kualitas trans-jakarta menurun · termasuk dokter, bergegas melakukan evakuasi. dr lastri rianti...

1
NESTY TRIOKA PAMUNGKAS Y AYASAN Lembaga Konsumen Indone- sia (YLKI) menilai kualitas pelayanan bus Trans-Jakarta pada 2011 menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebe- lumnya. Pengurus harian YLKI Tulus Abadi dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun 2011 terkait dengan kinerja Trans- Jakarta di Hotel Ambhara Ja- karta, kemarin, mengatakan indikasi penurunan kualitas itu terlihat pada masih banyaknya terjadi kecelakaan serta jum- lah armada yang minimalis sehingga kerap terjadi penum- pukan penumpang. Menurut Tulus, hal itu terjadi karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. “Ada indikasi perekrutan pengemudi Trans-Jakarta tanpa standar jelas. Diduga ada prak- tik suap agar diterima sebagai pengemudi. Di sisi lain, gaji pengemudi Trans-Jakarta su- dah tujuh tahun tidak naik,” ungkap Tulus. Menurutnya, Trans-Jakarta belum bisa menjadi trans- portasi massal pilihan utama masyarakat. “Waktu tunggu bus Trans-Jakarta saja masih 5 menit sampai 10 menit, bah- kan lebih. Antrean penum- pang terkadang sangat padat, mengakibatkan waktu tunggu dan tempuh bisa amat lama sehingga mobilitas warga tetap saja tidak efektif,” tutur Tulus. Berdasarkan hasil survei YLKI pada 2010, sebanyak 40% penumpang bus Trans-Jakarta dipastikan bukan penumpang loyal. Mereka merupakan mantan pengguna kendaraan pribadi roda dua, roda empat, dan taksi. “Jika tidak ada perbaikan, 40% pengguna ini akan kemba- li ke transportasi awalnya. Ini akan berdampak pada kema- cetan yang semakin parah di Jakarta,” jelasnya. Sepanjang 2011, lanjut Tulus, konsumen banyak mengeluh- kan Trans-Jakarta terutama dalam hal waktu tunggu yang paling dominan, karena sesuai dengan karakter angkutan massal di Jakarta waktu itu menjadi sangat sensitif. Bukan cuma itu, selama tu- juh tahun beroperasi, ternyata berdasarkan studi YLKI, Trans- Jakarta beroperasi tanpa ada- nya standar pelayanan minimal (SPM). “Ini melanggar UU No 8/1999 tentang Perlindung- an Konsumen, dan UU No 25/2009 tentang Pelayanan Publik,” katanya. Sulit tambah armada Berdasarkan survei YLKI dan Institute of Transportation and Development Policy (ITDP) yang dilakukan setelah Koridor IX dan Koridor X dibuka pada 2011, jumlah penumpang me- ningkat secara signikan. “Ini namanya suppress de- mand. Ada gula ada semut. Ada bus ada penumpang. Namun, sayangnya minat penumpang itu tidak diiringi jumlah arma- da yang dioperasikan. Padahal isu penambahan armada sudah ada sejak 2008,” kata Yoga Adi- winarto dari ITDP. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Ti- gor Nainggolan mengatakan proses penambahan arma- da terkendala oleh bentuk kelembagaan yang mengelola Trans-Jakarta. Pengelola Trans- Jakarta yang berbentuk badan layanan umum (BLU) meng- hambat proses penambahan armada. “Manajemen Trans-Jakarta tidak punya otonomi dalam mengambil keputusan, kebi- jakan, dan melakukan berbagai perbaikan pelayanan kepada konsumen,” jelas Tigor. Ia mencontohkan proposal penambahan armada harus diajukan kepada DPRD. Un- tuk mengajukannya, dibu- tuhkan waktu yang lama dan belum tentu disetujui terkait dengan ada tidaknya anggaran untuk menambah armada. “Kalau pun dia bukan BLU dan tidak lewat DPRD, proposal itu masuk ke dinas perhubung- an. Nanti dishub membuat studi dulu, itu butuh waktu, harus dilelang dulu. Setelahnya baru disetujui, tapi tentunya ini kan nanti harus lewat tender dulu,” paparnya. Dengan begitu, imbuh Tigor, bentuk kelembagaan bisnis Trans-Jakarta dapat diubah misalnya menjadi badan usaha milik daerah (BUMD). Menu- rutnya, bentuk lembaga BLU kurang memiliki kekuatan termasuk kewenangan hukum dalam mengambil kebijakan sendiri. (J-4) [email protected] B US yang membawa rombongan atlet SEA Games, kemarin (21/12), baru saja meninggalkan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang. Tak satu pun yang tahu, teroris diam-diam mengincar bus