laba ditahan (complete)
DESCRIPTION
EnjoyTRANSCRIPT
LABA DITAHAN
OLEH
KELOMPOK 6
AKUNTANSI REGULER C
YUSUF KURNIAWAN ( 01 )
JOÃO BAPTISTA N. DA SILVA ( 05 )
ADI WIGUNA ( 10 )
A.A.MADE PUTRA ANDI ANTA ( 18 )
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2013
PENGERTIAN LABA DITAHAN
Laba Ditahan (retained earnings) merupakan modal yang berasal dari dalam
perusahaan yaitu kumpulan laba dan rugi sampai saat tertentu sesudah dikurangi dividen
yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan ke rekening modal. Rugi laba ini dapat berasal
dari :
- Rugi laba usaha
- Rugi laba kegiatan yang tidak rutin seperti laba penjualan aktiva tetap
- Koreksi atas laba tahun-tahun lalu
Apabila rekening laba ditahan menunjukkan saldo debit maka disebut defisit. Laba
ditahan dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Pembagian dividen
2. Pembelian treasuri stock
3. Pembatasan laba ditahan untuk tujuan-tujuan tertentu (appropriations)
4. Rekapitulasi
5. Penyerapan kerugian
Pencatatan laba ditahan hendaknya dipisahkan dari modal disetor agar dapat diketahui
sumber masing-masing modal. Dalam neraca jumlah laba ditahan terdiri dari dua
golongan rekening yaitu:
1. Laba ditahan yang masih bebas
2. Laba ditahan yang sudah mempunyai tujuan penggunaan
KEBIJAKAN DAN LEGALITAS DIVIDEN
Legalitas Dividen
Legalitas dividen hanya dapat ditentukan dengan melihat hukum negara bagian yang
berlaku. 50 negara bagian dapat diklarifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kelompok
untuk tujuan perbandingan larangan pembagian dividen ke pemilik dan lainnya.
Kelompok terbesar terdiri atas 22 negara bagian, yang beroperasi atas dasar “1950 Model
Business Corporation Act”, yang mengizinkan pembagian kepada pemegang saham
selama perusahaan dalam keadaan tidak insolven. Insolvensi suatu perusahaan
didefinisikan sebagai ketidakmampuan membayar hutang pada saat jatuh tempo dalam
suatu bisnis yang normal. 18 negara bagian lainnya mengikuti baik “1984 Revised Model
Business Corporation Act” atau memiliki larangan pembagian yang mirip dengannya,
yaitu :
1. Perusahaan harus solven
2. Pembagian tak boleh melebihi nilai wajar dari aktiva netto.
Negara bagian lainnya menggunakan variasi laranggan campuran yang terdiri dari
pengujian solvabilitas dan neraca atas likuiditas dan resiko.
Kebijakan Dividen
Setelah laba ditahan dicatat, ada dua alternatif, saldo kredit dapat berupa pengurangan
dengan pembagian aktiva (dividen) kepada para pemegang saham, atau ditahan dan aktiva
mengofsetnya digunakan dalam operasi perusahaan. Sangat sedikit perusahaan yang
membayar dividen dalam jumlah yang sama dengan laba ditahan yang tersedia secara
legal. Penyebab utamanya adalah :
1. Persetujuan (kontrak obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atau
sebagian laba, dalam bentuk aktiva,guna membentuk proteksi tambahan terhadap
kemungkinan kerugian.
2. Beberapa hukum perseroan Negara bagian mensyaratkan bahwa laba yang ekuivalen
dengan biaya saham treasuri yang dibeli dilarang untuk diumumkan sebagai dividen.
3. Keinginan untuk menahan aktiva yang tidak dibayarkan sebagai dividen guna
membiayai pertumbuhan atau ekspansi.
4. Keinginan untuk memperlancar pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan
mengakumulasi laba dalam tahun-tahun yang menghasilkan laba dan menggunakan
akumulasi laba itu sebagai dasar untuk membayar dividen dalam tahun-tahun yang
buruk.
5. Keinginan untuk membentuk pelindung atau penyangga terhadap kemungkinan
kerugian atau kesalahan dalam kalkulasi laba.
Jika seluruh keuntungan yang dihasilkan perusahaan dibayar sebagai dividen kepada para
pemegang saham maka perusahaan tidak memiliki cadangan dana (kepentingan akan laba
yang ditahan terabaikan) untuk melakukan reinvestment, sebaliknya jika seluruh
keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan tetap dipertahankan maka kepentingan
pemegang saham akan terabaikan sehingga dapat menyebabkan hilangnya kesempatan
untuk mendapatkan investor baru dan tidak dapat mengumumkan kenaikan dividen.
