kumpulan abstrak seminar nasional vii 2011 bidang struktur fix2.pdf

12
Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 1 STUDI PROBABILITAS PENGARUH KOROSI SERAGAM BERBASIS WAKTU TERHADAP KEHANDALAN LENTUR BALOK BETON PRATEKAN PARSIAL Andreas Bambang 1 , Sigit Darmawan 2 dan Mudji Irmawan 3 1 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 082139694688, email: [email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081331457141, email: [email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 0811373159, email: [email protected] ABSTRAK Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak wilayah yang sangat agresif terutama dalam kandungan khlorida. Hal ini berpengaruh pada kehandalan struktur-struktur yang ada terhadap korosi termasuk juga struktur beton bertulang (BB) maupun struktur beton pratekan (BP). Korosi pada struktur BB dan BP dapat terjadi apabila mutu beton tidak memenuhi syarat serta kualitas pelaksanaan yang rendah sehingga selimut beton kurang dari persyaratan dan timbulnya pori dalam beton. Korosi pada struktur BB berdampak pada menurunnya pelayanan struktur akibat terjadinya retak atau pecahnya selimut beton. Namun pada struktur BP, pengaruh korosi pada baja pratekan dapat mengakibatkan kegagalan struktur secara langsung. Terhadap kondisi kedua jenis struktur tersebut telah banyak dilakukan penelitian. Maka dalam studi ini akan menelaah suatu kerangka kerja yang dapat memperkirakan kehandalan lentur dari suatu elemen balok beton pratekan parsial (BPP) yang terkena pengaruh korosi seragam. Sebagaimana diketahui dalam struktur BPP, beban gaya dalam yang terjadi akan dipikul oleh tulangan baja biasa (pasif) dan baja pratekan (aktif). Penelitian ini akan menggunakan analisa probabilitas untuk mengakomodasi berbagai faktor ketidakpastian baik itu kriteria penampang (dimensi, material, penulangan) maupun kriteria beban yang terjadi di lapangan. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat dari masa layan suatu balok beton pratekan parsial akibat pengaruh korosi seragam Kata Kunci : korosi seragam, balok beton pratekan parsial, khlorida, probabilitas PEMBANDINGAN KEKUATAN TARIK BAJA TULANGAN DENGAN PEMANASAN DAN TANPA PEMANASAN Anis Rosyidah 1) , Rangga Aryo Wardoyo 2) dan Tri Aditha Nugraha 2) 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI Depok, telp. 021-7270036, email: [email protected] 2 Alumni Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, Kampus Baru UI Depok ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosentase perubahan kuat tarik baja tulangan yang dipanaskan dibandingkan dengan tulangan yang tidak dipanaskan. Selain perubahan kuat tarik diharapkan juga diperoleh pola kerusakan tulangan yang terjadi akibat pemanasan. Eksperimen dilakukan dengan menguji tarik baja tulangan, benda uji yang digunakan adalah baja tulangan merk KSTY terdiri dari tulangan polos diameter 10mm, 12mm dan tulangan ulir berdiameter 10mm, 13mm dengan panjang 700 mm. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu tulangan tanpa pemanasan (tanpa pemanasan) dan tulangan dengan pemanasan. Proses pemanasan tulangan dilakukan pada seluruh benda uji hingga mencapai suhu ± 400 o C. Dari pengujian tersebut terbukti adanya peningkatan nilai kuat leleh baja tulangan yang dipanaskan, namun mengalami penurunan pada kuat putus/maksimumnya. Baja tulangan yang dipanaskan cenderung memiliki nilai elongasi yang lebih kecil dibandingkan dengan baja tulangan tanpa pemanasan sehingga strain harderning baja tulangan tersebut cenderung lebih pendek. Kata kunci: kekuatan tarik baja, pemanasan tulangan, strain harderning.

Upload: dimas-w-l-pamungkas

Post on 10-Aug-2015

335 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Abstrak Seminar Nasional Teknik Sipil VII 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 1

STUDI PROBABILITAS PENGARUH KOROSI SERAGAM BERBASIS WAKTU TERHADAP KEHANDALAN LENTUR BALOK BETON PRATEKAN PARSIAL

Andreas Bambang1 , Sigit Darmawan2 dan Mudji Irmawan3

1Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 082139694688, email: [email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081331457141, email: [email protected]

3Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 0811373159, email: [email protected]

ABSTRAK Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak wilayah yang sangat agresif terutama dalam kandungan khlorida. Hal ini berpengaruh pada kehandalan struktur-struktur yang ada terhadap korosi termasuk juga struktur beton bertulang (BB) maupun struktur beton pratekan (BP). Korosi pada struktur BB dan BP dapat terjadi apabila mutu beton tidak memenuhi syarat serta kualitas pelaksanaan yang rendah sehingga selimut beton kurang dari persyaratan dan timbulnya pori dalam beton. Korosi pada struktur BB berdampak pada menurunnya pelayanan struktur akibat terjadinya retak atau pecahnya selimut beton. Namun pada struktur BP, pengaruh korosi pada baja pratekan dapat mengakibatkan kegagalan struktur secara langsung. Terhadap kondisi kedua jenis struktur tersebut telah banyak dilakukan penelitian. Maka dalam studi ini akan menelaah suatu kerangka kerja yang dapat memperkirakan kehandalan lentur dari suatu elemen balok beton pratekan parsial (BPP) yang terkena pengaruh korosi seragam. Sebagaimana diketahui dalam struktur BPP, beban gaya dalam yang terjadi akan dipikul oleh tulangan baja biasa (pasif) dan baja pratekan (aktif). Penelitian ini akan menggunakan analisa probabilitas untuk mengakomodasi berbagai faktor ketidakpastian baik itu kriteria penampang (dimensi, material, penulangan) maupun kriteria beban yang terjadi di lapangan. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat dari masa layan suatu balok beton pratekan parsial akibat pengaruh korosi seragam Kata Kunci : korosi seragam, balok beton pratekan parsial, khlorida, probabilitas

