l a p o r a n - kemkes.go.id · persentase produk alkes dan pkrt diperedaran yang memenuhi syarat...

25
1 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019 DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN DAN KEFARMASIAN SEKSI BIMDAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN 2019 L A P O R A N PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SATUAN KERJA (209004) DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2019

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN DAN KEFARMASIAN SEKSI BIMDAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

    2019

    L A P O R A N

    PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

    SATUAN KERJA (209004) DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2019

  • 2 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    IKHTISAR EKSEKUTIF

    Laporan ini menyajikan gambaran dan memberikan informasi penggunaan dana

    Dekonsentrasi Satker (209004) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Program

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 sebagai bagian dari pencapaian sasaran

    strategis Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada Rencana Stategis

    (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019. Laporan ini juga merupakan hasil konkrit

    dalam pelaksanaan berbagai program/kegiatan di Seksi Bimdal Kefarmasian dan Alat

    Kesehatan yang disusun sebagai pertanggung jawaban atas Rencana Kerja Tahunan

    (RKT) yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2019.

    Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan target capaian indicator

    sasaran Tahun 2019 yang tertuang dalam Renstra Kemenkes 2015 – 2019 sebagai berikut

    :

    1. Meningkatkan akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan,

    dengan target indikator adalah:

    a. Persentase Puskemas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial 90 %

    b. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional serta alat kesehatan (alkes) yang

    diproduksi di dalam negeri sebesar 30 jenis, dan jumlah jenis alat kesehatan yang

    diproduksi di dalam negeri 21 jenis.

    c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat

    sebesar 86%.

    2. Meningkatnya pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat rasional di fasilitas

    kesehatan, dengan target indikator adalah:

    a. Persentase Puskemas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar

    60 %.

    b. Persentase penggunaan obat rasional di Puskemas 70 %.

    3. Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan

    terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah, dengan target indikator adalah:

    a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskemas 90 %.

    b. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten / Kota yang melakukan manajemen

    pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 75 %.

    4. Meningkatnya pengendalian pra dan pasca pemasaran alat kesehatan dan PKRT,

    dengan target indikator adalah:

    a. Persentase produk alkes dan PKRT diperedaran yang memenuhi syarat 83 %.

    b. Jumlah alkes yang diproduksi di dalam negeri (komulatif) 10.

    c. Persentase sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang memenuhi cara

    pembuatan yang baik (GMP/CPAKB) 55.5.

    d. Persentase penilaian pre market tepat waktu sesuai Good Review Practices

    75 %.

  • 3 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    5. Meningkatnya produksi bahan baku dan obat local serta mutu sarana produksi dan

    distribusi kefarmasian, dengan target indikator adalah:

    a. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi dalam negeri

    (kumulatif) 25.

    b. Jumlah industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obat tradisional

    produksi dalam negeri (kumulatif) 10.

    6. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya pada program

    kefarmasian dan alat kesehatan, dengan target indikator adalah:

    a. Pesentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen 95 %.

    Untuk mencapai sasaran program tersebut, maka telah ditetapkan sasaran

    kegiatan, indikator kinerja dan target melalui Perjanjian Kinerja, dengan capaian Tahun

    2019 sebagai berikut :

    NO. SASARAN

    KEGIATAN INDIKATOR

    TARGET

    2019

    CAPAIAN

    2019

    1 Peningkatan Pelayanan

    Kefarmasian

    Fasyankes yang Mampu

    dalam Melaksanakan

    Pelayanan Kefarmasian

    Sesuai Standar

    65

    Fasyankes 67 Fasyankes

    2

    PeningkatanTata

    Kelola Obat Publik dan

    Perbekalan Kesehatan

    Dinas Kesehatan Provinsi

    dan Kab/Kota yang

    Melaksanakan Program

    Tata KelolaObat Publik

    dan Perbekalan

    Kesehatan

    1 Provinsi 1 Provinsi

    3

    Peningkatan Produksi

    dan Distribusi

    Kefarmasian

    Sarana Produksi dan

    Distribusi Sediaan

    Farmasi & Pengamanan

    Pangan yang dibina

    17 Sarana 17 Sarana

    4

    Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kcsehatan

    Layanan Perencanaan,

    Konsolidasi dan

    EvaluasiTerhadap

    Manajemen dan

    Pelaksanaan Tugas Teknis

    Lainnya

    1 Provinsi 1 Provinsi

    5

    Peningkatan

    Pengawasan Alat

    Kesehatan (Alkes) dan

    Perbekalan Kesehatan

    Rumah Tangga(PKRT)

    Produk dan Sarana

    Distribusi Alat Kesehatan

    serta Perbekalan Kesehatan

    Rumah Tangga (PKRT)

    yang diuji

    8 Produk 8 Produk

    Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Seksi Bimdal Kefarmasian dan

    Alat Kesehatan didukung oleh anggaran dana Dekonsentrasi Tahun 2019 sebesar

    Rp.1,868,440.000 dengan realisasi sebesar Rp. 1.808.010.200 (96,76 %).

