jaminan sosial kesehatan tahun 2017 -...

240
MEMBANGUN SINERGI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT INDONESIA LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Upload: dangcong

Post on 25-Mar-2019

286 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

ME

MB

AN

GU

N S

INE

RG

I UN

TUK

M

EN

ING

KA

TKA

N K

UA

LITAS

HID

UP

M

AS

YA

RA

KA

T IND

ON

ES

IA

LAP

OR

AN

PEN

GELO

LAA

N P

RO

GR

AM

DA

N

LAP

OR

AN

KEU

AN

GA

N JA

MIN

AN

SO

SIA

L KES

EHATA

N

TAH

UN

2017

MEMBANGUN SINERGI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT INDONESIA

LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAMDAN LAPORAN KEUANGANJAMINAN SOSIAL KESEHATAN

TAHUN 2017

Page 2: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan
Page 3: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan
Page 4: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

DAFTAR ISI

Page 5: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

HAL HAL

vi LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

vii DAFTAR SINGKATANix PENGHARGAAN BPJS KESEHATAN TAHUN 2017xii GAMBARAN SINGKAT KINERJA BPJS

KESEHATAN TAHUN 2017xiv IKHTISAR KINERJA OPERASIONAL TAHUN 2017xviii IKHTISAR KINERJA KEUANGAN

DANA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

xx IKHTISAR KINERJA KEUANGAN DANA BPJS KESEHATAN TAHUN 2017

xxii ANNUAL MANAGEMENT CONTRACT (AMC) TAHUN 2017

xxvi KATA PENGANTAR

1 BAB I PENDAHULUAN

2 KONDISI UMUM3 KONDISI PEREKONOMIAN4 VISI DAN MISI6 SUSUNAN DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS8 PROFIL DIREKSI 16 PROFIL DEWAN PENGAWAS23 RIWAYAT SINGKAT BPJS KESEHATAN24 IDENTITAS BPJS KESEHATAN 25 NAMA DAN ALAMAT LEMBAGA PROFESI/JASA

PENUNJANG BPJS KESEHATAN26 JARINGAN KANTOR 28 PROGRAM BPJS KESEHATAN JKN-KIS40 PERISTIWA PENTING

51 BAB II ASPEK KELEMBAGAAN

52 ORGANISASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA 59 SUMBER DAYA SARANA 60 TEKNOLOGI INFORMASI 68 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN72 AKTUARIA DAN MANAJEMEN RISIKO 75 PENGAWASAN INTERNAL

81 BAB III ASPEK PENGELOLAAN PROGRAM

82 REALISASI RENCANA KERJA PROGRAM131 KINERJA OPERASIONAL

163 BAB IV ASPEK KEUANGAN

164 DANA JAMINAN SOSIAL (DJS)179 BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

(BPJS)

191 BAB V LAPORAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN

192 PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS197 PENGAWASAN INTERNAL 199 PENGAWASAN EKSTERNAL

205 BAB VI PENUTUP

206 KESIMPULAN207 HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN

PEMERINTAH

Page 6: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Kemal Imam Santoso Direktur Keuangan dan Investasi

R. Maya Amiarny RusadyDirektur Jaminan Pelayanan Kesehatan

Mira AnggrainiDirektur SDM dan Umum

Wahyuddin BagendaDirektur Teknologi Informasi

MundiharnoDirektur Perencanaan, Pengembangan dan

Manajemen Risiko

Andayani Budi LestariDirektur Perluasan dan Pelayanan Peserta

Bayu WahyudiDirektur Kepatuhan, Hukum dan

Hubungan Antar Lembaga

Direksi BPJS Kesehatan Periode 2016-2021 bertanggung jawab atas laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 2017 dengan membubuhkan tanda tangan di bawah ini:

Jakarta, Juni 2018

Fachmi IdrisDirektur Utama

vi LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 7: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

AMC : Annual Management Contract

ANRI : Arsip Nasional Republik Indonesia

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APT : Anggaran Pelayanan Kesehatan Terselamatkan

ATM : Anjungan Tunai Mandiri

BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BBM : Belanja Barang Modal

BNI : Bank Negara Indonesia

BP : Bukan Pekerja

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BPKP : Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan

BPS : Badan Pusat Statistik

BPTSP : Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

BOPO : Biaya Operasional Pendapatan Operasional

BRI : Bank Rakyat Indonesia

BU : Badan Usaha

BUMD : Badan Usaha Milik Daerah

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

COB : Coordination of Benefit

DAU : Dana Alokasi Umum

DJS : Dana Jaminan Sosial

DJSN : Dewan Jaminan Sosial Nasional

DPM : Dewan Pertimbangan Medik

EEI : Employee Engagement Index

FASKES : Fasilitas Kesehatan

FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan

FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

ICCA : Indonesia Corsec dan Corpcomm Award

IHCA : Indonesia Human Capital Award

IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan

IMF : International Monetary Fund

IK : Instruksi Kerja

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

JKN-KIS : Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat

KIS : Kartu Indonesia Sehat

KK : Kartu Keluarga

LPEM-UI : Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat-Universitas Indonesia

MoU : Memorandum of Understanding

NHIS : National Health Insurance Service

NIK : Nomor Induk Kependudukan

OCC : Organizational Change Capacity

DAFTAR SINGKATAN

viiLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 8: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Penghargaan dalam Indonesia Human Capital Award-III-2017 (IHCA-III-2017)

peringkat 2nd The Best Human Capital 2017 Category: Government

Company yang diselenggarakan oleh Majalah Economic Review.

Penghargaan dalam PR Indonesia Awards (PRIA) 2017 Kategori

Media Internal Sub Kategori New Media, yang diselenggarakan oleh

PR Indonesia.

24 Maret 2017 Bali

28 April 2017 Jakarta

Penghargaan The Winner of Indonesia Prestige Brand Award 2017 for Brand Used Most Often Category Health Insurance yang

diselenggarakan oleh Warta Ekonomi.

27 Januari 2017 Jakarta

Penghargaan The Best of Government Inhouse Magazine

(InMA) 2017 Kategori Silver Winner, yang diselenggarakan oleh SPS (Serikat Perusahaan

Pers).

3 Februari 2017 Jakarta

Peringkat I Kategori Tokoh Public Relations/Humas dan Peringkat II

Kategori Pemerintah, dalam Indonesia Corsec dan Corpcomm Award II 2017 (ICCA-II-2017) yang diselenggarakan

oleh Majalah Economic Review .

22 Maret 2017Jakarta

PBI : Penerima Bantuan Iuran

PBPU : Peserta Bukan Penerima Upah

PDB : Produk Domestik Bruto

PMN : Penyertaan Modal Negara

PPNPN : Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri

PPOB : Payment Point Online Bank

PPU : Pekerja Penerima Upah

PPU BU : Peserta Penerima Upah Badan Usaha

PRB : Program Rujuk Balik

PRIA : Public Relations Indonesia Awards

PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat

RISTI : Risiko Tinggi

RITL : Rawat Inap Tingkat Lanjutan

RITP : Rawat Inap Tingkat Pertama

RJTL : Rawat Jalan Tingkat Lanjutan

RJTP : Rawat Jalan Tingkat Pertama

RKAT : Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

RS : Rumah Sakit

SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional

TKMKB : Tim Kendali Mutu Kendali Biaya

UHC : Universal Health Coverage

UR : Utilization Review

VA : Virtual Account

WNA : Warga Negara Asing

WTA : Walk Through Audit

WTM : Wajar Tanpa Modifikasi

WTP : Wajar Tanpa Pengecualian

YoI : Yield on Investment

yoy : year on year

viii LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 9: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PENGHARGAAN BPJS KESEHATAN TAHUN 2017

Penghargaan dalam Indonesia Human Capital Award-III-2017 (IHCA-III-2017)

peringkat 2nd The Best Human Capital 2017 Category: Government

Company yang diselenggarakan oleh Majalah Economic Review.

Penghargaan dalam PR Indonesia Awards (PRIA) 2017 Kategori

Media Internal Sub Kategori New Media, yang diselenggarakan oleh

PR Indonesia.

24 Maret 2017 Bali

28 April 2017 Jakarta

Penghargaan The Winner of Indonesia Prestige Brand Award 2017 for Brand Used Most Often Category Health Insurance yang

diselenggarakan oleh Warta Ekonomi.

27 Januari 2017 Jakarta

Penghargaan The Best of Government Inhouse Magazine

(InMA) 2017 Kategori Silver Winner, yang diselenggarakan oleh SPS (Serikat Perusahaan

Pers).

3 Februari 2017 Jakarta

Peringkat I Kategori Tokoh Public Relations/Humas dan Peringkat II

Kategori Pemerintah, dalam Indonesia Corsec dan Corpcomm Award II 2017 (ICCA-II-2017) yang diselenggarakan

oleh Majalah Economic Review .

22 Maret 2017Jakarta

ixLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 10: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Penghargaan sebagai Lembaga pengunggah Vlog terbanyak oleh

MURI.

17 Juli 2017 Jakarta

Peringkat II sebagai Asuransi Pemerintah Terbaik se-Indonesia pada ajang Indonesia Insurance Award VI

2017 yang diselenggarakan oleh Majalah Economic Review.

23 Agustus 2017Singapura

Juara II untuk Unit Kearsipan Terbaik Tingkat Nasional, kategori Lembaga

Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang diselenggarakan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia

(ANRI).

17 Agustus 2017Jakarta

Penghargaan Best Communicator 2017 Kategori Pemimpin

Lembaga diberikan kepada Fachmi Idris dalam kegiatan

Jambore PR Indonesia.

23-25 Agustus 2017Yogyakarta

Penghargaan sebagai Lembaga pemerintah dengan komitmen

pengembangan organisasi terbaik yang diselenggarakan oleh PPM

Manajemen.

23 Agustus 2017Jakarta

x LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 11: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award sebagai The Best

in Achieving Total Customer Satisfaction dalam kategori Health

Insurance yang diselenggarakan oleh Majalah SWA Network.

22 November 2017 Jakarta

Penghargaan Customer of The Year 2016 yang diselenggarakan

oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

8 Desember 2017Jakarta

Penghargaan Good Corporate Governance Award III 2017 dalam Kategori Perusahaan

Asuransi yang diselenggarakan oleh Majalah Economic Review.

2 November 2017

Penghargaan "Inovasi Pelayanan" pada program Drop

Box calon peserta BPJS Kesehatan dalam kegiatan Apresiasi Inovasi

Award Koran Sindo.

29 Agustus 2017Jakarta Jakarta

Penghargaan sebagai Top IT on National Impact 2017 dan Top IT

Implementation on Social Insurance Sector 2017 yang diselenggarakan oleh Itech.

31 Oktober 2017Jakarta

xiLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 12: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

GAMBARAN SINGKAT KINERJA BPJS KESEHATAN TAHUN 2017

01

03

02

04

Tingkat Kepuasan Peserta tercapai 79,5%

atau meningkat 0,9% dari tahun 2016.

Pemda yang pengelolaan kesehatan masyarakatnya

telah terintegrasi ke Program JKN-KIS sebanyak

482 Pemda atau 93,77% dari total Pemda, dengan jumlah peserta sebanyak

20.305.273 jiwa.

Jumlah FKTP bekerja sama tercapai 21.763

Faskes (termasuk FKTP Gigi) atau bertambah 1.055 FKTP dari tahun

2016.

Cakupan Kepesertaan tercapai 187.982.949 jiwa

atau bertambah 16.043.695 jiwa dari

tahun 2016.

xii LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 13: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

05

07

06

Jumlah FKRTL bekerja sama tercapai 2.268 RS/Klinik Utama

(bertambah 200 FKRTL dari tahun 2016) dan 3.405 Faskes

Penunjang (Apotek/Optik).

Channel pembayaran iuran yang meliputi jaringan Bank BUMN

mencapai lebih dari 70.000 titik pembayaran termasuk ATM dan

Payment Point Online Bank(PPOB) mencapai lebih dari 600.000 titik pembayaran,

termasuk media e-commercedan virtual money.

Pengelolaan BPJS Kesehatan dilakukan sesuai prinsip Good Governance dengan hasil assessment mendapat predikat “Baik”

dengan skor 85,63.

xiiiLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 14: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

No. UraianPosisi 1 Januari

2017

Realisasi

s.d. 31 Maret 2017

s.d. 30 Juni2017

s.d. 30 September 2017

s.d. 31 Desember 2017

1 2 3 4 5 6 7

A Cakupan Kepesertaan (Jiwa)

1. Penerima Bantuan Iuran 91.099.279 92.067.303 91.998.220 92.269.142 92.380.352

2. PPU Penyelenggara Negara a) 16.062.367 16.183.564 16.340.546 16.515.527 16.674.668

3. PPU Non Penyelenggara Negara b) 24.964.862 25.094.742 25.837.154 26.626.412 28.216.374

4. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 19.336.531 20.711.900 22.078.327 23.419.666 25.397.828

5. Bukan Pekerja (BP) 5.060.927 5.012.211 5.019.842 4.948.007 5.008.454

6. Penduduk yang didaftarkan oleh Pemda 15.415.288 16.669.779 17.110.199 18.763.974 20.305.273

Total 171.939.254 175.739.499 178.384.288 182.542.728 187.982.949

B Jumlah Faskes yang bekerja sama:

1. Faskes Tingkat Pertama (termasuk FKTP Gigi)

20.708 20.727 20.850 21.196 21.763

2. Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan 2.068 2.099 2.156 2.225 2.268

3. Faskes Penunjang (Optik dan Apotek) 3.094 3.161 3.257 3.353 3.405

C Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan:

1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)

34.508.547 72.890.722 110.027.276 150.288.478

2. Jumlah Rujukan 4.388.023 8.987.643 13.698.748 18.891.657

3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)

11.585.759 29.273.215 46.794.868 64.438.896

4. Jumlah Kasus Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)

1.662.695 4.026.473 6.419.789 8.726.857

Keterangan: a) PPU Penyelenggara Negara terdiri dari: PNS, TNI/Polri/PNS Kemhan/Polri, Pejabat Negara (PN) dan Pegawai Pemerintah Non PNSb) PPU Non Penyelenggara Negara terdiri dari: Eks JPK Jamsostek, Perusahaan BUMN dan Swasta Lainnya

IKHTISAR KINERJA OPERASIONAL TAHUN 2017

xiv LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 15: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Selama periode tahun 2017, jumlah peserta terus mengalami peningkatan dengan jumlah peserta mencapai 187.982.949 jiwa atau meningkat sebesar 9,33% dari posisi awal tahun 2017 (171.939.254 jiwa), dengan rata-rata penambahan peserta per bulan sebanyak 1.336.975 jiwa. Peningkatan jumlah peserta antara lain disebabkan semakin efektifnya program pemasaran sosial yaitu melalui kegiatan sosialisasi secara langsung (sosialisasi kepada komunitas, pekerja/pemberi kerja, tokoh masyarakat/tokoh agama/masyarakat umum, dan forum komunikasi para pemangku kepentingan utama) maupun tidak langsung (kegiatan promosi melalui berbagai media).

Seiring dengan bertambahnya jumlah peserta, sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada peserta maka terus dilakukan perluasan kerja sama dengan fasilitas kesehatan. Untuk fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), sampai dengan 31 Desember 2017 jumlah FKTP (termasuk FKTP Gigi) yang bekerja sama sebanyak 21.763 FKTP atau meningkat sebesar 5,09% dari posisi awal tahun 2017 (20,708 FKTP), dengan rata-rata penambahan jumlah FKTP bekerja sama per bulan sebanyak 88 FKTP. Dalam upaya meningkatkan hubungan kemitraan dengan FKTP, telah dilaksanakan beberapa program yaitu Supervisi dan Walk Through Audit (WTA) Pelayanan Primer serta Pertemuan Koordinasi Pelayanan Primer.

Untuk Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), sampai dengan 31 Desember 2017 jumlah FKRTL yang bekerja sama sebanyak 2.268 FKRTL atau meningkat sebesar 9,67% dari posisi awal tahun 2017 (2.068 FKRTL), dengan rata-rata penambahan jumlah FKRTL bekerja sama per bulan sebanyak 17 FKRTL. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada peserta di FKRTL, telah dilaksanakan beberapa program yaitu Supervisi dan Walk Through Audit (WTA) FKRTL, Pertemuan Kemitraan dengan Stakeholders, Pertemuan Forum Kemitraan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Pertemuan Nasional dengan Manajemen RS.

Cakupan Kepesertaan (jiwa)

171.939.254

175.739.499

178.384.288

182.542.728

187.982.949

1 Jan. 2017

per 31 Mar.2017

per 30 Jun.2017

per 30 Sep.2017

per 31 Des.2017

Jumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerja sama

20.708

20.727

20.850

21.196

21.763

1 Jan. 2017

s.d. 31 Mar.2017

s.d. 30 Jun.2017

s.d. 30 Sep.2017

s.d. 31 Des.2017

Jumlah Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat lanjutan(FKRTL) yang bekerja sama

2.068

2.099

2.156

2.225

2.268

1 Jan. 2017

s.d. 31 Mar.2017

s.d. 30 Jun.2017

s.d. 30 Sep.2017

s.d. 31 Des.2017

xvLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 16: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Dalam memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan penunjang, maka terus dilakukan penambahan kerja sama dengan apotek dan optik. Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah kerja sama dengan fasilitas penunjang sebanyak 3.405 faskes atau meningkat sebesar 10,05% dari posisi awal tahun 2017 (3.094 faskes), dengan rata-rata penambahan jumlah faskes penunjang bekerja sama per bulan sebanyak 26 faskes. Fasilitas penunjang yang telah bekerja sama sampai dengan 31 Desember 2017 terdiri dari 2.388 apotek dan 1.017 optik.

Jumlah kunjungan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) merupakan jumlah peserta yang melakukan pemeriksaan ke FKTP. Jumlah kunjungan RJTP tahun 2017 mencapai 150.288.478 kunjungan atau meningkat sebesar 24,29% bila dibandingkan realisasi tahun 2016 (120.922.433 kunjungan), dengan rate kunjungan RJTP sebesar 75,16‰. Rata-rata kunjungan RJTP per bulan selama periode tahun 2017 sebanyak 12.524.040 kunjungan.

Jumlah rujukan dari FKTP ke FKRTL tahun 2017 mencapai 18.891.657 rujukan, dengan rasio rujukan sebesar 12,56% dan rata-rata jumlah rujukan per bulan sebanyak 1.574.305 rujukan.

Jumlah Faskes Penunjang (Optik dan Apotek)yang Bekerja sama

3.094

3.161

3.257

3.353

3.405

1 Jan. 2017

s.d. 31 Mar.2017

s.d. 30 Jun.2017

s.d. 30 Sep.2017

s.d. 31 Des.2017

s.d. 31 Des.2017

s.d. 31 Mar. 2017

s.d. 30 Jun.2017

s.d. 30 Sep.2017

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

150.288.478

34.508.547

72.890.722

110.027.276

Jumlah Kunjungan RJTP

Jumlah Rujukan

s.d. 31 Des.2017

s.d. 31 Mar. 2017

s.d. 30 Jun.2017

s.d. 30 Sep.2017

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000 18.891.657

4.388.023

8.987.643

13.698.748

xvi LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 17: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Jumlah kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) tahun 2017 mencapai 64.438.896 kunjungan atau meningkat sebesar 30,75% bila dibandingkan realisasi pada tahun 2016 (49.283.264 kunjungan), dengan rate kunjungan RJTL sebesar 30,08‰. Rata-rata jumlah kunjungan RJTL per bulan mencapai 5.369.908 kunjungan.

Pada tahun 2017, jumlah kasus pada Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) mencapai 8.726.857 kasus atau meningkat sebesar 14,08% bila dibandingkan realisasi pada tahun 2016 (7.649.690 kasus), dengan rate kunjungan RITL tahun 2016 sebesar 4,07‰. Rata-rata jumlah kasus RITL per bulan mencapai 727.238 kasus.

Jumlah Kunjungan RJTL

s.d. 31 Des.2017

s.d. 31 Mar. 2017

s.d. 30 Jun.2017

s.d. 30 Sep.2017

64.438.896

11.585.759

29.273.215

46.794.868

80.000.000

60.000.000

40.000.000

20.000.000

Jumlah Kasus RITL

0s.d. 31 Des.

2017s.d. 31 Mar.

2017s.d. 30 Jun.

2017s.d. 30 Sep.

2017

8.726.857

1.662.695

4.026.473

6.419.7898.000.000

10.000.000

6.000.000

4.000.000

2.000.000

xviiLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 18: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

IKHTISAR KINERJA KEUANGAN DANA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

(juta rupiah)

No. Uraian

Realisasi

s.d. 31 Maret 2017 s.d. 30 Juni 2017s.d. 30 September

2017s.d. 31 Desember

2017

1 2 3 4 5 6

A Laporan Posisi Keuangan

Aset Lancar 6.366.700 3.032.260 2.207.621 1.201.852

Total Aset 6.366.700 3.032.260 2.207.621 1.201.852

Total Liabilitas 17.990.303 18.188.066 22.531.673 24.227.104

Aset Neto (11.623.603) (15.155.806) (20.324.052) (23.025.252)

B Laporan Aktivitas

Pendapatan Iuran 17.482.596 35.962.478 55.044.046 74.246.641

Pendapatan Investasi 89.513 133.003 143.406 150.941

Pendapatan Lainnya 43.863 93.817 155.148 220.237

Beban Manfaat 19.899.041 41.188.218 62.478.651 84.444.864

Beban Operasional 885.536 1.843.473 2.933.887 3.809.233

Beban Investasi 17.577 25.118 26.701 28.216

Beban Lainnya 560 1.086 1.319 45.887

Perubahan Aset Neto (4.153.647) (6.595.025) (11.763.270) (14.464.470)

Aset Neto Akhir Periode (11.623.603) (15.155.806) (20.324.052) (23.025.252)

C Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas (%) 1) 35,39 16,67 9,80 4,96

Rasio Solvabilitas (%) 2) 35,39 16,67 9,80 4,96

1) Rasio Likuiditas merupakan jumlah aset lancar dibagi jumlah liabilitas jangka pendek pada periode tertentu2) Rasio Solvabilitas merupakan jumlah aset dibagi jumlah liabilitas pada periode tertentu

per 31 Des.2017

1.201.852

per 30 Sep.2017

2.207.621

per 30 Jun.2017

3.032.260

per 31 Mar. 2017

6.366.700

Total Aset (juta rupiah)

per 31 Des.2017

24.227.104

per 30 Sep.2017

22.531.673

per 30 Jun.2017

18.188.066

per 31 Mar.2017

17.990.303

Total Liabilitas (juta rupiah)

xviii LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 19: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

per 31 Des.2017

(23.025.252)

per 30 Sep.2017

(20.324.052)

per 30 Jun.2017

(15.155.806)

per 31 Mar.2017

(11.623.603)

Aset Neto (juta rupiah)

s.d. 31 Des.2017

74.246.641

s.d. 30 Sep.2017

55.044.046

s.d. 30 Jun.2017

35.962.478

s.d. 31 Mar.2017

17.482.596

Pendapatan Iuran (juta rupiah)

s.d. 31 Des.2017

84.444.864

s.d. 30 Sep.2017

62.478.651

s.d. 30 Jun.2017

41.188.218

s.d. 31 Mar.2017

19.899.041

Beban Manfaat (juta rupiah)

s.d. 31 Des.2017

150.941

s.d. 30 Sep.2017

143.406

s.d. 30 Jun.2017

133.003

s.d. 31 Mar.2017

89.513

Pendapatan Investasi (juta rupiah)

s.d. 31 Des.2017

28.216

s.d. 30 Sep.2017

26.701

s.d. 30 Jun.2017

25.118

s.d. 31 Mar.2017

17.577

Beban Investasi (juta rupiah)

s.d. 31 Des.2017

220.237

s.d. 30 Sep.2017

155.148

s.d. 30 Jun.2017

93.817

s.d. 31 Mar.2017

43.863

Pendapatan Lainnya (juta rupiah)

xixLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 20: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

IKHTISAR KINERJA KEUANGAN DANA BPJS KESEHATAN TAHUN 2017

(juta rupiah)

No. Uraian

Realisasi

s.d. 31 Maret 2017 s.d. 30 Juni 2017s.d. 30 September

2017s.d. 31 Desember

2017

1 2 3 4 5 6

A Laporan Posisi Keuangan

Aset Lancar 4.889.988 4.702.560 5.184.307 5.163.387

Total Aset 12.558.320 12.156.264 12.470.959 12.600.792

Total Liabilitas 1.928.324 1.791.901 1.932.466 2.439.427

Liabilitas Jangka Pendek 709.154 415.107 503.672 693.009

Liabilitas Jangka Panjang 1.219.170 1.376.794 1.428.794 1.746.418

Jumlah Liabilitas 1.928.324 1.791.901 1.932.466 2.439.427

Ekuitas 10.629.996 10.364.363 10.538.493 10.161.365

B Laporan Kinerja Keuangan

Pendapatan Operasional 885.536 1.843.473 2.933.887 3.809.233

Beban Operasional 748.622 1.873.174 2.793.609 4.049.056

Penghasilan (Beban) Operasional 136.914 (29.701) 140.277 (239.823)

Pendapatan dan Beban Non Operasional (59.673) 33.096 77.440 169.418

Penghasilan (Beban) Sebelum Pajak 77.241 3.395 217.717 (70.405)

Penghasilan (Beban) Pajak Penghasilan (26.585) 14.055 (20.650) 78.376

Penghasilan (Beban) Neto 50.656 17.450 197.067 7.971

Penghasilan (Beban) Komprehensif Lain (2.906) 2.175 (3.311) (191.343)

Penghasilan (Beban) Komprehensif 47.750 19.625 193.756 (183.372)

C Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas (%)1) 689,55 1.132,85 1.029,30 745,07

Rasio Solvabilitas (%) 2) 651,26 678,40 645,34 516,55

1) Rasio Likuiditas merupakan jumlah aset lancar dibagi jumlah liabilitas jangka pendek pada periode tertentu2) Rasio Solvabilitas merupakan jumlah aset dibagi jumlah liabilitas pada periode tertentu

per 31 Des.2017

12.600.792

per 30 Sep.2017

12.470.959

per 30 Jun.2017

12.156.264

per 31 Mar. 2017

12.558.320

Total Aset (juta rupiah)

per 31 Des.2017

2.439.427

per 30 Sep.2017

1.932.466

per 30 Jun.2017

1.791.901

per 31 Mar.2017

1.928.324

Total Liabilitas (juta rupiah)

xx LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 21: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

per 31 Des.2017

10.161.365

per 30 Sep.2017

10.538.493

per 30 Jun.2017

10.364.363

per 31 Mar.2017

10.629.996

Ekuitas (juta rupiah)

per 31 Des.2017

3.809.233

per 30 Sep.2017

2.933.887

per 30 Jun.2017

1.843.473

per 31 Mar.2017

885.536

Pendapatan Operasional (juta rupiah)

per 31 Des.2017

4.049.056

per 30 Sep.2017

2.793.609

per 30 Jun.2017

1.873.174

per 31 Mar.2017

748.622

Beban Operasional (juta rupiah)

per 31 Des.2017

(183.372)

per 30 Sep.2017

193.756

per 30 Jun.2017

19.625

per 31 Mar.2017

47.750

Penghasilan (Beban) Komprehensif

per 31 Des.2017

745,07

per 30 Sep.2017

1.029,30

per 30 Jun.2017

1.132,85

per 31 Mar.2017

689,55

Rasio Likuiditas (%)

per 31 Des.2017

516,55

per 30 Sep.2017

645,34

per 30 Jun.2017

678,40

per 31 Mar.2017

651,26

Rasio Solvabilitas (%)

xxiLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 22: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

ANNUAL MANAGEMENT CONTRACT (AMC) TAHUN 2017

No. Uraian Satuan BobotRKAT 2017

RealisasiCapaian

(%)Nilai

1 2 3 4 5 6 7=6/5 8=7*4

PEMANGKU KEPENTINGAN (S) 12% 13,14%

S1 Meningkatkan Efektivitas Kebijakan dan Implementasi Layanan Jaminan Kesehatan yang Berkualitas dan Berkeadilan

S1.1 Tingkat Kepuasan Peserta % 6% 80 79,5 99,38 5,96

S1.2 Organization Image Index Angka Indeks 6% 65 77,79 119,68 7,18

KEUANGAN (F) 35% 38,22%

F1 Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Keuangan yang Sehat, Berkesinambungan, Transparan dan Akuntabel

F1.1 Rasio BOPO a) % 5% 100% 99,13% 100,88 b) 5,04

F1.2 Rasio Likuiditas BPJS a) % 5% 617% 745,07% 120,76 6,00

F1.3 Rasio Solvabilitas BPJS a) % 5% 583% 516,55% 88,60 4,43

F1.4 Opini Auditor Eksternal Poin (Predikat) 5% WTP* WTP 125,00 6,00

F1.5 YOI BPJS a) % 5% 7,09% 8,10% 114,24 5,71

F1.6 Ketepatan Waktu Persetujuan RKAT oleh Dewan Pengawas yang Dikirim ke Kementerian Keuangan

% 5% 100% 100,73% 100,73 5,04

F1.7 Ketepatan Waktu Penerbitan Laporan Keuangan Audited % 5% 100% 146,41% 146,41 6,00

PROSES BISNIS INTERNAL (P) 38% 39,56%

P1 Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Kepesertaan

P1.1 % Cakupan Peserta % 5% 77% 71,78% 93,22 4,66

P1.2 % Validitas Data Peserta % 4% 90,75% 95,35% 105,07 4,20

P1.3 % Tindak Lanjut Pengaduan Peserta yang Tepat Waktu % 5% 91% 99,58% 109,43 5,47

P2 Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Iuran

P2.1 Rasio Kolektibilitas Iuran a) % 5% 96,78% 100,21% 103,54 5,18

P2.2 YOI DJS a) % 4% 6,65% 7,93% 119,32 4,77

P3 Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Fasilitas Kesehatan

P3.1 Tingkat Kepuasan Faskes % 4% 78 75,7 97,05 3,88

P3.2 % Faskes yang bekerja sama

a. FKTP % 3% 65 74,29 114,30 3,43

b. FKRTL % 3% 75 87,20 116,26 3,49

P4 Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Jaminan Pembiayaan Manfaat dan Utilisasi

P4.1 Rasio Klaim a) % 5% 101,79% 113,74% 89,50 b) 4,47

PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN (L) 15% 15,45%

L1 Meningkatkan Produktivitas SDM

L1.1 % SDM yang kompeten % 3% 78 83,93 107,60 3,23

L1.2 Employee Engagement Index Angka Indeks 3% 75 75,46 100,61 3,02

L2 Meningkatkan Dukungan TIK

L2.1 % Ketersediaan Sistem TI % 3% 99,2% 99,03% 99,83 2,99

L3 Meningkatkan Kehandalan Organisasi

L3.1 Organizational Change Capacity (OCC) Angka Indeks 3% 75 80,10 106,80 3,20

L4 Meningkatkan Tata Kelola Organisasi

L4.1 Skor Tata Kelola Organisasi yang Baik Poin (Predikat) 3% Baik Baik 100,00 3,00

Total 100% 106,37%

* WTP dengan Paragraf Penjelasan a) Berdasarkan Laporan Keuangan 31 Desember 2017-Audited b) Indikator Rasio BOPO dan Rasio Klaim menggunakan formula Capaian=Target/Realisasi

xxii LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 23: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Pelaksanaan program JKN-KIS sudah menginjak tahun ke-4. Dengan segenap manfaat yang sangat besar bagi rakyat Indonesia, tentu masih terdapat hal yang harus diperbaiki oleh seluruh pemangku kepentingan. Tahun 2017 menjadi titik yang krusial dalam menentukan kesinambungan program JKN-KIS, oleh karena itu BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara jaminan sosial kesehatan berupaya terus dalam memantapkan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam 3 (tiga) fokus utama yang menjadi prioritas tahun 2017, yaitu: 1. Keberlangsungan Finansial melalui peningkatan

rekrutmen peserta potensial dan meminimalkan adverse selection, peningkatan kolektibilitas iuran peserta dari seluruh segmen, peningkatan kepastian dan kemudahan pembayaran iuran, penerapan law enforcement bagi faskes, peserta, atau Badan Usaha yang melanggar serta efisiensi dan efektivitas pengelolaan dana operasional serta optimalisasi kendali mutu dan kendali biaya Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan;

2. Kepuasan Pelanggan melalui perbaikan sistem pelayanan online untuk seluruh peserta, implementasi nyata Coordination of Benefit (COB) untuk peserta PPU, perluasan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan (tingkat pertama dan lanjutan) khususnya optimalisasi peran FKTP sebagai lini pelayanan tingkat pertama dan kemudahan penanganan keluhan pelanggan dan akses informasi peserta;

3. Menuju Cakupan Semesta melalui percepatan rekrutmen peserta, mobilisasi peran strategis kelembagaan baik pemerintah maupun non pemerintah untuk menggerakkan partisipasi dan peran serta masyarakat agar sadar memiliki jaminan kesehatan, serta peran aktif kader JKN-KIS melalui organisasi kemasyarakatan/ keagamaan yang memiliki struktur nasional hingga ke daerah.

