l2f607022_mkp.pdf

7
Makalah Seminar Kerja Praktek GLIDE SLOPE WILCOX MARK 10 SEBAGAI INSTRUMENT LANDING SYSTEM Dudi Dwijayanto (L2F 607 022) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK Glide Slope adalah salah satu jenis peralatan navigasi bandara yang berupa transmiter yang berguna untuk membantu atau memandu pesawat dalam proses pendaratan yaitu tentang sudut pendaratan yang tepat pada titik pendaratan. Sudut yang tepat untuk mendaratkan sebuah pesawat adalah sebesar 3 0 dengan toleransi antara 2,8 0 sampai 3,2 0 . Pesawat terbang yang telah dilengkapi dengan peralatan ILS (Instrument Landing System) mempunyai suatu alat yang dinamakan indikator kockpit pesawat. Indikator kockpit pesawat dengan peralatan glide slpoe sangat berhubungan sekali untuk pendaratan pesawat. Ketika pesawat telah berada pada posisi sudut pendaratan dan perpanjangan centerline landasan akan menerima sinyal modulasi 90 Hz dan 150 Hz yang sama besarnya. Pada indikator kockpit pesawat dinamakan DIFFERENCE IN DEPTH OF MODULATION = 0 (DDM = 0). Sinyal-sinyal tersebut akan di ubah menjadi level sinyal DC dengan polaritas berlawanan yang kemudian di teruskan ke zero display pada indikator kockpit pesawat. Selama level modulasi sama besar, maka indikator kockpit pesawat pada display akan menampilkan garis lurus horizontal, artinya pesawat telah berada pada sudut 3 0 untuk mendaratkan pesawat. Bila indikator pada kockpit pesawat berada di atas garis horizontal, berarti pesawat berada di bawah sudut pendaratan, sedangkan bila indikator kockpit pesawat berada di bawah garis horizontal, berarti pesawat berada di atas sudut pendaratan. Kata kunci: glide slope, sudut 3 0 , indikator kockpit pesawat. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidang transportasi pada saat ini semakin pesat yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satu dampak positifnya adalah dengan mudah kita dapat menjangkau tempat-tempat yang jauh letaknya dengan fasilitas transportasi yang ada. Dengan fasilitas transportasi tersebut diharapkan dapat pula mendukung sektor lain yang berkaitan untuk kemajuan pembangunan. Bandar udara sebagai fasilitas yang menyelenggarakan operasi pengangkutan udara mempunyai tugas pokok dalam pelayanan dan keselamatan jasa penerbangan harus didukung oleh sarana-sarana penunjang operasi diantaranya fasilitas navigasi udara, fasilitas telekomunikasi serta fasilitas audio visual dan komputer. Mengingat pentingnya unsur keselamatan dalam jasa penerbangan, maka fasilitas navigasi harus selalu dalam keadaan siap pakai baik keadaaan peralatan maupun operator dari peralatan tersebut. Hal ini akan menjadi bagian terpenting apabila keadaan cuaca buruk dimana jarak pandang pilot terbatas terhadap kondisi sekitar. Pada keadaan ini pilot hanya dapat menggunakan rambu-rambu perlampuan landasan (visual aid navigation) dan komunikasi radio, pesawat akan dipandu untuk mencapai tempat yang sesuai untuk melakukan pendaratan dengan selamat. Mengingat pentingnya sarana tersebut, harus didukung oleh peralatan transmisi yang handal dalam segala keadaan. Bandara Adi Sumarmo memiliki peralatan glide slope yang di gunakan untuk membantu pendaratan pesawat tanpa memperhatikan dengan visual atau penglihatan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil topik tentang glide slope yang berguna untuk memberikan sudut pendaratan yang tepat kepada pesawat agar mendarat dengan tepat di landasan. 1.2 Tujuan Tujuan dari Kerja Praktek di PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Adi Sumarmo Surakarta adalah : 1. Untuk mengetahui dan mempelajari Glide Slope Wilcox Mark 10 sebagai salah satu Instrument Landing System (ILS). 1.3 Pembatasan Masalah Pada penulisan laporan kerja praktek ini hanya di batasi mengenai: 1. Deskripsi Instrument Landing System (ILS) 2. Deskripsi Glide Slope Wilcox Mark 10 3. Blok diagram Glide Slope Wilcox Mark 10 4. Indikator kockpit pesawat 5. Pola radiasi antena Glide Slope Wilcox Mark 10 II. FASILITAS INSTRUMENT LANDING SISTEM (ILS) 2.1. Localizer Sistem Localizer menghasilkan sebuah pola dari modulasi audio RF sebagai informasi centerline landasan dengan posisi modulasi 90 Hz dan 150 Hz. Receiver ILS pada pesawat apabila di sebelah kanan perpanjangan centerline modulasi 150 Hz lebih mendominasi dari 90 HZ dan mengahasilkan defleksi dari pointer indicator pesawat ke kiri, begitu juga sebaliknya apabila pesawat berada di sebelah kiri. Perpindahan