  • 4 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR…….…………………………………………………… i

    IKHTISAR EKSEKUTIF………………………………………………..……... iii

    DAFTAR ISI……………………………………………………………………. vii

    BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………..

    A. LATAR BELAKANG…………………………………………………..

    B. MAKSUD DAN TUJUAN……………………………………………...

    C. ASPEK STRATEGIS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT

    KESEHATAN…………………………………………………………..

    D. STRUKTUR ORGANISASI……………………………………………

    E. SISTEMATIKA…………………………………………………………

    BAB II. PERENCANAAN KINERJA…………………………………………

    A. RENCANA STRATEGIS………………………………………………

    B. PERJANJIAN KINERJA….…………………………………………...

    BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA………………………………………

    A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI………………………………….

    B. REALISASI ANGGARAN.…………………………………………….

    1

    1

    1

    2

    3

    4

    5

    5

    8

    13

    11

    18

  • 5 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya

    sehingga Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi Satker (209004) Dinas Kesehatan

    Provinsi Sulawesi Tenggara, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat

    diselesaikan.

    Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap publik dan

    dalam rangka mencapai tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance).

    Selain itu, Laporan ini juga menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan kinerja tahun

    berikutnya secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan,

    pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya terutama

    untuk mensukseskan dan mendukung program-program prioritas nasional dan daerah.

    Tahun 2019, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan memasuki tahun kelima

    dalam pembangunan kesehatan periode 2015-2019, program ini didesain untuk mencapai

    sasaran meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan,

    maka untuk mewujudkan program tersebut sejumlah kegiatan telah dilaksanakan oleh

    Satker (209004) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Program Kefarmasian dan

    Alat Kesehatan. Sejumlah kemajuan dan pencapaian terhadap indikator program telah

    dihasilkan walaupun dalam pelaksanaannya tentu tidak terlepas dari berbagai

    kekurangan, untuk itu dalam laporan ini juga disampaikan sejumlah permasalahan yang

    dihadapi sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

    Akhir kata kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini kami

    mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam memberikan

    gambaran pelaksanaan Program Kefarmasian serta meningkatkan kinerja Dinas

    Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Program Kefarmasian dan Alat

    Kesehatan.

    Kendari, Desember 2019

    Plt. Kepala Dinas Kesehatan

    Provinsi Sulawesi Tenggara,

    dr. Hj. Andi Hasnah, SpAn

    Pembina Utama Muda, IV/c

    NIP. 19640307 199101 2 001

  • 6 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Laporan pelaksanaan dana Dekonsentrasi Satker (209004) Program

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

    2019 disusun sebagai wujud pertanggung jawaban atas kinerja berdasarkan

    perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan kinerja ini disusun sesuai

    amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

    Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

    Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

    Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011

    tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

    Kinerja Kementerian Kesehatan.

    Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 48

    Tahun 2013 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

    Tenggara, Seksi Bimdal Kefarmasian dan Alat Kesehatan berada di bawah bidang

    Bina Pelayanan Kesehatan dan Kefarmasian. Adapun tugas Seksi Bimdal

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah Menyelenggarakan bimbingan dan

    pengendalian kefarmasian dan alat kesehatan serta melaksanakan tugas lainnya yang

    dilimpahkan oleh Kepala Bidang Bina Upaya Kesehatan dan Kefarmasian sesuai

    dengan tugas bimbingan dan pengendalian kefarmasian dan peralatan kesehatan.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    Laporan pelaksanaan dana Dekonsentrasi Tahun 2019 merupakan bentuk

    akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan atas penggunaan

    anggaran, memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan

    seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk

    meningkatkan kinerja.

    C. ASPEK STRATEGIS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT

    KESEHATAN

    Dalam rangka meningkatkan capaian indikator kinerja Program Kefarmasian

    dan Alat Kesehatan, Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan beberapa

    kegiatan dengan sumber dana APBN dan APBD. Kegiatan pembinaan Program

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan secara berkelanjutan terus dilakukan kepada

    stakeholder terkait sesuai Renstra 2015 - 2019. Adapun gambaran program

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2019 adalah sebagai berikut :

    1. Tingkat ketersediaan di tingkat Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota tahun 2019

    mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018. Hal ini disebabkan karena

  • 7 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    terjadinya karena adanya sisa stock bantuan obat-obat bencana selama terjadinya

    bencana gempa,

    2. Implementasi e-logistic obat yang telah mulai terintegrasi dan terlaksana baik

    sampai tingkat kabupaten/kota. Melalui e-logistic pemantauan ketersediaan obat

    dan vaksin akan semakin real time dan memudahkan pengelolaannya bagi

    pelaksanaan program kesehatan walaupun masih ditemukan sejumlah kendala

    berupa aplikasi bermasalah atau error.