Pencapaian kinerja BPJS Kesehatan Tahun 2017 terhadap RKAT 2017 antara lain tercapainya jumlah peserta per 31 Desember 2017 sebanyak 187.982.949 jiwa (93,22% dari RKAT 2017). Jika dirinci secara parsial dalam segmen peserta, proporsi segmen non PBI telah mencapai 50,86%, hal tersebut menunjukkan upaya yang maksimal telah dilakukan dalam perluasan peserta. Jumlah fasilitas kesehatan yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sampai dengan 31 Desember 2017 adalah 21.763 fasilitas kesehatan tingkat pertama (termasuk 1.188 FKTP Dokter Gigi), 2.268 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan dan 3.353 fasilitas kesehatan penunjang (apotek dan optik).

Sampai dengan 31 Desember 2017, pendapatan iuran tercatat sebesar Rp74,246 triliun (86,65% dari RKAT 2017). Pertumbuhan peserta dari segmen non PBI memberikan kontribusi sebesar 65,83% (Rp48,88 triliun) dari total pendapatan iuran, hal tersebut menunjukkan pertumbuhan peserta non PBI memberikan dampak positif seiring dengan peningkatan pendapatan iuran. Kolektabilitas iuran sebesar 100,21% menunjukkan bahwa upaya maksimal telah dilakukan dalam proses kolekting iuran. Realisasi biaya manfaat (termasuk biaya promotif dan preventif) sebesar Rp84,445 triliun (96,82% dari RKAT 2017), dengan rasio klaim mencapai 113,74%.

Pencapaian kinerja manajemen secara komprehensif diukur melalui indikator-indikator yang merupakan komponen Annual Management Contract (AMC) yang telah ditetapkan. Hasil total dari capaian masing-masing indikator terhadap target yang telah ditetapkan, menggambarkan berhasil tidaknya manajemen melaksanakan program-program yang telah disepakati dengan Dewan Pengawas selama satu tahun. Secara keseluruhan sampai dengan 31 Desember 2017, kinerja manajemen berdasarkan AMC tersebut mencapai nilai 106,37 dari target 100.

xxiiiLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 24: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Pencapaian indikator kinerja tahun 2017, secara terinci sebagai berikut: 1. Perspektif pemangku kepentingan sebagai upaya

terwujudnya layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berkualitas dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan realisasi indikator tingkat kepuasan peserta dan Brand/Organization Image Index mencapai masing-masing 79,5 (capaian 99,38%) dan 77,79 (capaian 119,68%);

2. Perspektif finansial dalam rangka meningkatnya pengelolaan keuangan yang sehat, berkesinambungan, transparan dan akuntabel. Realisasi indikator kinerja yaitu Rasio BOPO 99,13% (capaian 100,88%), Rasio Likuiditas BPJS 745,07% (capaian 120,76%), Rasio Solvabilitas BPJS 516,55% (capaian 88,60%), Opini Auditor Eksternal memperoleh opini WTP, YOI BPJS 8,10% (capaian 114,24%), ketepatan waktu persetujuan RKAT oleh Dewan Pengawas yang dikirim ke Kementerian Keuangan 100,73%, ketepatan waktu penerbitan Laporan Keuangan Audited (146,41%);

3. Perspektif proses bisnis internal dalam rangka meningkatkan efektivitas pengelolaan kepesertaan, efektivitas pengelolaan iuran, efektivitas pengelolaan fasilitas kesehatan, dan efektivitas pengelolaan jaminan pembiayaan manfaat dan utilisasi. Realisasi indikator kinerja pada pengelolaan kepesertaan yaitu: cakupan peserta 71,78% (capaian 93,22%), validitas data peserta 95,35% (capaian 105,07%), tindak lanjut

pengaduan peserta yang tepat waktu 99,58% (capaian 109,43%. Dalam hal meningkatkan efektivitas pengelolaan iuran, tercapai rasio kolektibilitas iuran sebesar 100,21% (capaian 103,54%), dan YOI DJS 7,93% (capaian 119,32%). Dalam hal pengelolaan fasilitas kesehatan (faskes), terkait indikator % fasilitas kesehatan (faskes) yang bekerja sama tercapai rata-rata faskes yang telah bekerja sama FKTP mencapai 74,29% (capaian 114,30%), dan FKRTL mencapai 87,20% (capaian 116,26%), dengan tingkat kepuasan faskes sebesar 75,7% (capaian 97,05%). Terkait indikator jaminan pembiayaan manfaat dan utilisasi yaitu rasio biaya pelayanan terhadap iuran terealisasi sebesar 113,74% (capaian 89,50%).

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam rangka meningkatkan produktivitas SDM, persentase capaian SDM yang kompeten terealisasi sebesar 83,93% (capaian 107,60%), serta Employee Engagement Index sebesar 75,46% (capaian 100,61%). Dalam hal meningkatkan dukungan TI, yaitu melalui ketersediaan sistem TI terealisasi sebesar 99,03% (capaian 99,83%). Kehandalan organisasi dapat dilihat dari indikator Organizational Change Capacity (OCC) yang terealisasi sebesar 80,10% (capaian 106,80%). Dalam upaya peningkatan Tata Kelola Organisasi melalui indikator Skor Tata Kelola Organisasi yang Baik, diperoleh predikat Baik (capaian 100%).

xxiv LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 25: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

xxvLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 26: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

KATA PENGANTAR

xxvi LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 27: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Ungkapan puji syukur tidak hentinya kami ucapkan

kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan Yang Maha

Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, BPJS

Kesehatan dapat terus menjalani masa pengabdian dalam

mengemban amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),

dalam menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu

Indonesia Sehat (JKN-KIS) sampai dengan memasuki tahun ke lima beroperasi

di tahun 2018 ini.

Kami laporkan bahwa sampai dengan tanggal 31 Desember 2017, kepesertaan Program JKN-KIS telah mencapai 187.982.949 jiwa atau sebesar 72,3% dari target 259.993.081 jiwa penduduk Indonesia. Dengan jumlah kepesertaan ini, Program JKN-KIS telah menjadi Program Jaminan Sosial Kesehatan dengan jumlah kepesertaan terbesar di dunia, yang dikelola dengan pendekatan Single Payer Institution.

Dari aspek pemanfaatan layanan, Program JKN-KIS secara nyata telah membantu masyarakat mendapatkan kemudahan akses secara finansial (pembiayaan) bagi mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan, baik di tingkat Primer maupun di tingkat Lanjutan. Sehingga dapat memulihkan kondisi kesehatan mereka serta mencegah kecacatan atau mencegah semakin

Page 28: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

memburuknya gangguan kesehatan yang dideritanya. Karena sesuai dengan falsafah dan dasar Negara yaitu Pancasila sila ke-5 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas keadilan sosial, termasuk hak yang sama dalam memperoleh akses di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

Pertumbuhan peserta dari tahun 2014-2017 telah mencapai 41%. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, BPJS Kesehatan selalu berupaya memberikan pelayanan prima bagi peserta melalui jaringan fasilitas kesehatan, baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan. Sampai dengan 31 Desember 2017 telah tercapai 21.763 FKTP yang telah bekerja sama. Hal ini mengalami kenaikan 1.055 FKTP dari akhir tahun 2016. Sementara itu untuk pelayanan kesehatan di tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 2.268 Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan. Jumlah fasilitas kesehatan bekerja sama ini akan terus ditingkatkan, mengingat jumlah Peserta JKN-KIS yang akan terus bertambah setiap harinya seiring dengan perluasan kepesertaan menuju universal health coverage pada tahun 2019.

Sebagai penyelenggara Program JKN-KIS, BPJS Kesehatan terus berupaya memperluas cakupan peserta dan meningkatkan kualitas layanan program kepada Peserta JKN-KIS. Oleh karena itu, sejak awal tahun 2018 telah ditetapkan Tiga Fokus Utama BPJS Kesehatan yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan program di seluruh lini organisasi, yaitu Menjaga Kesinambungan Program JKN-KIS, Meningkatkan Kepuasan Peserta dan Efektif dan Efisien dalam Mengimplementasikan Program Kerja. Selain itu, penyelenggaraan Program kegiatan di tahun 2017 juga senantiasa dijalankan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Tahun 2017 yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan.

Laporan Pengelolaan Program Jaminan Sosial Kesehatan ini kami sampaikan sebagai bentuk pertanggungjawaban BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Program JKN-KIS kepada para pemangku kepentingan terkait. Hasil kegiatan operasional, keuangan, dan penunjang BPJS Kesehatan diuraikan dengan lengkap mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi Laporan Pengelolaan

xxviii LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 29: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Program Jaminan Sosial. Kami berharap, Laporan ini dapat memberikan gambaran menyeluruh seputar penyelenggaraan program dan keuangan Jamsoskes Tahun 2017 kepada pemangku kepentingan terkait. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden serta seluruh Pemangku Kepentingan, atas kepercayaan dan dukungan selama ini, sehingga BPJS Kesehatan dapat menjalankan Program JKN-KIS dengan jumlah peserta terbesar di dunia.

Kami yakin, dengan dukungan dari Bapak Presiden, Para Pemangku Kepentingan, serta dengan kerja keras dari seluruh Duta BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia, pencapaian target kelembagaan ini akan dapat berhasil diraih dengan gemilang, meskipun di tengah tantangan dan dinamika, demi mewujudkan JKN-KIS yang berkualitas dan berkesinambungan bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Semoga Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa meridhoi setiap upaya yang dilakukan dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan melancarkan semua ikhtiar terbaik kita.

Jakarta, Juni 2018Direktur Utama

Fachmi Idris

xxixLAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 30: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan
Page 31: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

BAB IPENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Page 32: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

KONDISI UMUM

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 mengamanatkan BPJS Kesehatan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan kesehatan guna memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta beserta anggota keluarganya. Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dilaksanakan berdasarkan prinsip gotong royong, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial (DJS) senantiasa dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. Hal tersebut guna mendukung salah satu program nawacita pemerintah dalam mewujudkan “Pemerataan yang Berkeadilan” bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejak diluncurkan tanggal 1 Januari 2014, Program Jaminan Kesehatan, telah mendapatkan sambutan yang cukup baik dari berbagai elemen masyarakat, hal ini terbukti dengan cakupan peserta sampai dengan 31 Desember 2017 mencapai 187.982.949 jiwa, serta tingkat pemanfaatan jaminan pelayanan kesehatan

yang semakin meningkat setiap tahunnya. Berbekal pengalaman selama 3 tahun penyelenggaraan Program JKN-KIS, BPJS Kesehatan terus berupaya meningkatkan profesionalisme dan kerja keras untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat. Namun demikian, perubahan kondisi lingkungan internal dan eksternal organisasi selama 3 tahun implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional memberikan tantangan yang semakin kompleks dan dinamis.

Dalam upaya mencapai target kinerja tahun 2017 yang telah dituangkan dalam Kontrak Kinerja tahun 2017, maka strategi yang menjadi fokus utama tahun 2017 yaitu: Keberlangsungan Finansial, Kepuasan Pelanggan, dan Menuju Cakupan Semesta. Oleh karena itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholders dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi Laporan Pengelolaan Program Jaminan Sosial, BPJS Kesehatan menyusun laporan pengelolaan program jaminan sosial kesehatan yang menyajikan hasil kegiatan operasional, keuangan dan penunjang lainnya.

2 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 33: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

KONDISI PEREKONOMIAN

Indikator perbaikan ekonomi Indonesia dapat kita lihat pada kondisi di bawah ini:1) Inflasi terkendali pada level 3,3% year on year

(yoy) sehubungan dengan rendahnya volatilitas inflasi makanan (food) seiring dengan kebijakan pemerintah yang selalu menjaga stabilitas harga pangan;

2) Suku bunga (BI 7 Days Repo Rate) yang cenderung menurun (dari 5% menjadi 4,25%) sejak Agustus 2016 sampai dengan Desember 2017, konsisten dengan pelonggaran kebijakan moneter yaitu rendahnya realisasi inflasi;

3) Neraca perdagangan mencatat surplus 12,02 miliar Dollar AS, lebih besar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 8,48 miliar Dollar AS;

4) Defisit neraca transaksi berjalan mengalami perbaikan, jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya;

5) Cadangan devisa yang terus mengalami kenaikan hingga mencapai 125,9 miliar Dollar AS;

6) Rupiah dinilai cukup stabil pada tahun 2017 pada posisi 13.555;

7) Indonesia telah mendapatkan peringkat layak investasi (BBB)/Stabil dari 3 (tiga) lembaga pemeringkat dunia;

8) Pasar modal Indonesia tahun 2017 menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 19,99%.

Kedelapan indikator tersebut menggambarkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat baik. Hal tersebut merupakan prospek cerah bagi kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia di masa yang akan datang, terutama di kancah internasional.

PEREKONOMIAN GLOBALBerdasarkan data International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,4% dari 3,2% pada tahun 2016 menjadi 3,6%. Hal tersebut ditopang oleh adanya perbaikan ekonomi di beberapa negara maju yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan yaitu dari 1,5% tahun 2016 menjadi 2,2% pada tahun 2017. Begitu pula dengan Eropa mengalami pertumbuhan sebesar 2,2% dari sebelumnya hanya 1,8% pada tahun 2016. Selain itu, Jepang juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi dari 1% tahun 2016 menjadi 1,4% tahun 2017. Pemulihan perekonomian dunia mempengaruhi peningkatan volume perdagangan dunia, sehingga mendorong kenaikan harga komoditas.

PEREKONOMIAN DOMESTIKPertumbuhan ekonomi domestik sampai dengan triwulan III tahun 2017 mencapai 5,06%, apabila dibandingkan dengan triwulan III tahun 2016 sebesar 5,01% mengalami peningkatan sebesar 0,05%. Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik dipengaruhi oleh kenaikan beberapa komponen dalam perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB). Kenaikan yang signifikan terlihat dari realisasi ekspor/impor antara tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2017. Tahun 2016 ekspor maupun impor pada posisi negatif masing-masing sebesar -5,65% dan -3,67%, sedangkan tahun 2017 ekspor dan impor mengalami kenaikan signifikan hingga masing-masing mencapai 17,27% dan 15,09%.

3LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 34: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

VISI DAN MISI

VISI BPJS KESEHATAN

Visi menggambarkan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi. Sebagai penerima mandat penyelenggara program JKN, manajemen BPJS Kesehatan dalam hal ini Direksi dan Dewan Pengawas telah menetapkan visi organisasi sampai dengan akhir masa jabatan di tahun 2021, yaitu:

“Terwujudnya Jaminan Kesehatan (JKN-KIS) yang berkualitas dan berkesinambungan bagi seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2019 berlandaskan gotong royong yang berkeadilan melalui BPJS Kesehatan yang handal, unggul, dan terpercaya”.

4 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 35: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

MISI BPJS KESEHATAN

Untuk mencapai visi tersebut, BPJS Kesehatan kemudian berupaya

mengoptimalkan seluruh kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki yang

tercermin melalui pernyataan misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas layanan yang berkeadilan kepada peserta,

pemberi pelayanan kesehatan, dan pemangku kepentingan

lainnya melalui sistem kerja yang efektif dan efisien.

b. Memperluas kepesertaan JKN-KIS mencakup seluruh penduduk

Indonesia paling lambat 1 Januari 2019 melalui peningkatan

kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan dan mendorong

partisipasi masyarakat, serta meningkatkan kepatuhan kepesertaan.

c. Menjaga kesinambungan program JKN-KIS dengan mengoptimalkan

kolektibilitas iuran, sistem pembayaran fasilitas kesehatan, dan

pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel.

d. Memperkuat kebijakan dan implementasi program JKN-KIS

melalui peningkatan kerja sama antar lembaga, kemitraan,

koordinasi, dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan.

e. Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi dengan didukung

SDM yang profesional, penelitian, perencanaan dan evaluasi,

pengelolaan proses bisnis dan manajemen risiko yang efektif

dan efisien, serta infrastruktur dan teknologi informasi yang

handal.

5LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 36: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

DIREKSI

SUSUNAN DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS

Berdasarkan:a. Keputusan Presiden RI Nomor 24/P Tahun 2016

tanggal 19 Februari 2016 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Kesehatan Masa Jabatan Tahun 2016-2021.

b. Peraturan Direksi Nomor 10 Tahun 2017 tentang Struktur Organisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.

c. Peraturan Direksi Nomor 251 Tahun 2017 tentang Susunan Anggota Direksi BPJS Kesehatan Tahun 2017.

maka susunan Direksi adalah sebagai berikut: a. Direktur Utama

Fachmi Idrisb. Direktur Keuangan dan Investasi

Kemal Imam Santoso c. Direktur Kepatuhan, Hukum dan Hubungan Antar

Lembaga Bayu Wahyudid. Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan

R. Maya Amiarny Rusadye. Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta

Andayani Budi Lestarif. Direktur SDM dan Umum

Mira Anggrainig. Direktur Perencanaan, Pengembangan dan

Manajemen Risiko Mundiharnoh. Direktur Teknologi Informasi Wahyuddin Bagenda

6 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 37: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

DIREKSI DEWAN PENGAWAS

Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 24/P Tahun 2016 tanggal 19 Februari 2016 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Kesehatan Masa Jabatan Tahun 2016-2021, maka susunan Dewan Pengawas adalah sebagai berikut:

a. Ketua Chairul Radjab Nasutionb. Anggota Sri Hartatic. Anggota Michael Johannis Latuwaeld. Anggota Roni Febriantoe. Anggota Misbahul Munirf. Anggota La Tunrengg. Anggota Karun

7LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 38: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Prof. Dr. dr. FACHMI IDRIS, M.Kes

Lahir di Palembang pada t angga l   1

Februari 1968. Menjadi salah satu Mahasiswa

Berprestasi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

(1993). Beliau memiliki kemampuan di bidang akademik yang sangat luar biasa,

terbukti dengan banyaknya penghargaan yang beliau terima diantaranya adalah memperoleh

predikat lulusan terbaik Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1998), menjadi lulusan dengan predikat Cum Laude Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (2003) dan menjadi salah satu lulusan terbaik Peserta Program Pendidikan Reguler Lemhannas RI angkatan XLV Tahun 2010 serta merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.Selain menorehkan banyak prestasi baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional. Beliau juga aktif dalam organisasi bidang keprofesian maupun bidang sosial kemasyarakatan. Di bidang sosial

kemasyarakatan, tercatat antara lain: sebagai Wakil

Ketua Umum Dewan Pengurus KORPRI Nasional

(2015–2020) dan salah satu Ketua Pengurus Pimpinan Pusat Dewan

Masjid Indonesia. Di bidang keprofesian, tercatat antara lain: sebagai Ketua Umum

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (2003-2006), dan Presiden Ikatan Dokter Asia dan Oceania

(The Confederation of Medical Association on Asia and Oceania) 2006-2009 yang berpusat di Tokyo, Jepang. Saat ini beliau juga tercatat sebagai Vice-Chairperson of the Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance pada International Social Security Association (ISSA) yang berpusat di Geneva, Switzerland.

Suami dari Dr. dr. Rini Sp.A, dan bapak dari tiga anak ini, mengawali karir di tahun 1995 sebagai Kepala Puskesmas Makarti Jaya, Sungsang, daerah perifer pada waktu itu, di Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Kemudian, menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. Beliau pernah mengabdi sebagai Dewan Pengawas RS Mohammad Hoesin Palembang (BLU), anggota Konsil Kedokteran Indonesia, serta sebagai Ketua Komisi Kajian dan Penelitian Dewan Jaminan Sosial Nasional. Kemudian pada tahun 2008 beliau bergabung dengan PT Askes (Persero) sebagai Dewan Komisaris sekaligus Ketua Komite Manajemen Risiko, dan kemudian pada tahun 2013 mengabdi sebagai Direktur Utama PT Askes (Persero), lalu sebagai Direktur Utama BPJS Kesehatan (2014-2015), selanjutnya kembali dipercaya untuk menjadi Direktur Utama BPJS Kesehatan (2016–2021) guna mewujudkan cita-cita Universal Health Coverage (UHC) Tahun 2019.Pemikiran beliau dapat dilihat dari 14 buah buku (ISBN) yang telah beliau tulis, dan juga dapat dibaca pada lebih dari seratus tulisan/paparan yang disampaikan pada berbagai pertemuan/jurnal ilmiah/non ilmiah, baik di lingkup nasional maupun internasional.

PROFIL DIREKSI

8 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 39: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Lahir di Pemalang, 4 Agustus 1965. Menyelesaikan pendidikan terakhir S3 Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (2011). Disamping itu juga mengikuti pendidikan S3 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (2010-2015, tidak selesai, sampai tahap proposal disertasi). Pendidikan magister diperoleh dari Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (2000), sedangkan pendidikan S1 dari IKIP Jakarta yang kini berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta.

Beliau pernah mengikuti sejumlah pelatihan, workshop, seminar terkait jaminan sosial kesehatan dibeberapa negara sepeti USA, Jepang, Thailand, Filipina, Korea Selatan, Nepal dan Malaysia.

Beliau mengawali karir sebaga peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1990-2000). Pada saat bersamaan selama dua puluh tahun juga menjadi peneliti di Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (1995-2015). Sebagai peneliti pernah mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya sebagai Peneliti Muda Universitas Indonesia Berprestasi Bidang Pengetahuan Ekonomi dan Manajemen dari Rektor Universitas Indonesia (2000) dan Juara I Hasil Penelitian Terbaik Bidang Sosial Kemasyarakatan dari Rektor Universitas Indonesia (tahun 2000).

Disamping itu juga aktif menulis baik di media massa, jurnal maupun penulisan dokumen nasional terkait jaminan kesehatan. Beberapa tulisannya antara lain Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019, DJSN, 2012 (sebagai salah satu penulis utama), Strategi Integrasi Jaminan Kesehatan Daerah Kedalam JKN, DJSN, 2013 (sebagai salah satu penulis utama), Pedoman Monitoring Dan Evaluasi Program JKN Oleh DJSN, DJSN, 2014 (sebagai salah satu penulis utama), Grand Design Monitoring Dan Evaluasi Program Jaminan Kesehatan Nasional, BAPPENAS, 2015 (sebagai salah satu penulis utama), Teknis Penghitungan Iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Dokumen Teknis, P2JK Kementerian Kesehatan, 2013 (sebagai Co-Writer) dan sebagainya. Salah satu tulisannya disalah satu

media massa pernah m e n d a p a t k a n penghargaan sebagai Pemenang Pertama Penulisan Artikel Bidang Pendidikan dan Kebudayaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996.

Selain sebagai peneliti dan penulis, beliau juga memiliki pengalaman panjang sebagai konsultan diantaranya sebagai konsultan Program Keluarga Harapan (conditional cash transfer-Kemensos), konsultan penyusunan rencana strategis (UNICEF-European Union-Kemendiknas), Senior Advisor di Social Protection Program GIZ Indonesia (German Agency for International Cooperation, 2010-2015), konsultan penyusunan Grand Design Monitoring JKN (Asian Development Bank-ADB Indonesia), konsultan pengelolaan Sekretariat Gabungan Persiapan BPJS Kesehatan (Kemenkes-AUSAID/DFAT) dan sebagainya. Dalam bidang manajerial, beliau pernah menjadi salah satu Senior Manager dan Senior Auditor di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN, 2000-2004) serta menjadi direksi di perusahaan swasta.

Pada tanggal 23 Februari 2016, Beliau dilantik sebagai Direksi BPJS Kesehatan 2016-2021 dan bertugas sebagai Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan.

Dr. MUNDIHARNO, M.Si

9LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 40: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Kemal Imam Santoso, MBA

Lahir di Surabaya, 7 Agustus 1960. Menyelesaikan pendidikan

sarjana di Universitas Airlangga, Surabaya dan memperoleh gelar Master

of Business Administration (MBA-Marketing) di California State University,

California USA.

Beliau memiliki pengalaman yang sangat luar biasa, terbukti dengan banyaknya pelatihan teknis maupun kepemimpinan serta pelatihan manajerial di dalam dan di luar negeri.

Malang melintang di industri layanan keuangan, Ayah dari 1 orang anak ini memulai karir pada tahun 1989 di Citibank Indonesia dan selanjutnya pada tahun 1996 menjadi Vice President Bank Papan Indonesia. Kemudian di tahun 1999 beliau menjabat sebagai

Senior Vice President PT Bank Mandiri, lalu pada tahun 2002 Komisaris Utama PT Axa Mandiri Financial Service, kemudian di tahun 2003 beliau menjabat sebagai Komisaris Utama PT Mandiri Manajemen Investasi, di tahun 2005 sebagai Country Marketing Director Citibank, Indonesia dan tahun 2007 menjabat Deputy Country Manager, Visa International Indonesia.

Beliau bergabung di PT Askes (Persero) pada tahun 2008 sebagai Wakil Direktur Utama, kemudian pada tahun 2013 beliau menjabat sebagai Presiden Direktur PT Peruri Digital Indonesia dan di tahun 2015 sebagai Komisaris Utama PT Asuransi Reliance Indonesia, Komisaris Independen PT Asuransi Reliance Indonesia dan Senior Advisor Creador Investment Indonesia dan saat ini terhitung sejak tanggal 23 Februari 2016 beliau dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan.

10 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 41: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Lahir di Jakarta, 1 Maret 1962. Menempuh pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, kemudian beliau menyelesaikan beberapa pendidikan S2 diantaranya adalah memperoleh gelar Master Primary Health Care Management AIHD di Mahidol University di Thailand (Sponsor Fellowships dari WHO) selesai tahun 1993. Pada tahun 1995 melanjutkan pendidikan Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan di Universitas Sriwijaya beasiswa dari Depkes RI, mengenyam pendidikan Hukum Kesehatan di Universitas Katolik Soegija Pranata Semarang serta memperoleh pendidikan Management Kesehatan Rumah Sakit di STIE GR, Jakarta dan menyelesaikan pendidikan S3 pada Program Doktor Ilmu Kedokteran Universitas Padjajaran.

Beliau memiliki prestasi yang sangat membanggakan, hal ini terbukti dengan telah diperolehnya ASEAN Best Executive Award IHRDP (2014), Satya Lencana Karya Sosial dari Presiden RI atas prestasi sebagai relawan tsunami Aceh tahun 2005, Satya Lencana Karya Bakti ke-X dan ke-XX dari Presiden RI (2007 & 2010) dan memperoleh predikat sebagai Peserta terbaik Diklatpim TK.II (2006) dan TK.I Angkatan XX/2010, LAN RI, Peserta terbaik calon Penatar P4 Tingkat Nasional dari Menpora & BP7, ASEAN Best Executive Award IHRDP, Family Role Model Award IHRDP, Indonesian Leader Achivement Award dari YAY, Llama Award dari Berkeley University of California, USA, dan banyak lagi penghargaan lainnya. Selain

i t u beliau j u g a b a n y a k m e n g i k u t i pelatihan-pelatihan t e k n i s m a u p u n kepemimpinan serta diklat manajerial di dalam dan di luar negeri.