Upload: mentari-hidante

Post on 24-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • Makalah Seminar Kerja PraktekGLIDE SLOPE WILCOX MARK 10

    SEBAGAI INSTRUMENT LANDING SYSTEMDudi Dwijayanto (L2F 607 022)

    Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas DiponegoroABSTRAK

    Glide Slope adalah salah satu jenis peralatan navigasi bandara yang berupa transmiter yang berguna untukmembantu atau memandu pesawat dalam proses pendaratan yaitu tentang sudut pendaratan yang tepat pada titikpendaratan. Sudut yang tepat untuk mendaratkan sebuah pesawat adalah sebesar 30 dengan toleransi antara 2,80sampai 3,20 . Pesawat terbang yang telah dilengkapi dengan peralatan ILS (Instrument Landing System) mempunyaisuatu alat yang dinamakan indikator kockpit pesawat. Indikator kockpit pesawat dengan peralatan glide slpoe sangatberhubungan sekali untuk pendaratan pesawat. Ketika pesawat telah berada pada posisi sudut pendaratan danperpanjangan centerline landasan akan menerima sinyal modulasi 90 Hz dan 150 Hz yang sama besarnya. Padaindikator kockpit pesawat dinamakan DIFFERENCE IN DEPTH OF MODULATION = 0 (DDM = 0). Sinyal-sinyaltersebut akan di ubah menjadi level sinyal DC dengan polaritas berlawanan yang kemudian di teruskan ke zerodisplay pada indikator kockpit pesawat. Selama level modulasi sama besar, maka indikator kockpit pesawat padadisplay akan menampilkan garis lurus horizontal, artinya pesawat telah berada pada sudut 30 untuk mendaratkanpesawat. Bila indikator pada kockpit pesawat berada di atas garis horizontal, berarti pesawat berada di bawah sudutpendaratan, sedangkan bila indikator kockpit pesawat berada di bawah garis horizontal, berarti pesawat berada diatas sudut pendaratan.Kata kunci: glide slope, sudut 30, indikator kockpit pesawat.I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

    Perkembangan di bidang transportasi padasaat ini semakin pesat yang didukung olehkemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, salahsatu dampak positifnya adalah dengan mudah kitadapat menjangkau tempat-tempat yang jauhletaknya dengan fasilitas transportasi yang ada.Dengan fasilitas transportasi tersebut diharapkandapat pula mendukung sektor lain yang berkaitanuntuk kemajuan pembangunan.

    Bandar udara sebagai fasilitas yangmenyelenggarakan operasi pengangkutan udaramempunyai tugas pokok dalam pelayanan dankeselamatan jasa penerbangan harus didukungoleh sarana-sarana penunjang operasi diantaranyafasilitas navigasi udara, fasilitas telekomunikasiserta fasilitas audio visual dan komputer.

