kumpulan puisi.docx

29
puisi terbaik Chairil Anwar YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS Kelam dan angin lalu mempesiang diriku, menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin, malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu; tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku 1949 SENJA DI PELABUHAN KECIL buat: Sri Ajati Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Upload: karembongkayas

Post on 05-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KUMPULAN PUISI.docx

puisi terbaik Chairil Anwar

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datangdan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949

SENJA DI PELABUHAN KECILbuat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangmenyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalandari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946

SAJAK PUTIHbuat tunanganku Mirat

Bersandar pada tari warna pelangikau depanku bertudung sutra senja

Page 2: KUMPULAN PUISI.docx

di hitam matamu kembang mawar dan melatiharum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tibameriak muka air kolam jiwadan dalam dadaku memerdu lagumenarik menari seluruh aku

hidup dari hidupku, pintu terbukaselama matamu bagiku menengadahselama kau darah mengalir dari lukaantara kita Mati datang tidak membelah...

Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!Kucuplah aku terus, kucuplahdan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku...

1944

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ? Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini Aku suka pada mereka yang berani hidup Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu...... Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

1948

Siasat,Th III, No. 961949

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali

Page 3: KUMPULAN PUISI.docx

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tak bisa mati.

AKU

Kalau sampai waktuku'Ku mau tak seorang kan merayuTidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

DERAI DERAI CEMARA

Cemara menderai sampai jauhterasa hari akan jadi malamada beberapa dahan di tingkap merapuhdipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahansudah berapa waktu bukan kanak lagitapi dulu memang ada suatu bahanyang bukan dasar perhitungan kini

Page 4: KUMPULAN PUISI.docx

Hidup hanya menunda kekalahantambah terasing dari cinta sekolah rendahdan tahu, ada yang tetap tidak terucapkansebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.angin membantu, laut terang, tapi terasaaku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,di perasaan penghabisan segala melajuAjal bertakhta, sambil berkata:"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!Perahu yang bersama 'kan merapuh!Mengapa Ajal memanggil duluSebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946

Kumpulan puisi diatas merupakan puisi terbaik Chairil Anwar yang banyak menyimpan makna dan arti yang dalam. Begitu indah dan menyentuh hati siapapun yang membacanya. Selamat menikmati puisi diatas dan semoga Anda menyukainya.

Page 5: KUMPULAN PUISI.docx

Puisi dan syair Indonesia – Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono merupakan salah satu penyair dan pujangga ternama Indonesaia. Beliau lahir di kota Surakarta tanggal 20 Maret 1940, Salah satu puisi perjuangan Sapardi Djoko Damono yaitu dengan judul Selamat Pagi Indonesia. ia banyak dikenal dari puisi-puisinya yang menggunakan bahasa sederhana dan mudah dipahami sehingga banyak puisinya yang popular. Jika sobat ingin melihat salah satu contoh puisi beliau, di kesempatan ini puisi dan syair Indonesia bagikan Puisi Selamat pagi Indonesia karya Sapardi Djoko Damono.

SELAMAT PAGI INDONESIA Oleh :  Sapardi Djoko Damono

selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk dan menyanyi kecil buatmu. aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu, dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam kerja yang sederhana; bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal. selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah, di mata para perempuan yang sabar, di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan; kami telah bersahabat dengan kenyataan untuk diam-diam mencintaimu. pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu agar tak sia-sia kau melahirkanku. seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya. aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan, merubuhkan kesangsian, dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman yang megah,

Page 6: KUMPULAN PUISI.docx

biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat, para perepuan menyalakan api, dan di telapak tangan para lelaki yang tabah telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.

Selamat pagi, Indonesia, seekor burung kecil memberi salam kepada si anak kecil; terasa benar : aku tak lain milikmu

ntara tiga kota – puisi dan syair Indonesia. salah satu penyair dan seniman ternama Indonesia adalah Emha Ainun Najib. Di banyak menulis puisi dan syair di media-media cetak seperti surat kabar dan majalah.