PEMBANDINGAN KEKUATAN TARIK BAJA TULANGAN DENGAN PEMANASAN DAN TANPA PEMANASAN

Anis Rosyidah1), Rangga Aryo Wardoyo2) dan Tri Aditha Nugraha2)

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI Depok, telp. 021-7270036, email: [email protected]

2 Alumni Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, Kampus Baru UI Depok

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosentase perubahan kuat tarik baja tulangan yang dipanaskan dibandingkan dengan tulangan yang tidak dipanaskan. Selain perubahan kuat tarik diharapkan juga diperoleh pola kerusakan tulangan yang terjadi akibat pemanasan. Eksperimen dilakukan dengan menguji tarik baja tulangan, benda uji yang digunakan adalah baja tulangan merk KSTY terdiri dari tulangan polos diameter 10mm, 12mm dan tulangan ulir berdiameter 10mm, 13mm dengan panjang 700 mm. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu tulangan tanpa pemanasan (tanpa pemanasan) dan tulangan dengan pemanasan. Proses pemanasan tulangan dilakukan pada seluruh benda uji hingga mencapai suhu ± 400oC. Dari pengujian tersebut terbukti adanya peningkatan nilai kuat leleh baja tulangan yang dipanaskan, namun mengalami penurunan pada kuat putus/maksimumnya. Baja tulangan yang dipanaskan cenderung memiliki nilai elongasi yang lebih kecil dibandingkan dengan baja tulangan tanpa pemanasan sehingga strain harderning baja tulangan tersebut cenderung lebih pendek.

Kata kunci: kekuatan tarik baja, pemanasan tulangan, strain harderning.

Page 2: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 2

RUMAH TERAPUNG SEBAGAI TEKNOLOGI RUMAH ALTERNATIF

DALAM MENGHADAPI ISU IKLIM GLOBAL

Christanto Yudha2, Andreas Wibowo3, Ashar Saputra4, dan Syahyudesrina5 2Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum. E-mail:

[email protected]. 3Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum.

4Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 5Kelompok Bidang Keahlian Arsitektur Sekolah Arsitektur dan Perencanaan Wilayah

Institut Teknologi Bandung.

ABSTRAK Perubahan iklim global yang ditandai dengan tingginya curah hujan dan naiknya permukaan air di kawasan permukiman di sekitar pantai dan tepi sungai memerlukan penyesuaian pada rumah tinggal agar tidak menderita kerugian. Upaya pendekatan dari sisi permukiman menggunakan konsep live harmony with water menawarkan sebuah konsep keamanan dan kenyamanan serta fleksibilitas rumah tinggal dalam menghadapi kenaikan muka air berupa teknologi rumah terapung. Penelitian terhadap rumah terapung dilakukan melalui eksperimen pada variasi model rangka pengapung dan jenis pengapung terhadap besar beban ultimit dari fungsi rumah, keawetan bahan dan keterjangkauan dari sisi ekonomi. Variasi pada model rangka pengapung menggunakan bahan material besi dan material bambu, sedangkan variasi pengapung menggunakan tong besi dan Polystyrene/EPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah terapung dapat diaplikasikan di lapangan dengan menggunakan material bambu yang telah diberikan treatment pengawetan dan menggunakan material pengapung dari bahan Polystyrene yang dibungkus oleh lapisan karpet plastik sebagai penutup. Penggunaan material struktur rangka dan pengapung terpilih pada rumah terapung memiliki keunggulan secara ekonomi dibandingkan dengan rumah konvensional yang ada di daerah banjir sehingga dapat dijadikan suatu alternatif teknologi dalam menghadapi tantangan permukiman akibat perubahan iklim global. Kata kunci: banjir, rumah terapung, bambu, polystyrene, perubahan iklim

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Christino Boyke1 , Tavio2 dan Iman Wimbadi3

1Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 08113405340, email: [email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 0816537135, email: [email protected]

3Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 08121662407, email: [email protected]

ABSTRAK Dalam praktik perencanaan struktur, sering kita temui bangunan yang membutuhkan bentang besar seperti pada gedung pertemuan maupun gelangang olah-raga. Pada bangunan-bangunan dengan bentang yang besar seperti itu, kombinasi beban gravitasi ( 1.2 D+1.6 R + 0.5 (A atau R) ) akan lebih dominan dibanding dengan kombinasi dengan beban gempa (1.2 D + 1L 1.0 E). Hal itu akan mengakibatkan konsep perencanaan tahan gempa yang menitikberatkan pada ketahanan struktur terhadap beban gempa akan menjadi tidak efektif.

Page 3: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 3

Dalam peraturan SNI 03-1726-2002 maupun SNI 03-2847-2002 tidak terdapat pembahasan yang jelas mengenai permasalahan tersebut. SNI 2002 hanya memberikan dasar perhitungan untuk kekuatan minimum yang diperlukan suatu elemen struktur. Dalam peraturan SNI yang terdahulu, yaitu SK SNI T-15-1991-03 batasan mengenai kebutuhan kekuatan suatu elemen lebih jelas, sehingga permasalahan yang timbul akibat dominasi beban gravitasi dapat diatasi. Penelitian ini dimulai dengan memodelkan 4 type struktur dengan konfigurasi yang telah ditentukan. Model ini direncanakan terletak di daerah zona gempa 6 dan berdiri diatas tanah lunak. Kemudian, dari model yang memiliki kombinasi beban gravitasi maksimum akan didesain dengan sistem Struktur Rangka Pemiku Momen Kusus (SRPMK), baik menurut SNI 03-2847-2002 maupun SK SNI T-15-1991-03. Hasil desain tersebut akan dilihat performa mereka dengan pushover analysis,apakah memenuhi syarat bangunan tahan gempa atau tidak. Dalam penelitian ini diketahui jika desain dengan menggunakan batasan dari SKSNI jika digunakan dalam perencanaan Gravity Dominated Structure untuk zone gampa 6, menghasilkan performa/perilaku struktur yang memenuhi syarat tahan gempa dan menghasilkan penulangan geser yang lebih hemat dibanding dengan metode SRPMK. Penghematan yang didapatkan pada tulangan geser di daerah sendi plastis balok adalah 10% untuk struktur type 1 dan type 2 , dan 20 % untuk struktur type 3 dan type 4. Sedangkan pada daerah geser sendi plastis kolom, penghematan tulangan geser yang didapat adalah 12% untuk struktur type 1 dan type 2 dan 30% untuk struktur type 3 dan type 4. Kata Kunci : Beban Gravitasi, Struktur Rangka Pemikul Momen Kusus, SNI 03-2847-2002, SK SNI T-15-1991-03

