kultur sekolah ed

21
KULTUR SEKOLAH Tugas Pengamatan Kultur di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta Dosen Pengampu: Prof. Farida Hanum, M.Si Disusun oleh: 1. Dessta Putra Wijaya (10110241002) 2. Ali Surya Tomy (10110241004) 3. Dwi Trisnawati (10110241008) 4. Heru Setyawan (10110241021) 5. Eka Rizki Rahmawati (10110241024) 6. Diah Arum Kartikasari (10110241033) KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Upload: heru-setyawan

Post on 21-Oct-2015

146 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kultur Sekolah Ed

KULTUR SEKOLAH

Tugas Pengamatan Kultur di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Dosen Pengampu: Prof. Farida Hanum, M.Si

Disusun oleh:

1. Dessta Putra Wijaya (10110241002)2. Ali Surya Tomy (10110241004)3. Dwi Trisnawati (10110241008)4. Heru Setyawan (10110241021)5. Eka Rizki Rahmawati (10110241024)6. Diah Arum Kartikasari (10110241033)

KEBIJAKAN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

Page 2: Kultur Sekolah Ed

A. Pengertian Kultur Sekolah

Ada beberapa macam pengertian kultur sekolah menurut para ahli di bidang pendidikan, diantaranya adalah:

Deal and Kenedy: kultur sekolah sebagai keyakinan dan nilai bersama yang menjadi pengikat kuat kebersanaan mereka sebagai warga suatu masyarakat.

Schein: Kultur sekolah adalah suatu aliansi dasar hasil investasi penemuan atau pengembangan oleh suatu kelompok tertentu saat dia belajar mengatasi masalah-masalah yang telah berhasil baik serta dianggap baik.

Clifford Geertz (Stolp and Smith, 1995): pola nilai-nilai, norma-norma, sikap, ritual, mitos dan kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah

B. Jenis-Jenis Kultur Sekolah

kultur sekolah dibagi menjadi tiga jenisi, yaitu:

1. Kultur sekolah positif. Merupakan kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Misalnya, kerja sama dalam mencapai prestasi, saling percaya terhadap warga sekolah, komitement terhadap tugas atau pun belajar, memberikan penghargaan terhadap peserta didik yang berprestasi.

2. Kultur sekolah negatif. Yaitu kegiatan-kegiatan yang kontra terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Misalnya, banyak jam pelajaran yang kosong, peserta didik takut berbuat salah, peserta didik malu / takut untuk bertanya atau pun mengeluarkan pendapat, adanya hubungan yang tidak harmonis antar warga sekolah, sering terjadi perkelahian antar siswa maupun antar sekolah, terdapat persaingan yang tidak sehat antar peserta didik.

3. Kultur netral. Ialah kegiatan-kegiatan yang tidak mempengaruhui peningkatan kualitas pendidikan. Contohnya: pakaian seragam guru, arisan keluarga sekolah, dll. dll.

Page 3: Kultur Sekolah Ed

C. Kultur-kultur sekolah meliputi:

a. Nilai-nilai yang diyakini warga sekolahb. Norma dan aturan yang diterapkanc. Kebiasaan maupun tradisi yang dilakukand. Keyakinan yang dominan berkembange. Cara pandang terhadap persoalanf. Cara-cara yang khas digunakan dalam memecahkan persoalang. Pola piker warga sekolah.

D. Pembahasan

a. Artifak yang dapat diamati meliputi:

1. Arsitektur

Dari dua gambar di atas terlihat bahwa struktur bangunan kampus FIP, UNY sudah cukup lama. Seharusnya perlu direnovasi ulang agar kelihatan lebih bagus. Selain itu, ada beberapa bagian gedung yang terlihat catnya sudah usang. Misalnya saja di gedung F02, dindingnya sudah ada yang terlihat kotor, khususnya dibagian atas, seharusnya perlu dibersihkan dan dicat ulang kembali. Selanjutnya dibagian samping samping gedung terdapat bekas bekas barang habis pakai kuliah macam kursi dan meja yang sudah tidak terpakai dapat merusak pemandangan. Seharusnya, pada bagian itu harus diperlihatkan kebersihannya. Mungkin gudang yang terdapat dalam fip harus diperlebar lagi agara dapat menampung semua sarana dan prasarana yang sudah tidak layak pakai.

