kunjungan balita ke posyandu.doc

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya berkualitas merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam pembangunan kesehatan. Sumber daya yang berkualitas akan mampu mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk meningkatkan taraf kehidupan negara di masa depan sehingga stagnansi menjadi negara berkembang tidak berlanjut lebih lama. Pemerintah menyadari kualitas dapat diperoleh dengan upaya kesehatan yang dapat meminimalkan insiden penyakit dan peningkatan daya tahan tubuh utamanya pada tahap tumbuh kembang optimal. Upaya kesehatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia yang menjadi sumber daya pembangunan bangsa melliputi seluruh upaya kesehatan yang telah diimplementasikan posyandu selama lebih dari satu dasawarsa (Kemenkes, 2011). 1

Upload: chohanra

Post on 29-Sep-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG STIMULASI PADA BAYI DI RUANG RAWAT PERINATOLOGI BPK RSUZA KOTAMADYA BANDA ACEH

7

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Sumber daya berkualitas merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam pembangunan kesehatan. Sumber daya yang berkualitas akan mampu mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk meningkatkan taraf kehidupan negara di masa depan sehingga stagnansi menjadi negara berkembang tidak berlanjut lebih lama. Pemerintah menyadari kualitas dapat diperoleh dengan upaya kesehatan yang dapat meminimalkan insiden penyakit dan peningkatan daya tahan tubuh utamanya pada tahap tumbuh kembang optimal. Upaya kesehatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia yang menjadi sumber daya pembangunan bangsa melliputi seluruh upaya kesehatan yang telah diimplementasikan posyandu selama lebih dari satu dasawarsa (Kemenkes, 2011).

Pelaksanaan program posyandu yang telah berjalan dalam waktu lama, dalan tahun-tahun terakhir belum menggambarkan kemajuan progresif dari pencapain tujuan pendirian upaya kesehatan berbasis masyarakat ini. Deskripsi pencapaian berbagai program posyandu yang diantaranya melakukan berbagai upaya meningkatkan kesehatan balita sebagai sumber daya dalam tahap tumbuh kembang optimal yang lazim dikenal dengan golden period, dapat dilihat dengan berbagai indikator. Pencapaian berbagai program kesehatan yang diantaranya dilakukan oleh posyandu, meskipun menunjukkan kemajuan belum merupakan upaya optimal karena target yang ditetapkan pemerintah dalan Rencana Strategis atau Renstra serta Millenium Development Goals (MDGs), belum mampu direalisasikan (Kemenkes RI, 2011).Indikator derajat kesehatan sumber daya manusia terutama balita yang memerlukan kerja keras agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan diantaranya cakupan angka kematian balita (AKABA) yang ditargetkan rendah menurut MDGs bila mencapai < 20 per 1.000 kelahiran hidup. AKABA Indonesia berdasarkan laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 yang dipublikasikan tahun 2013 oleh Kemenkes RI, tergolong dalam tingkat kematian sedang sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup (nilai MDGs AKABA tergolong sedang 20-70 per 1.000 kelahiran hidup). AKABA Indonesia akan dapat mencapai klasifikasi rendah diantaranya dengan menekan serendah mungkin penyebab kematian balita seperti diare dan penurunan angka balita gizi kurang (Kemenkes RI, 2013).

Kemampuan mencapai berbagai indikator kesehatan yang ditetapkan pemerintah salah satunya dengan mengupayakan peningkatan kunjungan balita ke posyandu. Kunjungan balita ke posyandu dapat mengindikasikan balita telah mendapatkan pemeriksaan kesehatan, penimbangan berat badan, pemantauan status gizi, pemberian vitamin A, pemberian imunisasi, konsultasi masalah kesehatan serta pelayanan kesehatan lain. Kunjungan balita ke posyandu dapat dilihat dari jumlah balita yang ditimbang dibandingkan dengan balita yang terdapat di wilayah tersebut (D/S). Cakupan penimbangan balita yang berhasil memenuhi target Renstra mengindikasikan bahwa cakupan kunjungan balita ke posyandu telah mencapai hal yang sama. Keberhasilan ditingkat nasional belum diikuti oleh provinsi Aceh (Kemenkes 2011, 2013). Jumlah balita yang berkunjung ke posyandu pada beberapa daearh seperti wilayah kerja Puskesmas Kota Langsa yang belum sesuai harapan dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap kunjungan balita ke posyandu menurut penelitian Suryaningsih (2012) di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok diantaranya pengetahuan, pendidikan, umur, sikap, motivasi, jumlah anak balita, pekerjaan ibu, bimbingan petugas kesehatan, dukungan keluarga, dukungan tokoh masyarakat, jarak tempat pelaksanaan posyandu, dan tempat pelaksanaan posyandu. Ibu dengan pengetahuan baik, pendidikan rendah, umur lebih dewasa, sikap positif, motivasi baik, jumlah anak balita 1 orang, tidak bekerja, pernah mendapatkan bimbingan petugas kesehatan, ada dukungan keluarga dan tokoh masyarakat, jarak < 1 km, dan tempat pelaksanaan kegiatan posyandu di tempat khusus lebih berpeluang melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan kategori sebaliknya.