tersebut. Belum lama beranjak dari bandara, bus dibajak teroris yang ternyata melengkapi dirinya dengan bom yang ditempel di tubuh. Di tengah perjalanan, tepatnya di depan Polres Jakarta Barat, kantor kejaksaan negeri dan pengadilan negeri (PN) setempat, bus tersebut meledak. Warga yang melintas di Jl S Parman, Slipi, Jakarta Barat, panik. Akibat peristiwa itu, sebanyak 42 penumpang yang terdiri dari 20 atlet tewas, 2 orang diduga tersangka pelaku (‘pengantin’) tewas, dan sisanya atau 20 orang lainnya warga sipil, 15 di antaranya tewas. Bus hancur. Seluruh bagian bus hangus terbakar. Puing- puing bekas ledakan pun berserakan. Beberapa orang terlempar keluar bus. Selain bus, ada satu unit sepeda motor yang diduga milik pelaku teror terbakar. Tidak lama kemudian, sejumlah petugas berdatangan ke lokasi. Ada tim pemadam kebakaran yang dengan sigap memadamkan api di bus. Tim gegana pun langsung melakukan penyisiran memeriksa kemungkinan adanya bahan peledak lain. Tim penyelamatan korban, termasuk dokter, bergegas melakukan evakuasi. Dr Lastri Rianti dari Pusdok Mabes Polri menjelaskan, dari hasil identikasi di TKP, kondisi korban hampir seluruhnya hancur. Hanya ada delapan korban yang masih utuh. Anggota tubuh para korban tewas terpencar-pencar. Kepala dan badan terpisah. Pun demikian dengan tubuh yang diduga milik pelaku bom bunuh diri. Jangan tegang dulu. Peristiwa tersebut adalah gambaran dari simulasi penanggulangan terorisme yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Pusdikzi, Jalan Sudirman, Kota Bogor, kemarin siang. Dalam simulasi tersebut, berbagai tim inti seperti Puslabfor dan Disaster Victim Identication (DVI) diturunkan. Deputi BNPT Brigjen Polisi Tito Karnavian menjelaskan BNPT sebagai salah satu badan yang ditugaskan untuk menyusun sistem manajemen krisis sesuai dengan prosedur operasional standar yang ada. “Untuk menanggulangi para teroris perlu adanya sebuah manajemen krisis yang harus bersinergi dengan berbagai pihak seperti TNI, polisi, dan pemadam kebakaran sehingga tidak terjadi salah koordinasi ketika menghadapi aksi terorisme,” jelasnya. Menurut dia, simulasi seperti ini sangat penting agar para personel mengetahui dan memahami tugas-tugas masing-masing. “Kita akan sering melakukan kegiatan seperti ini,” katanya. Di beberapa tempat, termasuk di Jakarta, BNPT pernah melakukan latihan seperti ini. Harap maklum, teroris menunggu kelengahan siapa pun. Kita harus tetap waspada. (Dede Susianti/X-11) Ada indikasi perekrutan pengemudi Trans-Jakarta tanpa standar jelas.” Tulus Abadi Pengurus harian YLKI Saat Bus Atlet SEA Games Dibom 6 KAMIS, 22 DESEMBER 2011 M EGA POLITAN Walau sudah tujuh tahun beroperasi, Trans-Jakarta belum memiliki standar pelayanan minimal. Kualitas Trans-Jakarta Menurun JEMAAT GKI Yasmin diper- bolehkan merayakan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012 di gereja itu asal meminta izin dari kepolisian. “Tergantung izin dari kepolisian. Jika Polda Jawa Barat memberikan izin, mereka dapat menyelenggara- kannya,” ujar Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin. “Mereka akan ikut saran kapolda,” ungkapnya. Selain itu, soal pendirian gereja masih akan menunggu pembahasan lebih lanjut. Menu- rut Gamawan, putusan MA mengenai GKI Yasmin masih perlu ditafsirkan. “MA juga me- nyatakan kalau ini dicabut oleh wali kota, dipersilakan kepada pihak GKI Yasmin untuk meng- gugat lagi,” jelasnya. Kisruh perizinan GKI Yas- min Bogor memang belum terselesaikan hingga kini. Ke- marin, puluhan orang yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat Peduli Penegakan Hukum (GMPPH) dan bebe- rapa advokat mendatangi Mah- kamah Agung (MA). Mereka meminta MA mengambil sikap tegas terhadap putusannya terkait kasus perizinan GKI Yasmin yang belum juga dilak- sanakan oleh Wali Kota Bogor Diani Budiarto. “Keengganan Wali Kota Bo- gor melaksanakan putusan MA agar memberikan izin peng- gunaan GKI Yasmin sebagai tempat ibadah membuktikan bahwa negara kita