kuliah kesisteman lanjutan

48
KONSEP, ANALISIS DAN PENDEKATAN SISTEM A. KONSEP SISTEM Di dalam kehidupan sehari-hari setiap orang pasti menghadapi berbagai masalah, mulai dari masalah yang paling sederhana sampai dengan masalah yang paling rumit dan kompleks. Masalah yang rumit dan kopleks merupakan tantangan potensial yang harus dipecahkan oleh orang yang menghadapi masalah itu. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha untuk mengatasi dan memecahkan masalahnya. Dengan melihat dan menganalisis situasi dan kondisi suatu masalah dan tujuan yang hendak dicapainya, seseorang dapat menggunakan atau mencari cara atau pendekatan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk menerapkan suatu pendekatan dalam memecahkan suatu masalah di samping pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah itu, juga bergantung pada persepsi tentang masalah yang dihadapi. Untuk menerapkan kosep sistem, ada baiknya kita pahami lebih dahulu tentang pengertian atau definisi sistem. Beberapa orang pakar teori manajemen menyampaikan pendapatnya tentang sistem, sebagai berikut: 1. Churchman (1968); sistem merupakan seperangkat bagian yang terkoordinasi untuk menyelesaikan seperangkat tujuan.

Upload: nadya-farah-kamilia

Post on 12-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kuliah Kesisteman Lanjutan

TRANSCRIPT

KONSEP, ANALISIS DAN PENDEKATAN SISTEM

KONSEP, ANALISIS DAN PENDEKATAN SISTEMA. KONSEP SISTEM

Di dalam kehidupan sehari-hari setiap orang pasti menghadapi berbagai masalah, mulai dari masalah yang paling sederhana sampai dengan masalah yang paling rumit dan kompleks. Masalah yang rumit dan kopleks merupakan tantangan potensial yang harus dipecahkan oleh orang yang menghadapi masalah itu. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha untuk mengatasi dan memecahkan masalahnya.

Dengan melihat dan menganalisis situasi dan kondisi suatu masalah dan tujuan yang hendak dicapainya, seseorang dapat menggunakan atau mencari cara atau pendekatan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk menerapkan suatu pendekatan dalam memecahkan suatu masalah di samping pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah itu, juga bergantung pada persepsi tentang masalah yang dihadapi.

Untuk menerapkan kosep sistem, ada baiknya kita pahami lebih dahulu tentang pengertian atau definisi sistem. Beberapa orang pakar teori manajemen menyampaikan pendapatnya tentang sistem, sebagai berikut:

1. Churchman (1968); sistem merupakan seperangkat bagian yang terkoordinasi untuk menyelesaikan seperangkat tujuan.2. Fiicks (1972); menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang saling berkaitan, saling bergantung, dan saling berinteraksi atau suatu usaha yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu dengan yang lainnya, dalam usaha untuk mencapai satu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks.

3. Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973), tiga pakar teori manajemen menyatakan bahwa sistem adalah suatu tatanan yang kompleks dan menyeluruh. Lebih luas lagi pendapat Kast dan Rosenzweig (1974), yaitu sistem dipahami sebagai suatu tatanan yang menyeluruh dan terpadu terdiri atas dua bagian atau lebih yang saling tergantung dan ditandai oleh batas-batas yang tegas dari lingkungan supra sistemnya.4. Huberman (1978); mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya secara signifikan.

5. Romiszowski (1982); adalah kumpulan komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan.6. Bactiar (1988), seorang ahli sosiologi, mengemukakan bahwa sistem adalah: sejumlah satuan yang saling berhubungan satu dengan lainnya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kesatuan yang biasanya berusaha untuk mencapai tujuan tertentu. Pada bagian yang sama, Bactiar juga menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat ide atau gagasan, asas, metode, dan prosedur yang disajikan sebagai satu tatanan yang teratur.7. Cleland dan King (1988) yang menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok sesuatu yang secara tetap saling berkaitan dan saling bergantungan sehingga membentuk suatu keseluruhan yang terpadu.

8. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: dinyatakan bahwa sistem adalah: (1) Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; (2) susunan yang teratur dari pandangan, teori,Asas, dan sebagainya; dan (3) metode atau cara untuk melakukan sesuatu.

Dan banyak lagi pakar-pakar teori manajemen yang mengemukan teori tentang sistem.

Didasarkan pada berbagai tipe sistem yang ada di alam semesta ini, Boulding (1956) menyajikan suatu klasifikasi sistem yang terdiri atas: Pertama: sistem yang berstruktur statis atau tingkatan yang berbentuk kerangka; kedua, sistem dinamis sederhana yang ditetapkan sebelumnya, sistem ini dapat diumpakan seperti cara kerja sebuah jam; ketiga, sistem sibernetik (cybernetic), atau nama panggilannya sistem termostat - sistem ini secara otomatis memelihara keseimbangannya sendiri; keempat, sistem terbuka; kelima, sistem genetik seperti tumbuh-tubuhan; keenam, sistem hewani; ketujuh, sistem insani sebagai mahluk hidup; kedelapan, sistem sosial atau sistem kehidupan sosial; dan kesembilan, sistem transedental.

Dari kalsifikasi Boulding tersebut, tampak bahwa tingkat pertama, kedua, dan ketiga termasuk dalam golongan yang bersifat fisik atau sistem mekanis yang merupakan landasan ilmu pengetahuan alam. Sementara itu, tingkat keempat, kelima, dan keenam merupakan sistembiologik, seperti ilmu hayat, ilmu tumbuh-tumbuhan, dan ilmu hewan. Tingkat ketujuh, kedelapan dan kesembilan adalah sistem-sistem yang berkaitan dengan manusia dan sistem sosial.

Di dalam suatu sistem yang kompleks seperti sistem sosial termasuk di dalamnya sistem kesehatan, kejelasan hierarki atau struktur sistem sangat penting. Kejelasan istilah-istilah yang digunakan dalam satu sistem perlu disepakati oleh sekelompok orang yang akan menyusun hierarki atau struktur sistem, kelompok penyusun atau tim harus menyepakati dahulu suatu kerangka hierarki atau struktur sistem, sub sistem, komponen, dimensi, dan variabel dari suatu masalah.

Hubungan Internal dan Eksternal

Sesuatu dapat dinamakan sistem bila terjadi hubungan atau interrelasi dan interdependensi baik internal maupun eksternal antar subsistem. Disebut hubungan internal bila terjadi interaksi, interrelasi, dan interdependensi. Bila antar sistem terjadi interaksi, interrelasi dan interdependensi disebut hubungan eksternal.Hubungan deterministik dan nondeterministikDisebut hubungan diterministik bila hubungan antar subsistem/komponen di mana hubungan itu terjadi dengan sendirinya dan tergantung pada subsistem komponen lain. Sebaliknya, bila hubungan itu tidak pasti bahwa sesuatu itu dapat berfungsi, maka suatu komponen tidak perlu bergatung pada suatu komponen yang lain. Hubungan yang demkian ini disebut nonditerministik. Contoh: Bola lampu mempunyai akibat deterministik terhadap penerangan, karena tanpa bola lampu dengan berbagai jenis dan bentuknya akan mengakibatkan kegelapan. Namun terang dan gelap lampu tidak ada hubungannya dengan kipas angin.Hubungan Fungsional dan DisfungsionalBila terdapat pengaruh yang menunjang, memperkuat, mempercepat fungsi perubahan atau pertumbuhan suatu sistem atau subsistem, maka hubungan itu disebut hubungan fungsional. Sebaliknya, bila akibat dari hubungan itu menimbulkan pengaruh yang menghambat atau mencegah, maka hubungan itu disebut disfungsional.Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Pada dasarnya sistem hanya terdiri atas dua sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.

