
dalam Implementasi Program Industrialisasi di PPP
Muncar
20 Desain Program Industrialisasi Dalam Mendorong
Peningkatan Produksi (Studi Kasus di PPN TUal,
Prop. Maluku Tenggara)
21 Transaksi Total Atas Harga Dasar Produsen
22 Transaksi Domestik Atas Harga Produsen
23 Koefisien Input Domestik Atas Dasar Herger
Produsen
24 Evaluasi PNPM Mandiri KP dalam Mendukung
Industrialisasi
25 Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan di
Waduk Gajah Mungkur Berbasis Base Line Studi
26 Klinik Iptek Mina Bisnis di Kabupaten Lombok
Timur
27 Evaluasi KEberadaan KIMBis Sebagai Upaya
Mengembangkan Ekonomi Masyarakat Model
Kelembagaan Pemanfaatan Limbah Perikanan Pada
Tipologi Tangkap Laut
28 Profil Keragaan Teknologi pada Kawasan KIMBis
Sukabumi
29 Profil Usaha dan Pemanfaatan Limbah pada
Masyarakat Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi
30 Identifikasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Untuk Pengembangan Ekonomi Pedesaan di Desa
Ujung Genteng, Kec. Ciracap. Kab. Sukabumi,
Prop. Jawa Barat
31 Pemberdayaan Masyarakat Berbasis IPtek Mina
Bisnis di Banda Aceh
32 Penerapan Teknologi Pengolahan Garam Konsumsi
Melalui Iptekmas (Studi Kasus KAb. Pati dan KAb.
Sumenep)
33 KIMBis sebagai mitra kolaborasi dalam
pemberdayaan dan pengembangan ekonomi
masyarakat KIMBIs
34 Dampak Kebijakan Impor dan Kelembagaan
Terhadao Kinerja Industri Garam Nasional
35 Dukungan Teknologi Pada Usaha Pegaraman di
Pati
36 Membangun SInergitas Antar Pelaku Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Melalui
KIMBis
37 Peluang Usaha Berbasis Usaha Perikanan Melalui
Penerapan Prinsip Blue Ekonomi di Kab.
Indramayu, Jawa Basat
38 Kajian Peragaan Teknologti Perikanan Budidaya di
Kab. Indramayu
39 Kajian Keragaan Introduksi Teknologi Porgram
IPTEKMAS di Kab. Indramayu
14. Jumlah publikasi sosial ekonomi di
lingkup BBPSEKP
12 31
Publikasi Ilmiah Sosek TA.2013
Policy Brief
1 Strategi Penyaluran BBM Bersubsidi Berbasis
Pendaratan Ikan
2 Formulasi Strategi Mencapai Keberhasilan Program
PUMP Budidaya
3 RElevansi NTN Sebagai Salah Satu Indikator
Kesejahteraan Masyarakat
4 Strategi Peningkatan Ekonomi Wilayah Perbatasan
Berbasis Perikanan dan Kelautan
5 Diplomasi Indonesia (KKP) pada Forum Pertemuan
RFMOs
6 Kelembagaan Pusat Informasi Teknologi Perikanan
Untuk PEngembangan Potensi Ekonomi PEdesaan
7 Prospek Pelabuhan Perikanan di KAwasan Timur
Indonesia Sebagai Pusat Industri Tuna, Tongkol, dan
Cakalang (TTC)
8 Menuju Industrialisasi Rumput Laut : Peluang,
Permasalahan, dan Tantangan
9 Aplikasi NTP Berbasis TIpologi dalam Mengukur
Kesejahteraan Masyarakat KP
10 Revitalisasi Kearifan Lokal Dalam MEndukung
Pelestarian Sumberdaya, Peningkatan Produksi dan
Pendapatan
11 Pendekatan Alternatif Untuk Pelestarian dan
Pengelolaaan Sumberdaya Terumbu Karang di Wilayah
Coral Triangle
12 Strategi Adaptasi Nelayan di Wilayah Coral Triangle
MEnghadapi Perubahan Iklim