bukan lagi negara hukum, melainkan negara kekuasaan,” ungkap Humas GMPPH Mangapul Silalahi kepada wartawan di depan Gedung MA, Jakarta, kemarin. Menurut Mangapul, MA harusnya bersikap lebih te- gas dalam menegur lembaga pemerintahan lainnya agar melaksanakan putusan yang telah incraht dan memiliki kekuatan hukum. Begitu juga dengan dikeluarkannya pu- tusan PK MA Nomor 127/ PK/TUN/2009 yang memiliki kekuatan hukum tetap atas kasus GKI Yasmin Bogor. Pencabutan izin mendirikan bangunan (IMB) GKI Yasmin oleh Wali Kota Bogor yang telah menjadi isu internasional dikhawatirkan menyeret nama Indonesia dalam keterpurukan. “Kami mengingatkan kepada Mahkamah Agung agar segera mengambil sikap ataupun me- negur Mendagri dan Presiden sebagai sesama lembaga tinggi negara,” jelas Mangapul. Usulan Kemendagri yang akan segera merelokasi GKI Yasmin dinilai telah mencederai hukum di Indonesia. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Presiden Yudhoyono juga dianggap tidak menghormati putusan MA sebagai benteng terakhir keadilan di negeri ini. (Yoi/*/J-2) PENYIDIK Satuan Reserse Tin- dak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Metro Jaya menemukan dana PT Asuransi Kredit Indo- nesia (Askrindo) Rp400 miliar diduga digelapkan oleh Umar Zein alias A Chung, bos PT Tranka Kabel, dipakai untuk bermain saham. “Dari hasil pemeriksaan, dana itu sebagian besar digu- nakan untuk bursa saham,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar di Jakarta, kemarin. Menurut Baharudin, tersang- ka Umar Zen yang ditahan sejak Jumat (9/12) itu mengguna- kan dana PT Askrindo sebesar Rp400 miliar untuk membuka L/C di sebuah bank. Namun, Umar gagal membayar sehing- ga uang tersebut ditarik pihak bank. Baharudin menjelaskan, dalam melakukan penyelidikan, pihaknya juga memanggil saksi dari Askrindo. Sementara itu, DPR me- minta Polda Metro Jaya meng- usut kasus tersebut dengan transparan. Anggota Komisi III DPR Nudirman Munir me- nilai pengusutan kasus ini terlalu tertutup dari akses pub- lik. Untuk itu, pihaknya akan mempertanyakan hal tersebut langsung kepada pejabat Polri. Menurut Nudirman, bukan saatnya lagi bagi polisi untuk menutup-nutupi penanganan kasus. Terlebih, Askrindo ada- lah perusahaan milik negara. Menurutnya, dugaan adanya korupsi senilai Rp400 miliar adalah nilai yang besar. “Itu perampokan uang negara,” ujar Nudirman di Jakarta. Berdasarkan laporan polisi 6 Juni 2011, No 491, PT Askrindo diduga melakukan tindak pi- dana korupsi pencucian uang sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) dan 3 UU No 20/2001 tentang perubahan UU No 31 tentang Pemberantasan Tipikor dengan jalan membuat rekayasa keuangan. Polisi juga telah memeriksa 37 saksi dan beberapa saksi ahli dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), ahli pidana, ahli tindak pidana pencucian uang, dan Ba- dan Pengawas Pasar Modal. Sebanyak 24 rekening yang di- aliri uang itu juga telah diblokir. Dalam melakukan rekayasa keuangan itu, para tersangka di- duga bekerja sama dengan em- pat manajer investasi. Hasilnya, ada penyaluran dana sebesar Rp439 miliar di 10 perusahaan investasi yang terjadi pada 2004- 2009. (*/J-4) GKI Yasmin Boleh Rayakan Natal Dana Askrindo untuk Bermain di Bursa Saham BOM MELEDAK: Petugas pemadam kebakaran memadamkan api setelah terjadi ledakan bom di bus yang membawa rombongan atlet SEA Games saat simulasi penanggulangan teroris yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Pusat Pelatihan dan Pendidikan Zeni (Pusdikzi) di Jalan Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, kemarin. MI/DEDE SUSIANTI PATUHI PUTUSAN MA: Puluhan aktivis Gerakan Masyarakat Peduli Penegakan Hukum berunjuk rasa dengan menyiramkan bensin pada boneka bertoga di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, kemarin. Massa menuntut agar Wali Kota Bogor Diani Budiarto mematuhi putusan PK MA Nomor 127/PK/TUN/2009 mengenai GKI Yasmin Bogor dan menolak relokasi tempat ibadah jemaat gereja. MI/ROMMY PUJIANTO