Puisi Emha Ainun Najib Antara tiga kota ini merupakan puisi indah yang memiliki makna yang dalam serta memberikan pesan-pesan positif bagi siapapun yang membacanya. Untuk lebih jelasnya tentang puisi ini silahkan langsung saja dibaca sendiri puisinya dibawah ini.

ANTARA TIGA KOTA Oleh : Emha Ainun Najib

Di yogya aku lelap tertidur angin di sisiku mendengkur seluruh kota pun bagai dalam kubur pohon-pohon semua mengantuk di sini kamu harus belajar berlatih tetap hidup sambil mengantuk  

Page 7: KUMPULAN PUISI.docx

Kemanakah harus kuhadapkan muka agar seimbang antara tidur dan jaga ?  Jakrta menghardik nasibku melecut menghantam pundakku tiada ruang bagi diamku matahari memelototiku bising suaranya mencampakkanku jatuh bergelut debu  Kemanakah harus juhadapkan muka agar seimbang antara tidur dan jaga  Surabaya seperti ditengahnya tak tidur seperti kerbau tua tak juga membelalakkan mata tetapi di sana ada kasihku yang hilang kembangnya jika aku mendekatinya  Kemanakah haru kuhadapkan muka agar seimbang antara tidur dan jaga ?

Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO, 1997

merupakan salah seorang penyair besar Indonesia. banyak karya-karya puisinya yang terkenal dan menginspirasi. Ws Rendra terkenal sangat piawai dalam membuat puisi. Beliau juga aktif di dunia teater. Kebanyakan puisinya berisi tentang kritikan kepada pemerintah, protes, keadilan, dan social, seperti puisi dengan judul aku tulis pamplet ini yang kami bisa langsung dibaca dibawah ini.

Page 8: KUMPULAN PUISI.docx

AKU TULIS PAMPLET INIOleh : W.S. Rendra

Aku tulis pamplet ini karena lembaga pendapat umum ditutupi jaring labah-labah Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk, dan ungkapan diri ditekan menjadi peng - iya - an

Apa yang terpegang hari ini bisa luput besok pagi Ketidakpastian merajalela. Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki menjadi marabahaya menjadi isi kebon binatang

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi, maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan. Tidak mengandung perdebatan Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan Aku tulis pamplet ini karena pamplet bukan tabu bagi penyair

Aku inginkan merpati pos. Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.

Page 9: KUMPULAN PUISI.docx

Aku tidak melihat alasan kenapa harus diam tertekan dan termangu. Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar. Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.

Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ? Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan. Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka. Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api. Rembulan memberi mimpi pada dendam. Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah

yang teronggok bagai sampah Kegamangan. Kecurigaan. Ketakutan. Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini karena kawan dan lawan adalah saudara Di dalam alam masih ada cahaya.

Matahari yang tenggelam diganti rembulan. Lalu besok pagi pasti terbit kembali. Dan di dalam air lumpur kehidupan, aku melihat bagai terkaca : ternyata kita, toh, manusia !

Pejambon Jakarta 27 April 1978 Potret Pembangunan dalam Puisi

ANA BUNGA Terjemahan bebas (Adaptasi) dari puisi Kurt Schwittters, Anne Blumme Oleh : Sutardji Calzoum Bachri Oh kau Sayangku duapuluh tujuh indera Kucinta kau Aku ke kau ke kau aku Akulah kauku kaulah ku ke kau Kita ? Biarlah antara kita saja Siapa kau, perempuan tak terbilang Kau Kau ? - orang bilang kau - biarkan orang bilang Orang tak tahu menara gereja menjulang