    3. Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan pada umumnya masih

    belum sesuai standar karena kekurangan tenaga kefarmasian di puskesmas. Untuk

    itu terus dilakukan peningkatan pembinaan dalam pelayanan kefarmasian.

    Penggunaan obat generik sudah cukup tinggi, tetapi penggunaan obat rasional di

    fasilitas pelayanan kesehatan masih harus ditingkatkan. Hal ini terutama

    disebabkan oleh masih tingginya penggunaan antibiotik di beberapa

    kabupaten/Kota. Untuk penerapan formularium hanya beberapa kabupaten/lota

    yang memberikan laporannya, perlu dilakukan sosialisasi kembali mengenai

    pedoman penerapan fornas terbaru.

    4. Pengawasan terhadap produksi dan distribusi alat kesehatan terus dilakukan,

    dimana Alat Kesehatan dan PKRT yang memenuhi syarat keamanan, mutu dan

    manfaat harus meningkat.

    5. Pembinaan dan pengawasan terhadap sarana produksi dan distribusi kefarmasian

    tahun 2019 telah dilaksanakan.

    D. STRUKTUR ORGANISASI

    Untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Seksi Kefarmasian,

    Makanan Minuman dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara

    dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dibantu oleh beberapa orang Penanggung

    jawab kegiatan. Selengkapnya Struktur Organisasi Seksi Bimdal Kefarmasian dan

    Alat Kesehatan adalah sebagai berikut :

    Struktur Organisasi Seksi Bimdal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    KEPALA SEKSI BIMDAL KEFARMASIAN DAN ALKES

    RIO BRAVO SILONDAE, S.FARM.APT.

    TATA KELOLA OBLIK & PERBEKKES

    1. WAHIDAH,S.SI.,APT

    2. CITRAYANI, S.FARM.,APT

    3. SITTI RAHMAH

    PRODIS KEFARMASIAN

    1. SANTI,AMF.,SKM

    2. ARMAWATI SINARIA S, S.FARM

    PELAYANAN KEFARMASIAN

    1. WAODE SITTI ASTUTI U, S.FAR.,APT

    2. SANTI,AMF.,SKM

    PENILAIAN DAN PENGAWASAN ALKES

    1. ARMAWATI SINARIA S, S.FARM

    2. WAODE SITTI ASTUTI I, S.FAR.,APT

    3. MUSDALIFA,S.SI.,APT

    4. SANTI, AMF.,SKM

    SEKRETARIAT

    1. MUSDALIFA,S.SI.,APT.

    2. HUSRIN, SE

    3. SANTI, AMF,.SKM

    4. ARMAWATI SINARIA S, S.FARM

  • 8 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    E. SISTEMATIKA

    Sistematika laporan kinerja Seksi Bimdal Kefarmasian dan Alkes Dinas

    Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2019 sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan

    Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

    kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang

    dihadapi organisasi.

    Bab II PerencanaanKinerja

    Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang

    bersangkutan.

    Bab III Akuntabilitas Kinerja

    A. Capaian Kinerja Organisasi

    Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

    pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

    pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

    strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja.

    B. RealisasiAnggaran

    Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan

    yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai

    dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

    Bab IV Penutup

    Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi

    serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

    meningkatkan kinerjanya.

    LAMPIRAN

  • 9 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    BAB II

    PERENCANAAN KINERJA

    A. RENCANA STRATEGIS

    Sesuai Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor

    25 Tahun 2004, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata

    cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam

    jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur

    penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

    Pembangunan kesehatan periode 2015 – 2019 dilaksanakan untuk mencapai

    sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya

    kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan

    finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Dalam pencapaian sasaran tersebut,

    Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan berperan melalui meningkatkan akses,

    kemandirian, serta mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan. Pencapaian sasaran

    program akan semakin didorong di tahun 2018, yang merupakan tahun strategis

    dalam penentuan keberhasilan di akhir periode 2015 – 2019.

    Dalam mewujudkan peningkatan akses, kemandirian, serta mutu

    sediaan farmasi dan alat kesehatan, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    memiliki tiga tujuan utama, yaitu: 1) Terwujudnya peningkatan ketersediaan obat dan

    vaksin di puskesmas, yang dicapai melalui meningkatnya kapasitas supply chain

    management obat di Instalasi Farmasi kabupaten/kota, meningkatnya promosi

    penggunaan obat rasional, dan meningkatnya mutu pelayanan kefarmasian di

    puskesmas; 2) Terwujudnya kemandirian bahan baku obat, obat tradisional, dan

    kemandirian alat kesehatan, yang dicapai melalui menguatnya upaya kemandirian di

    bidang bahan baku obat dan dan obat tradisional serta meningkatnya daya saing

    industri farmasi dan alat kesehatan; dan 3) Terjaminnya mutu Alat Kesehatan dan

    Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran, yang dicapai melalui

    meningkatnya pengawasan pre-market serta post-market Alat Kesehatan dan

    Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

    Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah, Urusan Kesehatan merupakan urusan pemerintahan yang

    dilakukan bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi dan

    kabupaten/kota (konkuren). Sejalan dengan kebijakan pembangunan kesehatan,

    upaya-upaya pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan diselenggarakan

    dengan mengedepankan unsur keterpaduan antara pemerintah pusat, pemerintah

    daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Penerapan keterpaduan

    tersebut, salah satunya dilaksanakan dengan dekonsentrasi.

