kunjungan ke pdam klaten

28
KUNJUNGAN KE PDAM KLATEN A. Hari, tanggal : Kamis, 7 Juni 2012 B. Waktu kunjungan : 08.00 WIB - selesai C. Lokasi : PDAM Kabupaten Klaten D. Acara praktikum : Pengenalan Sistem Operasional PDAM Klaten E. Tujuan 1. Untuk mengetahui sistem operasional PDAM Klaten. 2. Untuk mengenalkan kepada mahasiswa mengenai sistem pengolahan air bersih PDAM. 3. Untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang cara pengolahan air baku menjadi air bersih. F. Dasar Teori PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparataparat eksekutif maupun legislatif daerah.

Upload: sudiartiarumi

Post on 06-Aug-2015

616 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

laporan kunjungan ke PDAM Klaten

TRANSCRIPT

Page 1: Kunjungan Ke Pdam Klaten

KUNJUNGAN KE PDAM KLATEN

A. Hari, tanggal : Kamis, 7 Juni 2012

B. Waktu kunjungan : 08.00 WIB - selesai

C. Lokasi : PDAM Kabupaten Klaten

D. Acara praktikum : Pengenalan Sistem Operasional PDAM

Klaten

E. Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem operasional PDAM Klaten.

2. Untuk mengenalkan kepada mahasiswa mengenai sistem

pengolahan air bersih PDAM.

3. Untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang

cara pengolahan air baku menjadi air bersih.

F. Dasar Teori

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha

milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat

umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di

seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana

penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparataparat eksekutif

maupun legislatif daerah.

Perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern sudah ada sejak

jaman penjajahan Belanda pada tahun 1920an dengan nama Waterleiding

sedangkan pada pendudukan Jepang perusahaan air minum dinamai Suido

Syo.

Sejarah Air Minum di Indonesia

Kurun 1800an

Page 2: Kunjungan Ke Pdam Klaten

Di Pulau Jawa sebagaimana dilaporkan oleh Raffles pada tahun 1817

penduduk selalu memasak air terlebih dulu dan diminum hangat-hangat untuk

menjamin kebersihan dan kesehatan dan dilaporkan bahwa orang Belanda

mulai mengikuti kebiasaan ini terutama di Kota Banjarmasin yang airnya

keruh. Pada tahun 1818 salah satu syarat penting untuk pemilihan pusat kota

serta Istana Raja ditentukan oleh faktor tersedianya air minum.

Di Jakarta tahun 1882 tercatat keberadaan air minum di Tanah Abang yang

mempunyai kualitas jernih dan baik yang dijual oleh pemilik tanah den gan

harga F 1,5 per drum, sedangkan untuk air sungai dijual 2-3 sen per pikul (isi

dua kaleng minyak tanah). Pada masa pra-kemerdekaan, Dinas Pengairan

Hindia Belanda (1800 - 1890) membangun saluran air sepanjang 12 kilometer

dan bendungan yang mengalirkan air dari Sungai Elo ke pusat kota Magelang

untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan mengairi sawah di wilayah

Magelang. Pemerintah Penjajahan Hindia Belanda di Surabaya, tahun 1890,

memberikan hak konsesi kepada pengusaha Belanda warga Kota Surabaya,

Mouner dan Bernie, yang dinilai berjasa merintis penyediaan air bersih di

Surabaya. Konsesi ini berupa pengelolaan mata air Umbulan, Pasuruan, untuk

dialirkan ke Kota Surabaya dengan memasang pipa sepanjang 20 kilometer

selama dua tahun. Tahun 1900, pemerintah mendirikan perusahaan air minum

dan instalasinya diresmikan tiga tahun kemudian. Untuk memberikan proteksi

pada perusahaan tersebut, pemerintah mewajibkan penghuni rumah mewah

untuk menjadi pelanggan. Tiga tahun setelah berdirinya perusahaan air

minum itu, sambungan instalasi air minum di Surabaya mencapai 1.588

pelanggan. Status perusahaan air minum pada bulan Juli 1906 dialihkan dari

pemerintah pusat menjadi dinas air minum kotapraja (kini PDAM Kota

Surabaya).

Kurun 1900-1945

Pada tahun 1905 terbentuklah Pemerintah Kota Batavia dan pada tahun 1918

berdiri PAM Batavia dengan sumber air bakunya berasal dari Mata Air

Page 3: Kunjungan Ke Pdam Klaten

Ciomas, pada masa itu penduduk kurang menyukai air sumur bor yang berada

di Lapangan Banteng karena bila dipakai menyeduh teh menjadi berwarna

hitam (kandungan Fe/besi nya tinggi).