Page 10: KUMPULAN PUISI.docx

Kaki, kau pakaikan topi, engkau jalan dengan kedua tanganmu Amboi! Rok birumu putih gratis melipat-lipat Ana merah bunga aku cinta kau, dalam merahmu aku cinta kau Merahcintaku Ana Bunga, merahcintaku pada kau Kau yang pada kau yang milikkau aku yang padaku kau yang padaku Kita? Dalam dingin api mari kita bicara Ana Bunga, Ana Merah Bunga, mereka bilang apa? Sayembara :                 Ana Bunga buahku                 Merah Ana Bunga                 Warna apa aku? Biru warna rambut kuningmu Merah warna dalam buah hijaumu Engkau gadis sederhana dalam pakaian sehari-hari Kau hewan hijau manis, aku cinta kau Kau padakau  yang milikau yang kau aku yang milikkau kau yang ku Kita ? Biarkan antara kita saja pada api perdiangan Ana Bunga, Ana, A-n-a, akun teteskan namamu Namamu menetes bagai lembut lilin Apa kau tahu Ana Bunga, apa sudah kau tahu? Orang dapat membaca kau dari belakang Dan kau yang paling agung dari segala Kau yang dari belakang, yang dari depan A-N-A Tetes lilin mengusapusap punggungku Ana Bunga Oh hewan meleleh Aku cinta yang padakau! 1999 Catatan: Terjemahan Anna Blume dikerjakan untuk panitia peringatan Kurt Schwitters, Niedersachen, Jerman.OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri Republikaedisi : 28 November 1999

AYO Oleh : Sutardji Calzoum Bachri Adakah yang lebih tobat dibanding air mata adakah yang lebih mengucap dibanding airmata

Page 11: KUMPULAN PUISI.docx

adakah yang lebih nyata adakah yang lebih hakekat dibanding airmata adakah yang lebih lembut adakah yang lebih dahsyat dibanding airmata para pemuda yang melimpah di jalan jalan itulah airmata samudera puluhan tahun derita yang dierami ayahbunda mereka dan diemban ratusan juta mulut luka yang terpaksa mengatup diam kini airmata lantang menderam meski muka kalian takkan dapat selamat di hadapan arwah sejarah ayo masih ada sedikit saat untuk membasuh pada dalam dan luas airmata ini ayo jangan bandel jangan nekat pada hakekat jangan kalian simbahkan gas airmata pada lautan airmata                           malah tambah merebak jangan letupkan peluru logam akan menangis dan tenggelam              dikedalaman airmata jangan gunakan pentungan mana ada hikmah mampat karena pentungan para muda yang raib nyawa karena tembakan yang pecah kepala sebab pentungan memang tak lagi mungkin jadi sarjana atau apa saia namun mereka telah nyempurnakan bakat gemilang sebagai airmata yang kini dan kelak

Page 12: KUMPULAN PUISI.docx

selalu dibilang bagi perjalanan bangsaOASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri Republika edisi : 28 November 1999

BATU Oleh : Sutardji Calzoum Bachri         batu mawar         batu langit         batu duka         batu rindu         batu janun         batu bisu         kaukah itu                         teka                                 teki         yang         tak menepati janji ?     Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan     hati takjatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan     seribu beringin ingin tak teduh.  Dengan siapa aku mengeluh?     Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampa mengapa gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk     diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai     sedang lambai tak sampai.  Kau tahu         batu risau         batu pukau         batu Kau-ku         batu sepi         batu ngilu         batu bisu         kaukah itu                                 teka                         teki                         yang         tak menepati                         janji ?         Memahami Puisi, 1995         Mursal Esten

BAYANGKAN untuk Salim Said Oleh : Sutardji Calzoum Bachri direguknya          wiski             direguk                direguknya bayangkan kalau tak ada wiski di bumi

Page 13: KUMPULAN PUISI.docx

sungai tak mengalir dalam aortaku katanya di luar wiski            di halaman                  anak-anak bermain bayangkan kalau tak ada anak-anak di bumi aku kan lupa bagaimana menangis katanya direguk    direguk        direguknya wiski             sambil mereguk tangis lalu diambilnya pistol dari laci bayangkan kalau aku tak mati mati katanya dan ditembaknya kepala sendiri bayangkan 1977 sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800 Mailing List MSI Penyair Pengirim Nanang Suryadi