INFLUENCE OF CONCRETE CONFINING PRESSURE ON CONCRETE-STEEL BOND-ZONE RESPONSE: AN ANALYTICAL STUDY

Data Iranata

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

Email: [email protected], [email protected] ABSTRACT As a structural material, reinforced concrete requires bond between plain concrete and reinforcing steel. Accurate numerical modelling of structures that exhibit severe bond-stress demand requires explicit representation of bond-zone response. One of the parameters that determine the bond-zone response is concrete confining pressure. An analytical study of the influence of confining pressure on concrete-steel bond-zone response is presented. The model is defined by a bond stress versus slip relationship and a relationship between maximum bond strength and the concrete and steel stress-strain state. A finite element implementation of the model is proposed that enables two dimensional representation of bond-zone action. Non-local modelling is used to incorporate the dependence of bond strength on the concrete and steel material state. Additionally, results of the comparisons between simulated and observed response shows that the proposed model represents well bond-zone behaviour. Keywords: bond, confinement, reinforced concrete, finite element analysis.

REVIEW OF SHEAR DEFORMATION THEORIES FOR ISOTROPIC BEAMS

Data Iranata

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Email: [email protected], [email protected]

ABSTRACT Theories of beams involve basically the reduction of a three dimensional problem of elasticity theory to a one-dimensional problem. Since the thickness dimension is much smaller than the longitudinal dimension, it is possible to approximate the distribution of the displacement, strain and stress components in the thickness dimension. The various methods of development of refined theories based on the reduction of the three dimensional problems of mechanics of elastic bodies are discussed. A review of displacement and stress based refined theories for isotropic beam are also presented. Moreover,

Page 4: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 4

exact elasticity solutions for the beam problems are cited, wherever available. Additionally, various critical issues, which related with beam theories, based on the literature reviewed are presented. Keywords: beam theory, shear deformation, isotropic beam, elasticity solutions.

EFFICIENCY OF BRACING SYSTEM ON STEEL FRAME STRUCTURES \

Endah Wahyuni1 dan Isdarmanu JITU2, Djoko Irawan3 1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp

031-5927540, email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp

031-5927540, email: [email protected] 3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp

031-5927540, email: [email protected]

ABSTRACT This paper presents the efficiency of bracing system on the steel frame structures. A single frame was investigated to find out the efficiency of the bracing. A frame without bracings is considered first, then a frame with a single bracing and cross bracing are evaluated to find out about the efficiency of them. The different bracing areas on single-storey frames are evaluated and showed that increasing the bracing area, the efficiency will be increased too. An application of multi degree of freedom steel frame is also investigated and showed that increasing the section area will increasing efficiency until four times the cross section area of the bracings will decreased the efficiency. It can be concluded that increasing the section area of bracings could not always increasing the efficiency of the bracing system. Keywords: efficiency, bracing system, frame, steel.

ANALISA PERBANDINGAN UMUR STRUKTUR JACK UP SISTEM EBF (ECCENTRICALLY BRACED FRAME) DAN SISTEM CBF (CONCENTRICALLY BRACED FRAME)

Hamzah 1) Daeng Paroka 1)

Arfiyanto 2)

1) Dosen Tetap Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Unhas 2) Mahasiswa Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Unhas

[email protected]

ABSTRAK Penelitian ini menganalisa umur kelelahan (Fatigue Life) struktur sistem EBF (eccentrically braced frames) dan struktur sistem CBF (concentrically braced frames) dengan metode spectra fatigue analysis. Pada peneltian sebelumnya diperoleh hasil sistem EBF lebih unggul dari sistem CBF terhadap beban gempa. Analisis ini menggunakan bantuan software SAP2000v14. Nilai periode natural struktur sebesar 4,44 sec, nilai ini masih berada pada range periode gelombang ( 3 sec sampai 12 sec). Periode yang berada pada range periode gelombang dapat berakibat timbulnya resonansi yang dapat mempengaruhi operasi struktur tersebut. Untuk itu perlu dilakukan analisa dinamis dengan menggunakan metode spectra fatigue analysis. Dari hasil analisis didapatkan nilai umur yang agak jauh berbeda antara kedua jenis struktur tersebut yaitu struktur sistem EBF (Eccentrically Braced Frames) sebesar 68,53 tahun dan struktur sistem CBF (Concentrically Braced Frames) sebesar 42,51 tahun. Lokasi terjadinya hot spot untuk struktur sistem EBF pada joint 70 sedangkan untuk struktur sistem CBF pada joint 670 arah 0o pada kondisi ekstrem. Kata kunci : fatigue life, periode natural, EBF dan CBF

Page 5: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 5

ANALISA PENGARUH PENGEKANGAN PADA BALOK BERTULANGAN RANGKAP DENGAN METODE UNIFIED THEORY

Iman Wimbadi1 , Tavio2 dan Windunoto3

1Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5931223, email: [email protected];[email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, FTSP,ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5931223, email: [email protected];[email protected]