Page 4: Kultur Sekolah Ed

2. Tata ruang

a. Perpustakaan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Pendidikan sudah baik. Namun sebaiknya perlu ditata ulang kembali, karena tempat untuk membaca sangatlah sempit. Akibatnya ada mahasiswa/i yang membaca buku sambil duduk dan berdiri di antara lorong-lorong rak buku. Akibat dari kesempitan ini, pada saat mencari buku-buku selalu menunggu giliran karena dipakai berdiri satu orang saja sudah penuh.

Alangkah lebih baiknya seandainya ruang perpus ditambah lebar, kalau bisa mengambil kelas sebelah utara perpus akan lebih baik, karena kelas tersebut sering kali mengganggu pengunjung perpustakaan. Padahal terdapat papan yang menjelaskan bahwa ruang tersebut merupakan ruang perpustakaan elektrik.

b. Ruang Kelas Ruang kelas yang terdapat di FIP kampus pusat secara umum tergolong memadai. Fasilitas juga lumayan baik, sarana dan prasarana yang tersedia misalnya LCD, kipas angin, AC, dll. AC baru di gedung F01 lantai 2 terkadang tidak berfungsi secara maksimal, hal ini dikarenakan terbatasnya remote control pengatur AC. Penataan ruang seperti digambar tersebut tidak efektif, dosen tidak bisa leluasa berkeliling mengamati mahasiswanya. Design kelasnya juga kurang nyaman buat proses perkuliahan.

c. Toilet

Page 5: Kultur Sekolah Ed

Dari gambar-gambar di atas dapat disimpulkan bahwa kebersihan di dalam toilet sudah cukup baik, karena ada cleaning service yang selalu stand by. Namun terkadang masih banyak dijumpai sampah seperti pembalut yang sering di masukkan / dibuang ke kloset, hal ini biasanya terdapat pada toilet perempuan. kebersihan toilet sangat membutuhkan partisipasi dengan mahasiswa.

d. Tempat Parkir

Seperti yang terlihat pada gambar diatas, palkiran FIP tergolong sempit, kurang lahan. Prosentase lahan dengan sepeda motor / mobil tidak proporsional, dapat disiasati dengan parkir bawah tanah dan parkir bertingkat. Kawasan parkir FIP dinilai sempit karena mahasiswa FIP yang masuk dengan yang lulus tidak seimbang, selain itu sering pula mahasiswa pasca sarjana parkir diparkiran FIP.

e. Taman

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, keadaan taman di kampus FIP sangat terawatt dengan baik dan rapi serta juda terlihat bersih tanpa adanya sampah yang berserakan. Di kampus FIP juga telah mulai terlihat kampus yang asri atau pun green campus, meskipun masih banyak pohon maupun tanaman bunga yang belum tumbuh besar. Selain itu, rerumputan hijau di tengah kampus FIP juga belum tumbuh lebat. Konsep penghijauan di kampus sangat diperlukan sekali oleh mahasiswa dikarenakan dapat membantu mencari inspirasi, menjernihkan pikiran dan indera seseorang karena merasa bosan, suntuk setelah kuliah berlangsung. Dengan adanya konsep penghijauan di kampus tersebut dapat me-refresh otak

Page 6: Kultur Sekolah Ed

mahasiswa sehingga bisa siap kembali menerima ilmu pengetahuan di jam kuliah selanjutnya.