GAJAH DAN SEMUT Oleh : Sutardji Calzoum Bachri tujuh gajah cemas meniti jembut serambut tujuh semut turun gunung terkekeh kekeh perjalanan kalbu 1976-1979sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800 Mailing List MSI Penyair Pengirim Nanang Suryadi

JEMBATANOleh  : Sutardji Calzoum Bachri     Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata     bangsa. Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi     dalam teduh pekewuh dalam isyarat dan kisah tanpa makna.     Maka aku pun pergi menatap pada wajah berjuta. Wajah orang     jalanan yangberdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota.     Wajah orang tergusur. Wajah yang ditilang malang. Wajah legam     para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan.     Wajah yang hanya mampu menjadi sekedar penonton etalase

Page 14: KUMPULAN PUISI.docx

    indah di berbagai palaza. Wajah yang diam-diam menjerit     mengucap     tanah air kita satu     bangsa kita satu     bahasa kita satu     bendera kita satu !     Tapi wahai saudara satu bendera kenapa sementara jalan jalan     mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan     tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah     yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang     di antara kita ?     Di lembah-lembah kusam pada puncak tilang kersang dan otot     linu mengerang mereka pancangkan koyak-miyak bendera hati     dipijak ketidakpedulian pada saudara. Gerimis tak ammpu     mengucapkan kibarnnya.     Lalu tanpa tangis mereka menyanyi padamu negeri airmata kami. Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air

KUCINGOleh : Sutardji Calzoum Bachri             ngiau!  Kucing dalam  darah dia menderas             lewat  dia  mengalir  ngilu  ngiau  dia  ber             gegas  lewat dalam aortaku dalam rimba             darahku dia  besar dia bukan harimau bu             kan singa bukan  hiena  bukan leopar  dia             macam kucing bukan kucing  tapi   kucing             ngiau dia lapar dia  merambah  rimba  af             rikaku dengan cakarnya dengan amuknya             dia meraung  dia mengerang jangan beri             daging dia tak  mau daging Jesus jangan             beri  roti  dia  tak   mau   roti   ngiau   ku             cing   meronta  dalam  darahku  meraung             merambah  barah  darahku  dia lapar 0 a             langkah  lapar   ngiau   berapa  juta  hari             dia  tak  makan  berapa  ribu  waktu  dia             tak  kenyang  berapa juta lapar lapar ku             cingku  berapa  abad  dia mencari menca             kar  menunggu  tuhan mencipta kucingku             tanpa mauku dan sekarang  dia  meraung             mencariMu  dia   lapar   jangan   beri  da             ging   jangan   beri  nasi  tuhan  mencipta             nya  tanpa  setahuku  dan  kini  dia  minta             tuhan  sejemput  saja  untuk tenang seha             ri  untuk  kenyang  sewaktu untuk tenang         Memahami Puisi, 1995         Mursal Esten

LA NOCHE DE LAS PALABRAS (EL DIARIO DE MEDELLIN)

Page 15: KUMPULAN PUISI.docx

Oleh : Sutardji Calzoum Bachri Di cafe jalanan Noventa Y Sieta, Medellin, Columbia kami mengepung bulan dan mereka yang mendengarkan puisi kami mencoba menaklukkan bulan dengan cara mereka berkomplot dengan anggur daun cerbeza bersekongkol dengan gadisgadis memancing bulan dengan keluasan dada Musim panas Menjulang di Medelin menampilkan sutera di keharibaan malam cuaca ratusan para lilin menyandar di pundak malam mengucap menyebutnyebut cahaya sambil mencoba memahami takdir di wajah-wajah usia kami para penyair meneruskan zikir kami -palabras palabras palabras palabras - --kata kata kata kata -- semakin kental mengucap cahaya pun memadat sampai kami bisa buat sesuka kami atas padat cahaya lantas bulan kesurupan kesadaran kami meninggi bulan turun pada kami dan kami mengatasi bulan sampailah kami pada kerajaan kata-kata jika kami membilang ayah ia juga ayah kata-kata jika kami menyebut hari juga harinya kata-kata jika kami mengucap diri pastilah juga diri kata kata Di cafe jalanan Medellin purnama jatuh kata-kata menjadi kami kami menjadi kata kataMedellin, Colombia 1997OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri Republikaedisi : 28 November 1999