3Alumni Sipil ABSTRAK Pengekangan pada balok dapat meningkatkan kuat lentur dikarenakan adanya tulangan transversal (sengkang) yang terpasang di sepanjang bentang balok.Tulangan sengkang hanya diperhitungkan untuk menahan gaya dalam geser saja. Untuk menganalisa kapasitas lentur didasarkan pada Code yang mengadopsi hubungan tegangan-regangan beton tak terkekang yang disederhanakan menjadi tegangan blok ekivalen. Untuk menghasilkan prediksi yang lebih baik dalam menganalisis kuat lentur pada balok beton bertulang, efek pengekangan harus dipertimbangkan sebagai pengganti dari penggunaan model tegangan-regangan beton tak terkekang. Diperlukan suatu Program dengan memakai bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Prosedur analisis program ini mengadopsi beberapa model hubungan tegangan-regangan beton terkekang dan disederhanakan menjadi tegangan blok.Studi ini dapat disimpulkan bahwa pengekangan lateral mempengaruhi bentuk dan besarnya kurva tegangan regangan beton. Perubahan ini jelas terlihat dari nilai tegangan puncak, regangan puncak dan regangan ultimatenya. Perubahan bentuk kurva ini mempengaruhi luas area desak beton, yang tentunya juga manambah besarnya gaya tekan beton (Cc). Selanjutnya, penambahan nilai Cc berpengaruh pada penambahan kapasitas balok. Penambahan paling besar terjadi pada saat balok dalam kondisi keruntuhan tekan. Kata Kunci: Efek pengekangan,tegangan blok, Unified Design, kuat lentur, balok beton bertulang,

hubungan tegangan-regangan beton.

Page 6: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 6

ANALISIS RETAK PADA BALOK BETON COPPER SLAG (FRACTURE ANALYSIS OF COPPER SLAG CONCRETE BEAM)

Kurdian Suprapto*, Priyo Suprobo*, A. Arwin Amiruddin**

ABSTRAK Retakan (fracture) pada beton disebabkan oleh fatigue, korosi tegangan atau rangkak. Demikian halnya takikan pada balok beton mutu normal (NC) tanpa tulangan dengan menggunakan material Copper Slag, proses retaknya dipengaruhi oleh energi serapan (GF) dan faktor intensitas tegangan kritis (KIC). Pada penelitian ini akan diperoleh hubungan tegangan lentur ()-Regangan (), beban lentur (P)-lendutan (),GF- (kelangsingan), KIC –f’c, dan KIC–a/d (tinggi takikan relatif). Percobaan dengan Three Point Bending Test dan Four Point Bending Test pada balok beton takikan mutu normal tanpa tulangan menggunakan material Copper Slag sebanyak 20 % dari berat total semen. Metode finite elemen (F.E.M) digunakan untuk analisa numerik. Elemen yang digunakan model elemen solid 65-3D concrete solid struktural dan elemen singular Quarter-point Quadralateral dengan menggunakan elemen solid 82 (8 node) solid struktural. Perbandingan hasil analisa metode eksperimental dan F.E.M diperoleh penyimpangan sebesar 7 % sampai 13 % untuk perhitungan energi absorbsi (GF) dan 5 % sampai 17 % untuk perhitungan faktor intensitas tegangan kritis (KIC). Sedangkan perbandingan hasil eksperimental dengan ASTM E 1290 memberikan penyimpangan sebesar 0.3 % sampai dengan 8 % untuk perhitungan faktor intensitas tegangan kritis (KIC). Perbandingan hasil ASTM E 1290 dengan ANSYS release 6.0 memberikan penyimpangan sebesar 3 % sampai dengan 9 % untuk perhitungan KIC. Kata kunci : Copper Slag, Retakan, Energi Serapan (GF), Faktor Intensitas Tegangan Kritis (KIC), ANSYS release 6.0.

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA

AKIBAT BEBAN STATIK

Leonardus Setia Budi Wibowo1 Tavio2 Hidayat Soegihardjo3 Endah Wahyuni4 dan Data Iranata5

1Mahasiswa S2 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: [email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: [email protected]

3Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: [email protected]

4Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: [email protected]

5Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu modul rumah tinggal sederhana tahan gempa dengan sistem pracetak, untuk mempermudah pemerintah dan masyarakat dalam membangun kembali perumahan yang layak dalam waktu singkat, terutama bagi para korban bencana gempa. Tujuan khusus penelitian ini adalah mengetahui perilaku sambungan balok beton pracetak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Sambungan adalah elemen yang sangat penting dalam desain dan konstruksi bangunan tahan gempa. Kegagalan atau keruntuhan bangunan pasca gempa ditentukan oleh kualitas sambungan. Sambungan antar balok yang digunakan dalam penelitian ini adalah sambungan kering untuk mempercepat waktu pelaksanaan.