Mengawali karir pada tahun 1989 sebagai Kepala Puskesmas Transmigrasi Air Sugihan 27 OKI Sumsel, Koordinator Executive UNFPA South Sumatera Region /Kanwil Dinkes Sumsel (2002-2003), Konsultan STAR-H Kes Repro Kanwil BKKBN Sumsel (2002-2005), menjabat sebagai Direktur Utama RS Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang (2005-2008) sekaligus Dirut Medik RS M Hoesin Palembang (2007-2008). Beliau menjabat sebagai Direktur Utama RSUP Dr. Moh Husein Palembang (2008-2010) dan Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (2010-2014) sampai pada akhirnya beliau dilantik sebagai Direktur Hukum, Komunikasi dan HAL BPJS Kesehatan pada tanggal 23 Februari 2016.

Dr. dr. H. BAYU WAHYUDI, SpOG. MPHM. MHKes. MM

11LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 42: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

dr. R. Maya Amiarny Rusady, M.Kes, AAK

Lahir di Bandung pada tanggal 10 Mei 1962. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas

Kedokteran Trisakti, Jakarta dan melanjutkan pendidikan Program S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jurusan Ekonomi Kesehatan dan Asuransi Kesehatan, selanjutnya meraih Gelar Ahli Asuransi Kesehatan (AAK), dan saat ini sebagai Kandidat Doktor Program Ilmu Kesehatan Masyarakat Univertas Indonesia.

Memiliki pengalaman yang sangat luar biasa, dengan mengikuti berbagai pelatihan–pelatihan di dalam dan luar negeri beliau mengawali karir di PT Askes (Persero) pada tahun 2007 sebagai Kepala

Regional XI (Bali, NTB, NTT), Kepala Divisi Pemasaran (2008), Corporate Secretary (2008), Kepala Grup Manajemen Manfaat (2009-2013), kemudian beliau dipercaya sebagai Sekretaris BPJS Kesehatan (2013-2014), lalu menjadi Kepala Pusdiklat BPJS Kesehatan (2014-2015) kemudian menjabat sebagai Kepala Divisi Regional VI BPJS Kesehatan sampai akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 24/P Tahun 2016 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Masa Jabatan Tahun 2016-2021 beliau di lantik sebagai Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan.

12 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 43: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Lahir di Yogyakarta pada tanggal 26 Februari 1960. Menyelesaikan pendidikan sarjana Ekonomi dan Studi Pembangunan di Universitas terbuka (1991) dan melanjutkan ke program Pascasarjana di Universitas Atmajaya Yogyakarta (2000). Beliau juga memiliki beberapa gelar profesi diantaranya gelar Ahli Asuransi Kesehatan.

Beliau terbilang aktif didalam organisasi dan beberapa kali di percaya sebagai pembicara baik di dalam dan di luar negeri diantaranya adalah sebagai pembicara “Membership Development” di Manila (2014). Beliau juga banyak mengikuti pelatihan–pelatihan di luar negeri seperti yang baru–baru diikuti adalah pelatihan ASEAN Global Leadership Programme di London Business School, London (2016).

Mengawali karir sebagai penanggung jawab PBF PT Mulya Wibawa Yogyakarta pada tahun 1980. Selanjutnya pada tahun 1985 beliau menjabat sebagai Kepala Cabang PBF PT Rexa Dhatina dan pada tahun 1987 menjabat sebagai Direktur CV Sinar Satya Abadi Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1989 beliau bergabung dengan PT Askes (Persero) dengan menjabat Pelaksana dan Kepala Seksi Pemasaran di Kantor

C a b a n g U t a m a Yogyakarta, lalu dipercaya menjabat sebagai Kepala PT Askes (Persero) Cabang Pasuruan (2001-2005), kemudian Kepala Bidang Pemasaran Regional VII Jawa Timur (2005-2006), Kepala PT Askes (Persero) Kantor Cabang Utama Yogyakarta (2006-2007), Kepala PT Askes (Persero) Cabang Utama Jakarta Pusat (2007-2008), Kepala PT Askes (Persero) Regional IV wilayah DKI Jakarta, Banten dan Kalimantan Barat (Februari 2008–Juni 2008), Kepala Divisi Askes Komersial PT Askes (Persero) (2008–2009), Kepala Grup Kepesertaan dan Pemasaran PT Askes (Persero) (2009–2013), Kepala Divisi Regional VI wilayah Jawa Tengah dan DIY (2013–2014), Kepala BPJS Kesehatan Divisi Regional VI Jawa Tengah dan DIY (2014–2015) , sampai akhirnya beliau memasuki masa pensiun (2015) lalu kembali ke BPJS Kesehatan dan terhitung mulai tanggal 23 Februari 2016 beliau dipercaya menjadi Direktur Kepesertaan dan Pemasaran.

ANDAYANI BUDI LESTARI, SE. MM. AAK

13LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 44: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Mira Anggraini, S.Si, MM

Lahir di Ujung Pandang, 7 Desember 1969, menyelesaikan

pendidikan S1 Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) Universitas Padjajaran Bandung dan menyelesaikan pendidikan S2 Magister

Manajemen Program Studi Manajemen Aktuaria di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Pada tahun 2013 beliau dipercaya untuk menjadi Ketua Project Management Office Transformasi PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan. Kemudian pada tahun 2013-2014 beliau dipercaya untuk menjabat Kepala Grup Manajemen Perubahan BPJS Kesehatan. Selain berkarir di wilayah kerja Kantor Pusat, beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Regional XIII BPJS Kesehatan di Kota

Serang dengan wilayah kerja meliputi Kota Serang, Provinsi Lampung, Provinsi Kalbar (2014–2016).

Istri dari Dr. dr. Basuni Radi, Sp.JP dan Ibu dari 3 (tiga) orang ini, memiliki pemikiran, tindakan, serta kepedulian terhadap keluarga yang sangat besar. Dalam menjalankan perannya sebagai wanita karir beliau tetap mengutamakan work life balance yang menurut beliau sangat penting karena dapat meningkatkan energi positif untuk mendorong semangat di tempat kerja dan kebahagiaan keluarga. Selaku Direktur yang mengelola sumber daya manusia, profesionalisme kerja yang ditunjukkan melalui kompetensi dan perilaku menjadi tuntutan beliau dalam membangun Duta BPJS Kesehatan sebagai talenta berkinerja unggul yang dapat diandalkan.

14 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 45: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Lahir di Palopo pada tanggal 10 Desember 1961. Menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Elektro di Universitas Hasanuddin, Makassar (1986), lalu melanjutkan pendidikan S2 Magister Manajemen di Universitas Padjajaran, Bandung (2013), kemudian menyelesaikan pendidikan S3 Doktor Ilmu Manajemen Bisnis di Universitas Padjajaran, Bandung (2016).

Beliau memiliki banyak pengalaman organisasi diantaranya adalah Ketua Bidang Pengembangan Produk Dalam Negri, PII BKE (2011–2012), Ketua Asosiasi Pabrikan Solar Modul Indonesia ( 2011–Agustus 2012) dan Ketua Himpunan Mahasiswa Elektro Universitas Hasanuddin (1982–1983).

Selain aktif di berbagai organisasi, beliau juga aktif mengikuti pelatihan–pelatihan dan memperoleh beberapa penghargaan diantaranya adalah penghargaan Satyalancana

Karya Satya 10 tahun yang diberikan langsung oleh Presiden RI.

Mengawali karir di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai Peneliti Bidang Telekomunikasi dan Microwave, kemudian beliau bergabung di PT Len Industri (Persero) pada tahun 1990 pada bagian Penjualan dan menempati berbagai jabatan strategis di PT Len Industri (Persero) dan pada tahun 2002–2007 beliau menjadi Direktur Pemasaran PT Len Industri (Persero) hingga menjadi Direktur Utama PT Len Industri (Persero) pada tahun 2007–2012. Beliau bergabung dan menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan pada tahun 2014–2016, dan pada tanggal 23 Februari 2016 beliau di lantik menjadi Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan.

Dr. Ir. WAHYUDDIN BAGENDA, MM

15LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 46: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

dr. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, KGEH, FINASIM,

FACP, M.Kes

Lahir di Medan, 22 Februari 1957,

merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam

lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun

1991 yang dikenal luas sebagai birokrat karir yang memiliki

pengalaman panjang dalam manajemen kesehatan. Menjadi seorang dokter adalah

cita-cita beliau dari sejak SMP Kelas 1. Pada tahun 2001 di Australia, beliau melanjutkan

pendidikan Health Services Management di Royal Melbourne Institute of Technology. Pada tahun 2008

juga melanjutkan pendidikan Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Beliau mengawali karirnya sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Jakarta tahun 1992. Kemudian pada tahun 1996, menjabat sebagai Kepala Bagian Sekretariat RSUP Fatmawati Jakarta. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005-2007 di instansi yang sama, beliau menjalankan profesinya sebagai Direktur Medik dan Keperawatan. Menyebrang ke pulau Sumatera pada tahun 2008, beliau dipercayakan menjabat sebagai Direktur Utama RSUD Djamil Padang dan pada tahun 2008-2011 juga dipercayakan menjabat sebagai Direktur Utama di RSUP Fatmawati Jakarta serta Direktur RS Haji Jakarta. Tidak hanya sampai disitu,

beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Bina Upaya

Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan,

Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan

dan Globalisasi dan Plt Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan,

Kementerian Kesehatan. Sampai akhirnya pada tanggal 23 Februari 2016

dipercayakan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo, sebagai

Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan

periode 2016-2021 dari unsur Pemerintah.

Di sela-sela kesibukan bekerjanya, seorang bapak 3 anak ini juga aktif dalam organisasi yang diikutinya, antara lain turut bergabung sebagai Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Selatan, Wakil Ketua Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Cabang Jakarta, Ketua Indonesian Association for The Study of The Liver (InaASL) Cabang Jakarta, Ketua Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia Cabang Jakarta, Ketua Perkumpulan Digestive-Endoscopy Indonesia Cabang Jakarta, Wakil Ketua PB PDMMI (Persatuan Dokter Manajemen Medis Indonesia), Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PB. PAPDI), Ketua I Pengurus Besar Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PB. PAPDI) dan Dewan Pertimbangan Pengurus Besar (PB. PAPDI).

Pada tahun 2010 saat penugasan ke luar negeri, beliau dipercayakan menjadi Koordinator Tim Kesehatan Haji Indonesia di Arab Saudi. Demi menunjang karirnya, beliau juga tertarik untuk mengikuti pelatihan penjenjangan, antara lain SPAMA Lembaga Penyelenggara Kementerian Kesehatan Jakarta (1997) dan Diklat PIM TK. II Lembaga Administrasi Negara Jakarta (2013).

Berkat kegigihan dan dedikasi yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan serta pekerjaannya, beliau juga banyak memperoleh penghargaan. Pada tahun 1997, beliau memperoleh penghargaan sebagai Peringkat Pertama Diklat SPAMA oleh Kementerian Kesehatan. Beberapa tahun kemudian memperoleh Wing Kehormatan Parkespra oleh Perhimpunan Kesehatan Penerbang dan Antariksa Indonesia (2012). Satu tahun kemudian, tepatnya tahun 2013, memperoleh Peringkat Kedua Diklat PIM TK. II Angkatan XXXVII oleh Lembaga Administrasi Negara, serta memperoleh penghargaan sebagai Pegawai Berprestasi dan Berdedikasi atas Kinerja Baik serta Integritas, Loyalitas, Moralitas dan Dedikasi terhadap Institusi oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kep. Menkes RI Nomor: KP.04.02/MENKES/386/2014).

PROFIL DEWAN PENGAWAS

16 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 47: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Lahir di Tulungagung 23 Agustus 1956, merupakan lulusan Master Of Business Administration, Saint Mary’s University Canada. Memulai karir di Kementerian Keuangan sejak tahun 1977. Terlibat dalam upaya reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan di Lingkungan Kementerian Keuangan, khususnya dalam mengembangkan teknologi informasi. Beliau menjabat sebagai Kepala Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan, di Kementerian Keuangan. Atas loyalitas dan pengabdiannya beliau mendapatkan Penghargaan Satyalancana dari Presiden Republik Indonesia pada tahun 1998 dan 2010. Sampai akhirnya pada tanggal 23 Februari 2016 beliau dilantik oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo menjadi Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan periode 2016-2021 dari unsur Pemerintah.

Dra. Sri Hartati, MBA

17LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 48: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Michael Johannis Latuwael, S.Sos

Lahir di Bandung pada tanggal 06 November 1975, merupakan lulusan FISIP Universitas Hasanuddin pada tahun 1999. Sebagai perwakilan unsur pekerja, beliau aktif sebagai pengurus FSPMI dan sejak lama dikenal melalui pengalamannya dalam mengadvokasi kasus-kasus pasien di Rumah Sakit. Aktif terlibat Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) dan turut dalam mendorong terwujudnya Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). Sampai akhirnya pada tanggal 23 Februari 2016 beliau dilantik oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo menjadi Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan periode 2016-2021 dari unsur Pekerja.

18 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 49: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Lahir di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1969, Mengawali karir sebagai Leader Quality Assurance di Panasonic (PT Kotabuki Elektronik Indonesia) tahun 1991 dan pernah terpilih sebagai pekerja teladan tahun 1993. Posisi terakhir di perusahaan adalah Senior Supervisor. Memulai karir di Organisasi Serikat Pekerja sebagai Sekretaris Pimpinan Unit Kerja (PUK) PT PHCI 4 Periode, yaitu tahun 2001-2004; 2004-2007; 2010-2013; 2013-2016. Kemudian menjadi Ketua PUK SPEE FSPMI PT PHCI tahun 2007-2010. Setelah itu menjadi Ketua Forum Serikat Pekerja Panasonic Gobel (FSPM-G) tahun 2002-2007; 2007-2012; dan 2012-2014. Selanjutnya, Wakil Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Elektronik Electrik–FSPMI tahun 2006-2011. Dilanjutkan di Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) tahun 2010-2014, pada tahun 2011-2016 menjadi Wakil Presiden Bidang Informasi, Komunikasi, dan Pendidikan Dewan Pimpinan Pusat FSPMI. Selanjutnya menjadi Kepala Departement Informasi dan Komunikasi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) tahun 2012 - 2015 dan terakhir menjabat sebagai Ketua Bidang Infokom Jamkeswatch tahun 2014-2015.

Selain aktif di Organisasi beliau juga sangat aktif mengikuti Pelatihan, Seminar, dan Workshop baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam negeri adalah Seminar Ketenagakerjaan, “Kep Men 150 tahun 2000”, 2001, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Emerging Trade Union Leader Course, 2002, ILO, Jakarta; Indonesia Trade Union Leadership Training, Bali, 2005, ILO Jakarta; Seminar Ilmiah “Pemberantasan Korupsi terhadap Pengentasan Kemiskinan.” 2006, Jakarta; Expert Meeting on Social Security and Social Protection Floor; Learing from Regional Experience, 2011, ILO Jakarta; Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Kalangan Multikultur, Lembaga Ketahanan Nasional–RI, 2015. Pelatihan di bidang Quality ISO 9001; 2000 Internal Quality Audit QMS System “Understanding & Documentation” 2003; ISO 9001; 2000 Quality Management System “Understanding & Documentation” 2005 Jakarta; Customer Statisfaction Survey & Workshop ISO-9001; 2000, 2003 Jakarta.

Sedangkan untuk pelatihan di Luar Negeri adalah 21th Staturoy Congress of the Finnish Metal Workers Union, 2012, Helsinki, Finlandia; Civil Sociaty Input into Economic Policy, 2012, Lima,

Peru; World Social Forum Migran, 2012, Manila, Philipina; 6th KCTU Leadership Education and Exchange Course in Asia, 2013, Seoul, Korea Selatan; International Colloquium on Building an Altenative Development Paradigm in a Changing Global Political Economic Context, 2013, Johanesburg, Afrika Selatan; Worker’s Symposium on Incoming Inequality Labor Market Institution and Worker’s Power, 2013, Genewa, ILO–Swiss; G-20 E-Learning Course in Social Protection, 2014, Turin Italia; Academy on National Tropartit Social Dialoque 2014 Turin Italia; International Labor Congress–104 Session, 2015, Genewa–Switzerland; 10th Ministrial Conference WTO 2015 di Nairobi, Kenya. World Social Security Forum ISSA ke 32 2016, Panama.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24/P Tahun 2016 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Masa Jabatan Tahun 2016-2021 beliau di lantik menjadi Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan dari unsur Pekerja.

Roni Febrianto, S.T

19LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 50: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

dr. Misbahul Munir, MKK

Lahir di Gresik, 10 November 1964, merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Malang dan Program Magister Kedokteran Kerja FK UI. Bapak dari 3 orang anak ini merupakan seorang dokter yang dikenal sangat berdedikasi dalam meningkatkan kesehatan para pekerja di lingkungan industri. Sebagai dokter perusahaan, beliau terlibat dalam banyak kajian tentang upaya menyehatkan masyarakat khususnya para pekerja. Hal ini yang mengantarkan beliau kepada kelompok kajian tentang Jaminan Kesehatan di DPN-APINDO.

Beliau mengawali karirnya sebagai Dokter Umum, Dokter PTT di Sumatera Utara (1992). Kemudian pada

tahun 1995-1997 kembali menjalankan profesinya sebagai

Dokter Klinik Perusahaan di PT Nikomas, Serang/JPK Jamsostek. Selang

satu tahun yakni pada tahun 1998-2002 beliau menjabat sebagai Remote Area Doctor/

Rotating di International SOS, Jakarta. Pada instansi yang sama, tahun 2002-2004 beliau dipercayakan sebagai Coordinator Doctor/Alarm Center yang banyak bertugas mengatur pelayanan emergency evakuasi skala nasional dan internasional.

Tertarik untuk mendalami pelayanan kesehatan keluarga, beliau bergabung sebagai Family Doctor di Klinik Medika Loka Jakarta, tahun 2004-2005. Secara bersamaan, beliau merintis layanan kesehatan mandiri dengan menjabat sebagai Direktur Utama PT Sera Omega Sera Indonesia sampai tahun 2009. Perhatian terhadap kesehatan pekerja dijalani melalui profesi sebagai Occupational Health Doctor di PT KMK Global Sport Tangerang tahun 2006-2015. Di sela-sela waktu beliau juga menjadi Konsultan Kesehatan Kerja di beberapa perusahaan di Wilayah Karawang, dan Jepara.

Pada saat beliau bekerja sebagai dokter perusahaan, beliau turut serta memberikan sumbangsih dalam penyusunan buku Pedoman Kebugaran di Perusahaan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia. Selanjutnya beliau menjalani karir mandiri sebagai Komisaris CV Jaya Omega tahun 2011-2015. Sampai akhirnya di tahun 2016 beliau dipercayakan oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Jokowi untuk menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Indonesia dari unsur Pemberi Kerja.

20 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 51: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Lahir di Sidrap, 6 Juli 1966, merupakan lulusan S1 Universitas Negeri Makassar dan S2 Universitas Hasanudin. Beliau dikenal kiprahnya sebagai Pengusaha bidang property dan eksport import mulai dari tahun 1989 hingga 2015 dan menjadi Ketua DPP HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) Sulawesi Selatan dari tahun 2000–2010 dan menjadi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sulawesi Selatan sejak tahun 2007 hingga saat ini. Wakil Ketua Kadin dan Dewan Penasehat DPD REI Sulawesi Selatan serta aktif dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan baik di tingkat daerah maupun nasional. Kiprahnya dalam dunia usaha telah dikenal luas dan turut mendorongnya menjadi salah seorang Anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan periode 2016-2021 mewakili unsur Pemberi Kerja.

Drs. La Tunreng, MM

21LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 52: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Karun, Ak. CA. CFrA. ME

Lahir di Banjarmasin pada tanggal 4 Juli 1958 merupakan seorang Auditor yang

berkarier cemerlang. Sebelum menjabat anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan,

beliau mengawali kariernya di Kantor Akuntan Negara–Ditjen PKN Dep Keuangan sebagai anggota Tim Auditor (1980–1983) kemudian di BPKP sebagai Auditor diberbagai bidang (1986–2007), disela-sela kesibukannya beliau masih diberikan amanat untuk menjadi Bendahara di KORPRI BPKP SUMBAR, Padang pada tahun 1990 sampai dengan tahun 1993, selain itu beliau juga menjadi Anggota di Ikatan Akuntan Indonesia, Padang pada tahun 1989 hingga tahun 1997 Karena kegigihan dan dedikasinya yang sangat baik, beliau dipercayakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat sebagai Inspektur (2007–2010)

kemudian Jabatan terakhir yang diemban beliau adalah sebagai Inspektur Jenderal di Kementerian Sosial (2011–2016). Pengalaman organisasi beliau terus berlanjut pada tahun 2007–2010 sebagai Wakil Bendahara di Forbes Pengawasan, Jakarta.

Bapak 5 orang anak ini dengan komitmen loyalitas dalam bekerja sehingga mendapatkan penghargaan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI pada tahun 1996, 2001 dan 2011. Hingga akhirnya pada Tahun 2016 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 24/P Tahun 2016 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Masa Jabatan Tahun 2016-2021 beliau dilantik menjadi Anggota Dewan Pengawas dari unsur Tokoh Masyarakat BPJS Kesehatan.

19681984

19922014

PERIODE BPJS KESEHATAN 2014- Sekarang

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011

Peserta: Peserta Askes, Jamkesda,TNI/POLRI, Jamsostek dan seluruh masyarakatPERIODE PERUM HUSADA BHAKTI

1984-1992

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984

Peserta: PNS dan Penerima Pensiunan Veteran,Pensiunan TNI/POLRI dan Pejabat NegaraSistem: Managed CareCost Containment System (Kapitasi, DPHO dan Tarif Paket)

PERIODE PT ASKES (PERSERO) 1992-2013

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992

Peserta: PNS dan Penerima Pensiunan Veteran,Pensiunan TNI/POLRI dan Badan Usaha lainnyaSistem: Managed CareHealth Insurance Specialist

PERIODE BPDPK 1968-1984Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968

Peserta: PNS dan Penerima Pensiunan Veteranbeserta anggota keluargaSistem: ReimbursementCikal bakal Asuransi Kesehatan NasionalKartu Health InsurancePilot project pengembangan asuransi kepadamasyarakat luas

22 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 53: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

RIWAYAT SINGKAT BPJS KESEHATAN

19681984

19922014

PERIODE BPJS KESEHATAN 2014- Sekarang

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011

Peserta: Peserta Askes, Jamkesda,TNI/POLRI, Jamsostek dan seluruh masyarakatPERIODE PERUM HUSADA BHAKTI

1984-1992

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984

Peserta: PNS dan Penerima Pensiunan Veteran,Pensiunan TNI/POLRI dan Pejabat NegaraSistem: Managed CareCost Containment System (Kapitasi, DPHO dan Tarif Paket)

PERIODE PT ASKES (PERSERO) 1992-2013

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992

Peserta: PNS dan Penerima Pensiunan Veteran,Pensiunan TNI/POLRI dan Badan Usaha lainnyaSistem: Managed CareHealth Insurance Specialist

PERIODE BPDPK 1968-1984Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968

Peserta: PNS dan Penerima Pensiunan Veteranbeserta anggota keluargaSistem: ReimbursementCikal bakal Asuransi Kesehatan NasionalKartu Health InsurancePilot project pengembangan asuransi kepadamasyarakat luas

23LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 54: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

IDENTITAS BPJS KESEHATAN Nama Institusi : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

Dasar Hukum : 1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Alamat Perusahaan

a. Alamat Lengkap : Jl. Letjend Suprapto Kav. 20 No.14 Cempaka Putih

b. Status Pemilikan Gedung : Milik Sendiri

c. Sandi Lokasi : 31.71

d. Nama Kota : Jakarta Pusat

e. Kode Pos : 10510

Telepon dan Faksimili

a. Telepon : (021) 4212938

b. Faksimili : (021) 4212940

Website : http://bpjs-kesehatan.go.id

Jumlah Kantor

a. Jumlah Kantor Kedeputian Wilayah : 13

b. Jumlah Kantor Cabang : 127

c. Jumlah Kantor Kabupaten/Kota : 388

Direksi dan Dewan Pengawas

a. Jumlah Direksi : 8

b. Jumlah Dewan Pengawas : 7

Jumlah Pegawai

a. Kantor Pusat : 548

b. Kantor Kedeputian Wilayah : 330

c. Kantor Cabang dan Kantor Kabupaten/Kota : 6.312

d. Total : 7.190

Nama Aktuaris : Ocke Kurniadi, M.Si, FSAI, AAAIJ

Care Center : 1-500-400

Contact Center : Facebook: BPJS KesehatanTwitter: @BPJSKesehatanRIYoutube: BPJS KesehatanKompasiana: infobpjskesehatanKaskus: bpjskesehatanInstagram: bpjskesehatan_ri

24 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 55: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

NAMA DAN ALAMAT LEMBAGA PROFESI/JASA PENUNJANG BPJS KESEHATAN

No. Lembaga Profesi Nama Lembaga Alamat

1 Kantor Akuntan Publik Mirawati Sensi Idris Intiland Tower lantai 7Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 32Jakarta Pusat 10220Telp : (62-21) 570-8111Fax : (62-21) 5722-737

2 Bank Kustodian Mandiri Plaza MandiriJl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 36-38,Jakarta 12190 - IndonesiaTelp : (62-21) 526-5045Fax : (62-21) 527-4477, 527-5577Website: www.bankmandiri.co.id

BRI Gedung BRI 1Jl. Jenderal Sudirman Kav.44-46,Jakarta 10210Telp : (62-21) 251-0244, 251-0254Fax : (62-21) 250-0077Website: www.bri.co.id

BNI BNI BuildingJl. Jenderal Sudirman Kav.1,Jakarta 10220Telp : (62-21) 251-1946, 572-8387Fax : (62-21) 572-8805Website: www.bni.co.id

BTN Menara Bank BTNJl. Gajah Mada No.1 Jakarta 10130Telp : (62-21) 6336789Fax : (62-21) 6336719Website: www.btn.co.id

3 Aktuaris Eksternal PT Sigma Prima Solusindo Wisma Laena Suite 204Jl. KH Abdullah Syafei no.7 Casablanca,Tebet Jakarta Selatan 12860Telp : (62-21) 835 6657Fax : (62-61) 8379 6277Website: www.sigma-act.com

PT Padma Radya Aktuaria Plaza Asia 21st Floor Zone BJl. Jend Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190Telp : (62-21) 5155787Fax : (62-21) 5155880Website: www.padmaaktuaria.com

PT Bestama Aktuaria Gd. Menara 165 Lt 21 Unit D2Jl. TB Simatupang Kav. 1 Cilandak Timur,Pasar Minggu, JakartaTelp : (62-21) 29407161Fax : (62-21) 29407160Website: www.bestama.co.id

25LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 56: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

01

0407

01

02

03

0406

11

08

09

10

12

07

13

05

01

0407

01

02

03

0406

11

08

09

10

12

07

13

05

JARINGAN KANTOR

01 Kedeputian Wilayah Sumatera Utaradan DI Aceh (Kepwil Sutac)

02 Kedeputian Wilayah Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, dan Jambi

(Kepwil Sumbagteng Jambi)

03 Kedeputian Wilayah Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Bengkulu (Kepwil Sumsel Babel Beng)

04 Kedeputian Wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

(Kepwil Jabodetabek)

05 Kedeputian Wilayah Jawa Barat (Kepwil Jabar)

06 Kedeputian Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta (Kepwil Jateng DIY)

07 Kedeputian Wilayah Jawa Timur (Kepwil Jatim)

26 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 57: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

01

0407

01

02

03

0406

11

08

09

10

12

07

13

05

08 Kedeputian Wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara

(Kepwil Kaltimtengseltara) 09 Kedeputian Wilayah Sulawesi selatan,

Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Maluku (Kepwil Sulselbartramal)

10 Kedeputian Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara (Kepwil Sulutenggomalut)

11 Kedeputian Wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat

(Kepwil Bali Nusra)

12 Kedeputian Wilayah Papua dan Papua Barat (Kepwil Papabar)

13 Kedeputian Wilayah Banten, Kalimantan Barat, dan Lampung (Kepwil Bakalbalam)

27LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 58: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PROGRAM BPJS KESEHATAN JKN-KIS

LANDASAN HUKUM BPJS KESEHATAN 1. Undang-Undang Dasar 1945. 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional. 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.4. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013

Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan.

6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

7. Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi Laporan Pengelolaan Program Jaminan Sosial.

BPJS Kesehatan menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional berdasarkan asas: 1. Kemanusiaan.2. Manfaat.3. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BPJS Kesehatan menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional berdasarkan prinsip: 1. Kegotongroyongan.2. Nirlaba.3. Keterbukaan.4. Kehati-hatian.

5. Akuntabilitas 6. Portabilitas 7. Kepesertaan bersifat wajib 8. Dana amanat 9. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial

dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan Peserta.

PESERTA Peserta sebagaimana Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Kelompok Peserta meliputi: 1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

(PBI): fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari: a. Pekerja Penerima Upah dan anggota

keluarganya.1) Pegawai Negeri Sipil.2) Anggota TNI.3) Anggota Polri.4) Pejabat Negara.5) Pimpinan dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah.6) Pegawai Pemerintah non Pegawai

Negeri.7) Pegawai Swasta.8) Pekerja yang tidak termasuk angka (1

s.d. 7) yang menerima upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 bulan dan didaftarkan oleh masing-masing Pemberi Kerja.

28 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 59: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya.1) Pekerja di luar hubungan kerja atau

Pekerja mandiri.2) Pekerja yang tidak termasuk huruf a.

yang bukan penerima upah.Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 bulan yang mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya secara sendiri-sendiri atau kolektif sebagai Peserta Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran.

c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya.1) Investor.2) Pemberi Kerja.3) Penerima Pensiun, terdiri dari:

a) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun

b) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun

c) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun.

d) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana dimaksud huruf a), b), c) yang mendapat hak pensiun.

e) Penerima pensiun lain.f) Janda, duda, atau anak yatim piatu

dari penerima pensiun lain sebagaimana dimaksud huruf e) yang mendapat hak pensiun.

