kumpulan spo

219
RS. TK. IV DR. BRATANATA JAMBI .............................................. No. Dokumen : B/Protap / /2013 Re!"! : #a$aman : 1/1 Prosedur Tetap T an%%a$ ter&!t : Ka. Rumk!t 'r. N!r(an Ar!e)* Sp.M Ma+or ,km NRP 110000103-03 Pengertian : Tujuan : Kebijakan : Prosedur : Unit Terkait :

Upload: ranumnum

Post on 12-Oct-2015

1.106 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

RS Dr

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBI..............................................

No. Dokumen :

B/Protap / /2013

Revisi :Halaman :

1/1

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Nirwan Arief, Sp.MMayor Ckm NRP 11000010390473

Pengertian:

Tujuan:

Kebijakan:

Prosedur:

Unit Terkait:

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIEEG (ELEKTRO ENSEFALO GRAFI )

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/4

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:EEG/ELEKTROENSEFALOGRAFI, Merupakan salah satu alat pemeriksaan Diagnostik/ penunjang untuk mengetahui aktifitas otak yang menimbulkan potensial listrik yang dapat dicatat menggunakan alat alat elektronik yang halus atau peka.

Perubahan potensial listrik itu diperkuat (amplified), kemudian disaluran menuju mekanisme yang mencatatnya dalam bentuk grafik yang mengambarkan perubahan potensial listrik otak inilah yang disebut dengan Elektroensefalografi

Tujuan:1. EEG dapat melengkapi data untuk menegakkan diagnose kelainan organik baik yang lokal maupun difus. EEG seri dapat memberi gambaran tentang prognose penyakit. EEG juga dapat berguna untuk pengarahan operasi. Pola gambar EEG berkecendrungan menurun (herediter), karena itu kadang kadang juga dipakai sebagai pembantu dalam penyelidikan genetika. Sehubungan dengan kemajuan bidang operasi transplantasi organ EEG dipakai menentukan kematian otak (Cerebral death) donor organ.

2. EEG dapat di gunakan untuk melengkapi data diagnose, prognose, pengarahan operasi, penyelidikan genetika, menentukan mati otak secara praktis, dalam klinik dibedakan EEG dengan kelainan mayor dan minor.

EEG dengan kelainan mayor

a. EEG dapat sangat bermanfaat untuk diagnose kasus kasus tertentu seperti :epilepsi, selain untuk diagnose juga untuk pengarahan operasi

b. lesi otak ruang (space occupying intra cranial lesions) seperti tumor, abses, hematom subdural.

c. Penyakit pembuluh darah otak (cerebro vascular diseases)

d. Cedera otak (brain injuries)

e. Peradangan seperti meringitis, ensefalitis

f. Kelainan serebrum seperti senititas, penyakit penyakit yang menyebabkan koma dan gangguan kesadaran, kerusakan otak kongenital ( congenital brain defect )

g. Kasus kasus khusus seperti histeria (buta histeris) kasus pura pura (mallingering ), memonitor tingkat pembiusan, memonitor keadaan hidup pada tindakan

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIEEG (ELEKTRO ENSEFALO GRAFI )

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/4

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Tujuan: tindakan operasi jantung/ pembuluh

h. darah yang menggunkan teknik modern, menentukan mati otak (cerebral death) donor donor organ untuk transplantasi, memberi informasi tentang status korteks (pada hipoksik ensefalopati)

EEG dengan kelainan minor

EEG dengan kelainan minor dapat bermakna bila ditinjau bersama sama gejala klinis yang berarti EEG dengan kelainan minor pada orang tanpa gejala klinis, tidak mempunyai arti apa apa.

Kebijakan:Dilakukan oleh perawat mahir

Prosedur:Persiapan :

1. Pasien

2. Elektro EEG

3. Komputerisasi EEG (Memasukan data pasien pada diagnose)

4. jelly EEG

5. Kapas

6. Alkohol

Pelaksanaan:

1. mencuci tangan

2. Persiapan pasien

3. Persiapan alat alat EEG

4. Berikan medikasi sesuai kebutuhan (misal anak umur 1 bulan 10 tahun, diberikan stesoid 10 mg)

5. pastikan pasien telah tenang/ rileks

6. Kondisi Rekaman

- rekaman istirahat atau resting record penderita sadar direkam dengan mata tertutup. Tanpa premodifikasi atau pengaruh obat obatan apapun, dapat dalam sikap duduk atau terlentang.

- Rekam provokasi atau activating procedures record rekaman dengan provokasi dilakukan untuk menimbulkan kelainan yang tanpa ini tidak

muncul dalam EEG, tanpa membangkitkan serangan serangan klinis. prosedur provokasi dapat berupa hyperventilasi (HU), stimulasi totik (PS), tidur alamiah

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIEEG (ELEKTRO ENSEFALO GRAFI )

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

3/4

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:atau ditidurkan dengan obat- obatan. Prosedur membuat rekaman EEG disub- bagian EEG.

Bagian Neurologi sebagai ilustrasi akan diuraikan prosedur herekom EEG yang dilakukan di sub-bagian EEG. Bagian neurologi E.K.U.I/R.S.C.M serta di sub-divisi E.E.G divisi neuropsikiatri, aeroklinik lembaga kesehatan.

1. digunakan elektrode jarum dan diletakan menurut ketentuan the international ten twenty system kontrol kalibrasi amplotudo selama beberapa datik dengan kecepatan lambat (7 m untuk 50 MuV)

2. kecepatan kertas 3 cm/detik

3. cari jenis rekaman (leads) Rekam I dengan mata tertutup, penderita terlentang, direka 60 detik.

4. Rekam II sepanjang 60 detik

5. rekam III sepanjang 60 detik

6. rekaman IV sepanjang 60 detik, kertas dipotong dan dibalik, sementara itu penderita disusur nafas dalam

7. Akam mulai direkam dengan HV dan PS untuk ini dipakai rekaman II selama 90 detik pertama direkam dengan HV

8. diberi PS selama 40 detik sambil terus ber HV

9. Stop PS, HV teru selama 40 detik

10. Stop HV, selama 40 detik nafas biasa

sisa kertas digunakan untuk rekaman buka mata, tutup mata dan kalibrasi amplitudo sekali lagi.

Prosedur membuat rekaman EEG di sub-divisi EEG divisi Neurologi Aeroklinik Lembaga Kesehatan

1. digunakan Elektrode tempel dan diletakan menurut ketentuan the international ten-twenthy system

2. kontrol kalibrasi amplitudo selama beberapa detik dengan kecepatan lambat (7 mm untuk 50 MuV)

3. kecepatan kertas dipercepat menjadi 3 cm/detik

4. era jenis rekaman 1 dengan mata tertutup, penderita duduk, direkam selama 50 detik, dan dilakukan buka tutup mata

5. Rekaman 1 dengan mata tertutup, penderita duduk, direkam selama 50 detik, dan dilakukan buka tutup mata

6. berturut turut dibuat rekaman II sampai dengan VIII masing masing selama 50 detik dan dilakukan buka tutup mata.

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIEEG (ELEKTRO ENSEFALO GRAFI )

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

4/4

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:7. selama ini penderita disuruh menahan nafas (apnea) selama 15 detik dan rekam

8. setelah ini penderita disuruh melakukan hyperventilasi selama 2 menit, dan tidak direkam.

9. Hyperventilasi diteruskan dengan rekaman I, dilakukan rekaman selama 30 detik, kemudian dengan rekaman II juga direkam selama 30 detik

10. Setelah ini penderita di suruh stop HV selama 1 menit tidak direkam

11. Pos HV menit kedua dilakukan rekaman dengan rekaman I dan II masing masing selama 30 detik

12. setelah ini dibuat rekaman dengan stimulasi cahaya (PS) selama kira kira 20 detik, 10 detik pertama dengan stimulasi satu satu dan 10 detik kedua dengan stimulasi dobel (dua dua) rekaman dengan rekaman (lead II)

13. Post Ps selama - 1 menit dilakukan rekaman dengan rekaman II

14. Selesai melakukan EEG bukaelektroda yang menempel pada pasien

15. Bersihkan sisa jelly yang menempel dengan menggunakan tissue

16. cuci tangan

17. dokumentasi tindakan dan hasil

Unit Terkait:1. rawat inap

2. rawat jalan

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIHAEMODIALISA (HD)

No. Dokumen :

B/Protap /III/2009

Revisi :Halaman :

1/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

Maret 2008Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian

Suatu bentuk terapi bagi pasien yang menderita gagal ginjal, baik yang sifatnya akut maupun kronik yang bertujuan menghilangkan zat racun didalam tubuh.

TujuanMemberikan kualitas hidup optimal pada penderita gagal ginjal terminal.

KebijakanDilakukan oleh perawat mahir.

Prosedur

Persiapan 1. Pasien

2. Mesin

3. CA

4. Blood line

5. NaCL

6. Pistula

7. Heparin

8. Infus set

9. Dispo 20 cc

10. Dispo 10 cc

11. Dispo 5 cc

12. Dispo 3 cc

13. Plaster

14. Kapas Alkohol

15. Betadine

16. Hand scoon

17. Perlak

Pelaksanaan

1. Mencuci tangan

2. Persiapan pasien :a. Menimbang BB

b. TTV

c. Cek labor (HB, ureum, creatinin, pre & post )

Jika HB 6 dapat dilakukan tindakan HD

3. Persiapan alat Haemodialisa :Cara pengoperasian mesin JH 2028

a. Buka stop kran sumber air

b. On kan switch utama dibagian belakang mesin

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIHAEMODIALISA (HD)

No. Dokumen :

B/Protap /III/2009

Revisi :Halaman :

2/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

Maret 2008Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:c. tunggu sampai LED power berwarna merah

d. Tekan Power dibagian depan

e. Masukan Red line concentrate ke container Acetate/ Acid (lalu blue concentrate bicarbonate ke container bicarbonate)

f. Mesin langsung melakukan self test ( 12 menit)

g. Setelah itu mesin masuk ke mode prime

h. Pasang Blood line, Dialyzer dan Heparin

i. Pindahkan Hansen connector ke dialyzer.

j. Tekan prime

k. hilangkan udara dari blood line. Jika sudah, sentuh BLOOD PUMP (blood pump akan berhenti )

Sentuh SETTING Dialysis Setting Set : Dialysis Time : masukan data

Set : UF Goal : masukan data

Set : Heparine Time : masukan data

Set : Heparin : masukan data

Jika semua data telah sesuai dengan yang diinginkan, sentuk OK RETURN

4. Pastikan pasien telah tenang/ rileks

5. Pasang perlak dibawah tangan yang akan ditusuk

6. disiapkan tempat yang akan ditusuk

7. pasang vistula warna biru divena ( untuk sirkulasi darah masuk )

8. pasang viskula warna merah di arteri (untuk sirkulasi darah keluar )

9. Hubungkan blood line dengan pasien

10. memulai dialysis : sentuh Treatment Bridging Run (keyika sensor air bubble mendeteksi darah, mesin akan secara otomatis masuk ke mode dialysis).