Upload: vutram

Post on 18-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kualitas Trans-Jakarta Menurun · termasuk dokter, bergegas melakukan evakuasi. Dr Lastri Rianti dari Pusdok ... saran kapolda,” ungkapnya. Selain itu, soal pendirian gereja masih

NESTY TRIOKA PAMUNGKAS

YAYASAN Lembaga Konsumen Indone-sia (YLKI) menilai kualitas pelayanan

bus Trans-Jakarta pada 2011 menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebe-lumnya.

Pengurus harian YLKI Tulus Abadi dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun 2011 terkait dengan kinerja Trans-

Jakarta di Hotel Ambhara Ja-karta, kemarin, mengatakan indikasi penurunan kualitas itu terlihat pada masih ba nyaknya terjadi kecelakaan serta jum-lah armada yang minimalis sehingga kerap terjadi penum-pukan penumpang. Menurut Tulus, hal itu terjadi karena rendahnya kualitas sumber daya manusia.

“Ada indikasi perekrutan pengemudi Trans-Jakarta tanpa standar jelas. Diduga ada prak-tik suap agar diterima sebagai pengemudi. Di sisi lain, gaji pengemudi Trans-Jakarta su-dah tujuh tahun tidak naik,” ungkap Tulus.

Menurutnya, Trans-Jakarta belum bisa menjadi trans-portasi massal pilihan utama masyarakat. “Waktu tunggu

bus Trans-Jakarta saja masih 5 menit sampai 10 menit, bah-kan lebih. Antrean penum-pang terkadang sangat padat, meng akibatkan waktu tunggu dan tempuh bisa amat lama sehingga mobilitas warga tetap saja tidak efektif,” tutur Tulus.

Berdasarkan hasil survei YLKI pada 2010, sebanyak 40% penumpang bus Trans-Jakarta dipastikan bukan penum pang loyal. Mereka merupakan mantan pengguna kendaraan pribadi roda dua, roda empat, dan taksi.

“Jika tidak ada perbaikan, 40% pengguna ini akan kemba-li ke transportasi awalnya. Ini akan berdampak pada kema-cetan yang semakin parah di Jakarta,” jelasnya.

Sepanjang 2011, lanjut Tulus,

konsumen banyak mengeluh-kan Trans-Jakarta terutama dalam hal waktu tunggu yang paling dominan, karena sesuai dengan karakter angkutan massal di Jakarta waktu itu menjadi sangat sensitif.

