kualitas batubara.docx

13
7 KUALITAS BATUBARA 2.1 Kualitas Batubara Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter  penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank ). Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture ), zat terbang (volatile matter ), karbon padat (fixed carbon ), dan kadar abu (ash ), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang (Tirasonjaya , 2006). Untuk mengetahui kualitas dari batubara maka dapat diketahui dengan menggunakan parameter-parameter dari batubara. Parameter-parame ter dari batubara adalah sbb : 1. Kandungan Air Total (Total Moisture)  Kandungan air dalam batubara secara umum ada dua yaitu air permukaan ( free moisture ) dan kandungan air bawaan (inherent moisture ). Kandungan air permukaan secara mekanis terdapat dalam permukaan dan retakan-retakan serta kapiler-kapiler besar (makro kapiler) batubara dan mempunyai tekanan gas normal. Jumlah kandungan air bebas secara prinsip tergantung dari kondisi yaitu dari lembab sampai kering. Hal tersebut juga tergantung dari penambangan, benefisiasi, transportasi, penanganan, dan penyimpanan juga distribusi ukuran

Upload: putryaser

Post on 13-Oct-2015

126 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ARTIKEL TENTANG KUALITAS BATUBARA DAN SIMULASI MOTE CARLO

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    1/13

    7

    KUALITAS BATUBARA

    2.1 Kualitas Batubara

    Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang

    mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan

    mineral matterpenyusunnya, serta oleh derajatcoalification (rank). Umumnya, untuk

    menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya

    berupa analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk

    menentukan jumlah air (moisture), zat terbang (volatile matter), karbon padat (fixed

    carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan

    kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,

    sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang (Tirasonjaya, 2006).

    Untuk mengetahui kualitas dari batubara maka dapat diketahui dengan

    menggunakan parameter-parameter dari batubara. Parameter-parameter dari batubara

    adalah sbb :

    1. Kandungan Air Total (Total Moisture)Kandungan air dalam batubara secara umum ada dua yaitu air permukaan (free

    moisture) dan kandungan air bawaan (inherent moisture). Kandungan air

    permukaan secara mekanis terdapat dalam permukaan dan retakan-retakan serta

    kapiler-kapiler besar (makro kapiler) batubara dan mempunyai tekanan gas

    normal. Jumlah kandungan air bebas secara prinsip tergantung dari kondisi yaitu

    dari lembab sampai kering. Hal tersebut juga tergantung dari penambangan,

    benefisiasi, transportasi, penanganan, dan penyimpanan juga distribusi ukuran

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    2/13

    8

    butirnya. Kandungan air bawaan berada pada mikro pori, yang mempunyai

    tekanan lebih rendah dari tekanan uap normal. Kandungan air bawaan ini penting

    diketahui,karena dapat digunakan untuk mengindikasi peringkat batubara.

    Batubara makin tinggi kandungan air bawannnya,peringkatnya makin rendah.

    2. Kandungan Abu (Ash Content)Seperti telah diketahui bahwa kandungan Batu bara terdiri: air,material batu bara

    (Coal matter) dan material bukan batu bara (mineral matter). Mineral matter

    terdiri atas 2 macam yaitu mineral matter bawaan (inherent mineral matter) serta

    material mineral dari luar batu bara (extraneous mineral matter). Inherent mineral

    matter berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan yang hidup di rawa-rawa dan

    sulit dipisahkan dari batu bara. Extraneous Mineral Matter terjadi saat terambil

    waktu penambangan (parting), yang terbawa waktu terjadi banjir ke lapisan

    batubara pada waktu pembentukannya. Extraneous Mineral Matter dapat

    dipesahkan dari batubara dengan proses pencucian. Jika Batubara dipanaskan

    maka mineral matter tersebut akan mengalami perubahan secara kimia menjadi

    abu. Perubahan secara kimia tersebut antara lain sebagai berikut :