Kurun 1965-1969

Melalui SK Menteri PUTL no 3/PRT/1968 lahir Direktorat Teknik

Penyehatan, Ditjen Cipta Karya. Tiga waduk yang dibangun di wilayah Jawa

Barat dengan membendung Sungai Citarum, yaitu Waduk Jatiluhur (1966),

Waduk Cirata (1987), dan Waduk Saguling (1986) menandai era dimulainya

penanganan sumberdaya air secara terpadu. Waduk Jatiluhur, seluas sekitar

8.300 hektar, dimanfaatkan untuk mengairi sekitar 240.000 hektar sawah di

empat kabupaten di utara Jawa Barat. Air waduk juga digunakan untuk

pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas terpasang 150 MW

dan sebagai sumber air baku untuk air minum Jakarta (sekitar 80% kebutuhan

air baku untuk Jakarta dipasok dari waduk ini melalui Saluran Tarum Barat).

Kurun 1969-1973 (Pelita I- Pelita II)

Pembangunan sistem air minum secara lebih terencana mulai dilaksanakan

pada periode pembangunan lima tahunan (Pelita). Dalam Pelita I (1969 -

1973), kebijaksanaan pembangunan air minum dititikberatkan pada

rehabilitasi maupun perluasan sarana-sarana yang telah ada, serta peningkatan

kapasitas produksi melalui pembangunan baru dan seluruhnya didanai oleh

APBN. Target pembangunan sebesar 8.000 l/detik. Pembangunan air minum

melalui pinjaman OECF (overseas economic cooperation fund) di kota-kota

Jambi, Purwekerto, Malang, Banyuwangi dan Samarinda. Pada Pelita II

(1974 - 1978) pemerintah mulai menyusun rencana induk air bersih,

perencanaan rinci dan pembangunan fisik di sejumlah kota Pada saat itu

Pemerintah mulai menyusun Rencana Induk (master plan) Air Minum bagi

120 kota, DED untuk 110 kota dan RAB untuk 60 kota, dan pengembangan

institusi Pemerintah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki

Page 4: Kunjungan Ke Pdam Klaten

pengelolaan air minum dengan mendorong dilakukannya peralihan status dari

Jawatan/Dinas menjadi Perusahaan Daerah Air Minum. Dimulai

pembangunan Air Minum di 106 Kabupaten/Kota, yang dilanjutkan

pembentukan BPAM (Badan Pengelola Air Minum) sebagai embrio PDAM

yang mengelola prasarana dan sarana air minum yang telah selesai dibangun.

Pemerintah Pusat bertanggung jawab dalam pembangunan ‘unit produksi”

dan Pemda di jaringan distribusi, dalam perjalanan waktu kebijakan ini agak

tersendat oleh karena keterlambatan Pemda dalam menyiapkan dana

“sharingnya”.

Kurun Waktu 1998 - sekarang

Pada tahun terbit Permen OTDA No. 8/2000 tentang Pedoman Sistim

Akuntasi PDAM yang berlaku sampai sekarang. Program WSSLIC I

dilanjutkan pada tahun ini dengan nama WSLIC II (Water and Sanitation for

Low Income Community), Pada tahun 2002 Terbit Keputusan Menteri

Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan

Kualitas Air Minum, yang akan menjadikan pedoman dalam monitoring

kualitas air minum yang diproduksi oleh PDAM. Dalam rangka

meningkatkan kinerja PDAM dan pembangunan sistem penyediaan air

minum, dilakukan upaya perumusan kebijakan melalui Komite Kebijakan

Percepatan Pembangunan Infrastruktur (KKPPI), untuk merumuskan

kebijakan dan strategi percepatan penyehatan PDAM melalui peningkatan

kerjasama kemitraan dengan pihak swasta/investor. Dimulai tahun 2004

inilah merupakan tonggak terbitnya peraturan dan perundangan yang

memayungi air minum yaitu dimulai dengan terbitnya UU no 7 Tahun 2004

tentang SDA (sumber daya air). Setelah 60 tahun Indonesia merdeka ditahun

ini Indonesia baru memiliki peraturan tertinggi disektor air minum dengan

terbitnya PP (peraturan pemerintah) No 16 Tahun 2005 tentang

Pengembangan SPAM (sistim penyediaan air minum). Dengan dimulainya

kembali pembinaan Air Minum dari yang semula berbasis “wilayah” menjadi

Page 5: Kunjungan Ke Pdam Klaten

berbasis “sektor” lahir kembali Direktorat Jenderal Cipta Karya dan

Direktorat Pengembangan Air Minum keluarlah kebijakan “Penyehatan

PDAM” yang dimulai dengan dilakukannya Bantek Penyehatan PDAM.