LUKA Oleh : Sutardji Calzoum Bachri

Page 16: KUMPULAN PUISI.docx

ha hasajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800 Mailing List MSI Penyair Pengirim Nanang Suryadi

MANTERAOleh : Sutardji Calzoum Bachri                     lima percik mawar                     tujuh sayap merpati                     sesayat langit perih                     dicabik puncak gunung                     sebelas duri sepi                     dalam dupa rupa                     tiga menyan luka                     mengasapi duka                     puah!                     kau jadi Kau!                     Kasihku        Memahami Puisi, 1995         Mursal Esten

NGIAU Oleh : Sutardji Calzoum Bachri Suatu gang panjang menuju lumpur dan terang tubuhku mengapa panjang. Seekor kucing menjinjit tikus yang menggelepar tengkuknya. Seorang perempuan dan seorang lelaki bergigitan. Yang mana kucing yang mana tikusnya? Ngiau! Ah gang yang panjang. Cobalah tentukan! Aku kenal Afrika aku kenal Eropa aku tahu Benua aku kenal jam aku tagu jentara aku kenal terbang. Tapi bila dua manusia saling gigitan menanamkan gigi-gigi sepi mereka akan ragu menetapkan yang mana suka yang mana luka yang mana hampa yang mana makna yang mana orang yang mana kera yang mana dosa yang mana surga.sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800 Mailing List MSI Penyair Pengirim Nanang Suryadi

O Oleh : Sutardji Calzoum Bachri dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia

Page 17: KUMPULAN PUISI.docx

waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai oku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O...sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800 Mailing List MSI Penyair Pengirim Nanang Suryadi

PARA PEMINUM Oleh : Sutardji Calzoum Bachri di lereng lereng para peminum mendaki gunung mabuk kadang mereka terpeleset jatuh dan mendaki lagi memetik bulan di puncak mereka oleng tapi mereka bilang --kami takkan karam dalam lautan bulan-- mereka nyanyi nyanyi jatuh dan mendaki lagi di puncak gunung mabuk mereka berhasil memetik bulan mereka menyimpan bulan dan bulan menyimpan mereka di puncak semuanya diam dan tersimpan Sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800 Mailing List MSI Penyair Pengirim Nanang Suryadi

SEPISAUPI Oleh : Sutardji Calzoum Bachri sepisau luka sepisau duri sepikul dosa sepukau sepi sepisau duka serisau diri sepisau sepi sepisau nyanyi sepisaupa sepisaupi sepisapanya sepikau sepi sepisaupa sepisaupoi sepikul diri keranjang duri sepisaupa sepisaupi sepisaupa sepisaupi

Page 18: KUMPULAN PUISI.docx

sepisaupa sepisaupi sampai pisauNya ke dalam nyanyi 1973 sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800 Mailing List MSI Penyair Pengirim Nanang Suryadi

TANAH AIR MATAOleh : Sutardji Calzoum Bachri                 Tanah airmata tanah tumpah dukaku                 mata air airmata kami                 airmata tanah air kami                 di sinilah kami berdiri                 menyanyikan airmata kami                 di balik gembur subur tanahmu                 kami simpan perih kami                 di balik etalase megah gedung-gedungmu                 kami coba sembunyikan derita kami                 kami coba simpan nestapa                 kami coba kuburkan duka lara                 tapi perih tak bisa sembunyi                 ia merebak kemana-mana                 bumi memang tak sebatas pandang                 dan udara luas menunggu                 namun kalian takkan bisa menyingkir                 ke manapun melangkah                 kalian pijak airmata kami                 ke manapun terbang                 kalian kan hinggap di air mata kami                 ke manapun berlayar                 kalian arungi airmata kami                 kalian sudah terkepung                 takkan bisa mengelak                 takkan bisa ke mana pergi                 menyerahlah pada kedalaman air mata                 (1991)                 Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air