    Kehilangan air dari senyawa-senyawa yang mengandung hidrogen Kehilangan CO2dari karbonat. Oksidasi FeS2menjadi besi sulfida dan magnesium oksida. Penguapan dan penguraian dari alkali chloride.Secara umum untuk memperkirakan jumlah mineral matter dapat dicari dengan

    menggunakan rumus sbb :

    MM = 1,1 x Kandungan Abu .(2.1)

    Atau

    MM = 1,08 + 0,55 S .(2.2)

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    3/13

    9

    Ket :

    MM = mineral matter

    A = Kandungan abu

    S = Kandungan sulfur

    3. Zat TerbangZat terbang terdiri dari Combustible gasses (gas-gas yang mudah terbakar) seperti

    gas hidrogen, CO, dan CH4serta gas-gas yang dapat dikondensasikan seperti tar

    dengan sejumlah kecil gas-gas yang tidak terbakar seperti CO2 dan air yang

    terbentuk karena hasil dehidrasi dan kalsinasi. Zat terbang juga dapat digunakan

    sebagai ukuran untuk menentukan peringkat batubara. Pengaruhnya dalam

    preparasi batubara adalah jika kandungan zat terbang tinggi (>24 %) maka

    batubara akan mudah terbakar. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya batubara

    tidak dilakukan penggerusan terlalu halus,karena sangat berpotensi untuk mudah

    meledak.

    4.Karbon Tetap (Fixed Carbon)Sebagai komponen dari analisa proksimat, Fixed Carbondihitung dari

    FC = 100( A + VM + IM ) .(2.3)

    Ket :

    FC : Fixed carbon

    A :Ash Content

    VM :Volatile matter

    IM :Inherent Moisture

    Rasio Fixed carbondengan Volatile matter(zat terbang) disebut dengan FR (Fuel

    Ratio). FR juga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menentukan peringkat

    batubara.

    5.Nilai Kalori (Calorific Value)

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    4/13

    10

    Nilai kalor dari batubara merupakan jumlah panas dari komponen yang terbakar

    seperti karbon, hidrogen, dan sulfur dikurangi dengan panas reaksi eksotermis atau

    endotermis yang terjadi dari pembakaran komponen pengotor yang dinyatakan

    dalam Kkal/kg. Dalam penentuan nilai kalori batubara ada bermacam basis analisis

    dan pengujian dilakukan untuk menunjukkan parameter kualitas batubara. Data

    hasil analisa nilai kalori batubara dapat dilaporkan dalam beberapa macam dasar

    pelaporan sesuai keperluan analisis tersebut. Dasar pelaporan analisis kualitas

    batubara yang biasa digunakan yaitu :

    1. CV adb (Calorific Value Air Dried Basis)Air dried basis merupakan dasar pelaporan analisis kualitas batubara dimana

    sampel dianalisis sesuai dengan keadaan basis kering udara.

    2. CV ar (Calorific Value As Received)As received adalah dasar pelaporan analisis kualitas batubara dimana sudah tidak

    mengandung total moisture dan inherent moisture.

    (2.4)Ket :

    CV AR : Calorific Value As Received

    TM : Total Moisture

    IM :Inherent Moisture

    3. CV daf (Calorific Value Dry As Free)Dry as free adalah dasar pelaporan analisis kualitas batubara dengan basis kering

    dan bebas dari ash.

    ...(2.5)

    Ket :

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    5/13

    11

    CV DAF : Calorific Value Dry As Free

    Ash :Ash Content (Kandungan abu)

    IM :Inherent Moisture

    4. CV db (Calorific Value Dry Basis)Dry basis adalah dasar pelaporan analisis kualitas batubara untuk sampel yang

    telah dibebaskan dari total moisture.

    ..(2.6)

    Ket :

    CV DB : Calorific Value Dry Basis

    M : Moisture Content

    5. CV dmmf (Calorific Value Mineral Matter Free)Dry mineral matter free adalah dasar pelaporan analisis kualitas batubara dalam

    kondisi sampel bebas dari total moisture dan mineral matter (ash dan volatile

    mineral matter).

