kuliah stratigrafi - pengamatan singkapan

9
Pengamatan Singkapan

Upload: muhammad-fajar-fahreza

Post on 07-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Geologi

TRANSCRIPT

  • Pengamatan Singkapan

  • Singkapan (outcrop) adalah bagian dari tubuh batuan yang masih mengalami ubahan (pelapukan dan proses eksogen lainnya), yang tersingkap di permukaan, yang dapat dipelajari tempatnya.

    Pengamatan terhadap suatu singkapan merupakan hal yang sangat fundamental di dalam kegiatan geologi lapangan, dan menjadi sasaran yang cukup luas di dalam lingkup pekerjaan geologi.

    Pembuatan penampang-penampang geologi, peta geologi, dan sampai pada tahap tahap akhir sebagai laporan geologi yang lengkap, kesemuanya berdasar pada hasil pengamatan dari berbagai singkapan.

    Kegiatan pengamatan akan meliputi: dari melihat keadaan wilayah, mencari dan menentukan lokasi-lokasi penting singkapan, melakukan pengamatan pada singkapan dan pemerian (deskripsi) dengan seksama, kemudian merekam apa yang diamati ke dalam buku catatan lapangan secara lengkap, sistematis dan informatif.

  • 1. Menentukan lokasi pengamatanDi dalam melakukan kegiatan lapangan, sebelum melakukan pengamatan secara seksama pada suatu singkapan, seorang ahli geologi akan selalu melihat situasi, keadaan wilayah dan harus mengetahui posisi dimana dia berada. Ketepatan penentuan lokasi akan mempengaruhi nilai tentang apa yang akan dan telah didapatkan dari hasil pengamatan terhadap suatu singkapan.

    Hal ini juga mempengaruhi nilai peta atau penampang-penampang yang dihasilkan dari rangkaian pengamatan dari banyak lokasi, apabila seseorang sedang melakukan kegiatan pemetaan.

    Pada umumnya, sepanjang kegiatan pemetaan, digunakan topografi atau foto udara untuk membantu menentukan lokasi secara tepat. Di samping itu pengamatan terhadap objek geografi, penentuan arah dengan kompas juga diterapkan.

  • Dalam keadaan tertentu, misalnya untuk pengamatan yang terinci atau skala besar, dituntut suatu ketelitian yang maksimal, sehingga diperlukan tumpuan untuk membidikkan kompas, yaitu dengan menggunakan tripod, bahkan, bila diperlukan, dapat digunakan alat ukur seperti teodolit, atau pemetaan dengan plane table.

    Di dalam pelaksanaannya, pertimbangan untuk menggunakan metoda tertentu akan sangat tergantung banyak hal, misalnya tujuan dan sifat penyelidikannya, sarana peta yang ada, keadaan medan dan sebagainya. Dalam hal ini akan selalu dipilih cara yang paling tepat, efisien dan cepat.

    Dari segi praktis, penggunaan peta topografi, foto udara dan kompas, masih dianggap efisien dan cepat. Hal ini tentu akan tergantung pada akurasi peta yang ada dan kondisi medan.

  • Berikut ini beberapa pedoman yang akan dilakukan untuk membantu menentukan lokasi secara cepat :

    Dengan melihat dan mengamati keadaan/bentuk bentangalam di sekitar titik pengamatan, dan disesuaikan dengan peta, misalnya: kelokan sungai, suatu bukit yang menonjol, pertemuan dua sungai, jalan dan sebagainya.Apabila ketinggian tempat kita berada dapat diketahui, misalnya dengan altimeter, arah yang didapatkan dari suatu objek yang pasti dapat membantu untuk menentukan lokasi, yaitu dengan memotongkan garis tersebut dengan garis kontur pada ketinggian yang diketahui.Di daerah tropis seperti Indonesia, dengan hutannya yang lebat, seringkali cara-cara dengan orientasi arah sulit untuk diterapkan. Untuk itu bisa diterapkan penentuan posisi dengan menggunakan tali dan kompas, yang dimulai dari titik-titik yang mudah dikenali dalam peta topografi, misalnya: muara sungai, puncak bukit, belokan sungai besar, dan lain-lain.

  • 2. Mengukur kedudukan unsur strukturKedudukan unsur struktur geologi dinyatakan dalam besaran arah (azimuth) dan kecondongan (sudut). Secara geometri dikenal dua jenis unsur struktur, yaitu struktur bidang (planar) dan struktur garis (linear).