Sistem tertutup: di dalam proses kerjanya tidak dipengaruhi oleh lingkungannya, dengan demikan sistem ini tidak memperoleh masukan dari lingkungan sistemnya. Sistem terbuka: di dalam proses kegiatannya memperoleh masukan atau berhubungan secara dinamik dengan sistem yang lain di luar lingkungan sistemnya, dengan demikian sistem ini terjadi suatru proses yang dinamis, yaitu sistem dipengaruhi oleh sistem yang berada di luarnya dan pada gradasi tertentu langsung atau tidak langsung keluaran suatu sistem terbuka dapat mempengaruhi sistem terbuka lainnya.Konsep Lingkungan Lingkungan merupakan batas antara satu sistem dengan sistem lainnya. Makin terbuka suatu sistem, makin perilakunya terpengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan suatu sistem merupakan pembeda antara satu sistem dengan sistem yang lain. Konsep lingkungan yang merupakan batas suatu sistem dapat membantu untuk lebih memahami perbedaan antara sistem tertutup dan sistem terbuka.Konsep Interfase

Pendapat Kast dan Rosenzweig tentang konsep interfase, adalah suatu konsep yang menggambarkan persatuan atau pertemuan antara satu sistem dengan sistem yang lain. Makin terbuka suatu sistem seperti sistem kesehatan, makin banyak wilayah persentuhannya.Konsep EntropyKata entropy tidak ada terjemahan yang tepat, istilah ini diambil dari kajian ilmu termodinamika, yang menggambarkan suatu keadaan yang tidak teratur dalam suatu sistem. Melalui istilah entropy dapat dipahami kemampuan dan keterbatasan suatu sistem dalam mencapai fungsi dan tujuan.Menurut Eddington yang dikuti Bertalanffy , dikutip kembali oleh Endang (2000), entropy merupakan panah waktu (the arrow of time). Misalnya tanpa entropy di alam semesta ini maka tidak dapat dibedakan antara masa lalu dan masa yang akan datang.Konsep KeseimbanganSalah satu konsep yang erat kaitannya dengan entropy adalah konsep keseimbangan dinamik. (Van Gigch, 1974). Konsep kesimbangan dinamik adalah kemampuan dan ketangguhan dari suatu sistem dalam mempertahankan kelangsungan keberadaannya.

Konsep Haemostat

Konsep keseimbangan dinamik ini erat kaitannya dengan konsep haemostat Konsep ini yang menjaga agar suatu sistem tetap terpelihara kseimbangannya antara berbagai komponen yang terdapat di dalam sistem.

Prosedur kerja suatu sistem (yang selanjutnya akan disebut sistem terbuka) mengubah atau memproses masukan yang diperoleh dari lingkungannya atau dari sistem lain menjadi keluaran , yang selajutnya akan dijadikan masukan oleh sistem lain. Proses transformasi ini merupakan suatu proses yang bersifat ritmik. Secara singkat prosedur kerja sistem adalah:

Agar suatu sistem dapat bertahan hidup dan dapat mempertahankan keberadaannya diperlukan ketangguhan, kemampuan dan keseimbangan dalam menjaga hubungannya dengan lingkungan. Untuk itu, sebuah sistem harus mempunyai kemampuan untuk dapat menyesuaikan dirinya dan mempunyai mekanisme serta dapat memelihara keseimbangan. Hal ini penting mengingat pertama: agar tetap terpeliharanya keadaan keseimbangan, di mana berbagai sistem selalu berada dalam keseimbangan dan seluruh sistem tetap serasi dengan lingkungannya; kedua, mekanisme adaptasi diperlukan agar tercipta suatu keseimbangan yang dinamis dari sebuah sistem.Konsep Umpan Balik

Salah satu konsep yang harus diperhatian di dalam suatu sistem yang erat kaitannya, baik dengan Konsep keseimbangan dinamik maupun konsep hierarki adalah konsep umpan balik Melalui proses umpan balik (baik yang bersifat positif maupun negatif), suatu sistem yang teratur , secara berkesinambungan sebuah sistem akan tetap memperoleh informasi yang akurat dalam menyesuaikan keberadaannya.B. ANALISIS SISTEM

Analisis sistem adalah cara berfikir berdasarkan teori umum sistem (General System Theory). Teori umum sistem, menurut para pakar teori manajemen, memberikan pengertian/definisi, sebagai berikut:1. Boulding, analisis sistem adalah merupakan kerangka ilmu pengetahuan (skeleton of science) yang dapat menyajikan suatu struktur teoritik secara sistematis, di mana berbagai disiplin diarahkan, diintetegrasikan, dan didayagunakan secara produktif.2. Dalam konteks yang sama Berthalanffy (1979), mengemukakan bahwa : teori umum sistem adalah merupakan suatu konsep yang bersifat menyeluruh yang memandang sesuatu secara keseluruhan, di mana keseluruhan itu lebih penting artinya daripada jumlah bagian-bagiannya.Dalam kaitan itu, menurut Berthalanffy minimal terdapat lima tujuan utama teori umum sistem , yaitu: (1) terdapat kecenderungan pengintregrasian berbagai ilmu alamiah dan ilmu sosial; (2) pengintregasian itu tampaknya berpusat pada teori umum sistem ; (3) teori-teori di atas mungkin merupakan instrumen penting dalam bidang ilmu non fisik; (4) mengembangkan prisip-prinsip untuk menyatukan berbagai bidang ilmu; dan (5) dampak dari hal-hal tersebut diperlukan pengintegrasian berbagai bidang ilmu dalam proses pendidikan.

3. Siagian (1988), mengatakan analisis sistem dewasa ini merupakan salah

satu alat bantu yang makin luas penggunaannya dalam analisis keputusan. Selanjutnya Siagian mengemukakan bahwa berbeda model-model matematis yang mengunakan angka-angka untuk menjelaskan situasi tertentu, analisis sistem sesungguhnya merupakan sikap mental seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.

4. Quade (1968), karakteristik analisis sistem adalah suatu pendekatan yang sistimatik yang dapat membantu pimpinan (pengambil keputusan) dalam memilih seperangkat tindakan melalui penelaahan yang menyeluruh dan membandingkannya dengan berbagai konsekwensi.5. Subrahmanyam (1971), pendapatnya tentang analisis sistem: Di dalam mencari konsensus , pertimbangan berdasarkan nilai-nilai tertentu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam analisis sitem. Analisis sistem hanyalah merupakan suatu teknik pengambilan keputusan. Pada dasarnya analisis sitem merupakan forum dialog yang berkesinambungan antara pengambil keputusan dan analis di mana si pengambil keputusan meminta berbagai alternatif pemecahan masalah.