TAPI Oleh : Sutardji Calzoum Bachri         aku bawakan bunga padamu                                                         tapi kau bilang masih         aku bawakan resahku padamu                                                         tapi kau bilang hanya         aku bawakan darahku padamu                                                         tapi kau bilang cuma         aku bawakan mimpiku padamu

Page 19: KUMPULAN PUISI.docx

                                                        tapi kau bilang meski         aku bawakan dukaku padamu                                                         tapi kau bilang tapi         aku bawakan mayatku padamu                                                         tapi kau bilang hampir         aku bawakan arwahku padamu                                                         tapi kau bilang kalau         tanpa apa aku datang padamu                                                         wah !        Memahami Puisi, 1995         Mursal Esten

  TRAGEDI WINKA & SIHKAOleh : Sutardji Calzoum Bachri              kawin                      kawin                               kawin                                       kawin                                                     kawin                                               ka                                           win                                        ka                                   win                               ka                           win                       ka                 win             ka                 winka                         winka                                 winka                                         sihka                                                 sihka                                                         sihka                                                                 sih                                                             ka                                                         sih                                                     ka                                                 sih                                             ka                                         sih                                     ka                                 sih                             ka                                 sih                                     sih                                         sih                                             sih                                                 sih

Page 20: KUMPULAN PUISI.docx

                                                    sih                                                         ka                                                             Ku         Memahami Puisi, 1995         Mursal Esten

WALAU Oleh : Sutardji Calzoum Bachri         Walau penyair besar         takkan sampai sebatas allah         dulu pernah kuminta tuhan         dalam diri         sekarang tak         kalau mati         mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat         tujuh puncak membilang-bilang         nyeri hari mengucap-ucap         di butir pasir kutulis rindu rindu         walau huruf habislah sudah         alif bataku belum sebatas allah        Memahami Puisi, 1995         Mursal Esten 

SATUOleh : Sutardji Calzoum Bachri

kuterjemahkan tubuhku ke dalam tubuhmuke dalam rambutmu kuterjemahkan rambutkujika tanganmu tak bisa bilang tangankukuterjemahkan tanganku ke dalam tanganmujika lidahmu tak bisa mengucap lidahkukuterjemahkan lidahku ke dalam lidahmuaku terjemahkan jemariku ke dalam jemarimujika jari jemarimu tak bisa memetikkuke dalam darahmu kuterjemahkan darahkukalau darahmu tak bisa mengucap darahkujika ususmu belum bisa mencerna ususkukuterjemahkan ususku ke dalam ususmukalau kelaminmu belum bilang kelaminkuaku terjemahkan kelaminku ke dalam kelaminmu

daging kita satu arwah kita satuwalau masing jauhyang tertusuk padamu berdarah padaku

PilOleh : Sutardji Calzoum Bachri

Page 21: KUMPULAN PUISI.docx

Memang pil seperti pil macam pil walau pilHanya pil hampir pil sekedar pil ya toh pilMeski pil tapi tak pil apalah pilPil pil pil mengapa gigil ?Aku demam pil bilangObat jadi barahApakah pasien ?Tempeleng !

AMUKkarya: Sutardji C. Bachri

.... aku bukan penyair sekedaraku depandepan yang memburumembebaskan kata memanggilMu

pot pot potpot potkalau pot tak mau potbiar pot semau potmencari potpothei Kau dengar manterakuKau dengar kucing memanggilMuizukalizupothei Kau dengar manterakuKau dengar kucing memanggilMuizukalizu mapakazaba itasatalitutulita papaliko arukabazaku kodega zuzukalibututukaliba dekodega zamzam lagotokoco zukuzanggazegezegeze zukuzangga zegezegeze zukuzanggazegezegeze zukuzangga zegezegeze aahh...!nama kalian bebas carilah tuhan semaumu