Tahun 2009 adanya gagasan 10 juta SR (Sambungan Rumah) dimana

Direktorat Jenderal Cipta Karya,Dep PU telah menghitung dana yang

dibutuhkan sekitar Rp 78,4 trilyun, yang terdiri dari kebutuhan pembangunan

unit air baku 85.000 l/detik sebesar Rp 7,4 trilyun, peningkatan unit produksi

65.000 l/detik sebesar Rp. 17 trilyun, dan peningkatan unit distribusi dan

sambungan rumag sebesar Rp. 54 trilyun Pembangunan IKK yang telah

dimulai kembali tahun 2007 juga dilanjutkan dengan membangun 150an IKK

(bp).

Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk

penyediaan air bersih dikelompokkan sebagai berikut :

Sumber Kualitas Kuantitas Kontinuita

s

Harga

Air hujan Sedikit

terpolusi

oleh

polutan

pencemar

udara

Tidak

memenuhi

untuk

persediaan

umum

Tidak dapat

terus

menerus

diambil

Murah

Air

permukaan

Tidak baik

karena

tercemar

Mencukupi Dapat

diambil

terus-

menerus

Relatif

murah

Air tanah

dangkal

Terpolusi Relatif

cukup

Pengambila

n dibatasi

Relatif

murah

Air tanah

dalam

Relatif

baik

Relatif

murah

Mata air Relatif

baik

Sedikit Tidak

diambil

Murah

Page 6: Kunjungan Ke Pdam Klaten

terus-

menerus

G. Hasil kunjungan

PDAM klaten terletak di Jl. Tentara Pelajar, Gayamprit,

Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. PDAM

Kabupaten Klaten berdiri sejak tahun 1977, berada dibawah

naungan Bupati Klaten.

Visi dan misi PDAM Klaten yaitu :

1. Visi

Terwujudnya pelayanan air minum yang prima serta

kondisi perusahaan yang sehat dan mandiri.

2. Misi

a. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat

secara tepat kualitas, kuantitas dan kontinuitas.

b. Mewujudkan tingkat pendapatan perusahaan dan

kontribusi PAD secara optimal.

Sumber air baku yang digunakan adalah 8 mata air

(mata air Lanang, mata air Geneng, mata air Ponggok, mata

air Jolotundo, mata air Sliling, mata air Wangen, mata air Nila

dan mata air Sendang) dan 7 sumur dalam. Wilayah

pelayanan PDAM Kabupaten Klaten ada 10, antara lain :

1. Kotip Klaten (14.501 SR)

Daerah pelayanannya meliputi 3 kecamatan yaitu Kec.

Klaten Utara, Klaten Tengah dan Klaten Selatan dengan

cakupan pelayanan masih 61,73%. Sistem distribusi yang

digunakan adalah pemompaan dan gravitasi dengan

treatment. Sumber yang digunakan adalah sumur air

Page 7: Kunjungan Ke Pdam Klaten

dalam 3 buah dan mata air Lanang serta Geneng. Debit

sumber mata air Lanang 88 L/dt dan debit yang

dimanfaatkan 50 L/dt. Sedangkan pada mata air Geneng

debit sumbernya 213 L/dt dan debit yang dimanfaatkan

140 L/dt. Untuk pelayanan di wilayah kota, air yang

berasal dari sumber mengalami pengolahan/ treatment di

IPA Gayamprit dengan kapasitas 15 L/dt. Pengolahan yang

dilakukan di IPA tersebut meliputi proses aerasi,

rodenfilter, filtrasi dan desinfeksi.

2. IKK Prambanan (981 SR)

Daerah pelayanannya meliputi Desa Tlogo, Desa Bugisan,

Desa Kebondalem Kidul, Desa Prambanan, Desa Taji dan

TWC Prambanan dengan cakupan pelayanan masih

27,54%. Sistem distribusi yang digunakan adalah

pemompaan dan gravitasi dengan treatment. Sumber air

yang digunakan adalah 3 buah sumur dalam dengan

kapasitas masing-masing sumur 30 L/dt. Air dari sumber

tersebut mengalami pengolahan/ treatment di IPA dengan

kapasitas 20 L/dt. Pengolahan yang dilakukan adalah jenis

pengolahan lengkap meliputi areasi, koagulasi,flokulasi,

sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.