    6.Kandungan SulfurSulfur merupakan zat pencemar,maka adanya sulfur yang tinggi sangat tidak

    dikehendaki. Ada 3 macam bentuk sulfur yaitu :

    Pyritic Sulfur (FeS2) biasanya berjumlah 20 80 % dari total sulfur danberasosiasi dengan abu batubara.

    Organic Sulfurbiasanya berjumlah relatif dan bervariasi antara 20 80 % daritotal sulfur. Sulfur Organik terikat secara kimia dengan substansi atau zat-zat

    lain.

    Sulphatesebagaian besar terdiri dari kalsium sulfat dan besi sulfat.2.2. Blending Batubara

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    6/13

    12

    Fasilitas blending umumnya diperlukan di pelabuhan muat yang akan

    mengekspor batubara atau pada stockpile. Blending diartikan sebagai pekerjaan

    mencampurkan batubara dua jenis batubara atau lebih yang kualitasnya berbeda

    untuk memperoleh satu jenis batubara dengan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi

    dalam kontrak. Blending merupakan salah satu teknik di dalam pengendalian mutu.

    Dalam memilih cara blending harus diperhatikan keuntungan cara dan biaya yang

    dikeluarkan untuk mencapai hasil yang homogen. Blending dapat dilakukan pada 2

    tempat, yaitu :

    1.Blending pada waktu pemuatanBlending ini dilakukan pada waktu pemuatan ke pelabuhan muat

    2.Blending di stockpile sebelum pengapalanBlending ini dilakukan saat batubara di stockpile dimana dengan cara membuat satu

    stockpile yang baru. Beberapa cara blending yang banyak digunakan (gambar 2.1),

    yaitu :

    Chevron stockpilingSuatu cara blending dengan membentuk tumpukan menurut garis bujur dari

    penampang silang (cross section) berbentuk segitiga di mana komponen-

    komponen berurutan di timbunan sama rata sepanjang poros tengah tumpukan.

    Cara blending tumpukan ini merupakan salah satu cara yang banyak dipakai.

    Windrow StockpilingSuatu cara blending dengan membentuk tumpukan menurut garis bujur dari

    penampang silang berbentuk segitiga dimana komponen-komponen berurutan

    ditimbun dalam tumpukan yang berdampingan maju membentuk keseluruhan

    tumpukan. Cara blendingini memberikan derajat kehomogenan paling tinggi.

    Layered Stockpiling

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    7/13

    13

    Suatu cara membentuk tumpukan dimana komponen-komponen berurutan

    ditambahkan dalam bentuk lapisan. Jika hal ini dikerjakan untuk mem-blending,

    komponen yang berurutan tersebar merata ke seluruh daerah tumpukan. Cara ini

    umumnya digunakan untuk mem-blending tumpukan yang kecil dan jumlah

    batubara yang tidak terlalu banyak.

    Gambar 2.1. Blending batubara di stockpile (Edwardas, 1987)

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    8/13

    14

    Untuk mengetahui kualitas batubara hasil pencampuran dapat diketahui dengan

    persamaan sebagai berikut :

    Kc= ...(2.7)

    Xc= X1 + X2+ X3+..+ Xn ..(2.8)

    Ket :

    Kc = Kualitas batubara campuran

    Xc = Berat total batubara Campuran

    K1,..Kn = Kualitas masing-masing produk batubara

    X1,..Xn = Berat masing-masing produk batubara

    2.3 Sampling

    Tujuan utama dari pengambilan sampel ialah untuk mengambil sebagian kecil

    material yang mewakili sifat-sifat keseluruhan material tersebut. Syarat utama adalah

    sampel itu harus mewakili (representatif) bahan yang di-sampling. Pengambilan

    sampel batubara harus dilakukan menurut standar yang telah ditentukan. Karena

    banyaknya standar batubara yang ada, pemilihan akan bergantung pada persetujuan

    antara pembeli dan penjual. Pengambilan sampel merupakan salah satu pengendalian

    kualitas batubara, berikut beberapa bagian dari pengambilan sampel, yaitu :

    1.Channel SamplingJumlah Channel Sampling relatif banyak, mewakili keseluruhan lapisan batubara

    pada titik lokasi dimana sampel diambil. Channel sample dapat diambil baik secara

    manual maupun mekanis menggunakan perlatan penambangan. Cara kedua ni

    kurang representative, tetapi untuk pencucian batubata, ukurannya menjadi lebih

    mudah dan lebih meyakinkan.