4) Veteran.5) Perintis Kemerdekaan.6) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari

Veteran atau Perintis Kemerdekaan. 7) Bukan Pekerja yang tidak termasuk

angka 1) sampai dengan 6) yang mampu membayar iuran.

ANGGOTA KELUARGA YANG DITANGGUNG 1. Pekerja Penerima Upah:

a. PPU dan anggota keluarganya meliputi Pekerja Penerima Upah, istri/suami yang sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah dan anak angkat yang sah sebanyak-banyaknya 5 orang.

b. Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, dengan kriteria: 1) Tidak atau belum pernah menikah atau

tidak mempunyai penghasilan sendiri. 2) Belum berusia 21 tahun atau belum

berusia 25 tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.

2. Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain (keluarga tambahan) meliputi anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu, dan mertua.

MANFAAT Mengacu pada landasan hukum pendirian, program BPJS Kesehatan yang merupakan program pemberian manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menjamin: 1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu

pelayanan kesehatan non spesialistik mencakup: a. Administrasi pelayanan.b. Pelayanan promotif dan preventif.c. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi

medis.d. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif

maupun non operatif.e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai f. Pemeriksaan penunjang diagnosis

laboratorium tingkat pertama.g. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi.

29LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 60: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan mencakup: a. Administrasi pelayanan.b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi

medis dasar.c. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi

spesialistik.d. Tindakan medis spesialistik, baik bedah

maupun non bedah sesuai dengan indikasi medis.

e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai f. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan

sesuai dengan indikasi medis.g. Rehabilitasi medis.h. Pelayanan darah.i. Pelayanan kedokteran forensik klinik.j. Pelayanan jenazah pada pasien yang

meninggal di fasilitas kesehatan.k, Pelayanan keluarga berencana.l. Perawatan inap non intensif.m. Perawatan inap di ruang intensif.

SISTEM PEMBAYARAN Mengacu pada landasan hukum pelaksanaan program, sistem dan mekanisme pembayaran fasilitas kesehatan pada FKTP terdiri dari:1. Kapitasi.2. Non Kapitasi.Dalam rangka upaya peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan oleh FKTP maka sesuai amanat regulasi, BPJS Kesehatan mengembangkan penilaian indikator kinerja FKTP melalui Sistem Pembayaran Kapitasi berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBK).

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran klaim berdasarkan tarif INA-CBG dan tarif non INA-CBG kepada FKRTL. 1. Tarif INA-CBG meliputi:

a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL).b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL).

2. Tarif Non INA-CBG meliputi:a. Obat untuk penyakit kronis dan obat

kemoterapi.

RUJU

K BALIK

DARURAT

KUN

JUN

GAN

BIA

SA1. SU

RAT RUJU

KAN

2. IDEN

TITAS PESERTA

Fasilitas KesehatanTingkat Pertama- RJTP- RITP

Fasilitas KesehatanTingkat Lanjut- RJTL- RITL

IDENTITAS PESERTA

ALUR PELAYANAN KESEHATAN

30 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 61: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

b. Alat bantu kesehatan.c. Pelayanan ambulan.d. Continuous Ambulatory Peritonial Dialysis

(CAPD).e. Pelayanan Gawat Darurat.

PENCEGAHAN KECURANGAN Mengacu pada landasan hukum pelaksanaan program dan dalam rangka menjaga sustainabilitas finansial pelaksanaan JKN, BPJS Kesehatan mengembangkan sistem pencegahan kecurangan pada lingkup di bawah ini:1. Penerbitan Regulasi.

Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Sistem Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan.

2. Monitoring Kecurangan.Membentuk Bidang Anti Fraud Pelayanan Primer dan Rujukan.

3. Pencegahan Kecurangan.a. Membentuk tim pencegahan kecurangan

internal (Tingkat Cabang, Kedeputian Wilayah dan Kantor Pusat) dan mendorong pembentukan tim pencegahan kecurangan FKTP dan FKRTL.

b. Sosialisasi pencegahan kecurangan internal dan eksternal.

c. Mencantumkan klausul pencegahan kecurangan pada kontrak kerja sama dengan Fasilitas Kesehatan.

d. Otomasi bisnis proses (verifikasi digital).e. Optimalisasi fungsi TKMKB, DPM, DPK.

4. Deteksi Kecurangan.a. Mengembangkan sistem deteksi kecurangan

(Aplikasi BI menu red flag, Aplikasi Defrada).b. Audit Klaim.c. Analisis Data Utilization Review.d. Supervisi dan monitoring implementasi

JKN.

IURAN 1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan

Kesehatan dan penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah iuran dibayar oleh Pemerintah sebesar Rp23.000,- per orang per bulan.

2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, pimpinan dan anggota DPRD, serta Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri sebesar 5% dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan 3% dibayar oleh pemberi kerja dan 2% dibayar oleh peserta.

3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Badan Usaha Swasta sebesar 5% dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan 4% dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1% dibayar oleh Peserta, dengan batas paling tinggi Gaji atau Upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran iuran sebesar Rp8.000.000,-.

4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1% dari dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh Pekerja Penerima Upah.

5. Iuran bagi peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja adalah: a. Sebesar Rp25.500,- per orang per bulan

dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.

b. Sebesar Rp51.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.

c. Sebesar Rp80.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

31LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 62: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

6. Iuran bagi Bukan Pekerja Penyelenggara Negara diatur sebagai berikut:Bagi penerima pensiun PNS, TNI, Polri, Pejabat Negara serta janda, duda atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebesar 5% dari besaran pensiun pokok dan tunjangan keluarga yang diterima per bulan, dengan ketentuan 3% dibayar oleh Pemerintah dan 2% oleh penerima pensiun.Bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% dari 45% gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 tahun per bulan, dibayar oleh Pemerintah.

7. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 setiap bulan.

KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN Sejak tanggal 1 Juli 2016, keterlambatan pembayaran iuran tidak dikenakan denda. Setelah dilakukan pembayaran tunggakan iuran, kepesertaan langsung aktif kembali. Namun apabila dalam waktu 45 hari sejak status kepesertaan diaktifkan kembali, peserta yang bersangkutan memperoleh pelayanan kesehatan rawat inap, maka dikenakan denda sebesar 2,5% dari biaya pelayanan kesehatan untuk setiap bulan tertunggak, dengan ketentuan:1. Jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 bulan. 2. Besar denda paling tinggi Rp30.000.000,-.

PROSEDUR PENDAFTARAN PESERTA JKN-KIS Pendaftaran Bagi Penerima Bantuan Iuran/PBI Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak mampu dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang statistik (Badan Pusat Statistik) yang diverifikasi dan divalidasi oleh Kementerian Sosial dalam suatu Basis Data Terpadu. Pendaftaran fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai Peserta PBI dilakukan oleh Kementerian Kesehatan ke BPJS Kesehatan berdasarkan data dari Kementerian Sosial.

Perubahan terhadap data pendaftaran peserta PBI dapat dilakukan dengan penghapusan, penggantian atau penambahan yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial dan didaftarkan oleh Kementerian Kesehatan. Proses perubahan melalui verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud dilakukan setiap saat dan penetapan dilakukan paling lama setiap 6 bulan berdasarkan SK Penetapan dari Kementerian Sosial dan pendaftaran dari Kementerian Kesehatan kepada BPJS Kesehatan.

Selain peserta PBI yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, juga terdapat penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan SK Gubernur/Bupati/Walikota bagi Pemda yang mengintegrasikan program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) ke program JKN-KIS.

Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah/PPU Pendaftaran bagi peserta PPU Badan Usaha dapat dilakukan melalui: 1. Kantor Cabang BPJS Kesehatan.

a. Perusahaan/Badan Usaha mendaftarkan seluruh karyawan beserta anggota keluarganya ke Kantor BPJS Kesehatan dengan melampirkan Formulir Registrasi Badan Usaha/ Badan Hukum Lainnya

b. Perusahaan/Badan Usaha menerima: 1) Nomor Virtual Account (VA) untuk

pembayaran ke bank yang telah bekerja sama.

2) Username dan password Aplikasi e-Dabu untuk melakukan entri data kepesertaan karyawan beserta anggota keluarga pada laman https://new-edabu.bpjs-kesehatan.go.id/new.

c. Bukti pembayaran iuran diserahkan ke Kantor BPJS Kesehatan untuk dicetakkan kartu JKN-KIS atau mencetak e-ID secara mandiri oleh perusahaan/Badan Usaha melalui Aplikasi e-Dabu.

32 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 63: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2. Website BPJS Kesehatan a. Perusahaan/ Badan Usaha baru melakukan

pendaftaran secara online melalui website/laman BPJS Kesehatan dengan cara mengisi Formulir Registrasi Badan Usaha elektronik yang tersedia secara lengkap dan benar.

b. Perusahaan/Badan Usaha melakukan aktivasi melalui email dan menerima: 1) Virtual Account (VA), username dan

password Aplikasi e-Dabu.2) Perusahaan/Badan Usaha melakukan

entri data kepesertaan karyawan beserta anggota keluarganya secara online melalui aplikasi yang disediakan oleh BPJS Kesehatan (aplikasi e-Dabu) pada laman https://new-edabu.bpjs-kesehatan.go.id/new.

c. Bukti pembayaran iuran disampaikan ke BPJS Kesehatan untuk dicetakkan kartu JKN-KIS dan dikirimkan kepada Badan Usaha atau Perusahaan/Badan Usaha mencetak e-ID secara mandiri melalui Aplikasi e-Dabu.

3. Aplikasi Pendaftaran Terpadu (Portal Pendaftaran Bersama) BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.a. Perusahaan/Badan Usaha baru melakukan

pendaftaran secara online melalui website/laman www.bpjs.go.id  dengan cara mengisi Formulir Registrasi Badan Usaha elektronik yang tersedia secara lengkap dan benar.

b. Perusahaan/Badan Usaha melakukan aktivasi melalui email dan menerima:1) Virtual Account (VA), username dan

password e-Dabu.2) Perusahaan/Badan Usaha melakukan

entri data kepesertaan karyawan beserta anggota keluarganya secara online melalui aplikasi yang disediakan oleh BPJS Kesehatan (aplikasi e-Dabu) pada laman https://new-edabu.bpjs-kesehatan.go.id/new.

c. Bukti pembayaran iuran disampaikan ke BPJS Kesehatan untuk dicetakkan kartu JKN-KIS dan dikirimkan kepada Badan Usaha

atau Perusahaan/Badan Usaha mencetak e-ID secara mandiri melalui Aplikasi e-Dabu.  

Pendaftaran bagi peserta PPU Penyelenggara NegaraDapat dilakukan secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif melalui Satuan Kerja yang dilakukan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan, booth, maupun Mobile Customer Service.

Pendaftaran Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah Dan Bukan Pekerja (PBPU dan BP) Pendaftaran PBPU dan BP dapat dilakukan melalui: 1. Kantor Cabang BPJS Kesehatan

Pendaftaran peserta melalui Kantor Cabang dapat dilakukan dengan pelayanan cepat (fast track), dengan mekanisme pendaftaran:a. Calon Peserta datang ke kantor cabangb. Calon peserta melengkapi persyaratan,

sebagai berikut:1) Asli/fotokopi KTP.2) Asli/fotokopi KK.3) Nomor HP.

c. Calon peserta mengambil antrian.d. Calon Peserta mengisi formulir daftar isian.e. Calon peserta menuju loket layanan.f. Petugas melakukan verifikasi berkas.g. Petugas memberikan informasi dan edukasi

kepada calon Peserta sebagai berikut:1) Hak dan kewajiban Peserta Program

JKN-KIS.2) Prosedur pelayanan kesehatan.3) Validasi nomor handphone peserta dan

alamat email.4) Validasi alamat pengiriman kartu.5) Virtual Account (VA) akan dikirim melalui

sms dan/atau email ke nomor handphone dan alamat email calon Peserta.

6) Apabila dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sejak mendaftar calon peserta belum menerima VA melalui sms dan/atau email, calon Peserta dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500400.

33LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 64: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

7) Apabila Kartu JKN KIS belum diterima maksimal 6 hari kerja setelah pembayaran iuran pertama, peserta dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500400.

8) Mengingatkan kepada peserta bahwa untuk pendaftaran peserta PBPU baru, pembayaran iuran pertama dapat dilakukan paling cepat hari ke 14 dan paling lambat hari ke 30 setelah pendaftaran atau sejak virtual account diterima.

9) Menginfokan kepada peserta untuk pembayaran iuran berikutnya dilakukan secara rutin sebelum tanggal 10 setiap bulan.

10) Menginfokan kepada peserta bahwa pendaftaran peserta PBPU baru, kartu mulai berlaku setelah peserta melakukan pembayaran iuran pertama.

11) Menginfokan kepada peserta bahwa untuk perubahan data FKTP dan Perubahan hak kelas rawat, akan berlaku pada tanggal 1 bulan berikutnya.

12) Kartu identitas Peserta akan dikirim ke alamat domisili Peserta, dengan SLA pengiriman kartu 6 hari kerja setelah pembayaran iuran pertama.

13) Menginfokan kepada peserta manfaat dan kemudahan pendaftaran di BPJS Kesehatan, serta membantu menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain.

h. Petugas mengisi lembar konfirmasi ulang kelengkapan berkas Peserta dan menyerahkan tanda terima berkas kepada calon Peserta, ditandatangani oleh calon Peserta dan petugas checker.

i. Calon peserta pulang.j. Nomor Virtual Account diterima calon peserta.k. Peserta membayar iuran.l. Peserta menerima kartu JKN-KIS yang dikirim

oleh Kantor Cabang ke alamat domisili peserta.

2. Website BPJS Kesehatan.Pendaftaran peserta Perorangan melalui website BPJS Kesehatan dilakukan dengan mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) elektronik di website BPJS Kesehatan secara lengkap dan benar, dengan mekanisme pendaftaran: a. Peserta melakukan pendaftaran melalui

website/laman BPJS Kesehatan menu “pendaftaran online (e-registration)” dan mengisi formulir online secara lengkap dan benar meliputi: Nomor KK, NIK, Nama Lengkap, Tempat Lahir, Tanggal Lahir, Nomor Handphone, Kelas Perawatan, Nama FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), email, Alamat Domisili, Nomor Rekening, Status Pernikahan, Alamat, RT, RW, Kode Pos, Nomor Telepon Rumah, Kelurahan/Desa.

b. Hasil konfirmasi Daftar Isian Peserta akan dikirimkan melalui email yang didaftarkan pada formulir tersebut.

c. Peserta melakukan aktivasi melalui email dan melakukan cetak Virtual Account.

d. Peserta membayar iuran pertama melalui channel pembayaran yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Untuk kelas perawatan I dan II dapat melakukan pembayaran secara auto debit.

e. Peserta yang mendaftar melalui website dan telah melakukan pembayaran dapat membuka kembali halaman aktivasi untuk membuka link pencetakan e-ID BPJS Kesehatan.

f. Kantor Cabang BPJS Kesehatan mencetak dan mengirimkan Kartu JKN-KIS kepada peserta.

3. Pendaftaran melalui Care Center 1500400.Pendaftaran melalui Care Center 1500400 diperuntukkan bagi pendaftaran Peserta PBPU dan BP, dengan mekanisme pendaftaran:a. Peserta menghubungi 1500400 untuk

melakukan pendaftaran.b. Petugas menjelaskan persyaratan dan

ketentuan pendaftaran.

34 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 65: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

c. Peserta menyiapkan data, seperti NIK, Nomor KK, NIK, FKTP dipilih, Nomor Rekening Bank/Nomor ATM, nomor telepon selular dan alamat e-mail.

d. Petugas menanyakan data calon peserta seperti Nomor KK, NIK, Hak Kelas, FKTP, dan Nomor Rekening Bank.

e. Petugas menginput data peserta pada sistem aplikasi.

f. Petugas mengkonfirmasi ulang data calon peserta dan menanyakan persetujuan.

g. Peserta melakukan persetujuan pendaftaranh. Petugas mengirimkan Virtual Account melalui

SMS engine.i. Peserta menerima Virtual Account.j. Peserta melakukan pembayaran iuran.k. Peserta menerima link e-ID.l. Peserta menerima kartu JKN-KIS yang dikirim

oleh Kantor Cabang ke alamat domisili peserta.

4. Pihak Ketiga (Bank).Pendaftaran melalui Pihak Ketiga/Bank adalah pendaftaran yang dikhususkan untuk peserta yang membawa NIK dan membawa KK, dengan mekanisme pendaftaran: a. Peserta menunjukkan dokumen pendukung

kepada petugas: 1) Asli NIK dan KK. 2) Asli Paspor dan surat ijin kerja yang

diterbitkan instansi yang berwenang bagi Warga Negara Asing yang bekerja minimal 6 (enam) bulan di Indonesia.

3) Asli KITAS.4) Nomor rekening Bank yang tercantum

pada halaman pertama buku tabungan. b. Petugas melakukan entri data peserta beserta

keluarga (berdasarkan keluarga yang tercatat dalam KK) melalui aplikasi Pendaftaran melalui Bank/Pihak Ketiga dan mengkonfirmasi data tersebut kepada peserta.

c. Petugas mencetak Virtual Account (VA). d. Peserta membayar iuran pertama melalui

teller Bank yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Proses pembayaran selanjutnya

dilakukan melalui proses autodebet untuk peserta yang memilih kelas perawatan I dan II.

e. Petugas mencetak e-ID Peserta.f. Kantor Cabang BPJS Kesehatan mencetak

dan mengirimkan Kartu JKN-KIS ke alamat domisili peserta.

5. Pihak Ketiga (kartu Kredit).Pendaftaran melalui Pihak Ketiga (via Kartu Kredit) adalah pendaftaran yang dikhususkan untuk nasabah yang memiliki kartu kredit bank yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan belum menjadi peserta JKN-KIS. a. Bank melakukan penawaran kepada nasabah

tentang pendaftaran JKN-KIS berikut keuntungan sesuai promo bank.

b. Nasabah menghubungi BNI call 1500 46 dan memberikan persetujuan untuk didaftarkan menjadi peserta JKN-KIS dan membayarkan iurannya melalui autodebet kartu kredit.

c. Bank melakukan rekapitulasi data calon peserta. Data sekurang-kurangnya memuat: 1) Nomor referensi/unique number (bank).2) Nama pemegang kartu kredit.3) Nomor Induk Kependudukan.4) Nama calon peserta JKN-KIS.5) Nomor HP.6) Alamat email.7) Kota lokasi ambil Kartu JKN-KIS

(kabupaten/kota).8) Status Peserta Berhasil Autodebet (Ya/

Tidak).d. Peserta menerima Virtual Account yang

dikirimkan oleh kantor Cabang BPJS Kesehatan melalui email.

e. Pembayaran iuran dilakukan secara auto debit dan kartu aktif pada saat tanggal pembayaran (autodebet khusus peserta baru).

f. Kantor Cabang BPJS Kesehatan mencetak dan mengirimkan Kartu JKN-KIS ke alamat domisili peserta.

35LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 66: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

6. Pendaftaran melalui Mobile JKN.Pendaftaran melalui Mobile JKN diperuntukkan bagi pendaftaran Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja Non Penyelenggara Negara, dengan prosedur Pendaftaran:a. Calon Peserta mengunduh aplikasi  Mobile

JKN pada smartphone berbasis Android atau iOS.

b. Memilih menu Pendaftaran Peserta Baru pada aplikasi Mobile JKN.

c. Memberikan persetujuan untuk mematuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.

d. Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) elektronik di aplikasi mobile JKN secara lengkap dan benar meliputi: Nomor KK, NIK, Nama Lengkap, Tempat Lahir, Tanggal Lahir, Nomor telepon selular, Kelas Perawatan, Nama FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), email, Alamat Domisili, Nomor Rekening, Status Pernikahan, Alamat, RT, RW, Kode Pos, Nomor Telepon Rumah, Kelurahan/Desa.

e. Hasil konfirmasi Daftar Isian Peserta akan dikirimkan melalui email yang didaftarkan pada form tersebut.

f. Peserta membuka email hasil konfirmasi dan memastikan bahwa konfirmasi tersebut terdapat dalam inbox atau spam dengan header “Admin Web–BPJS Kesehatan”.

g. Peserta membuka email tersebut dan mengklik Aktivasi Pendaftaran.

h. Pada saat Aktivasi Pendaftaran di klik, maka akan tampil form untuk dicetak/diunduh Peserta yakni: “Cetak Virtual Account (VA)”.

i. Peserta menerima informasi jumlah iuran yang harus dibayarkan paling cepat 14 hari setelah Virtual Account diterima.

j. Peserta yang mendaftar melalui Mobile JKN dan telah melakukan pembayaran iuran pertama dapat membuka kembali halaman Aktivasi untuk membuka link pencetakan e-ID BPJS Kesehatan.

k. Kantor Cabang/Kantor Kabupaten/Kota menerbitkan kartu peserta.

l. Kantor Cabang/Kantor Kabupaten/Kota mendistribusikan kartu peserta ke alamat domisili peserta.

7. Pendaftaran melalui Kantor Kecamatan.Pendaftaran melalui Kantor Kecamatan dapat dilakukan dengan 2 mekanisme:a. Pendaftaran melalui Aplikasi. Proses pendaftaran di-entry langsung secara

online menggunakan aplikasi pendaftaran yang disediakan BPJS Kesehatan, dengan prosedur pendaftaran:1) Calon Peserta mengisi Formulir Daftar

Isian Peserta (FDIP).2) Calon Peserta menyerahkan FDIP yang

telah dilengkapi dan melampirkan dokumen pendukung kepada Petugas Kecamatan.

3) Petugas Kecamatan menerima dan memeriksa kelengkapan pengisian FDIP beserta lampirannya.

4) Apabila terdapat kekurangan pada isian serta kelengkapan berkas FDIP, Petugas Kecamatan mengarahkan calon Peserta untuk melengkapi FDIP sesuai dengan ketentuan.

5) Petugas Kecamatan wajib memberikan informasi kepada calon Peserta sebagai berikut:a) Hak dan kewajiban Peserta Program

Jaminan Sosial Kesehatan Kartu Indonesia Sehat.

b) Prosedur pelayanan kesehatanc) Kartu identitas Peserta akan dikirim

ke alamat domisili Peserta maksimal hari ketujuh sejak Peserta melakukan pembayaran iuran pertama. Sementara e-ID akan dikirim ke email Peserta maksimal hari ketiga sejak Peserta melakukan pembayaran iuran pertama.

d) Apabila dalam kurun waktu maksimal 7 hari sejak Peserta membayar iuran pertama, kartu identitas tidak diterima maka

36 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 67: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Peserta dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500400/datang ke Kantor Cabang terdekat.

6) Petugas Kecamatan melakukan entri data calon peserta.

7) Petugas Kecamatan mengkonfirmasi ulang data calon peserta yang di-entry.

8) Petugas Kecamatan  menerbitkan VA dan menyerahkan kepada calon peserta.

9) Kantor Cabang/Kantor Kabupaten/Kota menerbitkan kartu peserta setelah dilakukan pembayaran iuran pertama.

10) Kantor Cabang/Kantor Kabupaten mendistribusikan kartu peserta ke alamat domisili peserta.

b. Pendaftaran melalui Drop Box. Berkas pendaftaran diterima dan diverifikasi

di Kantor Kecamatan/Instansi Pemerintah lainnya untuk selanjutnya dilakukan proses entry dan cetak kartu di Kantor Cabang/Kantor Kabupaten, dengan prosedur pendaftaran:1) Calon Peserta mengisi Formulir Daftar

Isian Peserta (FDIP).2) Calon Peserta menyerahkan FDIP yang

telah dilengkapi dan melampirkan dokumen pendukung kepada Petugas Kecamatan.

3) Petugas Kecamatan menerima dan memeriksa kelengkapan pengisian FDIP beserta lampirannya.

4) Apabila terdapat kekurangan pada isian serta kelengkapan berkas FDIP, Petugas Kecamatan mengarahkan calon Peserta untuk melengkapi FDIP sesuai dengan ketentuan.

5) Setelah pengisian FDIP serta lampirannya dinilai lengkap dan benar, Petugas Kecamatan melakukan konfirmasi kembali kepada calon Peserta terkait nomor handphone, email dan alamat domisili calon Peserta sebagai alamat tujuan pengiriman kartu identitas Peserta.

6) Petugas Kecamatan wajib memberikan informasi kepada calon Peserta sebagai berikut:a) Hak dan kewajiban Peserta Program

Jaminan Sosial Kesehatan Kartu Indonesia Sehat.

b) Prosedur pelayanan kesehatan.c) Virtual Account (VA) akan dikirim

melalui SMS dan/atau email ke nomor handphone dan alamat email calon Peserta.

d) Apabila dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sejak calon Peserta menyerahkan FDIP serta kelengkapannya, VA tidak diterima melalui sms dan/atau email, calon Peserta dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500400.

e) Kartu identitas Peserta akan dikirim ke alamat domisili Peserta maksimal hari ketujuh sejak Peserta melakukan pembayaran iuran pertama. Sementara e-ID akan dikirim ke email Peserta maksimal hari ketiga sejak Peserta melakukan pembayaran iuran pertama.

f) Apabila dalam kurun waktu maksimal 7 (tujuh) hari sejak Peserta membayar iuran pertama, kartu identitas tidak diterima maka Peserta dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500400/datang ke Kantor Cabang terdekat.

7) Petugas Kecamatan mengisi lembar konfirmasi ulang kelengkapan berkas Peserta dan menyerahkan tanda terima berkas kepada calon Peserta sebagaimana format terlampir yang ditandatangani oleh calon Peserta dan petugas kecamatan.

8) Petugas Kecamatan memasukkan FDIP serta lampirannya ke dalam drop box yang telah disediakan.

37LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 68: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

9) Secara periodik staf pemasaran mengambil FDIP serta lampirannya dari dropbox kecamatan untuk selanjutnya diserahkan kepada staf administrasi kepesertaan untuk dilakukan proses validasi, entry, konfirmasi kepada peserta (jika diperlukan), pengiriman SMS VA, pencetakan dan pengiriman kartu peserta.

 8. Pendaftaran melalui Payment Point Online Bank (PPOB) dan Agen Mitra lainnya.Pendaftaran melalui Payment Point Online Bank (PPOB) dan Agen Mitra lainnya diperuntukkan bagi pendaftaran Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja Non Penyelenggara Negara. Prosedur pendaftaran:a. Petugas PPOB dan Agen Mitra lainnya

menjelaskan persyaratan dan ketentuan pendaftaran.

b. Calon Peserta menyerahkan dokumen persyaratan pendaftaran.

c. Calon Peserta yang memilih manfaat perawatan kelas I dan II wajib mengisi surat kuasa auto debit.

d. Petugas PPOB dan Agen Mitra lainnya menerima dan memeriksa kelengkapan berkas pendaftaran.

e. Apabila terdapat kekurangan berkas kelengkapan pendaftaran, petugas mengarahkan calon Peserta untuk melengkapi berkas sesuai dengan ketentuan.

f. Petugas PPOB dan Agen Mitra lainnya wajib memberikan informasi kepada calon Peserta sebagai berikut:1) Hak dan kewajiban Peserta Program

Jaminan Sosial Kesehatan Kartu Indonesia Sehat.

2) Prosedur pelayanan kesehatan.3) Kartu identitas Peserta akan dikirim ke

alamat domisili Peserta maksimal hari ketujuh sejak Peserta melakukan pembayaran iuran pertama. Sementara e-ID akan dikirim ke email Peserta

maksimal hari ketiga sejak Peserta melakukan pembayaran iuran pertama.

4) Apabila dalam kurun waktu maksimal 7 hari sejak Peserta membayar iuran pertama, kartu identitas tidak diterima maka Peserta dapat menghubungi BPJS Kesehatan Care Center 1500400/datang ke Kantor Cabang terdekat.

g. Petugas PPOB dan Agen Mitra lainnya melakukan entri data calon peserta.

h. Petugas PPOB dan Agen Mitra lainnya mengkonfirmasi ulang data calon peserta yang di-entry.

i. Petugas PPOB dan Agen Mitra lainnya menerbitkan VA dan menyerahkan kepada calon peserta.

j. Petugas PPOB dan Agen Mitra lainnya mencetak formulir daftar isian sesuai data yang di-entry.

k. Calon Peserta menandatangani formulir daftar isian.

l. Kantor Cabang/Kantor Kabupaten menerbitkan kartu peserta setelah peserta melakukan pembayaran iuran pertama.

m. Kantor Cabang/Kantor Kabupaten mendistribusikan kartu peserta ke alamat domisili peserta.

PERSYARATAN MENJADI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA Untuk Klinik Pratama atau yang setara harus memiliki: 1. Surat Izin Operasional. 2. Surat Izin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi

dan Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain.

3. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan.5. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika

diperlukan. 6. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan

yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.

38 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 69: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Untuk Praktik Dokter atau Dokter Gigi harus memiliki: 1. Surat Izin Praktik.2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).3. Perjanjian kerja sama dengan laboratorium,

apotek, dan jejaring lainnya.4. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan

yang terkait dengan JKN

Untuk Puskesmas atau yang setara harus memiliki: 1. Surat Izin Operasional. 2. Surat Izin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi,

Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker, dan Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja (SIP/ SIK) bagi tenaga kesehatan lain.

3. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan.

4. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan JKN.

Untuk Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara harus memiliki: 1. Surat Izin Operasional. 2. Surat Izin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang

berpraktik. 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan. 4. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika

diperlukan. 5. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan

yang terkait dengan Jaminan Kesehatan Nasional.

BPJS Kesehatan mengembangkan sistem seleksi fasilitas kesehatan kerja sama dengan menggunakan aplikasi HFIS (Health Facilities Information System), guna memudahkan fasilitas kesehatan melakukan proses pengajuan kerja sama dengan BPJS Kesehatan dan keterbukaan informasi tahapan proses kerja samanya.