13 Strategi Pemanfaatan Potensi Energi Berbasis
Sumberdaya Kelautan Untuk Memenuhi Kebutuhan
Energi pada Usaha-Usaha Perikanan
14 Pemanfaatan Energi Surya sebagai Alternatif Untuk
Memenuhi Kebutuhan Enregi pada Usaha Budidaya
dan Pengolahan Hasil Perikanan
15 PEnguatan Diplomasi Kelautan dan Perikanan Dalam
Rangka Memergani dan Menanggulangi IUU Fishing
16 Penataan KEwenangan Kelembagaan Terkait Dengan
Surat Persetujuan Berlayar (SPB)
17 Harmonisasi dan SInkronisasi Aspek Hukum IUU
Fishing
18 Urgensi Ratifikasi Port State Measures Agreement DAlm
Pemberantasan IUU Fishing di Indonesi
19 Optimalisasi Oengawasan Dalam Mendukung Upaya
Memerangi IUU Fishing di Indonesia
20 Pengembangan Kawasan Perairan Umum (Sungai dan
Rawa)
21 Assessment Program Kapal Perikanan 30GT
22 BAdan Penyangga Garam Sebagai {endukung
Minapolitan Menuju Terciptanya Swasembada Garam
23 Perbaikan Program Minapolitan Menuju Swasembada
Garam
24 Peningkatan Kesejahteraan Usaha Nelayan Skala Kecil
Melalui Peningkatan Aset Usaha
Jurnal Sosek 2013
1 Jurnal Sosek KP (2 terbitan/volume)
2 Jurnal Kebijakan Sosek (2 terbitan/volume)
Buletin
1 Buletin riset sosial ekonomi kelautan dan perikanan
Buku
1 Buku Minapolitan Prairan Umum Daratan
Prosiding
1 Prosiding Semnas Sosek KP
15. Frekuensi pertemuan ilmiah
sosek KP di lingkup BBPSEKP 4 4
Jumlah Pertemuan Ilmiah Sosek KP 2013
1 Temu Sains Kebijakan dan Pasar (TSKP)
2 Seminar Nasional Sosek KP
3 Seminar Internal Sosek KP
4 Workshop Hasil Penelitian Sosek KP
5 Terselenggaranya 16. Jumlah model penerapan 4 15 1 Model Kelembagaan Penerapan Dan Penyebaran
6.
modernisasi sistem
produksi kelautan dan
perikanan, pengolahan
dan pemasaran produk
kelautan dan perikanan
yang optimal dan
bermutu
Tersedianya
Pengendalian Penelitian
Sosial Ekonomi KP
kelembagaan KP yang inovatif IPTEK Bidang Kelautan dan PErikanan di Kab. Brebes,
Jateng
2 Model Kelembagaan Iptek pada Tipologi SUmberdaya
Perikanan Perairan Waduk
3 Model Kelembagaan Pemanfaatan Limbah Perikanan
pada Tipologi Tangkap Laut KAwasan KIMBis Konawe
Utara
4 Model Kelembagaan Penerapan IPTEK Penggunaan
Probiotik Pada Budidaya Udang WIndu di Tambak
5 Model Penyebaran IPtek Berbasis Masyarakat pada
Tipologi Perikanan Tangkap Laut di Kawasan KIMBIs
Sukabumi
6 Model Kemitraan PEngembangan Ekonomi Masyarakat
Pesisir di Kawasan KAb. Lombok Timur
7 Model Kemitraan KIMBis Dengan Koperasi Garam
Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat
Pegaraman
8 Model Kelembagaan Penerapan Iptek Kelautan dan
Perikanan KIMBis Danau Toba
9 Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perikanan
Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
10 Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Budidaya di
Tambak Hasil Introduksi Program Iptekmas di Kab.
Indramayu
11 Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis
IPTEK pada Perikanan Budidaya Lahan Kering di Kab.