  • 10 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang Pemerintah Pusat kepada

    Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah. Dengan demikian, dekonsentrasi

    disusun untuk mempercepat pencapaian tujuan dan target program. Direktorat

    Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalokasikan dana dekonsentrasi untuk

    mendukung tercapainya prioritas nasional dan target-target Rencana Kerja

    Pemerintah tahun 2019, melalui peran serta pemerintah daerah provinsi dan

    kabupaten/kota. Peran serta tersebut tertuang dalam bentuk kegiatan yang sudah

    ditetapkan, sehingga bila dilaksanakan dengan baik akan mendukung tercapainya

    peningkatan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daearah (RPJMD) Provinsi Nusa

    Tenggara Barat Tahun 2019 – 2023 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor

    1 Tahun 2019, dimana pembangunan kesehatan menjadi bagian integral dari

    pembangunan daerah sebagaimana disebutkan dalam misi ke 4 yaitu meningkatkan

    mutu sumberdaya manusia yang berdaya saing.

    Salah satu strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 adalah

    Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan

    Alat Kesehatan. Arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

    dan Alat Kesehatan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi nasional yaitu

    meningkatkan akses, kemandirian, dan mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

    Tahun 2015-2019, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    melaksanakan salah satu dari 5 (lima) program teknis Kementerian Kesehatan yaitu

    Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat

    Kesehatan adalah meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan

    Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

    Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    Sasaran Meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan

    dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

    Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja

    beserta target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagai berikut.

  • 11 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    Indikator Kinerja Target

    2015 2016 2017 2018 2019

    Persentase ketersediaan obat dan vaksin di

    Puskesmas 77% 80% 83% 86% 90%

    Jumlah bahan baku obat dan obat

    tradisional serta Alat Kesehatan (Alkes)

    yang diproduksi di dalam negeri

    (kumulatif)

    7 14 21 28 35

    Persentase produk Alat Kesehatan dan

    PKRT di peredaran yang memenuhi syarat 75% 77% 79% 81% 83%

    Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan

    sebagai berikut.

    Kegiatan Sasaran

    Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

    Meningkatnya pelayanan kefarmasian dan

    penggunaan obat rasional di fasilitas

    kesehatan

    Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan

    Perbekalan Kesehatan

    Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan

    kesehatan yang bermutu, merata dan

    terjangkau di pelayanan kesehatan

    pemerintah

    Peningkatan Pembinaan Produksi dan

    Distribusi Alat Kesehatan

    Meningkatnya pengendalian pra dan pasca

    pemasaran alat kesehatan dan PKRT

    Peningkatan Pembinaan Produksi dan

    Distribusi Kefarmasian

    Meningkatnya produksi bahan baku dan obat

    lokal serta mutu sarana produksi dan distribusi

    kefarmasian

    Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis

    Lainnya pada Program Kefarmasian dan

    Alat Kesehatan

    Meningkatnya dukungan manajemen dan

    pelaksanaan tugas teknis lainnya pada

    program kefarmasian dan alat kesehatan

    B. PERJANJIAN KINERJA

    Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan

    dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah

    untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

    Melalui perjanjian kinerja terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan

    antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja yang terukur berdasarkan tugas,

    fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

    Perjanjian kinerja Pengelola Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal

    Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2019 dapat dilihat

    pada gambar berikut ini :

  • 12 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

  • 13 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

  • 14 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

    Pengukuran tingkat capaian penggunaan dana Dekonsentrasi Satker

    (209004) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Program Kefarmasian dan

    Alat Kesehatan Tahun 2019 dilakukan dengan cara membandingkan antara target

    Indikator Kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanian Kinerja dengan

    realisasinya, merupakan hasil yang dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah

    dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek

    dari tujuan.

