ktp dan bpjs untuk suku anak dalam

17

Upload: latief-akhmad

Post on 17-Aug-2015

41 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Latar Belakang

Suku Anak Dalam (SAD) adalah suku asli minoritas yang hidup di Sumatera bahagian selatan, termasuk di Provinsi Jambi dan Kabupaten Dharmasraya (Prov. Sumbar).

Saat ini di sepanjang lintas tengah Sumatera terdapat sekitar 1.500 jiwa, dan di Dharmasraya jumlahnya sekitar 62 – 75 Jiwa.

SAD merupakan masyarakat yang masih dalam tahapan “berburu danmeramu”, sangat tergantung pada Sumber Daya Alam khususnya hutan, dan hidup secara Nomaden.

Kehilangan hutan dalam skala luas di Sumatera telah mempersulitkehidupan SAD.

Pemerintah pusat dan daerah pada dasarnya telah berupaya memberikan perhatian kepada masyarakat SAD dalam aspek pembangunan sosial. Pemerintah berusaha untuk meningkatkan dan memperbaiki kehidupan sosio- ekonomi masyarakat SAD.

Karena berbagai keterbatasan yang ada, maka dukungan dari pihak lain seperti NGO diperlukan untuk menjangkau mereka secara lebih baik.

Rombongan ini berjumlah 7 KK atau 26 jiwa yang

dipimpin oleh Marni (48 tahun) bersama Hasan (55

tahun) suaminya, kepemimpinan di dalam rombong ini

dipegang oleh perempuan tertua dan dibantu oleh

suaminya.

Lokasi : Nagari Bonjol, Kecamatan Koto Besar

ROMBONG MARNI/HASAN

Populasi rombong ini tidaklah besar, hanya terdiri

atas 5 KK atau 19 jiwa. Sama dengan Rombong

lainnya, mereka dipimpin oleh perempuan tertua

dalam rombongnya. Rombong ini dipimpin oleh Bidan

(46 tahunan) beserta suaminya Bujang Rendah.

Lokasi : Nagari Bonjol Kecamatan Koto Besar

ROMBONG BUJANG RENDAH/BIDAN

Kelompok ini pecahan langsung dari kelompok Marni-

Hasan. Pimpinan rombong yaitu Roi adalah anak

kandung dari Hasan-Marni. Kelompok ini juga

berkomunikasi cukup terbuka dengan orang luar.

Rombong ini terdiri atas 4 KK atau 17 jiwa yang

dipimpin oleh Roi dan suaminya Penyiram.

Lokasi : Wilayah adat masyarakat Padang Lalang

Nagari Banai Kecamatan IX Koto

ROMBONGAN PENYIRAM/SI ROI

Rombong ini terdiri atas dua kelompok, pertama

adalah kelompok yang mendiami kabun karet Sudir

(Del) dengan jumlah anggota keluarga mereka lebih

kurang 20 orang yang berdiam dalam

sudung/pondok yang berjumlah sekitar 7-10 pondok.

Diantara keluarga ini juga terdapat beberapa orang

gadis dan bujangan. Kelompok berikutnya berada di

kebun karet milik masyarakat Blok A transmigrasi

lokal, Kecamatan Sungai Rumbai.

ROMBONGAN SUKU ANAK DALAM

DI SUNGAI RUMBAI

Isu dan Permasalahan

• Program pengembangan Wilayah belum sepenuhnya memperhatikan

masyarakat SAD karena lemahnya data dan informasi.

• Pemberdayaan SAD masih terbatas pada pemenuhan kebutuhan dasar

• Belum ditemukan pendekatan yang sesuai dan tepat.

• Pemenuhan layanan dasar terkendala karena SAD hidup belummenetap.

• Relasi sosial antara SAD dengan masyarakat sekitar terhambat karenaada gap budaya

1. Melakukan Kolaborasi dengan LSM yang memahamikehidupan Suku Anak Dalam.Tanggal 6 Juni 2012 Dilakukannya PenandatangananNota Kesepahaman bersama, antara BupatiDharmasraya dengan Direktur Eksekutif SSS Punditentang melakukan sinergi gagasan, program danaktivitas guna pemenuhan hak hak dasar kehidupanSuku Anak Dalam.