    Mengingat pentingnya unsur keselamatandalam jasa penerbangan, maka fasilitas navigasiharus selalu dalam keadaan siap pakai baikkeadaaan peralatan maupun operator dariperalatan tersebut. Hal ini akan menjadi bagianterpenting apabila keadaan cuaca buruk dimanajarak pandang pilot terbatas terhadap kondisisekitar. Pada keadaan ini pilot hanya dapatmenggunakan rambu-rambu perlampuan landasan(visual aid navigation) dan komunikasi radio,pesawat akan dipandu untuk mencapai tempatyang sesuai untuk melakukan pendaratan denganselamat. Mengingat pentingnya sarana tersebut,harus didukung oleh peralatan transmisi yanghandal dalam segala keadaan. Bandara AdiSumarmo memiliki peralatan glide slope yang digunakan untuk membantu pendaratan pesawattanpa memperhatikan dengan visual atau

    penglihatan. Berdasarkan hal tersebut, makapenulis tertarik untuk mengambil topik tentangglide slope yang berguna untuk memberikan sudutpendaratan yang tepat kepada pesawat agarmendarat dengan tepat di landasan.1.2 Tujuan

    Tujuan dari Kerja Praktek di PT. AngkasaPura I Bandar Udara Adi Sumarmo Surakartaadalah :1. Untuk mengetahui dan mempelajari Glide

    Slope Wilcox Mark 10 sebagai salah satuInstrument Landing System (ILS).

    1.3 Pembatasan MasalahPada penulisan laporan kerja praktek ini

    hanya di batasi mengenai:1. Deskripsi Instrument Landing System (ILS)2. Deskripsi Glide Slope Wilcox Mark 103. Blok diagram Glide Slope Wilcox Mark 104. Indikator kockpit pesawat5. Pola radiasi antena Glide Slope Wilcox

    Mark 10II. FASILITAS INSTRUMENT LANDING

    SISTEM (ILS)2.1. Localizer

    Sistem Localizer menghasilkan sebuah poladari modulasi audio RF sebagai informasicenterline landasan dengan posisi modulasi 90 Hzdan 150 Hz. Receiver ILS pada pesawat apabila disebelah kanan perpanjangan centerline modulasi150 Hz lebih mendominasi dari 90 HZ danmengahasilkan defleksi dari pointer indicatorpesawat ke kiri, begitu juga sebaliknya apabilapesawat berada di sebelah kiri. Perpindahan

  • indicator ke kanan maupun ke kiri dariperpanjangan centerline landasan di gunakanuntuk memandu pesawat pada posisi yang benar(centerline landasan).

    2.2. Glide SlopeGlide Slope menghasilkan sebuah pola

    untuk memberikan panduan sudut vertikal, yaitumemberikan informasi tentang sudut pendaratanyang tepat. Antena memancarkan frekuensi carrieryang di modulasi secara AM dengan dua sinyalaudio yaitu 90 Hz dan 150 Hz. Pesawat yang akanmendarat akan mendapatkan sebuah indikator darireceiver ILS yang mengindikasikan sinyal audio90 Hz dan 150 Hz yang sama agar tidak membuatdefleksi penyimpangan pada pointer indikatorpesawat.

    Jika pesawat di atas jalurnya maka 90 Hzakan lebih mendominasi 150 Hz danmenghasilkan defleksi pointer indicator pesawatke bawah, sedangkan jika berada di bawahjalurnya maka 150 Hz akan lebih mendominasidaripada 90 Hz dan memberikan defleksi pointerindicator pesawat ke atas. Perpindahan indicatorbaik ke atas maupun ke bawah Glide Slopedigunakan oleh pilot maupun auto pilot untukmemandu pesawatnya ke jalur yang tepat.2.3. Marker Beacon

    Transmitter Marker Beacon dimodulasikanpada 75 Hz yang merupakan penegasan jarak kethreshold sepanjang akhir pendekatan. MarkerBeacon di identitaskan dengan perbedaan padafrekuensi dan suara yang di terima oleh cockpitpesawat.