f. Gudang

Dari gambar-gambar di atas dapat disimpulkan bahwa masih belum terlaksananya pendauran ulang maupun perbaikan barang-barang bekas menjadi barang siap pakai kembali, sehingga menyebabkan adanya penumpukan barang-barang bekas yang dapat mengganggu pemandangan warga kampus. Seharusnya pihak kampus menyediakan gudang khusus barang-barang bekas sehingga keadaan kampus pun terlihat rapid an bersih apabila dilihat dari segala penjuru kampus. Dengan demikian, kampus menjadi enak di pandang oleh semua orang, khususnya jika ada peninjauan dari elemen-elemen masyarakat.

g. LapanganSatu-satunya lapangan yang ada di kampus FIP adalah lapangan bulu tangkis. Lapangan ini tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh warga kampus, khususnya mahasiswa. Mungkin mahasiswa merasa malu, takut untuk menggunakan lapangan ini karena bingung harus minta izin kepada siapa. Lapangan ini hanya dimanfaatkan pada hari jumat pagi oleh para karyawan kampus, baik untuk senam pagi ataupun bermain bulu tangkis.

Page 7: Kultur Sekolah Ed

h. Kantin

Kantin di FIP

i. Ruang Ormawa

analisis sendiri yaa

Page 8: Kultur Sekolah Ed

j. Tempat Diskusi Mahasiswa di luar kelas

Analisis sendiri yaa – kalo perlu judul (utk bagian ini) bisa diganti

k. Tempat atau Rak Sepatu

Analisis sendiri yaaa

Page 9: Kultur Sekolah Ed

3. Peraturan-peraturan

Peraturan-peraturan di kampus FIP telah berjalan sebagaimana mestinya, baik peraturan

akademik maupun keseharian di kampus. Namun, masih banyak pelanggaran-pelanggaran

yang terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar warga kampus. Misalnya, membuang sampah

sembarangan ataupun di dalam kelas, terlambat masuk kuliah, membuat kegaduhan di dalam

kelas, merokok di area kampus. Seharusnya semua warga kampus mendukung dan

melaksanakan semua peraturan yang telah ditetapkan di kampus, agar keadaan perkuliahan

dan kondisi kampus pun tetap nyaman, tentram dan kondusif demi mencapai tujuan

pendidikan FIP. Adanya pelanggaran-pelanggaran tersebut dikarenakan keberadaan

peraturan-peraturan FIP yang perlu dipertanyakan dan tidak jelas apa saja peraturannya serta

tidak jelas dimana penempatannya. Hanya ada satu peraturan yang jelas terpajang dibagian

pintu kelas maupun ruangan khusus. Peraturan itu adalah larangan untuk tidak memakai kaos

serta sandal dalam proses perkuliahan, dll.

4. Ritus – Nilai Keagamaan.

Nilai-nilai keagamaan juga berkembang dengan baik dan harmonis. Meskipun

terdapat warga kampus yang berbeda keyakinan / agama, tetapi dalam

kesehariaannya ketika di kampus mereka hidup rukun dan saling menghargai satu

sama lain sehingga keharmonisan dalam berkeyakianan pun terjadi. Contoh

gambar di samping menggambarkan warga kampus (dosen & mahasiswa) sedang

bersembahyang di masjid.

Page 10: Kultur Sekolah Ed

5. Simbol – Logo

Masih banyak dari warga kampus khususnya mahasiswa yang belum paham tentang

makna dari logo FIP. Seharusnya ada tulisan mengenai makna dari logo FIP yang terpajang

di lobi kampus utama, sehingga semua mahasiswa dapat memahami arti dari logo tersebut.

Dengan mengetahui arti dari symbol tersebut, mahasiswa dapat memahami lebih lanjut profil

kampus dengan secara detail. Hal ini dimaksudkan agar ketika mahasiswa ditanya oleh orang

lain dapat menjelaskan maknanya dan tidak akan menerima anggapan buruk mengenai status

mahasiswanya.

