ttg3d3 ttg3d3 antena antena dandan propagasipropagasi · (panjang gelombang) berbeda diperlakukan...
TRANSCRIPT
Modul#7 Modul#7 TTG3D3 TTG3D3 AntenaAntena dandan PropagasiPropagasi
Konsep Propagasi Gelombang EM dan Link Budget
Konsep Propagasi Gelombang EM dan Link Budget
Oleh :Nachwan Mufti Adriansyah, ST, MT
1
Outline Outline
� Pendahuluan
� Model Sistem Komunikasi & Channel Modeling
� Karakteristik Dan Fenomena2 Dalam Perambatan GEM
� Prinsip Desain Sistem Komunikasi Radio Terestrial &
Power Link Budget
� Berbagai Jenis Sistem Komunikasi Radio Terestrial� Berbagai Jenis Sistem Komunikasi Radio Terestrial
� Metode2 Perbaikan Kinerja Sistem Komunikasi Radio
Terestrial
� Analisis Lintasan Gelombang Elektromagnetik
2
PendahuluanPendahuluan
3
ReviewReview
� Kuliah Elmag II (Elmag
Telekomunikasi)
� Gelombang datar : mode TEM
(transverse electromagnetic)
� Gelombang merambat pada
berbagai jenis medium
E
P
berbagai jenis medium
Nachwan Mufti A
H
� Kuliah Antena & Propagasi
� Komunikasi radio melalui perambatan GEM pada
berbagai jenis mode transmisi radio terestrial
4
SpektrumSpektrum FrekuensiFrekuensi
� GEM dengan frekuensi
(panjang gelombang)
berbeda diperlakukan
oleh medium (kanal)
propagasi secara
berbeda
� Frekuensi berbeda
ditujukan untuk jenis
HF UHF VHF SHF
30 MHz 300 MHz 3000 MHz
ditujukan untuk jenis
komunikasi terestrial
berbeda
� Komunikasi jarak-jauh
menggunakan
frekuensi rendah
� Komunikasi jarak-
dekat menggunakan
frekuensi tinggi
Nachwan Mufti A 5
)MHz(f
300=λ
Frekuensi λλλλ Band
30 - 300 Hz 10 1 Mm ELF (extremely low
frequency)
300 - 3000 Hz 1 Mm - 100 km SLF (Super Low Frequency)
3 - 30 kHz 100 -10 km VLF (very low frequency)
30 - 300 kHz 10 - 1 km LF (low frequency)
300 - 3000 kHz 1 km - 100 m MF (medium frequency)
3 - 30 MHz 100 - 10 m HF (high frequency)
30 - 300 MHz 10 - 1 m VHF (very high frequency)
300 - 3000 MHz 1 m - 10 cm UHF (ultra high frequency)
3 - 30 GHz 10 - 1 cm SHF (super high frequency)
30 - 300 GHz 1 cm - 1 mm EHF (extremely highfrequency)
300 - 3000 GHz 1mm - 100 µm
Pembagian Spektrum Frekuensi...
Heinrich Hertz
Nachwan Mufti A
300 - 3000 GHz 1mm - 100 µm
6
Spektrum Frekuensi dan Media Transmisi...
Nachwan Mufti A 7
SistemSistem Komunikasi Komunikasi dandan
Channel ModelingChannel Modeling
8
Model Sistem Komunikasi Nirkabel
TI Tx
Message
InputSinyal yang
ditransmisikan
Transducer Pemancarsinyal suara, teks, gambar,
Channel encoder
modulation : FSK, ASK, PSK, dll
Source encoder
teks : kode ASCII, SPACE
symbol, Suara : A/D
converter, dan meliputi juga
kompressi data serta error
koreksi (ARQ, FEC, dll)antena
Nachwan Mufti A
RxTO
Kanal Propagasi
Transducer
InputPemancar
Message output
Transducer
OutputPenerima Redaman, distorsi,
derau, interferensi( tergantung karakteristik
kanal ybs ) ���� UNCONTROLLED !