    Marker Beacon dibedakan menjadi tigajenis, yaitu:

    a. Outer Markerb. Middle Markerc.Inner MarkerDalam beberapa hal Marker Beacon tidak di

    pasang. Misalkan, bila pendekatan ke landasanuntuk pendaratan terdapat laut. Dalam hal inisebagai gantinya dapat di pasang DME pada GlideSlope.III. GLIDE SLOPE WILCOX MARK 10

    SEBAGAI INSTRUMENT LANDINGSYSTEM

    3.1. Deskripsi Glide Slope Wilcox Mark 10Glide Slope adalah salah satu jenis peralatan

    navigasi bandara berupa suatu peralatan transmiteryang berguna untuk membantu atau memandupesawat tentang sudut pendaratan yang tepat padatitik pendaratan. Sudut yang tepat untukmendaratkan sebuah pesawat adalah sebesar 30.

    Bandara Adi Sumarmo mempunyai Glide slopeyang bekerja pada frekuensi 329,9 MHz.

    Prinsip kerja dari peralatan glide slopeadalah untuk memberikan panduan sudut vertikal,yaitu memberikan informasi tentang sudutpendaratan yang tepat. Antena memancarkanfrekuensi carrier yang di modulasi secara AMdengan dua sinyal audio yaitu 90 Hz dan 150 Hz.Pesawat yang akan mendarat akan mendapatkansebuah indikator dari receiver ILS yangmengindikasikan sinyal audio 90 Hz dan 150 Hzyang sama agar tidak membuat defleksipenyimpangan pada pointer indikator pesawat.3.2. Blok Diagram Glide Slope Wilcox Mark

    10Suatu peralatan glide slope mempunyai tiga

    macam jenis kategori, yaitu kategori I, kategori II,dan kategori III. Prinsip kerja dari semua kategoritersebut sebenarnya adalah sama, tetapi ada sedikitpenambahan suatu komponen pada beberapakategori tersebut. Pada gambar 3.1 adalah suatublok diagram untuk jenis kategori I, yaitu sebuahperalatan tunggal, frekuensi tunggal dan sebuahperalatan tunggal serta frekuensi ganda kategori IGlide Slope station. Pada gambar 3.2 adalah suatublok diagram untuk jenis kategori II, yaitu sebuahperalatan ganda, frekuensi tunggal dan sebuahperalatan ganda, serta frekuensi ganda kategori IIGlide Slope station. Pada gambar 3.3menggambarkan sebuah blok diagram untuk jeniskategori III, yaitu sebuah peralatan ganda,frekuensi tunggal dan sebuah peralatan ganda,serta frekuensi ganda kategori III Glide Slopestation.

    Gambar 3.1 Glide Slope kategori I

    Gambar 3.2 Glide Slope kategori II

  • Gambar 3.3 Glide Slope kategori III

    Bagian bagian dari glide slope sepertiterlihat pada gambar 3.1, 3.2, 3.3 adalah sebagaiberikut:

    Glide Slope Synthesizer Assembly Audio Generator CCA Glide Slope Modulator / Power

    Amplifier Assembly Local Control dan Status Unit CCA

    (LCSU CCA) Monitor CCA Remote Maintenance Monitor CCA

    (RMM CCA) Front Panel CCA Interface CCA Power Supply Transfer Switch Assembly Glide Slope Distribution Unit and

    Combining Unit (DUCU)3.3. Indikator Kockpit Pesawat

    Di dalam pesawat terbang yang telah dilengkapi dengan peralatan ILS (InstrumentLanding System), terdapat suatu alat yang dinamakan indikator kockpit pesawat. Fungsi darialat tersebut adalah sebagai patokan pada pesawatapakah pesawat tersebut telah sesuai pada jalurpenerbangannya ketika akan mendarat. Dengankata lain, pesawat tersebut berjalan tidakmenyimpang dari jalur pesawat ketika akanmendarat.

    Prinsip kerja dari indikator kockpit pesawatadalah bila pesawat pada posisi sudut pendaratandan perpanjangan centerline landasan, akanmenerima sinyal modulasi 90 Hz dan 150 Hz yangsama besarnya. Hal ini disebut denganDIFFERENCE IN DEPTH OF MODULATION =0 (DDM = 0). Setelah pesawat mendeteksi keduasinyal audio tersebut, sinyal-sinyal ini akan diubah menjadi level sinyal DC dengan polaritasyang berlawanan yang kemudian di teruskan kezero display pada instrument panel pesawat.Selama level modulasi sama maka hasilnya adalahsinyal dengan level 0 (zero) dan indikasi padadisplay pesawat pada posisi tengah.