    Analisis capaian kinerja dari masing-masing Indikator Kinerja Tahun 2019

    (s/d Juli 2019) adalah sebagai berikut :

    1. Fasyankes yang Mampu dalam Melaksanakan Pelayanan

    Kefarmasian Sesuai Standar

    Realisasi indikator kinerja ini adalah 20 Fasyankes dari target yang

    telah ditetapkan yaitu sebanyak 65 fasyankes, capaian target indikator kinerja

    tersebut didapatkan dari kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan, yaitu :

    a. Melaksanakan Pembekalan Gema Cermat pada Pemegang Kebijakan

    di Kab/Kota

    Dilaksanakan di Kabupaten Kolaka dalam bentuk Pembekalan Apoteker

    Agent of Change (AoC) dan Pencanangan Sosialisasi Gema Cermat. Peserta

    terdiri dari Apoteker Agent of Change, Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka,

    Puskesmas, Pemberdayaan Perempuan, Organisasi Profesi, Dharma Wanita,

    PKK, dan Kader Posyandu, Jurnalis dengan jumlah peserta di Kabupaten

    Kolaka sebanyak 150 orang terdiri dari 25 orang Apoteker Agent of Change

    (AoC) dan 125 orang Masyarakat. Kegiatan dilaksanakan pada tgl 04 - 06

    Maret 2019 di Hotel Sutan Raja Kolaka.

    b. Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Implementasi Fornas dan

    Analisis Farmakoekonomi di Rumah Sakit

    Dilaksanakan di kota Kendari pada tanggal 17 – 19 Juli 2019, Peserta

    Terdiri 17 orang peserta rumah sakit kabupaten Kota, 11 orang peserta

    rumah sakit se-kota kendari, dan 6 orang Peserta dari Dinas Kesehatan

    Provinsi, dengan 2 orang Narasumber Kementerian Kesehatan RI dan 3

    orang Narasumber Dinas Kesehatan Provinsi.

  • 15 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    c. Pembekalan Tenaga Kefarmasian dalam Melaksanakan Pelayanan

    Kefarmasian Susuai Standar dan Penggunaan Obat Rasional di

    Puskesmas (Wakatobi)

    Dilaksanakan di Kabupaten Wakatobi pada tanggal 11 – 13 Juli 2019,

    Peserta terdiri dari 21 peserta Puskesmas se-kabupaten Wakatobi dan 6

    orang peserta dari Dinas Kesehatan Kabupaten Wakatobi dengan 2

    Narasumber Kementerian Kesehatan RI dan 3 orang Narasumber dari

    Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

    d. Evaluasi Pelaksanaan Edukasi Gerakan masyarakat Cerdas

    Menggunakan Obat (GEMA CERMAT) pada Stakeholders di

    Kab/Kota

    Dilaksanakan di Kota Kendari pada tanggal 22 – 23 Februari 2019, Peserta

    terdiri dari 29 orang yang terdiri dari AoC kabupaten Konawe,kabupaten

    Wakatobi,Kota BauBau,Kota Kendari, dan Dinas Kesehatan Provinsi.

    2. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota yang Melaksanakan

    Program Tata KelolaObat Publik dan Perbekalan Kesehatan

    Target indikator kinerja ini yaitu 1 Provinsi akan dicapai pada akhir

    tahun, walaupun bebarapa kegiatan telah dilaksanakan, yaitu :

    a. Workshop E-Monev katalog dalam mendukung perencanaan

    kebutuhan obat (RKO) dan SIPNAP untuk unit layanan

    Dilaksankan di Kendari pada tanggal 24 – 27 April 2019, peserta terdiri dari

    17 orang IFK kabupaten/kota, 17 orang Rumah Sakit Kabupaten/Kota, dan

    27 orang Peserta Lokal. Narasumber Kementerian Kesehatan RI 2 orang

    dari Direktorat Tata Kelola Obat Publik, dan 2 orang Narasumber Provinsi.

    b. Meningkatkan Kapasitas SDM dalam Pengelolaan Vaksin dan

    Penerapan E-Logistik di Kabupaten/Kota

    Dilaksanakan di Kendari pada tanggal 21 – 23 Mei 2019, peserta terdiri dari

    17 orang petugas e-logistik kabupaten/kota, dan 8 orang Peserta Lokal.

    Narasumber Kementerian Kesehatan RI 2 orang dari Direktorat Tata Kelola

    Obat Publik, dan 3 orang Narasumber Provinsi.

    c. Melaksanakan Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin, dan hasil

    Capaian Program Pelayanan Kefarmasian di Fasilitas Pelayanan

    Kesehatan

    Dilaksanakan di 17 kabupaten Kota se-Sulawesi Tenggara pada bulan Mei –

    Juni 2019.

    d. Pendistribusian dan pengemasan kembali obat dan perbekalan

    kesehatan di Instalasi Farmasi

    Pendistribusian obat dilakukan pada bulan Oktober s/d November 2019.