6. Dua pakar manajemen Cleland dan King (1988), menyatakan bahwa analisis sitem merupakan suatu proses ilmiah, atau metodologi yang dapat menggambarkan dengan jelas hubungan masalah dengan unsur-unsurnya. Pada bagian lain mereka menambahkan bahwa analisis sistem merupakan suatu metodologi untuk menganalisis dan memecahkan permasalahan melalui suatu pengujian yang sistimatik dan sistemik serta membandingkan berbagai altenatif berdasarkan sumber-sumber pembiayaan dan keuntungan yang berkaitan dengan setiap altenatif.

Dan banyak lagi pendapat para pakar teori manajemen mengenai pengertian analisis sistem ini.Kajian analisis sistem ditujukan untuk menghindari berbagai kesalahan yang berskala besar dan memberikan atau menyampaikan suatu daftar pilihan kepada pengambilan keputusan yang menggambarkan berbagai ramuan keefektifan perician biaya untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan pilihan.

Teknik riset operasi berupaya menerapkan rumus-rumus matematika untuk memaksimumkan atau meminimumkan hambatan-hambatan suatu obyek. Riset operasi berorientasi kepada berbagai masalah di mana unsur perhitungan sangat dominan. Oleh karena itu, dalam riset operasi penggunaan konsep aplikasi ilmu matematika memegang peranan yang sangat dominan dan bukan hanya sekedar alat bantu untuk menentukan keputusan. Sebaliknya, analisis sistem mengembangkan berbagai teknik untuk menentukan menganalisis berbagai masalah yang kompleks begitu rupa, sedangkan perhitungan matematika hanyalah merupakan dukungan terhadap keputusan yang telah diambil atau ditetapkan.Untuk mengaplikasikan pendekatan sistem, menurut Quade (1968) dan Subrahmanyam (1971) harus dilakukan melalui sebuah model karena model merupakan hal yang paling esensial dalam penerapan pendekatan sistem. Langkah-langkah mengaplikasikan pendekatan sistem menurut Suriasumantri (1977) sangat sederhana. Langkah-langkah itu terdiri atas:1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai;

2) Mengembangkan berbagai alternatif yang mungkin dapat dilakukan dalam mencapai tujuan;

3) Menetapkan kriteria untuk melihat alternatif yang terbaik dari seperangkat alternatif yang diajukan;

4) Memilih alternatif terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dari seperangkat alternatif yang diajukan tersebut.

Guna mendukung ke 4 (empat) langkah dalam pengkajian Sistem Analisis, teknik yang dipergunakan untuk mengembangkan alternatif-alternatif dalam mencapai suatu tujuan tertentu bisa bersifat analitik atau intuitif. Dalam hal-hal tertentu maka proses kreatif dianjurkan untuk menemukan alternatif yang bersifat baru dan segar. Sistem analisis sering bersifat tidak efektif, bila alternatif yang diajukan bersifat itu-itu juga.

Teknik-teknik berfikir kreatif seperti brainstorming, disarankan untuk dipergunakan dalam mengembangkan alternatif yang benar-benar baru. Walaupun demikian dalam memilih alternatif-alternatif yang diajukan tersebut kita tetap berpegang kepada prinsip-prinsip ekonomi dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomis secara efisien. Salah satu teknik yang dipakai untuk melakukan seleksi tersebut dipinjam dari ilmu ekonomi yakni Cost and Benefit Analysis (CBA). Teknik ini mempergunakan moneter, umpamanya rupiah, sebagai alat pengukur input dan out put.

Dengan membandingkan ratio input dan output dari berbagai yang dipandang alternatif, maka kita bisa menetapkan ratio alternatif mana yang dipandang dari prinsip ekonomi bersifat paling efisien. CBA adalah salah satu teknik ekonomi yang sudah dikenal.

Sekitar tahun 1950 oleh RAND Corporation, yang juga mengembangkan konsep Sistem Analisis, diciptakan suatu teknik baru yang disebut Cost Effectiveness Analysis (CEA). Teknik ini mempergunakan besaran moneter untuk mengukur input tetapi mempergunakan besaran lain untuk mengukur output. Atau meminjam perkataan Hovey: CEA adalah model di mana input diberi harga tetapi output tidak.

Pada mulanya , ketika Sistem Analisis dipergunakan untuk mengembangkan sistem persenjataan Amerika Serikat, (CEA) ini menggunakan satu variabel untuk mengukur efektivitas suatu alternatif, umpamanya efektivitas suatu sistem persenjataan untuk membunuh manusia per unit sistem persenjataan itu. Jadi jika terdapat dua sistem persenjataan yang mempunyai ongkos yang sama untuk membuatnya, tetapi sistem X mempunyai efektivitas pembunuh 1000/unit, sedangkan sisten Y 1200/unit, maka berdasarkan pengkajian CEA yang menggunkan prinsip ekonomi akan dipilih sistem Y sebagai altenatif yang lebih baik.Tetapi ketika Planning-Programing Budgeting System (PPBS), yang mempergunakan sistem analisis sebagai komponennya, diterapkan dalam sistem anggaran Pemerintah Federal Amerika Serikat dalam tahun 1965, ditemui berbagai kesulitan dalam menerapkannya. Salah satu kesukarannya adalah bahwa dalam berbagai program , terutama program dibidang sosial, kegunaan suatu program tidak bersifat tunggal melainkan jamak. Oleh sebab itu maka dikembangkanlah CEA di mana efektivitas dari sebuah alternatif tidak diukur oleh satu variabel tetapi oleh seperangkat variabel yang relevan dengan kegunaan program tersebut. Dalam hal ini, umpamanya, suatu program transmigrasi tidak saja diukur dari banyaknya penduduk yang bisa ditransmigrasikan, tetapi juga dimasukan kedalam pengukuran efektivitasnya dampak positif tehadap perkembangan ekonomi, sosial-budaya, pemerataan pendidikan dan ketahanan nasional. Demikian juga, dalam memperhitungkan ongkosnya, yakni harga input yang harus dibayar, kita tidak sekedar menghitung besaran dimensi ekonomis yang diinvestasikan, tetapi sekaligus juga ongkos-ongkos lain, umpamanya ongkos (resiko) kestabilan politis. Tetapi untuk memudahkan analisis, maka resiko seperti ini tidak dibebankan kepada input, melainkan kepada output, tentu saja dengan penafsiran yang terbalik.Sebuat input yang mengandung resiko negatif bukan berarti suatu keuntungan (benefit atau efectiveness) melainkan suatu kerugian. Dengan membandingkan jumlah dimensi moneter pada satu pihak , dengan seperangkat kegunaan program tersebut pada pihak lain, maka secara sistematis dan analistis, kita bisa membandingkan posisi relatif program tersebut terhadap alternatif program-program yang lain. Tentu saja pengukuran seperangkat dimensi non ekonomis mempunyai implikasi lain yakni pertama, variabel non-ekonomis sukar diukur dengan eksak , kedua, bagaimana caranya kita menentukan posisi relatif variabel yang satu dengan variabel yang lain. Katakan saja kita mempunyai sebuah program yang efektifitasnya diukur dengan 10 variabel; maka masalah yang dihadapi adalah : bagaimana menggabungkan dimensi 10 variabel tersebut menjadi satu dimensi yang komposit yang memungkinkan dilakukan perbandingan secara rasional dengan dimensi input?