Bukan cuma itu, selama tu-juh tahun beroperasi, ternyata berdasarkan studi YLKI, Trans-Jakarta beroperasi tanpa ada-nya standar pelayanan minimal (SPM). “Ini melanggar UU No

8/1999 tentang Perlindung-an Konsumen, dan UU No 25/2009 tentang Pelayanan Publik,” katanya.

Sulit tambah armadaBerdasarkan survei YLKI dan

Institute of Transportation and Development Policy (ITDP) yang dilakukan setelah Koridor IX dan Koridor X dibuka pada 2011, jumlah penumpang me-ningkat secara signifi kan.

“Ini namanya suppress de-mand. Ada gula ada semut. Ada bus ada penumpang. Namun, sayangnya minat penumpang itu tidak diiringi jumlah arma-da yang dioperasikan. Padahal isu penambahan armada sudah ada sejak 2008,” kata Yoga Adi-winarto dari ITDP.

Ketua Dewan Transportasi

Kota Jakarta (DTKJ) Azas Ti-gor Nainggolan mengatakan proses penambahan arma-da terkendala oleh bentuk kelembagaan yang mengelola Trans-Jakarta. Pengelola Trans-Jakarta yang berbentuk badan layanan umum (BLU) meng-hambat proses penambahan armada.

“Manajemen Trans-Jakarta tidak punya otonomi dalam mengambil keputusan, kebi-jakan, dan melakukan berbagai perbaikan pelayanan kepada konsumen,” jelas Tigor.

Ia mencontohkan proposal penambahan armada harus diajukan kepada DPRD. Un-tuk mengajukannya, dibu-tuhkan waktu yang lama dan belum tentu disetujui terkait dengan ada tidaknya

anggaran untuk menambah armada.

“Kalau pun dia bukan BLU dan tidak lewat DPRD, proposal itu masuk ke dinas perhubung-an. Nanti dishub membuat studi dulu, itu butuh waktu, harus dilelang dulu. Setelahnya baru disetujui, tapi tentunya ini kan nanti harus lewat tender dulu,” paparnya.

Dengan begitu, imbuh Tigor, bentuk kelembagaan bisnis Trans-Jakarta dapat diubah misalnya menjadi badan usaha milik daerah (BUMD). Menu-rutnya, bentuk lembaga BLU kurang memiliki kekuatan termasuk kewenangan hukum dalam mengambil kebijakan sendiri. (J-4)

[email protected]

BUS yang membawa rombongan atlet SEA Games,

kemarin (21/12), baru saja meninggalkan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang. Tak satu pun yang tahu, teroris diam-diam mengincar bus tersebut.

Belum lama beranjak dari bandara, bus dibajak teroris yang ternyata melengkapi dirinya dengan bom yang ditempel di tubuh.

Di tengah perjalanan, tepatnya di depan Polres Jakarta Barat, kantor kejaksaan negeri dan pengadilan negeri (PN) setempat, bus tersebut meledak. Warga yang melintas di Jl S Parman, Slipi, Jakarta Barat, panik.

Akibat peristiwa itu, sebanyak 42 penumpang yang terdiri dari 20 atlet tewas, 2 orang diduga tersangka pelaku (‘pengantin’) tewas, dan sisanya atau 20 orang lainnya warga sipil, 15 di antaranya tewas.

Bus hancur. Seluruh bagian bus hangus terbakar. Puing-puing bekas ledakan pun berserakan. Beberapa orang terlempar keluar bus. Selain bus, ada satu unit sepeda motor yang diduga milik pelaku teror terbakar.

Tidak lama kemudian, sejumlah petugas berdatangan ke lokasi. Ada tim pemadam

kebakaran yang dengan sigap memadamkan api di bus. Tim gegana pun langsung melakukan penyisiran memeriksa kemungkinan adanya bahan peledak lain. Tim penyelamatan korban, termasuk dokter, bergegas melakukan evakuasi.

Dr Lastri Rianti dari Pusdok Mabes Polri menjelaskan, dari hasil identifi kasi di TKP, kondisi korban hampir seluruhnya hancur. Hanya ada delapan korban yang masih utuh.