Gunung Kidul
12 Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui
Sinergitas Program IPTEKMAS, PUGAR dan TTG
Garam di Kab. Lamongan
13 Model Kelembagaan Penerapan IPTEK Berbasis
Masyakat pada TIpologi Tambak di Kawasan KIMBis
Aceh
14 Model Pengembangan Kelembagaan dalam Rangka
Pemberdayaan Masyarakat di Lokasi KIMBis Subang
15 Rancang bangun Model usaha Pengolahan Hasil
Perikanan di Kab. Pacitan
17.
Proporsi penelitian sosial
ekonomi KP mendukung
program strategis KKP
dibandingkan pengembangan
produk prospektif KP lainnya
80% 76%
Mendukung Industrialisasi
Antisipasi Isu-Isu Perdagangan Internasional Untuk
Mendukung Industrialisasi Perikanan
Kajian Sosio Antropologi Masyarakat Perikanan pada
Kawasan MP3EI
Program Rintisan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
IPTEK Mina Bisnis (KIMBis)
Kajian Khusus AKselerasi Imomenetasi Program
Pemerintah Dalam Mendorong Pembangunan KP
Mendukung Blue Economy
Kajian Implementasi Blue Economy pada Wilayah
Coral Triangle
Pemodelan DampakKebijakan KP pada Indikator-
Indikator Keberlanjutan Terkait Kebijakan Blue
Economy
Mendukung Minapolitan
Kajian Desain Program dan Implementasi Industrialisasi
Berbasis Perikanan Budidaya
Kajian Desain Program dan Implementasi Industrialisasi
Berbasis Perikanan Tangkap Laut
Kajian Desain Program dan Implementasi Industrialisasi
Berbasis Perikanan Perairan Umum Daratan (PUD)
Kajian Aspek Sosial Ekonomi Pengembangan Garam
Indusrti dan Produk Derivatif Garam
7.
Tersedianya SDM
BBPSEKP yang
kompeten dan
profesional
18 Indeks kesenjangan kompetensi
Eselon II dan III 60% 60%
Hasil Pengukuran Adopsi
19 Jumlah professor penelitian di
lingkup BBPSEKP 1 1
Prof.Dr.Ir. Zahri Nasution, M.Si
8.
Tersedianya informasi
yang valid, handal, dan
mudah diakses di
BBPSEKP
20 Jumlah peneliti S3 di BBPSEKP 7 7
1. Dr. Zahri Nasution
2. Dr. Sonny Koeshendrajana
3. Dr. Armen Zulham
4. Dr. Tajerin
5. Dr. Tjahjo
6. Dr. Siti Hajar Suryawati
7. Dr. Agus Heri Purnomo
21
Presentase jumlah pegawai
fungsional penelitian sosial
ekonomi dibandingkan total
pegawai di lingkup BBPSEKP
42.05% 66%
1 Peneliti (41)
2 Pustakawan (2)
3 Pranata Komputer (2)
4 Teknisi Litkayasa(1)
22 Service Level Agreement 70% 70%
Hasil Pengukuran SLA
23 Persepsi user terhadap
kemudahan akses terhadap 3 3
Hasil Pengukuran persepsi user
9.
Terwujudnya good
governance & clean
government di BBPSEKP
informasi (skala likert 1-5)
24
Presentase rekomendasi aparat
pengawas eksternal internal
pemerintah (APIEP) yang
ditindaklanjuti dibanding total
rekomendasi lingkup BBPSEKP
100% 100%
Terlampir
25
Tingkat kualitas akuntabilitas
kinerja BBPSEKP
NILAI AKIP
A
NILAI AKIP
A
Hasil Pengukuran Adopsi
26 Nilai inisiatif anti korupsi
BBPSEKP 6.75 7.6
Hasil Pengukuran Adopsi
27 NIlai Integritas BBPSEKP 8 8 Hasil Pengukuran Adopsi
28 NIlai Penerapan RB BBPSEKP 75 77.56 Hasil Pengukuran Adopsi
10.
Terkelolanya anggaran
secara optimal lingkup
BalitbangKP
29 Presentase Penyerapan DIPA
BBPSEKP 95% 96.52%
Data SAI BBPSEKP, 2013: Capaian Realisasi Anggaran
BPSEKP 2013 : 96.52%