    Bila pesawat bergeser dari sudutpendaratan, akan menerima sinyal yang berbedalevel modulasinya, maka indikator akan bergerakke atas atau ke bawah dari sisi tengah atau titikacuan indikator.

    Gambar 3.4 Indikator Kockpit PesawatPada gambar 3.4 terlihat bahwa bila

    pesawat menyimpang ke atas atau masih tinggidari sudut pendaratan, maka indikator akanbergerak ke bawah, dan bila pesawat menyimpangterlalu rendah dari sudut pendaratan, indikatorkockpit akan bergerak ke atas. Penunjukkanindikator kockpit tersebut memberitahukan bahwapesawat supaya di arahkan kembali ke posisi sudutpendaratan yang tepat.3.4. Pola Radiasi Antena Glide Slope Wilcox

    Mark 10Sistem antena pada glide slope mempunyai

    jangkauan penerimaan frekuensi sampai 10nautical mile dengan sudut perpanjangan padagaris pusat landasan. Antena array meradiasi ataumemancarkan sinyal-sinyal UHF yang berbedauntuk dapat memenuhi persyaratan padapenampilan antena array, yaitu sinyal CSB(carrier side band) dan sinyal SBO (side bandonly).

    Terdapat tiga macam bentuk atau polaradiasi pada antena sistem glide slope , yaitu:bentuk radiasi null reference, bentuk radiasisideband reference, dan bentuk radiasi captureeffect pada elemen antena dipole glide slope. Tigamacam bentuk antena sistem glide slope dapat dilihat pada gambar 3.5.

    a. b. c.Gambar 3.5 Bentuk Antena Glide Slope.

    a. Capture effect, b. side band reference, c. Nullreference3.4.1. Pola Radiasi Null Reference Glide Slope

    Pola radiasi Null Reference Glide Slopeadalah pola radiasi yang paling sederhana padaantena glide slope karena di peruntukkan atau dikhususkan pada kondisi yang memenuhi beberapa

  • syarat tertentu. Beberapa syarat tertentu tersebutyaitu kerataan tanah yang ideal tanpa adanyahalangan (obtakel) atau area di depan antena glideslope benar-benar rata. Pada gambar 3.6 terlihatbahwa pola radiasi null reference pada glide slopememang di manfaatkan atau di fungsikan untukarea yang benar-benar rata tanpa halangan. Polaradiasi null reference pada glide slopemenggunakan antena carrier yang berfungsi untukmeradiasi sinyal CSB dan antena side band yangberfungsi untuk meradiasi sinyal SBO. Bentuksinyal untuk pola radiasi null reference terlihatpada gambar 4.7.

    Gambar 3.6 Pola Radiasi Null Reference GlideSlope

    Gambar 3.7 Bentuk Sinyal pola radiasi NullReference.

    Ada dua parameter yang menjadikanbandara tersebut menggunakan pola radiasi nullreference pada glide slope, yaitu sudut glide pathdan pertimbangan lapangan.

    Sudut Glide PathKetinggian antena bagian atas di atas bagian

    bawah atau dasar pesawat sangat menentukansudut glide path. Antena side band di letakkanpada posisi kira-kira 2 kali dari antena carrier,sehingga null reference antara pertama dan keduadari keping side band sama dengan keping loopmaksimum yang pertama. Pada lapangan yangideal, jarak ketinggian antena bagian atas adalah24,2 kaki sampai 33,7 kaki, sedangkan untuksudut pada glide slope adalah 3,5 derajat sampai2,5 derajat masing-masing untuk sudut glide pathpada pengaturan lebar, pengaturan phase, sertaprosentase modulasi relatif bebas. Keseimbanganmodulasi berbeda dengan ketinggian antena sideband, karena hanya keseimbangan modulasi yangdapat mempengaruhi sudut glide path sertakeseimbangan pada parameter modulasi dapatdengan mudah dapat di monitor.