11. Jika pada saat dialysis terjadi alarm yang menyebabkan blood pump berhenti, sentuh Bridging Run (blood pump akan berputar). Kemudian cari penyebab dan atasi. Mesin akan kembali ke mode dialysis setelah satu menit.

12. Jika dialysis telah selesai (display) Time left ; 0:00, Dialysis Time Up ) sentuh Run

13. Lepaskan artery Blood line dari pasien, lalu

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIHAEMODIALISA (HD)

No. Dokumen :

B/Protap /III/2009

Revisi :Halaman :

3/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

Maret 2008Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur hubungkan ke saline.

14. Untuk mengembalikan darah ke pasien, sentuh Bridging Run. Jika sudah, sentuh Bridging kembali.

15. Kembalikan Hanser connector, Red line concentrate dan Blue line concentrate ke mesin

16. Masuk Mode Disinfect : sentuh DisinfectJika akan melakukan Rinse : sentuh Rinse ( 10 menit)

Jika akan melakukan Disinfect (lakukan setiap selesai dialysis ): sentuh Disinfect ( 30 menit ) atau

Hot Disinfect (1 minggu sekali) : sentuh Hot Disinfect

Keluar dari Mode Disinfect : sentuh Return.

17. Matikan mesin : sentuh Setting shut Off Ok. Layar akan padam 17 detik, tunggu sampai led power berwarna merah, lalu turunkan saklar dibagian belakang.

18. Tutup kran air

Unit TerkaitRawat inap

Rawat Jalan

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMBAWA PASIEN DENGAN BRANKAR

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Pengangkutan pasien dengan brankar agar terhindar dari kecelakaan

Tujuan:Menjaga keselamatan pasien dengan brankar,ketika pergi kekamar rontgen,atau kamar pemeriksaan,konsul dan lain-lain

Kebijakan:Mengantar pasien dengan brankar dilaksanakan oleh perawat terampil

Prosedur ini dilakukan untuk melindungi pasien dari cedera dan kerugian financial

Prosedur:Pelaksanaan : l. Berikan penjelasan pada pasien tentang apa yang harus dilakukan.

2.Siapkan alas pengangkut yang tepat.

Pengangkutan dengan brankar:

l. Siapkan lebih dahulu alas brankar.

2. Letakkan brankar,lalu pasanglah rem.

3. Pindahkan pasien atau pasien menggeser sendiri dengan bantuan perawat.

4. Usahakan posisi brankar memungkinkan pasien dengan mudah dapat berpindah ke atasnya.

5. Buka rem brankar,pasang fiksasi.

6. Usahakan agar pasien tidak kedinginan dengan menyelimuti pasien.

7. Bawa pasien secara perlahan dan hati-hati.

8. Usahakan posisi pasien di atas brankar nyaman.

Unit terkait5.1. Rawat Inap.

5.2. Rawat Jalan.

5.3. IGD.

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIFISIOTERAPI DADA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Melakukan tindakan fisioterapi dada dengan cara posrutal drainage perkusi dan vibrasi

Tujuan:Membersihkan jalan napas

Kebijakan:Dilakukan oleh perawat mahir

Prosedur:Persiapan :

1. Bantal

2. Meja sandaran

3. Piala ginjal / bengkok

4. Mangkok sputum

5. Tissue

Pelaksanaan :

1. Mencuci tangan

2. Persiapan alat

3. Berikan medikasi sesuai kebutuhan (misalnya ekspektoran)

4. Pastikan pasien telah berkemih, tentukan kapan pasien makan yang terakhir (bila baru selesai makan, tunggu paling tidak satu jam kemudian fisioterapi dada)

5. Anjurkan pasien untuk mengemukakan keluhan bila terasa ingin muntah, nyeri dada atau sesak napas yang meningkat.

Postural Drainage :

1. Lepaskan pakaian pasien, berikan tempat penampungan sputum dan siapkan tissue

2. Posisikan pasien dengan kepala lebih rendah dari badan dan sesuaikan letaknya menurut area paru yang akan diterapi. Berikan bantal bila perlu dan tutup area yang terbuka dengan selimut

3. Pertahankan posisi sampai lima menit

4. Setelah lima menit minta pasien untuk batuk dan mengeluarkan sputum / secret

5. Tingkatkan lama untuk postural drainage secara bertahap

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIFISIOTERAPI DADA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:Perkusi :

1. Naikkan tempat tidur setinggi pinggang untuk memudahkan bekerja. Perawat berdiri berseberangan dengan area yang akan dilakukan perkusi

2. Tangan dan jari-jari dirapatkan dan membentuk cup lalu tepuk-tepuk di area yang diperlukan selama tiga menit

3. Minta pasien untuk batuk dan mengeluarkan sputum / secret segera setelah perkusi selesai

Vibrasi :

1. Instruksikan pasien untuk menghirup napas dalam secara lambat melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut selama vibrasi dilakukan

2. Ratakan telapak tangan di area data yang mengalami penumpukan secret

3. Lakukan vibrasi saat pasien menghembuskan napas

4. Meminta pasien untuk batuk dan mengeluarkan secret segera setelah perkusi selesai

5. Setelah semua dilakukan kaji kembali kondisi pasien

6. Lakukan fisioterapi kembali bila diperlukan

7. Kembalikan pasien ke poisi normal dan berikan posisi nyaman

8. Berikan perawatan mulut

9. Cuci tangan

10. Evaluasi respon pasien

11. Dokumentasikan tindakan dan hasil

Unit terkait 5.1. Rawat Inap

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMBAWA PASIEN DENGAN KURSI RODA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Pengangkutan pasien dengan kursi roda agar terhindar dari kecelakaan

Tujuan:Menjaga keselamatan pasien dengan kursi roda, ketika pergi kekamar rontgen atau kamar pemeriksaan, konsul dan lain-lain

Kebijakan:Mengantar pasien dengan kursi roda dilaksanakan oleh perawat terampil

Prosedur ini dilakukan untuk melindungi pasien dari cedera dan kerugian financial

Prosedur:Pelaksanaan :

l. Berikan penjelasan pada pasien tentang apa yang harus dilakukan.

2. Siapkan alas pengangkut yang tepat.

Pengangkutan dengan kursi roda:

l. Tempatkan kursi roda dengan rem yang sudah terpasang dekat dengan tempat tidur pasien.

2. Ingat agar papan tempat meletakkan kaki yang terdapat pada kursi roda dilipat terlebih dahulu.

3. Pindahkan pasien ke kursi roda.

4. Tolong pasien agar duduk dibagian belekang kursi roda tersebut.

5. Kemudian doronglah kursi roda pasien.

6. Usahakan pasien berpakaian sesuai dengan keadaan tertentu.

7. Pada saat mendorong kursi roda,perhatikan bagian badan pasien seperti lengan atau tungkai jangan sampai terjulur keluar dari kursi roda.

Unit terkait 5.1. Rawat Inap.

5.2. Rawat Jalan.

5.3. IGD.

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMASANG KATETER URINE

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Memasukkan kateter urine kedalam kandung kemih

Tujuan:Mengosongkan kandung kemih atau memasukkan cairan ke kandung kemih (irigasi kandung kemih)

Kebijakan:Dilakukan oleh perawat mahir

Prosedur:Prinsip :

1. Pertahankan sterilitas

2. Pastikan balon fiksasi sudah berada di dalam kandung kemih sebelum di isi air

3. Jangan memaksakan masuknya kateter jika ada tahanan saat memasukkannya, karena dapat menyebabkan trauma / kerusakan uretra

Persiapan alat :

1. Sarung tangan steril

2. Jelly

3. Cairan antiseptik

4. Bola kapas / daper

5. Forcep

6. Syringe yang berisi air untuk mengisi balon kateter

7. Kateter urine dengan ukuran yang sesuai (semakin besar nomor, semakin besar diameter kateter)

8. Alas kain

9. Sarung tangan disposible, basin berisi air hangat, sabun, handuk

10. Kantung kateter steril (urine bag), plester, safety pin

11. Tempat spesimen jika diperlukan

Pelaksanaan :

1. Cuci tangan

2. Siapkan alat

3. Letakkan alas tahan air bawah bokong pasien

4. Posisikan pasien :

a. Laki-laki : posisi supine dengan kaki abduksi

b. Perempuan : posisi dorsal rekumber dengan lutit fleksi dan kedua kaki di rentangkan

5. Tutup area pinggang kecuali area perineal dengan kain

Gunakan sarung tangan disposible. Lakukan perineal atau vulva hygiene dengan sublimate dan mengeringkannya dengan kasa kering

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMASANG KATETER URINE

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:6. Ganti sarung tangan disposible dengan sarung tangan steril untuk membuka bungkus dan set kateter steril. Buka set kateter urine ditempatkan diatas tempat steril. Pertahankan kesterilan set kateter

7. Mencek apakah balon berkembang sempurna dengan memasukkan cairan dan menarik semua cairan kembali ke spuit

8. Mengambil kateter dan berikan jelly diujung kateter dengan tetap mempertahankan tehnik steril

9. Memasukkan kateter kedalam uretra sampai urine mengalir untuk pasien laki-laki posisikan penis tegak lurus 90o dengan tubuh saat memasukkan kateter sepanjang 5-7,5 cm untuk pasien perempuan dewasa 10

