kualit as pelayanan dalam sistem informasi …digilib.unila.ac.id/55642/3/3. tesis full tanpa...
TRANSCRIPT
KUALITAS PELAYANAN DALAM SISTEM INFORMASI AKADEMIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
TESIS
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sidang Akhir
Pada Fakultas Ilmu Social dan Politik
Universitas Lampung
Oleh
EKA RAHMANNITA
1526061005
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
KUALITAS PELAYANAN DALAM SISTEM INFORMASI AKADEMIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
OlehEKA RAHMANNITA
Universitas Muhammadiyah Lampung sebagai salah satu perguruan tinggi swastadi Bandar Lampung mempunyai mengikuti perkembangan teknologi informasiuntuk meningkatkan layanan system informasi akademik. Secara umum timbulpersepsi yang berbeda-bedadari beberapa pengguna terhadap kualitas layanansystem informasi akademik yang diterima. Beberapa pengguna berpendapatbahwa layanan yang diberikan belum sesuai dengan yang diharapkan olehpengguna, sehingga persepsi tersebut menjadi evaluasi pihak ICT untukmemperbaiki kualitas layanan kedepan. Tujuan dari peneltian ini adalah untukmengetahui kualitas pelayanan dalam Sistem Informasi Akademik UniversitasMuhammadiyah Lampung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif denganpendekatan kualitatif. teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian iniadalah analisis model interaktif (interactive model of analysis) yang terdiri daritiga komponen analisis berupa Reduksi data (reduction data), Sajian data (datadisplay) dan penarikan kesimpulan (congclution drawing).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dalam Sistem InformasiAkademik Universitas Muhammadiyah Lampung sudah cukup baik. Bukti nyatadari pelaksanaan Sistem Informasi Akademik di Universitas MuhammadiyahLampung sudah baik. Penerapan system informasi akademik online sangat baikditerapkan di Universitas Muhammadiyah Lampung bila dilihat dari kecepatan,ketepatan waktu, tidak ada kesalahan dan sikap simpatik. Penerapan systeminformasi akademik sudah cukup baik dimana petugas pelaksana Sistem InformasiAkademik (SIA) di Universitas Muhammadiyah Lampung karena petugasnyacukup ramah mempunyai sikap yang santun dan bersedia membantu setiap saatmahasiswa, staf maupun dosen yang mengalami kesulitan saat menggunakanfasilitas online tersebut. Menerapkan prinsip kebernaran dan kepastian layananSistem Informasi Akademik (SIA), dimana kebenaran yang dimaksud adalahkesesuaian antara pelayanan yang dijanjikan dengan pelayanan yang diberikan.Sikap membantu mahasiswa dalam pelaksanaan Sistem Informasi Akademik(SIA) sudah baik dan komunikasi yang dilakukan petugas Sistem InformasiAkademik (SIA) sudah baik, hal ini terlihat dari beberapa mahasiswa yangterbantu saat mengalami kedalan dalam mengakses Sistem Informasi Akademik(SIA).
Kata Kunci: Kualitas, Pelayanan, Sistem Informasi
ABSTRACT
QUALITY OF SERVICE IN THE ACADEMIC INFORMATION SYSTEM OFMUHAMMADIYAH LAMPUNG UNIVERSITY
ByEKA RAHMANNITA
Muhammadiyah University of Lampung as one of the private universities inBandar Lampung keep abreast of information technology to improve academicinformation system services. In general, different perceptions arise from severalusers towards the quality of academic information system services received. Someusers argue that the services provided are not as expected by the user, so that theperception becomes an evaluation of the ICT to improve the quality of service inthe future. The purpose of this research is to determine the quality of service inthe Academic Information System of the Muhammadiyah University of Lampung.
The method used in this research is descriptive method with a qualitativeapproach. The data analysis technique used in this study is an interactive modelof analysis consisting of three components of analysis in the form of datareduction (data reduction), data display (data display) and conclusion(congclution drawing).
The results showed that the quality of service in the Academic Information Systemof Muhammadiyah University of Lampung was good enough. The real evidencefrom the implementation of the Academic Information System at MuhammadiyahUniversity in Lampung is good. The application of an online academicinformation system is very well applied at the University of MuhammadiyahLampung when viewed from speed, timeliness, no errors and sympathy. Theapplication of an academic information system is quite good where the AcademicInformation System (SIA) executive officer at the Muhammadiyah University ofLampung because the officers are friendly enough to have a polite attitude andare willing to help whenever students, staff and lecturers experience difficultieswhen using these online facilities. Applying the principle of awareness andcertainty of the Academic Information System (SIA) service, where the truth inquestion is the conformity between the services promised and the servicesprovided. The attitude of helping students in the implementation of the AcademicInformation System (AIS) is good and the communication made by the AcademicInformation System (SIA) officers is good, this can be seen from some studentswho were helped when experiencing the progress in accessing the AcademicInformation System (SIA).
Keywords: Quality, Service, Information System
KUALITAS PELAYANAN DALAM SISTEM INFORMASI AKADEMIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG
TESIS
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sidang Akhir
Pada Fakultas Ilmu Social dan Politik
Universitas Lampung
Oleh
EKA RAHMANNITA
1526061005
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(EKA RAHMANNITA)
Assalamualaikum wr wb.
Salam sejahtera untuk kita semua
Tabik pun………
Alhamdulilah kenangan masa kecil saya sampai sekarang terus terukir dengan perjalanan hidup
saya yang terekam jelas dengan tulisan yang berupa riwayat hidup saya sendiri. Setiap perjalanan
hidup saya tertulis untuk memperlihatkan pengalaman dan pembelajaran saya yang sudah saya
perjuangkan. saya di lahirkan dan diberi nama Eka Rahmannita pada tanggal 30 Agustus 1990 di
Bandar Lampung, anak ke empat dari empat bersaudara dari buah pasangan Bapak Hi.Drs.Abdul
Kabir, M.ed dan Hj.Dra.Suryati Den, M.M. yang berasal dari Bandar Lampung.
Jenjang pendidikan saya di mulai masuk Sekolah Dasar pada tahun 1996 di SD Kartika II-5
Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2002. Pada waktu saya SD saya mengambil Ekstra
Sekolah dengan mengikuti Olah Raga Berenang dan menjadi salah satu atlit kecil Nasional Kota
Lampung, penulis juga mengikuti Pancak Silat Tapak Suci serta menjadi salah satu atlit Tapak
Suci Nasional Kota Lampung. Penulis melanjutkan Sekolah Tingkat Pertama di Madrasah
Stanawiyah Darunnjah Boarding School Jakarta Selatan dan selesai pada tahun 2005 dan saya
mengikuti kegiatan organisasi Marching Band Darunnajah serta menjadi peserta lomba Marching
Band Jakarta tingkat International. Selanjutnya jenjang pendidikan menengah atas, saya belajar
di Madrasah Aliyah Darunnajah Jakarta Selatan pada tahun 2005 dan selesai tahun 2008. Saya
mengikuti beberapa kegiatan dan masuk dalam organisasi Sekolah Darunnajah yang disebut
OSDN (Organisasi Darunnajah) serta saya masih menjadi peserta aktif di Marching Band
Darunnajah Jakarta Selatan. Kemudian saya memasuki tingkat Perguruan Tinggi, melanjutkan
studi di Universitas Padjadjaran Bandung dan mengambil program studi Administrasi Publik.
saya melanjutkan studi di UNPAD Bandung pada tahun 2008 dan selesai pada awal tahun 2014.
Alhamdulillah saya termasuk salah satu mahasiswa aktif, dan beberapa kegiatan saya ikuti untuk
menunjang keberhasilan saya di masa depan. Saya aktif di bidang organisasi mahasiswa atau
yang sering disebut Badan Ekskutive Mahasiswa FISIP UNPAD Bandung pada bagian Social,
Seni dan Budaya. Keaktifan saya di salurkan dalam perkumpulan organisasi kampus Fisip
UNPAD maupun organisasi yang ada di Bandung.
Selesainya saya di perguruan tinggi Universitas Padjadjaran Bandung, pada tahun 2015 saya
mulai mencoba untuk bekerja di kota kelahiran saya Kota Bandar Lampung. Saya mencoba
bekerja di Universitas Muhammadiyah Lampung di bagian staff Akademik dan Kemahasiswaan
Universitas Muhammdiyah Lampung. Dan Alhamdulillah seiringnya waktu berlalu, saat ini saya
dapat bekerja di Pemerintahan Provinsi Lampung sebagai tenaga Honnor di bagian staff Biroh
Umum.
Demikian yang dapat saya sampaikan, dan terimakasih
Sukses untuk kita semua, Amien.
viii
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan
Jadilah karang di lautan yang kuat di hantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaatuntuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanya sekali.
Ingat hanya pada Allah apapun dan dimanapun kita berada kepada Dia-lah tempat dan memintadan memohon.
Persembahan
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT penguasa alam semesta yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani, memberikan akal serta semangat untuk senantiasa
bertawakal.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada sang pencerah Nabi akhirul zaman
Muhammad SAW yang telah mengubah formasi zaman dari zaman jahiliyah menuju aman
terang benderang.
Alfakir persembahakan karya sederhana ini teruntuk :
Robb jalajalaluh, TUHAN YME Penguasa Alam Semesta
Kedua orang tua saya, Hi. Abdul Kabir M.ed dan Hj.Suryati Den.M.M
Yang selalu menuntun Alfakir dalam Akhlaq islam, yang selalu mendokan setulus hati
disetiap langkah dan tujuan saya, yang mencintai dan menyayangi saya tanpa kenal letih
untuk memberikan kebahagian, dahulu, sekarang dan sampai kapanpun. Yang selalu
memberikan semangat untuk tidak pernah menyerah dan tetap berusaha.
Ke tiga kaka saya yang selalu mendukung dan memotivasi saya.
Almamater tercinta FISIP UNILA
SANWACANA
Bismilahirohmannirohim
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidaya-Nya sehingga tesis ini
dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada kami junjungan Nabi
Muhammad SAW.
Tesis dengan judul “ Kualitas Pelayanan Dalam Sistem Informasi Akademik Universitas
Muhammadiyah Lampung “ merupakan salah satu syarat untuk meraih Magister Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Keseluruhan tesisi ini merupakan hasil bimbingan, arahan, bantuan dan diskusi dengan
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir Hasriadi Mat Akin, M.P. Selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Sudjarno, M.S. Selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas
Lampung.
3. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik
Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Bambang Utoyo S, M.Si selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S selaku Pembimbingan Utama dalam tesis ini. Terima
kasih penulis hanturkan atas segala kesabaran dan keuletan yang luar biasa untuk
membimbing peneliti guna menyelesaikan tesis ini.
6. Bapak Eko Budi Sulistio, S.Sos, M.AP. selaku pembimbing II yang tidak henti-hentinya
memotivasi penulis saat dalam kondisi yang kurang baik, memberikan pengetahuan,
pengalaman dan spirit yang membuat peneliti selalu bersemangat untuk segera
menyelesaikan tesis ini.
7. Ibu Dr. Any Nurhayaty, Psikolog selaku Rektor Akademik Universitas Muhammadiyah
Lampung, terimakasih atas izin yang diberikan guna penelitian tesis ini
8. Bapak Moh. Badar, S.Ag selaku Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan
Universitas Muhammdiyah Lampung, terima kasih atas izin yang diberikan guna
penelitian tesis ini.
9. Teristimewah untuk kedua orang tua saya, Bapak Hi. Abdul Kabir M.ed beserta ibu
tercinta saya Hj.Suryati Den, yang telah merawat, mendidik, membesarkanku dan
menjadi spirit dalam berjuang, yang selalu berdoa untuk keberhasilan dan kesehatan
anak-anaknya dengan terus menerus memberikan semangat dalam penyelesaian
pendidikan.
10. Terimakasih kepada ke tiga kakak saya yang telah memberi dukungan lebih kepada
saya agar saya menjadi adik yang sukses yang dapat membahagiahkan orang tua saya.
11. Teman-teman seperjuangan di Magister Ilmu Administrasi Fisip Unila, Semoga kita
menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
memberikan data dan informasi, menjadi teman diskusi, menjadi inspirasi dan motivasi,
yang ikut memberikan sumbangsih dalam penyelesaian tesis dan penyelesaian
pendidikan.
Penulis sangat menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman serta informasi yang
ada, mohon maaf jika terjadi kekuangan dan kesalahan, Saran dan krikitik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin serta dengan segala kerendahan
hati penulis berharap semoga tesis sederhana ini memberikan manfaat bagi kita semia. Amin.