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan memberikan bobot kepada tiap-tiap variabel, yang demikian, memungkinkan kita membentuk dimensi komposit secara sistemats dan rasional. Tetapi dalam pendektan seperti ini masih terdapat kesukaran, yakni, bahwa tidak semua variabel non ekonomi dapat diukur secara kuantitatif. Tetapi hal seperti ini tidak usah membuat kita pesimis, bahwa seakan-akan analisis dari sekian variabel non ekonomis yang sukar diukur adalah tidak mungkin dilakukan. Secara kreatif kita kembangkan teknik analisis yang sesuai dengan permasalahan. Sistem Analisis tidak bermaksud untuk menggantikan peranan intuisi dan pertimbangan dalam menarik suatu kesimpulan dengan formula matematika.Analisis menurut Fisher, bertujuan untuk lebih mempertajam intuisi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Demikan juga upaya yang dipaksakan untuk mengkuantifikasikan variabel kualitatif yang tidak mungkin untuk diukur secara kuantitatif, bukan saja merupakan upaya yang dibuat-buat tetapi juga berbahaya, yang akan merusak kesimpulan analisis secara keseluruhan. Beberapa variabel seperti kesetabilan politik atau tingkat moral sukar untuk diukur dengan akurat, dan oleh sebab itu, sebaiknya tetap dibiarkan dalam dimensi kualitatif.

Beberarapa analis, karena kesukaran seperti di atas, cenderung untuk menghilangkan variabel-variabel yang sukar diukur secara kuantitatif. Seorang analis yang baik, menurut Rowen , mempunyai tiga karakteristik yakni: (1). Tidak memberikan angka kepada unsur yang tidak dapat dikuantifkasikan; (2) tidak melupakan unsur-unsur yang tersirat (intangibel); dan (3) tidak mengenyampingkan evaluasi yang bersifat subyektif dan pertimbangan yang matang.Langkah-langkah dalam Sistem Analisis bersifat sistematik, analitik, rasional dan tersurat. Pada tahap-tahap tertentu dalam Sistem Analisis penelitian ilmiah bisa membantu analisis dengan memberikan masukan yang kemudian digunakan sebagai premis atau fakta bagi analisis selanjutnya.

Tentu saja dari sifat sistematik, rasional, analitik dan tersurat didasarkan kepada data atau informasi yang obyektif tetap merupakan kerangka dasar pengkajian Sistem Analisis; tetapi hal ini dilakukan dengan semangat kerjasama dan demokratis yang merupakan jiwa dari pengambilan keputusan dalam organisasi yang modern. Wright, umpamanya , menolak tuduhan bahwa Sistem Analisis bersifat otokratik; bahkan sebaliknya, dia menjawab, Sistem Analisis adalah salah satu kegiatan intelektual yang sangat demokratis, dengan bersedia untuk mempergunakan metode mana saja, yang berguna untuk sampai kepada kesimpulan yang tepat. Memang dalam era komputerisasi Sistem Analisis dengan mengenyampingkan variabel-variabel kualitatif serta pertimbangan yang bersifat intuitif, Sistem Analisis dalam bentuk komputer print out menjadi penentu keputusan. Tetapi belajar dari kesalahan, para analis sudah lebih dewasa, mereka mau mendengarkan berbagai pendapat dan informasi yang relevan dengan persoalan yang diajukan, utuk dikaji dan diperdebatkan. Dan Sistem Analisis ini, meminjam perkataan Enthoven, menyediakan aturan-aturan yang logis untuk debat yang bersifat konstruktif dan bermanfaat.Secara teoritis tidak ada permasalahan dalam proses Sistem Analisis yang tidak dapat dipecahkan; lewat akal sehat, berfikir logis, dan kalau dirasa perlu; mengadakan penelitian ilmiah mengenai sesuatu hal yang diperdebatkan.

Tetapi justru di sini juga terletak kelemahan dari Sistem Analisis. Quade, umpamanya, menuduh Sistem Analisis sarat dengan intuisi dan pertimbangan-pertimbangan, yang jauh dari bersifat obyektif , cenderung untuk bersifat parokial, partisan, dan terbelenggu oleh kepercayaan yang kita agungkan. Kelemahan Sistem Analisis yang utama terletak pada kemungkinan bahwa alternatif yang benar-benar paling baik tidak termasuk kedalam serangkaian alternatif yang diajukan.

Kesalahan yang biasa dilakukan dalam menerapkan Sistem Analisis diberikan oleh Mc Kean, sebagai berikut:

1) Melupakan besar absolut dari biaya atau tujuan;2) Merumuskan tujuan yang salah atau besar tujuan yang salah;3) Melupakan ketidak pastian;

4) Melupakan dampak program terhadap kegiatan-kegiatan lainnya;

5) Mengambil konsep yang salah mengenai biaya;

6) Melupakan dimensi waktu;

7) Mempergunakan test yang dipaksakan; dan

8) Menerapkan kriteria yang baik terhadap permasalahan yang salah.

Disamping itu, menurut Quade, sering terjadi isyu sampingan dijadikan sebagai kriteria serta kealpaan untuk tidak menilai proses analisis.

Sistem Analisis sering tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam mencari pemecahan masalah, terutama yang menyangkut keputusan politis, di mana seperti dikatakan Schlesinger: bahwa wilayah politis mempunyai logika tersendiri yang berbeda dengan Sistem Analisis.KesimpulanDidasarkan pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis sistem merupakan suatu metode yang sangat mendasar untuk memahami hubungan sistem dengan lingkungannya. Dalam pengertian umum analisis sistem merupakan pedoman berpikir yang menyajikan suatu kerangka kerja yang dapat digunakan oleh metode analisis lainnya. Oleh karena sifatnya yang sangat mendasar tersebut, maka analisis sistem dapat diterapkan pada berbagai tingkatan yang sifatnya sangat rumit.Penerapan analisis sistem yang paling sederhana adalah suatu cara berpikir, tetapi sebaliknya analisis sistem juga dapat diterapkan pada bentuk yang sangat rumit dengan mempergunakan berbagai perhitungan rumus matematika yang paling cangih. Keluwesan penerapan analisis sistem merupakan metode yang dapat digunakan untuk berbagai penerapan dalam memecahkan berbagai tingkatan masalah.C. PENDEKATAN SISTEMSebagaimana telah diutarakan pada uraian terdahulu, bahwa pendekatan sistem adalah cara berpikir dengan menggunakan konsep sistem. Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973) mengemukakan bahwa pendekatan sistem adalah cara berpikir untuk mengatur tugas, melalui suatu kerangka yang melukiskan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara terpadu.Sejalan dengan ketiga pakar di atas, Van Gigch (1974) mengemukakan, bahwa pendekatan sistem merupakan desain metodologi, kerangka kerja konseptual, metode ilmiah baru, teori keorganisasian, sistem manajemen, metode rekayasa riset operasi, dan metode untuk meningkatkan efisiensi biaya serta metode untuk menerapkan teori umum sistem.