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata Jambi

Prosedur:1. Persiapan a. persiapan alat

lampu blue light/ pada terapi dalam kotak yang siap pakai

boks bayi/ cakies yang siap pakai yang terletak di bawah kotak blie light

kain kasa

plester, karbon

kain penutup tempat tidur

b. persiapan pasien

memberitahu keluarga tentang tujuan dan prosedur tindakan

mengatur posisi bayi (terlentang, miring, tengkurap)

2. Pelaksanaan

a. jelaskan pada keluarga apa yang akan dilakukan

b. untuk ketinggian lampu dengan bayi : 46 cm

c. cek pemadaman lampu terakhir

d. perawat cuci tangan

e. tutup mata bayi dengan kaca mata khusus (bila ad) atau dengan karbon yang telah dibungkus kain kasa untuk menghindarkanbayi terkena sinar lampu

f. buka dan lepaskan pakaian bayi, agar seluruh permukaan kulit bayi terkena sinar lampu, ukur suhu dan berat badan bayi serta tidurkan bayi di boks

g. tempat tidur ditutup dengan kain selubung lampu blue light dihidupkan dan diarahkan pada bayi

Unit Terkait:AnakICU

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENGANGKAT JAHITAN LUKA/ OPERASI

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Mengangkat jahitan adalah suatu tindakan mengangkat benang dari luka/ luka operasi dengan prinsip a dan anatiseptik

Tujuan:1. mengangkat benang dari luka operasi/ luka jahitan2. mengetahui adanya kelainan

3. menentukan tindakan selanjutnya

Indikasi:Dilakukan pada semua pasien post operasi pada hari ke V/ VII

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV dr. Bratanata

Prosedur:1. Persiapan a. Persiapan alat alat

Alat alat steril dalam tempatnya

pinset anatomi

pinset chirurgie

arteri klem

gunting lurus

gunting jahitan

mangkok kecil

piala

Peralatan tidak steril

gunting verband

piala ginjal

plester

alcohol 70% dalam tempatnya

was bensin dalam tempatnya

obat-obatan luka (zalf, sesuai therapy dokter)

bethadine 10 %

pembalut, kapas

pengalas

b. Persiapan pasien

informed consent

pasien berbaring diatas meja periksa, posisi diatur senyaman mungkin

2. Pelaksanaan

a. mencuci tangan

b. memakai sarungtangan steril

c. memasang pengalas, membuka gurita

d. membuka balutan lama dengan memakai pinset dan dpppers/ kapas yang telah dibasahi was bensin

e. membersihkan bekas plester dengan was bensin

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENGANGKAT JAHITAN LUKA/ OPERASI

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:f. meletakkan kapas/ deppers/ pinset pada tempatnya

g. memperhatikan luka operasi jika basah/ infeksi bersihkan dngan bethadine/ kompres (sesuai therapy)

h. jika luka kering/ baik,oles dengan larutan bethadine 10% dengan kapas lidi

i. mengangkat benang secara selang-seling pada hari ke V sisanya pada hari VII. Tangan kiri memegang arteri klem, tangan kanan menggunting benang dengan gunting jahitan, benang dibuang pada tempatnya, luka diolesi bethadine/ obat zalf sesuai therapy dokter

j. luka ditutup dengan gas steril, kemudian diplester (tegaderm)

k. pasien dirapikan

l. alat-alat bekas pakai rendam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit, kemudian dibersihkan dan di sterilkan siap pakai

m. penolong mencuci tangan

Unit Terkait:1. rawat inap

2. ruang tindakan

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENGISAPAN OROPARINGEAL/ NASOFORINGEAL

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Pengisapan oroparingeal/ suction oroparingeal adalah suatu metode untuk membersihkan secret (lender) yang berlebihan dari jalan nafas dengan cara menghisap melalui oral/ mulut dan hidung/ nasofaring dengan menggunakan suction

Tujuan:1. memfasilitasi pengeluaran secret/ lender melalui mulut/ hidung2. meningkatkan ventilasi sehingga perfusi jaringan meningkat

3. menstimulasi batuk dan nafas dalam pada pasien tanpa intubasi

Indikasi:1. dilakukan pada pasienyang tidak mampu mengeluarkan secret sendiri baik melalui mulut/ hidung pada pasien sadar/ tidak sadar2. pasien yang kurang reposif/ tidak mampubatuk (koma)bayi baru lahir

Kebijakan:Sprin karumkit Tk IV Dr. Bratanata Jambi

Prosedur:1. Persiapana. Persiapan pasien

menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukan penghisapan

memberikan posisi yang tepat

Pasien sadar dengan gangguan refleks

semi fowler dan kepala miring ke salah satu sisi (penghisapan melalui oral dengan refleks gag masih berfungsi)

fowler dengan leher ekstensi (penghisapan nasal)

posisi lateral menghadap pada perawat (penghisapan oral/ nasal)

b. Persiapan alat

Baki berisi :

a. Waskom/ kom steril dan pinset steril

b. Masker dan sarung tangan steril

c. Air steril/ normal saline

d. Stethoscope

e. Oksigen nasal atau ambubag

f. Handuk/ pengalas

g. Kateter suction dengan ukuran sesuai kebutuhan sbb :

neonatus/ bayi s.d usia 6 bulan : 6-8 fr

24 bulan : 10 fr

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENGISAPAN OROPARINGEAL/ NASOFORINGEAL

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur: 2 th-4 th : 10-12 fr

4-7 th : 12 fr

10-12 th : 14 ft

Dewasa : 12-16 th : ft

h. Penghisapan portable atau dinding (alat vacuum dinding tekanan )

bayi : 3-5 mmHg

anak-anak :5-10 mmHg

dewasa :7-15 mmHg

i. Dengan alat tekanan portable (paling serig digunakan )

bayi :60-100 mmHg

anak-anak : 400-420 mmHg

dewasa : 120-150 mmHg

2. pelaksanaan

a. siapkan peralatan disamping tempat tidur dan kaji fungsi pernafasan

b. cuci tangan

c. tempatkan handuk pad abantal atau dibawah dagu pasien

d. pilih tekanan dan tipe unit penghisap sesuai kebutuhan

e. tuangkan air steril/ normal salin kedalam wadah/ kom

f. kenakan sarung tangan steril pada tangan dominant

g. dengan tangan dominant jepit kateter suction dengan mesin suction

h. dengan tangan dominant jepit kateter suction dengan pinset dan cek kepatenan suction dengan menghisap cairan di kom steril

i. perkirakan jarak faringeal dengan mengukur jarak antara daun telinga sampai ujung hidung

j. anjurkan pasien untuk menarik oksigen (orofaringeal) dengan baging 3-5 kali

k. masukkan kateter secara perlahan ke salah satu sisi mulut, arahkan ke orofaring sampai karina (sampai timbul repleks batuk)

l. masukkan kateter perlahan kesalah satu lubang hidung, biarkan tubing terbuka (bila ada hambatan jangan lakukan penghisapan)

m. lakukan penghisapan dengan menutup tubing lalu tarik keluar selang dengan cara memutar selama 10-15 detik

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENGISAPAN OROPARINGEAL/ NASOFORINGEAL

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

3/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:n. bilas kateter dengan larutan steril

o. sebelum memasukkan ulang kateter suction biarkan pasien istirahat selama 30 detik atau beri pasien kesempatan bernafas selama 3-5 kali

p. ulangi penghisapan seperti diatas

q. lakukan pengisapan secret pada daerah mulut/ dibawah lidah setelah penghisapan orofaring atau nasofaring

r. cuci mulut pasien

s. lepaskan kateter suction dari alat, buang atau bila akan dipakai kembali rendam dengan desinfektan

t. rapikan pasien dan pastikan dalam posisi nyaman

u. cuci peralatan dan rendam kateter suction dengan desinfektan

v. mencuci tangan dan mengevaluasi respon pasien

w. melakukan pendokumentasian (jumlah, warna, konsistensi dan bau secret)

Perhatian:1. hati hati jaga keamanan pasien

2. jangan paksa memasukan kateter bila ada tahanan

Unit Terkait:1. seluruh ruang rawat inap

2. Ruang tindakan

3. gawat darurat

4. uang operasi

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPENGHISAPAN NASOTRAKEAL

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Pemasangan selang karet kecil ke dalam hidung klien dan terus ke trakea

Tujuan:1. Untuk menghilangkan secret dari jalan nafas2. untuk merangsang klien batuk dalam

Indikasi:Sekret yang menumpuk pada jalan nafas

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. Persiapana. persiapan pasien

memberi penjelasan dan tujuan prosedur

mengatur posisi pasien

b. persiapan alat

unit penghisap portable atau dinding

kateter steril (12 atau 16 frenc)

mangkuk steril

sarung tangan steril

penutup atau handuk untuk melindungi linen dan baju klien

pelumas larut dalam air

kurang lebih 100 ml normal salin steril

2. Pelaksanaan

a. baringkan pasien pada posisi semi atau fowlers letakan handuk diatas dada pasien

b. cuci tangan

c. buka pelumas (jelly) pencet kedalam kemasan kateter steril tanpa menyentuh kemasan

d. kenakan sarung tangan tak steril pada tangan non dominant dan sarung tangan steril pada tangan dominant

e. ambil kateter penghisap dengan tangan dominant tanpa menyentuh permukaan tak steril, ambil selang penghubung dengan tangan non dominant, kencangkan kateter pada selang

f. periksa bahwa peralatan berfungsi dengan baik dengan menghisap sejumlah kecil normal salin dari mangkok

g. lepaskan oksigen (bila terpasang) dengan tangan non dominant dan telunjuk kedalam hidung agak ke bawah atau melalui mulut sat klien bernafas/ inspirasi. Jangan mendorong paksa masuk kedalam lubang hidung bila

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPENGHISAPAN NASOTRAKEAL

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:terasa ada tahanan (untuk dewasa masukkan kateter 20 sampai 23 cm). bila terasa adanya tahanan setelah masukan kateter, mungkin menyentuh karina tarik kateter 1 cm sebelum penghisapan

h. berikan penghisapan intermiten selama 10 detik dengan meletakan danmelepaskan ibu jari tangan non dominant deiatas port ventilasi (lobang kateter) dan dengan perlahan tarik kateter sambil memutar ke depan dan ke belakang diantara ibu jari dominan dan telunjuk, dorong pasien untuk batuk, pasang kembali oksigen (bila diperlukan)

i. bilas kateter dan selang penghubung dengan normal salin sampai bersih

j. ulangi penghisapan secret/ slim sesuai kebutuhan, berikan waktu yang cukup antara penghisapan untuk bernafas

k. monitor status kardiopulmonal (RR dan Nadi) pasien diantara waktu penghisapan

l. bila faring dan trakea cukup bersih dari secret/ slim, lakukanpenghisapan orofaringeal untuk membersihkan secret/ slim pada mulut

m. bila penghisapan seesai lepaskan kateter dari peralatan

n. lepaskan handuk, dan kembalikan pasien pada posisi semula

o. bila ada indikasi, pasangkembali oksigen sesuai program

p. buang normal salin yang tersisa ke dalam tempat sampah medis

q. cuci tangan

r. catat dalam catatan perawat pengkajian pernafasan sebelum dan sesudah pengkajian.