Anggota tubuh para korban tewas terpencar-pencar.

Kepala dan badan terpisah. Pun demikian dengan tubuh yang diduga milik pelaku bom bunuh diri.

Jangan tegang dulu. Peristiwa tersebut adalah gambaran dari simulasi penanggulangan terorisme yang dilakukan Badan

Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Pusdikzi, Jalan Sudirman, Kota Bogor, kemarin siang.

Dalam simulasi tersebut, berbagai tim inti seperti Puslabfor dan Disaster Victim Identifi cation (DVI) diturunkan.

Deputi BNPT Brigjen Polisi Tito Karnavian menjelaskan BNPT sebagai salah satu badan yang ditugaskan untuk menyusun sistem manajemen krisis sesuai dengan prosedur operasional standar yang ada.

“Untuk menanggulangi para teroris perlu adanya sebuah manajemen krisis yang harus bersinergi dengan berbagai pihak seperti TNI, polisi, dan pemadam kebakaran sehingga tidak terjadi salah koordinasi ketika menghadapi aksi terorisme,” jelasnya.

Menurut dia, simulasi seperti ini sangat penting agar para personel mengetahui dan memahami tugas-tugas masing-masing. “Kita akan sering melakukan kegiatan seperti ini,” katanya.

Di beberapa tempat, termasuk di Jakarta, BNPT pernah melakukan latihan seperti ini. Harap maklum, teroris menunggu kelengahan siapa pun. Kita harus tetap waspada. (Dede Susianti/X-11)

Ada indikasi perekrutan

pengemudi Trans-Jakarta tanpa standar jelas.”

Tulus AbadiPengurus harian YLKI

Saat Bus Atlet SEA Games Dibom

6 KAMIS, 22 DESEMBER 2011MEGAPOLITAN

Walau sudah tujuh tahun beroperasi, Trans-Jakarta belum memiliki standar pelayanan minimal.

Kualitas Trans-Jakarta Menurun

JEMAAT GKI Yasmin diper-bolehkan merayakan Natal 2011 dan Tahun Baru 2012 di gereja itu asal meminta izin dari kepolisian. “Tergantung izin dari kepolisian. Jika Polda Jawa Barat memberikan izin, mereka dapat menyelenggara-kannya,” ujar Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin. “Mereka akan ikut saran kapolda,” ungkapnya.

Selain itu, soal pendirian gereja masih akan menunggu pembahasan lebih lanjut. Menu-rut Gamawan, putusan MA mengenai GKI Yasmin masih perlu ditafsirkan. “MA juga me-nyatakan kalau ini dicabut oleh wali kota, dipersilakan kepada pihak GKI Yasmin untuk meng-gugat lagi,” jelasnya.

Kisruh perizinan GKI Yas-min Bogor memang belum terselesaikan hingga kini. Ke-marin, puluhan orang yang mengatasnamakan Gerakan

Masyarakat Peduli Penegak an Hukum (GMPPH) dan bebe-rapa advokat mendatangi Mah-kamah Agung (MA). Mere ka meminta MA mengambil sikap tegas terhadap putusannya terkait kasus perizinan GKI Yasmin yang belum juga dilak-sanakan oleh Wali Kota Bogor Diani Budiarto.

“Keengganan Wali Kota Bo-gor melaksanakan putusan MA agar memberikan izin peng-gunaan GKI Yasmin sebagai tempat ibadah membuktikan bahwa negara kita bukan lagi negara hukum, melainkan negara kekuasaan,” ungkap Humas GMPPH Mangapul Silalahi kepada wartawan di depan Gedung MA, Jakarta, kemarin.

Menurut Mangapul, MA harusnya bersikap lebih te-gas dalam menegur lembaga pemerintahan lainnya agar melaksanakan putusan yang telah incraht dan memiliki

kekuatan hukum. Begitu juga dengan dikeluarkannya pu-tusan PK MA Nomor 127/PK/TUN/2009 yang memiliki kekuatan hukum tetap atas kasus GKI Yasmin Bogor.