  • 16 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    3. Sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan pengamanan

    pangan yang dibina

    a. Monitoring Perijinan dan Pembinaan Sarana Produksi dan Distribusi

    Kefarmasian

    Kegiatan monitoring apotek dan toko obat telah dilaksanakan di 17

    kabupaten/kota pada bulan Februari - Maret, 17 sarana apotek dan toko obat

    di kota kendari, dan 3 sarana PBF di kabupaten Muna, Kabupaten Kolaka,

    dan Kota BauBau.

    b. Peningkatan Kapasitas SDM Dinas Kesehatan Kab/Kota Dalam

    Pembinaan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan

    Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 s/d 15 November 2019,

    kegiatan ini mengundang 16 kabupaten/kota dan 8 orang peserta

    lokal.

    4. Layanan perencanaan, konsolidasi dan evaluasi terhadap

    manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

    Target indikator kinerja ini yaitu 1 Provinsi akan dicapai pada akhir

    tahun, walaupun bebarapa kegiatan telah dilaksanakan, yaitu :

    a. Rapat Koordinasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    i. Kegiatan ini dilaksanakan di Manado Sulawesi Utara, dalam bentuk

    penyampaian materi dan diskusi.

    ii. Materi – materi yang disampaikan oleh Nara Sumber (terlampir) yaitu

    :

    - Penguatan dukungan manajemen program kefarmasian dan alat

    kesehatan disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Kefarmasian dan

    Alkes.

    - Prioritas kegiatan tata kelola obat public dan Perbekkes Tahun

    2019 disampaikan oleh Direktur Tata Kelola Obat Publik dan

    Perbekkes.

    - Optimalisasi peranan daerah dalam rangka peningkatan pelayanan

    kefarmasian menuju Universal Helath Coverage (UHC)

    disampikan oleh Direktur Pelayanan Kefarmasian.

    - Kolaborasi pusat dan daerah dalam rangka monitoring dan

    evaluasi pelaksanaan e-licencing disampaikan oleh Direktur

    Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

    - Optimalisasi peran pusat dan daerah dalam upaya mendorong

    penggunaan alat kesehatan dalam negeri untuk mendukung

    pencapaian Universal Helath Coverage (UHC) disampaikan oleh

    Direktur Penilian Alat Kesehatan dan PKRT.

  • 17 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    - Penerapan pengawasan alat kesehatan dan PKRT di daerah

    disampaikan oleh Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan

    PKRT.

    - Implementasi SMP di bidang kesehatan dalam mendukung

    pelaksanaan program prioritas kesehatan nasional, disampaikan

    oleh Staf Ahli Bidang Desentrasilisasi Kesehatan.

    - Konsep UHC dalam pembangunan kesehatan, disampikan oleh

    Staf Khusus Menkes Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan.

    - Komitmen stake holder dalam upaya pengendalian dan

    pencegahan resistensi antibiotik di fasiltas pelayanan kefarmasian,

    disampiakan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan.

    - Rencana strategis Kementrian Kesehatan 2020 – 2024,

    disampaikan oleh Biro Perencanaan.

    - Pembangunan Kesehatan dalam rancanagan Teknokratik RPJMN

    2020 – 2024, disampikan oleh BAPPENAS.

    - Rencana aksi penurunan AKI, AKN, Stunting, dan dukungan

    kefarmasian dan alat kesehatan terhadap rencana aksi tersebut,

    disampaikan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat.

    - Rencana aksi program PTM, imunisasi dan TB serta dukungan

    kefarmasian dan alat kesehatan terhadap program tersebut,

    disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

    Penyakit.

    - Peluang dan tantangan penguatan subsistem sediaan farmasi, alat

    kesehatan dan makanan di era 4.0.

    iii. Rangkuman hasil kegiatan yaitu :

    - Mendukung Program Indonesia Sehat dan penanganan 5

    masalah prioritas bidang kesehatan tahun 2019, yaitu percepatan

    penurunan angka kematian ibu (AKI)/ angka kematian neonatal

    (AKN), penurunan stunting, percepatan eliminasi tuberculosis

    (TBC), pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular

    (PTM) serta peningkatan cakupan dan mutu imunisasi dasar

    lengkap melalui jaminan akses terhadap sediaan farmasi dan alat

    kesehatan serta berupaya mendorong perubahan paradigma

    menuju paradigma sehat.

    - Menjadikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai dasar

    perencanaan, pengganggaran dan pelaksanaan kegiatan

    prioritas di bidang pembangunan kesehatan, dengan berpedoman

    pada UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, PP

    Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM, Permendagri No 100 Tahun

    2018 tentang Penerapan SPM dan Permenkes Nomor 4 Tahun

  • 18 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar

    Bidang Kesehatan. Selain itu juga akan memanfaatkan SPM

    sebagai bahan advokasi dan meningkatkan integrasi lintas

    program untuk mendukung perencanaan – penganggaran

    bidang kesehatan, terutama untuk Program Kefarmasian

    dan Alat Kesehatan di Pusat dan Daerah.

    - Menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan fokus

    pada mutu pelayanan yang sejalan dengan indikator WHO yakni

    effective coverage (EC) sehingga berdampak pada meningkatnya

    usia harapan hidup. Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

    Dinkes Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota akan berperan

    menjamin akses terhadap sediaan farmasi dan alat kesehatan serta

    dalam peningkatan mutu pelayanan kefarmasian sesuai standar di

    fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini sebagai salah satu dukungan

    dalam penguatan layanan primer guna mencapai Universal Health

    Coverage (UHC).

    - Mewujudkan jaminan akses terhadap sediaan farmasi dan alat

    kesehatan, dan mendorong paradigma sehat, dalam pembangunan

    kesehatan menuju Universal Health Coverage (UHC), secara

    terintergrasi antara Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    dengan Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinkes Provinsi dan

    Dinkes Kabupaten/Kota melalui:

    Jaminan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan vaksin

    yang berkualitas;

    Berperan dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan

    rehabilitatif dalam penanggulangan penyakit tidak menular;

    Melakukan pelayanan kefarmasian yang bermutu, dan

    melakukan langkah-langkah spesifik untuk memperkuat

    pengendalian resistensi antimikroba;

    Peningkatan daya saing industri dan kepedulian penggunaan

    sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam negeri;

    Peningkatan mutu pelayanan publik di bidang sediaan farmasi

    dan alat kesehatan; serta f. Penguatan SDM dalam

    pengawasan alat kesehatan dan PKRT di daerah.

    - Meningkatkan komitmen dan kolaborasi Pusat dan Daerah

    serta penguatan inovasi pemanfaatan teknologi digital dalam

    menghadapi Revolusi Industri 4.0 untuk menjamin akses sediaan

    farmasi dan alat kesehatan bagi pembangunan kesehatan.

  • 19 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    b. Administrasi kegiatan

    i. Konsultasi Teknis ke Jakarta.

    ii. Kegiatan ini berupa pembayaran honor pengelola Satker dan Opersional

    Satker.

    iii. FGD FGD Dalam Rangka Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan.

    c. Pemutakhiran data kefarmasian dan alkes tk. provinsi-profil kefarmasian

    serta perencanaan dan evaluasi dana alokasi khusus (DAK) sub bidang

    pelayanan kefarmasian telah dilaksanakan pada tanggal

    5. Produk dan Sarana Distribusi Alat Kesehatan Serta Perbekalan

    Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang di uji

    Indikator kinerja yang dilaksanakan, yaitu :

    a. Inspeksi sarana produksi Alkes dan PKRT dan sarana penyalur Alkes telah

    dilakukan di 17 kabupaten/kota se- Sulawesi Tenggara pada bulan Juni –

    Desember 2019.

    b. Sampling (Surveilance) Alkes dan PKRT

    Telah dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2019. Berdasarkan hasil uji di

    laboratorium Sucofindo dari 20 sampel alkes dan PKRT yang di ujikan, 19

    sampel memenuhi syarat dan 1 sampel PKRT tidak memenuhi syarat.

    c. Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Inspeksi Sarana, Surveilance

    Produk dan Pengendalian Perizinan Sarana.

    Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 20 September di Hotel Zahra

    Syariah Kendari.

    B. REALISASI ANGGARAN

    Realisasi keuangan Satker (209004) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

    Tenggara, Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2019 sebesar

    Rp.1,868,440.000 dengan realisasi sebesar Rp. 1.786.733.100 (95,62 %).

  • 23 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    KODE KEGIATAN ANGGARAN (Rp)

    REALISASI

    KEUANGAN s/d Juli 2019

    Rp

    2 3 5 7

    024.07.09 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 1,868,440,000

    2064 Peningkatan Pelayanan Kefarmasian 411,459,000 -

    2064.504 Fasyankes yang mampu dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai

    411,459,000

    051 Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Implementasi Fornas dan Analisis

    84,993,000

    A Meningkatkan Kemampuan SDM dalam Implementasi Fornas dan Analisis

    84,993,000 83,384,400

    052 Pembekalan tenaga kefarmasian dalam melaksanakan Pelayanan

    95,810,000

    A Pembekalan tenaga kefarmasian dalam melaksanakan Pelayanan Kefarmasian

    95,810,000 92,345,200

    054 Sosialisasi, Evaluasi Pelaksanaan Gema Cermat, dan optimalisasi AoC dalam

    230,656,000

    A Melaksanakan pembekalan Gema cermat pada pemegang kebijakan

    173,571,000 163,170,400

    B Evaluasi Pelaksanaan Edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GEMA CERMAT) pada Stakeholders di Kab/Kota

    57,085,000 56,216,000

  • 24 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    2065 Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

    510,658,000

    2065.506 Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota yang Melaksanakan Program Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