Perhatian:Perhatikan status pernafasan pasien saat penghisapan

Unit Terkait:1. rung rawat inap

2. ruang tindakan

3. gawat darurat

4. icu

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPENGHISAPAN TRAKEAL

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Pemasangan kateter penghisapan kedalam jalan nafas buatan klien dengan proses steril

Tujuan:1. mempertahankan patensi jalan nafas2. memudahkan penghisapan secret/ slim jalan nafas

3. merangsang batuk dalam/ efektif

Indikasi:Sekret/ slim yang menumpuk pada jalan nafas

Kebijakan:Sprin karumit Tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. Persiapan a. persiapan pasien

menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

mengatur posisi pasien

b. persiapan alat

meja tempat tidur

kateter penghisap dengan ukuran yang tepat

2 sarung tangan atau 1 sarung tangan steril dan 1 sarung tangan tak steril

Kurang lebih 100ml normal salin steril Handuk bersih

Alat penghisap portable atau dinsing

Mangkuk steril

Pelumas larut dalam air

2. Pelaksanaan

a. baringkan pasien pada posisi semi fowlers atau fowlers

b. letakkan handuk diatas dada pasien

c. cuci tangan

d. hidupkan alat penghisap

e. sambungkan satu ujung selang penghubung pada mesin penghisap dan letakan ujung yang lain dalam lokasi yang baik

f. kenakan sarung tangan steril atau tak steril pada tangan non dominant dan sarung tangan steril pada tangan dominant

g. periksa peralatan berfungsi baik dengan menghisap normal salin

h. oleskan bagian distal kateter 6 sampai 8 cm degan pelumas larut dalam air

i. lepaskan oksigen dengan tangan non dominant

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPENGHISAPAN TRAKEAL

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:j. oksigenasi klien sebelum penghisapan, dengan menggunakan kantung resusitasi manual (AMBU)

k. Tanpa memberikan hisapan, dengan perlahan tetapi cepat masukkan kateter dengan ibu jari dominant dan jari telunjuk ke dalam jalan nafas buatan

l. Pasang kateter sampai terasa ada tahanan, kemudian tarik kembali 1 cm

m. Lakukan penghisapan intermiten dengan perlahan tarik kateter sambil memutar kebelakang dank e depan diantara ibu jari dominant dan telunuk dorong klien untuk batuk

n. Lakukan oksiginasi denga baging (AMBU)

o. Bilas kateter dengan normal salin sampai bersih, ulangi penghisapan seperti semula

p. Ulangi pembersihan secret/ slem sesuai kebutuhan, bila trakea bersih lakukan penghisapan nasal dan oral

q. Kaji status kardiopulmonal pasien diantara penghisapan

r. Lepaskan hubungan kateter dan selang penghubung, gulung kateterpada jari tangan dominant, lepaskan sarung tangan, buang ke tempat sampah medis

s. Rapikan peralatan dan kembalikan pasien ke posisi semula

t. Cuci tangan

u. Catat status pernafasan pasien sebelum dan setelah penghisapan

Perhatian:Jangan memasukkan kembali kateter k edalam endotrakeal setelah penghisapan nasal dan oral (mulut dan hidung)

Unit Terkait:1. Ruang rawat ICU, Gawat darurat

2. kamar operasi, Obgyn

3. Ruang tindakan

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMELAKUKAN TINDAKAN HUMIDIFIKASI

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Pelembaban gas pada pasien dengan terapi oksigen

Tujuan:1. untuk melembabkan mukosa saluran nafas bagian atas2. mencegah kerusakan mukosa sal nafas bagian atas

Indikasi:Pasien sesak nafas yang akan diberikan prosedur oksigen

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. Persiapana. persiapan pasien

cuci tangan

pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

posisi pasien diatur sesuai kebutuhan

b. persiapan alat

air oxy 1 buah untuk menyambung flow meter ke sentral udara dari dinding

flow meter 2 buah. 1 buah flow meter untuk udara dan 1 buah untuk oksigen flow meter ini untuk dapat mengukur jumlah aliran udara sehingga dapat mengeluarkan uap

humidifier 1 buah untuk udara diisi dengan agua dest kira-kira 1/3-1/2 dari volume humidifier dan corrugated tubing sungkup muka/ simple mask

tracima shield untuk pasien dengan tracuostomi

aqua dest dalam tempatnya

2. Pelaksanaan

a. cuci tangan

b. memasang flow meter dari humidifier oksigen pada tabung

c. memasang flow meter dari humidifier udara, tekan pada sumber udara tekan

d. mengatur aliran oksigen dengan car amembuka flow meter sesuai dengan kebutuhan

e. memasang slang oksigen pada botol humidifier udara

f. mengatur aliran udara dengan cara membuka flow meter sesuai kebutuhan

g. mengembangkan corrugated tubing dari humidifier udara dengan OHTO mask, untuk pasien pasca ekstrubasi sambil memeriksa apakah ada uap yang keluar dan memasangkan ke pasien

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMELAKUKAN TINDAKAN HUMIDIFIKASI

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:h. menyambung corrugated tubung dan humidifier udara dengan trakeal series pada pasien dengan tracheostomi

i. menyambung t piece pipa endotrakea pada pasien sesuai proses weaning

j. melakukan observasi

tensi nadi, pernafasan dan uap pada corrugated tubing

keberhasilan udara (jumlah, warna, konsistensi) dan sputum yang keluar

k. melakukan pendokumentasian respon pasien

Unit Terkait:Unit perawatan

Bedah

Penyakit dalam

Obgyn

Anak

Gawat darurat dan

ICU

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMASANGAN WSD

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Menyiapkan pasien yang akan dilakukan prosedur tindakan pemasangan selang WSD melalui inter kostae( sela iga) ke lima

Tujuan:1. mengeluarkan cairan (darah, udara) dalam rongga paru2. memulihkan expresi paru secara optimal

Indikasi:Pada pasien pneumothorax, pneuro effusion, hemothorax

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. persiapan a. Persiapan alat

klem bengkok besar 1 buah

klem bengkok kecil 2 buah

gagang pisau av 3, 1 buah

pinset chirurgic 1 buah

needle holder 1 buah

gunting benang 1 buah

gunting jaringan 1 buah

ring tang 1 buah

jarum jahit 1 buah

pipa dada/ slang sesuai ukuran yang diperlukan

mata pisau no. 11

depper + kassa

spuit 10cc/ 5cc

benang zyde no. 10 atau av 1

doek WSD

Botol WSD

Alat tidak steril

Plester

Gunting balutan

Obat-obatan dan cairan

Obat local anestesi

Obat luka

Cairan desinfektan

b. Persiapan pasien

Pasien/ keluarga pasien diberi penjelasan tentang tujuan dari tindakan yang akan dilakukan

Pasien/ keluarga menyetujui dan menandatanani surat ijin operasi

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMASANGAN WSD

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:2. pelaksanaan

a. cuci tangan

b. mengatur posisi semi fowler, kedua tangan pasien diatas kepala untuk memudahkan operasi

c. menutup daerah sarung tangan

d. menutup daerah operasi dengan deek bokon

e. memberikan obat anastesi local kepada dokter

f. memasang benang sebagai pembatas popa WSD yang akan dimasukan kedalam rongga pleura

g. memberikan pisau bedah kepada operator untuk insisi

h. dokter memasang drain WSD

i. Bekerja sama dengan dokter selama melakukan tindakan pemasangan WSD sesuai kebutuhan

j. Mengobservasi

TTV

Indilasi

Kebocoran pada system drainage

k. Melakukan dokumentasian keperawatan dan respon pasien

Perhatian:Perhatikan sterilisasi alat

Unit Terkait:Ruang rawat inap

ICU

Ruang tindakan, Unit gawat darurat

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIRESUSITASI JANTUNG - PARU

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Prosedur kedaruratan dasar untuk mendukung hidup yang terdiri dari pernafasan buatan dan masase jantung ekternal manual

Tujuan:1. Memperbaiki jalan nafas, pernafasan2. memperbaiki sirkulasi

Indikasi:Pasien dengan henti nafas dan henti jantung

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. Persiapana. persiapan pasien

jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga

atur posisi pasien (datar/ terlentang)

lepaskan pakaian bagian atas pasien

b. persiapan alat

Emergency truly berisi :

laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)

mugil forceps

pipa trakea berbagai ukuran

tracea tube berbagai ukuan

gudel/ mayo berbagai ukuran

CVP set

Infuse set

Papan resusitasi

Obat-obatan emergency (SA, adrenalin, bicarbonate lidocain, dll)

Set therapy oksigen (nasal kanul, masker berikut sambungannya)

Set penghisap sekresi lengkap/ mesin suction

Alat EKG

EKG monitor bila memungkinkan

DS Soch lengkap bila memungkinkan

2. Pelaksanaan

a. cuci tangan

b. pastikan pasien tidak sadar dengan cara menggoyang tubuh dan panggil namanya

c. nilai pergerakan dada atau perut, dengarkan keluar masuknya udara dari mulut/ hidung