3. IKK Karanganom (4.226 SR)

Daerah pelayanannya meliputi Desa Jurangjero, Desa

Ngabeyan, Desa Beku, Desa Jebugan, Desa Karanganom,

Desa Kapungan, Desa Karangan, Desa Borongan, Desa

Brangkal, Desa Glagahwangi, Desa Kunden, Desa Klepu

dan Desa Blanciran dengan cakupan pelayanan mencapai

73,26%. Sistem distribusi yang digunakan adalah

gravitasi. Sumber air yang digunakan adalah mata air

Ponggok, mata air Jolotundo dan sumur dalam Pondok.

Page 8: Kunjungan Ke Pdam Klaten

Mata air Ponggok debit sumbernya 899 L/dt dan debit

yang dimanfaatkan hanya 25L/dt, mata air Jolotundo debit

sumbernya 76 L/dt dan yang dimanfaatkan 5,5 L/dt.

Sedangkan sumur dalam Pondok debit sumbernya 8L/dt

dan yang dimanfaatkan 7,5 L/dt. Pengolahan yang

dilakukan adalah jenis pengolahan sederhana yaitu hanya

dengan desinfeksi.

4. IKK Kemalang (511 SR)

Daerah pelayanannya hanya dua yaitu Desa Kemalang

dan Keputran. Dengan cakupan pelayanan mencapai

94,25%. Sistem distribusi yang digunakan adalah

pemompaan dan gravitasi. Sumber air yang digunakan

adalah mata air Sliling dengan debit sumber 20 L/dt dan

yang dimanfaatkan hanya 4 L/dt. Untuk wilayah IKK

Kemalang ini memiliki reservoir yang berkapasitas 20 m3.

5. IKK Karangnongko (627 SR)

Daerah pelayanannya meliputi Desa Karangnongko, Desa

Jetis, Desa Jagalan, Desa Duwet dan Desa Demakijo

dengan cakupan pelayanan 60,19%. Sistem distribusi

yang digunakan adalah pemompaan dan gravitasi.

Sumber air yang digunakan sama seprti IKK Kemalang

yaitu mata air Sliling dengan debit sumber 20 L/dt dan

yang dimanfaatkan hanya 6 L/dt. Untuk wilayah IKK

Karangnongko ini memiliki reservoir yang berkapasitas 20

m3.

6. IKK Delanggu (3.013 SR)

Daerah pelayanannya meliputi Desa Krecek, Desa Delanggu,

Desa Sabrang, Desa Kepanjen, Desa Gatak dan Desa

Keprabon dengan cakupan pelayanan 41,35%. Sistem

distribusi yang digunakan adalah gravitasi. Sumber air

Page 9: Kunjungan Ke Pdam Klaten

yang digunakan adalah mata air Wangen dengan debit

sumber 25 L/dt dan yang dimanfaatkan 14 L/dt dan mata

air Nila dengan debit sumber 300 L/dt dan yang

dimanfaatkan hanya 6 L/dt.

7. IKK Ceper (2.586 SR)

Daerah pelayanannya meliputi Desa Ceper, Desa Tegalrejo,

Desa Klepu, Desa Kauman, Desa Jambu Kulon, Desa

Kuncen, Desa Sribit dan Desa Sidodadi dengan cakupan

pelayanan hanya 24,84%. Sistem distribusi yang

digunakan adalah gravitasi. Sumber air yang digunakan

adalah mata air Nila dengan debit sumber 300 L/dt dan

yang dimanfaatkan hanya 40 L/dt.

8. IKK Wedi (578 SR)

Daerah pelayanannya meliputi Desa Sukorejo, Desa

Canan, Desa Gadungan, Desa Birit, Desa Pandes, Desa

Kalitengah, Desa Pasung, Desa Tanjungan dan Desa

Ngering. IKK Wedi termasuk IKK baru yang mulai beroperasi

bulan Maret 2009. Sumber air yang digunakan adalah mata air

Sendang dengan debit sumber 18 L/dt dan yang dimanfaatkan

15 L/dt.

9. IKK Pedan (277 SR)

Daerah pelayanannya meliputi Desa Sobayan, Desa

Kedungan, Desa Tambakboyo, Desa Keden, Desa Cetan

dan Desa Kurung. IKK Pedan termasuk IKK baru yang

mulai beroperasi bulan Maret 2009. Sistem distribusi yang

digunakan adalah gravitasi. Sumber air yang digunakan

adalah mata air Nila dengan debit sumber 300 L/dt dan

yang dimanfaatkan hanya 20 L/dt.