    Pertimbangan LapanganSinyal di ruang angkasa yang di hasilkan

    oleh sistem glide slope null reference padabeberapa bandara mungkin tidak dapat di terima.Pada keadaan tersebut, jenis lapangan agar dapatmenjadi kriteria yang dapat diterima tingkatbiayanya akan menjadi mahal, sehingga lebih diutamakan metode-metode alternatif untuk dapatmenghasilkan sinyal pada glide path.

    Pada keadaan ini, terdapat dua daerah yangharus di pertimbangkan dengan tepat dan akurat.

    Daerah pertama adalah lapanganimmediate (immediate terrain). Lapanganimmediate berada di depan antena array yangmengacu pada zona fresnel pertama. Untuk sistemdengan pola null reference ini meliputi sekitar3000 kaki yang di ukur dari menara antenapemancar glide path sepanjang garis paralel padagaris pusat landasan immediate, yang meliputizona fresnel pertama pada lapngan yang tidakberaturan (irregular terrain). Sistem glide slopeuntuk pola radiasi null reference mungkin tidakmembentuk sinyal yang baik. Hal ini terjadikarena terdapat pembatasan yang sangat keraspada setiap sistem antena glide slope yang terjadidimana zona fresnel pertama adalah 1000 kaki.

    Daerah kedua adalah daerah terjauh dariujung landasan yang berjarak kira-kira 5 mil (8km) atau lebih dari ambang pintu landasan.Daerah panjang kedua meliputi daerah slopebagian atas antara 5 mil dari ujung landasan yangdapat menyebabkan pembengkokan yang keraspada susunan glide path. Bengkokan danscalloping di hasilkan oleh cerminan dari slopebagian atas sampai hasil garis path (pathlineresult) pada cancelasi pembatalan danpenambahan sinyal RF. Refleksi ini juga akanmenghasilkan bentuk atau pola tipe-tipe glide pathyang lain. Hal ini terjadi karena sebuah daerahslope up yang berjarak 5 mil akan dipantulkankembali oleh sinyal glide slope.3.4.2. Pola Radiasi Sideband Reference Glide

    SlopePola radiasi sideband reference adalah

    pola radiasi yang menggunakan antena bawahyang tingginya lebih rendah daripada pola radiasinull reference. Hasil daripada pola tersebut akanlebih mendekati pada persyaratan lapangan.Prinsip dari sistem sideband reference adalahmenggunakan 2 antena yang berjarak kira kira3:1 dari rasio ketinggian untuk dapat meradiasisinyal sideband dengan sudut sebesar 1800. Sinyalsideband ini saling bergabung di angkasa untukdapat menghasilkan sebuah struktur lobe vertikalyang sama dengan struktur lobe reference.

  • Gambar 3.8 Pola Radiasi Sideband Glide Slope

    Gambar 3.9 Bentuk Sinyal Pola radiasiSideband

    Pada gambar 3.8 dan gambar 3.9 terlihatbahwa sinyal carrier di bawa menuju antena yanglebih bawah. Zona pada fresnel di perpendekkarena antena-antena sistem sideband reference diperkirakan lebih dekat dengan tanah.

    Sistem pola radiasi sideband referencemempunyai keuntungan dan kerugian dalampenerapannya di lapangan. Beberapa keuntungandari pola radiasi sideband reference adalah polaradiasi sideband reference dapat di gunakan ataudi terapkan pada panjang landasan yang cukuptetapi zona fresnel nya benar-benar pendek.Dengan menempatkan peralatan peralatan yangsesuai dengan kebutuhan serta sudut glide pathyang sesuai untuk pendaratan pesawat, zonafresnel pertama yang panjangnya sekitar 700 kakidapat di atasi.

    Keuntungan yang lainnya adalah antenadengan pola radiasi sideband reference dapat diletakkan lebih dekat dengan landasan tanpamenghalangi kriteria yang ada. Sebagian besarbandara di Indonesia mempunyai landasanlapangan yang relatif bagus antara 250 kakisampai 300 kaki tetapi masih dalam keadaan jelekantara 400 kaki sampai dengan 500 kaki dari pusatlandasan.

