kumpulas sapositori

4
Penggolongan suppositoria berdasarkan tempat pemberiannya dibagi menjadi: 1. Suppositoria rectal : suppositoria rectal untuk dewasa berbentuk berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot lebih kurang 2 g ( anonim, 1995). Suppositoria untuk rektum umumnya dimasukkan dengan jari tangan. Biasanya suppositoria rektum panjangnya ± 32 mm (1,5 inchi), dan berbentuk silinder dan kedua ujungnya tajam. Bentuk suppositoria rektum antara lain bentuk peluru,torpedo atau jari-jari kecil, tergantung kepada bobot jenis bahan obat dan basis yang digunakan. Beratnya menurut USP sebesar 2 g untuk yang menggunakan basis oleum cacao ( Ansel,2005 ). supositoria jenis ini biasanya disebut suppositoria di pasaran. 2. Suppositoria vaginal : umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot lebih kurang 5,0 g dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat bercampur dalam air seperti polietilen glikol atau gelatin tergliserinasi. Suppositoria ini biasa dibuat sebagai “pessarium” . ( Anonim,1995; Ansel, 2005). suppositoria jenis ini, dipasaran disebut sebagai ovula. 3. Suppositoria uretra : suppositoria untuk saluran urine yang juga disebut “bougie”. Bentuknya ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan ke dalam saluran urine pria atau wanita. Suppositoria saluran urin pria berdiameter 3- 6 mm dengan panjang ± 140 mm, walaupun ukuran ini masih bervariasi satu dengan yang lainnya. Apabila basisnya dari oleum cacao maka beratnya ± 4 gram. Suppositoria untuk saluran urin wanita panjang dan beratnya ½ dari ukuran untuk pria, panjang ± 70 mm dan beratnya 2 gram, bila digunakan oleum cacao sebagai basisnya ( Ansel, 2005). Keuntungan penggunaan suppositoria antara lain: 1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung 2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan 3. Obat dapat masuk langsung saluran darah dan ber akibat obat dapat memberi efek lebih cepat daripada penggunaan obat per oral 4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak

Upload: annisa-sri-wandini

Post on 02-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nice

TRANSCRIPT

Penggolongan suppositoria berdasarkan tempat pemberiannya dibagi menjadi:1. Suppositoria rectal :suppositoria rectal untuk dewasa berbentuk berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot lebih kurang 2 g ( anonim, 1995). Suppositoria untuk rektum umumnya dimasukkan dengan jari tangan. Biasanya suppositoria rektum panjangnya 32 mm (1,5 inchi), dan berbentuk silinder dan kedua ujungnya tajam. Bentuk suppositoria rektum antara lain bentuk peluru,torpedo atau jari-jari kecil, tergantung kepada bobot jenis bahan obat dan basis yang digunakan. Beratnya menurut USP sebesar 2 g untuk yang menggunakan basis oleum cacao ( Ansel,2005 ). supositoria jenis ini biasanya disebut suppositoria di pasaran.

2. Suppositoria vaginal :umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot lebih kurang 5,0 g dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat bercampur dalam air seperti polietilen glikol atau gelatin tergliserinasi. Suppositoria ini biasa dibuat sebagai pessarium .( Anonim,1995; Ansel, 2005). suppositoria jenis ini, dipasaran disebut sebagai ovula.

3. Suppositoria uretra :suppositoria untuk saluran urine yang juga disebut bougie. Bentuknya ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan ke dalam saluran urine pria atau wanita. Suppositoria saluran urin pria berdiameter 3- 6 mm dengan panjang 140 mm, walaupun ukuran ini masih bervariasi satu dengan yang lainnya. Apabila basisnya dari oleum cacao maka beratnya 4 gram. Suppositoria untuk saluran urin wanita panjang dan beratnya dari ukuran untuk pria, panjang 70 mm dan beratnya 2 gram, bila digunakan oleum cacao sebagai basisnya ( Ansel, 2005).