Bandar Lampung, 22 Januari 2019
Eka Rahmannita
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………… ......................................................................... I
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………...... II
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. III
SURAT PERNYATAAN ………………………………………………….…. IV
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………………. V
MOTTO …………………………………………………………...….…........ VII
SANWACANA ……………………………………………………………….. IX
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah (Research Question) ..................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
E. Kualitas Pelayanan Publik .............................................................. 9
A. Pengertian Pelayanan ............................................................. 9
B. Pengertian Kualitas ................................................................. 15
C. Kualitas Pelayanan Publik ...................................................... 17
D. Prinsip Pelayanan Publik Menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2009 ................................................................................. 19
E. Mengukur Kualitas Pelayanan Public ..................................... 22
F. Sistem Informasi ............................................................................. 30
A.Tujuan Sistem Informasi ......................................................... 37
B. Sistem Informasi Pada Pelayanan .......................................... 38
C. Konsep Data dan Informasi .................................................... 40
D. Tahapan Dalam Pembentukan Kualitas Kinerja Sistem
Informasi ..................................................................................... 42
E. Prosedur Proses Sistem Informasi Akademik......................... 50
BAB III METODE PENELITIAN
G. Jenis Penelitian .............................................................................. 53
H. Lokasi Penelitian ............................................................................ 53
I. Fokus Penelitian ............................................................................. 54
J. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 55
K. Instrumen Penelitian (Kualitatif). .................................................. 57
L. Teknik Pengolahan Data ................................................................ 58
M. Teknik Analisis Data ..................................................................... 58
N. Keabsahan Data ............................................................................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
O. Gambaran Umum Universitas Muhammadiyah Lampung. ........... 60
A. Visi Misi Universitas Muhammadiyah Lampung ..................... 62
B. Fasilitas .................................................................................... 62
C. Kerja Sama ............................................................................... 63
P. Hasil Penelitian ............................................................................. 64
A. Tangibles .................................................................................. 64
B. Reliability ................................................................................. 76
C. Responsiveness ......................................................................... 79
D. Assurance ................................................................................. 83
E. Empathy ................................................................................... 87
Q. Pembahasan ................................................................................... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
R. Kesimpulan .................................................................................... 99
S. Saran .............................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Transforrnasi Data Menjadi Inforrnasi................................................................ 42
Gambaran Umum Prosedur Proses Sistem Informasi Akademik ....................... 51
Gambar Kerangka Pikir Kualitas Pelayanan Dalam Sistem Informasi
Akademik……………………………………………………………….………. 52
Gambar Kualitas Pelayanan Dalam Sistem Informasi Akademik Universitas
Muhammadiyah Lampung……………………………………………………….54
Gambar Ruang Komputer dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Akademik (SIA)
Universitas Muhammadiyah Lampung ……………..……………………………64
Gambar Ruang Humas dan Penmaru Universitas Muhammadiyah
Lampung…………………………………………………………………………65
Gambar Sasaran dan Manfaat Kualitas dan Jasa………………………………..119
Gambar Dimensionalisasi Kualitas Teknikal……………………………......… 126
Gambar Kualitas Fungsional……………………………………………………127
Gambar Komitmen Hubungan………………………………………………….129
Hasil Penelitian Terdahulu……………………………………………………...132
Saran Kesimpulan Kualitas Pelayanan Dalam Sistem Akademik Universitas
Muhammadiyah Lampung…………………………………………………..….102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi telah melahirkan tuntutan-tuntutan baru pada institusi pendidikan
tinggi. Salah satu pemicu tuntutan itu adalah pencapaian kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Sejalan dengan
tuntutan ini, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah
menetapkan acuan utama dalam kebijakan dasar pengembangan pendidikan tinggi
ke depan yakni strategi jangka panjang pendidikan tinggi yang diarahkan untuk
meningkatkan daya saing bangsa. Penyertaan pendidikan dalam usaha
pembangunan merupakan salah satu langkah yang strategis.
Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
Organization (WTO) sesuai dengan GATS/WTO-Central Product
Classification/MTN.GNS/W/120 pendidikan juga diklasifikasikan sebagai salah
satu bentuk bisnis jasa. Perguruan tinggi merupakan salah satu penyedia jasa
pendidikan ini. Secara umum, tujuan penyelenggaraan pendidikan termasuk di
perguruan tinggi adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan
berdaya saing. Semua tujuan tersebut akan terakumulasi melalui proses belajar.
Perkembangan Teknologi Informasi yang sangat pesat dewasa ini memberikan
banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. Peranan Teknologi
Informasi dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai
2
sebuah teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan
penggunaan komputer, teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi
dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat (Zanial, 2011:
45).
Penerapan Teknologi Informasi bagi perusahaan dan organisasi mempunyai
peranan penting dan dapat menjadi pusat strategi bisnis untuk memperoleh
keunggulan bersaing. Saat ini perhatian terhadap kualitas layanan Information
and Communication Technology (ICT) di perguruan tinggi semakin meningkat.
Hal ini menuntut institusi perguruan tinggi, khususnya ICT untuk memberikan
layanan terbaik kepada pengguna. Cara pemberian layanan yang berbeda dari
pihak ICT akan menyebabkan kesenjangan layanan sistem informasi akademik
ICT, karena layanan yang diberikan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam
suatu perguruan tinggi. Dalam perkembangannya perguruan tinggi sangat
membutuhkan evaluasi dalam hal pelayanan kepada pengguna dalam sistem
informasi akademik, sehingga perguruan tinggi harus memberikan pelayanan
yang memuaskan bagi penggunanya.
Layanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam peningkatan
kualitas layanan sistem informasi akademik ICT di suatu perguruan tinggi.
Untuk kemajuan suatu perguruan tinggi diperlukan suatu layanan sistem
informasi akademik ICT yang memadai demi kepuasan pengguna. Jika
sistem layanan informasi akademik tidak menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh para pengguna serta memiliki permasalahan dalam layanan
sistem informasi akademik ICT maka para pengguna layanan ICT akan
3
mengalami kekecewaan.
Menurut Gaspersz (2007: 15) kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda
dan bervariasi. Kualitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pilihan konsumen untuk berbagai jenis jasa yang berkembang saat ini dan
telah menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan dan pertumbuhan suatu
organisasi. Persepsi kualitas layanan juga didefinisikan sebagai persepsi
konsumen secara keseluruhan baik keunggulan dan kelemahan dari organisasi
dan pelayanannya.
Layanan akademik di perguruan tinggi seiring dengan perkembangan teknologi
menuntut profesional yang meminta kecepatan dan ketepatan layanan. kesulitan
dalam melakukan pelayanan tersebut disebabkan oleh banyak hal. Satu
diantaranya adalah ketidak tersediaan data serta sulitnya aksesibilitas stakeholder
kepada basis data dan informasi yang berkaitan dengan akademik. Kebutuhan
mengintegrasikan Teknologi Informasi guna meningkatkan kualitas proses, output
dan out come pembelajaran yang dilakukan di Perguruan Tinggi merupakan hal
yang mutlak dan harus dilakukan untuk menjamin kualitas perguruan tinggi di era
teknologi informasi.
Universitas Muhammadiyah Lampung sebagai salah satu perguruan tinggi swasta
di Bandar Lampung mempunyai tekad untuk memanfaatkan serta mengikuti
perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan layanan sistem
informasi akademik. Dengan demikian, persepsi para pengguna jasa pendidikan
dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas layanan sistem informasi akademik
4
suatu organisasi. Secara umum timbul persepsi yang berbeda-beda dari beberapa
pengguna terhadap kualitas layanan sistem informasi akademik yang diterima.
Beberapa pengguna berpendapat bahwa layanan yang diberikan belum sesuai
dengan yang diharapkan oleh pengguna, sehingga persepsi tersebut menjadi
evaluasi pihak ICT untuk memperbaiki kualitas layanan ke depan.
Informasi dibutuhkan dan digunakan oleh organisasi untuk menunjang aktivitas
mereka. Adanya perkembangan teknologi yang ada harus dimanfaatkan oleh
organisasi, serta tantangan dunia bisnis yang ada menyebabkan organisasi harus
mampu menggunakan teknologi informasi agar mampu mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena inilah organisasi membutuhkan
suatu sistem. Sistem yang memanfaatkan teknologi, terutama komputer,
dalam mengolah informasi yang dapat membentuk suatu sistem informasi berbasis
komputer yang andal untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam memenuhi
kebutuhan organisasinya. Dengan kemampuan sistem informasi yang dapat
menghasilakan informasi yang akurat, cepat, dan efisien akan memberikan
manfaat yang sangat besar bagi organisasi sistem informasi dengan kriteria
kemampuan yang dapat memenuhi harapan penggunanya akan sangat membantu
kinerja organisai maupun individu yang berkepentingan.
Kesuksesan sistem informasi merupakan suatu tingkat dimana sistem informasi
mampu memberikan konstribusi pada organisasi dalam pencapaian tujuannya.
Sebaliknya dikatakan gagal apabila sistem tersebut kurang atau bahkan tidak
dimanfaatkan oleh penggunanya. Agar suatu sistem informasi dapat beroperasi
secara optimal, perlu adanya evaluasi terhadap sistem informasi. Karena biaya
5
yang dikeluarkan untuk menerapkan sistem informasi yang berbasis teknologi
informasi tidak sedikit. Kepuasan pengguna merupakan salah satu bentuk evaluasi
terhadap sistem informasi.
Keberhasilan pembangunan pendidikan akan terlaksana jika program- program
didalamnya dilakukan secara terencana, menyeluruh dan konsisten yang dilakukan
secara bertahap. Untuk itu Universitas Muhammadiyah Lampung yang merupakan
salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Lampung harus mampu membuat
perencanaan pembangunan pendidikan yang strategis jika didasari pada keadaan
yang sebenarnya di lapangan sehingga kegiatan pembangunan pendidikan akan
tepat sasaran. Kemudian didalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014
Pasal 22 ayat (1) tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi menjelaskan bahwa, “Perguruan Tinggi memiliki otonomi untuk
mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi” ( Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan, Pengabdian pada
masyarakat)
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dibutuhkan suatu Sistem Informasi yang
selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi yang terjadi. Universitas
Muhammadiyah Lampung sebagai salah satu perguruan tinggi mempunyai
komitmen untuk memanfaatkan serta mengikuti perkembangan teknologi
informasi untuk meningkatkan pelayanan yang didukung sistem informasi kepada
para pengguna jasa pendidikan. Jika sistem tidak menyediakan informasi yang
dibutuhkan maka para pengguna jasa pendidikan akan mengalami kekecewaan
dan mencari alternatif lain. Dengan demikian kepuasan para pengguna jasa
6
pendidikan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja Sistem Informasi suatu
organisasi.
Perbaikan dan peningkatan kualitas layanan Sistem Informasi Akademik
Universitas Muhammadiyah Lampung, sehingga dapat memenuhi harapan para
pengguna layanan sistem informasi akademik suatu perguruan tinggi, karena
kualitas pelayanan merupakan faktor dasar tercapainya pelayanan di
bidang jasa. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian guna menganalisis
masalah dalam layanan sistem informasi akademik di Universitas
Muhammadiyah Lampung, terutama selama ini masih banyak pelayanan informasi
akademik yang di Universitas Muhammadiyah Lampung yang masih
menggunakan sistem manual sehingga pelayanan sistem informasi yang diberikan
selama ini masih kurang maksimal.
Perguruan tinggi sebagai salah satu organisasi pendidikan saat ini telah
menerapkan teknologi informasi karena semakin kompleknya persoalan yang
dihadapi. Berdasar hal tersebut, Universitas Muhammadiyah Lampung untuk
menghadapi kendala admnistrasi akademik dan kemahasiswaan seperti pengisian
Kartu Rencana Studi (KRS), pemantauan Kartu Hasil Studi (KHS), informasi
kelas dan dosen, serta jadwal kuliah dan ujian, telah ikut serta dalam progam
Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) yang telah dikembangkan oleh Unit
Pengkaji dan Penerapan Teknologi Informasi (UPPTI) Universitas
Muhammadiyah Lampung. Adanya SIAKAD diharapakan dapat memperbaiki
administrasi akademik mahasiswa pada masing-masing fakultas yang sebelumnya
masih dijalankan secara manual, dengan harapan adanya keselarasan antara
7
sumber daya informasi yang berhubungan yaitu mahasiswa, pengajar dan staf
dalam hal ini akademik dan kemahasiswaan dapat terwujud. SIAKAD ini juga
diharapakan dapat menyediakan informasi yang akurat, cepat, dan tepat yang pada
akhirnya proses ini dapat mempersingkat waktu dengan tidak menguragi kualitas
dari informasi dan menujukan hasil yang lebih efisien dalam menyajikan
informasi bagi semua pihak. Meskipun dalam praktiknya masih ada kekurangan
seperti sulitnya mengakses situs SIAKAD ketika pengisian kartu rencana studi
baru dimulai, jumlah kelas yang dibuka tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa
yang akan menempuh suatu mata kuliah tertentu, jadwal kuliah dan ujian sering
tidak sesuai karena tidak diperbarui jika ada perubahan.