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIRESUSITASI JANTUNG - PARU

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:d. rasakan adanya udara dari mulut/ hidung dengan pipi atau punggung tangan

e. raba arteri karotis pasien dan cari bantuan sejawat

f. posisikan pasien dengan datar/ terlentang, beri papan dibawah kasur bila ada

g. bila dilakukan berdua : 1 orang menghadap pasien dibagian kepala dan orang lainnya di sisi yang berlawanan menghadap pasien

h. lakukan manuper rahang : raih sudut trahang bawah dan angkat dengan kedua tangan, pindahkan mandibula ke depan sambil mengangkat kepala ke belakang

i. pasang gudel/ orofaringeal tube dan lakukan pembersihan jalan nafas (suction)

j. beri bantuan nafas :

lakukan beging (AMBU) dan gunakanmasker yang tepat, pasang dibawah dagu, menutupi mulut dan hidung, sambungkan oksogen pada beging dengan konsentrasi 100% ( 10 1/ mnt)

perhatikan pergerakan dada untuk memastikan napas buatan masuk ke paru-paru

kaji ulang terhadap terabanya nadi karotis untuk menilai pakah bantuan napas dan ada respon

k. bila nadi tidak teraba lakukan kompresi dada :

tentukan posisi tangan :

dewasa : posisi tangan pada 1-2 cm diatas prosesus xipoideus (px), tangan sejajar dada, lengan lurus, bahu tepat berada diatas sternum pasien

anak anak : letakan punggung satu tangan 1-2 cm diatas px

bayi : letakan jari teluntuk dan jari tengah satu tangan diatas px atau 1 cm dibawah garis putting

kedalaman tekanan pada sternum :

dewasa : 4-5 cm

anak usia sekolah :3-4 cm

anak usia bermain dan pra sekolah :2-4 cm

bayi : 1-2 cm

ratio kompresi dengan pernafasan : 5 : 1 (5 kali kompresi dan 1 kali pernafasan)

l. pertahankan frekuensi kompresi :

dewasa dan remaja : 80x/mnt

anak usia sekolah 100x/mnt

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIRESUSITASI JANTUNG - PARU

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

3/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur: bayi dan usia bermain :100-200x/mnt

m. lanjutkan RJP dan lakukan palpasi arteri karotis pada tiap kompresi sampai ada tanda-tanda kehidupan (pernafasan spontan)

n. rapikan alat-alat, cuci tangan

o. dokumentasikan respon pasien, status pernafasan, frekuensi nadi, pemberian obat-obat emergency

Perhatian: Perhatikan keamanan pasien

Unit Terkait: seluruh ruang rawat inap dan tindakan

kamar operasi dan gawat darurat

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPERAWATAN TRAKEOSTOMI

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Tindakan melakukan insisi tracea dan memasang tube kanule dari metal, plastic/ karet agar pasien dapat bernafas dengan lancar

Tujuan:Mencegah tersumbatnya jalan nafas

Indikasi:1. tracheostomi kotor (banyak secret/ slem)2. mengalami iritasi pada kulit sekitar tracheostomi

3. pemeliharaan tracheostomi

Kebijakan:Sprin Karumkit tk IV Dr. Bratanata Jambi

Prosedur:1. persiapana. persiapan pasien :

Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

b. persiapan alat :

handuk

alat penghisap tracheostomi

kotak peralatan tracheostomi steril, bila tersedia (pastikan semua alat yang tidak terdapat dalam kotak ditambahkan)

kassa

hydrogen peroksida (H2O)

Normal salin

Kapas berujung steril/ lidi kapas steril

Balutan tracheostomi steril (balutan digulung)

Kom steril

Sikat kecil steril

Pita/ kasa gulung atau pengikat trakeostomi Gunting

Sarung tagan steril 2 pasang

Baju pelindung (APRON)

2. pelaksanaan

a. prosedur ini dilakukan berdua (minta teman untuk membantu

b. posisikan pasien senyaman mungkin (terlentang) atau semi fowler

c. letakan pengalas handuk diatas dada pasien

d. lakukan penghisapan tracheostomi dan lepaskan balutan kotor tracheostomi (sebelum melepas sarung tangan waktu melakukan penghisapan)

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPERAWATAN TRAKEOSTOMI

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:e. dekatkan peralatan yang telah disiapkan kesisi pasien

f. buka kotak tracheostomi, kassa steril dengan tehnik steril, tuangkan normal salin H2O pada kom steril, siapkan kapas lidi steril, kassa steril yang kering dan siapkan tali/ pita tracheostomi

g. pasang sarung tangan steril (pertahankan tagan dominant tetap steril) lepaskan oksigen dari tracheostomi bila pasien memakai oksigen

h. lepaskan oksigen dari tracheostomi bila pasien memakai oksigen

i. lepaskan kanule bagian dalam memasukan kedalam kom yang berisi H2O dengan tangan non dominant

j. pasang kembali oksigen tracheostomi pada kanule luar bila pasien diindikasikan memakai oksigen

k. dengan cepat cuci kanule dengan sikat steril sampai bersih kemudian bilas dengan normal salin

l. pasang kembali kanule dalam dan kencangkan dengan mekanisme kunci, serta pasang kembali oksien tracheostomi (T/Briggs)

m. bersihkan daerah stoma dengan H2O dengan kapsa lidi dengan gerakan memutar dari daerah stoma ke luar, kemudian bilas dengan normal salin dengan cara yang sama

n. keringkan daerah kanule dan stoma dengan kasa kering (pastikan tidak ada sisa kassa yang tertinggal pad astoma/ kanule)

o. instruksikan teman untuk membantu memegang kanule pada saat akan memotong tali yang lama dan dilakukan penggantian tali tracheostomi

p. pasang balutan dibawah ikatan dan alat pemutar sebagai drainase

q. lepaskan sarung tangan, rapikan peralatan dan pasien

r. cuci tangan dan dokumentasikan status pernafasan, status kulit sekitar stoma, toleransi terhadap perawatan

Unit Terkait:Ruang rawat ICU, Rawat inap

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPEMBERIAN OKSIGEN MELALUI MASKER SEDERHANA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Memberikan/ memasukan oksigen ke dalam paru-paru pasien melalui masker sederhana

Tujuan:1. mencegah/ mengatasi kepoksia2. memberikan oksiden dengan konventrasi sedang sampai tinggi (40-60%) atau sekitar 5-8 l/ml

Indikasi:1. pasien yang mengalami kerusakan pasien yang membutuhkan O2 dengan konsentrasi sedang - tinggi 40-60 % (5-8 l/ml)2. pada sputum dan cuping kode

3. pasien yang mengalami tindakan pembedahan mulut

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. persiapana. persiapan alat :

masker sederhana (face mask dan selangnya sesuai kebutuhan dan ukur pasien)

humidifier

cairan steril

sumber oksigen dan flowmeter

pita/ tali elastis

b. persiapan pasien :

memberi penjelasan, tujuan pada pasien tentang prosedur tindakan

memeberikan posisi yang nyaman pada pasien

2. pelaksanaan

a. mengecek program terapi/ program dokter

b. mencuci tangan dan mempersiapkan peralatan

c. mengkaji adanya tanda dan gejala hipoksia (sesak nafas, sianosis, retraksi) dan kebersihan jalan nafas, bersihkan bila perlu

d. menyambung face mask ke selang oksigen dan ke sumber oksigen yang sudah dihumidifikasi

e. meletakan face mask hingga menutupi hidung dan mulut pasien

f. berikan oksigen sesuai program dokter dan pastikan oksigen mengalir dengan baik (selang oksigem tidak tertekuk)

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPEMBERIAN OKSIGEN MELALUI MASKER SEDERHANA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:g. evaluasi respon pasien

h. mencuci tangan

i. melakukan pendokumentasian (kecepatan aliran, metode terapi, status pernafasan dan respon pasien)

j. cuci tangan

Perhatian :1. observasi slang oksigen jangan sampai tertekuk

2. cek kepatenan letak fase mask/ 8 jam

3. cek air humidifikasi /8 jam

Unit Terkait:1. seluruh ruang rawat inap

2. ruang tindakan

3. kamar operasi

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Memberikan atau memasukan oksigen ke dalam paru-paru pasien melalui saluran pernafasan bagian atas dengan menggunakan kateter nasal (nasal kanule)

Tujuan:1. mencegah atau mengatasi hipoksia2. memberikan oksigen dengan konsentrasi relative rendah atau sekitar 2-6 1/mnt

3. mempertahankan aliran oksigen agar saat pasien makan tidak terganggu

Indikasi:Pasien yang memerlukan konsentrasi oksigen relative rendah (2-6 1/mnt)

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. Persiapana. persiapan alat :

nasal kanul berikut slang O2

humidifier dan cairan aquades

sumber oksigen dengan flowmeter

plester

b. persiapan pasien :

memberikan penjelasan pada pasien tentang prosedur pemberian O2 melalui nasal kanul

memberikan posisi yang nyaman pada pasien

2. pelaksanaan

a. mengecek program terapib. mencuci tangan dan mempersiapkan peralatan

c. mengkaji adanya tanda dan gejala hipoksia dan secret pada jalan nafas

d. mengambungkan nasal kanul ke slang O2 dan kesumber O2 e. membuka flow meter dan menentukan kebutuhan O2 sesuai program terapi

f. meletakan uung kanul pada lubang hidung pasien dan mengatur selang platik ke kepala pasien (kebawah dagu sampai kanul pas)

g. melakukan pixasi pada kanul dikedua sisi wajah

h. evaluasi respon pasien (pernafasan, frekuensi nadi)

i. mencuci tangan

j. melakukan pendokumentasian (kecepatan aliran, metode terapi, status pernafasan dan respon pasien)

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Perhatian:1. pastikan selang oksigen tidak tertekuk

2. adanya gelombang gelombang udara pada humidifier

3. terasa adanya udara (oksigen) yang keluar dari kanul (lakukan tes pada punggung tangan/ pipi perawat)

