kuliah 3 alokasi frekuensi dan perambatan gelombang
TRANSCRIPT
©SITEL ELEKTRO 13
Kuliah 3Alokasi frekuensi dan Mekanisme Perambatan
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 211/13/16
Alokasi Frekuensi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2000 Tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio Dan Orbit Satelit yaitu mengikuti tabel alokasi frek. Internasional region 3.
Keputusan Menteri Perhubungannomor : km 5 tahun 2001 tentangtabel alokasi spektrum frekuensi radio indonesia menteri perhubungan.
11/13/16 Dewiani 3
Alokasi Frekuensi
B AC
170°
7 5 °
6 0 °
3 0 °
4 0 °
6 0 °
4 0 °
3 0 °
2 0 °
0 °
2 0 °
7 5 °
4 0 °
3 0 °
3 0 °
1 6 0 ° 1 4 0 ° 1 2 0 ° 1 0 0 ° 8 0 ° 6 0 ° 4 0 ° 0 ° 2 0 ° 4 0 ° 6 0 ° 8 0 ° 1 0 0 ° 1 2 0 ° 1 4 0 ° 1 6 0 ° 1 8 0 °
1 6 0 ° 1 4 0 ° 1 2 0 ° 1 0 0 ° 8 0 ° 6 0 ° 4 0 ° 0 ° 2 0 ° 4 0 ° 6 0 ° 8 0 ° 1 0 0 ° 1 2 0 ° 1 4 0 ° 1 6 0 ° 1 8 0 °
C B A
2 0 °
6 0 °
4 0 °
2 0 °
2 0 °
2 0 °
6 0 °
0 °
170°
170°
170°
'
R E G I O N 2
R E G I O N 3
R E G I O N 1
R E G I O N 3
T h e s h a d e d p a r t r e p r e s e n t s t h e T r o p i c a l Z o n e s a s d e f i n e d i n N o s . S 5 . 1 6 t o S 5 . 2 0 a n d S 5 . 2 1 .
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 411/13/16
Alokasi Frekuensi
Nomor Pita
Simbol
Cakupan Frekuensi (batas bawah tidak
termasuk, batas atas termasuk)
Pembagian panjang
gelombang yang bersesuaian
Singkatan panjang
gelombang
4 VLF 3 s/d 30 kHz Gelombang Myriametrik
B.Mam
5 LF 30 s/d 300 kHz Gelombang Kilometrik
B.km
6 MF 300 s/d 3 000 kHz Gelombang Hectometrik
B.hm
7 HF 3 s/d 30 MHz Gelombang Decametrik
B.dam
8 VHF 30 s/d 300 MHz Gelombang Metrik
B.m
9 UHF 300 s/d 3 000 MHz
Gelombang Desimetrik
B.dm
10 SHF 3 s/d 30 GHz Gelombang Sentimetrik
B.cm
11 EHF 30 s/d 300 GHz Gelombang Milimetrik
B.mm
12 300 s/d 3 000 GHz
Gelombang Desimilimetrik
Catatan 1: “Pita N” (N = Nomor pita) berlaku dari 0.3 × 10N Hz s/d
3 × 10N Hz. Catatan 2: Awalan: k = kilo (103), M = mega (106), G = giga (109).
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 511/13/16
Alokasi Frekuensi Pembagian frekuensi oleh pemerintah, baik untuk kepentingan
dinas maupun komersil telah dibuat tabel berdasarkan keputusan menteri.
Beberapa contoh alokasi: Pita 110-112 KHz TETAP BERGERAK MARITIM NAVIGASI RADIO.
(primer) Pita 112-117,6 Tetap Bergerak Maritim NAVIGASI RADIO.(sekunder) Navigasi Radio penerbangan pada pita 200-415 KHz Radio Amatir pita 1800-2000 KHz Radio siaran HF (RRI) pita 3900-4000 KHz / 5005-5060 KHz / 7100-
7350 KHz / 9500-9900Khz Radio FM (swasta dan RRI) pita 87 – 108 MHz TVRI pita 174-230 MHz VHF kanal 4-11 Wireless Local Loop pita (453.3 – 455.3 dan 458.3 – 460.3) MHz TV (TVRI dan Swasta) pita 502-814 MHz GSM pita 890-915 MHz / 935-960 MHz Radar 1300 – 1350 MHz Blm terlihat pada tabel (CDMA jakarta 1900 MHz), utk 3G WCDMA 2,1
GHz
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 611/13/16
Perambatan Gelombang
Penentuan frekuensi ada pertimbangannya. Salah satu yg utama adalah cara perambatan teknologi
tsb serta urgensinya. Media perambatan menentukan kualitas serta jarak yg
dapat ditempuh dari sinyal. Semakin besar frekuensi maka redaman free space juga
semakin besar. Penyerapan energi sinyal juga bisa disebabkan
penyerapan energi oleh atmosfer atau permukaan bumi (konduktifitas & konstanta dielektrik).
Atau bisa juga akibat pemantulan/pembiasan yg mengakibatkan selisih sinyal pada penerima
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 711/13/16
Perambatan Gelombang
Dilihat dari mekanisme perambatan: Ground Wave, perambatan sepanjang
permukaan bumi. Space Wave, perambatannya seperti
cahaya, langsung dari pemancar ke penerima.
Sky Wave, terpancar ke angkasa dan dipantulkan ke arah bumi oleh ionosphere.
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 811/13/16
Perambatan Gelombang Ground Wave
Disebut juga surface wave Perambatannya dipengaruhi karateristik
permukaan bumi yang dilaluinya (darat, air laut, air tawar, dll)
Karakteristik yg mempengaruhi adalah konduktivitas dan kons. Dielektrik.