    Termasuk struktur bidang (planar) adalah jurus dan kemiringan.

    Pada dasarnya komponen yang diukur adalah arah jurus (strike), besaran kemiringan (dip), dan perlu dinyatakan ke arah mana kemiringan tersebut.

    Beberapa unsur struktur yang termasuk struktu bidang diantaranya adalah: bidang perlapisan, dan foliasi. Kedudukannya umum dinyatakan dengan jurus dan kemiringan, akan tetapi sebagian orang menyatakan dengan kemiringan dan arah kemiringan. Dalam hal ini, cara pernyataan kemiringan dan arah kemiringan dapat dilihat segi praktisnya, akan tetapi dengan segi kekurangannya, tidak menyatakan arah jurus, yang seringkali diperlukan untuk mendapatkan gambaran penyebaran lateral batuan.

  • Cara mengukur jurus & kemiringan dengan kompas:

    Bukalah cermin kompas sehingga membentuk sudut tumpul dengan dasarnya.Letakkan salah satu sisi kompas yang bertanda E atau W pada bidang yang akan diukur (Gambar a).Aturlah posisi kompas sedemikian rupa sampai horisontal dengan bantuan mata lembu. Tetapi harus dijaga agar sisi kompas tetap menempel pada bidang yang akan diukur. Bila bidangnya tidak rata, lakukanlah itu dengan bantuan clipboard atau sejenisnya (Gambar d).Bacalah jarum Utara dan segera catat agar tidak lupa (pengunci jarum pada kompas dapat digunakan agar bila kompas diangkat, jarum tidak akan nergerak). Angka yang dibaca adalah jurus bidang yang diukur.Tandailah garis potong antara bidang yang diukur dengan bidang dasar kompas/bidang horisontal (>> jurus).Ubahlah posisi kompas, tegak pada sisi samping kompas (Gambar b), dan tegaklurus terhadap jurus (pada butir 5).Aturlah klinometer sehingga gelembing pengatur horisontal terletak di tengah. Kemudian bacalah angka yang ditunjukkan (dalam hal ini kompas dapat diangkat). Hasil yang diperoleh adalah besarnya kemiringan (dip).Untuk mengetahui arah kemiringan, letakkan sisi belakang kompas (tanda S) sedemikian sehingga posisinya seperti dalam gambar c. Aturlah posisinya menjadi horisontal dan bacalah arah (kwadran) yang ditunjukkan jarum utara. Hasil pembacaannyaadalah arah kemiringan, misalnya N, NE, E, SE, S, SW, W, NW.

  • Cara pembacaan :

    Kedudukan struktur bidang diukur dan dicatat sebagai berikut, misalnya: N 45 E/ 20 SEartinya jurus bidang adalah timurlaut dan kemiringan 20 ke arah tenggara. Bidang N 45E/ 20 SE dapat juga dibaca dan dicatat sebagai N 225E/ 20 SE.

    Angka yang pertama diperoleh karena yang ditempel adalah sisi yang bertanda E, sedang angka yang kedua karena yang ditempel adalah sisi yang bertanda W.

    Untuk kompas yang berskala kwadran, prosedur yang dilakukan sama, hanya pembacaan arah akan ditunjukkan dengan N-E atau N-W. Dianjurkan agar selalu membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum pada belahan utara kompas (atau bagian dengan tanda N). Dengan demikian kita akan mempunyai bacaan-bacaan sebagai berikut N-E atau N-W (tidak akan terjadi S-E atau S-W)).

    Contoh : N 30E/ 15NW, N 40W/ 20NW, N 40W/ 25SW dan sebagainya.

  • Untuk mendapatkan pembacaan kemiringan dan arah kemiringan sebagai ganti jurus dan kemiringanm prosedur pembacaan jurus tidak perlu dilakukan. Pada saat membaca arah kemiringan, pengaturan horisontal hendaknya dengan seksama (dengan bantuan bulls eye) dan besarnya derajat yang ditunjukkan oleh jarum utara dan arah (kwadran) harus dibaca.

    Umumnya hasil pembacaan akan dinyatakan sebagai kemiringan dam arah kemiringan. Contoh: 20, N 45E, artinya bidang itu miring 20 ke arah timur-laut.