    Sedangkan kerugian dari pola radiasisideband reference adalah dengan antena yanglebih pendek, maka sistem sideband referencelebih sensitif untuk mengubah konduktifitas ditanah daripada dengan dua sistem atau pola radiasiyang lain. Kerugian ini biasanya hanya ada padadaerah dengan tingkat kuantitas salju yang lebihbanyak. Pada daerah dengan kondisi jenis ini, polaradiasi null reference lebih cocok di terapkandaripada dengan pola radiasi sideband reference.Hal ini karena di perlukan sebuah counterpoiseuntuk mencegah tinggi landasan berubah karenaterjadi penumpukan salju atau hujan.

    3.4.3. Pola Radiasi Capture Effect Glide SlopePola radiasi capture effect glide slope

    adalah pola radiasi pada antena yang mempunyaitiga buah antena dan mempunyai ketinggian 60kaki. Pola radiasi tersebut sering disebut denganfrekuensi ganda. Pada gambar 4.11 terlihat bahwadua antena yang lebih rendah tingginya samadengan sistem pada pola radiasi null reference.Tinggi dari antena di atasnya adalah 3 kaki dariantena yang lebih bawah.

    Gambar 3.10 Pola Radiasi Capture Effect GlideSlope

    Gambar 3.11 Bentuk Sinyal Pola RadiasiCapture Effect

    Prinsip kerja dari pola radiasi capture effectglide slope ini adalah ketiga buah antena diletakkan pada posisi amplitudo phase yang lebihtepat, yang secara bertahap membatalkan pathradiation di bawah path. Sebuah set dari peralatanpemancar kedua (clearence) di tambahkan padasistem glide slope pada sebuah set frekuensi darifrekuensi assigned carrier untuk menghasilkankeluaran sebuah sinyal ke atas yang kuat dalambentuk yang agak lebih rendah dari bentuk antena.

    Pola radiasi capture effect glide slope digunakan oleh bandara Adi Soemarmo karena padadaerah up slope yang terjadi dari ujung landasanlebih tinggi di bandingkan dengan daerah padalandasannya. Untuk mendapatkan sudut glideyang ideal dan tepat maka di gunakanlah polaradiasi capture effect agar sudut yang di terimaoleh pesawat sewaktu akan mendarat tidakberubah-ubah.3.4.3.1. Sinyal Carrier Side Band (CSB)

    Pada pola radiasi capture effect glideslope, sinyal path carrier di letakkan pada posisipada bagian bawah dan tengah antena. Padagambar 3.11 dan 3.12 terlihat bahwa sinyal antenacarrier bagian tengah adalah 6 dB dan 180 derajatdengan antena bagian bawah. Sinyal sinyalantena tengah di kurangi dari sinyal carrier antenabagian bawah di bawah sudut glide prescribed dan

  • di tambah atau di perkuat di atas sudut glide padabentuk atau pola radiasi pada daerah jauh.

    Gambar 4.12 Bentuk sinyal Carrier Side Band(CSB)

    3.4.3.2. Sinyal Side Band Only (SBO)Pada pola radiasi capture effect, sinyal-

    sinyal SBO di pancarkan ke semua antena. Padagambar 3.11 dan 3.13 terlihat bahwa sinyal yanglebih atas dan lebih bawah antena jaraknya samabesar satu dengan yang lain. Sinyal-SBO dengansinyal-sinyal pada bagian yang lebih atas dan yanglebih bawah jaraknya di bawah 6 dB dan 180derajat pada antena tengah.

    Susunan radiasi pada daerah jauh, jarakrelatif dari sinyal-sinyal SBO lebih atas dari sinyalantena bawah yang di kurangi dari sinyal antenatengah di bawah ketinggian 2 derajat. Pada sudutglide prescribed, sinyal antena bagian lebih atasdan bawah sama dengan jarak 180 derajatmeskipun di batalkan.