Pemodelan balok untuk bangunan 1 lantai digunakan dimensi balok 15x15 dengan tulangan lentur 410 dan tulangan geser 10-50 mm, sedangkan untuk pemodelan balok untuk bangunan 2 lantai lantai digunakan dimensi balok 15x20 dengan tulangan lentur 6D13 dan tulangan geser 10-50 mm. Panjang benda uji balok yaitu 150 cm.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, untuk balok 15x15 didapatkan nilai daktilitas yang baik, sedangkan untuk balok 15x20 terjadi kegagalan pada sambungan las. Kata kunci: sambungan kering, uji lentur, balok pracetak, beban statik, daktilitas

Page 7: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 7

STUDI PENGARUH KOROSI TERHADAP KEHANDALAN BALOK BAJA PROFIL I GIRDER PADA JEMBATAN DENGAN TEORI PROBABILITAS

Afif Navir6 , M. Sigit Darmawan2 dan Mudji Irmawan3

1Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 08113411985, email: [email protected]

2Dosen Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081331457141, email: [email protected]@ce.its.ac.id

3Dosen Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 08113411985, email: [email protected]

ABSTRAK Bahan baja telah lama digunakan sebagai material penyusun bangunan baik itu gedung, gudang, pabrik maupun jembatan. Selain oleh karena mudahnya menemukan atau membuat baja ini, juga dikarenakan karena kekuatan dan sifat daktilitasnya. Namun pada aplikasinya, kelemahan utama daripada bahan baja ini adalah adanya masalah korosi. Dan pengaruh korosi tersebut masih menjadi sesuatu hal yang sulit untuk ditentukan pengaruhnya karena korosi adalah variabel yang bersifat acak (random). Untuk itulah dalam studi ini digunakan analisa teori probabilitas (probability analysis) dengan metode monte carlo dalam memperhitungkan pengaruh korosi terhadap kehandalan sebuah elemen struktur balok baja pada bangunan jembatan. Studi ini dimulai dengan penentuan dimensi model elemen struktur yang akan digunakan dengan variasi bentang 15m dan 30m, selanjutnya dibuatlah program simulasi yang akan digunakan untuk mencari pengaruh korosi terhadap model elemen struktur, dan sampai pada tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk menentukan kehandalan elemen struktur balok baja profil I girder pada struktur jembatan dengan rentang waktu selama 50 tahun terhadap pengaruh korosi. Dari hasil studi yang telah dilakukan didapatkan bahwa pengurangan luasan penampang profil akibat korosi dapat mencapai nilai ekstrem sebesar 18% dari luas penampang awal sebelum terkorosi, kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan elemen struktur menjadi runtuh (“fail”). Nilai rata – rata kehandalan elemen struktur terhadap momen maupun geser baru mengalami penurunan yang cukup signifikan pada setelah tahun ke-20. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk segera melakukan pemeliharaan dan pengecekan jembatan setelah umur jembatan mencapai 20 tahun. Dan dengan mendesain balok memanjang jembatan sesuai SNI T-02-2005 dan SNI T-03-2005, akan didapatkan dimensi profil yang cukup aman. Hal ini terlihat dari parameter kehandalan (R) elemen struktur yang masih disekitar angka 0,95 – 1 walaupun pengaruh penetrasi korosi telah diberikan selama 50 tahun. Kata Kunci : korosi, balok profil I girder, jembatan, teori probabilitas

ANALISA X RAY DIFRACTION STRUKTUR MIKRO PADA BETON PASCA BAKAR DENGAN PERBEDAAN PROSES PENDINGINAN

Retno Anggraini, ST.MT, Ir.Edhi Wahyuni..S,MT

Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang, email: [email protected], hp. 08165408449

ABSTRAK Pada proses kebakaran, selain terjadinya perubahan temperatur yang cukup tinggi, adanya pengaruh

siklus pemanasan dan proses pendinginan menyebabkan struktur beton akan mengalami proses perubahan fisik dan kimiawi secara kompleks sehingga mempengaruhi kekuatan beton. Untuk mengetahui hal tersebut, maka pada penelitian ini akan dibahas tentang bagaimanakah perubahan struktur mikro beton pasca terjadinya temperatur tinggi dan proses pendinginan. Dimana hal ini dapat menjadikan acuan parameter penyebab terjadinya perubahan kekuatan beton.

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan temperatur pada benda uji yaitu 200°C, 400°C, 600°C, dan 800°C dengan faktor air semen tetap pada umur setelah 28 hari dan akan dilakukan penyiraman setelah beton dibakar pada suhu yang telah ditetapkan. Bentuk benda uji untuk pengujian x ray difraction adalah berupa serbuk beton dengan jumlah benda uji adalah 3 untuk tiap-tiap perlakuan yaitu perbedaan

Page 8: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 8

variasi suhu dan perbedaan proses pendinginan disiram dan tanpa disiram. Total jumlah benda uji sebanyak 35 buah. Dan proses pembakaran dilakukan dengan menggunakan burner dengan kapasitas suhu maksimum 1000 oC dengan dimensi 2 x1,5 x 1,5 m.

. Dari hasil pengujian X - Ray Difraction terlihat bahwa setelah beton mengalami perubahan temperatur maka akan terjadi perubahan susunan unsur kimia dalam beton. Senyawa utama yang selalu dominan dalam berbagai kondisi temperatur adalah Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) dan Anorthite (CaAl2Si2O8). Untuk senyawa pelengkap dominan, pada setiap kondisi temperatur (pada setiap perilaku pendinginan) mengalami perubahan. Pada suhu Normal dan 200 oC, yang menjadi senyawa pelengkap dominan adalah Na3H(CO3)2(H2O)2, pada suhu 400 oC hampir semua senyawa dapat dijadikan senyawa pelengkap dominan (kandungan merata), pada suhu 600 oC, yang menjadi senyawa pelengkap dominan adalah NaMgCr(SO4)3, sedangkan pada suhu 800 oC, yang menjadi senyawa pelengkap dominan adalah Fe5Al4Si6O22(OH)2.