2. Tahun 2013 dilakukan langkah konkrit.

menyusun Rencana Strategi Suku Anak Dalam yang difasilitasi oleh Bappeda bersama SSS Pundi sehinggaProgram kegiatan bisa dieksekusi oleh setiap SKPD.

1. Validasi dan Pelembagaan Updating Data Komunitas Suku Anak Dalam

2. Merubah mindset masyarakat terhadap SukuAnak Dalam

3. Pemenuhan hak untuk hidup dan ruang hidup

4. Merubah Mindset Komunitas Suku Anak Dalamterhadap pendidikan

5. Meningkatkan Life Skill (Kecakapan hidup) Komuntas Suku Anak Dalam

6. Meningkatkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Walaupun belum nampak perubahan secara Signifikan tapi sudahnampak pergerakannya,antara lain:

-KTP : Saat ini memakai E-KTP, tapi ini tentu belum bisa dilakukankarena kebiasaan SAD yang masih tetap melangun. Tapidiberlakukan tindakan khusus yaitu dibuatkan Surat KeteranganTanda Komunitas (SKTK) yang juga memiliki NIK seperti KTP.

- BPJS : Karena tidak terdaftar di PBI Pusat (Jamkesmas) maka SAD didaftarkan di PBI Daerah (Jamkesda).

- Pemkab, SSS - Pundi Sumatera bersama Ninik Mamak telahmenyelesaikan proses hibah lokasi untuk wilayah hidup SAD di 3 lokasi di Dharmasraya.

-Sudah ikut dalam pemilu tahun 2014sebanyak 16 orang.

Tentu ini semua tidak luput darikerjasama semua team. Baik dariunsur Pemerintah Daerah maupundari LSM yang mengerti secara sosialterhadap kehidupan Suku AnakDalam.

LSM SSS Pundi Pro Aktif memberikaninformasi dan memberikan masukankepada Pemerintah Daerah melaluiSKPD sehingga Renstra SAD menjadiRenja SKPD.

1. Dimasukan dalam RPJMD Kab. DharmasrayaTahun 2016-2021

2. Mendapatkan perhatian dari Pusat.

3. Menggalang dukungan dari para pihak : NGO, unsur swasta, tokoh masyarakat.

peta jalan dalam Renstra

•studi sosial

•validasi data

•Kepastian legalitas kawasan

•Rencana detail tindakan/aksi

Langkah - 1

Memastikan wilayah untuk lokasi hidup SAD

•Penyiapan pemukiman dengan polakhusus (transmigrasi atau skema lain) yang didukung dengan penyediaan lahan sebagai sumber penghidupan.

•Penempatan SAD

•Uji coba/pengenalan tekhnik budidaya

•Uji coba/pengenalan layananpendidikan, kesehatan, dan lain-lain

Langkah - 2

uji coba program pemberdayaan SAD

•Program pendampingan oleh SKPD dan LSM,

•Program-proram SKPD yang sesuaidengan kebutuhan SAD

•Pengarahan dan pembinaan terencana s/d tahun 2020

Langkah - 3

Pemberdayaan SAD dengan dukungan

Program rutin SKPD

2014-2015 2016 2017 sd 2020

• LSM, Disdukcapil, BPS, BPML2NPPKB • Ninik mamak, Wali Nagari,

Dishutbun, BPN, PU, Tapem Sekda• Bappeda, Dinsosnakertrans, Dishutbun, BKP3, Disnakkan, Dispertahor PNPM Peduli

• Bappeda

• Dinsosnakertrans• Dishutbun, Dispertahor, BKP3, Disnakkan, PU, Dinkes dan

Dinas Pendidikan• PNPM Peduli , LSM, Perguruan Tinggi

Semua SKPD danstakeholder lain