Keuntungan penggunaan suppositoria antara lain:1. Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung2. Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan3. Obat dapat masuk langsung saluran darah dan ber akibat obat dapat memberi efek lebih cepat daripada penggunaan obat per oral4. Baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak5. Bentuknya seperti terpedo karena suppositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya bila bagian yang besar masuk melalui otot penutup dubur (Anief, 2005; Syamsuni, 2005).6. Dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan melalui rute oral karena gangguan7. saluran cerna seperti mual, pasien dalam keadaan tidak sadar, atau pada saat pembedahan.8. Dapat diberikan pada bayi, anak-anak, lansia yang susah menelan, dan pasien gangguan9. mental10. Zat aktif tidak sesuai melalui rute oral, missal karena efek samping pada saluran cerna, atau mengalamiFirst Pass Effect(FPE)

Kerugian penggunaan bentuk sediaan suppositoria antara lain:1. Tidak menyenangkan penggunaan2. Absorbsi obat sering tidak teratur dan sedikit diramalkan.3. Daerah absorpsinya lebih kecil4. Absorpsi hanya melalui difusi pasif5. Pemakaian kurang praktis6. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang rusak oleh pH di rektum(materi kuliah)

VI.PENGEMASANDANPENYIMPANANA. PengemasanSuppositoria gliserin dan gelatin umumnya dikemas dalam wadah gelas ditutup rapat supaya mencegah perubahan kelembapan suppositoria.Suppo yang diolah dengan basis oleum cacao biasanya dibungkus terpisah-pisah atau dipisahkan satu sama lainnya pada ceah-celah dalam kotak untuk mencegah terjadinya kontak antar suppo tersebut dan mencegah perekatan.Suppo dengan kandungan obat yang peka terhadap cahaya dibungkus satu persatu dalam bahan tidak tembus cahaya seperti lembaran logam (alufoil). Sebenarnya kebanyakan suppositoria yang terdapat di pasaran dibungkus dengan alufoil atau bahan plastik satu per satu. Beberapa di antaranya dikemas dalam strip kontinu berisi suppositoria yang dipisahkan dengan merobek lubang-lubang yang terdapat di antara suppositoria tersebut. Suppo ini biasajuga dikemas dalam kotak dorong (slide box) atau dalam kotak plastik.(Howard. C. Ansel, 1990,hal. 385.)Suppo yang berbasis gliserin dan gelatin tergliserinasi sebaiknya dikemas dalam wadah botol bermulut lebar dan tertutup rapat. Suppo berbasis oleum cacao dan polimer PEG biasanya masingmasing suppo dikemas dalam kotak kardus yang dilapisi bahan kedap air.Suppo dapat dikemas rapat dengan kertas logam atau wadah berlapis kertas lilin. Suppo yang mengandung bahan mudah menguap seperti fenol dan mentol harus dikemas dalam wadah kaca yang tertutup rapat.(HUSAS Pharmaceutical dispensing, ed. 5, hal. 126)LabellingLabel sediaan harus mengandung:1. Nama dan jumlah senyawa aktif yang terkandung.2. Sediaan tidak boleh ditelan.3. Tanggal sediaan tidak boleh digunakan lagi.4. Kondisi penyimpanan sediaan.(BP 2002, hal.1895)Petunjuk penyimpanan dalam ruangan dingin disampaikan kepada pasien.(HUSAS Pharmaceutical dispensing, ed. 5, hal. 126)B. PenyimpananKarena suppo umumnya dipengaruhi panas, maka perlu menjaga dalam tempat dingin. Suppo yang basisnya oleum cacao harus disimpan di bawah 300F (-1,1C) dan akan lebih baik apabila disimpan di dalam lemari es. Suppo yang basisnya gelatin gliserin baik sekali bila disimpan di bawah 350F (1,6C). Suppo dengan basis polietilen glikol mungkin dapat disimpan pada suhu ruang biasa tanpa pendinginan.Suppo yang disimpan dalam lingkungan yang kelembapan nisbinya tinggi mungkin akan menarik uap air dan cenderung menjadi seperti spon, sebaliknya bila disimpan dalam tempat yang kering sekali mungkin akan kehilangan kelembapannya sehingga akan menjadi rapuh.(Howard. C. Ansel, 1990, hal. 385.)