10. IKK Cawas (1.396 SR)

Daerah pelayanannya meliputi Desa Plosowangi, Desa

Sajen, Desa Mlese, Desa Barepan dan Desa Cawas. IKK

Page 10: Kunjungan Ke Pdam Klaten

Cawas termasuk IKK baru yang mulai beroperasi bulan Maret

2010. Sistem distribusi yang digunakan adalah gravitasi.

Sumber air yang digunakan adalah mata air Nila dengan

debit sumber 300 L/dt dan yang dimanfaatkan hanya 30

L/dt.

Dari kesepuluh wilayah pelayanan tersebut, cakupan

layanannya yaitu 28.696 SR (14,47%) terhadap seluruh

penduduk Kabupaten, 59,9% di area perkotaan, 6,57% dari

daerah perdesaan). Untuk tahun 2011, jumlah pelanggan

sebanyak 31.000. Harga air untuk pelanggan PDAM Klaten

rata-rata Rp. 1.988,00/m3. Dan untuk FCR (Full Cost

Recovery) yaitu Rp. 2.041,00/m3. Air yang diproduksi oleh

PDAM Klaten yang berkapasitas terpasang yaitu 423 L/dt,

sedangkan produksi kapasitas terpakainya yaitu 353 L/dt.

Tingkat kehilangan air berdasarkan data pengukuran bulan

Desember 2010 yaitu 26,12%.

Pemeriksaan kualitas sumber air meliputi parameter

kimia dan mikrobiologis. Untuk pemeriksaan kimia dilakukan

sekali setahun. Pemeriksaan sisa chlor dilakukan oleh staf

Laboratorium PDAM Klaten setiap hari pada air yang mengalir

di kran pelanggan secara acak. Untuk pemeriksaan

mikrobiologis dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab. Klaten

dua kali dalam setahun dan oleh pihak PDAM sendiri secara

rutin.

Page 11: Kunjungan Ke Pdam Klaten

H. Pembahasan

PDAM Klaten bertugas melayani kebutuhan air bersih

dan meningkatkan derajat kesehatan Kabupaten Klaten.

tingkat kehilangan air di PDAM Klaten adalah 26,12% (2010).

Upaya yang dilakukan untuk menekan kehilangan air tersebut

anatara lain :

1. Pemberlakuan shift petugas kebocoran pipa.

2. Harus mempunyai peringatan dini. Setiap jam petugas

yang ada di menara menginfokan volume air di menara,

jika volumenya <500 m3 maka diindikasikan ada

kebocoran.

3. Pemasangan manometer disetiap titik pantau. Jika

manometer menunjukkan angka 1-2 atm maka

diindikasikan ada kebocoran.

4. Penggantian water meter pelanggan setiap 5 tahun untuk

menjaga akurasi debit.

5. Penggantian water meter pada sumber sebagai data

autentik PDAM

Cakupan layanan PDAM Klaten pada tahun 2015

ditargetkan mencapai 60%. Upaya untuk yang dilakukan

untuk mencapai target tersebut antara lain optimalisasi

sistem yang ada dan menambah sumber air baru dengan

memanfaatkan mata air Inges Cokro.

Untuk IKK Prambanan, pengolahan yang dilakukan

adalah pengolahan lengkap di IPA. Karena sumber air yang

digunakan adalah sumur air dalam yang kualitas air dari

sumur air dalam ini mengandung Fe dan Mn yang tinggi.

Prosesnya antara lain :

1. Air Baku (Sumur Dalam)

Page 12: Kunjungan Ke Pdam Klaten

Air baku diambil menggunakan pompa submersible

dari sumur dalam I dan II yang masing-masing

kapasitasnya adalah 10 L/dt. Kedua sumur dalam ini

tenaga penggeraknya adalah PLN. Untuk sementara, sumur

dalam III tidak digunakan karena adanya kerusakan genset.

Daya pompa sumur dalam I adalah 9,88 kW dan daya

sumur dalam II adalah 10,88 kW. Daya yang tersedia

sebesar 13 kW sehingga air dari sumur dalam dapat naik

ke aerator.

Kapasitas pompa pengambilan air baku adalah 20 L/dt

(masing-masing adalah 10 L/dt). Berdasarkan data PDAM

debit air rata-rata yang masuk ke IPA hanya sebesar 15,2

L/dt, dengan perincian pompa sumur dalam I sebesar 8,5

L/dt dan pompa sumur dalam II sebesar 6,7L/dt.