8
B. Perumusan Masalah (Research Question)
Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan permasalahan: bagaimanakah
kualitas pelayanan dalam Sistem Informasi Akademik Universitas
Muhammadiyah Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan dalam
Sistem Informasi Akademik Universitas Muhammadiyah Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam studi ini memiliki beberapa signifikansi yaitu:
1. Manfaat akademis
Penelitian ini menjadi sarana pengembangan ilmu pengetahuan serta
meningkatkan pengetahuan peneliti untuk, memperkuat teori manajemen
pelayanan publik mengenai kualitas pelayanan dalam Sistem Informasi
Akademik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan langsung untuk tujuan dan
kepentingan praktis pemecahan masalah yaitu memperbaiki kualitas
pelayanan dalam Sistem Informasi Akademik di Universitas Muhammadiyah
Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E. Kualitas Pelayanan Publik
A. Pengertian Pelayanan
Pelayanan publik/umum merupakan salah satu fungsi utama dari pemerintah.
Pemerintah berkedudukan sebagai lembaga yang wajib memberikan atau
memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan merupakan terjemahan dari istillah
service dalam bahasa Inggris yang menurut Kotler yang dikutip Tjiptono, yaitu
berarti “setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke
pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan
tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”.(Tjiptono,2004:6).
Sutopo dan Sugiyanti mengemukakan bahwa pelayanan mempunyai pengertian
sebagai “membantu menyiapkan (atau mengurus) apa yang diperlukan
seseorang”.(Sutopo dan Sugiyanti, 2008:25). Sebagai suatu produk, pelayanan
(service) mempunyai sifat yang khas, yang menyebabkan berbeda dengan produk
yang lain.
Menurut Martiani pelayanan mempunyai lima sifat dasar sebagai berikut:
1. Tidak berwujud (intangible)
2. Tidak dapat dipisah-pisahkan (inseperability)
3. Berubah-ubah / beragam (variability)
10
4. Tidak tahan lama (perishability)
5. Tidak ada kepemilikan (unowwership). (Martiani, 2010:1).
Dalam kaitannya dengan pelayanan umum Sedarmayanti mengungkapkan bahwa
yang dimaksud dengan pelayanan umum adalah “melayani suatu jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang”.(Sedarmayanti, 2010:195). Hal
senada juga diungkapkan oleh Saefullah, yang menyatakan bahwa “pelayanan
umum (public service) adalah pelayanan yang diberikan pada masyarakat umum
yang menjadi warga negara atau yang secara sah menjadi penduduk negara yang
bersangkutan.”(Saefullah, 2010:5). Kemudian pelayanan publik menurut Pamudji
adalah “berbagai kegiatan pemerintah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di bidang barang dan jasa.”(Pamudji, 1994:21).
Adapun yang dimaksud pelayanan publik menurut Ndraha, yaitu “Proses produksi
barang dan jasa yang ditujukan kepada publik.”(Ndraha, 2010:58). Lebih jelas lagi
yang dimaksud dengan pelayanan umum, telah disebutkan dalam Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 tentang
Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum, adalah sebagai berikut : “Segala bentuk
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat, di
Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk
barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11
Beberapa pengertian pelayanan umum di atas mengemukakan bahwa pelayanan
umum atau pelayanan publik merupakan berbagai kegiatan yang harus dilakukan
oleh pemerintah baik di Pusat, di Daerah, dan BUMN/BUMD untuk memenuhi
kebutuhan yang menjadi tuntutan dari masyarakat. Kebutuhan tersebut meliputi
produk pemerintah yang berupa barang dan jasa yang tergolong sebagai jasa
publik dan layanan sipil. Pelayanan umum dilaksanakan dalam suatu rangkaian
kegiatan terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar,
dan terjangkau sehingga pelayanan umum harus mengandung unsur-unsur seperti
yang telah disebutkan dalam Kepmenpan No.81 tahun 1993, yaitu sebagai berikut:
1. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus
jelas dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak.
2. Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap
berpegang pada efisiensi dan efektivitas.
3. Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diusahakan agar dapat
memberikan kenyamanan, keamanan, kelancaran, dan kepastian hukum yang
dapat dipertanggungjawabkan.
4. Apabila pelayanan umum yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah
terpaksa harus mahal, maka instansi pemerintah yang bersangkutan
berkewajiban memberi peluang kepada masyarakat untuk ikut
menyelenggarakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Kepmenpan No.81 Tahun 1993 )
12
Mengenai hak dan kewajiban pemberi maupun penerima pelayanan umum telah
dijelaskan dalam pasal 4-7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Konsumen. Pemerintah sebagai pemberi pelayanan umum harus
memperhatikan hak-hak masyarakat sebagai pengguna layanan, yaitu sebagai
berikut:
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa.
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya. (Pasal 4 Undang-Undang No.8 Tahun 2010)
13
Hak dan kewajiban masyarakat dalam menerima pelayanan merupakan hak yang
mutlak didapatkan oleh setiap masyarakat. Pasal 4 Undang-Undang No.8 Tahun
2010 dijelaskan bahwa setiap masyarakat berhak mendapatkan perhatian atas
pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh pemerintah tanpa terkecuali. Menurut
Nisjar ada beberapa ciri-ciri atau kriteria dari pelayanan umum, sebagaimana yang
dikutip oleh Sedarmayanti, yaitu sebagai berikut:
1. Prosedur pelayanan harus mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan,
sehingga terhindar dari prosedur birokratik yang sangat berlebihan, berbelit-
belit.
2. Pelayanan diberikan secara jelas dan pasti, sehingga ada suatu kejelasan dan
kepastian bagi pelanggannya dalam menerima pelayanan tersebut.
3. Pemberian pelayanan senantiasa diusahakan agar pelayanan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
4. Pelayanan harus senantiasa memperhatikan kecepatan dan ketepatan waktu
yang sudah ditentukan.
5. Pelanggan setiap saat dapat dengan mudah memperoleh berbagai informasi
yang berkaitan dengan pelayanan secara terbuka.
6. Dalam berbagai kegiatan pelayanan, baik teknis maupun admnistrasi
pelanggan selalu diperlakukan dengan motto: costumer is king and costumer is
always right (Sedarmayanti, 2010:195).
Pelayanan kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi aparatur
pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, sehingga
penyelenggaraannya harus terus ditingkatkan sesuai dengan sasaran
14
pembangunan. Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
81 Tahun 1993 telah ditetapkan 8 (delapan) sendi pelayanan yang harus dapat
dilaksanakan oleh instansi atau satuan kerja dalam suatu departemen yang
berfungsi sebagai unit pelayanan umum. Kedelapan sendi yang dimaksud
dijelaskan lebih lanjut oleh Sedarmayanti, sebagai berikut:
1. Kesederhanaan, berarti bahwa tata cara / prosedur pelayanan umum dapat
diterapkan secara lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan
mudah dilakukan. Ada informasi pelayanan yang dapat berupa loket
informasi, layanan pengaduan disertai petunjuk pelayanan.
2. Kejelasan dan kepastian, artinya tertera dengan jelas waktu pelayanan, berapa
dan bagaimana syarat pelayanan, dicantumkan jam kerja kantor untuk
pelayanan masyarakat, jadwal dan pelaksanaan pelayanan, pengaturan tarif,
dan terdapat pengaturan tugas dan penunjukan petugas sesuai dengan keahlian
yang dimiliki pegawai.
3. Keamanan, berarti hasil produk pelayanan memenuhi kualitas teknis (aman)
dan dilengkapi dengan jaminan purna pelayanan secara administratif
(pencatatan dokumentasi, tagihan), dilengkapi dengan sarana dan prasarana
pelayanan (peralatan) yang dimanfaatkan secara optimal. Penataan ruang dan
lingkungan kantor yang diupayakan rapi, bersih, dan memberikan rasa aman.
4. Keterbukaan, berarti adanya upaya publikasi atau penyebaran informasi yang
dilakukan melalui media atau bentuk penyuluhan tentang adanya pelayanan
yang dimaksud.
15
5. Efisiensi, berarti bahwa persyaratan pelayanan ditujukan langsung dengan
pencapaian sasaran.
6. Ekonomis, berarti adanya kewajaran dalam penetapan biaya, harus
disesuaikan dengan nilai barang atau jasa pelayanan.
7. Keadilan yang merata, berarti pelayanan harus diupayakan untuk dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat melalui distribusi yang adil dan
merata, juga tidak memperbolehkan adanya diskriminasi.
8. Ketepatan waktu, artinya organisasi harus dapat melayani dengan cepat dan
tepat sesuai dengan aturan yang berlaku, petugas harus tanggap dan peduli
dalam memberikan pelayanan, termasuk disiplin dan kemampuan
melaksanakan tugas. Dari segi etika, keramahan dan sopan santun juga perlu
diperhatikan. (Sedarmayanti, 2010:200-201)
Gambar Pelayanan
Pengertian Pelayanan
Barang
Jasa
administratif
16
B. Pengertian Kualitas
Pengertian atau makna atas konsep kualitas telah diberikan oleh banyak pakar
dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan definisi-
definisi yang berbeda pula. Goesth dan Davis yang dikutip Tjiptono,
mengemukakan bahwa kualitas diartikan “sebagai suatu kondisi dinamis dimana
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan”(Tjiptono, 2004:51).
Kemudian Triguno juga mengungkapkan hal yang senada tentang kualitas, yang
dimaksud dengan kualitas adalah, “Suatu standar yang harus dicapai oleh
seseorang atau kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai kualitas sumber
daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa
barang dan jasa.” (Triguno, 2007:76).
Pengertian kualitas tersebut menunjukan bahwa kualitas itu berkaitan erat dengan
pencapaian standar yang diharapkan. Berbeda dengan Lukman yang mengartikan
kualitas adalah “sebagai janji pelayanan agar yang dilayani itu merasa
diuntungkan.”(Lukman, 2010:11). Kemudian Ibrahim melihat bahwa kualitas itu
“sebagai suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang
memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan eksternal, secara
eksplisit maupun implisit.” (Ibrahim, 2007:1).
Pengertian yang lebih rinci tentang kualitas diberikan oleh Tjiptono (2004:51),
setelah melakukan evaluasi dari definisi kualitas beberapa pakar, kemudian
17
Tjiptono menarik 7 (tujuh) definisi yang sering dikemukakan terhadap konsep
kualitas, definisi-definisi kualitas menurut Tjiptono tersebut, adalah sebagai
berikut:
1. Kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan.
2. Kecocokan untuk pemakaian.
3. Perbaikan atau penyempurnaan berkelanjutan:
4. Bebas dari kerusakan atau cacat.
5. Pemenuhuan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat.
6. Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal.
7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan. (Tjiptono,1997:2). Dari
pengertian tersebut tampak bahwa, disamping kualitas itu menunjuk pada
pengertian pemenuhan standar atau persyaratan tertentu, kualitas juga
mempunyai pengertian sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan
penyempurnaan secara terus menerus dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan
sehingga dapat memuaskan pelanggan.
C. Kualitas Pelayanan Publik
Pelayanan publik tidak terlepas dari masalah kepentingan umum, yang menjadi
asal-usul timbulnya istilah pelayanan publik. Perkembangan globalisasi mengenai
teknologi informasi membawa seluruh Instansi, Lembaga, Badan, Dinas serta
Kantor Pemerintahan menuju perubahan-perubahan terhadap sikap mengenai cara
memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien. Kemajuan teknologi yang
sangat pesat ini menyebabkan pengaruh sangat besar pada semua bidang, yaitu
18
dalam pelayanan teknologi informasi pada suatu instansi pemerintahan (Arif,
2007).
Pelayanan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, dapat juga dikatakan bahwa
pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Pelayanan
merupakan suatu pemecahan permasalahan antara manusia sebagai konsumen dan
perusahaan sebagai pemberi atau penyelenggara pelayanan. Maka Gronroos
mendefinisikan pelayanan yaitu: “Pelayanan adalah suatu aktivitas atau
serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau
hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberian pelayanan yang
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan”. (Arif,
2007).