Sebagai desain metodologi, pendekatan sistem merupakan alat bantu bagi para pengambil keputusan dengan cara mempertimbangkan semua permasalahan yang berkaitan dengan keputusan yang akan diambil. Sedangkan pendekatan sistem sebagai kerangka konseptual bertujuan untuk mencari berbagai persamaan dan berbagai kecenderungan fenomena yang ada dengan menggunakan analisis multidisiplin.Sebagai metode ilmiah baru, pendekatan sistem mencoba mewujudkan cara berpikir baru yang dapat diaplikasikan, baik terhadap ilmu-ilmu perikehidupan maupun terhadap ilmu-ilmu perilaku.

Dalam teori organisasi dan manajemen modern, menurut Kast dan Rosenzweig (1974), mengemukakan bahwa pendekatan sistem merupakan suatu kerangka kerja yang bersifat integratif dalam teori dan pratik organisasi dan manajemen. Selzniek (1966), telah menggunakan analisis struktural dan pendekatan sistem dalam penelitian organisasi pemerintahan dan organisasi yang besar dan kompleks.

D. MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Guna memudah para mahasiswa untuk mempelajari kesisteman dan Sistem Analisis , adalah sebaiknya apabila diberikan tentang teknik atau cara-cara pengambilan keputusan. Untuk mengingatkan kembali mata kuliah azas-azas manajemen bagi mahasiswa yang pernah memperoleh pada program Strata 1 (S1), atau suatu pengetahuan tambahan pada perkuliah Sistem Analisis bagi mahasiswa yang belum pernah dapat mata kuliah ini.

Dalam sebuah organisasi, manajer pada seluruh jenjang senantiasa membuat keputusan. Pengaruh dari keputusan tersebut mungkin menjangkau masalah yang vital bagi kelangsungan hidup bagi organisasi itu sendiri. Semua keputusan mempunyai banyak pengaruh, baik besar maupun kecil, kepada kinerja, jadi setiap manajer harus mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan.

Kualitas keputusan manajer adalah ukuran efektifitas mereka dan nilai mereka bagi organisasi. Suka atau tidak, manajer dinilai dan dihargai atas dasar pentingnya, jumlah, dan hasil keputusan mereka.

Macam-macam Keputusan Manajerial

Meskipun para manajer dalam organisasi bisnis, kantor pemeritah, rumah sakit, dan sekolah mungkin dipisah oleh latar belakang, gaya hidup, dan jarak, mereka semua harus membuat keputusan-keputusan. Manajer sebagai pembuat keputusan adalah seorang pemecah masalah, yaitu dengan memilih satu aternatif-alternatif yang tersedia, atau menemukan alternatif lain yang berbeda secara berarti dari alternaif yang ada sebelumnya. Dalam bagian ini , kita akan membahas berbagai macam keputusan, diantaranya keputusan terprogram dan tak terprogram.1. Keputusan Terprogram (programmed decision)

Keputusan terprogram memiliki pemecahan yang berulang-ulang dan rutin. Manajer pada sebagian besar organisasi mengahadapi sejumlah besar keputusan terprogram dalam operasi sehari-hari. Keputusan-keputusan demikian sebaiknya dibuat tanpa membuang waktu dan usaha yang tak perlu.

2. Keputusan Tak Terprogram (nonprogrammed decision)

Bila masalah-masalah berisi elemen-elemen yang sebelumnya tidak pernah dihadapi manajemen sebelumnya, atau jika masalah itu rumit dan sangat penting, ini memerlukan sebuah pemecahan berbeda, dan mungkin unik. Pada kondisi seperti inilah seorang manajer harus mengambil keputusan tak terprogram. Dengan kata lain, keputusan tak terprogram adalah pemecahan masalah-masalah baru dan tak terstruktur. Tabel di bawah ini menyajikan contoh-contoh dari berbagai keputusan yang terprogram dan tak terprogram:

KeputusanMasalahProsedurContoh

Terprogram

Keputusan tak TerprogramBerulang,

Rutin

Komplek,

baruAturan-aturan, Prosedur, operasi standar,

Kebijakan- kebijakan

Kreativitas pemecahan masalah

Bisnis: Pemrosesan tanda bukti pembayaran gaji

Perguruan tinggi: Pemrosesan lamaran siswa.

Rumah Sakit: Penyiapan operasi seorang pasien.

Pemerintah: Penggunaan sebuah kendaraan bermotor yang dimiliki pemerintah.

Bisnis: Pengenalan sebuah produk baru.

Perguruan tinggi: Pembangunan fasilitas ruang kelas baru.

Rumah Sakit: Bereaksi terhadap epidemi penyakit regional.

Pemerintah: Pemecahan masalah inflasi meningkat.

Akan tetapi, apa yang terpenting adalah bahwa kebutuhan terhadap keputusan tak terprogram dapat diketahui kapan terjadi. Organisasiorganisasi pemerintah membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupan setiap penduduk, organisasi-organisasi bisnis membuat keputusan untuk menghasilkan produk-produk baru. Rumah sakit rumah sakit, dan sekolah-sekolah membuat keputusan yang mempengaruhi pasien dan siswa tahun-tahun berikutnya. Keputusan semacam ini secara tradisional dilakukan melalui proses pemecahan masalah-masalah, pertimbangan, intuisi, dan kreativitas. Meskipun beberapa manajer tidak menyukai keputusan-keputusan berdasarkan intuisi, teknik manajemen modern tidak membuat kemajuan yang sama dalam perbaikan kinerja manajerial dalam pengambilan keputusan tak terprogram sebagaimana para manajer melakukannya dalam pengambilan keputusan terprogam.

Berurusan dengan keputusan-keputusan tak terprogram adalah suatu tugas berat. Manajer usaha kecil mungkin tidak memiliki sumber daya manajerial dan keuangan yang cukup dalam menghadapi situasi-situasi sulit ketika masalah yang membutuhkan keputusan tak terprogram muncul. Para manajer seperti itu harus mempertimbangkan kemungkinan menyewa seseorang untuk menangani masalah kebutuhan pengambilan keputusan tak terprogram.Macam-macam Keputusan dan Jenjang Manajemen

Masalah yang sering timbul dan mempunyai sejumlah ketidak pastian di sekitarnya seringkali sifatnya strategis dan sebaiknya diperhatikan oleh manajemen puncak.