Unit Terkait:1. seluruh ruang rawat inap

2. ruang tindakan

3. ICU, Gawat darurat

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPERAWATAN SELANG DADA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Selang dada : pemasangan selang dimasukan ke dalam rongga pleura agar tekanan negative intrapleural kembalu normal

Tujuan:1. untuk mengatasi adanya sumbatan pada selang2. untuk mencegah terjadinya infeksi

Indikasi:Adanya cairan, udara, darah pada paru-paru pasien

Kebijakan:Sprin Karumkit Tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. Persiapana. persiapan pasien

jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

mengatur posisi danmenilai keadaan umum pasienb. persiapan alat

air steril atau normal salin dituangkan kedalam bilik control penhisapan bila digunakan penghisap

swab antiseptic

klem selang dada

karet gelang dan peniti

kasa vaselin

plester

sarung tangan steril

balutan besar 2 buah

2. Pelaksanaan

a. kaji status kardiopulmonal pasien, observasi status pernafasan, nyeri, ansietas dan tanda-tanda vital

b. cuci tangan

c. kenakan sarung tangan

d. sambil mempertahankan sterilisasi selang drainase, tegakkan system keatas dan tambahkan air/ normal salin ke batas yang tepat

e. klim selang dada untuk menutup aliran ke dada

f. lepaskan sambungan selang yang lama dan dapat sambungkan dengan selang yang baru

g. angkat klem dan perintahkan pasien untuk bernafas secara normal

h. gunakan salep di sekitar area penusukan dan kemudian tutup dengan kasa steril

i. plester sambungkan selang untuk memastikan tertahan dengan aman

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPERAWATAN SELANG DADA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:j. gulung kelebihan selang pada tempat tidur klien, ikat dengan karet gelang dan peniti atau klem system

k. atur selang untuk mengantung dalam garis lurus dari atas tempat tidur ke balik drainase

l. tandai tanggal, waktu pada permukaan bilik drainase yang menandakan dimulainya drainase

m. kembalikan ke posisi semula yang nyaman

n. lepaskan sarung tangan dan buang alat yang telah digunakan pada tempat sampah medis

o. cuci tangan

p. catat prosedur dan pengkajian kardiopulmonal pasien

Perhatian:Amati sambungan selang, warna dan jumlah cairan yang keluar dan tinggi cairan dinotol. Yakinkan botol penampung cukup terjamin dari ancaman pecah

Lihat fluktuasi (undulasi) cairan dalam selang drainase pada saat pasien inspirasi dan ekspirasi

Unit Terkait:1. Ruang rawat inap

2. Ruang ICU

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPOSTURAL DRAINAGE

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Pembersihan secret jalan nafas segmen bronkus dengan pengaruh gravitasi

Tujuan:1. mobilisasi dan pembersihan sputum2. meningkatkan toleransi latihan dan mengembangkan ventilasi

3. memperbaiki pernafasan menjadi efektif

Indikasi:1. secret yang menumpuk (misalnya pada pasien bronchitis kronis, perokok)2. secret yang kental pada batuk yang tidak efektif setelah pembedahan

3. broncospasme atau sputum kental yang tidak memungkinkan terjadi batuk yan efektif (missal scoliosis, quadriplegia, barrel chest)

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. persiapana. persiapan alat :

bantal dua atau tiga

tissue wajah

ait satu gelas

kursi

sputum pot

b. persiapan pasien :

beritahu prosedur tindakan dan tujuan

posisi :

bronkus apical lobus anterior kanan dan kiri atas: pasien duduk dikursi bersandar pada bantal

bronkus apical lobus posterion kanan dan kiri atas : pasien duduk dikursi, menyandar ke depan pada bantal atau meja

bronkus lobus anterior kanan dan kiri atas : pasien berbaring miring kekanan dengan bantalk kecil dibawah lutut

bronkus lobus lingual kiri atas : pasien berbaring miring ke kanan dengan lengan diatas kepala pada posisi trendelenbung, dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30 cm, letakan bantal dibelakang punggung, dan gulingkan klien seperempat putaran ke atas bantal

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPOSTURAL DRAINAGE

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur: bronkus lobus kanan tengah : pasien berbaring miring ke kiri dan kanan

tinggikan kaki tempat tidur 30 cm, letakan bantal dibelakang punggung dan gulingkan pasien seperempat putaran ke atas bantal

bronkus lobus anterior kanan dan kiri bawah : pasien berbarin terlentang dengan posisi trendelenburg, kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm, biarkan lutut menekuk diatas bantal

bronkus lobus lateral kanan bawah : pasien berbaring miring kekiri dan pada posisi trendelemburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm

bronkus lobus lateral kiri bawah : pasien berbaring miring kekanan pada posisi trendelemburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm

bronkus lobus superior kanan dan kiri bawah : pasien berbaring tengkurap dalam posisi trendelemburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm

2. pelaksanaan

a. cuci tangan

b. pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pengkajian semua bidang paru, data klinis, dan gambaran foto dada

c. baringkan pasien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumat, Bantu pasien memilih posisi sesuai kebutuhan

d. minta pasien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit

e. selama 10 sampai 15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusis dada, ibrasi atau gerakan ida diatas area yang didrainase

f. setelah drainase pada postur pertama, minta pasien duduk dan batuk, tampung sekresi yang dikeluarkan dalam wadah yang bersih, bila pasien tidak dapat batuk, lakukan penghisapan

g. minta pasien istirahat sebentar bila perlu

h. minta pasien untuk minum air putih

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPOSTURAL DRAINAGE

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

3/3

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:i. ulangi tindakan sampai semua area tersumbat yang dipilih telah di drainase, setiap tindakan tidak boleh lebih dari 30 sampai 60 menit

j. ulangi auskultasi dada pada semua bidang paru

k. cuci tangan

Unit Terkait:1. Ruang rawat inap

2. ICU

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIS U C T I O N

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Penguapan sekresi (lendir) pada jalan nafas dengan menggunakan alat secara mekanik

Tujuan:1. untuk memelihara/ mempertahankan jalan nafas agar tetap lancer2. mendapatkan sputum untuk bahan pemeriksaan

3. merangsang batuk

Indikasi:1. pada pasien yang mengalami kesulitan dalam mengeluarkan lendir 2. pada bayi baru lahir

3. pada pasienyang tidak sadar dan memerlukan pengeluaran secret

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata Jambi

Prosedur:1. perlengkapan alat :

a. sumber suction didinding/ mesin suction yang portable

b. botol suction 1-2 yang berisi cairan desinfektan yang tertutup rapat

c. pipa (selang penghubung dari mesin ke botol dan dari botol ke suction cateter sebaiknya botol berwarna terang (untuk melihat cairan yang keluar, pus, darah, nanah)

d. suction kateter steril secukupnya dalam kantongnya atau selalu terendam dalam tempatnya yang berisi cairan desinfektan

e. metal suction. Kateter untuk menghisap lendir dalam mulut

f. kom berisi cairan desinfektan untuk membilas kateter / metal suction sesudah dipakai

g. kom berisi aquades steril/ air matang untuk membilas kateter/metal suction sesudah dipakai

h. kom berisi aquades steril/ air matang unuk membilas metal/ kateter suction sebelum dipakai

2. pelaksanaan tindakan :

a. cek program pengobatan,oksigen yang diberikan

b. cek tekanan mesin suction, tentukan sesuai klien

c. letakan pengalas dibawah dagu/ dada klien

d. tingkatkan oksigenasi klien dengan meminta klien menarik nafas dalam, meningginkan pemberian oksigen 100% selama 1-2 menit melalui nasal kanula atau ambubag

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIS U C T I O N

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:e. gunakan sarung tangan steril

f. dengan tangan non dominant, sambung kateter dengan mesin suction

g. dengan tekanan dominan, jepit kateter dengan pinset anatomi cek suction dengan menghisap cairan di kom steril

h. masukan kateter kedalam mulut sampai karina (adanya reflek batuk)

i. beri kesempatan kliem bernafas selama 3-5 kali dengan oksigen ditinggikan sebelum penghisapan berikutnya

j. bersihkan selang kateter dengan aquades atau normal salin

k. bersihkan mulut klien

l. kembali konsentrasi oksigen yang diberikan sesuai program pengobatan

m. rendam selang suction didalam cairan antiseptic jia diperlukan

n. lakukan tindakan penutup v-z

Perhatian:Kontra indikasi

1. serangan asma akut

2. abstruksi jalan nafas bagian atas

3. ada kecendrungan terjadi perdarahan

4. M.C.J. akut

Komplikasi

1. iritasi mukosa

2. hipoksia

3. arithomia

4. cardiac (respiratory arrest)

Unit Terkait:1. Unit gawat darurat

2. bedah sentral

3. rawat inap

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENCUKUR PASIEN UNTUK PERSIAPAN PEMBEDAHAN (OPERASI)

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/1

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Menghilangkan rambut tubuh yang menjadi tempat mikroorganisme

Tujuan:1. untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme yang dapat masuk ke dalam luka operasi2. manajemen tempat pembedahan sebersih mungkin

Indikasi:Dilakukan pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi besar

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. persiapana. alat cukur

b. gunting

c. handuk

d. kasa

e. selimut mandi/ pengalas

2. langkah-langkah

a. tinjau kembali pesanan dokter untuk memastikan area yang dipotong

b. beri penjelasan pada pasien

c. inspeksi kondisi umum kulit

d. cuci tangan

e. tutup pintu/ tirai/ pasang sampiran

f. beri posisi yang nyaman

g. keringkan area yang akan dicukur

h. pegang alat cukur pada lengan dominant dan cukur area yang akan dilakukan pembedahan

i. berikan area yang telah diatur dengan kasa

j. beri tahu pasien prosedur telah selesai

k. bersihkan peralatan

l. inspeksi kondidi kulit setelah menyelesaikan percukuran

Perhatikan:1. hati-hati menggunakan pisau cukur

2. jaga privacy bila melakukan pada perineal

Unit Terkait:1. ruangrawat inap2. Obgyn/ kebidanan

3. Gawat darurat

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENCUKUR RAMBUT GENITALIA PADA PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Mencukur rambut disekitar daerah yang akan dioperasi an rambut pada daerah kemaluan