Secara tidak langsung, perubahan kimiawi pada beton akan mempengaruhi kuat tekan sisa pada beton. Hal ini disebabkan adanya perubahan ikatan senyawa akibat proses oksidasi beton yang menyebabkan air menjadi uap yang akan mengakibatkan adanya pori atau rongga pada beton. Selain pori dan rongga, tekanan yang terjadi akibat uap yang terjebak pada beton akan menambah percepatan kerusakan beton. Kata Kunci : Beton pasca bakar, proses pendinginan, senyawa kimia

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PEMANCANGAN TIANG PANCANG TEKAN DI BANGUNAN SEMBILAN BELAS LANTAI

Sentosa Limanto1, Jonathan H. Kusuma2, Mario R.B. 3dan Rizky P.S. 3

1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Kampus Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, Telp 031-2983392, email: [email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Kampus Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, Telp 031-2983392, email: [email protected]

3Alumni Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Kampus Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236, Telp 031-2983393

ABSTRAK Usaha jasa konstruksi merupakan lahan kerja yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi dan banyak hal yang berpengaruh pada awal pelaksanaan, salah satunya adalah pekerjaan pondasi dalam pada pemancangan tiang pancang tekan untuk mendirikan bangunan tinggi. Pekerjaan pemancangan tiang pacang tekan pada bagunan tinggi merupakan struktur penting saat mulainya pekerjaan konstruksi/pembangunan. Proses pemancangan yang dilakukan untuk mendirikan bangunan tinggi perlu mendapatkan pengawasan yang baik dan cermat, sehingga dibutuhkan evaluasi yang teliti terhadap proses pemancangan tersebut agar bisa diselesaikan dengan baik. Sehubungan dengan evaluasi pekerjaan pemancangan tersebut, hal ini erat berkaitan dengan nilai-nilai/factor yang berpengaruh pada pekerjaan pemancangan. Dengan metode Productivity Delay Model (PDM) dapat dianalisis faktor penghambat pemancangan tersebut diantaranya faktor pekerja dan kondisi lingkungan serta bahan/materialnya. Hal ini digunakan untuk mengontrol proses pekerjaan pemancangan kemudian usaha untuk meminimalkan keterlambatan ataupun kegagalan yang akan timbul. Hasil yang didapat terhadap analisis faktor penghambat pemancangan tiang tekan yang dominan pada bangunan tinggi terjadi pada faktor penyiapan material/tiang pancangnya. Kata kunci: pemancangan, pondasi dalam, Productivity Delay Model, tiang tekan

Page 9: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 9

STUDI DAKTILITAS KURVATUR PADA KOLOM PERSEGI PANJANG BETON BERTULANG TERKEKANG DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

Tavio1, Iman Wimbadi2 dan Roro3

1Dosen Jurusan Teknik Sipil, FTSP,ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5931223, email: [email protected];[email protected]

2Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5931223, email: [email protected];[email protected]

3Alumni Sipil ABSTRAK Semua elemen struktur bangunan, terutama kolom yang berfungsi sebagai penopang utama bangunan harus direncanakan agar memiliki perilaku daktail dan berkinerja tinggi supaya dapat menunda waktu keruntuhan saat terjadi gempa. Semua elemen struktur bangunan, terutama kolom yang berfungsi sebagai penopang utama bangunan harus direncanakan agar memiliki perilaku daktail dan berkinerja tinggi supaya dapat menunda waktu keruntuhan saat terjadi gempa.Ada perbedaan yang signifikan antara kolom beton bertulang yang tidak dikekang (unconfined) dan yang dikekang (confined). Kolom beton bertulang yang dikekang mampu menunjukkan perilaku yang lebih daktail . Perlu dikembangkan suatu program bantu sederhana yang diberi nama MoCurv v.1.3. yang merupakan pengembangan dari program terdahulu MoCurv v.1 dan MoCurv v.1.2.dan dapat digunakan baik untuk beton mutu normal (NSC) maupun beton mutu tinggi (HSC). Hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa ada lima faktor utama yang paling mempengaruhi nilai daktilitas kurvatur, yaitu Spasi antar sengkang, Jumlah dan ukuran tulangan longitudinal, Mutu beton, Dimensi kolom, serta Pemberian beban aksial. Studi parametrik dilakukan untuk membandingkan tingkat efektifitas masing-masing parameter tersebut. Dari semua parameter tersebut, parameter yang paling berpengaruh terhadap peningkatan daktilitas kurvatur kolom adalah spasi antar sengkang. Kata kunci: kolom persegi panjang, efek pengekangan, diagram Momen-Kurvatur, daktilitas kurvatur, Visual Basic 6.0.

EVALUASI DAN SELEKSI PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN UNTUK KEANDALAN KONSTRUKSI GEDUNG

Wahyu Wuryanti1 dan Dadri Arbiyakto2

1Peneliti madya Puslitbang Permukiman,Balitbang, Kementerian Pekerjaan Umum, Jl. Panyawungan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Telp. 022-7798393, email: [email protected]

2Peneliti muda Puslitbang Permukiman,Balitbang, Kementerian Pekerjaan Umum, Jl. Panyawungan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Telp. 022-7798393, email: [email protected]

ABSTRAK Dalam dunia rancang bangun seringkali perencana dihadapkan pada beragam pilihan bahan bangunan. Banyaknya inovasi teknologi bahan bangunan disertai spesifikasinya menuntut para perencana untuk kreatif dalam memanfaatkan teknologi tersebut di dalam mendesain suatu bangunan. Namun demikian pesatnya perkembangan teknologi bahan bangunan kerapkali tidak disertai dengan dukungan standar penggunaan temuan bahan tersebut untuk konstruksi bangunan. Bagi perencana konstruksi bangunan ketika ditawarkan suatu produk bahan bangunan baru, seringkali dihadapkan pertanyaan besar bagaimana mengevaluasi kualitas bahan tersebut agar dapat memenuhi persyaratan keandalan konstruksi bangunan gedung. Sesuai kriteria dalam Undang-undang Bangunan Gedung No. 28 tahun 2002, bahwa suatu gedung memenuhi persyaratan keandalan bangunan bila mengikuti persyaratan K4 (Keselamatan, Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan). Persyaratan wajib dipenuhi adalah persyaratan keselamatan artinya kemampuan gedung dalam mendukung muatan dan menanggulangi bahaya kebakaran. Dihadapkan pada persyaratan teknis tersebut serta pesatnya perkembangan teknologi bahan bangunan tentunya menjadi satu pemikiran bagaimana memformulasikan suatu penilaian kualitas performasi suatu bahan bangunan agar dapat dinilai secara kuantitatif dan menjadi dasar penilaian terukur para penggunanya. Tulisan ini membahas pengkajian sistematik untuk menformulasikan teknik mengevalusi secara rasional suatu produk material baru. Metoda yang digunakan adalah metoda kualitatif, dengan