6. Slogan

Ada beberapa slogan yang terpajang di setiap sudut gedung FIP. Slogan-slogan tersebut

adalah:

- Bersih itu indah

Page 11: Kultur Sekolah Ed

- Mencintai sesame merupakan pertanda orang bertaqwa

- Kebersihan itu sebagian dari iman

- Jagalah kebersihan

Namun saying sekali, di kampus FIP ini sangat miskin sekali (sedikit sekali) slogan yang

terpajang.

7. Bendera

Sang Saka Merah Putih. Bendera Republik Indonesia yang ada di kampus FIP UNY sangat baik dan bersih sekali.

Fakta gbr

8. Sopan santun

Sopan santun yang tercipta di fakultas ilmu pendidikan cukuplah Kompleks. Terbukti dari adanya sikap saling menghargai antar dosen, intasi pendidikan, dan juga sesame teman satu angkatan maupun adik atau kakak tingkat. Kebanyakan mahasiswa itu saling menyapa, saling membantu, saling menciptakan keteraturan lingkungan kampus FIP UNY yang saling memberi dan menerima.

Kebanyakan mahasiswa sering bercakap- cakap antar teman dan dosen. Karena setelah

kita amati dan rasakan hubungan yang tercipta di dalam lingkungan kampus FIP UNY sangat

harmonis, dan juga mandiri. Sehingga dalam kapus FIP sangat nyaman untuk proses belajar

karena semua jajaran instasi dosen, mahasiswa semua sangat ramah- ramah.

Page 12: Kultur Sekolah Ed

9. Cara berpakaian

Cara berpakaian setiap warga kampus di FIP UNY pun bermacam-macam, tergantung profesinya. Misalkan, para dosen dan karyawan kampus mengenakan pakaian seragam, petugas cleaning service mengenakan seragam dan tentunya berbeda seragam dengan para dosen serta karyawan, sedangkan untuk mahasiswa berpakaian bebas asalkan rapi dan mengenakan kemeja. Namun, masih banyak mahasiswa/i yang masih mengenakan kaos ketika mengikutu perkuliahaan. Selain kaos, sepatu pun juga sering salah pakai khususnya untuk para mahasiswi yang sering menggunakan high heels shoes yang kelihatan kurang bisa menempatkan posisinya di kampus.

Page 13: Kultur Sekolah Ed

b. Artifak yang tidak dapat diamati (wawancara).

Beberapa narasumber yang diwawancarai adalah mahasiswa dan karyawan. Hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswwa

Menurut Wdt, mahasiswi jurusan PGSD angkatan 2010, fasilitas yang ada di kampus pusat FIP bagus, akan tetapi yang ada di kampus UPP 1 FIP kurang memadai. Menurut dia, sarana dan prasarana disana masih sangat kurang. Perlengkapan perkuliahan seperti LCD sudah jelek, kursi banyak yang rusak, bangunannya sudah tua dan harus ada penambahan ruang kelas baru serta merenovasi gedung yang lama. Kesan-kesan yang dia dapatkan selama kuliah di FIP UNY adalah dosennya bagus dan jarang kosong, bangunan, fasilitas, serta pelayanannya lumayan baik. Terkadang capek kuliah, hal ini diksrenakan dia kuliah sambil bekerja.Ketika ditanya mengenai visi dan misi Fakultas Ilmu Pendidikan, dia hanya menjawab tidak tahu.Harapannya untuk fakultas ilmu pendidikan adalah agar kedepannya Fakultas Ilmu Pendidikan menjadi bagus dan PGSD mendapat akreditasi A.

2. Mahasiswa

Menurut Snn, mahasiswi jurusan BK 2011, Fakultas IIlmu Pendidikan itu tempatnya nyaman. Ketika ada kuliah pagi, mahasiswa kurang bisa memperhatikan kebersihan, walaupun ada tempat sampah, para mahasiswa tidak bisa memanfaatkannya. Mereka cenderung membuang sampah sembarangan. Fasilitas di Fakultas Ilmu Pendidikan sudah lengkap namun tempat parkirnya tidak memadai. Selain itu, dia juga tidak mengetahui tentang visi dan misi FIP.