Tujuan:Untuk mencegah infeksi

Indikasi:Dikerjakan pada pasien pre operasi :1. SC/ Operasi Ginekologi

2. Hyterectomi

3. Laparotomi

4. Curettage

5. Eksterpasi kista batholini

Kebijakan:Sprin Karumkit tk IV Dr. Bratanata Jambi

Prosedur:1. persiapana. persiapan alat :

kain selimut untuk penutup

alas bokong

perlak

pisau cukur

piala ginjal/ bengkok

cairan sabun dalam tempatya

kasa kering

kapas basah

sampiran

sarung tangan dalam tepatnya

cairan clorin 0,5%

b. persiapan pasien :

informed consent

pasien dianjurkan tirah baring diatas meja ginekologi

2. Pelaksanaan

a. pasang sampiran

b. perawat mencuci tanganc. memakai sarung tangan

d. mengatur posisi pasien senyaman mungkin

e. pakaian pasien bagian bawah dikeataskan

f. alas bokong dipasang

g. kapas dibasahi dengan larutan sabun, kemudian dioleskan pada daerah perut yang akan dioperasi. Kemudian dicukur dari arah atas kebawah secara perlahan-lahan, setelah selesai perut dibersihkan

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENCUKUR RAMBUT GENITALIA PADA PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN TINDAKAN

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:h. dilanjutkan pengusapan air sabun kedaerah genetalia lalu dicukur dari arah atas kebawah perlahan-lahan dampai bersih

i. setelah selesai daerah genitalia dibersihkan kemudian pasien dirapikan

j. alat-alat dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.

Unit Terkait:Seluruh ruang rawat inap di RS. Dr. Bratanata

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENGUKUR TEKANAN DARAH PADA PASIEN DEWASA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Mengukur tekanan darah pada dinding arteri berdasarkan kempisnya jantung

Tujuan:1. menentukan langkah-langkah tindakan asuhan keperawatan2. membantu menentukan diagnoa penyakit

Indikasi:1. pada setiap pasien baru2. secara rutin tiga kali sehari/ shift

3. sewaktu-waktu jika diperlukan

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. persiapana. persiapan alat :

tensi meter dan stetoscop

buku catatan/ catatan perkembangan pasien

b. persiapan pasien :

menjelaskan tentang tujuan dan prosedur tindakan

mengatur posisi pasien (duduk atau tiduran)

2. pelaksanaan

a. cuci tangan, atur posisi duduk atau tiduran (sesuai kondisi pasien)

b. lepas baju pada lengan atas atau gulung bila baju longer

c. kosongkan udara yang berada pada manset sa,pai tidak menggelembung, buka air raksa tensi meterd. pasang/ lingkarkan manset pada lengan

e. pusatkan tanda panah pada manset berada diatas arteri branchialis

f. buka air raksa dan letakan tensi meter sejajar dengan pandangan mata perawat

g. tangan non dominant meraba arteri branchialis tangan dominant memompa balon manset sampai denyut nadi tidak terasa lagi beri tanda (catat menunjukan angka berapa) dan turunkan air raksa dengan mengempiskan manset secara perlahan lahanh. pasang stethoscope pada telinga pastikan bunyi terdengar jelas, raba kembali arteri branchialis tempatkan diapragma (bag lebar) stetossope diatasnya

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENGUKUR TEKANAN DARAH PADA PASIEN DEWASA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:i. tentukan tekanan systole dengan memompa manometer setinggi 30mmHg diatas bunyi yang tidak terdengar tadi, dengan perlaha lepaskan katub dengan frekuensi 2-3 mmHg/ dtk

j. perhatikan manometer sampai diangka berapa, bunyi jelas, terdengar pertama kali (merupakan systole) dan pada angka berapa bunyi menghilang (merupakan diastole)

k. rapikan pasien dan peralatan

l. cuci tangan dan dokumentasikan hasil pengukuran tekanan darah respon pasien

Perhatikan:Pastikan alat bekerja dengan baik

Unit Terkait:Seluruh ruang rawat inap di RS. Dr. Bratanata Jambi

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIPERAWATAN MULUT PADA PASIEN TIDAK SADAR

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/1

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran/ sisa makanan dengan menggunakan kain kassa atau kapas yang dibasahi dengan air bersih

Tujuan:1. menjaga mulut dan gigi tetap bersih/ tidak berbau2. mencegah infeksi pada mulut, kerusakan ggi, dan lidah pecah-pecah/ stomatitis

Indikasi:1. pasien yang tidak dapat menggunakan sikat gigi secara mandiri2. pasien yang tidak sadar

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. persiapana. persiapan alat :

baki yang sudah dialas berisi handuk/ pengalas

gelas kumur berisi air masak, NaCl 0.9% obat kumur, borax glycerin 10%

sudip lidah/ tong spatel yangtelah dibungkus kasa

kapas lidi, bengkok, sarung tangan, kain kasa, pinset

b. persiapan pasien :

menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan dan mengatur posisi

2. pelaksanaan

a. cuci tangan dan letakan kain pengalas dibawah dagu dan pipi

b. ujung pinset/ penjepit arteri dibungkus dengan kasa dibasahi dengan air masak/ NaCl 0.9 %

c. mulut dibuka dengan sudip lidah (pada pasien yang tidak sadar)

d. rongga mulut dibersihkan mulai dari dinding mulut, gusi, gigi, lidah dan terakhir bibir

e. kain kasa yang kotor dibuang padabengkok yang telah tersedia

f. ulangi tindakan seperti diatas sampai bersih

g. selanjutnya bibir diolesi dengan borax glycerin

h. bila ada stomatitis diolesi dengan gentian violes/ sesuai program

i. rapikan peralatan dan pasien, cuci tangan

j. dokumentasikan keadaan rongga mulut, adanya stomatitis, karies padgigi, paringitis dan respon pasien

Unit Terkait:ICU, Ruang Isolasi, Rawat inap

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMBANTU PASIEN BUANG AIR BESAR

DITEMPAT TIDUR

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Membantu pasien membuang air besar ditempat tidur

Tujuan:1. membantu pasien memenuhi kebutuhan eleminasi2. meminimalkan mobilisasi pada pasien dengan kasus MCI, Peningkatan Tekanan Intra Kranial

Indikasi:1. pasien yang mengalami kelemahan fisik2. pasienyang mengalami MCI, Peningkatan Tekanan Intra Kranial

Kebijakan:Sprin Karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. Persiapana. persiapan alat :

pispot dan pengalas

air dalam botol

kapas cebok, kertas tissue

sampiran

selimut/ kain penutup

bel/ jika ada

sarung tangan bersih 2 pasang

tempat sampah

b. Persiapan pasien :

menjelaskan tentang tujuan dan prosedur tindakan

mengatur posisi pasien yang nyaman dan aman

2. Pelaksanaan

a. cuci tangan, pasang sampiran/ tutup hordeng (jika ada) dan pakai sarung tangan

b. mengatur posisi pasien yang nyaman dan aman

c. anjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat bokong (jika perlu beri bantuan)

d. masukkan pispot kebawah bokong dengan cara tangan non dominant membantu menekuk lutut, tangan dominant memasukkan pispot kebawah bokong sampai posisi aman (tunggu sampai selesai)

e. jika sudah selesai buang air besar, pakai sarung tangan, renggangkan kaki, buka selimut secukupnya, bersihkan daerah genetalia dan anus, bersihkan sekali lagi pada posisi miring dengan kapas cebok dan keringkan dengan tissue/ handuk

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMBANTU PASIEN BUANG AIR BESAR

DITEMPAT TIDUR

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:f. buang kapas cebok dan tissue ke dalam kantong plastic/ tempat sampai

g. jika pasien ingin membersihkan sendiri Bantu pasien menyiramkan air kedaerah anus/ genetalia, cuci tangan pasien dan keringkan dengan handuk/ tissue

h. rapikan kembali pasien dan peralatan, cuci tangan

i. buka sampiran dan dokumentasikan : konsistensi fecces, adanya darah/ lender dll, respon pasien

Perhatian :1. perhatikan privacy pasien

2. observasi keadaan umum pasien setelah BAB khususnya pada pasien : MCI, Tekanan intra cranial meningkat

3. simpan pispot dalamkeadaan bersih dan siap pakai

Unit Terkait:Seluruh ruang rawat inap RS. Dr. Bratanata Jambi

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMASANG KONDOM KATETER

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Tindakan pemasangan kondom kateter pada alat genetalia pria pada pasien yang masih mampu mengosongkan kandung kemih secara spontan

Tujuan:1. mengosongkan kandung kemih pada pasien penurunan kesadaran/ koma2. mengosongka kandung kemih pada pasien inkontinensia

Indikasi:1. pasien inkontinensia2. penurunan kesadaran/ koma

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. persiapana. persiapan alat

konsom sesuai kebutuhan (ukuran M, L, XL)

Urin bag lengkap dengan selangnya

Pengalas

Selimut mandi

Plester dan gunting, kapas sublimate, bengkok

Perban untuk mengunting urin bag

Sarung tangan bersih, sampiran

b. persiapan pasien

jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

atur posisi terlentang

2. pelaksanaan

a. cuci tangan sebelum melakukan tindakan

b. tutup horden/ pasang sampiran

c. pasang sarung tangan

d. lepaskan pakaian bawah, pasang selimut mandi, dan buka hanya pada daerah genetalia saja

e. lakukan perineal hygiene

f. buka urin bag (hati-hati pertahankan sterilisasi urin bag)

g. dengan tangan non dominant pegang batang penis, tangan dominant memegang kondom dengan perlahan masukan kondom pada batang penis

h. sisakan kira-kira 2,5 cm 5 cm ruang antara glan penis dan ujung kondom

i. pasang perekat elastis dan perekat hanya menyentuh kantong kondom

j. hubungkan selang bag dengan ujung kondom kateterk. gantungkan urin bag pada sisi tempat tidur, pastikan urin bag sejajar antara sisi kiri dan kanan