    510,658,000

    100 Meningkatan Kapasitas SDM dalam penglolaan Vaksin dan penerapan

    70,986,000

    A Meningkatan Kapasitas SDM dalam penglolaan Vaksin dan penerapan

    70,986,000 70,053,400

    101 Workshop E-Monev Katalog dalam mendukung Perencanaan Kebutuhan obat

    171,212,000

    A Workshop E-Monev Katalog dalam mendukung Perencanaan Kebutuhan obat

    171,212,000 161,573,300

    102 Melaksanakan Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin, dan Hasil Capaian Program Pelayanan Kefarmasian di Fasyankes

    109,040,000

    A Melaksanakan Monitoring Ketersediaan Obat, Vaksin, dan Hasil Capaian Program Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan

    109,040,000 109,019,000

    103 Membiayai Pendistribusian dan Pengemasan Kembali Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi

    159,420,000

    A Biaya pendistribusian obat dari instalasi Farmasi provinsi ke instalasi farmasi

    70,000,000 70,000,000

    B Operasional instalasi farmasi provinsi 36,000,000 36,000,000

    C perjalanan dinas petugas untuk melakukan distribusi obat dan vaksin

    53,420,000

    51,609,000

  • 25 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    2067 Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian 191,949,000

    2067.505 Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Pengamanan Pangan yang di bina

    191,949,000

    053 Monitoring Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian

    128,690,000

    A Apotek dan Toko Obat 115,030,000 112,696,000

    B PBF 13,660,000 13,444,000

    054 Meningkatkan Kapasitas SDM Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam pembinaan

    63,259,000

    A Meningkatkan Kapasitas SDM Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam pembinaan

    63,259,000 62,157,300

    2068 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    577,453,000

    2068.501 Layanan Perencanaan, Konsolidasi dan Evaluasi terhadap Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

    577,453,000

    051 Melaksanakan Rapat Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alkes

    140,436,000

    A Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alkes 140,436,000 119,158,900

    052 Melaksanakan Reviu Dana Alokasi Khusus (DAK) sub Bidang Pelayanan Kefarmasian dan Reviu Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alkes

    143,118,000

    A Melaksanakan Reviu Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Data program

    143,118,000 134,149,400

  • 26 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    053 Memberikan dukungan administrasi kegiatan dekonsentrasi program kefarmasian dan alat kesehatan

    254,203,000

    A Administrasi kegiatan Dekonsentrasi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

    158,961,000 158,861,000

    B Konsultasi Teknis Ke Jakarta 70,192,000 69,062,000

    C Biaya Operasional Penerapan e-logistik 19,200,000 19,200,000

    D FGD dalam rangka Monev Kegiatan 5,850,000 5,850,000

    054 Melaksanakan Konsolidasi Pelaporan Keuangan dan BMN

    39,696,000

    A Konsultasi teknis petugas Provinsi ke Pusat dalam rangka konsolidasi

    35,096,000 35,096,000

    B Monev petugas Provinsi ke Kabupaten/Kota dalam angka penyeleesaian Hibah

    4,600,000 4,600,000

    5839 Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan Serta Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diuji

    176,921,000

    5839.007 Produk dan Sarana Distribusi Alat Kesehatan Serta Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diuji

    176,921,000

    51 Melaksanakan Sampling Produk Alkes dan PKRT 50,884,000

    A Sampling Produk Akes dan PKRT 50,884,000 38,284,800

    52 Melaksanakan Inspeksi Sarana Produksi Alkes dan PKRT dan Sarana Penyalur Alat Kesehatan

    60,920,000

    A Inspeksi Sarana Penyalur alkes 60,920,000 59,595,000

  • 27 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    53 Meningkatkan kemampuan SDM dalam mlakukan inspeksi sarana

    65,117,000

    A Meningkatkan kemampuan SDM dalam mlakukan inspeksi sarana,surveilens produk

    65,117,000 61,208,000

    TOTAL REALISASI 1,786,733,100

  • 28 Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2019

    BAB IV

    PENUTUP

    Laporan penggunanaan dana Dekonsentrasi Satker (209004) Dinas

    Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan

    Tahun 2019 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan

    Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan. Laporan ini disusun sesuai amanat

    Keputusan Direktur Jenderal Kefarmasian Dan Alat Kesehatan tentang Petunjuk

    Teknis Penggunaan Dana Dekonsentrasi Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan

    Tahun 2019

    Laporan penggunanaan dana Dekonsentrasi ini menggambarkan pencapaian

    kinerja Satker (209004) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Program

    Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2019 dalam mencapai indikator kinerja

    sebagaimana yang telah ditetapkan didalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen

    perencanaan.

    Untuk meningkatkan pencapaian indikator kinerja pada tahun berikutnya

    dibutuhkan adanya pembenahan dan penyempurnaan dalam mendukung pelaksanaan

    program meliputi pemenuhan tenaga sesuai kualifikasi yang dibutuhkan, dukungan

    dana kegiatan khususnya dari APBD dan peningkatan kemampuan dan keterampilan

    staf baik tenaga teknis maupun tenaga non teknis.