9
teks, gambar, � proses random
antena
Pemodelan Kanal Propagasi
Pemodelan kanal propagasi tergantung kepada ...
• ‘Benda-benda’ diantara pengirim dan penerima
• Frekuensi gelombang EM dan
Obstacle / penghalang, bentuk obstacle (runcing/landai), ion-ion, partikel-partikel, dll
• Redaman propagasiSelisih antara daya
• Jarak antara Tx – Rx
Nachwan Mufti A
• Frekuensi gelombang EM dan bandwidth informasi yang dikirimkan
• Gerakan pengirim dan/atau penerima
Frekuensi dan bandwidth informasi mempengaruhi ‘perlakuan’ kanal propagasi terhadap sinyal yang dikirimkan
Pengaruh Efek Doppler terhadap
penerimaan
Selisih antara daya
pancar dan daya
terima
• Fading: Fluktuasi daya
di penerima
10
Contoh Model...
Lokasi 1 : Sinyal langsung mendominasi penerimaan, sinyal langsung (free space) cukup besar dibandingkan sinyal pantulan tanah. Contoh : pada mikrosellular
Nachwan Mufti A
tanah. Contoh : pada mikrosellular
Lokasi 2 : Sinyal terima dimodelkan sebagai jumlah sinyal langsung dan sinyal terima, karena sinyal pantulan cukup signifikan besarnya. Contoh : Pada sistem selular (Plane Earth Propagation Model)
Lokasi 3 : Plane Earth Propagation Model dikoreksi karena adanya difraksi pepohonan
Lokasi 4 : Path loss diestimasi dengan model difraksi sederhana
Lokasi 5 : Path loss cukup sulit diprediksi karena adanya multiple
diffraction
11
KarakteristikKarakteristik Dan FenomenaDan Fenomena22
DalamDalam PerambatanPerambatan GEMGEM
12
FenomenaFenomena22 DalamDalam PerambatanPerambatan GEMGEM
� Ada ‘lengkungan’ berkas GEM:
� Berkas gelombang EM di atmosfir dapat ‘melengkung’ karena perubahan indeks bias atmosfir
� Ada pantulan gelombang:
� Permukaan bumi dan ‘benda-benda’ di atasnya dapat memantulkan GEM
Menyebabkan terjadinya di atasnya dapat memantulkan GEM
� Ada hamburan:
� Hamburan (difraksi)
� Ada penyerapan gelombang:
� Pada berbagai kondisi tertentu, ada juga absorpsi (penyerapan) gelombang
13
terjadinya “FADING” sinyal di sisi penerima
Sinyal Yang Diterima berfluktuasi : Fading
• Fading adalah fluktuasi daya di penerima. Fading disebabkan karena perubahan ‘kondisi’ kanal propagasi selama terjadinya komunikasi
• Penyebab fading umumnya adalah penjumlahan gelombang medan yang melewati lintasan yang berbeda-beda sehingga mengalami ‘perlakuan’ kanal propagasi yang berbeda dalam hal amplituda dan fasanya
Nachwan Mufti A
hal amplituda dan fasanya
• Fading terdiri dari :
a. Fading cepat ( Athmosferic Multipath Fading ) Fading berfluktuasi dengan cepat, dianalisis secara stokastik dan memberikan suatu model kanal yang berubah terhadap waktu. Fading cepat terdistribusi secara Rayleigh ( Rayleigh Fading) atau Rice (Rician Fading)