Para manajer menengah di sebagian besar organisasi kebanyakan memusatkan perhatiannya pada keputusan-keputusan terprogram. Seperti gambar di bawah ini ,sifat masalah , seberapa sering masalah timbul, dan tingkat kepastian disekitarnya menunjukan jenjang manajemen yang tepat untuk melakukan pengambilan eputusan.

.

Proses Pengambilan Keputusan

Ada sejumlah pendekatan terhadap pengambilan keputusan. Pendekatan mana yang terbaik tergantung pada sifat masalah, tersedianya waktu, biaya masing-masing strategi, dan keterampilan mental dari pengambilan keputusan.

Keputusan adalah cara, bukan tujuan. Keputusan adalah proses melalui cara mana seorang manajer berusaha mencapai beberapa keadaan yang diinginkan. Keputusan merupakan tanggapan para manajer terhadap pemasalahan. Setiap keputusan adalah akibat dari sebuah proses dinamis yang dipengaruhi oleh banyak kekuatan termasuk lingkungan organisasi dan pengetahuan, kecakapan, dan motivasi manajer. Jadi proses pengambilan keputusan adalah proses pemikiran dan pertimbangan yang mendalam yang dihasilkan dalam sebuah keputusan. Akan tetapi, proses itu sebaiknya tidak dipandang sebagai tujuan strategi, yang penting seluruhnya. Keputusan itu sendiri adalah pokok, sesuatu yang sifatnya strategis. Ada kecenderungan yang kuat khususnya pada sebagian besar organisasi, untuk mulai memusatkan perhatian pada teknik-teknik pengambilan keputusan daripada mengenali apa yang perlu diputuskan.

Pengambilan keputusan bukanlah suatu prosedur yang tetap, tetapi proses berurutan . Pada sebagian besar keputusan, para manajer menjalani sejumlah tahapan yang membantu mereka memikirkan permasalahan dari awal sampai akhir dan membuat berbagai strategi alternatif. Tahap-tahap itu tidak perlu diterapkan dengan kaku, nilai tahapan tersebut terletak pada kemampuannya memaksa pengambilan keputusan menyusun masalah itu dalam suatu cara yang logis.

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah tidak semudah yang dibayangkan. Jika masalah itu tidak diidentifikasikan atau didefinisikan dengan tepat, apa pun keputusan yang dibuat tidak akan menuju ke arah pemecahan masalah.

Tanda Peringatan, untuk menemukan masalah, para manajer mengandalkan beberapa indikator:

1. Penyimpangan kinerja: Sebuah perusahaan tiba-tiba pada beberapa pola kinerja yang telah ditetapkan, seringkali memperlihatkan bahwa sebuah masalah telah muncul. Ketika perputaran karyawan meningkat, penjualan menurun, pendaftaran mahasiswa menurun, pengeluaran-pengeluaran penjualan meningkat, atau lebih banyak unit rusak yang dihasilkan, sebuah masalah biasanya ada. Sebagai contoh, tingkat kesalahan kasir tahun ini tidak sesuai dengan pola standar historis, maka hal itu bisa menjadi tanda suatu masalah.2. Penyimpangan rencana, ketika hasilhasil yang dicapai tidak memenuhi tujuan yang direncanakan, mungkin ada sebuah masalah, sebagai contoh: sebuah produk baru gagal mencapai tujuan pangsa pasarnya, tingkat keuntungannya lebih rendah dari yang direncanakan, biaya departemen produksi melebihi anggarannya, atau tingkat kesalahan kasirnya melewati sasaran kinerjanya. Kejadian-kejadian tersebut menandakan bahwa beberapa rencana menyimpang jalannya.3. Kritikan orang luar, berbagai tindakan orang luar biasa menjadi petunjuk adanya masalah. Pelanggan mungkin tidak puas dengan sebuah produk baru, atau dengan jadwal pengiriman mereka. Sumber-sumber Kesulitan Identifikasi Masalah, adalah mudah mengetahui adanya masalah bila terdapat perbedaan di antara hasil-hasil yang diinginkan dengan hasil-hasil sesungguhnya. Akan tetapi, pengidentifikasian masalah yang sesungguhnya biasanya sulit dilakukan karena satu atau beberapa faktor.

Masalah-masalah perseptual, persepsi kita sendiri mungkin melindungi atau membentengi kita dari kenyataan yang tak menyenangkan. Jadi, informasi negatif bisa jadi kita terima secara selektif untuk mengubah dari sebenarnya, bahkan mungkin juga diabaikan sama sekali.

Pendefinisian masalah melalui pemecahan masalah. Ini sebenarnya merupakan suatu bentuk jalan pintas menuju ke kesimpulan. Sebagai contoh: seorang manajer penjualan mungkin mengatakan, Penurunan laba disebabkan oleh kelemahan kualitas produk kita. Pendefinisian masalah manajer itu menunjukan suatu cara pemecahan masalah,: perlu dilakukan perbaikan kualitas produk dalam departemen produksi. Tentu saja, definisi dan pemecahan masalah lain bisa jadi mungkin. Mungkin armada penjualan tidak cukup terpilih atau terlatih sebelumnya. Mungkin pesaing mempunyai produk lebih murah.

Mengidentifikasikan Gejala sebagai masalah, Masalah kita adalah penurunan 32% dalam pesanan. Tentu saja pesanan telah menurun, namun penurunan itu sesungguhnya hanya sebuah gejala dari masalah yang sebenarnya.

Penurunan bukan merupakan masalah sampai manajer itu mengidentifikasikan masalah sesungguhnya yang menyebabkan penurunan dalam pesanan terjadi.

Macam-macam Masalah. Masalah biasanya ada tiga macam kesempatan, krisis, atau rutin. Masalah krisis dan rutin menimbulkan masalah mereka sendiri dan harus diikuti oleh manajer itu. Berbagai kesempatan, sebaliknya, biasanya harus diketemukan; kesempatan tersebut menunggu diketemukan. Sering kali mereka hadir tanpa melalui pemberitahuan dan akhirnya hilang karena seorang manajer kurang memperhatikannya. Karena , masalah krisis dan rutin sangat mendasar seorang manajer mungkin menggunakan sejumlah besar waktunya dalam mengatur krisis kecil dan memecahkan masalah-masalah rutin dan mungkin tidak memiliki waktu untuk mengejar berbagai kesempatan baru. Banyak organisasi dikelola dengan baik mencoba menjauhkan perhatian dari masalah krisis dan rutin serta mengalihkannya ke arah isu-isu berentang waktu lebih lama melalui perencanaan aktivitas.Membuat Alternatif

Sekali sebuah masalah didefinisikan, altenatif yang layak terhadap masalah itu seharusnya dibuat, dan berbagai konsekuensi yang mungkin terjadi atas setiap alternaif sebaiknya dipertimbangkan. Proses pencarian ini menyelidiki lingkungan internal dan eksternal organisasi untuk menghasilkan informasi yang mungkin bisa digunakan dalam membuat alternatif. Jelaslah, pembuatan solusi alternatif membutuhkan waktu dan biaya. Membuat suatu alternatif yang beragam dan terperinci sesungguhnya membutuhkan banyak biaya, baik waktu maupun sumber-sumber daya.Penilaian Alternatif