Berdasarkan pendapat di atas jelas disebutkan bahwa ciri pokok pelayanan adalah
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) dan melibatkan upaya manusia (karyawan)
atau peralatan lain yang disediakan oleh perusahaan penyelenggara pelayanan.
Jadi, pelayanan merupakan serangkaian aktivitas yang tidak dapat diraba dan
terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara pemberi pelayanan dan yang diberi
pelayanan. Selain definisi pelayanan di atas Kotler pun ikut mendefinisikan
pelayanan sebagai “pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam
suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya
tidak terikat pada suatu produk secara fisik” (Kotler dalam Lukman, 2010:8).
19
Definisi pelayanan menurut Kotler jelas bahwa pelayanan adalah suatu kumpulan
atau kesatuan yang melakukan kegiatan menguntungkan dan menawarkan suatu
kepuasan meskipun hasilnya secara fisik tidak terikat kepada produk. Sampara
Lukman dalam bukunya Manajemen Kualitas Pelayanan berpendapat, pelayanan
adalah “suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung
antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan
kepuasan pelanggan”. (Lukman, 2010:8). Berdasarkan pendapat tersebut, interaksi
langsung antar seseorang dengan orang lian merupakan suatu kegiatan yang
memungkinkan terjadinya proses pelayanan yang menyediakan kepuasan
pelanggan
D. Prinsip Pelayanan Publik Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2009
Definisi kualitas pelayanan terpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Menurut Wyckof yang dikutip Arif (2007:118).” Menyatakan bahwa
kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang di harapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.”
Menurut Parasuraman (1985) yang dalam Arif (2007:118) mengatakan ada dua
faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa/pelayanan yaitu expected service
(Layanan yang di harapkan) dan perceived service (layanan yang di rasakan).
apabila jasa yang diterima sesuai dengan yang di harapkan maka kualitas jasa
dipersepsikan baik atau memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan
pelanggan maka kualitas dipersepsikan ideal.
20
Sementara itu menurut Gronroos dalam Arif (2007:118-119). Menyatakan bahwa
kualitas total suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama, yaitu :
1. Tehnical Quality
Yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output (keluaran) jasa yang
diterima pelanggan. Menurut Parasuraman, et al., tehnical quality dapat
diperinci lagi sebagai berikut :
a. Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum
membeli, misalnya Harga.
b. Experience quality, yaitu kualitas yang hanya dievaluasi pelanggan
setelah membeli atau mengkonsumsi jasa. Contohnya, ketepatan
waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapihan hasil.
c. Credence quality, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan
meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa. Misalnya, kualitas operasi
jantung.
2. Functional Quality
Yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu jasa.
3. Corporate Image
Yaitu profil, reputasi, citra umum dan daya tarik khusus suatu perusahaan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa apabila jasa yang diterima
oleh pelanggan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan akan
dipersepsikan baik dan sebaliknya, jika pelayanan yang dirasakan lebih rendah
dari yang diharapkan konsumen,maka kualitas dipersepsikan sangat jelek atau
21
tidak baik, sehingga konsumen merasa bahwa kebutuhan dan keinginannya belum
terpenuhi atau belum memuaskan.
Istilah kualitas telah di definisikan dalam banyak cara. Peneliti Joyce
Rowe dari Virginia State University dan Ralp Neal dari Virginia Commonwealth
mendapatkan beragam definisi dari sembilan pakar. Salah seorang pakar adalah :
James Martin, konsultan komputer terkenal, yang mendeskripsikan kualitas
perangkat lunak sebagai tepat waktu, sesuai anggaran, dan memenuhi kebutuhan
pemakai. Suatu definisi kualitas yang paling sederhana, namun yang menangkap
pemikiran mutakhir dalam bisnis, mendefinisikan kualitas sebagai “kesesuaian
dengan spesifikasi pelanggan”. Ide dasarnya, kualitas bukanlah memenuhi
sejumlah kriteria yang ditetapkan perusahaan / instansi, sebaliknya kualitas adalah
memenuhi kriteria yang ditetapkan pelanggan. Kunci mencapai jenis kualitas ini,
karena itu adalah mengetahui siapa pelanggannya dan apa yang mereka inginkan.
Kualitas biasanya tidak ditentukan oleh satu atribut atau dimensi tunggal dari
suatu produk atau jasa, tetapi ditentukan oleh beberapa atribut. David Garvin
memperkenalkan subyek kualitas yang diterapkan pada produk sistem informasi
Kualits fungsional
Keperdulian
Keramah Tamahan
Profesionalisme
22
dan telah mengidentifikasi delapan dimensi yang berbeda. Dimensi-dimensi
tersebut terdiri dari:
1) Kinerja Dimensi ini mengenai seberapa baik suatu sistem informasi
melakukan apa yang memang harus dilakukannya.
2) Features Ini adalah "pernik-pernik" yang melengkapi atau
meningkatkan fungsi dasar pada sistem informasi. Contohnya adalah pada
input, proses, dan output yang dihasilkan.
3) Keandalan Dimensi kualitas ini berkaitan dengan kemampuan sistem
informasi untuk bertahan selama penggunaan yang biasa.
4) Kesesuaian Dimensi ini berkaitan dengan seberapa baik sistem
informasi tersebut sesuai dengan standar. Bagi pelanggan industri, yaitu
perusahaan/instansi yang membeli dari perusahaan/instansi lain, standar
tersebut biasanya dinyatakan dalam istilah kuantitatif yang ketat
5) Daya Tahan Daya tahan (durability) adalah ukuran umur ekonomis
sistem informasi dan teknologi modern memungkinkan hal ini. Sementara
banyak produk sistem informasi yang dihasilkan yang berjenis sekali
pakai. Ini berarti sistem informasi yang ada tersebut samasekali tidak akan
terpakai jika terjadi pengembangan sistem.
6) Kemudahan Perbaikan Sistem informasi yang digunakan untuk jangka
waktu lama sering harus diperbaiki atau dipelihara. Rancangan sistem
informasi yang memudahkan perbaikan akan menambah nilai produk.
Karakteristik personil yang melakukan perbaikan juga bagian dari dimensi
ini.
23
7) Keindahan Kualitas tidak selalu bergantung pada kemampuan
fungsional. Keindahan (aesthetics) suatu sistem informasi terletak
bagaimana produk tersebut dilihat dan dirasakan, dapat menjadi dimensi
yang penting.
8) Persepsi terhadap Kualitas Dimensi ini tidak didasarkan pada sistem
informasi itu sendiri tetapi pada citra atau reputasinya. Iklan, peringkat
dari para pakar, dan pendapat teman dan keluarga dapat rnempengaruhi
persepsi pemakai terhadap produk sistem informasi.
E. Mengukur Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan
supaya mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Pola
konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas. Keberhasilan perusahaan dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas dapat ditentukan dengan pendekatan
service quality yang telah dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan
Zeithaml (dalam Lupiyoadi (2006:181). Layanan adalah proses interaksi
antara pelanggan dan penyedia layanan (Gronroos, (1998) dalam Suh dan
Pedersen 2010). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta ketepatannya
dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Menurut Tjiptono
(2007) Kualitas Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Service Quality adalah seberapa jauh perbedaan antara harapan
24
dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Service
Quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas
pelayanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya
yang mereka harapkan. Kualitas pelayanan menjadi hal utama yang
diperhatikan serius oleh perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber daya
yang dimiliki perusahaan. Jadi kesimpulan dari kualitas pelayanan adalah
penilaian yang diberikan pelanggan dari membandingkan kinerja perusahaan
dengan harapan pelanggan itu sendiri.
Dimensi adalah menunjukan suatu pengukuran. Dimensi juga bermakna salah
satu aspek yang meliputi atribut (Kelengkapan), elemen (Dasar), item
(Keabsahan), fenomena (Terlihat), situasi atau faktor yang membentuk suatu
intitas (Berbeda). Selain menunjukan pengukuran sesuatu istilah dimensi juga
digunakan untuk menunjukan sisi, bagian, aspek atau sudut pandang sesuatu.
Misalnya istilah dimensi hukum yang maksudnya segi hukum yang menjadi fokus
peninjauan. Dan ada juga istilah dimensi kebudayaan, dimensi moral, dimensi
sejarah dan lain-lain.
1. Dimensi sikap adalah konflik yang tidak terlihat dan terlembagakan dalam
kultur seperti toleransi, persepsi dan nilai. Dimensi sikap bisa diartikan
juga dimensi yang dinilai dari reaksi seseorang untuk menolak apapun
menerima suatu obyek (Doeced & Weber : 2017)
2. Dimensi sosial adalah dimensi yang mencakup budaya, politik,
pendidikan,dan ekonomi. (Tommy F.Awuy : 1996), Dimensi sosial
menurut Holmes adalah jarak, status sosial, kedekatan dan formalitas.
25
3. Dimensi dalam penelitian adalah indicator atau variable yang dikaji dalam
suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan arahan mengenai
pengukurannya. Dimensi dalam penelitian dapat diartikan variable –
variable yang penting di dalam penelitian dan variable tersebut
mempunyai hubungan dengan variable lainnya.
4. Dimensi demografi adalah dimensi yang mencakup struktur, ukuran dan
distribusi penduduk, serta juga termasuk kematian, kelahiran, migrasi dan
penuaan dalam suatu populasi kependudukan.
5. Dimensi mutu / pengertian dimensi kualitas menurut Philip Kotler adalah
sebagai berikut :
Performance / kinerja
Feature / ciri-ciri tambahan produk
Reliability / kehandalan produk
Conformance to specifications / kesesuaian dengan spesifikasi
Serviceability / kemampuan melayani
Durability / daya tahan
Estethic / bagaimana pandangan orang terhadap produk
Perceived quality / ketepatan kualitas yang dipersepsikan
6. Dimensi realitas adalah nilai-nilai dasar yang terdapat pada sebuah
ideology dan bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah bangsa atau
masyarakatnya. (dimensi realitas menurut dr.alfian)
Kualitas pelayanan memiliki beberapa dimensi atau unsur kualitas pelayanan.
Unsur-unsur kualitas pelayanan merupakan hasil temuan penelitian dari teori
26
kualitas pelayanan yang disampaikan oleh A. Pasuraman. Sebagai salah satu
tokoh pionir dalam pengukuran kualitas pelayanan, Pasuraman mencetuskan
dimensi servqual. Dimensi ini dibuat untuk mengukur kualitas pelayanan dengan
menggunakan suatu kuisioner. Teknik servqual dapat mengetahui seberapa besar
jarak harapan pelanggan dengan ekspektasi pelanggan terhadap pelayanan yang
diterima. Servqual memiliki 5 dimensi, diantaranya adalah :
1. Tangibles
Tangibles adalah bukti konkret kemampuan suatu perusahaan untuk menampilkan
yang terbaik bagi pelanggan. Baik dari sisi fisik tampilan bangunan, fasilitas,
perlengkapan teknologi pendukung, hingga penampilan karyawan.
2. Reliability
Reliability adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang
sesuai dengan harapan konsumen terkait kecepatan, ketepatan waktu, tidak ada
kesalahan, sikap simpatik, dan lain sebagainya.
3. Responsiveness
Responsiveness adalah tanggap memberikan pelayanan yang cepat atau responsif
serta diiringi dengan cara penyampaian yang jelas dan mudah dimengerti.
4. Assurance
Assurance adalah jaminan dan kepastian yang diperoleh dari sikap sopan santun
karyawan, komunikasi yang baik, dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga
mampu menumbuhkan rasa percaya pelanggan.
27
5. Empathy
Empathy adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada
pelanggan, hal ini dilakukan untuk mengetahui keinginan konsumen secara akurat
dan spesifik.
Kualitas pelayanan tidak hanya diharapkan dan dinilai dari perusahaan-
perusahaan yang menjual produk yang diinginkan. Salah satu tempat yang
memerlukan perhatian terkait kualitas pelayanannya adalah instansi pemerintahan.
Kerap kali kita mengeluh tentang pelayanan di instansi pemerintahan yang
cenderung kurang atau tidak memenuhi kriteria yan g diharapkan. Namun pada
dasarnya standar kualitas pelayanan di instansi pemerintahan telah memiliki
standar-standar tersendiri yang harus dipenuhi.
Beberapa pelayanan yang kerap harus diperhatikan untuk pelayanan
masyarakat diantaranya adalah di bidang kualitas pelayanan kesehatan, kualitas
pelayanan jasa, kualitas pelayanan prima, kualitas pelayanan hotel, kualitas
pelayanan akademik, dan kualitas pelayanan bank. Beberapa instansi seperti
rumah sakit, bank, hotel, dan universitas, memiliki standar kualitas pelayanan
masing-masing. Namun umumnya masyarakat juga memiliki penilaian dan
harapan kualitas pelayanan tersendiri dari masing-masing instansi tersebut.