2. Aerasi

Tipe aerator yang digunakan pada IPA ini adalah

multiple tray aerator. Pertimbangan pemilihan tray aerator

adalah tidak memerlukan lahan yang luas dan sesuai untuk

kapasitas pengolahan kecil sampai sedang. Pada proses

aerasi ini diharapkan terjadi kontak antara air yang

mengandung besi (Fe2+) dan Mangan (Mn2+) dengan udara

(O2). Efisiensi unit aerasi dalam penyisihan Fe adalah 40%.

Nilai ini merupakan besarnya Fe(OH)3 yang mengendap

pada media kontak. Media kontak yang digunakan di IPA ini

pada tray paling atas adalah kapur sedangkan keempat

tray dibawahnya menggunakan bola plastic berduri. Fungsi

dari kapur adalah untuk menaikkan pH agar menjadi netral

(pH. Hal ini disebabkan oksidasi Fe lebih efektif dilakukan

pada pH netral. Pada pH tinggi, Fe2+ yang teroksidasi

menjadi Fe3+ akan menjadi senyawa kompleks. Adapun

Page 13: Kunjungan Ke Pdam Klaten

bola plastik berduri berfungsi menghambat air agar ada

cukup waktu untuk kontak dengan udara. Bola-bola plastik

kecil diletakkan secara acak pada tray aerator agar

memperbesar luas bidang permukaan kontak. Alasan

pemakaian bola plastik adalah mudah dibersihkan.

Besarnya penyisihan Mn pada IPA PDAM Klaten sebesar

63,79% atau tidak sebanyak Fe. Hal ini disebabkan,

oksidasi Mn pada pH dibawah 9 di unit aerator kurang

efektif dan sangat lambat karena materi organik akan

bereaksi dengan mangan dan mencegah oksidasi Mn

dengan O2. Kebutuhan O2 berasal dari udara bebas yang

masuk melalui ventilasi berupa kasa pada dinding aerator.

Besarnya loading rate pada aerator mempengaruhi

kontak Fe dan Mn dengan udara. Kondisi existing loading

rate pada aerator ini memberikan nilai yang melebihi

kriteria desain (37-50 m/jam). Keadaan ini menyebabkan

kontak Fe dan Mn tidak optimal serta terlepasnya endapan-

endapan Fe dan Mn pada media sehingga akan terbawa ke

pengolahan selanjutnya. Berlebihnya loading rate ini dapat

diatasi dengan memperbesar luas bidang permukaan

kontak. Jarak antar tray mempengaruhi waktu kontak Fe

dan Mn dengan udara. Kondisi existing (0,36-0,46 m)

mengindikasikan bahwa jarak antar tray melebihi kriteria

desain. Hal ini menyebabkan waktu kontak Fe dan Mn

dengan udara lebih lama,sehingga proses oksidasi lebih

maksimal. Permasalahan lain yang timbul pada aerator di

lapangan adalah besarnya diameter butiran air tiap tray

dan tidak meratanya distribusi air pada media kontak yang

menyebabkan kurang optimalnya kontak antara udara

dengan Fe dan Mn. Keadaan ini disebabkan tersumbatnya

Page 14: Kunjungan Ke Pdam Klaten

media kontak oleh endapan Fe+3 dan Mn+4. Sehingga

diperlukan pembersihan media kontak secara rutin.

3. Koagulasi

Pengadukan hidolis tipe terjunan dipilih karena dapat

dilakukan secara gravitasi, tidak menggunakan alat

mekanik, dan pengendalian terhadap gradien kecepatan

mudah. Pembubuhan koagulan PAC dilakukan tepat pada

terjunan air untuk membantu meratakan koagulan yang

dibubuhkan dan menciptakan tumbukan antarpartikel. Nilai

gradien kecepatan dan waktu detensi masih memenuhi

kriteria desain(20.000-30.000) sehingga kontak antara PAC

dan air merata. Hal yang harus diperhatikan adalah kondisi

pengukur tinggi air bak koagulasi yang tertutup oleh lumut

sehingga mengganggu pembacaan.