Pencabutan izin mendirikan bangunan (IMB) GKI Yasmin oleh Wali Kota Bogor yang telah menjadi isu internasional dikhawatirkan menyeret nama Indonesia dalam keterpurukan. “Kami mengingatkan kepada Mahkamah Agung agar segera mengambil sikap ataupun me-negur Mendagri dan Presiden sebagai sesama lembaga tinggi negara,” jelas Mangapul.

Usulan Kemendagri yang akan segera merelokasi GKI Yasmin dinilai telah mencederai hukum di Indonesia. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Presiden Yudhoyono juga dianggap tidak menghormati putusan MA sebagai benteng terakhir keadilan di negeri ini.(Yoi/*/J-2)

PENYIDIK Satuan Reserse Tin-dak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Metro Jaya menemukan dana PT Asuransi Kredit Indo-nesia (Askrindo) Rp400 miliar diduga digelapkan oleh Umar Zein alias A Chung, bos PT Tranka Kabel, dipakai untuk bermain saham.

“Dari hasil pemeriksaan, dana itu sebagian besar digu-nakan untuk bursa saham,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharudin Djafar di Jakarta, kemarin.

Menurut Baharudin, tersang-ka Umar Zen yang ditahan sejak Jumat (9/12) itu mengguna-kan dana PT Askrindo sebesar Rp400 miliar untuk membuka L/C di sebuah bank. Namun, Umar gagal membayar sehing-ga uang tersebut ditarik pihak bank. Baharudin menjelaskan, dalam melakukan penyelidikan, pihaknya juga memanggil saksi dari Askrindo.

Sementara itu, DPR me-minta Polda Metro Jaya meng-usut kasus tersebut dengan transparan. Anggota Komisi III DPR Nudirman Munir me-nilai pengusutan kasus ini terlalu tertutup dari akses pub-lik. Untuk itu, pihaknya akan mempertanyakan hal tersebut langsung kepada pejabat Polri.

Menurut Nudirman, bukan saatnya lagi bagi polisi untuk menutup-nutupi penanganan kasus. Terlebih, Askrindo ada-lah perusahaan milik negara.

Menurutnya, dugaan adanya korupsi senilai Rp400 miliar adalah nilai yang besar. “Itu perampokan uang negara,” ujar Nudirman di Jakarta.

Berdasarkan laporan polisi 6 Juni 2011, No 491, PT Askrindo diduga melakukan tindak pi-dana korupsi pencucian uang sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) dan 3 UU No 20/2001 tentang perubahan UU No 31 tentang Pemberantasan Tipikor dengan jalan membuat rekayasa keuangan.

Polisi juga telah memeriksa 37 saksi dan beberapa saksi ahli dari Badan Pengawasan Keuang an dan Pembangunan (BPKP), ahli pidana, ahli tindak pidana pencucian uang, dan Ba-dan Pengawas Pasar Modal.

Sebanyak 24 rekening yang di-aliri uang itu juga telah diblokir. Dalam melakukan rekayasa keuangan itu, para tersangka di-duga bekerja sama dengan em-pat manajer investasi. Hasilnya, ada penyaluran dana sebesar Rp439 miliar di 10 perusahaan investasi yang terjadi pada 2004-2009. (*/J-4)

GKI Yasmin Boleh Rayakan Natal

Dana Askrindo untuk Bermaindi Bursa Saham

BOM MELEDAK: Petugas pemadam kebakaran memadamkan api setelah terjadi ledakan bom di bus yang membawa rombongan atlet SEA Games saat simulasi penanggulangan teroris yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Pusat Pelatihan dan Pendidikan Zeni (Pusdikzi) di Jalan Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, kemarin.

MI/DEDE SUSIANTI

PATUHI PUTUSAN MA: Puluhan aktivis Gerakan Masyarakat Peduli Penegakan Hukum berunjuk rasa dengan menyiramkan bensin pada boneka bertoga di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, kemarin. Massa menuntut agar Wali Kota Bogor Diani Budiarto mematuhi putusan PK MA Nomor 127/PK/TUN/2009 mengenai GKI Yasmin Bogor dan menolak relokasi tempat ibadah jemaat gereja.

MI/ROMMY PUJIANTO