BENTUK - BENTUK DIVIDEN
Pembagian dividen umumnya didasarkan atas akumulasi laba, yaitu laba ditahan, atau
atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Harapan umum dari
setiap pemegang saham yang menerima dividen adalah perusahaan telah beroperasi
secara sukses dan ia menerima bagian dari laba tersebut. Dividen memiliki 5 bentuk,
yaitu sebagai berikut :
a. Dividen Tunai
Dewan Komisaris melakukan pemungutan suara untuk mengumumkan dividen tunai,
jika hasilnya disetujui, maka dividen segera diumumkan. Pengumuman dividen tunai
merupakan kewajiban karena pembayaran biasanya dilakukan dengan segera,
biasanya disebut sebagai kewajiban lancar. Dividen tunai tidak diumumkan dan
dibayarkan atas saham treasuri.
Contoh: Roadway Freight Corp, pada tanggal 10 Juni mengumumkan dividen
tunai 50 sen per lembar saham pada 1,8 juta lembar saham yang dibayarkan tanggal
16 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat pada tanggal 24 Juni.
Pada tanggal pengumuman (10 Juni)
Laba ditahan (Pengumuman Dividen Tunai) 900.000
Hutang Dividen 900.000
Pada tanggal pencatatan (24 Juni)
Tak ada pembukuan
Pada tanggal pembayaran (16 Juli)
Hutang Dividen 900.000
Kas 900.000
b. Dividen Aktiva (Dividen Harta)
Dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas disebut dividen harta. Dividen
harta dapat berupa barang dagang, real estate, atau investasi, atau bentuk lainnya yang
dirancang oleh dewan direksi. Nilai wajar dari aktiva bukan keuangan yang dibagikan
diukur dengan jumlah yang dapat direalisasikan dalam suatu penjualan langsung atau
mendekati saat pemabagian. Ketika dividen harta diumumkan, perusahaan harus
menetapkan kembali nilai wajar properti yang akan dibagikan, dengan mengakui
setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku
properti pada tanggal pengumuman.
Contoh: Tredler Inc, mentrasfer sebagian investasinya dalam saham yang mudah
dipasarkan senilai $1.250.000 kepada pemegang saham dengan mengumumkan
dividen harta pada tanggal 28 Desember 1991 dan membagikannya pada 30 Januari
1992 kepada pemegang saham yang dicatat pada 15 Januari 1992. Pada tanggal
pengumuman saham memiliki nilai pasar $2.000.000. Ayat jurnalnya adalah sebagai
berikut :
Pada tanggal pengumuman (28 Desember 1991)
Investasi Saham 750.000
Keuntungan pada Apresiasi Sekuritas 750.000
Laba Ditahan (Pengumuman Dividen Harta) 2.000.000
Hutang Dividen Harta 2.000.000
Pada tanggal pembagian (30 Januari 2001)
Hutang Dividen Harta 2.000.000
Investasi dalam Sekuritas 2.000.000
c. Dividen Skrip
Dividen skrip ialah janji yang tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang
akan datang. Dividen harta dapat berupa barang dagang, real estate, atau investasi,
atau bentuk lainnya yang dirancang oleh dewan direksi.
Contoh: Berg Canning Co, menghindari terlewatnya pembayaran dividen triwulan
berurutan yang ke 84 dengan mengumumkan dividen skrip pada tanggal 27 Mei 1992
dalam bentuk wesel promes 2 bulan senilai 80 sen per lembar pada 2.545.000 lembar
saham yang beredar dan dibayarkan pada tanggal pencatatan yaitu 5 Juni 1992. Wesel
itu membayar bunga 10% per tahun dan jatuh tempo 27 Juli 1992. Jurnalnya :
Pada tanggal pengumuman (27 Mei 1992)
Laba Ditahan (Pengumumkan Dividen Skrip) 2.036.000
Wesel Bayar kepada Pemegang Saham
($0,80 x 2.545.000) 2.036.000
Pada tanggal pembayaran (27 Juli 1992)
Wesel Bayar kepada Pemegang Saham 2.036.000
Biaya Bunga ($2.036.000 x 2/12 x $0.10) 33.933
Kas 2.069.933
d. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal.
Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan kadang-kadang disebut dividen
likuidasi, yang menyiratkan bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari
investasi pemegang saham dan bukan dari laba.
Contoh: McChesney Mines Inc, menerbitkan dividen kepada pemegang saham
biasa sebesar $1.200.000. Pengumuman dividen tunai itu menyatakan bahwa
$900.000 harus dipertimbangkan sebagai laba dan sisanya merupakan pengambilan
modal. Jurnalnya :
Pada tanggal pengumuman
Laba Ditahan 900.000
Tambahan Modal Disetor 300.000
Hutang Dividen 1.200.000
Pada tanggal pembayaran
Hutang Dividen 1.200.000
Kas 1.200.000
e. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran
kepada para pemegang saham sebanding dengan saham yang dimilikinya. Dividen
saham yang lebih kecil dari 20-25% disebut dividen saham kecil.
Contoh: Perusahaan X memiliki 1.000 lembar saham yang beredar dengan nilai
pari $100 dan laba ditahan $50.000. Jika Perusahaan X mengumumkan dividen saham
10%, maka Perusahaan X harus menerbitkan 100 lembar saham tambahan kepada
pemegang sahamnya yang sekarang. Diasumsikan bahwa nilai wajar saham saat
dividen saham adalah $130 per lembar Jurnalnya :
Pada tanggal pengumuman
Laba Ditahan (Pengumuman Dividen Saham 13.000
Dividen Saham Biasa yang Dapat Dibagikan 10.000
Agio Saham 3.000
Ketika saham diterbitkan, Jurnalnya :
Pada tanggal pembagian
Dividen Saham Biasa yang Dapat Dibagikan 10.000
Saham Biasa 10.000
PEMECAHAN SAHAM
Definisi pemecahan saham (stock split) menurut Abdul Halim (2005) adalah
pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan
menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembar sahamnya secara proporsional.
Tujuan dilakukan pemecahan saham adalah untuk menjaga harga agar saham tidak terlalu
tinggi sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih banyak diperdagangkan. Dengan
pemecahan saham, pemegang saham harus menukarkan sahamnya dengan saham baru
yang memiliki nilai nominal lebih rendah. Sebab jika batas waktu penukaran yang
ditetapkan terlampaui, maka saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan
di bursa.
Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham (stock split) yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Pemecahan naik (Split Up atau sering disebut Stock split)
Adalah penurunan naik nominal per lembar saham yang mengakibatkan
bertambahnya jumlah lembar yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan
faktor pemecahan 3:1. Pada awalnya nilai nominal per lembar saham sebelum
melakukan stock split sebesar seribu lima ratus rupiah, maka setelah dilakukan split
up dengan perbandingan 3:1, nilai nominal per lembar saham yang baru adalah lima
ratus rupiah, sehingga awalnya satu lembar menjadi tiga lembar.
2. Pemecahan turun (Split Down atau sering disebut Reverse Stock Split)
Adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan
berkurangnya jumlah lembar saham yang beredar. Misalnya split down dengan faktor
pemecahan 1:3 yang merupakan kebalikan dari split up. Awalnya nilai nominal per
lembar saham seribu rupiah, kemudian dilakukan split down dengan perbandingan
1:3, maka nilai nominal per lembar saham baru adalah tiga ribu rupiah dan jumlah
lembar saham yang pada awalnya tiga lembar saham menjadi satu lembar saham.
PENYAJIAN DAN ANALISIS LABA DITAHAN
Penyajian
Tiga kategori berikut biasanya muncul pada kelompok ekuitas pemegang saham, yaitu :
1. Modal saham (modal dasar)
2. Tambahan modal disetor (modal yang melebihi nilai pari atau nilai ditetapkan)
3. Laba ditahan atau defisit.
Dua kategori yang pertama, yaitu modal saham dan tambahan modal disetor, merupakan
modal kontribusi, sementara laba ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan.
Neraca
Kelompok ekuitas pemegang saham komprehensif yang diambil dari neraca meliputi
sebagian besar pos-pos ekuitas.
Laporan Ekuitas Pemegang Saham
Laporan ekuitas pemegang saham biasanya disajikan dalam format dasar sebagai berikut:
1. Saldo pada awal periode
2. Penambahan
3. Pengurangan
4. Saldo pada akhir periode.
Analisis
Beberapa rasio menggunakan jumlah yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham
untuk mengevaluasi profitabilitas dan solvensi jangka panjang perusahaan.