Idul Fitri

LihatPedang tobat ini menebas-nebas hatidari masa lampau yang lalai dan siaTelah kulaksanakan puasa ramadhanku,telah kutegakkan shalat malamtelah kuuntaikan wirid tiap malam dan siangTelah kuhamparkan sajadahYang tak hanya nuju Ka’bahtapi ikhlas mencapai hati dan darah

Page 22: KUMPULAN PUISI.docx

Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menungguNamun tak bersua Jibril atau malaikat lainnyaMaka aku girang-girangkan hatiku

Aku bilang:Tardji rindu yang kau wudhukkan setiap malamBelumlah cukup untuk menggerakkan Dia datangNamun si bandel Tardji ini sekali merinduTakkan pernah melupaTakkan kulupa janji-NyaBagi yang merindu insya Allah ka nada mustajab CintaMaka walau tak jumpa denganNyaShalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku iniSemakin mendekatkan aku padaNyaDan semakin dekatsemakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa

O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk iningebutdi jalan lurusJangan Kau depakkan lagi aku ke trotoirtempat usia lalaiku menenggak arak di warung duniaKini biarkan aku meneggak marak CahayaMudi ujung sisa usiaO usia lalai yang berkepanjanganYang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurusTuhan jangan Kau depakkan aku lagi ke trotoirtempat aku dulu menenggak arak di warung dunia

Maka pagi iniKukenakan zirah la ilaha illAllahaku pakai sepatu sirathal mustaqimaku pun lurus menuju lapangan tempat shalat IdAku bawa masjid dalam dirikuKuhamparkan di lapanganKutegakkan shalatDan kurayakan kelahiran kembalidi sana

KUCING

ngiau! Kucing dalam darah dia menderaslewat dia mengalir ngilu ngiau dia bergegas lewat dalam aortaku dalam rimbadarahku dia besar dia bukan harimau bukan singa bukan hiena bukan leopar diamacam kucing bukan kucing tapi kucing

Page 23: KUMPULAN PUISI.docx

ngiau dia lapar dia merambah rimba afrikaku dengan cakarnya dengan amuknyadia meraung dia mengerang jangan beridaging dia tak mau daging Jesus janganberi roti dia tak mau roti ngiau kucing meronta dalam darahku meraungmerambah barah darahku dia lapar 0 alangkah lapar ngiau berapa juta haridia tak makan berapa ribu waktu diatak kenyang berapa juta lapar lapar kucingku berapa abad dia mencari mencakar menunggu tuhan mencipta kucingkutanpa mauku dan sekarang dia meraungmencariMu dia lapar jangan beri daging jangan beri nasi tuhan menciptanya tanpa setahuku dan kini dia mintatuhan sejemput saja untuk tenang sehari untuk kenyang sewaktu untuk tenang

Wahai pemuda mana telurmu?

Apa gunanya merdekaKalau tak bertelurApa gunanya bebasKalau tak menetas?

Wahai bangsakuWahai pemudaMana telurmu?

Burung jika tak bertelurTak menetasSia-sia saja terbang bebas

Kepompong menetaskankupu-kupu,Kuntum membawa bungaPutik jadi buahBuah menyimpan bijiMenyimpan mimpiMenyimpan pohondan bunga-bunga

Uap terbang menetas awanMimpi jadi, sungai pun jadi,

Page 24: KUMPULAN PUISI.docx

Menetas jadi,Hakekat lautan

Setelah kupikir-pikirManusia ternyata burung berpikir

Setelah kurenung-renungManusia adalahburung merenung

Setelah bertafakurTahulah akuManusia harus bertelur

Burung membuahkan telurTelur menjadi burungAyah menciptakan anakAnak melahirkan ayah

Wahai para pemudaWahai garudaMenetaslahLahirkan lagiBapak bagi bangsa ini!

MenetaslahSeperti duluPara pemudaBertelur emas

Menetas kauDalam sumpah mereka

SCB,7 Agustus 2010

Read more: http://crossfire-net.blogspot.com/2009/05/kumpulan-puisi-sutardji-calzoum-bachri.html#ixzz3ocY2X1mA