Page 10: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 10

menggali secara sistematis data dari berbagai literatur, standar, pedoman dan manual pengujian yang relevan dengan aplikasi penilaian persyaratan kinerja (performance requirement) material konstruksi. Kata kunci: keandalan konstruksi, bahan bangunan, persyaratan kinerja

PERILAKU STRUKTUR PASANGAN BATA MERAH LOKAL DALAM PERANANNYA

SEBAGAI PENUNJANG BERBAGAI INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

Wisnumurti1, Sri Murni Dewi2 dan Agoes Soehardjono MD3 1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Brawijaya,Jl. MT Haryono 167 Malang, Telp 0341-580120,

email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipi, Universitas Brawijaya, Jl. MT Haryono 167 Malang, Telp 0341-580120, 3Dosen Jurusan Teknik Sipi, Universitas Brawijaya, Jl. MT Haryono 167 Malang, Telp 0341-580120,

email: [email protected] ABSTRAK Struktur pasangan bata merah lokal banyak digunakan sebagai struktur utama atau kelengkapan bangunan infrastruktur. Bangunan-bangunan itu dapat berupa kelengkapan infrastruktur transportasi, pengairan, drainase, gedung dan perumahan, serta fasilitas publik lainnya. Pada setiap kejadian gempa besar di Indonesia reruntuhan struktur pasangan bata ini selalu ada. Keruntuhan struktur ini cukup banyak membawa korban dan tentunya tidak diharapkan terjadi. Teori-teori yang menjelaskan perilaku struktur pasangan bata di Indonesia banyak mengacu pada referensi negara lain disebabkan penelitian yang dipublikasikan tentang hal ini di Indonesia masih kurang. Teori yang banyak diturunkan dalam persamaan-persamaan untuk struktur pasangan bata didasarkan pada kondisi kekuatan unit bata lebih tinggi dari pada kekuatan mortarnya. Hasil penelitian awal dan tinjauan pustaka menunjukkan kekuatan unit bata lokal di Indonesia sebagian besar lebih rendah daripada kekuatan mortar dan berbeda pula dalam hal sifat-sifat fisik sehubungan dengan penyerapan air. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kajian teoritis yang lebih sesuai untuk perilaku struktur pasangan bata lokal di Indonesia. Penelitian menggunakan model dinding dengan bahan bata dari daerah sekitar endapan sungai Brantas Jawa Timur. Variabel bebas pada penelitian ini adalah tebal siar dan kekuatan mortar. Kekuatan mortar dipilih untuk campuran yang sering digunakan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan struktur pasangan bata terpengaruh positif oleh ketebalan mortar dan perilakunya berbeda dengan kajian teoritis yang ada dalam literatur asing. Nilai daktilitas relatif lebih tinggi pada mortar yang kekuatannya lebih rendah. Kata kunci: bata merah lokal, struktur pasangan, kajian teoritis, penunjang infrastruktur, kekuatan mortar

KEGAGALAN STRUKTUR SELAMA PERIODE PELAKSANAAN

I G Putu Raka1

1 Dosen tetap Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS, Kampus ITS Keputih Sukolilo,Surabaya, email: [email protected], [email protected].

ABSTRAK

Kegagalan struktur sering terjadi saat periode pelaksanaan. Bila dicermati saat itu beban pada umumnya belum bekerja sesuai asumsi dalam perencanaan. Kegagalan dapat terjadi bisa karena salah menerjemahkan asumsi dalam gambar kerja, atau sebagian asumsi dalam perhitungan belum dilaksanakan.

Kepekaan pelaksanaan sangat bervariasi, tergantung jenis struktur yang dikerjakan: struktur baja, beton bertulang atau beton pratekan.

Beberapa contoh kejadian akan coba diulas, semata-mata untuk menjadi bahan pelajaran buat kita semua, agar tidak terulang lagi menjadi musibah kemusibah berikutnya.

Selain pemahaman teoritis , perlu adanya engeneering judgment pada para teknisi yang bekerja dilapangan. Kehadiran alat bantu seperti komputer, tidak harus mematikan/menumpulkan logika teknik kita.

Page 11: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 11

CARBON TRACING KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

Wulfram I. Ervianto Mahasiswa Program Doktor, Manajemen dan Rekayasa Konstruksi ITB Bandung

Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta [email protected]

Abstrak

Setiap manusia selalu membutuhkan bangunan sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan. Separuh waktu dalam sehari manusia berada di rumah untuk beraktivitas seperti istirahat dan sebagian waktunya berada di bangunan gedung sebagai tempat untuk bekerja. Pada umumnya bangunan diletakkan di permukaan tanah meskipun dibeberapa tempat di Indonesia menggunakan konsep rumah panggung dimana hanya beberapa komponen struktur bangunan yang bersentuhan langsung dengan tanah. Sadar atau tidak sadar semua bangunan berkaitan erat dengan aspek lingkungan baik pada saat pembangunan maupun operasional. Beberapa tahun terakhir, akibat pengaruh pembangunan mulai dirasakan oleh sebagian/semua manusia di Bumi. Dimana suhu bumi meningkat, terjadi perubahan iklim dengan ditandainya musim hujan sepanjang tahun. Tujuan studi ini adalah mengetahui kontribusi komponen bangunan dalam hubungannya dengan emisi yang ditakar dalam karbondioksida ekivalen. Obyek penelitian dalam studi ini adalah proyek Gedung Fakultas Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Total beton yang dibutuhkan dalam struktur adalah 888,66 m3, yang terdiri dari pondasi 200,73 m3 dan struktur atas berupa balok, kolom dan plat 687,93 m3. Emisi karbondioksida ekivalen yang dihasilkan dari komponen beton bertulang adalah 269.887,80 kg CO2e. Kata kunci: carbon tracing; bangunan gedung

PERILAKU MEKANIK PENAMPANG BALOK KAYU

DI BAWAH AKSI MOMEN LENTUR MURNI

Sigit Darmawan1, Harnandi Adhityo2, Widi Yuniarto Utomo2, dan Halwan Alfisa2 1Dosen Kelompok Kepakaran Rekayasa Struktur, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – ITB, Telp.