Sektor jasa yang menghasilkan produk berupa pelayanan memiliki sifat
yang khas, maka penggunaan teknik manajemen kualitas standar tidaklah sesuai
karena sifatnya yang khas tersebut, beberapa peneliti dan akademisi
mengembangkan beberapa metode untuk menemukan, mengukur, dan
28
menganalisa determinan dari kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan perlu diukur
setidaknya karena tiga alasan yaitu:
1. Hasil pengukuran dapat digunakan untuk melakukan perbandingan
antara sebelum dan sesudah terjadinya perubahan pada suatu organisasi
2. Pengukuran diperlukan untuk menemukan letak permasalahan yang
terkait dengan kualitas
3. Hasil pengukuran diperlukan untuk menetapkan standar pelayanan
kualitas.
Menurut Valarie Zeithaml dan Mary Bitner, tingkatan kualitas pelayanan
yang diharapkan oleh pelanggan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Desired service / Layanan yang diinginkan
Tingkatan ini adalah harapan pelanggan terkait pelayanan yang diinginkan, yaitu
kepercayaan pelanggan tentang pelayanan yang diterima dengan pelayanan yang
seharusnya diterima.
2. Adequate service / Pelayanan yang memadai
Tingkatan ini adalah ketika pelanggan menerima pelayanan, hal ini juga berkaitan
dengan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan
pelayanan dari pelanggan tersebut.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, di antaranya adalah dengan melakukan evaluasi dan perbaikan-
29
perbaikan yang dilakukan secara berkala. Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan umpan balik dari pelanggan
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan feedback dari pelanggan,
diantaranya seperti mengadakan survei kepada pelanggan, dan follow up kepada
pelanggan setelah memberikan pelayanan, cara ini dapat dilakukan melalui email.
Cara lainnya adalah uji coba produk kepada pelanggan, aktif di sosial media,
memberikan diskon atau benefit lain kepada pelanggan atas penghargaan masukan
yang telah diberikan, serta memanfaatkan teknologi untuk memantau
perkembangan usaha seperti melalui website, google analytics, dan lain
sebagainya.
2. Melakukan evaluasi kinerja
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk melakukan evaluasi diantaranya adalah
melalui survei dengan cara berfokus pada hal-hal yang paling penting untuk
diketahui. Survei dapat dilakukan untuk mengetahui rasa empati atau kepedulian
kepada pelanggan, mengukur tingkat kemampuan suatu kinerja terkait kehandalan
dan cepat tanggap, serta mengetahui pelayanan dan kualitas produk berdasarkan
pengalaman konsumen secara langsung seperti fungsi produk, tingkat kebersihan,
penampilan karwayan, dan lain sebagainya.
3. Memperbaiki pelayanan kinerja
Memperbaiki kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara memberikan
standar pelayanan perusahaan yang jelas kepada karyawan, melatih karyawan agar
30
menjadi seseorang yang bertanggung jawab, cepat tanggap, dan memiliki etos
kerja yang tinggi. Jika memungkinkan, dapat dengan memberikan bonus kepada
karyawan yang berprestasi. Selain itu, memberikan kemudahan kepada pelanggan
dalam menyampaikan masukannya adalah hal yang perlu untuk dilakukan. Namun
akan lebih baik apabila semua usaha perbaikan kualitas pelayanan perusahaan ini
agar dilakukan secara berkelanjutan.
Untuk menarik konsumen maka sebuah perusahaan baik perusahaan jasa atau
produk wajib memberikan suatu kualitas jasa yang baik untuk konsumennya.
Namun terkadang perusahaan belum bisa melakukan hal tersebut dikarenakan
masih ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas suatu jasa menjadi buruk.
Faktor-faktor tersebut meliputi :
1. Produksi dan Konsumsi yang terjadi secara simultan
Salah satu karakteristik jasa yang penting adalah Inseparability, artinya jasa
diproduksi dan di konsumsi pada saat yang bersamaan. Beberapa kekurangan
yang mungkin ada pada karyawan pemberi jasa dan dapat berpengaruh
terhadap persepsi pelanggan pada kualitas jasa misalnya :
a. Tidak terampil dalam melayani pelanggan.
b. Cara berpakaian tidak sesuai.
c. Tuturkatanya tidak sopan dan kurang menyenangkan.
2. Intensitas tenaga kerja yang tinggi.
3. Dukungan terhadap pelanggan internal (pelanggan perantara) kurang
memadai.
4. Kesenjangan-kesenjangan komunikasi.
31
Kesenjangan komunikasi yang sering terjadi :
a. Perusahaan memberikan janji yang berlebihan, sehingga tidak dapat
memenuhinya.
b. Perusahaan tidak bisa selalu menyajikan informasi terbaru kepada
pelanggan, misalnya yang berkaitan dengan perubahan prosedur/aturan.
5. Memperlakukan semua pelanggan dengan cara yang sama karena pelanggan
adalah manusia yang bersifat unik, karena memiliki perasaan dan emosi.
6. Perluasan atau pengembanggan jasa secara berlebuhan.
7. Visi bisnis jangka pendek.
F. Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas
orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering
digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan
teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya
pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi
juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam
mendukung proses bisnis.
Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer
sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi
informasi dalam sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen
TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi.
32
Sistem informasi juga berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi membantu
untuk mengontrol kinerja proses bisnis.
Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja.
Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan
pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu
dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang
kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan,
mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.
Dengan demikian, sistem informasi antar-berhubungan dengan sistem data di satu
sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi adalah suatu
bentuk komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan diproses sebagai
bentuk dari memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa
semi formal yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan
tindakan.
Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem
informasi dan organisasi informatika.
Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat
lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
33
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik fisik maupun non
phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang
berguna.
Informasi memegang peranan yang penting dalam setiap kehidupan manusia,
begitu pula dalam setiap organisasi senantiasa memerlukan organisasi yang
berkualitas. Karena hampir semua bidang kegiatan dalam suatu orgnisasi tidak
akan terlepas dari informasi sebagai sarana penunjang kelancaran kegiatan kinerja
pegawai yang telah ditetapkan sebelumnya di dalam tubuh organisasi. Kualitas
sebuah sistem kehidupan tertentu, akan ditentukan oleh kemampuannya mengolah
system informasi komunikasi tersebut, yang secara khusus pula berarti
kemampuannya dalam memiliki teknologi komputer yang terbaik.
Beberapa hal yang dimiliki system informasi teknologi komputer sehingga masa
depan sangat tergantung kepadanya adalah :
Kecepatan proses (kerja); Semakin besar atau semakin rumit sebuah sistem akan
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menjalankannya (melakukan proses-
proses didalamnya) Sedang perkembangan sebuah sistem, berarti penambahan
factor kerumitan/proses di dalamnya. Untuk itu kecepatan proses pengerjaan
menjadi sangat penting artinya untuk sebuah system yang terus berkembang. Saat
ini, komputer dapat melakukan milyaran proses dalam satu detik. Kemampuan
34
penyimpanan data yang sangat besar dan terjamin ; Sebuah system yang besar dan
semakin kompleks akan memiliki data - data dan arsip yang sangat besar. Jika
digunakan cara penyimpanan konvensional yang menggunakan kertas dan lemari -
lemari akan memakan tempat dan sumber daya lain yang sangat besar pula.
Komputer, semakin hari semakin mapan dalam menggantikan media kertas dan
lemari sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan data dengan memanfaatkan
teknologi (alat) simpan 4 elektronik. Media penyimpanan data elektronik ini,
dapat menyimpan data sangat banyak dan mampu menghemat tempat
penyimpanan biasa lebih dari 1 juta kali. Sebagai ilustrasi, sebuah Hard Disk
1 Giga Byte, dapat menyimpan data tulisan hampir satu lemari buku biasa.Belum
lagi jika digunakan teknologi CD yang lebih canggih. Kemudahan pengaksesan
dan pengelolaan data ; Karena data disimpan dalam bentuk elektronis dan
berbentuk sangat kecil, maka pengaksesan dan pengelolaan data menjadi sangat
mudah, dan tidak merepotkan. Data dapat sangat mudah dikelompokkan, dicari,
dan selanjutnya dimanfaatkan. Bahkan, karena format data antara satu sistem
dengan sistem lainnya telah sama yaitu berbentuk elektronis , maka sistem satu
dapat saling tukar data dengan sistem lainnya dengan sangat mudah. Selanjutnya,
dengan teknologi telepon dan „networking‟, proses pertukaran data tersebut dapat
dilakukan diantara tempat yang sangat jauh dan terjadi dengan sangat cepat.
Sejalan dengan perubahan tersebut proses belajar mengajar tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan, selama ini menggunakan cara manual dan belum
memanfaatkan fungsi komputer secara optimal, sehingga masih terdapat
kelemahan kelemahan yang muncul.
35
Menurut pendapat Oemar Hamalik dalam buku Pengelolaan Sistem Informasi
(2010:19), mendefinisikan sebuah sistem sebagai berikut: Sistem adalah suatu
keseluruhan atau totalitas yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub sistem atau
komponen yang saling berintelerasi dan berinteraksi satu sama lain dan dengan
keseluruhan itu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Input merupakan suatu komponen dimana sistem tersebut dioperasikan,
sedangkan output merupakan hasil dari operasi. Dalam pengertian sederhana
output berarti yang menjadi sebuah tujuan, sasaran, atau target pengoperasian dari
suatu system informasi. Sementara proses merupakan aktivitas yang dapat
mentransfer masukan input menjadi sebuah output. Dengan demikian jelaslah
bahwa suatu sistem atau sub sistem dapat terdiri dari beberapa proses yang
merubah input menjadi output dan proses tersebut disebut parameter sistem yang
merupakan unsur-unsur pembentuk sistem. Dari pendapat di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa suatu sistem merupakan kumpulan dari unsur-unsur,
bagian-bagian, sub sistem atau komponen yang saling berkaitan satu dengan yang
lain dalam menunjang pencapaian suatu tujuan.
suatu sistem umum memiliki beberapa komponen, dimana masing – masing
komponen tersebut saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan definisi dari system information, maka suatu sistem mempunyai
elemen – elemen atau komponen yang mendukungnya, yaitu :
1. Input .
Input adalah energi atau bahan baku yang dimasukkan ke dalam sistem.
36
2. Proses.
Suatu sistem mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukkan menjadi keluaran.
3. Output.
Output adalah hasil dari energi atau bahan baku yang dapat dipergunakan oleh
pihak lain dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Output dapat
merupakan input untuk sub sistem yang lain.
4. Umpan Balik .
Merupakan keadaan yang terjadi terhadap sistem akibat dari penerapan suatu
sistem. Umpan balik ini dapat menimbulkan keadaan yang menguntungkan
atau mengganggu kelangsungan hidup sistem. Penilaian tentang keberhasilan
system ditentukan oleh proses ini.
5. Mekanisme Kontrol.
Kegiatan yang memfokuskan pada pengendalian terhadap pelaksanaan akan
kerja didalam proses guna pencapaian system informasi, namun yang
terpenting dari pengendalian adalah pengendalian yang seminimal mungkin
guna efisiensi dengan tingkat kualitas system informasi yang tinggi.
6. Batasan.
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarya.
7. Tujuan Sistem (Goal Sistem).
Suatu sistem dapat mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Jika
suatu sistem informasi tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem
37
informasi tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem informasi sangat
menentukan sekali masukan yang dibutuhkan oleh sistem informasi. Suatu
sistem informasi dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Secara teoritis sistem informasi tertutup ini ada, tapi dalam kenyataannya tidak
ada sistem informasi yang benar-benar tertutup. Sistem informasi terbuka
mengadakan pertukaran bahan, informasi dan energi dan lingkungan luarnya, oleh
karena itu harus mempunyai sistem informasi pengendalian yang baik. Sistem
terbuka cenderung mengadakan penyesuaian diri, yang berarti sistem informasi
tersebut dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan guna
melangsungkan eksistensinya. Sistem informasi terbuka mengatur sendiri dan
mengubah organisasinya untuk menanggapi kondisi yang berbeda.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa
yang dimaksud dengan sistem adalah serangkaian kegiatan yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya, dengan kata lain bahwa system
informasi adalah satu kesatuan atau suatu kumpulan dari sub sistem-sub sistem
yang saling berinteraksi dalam rangka pencapaian suatu tujuan tertentu.
A. Tujuan Sistem Informasi
Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sistem
informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para
pemakainya. Data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai suatu
informasi. Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar
38
sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu
(timeliness), dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak di
dukung oleh tiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna,
tetapi merupakan sampah (garbage).