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    9/13

    15

    2.Pengambilan sampel batubara produksiTahapan pengambilan sampel batubara produksi terbagi menjadi dua, yaitu :

    a.Skema pengambilan sampel (sampling scheme) yang merujuk pada beberapabanyak satu lot dapat dibagi menjadi sampling unit dan berapa banyak

    increment harus diambil untuk setiap sampling unitnya sehingga dicapai presisi

    yang diinginkan.

    b.Sistem pengambilan sampel (sampling system) merupakan implementasi daripengambilan sampel, apakah akan dilakukan secara manual atau mekanis.

    Skema Pengambilan sampel atau perencanaan pengambilan sampel umumnya telah

    ditentukan sebelum pengambilan sampel mulai dilakukan. Untuk mengambil satu lot

    batubara, misalnya satu pengiriman, satu vessel, atau satu tongkang, kita membagi lot

    tersebut menjadi beberapa sampling unit. Dari satu sampling unit diambil beberapa

    increment dan kemudian disatukan membentuk satu gross sample.Apabila pengiriman

    hanya terdiri atas satu tongkang, maka dalam hal ini sampling unit sama dengan lot.

    Sampel batubara yang akan diambil dapat dibagi menjadi dua jenis atau tipe :

    1.Common SampleSampel yang diambil digunakan untuk lebih dari satu tujuan, misalnya untuk

    penetuan total moisture dan untuk general analysis.

    2.Separate SampleSampel yang diambil digunakan khusus untuk satu maksud, misalnya hanya untuk

    penentuan total moisture, size analysis, atau general analysis saja.

    2.4 Simulasi Monte Carlo

    Dasar dari prosedur teknik simulasi Monte Carlo adalah membangkitkan

    bilangan acak semu. Menurut Kakiay (2004), metode Monte Carlo dikenal juga dengan

    istilah sampling simulasi atau Monte Carlo sampling technique. Sampling simulationini

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    10/13

    16

    menggambarkan kemungkinan penggunaan data sample dalam metodenya. Metode

    Monte Carlo menggunakan data yang sudah ada (historicaldata).

    Metode Monte Carlo salah satu algoritma komputasi untuk mensimulasikan

    berbagai prilaku sistem fisika dan matematika, penggunaan klasik metode ini adalah

    untuk mengevaluasi integral definit, terutama integral multidimensi dengan syarat dan

    batasan yang rumit. Menurut Subagyo, Asri dan Handoko (2000) Model stokastik juga

    disebut model simulasi Monte Carlo dimana sifat sifat keluaran (output) dari proses

    ditentukan berdasarkan hasil dari konsep acak (random).

    Karena algoritma ini memerlukan perulangan (repetisi) dan perhitungan yang

    amat kompleks, metode Monte Carlo pada umumnya dilakukan dengan menggunakan

    komputer, dan memakai berbagai teknik simulasi komputer. Algoritma Monte Carlo

    adalah metode Monte Carlo numerik yang digunakan untuk menemukan solusi problem

    matematis (yang dapat terdiri dari banyak variable) yang susah dipecahkan, misalnya

    dengan kalkulus integral, atau metode numerik lainnya. Penggunaan metode Monte

    Carlo membutuhkan sejumlah besar angka acak sehingga metode ini, menggunakan

    pembangkitan bilangan acak semu (pseudorandom number generator) dengan

    menggunakan algoritma tertentu sesuai kebutuhan.

    Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang paling mendekati dari

    yang diharapkan dengan cara bereksperimen melaui angka-angka acak yang dihasilkan

    RNG (random Generator) dan teori probabilitas. Penggunaan pembangkitan bilangan

    acak akan lebih efektif digunakan dari pada tabel angka acak yang telah ada

    sebelumnya sering digunakan untuk pengambilan sampel statistik.

    Simulasi Monte Carlo memberikan perkiraan pada nilai yang diharapkan dari

    variabel acak dan juga memprediksi kesalahan estimasi yang sebanding dengan jumlah

    iterasi. Dasar dalam menentukan variabel acak pada simulasi Monter Carlo, sebagai

    berikut :

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    11/13

    17

    ..(2.9) Ket :

    = Total error

    = Standar deviasi

    N = Jumlah angka acak

    Nilai standar deviasi dapat dihitung menggunakan rumus :

    ..(2.10) Ket :

    Xi = Data ke-n

    X = Nilai rata-rata

    n = Banyak data

    Membangkitkan bilangan acak dengan menggunakan komputer dapat

    menggunakan beberapa macam program atau software. Salah satu software yang

    akan digunakan dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan simulasi Monte

    Carlo yaitu Ms. Excel yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

    a.Menentukan nilai maksimum dan minimum dari data yang akan disimulasikanb.Menghitung jarak rentangan

    R = nilai maxnilai min

    c. Menentukan jumlah kelasK = 1 + 3,3 log n .(2.11)

    Ket :

    n = Jumlah data

    d.Menghitung panjang interval

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    12/13

    18

    P =(

    ) ..(2.12)

    e.Menghitung batas atas dan terendah atau ujung data pertama, dilanjutkanmenghitung kelas interval, caranya yaitu dengan menjumlahkan ujung bawah kelas

    ditambah dengan panjang kelas (P) dan hasilnya dikurangi 1 sampai pada data

    akhir.

    f. Menghitung frekuensi dan probabilitas dari distribusi data tersebut. Setelah sudahdidaptkan batas bawah dan batas atas masing-masing kelas, yang selanjutnya

    dilakukan pengelompokkan bilangan acak sesuai dengan kelasnya masing-masing,

    kemudian menghitung frekuensi dari masing-masing kelas (Riduwan, 2003).

    g.Menentukan nilai maksimum dan minimum dari suatu malasah yang akandisimulasikan.

    h.Menghitung standar deviasi () berdasarkan nilai minimum dan maksimum denganmenggunakan formula pada Ms.Excel, yaitu = STDEVP (Nilai Minimum : Nilai

    Maksimum,AVERAGE(Nilai Minimum : Nilai Maksimum)).

    i. Metode Monte Carlo dapat memprediksi kesalahan (error) dari simulasi, yang manaproporsional terhadap jumlah iterasinya. Jika diinginkan nilai absolute error yang

    kurang dari 2%, maka nilai tersebut didapatkan dengan melakukan iterasi sebanyak

    50 kali dengan menggunakan formula pada Ms.Excel, yaitu = AVERAGE(Nilai

    Minimum : Nilai Maksimum)/50.

    j. Memunculkan jumlah angka acak, dengan menggunakan formula pada Ms.excelN = .(2.13)

    k. Melakukan pengujian distribusi data menggunakan metode rasio kurtosis danskewness. Uji rasio kurtosis dan skewness merupakan salah satu metode untuk

    pengujian distribusi data untuk mengetahui distribusi normal terhadap bilangan

  • 5/22/2018 KUALITAS BATUBARA.docx

    13/13

    19

    acak yang sudah dibuat. Nilai rasio kurtosis dan skewness didapatkan dengan

    menggunakan formula pada Ms.Excel, yaitu = KURT (Data awal bilangan acak :

    Data akhir bilangan acak), = SKEW (Data awal bilangan acak : Data akhir bilangan

    acak). Jadi jika nilai rasio kurtosis dan skewness berada pada interval -2 sampai 2,

    maka distribusi data bilangan acak tersebut memiliki distribusi normal.

    l. Menentukan probabilitas tertinggi.