Adanya hubungan tingkat pendidikan terhadap kunjungan balita ke posyandu dinyatakan oleh Erman (2011) yang mempublikasikan penelitiannya dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu yang mempunyai balita 0-5 tahun ke posyandu di kelurahan Lubuk Tanjung Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau. Penelitian terhadap 41 orang responden menemukan bahwa terdapat hubungan bermakna (p-value 0,028) antara pendidikan dan frekuensi kunjungan ibu dengan anak balita usia 0-5 tahun ke posyandu, namun tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara sikap (p-value 0,169) dan pekerjaan (p-value 0,346) dengan kunjungan ibu ke posyandu.

Angka kejadian diare di Indonesia sampai dengan tahun 2012 dilaporkan sekitar 6,7%, (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI/ BALITBANGKES, 2013). Diare memiliki dampak tidak hanya menyebabkan angka mortalitas pada balita meningkat namun balita yang mengalami infeksi saluran cerna ini berpotensi menyebabkan gangguan gizi dan gangguan pada pertumbuhan tubuh (tubuh pendek). Balita yang tergolong kekurangan gizi diperkirakan sebesar 17,9% yang terdiri atas 13% balita gizi kurang dan 4,9% balita gizi buruk (Kemenkes RI, 2013).Upaya peningkatan cakupan penimbangan balita merupakan upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan balita dengan tinggi badan tergolong pendek dan balita dengan berat badan kurang. Pemantauan tumbuh kembang balita dengan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, akan dapat mendeteksi sedini mungkin gangguan yang dialami dalam masa tersebut sehingga dapat dilakukan antisipasi mencegah dampak di masa depan. Cakupan penimbangan balita (D/S) di Indonesia sampai dengan tahun 2012 sebesar 75,1% dimana pencapaian telah mencapai target renstra sebesar 75%. Angka pencapaian yang berhasil memenuhi target secara nasional tidak terjadi merata di seluruh provinsi. Provinsi Aceh tergolong yang tidak berhasil mencapai target pemerintah sehingga perlu melakukan upaya yang lebih intensif dengan pencapaian tahun 2012 sebesar 66,5% (Kemenkes RI, 2013).Data yang sama dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kota Langsa, bahwa secara keseluruhan cakupan pelayanan kesehatan untuk balita telah mencapai target sebesar 75%. Pencapaian tersebut terlihat dari jumlah seluruh balita di Daerah Kota Langsa sebanyak 17.261 balita telah terlayani sebanyak 13.006 balita. Kemampuan mencapai target tidak dimiliki oleh seluruh Puskesmas sehingga terdapat beberapa wilayah kerja yang belum berhasil menjangkau jumlah balita yang dilayani kesehatannya seperti Puskesmas Langsa Kota dengan cakupan sebesar 67,7%. Wilayah dalam Kota Langsa dengan kunjungan balita ke posyandu yang tergolong rendah diantaranya Desa Blang Pase. Cakupan kunjungan balita tahun 2013 yang mengunjungi posyandu sebesar 162 balita.Survei awal yang penulis lakukan di Desa Blang Paseh terhadap 10 orang ibu mendapatkan hasil 6 orang ibu berpendidikan menengah, 3 orang berpendidikan rendah, dan 1 orang berpendidikan tinggi. Tingkat pengetahuan ibu terhadap manfaat kunjungan balita ke posyandu, sebanyak 7 rendah dan 3 orang sedang, sedangkan untuk sikap ibu, sebanyak 5 orang mendukung dan 5 orang tidak mendukung balita berkunjung ke posyandu. Dukungan keluarga pada 6 orang ibu diketahui tidak mendukung dan sebanyak 4 orang mendukung balita berkunjung ke posyandu.Hasil penelitian yang berbeda terhadap variabel yang dapat mempengaruhi kunjungan ibu ke posyandu menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu terutama di Puskesmas Kota Langsa yang belum berhasil mencapai target cakupan kunjungan balita. Hal ini dapat menyebabkan balita tidak terdeteksi tumbuh kembangnya dengan optimal dan gangguan yang terjadi pada masa tersebut tidak tertangani lebih awal yang memungkinkan tindakan pertolongan yang diberikan kemudian memberikan hasil tidak memuaskan.1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah balita yang mengunjungi posyandu sebagian belum melakukannya secara teratur setiap bulan meskipun hal tersebut sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan balita secara optimal sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut di wilayah kerja dengan cakupan balita rendah sebaiknya diketahui secara pasti.1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita di Posyandu Desa Blang Pase Langsa Kota.1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui hubungan faktor tingkat pendidikan ibu dengan kunjungan balita di Posyandu Desa Blang Pase Langsa Kota.1.3.2.2 Untuk mengetahui hubungan faktor pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di Posyandu Desa Blang Pase Langsa Kota.1.3.2.3 Untuk mengetahui hubungan faktor sikap ibu dengan kunjungan balita di Posyandu Desa Blang Pase Langsa Kota.1.3.2.4 Untuk mengetahui hubungan faktor dukungan keluarga dengan kunjungan balita di Posyandu Desa Blang Pase Langsa Kota.1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian serta dapat dijadikan dasar dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

1.4.2 Puskesmas Langsa Kota, sebagai bahan mengenai faktor-faktor yang terkait langsung dengan kunjungan balita di Posyandu Desa Blang Pase Langsa Kota.

1.4.3 Pendidikan kesehatan, sebagai bahan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu.

1.4.4 Penelitian kesehatan masyarakat, sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai determinan penyebab rendahnya kunjungan balita ke posynadu di wilayah kerja Puskesmas Langsa Kota.1