4. Flokulasi

Tipe flokulasi yang digunakan adalah Baffle Channel

Vertikal  dibagi menjadi 6 kompartemen. Flokulator ini

banyak digunakan untuk kapasitas pengolahan kecil

sampai sedang. Nilai GXTd tidak memenuhi syarat(melebihi

10.000-100.000). Besarnya gradien kecepatan tiap tahap

flokulasi mengalami kenaikan dan penurunan. Seharusnya,

nilai gradien kecepatan semakin menurun di tiap

kompartemen,supaya flok tidak hancur. Ketidak konstanan

nilai G menyebabkan flok akan hancur kembali. Nilai

gradien kecepatan dipengaruhi oleh ketinggian air. Untuk

menghindari naik turunnya nilai G, maka besarnya gradien

kecepatan perlu diturunkan tiap tahapannya dengan

mengakatup aliran tiap kompartemen agar tinggi air dapat

turun secara konstan.

5. Sedimentasi

Page 15: Kunjungan Ke Pdam Klaten

Tipe bak sedimentasi yang digunakan adalah plate

settler yang berfungsi sebagai pengendap kekeruhan, besi

(Fe3+), dan mangan(Mn2+). Besarnya efisiensi unit

sedimentasi dalam penyisihan Fe(OH)3 adalah 25%. Waktu

detensi (0,5-1 jam) dan bilangan Reynolds (<500) masih

memenuhi kriteria desain. Waktu detensi mempengaruhi

banyaknya pengendapan partikel flok. Sehingga semakin

lama waktu detensinya, maka efisiensi pengendapannya

semakin tinggi. Bilangan Reynold menunjukkan lamineritas

aliran. Lamineritas aliran menyebabkan partikel yang

mempunyai berat jenis lebih besar daripada berat jenis air

akan mengendap. Hal ini tidak dapat dicapai apabila

kondisi aliran turbulen. Dari perhitungan, didapatkan

bahwa loading rate  (kurang dari 4-8 m/jam) dan bilangan

Fraude (<10-5), bak masih dibawah kriteria desain.

Bilangan Fraude menunjukkan uniformitas aliran.Kedua

kriteria ini mempengaruhi besarnya efisiensi pengendapan.

Untuk menaikkannya yaitu dengan memperkecil luas

permukaan bak. Permasalahan yang lain adalah kondisi

fisik bangunan yang kurang terpelihara. Hal ini dapat

dilihat pada pipa – pipa yang penuh lumut. Sehingga perlu

adanya pembersihan bak secara rutin. Adapun partikel

yang terendap dalam bak sedimentasi dialirkan melalui

pipa pembuang berdiameter 300 mm ke saluran drainase

kemudian ke sungai. Hal ini menyebabkan endapan besi

yang berwarna kuning juga mengendap di saluran drainase

rumah penduduk sekitar sehingga tidak ada populasi ikan

yang hidup di dalam saluran.

6. Filtrasi

Page 16: Kunjungan Ke Pdam Klaten

Unit filtrasi yang digunakan pada adalah saringan pasir

cepat sebanyak empat kompartemen. Filter terdiri dari tiga

media, yaitu: pasir DMI 65 koral, dan karbon. Pasir dan

koral berfungsi sebagai penyaring partikel-partikel yang

belum terendapkan pada bak sedimentasi. Pada penyisihan

Fe, efisiensi unit filtrasi mencapai 50%. Media karbon

berfungsi sebagai penghilang bau. Bau amis disebabkan

oleh adanya kandungan besi dalam air. Dalam desain filter,

kecepatan filtrasi (7-10 m/jam) maupun kecepatan

backwash (20-30 m/jam) telah memenuhi persyaratan.

Sehingga filtrasi air dan backwash dapat berjalan lancar.

Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya kebocoran pada

saluran backwash, sehingga terjadi kehilangan air yang

cukup banyak pada inlet filtrasi. Kebocoran ini disebabkan

oleh kurang rapatnya valve penguras filter dalam menutup

saluran backwash. Sehingga perlu adanya perbaikan pada

valve penguras filter.

7. Desinfeksi

Desinfektan yang digunakan adalah gas klor yang

dapat langsung dimasukkan kedalam air baku. Jumlah gas

yang akan di masukkan kedalam air juga dapat di atur.

Selain itu keuntungan penggunaan gas klor adalah pada

jarak yang relatif jauh kadar gas klor akan tetap tidak

berkurang, selain itu gas klor juga tidak akan mengendap

dalam air, sehingga tidak membahayakan bagi tubuh.

8. Reservoir

Reservoir berkapasitas 350 m3 ini untuk

mendistribusikan air secara gravitasi kepada konsumen.

Kondisi reservoir perlu dijaga kebersihannya dengan

Page 17: Kunjungan Ke Pdam Klaten

pengurasan secara rutin sehingga air bersih dapat terjaga

kualitasnya.