b. Fading Lambat ( Shadowing ) Fading berfluktuasi dengan lambat, dianalisis secara stokastik dikaitkan dengan pathloss dan memberikan suatu model kanal yang berubah terhadap waktu. yang terdistribusi secara Lognormal (Lognormal Fading)
14
1) 1) LengkunganLengkungan BerkasBerkas GelombangGelombang EMEM
� Lintasan GEM di udara seringkali tidak lurus, tetapi
MELENGKUNG
� Disebabkan INDEKS BIAS (n) atmosfer berubah dengan berubahnya ketinggian ( h ) terhadap permukaan bumi
� Analisis lintasan dilakukan dengan Hukum Snellius, sbb :
KONSTAN)h(sin)h(n...sinnsinnsinn 332211 =θ==θ=θ=θ
� Jika, ∆h → 0, maka lengkungan lintasan pada gambar di bawah akan KONTINYU
15
1n
2n
3n
4n
1θ
2θ
3θ
2θ
3θ
4321 nnnn >>>
h∆
h∆
h∆
1. 1. LengkunganLengkungan BerkasBerkas GEMGEM……KarakteristikKarakteristik IndeksIndeks Bias Bias AtmosfirAtmosfir
� Indeks Bias = n , dipengaruhi
komposisi utama terutama uap air
→ Jika n menurun dengan bertambahnya tinggi,
lintasan GEM melengkung mendekati bumi
→ Jika n bertambah, lintasan GEM melengkung
menjauhi bumi
Jika n tetap, lintasan GEM tetap ‘lurus’ (terhadap
rn ε=→ Jika n tetap, lintasan GEM tetap ‘lurus’ (terhadap
ketinggian)
→ Kadang-kadang GEM terperangkap di antara 2
lapisan ( duct )
16Nachwan Mufti A
� Bagian atmosfer yang mempengaruhi lintasan GEM
terutama adalah TROPOSFER , yang ketinggiannya : 9 km
( Kutub Selatan ) , 11 km ( Kutub Utara ), 18 km di
katulistiwa
6
0 10R
h1nM
+−=Dimana, M = indeks bias dimodifikasin0 = indeks bias pada ketinggian h = 0h = ketinggian dari permukaan bumiR = jari-jari bumi = 6,37. 106 m
048,0dh
dM=
dM
Tujuan : Analisis perubahan indeks bias terhadap ketinggian
1. 1. LengkunganLengkungan BerkasBerkas GEMGEM… … IndeksIndeks Bias Bias DimodifikasiDimodifikasi (M)(M)
Nachwan Mufti A
0dh
dM=
0dh
dM<
036,0dh
dM=
048,0dh
=048,0
dh
dM>
17
ftu036,0
dh
dM=
ftu048,0
dh
dM=
(a) ATM standar
0dh
dM=
ftu048,0
dh
dM=
M
hh
M
h
M
h
M
(b) ρρρρ = R ; k = ∞∞∞∞ (c) Duct (d) Elevated
Duct
h
d
td0
dh
dM<
ftu048,0
dh
dM=
positifdh
dM
negatifdh
dM
positifdh
dM
1. 1. LengkunganLengkungan BerkasBerkas GEMGEM… … AtmosfirAtmosfir StandarStandar
Nachwan Mufti A
• Atmosfer StandarTujuan : Standarisasi sifat atmosfer dan memudahkan perhitungan
Atmosfer standar memenuhi persamaan berikut
:
( ) )h136,0(6 e289101nN −=−=Dimana, N = indeks bias h = ketinggian dalam kmn = indeks bias sebagai fungsi h
Duct
18
• Refleksi tergantung kepada sifat bahan yang dirambati gelombang dan polarisasi gelombang
• Karakteriktik propagasi gelombang tergantung kepada impedansi intrinsik medium
• Koefisien refleksi dinyatakan sbb :
ϕ−+ϕ
ϕ−−ϕ=
22
22
EH
cosnsin
cosnsinR
ϕ−+ϕ
ϕ−−ϕ=
222
222
EV
cosnsinn
cosnsinnR
2) 2) PantulanPantulan GelombangGelombang EMEM