PERSYARATAN MENJADI FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN Persyaratan Administrasi (Mutlak) yaitu terkait perizinan fasilitas kesehatan dan izin praktik tenaga medis (lengkap dan masih berlaku).

Persyaratan Teknis 1. Jenis pelayanan dan SDM, meliputi: ketersediaan

pelayanan dan dokter spesialis/subspesialis, jumlah apoteker, rasio perawat.

2. Kelengkapan sarana dan prasarana (peralatan dan bangunan), meliputi:a. Fasilitas pelayanan: MRI, CT Scan, CT Arms,

dan lain-lain sesuai standar kompetensi kelas RS.

b. Tempat Tidur perawatan (biasa dan intensive).c. Jaringan internet.

3. Sistem dan prosedur, meliputi: peraturan internal RS, standar pelayanan medis atau protokol pelayanan klinis, indikator mutu keperawatan, dan lain-lain.

4. Komitmen RS terhadap JKN, antara lain:a. Tidak melakukan pungutan biaya tambahan

kepada peserta diluar ketentuan. b. Menyediakan sarana dan petugas pemberian

informasi dan penanganan pengaduan peserta Jaminan Kesehatan.

c. Tidak melakukan diskriminasi terhadap pasien umum ataupun pasien JKN-KIS.

d. Melaksanakan rujukan berjenjang dan program rujuk balik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Berkomitmen memiliki dan mengirimkan rencana kebutuhan obat bagi peserta JKN kepada Kementerian Kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku.

f. Berkomitmen memiliki dan mengirimkan rencana kebutuhan obat bagi peserta JKN kepada Kementerian Kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku.

39LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 70: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PERISTIWA PENTING

25 JANUARI 2017Menko PMK memberikan sambutan dan arahan bagi seluruh jajaran Duta BPJS Kesehatan dalam Rapat Arahan Stategis Nasional 2017.

25 JANUARI 2017Direktur Perencanaan,Pengembangan dan Manajemen Risiko memberikan penghargaan kepada Kepala Bappenas sebagai narasumber dalam Rapat Arahan Strategis Nasional Tahun 2017.

25 JANUARI 2017Menko PMK bersama Direktur Utama BPJS Kesehatan mengunjungi Puskesmas Kampus Palembang untuk melihat langsung pelaksanaan Program JKN-KIS di Puskesmas tersebut.

8 FEBRUARI 2017Pembagian Kartu Indonesia Sehat oleh Presiden Joko Widodo di Ambon.

40 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 71: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

22 FEBRUARI 2017BPJS Kesehatan menjalin sinergi dengan National Health Insurance Service (NHIS) selaku lembaga pengelola jaminan sosial kesehatan di Korea Selatan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta JKN-KIS di Denpasar.

28 FEBRUARI 2017Penandatanganan Kerja sama“Coordination of Benefit” dengan Asuransi Swasta di Indonesia.

9 MARET 2017Penandatanganan Nota Kesepahaman antara BPJS Kesehatan dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tentang Perluasan Kepesertaan Jaminan Kesehatan di Perguruan Tinggi.

17 FEBRUARI 2017Penandatanganan MoU Universal Health Coverage di Sumbawa Barat.

41LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 72: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

9 MARET 2017Penandatanganan Perjanjian Kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan Kabupaten Tanah Datar tentang Sinergi Program Optimalisasi Peran Pemerintah Daerah Tanah Datar dalam Program Jaminan Kesehatan Kartu Indonesia Sehat.

17 MARET 2017Pembagian Kartu Indonesia Sehat oleh Presiden Joko Widodo di Sambas.

18 MARET 2017Pembagian Kartu Indonesia Sehat oleh Presiden Joko Widodo di Mempawah.

22 MARET 2017Penandatanganan MoU bersama Asuransi Swasta dalam kegiatan BUMN Gathering guna meningkatkan pelayanan jaminan kesehatan bagi pegawai BUMN dan anggota keluarganya melalui sinergitas koordinasi manfaat.

42 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 73: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

23 MARET 2017Pembagian Kartu Indonesia Sehat oleh Presiden Joko Widodo di Batam.

25 MARET 2017Penandatanganan Perjanjian Kerja sama Layanan Pendaftaran Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan dengan PT Lippo Karawaci Tbk.

10 APRIL 2017Penandatanganan Perjanjian Kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan PT Bank BNI (Persero) dalam menyukseskan Program JKN-KIS.

12 APRIL 2017Pembagian Kartu Indonesia Sehat oleh Presiden Joko Widodo di Cirebon.

43LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 74: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

26 APRIL 2017Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri Jakarta dalam upaya mewujudkan sistem Good Governance.

3 MEI 2017Penandatanganan Perjanjian Kerja sama dan Nota Kesepahaman antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Mitra Kerja dengan BPJS Kesehatan dalam menyukseskan program JKN-KIS.

8 MEI 2017Pembagian Kartu Indonesia Sehat oleh Presiden Joko Widodo di Halmahera.

9 MEI 2017Pembagian Kartu Indonesia Sehat oleh Presiden Joko Widodo di Skouw, Jayapura.

44 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 75: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

10 MEI 2017Pembagian Kartu Indonesia Sehat oleh Presiden Joko Widodo di Wamena.

12 MEI 2017Penandatangan MoU antara BPJS Kesehatan dan Be Kraf (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia) dan PT Bank BRI (Persero) tentang Perluasan Kepesertaan Program JKN-KIS bagi para pelaku ekonomi kreatif.

15 MEI 2017Launching Kanal Pendaftaran Peserta melalui Care Center 1500400.

16 MEI 2017Penandatangan Surat Edaran Bersama antara BPJS Kesehatan dengan BPJS Ketenagakerjaan tentang Sinergi Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Dalam Mendukung Kemudahan Berusaha (EODB).

45LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 76: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

23 MEI 2017Public Expose BPJS Kesehatan tentang Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program Tahun 2016.

17 JULI 2017Penandatanganan prasasti SJSN oleh Presiden ke-5 RI, Ibu Megawati Soekarno Putri dalam rangkaian kegiatan sarasehan BPJS Kesehatan.

19 JULI 2017Penandatanganan Surat Keputusan Bersama tentang Tim Bersama Penanganan Kecurangan dalam Program JKN antara Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan dan KPK.

19 JULI 2017Penandatangan Perjanjian Kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan BPJS Ketenagakerjaan tentang Koordinasi Pelayanan Kesehatan dalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kesehatan.

46 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 77: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

19 JULI 2017Perjanjian Kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan PT Bank Bukopin tentang konfirmasi atas data pembiayaan pelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

13 NOVEMBER 2017Penandatanganan Pencapaian Universal Health Coverage Kota Cirebon.

15 NOVEMBER 2017Grand Launching Aplikasi Mobile JKN BPJS Kesehatan.

15 NOVEMBER 2017Penadatanganan Nota Kesepahaman dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika tentang Kerja sama Dalam Mendukung Penyelenggaraan Sistem dan Teknologi Informasi pada Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat.

47LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 78: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

22 NOVEMBER 2017Launching pembayaran iuran JKN-KIS melalui aplikasi Go-Pay dari Gojek.

22 NOVEMBER 2017Penandatanganan Perjanjian Kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan Bank Jabar Banten tentang Konfirmasi atas Data Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Peserta JKN-KIS Kepada Fasilitas Kesehatan yang Bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

22 NOVEMBER 2017Penandatanganan MoU antara BPJS Kesehatan dengan CT Corp, Ovo dan OY!.

18 DESEMBER 2017Penandatanganan Nota Kesepahaman antara BPJS Kesehatan, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Koperasi Nusantara dan launching Program Menabung Sehat.

48 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 79: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

49LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 80: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

50 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 81: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

ASPEK KELEMBAGAAN

Page 82: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PENGEMBANGAN ORGANISASIStruktur organisasi yang dikembangkan manajemen untuk menyelenggarakan operasional BPJS Kesehatan mengacu pada Peraturan Direksi Nomor 10 Tahun 2017 tentang Struktur Organisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 2017.

Struktur Organisasi BPJS Kesehatan, sesuai Peraturan Direksi tersebut, secara ringkas meliputi:a. Direksi.b. Kantor Pusat.

1) Deputi Direksi Bidang/Sekretaris Utama/Aktuaris/CMAT Leader.

ORGANISASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

DIREKTUR UTAMA

DEPUTI DIREKSI BIDANG

PENGAWASANINTERNAL

DIREKTURPERLUASAN DAN

PELAYANANPESERTA

DEPUTI DIREKSI BIDANG

PERLUASANKEPESERTAAN

DEPUTI DIREKSIBIDANG

KEPESERTAAN

DEPUTI DIREKSI BIDANG

PELAYANANPESERTA

DIREKTURJAMINAN

PELAYANANKESEHATAN

DEPUTI DIREKSIBIDANG JAMINAN

PEMBIAYAANKESEHATAN

PRIMER

DEPUTI DIREKSIBIDANG JAMINAN

PEMBIAYAANKESEHATAN

RUJUKAN

DIREKTURKEUANGAN

DAN INVESTASI

DEPUTIDIREKSI BIDANG

MANAJEMENIURAN

DEPUTIDIREKSI BIDANGTREASURY DAN

INVESTASI

DEPUTI DIREKSI BIDANG

AKUNTANSI

DEPUTI DIREKSI BIDANG AKTUARIADAN MANAJEMEN

RISIKO

DEPUTI DIREKSI BIDANG RISET

DANPENGEMBANGAN

DEPUTI DIREKSI BIDANG

PERENCANAAN DANEVALUASI

ORGANISASI

AKTUARIS

DIREKTURSUMBER DAYAMANUSIA DAN

UMUM

DEPUTI DIREKSIBIDANG MANAJEMEN

PERUBAHAN DANREVOLUSI MENTAL

DEPUTI DIREKSI BIDANG MANAJEMEN

SUMBERDAYA MANUSIA

DEPUTI DIREKSI BIDANG

PENDIDIKANDAN PELATIHAN

DEPUTI DIREKSI BIDANG SUMBER

DAYA SARANADAN UMUM

CHANGEMANAGEMENTACTION TEAM

DIREKTURKEPATUHAN, HUKUM DANHUBUNGAN

ANTAR LEMBAGA

DEPUTI DIREKSI BIDANG KEPATUHAN

DAN PELAYANANHUKUM

DEPUTI DIREKSI BIDANG

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA DAN

REGULASI

DIREKTURTEKNOLOGIINFORMASI

DEPUTI DIREKSIBIDANG STRATEGI

PERENCANAAN DANKEAMANAN TI

DEPUTI DIREKSI BIDANG

PENGEMBANGANSISTEM INFORMASI

DEPUTI DIREKSIBIDANG

OPERASIONALTEKNOLOGIINFORMASI

SEKRETARISUTAMA

BPJS KESEHATANSTAF AHLI

DIREKTURPERENCANAAN,

PENGEMBANGAN DANMANAJEMEN RISIKO

2) Asisten Deputi Bidang/Asisten Sekretaris Utama.

c. Kantor Kedeputian Wilayah.1) Deputi Direksi Wilayah.2) Asisten Deputi Wilayah.

d. Kantor Cabang.1) Kepala Cabang.2) Kepala Bidang.

e. Kantor Kabupaten/Kota.

Secara lebih jelas, struktur organisasi BPJS Kesehatan disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PUSAT

52 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 83: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

STRUKTUR ORGANISASI KEDEPUTIAN WILAYAH

DEPUTI DIREKSI WILAYAH

ASISTEN DEPUTIBIDANG PERENCANAAN,

KEUANGAN, DANMANAJEMEN RISIKO

ANALIS PERENCANAAN,PROSES BISNIS DANMANAJEMEN RISIKO

STAFPROSES BISNIS DANMANAJEMEN RISIKO

STAF PERENCANAANDAN PEMBUKUAN

KASIR

ASISTEN DEPUTI BIDANGMONITORING DAN

EVALUASI

ANALIS MONITORING DANEVALUASI PERLUASAN

DAN PELAYANANPESERTA

ANALIS MONITORINGDAN EVALUASI

JAMINAN PEMBIAYAAN

ANALIS MONITORINGDAN EVALUASI

IURAN DAN KEPATUHAN

STAF MONITORINGDAN EVALUASI

IT HELP DESK

ASISTEN DEPUTI BIDANGSDM, UMUM DAN

KOMUNIKASI PUBLIK

ANALIS SDMDAN UMUM KEPALA CABANG

ANALIS KOMUNIKASI PUBLIK DAN INTERNAL

STAF UMUMDAN PENGADAAN

STAF SDM DANKOMUNIKASI INTERNAL

STAFKOMUNIKASI PUBLIK

STAFADMINISTRASI DANKESEKRETARIATAN

KEPALA CABANG

KA. BIDANG PERLUASAN

PESERTA DANKEPATUHAN

RELATIONSHIPOFFICER

STAFADMINISTRASI

PERLUASANKEPESERTAAN

STAFADMINISTRASIPEMERIKSAAN

PETUGASPEMERIKSA DAN

KEPATUHAN

KA. BIDANGKEPESERTAAN

DAN PELAYANANPESERTA

SUPERVISORFRONT LINER

STAFFRONT LINER

STAFPENANGANANPENGADUAN

PESERTA

STAF PENANGANANPENGADUAN

PESERTA DI RS

STAFADMINISTRASIKEPESERTAAN

KEPALAKABUPATEN/KOTA

KA. BIDANGPENJAMINAN

MANFAATPRIMER

VERIFIKATORPENJAMINAN

MANFAAT PRIMER

STAFPENGELOLAAN

FASILITASKESEHATAN PRIMER

STAF UTILISASIPELAYANANKESEHATANPRIMER DANANTI FRAUD

STAF PROMOTIFDAN PREVENTIF

KA. BIDANGPENJAMINAN

MANFAATRUJUKAN

CASEMANAGER

VERIFIKATORPENJAMINAN

MANFAATRUJUKAN

STAFPENGELOLAAN

FASILITASKESEHATAN

RUJUKAN

STAF UTILISASIPELAYANANKESEHATAN

RUJUKAN DANANTI FRAUD

KA. BIDANGPENAGIHAN

DAN KEUANGAN

STAFPENAGIHAN

STAFPERENCANAAN

DANPEMBUKUAN

KASIR

KA. BIDANG SDM,UMUM DAN

KOMUNIKASIPUBLIK

STAF SDM DAN KOMUNIKASI

INTERNAL

STAF UMUMDAN

KESEKRETARIATAN

STAFKOMUNIKASI

PUBLIK

IT HELP DESK

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR CABANG

53LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 84: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

KEPALA CABANGPRIMA

KA. BIDANG PERLUASANPESERTA DAN KEPATUHAN

KA. BIDANG KEPESERTAANDAN PELAYANAN PESERTA

RELATIONSHIP OFFICERSUPERVISORFRONT LINER

STAF ADMINISTRASIPERLUASAN PESERTA STAF FRONT LINER

STAF ADMINISTRASIPEMERIKSAAN

STAF PENANGANANPENGADUAN PESERTA

PETUGAS PEMERIKSA DAN KEPATUHAN

STAF ADMINISTRASIKEPESERTAAN

STAF PENAGIHAN

STAF PERENCANAANDAN PEMBUKUAN

STAF UMUM DANRUMAH TANGGA

KASIR

KA. BIDANG PENAGIHANDAN KEUANGAN

IT HELP DESK

KEPALAKABUPATEN/KOTA

STAF PERLUASAN PESERTADAN KEPATUHAN

STAF KEPESERTAAN DAN PELAYANAN PESERTA

STAF PENAGIHAN DAN KEUANGAN

VERIFIKATOR PENJAMINAN MANFAAT

STRUKTUR ORGANISASI CABANG PRIMA

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KABUPATEN/KOTA

Untuk menunjang operasional BPJS Kesehatan, telah dikembangkan jaringan kantor yang secara rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Jaringan Kantor BPJS KesehatanTahun 2017

No. Unit KerjaStatus Kepemilikan

JumlahMilik Sendiri Sewa Menumpang

1 2 3 4 5 6=3+4+5

1 Kantor Pusat 1 - - 1

2 Kantor Kedeputian Wilayah 13 - - 13

3 Kantor Cabang 106 17 4 127

4 Kantor Kabupaten/Kota 28 334 26 388

Total 148 351 30 529

54 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 85: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PROSES BISNIS BPJS KESEHATANSebagai salah satu upaya dalam menjaga kualitas mutu layanan, BPJS Kesehatan telah mengembangkan manajemen proses bisnis yang telah diselaraskan

dengan strategi organisasi berupa sub proses, Prosedur Operasional (Pro-Ops) dan Instruksi Kerja (IK), sebagaimana tergambar dalam arsitektur proses bisnis BPJS Kesehatan sebagai berikut:

Gambar Arsitektur Proses Bisnis BPJS Kesehatan Tahun 2017

Dengan adanya Prosedur Operasional (Pro-Ops) dan Instruksi Kerja (IK) menjadikan seluruh aktivitas operasional terstandar dan terjaga mutunya untuk setiap level unit kerja, sesuai dengan ruang lingkup, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pegawai.

Agar implementasi proses bisnis tersebut berjalan dengan optimal, maka dilakukan pengukuran tingkat kematangan implementasi proses bisnis BPJS Kesehatan pada tahun 2017 melalui Assessment Proses Bisnis yang dilaksanakan sebagai hasil kerja sama dengan pihak eksternal.

Berdasarkan assessment proses bisnis diperoleh hasil sebagai berikut:a. Indeks tingkat kematangan proses bisnis BPJS

Kesehatan sebesar 2,77 dalam skala 5. Ini mengindikasikan bahwa saat ini telah terdapat proses terdefinisi dengan jelas, dapat dimengerti, dan terdokumentasi melalui format prosedur, tools dan metode pelaksanaan. Standar, deskripsi proses, dan prosedur disusun untuk keseluruhan proses di organisasi, dan dijalankan secara konsisten.

b. Terdapat dua Area of Improvement (AoI) penting yang perlu ditindaklanjuti, agar implementasi proses bisnis semakin baik, yaitu memastikan efektifitas kinerja proses bisnis dan kejelasan mekanisme perbaikan (improvement) proses bisnis itu sendiri.

55LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 86: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PENETAPAN TATA NILAI ORGANISASITata nilai organisasi merupakan pondasi awal yang akan memaknai jati diri individu sebagai bagian dari organisasi. Oleh karena itu penguatan nilai–nilai organisasi diperlukan untuk membentuk budaya organisasi, yang kemudian tercermin dalam sikap dan perilaku Duta BPJS Kesehatan dalam menjalankan fungsi dan tugas sesuai jabatannya.

BPJS Kesehatan telah menetapkan 4 tata nilai organisasi (organization values) dan pernyataan makna (meaning statement), yaitu:

Tata Nilai Organisasi (organization values):1. Integritas, merupakan prinsip dalam menjalankan

setiap tugas dan tanggung jawab melalui keselarasan berpikir, berkata dan berperilaku sesuai keadaan sebenarnya.

2. Profesional, merupakan karakter melaksanakan tugas dengan kesungguhan, sesuai kompetensi dan tanggung jawab yang diberikan.

3. Pelayanan Prima, merupakan tekad dalam memberikan pelayanan terbaik dengan ikhlas kepada seluruh peserta.

4. Efisiensi Operasional, merupakan upaya untuk mencapai kinerja optimal melalui perencanaan yang tepat dan penggunaan anggaran yang rasional sesuai dengan kebutuhan.

Pernyataan Makna (meaning statement)“Kami yakin dengan pertolongan TUHAN Yang Maha Esa kami dapat mencapai cakupan semesta sebagai warisan untuk Indonesia yang lebih baik”.

INTERNALISASI TATA NILAI ORGANISASI DAN REVOLUSI MENTALProgram Internalisasi Tata Nilai Revolusi Mental BPJS Kesehatan merupakan program atau kegiatan yang dilakukan oleh Manajemen dalam rangka menanamkan nilai-nilai revolusi mental ke dalam setiap diri individu Duta BPJS Kesehatan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam internalisasi tata nilai yaitu diantaranya melalui tatap muka langsung

dengan Duta BPJS Kesehatan antara lain berupa materi dalam diklat penjenjangan dan Best Practice Sharing. Kegiatan lain adalah berupa pertemuan nasional Direktorat; penggunaan media-media internal BPJS Kesehatan dan pencetakan dan pengadaan artefak-artefak perubahan.

Selanjutnya, untuk memastikan tata nilai revolusi mental dipahami dan terimplementasi dalam aktivitas Duta BPJS Kesehatan di internal maupun eksternal organisasi, maka diperlukan upaya melakukan monitoring evaluasi dan pengukuran efektivitas implementasi tata nilai revolusi mental BPJS Kesehatan melalui survei implementasi tata nilai organisasi BPJS Kesehatan. Selain itu juga dilakukan survei Readiness for Change (RFC) dan survei Resistance to Change (RTC) yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar kesiapan Duta BPJS Kesehatan untuk berubah serta survei seberapa besar penolakan Duta BPJS Kesehatan terhadap perubahan yang terjadi dalam organisasi. Pada tahun 2017, survei tata nilai organisasi dan RTC sudah dilaksanakan dan diperoleh hasil survei tata nilai organisasi secara Nasional sebesar 89,02 untuk Behavior Index dan 3,02 untuk Misbehavior Index. Sedangkan untuk tingkat RTC adalah sebesar 11,09%.

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN SDMDalam rangka mendukung fokus utama organisasi Tahun 2017, BPJS Kesehatan melakukan beberapa langkah khususnya dalam rekrutmen dan seleksi serta penempatan pegawai guna memenuhi fungsi-fungsi prioritas yang dibutuhkan.

Sampai dengan saat ini, telah dilakukan pengangkatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) BPJS Kesehatan di Kantor Pusat sebanyak 40 orang sehingga total PTT pada tahun 2017 adalah 1.775 orang yang tersebar di Kantor Pusat dan Kedeputian Wilayah. Jumlah PTT yang berubah setiap bulannya dikarenakan berakhirnya Kontrak kerja PTT tersebut atau dikarenakan masih terdapat beberapa Wilayah maupun Unit kerja yang masih melakukan rekrutmen PTT untuk memenuhi alokasi yang diberikan di tahun 2017.

56 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 87: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)Jumlah pegawai tetap BPJS Kesehatan tahun 2017 sebanyak 7.190 orang yang secara rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Pegawai Tetap Berdasarkan JabatanTahun 2017

No. Uraian Realisasi

1 2 3

1 General Manager 35

2 Senior Manager 44

3 Manager 219

4 Asisten Manager 1.207

5 Pelaksana 5.685

Total 7.190

Komposisi pegawai tetap BPJS Kesehatan berdasarkan jabatan dan kelompok usia disajikan pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Pegawai Tetap Berdasarkan Jabatan dan Usia Tahun 2017

No. Uraian< 50

Tahun51-56 Tahun

Total

1 2 3 4 5=3+4

1 General Manager 18 17 35

2 Senior Manager 32 12 44

3 Manager 169 50 219

4 Asisten Manager 1.072 135 1.207

5 Pelaksana 5.603 82 5.685

Total 6.894 296 7.190

Komposisi pegawai tetap BPJS Kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat PendidikanTahun 2017

No. Uraian Jumlah

1 2 3

1 Strata 3 (S3) 1

2 Strata 2 (S2) 185

3 Strata 1 (S1) 5.039

4 Diploma IV 28

5 Diploma III 1.763

6 Diploma II 5

7 Diploma I 6

8 SLTA 163

Total 7.190

MANAJEMEN TALENTAPada tahun 2017, BPJS Kesehatan melakukan

penyempurnaan kebijakan dan implementasi manajemen

talenta melalui penyusunan manajemen talenta

terintegrasi. Manajemen talenta terintegrasi adalah suatu

sistem yang menghubungkan strategi dengan pengelolaan

SDM di dalam organisasi, serta didesain untuk menarik,

mengelola, mengembangkan, memotivasi, dan

mempertahankan individu kunci dalam pencapaian

strategi. Proses ini meliputi aktivitas terkait manajemen

kinerja, manajemen karir, manajemen suksesi,

pengembangan kepemimpinan, pembelajaran dan

pengembangan kapabilitas, dan akuisisi talent.

Implementasi manajemen talenta di BPJS Kesehatan tidak lagi menjadi bagian tersendiri, namun selaras dengan sistem manajemen kinerja, sistem manajemen karir, dan pengembangan individu. Siklus manajemen talenta di BPJS Kesehatan terdiri dari arahan strategis,

identifikasi posisi kunci (critical jobs), assessment talenta

berdasarkan requirement, pemetaan talenta (human

capital valuation), penyelarasan talenta dengan posisi kunci, serta perencanaan suksesi dan perpindahan karir.

MANAJEMEN KARIRPada tahun 2017 dilakukan pengembangan sistem manajemen karir BPJS Kesehatan yang merupakan bagian dari manajemen talenta terintegrasi. Pengembangan karir pegawai juga merupakan bagian yang penting dalam mempertahankan (retensi) pegawai sekaligus memastikan ketersediaan suksesor untuk menduduki posisi kunci (critical jobs) dalam implementasi sistem manajemen talenta.

Implementasi sistem manajemen karir di BPJS Kesehatan menggunakan konsep pola karir yang mencakup sasaran karir, jalur karir dan kebijakan/tata kelola sistem manajemen karir. Pola karir akan dijadikan referensi bagi seluruh pegawai BPJS Kesehatan dalam menetapkan perencanaan karir atau Individual Career Plan (ICP) secara mandiri dan selanjutnya menjadi input bagi manajemen dalam mengambil keputusan pengembangan karir pegawai.

57LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 88: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Sistem manajemen karir BPJS Kesehatan merupakan proses menciptakan keseimbangan aspirasi karir individu (nilai, minat, dan kompetensi) dengan kebutuhan organisasi yang berorientasi pada ketersediaan suksesor posisi kunci (critical job). Sistem manajemen karir BPJS Kesehatan disusun dengan mempertimbangkan keluarga jabatan, model kompetensi jabatan, job grading, serta konsep jabatan struktural dan fungsional. Implementasi sistem manajemen karir akan dilanjutkan pada tahun 2018 dengan penyusunan perencanaan karir oleh seluruh pegawai sebagai dasar pengembangan individu pada Individual Development Plan (IDP).

PENDIDIKAN DAN PELATIHANPengembangan Sumber Daya Manusia melalui pemenuhan kompetensi sesuai leveling yang dipersyaratkan jabatan serta peningkatan kompetensi pada leveling yang lebih tinggi sebagai persyaratan promosi jabatan dan kemudian diperhitungkan sebagai jumlah sumber daya manusia yang berkompeten menjadi salah satu sasaran utama yang ingin dicapai organisasi.

Dalam upaya pemenuhan kompetensi tersebut, maka BPJS Kesehatan menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan antara lain Diklat Peningkatan Kompetensi yang diarahkan untuk memenuhi dan mengembangkan kompetensi pegawai sebagai satu kesatuan dari implementasi sistem manajemen kinerja pegawai berbasis kompetensi; Diklat Penjenjangan yang ditujukan untuk menyediakan pegawai yang memiliki kompetensi sesuai dengan yang dipersyaratkan sebagai pegawai BPJS Kesehatan, dan juga sebagai diklat untuk menempati jabatan yang lebih tinggi dari posisi saat ini; Diklat Luar Negeri serta Diklat Profesi, Sertifikasi dan Perguruan Tinggi yang ditujukan bagi pegawai yang berdasarkan kompetensi jabatan yang ditempati memerlukan keahlian/sertifikasi khusus untuk menunjang pekerjaannya. Selain itu, BPJS Kesehatan juga memberikan kesempatan kepada pegawai untuk melanjutkan pendidikan formil dan non formil ke tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan bidang yang dibutuhkan untuk pengembangan BPJS Kesehatan.

Selain kegiatan Pendidikan dan Pelatihan tersebut, juga telah dilakukan kegiatan The Champ, yaitu aktivitas-aktivitas yang bertujuan menggerakan perubahan, menginternalisasi tata nilai dan menggiatkan fungsi Knowledge Management (KM) melalui KM Enabler. Kegiatan yang dilakukan antara lain kegiatan assist yang merupakan kegiatan dimana setiap individu dibantu oleh seorang mentor (individu yang lebih senior/berpengalaman) yang dapat memberikan informasi, pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu permasalahan; kegiatan practice, dimana Duta BPJS Kesehatan dapat saling berbagi pengetahuan dan keterampilan yang mendukung aktivitas kerja sehari-hari. Kegiatan yang termasuk aktifitas dalam Practice adalah Best Practice Sharing (BPS) dan English Course/Day.

BPJS Kesehatan juga memiliki Knowledge Management (KM) Portal sebagai salah satu sarana knowledge management yang menyediakan berbagai pengetahuan baik teoritis maupun praktis termasuk kebijakan yang berlaku di BPJS Kesehatan. Sebagai upaya untuk mengoptimalkan fungsi KM Portal, maka setiap bulannya akan dilakukan pemeliharaan melalui optimalisasi fitur-fitur yang ada dalam KM Portal (KM Enabler, E-Track dan E-Library, survey, forum komunikasi KMCC), upload kebijakan dan informasi terkait BPJS Kesehatan dan materi-materi pendidikan dan pelatihan.

MANAJEMEN KINERJASistem Manajemen Kinerja BPJS Kesehatan bertujuan untuk memastikan pegawai memfokuskan pekerjaan mereka pada pencapaian sasaran organisasi melalui proses perencanaan, pengelolaan/pemantauan, dan evaluasi kinerja. Pada tahun 2017 dilakukan penyempurnaan kebijakan dan implementasi sistem manajemen kinerja. Manajemen kinerja tidak lagi berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari pengembangan talenta pada sistem manajemen talenta. Penyempurnaan sistem manajemen kinerja antara lain adalah perubahan komponen penilaian yang tidak lagi mengukur komponen pengembangan kompetensi, karena sudah menjadi bagian dalam sistem manajemen karir (ICP) dan sistem manajemen talenta (IDP).