Sekali alternatif dibuat, alternatif-alternatif harus dinilai dan dibandingkan. Dalam setiap situasi keputusan, tujuan pengambilan keputusan adalah untuk memilih alternatif yang menghasilkan hasil paling menguntungkan dan menghindari hasil yang paling sedikit menguntungkan. Sebagai contoh, dalam banyak keputusan bisnis, hasil yang paling menguntungkan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Kriteria keputusan lain yang mungkin adalah meminimalkan biaya, memperbaiki kepuasan pelanggan, atau memenuhi batas waktu pengiriman. Hubungan alternatif dan hasil didasarkan pada tiga kondisi yang mungkin:

1. Kepastian. Pengambilan keputusan memiliki pengetahuan lengkap atas akibat dari setiap aternatif.2. Risiko, Pengambil keputusan memiliki beberapa perkiraan kemungkinan akibat dari setiap alternatif.3. Ketidakpastian. Pengambil keputusan secara mutlak tidak memiliki pengetahuan atas kemungjinan hasil dari setiap aternatif.Kondisi Pasti, (Contoh) jika penerbit mengetahui dengan pasti berapa banyak buku akan diminta pada setiap harga yang mungkin dan layak, jumlah buku yang dihasilkan adalah jelas. Beberapa keputusan bisnis terjadi dengan pasti, sebagai contoh: kita semua mengetahui dengan pasti bahwa kita semua harus membayar pajak. Mengetahui dengan pasti apa yang menjadi kebutuhan pasar atau konsumen.

Kondisi Berisiko. Kondisi ini terjadi ketika perencana/pembuat keputusan mempunyai cukup informasi untuk menggunakan probabilitas dalam penilaian berbagai alternatif. Kita mebuat keputusan di bawah kondisi risiko.Kita bisa memperkirakan atau mengetahui probabilitas dalam suatu keputusan yang kita ambil/buat.

Kondisi Tidak Pasti.

Ketika tidak ada informasi yang relevan terhadap akibat yang mungkin terjadi. Karakteristik kepribadian pengambil keputusan menjadi lebih penting dalam menetapkan keputusan yang akan diambil. Meskipun karakteristik yang mempengaruhi pilihan alternatif seorang pengambil keputusan tak terhitung bayaknya, empat karakteristik berikut cukup untuk menggambarkan apa yang penting dilakukan.Pengambilan Keputusan Optimis.

Beberapa pengambilan keputusan berpikir secara optimis terhadap berbagai peristiwa yang mempengaruhi keputusan. Orang-orang seperti itu biasanya memilih alternatif yang memaksimalkan hasil maksimum. Mereka selalu bertindak seolah-olah apapun yang mereka lakukan akan menghasilkan keuntungan bagi mereka

Pengambilan Keputusan PesimisPengambil keputusan pesimis percaya bahwa tidak jadi apa soal apa yang mereka lakukan, hasil yang paling buruk sekalipun selalu akan terjadi. Di bawah situasi tersebut, mereka menafsirkan hasil yang paling buruk dari setap alternatif dan memilih yang terbaik dari hail-hasil yang paling buruk.

Pengambil Keputusan yang Memperkecil Penyesalan.Pengambilan keputusan jenis ini ingin meminimalkan jumlah ketidak sesuaian yang mereka alami menurut fakta-fakta. Mereka mencoba untuk mengambil keputusan yang mempunyai hasil-hasil tidak terlalu jauh derajatnya jika dibandingkan hasil terbaik yang mungkin diperoleh di bawah kondisi tertentu.

Pengamblan Keputusan yang Alasannya Tidak Cukup.

Kelompok pengambil keputusan jenis ini akan menyederhanakan keputusan dengan membuat asumsi bahwa semua hasil yang mungkin mempunyai kesempatan terjadi yang sama. Anggapan yang menyertai alasan itu adalah bahwa jika tidak ada informasi untuk mendukung keunggulan relatif satu alternatif, maka orang bisa saja menganggap bahwa seluruh alternatif mempunyai kesempatan yang sama.

Jadi, penilaian alternatif bertujuan untuk mengevaluasi mengurangi hasil melalui pemakaian informasi. Bila terdapat informasi yang cukup, peluang peluang perencanaan untuk memilih alternatif yang merefleksikan fakta-fakta lebih besar. Bila informasi tidak cukup, peluang bagi perencana untuk memilih sebuah alteratif yang merefleksikan faktor-faktor kepribadian dan pribadi lebih besar..Pemilihan AlternatifTujuan pemilihan alternatif adalah untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sebelumnya dengan memecahkan masalah. Hal ini adalah penting. Sebuah keputusan tidak berakhir pada satu tujuan itu sendri tetapi hanya suatu cara untuk mencapai tujuan. Sementara pengambil keputusan memilih alternatif yang diharapkan menghasilkan pencapaian tujuan, pemilihan alternatif itu bukan suatu tindakan terpisah. Jika merupakan tindakan terpisah, maka faktor-faktor yang memimpin ke arah keputusan itu mungkin diabaikan. Secara khusus, langkah-langkah yang menyertai keputusan seharusnya meliputi implementasi, pengendalian, dan evaluasi, yang penting adalah agar memandang suatu keputusan bukan sekedar suatu tindakan memilih; pengambilan suatu keputusan merupakan sebuah proses dinamis.

Jadi, dalam mengambil keputusan manajerial, solusi optimal sering kali tidak mungkin. Ini karena pengambil keputusan barang kali tidak bisa mengetahui seluruh alternatif yang tersedia, konsekuensi dari setiap alternatif , dan probabilitas berbagai konsekuensi keputusan tersebut.

Implementasi Keputusan.

Keputusan tidak ada bedanya dengan abstraksi jika keputusan itu tidak diimplementasikan. Dengan kata lain, sebuah keputusan harus diiplementasikan secara efektif untuk mencapai tujuan. Implementasi yang salah sangat mungkin merugikan sebuah keputusan yang baik. Dalam pengertian ini, implementasi mungkin lebih penting daripada pemilihan alternatif sebenarnya.

Karena implementasi keputusan melibatkan orang dalam sebagian besar situasi, keunggulan atau kelemahan sebuah keputusan dapat dilihat pada perilaku orang yang dipengaruhi oleh keputusan itu. Sementara sebuah keputusan mungkin secara teknis logis, bisa dirusak oleh bawahan yang tidak puas atau oleh rekan yang memandang keputusan tersebut dari sudut yang berbeda.

Pengendalian dan Penilaian.