022-2504556, email: [email protected] 2Mahasiswa Program Sarjana, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – ITB

ABSTRAK Perilaku mekanik material kayu dicirikan oleh nilai kuat tarik langsung yang lebih besar dari pada nilai kuat tekannya. Namun demikian, keruntuhan penampang balok kayu di bawah aksi momen lentur murni justru diawali dengan munculnya retak awal pada serat bagian tarik. Kondisi ini memunculkan dugaan adanya perbedaan perilaku mekanik material kayu di bawah aksi tegangan aksial dan tegangan lentur. Dikarenakan perilaku material kayu di bawah aksi tegangan tarik dan tekan berbeda, diduga pula bahwa akibat momen lentur murni yang berubah nilainya yang dikenakan pada penampang balok kayu akan menyebabkan posisi sumbu netral penampang akan mengalami pergeseran. Untuk mengkaji masalah ini, pengujian eksperimental laboratorium telah dilakukan baik terhadap material kayu maupun benda uji balok kayu. Pengujian material kayu dilakukan untuk mengetahui stress – strain relationship terhadap pembebanan aksial, sementara pengujian lentur balok kayu dilakukan untuk mengetahui perilakunya terhadap aksi beban lentur, selain untuk mengetahui posisi sumbu netral penampang. Pengukuran regangan balok kayu akibat momen lentur murni dilakukan dengan menggunakan strain gage. Data hasil eksperimental yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan membuat simulasi numerik atas diagram stress - strain lentur yang terjadi dan dengan menerapkan syarat keseimbangan dari gaya-gaya yang bekerja pada penampang. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebelum retak pertama terjadi posisi sumbu netral penampang mengalami pergeseran searah dengan arah beban yang diberikan. Selain itu nilai regangan lentur tidaklah berbanding lurus terhadap jaraknya dari sumbu netral. Mulai awal pembebanan regangan yang terjadi

Page 12: Kumpulan Abstrak Seminar Nasional VII 2011 Bidang Struktur fix2.pdf

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Struktur - 12

pada penampang tidaklah bersifat linier. Kondisi ini mengindikasikan bahwa penampang yang semula dalam keadaan rata menjadi tidak rata lagi ketika penampang dikenakan beban momen. Nilai faktor konversi antara tegangan lentur dengan tegangan aksial untuk tegangan tarik sebesar 3,40 dan untuk tegangan tekan sebesar 3,75. Hal ini menunjukkan bahwa kurva tegangan - regangan aksial tidak bisa digunakan secara langsung untuk analisis lentur. Kata kunci: Penampang balok kayu, perilaku mekanik, pergeseran sumbu netral, faktor konversi, penampang tidak rata

STUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR BALOK BERPENAMPANG BETON BERTULANG, BAJA, DAN BETON BERTULANG KOMPOSIT (STEEL REINFORCED CONCRETE) AKIBAT

BEBAN GEMPA

Budi Suswanto1, R. Soewardoyo1, dan Dinhassam Ario Kusuma2

1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094, email: [email protected]

2Mahasiswa Program Studi S1 Jurusan Teknik Sipil , Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Abstrak

Struktur bangunan yang sering digunakan di Indonesia adalah struktur beton bertulang dan struktur baja. Akhir-akhir ini muncul suatu jenis struktur baru yaitu beton bertulang komposit atau Steel Reinforced Concrete (SRC), struktur komposit ini merupakan gabungan antara beton bertulang dan baja profil yang tertanam di dalamnya. Dari dua jenis struktur itu digabungkan untuk saling melengkapi dan menghilangkan kelemahan masing-masing, sehingga tercipta struktur yang kuat dan daktail secara struktural. Dalam makalah ini akan dibandingkan elemen struktur balok dengan menggunakan struktur beton bertulang, struktur baja, dan struktur SRC. Gedung yang akan digunakan sebagai perbandingan memiliki dimensi yang sama yaitu dengan panjang 18 m, lebar 30 m, dan tinggi 40 m (tinggi antar lantai 4 m). Dari ketiga bangunan tersebut akan dibandingkan kekuatan penampang balok dari masing-masing jenis struktur tersebut dan akan distudi perilaku penampang SRC dengan bantuan software XTRACT v. 2.62. Dari perbandingan ketiga penampang balok tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penampang SRC memiliki momen kapasitas yang lebih besar dengan menggunakan penampang yang lebih kecil, penampang baja memiliki daktilitas kurvatur yang lebih besar, perhitungan momen kapasitas balok komposit dengan menggunakan metode C-PSD lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode S-PSD dan C-SC, dan hasil perbandingan momen kapasitas balok dengan menggunakan cara analitis dan software diperoleh rasio yang lebih kecil dari pada 1, hal ini menunjukkan bahwa analisa penampang dengan menggunakan software XTRACT lebih teliti dengan mempertimbangkan adanya efek kekuatan dari strain hardening material bajanya. Kata kunci: beton bertulang, baja profil, beton bertulang komposit, kekuatan lentur, daktilitas