58 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 89: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

OPINI PEGAWAIPada tahun 2017 telah dilakukan survei opini pegawai untuk melihat tingkat kepuasan, engagement dan komitmen pegawai. Selain itu juga agar diperoleh umpan balik dari pegawai terkait kebijakan pengelolaan SDM. Hasil yang diperoleh dari survei opini pegawai tahun 2017 ini adalah sebagai berikut:a. Employee Satisfaction Index (ESI) pegawai BPJS

Kesehatan tahun 2017 adalah 77,70% (yang menandakan bahwa pegawai BPJS Kesehatan sudah puas maksimal.

b. Sub-dimensi yang perlu ditingkatkan (improve) adalah Manajemen Kinerja, Rekrutmen & Seleksi, Tugas & Peran dalam Organisasi, Perhatian & Penghargaan, Pengembangan Karir, dan Penempatan. Sub-dimensi yang dianggap oleh pegawai sudah cukup memuaskan (maintain) adalah Pelatihan, Renumerasi (Kompensasi & Benefit). Sub-dimensi yang sangat perlu dipertahankan (competitive advantage) adalah Kejelasan Arah Kebijakan & Strategi Organisasi, Komunikasi & Kerja sama Atasan Langsung, dan Kondisi Kerja.

c. Employee Engagement Index (EEI) pegawai BPJS Kesehatan 2017 adalah 75,46% yang menandakan bahwa pegawai BPJS Kesehatan sudah engage.

d. Employee Commitment Index (ECI) pegawai BPJS Kesehatan 2017 adalah 85,35% yang menandakan bahwa pegawai BPJS Kesehatan sudah sangat komit.

SUMBER DAYA SARANA MANAJEMEN PENGADAANKegiatan pengadaan barang dimulai dengan pembentukan Panitia Pengadaan yang terdiri dari Panitia Daftar Rekanan Terseleksi, Panitia Peneliti Harga Pasar, Panitia Pemilihan Langsung, Panitia Lelang, Panitia Penerima Barang/Jasa (P2BJ) dan Tim Pengelola Proyek. Pada tahun 2017, telah dilaksanakan beberapa kegiatan pengadaan seperti lelang, pemilihan langsung dan pengadaan langsung.

MANAJEMEN ASETAset Tetap dan IdleJumlah aset tetap tahun 2017 disajikan pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Aset TetapTahun 2017

(Unit)

No. Jenis Aset Jumlah

1 2 3

1 Tanah 223

2 Bangunan 195

3 Kendaraan

a. Roda 4 1.218

b. Roda 2 888

4 Komputer 14.608

SIM Manajemen Aset dan e-ProcurementUntuk menunjang kegiatan pengadaan dan inventarisasi aset, telah dibangun dan saat ini terus dikembangkan sistem aplikasi IMAP’s (Integrated Management Asset and Procurement System).

59LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 90: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi IMAP’s adalah sebagai berikut:1. E-procurement, meliputi:

a. Kegiatan Daftar Rekanan Terseleksi (DRT), meliputi kegiatan registrasi vendor, verifikasi vendor, usulan aktivasi vendor, dan finalisasi aktivasi vendor.

b. Kegiatan pengadaan dengan metode Pemilihan Langsung dan Lelang.

2. Manajemen aset,meliputi:a. Pencatatan aset.b. Penyusunan DIR (Daftar Inventaris Ruangan).c. Mutasi aset.d. Penghapusan aset.e. Inventory.

KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) SERTA PENANGANAN BENCANADalam mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan, diperlukan kondisi yang kondusif yang juga memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja pegawai. Untuk itu telah diterbitkan kebijakan tentang penerapan dan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja dalam bentuk pedoman yang wajib dipatuhi oleh seluruh pegawai demi terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.

Mengingat Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) BPJS Kesehatan telah ditetapkan dan menyadari potensi bahaya yang dimiliki setiap bangunan gedung sehingga perlu adanya implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut. Untuk itu, telah dibentuk regu koordinator lantai keadaan darurat di setiap unit kerja serta dilakukannya sosialisasi Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja BPJS Kesehatan di Kedeputian Wilayah. Selain itu juga telah dilakukan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan K3 dengan tujuan agar duta BPJS Kesehatan dapat mengimplementasikan penanganan K3 dalam sektor listrik, konstruksi bangunan dan penanggulangan kebakaran dengan baik dan benar sesuai dengan

pedoman yang berlaku serta mampu menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik dan benar.

PEKERJA ALIH DAYA (OUTSOURCE)Pekerja alih daya merupakan pekerja dari perusahaan jasa penyedia pekerja yang dipekerjakan oleh BPJS Kesehatan, dimana perusahaan jasa penyedia pekerja tersebut telah mempunyai perjanjian penyediaan jasa pekerja antara BPJS Kesehatan dengan perusahaan penyedia jasa pekerja yang memuat hak dan kewajiban para pihak. Proses pemilihan perusahaan penyedia jasa pekerja dilaksanakan melalui proses pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku di BPJS Kesehatan.

Jenis pekerja alih daya di BPJS Kesehatan meliputi pekerja pengamanan (security), pekerja pengemudi (driver), dan pekerja pemelihara kebersihan (cleaning service). Jumlah pekerja alih daya di BPJS Kesehatan tahun 2017 adalah sebanyak 3.373 orang dengan rincian security sebanyak 1.481 orang, driver 887 orang dan cleaning service 1.005 orang.

TEKNOLOGI INFORMASI PERENCANAAN TI Peranan Teknologi Informasi bagi BPJS Kesehatan sangatlah penting karena sebagian besar core business BPJS Kesehatan memerlukan dukungan Teknologi Informasi. Untuk membantu Teknologi Informasi BPJS Kesehatan mencapai sasaran dan target yang telah disusun, diperlukan sebuah Perencanaan Strategis Teknologi Informasi (Information Technology Strategic Plan) yang selaras dengan Strategi Bisnis (Business Strategic) BPJS Kesehatan. Rencana Strategis Teknologi Informasi merupakan alat bagi manajemen sebagai panduan pendayagunaan teknologi informasi sehingga secara esensial dapat beroperasi secara efisien dan mendukung tujuan bisnis.

60 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 91: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Review dan Implementasi Tata Kelola TITata kelola Teknologi Informasi merupakan struktur kebijakan, prosedur, serta kumpulan proses yang bertujuan untuk memastikan terciptanya kesesuaian dalam penerapan Teknologi Informasi serta dukungannya terhadap pencapaian tujuan unit kerja dengan mengoptimalkan manfaat yang ditawarkan oleh Teknologi Informasi, mengendalikan penggunaan sumber daya Teknologi Informasi, serta mengelola risiko-risiko yang terkait dengan Teknologi Informasi.

Pada tahun 2017 telah dilakukan Asesmen IT Maturity Level menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 untuk mengetahui tingkat kematangan dan kapabilitas Teknologi Informasi BPJS Kesehatan. Hasil Asesmen IT Maturity Level BPJS Kesehatan tersebut diperoleh tingkat kematangan di level 3,85 yang artinya bahwa sebagian besar prosedur dalam Tata Kelola Teknologi Informasi mengalami peningkatan (penyempurnaan dan perbaikan) dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pada level 3,08. Namun masih ada beberapa proses yang harus ditingkatkan agar Tata Kelola Teknologi Informasi menjadi lebih baik.

Review dan Implementasi Arsitektur TIPada tahun 2017, telah dilakukan review terhadap ITSP (Information Technology Strategic Plan) BPJS Kesehatan Tahun 2016-2020 dan Arsitektur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan yang bertujuan untuk penyelarasan antara ITSP eksisting dengan Strategic Plan organisasi serta dalam rangka mengukur capaian pemenuhan gap Arsitektur Teknologi Informasi.

PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN APLIKASIPengembangan aplikasi pada tahun 2017 diprioritaskan dalam mendukung penguatan keberlangsungan organisasi dengan pengembangan aplikasi baru dan optimalisasi fungsi aplikasi eksisting serta pemeliharan aplikasi yang telah berjalan.

Pengembangan dan Implementasi AplikasiDalam menunjang keberlangsungan kegiatan organisasi melalui kegiatan pengembangan dan implementasi aplikasi pada tahun 2017, aplikasi yang telah diimplementasikan adalah sebanyak 62 aplikasi.

Perkembangan Otomasi Proses BisnisOtomasi proses bisnis diprioritaskan pada penyelesaian aplikasi yang berdampak secara langsung pada dukungan penguatan keberlangsungan organisasi tahun 2017. Bersama unit kerja terkait ditetapkan prioritas penyelesaian dari requirement dan change request yang masuk pada tahun 2017.

Aplikasi yang telah dikembangkan untuk mendukung pencapaian fokus utama organisasi sebagai berikut:1. Pelayanan Kesehatan.

Ruang lingkup:a. Pengelolaan penagihan klaim melalui Fasilitas

Kesehatan.b. Pengelolaan verifikasi klaim pelayanan

kesehatan.c. Pengelolaan data Fasilitas Kesehatan.

Pengguna:Internal dan Fasilitas Kesehatan.

61LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 92: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2. Keuangan.Ruang lingkup:a. Pengelolaan pencatatan sistem keuangan

dan akuntansi.b. Pengelolaan penerimaan iuran peserta JKN.

c. Pengelolaan pembayaran klaim Fasilitas Kesehatan.

d. Pengelolaan penggajian, pajak dan investasi.

Pengguna:Internal, Fasilitas Kesehatan, dan Bank Mitra.

Tabel Aplikasi Terkait Pelayanan Kesehatan

No. Aplikasi Jenis Aplikasi Fitur & Manfaat Aplikasi Pengguna

1 Aplikasi BPJS Office App (BOA)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan tagihan klaim dari FKTP, FKRTL dan Provider (Optik, Lab)

Internal

2 Aplikasi Luar Paket INA-CBG (LUPIS)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk verifikasi & penerbitan tagihan pelayanan di luar paket INA-CBG dan pelayanan Provider (Optik, Lab)

Internal, Petugas Provider (Optik, Lab)

3 Aplikasi Primary Care (PCARE)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan dan penagihan pelayanan BPJS Kesehatan non-Kapitasi pada FKTP

FKTP

4 Aplikasi Referensi Online

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pembuatan kode referensi FKTP, FKRTL, Asuransi Komersial COB dan Satuan Kerja

Internal

5 Aplikasi Surat Eligibilitas Peserta (SEP)

Desktop Aplikasi yang dipergunakan untuk:· Penerbitan surat eligibilitas peserta untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan di FKRTL (User FKRTL)· Pengajuan Klaim · Verifikasi klaim FKRTL hasil luaran INA-CBG (Verifikator BPJS

Kesehatan di FKRTL)· Pencatatan Fraud (Verifikator BPJS Kesehatan di FKRTL)

Internal, FKRTL

Tabel Aplikasi Terkait Keuangan

No. Aplikasi Jenis Aplikasi Fitur & Manfaat Aplikasi Pengguna

1 Aplikasi Andalan Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk memberikan informasi denda pelayanan kesehatan

FKRTL

2 Aplikasi Bcash Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pembayaran iuran melalui Kantor Cabang Internal

3 Aplikasi Akuntansi Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan pembukuan akuntansi Internal

4 Aplikasi Keuangan Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan keuangan BPJS Kesehatan & DJS

Internal

5 Aplikasi Revenue Collection Management System (Revenant)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk proses rekon data FTP Bank Internal

6 Aplikasi Autodebet Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pendaftaran peserta auto debit di bank Bank Mitra

7 Aplikasi Uang Muka Kerja (UMK)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan pengajuan Uang Muka Kerja Internal

8 Aplikasi In-Monica Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pembayaran klaim FKTP dan FKRTL FKTP & FKRTL

10 Aplikasi Iuran Wajib (IW) Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan premi APBD dan APBN Internal

11 Aplikasi Investasi Kantor Pusat

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan investasi BPJS Kesehatan Internal

12 Aplikasi Payroll Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk penggajian Pegawai BPJS Kesehatan Internal

13 Aplikasi Pajak Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk perhitungan pajak Internal

14 Laporan Iuran Premi Web Based Aplikasi untuk pelaporan penerimaan iuran segmen PBPU dan PPU Internal

62 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 93: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

3. Kepesertaan.Ruang lingkup:a. Pengelolaan administrasi sistem kepesertaan

JKN.b. Pengelolaan kegiatan pemasaran.c. Pengelolaan informasi tagihan iuran peserta

JKN.

Pengguna:Internal, Bank Mitra, Care Center, Agen PPOB, Peserta JKN dan Publik.

Tabel Aplikasi Terkait Kepesertaan

No. Aplikasi Jenis Aplikasi Fitur & Manfaat Pengguna

1 Aplikasi Aktivasi Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk melakukan aktivasi peserta Internal

2 Aplikasi Manajemen User

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pengelolaan user aplikasi BPJS Kesehatan

Internal

3 Aplikasi Kepesertaan Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan administrasi peserta Internal

4 Aplikasi Kepesertaan (Cetak e-ID Peserta BU) / BPJS Admin

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk mencetak e-ID peserta PPU BU Badan Usaha

5 Aplikasi BPJS Admission

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pendaftaran Peserta BPJS Kesehatan via bank

Bank Mitra

6 Aplikasi Pendaftaran Peserta Mandiri melalui Care Center

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pendaftaran peserta PBPU & BP Agen Care Center & Agen PPOB

7 Aplikasi BPJS Checking

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk cek tagihan iuran Peserta via website BPJS Kesehatan

Peserta JKN-KIS

8 Aplikasi Kepesertaan (Daftar Via Website) / BPJS Online

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pendaftaran Peserta BPJS Kesehatan via website BPJS Kesehatan

Publik

9 Aplikasi Cetak Kartu Bayi Baru Lahir

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk cetak kartu e-ID bagi bayi baru lahir di Rumah Sakit.

Internal

10 Aplikasi Pemasaran Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan kegiatan pemasaran. Internal

11 Aplikasi Registrasi Badan Usaha

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pendaftaran Badan Usaha menjadi Peserta BPJS Kesehatan via website BPJS Kesehatan.

Badan Usaha

12 Aplikasi Rekonsiliasi Tagihan

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk rekon tagihan dan iuran Badan Usaha & PBPU

Internal

4. Pendukung/SupportingRuang lingkup:a. Pengelolaan administrasi sistem kepesertaan

JKN.b. Pengelolaan pelayanan peserta JKN.c. Pengelolaan proses bisnis, regulasi dan

anggaran internal.d. Pengelolaan administrasi pengiriman kartu

JKN-KIS.e. Pengelolaan pencatatan & penanganan

keluhan peserta JKN.f. Pengelolaan data fasilitas kesehatan.g. Pengelolaan tata persuratan internal.

h. Pengelolaan kepegawaian internal.i. Pengelolaan proses pengadaan barang dan

jasa.j. Pengelolaan pencatatan keluhan oleh service

desk internal.k. Pengelolaan monitoring kinerja organisasi.l. Pengelolaan pencatatan kerja sama antar

lembaga.m. Pengelolaan Kader JKN.

Pengguna: Internal, Bank Mitra, Kader JKN, Fasilitas Kesehatan, Peserta JKN dan Publik.

63LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 94: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Aplikasi Pendukung

No. Aplikasi Jenis Aplikasi Fitur & Manfaat Pengguna

1 Aplikasi Migrasi Data Badan Usaha / Mig34

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk migrasi data kepesertaan PPU dan PBPU Kolektif via file excel

Internal

2 Aplikasi e-Dabu (elektronik Data Badan Usaha)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan dan mutasi data Karyawan Badan Usaha serta mengecek tagihan Badan Usaha

Badan Usaha

3 Aplikasi P3D-KIS Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan dan monitoring distribusi Kartu Indonesia Sehat (KIS)

Internal

4 Aplikasi Cetak Cepat KIS Desktop Aplikasi yang dipergunakan untuk pencetakan kartu JKN KIS secara masal

Internal

5 Aplikasi Saluran Informasi Pengaduan Peserta (SIPP)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan & penanganan keluhan Peserta

Publik

6 Aplikasi e-Performance Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk monitoring cakupan Tri Sukses BPJS Kesehatan

Internal

7 Aplikasi CSTI-Supel Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk sistem antrian yang terintegrasi dengan survei kepuasan pelayanan frontdesk Kantor Cabang

Internal

8 Aplikasi Absensi Realtime

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan absensi pegawai Internal

9 Aplikasi IHC Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk penilaian kinerja pegawai Internal

10 Aplikasi Arsip Digital BPJS Kesehatan

Web Based Otomasi bisnis proses kearsipan BPJS Kesehatan Internal

11 Aplikasi Arsip Digital Dewas

Web Based Otomasi bisnis proses kearsipan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Internal

12 Aplikasi Komunikasi Internal

Web Based Media informasi yang digunakan oleh BPJS Kesehatan untuk pegawai BPJS kesehatan

Internal

13 Aplikasi Aplicares Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencarian lokasi FKTP , FKRTL dan Kantor BPJS Kesehatan, informasi profil FKTP dan FKRTL serta informasi ketersediaan kamar inap FKRTL

Publik

14 Aplikasi HFIS (Kredentialing)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk Pencatatan Data FKTP & FKRTL serta Kredensialing

FKTP & FKRTL

15 Aplikasi RKA Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk mengelola proses perencanaan anggaran BPJS Kesehatan

Internal

16 Aplikasi Bisnis Proses Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk mendukung proses automatisasi pembuatan bisnis proses

Internal

17 Aplikasi Regulasi Web Based Bank data peraturan BPJS Kesehatan Internal

18 Manajemen User Requirement (Manjur)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan dan pengelolaan user requirement pengembangan sistem informasi

Internal

19 Aplikasi Manajemen Tiket Web Based Pencatatan dan pengelolaan penanganan keluhan oleh IT Service Desk

Internal

20 Aplikasi Manajemen Risiko Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan dan pengelolaan risiko Internal

21 Aplikasi P2BJ Web Based Otomasi pembuatan berita acara P2BJ Internal

22 Aplikasi Monitoring Pembangunan

Web Based Monitoring proses pembangunan atau renovasi gedung BPJS Kesehatan

Internal

23 Aplikasi KM-Portal Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk Knowledge Management BPJS Kesehatan

Internal

24 Aplikasi Monitoring PKS & MOU

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk Monitoring PKS & MOU Internal

64 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 95: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Aplikasi Pendukung

No. Aplikasi Jenis Aplikasi Fitur & Manfaat Pengguna

25 Mobile JKN Mobile Android dan iOS

Aplikasi yang dipergunakan untuk Pendaftaran Peserta Baru PBPU, Cek Tagihan, Riwayat Pembayaran, Pencarian Fasilitas Kesehatan, Skrining Riwayat Kesehatan

Publik

26 Aplikasi Mudik BPJS Kesehatan

Mobile Android dan iOS

Media Informasi seputar mudik BPJS kesehatan yang di dalamnya berisi informasi Kantor BPJS kesehatan, fasilitas kesehatan, tips mudik dan FAQ BPJS Kesehatan

Publik

27 Aplikasi Kepatuhan (Wasrik)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan dan monitoring sanksi kepada BU yang bermasalah

Internal

28 Aplikasi Monev Kinerja Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk Monitoring capaian kinerja organisasi

Internal

29 Aplikasi Kader JKN Mobile Android

Aplikasi yang dipergunakan untuk:a. Pencatatan & pelaporan kegiatan Kader JKNb. Informasi tunggakan & riwayat pembayaran peserta binaan Kader

JKN

Kader JKN

30 Aplikasi iMaps (SIM SDS) Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk pencatatan aset BPJS Kesehatan Internal

31 Portal Manajemen Pelaporan (Business Intelligence)

Web Based Aplikasi yang dipergunakan untuk menyajikan informasi dalam mendukung pengambilan keputusan

Internal

KEAMANAN TEKNOLOGI INFORMASIDalam rangka mengimplementasikan Sistem Keamanan Teknologi Informasi di Lingkungan BPJS Kesehatan maka dilaksanakan serangkaian aktivitas yang dibutuhkan sebagai berikut: 1. Peningkatan terhadap kontrol keamanan dan

ditindaklanjuti penggunaan dari sisi perangkat keamanan teknologi informasi yaitu firewall, untuk pencegahan terhadap ancaman intrusion menggunakan modul Intrusion Detection System (IDS)/Intrusion Prevention System (IPS).

2. Sosialisasi kepada pengguna sistem informasi terkait tindakan pencegahan terhadap insiden keamanan teknologi informasi di lingkungan BPJS Kesehatan.

3. Monitoring dan evaluasi rutin terhadap perangkat server di DC dan DRC melalui Manajemen Konsol dari Endpoint Protection/Antivirus.

4. Melaksanakan kegiatan rutin security assesment terhadap sistem teknologi informasi di lingkungan BPJS Kesehatan meliputi keamanan sistem jaringan dan infrastruktur teknologi informasi

(PC, Laptop dan perangkat server) serta keamanan sistem aplikasi dan database untuk menjamin sistem berjalan sesuai dengan kaidah keamanan komunikasi dan data.

5. Monitoring dan evaluasi rutin terhadap hak akses pengguna pada perangkat Teknologi Informasi BPJS Kesehatan baik itu perangkat jaringan, server, dan database untuk meningkatkan kontrol keamanan terhadap penyalahgunaan kewenangan serta monitoring dan evaluasi terhadap hak akses pengguna di aplikasi BPJS Kesehatan.

6. Untuk implementasi keamanan pada technical control, juga dibentuk Security Incident and Response Team (SIRT) sebagai tim khusus dalam penanganan insiden yang berhubungan dengan keamanan informasi TI.

7. Dalam pengembangan sistem aplikasi telah diterapkan beberapa kebijakan keamanan untuk secure coding serta awareness terhadap pengguna (user) akan pentingnya menjaga keamanan data dan informasi organisasi.

65LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 96: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI

Pengelolaan Data WarehouseKegiatan pengelolaan data warehouse bertujuan untuk menyediakan informasi sesuai kebutuhan laporan organisasi yang valid, dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:1. Purifikasi data transaksi.2. Pengolahan data set sesuai kebutuhan.

Sistem Pelaporan BPJS Kesehatan telah di dukung dengan Teknologi Data Warehouse dan Business Intelligence yaitu sebuah metode untuk melakukan transformasi data transaksional hingga menjadi informasi yang bermakna dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan bagi Manajemen BPJS Kesehatan dan stakeholder terkait.

Sebagai sebuah teknologi untuk membantu pengambilan keputusan, Business Intelligence membantu proses pengambilan keputusan agar lebih efektif, bukan hanya menggunakan asumsi melainkan juga berdasarkan data dan fakta. Aplikasi Business Intelligence (BI) merupakan sebuah portal aplikasi yang digunakan sebagai sumber pelaporan (reports management portal) yang berguna untuk menyajikan informasi secara visual, baik statis maupun responsif, analytic hingga self-service yang dilakukan secara mandiri oleh pengguna. Sistem ini menyajikan kebutuhan pelaporan terhadap seluruh sistem informasi yang digunakan oleh BPJS Kesehatan sehingga hak akses pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan.

Pengembangan dan Pemeliharaan Database Terpusat (Database Administrator)Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan layanan database yang mendukung operasional SIM BPJS Kesehatan, dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut:1. Proses pemeliharaan dan tunning database.2. Pemeliharaan tabel referensi.3. Proses backup database.4. Hak akses database.

JARINGAN DAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI

Pengembangan dan Pemeliharaan Infrastruktur1. Pengembangan dan Pemeliharaan Hardware

Jumlah perangkat infrastruktur TI untuk mendukung operasional SIM BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel Jumlah Perangkat Infrastruktur TITahun 2017

No. Perangkat DC DRC Jumlah

1 2 3 4 5=3+4

1 Jaringan Komunikasi Data*)

183 55 238

2 Storage 788TB 301TB 1089TB

3 Server 186 76 262*)Jaringan Komunikasi Data sebanyak 238 unit antara lain meliputi: router,

switch, load balancer, switch access list, portal SSL, core router dan

fortinet.

2. Pengembangan dan Pemeliharaan Jaringan Komunikasi Data.Pada tahun 2017, jaringan komunikasi data yang telah terpasang dan tersebar di internal BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan serta beberapa mitra, secara rinci disajikan pada tabel berikut:

66 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 97: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI

Email BPJS KesehatanLayanan email BPJS Kesehatan dipergunakan untuk mendukung percepatan operasional pegawai (@bpjs-kesehatan.go.id) dan sistem penyampaian tagihan iuran kepada Badan Usaha (@bpjskes.id). Pada tahun 2017, jumlah akun email sebanyak:1. Akun email pegawai berjumlah 8.052 buah.2. Akun email Badan Usaha berjumlah 156.374

buah.3. Akun email Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(Puskesmas) berjumlah 11.746 buah.

Website Website BPJS Kesehatan dengan alamat www.bpjs-kesehatan.go.id mulai dioperasikan pada tanggal 1 Januari 2014 dengan tujuan sebagai media informasi bagi masyarakat untuk mengetahui seluk beluk penyelenggaraan JKN oleh BPJS Kesehatan. Website tersebut selain berisikan informasi-informasi terkait JKN juga dapat diakses oleh masyarakat yang ingin mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Tabel Jumlah Koneksi Jaringan Komunikasi DataTahun 2017

No. Lokasi Jumlah Lokasi

Teknologi KoneksiTotal

Koneksi% Koneksi

VPN VSATInternet Publik

VPN Over GPRS

1 2 3 4 5 6 7 8=4+5+…+7 9=8/3

1 Kantor Pusat 19 4 - 6 9 19 100,00%

2 Kedeputian Wilayah 13* 13 - - 13 26 100,00%

3 Kantor Cabang 127** 127 - - 127 254 100,00%

4 Ekstensi KC 12 11 - - - 11 91,67%

5 Kantor Kabupaten/Kota 388 279 97 - - 376 96,91%

6 Liason Office 34 21 - - - 21 61,76%

7 Pusdiklat 2 1 - 1 - 2 100,00%

8 Faskes Primer 21.730 - - 19.061 - 19.061 87,72%

9 Faskes Rujukan 2.303 358 20 1.692 2.070 89,88%

10 Eksternal/Instalansi Terkait

9 8 - - - 8 88,89%

Jumlah 24.637 21.848 88,68%

*Jumlah sebenarnya adalah 26 (13 VPN + 13 VPN GPRS)**Jumlah sebenarnya adalah 254 (127 VPN + 127 VPN GPRS)

67LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 98: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PENELITIAN DAN PENGEMBANGANKegiatan penelitian dan pengembangan dilakukan untuk memberikan rekomendasi kebijakan berdasarkan evidence based, perbaikan kebijakan pengelolaan internal, pengukuran kinerja serta pengembangan inovasi. Pada tahun 2017, BPJS Kesehatan melalui Kedeputian Bidang Riset dan Pengembangan melakukan kajian antara lain:

KAJIAN DAMPAK JAMINAN KESEHATAN NASIONAL TERHADAP KEMISKINAN1. Program JKN-KIS terbukti mengurangi angka

kemiskinan dan menyelamatkan dari kondisi jatuh lebih miskin serta mengurangi ketimpangan (Gini Ratio).

2. Program JKN-KIS menurunkan pengeluaran kesehatan peserta pada biaya jasa pelayanan kesehatan.

3. Program JKN-KIS menyelamatkan 984 ribu hingga 1,18 juta peserta pada tahun 2015 dan sekitar 990 ribu hingga 1,16 juta peserta pada tahun 2016 dari kemiskinan akibat biaya pelayanan kesehatan.

4. Program JKN-KIS melindungi 15,9 juta jiwa pada tahun 2015 dan 14,5 juta jiwa pada tahun 2016 dari kondisi kemiskinan yang lebih parah.

5. Tanpa Program JKN-KIS, ada 320 ribu penduduk miskin yang harus berutang hingga Rp12,3 juta pada tahun 2015 dan 290 ribu penduduk miskin yang harus berutang hingga Rp7,3 juta pada tahun 2016 untuk membiayai layanan kesehatan yang layak.

6. Program JKN-KIS menekan angka ketimpangan (koefisien GINI) dari 0,395 ke 0,394 pada tahun 2015, dan dari 0,384 ke 0,383 pada tahun 2016.

KAJIAN INOVASI PENDANAAN DEFISIT PROGRAM JKN-KIS MELALUI PUNGUTAN (TAMBAHAN) ATAS ROKOK UNTUK KESEHATAN (PRUK)1. PRUK merupakan salah satu alternatif yang sangat

direkomendasikan untuk pembiayaan JKN karena: 1) tidak membebani APBN, 2) tidak mengurangi alokasi anggaran kesehatan, 3) tidak membebani pemerintah daerah, dan 4) mekanisme pungutan dan pengelolaannya lebih mudah.

2. Potensi dana yang terkumpul dari PRUK diperkirakan antara Rp13,80 triliun hingga Rp21,30 triliun dari skenario produksi 340 miliar batang rokok (dapat dipakai untuk menutup defisit JKN).

3. PRUK diterapkan hanya pada rokok buatan mesin dengan pertimbangan: 1) pangsa pasar cukup besar, 2) bersifat padat modal, 3) jumlah pabrik lebih sedikit, dan 4) penyumbang cukai terbanyak. Opsi ini juga diharapkan dapat mengurangi resistensi dari pabrik rokok jenis SKT (Sigaret Kretek Tangan) yang bersifat padat karya dan jumlah pabriknya lebih banyak.

4. Mekanisme pengumpulan dan penyetoran PRUK menggunakan mekanisme pengumpulan dan penyetoran pajak seperti halnya mekanisme yang dilakukan untuk pajak rokok.

KAJIAN KESIAPAN PENERAPAN PELAYANAN TANPA KELAS RAWATKajian ini dilakukan agar diperoleh gambaran kesiapan penerapan pelayanan tanpa kelas pada semua pihak yang terkait, serta diperoleh rekomendasi untuk pengambilan keputusan mengenai penerapan pelayanan tanpa kelas. Rekomendasi yang diperoleh dari hasil kajian ini adalah bahwa diperlukan adanya revisi Peta Jalan JKN khususnya terkait target waktu implementasi manfaat kelas standar dalam JKN; penguatan regulasi

68 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 99: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Peraturan Presiden untuk mengatur pengertian kelas standar serta Permenkes untuk standarisasi fisik kelas perawatan di rumah sakit; sosialisasi ke stakeholder pemerintah, peserta dan rumah sakit untuk persiapan implementasi kebijakan “manfaat kelas standar” bagi peserta JKN; serta apabila kebijakan kelas standar ini akan diterapkan, maka perlu peran serta kementerian/lembaga dalam mengawal implementasi kebijakan kelas standar.