3. Karyawan

Karyawan Subag kemahasiswaan hanya berkomentar “semuanya sudah baik dan wajar-wajar saja.

4. Subag Umper

Salah satu karyawan di bagian ini tidak meu diwawancarai karena menurut dia, jam kerja sudah habis (14.00. Padahal bapaknya sedang berada di depan monitor komputer dan tampilan monitornya adalah tampilan halaman masuk Facebook.

Page 14: Kultur Sekolah Ed

c. Artifak yang termasuk kultur negative

Kultur negative merupakan kultur yang menghambaat peningkatan kualitas pendidikan. Di Fakultas Ilmu Pendidikan UNY ini masih ditemukan beberapa kultur yang negatif. Hal ini bisa membuat peningkatan kualitas pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan, UNY bisa terhambat. Kultur-kultur negatif tersebut antara lain:

1. Masih banyaknya jam kuliah yang kosong. Hal ini sering terjadi ketika awal kuliah semester baru.

2. Masih banyak warga kampus yang merokok di area-area Fakultas Ilmu Pendidikan, UNY. Asap rokok ini bisa mempengaruhi kesehatan baik yang merokok maupun tidak. Seharusnya pihak kampus membuat “Smoking Area” yang lebih manusiawi, maksudnya buatlah tempat untuk merokok (bagi para warga kampus yang merokok) yang nyaman, serta tempatnya tidak sempit di pojokan kampus. “Smoking Area” yang ada dipojokan kampus tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga kampus yang merokok terutama mahasiswa, karena menurut mereka tempatnya tidak manusiawi.

Fakta

3. Budaya corat-coret yang masih terjadi di area kampus. Masih banyak mahasiswa/i yang mencoret-coret bangku kelas, bahkan ada beberapa tempat toilet yang dindingnya di coret-coret.

Fakta

Page 15: Kultur Sekolah Ed

4. Dalam perkuliahan, khususnya ketika ada diskusi kelas, masih ada mahasiswa

yang mungkin malu untuk bertanya atau pun untuk mengeluarkan

pendapatnya.

d. Artifak yang termasuk kultur positif

Kultur positif adalah kultur yang por atau mendukung dalam peningkatan kualitas

pendidikan. Di Fakultas Ilmu Pendidikan juga terdapat kultur yang positif,

diantaranya adalah:

- Para mahasiswa sering mengikuti kegiatan penelitian, karya ilmiah, lomba karya tulis

lainnya yang diselenggarakan oleh pihak kampus FIP sendiri maupun fakultas serta

kampus lainnya

- Para mahasiswa banyak yang mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi di dalam

kampus, seperti BEM, HIMA, UKMF dll.

- Mahasiswa sering mengunjungi perpustakaan untuk meminjam buku, membaca buku

dan mengerjakan tugas.

e. Artifak yang Termasuk Kultur Netral.

- Hubungan antara mahasiswa dan karyawan kampus termasuk para dosen baik-baik

saja. Tidak ada perselisihan yang terjadi dalam kampus akibat dari perbedaan

pendapat. Namun sebaliknya, mereka saling mendukung dan memahami satu sama

lain.

Page 16: Kultur Sekolah Ed

E. Saran

Dari pembahasan diatas tentang kultur di kampus FIP, UNY, diharapkan semua warga

kampus FIP dapat bekerja dama saling mendukung dan memahami dalam segala

aspek yang berada dalam kampus, baik aspek kenyamanan, kebersihan, proses

perkuliahaan, dan sebagainya. Sehingga keadaan kampus FIP dapat menjadi kampus

yang mampu menghasilkan generasi masa depan bangsa Indonesia yang ahli di

bidang pendidikan, cendekiawan yang bermoral secara akhlak, sopan santun dan

mempunyai integritas tinggi terhadap pendidikan bangssa Indonesia.