    Gambar 3.13 Bentuk sinyal Side Band Only(SBO)

    3.4.3.3. Sinyal ClearancePada gambar 3.11 terlihat bahwa sinyal

    sinyal clearance di pasang pada posisi bagianatas dan bawah antena. Prinsip kerjanya adalahkeluaran dari transmitter clearance dimodulasikan hanya dengan frekuensi 150 Hz.Besar dan jarak pada sinyal clearance antaramasing-masing antena harus sama.

    Susunan radiasi pada daerah jauh, sinyalclearance di tambah atau di perkuat masing-masing di bawah ketinggian 2 derajat. Pada sudutprescribed, sinyal clearance sama besar danjaraknya 180 derajat meskipun di batalkan. Sinyal-sinyal clearance tersebut di kuasai antara 1 sampai2 derajat ketinggian. Sinyal sinyal carrier utamadi kuasai oleh sudut evaluasi yang lebih besar.IV. PENUTUP4.1. Kesimpulan

    Dari uraian di atas dapat ditarik bebrapakesimpulan sebagai berikut :1. Instrument Landing System (ILS) adalah alat

    bantu navigasi yang berfungsi untukmemberikan informasi kepada pilot padawaktu akan mendarat yang sangat efektifuntuk berbagai macam cuaca.

    2. Instrument Landing System (ILS) merupakangabungan dari pemancar-pemancar alat bantunavigasi yang terdiri dari localizer, glide slope,serta marker beacon.

    3. Glide Slope adalah salah satu alat bantunavigasi bandara yang berupa suatu peralatantransmiter yang berguna untuk membantupendaratan pesawat yaitu tentang sudutpendaratan yang tepat pada landasan.

    4. Prinsip kerja dari glide slope adalah untukmemberikan panduan sudut vertikal, yaitumemberikan informasi tentang sudutpendaratan yang tepat

    5. Sudut pendaratan yang paling tepat dan idealadalah 3 derajat dan pada glide slope DDM(DIFFERENCE IN DEPTH OFMODULATION) = 0 pada pesawat.

    6. Glide Slope pada Bandar udara Adi SoemarmoSurakarta mempunyai frekuensi 329,9 MHzserta menggunakan pola radiasi capture effectkarena daerah sekitar ujung landasan lebihtinggi di bandingkan dengan daerah landasanitu sendiri.

    4.2. Saran1. Untuk kerja praktek berikutnya, dapat

    mengambil topik atau tema tentang peralatanAMSC (Automatic Message Switching Center),system PABX (Phone Automatic BranchExchange), atau Flight Data System (FDS).

  • DAFTAR PUSTAKAAnonim, Fungsi Kegunaan FasilitasTelekomunikasi, Navigasi Udara dan Listrik.Dinas Personalia dan Umum PT (Persero)

    Angkasa Pura I. 2010. SelayangPandang PT (Persero) Angkasa Pura IBandar Udara Internasional AdiSumamo Surakarta.

    Northsop, Wilcox, 1984, Instrument ManualLocalizer and Glide Slope, Kansas City,

    Missouri, USA.http://www.ilmuterbang.com/fasilitas-navigasi-

    dan-pengamatanhttp://www.ilmuterbang.com/fasilitas-komunikasi-

    penerbanganhttp://www.ilmuterbang.com/fasilitas-bantu-pendaratanhttp://www.wikipedia.com/instrument-landing-systemhttp://www.hubud.dephub.go.idhttp://www.angkasapura1.co.id

    BIODATADudi Dwijayanto (L2F 607022). Lahir di Cilacap, 13Oktober 1989. Menempuhpendidikan di TK Aisyiah 03Cilacap, SD N 04 KebonjatiCilacap, SMP N 1 Cilacap,

    SMA N 1 Cilacap, dan sekarang tercatat sebagaiMahasiswa Teknik Elektro UNDIP, Angkatan2007, Konsentrasi Elektronika danTelekomunikasi. Telah melaksanakan KerjaPraktek di PT. Angkasa Pura I Bandar Udara AdiSumarmo Surakarta.

    Semarang, Mei 2010Menyetujui

    Dosen Pembimbing

    SUKISWO, ST,MTNIP 196907141997021001