EKSTENSIFIKASI CUKAI SEBAGAI INOVASI PENDANAAN JKN-KIS MENUJU INDONESIA SEHAT 20251. Pemerintah Indonesia dapat mengikuti langkah

Filipina dan Rumania yang mengalokasikan sebagian dana cukai untuk membiayai Jaminan Kesehatan rakyatnya. Di Filipina 80% dari sisa saldo pendapatan tambahan yang berasal dari Undang-Undang cukai dialokasikan untuk perawatan kesehatan semesta di bawah Program Jaminan Kesehatan Nasional.

2. Pemerintah Indonesia saat ini hanya mengenakan cukai pada 3 Barang Kena Cukai (BKC) yaitu tembakau, minuman beralkohol, dan etil alkohol. Apabila ada tambahan 11 BKC maka total penerimaan cukai setelah ekstensifikasi berpotensi menjadi (Rp150 triliun + Rp47,7 triliun) = Rp197,7 triliun, sehingga diusulkan earmarking dana cukai 10% (potensi Rp19,7 triliun) untuk JKN-KIS dan 5% (Rp9,9 triliun) untuk program promosi kesehatan nasional agar masyarakat berperilaku hidup sehat.

3. Usulan penambahan 11 BKC yaitu: 1) Bahan Bakar Minyak, 2) Minuman berpemanis, 3) Minyak Goreng (Kelapa Sawit), 4) Mobil, 5) Pulp and paper, 6) Tiket pesawat terbang, 7) Makanan mengandung garam (fast food), 8) Puntung rokok, 9) Sepeda Motor, 10) Smartphone, 11) Kantong Plastik.

KAJIAN KESIAPAN PENERAPAN PELAYANAN KELAS STANDAR RAWAT INAP1. Amanat dalam Peta Jalan Jaminan Kesehatan

Nasional agar pada tahun 2019 paket manfaat jaminan kesehatan diupayakan sama untuk semua peserta baik manfaat medis dan non-medis (kelas perawatan). Kelas perawatan yang dituju adalah kelas I (satu kamar 3 orang) atau setidak tidaknya kelas II.

2. Rumah sakit pemerintah lebih mudah bertransformasi menjadi satu kelas perawatan dengan dukungan subsidi dari pemerintah. Sebaliknya masalah yang dihadapi rumah sakit swasta adalah keterbatasan dana untuk investasi jika diimplementasikan kelas standar.

3. Kebutuhan tempat tidur (TT) pada tahun 2019 (dengan asumsi jumlah rumah sakit sama pada tahun 2017 saat ini) secara nasional adalah 37.257 TT.

4. Oleh karena itu, untuk mengimplementasikan kebijakan kelas standar diperlukan waktu minimal 5 tahun (lebih dari 5 tahun) untuk mempersiapkan infrastruktur di rumah sakit.

KAJIAN EVALUASI EKONOMI PENAMBAHAN BEVACIZUMAB PADA REGIMEN KEMOTERAPI UNTUK TERAPI KANKER KOLOREKTAL METASTASE (MCRC)1. Penambahan bevacizumab pada regimen kemoterapi

untuk terapi pasien mCRC membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp514.855.919.662 untuk 6.110 pasien mCRC yang ada di Indonesia untuk terapi selama 1,5 tahun.

2. Penambahan bevacizumab pada regimen kemoterapi untuk terapi pasien mCRC tidak cost effective, dengan nilai ICER dari perspektif penyedia layanan (rumah sakit) sebesar Rp653.336.010 per (Quality Adjusted Life Years) QALY jika menggunakan data sekunder dan Rp354.719.903 per QALY jika menggunakan real world data.

69LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 100: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

KAJIAN EVALUASI EKONOMI TERAPI CETUXIMAB UNTUK PASIEN DENGAN KANKER KOLOREKTAL (KKR) METASTASIS1. Hasil evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa

terapi cetuximab dan FOLFOX dibandingkan dengan pemberian FOLFOX atau FOLFIRI saja menghasilkan ICER berturut-turut sebesar Rp1.744.943.818 dan Rp1.494.737.964 untuk mendapatkan satu tahun hidup berkualitas yang disesuaikan. Sedangkan jika dibandingkan dengan cetuximab dan FOLFIRI, ICER yang dihasilkan adalah Rp1.951.881.031 per QALY.

2. Penambahan cetuximab pada regimen kemoterapi untuk pasien dengan KKR metastasis tidak mengindikasikan hasil yang cost-effective. Selain itu, tambahan luaran yang diberikan, dalam hal tambahan tahun hidup, tidak signifikan.

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI IMPLEMENTASI KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN (KBK) PELAYANAN DI FKTP1. FKTP yang menjalankan KBK berbeda signifikan

dengan FKTP non-KBK dari pencapaian indikator angka kontak, rasio rujukan dan rasio peserta yang menghadiri program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis). FKTP yang menjalankan KBK kinerjanya lebih baik daripada FKTP non-KBK.

2. Terdapat efisiensi biaya yang dilihat dari pencapaian indikator KBK dalam mencegah kunjungan peserta ke rumah sakit. Pencapaian indikator tersebut merupakan salah satu bentuk penguatan FKTP sebagai gatekeeper.

3. Indikator KBK perlu diperbaharui sehingga berorientasi pada outcome status kesehatan peserta.

UJI COBA PEMBERIAN KOMPENSASI DI DAERAH BELUM TERSEDIA FASILITAS KESEHATAN YANG MEMENUHI SYARAT1. Uji coba dilaksanakan di 6 Kabupaten yaitu Aceh

Barat, Anambas, Malinau, Mamuju, Ende, dan Nduga.

2. Pengiriman tenaga kesehatan di FKTP melibatkan dokter, perawat/bidan, dan tenaga kesehatan masyarakat dengan rata-rata berjumlah 3-5 orang dalam satu tim. Intensitas pengiriman tim tenaga kesehatan rata-rata sebanyak 1-2 kali per bulan selama kurang lebih 3-5 hari per kunjungan (termasuk lama waktu perjalanan pulang-pergi).

3. Kompensasi yang diberikan oleh BPJS Kesehatan untuk tenaga kesehatan berupa uang harian dan biaya transportasi. Penyediaan akomodasi, tempat dan sarana pemberian pelayanan kesehatan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.

4. Rata-rata jumlah kunjungan peserta JKN lebih dari 50 kali pada setiap kunjungan tim tenaga kesehatan. Kunjungan terbanyak mencapai lebih dari 120 pasien per kunjungan tim di Ende.

Selain kajian di atas, Kedeputian Bidang Riset dan Pengembangan juga telah melakukan beberapa kajian dan survei, secara keseluruhan berjumlah 32 kajian sebagai berikut:1. Aspek Kepesertaan

a. Survei Kepuasan Peserta dan Fasilitas Kesehatan.

b. Survei Efektivitas Sosialisasi.c. Survei Tingkat Pemahaman terhadap

Prosedur, Hak dan Kewajiban Peserta Program JKN-KIS.

d. Analisis Integrasi Jamkesda dalam Program JKN.

e. Studi Dampak Implementasi Revolusi Mental Terhadap Kualitas Pelayanan BPJS Kesehatan.

f. Spotcheck Distribusi Kartu Indonesia Sehat.g. Kajian Analisis Potensi Peserta Penerima

Upah-Badan Usaha (PPU-BU).

70 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 101: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2. Aspek Keuangana. Analisis Kepatuhan BUMN dalam Membayar

Iuran PPU BU.b. Kajian Efektivitas Virtual Account Keluarga.c. Inovasi Pendanaan Defisit Program Jaminan

Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui Pungutan (Tambahan) atas Rokok untuk Kesehatan (PRUK).

d. Kajian Creative Funding sebagai Upaya Alternatif Pengumpulan Dana Bagi BPJS Kesehatan.

e. Studi Potensi Efisiensi Biaya Kapitasi berdasarkan Skema Perhitungan Kapitasi dari Peserta PBPU menunggak

f. Kajian Efektivitas Implementasi Kader JKN.g. Kajian Efektivitas Pengenaan Denda Pelayanan

BPJS Kesehatan.h. Kajian Ekstensifikasi Cukai Sebagai Inovasi

Pendanaan JKN-KIS menuju Indonesia Sehat 2025.

i. Ability to Pay (ATP) Peserta PBPU Program JKN-KIS.

3. Aspek Pelayanan Kesehatana. Kajian Kesiapan Penerapan Pelayanan Tanpa

Kelas Rawat.b. Kajian Metode Pembayaran Global Budget. c. Kajian Efisiensi dan Efektivitas Implementasi

VEDIKA.d. Kajian Metode Pembayaran Berbasis Kinerja

Berdasarkan Indikator Kualitas Layanan di FKRTL.

e. Kajian Sistem Pembayaran Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit.

f. Evaluasi Ekonomi Penambahan Bevacizumab pada Regimen Kemoterapi Kanker Colorektal RKA (Health Technology Assessment).

g. Kajian Efektivitas Klinis dan Evaluasi Ekonomi Terapi Cetuximab untuk Pasien dengan Metastic Colorectal (Health Technology Assessment).

h. Kajian Pengukuran Indeks Kualitas Layanan Fasilitas Kesehatan

i. Kajian Efektifitas dan Efisiensi Implementasi Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Di FKTP.

j. Uji Coba dan Pengembangan Konsep Pemberian Kompensasi di Daerah Belum Tersedia Fasilitas Kesehatan yang Memenuhi Syarat.

k. Kajian Efektivitas Program Kemitraan BPJS Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer.

l. Kajian Biaya Riil Layanan di RJTP sebagai Dasar Perhitungan Besaran Kapitasi FKTP Program JKN.

m. Kajian Pengembangan Model Pembayaran kepada FKTP (selain kapitasi).

4. Efektifitas Pengelolaan Programa. Organizational Image Survey.b. Survei Opini Pegawai Tahun 2017.c. Kajian Dampak Program JKN-KIS terhadap

Kemiskinan.

71LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 102: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

AKTUARIA DAN MANAJEMEN RISIKO

AKTUARIAKegiatan terkait pelaporan aktuaria yang telah dilakukan pada tahun 2017 antara lain:

Perhitungan Imbalan Pasti Pasca Kerja (IPPK) Dalam rangka kegiatan General Audit tahun buku 2016, maka pada tahun 2017 telah dilakukan pengadaan aktuaris independen untuk melakukan perhitungan IPPK dan LAT tahun 2016 serta review perhitungan IPPK tahun 2017 yang hasilnya telah telah disepakati aktuaris independen dengan KAP. Selain itu, telah dilakukan perhitungan IPPK tahun 2018 pegawai BPJS Kesehatan dengan berbagai simulasi perhitungan.

Penyusunan Laporan Aktuaris Tahunan BPJS Kesehatan Tahun 2016Sesuai dengan persyaratan OJK Nomor 5/POJK.05/2013 tentang Pengawasan BPJS oleh OJK tercantum bahwa BPJS Kesehatan harus menyusun laporan aktuaris tahunan yang menggambarkan kemampuan pendanaan program di masa depan dan laporan tersebut harus di-review oleh aktuaris independen minimal 1 kali dalam 3 tahun, maka laporan aktuaris tahunan BPJS Kesehatan tahun 2016 telah disampaikan ke OJK pada tanggal 22 Juni 2017. Selain itu, telah dilakukan review laporan aktuaris BPJS Kesehatan bersama aktuaris independen dengan hasil bahwa secara umum kelengkapan informasi pada Laporan Aktuaris (tahun 2014, 2015 dan 2016) sudah sesuai dengan rujukan ketentuan yang ada.

Valuasi Aktuaria1. Analisa Perhitungan Cadangan Teknis (IBNR)

Berdasarkan Peraturan Direksi Nomor 13 tahun 2017 tanggal 1 Mei 2017 tentang metode dan asumsi perhitungan cadangan teknis BPJS Kesehatan maka dalam perhitungan cadangan teknis BPJS Kesehatan tidak melakukan perhitungan cadangan premi (UPR). Perhitungan cadangan teknis ini telah dilakukan setiap bulannya sebagai bahan penyusunan laporan keuangan.

2. Perhitungan Proyeksi Biaya Pelayanan KesehatanDalam rangka perhitungan proyeksi biaya pelayanan kesehatan, telah dilakukan pemodelan terhadap kasus dan biaya per segmen peserta per Kedeputian Wilayah.

3. Dalam upaya pengendalian defisit Dana Jaminan Sosial, bidang Aktuaria melakukan hal-hal sebagai berikut:a. Penyusunan naskah akademik yang

disampaikan kepada Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) pada bulan Januari 2017 sebagaimana hasil Rapat Terbatas Kabinet tanggal 9 November 2016 maka penyusunan Peraturan Presiden, dikoordinir oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).

Naskah akademik tersebut disusun sebagai tindak lanjut kegiatan Rapat Terbatas tanggal 9 November 2016 bahwa Presiden menyetujui untuk disusun langkah-langkah sistematis dan menyeluruh untuk menyelamatkan Program JKN-KIS, agar program ini dapat terus berlangsung (suistainability) dan memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat. Naskah akademik yang disusun memberikan gambaran ringkas mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh BPJS Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan terkait kemampuan Dana Jaminan Sosial. Sehingga dalam jangka panjang, diharapkan kesinambungan program JKN-KIS dapat terjaga, dan memberikan dampak positif kepada masyarakat (status kesehatan, proteksi finansial dan pertumbuhan ekonomi).

Informasi yang disampaikan dalam naskah akademik antara lain permasalahan yang dihadapi dan upaya yang telah dilakukan BPJS Kesehatan dalam melaksanakan program JKN-KIS serta usulan solusi yang diharapkan dapat diterima untuk dimasukkan dalam rancangan Peraturan Presiden (Perpres)

72 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 103: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

tentang Pengendalian Defisit Program Jaminan Kesehatan.

b. Selain itu, untuk mendukung pengambilan keputusan oleh Regulator, maka dilakukan perhitungan proyeksi surplus/defisit Dana Jaminan Sosial dengan hasil proyeksi defisit tahun 2018 sebesar Rp13,48 triliun. Asumsi yang dipergunakan untuk hasil perhitungan yaitu: jumlah peserta sesuai target pemasaran, besaran iuran tetap (mengacu Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016), tarif pelayanan kesehatan tetap sesuai regulasi yang berlaku, masa aktivasi peserta Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) 14 hari, memperhatikan tingkat kolektabilitas per segmen peserta dan biaya operasional 5,05%.

c. Sampai dengan akhir tahun 2017 dilakukan rapat-rapat pembahasan bersama dengan Kementerian dan Lembaga terkait (Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, Bappenas, Direksi BPJS Kesehatan dan lain-lain) serta akademisi yang dikoordinir oleh Kementerian Koordinator PMK sebagai tindak lanjut atas usulan regulasi Pemerintah terkait pengendalian defisit DJS antara lain sebagai berikut:1) Pembahasan draf usulan Peraturan

Presiden pengendalian defisit.2) Pembahasan metode dan asumsi serta

skenario perhitungan proyeksi surplus/defisit DJS.

3) Pembahasan pokok – pokok rancangan Peraturan Presiden.

4) Pemaparan metodologi dan upaya pengendalian defisit yang dilakukan BPJS Kesehatan.

5) Pembahasan opsi strategis dalam pengendalian defisit terkait bauran kebijakan yang diusulkan dalam regulasi.

MANAJEMEN RISIKOPenyusunan Profil Risiko BPJS KesehatanSecara garis besar, penyusunan profil risiko BPJS Kesehatan meliputi proses sebagai berikut:1. Penyusunan strategi manajemen risiko

Penyusunan profil risiko bertujuan untuk memberikan gambaran kepada manajemen dan para pemangku kepentingan tentang risiko yang dihadapi oleh organisasi agar upaya penanganannya dapat menjadi perhatian. Penyusunan Profil Risiko Tahun 2017 didasarkan kepada Fokus Utama BPJS Kesehatan Tahun 2017 yang tertuang melalui 3 Wildly Important Goals (WIG’s) yaitu Keberlangsungan Finansial, Kepuasan Peserta dan Cakupan Semesta.

Strategi penyusunan Profil Risiko BPJS Kesehatan Tahun 2017 dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:a. Penyempurnaan pedoman manajemen

risiko.b. Penyusunan profil risiko unit kerja.c. Validasi profil risiko unit kerja, dand. Penyusunan laporan profil risiko.

Penyusunan profil risiko BPJS Kesehatan dilakukan secara berjenjang dengan urutan sebagai berikut:a. Profil risiko Kantor Cabang dibuat oleh tiap

Kantor Cabang dan diagregasikan oleh Kantor Kedeputian Wilayah.

b. Profil risiko Kedeputian Wilayah dibuat oleh tiap Kedeputian Wilayah berdasarkan masukan dalam pertemuan manajemen risiko dengan koordinator risiko.

c. Profil risiko Unit Kerja Kantor Pusat dibuat oleh tiap Kedeputian Bidang melalui pertemuan koordinator risiko dan administrator risiko nasional.

d. Profil risiko organisasi BPJS Kesehatan disusun berdasarkan gabungan beberapa masukan sebagai berikut:1) Rencana strategis 2017-2021.2) Kajian 3 WIG’s.3) Profil risiko Kedeputian Bidang.4) Profil risiko Kedeputian Wilayah.

73LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 104: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Dari total 393 risiko yang muncul pada profil risiko semester II Tahun 2017, terdapat 10 Risiko teratas organisasi yang telah dipilah berdasarkan risiko yang menunjang capaian BPJS Kesehatan yaitu 3 WIG’s sebagai berikut:

No. Risiko

1 Rendahnya kolektabilitas iuran (Dukungan Dana, Longevity Risk)

2 Besaran iuran JKN tidak sesuai dengan harga keekonomian (Asuransi, Economic Risk)

3 Tingginya keluhan terhadap pelayanan administrasi kepesertaan (Operasional)

4 Tingginya keluhan peserta terhadap pelayanan faskes (Operasional, Moral Hazard)

5 Rendahnya dukungan regulator dan pemangku kepentingan lainnya terhadap Program JKN-KIS (Strategis, Epidemic Risk)

6 Penegakan Kepatuhan membayar iuran belum optimal

7 Tingginya fraud oleh Fasilitas Kesehatan

8 Biaya tambahan peserta yang harus dibayarkan (iur biaya)

9 Distribusi peserta pada faskes dan nakes tidak merata

10 Penempatan SDM tidak sesuai dengan kompetensi dan latar belakang pendidikan

2. Penyusunan Kajian Risiko.Pada tahun 2017, telah dilakukan penyusunan kajian risiko dan policy brief kajian risiko terkait kebijakan-kebijakan sebanyak 115 kajian risiko.

Implementasi Enterprise Risk Management (ERM)Pada tahun 2017, telah dilakukan self asessment maturitas ERM dan divalidasi oleh asesor independen eksternal, terhadap seluruh kerangka kerja manajemen risiko berdasarkan ISO 31000:2009 asessment ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai ketersediaan dan kecukupan kerangka kerja manajemen risiko dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi; menilai keselarasan sistematika dan struktur kerangka kerja manajemen risiko yang komprehensif serta terintegrasi dalam sistem manajemen organisasi; menilai efektivitas dan efisiensi praktik pengelolaan risiko dalam organisasi; menilai kesesuaian praktik pengelolaan risiko dengan pedoman yang ditetapkan organisasi; dan memberikan rekomendasi yang diperlukan guna memperbaiki dan mengembangkan kerangka kerja dan proses penerapan manajemen risiko organisasi di masa mendatang.

Metode asesmen yang digunakan adalah review dokumen, survei persepsi, interview dan observasi, serta review analitis. Dari asesmen tingkat maturitas ERM ini diperoleh hasil dengan nilai 2,86 yang berada pada level 3 (repeatable).

Pada tahun 2017, BPJS Kesehatan juga telah menerima 3 penghargaan ASEAN Risk Awards 2017 dalam kategori Runner-Up Public Initiative, 5 terbaik kategori Public Risk, serta 5 terbaik kategori Risk Manager of The Year pada acara pemberian penghargaan yang diselenggarakan oleh ERMA (Enterprise Risk Management Academy). Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi dorongan untuk meningkatkan kualitas implementasi manajemen risiko dalam membantu pencapaian target-target organisasi serta menciptakan nilai tambah organisasi.

Penyusunan Pedoman Business Continuity Management (BCM)Pedoman BCM ini disusun dengan maksud untuk memberi arahan bagi BPJS Kesehatan dalam rangka mengimplementasikan BCM secara efektif serta memberikan petunjuk yang terdokumentasi dalam hal perencanaan, penyiapan, implementasi, evaluasi dan peningkatan secara berkesinambungan, yang harus dilakukan oleh suatu organisasi sehingga organisasi dapat menerapkan BCM secara efektif. Selain itu, tujuan dari pedoman ini adalah untuk mewujudkan keberlangsungan pemberian jaminan kesehatan bagi masyarakat, yang merupakan salah satu aspek dari kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya, sesuai dengan amanat Undang-Undang serta untuk meningkatkan kinerja BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan jaminan kesehatan bagi masyarakat.

Secara umum, ruang lingkup Pedoman BCM ini adalah pada proses usaha yang terkait dengan pelayanan jaminan kesehatan. Pedoman BCM juga menjadi acuan bagi penyusunan kebijakan-kebijakan di tingkat unit kerja yang terkait dengan BCM.

74 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 105: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PENGAWASAN INTERNAL

Audit RutinBerdasarkan Surat Keputusan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 376 tahun 2016 tentang Program Kerja Tahunan Kedeputian Pengawasan Internal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 2017, maka audit rutin akan dilaksanakan terhadap 11 fungsi pada makro bisnis proses BPJS Kesehatan, dengan sampling pemeriksaan adalah 5 Kedeputian di Kantor Pusat, 13 Kantor Kedeputian Wilayah dan 89 Kantor Cabang.

Pada tahun 2017 telah dilakukan Field Audit pada 5 Unit Kerja Kantor Pusat dan telah dilakukan Field Audit di seluruh Kedeputian Wilayah.

Pendampingan Auditor Eksternal.1. Pendampingan General Audit Pada tahun 2017, telah ditetapkan KAP Mulyamin

Sensi Suryanto & Lianny sebagai auditor independen BPJS Kesehatan tahun 2016 sesuai dengan SK Dewan Pengawas Nomor KEP-011/Dewas.BPJS-KESEHATAN/2016 tanggal 05 Desember 2016 dan telah diterima Laporan Audit atas General Audit KAP TB 2016 dengan Predikat Wajar Tanpa Modifikasi (WTM).

Terkait dengan pelaksanaan General Audit Tahun Buku 2017, telah dilakukan penunjukkan KAP Mirawati Sensi Idris sebagai Auditor Independen General Audit Laporan Keuangan TB 2017 melalui Surat Penunjukan Pemborongan Nomor 14386/VI.2/1117 tanggal 17 November 2017, dengan masa kerja terhitung sejak 23 November 2017-22 Maret 2018. Laporan Audit atas General Audit KAP TB 2017 telah diterima dengan Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

2. Pendampingan Audit Lainnya.a. Pendampingan Audit Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP).b. Pendampingan Audit Otoritas Jasa Keuangan

(OJK).

c. Pendampingan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) sesuai dengan Surat Tugas Nomor 63/ST/VIII/10/2017 tanggal 9 Oktober 2017 dan Surat Tugas Nomor 52/ST/VIII/08/2017 tanggal 4 Agustus 2017.

Tata Kelola yang Baik (Good Governance)Tata Kelola yang Baik (Good Governance) merupakan salah satu prasyarat guna mencapai organisasi yang sehat. Implementasi prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik (Good Governance) secara menyeluruh dan konsisten harus dilakukan untuk mendorong pengelolaan organisasi secara profesional, efisien dan efektif, serta mendukung pelaksanaan program dalam mengemban amanah mulia, menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Tata Kelola yang Baik atau Good Governance telah diterapkan di lingkungan BPJS Kesehatan dengan konsisten telah diterapkan di lingkungan BPJS Kesehatan dengan konsisten selama tahun 2015-2016. Implementasi Good Governance dilaksanakan dengan mengacu kepada Pedoman Tata Kelola yang Baik (Good Governance) yang ditetapkan melalui Peraturan Direksi Nomor 128 Tahun 2014 serta Pedoman Pengukuran Tata Kelola yang Baik serta Pedoman Pengukuran Tata Kelola yang Baik, yang saat ini telah disempurnakan melalui Peraturan Direksi Nomor 33 Tahun 2016.

Pedoman Tata Kelola Yang Baik berisikan:1. Pedoman Umum Tata Kelola yang Baik Dalam Pedoman Umum Tata Kelola yang Baik,

diatur tentang tujuan dan prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik. Prinsip-prinsip tersebut adalah Keterbukaan (Transparency), Akuntabilitas (Accountability), Responsibilitas (Responsibility), Independensi (Independency), Prediktabilitas (Predictability), Partisipasi (Participation), Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness), Dinamis (Dynamism).

75LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 106: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

BPJS Kesehatan, saat ini sedang melakukan penyempurnaan Pedoman Umum Tata Kelola yang Baik (Good Governance) sesuai dengan ketentuan International Social Security System Association (ISSA) bekerja sama dengan World Bank yang akan melakukan pendampingan Penyusunan Pedoman Good Governance dan Edukasi Good Governance di BPJS Kesehatan.

Sebagai langkah awal penyusunan penyempurnaan Good Governance, telah diselenggarakan Pelatihan Kajian Diagnostik Tata Kelola yang Baik dengan mengundang tim dari World Bank, untuk menciptaan kesamaan persepsi para senior leaders BPJS Kesehatan terkait Good Governance, terutama bagi Steering Committee dan Technical Committee yang telah ditunjuk oleh manajemen. Selain itu juga telah dihasilkan suatu Work Plan penyempurnaan Pedoman Good Governance hingga akhir tahun 2016 yang melibatkan tim BPJS Kesehatan dan tim dari World Bank. Sampai dengan bulan Desember 2017, telah dilakukan visitasi ke 7 Kantor Cabang dan 7 Kantor Kabupaten/Kota serta telah dilakukan pembahasan dengan narasumber. Selain itu juga telah dilakukan penyusunan draf pedoman Tata Kelola Yang Baik.

2. Pengukuran Penerapan Tata Kelola yang Baik BPJS Kesehatan Tahun Buku 2017.

Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas Penerapan Tata Kelola yang Baik, BPJS Kesehatan wajib melakukan pengukuran terhadap Penerapan Tata Kelola yang Baik. Apabila masih terdapat kekurangan dalam penerapannya, BPJS Kesehatan dapat segera menetapkan rencana tindak (action plan) sebagai tindakan korektif (corrective action). Pengukuran penerapan Tata Kelola yang Baik tahun buku 2017 dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai Asesor Independen dengan hasil skor 85,63 poin dan predikat yang dicapai sesuai target yang ditetapkan dalam Annual Management Contract (AMC).

3. Board Manual Tata Hubungan Kerja (Tahubja). Board Manua/ Tata Hubungan Kerja adalah

pedoman kerja yang mengatur pola hubungan kerja antara Direksi dan Dewan Pengawas dan merupakan naskah kesepakatan antara Direksi dan Dewan Pengawas yang bertujuan untuk:a. Menjelaskan fungsi, tugas pokok dan tahapan

aktivitas Dewan Pengawas dan Direksi secara terstruktur, sistematis agar mudah dipahami dan dapat dijalankan.

b. Menjadi rujukan/pedoman dalam mengatur hubungan kerja antara Dewan Pengawas dan Direksi agar tercipta suatu pola hubungan kerja yang lebih baik antara kedua organ BPJS Kesehatan tersebut.

c. Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance, yakni keterbukaan, akuntabil itas, responsibilitas, independensi, prediktabilitas, partisipasi, kesetaraan dan kewajaran serta dinamis dalam hubungan kerja antara Dewan Pengawas dan Direksi agar pengelolaan BPJS Kesehatan dilaksanakan secara profesional, efisien, efektif dan berkualitas.

d. Menciptakan hubungan kerja antara Dewan Pengawas dan Direksi yang harmonis guna mendukung pencapaian kinerja BPJS Kesehatan, diperlukan adanya persamaan persepsi dan komunikasi antara Dewan Pengawas dan Direksi.

4. Kode Etik. Kode Etik merupakan norma yang wajib ditaati

oleh organisasi dan segenap jajaran dalam menjalankan kewenangan dan tanggung jawabnya secara pribadi maupun secara organisasi termasuk norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode Etik BPJS Kesehatan membingkai hubungan setiap Duta BPJS Kesehatan dengan sesama rekan kerja, peserta, mitra kerja organisasi, pemerintah dan masyarakat umum dalam interaksi yang berlandaskan nilai-nilai kejujuran, keadilan dan penghargaan terhadap martabat kemanusiaan.

76 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 107: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Kode Etik ini bersifat dinamis, yang dapat senantiasa diperbaharui sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan lingkungan organisasi. Kode Etik berlaku bagi seluruh Duta BPJS Kesehatan dan keluarganya, mulai dari Dewan Pengawas, Dewan Direksi, Pejabat Struktural dan Fungsional serta seluruh pegawai. Dalam rangka mendorong implementasi kode etik dan memastikan kode etik dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik maka setiap Duta BPJS Kesehatan wajib menandatangani penyataan komitmen untuk melaksanakan Kode Etik secara berkala setiap 1 tahun.

Pada tanggal 3 Januari 2017, telah dilakukan sosialisasi Kode Etik kepada Duta BPJS Kesehatan di unit kerja seluruh Indonesia. Setelah mengikuti sosialisasi Kode Etik, seluruh Duta BPJS Kesehatan diwajibkan untuk menandatangani komitmen Kode Etik Tahun 2017 sebagai pernyataan dan komitmen Duta BPJS Kesehatan untuk memegang kode etik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di BPJS Kesehatan. Seluruh pernyataan kode etik yang telah ditandatangani oleh Duta BPJS Kesehatan telah diserahkan kepada Komite Etika.