Komponen prosedur dalam SI berkaitan dengan prosedur manual dan prosedur
berbasis komputer serta standar untuk mengolah data menjadi informasi yang
berguna. Suatu prosedur adalah urutan langkah yang dilakukan untuk
menyelesaikan satu atau lebih aktivitas pengolahan informasi. Pengolahan
informasi ini dapat dikerjakan dengan pengguna, atau kombinasi pengguna dan
staff TI. Suatu bisnis terdiri dari berbagai macam prosedur yang di gabungkan
secara logis untuk membentuk suatu sistem. Sebagai contoh sistem yang
umumnya ada dalam suatu organisasi adalah sistem penggajian, personalia,
akuntansi, dan gudang.
Ini terdiri dari komputer, instruksi, fakta yang tersimpan, manusia dan prosedur.
SI dapat dikategorikan dalam empat bagian:
1. Sistem Informasi Manajemen
2. Sistem pendukung keputusan
3. Sistem Informasi Eksekutif
4. Sistem Pemrosesan Transaksi
39
B. Sistem Informasi pada Pelayanan
Informasi merupakan salah satu pelayanan jenis sumber daya yang paling utama
yang dimiliki oleh suatu organisasi / perusahaan apapun. Tanpa informasi maka
tidak akan ada pelayanan organisasi/perusahaan. System Informasi pada
pelayanan melalui komunikasi menjadi perekat bagi suatu organisasi / perusahaan
sehingga organisasi / perusahaan tersebut bisa bersatu. Melihat perannya yang
begitu penting bagi suatu organisasi / perusahaan maka system informasi pada
pelayanan, sebagaimana sumberdaya lainnya, harus dikelola dengan baik.
Peneliti akan menyajikan beberapa pengertian tentang system informasi pada
pelayanan yang dikutip dari beberapa sumber yang dikemukakan para ahli.
Menurut Oemar Hamalik dalam buku Pengelolaan Sistem Informasi (2010:20),
mengemukakan bahwa: Informasi adalah semua hal yang diperlukan dalam proses
pembuatan keputusan, misalnya pengetahuan, fakta, data, angka, dan sebagainya.
Sistem Informasi pada pelayanan bermakna bagi pimpinan untuk membuat
keputusan atau untuk mempengaruhi tingkah laku.
Jogiyanto Hartono dalam bukunya Pengenalan Komputer (2010:692), informasi
dapat didefinisikan, sebagai berikut:Informasi adalah sebagai hasil dari
pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata
(fact) yang digunakan untuk mengambil keputusan.
40
Adapun fungsi system informasi pada pelayanan adalah meningkatkan
pengetahuan, mengurangi ketidakpastian atau keanekaragaman, memberi standar,
serta aturan-aturan keputusan untuk penentuan dan penyebaran tanda-tanda
kesalahan serta umpan balik guna mencapai tujuan kontrol. Informasi harus
mempunyai nilai bila informasi tersebut dapat mengakibatkan suatu perubahan
dalam tindakan yang diambil. Meskipun suatu data atau pernyataan seorang ahli
dapat memberikan pengetahuan, namun apabila hal itu tidak mengakibatkan
perubahan sikap serta tindakan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi,
maka informasi itu tidak bernilai.
Suatu informasi pada pelayanan mempunyai beberapa fungsi yang dikemukakan
oleh Edhy Susanta (2010:27), antara lain:
1. Menambah pengetahuan
Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerimanya yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan
keputusan.
2. Mengurangi ketidakpastian
Adanya informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan
terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga menghindari keraguan pada saat
pengambilan keputusan.
3. Mengurangi resiko kegagalan
Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi
dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya
41
kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang
tepat.
4. Mengurangi keanekaragaman atau variasi yang tidak diperlukan
Adanya informasi akan mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan,
karena keputusan yang diambil lebih terarah
5. Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan
yang menentukan pencapaian sasaran dan tujuan
Adanya informasi akan memberikan standar, aturan, ukuran, dan keputusan
yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh.
Manfaat dari kegunaan suatu system informasi pada pelayanan ditentukan oleh
kualitas dari informasi itu sendiri.
Pada dasarnya sistem informasi pada pelayanan mempunyai tiga kegiatan utama
yaitu: menerima data sebagai masukan, kemudian memprosesnya dengan
melakukan perhitungan, penggabungan unsur-unsur data dan akhirnya dapat
diperoleh informasi yang diperlukan sebagai keluaran pada pelayanan. Prinsip
tersebut berlaku baik bagi sistem informasi manual maupun sistem informasi
modern pada pelayanan dengan penggunaan perangkat komputer.
C. Konsep Data dan Informasi
Secara konseptual data dan informasi mempunyai arti yang berbeda. Data
merupakan kata jamak dari data utama yang berarti gambaran mengenai fakta,
statistik, dan lain sebagainya, yang belum memiliki makna atau arti, Sedangkan
informasi didefinisikan sebagai kumpulan dari fakta, statistik dan lain - lain yang
42
memiliki makna atau arti. Jadi yang membedakan data dan informasi adalah
makna yang dikandungnya. Oleh karena itu tidak heran jika pemakaian kata data
dan informasi sering kali dipertukarkan. Untuk lebih memperjelas perbedaan data
dan informasi, maka dibawah ini dijelaskan definisi yang diberikan oleh Burch
Jhon G. Jr. (2010) dalam bukunya yang berjudul“ Information Systems : Theory
and Practice “ : Data adalah fakta dasar, data baru berarti jika sudah diolah dan
dikaitkan dengan konteks tertentu. Informasi adalah suatu hasil pengolahan data
dalam bentuk agregat untuk menghasilkan pengetahuan atau kemampuan. Secara
skematis proses pengolahan data menjadi informasi dapat dijelaskan pada gambar
dibawah ini :
TAA
Sumber: Burch Jhon G. Jr. (2010)
Garnbar : Transforrnasi Data Menjadi Informasi
Kebutuhan
Pemakai
DATA
DATA
DATA
PROSES
METODE
INFORMASI
43
D. Tahapan Dalam Pembentukan Kualitas Kinerja Sistem Informasi
Setiap subsistem dari organisme hidup-lahir, bertumbuh menjadi matang,
berfungsi dan akhimya mati. Proses evolusioner ini disebut siklus kehidupan
sistem atau System Development Life Cycle (SDLC). Menurut Raymond McLeod
proses pengembangan sistem mencakup 5 (lima) tahapan, yaitu :
1. Tahap Perencanaan.
Dalam tahap perencanaan merupakan tahapan awal yang dilakukan dalam
proses perancangan suatu sistem. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
antara lain adalah :
Menyadari masalah, mendefinisikan masalah, menentukan tujuan
sistem,mengidentifikasi kendala - kendala sistem, membuat studi kelayakan,
mempersiapkan usulan penelitian sistem, menyetujui atau menolak penelitian
proyek, menetapkan mekanisme pengendalian.
DATA INFORMASI
2. Tahap Analisis.
Pada saat perencanaan telah selesai, tahap selanjutnya beralih pada analisis
dari sistem yang telah ada. Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang
telah ada dengan tujuan untuk merencanakan sistem yang baru atau diperbarui.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :
44
Mengumumkan penelitian sistem, mengorganisasikan tim proyek,
mendefinisikan kebutuhan informasi, mendefinisikan kriteria kinerja sistem,
menyiapkan usulan rancangan, menyetujui atau menolak rancangan proyek.
3. Tahap Rancangan.
Dengan memahami sistem yang ada dan persyaratan - persyaratan sistem baru,
kemudian beralih pada tahap memvahas rancangan sistem baru. Rancangan
system adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Ini
biasanya digunakan suatu alat bantu untuk menggambarkan rancangan sistem
yang akan dibuat. Alat bantu tersebut biasanya adalah Data Flow Diagram
kegiatan yang dikerjakan pada tahap ini antara lain adalah : Menyiapkan
rancangan sistem yang terinci, mengidentifikasikan berbagai altematif
konfigurasi sistem, mengevaluasi berbagai altematif konfigurasi sistem,
memilih konfigurasi yang terbaik, menyiapkan usulan penerapan, menyetujui
atau menolak penerapan sistem.
4. Tahap Implementasi.
Dalam tahap implementasi kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan
sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang
bekerja. Dalam kegiatan ini ada 8 (delapan) tahapan kegiatan yaitu :
Merencanakan penerapan, mengumumkan penerapan, mendapatka sumber
daya perangkat keras, mendapatkan sumber daya perangkat lunak,
menyiapkan database, menyiapkan fasilitas fisik, mendidik peserta dan
pemakai, masuk ke sistem yang baru.
5. Tahap Penggunaan.
45
Dalam tahapan ini mencakup 3 (tiga) kegiatan sekaligus, yaitu menggunakan
sistem melakukan audit terhadap sistem yang bersangkutan dan melakukan
perawatan terhadap sistem. Dalam menggunakan sistem, diharapkan pemakai
menggunakan sistem sesuai dengan tujuan yang telah digariskan sebelumnya.
Sedangkan pada kegiatan mengaudit sistem, dilakukan studi untuk mengetahui
sampai sejauh mana sistem yang bersangkutan dapat memenuhi kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini biasanya dilakukan berulang -
ulang dengan periode tertentu. Pada kegiatan sistem selain dilakukan kegiatan
yang berhubungan dengan perawatan sistem yang bersangkutan, juga
dilakukan modifikasi agar system tetap dapat mendukung penyelesaian
pekerjaan yang diperlukan.
Hal tersebut dilakukan antara lain untuk :
Menjaga agar sistem selalu „Up – to - date‟ dan sesuai dengan pekerjaan.
Meningkatkan kinerja karena adanya saran - saran baru yang lebih baik.
Memperbaiki kesalahan - kesalahan yang ada
Temuan dari beberapa literatur selain istilah job performance, ada pula istilah
yang mempunyai arti yang sama, seperti performance, penampilan kerja, kinerja,
pencapaian kerja, prestasi kerja. Karena adanya beberapa istilah yang digunakan,
maka definisi kinerjapun beragam, tetapi secara garis besarnya pengertian kinerja
dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu pendekatan proses, dan pendekatan hasil.
Pendekatan proses beranggapan bahwa kinerja dapat dilihat dari dua pendekatan,
yaitu pendekatan proses dan pendekatan hasil.
46
Berkaitan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai maka peneliti
akan mengemukakan terlebih dahulu tentang pengertian kinerja menurut Roger
Dawson yang dikutip oleh Haris Munandar dalam buku 13 Rahasia Kinerja
Kekuatan (2009:69), adalah sebagai berukut: Kinerja adalah suatu yang dicapai,
prestasi yang diperlihatkan tentang kemampuan kerja pegawai sehingga
menghasilkan sesuatu yang optimal.
Menurut pendapat August W. Smith yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001:50),
menyatakan: “output drive from processes, human or otherwise” (kinerja
merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses). Menurut Moch. As‟ad dalam
buku Psikologi Industri (2009:48), menyatakan bahwa: Kinerja adalah kesuksesan
seseorang (pegawai) di dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Hasil kerja yang hendak dicapai oleh suatu organisasi tidak terlepas dari seberapa
ukuran hasil kerja (kinerja) itu sendiri dapat dilaksanakan secara optimal. Di
dalam hal ini ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan criteria kinerja
atau faktor-faktor yang dijadikan ukuran suatu kinerja. Henry Simamorang
(2010:325), menyatakan bahwa Kinerja adalah tingkat dimana para karyawan
mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Kinerja pegawai menurut Sjahrudin
Rasul (2010:9), adalah: Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan atau pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran tujuan, misi dan visi organisasi yang
tertuang dalam perumusan perencanaan strategis.
47
Menurut Bernandin & Russell yang dikutip oleh Faustino C Gomes (2009:135),
sebagai berikut: Performansi sebagai “…the record of outcomes produced on a
specified job function or activity during a specified time periode” (catatan
outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama
suatu periode tertentu).
Berikut pendapat Whittaker dan Simons yang dikutip LAN RI (2010:5),
menjelaskan bahwa definisi kinerja pegawai mengandung pengertian: Pengukuran
kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai
dibandingkan dengan tujuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan untuk berperan sebagai
mekanisme untuk memberikan penghargaan/hukum (reward/punisment),
Terlepas dari jenis sektor atau spesialisasinya, setiap organisasi biasanya
cenderung untuk tertarik pada aspek-aspek pengukuran kinerja, seperti yang
dikemukakan Lembaga Administrasi Negara (LAN) (2010:7), sebagai berikut:
a. Aspek finansial
b. Kepuasan pelanggan
c. Operasi bisnis internal
d. Kepuasan pegawai
e. Kepuasan komunitas dan stakeholders
f. Waktu.