Nachwan Mufti A
ϕ−+ϕ 22EH
cosnsin ϕ−+ϕ 222EV
cosnsinn
( Polarisasi horisontal ) ( Polarisasi vertikal )
Dimana, ϕ = 90o - θ = sudut vertikalθ = sudut datang = sudut pantul
1r
0
22r
2
j
nε
ωεσ
−ε= = indeks bias relatif
θ θ
ϕϕ
19
• Untuk keadaan permukaan bumi dan keadaan udara tertentu, maka grafik koefisien pantul dan sudut datang sebagai fungsi ϕ diberikan sebagai berikut :
0.5
0.7
0.9
1.0 EHϕ
EVR
EHR
π5.0
π9.0
π
2) 2) PantulanPantulan GelombangGelombang EM…EM…
Nachwan Mufti A
0
0.3
EVϕ
o10o50 o90
ϕ• Asumsi :
Karena jarak Tx-Rx >> tinggi menara, maka biasa dianggap REV = REH = 1 , dan φR = π atau 180o )
• Untuk suatu kondisi, sudut ϕϕϕϕ untuk koefisien pantul minimum disebut
sebagai SUDUT BREWSTER
20
• Prinsip Huygens � setiap titik pada celah yang dilalui gelombang dapat dianggap sebagai sumber gelombang yang baru
• Komunikasi yang memungkinkan penambahan tinggi antena �Komunikasi Line Of Sight.
3) 3) DifraksiDifraksi GelombangGelombang EMEM
Nachwan Mufti A
• Komunikasi yang tidak memungkinkan penambahan tinggi antena � Komunikasi Difraksi
Kata kunci :Jari-jari Fresnell, Clearance Factor
Kata kunci :Loss Difraksi
21
PrinsipPrinsip DesainDesain SistemSistemKomunikasi Radio Komunikasi Radio TerestrialTerestrial
& Power Link Budget& Power Link Budget
22
• Dasar komunikasi terestrial ( jenis-
jenis komunikasi, karakteristiknya, dan
dasar perhitungan daya / link
budgetting )
Tipe-tipe komunikasi terestrial, dibedakan atas
dasar
Sistem komunikasi terestrial
Nachwan Mufti A
dasar • Jarak pengirim dan penerima
• Frekuensi radio yang digunakan
• Kanal lintasan radio yang digunakan
Untuk jarak cukup dekat, biasa digunakan hubungan LOS (Line Of
Sight), semakin jauh jaraknya maka pengaruh kelengkungan bumi
harus diperhatikan
Frekuensi yang digunakan, mempengaruhi jenis komunikasi yang dipilih
Contoh : hubungan troposfer, komunikasi ionosfer, hubungan difraksi
23
Diagram Level Daya
PT
EIRP
GTLft
PR
GRLft
Fading Margin
Loss Propagasi ( LP )
Nachwan Mufti A
Threshold
Noise Figure
Effective Noise Spectral Density
Noise Spectral Density
BERN
C ↔Daya terima,
naik-turun
karena fading
Lihat diagram di atas...
fTTPRfRT LGLGLFMThresholdP +−+−++=24
Check List Check List PertanyaanPertanyaan DalamDalam DesainDesain Radio LinkRadio Link
� Berapa pathloss (Lp) untuk link komunikasi tersebut?
� Fungsi (frekuensi, jarak, jenis komunikasi, dst)
� Apa jenis antena dan berapa gain yang diperlukan?
� Fungsi (jenis transmisi (broadcast/point to point), pemancar/penerima)
� Berapa fading margin yang diperlukan untuk link
komunikasi tersebut? komunikasi tersebut?
� Terkait dengan reliability
� Apa saja loss (rugi2) yang terjadi dan berapa nilainya ?