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMASANG KONDOM KATETER

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:l. rapikan pasien ke posisi semula, rapikan peralatan dan cuci tangan

m. dokumentasikan waktu pemasagan , jumlah urin, karakteristik urin, respon pasien

Perhatikan:1. Pastikan perekat kondom kateter tidak mengganggu aliran darah pada penis (terlalu kencang)

2. ganti kondom kateter setiap hari

3. lakukan perineal hygiene setiap hari

Unit Terkait:Seluruh ruang rawat inap RS. Dr. Bratanata

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMASANG SELANG NASOGASTRIK TUBE (NGT)

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Tindakan memasukan selang kedalam lambung melalui nasal (hidung) pasien

Tujuan:1. memebrikan cairan/ nutrisi (makanan)2. irigasi lambung

3. dekompresi lambung

4. sebagai diagnostic

Indikasi:1. pasien dengan gangguan menelan (stroke, dispagia)2. pasien engan penurunan kesadaran

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV dr. Bratanata Jambi

Prosedur:1. persiapan

a. persiapan alat :

selang NGT sesuai kebutuhan

kateter tip/ syringe besar (50-100 cc)

jelly, stetoscope

plester

penutup ujung NGT

sarung tangan steril/ bersih

tisuue

bengkok, pengalas/ handuk steril

kom berisi normal salin/ aquades

b. persiapan pasien :

jelaskantujuan dan prisedur tindakan

atur posisi semi/ fowler dengan kepala tegak

2. pelaksanaan

a. cuci tangan sebelum melakukan tindakan

b. kaji rongga mulut, hidung bersihkan jika ada kotoranc. kaji keadaan umum pasien, jika hipoksia tinggikan pemberian oksigen 100% (10 1/mnt) selama 1-2 mnt

d. ajarkan pasien menarik napad dalam saat selang dimasukan dan menelan saat selang beraa di mulut

e. siapkan plester dengan panjang 10 cm, pasang handuk/ pengalas diatas dada pasien

f. pakai sarung tangan

g. ukur panjang selang yang akan dimasukan (sari ujung hidungke telinga, lalau lanjutkan sampai processus xipoideus) beri tanda panjang selang yang sudah diukur

h. beri jelly kurang lebih 10 cm dari ujung selang NGT

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMASANG SELANG NASOGASTRIK TUBE (NGT)

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur:i. anjurkan pasien untuk reloak dan bernafas normal, masukan selang perlahan tapi tegas melalui hidung (jangan memasukkan selang secara paksa jika ada hambatan, dan keluarkan secara perlahan, serta ulangi pemaangan melalui lobang hidung yang lain)

j. masukkan selang sampai batas yang telah ditandai

k. cek posisi selang dengan salah satu cara :

masukkan 10 cc udara kedalan NGT dan dengarkan bunyi udara tersebut dengan stethoscope dalam lambung, aspirasi kembali udara

masukkan ujung selang luar NGT ke dalam air, jika tidak ada gelembung udar selang masuk ke dalam lambung

aspirasi cairan lambung

l. fiksasi selang NGT dengan baik, cuci tangan

m. rapikan pasien dan peralatan

n. dokumentasikan, waktu pemasangan, ukuran selang, karakteristik cairan lambung dan respon pasien.

Perhatikan:1. observasi selama 30 menit setelah pemasangan

2. lakukan perawatan selang setiap hari/ sewaktu-waktu jika selang kotor

Unit Terkait:Seluruh ruang rawat inap

Ruang tindakan

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMEMBERI MAKAN MELALUI SELANG NASOGASTRIK TUBE (NGT)

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Tindakan pemasukan cairan/ makanan cair/ formula enteral dan obat-obatan melalui selang NGT

Tujuan:1. memperbaiki/ mempertahankan status nutrisi pasien2. pemberian obat oral

Indikasi:1. pasien dengan gangguan menelan (stroke dispagia)2. pasien dengan penurunan kesadaran

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata Jambi

Prosedur:1. persiapana. persiapan alat :

makanan cair, air minum

gelas ukur dan corong atau kateter tip (spuit 100cc)

pengalas/ bengkok

arteri klem

sarung tangan

selang NGT sesuai kebutuhan

b. persiapan pasien :

jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

atur posisi semi/ fowler, jika ada kontra indikasi berikan posisi miring kanan

2. pelaksanaan

a. cuci tangan, pasang pengalas

b. siapkan makanan, obat (jika ada)

c. cek posisi dan kepatenan selng NGT serta residu lambung dengan melakukan aspirasi, jika residu 50-100 cc tunda pemberian sampai 1 jam, jika setelah 1 jam residu masih tetap, kolaborasi dengan dokter

d. dengan tangan non dominant klem selang NGT dan tinggikan selang 45cm dari dada pasien, buka penutup ujung NGT dan sambungkan dengan kateter tip

Unit Terkait:Ruang rawat inap

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENYIAPKAN PASIEN UNTUK DILAKUKAN TRACHEOSTOMI

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Menyiapkan pasien baik fisik maupun mental agar pasien siapmenghadapi tindakan tracheostomi

Tujuan:1. pasien dan keluarga mengerti pentingnya tindakan tersebut2. pasien dan keluarga siap, bila ada efek dari tindakan tersebut.

Indikasi:Pasien yang akan dilakukan trackeostomi

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata Jambi

Prosedur:1. persiapan

a. persiapan pasien

menjelaskan tentang tujuan dan tindakan serta akibatnya

mengatur posisi pasien

b. peraiapan alat

set tracheaostomi

tracheostomi tube yang sesuai ukuran pasien

EET sesuai ukura pasien

Bak steril berisi :

Introducer EET

Magil forcep

Obat anaesthesi

Xylocain jelly

Spuit 10cc 2 buah

Konektor klem

Gunting, piala ginjal

Plester, perlak

Sarung tangan

Alat penghisap lendir

Kateter penghisap

Pinset

Satu buah kom caviar desinfektan

Satu kom berisi cairan pembilas mulut

Obat-obatan sedative kalau perlu

Betadine 10%

Alcohol 70%

Tromol kassa steril

Korentang steril

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMENYIAPKAN PASIEN UNTUK DILAKUKAN TRACHEOSTOMI

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Prosedur: Lampu untuk tindakan

Jas dan masker untuk dokter

2. pelaksanaan

a. mencuci tangan

b. membantu dokter untuk tindakan intubasi

c. membantu dokter untuk tindakan tracheastomi

d. mengisi cup tracheostomi

e. membersihkan saluran nafas/ suction

f. merapikan pasien dan peralatan

g. mencuci tangan

h. mendokumentasikan: status pernafasan dan keadaan umum pasien saat tindakan, karakteristik slem dan respon pasien

Unit Terkait:Seluruh ruang rawat inap

Ruang tindakan, Gawat darurat

ICU

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMELATIH NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Tindakan meningkatkan kemampuan pasien menarik nafas dalam dengan benar dan batuk efektif

Tujuan:1. mengurangi retensi/ penumpukan sputum2. meningkatkan bersihan jalan nafas dan pengembangan paru

3. meningkatkan rasa nyaman

Indikasi:1. pasien dengan penumpukan sputum dan masih mampu batuk2. pasien post operasi

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata jambi

Prosedur:1. persiapana. persiapan alat

bantal 2-3 buah

tempat sputum dengan desinfektan (chlorine 0,5%)

b. persiapan pasien

jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

atur posisi semi/ fowler/ duduk (jika tidak ada indikasi)

2. pelaksanaan

a. cuci tangan sebelum melakukan tindakan

b. kaji fungsi pernafasan pasien, adanya penumpukan sputum dan hasil analisa gas darah

c. latih pasien melakukan nafas dalam dan batuk efektif. Menarik nafas melalui hidung dan keluarkan dari mulut dengan mulut dibulatkan (pursed lip )2-3 kali

d. tarik nafas dalam, tahan 1-2 detik kemudian batukkan dengan kuat menggunakan otot perut

e. jika pasien dengan potensial kolap alveolus, batukkan dengan ekuatan sedang saat ekspirasi

f. jika posisi post pembedahan batukkan dengan menahan area insisi mengunakan tangan/ bantal

g. ulangi latihan 2-3 kali jika tidak ada indikasi

h. buang sputum pada tempat sputum yang telah disediakan

i. rapikan pasien dan peralatan

j. cuci tangan

k. dokumentasikan : julah, warna dari sputum, dan respon pasien.

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIMELATIH NAFAS DALAM DAN

BATUK EFEKTIF

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

2/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Perhatian:1. perhatikan toleransi pasien saat latihan

2. jangan melakukan latihan batuk efektif pada pasien dengan kasus peningkatan tekanan intra cranial, stroke perdarahan, TBC, MCI

Unit Terkait:Seluruh ruang rawat inap RS. Dr. Bratanata

RS. TK. IV

DR. BRATANATA JAMBIFISIOTHERAPI DADA

No. Dokumen :

B/Protap / /2009

Revisi :Halaman :

1/2

Prosedur TetapTanggal terbit :

05 Mei 2009Ka. Rumkit

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT, MKESMayor Ckm NRP 32974

Pengertian:Tindakan peningkatan bersihan jalan nafas dengan cara perkusi dan fibrasi

Tujuan:Membersihkan jalan nafas dari secret/ slem berlebihan dan mencegah obstruksi jalan nafas serta mencegah infeksi pernafasan

Indikasi:Pasien yang tidak mampu batuk sendiri/ tidak sadar dan slim berlebihan

Kebijakan:Sprin karumkit tk IV Dr. Bratanata

Prosedur:1. persiapana. persiapan pasien

penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan dan atur posisi pasien

b. persiapan alat

handuk untuk pegalas danbantal, stetoskup, bengkok, tissue

minak sayur bersih/ lation untuk digosokan pada punggung pasien pada daerah tertekan, suction siap pakai

2. pelaksanaan

a. cek program dokter untuk terapi pengenceran mucus/ slem dan cuci tangan

b. pastikan tidak ada kontra indikasi pemberian fisioterapi dada atau pasien baru selesai makan

c. observasi pasien terhadap adanya muntah, nyeri dada, sesak nafas yang meningkat

d. kaji fungsi pernafasan pasien (auskultasi paru), suara nafas, l