Manajemen yang efektif melakukan pengukuran hasil secara periodik. Jika terjadi penyimpangan, ketika hasil-hasil sesungguhnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan (sasaran), berbagai perubahan harus dibuat. Di sini kembali kita lihat pentingnya penetapan sasaran yang bisa diukur. Jika berbagai sasaran seperti itu tidak ada, tidak ada cara untuk menilai kinerja. Jika hasil-hasil sesungguhnya tidak cocok dengan hasil-hasil yang direncanakan, berbagai perubahan harus dibuat dalam pemilihan solusi, dalam implementasinya, atau dalam sasaran semula jika sasaran itu danggap tidak bisa dicapai. Jika sasaran semula harus direvisi, keseluruhan proses pengabilan keputusan diaktifkan kembali. Sekali sebuah keputusan diimplementasikan, seorang manajer tidak bisa menganggap hasil itu akan memenuhi sasaran semula. Beberapa sistem pengendalian dan penilaian diperlukan untuk meyakinkan bahwa hasil-hasil yang sebenarnya konsisten dengan hasil-hasil yang direncanakan ketika keputusan telah dibuat. Di bawah ini gambar tentang proses pengambilan keputusan,

Keterangan Gambar: Dalam proses pengambilan keputusan, mengambil langkah-langkah tertentu dapat menghasilkan keputusan berkualitas tinggi.Gambar di atas, proses yang melambangkan untuk diterapkan ke berbagai keputusan tak terprogram daripada keputusan terprogram. Masalah yang jarang terjadi dengan sejumlah ketidakpastian di sekitar hasilnya mengharuskan manajer memanfaatkan keseluruhan proses. Sebaliknya, masalah yang terjadi berulang kali akan diatasi dengan kebijakan-kebijakan atau aturan-aturan, sehingga tidak perlu membuat dan menilai berbagai alternatif setiap kali permasalahan tersebut muncul.

Pengambilan Keputusan Individual.

Beberapa perbedaan individu mempangaruhi proses pengambilan keputusan . Beberapa perbedaan tersebut hanya mempangaruhi beberapa aspek tertentu proses itu, sementara perbedaan lain mempengaruhi keseluruhan proses. Akan tetapi, masing-masing perbedaan mempunyai sebuah pengaruh dan, oleh karena itu harus dipahami bahwa pengambilan keputusan itu merupakan sebuah proses dalam organisasi. Ada empat perbedaan individu :

1. Nilai-nilai: dalam lingkup pengabilan keputusan, nilai-nilai adalah pedoman yang digunakan setiap orang ketika berhadapan dengan suatu situasi di mana sebuah keputusan harus dibuat. Pengaruh nilai-nilai terhadap proses pengambilan keputusan adalah sangat besar: Dalam menentukan sasaran, adalah penting untuk melakukan pertimbangan nilai dalam memilih kesempatan dan menatapkan prioritas. Dalam pembuatan alternatif, adalah penting untuk memasukan pertimbangan nilai dalam berbagai kemungkinan. Dalam memilih sebuah alternatif, nilai-ilai pengambil keputusan mempengaruhi alternaif yang dipilih. Dalam mengimplementasikan sebuah keputusan, mempertimbangkan nilai adalah penting dalam memilih cara-cara implementasi. Dalam fase penilaian dan pengendalian, mempertimbangkan nilai tidak bisa dihindari ketika koreksi tindakan diambil.Adalah jelas bahwa nilai bekaitan dengan proses pengambilan keputusan. Nlai-nilai tersebut tercermin dalam perilaku pengambil keputusan sebelum mengambil keputusan, ketika mengambil keputusan, dan ketika melaksanakan keputusan.2. Kepribadian:

Pengambil keputusan dipengaruhi oleh banyak kekuatan psikologis, baik sadar dan tidak sadar. Salah satu kekuatan tersebut adalah kepribadian. Berbagai studi tersebut umumnya berfokus pada sekelompok variabel berikut:

1. Variabel kepribadian meliputi sikap, kepercayaan, dan kebutuhan indvidual.

2. Variabel yang bersinggungan dengan situasi eksternal, situasi yang terlihat di mana individu menemukan diri mereka sendiri.

3. Variabel interaksional yang bersinggungan dengan pernyataan sementara individu sebagai suatu hasil interaksi situasi tertentu dengan karakteristik kepribadian individu.Kesimpulan paling penting berkenaan pengaruh kepribadian pada proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Adalah tidak mungkin bahwa satu kepribadian bisa sama-sama cakap dalam segala aspek proses pengambil keputusan.

2. Berbagai karakteristik seperti kecerdasan dikaitkan dengan tahapan proses pengambilan keputusan.

3. Hubungan kepribadian terhadap proses pengambilan keputusan mungkin berbeda untuk kelompok yang berbeda menurut, misalnya faktor jenis kelamin dan status sosial.

Jadi, kita bisa melihat bagaimana kepribadian bawaan pengambil keputusan bercampur dengan berbagai variabel, seperti situasional dan interaksional, mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

Kecenderungan Terhadap Risiko

Pengambil keputusan sangat bervariasi dalam kecenderungan mereka untuk menanggung risiko: pengambil keputusan optimis menanggung berbagai risiko dengan menganggap bahwa hasil yang dicapai itu akan selalu menguntungkan., Para manajer wanita telah diketahui memiliki suatu kecenderungan untuk menanggung risiko. Fokus Manajemn Menentukan Pengambilan Keputusan memberikan contoh bagaimana wanita yang telah memilih untuk tetap bersama perusahaan, telah memberi nilai tambah terhadap proses pengambilan keputusan pada banyak perusahaan.

Seorang pengambil keputusan yang mempunyai keengganan terhadap risiko rendah menetapkan sasaran berbeda, menilai berbagai alternatif dengan tidak sama, dan memilih berbagai alternatif berbeda daripada pengambil keputusan lain yang mengalami situasi sama namun mempunyai keengganan menanggung risiko lebih tinggi. Para pengambil keputusan sekarang berusaha membuat berbagai pilihan di mana risiko atau ketidak pastian adalah rendah atau di mana kepastian hasil adalah tinggi. Banyak orang lebih berani dan mendukung pengambilan risiko lebih besar dalam kelompok daripada sebagai individu. Rupanya,orang-orang seperti ini lebih menginginkan untuk menanggung risiko bersama-sama sebagai anggota kelompok.

Sumber Bacaan:

1) Jujun S. Suriasumantri., Prof. Dr. Berpikir Sistem. PPs Universitas Negeri Jakarta 20022) Endang Sunarya, Dr. Teori Perencanaan Pendidkan , Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Adicita Karya Nusa ,Yogyakarta. 2002)3) Djadjang A., SH., M.Kes.,Dr. Kapita Selekta Kuliah Azas-azas Manajemen. (Sekolah Tinggi Manajemen Indonesia, Jakarta,2010)..Transformas/Proses

Masukan

Keluaran

Keputusan tak treprogram

Luas, tak terstruktur, jarang,

Puncak ketidak pastian

Jenjang Keduanya terstruktur Jenis

Manajemen Menengah dan tak terstruktur masa-

Lah

Sering, terstruk-

Lebih rendah tur, berulang,ru-

tin, kepastian

besar.

Keputusan terprogram

Penilaian

dan pengendalian

Implementasi Keputusan

Memilih Alternatif

Kondisi berisiko

Kondisi tidak pasti

Kondisi

pasti

Menilai solusi

alternatif

Mengembangkan solusi alternatif

Identifikasi dan pendefinisian

masalah

Revisi

Revisi

Revisi