� Loss kabel, konektor, dsb
� Berapa sensitivitas sistem receiver utk mencapai standar
kualitas tertentu
� Berapa daya pancar transmitter yang diperlukan
25
PrinsipPrinsip DesainDesain Komunikasi Komunikasi TerestrialTerestrial
� Mengupayakan agar daya terima (Pr) selalu
berada di atas ambang penerimaan
minimum (Pth)
r thP P≥
� Reliability dan BER optimum berdasarkan layanan/aplikasi komunikasi
� Tradeoff: Reliability ↑↑ ; BER ↓↓
26
r th
Reliability (keandalan)
pengamatantotalWaktu
dimanawaktuJumlahyReliabilit minRR WW >
= Dimana,
WRmin = Daya terima
minimum pada
penerima yang
akan
memberikan
BER maksimum
Fading marginWR
Nachwan Mufti A
BER maksimum
yang
dipersyaratkan
∆∆∆∆t1 ∆∆∆∆t3∆∆∆∆t2 ∆∆∆∆t4
WRmin
t0 T
( )%100
T
ttttTliabilityRe 4321 ×
∆+∆+∆+∆−=
Sebelum diberikan fading,
27
Reliability & Fading MarginReliability & Fading Margin
� Fading margin diberikan untuk meningkatkan Reliability
� Contoh :
� Pengaruh fading margin dalam meningkatkan reliability pada komunikasi LOS
Fading Margin Reliability
10 dB 90%
28Nachwan Mufti A
10 dB 20 dB 30 dB
40 dB
90% 99%
99,9% 99,99%
• Probabilitas Outage,
Poutage = 1 - Reliability
Sumber : HRW, “ Diktat Antena dan Propagasi”, STTT
BerbagaiBerbagai JenisJenis SistemSistemKomunikasi Radio Komunikasi Radio TerestrialTerestrial
29
SpektrumSpektrum FrekuensiFrekuensi Komunikasi Radio Komunikasi Radio TerestrialTerestrial
Radio CommunicationRadio, microwave, satellite
3 kHz 300 GHz
30Nachwan Mufti A
VLF LF MF HF VHF UHF SHF EHF
3 kHz 30 kHz 300 kHz
3 MHz 30 MHz 300 MHz
3 GHz 30 GHz 300 GHz
TroposphericSurface Ionospheric Space & Line Of Sight
Space
Jenis-Jenis Hubungan Komunikasi...
(1) Komunikasi Gelombang Ruang• Tipikal kanal propagasi : diasumsikan terdapat gelombang langsung
dan gelombang pantul
• Termasuk dalam komunikasi gelombang ruang ini adalah : (a) Jarak dekat : Sistem komunikasi bergerak, (b) Jarak jauh ( sd puluhan km) : Komunikasi Line Of Sight
(2) Hubungan Difraksi• Kanal propagasi : ‘Sengaja’ memanfaatkan terjadinya hamburan/difraksi
penghalang
Nachwan Mufti A
• Kanal propagasi : ‘Sengaja’ memanfaatkan terjadinya hamburan/difraksi penghalang
• Jarak hubungan difraksi bisa sampai ratusan km, atau mungkin juga untuk jarak dekat yang terhalang obstacle, sedangkan tidak mungkin menaikkan antena lagi
(3) Hamburan Tropospheric• Kanal propagasi : ‘Sengaja’ memanfaatkan terjadinya hamburan/difraksi
pada lapisan troposfer. Sebenarnya bisa diklasifikasikan sebagai hubungan difraksi.
• Jarak komunikasi : 200 - 800 km
• Daerah frekuensi kerja : 300 - 30000 MHz
31
(4) Sky Wave Communication (Gelombang Langit)• Kanal propagasi : Memanfaatkan lapisan ionosfer untuk memantulkan
gelombang menuju belahan bumi yang lain
• Jarak komunikasi : 150 km sampai ribuan km
• Daerah frekuensi : 3 - 30 MHz dengan bandwidth informasi sempit
(5) Ground Wave (Gelombang Tanah)• Kanal propagasi : Memanfaatkan permukaan bumi sebagai
pembimbing gelombang
Jenis-Jenis Hubungan Komunikasi...