Tidak dipengaruhi oleh cuaca Jarak antara pemancar dan penerima mencapai
max 1000 km. Band frekuensi VLF, LF, MW (tergantung kond.
Cuaca) Kadang frek. LF & MW digunakan sky wave krn
redaman bumi makin besar karena pertambahan frekuensi.
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 911/13/16
Perambatan Gelombang
Sky Wave Dipancarkan ke atas
pada horison melewati ruang bebas (space) mencapai ionosfer.
Ionosfer akan memantulkan sinyal tersebut hingga sampai ke penerima.
Jarak yg dimungkinkan cukup jauh 4000 km
Band frekuensi yg digunakan HF
12
3
45
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1011/13/16
Perambatan Gelombang
Sky Wave Lebarnya sudut pantul ditentukan oleh sudut
pancar dari transmiter ke angkasa. Sinyal 1, 2 dan 3 berkurang sudut pantul serta
sudut pancarnya. Jarak min yg dicapai pada berkas 3 disebut skip distance.
Sinyal 4 dan 5 menembus ionosfer krn sudut pantul yg terlalu kecil.
Pantulan pertama disebut hop, selanjutnya bumi ionos bumi ionos bumi disebut mutihop (cth : berkas 3).
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1111/13/16
Perambatan Gelombang Sky Wave
Lapisan ionosfer dipengaruhi matahari Siang hari terdpt 4 layer, dgn ketinggian dari bumi:
D : 60 – 90 km, tebal rata2 10 km, meredam MW E : 90-130 km, dipengaruhi elevasi matahari,
range max single hop: 2350 km. Frek kritis: 4 MHz F1 : 170-230 km, tebal siang hr 20 km.
Dipengaruhi elevasi matahari (Cuma ada siang). Range max 3000 km.
F2 : 250 – 400 km siang hari, mlm hari 300 km tebal 200 km. range max: siang 3840 km dan malam 4200 km . Frek kritis 8 MHZ siang dan 6 MHz siang.
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1211/13/16
Perambatan Gelombang
Sky Wave Malam hari menjadi 2 layer:
Layer E: 90 -130 km, single hop max range 2000 km
Layer D menghilang Layer F1 bergabung dengn layer F2 Layer F2: 200-300 km, single hop range max
mencapai 4000 km. Kemampuan ionosphere untuk memantulkan
gelombang tergantung tebal dan konsentrasinya. Dipengaruhi musim, jam, bahkan periode sun spot
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1311/13/16
Perambatan Gelombang Space Wave
Pada frekuensi di atas 30 MHz, penggunaan ground wave hampir tidak memungkinkan.
Redaman g wave cukup besar hingga jarak yg ditempuh cuma beberapa ratus meter.
Begitu juga pada sky wave karena terdapat frekuensi kritis yg dipengaruhi oleh musim dan waktu.
Utk itu utk mencapai jarak jauh (pada batas memenuhi earth curve) space wave.
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1411/13/16
Perambatan Gelombang Space Wave
Anggap earth curve diabaikan Sinyal yg sampai pada penerima ada dua: sinyal
langsung dan sinyal pantul. (note: pd kenyataannya bisa lebih dari dua).
Sinyal yg diterima adalah penjumlahan sinyal langsung dan sinyal pantul.
Jika jarak yg ditempuh cukup jauh, bisa jadi penerima berada di daerah bayangan karena earth curve.
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1511/13/16
Perambatan Gelombang Space Wave
Area difraksi
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1611/13/16
Pengantar Modulasi …(utk kuliah 4)
Dilihat dari media transmisinya dpt dibagi dua yaitu: fisik dan non-fisik.
Bgmn pun baiknya saluran non-fisik tetap tdk akan menandingi saluran fisik.
Tetapi utk kondisi tertentu penggunaan saluran fisik membutuhkan investasi dan maintenance yg cukup mahal.
Utk itu diperlukan saluran non-fisis. Cth sederhana: flexi dgn ijin FWA utk daerah yg
tdk mendpt jatah saluran fisik.
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1711/13/16
Pengantar Modulasi …(utk kuliah 4)
Utk saluran non-fisis, perlu dilakukan pergeseran frek ke yg lebih tinggi.
Penggunaan frek tinggi karena: Lebih mudah dipancarkan Utk dpt membedakan informasi yg satu dgn lainnya Memungkinkan pengiriman kanal informasi lebih
banyak. Bahkan dgn modulasi kita bisa sesuai dgn
peruntukan frekuensi yg diijinkan. Lebih lanjut pada penggunaannya utk multipleksing
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1811/13/16
Pengantar Modulasi …(utk kuliah 4)
Proses pergeseran/penumpangan informasi ini yg disebut dengan modulasi.
Modulasi adalah dimana satu atau beberapa besaran dari gelombang pembawa diubah2 selaras dengan getaran pemodulasinya (sinyal informasi).
Tipe modulasi analog seperti: AM (amplitude modulation) FM (frequency modulation) PM (phase modulation)
Tipe modulasi diskrit: PAM (Pulse Amplitude Modulation) PCM (Pulse Code Modulation) DM (Delta Modulation)
©SITEL ELEKTRO 13
Dewiani 1911/13/16
Pengantar Modulasi …(utk kuliah 4)
Dalam perkembangannya, modulasi pulsa atau modulasi digital menjadi: ASK (amplitude shift keying) FSK (frequency shift keying) PSK (phase shift keying) MPSK M level 2, 4, dst QAM (quadrature amplitude modulation) MQAM Modulasi spread spectrum (DS, FH, TH) CDMA OFDM (sampai sekarang masih banyak research
yg menggunakan modulasi ini)