9. Distribusi Ke Pelanggan

Distribusi ke pelangggan sebagian besar menggunakan

sistem gravitasi untuk menghemat biasa dan

memanfaatkan kondisi geografis di Klaten yang naik turun.

Untuk IKK Kota Klaten yang kami kunjungi, air yang berasal

dari sumber dialirkan ke bak penampung air kemudian air

tersebut mengalami pengolahan/treatment di IPA Gayamprit

dengan kapasitas 15 L/dt. Pengolahan yang dilakukan di IPA

tersebut meliputi :

1. Proses Aerasi

Bak aerasi terdiri dari 4 rak. Karena sumber air

mengandung Fe dan Mn maka diperlukan aerasi untuk

menurunkan kadar Fe dan Mn. Pada proses aerasi ini

diharapkan terjadi kontak antara air yang mengandung

besi (Fe2+) dan Mangan (Mn2+) dengan udara (O2). Di bak-

bak aerasi diberikan media zeolit untuk membantu

menurunkan Fe dan Mn. Di bak aerasi tersebut juga

terdapat bola-bola plastik yang berfungsi untuk media

menempelnya flok-flok. Rak tersebut setiap 3 bulan

dibersihkan. Gambar bak aerasi dapat dilihat dilampiran.

2. Proses Rogenfilter

3. Proses Filtrasi

Pada proses filtrasi menggunakan saringan pasir cepat

sebanyak empat kompartemen. Filter terdiri dari tiga

media, yaitu: pasir DMI 65 koral, dan karbon. Pasir dan

koral berfungsi sebagai penyaring partikel-partikel yang

belum terendapkan pada bak sedimentasi. Media karbon

Page 18: Kunjungan Ke Pdam Klaten

berfungsi sebagai penghilang bau. Bau amis disebabkan

oleh adanya kandungan besi dalam air.

4. Proses Desinfeksi

Desinfektan yang digunakan adalah Chlor.

Selanjutnya air dialirkan ke resevoir untuk selanjutnya

didistribusikan ke konsumen. Sistem pendistribusiannya

menggunakan pemompaan dan gravitasi. IKK Karanganom

yang kami kunjungi adalah di mata air ponggok. Air baku

mengalaami pengolahan sederhana karena kualitas mata air

relatif baik. Awalnya air baku ditampung dalam reservoir

sekaligus didesinfeksi menggunakan chlor. Proses

pengolahan air bersih yang dilakukan adalah desinfeksi saja

untuk membunuh mikroba terutama E. coli dan Coli tinja.

Kemudian air didistribusikan ke pelanggan menggunakan

sistem distribusi gravitasi.

I. Kesimpulan

1. PDAM Klaten mempunyai wilayah pelayanan sebanyak 10

IKK (13 Kecamatan).

2. Sumber air yang digunakan berasal dari 8 mata air dan 7

sumur pompa dalam. Sumber air yang berasal dari mata

air, diolah dengan pengolahan sederhana. Kecuali untuk

IKK Prambanan menggunakan pengolahan lengkap karena

menggunakan air baku dari sumur dalam.

3. Proses pengolahan lengkap pada IKK Prambanan meliputi

aerasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan

desinfeksi (khlorinasi). Sedang untuk pengolahan

Page 19: Kunjungan Ke Pdam Klaten

sederhana pada IKK Karanganom hanya dilakukan

desinfeksi dengan sistem khlorinasi.

J. Saran

1. PDAM Klaten perlu meningkatkan pelayanan agar dapat

mencakup keseluruhan masyarakat sesuai dengan

target.

2. PDAM Klaten perlu mengadakan pemantauan pada

jaringan distribusi air untuk mengurangi tingkat

kehilangan air yang dapat merugikan dari segi

ekonomis.

LAPORAN

KUNJUNGAN PDAM KLATEN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PAPLC

Page 20: Kunjungan Ke Pdam Klaten

DISUSUN OLEH :

1. Ardian Arif Ramadhan

(P07133111085)

2. Bani Suryani (P07133111089)

3. Defia Tirta Ayu Kencana

(P07133111092)

4. Febiona Vista Putri K

(P07133111196)

5. Irfan Palgunadi Wijaya

(P07133111104)

6. Kartiko Nasmudin (P07133111105)

7. Sholikhah Dwi Cahyani

(P07133111116)

8. Sudiarti (P07133111117)

9. Winarni Kristanti (P07133111120)

10. Yuli Patmasari

(P07133111121)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2012

Page 21: Kunjungan Ke Pdam Klaten

LAMPIRAN