Nachwan Mufti A
pembimbing gelombang
• Jarak komunikasi : SANGAT HANDAL untuk jarak dekat maupun jarak jauh
• Daerah frekuensi : hanya untuk frekuensi rendah sampai 3000 kHz
• Aplikasi : Navigasi, siaran AM (400-1600 kHz), deteksi ledakan nuklir
(6) Gelombang Ruang Bebas• Kanal propagasi : Ruang bebas, asumsi : hanya ada 1 gelombang langsung
• Jarak komunikasi : ribuan km
• Aplikasi : umumnya untuk komunikasi satelit, gelombang mikro
32
MetodeMetode22 PerbaikanPerbaikan KinerjaKinerja SistemSistemKomunikasi Radio Komunikasi Radio TerestrialTerestrial
33
Perbaikan Unjuk Kerja
Perbaikan Unjuk Kerja, dicapai dengan cara perbaikan disisi pengirim
maupun di penerima...
A. Sisi Pengirim
• Memperbesar daya pancar , High Gain Amplifier
• Meninggikan antena
• Memperbesar gain antena
• Mengurangi loss kabel
Nachwan Mufti A
• Mengurangi loss kabel
B. Sisi Penerima
• Memperbesar gain antena
• Memperbaiki penerimaan dengan teknik diversitas, tinggi antena
• Mengurangi loss kabel
• Mengurangi tingkat noise : (1) Low Noise Amplifier & Filter (2)
Mengurangi tingkat Noise Figure
Parameter kinerja : Reliability, BER, ...34
� Memberikan fading margin , sedemikian level
sinyal penerimaan selalu lebih besar dari
ambang (threshold)
� Menambahkan AGC (Automatic Gain Control)
untuk stabilisasi penerimaan
Perbaikan Unjuk… KerjaTeknik mengatasi fading
� Memakai teknik diversitas
35Nachwan Mufti A
PerbaikanPerbaikan UnjukUnjuk KerjaKerja: : DiversitasDiversitas
� Diversitas: teknik yang memungkinkan penerimaan ganda
� Diversitas memanfaatkan sifat masing-masing lintasan GEM yang
memiliki peluang kecil dari untuk mengalami fading secara bersamaan
� Macam diversitas:
� Diversitas Ruang, antena dipisahkan oleh jarak tertentu untuk
memungkinkan penerimaan ganda
Diversitas Frekuensi, informasi dikirimkan dalam 2 frekuensi carrier � Diversitas Frekuensi, informasi dikirimkan dalam 2 frekuensi carrier
yang terpisah cukup jauh
� Diversitas Polarisasi, memanfaat pengiriman dengan 2 macam
polarisasi yang saling orthogonal atau eliptis dengan beda fasa 90o
� Diversitas Sudut, dengan menggunakan sudut datang yang berbeda.
Memerlukan antena yang besar karena gain harus besar.
Contoh : Pada sky wave
� Diversitas Waktu, pengiriman dengan waktu yang berbeda
36
ContohContoh perhitunganperhitungan untukuntuk DiversitasDiversitas RuangRuang
A1
A2
h1
h∆
● Jarak ∆h dibuat sedemikian agar penerimaan antena A1
dan A2 memiliki korelasi terkecil
● Syarat :
37Nachwan Mufti A
A2
h2
● Syarat :
th4
dh
λ=∆
d = jarak antara pengirim dan penerima
• Penerimaan rangkap diversitas dapat dilakukan dengan :
a. Pemilihan penerimaan terbaik….(selective combining)
LNA D/C IF Amp
Comp
LNA D/C IF Amp
ke Demod
S1
S2
W1A1
A2
Diversitas: combining …
Nachwan Mufti A
LNA D/C AmpswitcherW2
• W1 > W2 : Comp = 1 ⇒⇒⇒⇒ S1 ON , dan S2 OFF
• W1 < W2 : Comp = 0 ⇒⇒⇒⇒ S1 OFF , dan S2 ON
b. Penggabungan penerimaan rangkap
LNACombiner
LNA
D/CIF
Amp
ke Demod
A1
A2
38