Menurut pendapat pendapat Husein Umar (2010:266), mengemukakan ukuran
kinerja pegawai, sebagai berikut:
48
1. Mutu kerja
Mutu yang harus dihasilkan baik atau tidaknya melibatkan perhitungan dari
keluaran dan proses atau pelaksanaan kegiatan dari pegawai terutama dalam
kaitannya dengan keluaran (output).
2. Kejujuran pegawai
Merupakan ketulusan hati dari seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya dan mampu untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang
diberikan.
3. Inisiatif
Kemampuan untuk bertindak tidak bergantung kepada orang lain dan mampu
mengembangkan serangkaian kegiatan serta dapat menemukan cara-cara yang
baru atau mampu berinovasi.
4. Kehadiran
Kewajiban yang dilaksanakan oleh pegawai dalam setiap pekerjaan dimana
kehadiran merupakan hal utama yang dilaksanakan oleh setiap pegawai.
5. Sikap
Suatu kesediaan untuk bereaksi di dalam menghadapi suatu situasi atau
keadaan tertentu secara normal.
6. Keandalan
Total dari semua keahlian yang diperlukan untuk mencapai hasil yang bisa
dipertanggungjawabkan.
7. Kerjasama
Kemampuan seorang pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain
dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya
49
guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Kesediaan pegawai dalam
berpartisipasi dan bekerjasama dengan pegawai lain secara vertikal dan
horizontal di dalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan
meningkat.
8. Pengetahuan tentang pekerjaan
Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan suatu
pekerjaan sehingga dapat berjalan secara efiktif dan efisien.
9. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesanggupan dari seorang pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya.
10. Ketepatan waktu
Pengukuran ketepatan waktu ialah jenis khusus dari pengukuran kualitatif
untuk menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.
Istilah lain untuk penilaian kinerja yaitu pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja
merupakan suatu alat yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk
menilai pencapaian tujuan dan sasaran.
Mengamati pendapat beberapa para ahli di atas, bahwa kinerja pegawai erat
kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang di dalam suatu organisasi, hasil
pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas dan hasil system
informasi. Namun yang menjadi masalah pada saat ini yaitu apa yang menjadi alat
ukur dari suatu kinerja pegawai itu sendiri. Berikut ini dimensi-dimensi kinerja
50
pegawai yang dikemukakan oleh Faoustino C Gomes (2010:142), adalah sebagai
berikut:
a. Kuantitas kerja (quantity of work). jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
periode waktu yang ditentukan.
b. Kualitas kerja (quality of work). kualitas kerja yang dicapai berdasarkan
syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya dalam informasi akademik.
c. Pengetahuan tentang pekerjaan (job knowledge). luasnya pengetahuan
mengenai keterampilan dan pekerjaannya yang terfokus dalam system
informasi akademik.
d. Kreativitas (creativeness). keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan-tindakan untuk menyelesiakan persoalan-persoalan informasi
akademik yang timbul.
e. Kerjasama (cooperation). kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain
(sesama anggota organisasi) dalam meningkatkan system informasi akademik.
f. Bisa diandalkan (dependability). kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal
kehadiran dan penyelesian kerja dalam system informasi akademik.
g. Inisiatif (initiative). semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya sebagai system informasi akademik.
h. Kualitas pegawai (personal qualities). menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramahtamahan, dan integritas pribadi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan system akademik.
51
E. Prosedur Proses Sistem Informasi Akademik
Berdasarkan cara menentukan kebutuhan sistem yang akan dibangun, pendekatan
yang akan digunakan adalah pendekatan atas turun (Top Down Approach).
Sedangkan metodologi yang akan digunakan adalah metodologi pendekatan
testruktur (Structured approach). Salah satu alat pendekatan testruktur yang akan
digunakan adalah bagan berjenjang (hierarchy chart) yaitu bagan yang digunakan
mempersiapkan penggambaran atau pemecahan diagram arus data ketingkat yang
lebih bawah lagi maka digambarkan dekomposisi fungsi yang artinya adalah
pemecahan proses bila memungkinkan, sehingga akhirnya akan didapatkan suatu
proses yang tidak suatu fungsi menjadi beberapa proses dan pemecahan proses
menjadi beberapa sub dapat dipecahkan lagi.
52
Gambaran Umum Prosedur Proses Sistem Informasi Akademik
Sumber: Diolah oleh peneliti (2018)
Sistem Informasi Akademik
Universits Muhammadiyah
Proses Ujian
Mahasiswa
Proses Terima
Berkas Ujian
Proses Penilaian
KHS
Proses Pembuatan
Laporan
Proses
Kelola KRS
Proses
Perwalian
Proses KHS
Proses Kelola
Ujian
Proses Kelola
KHS
Proses Kelola
KRS
53
Kerangka Pikir Kualitas Pelayanan Dalam Sistem Informasi Akademik
Universitas Muhammadiyah Lampung
Sumber : Sistem Akademik UML
Sistem Informasi
Akademik
A. Ujian
B. KHS
C. Laporan
D. Perwalian
E. KRS
Kualitas Pelayanan
Parasuraman, 2018
A. Tangibles
B. Reliability
C. Responsiveness
D. Assurance
E. Empathy
Mutu Kualitas
Harapan Kepentingan
dan
Kenyataan
55
BAB III
METODE PENELITIAN
G. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2008: 63) yang dimaksud dengan
penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Menurut Hancock (2006: 114) penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus
adalah penelitian yang dilakukan menurut obyek yang disebut sebagai kasus yang
dilakukan secara seutuhnya, menyeluruh dan mendalam dengan menggunakan
berbagai macam sumber data.
Penelitian ini berkaitan tentang fenomena kualitas pelayanan dalam Sistem
Informasi Akademik Universitas Muhammadiyah Lampung.
H. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Universitas Muhammadiyah Lampung.
Pemilihan Universitas Muhammadiyah Lampung sebagai tempat penelitian dilatar
belakangi masih kurang baiknya kualitas pelayanan dalam Sistem Informasi
Akademik Universitas Muhammadiyah Lampung.
56
I. Fokus Penelitian
1. Tangibles
Tangibles adalah bukti konkret kemampuan suatu perusahaan untuk
menampilkan yang terbaik bagi pelanggan. Baik dari sisi fisik tampilan
bangunan, fasilitas, perlengkapan teknologi pendukung, hingga penampilan
karyawan.
2. Reliability
Reliability adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang
sesuai dengan harapan konsumen terkait kecepatan, ketepatan waktu, tidak ada
kesalahan, sikap simpatik, dan lain sebagainya.
3. Responsiveness
Responsiveness adalah tanggap memberikan pelayanan yang cepat atau
responsif serta diiringi dengan cara penyampaian yang jelas dan mudah
dimengerti.
4. Assurance
Assurance adalah jaminan dan kepastian yang diperoleh dari sikap sopan
santun karyawan, komunikasi yang baik, dan pengetahuan yang dimiliki,
sehingga mampu menumbuhkan rasa percaya pelanggan.
5. Empathy
Empathy adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat pribadi kepada
pelanggan, hal ini dilakukan untuk mengetahui keinginan konsumen secara
akurat dan spesifik.
57
Pada penelitian kualitatif, fokus penelitian memegang peranan yang sangat
penting. Fokus penelitian menentukan batasan dalam sebuah penelitian sehingga
masalah yang diteliti tidak melebar. Sudarto (2006: 66) mengatakan bahwa
penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitiannya atas
dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Bagaimanapun
penentuan fokus sebagai masalah dalam penelitian penting artinya dalam usaha
menemukan batasan penelitian. Berdasarkan hal yang seperti ini peneliti akan
dapat menemukan lokasi penelitian.
J. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data antara lain dengan cara:
1. Wawancara
Peneliti mewawancarai pada pihak yang terkait dengan objek yang diteliti.
Tabe; 3.1 Informan Penelitian
No Nama Keterangan
1 Dr. Any Nurhayaty, Psikolog Informan 1
2 Emy Sri Purwani, M.Si Informan 2
3 Drs. Agus Sanusi, M.T Informan 3
4 Moh. Badar, S. Ag Informan 4
5 Rahmawati. S.I.Kom Informan 5
6 Risnawati Informan 9
7 Mery Yusma Informan 7
8 Mukhrizal Informan 8
9 Cut Melati Informan 9
10 Khalezar Informan 10
11 Edi Mukhtar Informan 11
12 Siti Hawa Informan 12
13 Wildan Mukhtari Informan 13
14 Samhudi Informan 14
15 Nainunis Informan 15
16 Putri Keumala Informan 19
17 Uswatun Hasanah Informan 17
18 Muhammad Rida Informan 18
58
2. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri
dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa-peristiwa itu dan ditulis
dengan sengaja untuk menyimpan atau menemukan keterangan mengenai
peristiwa tersebut.
Tabel 3.2 Dokumentasi Penelitian
No Dokumen Keterangan
1 Data laporan dosen dan
pegawai
Data dosen dan pegawai UM
Lampung
2 Data laporan mahasiswa Data mahasiswa UM Lampung
1. Seleksi data, pada tahap ini pemilihan data yang valid dan paling erat
hubungannya dengan inti permasalahan dan tujuan penelitian. Seleksi data
yang dimaksud.
2. Klasifikasi data, data yang sudah dipilih kemudian dikelompokkan
berdasarkan kategori-kategori tertentu sesuai dengan item pertanyaan
pedoman wawancara dengan tujuan untuk mempermudah dalam pengolahan
dan menarik kesimpulan.
3. Mengumpulkan hasil, hasil penelitian dari data yang terkumpul kemudian
disusun, setelah memulai analisis dan menghubungkannya dengan teori-
teori yang relevan dengan penelitian ini.
4. Menyimpulkan hasil, sebagai bagian akhir peneliti menggunakan kalimat-
kalimat ilmiah atau pola standar penelitian karya ilmiah dalam penyusunan
tesis.
59
K. Instrumen Penelitian Kualitatif
Bagian ini didedikasikan untuk penelitian kualitatif dalam Sistem Informasi.
Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan data kualitatif, seperti wawancara,
dokumen, dan data observasi peserta, untuk memahami dan menjelaskan
fenomena sosial. Peneliti kualitatif dapat ditemukan di banyak disiplin dan
bidang, menggunakan berbagai pendekatan, metode dan teknik. Dalam Sistem
Informasi, telah terjadi pergeseran umum dalam riset Sistem Informasi jauh
dari masalah teknologi hingga masalah manajerial dan organisasi, sehingga
meningkatkan minat penerapan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif dikembangkan dalam ilmu sosial untuk
memungkinkan peneliti mempelajari fenomena sosial dan budaya. Contoh
metode kualitatif adalah penelitian tindakan, penelitian studi kasus dan
etnografi. Sumber data kualitatif meliputi observasi dan observasi partisipan
(kerja lapangan), wawancara dan kuesioner, dokumen dan teks, dan kesan dan
reaksi peneliti.
Motivasi untuk melakukan penelitian kualitatif, berlawanan dengan penelitian
kuantitatif, berasal dari pengamatan bahwa, jika ada satu hal yang
membedakan manusia dari alam, inilah kemampuan kita untuk berbicara,
Metode penelitian kualitatif dirancang untuk membantu peneliti memahami
orang dan konteks sosial dan budaya tempat mereka tinggal. Kaplan dan
Maxwell (1994) berpendapat bahwa tujuan memahami fenomena dari sudut
pandang peserta dan konteks sosial dan institusionalnya sebagian besar hilang
saat data tekstual dihitung.
60
L. Teknik Pengolahan Data
Mulyana (2009: 109) menjelaskan bahwa teknik pengolahan data adalah
menimbang, menyaring, mengatur dan mengaplikasikan, menimbang dan
menyaring data berarti benar-benar memilih secara hati-hati data yang relevan
tepat dan berkaitan dengan masalah yang diteliti, mengaplikasikan berarti
menggolongkan, menyusun dan mengelompokkan menjadi satu kemudian dapat
dibuat menjadi klasifikasi dan kategori juga dapat dikatakan mengelolah adalah
usaha yang kongrit untuk membuat data berbicara.
M. Teknik Analisis Data
Berdasarkan penjelasan Sugiono (2010:97) teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif (interactive model of
analysis) yang terdiri dari tiga komponen analisis berupa:
1. Reduksi data (reduction data) yakni data yang diperoleh dilokasi penelitian
atau data lapangan yang dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap
dan terinci. Laporan lapangan akan direduksi, dirangkum, dipilih hal pokok,
difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya.
Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama proses penelitian
berlangsung.Selanjutnya membuat ringkasan mengkode, menelusuri tema,
membuat gugus-gugus dan menulis memo.
2. Sajian data (data display) yakni memudahkan bagi peneliti untuk melihat
gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian.
3. Penarikan kesimpulan (congclution drawing), yakni melakukan verifikasi
secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung yaitu sejak awal
memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data. Peneliti
61
berusaha untuk menganalisis data yang dikumpulkan dengan cara mencari
pola, tema, hubungan persamaan hal-hal yang sering muncul dan lain
sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih bersifat tentatif,
akan tetapi dengan bertambahnya data melalui proses verifikasi secara terus
menerus dan setiap kesimpulan senatiasa dilakukan verifikasi selama
berlangsungnya penelitian.
N. Keabsahan Data
Setiap penelitian memerlukan kriteria guna meihat derajat kepercayaan atau
kebenaran terhadap hasil penelitian, penelitian kualitatif standar tersebut
dinamakan keabsahan data (trustworthiness). Guba dan Lincoln dalam
Moleong(2004:68), mengemukakan bahwa untuk menetapkan keabsahan data
kualitatif tersebut diperlukan teknik pemeriksaan berupa:
1. Derajat kepercayaan (credibility) yang fungsinya untuk melaksanakan
penyelidikan (inquiry), sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan
penemuannya dapat dicapai dan menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil
penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang
diteliti, derajat kepercayaan dapat dicapai lewat ketekunan pengamatan,
perpanjangan partisipasi, melakukan triangulasi, memperbanyak referensi dan
mengkaji kasus negatif.
2. Keteralihan (transferability) merupakan validitas eksternal didasarkan pada
konteks empiris setting penelitian, yaitu tentang “emic“ yang diterima peneliti
dan “ethic“ yang cermat, rinci, tebal atau mendalam serta adanya kesamaan
konteks antara pengirim dan penerima.
62
3. Ketergantungan (dependability) dilakukan untuk memeriksa akurasi
pengumpulan dan analisis data, agar derajat reliabilitas dapat tercapai maka
diperlukan pemeriksaan (audit) yang cermat terhadap seluruh komponen dan
proses penelitian serta hasil penelitiannya.
4. Kepastian (comfirmability), yaitu obyektivitas yang berdasarkan pada “emic“
dan “ethic“ sebagai tradisi penelitian kualitatif, derajat ini juga dapat dicapai
melalui pemeriksaan (audit) yang cermat terhadap seluruh komponen dan
proses penelitian serta hasil penelitian.
136
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
R. Kesimpulan
Berdasarkan hasil peneltiian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa
kualitas pelayanan dalam Sistem Informasi Akademik Universitas
Muhammadiyah Lampung sudah cukup baik, dengan rincian sebagai berikut.
1. Tangibles
Bukti nyata dari pelaksanaan Sistem Informasi Akademik di Universitas
Muhammadiyah Lampung sudah baik, dengan adanya saran komputer yang
cukup lengkap dan konektivitas internet yang memadai. Sarana konektivitas
internet dibangun melalui jalur fiber optik yang terhubung Internet Service
Provider Universitas Muhammadiyah Lampung. Pembagian bandwidth internet
dilakukan di pusat data di Kampus Terpadu untuk kemudian didistribusikan ke
seluruh gedung kampus dan gedung penunjang di lingkungan Universitas
Muhammadiyah Lampung. Di setiap kampus, bandwidth didistribusikan
melalui jalur kabel LAN dan WiFi. Akses internet melalui LAN dan WiFi ini
telah dimanfaatkan secara optimal oleh sivitas akademika.
2. Reliability
Penerapan sistem informasi akademik online sangat baik diterapkan di
Universitas Muhammadiyah Lampung bila dilihat dari kecepatan, ketepatan
waktu, tidak ada kesalahan dan sikap simpatik karena dengan adanya sistem
informasi akademik online dapat memudahkan mahasiswa dan dosen dalam
melakukan berbagai masalah atau kegiatan perkuliahan, karena sistem
137
online bisa menghematkan biaya bagi mahasiswa seperti pada saat awal
perkuliahan mahasiswa dengan mudah mengakses portal online untuk
mengisi dan melihat KRS tanpa harus datang langsung ke kampus.
3. Responsiveness
Penerapan sistem informasi akademik sudah cukup baik dimana petugas
pelaksana Sistem Informasi Akademik (SIA) di Universitas Muhammadiyah
Lampung karena petugasnya cukup ramah mempunyai sikap yang santun dan
bersedia membantu setiap saat mahasiswa, staf maupun dosen yang mengalami
kesulitan saat menggunakan fasilitas online tersebut
4. Assurance
Pelayanan Sistem Informasi Akademik (SIA) di Universitas Muhammadiyah
Lampung sudah mernerapkan prinsip kebernaran dan kepastian layanan Sistem
Informasi Akademik (SIA), dimana kebenaran yang dimaksud adalah
kesesuaian antara pelayanan yang dijanjikan dengan pelayanan yang
diberikan. Selain itu pelayanan yang diberikan juga telah memberikan
kepastian pada pelayanan yang diberikan seperti pelayaan yang tepat waktu
dan sesuai dengan harapan pengguna.
5. Empathy
Sikap membantu mahasiswa dalam pelaksanaan Sistem Informasi Akademik
(SIA) sudah baik dan komunikasi yang dilakukan petugas Sistem Informasi
Akademik (SIA) sudah baik, hal ini terlihat dari beberapa mahasiswa yang
terbantu saat mengalami kedalan dalam mengakses Sistem Informasi
Akademik (SIA) dan komunikasi yang terjalin antara mahasiswa dengan
petugas Sistem Informasi Akademik (SIA) Universitas Muhammadiyah
138
Lampung sudah berjalan dengan baik.
5.1 Saran
Setelah melakukan penelitian tentang “penerapan sistem informasi akademik
online, maka penulis perlu memberikan saran-saran diantaranya sebagai berikut
1. Demi kelancaran dalam proses belajar mengajar maka pihak pemberi layanan
sistem informasi akademik online dapat ditingkatkan baik dari segi fasilitas
maupun sumber daya manusia pelaksananya.
2. Untuk memudahkan mahasiswa dalam mengakses pelaksanaan Sistem
Informasi Akademik (SIA), maka perlu bagi pihak pemberi layanan sistem
informasi akademik mengsingkronkan kepada mahasiswa, dosen maupun staf
dengan email yang ada diportal mereka masing-masing, sehingga apabila
mahasiswa, dosen maupun staf ada mengirim pesan email dapat diketahui
langsung dengan masuknya pesan pemberitahuan masing-masing sehingga
tidak adalagi kendala berkomunikasi antara mahasiswa, dosen maupun staf
lewat sistem online.
139
Sasaran Kesimpulan Kualitas Pelayanan Dalam Sistem Akademik
Universitas Muhammadiyah Lampung
Saran Kesimpulan
Keluhan a. Penanganan keluhan yang baik
peluang untuk mengubah seorang
pelanggan yang tidak puas
menjadi pelanggan yang puas.
Ketidakpuasan bisa semakin besar
bila pelanggan yang mengeluh
merasa keluhannya tidak
diselesaikan dengan baik. Ini
dapat menyebabkan mereka
berprasangka buruk dan sakit hati.
Yang terpenting bagi pelanggan
adalah pihak perusahaan harus
menunjukkan rasa perhatian,
keperhatian dan penyesalan
terhadap kecewanya pelanggan
dan berusaha memperbaiki
situasi.
b. Yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan adalah empati
terhadap pelanggan yang marah,
kecepatan dalam penanganan
keluhan, kewajaran atau keadilan
dalam memecahkan permasalahan
atau keluhan, dan kemudahan
bagi konsumen untuk
menghubungi perusahan.
c. Perlu adanya pengembangan
system informasi, dimana
perusahaan bisa mendata setiap
keluhan yang disampaikan dan
belajar dari kesalahan yang
pernah dilaksanakan
Kepercayaan a. Dari perspektif pelanggan, faktor
penentu hubungan kepuasan
pelanggan salah satunya adalah
kepercayaan. Oleh karena itu
perusahan yang sebagian
usahanya bergerak di bidang jasa,
sangat mutlak untuk
memperhatikan faktor tersebut.
140
Karena kalau pelanggan sudah
percaya, maka dia akan loyal
kepada perusahaan tersebut.
b. Dalam konsep kepuasan
pelanggan keprcayaan
merupakan faktor yang rumit.
Sekali pelanggan sudah tidak
percaya maka akan selalu muncul
ketidak percayaan yang baru dan
akan menurunkan komitmen
pelanggan kepada perusahaan
sehingga hanya akan terjadi
hubungan dalam jangka waktu
yang pendek.
c. Hubungan yang dibangun dari
rasa percaya pembeli kepada
penjual memungkinkan penjual
memenuhi dengan lebih baik
kebutuhan pembeli dan ini
merupakan satu langkah paling
fundamental dalam membentuk
hubungan jangka panjang
Kualitas Pelayanan a. Kualitas teknikal merupakan
kunci bagi penyedia jasa. Karena
kualitas teknikal adalah landasan
keberhasilan bagi penyedia jasa
dalam waktu yang lebih lama,
sehingga pelanggan menilai
pelayanan dalam jangka panjang.
b. Kualitas jasa lebih sulit dipahami
dibandingkan dengan kualitas
barang. Keduanya memiliki
kinerja yang berbeda. Kualitas
barang dapat diukur secara
obyektif dengan
indikatorindikator yang jelas
sedangkan kualitaspelayanan
merupakan konsep yang abstrak
dan sulit dipahami.
Sumber : hasil penelitian, 2019
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir, 2012, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta:
Anton M. Meliono, 2010, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Faustino Cardoso Gomes, 2010 Manajemen Sumber Daya Manusia, P.T. Elex Media Komputindo, Jakarta:
George H. Bodnar, William S. Hopwood, 2010, Sistem Informasi Akuntansi, Buku
Satu, Salemba Empat, Jakarta. Gordon B. Davis, 2010, Kerangka Dasar SIM Bag I . PT Pustaka Binamas
Pressindo, Jakarta. Gordon B. Davis, 2010 Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1, PT
Pustaka Binamas Pressindo, Jakarta. Gottschalk, Louis. 2006. Understanding History; A Primer of Historical
Method (terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI Press. H. Antonius, 2010, Pengaruh Sistem Informasi Teknologi Elektronik Atas Task
Performance Auditor Kantor Akuntan Publik BIG 4. Journal Akutansi dan Keuangan Indonesia, Depok : Universitas Indonesia.
Harijono Djojodihardjo, 2010, Pengantar Sistem Komputer, Erlangga, Bandung Jogianto HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Andi. Yogyakarta. Jogiyanto HM., 2009, Analisis dan Disain Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori
dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta. Lani Sidharta, 2006, Pengantar Sistem Informasi Bisnis, P.T. Elex Media
Komputindo, Jakarta Mcleod, Raymond, 2010, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta, PT. Prenhallindo P.P. Widodo, Maimuna, Henndri, 2009, Kajian Persepsi Penggunaan Teknologi
Pembelajaran Raharja Multimedia Edutaintment (RME) Menggunakan Metode Technology Acceptance Model”. CCIT Journal Vol.2 No.3. Tangerang : Perguruan Tinggi Raharja.
R. Untung, Y. Muhamad, Fitriani, 2013, Penerapan Prose Belajar Melalui
iLearning Video Tutorial (iVit) Pada Perguruan Tinggi Raharja. Jakarta Renier, G.J. 2007. History its Purpose and Method (terjemahan Muin
Umar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Robert G Murdick, dkk, 2011, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern,
Jakarta : Erlangga Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ratminto dan Atik Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta
Parasuraman, A, Ziethaml, V. and Berry, L.L., "SERVQUAL: A Multiple- Item Scale
for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality' Journal of
Retailing, Vo. 62, no. 1, 1988,
Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi
Ofset.Yogyakarta.
2007. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset. Yogyakarta.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.
Tjiptono, Fandy (2007), “ Manajemen Jasa”, Penerbit Andi, Jakarta.
Online :
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kua;itas Teknikal Dan
Dampaknya Terhadap Komitmen Hubungan Dari Pelanggan di Nasmaco
Pekalongan.
Analisis System Informasi Akademik Online Di Universitas Dipenogoro
Semarang Laporan Kuliah Kerja Pratek.
Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Akademik Universitas Surya
Darma Jakarta.