Komite Etika BPJS Kesehatan telah dibentuk melalui Surat Keputusan Direktur Utama yang bertugas untuk mensosialisasikan dan melakukan monitoring dalam upaya pencegahan terjadinya pelanggaran serta untuk penegakan Kode Etik yang meliputi Pengelolaan Benturan Kepentingan, Pengelolaan Gratifikasi dan Whistle Blowing

System kepada seluruh Duta BPJS Kesehatan. Kode Etik ini tercantum dalam Buku Pedoman

Tata Kelola yang Baik dan juga dicetak dalam bentuk buku saku yang telah dibagikan kepada seluruh Duta BPJS Kesehatan, untuk memastikan kode etik ini dipahami secara menyeluruh. Laporan pelanggaran kode etik telah disampaikan secara berkala setiap triwulan oleh Komite Etika kepada Direktur Utama dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

5. Sosialisasi dan Implementasi Tata Kelola Yang Baik (Good Governance).

Sosialisasi Good Governance telah dilakukan secara rutin kepada Duta BPJS Kesehatan yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan dan Pendidikan dan Pelatihan Dasar.

6. Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaran Negara (LHKPN).

Sesuai dengan ketentuan tentang kewajiban pengisian dan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) bagi Dewan Pengawas, Direksi dan pejabat struktural serta pejabat fungsional di lingkungan BPJS Kesehatan, maka pengisian dan penyampaian LHKPN kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berlaku untuk: a. Pejabat yang belum pernah menyampaikan

LHKPN.b. Pejabat yang mengalami mutasi/promosi/

demosi.c. Pejabat yang telah menduduki jabatan yang

sama selama 2 tahun.

77LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 108: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

78 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 109: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

79LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 110: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

80 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 111: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

ASPEK PENGELOLAAN PROGRAM

Page 112: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

REALISASI RENCANA KERJA PROGRAM

PERKEMBANGAN KEPESERTAANPenyelenggaraan program kegiatan BPJS Kesehatan tahun 2017 dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Tahun 2017. Sampai dengan 31 Desember 2017, realisasi dari program kerja terkait perkembangan kepesertaan sebagai berikut:

Perluasan KepesertaanPerluasan kepesertaan merupakan program atau kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi tentang implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) BPJS Kesehatan untuk mengubah pemikiran, sikap dan perilaku masyarakat sehingga bersedia ikut menjadi peserta JKN-KIS dengan membayar iuran. Kegiatan perluasan kepesertaan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:1. Sosialisasi dan edukasi untuk membangun

pemahaman masyarakat akan pentingnya jaminan kesehatan bagi diri dan keluarganya sehingga timbul kesadaran untuk bergotong royong membantu sesama dengan menjadi Peserta Program JKN-KIS.

2. Membangun tingkat pemahamanan masyarakat terhadap Program JKN-KIS dari berbagai aspek.

Pelaksanaan program kegiatan perluasan kepesertaan meliputi sosialisasi secara langsung maupun tidak langsung. Sosialisasi secara langsung antara lain sosialisasi kepada komunitas, pekerja/pemberi kerja, tokoh masyarakat/tokoh agama/masyarakat umum, dan forum komunikasi para pemangku kepentingan utama. Sosialisasi secara tidak langsung dilakukan melalui berbagai media. Kegiatan perluasan kepesertaan yang telah dilakukan sampai dengan 31 Desember 2017 diuraikan sebagai berikut:1. Promosi.

Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan informasi dan sosialisasi tentang adanya implementasi JKN-KIS kepada peserta dan masyarakat melalui

kegiatan promosi melalui berbagai media, baik above the line, below the line maupun through the line. Media above the line merupakan media pemasaran produk/jasa melalui media massa dan menyasar khalayak umum, seperti media televisi, radio, media cetak (koran, majalah, dan lain-lain). Sedangkan media below the line adalah media pemasaran, dimana promosi dilakukan langsung dengan calon peserta/peserta melalui leaflet, banner, poster, brosur, pameran, dsb. Adapun through the line merupakan pemasaran melalui media online.

Kegiatan yang telah dilakukan s.d. 31 Desember 2017 dalam rangka promosi di berbagai media yaitu:a. Pemberian informasi dilakukan melalui

televisi sebanyak 13.098 spot dan radio sebanyak 139.394 spot.

b. Pemberian informasi melalui media cetak, yaitu surat kabar/majalah sebanyak 2.244 tayang.

c. Promosi melalui media luar ruang, yaitu dengan pemasangan baliho di 301 titik lokasi dan spanduk sebanyak 3.022 unit.

d. Promosi JKN-KIS juga dilakukan melalui media online, leaflet, banner, poster, souvenir dan media lainnya, baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah.

2. Kegiatan Sosialisasi dan AdvokasiKegiatan ini meliputi sosialisasi kepada komunitas, pekerja/pemberi kerja, tokoh masyarakat dan melalui forum komunikasi para pemangku kepentingan utama. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan rekrutmen peserta dengan lebih mengedepankan edukasi tentang sanksi, kepatuhan membayar iuran, serta meningkatkan kesadaran masyarakat agar membiasakan hidup bergotong royong dengan sesama dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya jaminan kesehatan sebelum jatuh sakit.

82 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 113: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

a. Sosialisasi kepada Komunitas.Kegiatan sosialisasi kepada komunitas diselenggarakan melalui kegiatan “BPJS Goes To Campus” dengan melibatkan 9 Universitas. Kegiatan sosialisasi kepada mahasiswa tersebut diharapkan dapat menjadi saluran informasi efektif sehingga mahasiswa dapat membantu menyebarkan informasi tentang Program JKN-KIS melalui media sosia lnya, komunitasnya, lingkungannya maupun kepada masyarakat di sekitarnya pada saat Kuliah Kerja Nyata. Sampai dengan 31 Desember 2017, kegiatan tersebut telah dilaksanakan di Universitas

Sebelas Maret, Universitas Sumatera Utara, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga, dan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gajah Mada.

Kegiatan sosialisasi kepada komunitas di daerah dilaksanakan melalui pemberian informasi langsung kepada komunitas. Sampai dengan 31 Desember 2017 telah dilaksanakan 3.630 kali sosialisasi kepada komunitas di daerah. Secara rinci dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel Sosialisasi kepada Komunitas di DaerahRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah

Peserta Mandiri Bukan Pekerja

Jamkesda Jumlah Asosiasi Komunitas Pensiunan Lainnya

1 2 3 4 5 6 7 8=3+…+7

1 Sumut dan DI Aceh 4 312 5 27 19 367

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi - 103 1 15 - 119

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 17 97 3 26 2 145

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 19 146 4 57 12 238

5 Jabar 7 83 4 77 1 172

6 Jateng dan DI Yogyakarta 33 869 - 11 - 913

7 Jatim 5 136 1 11 4 157

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 18 309 5 9 66 407

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 2 283 1 3 4 293

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 2 44 - 29 - 75

11 Bali, NTT dan NTB 2 49 3 5 2 61

12 Papua dan Papua Barat 6 80 4 31 3 124

13 Banten, Kalbar dan Lampung - 306 237 16 - 559

Jumlah 115 2.817 268 317 113 3.630

83LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 114: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

b. Sosialiasi kepada Pekerja/Pemberi Kerja.Kegiatan ini ditujukan pada pemberi kerja dan pekerja penerima upah. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada satu Badan Usaha bisa dilakukan lebih dari satu kali. Untuk sosialisasi awal disampaikan informasi meliputi regulasi, hak dan kewajiban peserta, serta manfaat pelayanan. Sosialisasi berikutnya disampaikan informasi meliputi teknis proses entry data dengan menggunakan aplikasi New e-Dabu.Sampai dengan 31 Desember 2017 telah dilaksanakan kegiatan di tingkat pusat yaitu sosialisasi kepesertaan PPNPN kepada

Satuan Kerja Badan Layanan Umum dan Lembaga Non Struktural, BUMN Gathering dan BPJS Kesehatan “Goes to Market”. Sedangkan di tingkat daerah, telah dilaksanakan 1.412 kali kegiatan sosialisasi kepada 26.321 Badan Usaha yang dihadiri oleh 69.745 peserta/perwakilan dari BU, antara lain Kementerian/Lembaga, Disnakertrans/Disperindag/ Instansi, BUMN, HRD Perusahaan, Serikat Pekerja dan Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kegiatan sosialisasi di daerah disajikan pada tabel berikut:

Tabel Sosialisasi Kepada Pekerja Penerima UpahRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Jumlah KegiatanJumlah BU/

InstansiJumlah Peserta

1 2 3 4 5

1 Sumut dan DI Aceh 31 215 1.516

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 69 1.053 4.352

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 57 447 1.695

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 298 5.473 9.750

5 Jabar 284 3.091 9.523

6 Jateng dan DI Yogyakarta 230 6.136 13.397

7 Jatim 144 4.946 13.691

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 35 528 1.916

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 104 1.993 4.725

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 18 312 1.533

11 Bali, NTT dan NTB 78 1.136 4.628

12 Papua dan Papua Barat 47 740 2.497

13 Banten, Kalbar dan Lampung 17 251 522

Jumlah 1.412 26.321 69.745

84 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 115: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

c. Sosialisasi kepada Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama/Masyarakat Umum.Sasaran kegiatan Sosialisasi kepada Tokoh Agama/Masyarakat pada tahun 2017 difokuskan kepada akademisi. Sebagai akademisi dan intelektual, diharapkan para dosen dan lingkungan kampus dapat menjadi kanal informasi yang tepat tentang Program JKN-KIS baik melalui pemberian informasi secara formal di kalangan mahasiswa, maupun di luar lingkungan kampus kepada masyarakat umum. Sampai dengan 31 Desember 2017, sosialisasi kepada akademisi telah dilaksanakan melalui kegiatan “BPJS

Kesehatan Goes to Campus” sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.

Kegiatan sosialisasi kepada Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama/ Masyarakat Umum di daerah dilakukan baik atas inisiatif Kantor Cabang maupun dengan adanya permintaan sebagai narasumber pada berbagai kegiatan yang diadakan komunitas. Sampai dengan 31 Desember 2017 telah dilakukan 4.362 kali sosialisasi kepada tokoh masyarakat/tokoh agama/masyarakat umum di seluruh Kedeputian Wilayah. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel Sosialisasi kepadaTokoh Masyarakat/Tokoh Agama/Masyarakat Umum

Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 168 477 283,93

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 147 169 114,97

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 102 187 183,33

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 42 281 669,05

5 Jabar 66 112 169,70

6 Jateng dan DI Yogyakarta 120 693 577,50

7 Jatim 114 240 210,53

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 126 548 434,92

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 174 589 338,51

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 132 173 131,06

11 Bali, NTT dan NTB 123 147 119,51

12 Papua dan Papua Barat 126 163 129,37

13 Banten, Kalbar dan Lampung 102 583 571,57

Jumlah 1.542 4.362 282,88

85LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 116: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

d. Forum Komunikasi Para Pemangku Kepentingan Utama.Kegiatan ini dimaksudkan agar Pemerintah Daerah dapat segera mengintegrasikan Jamkesda yang dikelolanya ke dalam skema JKN-KIS, mendorong regulasi/kebijakan terkait peningkatan kepatuhan Badan Usaha dalam mendaftarkan pekerjanya, serta menghimbau masyarakat umum untuk mendaftar sebagai peserta JKN-KIS. Kegiatan direncanakan untuk dilakukan sebanyak 1.644 kali atau 3 kali per tahun (setiap caturwulan) untuk tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sampai dengan 31 Desember 2017, telah dilaksanakan 1.570 kali forum komunikasi para pemangku kepentingan utama, khususnya Pemda, di beberapa Kedeputian Wilayah. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel Forum Komunikasi Para Pemangku Kepentingan UtamaRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Realisasi

1 2 3

1 Sumut dan DI Aceh 287

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 128

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 87

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 60

5 Jabar 37

6 Jateng dan DI Yogyakarta 84

7 Jatim 154

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 111

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 181

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 123

11 Bali, NTT dan NTB 118

12 Papua dan Papua Barat 86

13 Banten, Kalbar dan Lampung 114

Jumlah 1.570

Manajemen KepesertaanBPJS Kesehatan melaksanakan program administrasi kepesertaan agar masyarakat calon peserta maupun peserta mendapat pelayanan administrasi yang cepat dan mudah sebelum peserta menggunakan haknya mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara rinci program-program tersebut diuraikan sebagai berikut:1. Pengembangan Kebijakan.

a. Hasil Penyusunan/Perubahan/Review Kebijakan.1) Surat Edaran Direktur Kepesertaan dan

Pemasaran BPJS Kesehatan Nomor 02 Tahun 2017 tentang Mekanisme Pendaftaran, Perubahan Status Kepesertaan dan Perubahan Kelas Perawatan.

2) Surat Edaran Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan Nomor 10 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Distribusi Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tambahan Tahun 2017.

3) Keputusan Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan Nomor 73 Tahun 2017 tentang Uji Coba Implementasi Pendaftaran Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah Melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Care Center 1500400.

4) Peraturan Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan Nomor 03 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Perubahan Status Kepesertaan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja.

5) Surat Edaran Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta Nomor 42 Tahun 2017 tentang Penggantian Kartu Jamkesmas Bagi Peserta Aktif Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.

86 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 117: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

6) Surat Edaran Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta Nomor 44 Tahun 2017 tentang Supervisi Distribusi Kartu Indonesia Sehat bagi Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.

7) Peraturan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 39 Tahun 2017 tentang Tata Laksana Verifikasi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dengan Surat Rekomendasi Dinas Sosial.

8) Surat Edaran Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Nomor 52 Tahun 2017 tentang Penonaktifan Anggota Keluarga PPU Berusia Diatas 21 tahun sampai dengan 25 Tahun yang Tidak Melanjutkan Pendidikan Formal, Peserta/Keluarga Peserta Usia Diatas 90 Tahun serta PPNPN yang Telah Habis Masa Kontraknya.

9) Peraturan Direksi Nomor 05 Tahun 2017 tentang Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan.

b. Laporan Sosialisasi Kebijakan.Sampai dengan 31 Desember 2017, telah dilaksanakan sosialisasi kebijakan terkait kepesertaan, yaitu:1) Sosialisasi Pedoman Tata Laksana

Administrasi Kepesertaan dan Pelayanan Prima pada tanggal 21-25 Mei 2017 di Surabaya.

2) Sosialisasi Pedoman Tata Laksana Administrasi Kepesertaan di Bali tanggal 15-18 November 2017 dan di Palembang tanggal 22-25 November 2017.

2. Manajemen Administrasi Kepesertaan.a. Pengelolaan Tempat Pendaftaran Peserta

Pendaftaran peserta dapat dilakukan melalui:1) Kantor BPJS Kesehatan, yaitu Kantor

Cabang dan Kantor Kabupaten/Kota.

2) Pihak ketiga yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, antara lain Channel Bank (Bank Mandiri, BNI, BRI), Point of Service di pusat perbelanjaan, serta Kecamatan/Kelurahan.

3) Website BPJS Kesehatan.4) Aplikasi mobile JKN (android dan iOS).5) BPJS Kesehatan Care Center 1500400.6) Mobile Customer Service.7) Portal pendaftaran Badan Usaha bersama

BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan (www.bpjs.go.id).

8) Stand/booth BPJS Kesehatan.9) Kader JKN-KIS.

Untuk mengantisipasi tingginya animo masyarakat untuk mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan, terutama calon peserta dari segmen peserta PBPU dan BP, yang mengakibatkan antrian pendaftaran yang cukup panjang di beberapa tempat pendaftaran, BPJS Kesehatan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kondisi tersebut, salah satunya dengan mengurangi waktu antrian untuk meningkatkan kenyamanan saat pendaftaran, antara lain yaitu:1) Setiap Kantor Cabang disediakan

beberapa sistem antrian untuk calon peserta yang mengacu pada:a) Pelayanan Pendaftaran Baru.b) Pelayanan Mutasi Data Peserta

(penggantian fasilitas kesehatan, kelas rawat, tambah/kurang, dan lain-lain).

c) Pelayanan Cetak Kartu.d) Pelayanan Informasi/Pengaduan.e) Pelayanan Pendaftaran Kolektif

(Badan Usaha).2) Pendaftaran peserta melalui Bank dan

website, mengacu pada Nomor Kartu Keluarga, dimana peserta yang

87LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 118: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

mendaftar d iwaj ibkan untuk mendaftarkan seluruh anggota keluarga yang ada pada Kartu Keluarga tersebut.

3) Mengembangkan aplikasi bantu untuk mempercepat pendaftaran peserta khususnya bagi peserta dari Badan Usaha dan yang didaftarkan oleh Pemda. Aplikasi yang digunakan untuk membantu percepatan pendaftaran peserta Badan Usaha adalah Aplikasi Kepesertaan, Aplikasi Migrasi, dan Aplikasi New e-Dabu. Sedangkan untuk penduduk yang didaftarkan oleh Pemda menggunakan Aplikasi Kepesertaan, Aplikasi Migrasi, dan Aplikasi New e-Dabu (bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah DKI Jakarta).

b. Pengelolaan Identitas Peserta.Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan identitas peserta. Identitas peserta memuat informasi mengenai nomor peserta, nama peserta, tanggal lahir peserta, NIK peserta dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

Dalam mengelola identitas peserta, BPJS Kesehatan mengembangkan Aplikasi Kepesertaan agar dapat melakukan perubahan data peserta untuk mengisi struktur data NIK, perbaikan nama, jenis kelamin dan tanggal lahir. Sampai dengan 31 Desember 2017, identitas peserta yang berlaku di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yaitu:1) Kartu Askes, yaitu kartu yang dimiliki

oleh peserta eks Askes Sosial dan anggota keluarganya.

2) Kartu Jakarta Sehat (KJS), yaitu kartu Jaminan Kesehatan yang dimiliki oleh penduduk Propinsi DKI Jakarta yang dikeluarkan oleh Pemda DKI Jakarta.

3) Kartu JKN BPJS Kesehatan, yaitu identitas yang diberikan kepada setiap peserta dan anggota keluarganya, sebagai bukti peserta yang sah dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku. Kartu peserta ini dicetak pada blanko kartu dengan security printing.

4) Electronic Identity yang selanjutnya disebut e-ID, yaitu identitas yang diberikan kepada setiap peserta dan anggota keluarganya sebagai bukti peserta yang sah dalam memperoleh pelayanan kesehatan. e-ID dapat dicetak sendiri di atas kertas biasa oleh peserta baru yang mendaftar.

5) Kartu Indonesia Sehat (KIS), yaitu tanda kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk Membangun Keluarga Produktif.

c. Service Level Agreement (SLA) Pelayanan Kepesertaan di KC.Kantor Cabang dan Kantor Kabupaten Kota memberikan pelayanan pada peserta yang datang berdasarkan jenis layanan. Sesuai Peraturan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 47 tahun 2017 tentang Pedoman Standar Pelayanan Peserta, untuk waktu layanan setiap fungsi pelayanan loket adalah sebagai berikut:1) Pelayanan Cepat (Fast Track): 3 menit.2) Pelayanan Perubahan Data dan Cetak

Kartu: 7 menit.3) Pelayanan Korporasi: 15 menit.4) Pelayanan Informasi dan Pengaduan:

15 menit.

88 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 119: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Mekanisme Entri dan Mutasi Data Per Segmen Peserta

No. Segmen PesertaMekanisme Entri dan Mutasi Data

Migrasi Database oleh Kantor Pusat

Aplikasi Kepesertaan

Aplikasie-Dabu

Aplikasi Migrasi

1 Peserta PBI-JK.

a. Penambahan peserta untuk pemenuhan kuota PBI-JK √

b. Penonaktifan peserta karena meninggal dan validasi Kementerian Sosial

√ √

c. Pendaftaran bayi yang lahir tahun 2017 √

d. Perubahan segmen peserta PBI-JK menjadi segmen peserta lainnya yang disebabkan karena peserta menjadi PPU/PBPU

2 Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah

a. Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta

√ √ √

b. Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah selain Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

√ √

3 PNS, TNI, Polri √

4 PPU Badan Usaha √ √ √

5 Peserta PBPU dan BP

a. PBPU dan BP Kolektif berbadan hukum √ √

b. PBPU dan BP non kolektif √

3. Manajemen Data Kepesertaan.a. Pengelolaan Master File.

Pembentukan master file kepesertaan BPJS Kesehatan bersumber dari beberapa proses, antara lain melalui migrasi data dan entry data melalui aplikasi Kepesertaan. Adapun matriks mekanisme entry dan mutasi data per segmen peserta sebagaimana tabel berikut:

Proses input data peserta dilakukan melalui aplikasi kepesertaan berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terintegrasi dengan data Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Adminduk) Kementerian Dalam Negeri RI melalui web service. Apabila proses input data tidak ditemukan di dalam server Adminduk, maka proses input data dilakukan secara manual.

b. Pemutakhiran Data Peserta Melalui Kerja sama dengan Institusi Terkait.1) Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan

Kesehatan (PBI JK).Proses pemutakhiran data peserta khususnya peserta PBI JK dilakukan paling lama setiap 6 bulan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012

89LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 120: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan. Pemutakhiran Peserta PBI JK dirinci sebagai berikut:a) Per tanggal 31 Agustus 2017

terdapat peserta PBI JK sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 76/HUK/2017 tentang Penetapan Perubahan Data Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tahun 2017 dan Surat Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Nomor JP.02.01/3/1129/2017 tanggal 18 Juli 2017 perihal Penghapusan dan Penambahan Peserta PBI JK tahun 2017, peserta PBI sebagaimana dimaksud terdiri dari 92.300.000 jiwa by name by address.

b) Keputusan Menteri Sosial Nomor 94/HUK/2017 tentang Penetapan Penonaktifan Data Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tahun 2017 Tahap Kedua dan Keputusan Menteri Sosial Nomor 95/HUK/2017 tentang Penetapan Perubahan Data Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tahun 2017 Tahap Kedua serta surat Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan nomor JP.02.01/3/1387/2017 tanggal 7 September 2017 hal Penghapusan dan Penambahan Peserta PBI JK Tahun 2017 Tahap Kedua. Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran Tahun 2017 yang diubah sebanyak 92.400.000.

c) Keputusan Menteri Sosial Nomor 126/HUK/2017 tentang Penetapan Penonaktifan Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

Tahun 2017 Tahap Ketiga dan Keputusan Menteri Sosial Nomor 127/HUK/2017 hal Penetapan Perubahan Peserta PBI JK Tahun 2017 Tahap Ketiga. Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran Tahun 2017 yang diubah sebanyak 92.400.000.

d) Surat Kepala Pusat Pembiayaan Dan Jaminan Kesehatan Nomor JP.02.01/3/1904/2017 tanggal 21 Desember 2017, Hal Penghapusan dan Penambahan Peserta PBI JK Tahun 2017 Tahap Keempat. Keputusan Menteri Sosial Nomor 148/HUK/2017 tentang Penetapan Penonaktifan Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tahun 2017 Tahap Keempat sebanyak 291.200 jiwa, dan Keputusan Menteri Sosial Nomor 149/HUK/2017 tentang Penetapan Perubahan Data Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Tahun 2017 Tahap Keempat.

2) Peserta Non PBI.Proses pemutakhiran data peserta Non PBI meliputi pemutakhiran NIK, anggota keluarga dan akurasi gaji, dilakukan melalui kerja sama dengan instansi peserta antara lain Badan Kepegawaian Negara (BKN), Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Kementerian Sosial Republik Indonesia. Pemutakhiran data personil TNI, PNS TNI dan anggota Polri dilakukan oleh masing-masing Kantor Cabang dengan cara melakukan kegiatan rekonsiliasi data dengan masing-masing Satker

90 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 121: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

TNI dan Polri, sedangkan di Kantor Pusat pemutakhiran data TNI bekerja sama dengan Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan.

c. Penonaktifan Peserta.Penonaktifan peserta dilakukan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan pasal 17 A.1 bahwa keterlambatan pembayaran iuran jaminan kesehatan lebih dari 1 bulan sejak tanggal 10, penjaminan peserta diberhentikan sementara. Sebagai tindak lanjut atas pemberhentian penjaminan, maka:1) Tidak diperhitungkan dalam pembayaran

kapitasi.2) Dilakukan penghentian sementara atas

pemberian pelayanan kesehatannya. 3) Bila peserta tersebut hendak

mendapatkan pelayanan kembali maka peserta:a) Membayar iuran tertunggak paling

banyak untuk waktu 12 bulan dan,b) Membayar iuran pada bulan saat

peserta ingin mengakhir i penghentian sementara jaminan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2016, untuk peserta PBI JK yang meninggal dan pindah segmen dapat dilakukan Kantor Cabang. Sedangkan untuk segmen peserta non PBI JK, per tanggal 31 Agustus 2017, telah dilakukan penonaktifan antara lain:1) Anak peserta PPU usia di atas 25 tahun.2) Peserta usia di atas 90 tahun yang tidak

melakukan update data kepesertaan.3) Kepesertaan PPNPN karena berakhirnya

masa kontrak.

d. Purifikasi Master File Kepesertaan.Tujuan dari purifikasi data adalah untuk meningkatakan akurasi dan kelengkapan data master file kepesertaan. Tindak lanjut hasil purifikasi dilakukan dengan penyampaian umpan balik data bermasalah oleh Kantor Pusat ke Kantor Cabang. Untuk selanjutnya Kantor Cabang melakukan rekonsiliasi dengan BKD, Badan Usaha dan Pemerintah Daerah. Dalam rangka peningkatan akurasi data gaji PNS Pusat, juga dilakukan kegiatan pertukaran data dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN).

MANAJEMEN PENGADUANPengembangan KebijakanBPJS Kesehatan telah menyusun beberapa kebijakan yang mengatur tentang pelayanan peserta yang ditujukan kepada Kantor Kabupaten/Kota, Kantor Cabang dan Kedeputian Wilayah sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan peserta, di antaranya adalah:1. Peraturan Direksi Nomor 44 Tahun 2017 tentang

Transformasi BPJS Kesehatan Center menjadi Layanan Informasi dan Penanganan Pengaduan JKN Terintegrasi dengan Pengelolaan Informasi dan Penanganan Pengaduan Rumah Sakit.

2. Peraturan Direksi Nomor 47 Tahun 2017 tentang Pedoman Standar Pelayanan Peserta.

3. Keputusan Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan Nomor 166 tahun 2017 tentang Layanan BPJS Kesehatan Care Center (Virtual Service) 1500400.

4. Surat Edaran Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta Nomor 57 Tahun 2017 tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta.

5. Surat Edaran Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta Nomor 60 tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Informasi dan Penanganan Pengaduan di Rumah Sakit.

91LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 122: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Kanal Komunikasi bagi peserta BPJS KesehatanUntuk meningkatkan aksesibilitas peserta terhadap informasi dan pengaduan atas program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, telah dikembangkan beberapa sarana sebagai kanal komunikasi bagi peserta BPJS Kesehatan, yaitu:1. Kantor BPJS Kesehatan.

Pemberian informasi dan penanganan pengaduan bagi peserta yang datang langsung, dapat dilakukan di setiap unit kerja BPJS Kesehatan yaitu 388 Kantor Kabupaten/Kota, 127 Kantor Cabang, 13 Kantor Kedeputian Wilayah dan Kantor Pusat melalui Unit Penanganan Pengaduan Peserta.

2. BPJS Kesehatan Care Center 1500400.Merupakan media layanan pemberian informasi dan penanganan pengaduan peserta yang dapat diakses selama 7 hari/24 jam di seluruh Indonesia melalui telepon regular maupun telepon selular. Pengaduan yang disampaikan melalui BPJS Kesehatan Care Center 1500400 untuk dapat dijawab dan diselesaikan, juga dapat dieskalasi ke unit kerja BPJS Kesehatan (Kantor Cabang-Kantor Pusat) jika membutuhkan koordinasi lebih lanjut.

3. Mobile JKN.Merupakan aplikasi yang dapat diunduh melalui play store (android) maupun app store (iOS) yang memberikan kemudahan bagi peserta antara lain:a. Kemudahan mendaftar dan mengubah data

kepesertaan.b. Kemudahan mengetahui informasi data

peserta dan keluarga.c. Kemudahan mengetahui informasi tagihan

dan pembayaran iuran.d. Kemudahan mendapatkan pelayanan di

fasilitas kesehatan (KIS digital).e. Kemudahan menyampaikan pengaduan dan

permintaan informasi seputar JKN-KIS.Jumlah peserta yang telah melakukan registrasi pada aplikasi Mobile JKN pada tahun 2017 telah mencapai 1.108.417 jiwa.

4. Website BPJS Kesehatan (www.bpjs-kesehatan.go.id)Merupakan halaman informasi BPJS Kesehatan yang disediakan melalui jalur internet yang menyediakan konten pemberian informasi seputar program JKN-KIS dan BPJS Kesehatan, pendaftaran peserta PBPU, penanganan pengaduan serta saran.

5. Media Sosial.Merupakan sarana komunikasi berupa pemberian informasi, saran dan masukan terhadap pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS Kesehatan, baik mengenai kebijakan pelayanan kesehatan maupun kebijakan lainnya. Saat ini media sosial yang dikelola dapat menerima pengaduan adalah twitter dan facebook yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan Care Center 1500400.

6. LAPOR! SP4N.LAPOR! SP4N merupakan sebuah aplikasi terintegrasi milik Kantor Staf Kepresidenan yang digunakan oleh masyarakat dalam menyampaikan aspirasi atau pengaduan terkait pelayanan publik. Sebagai badan pelayanan publik, BPJS Kesehatan bekerja sama dengan Kantor Staf Kepresidenan dalam pemanfaatan Aplikasi LAPOR! SP4N, dalam upaya memperluas akses pengaduan peserta terhadap layanan BPJS Kesehatan, yang dapat diakses oleh seluruh Kantor Cabang dan dimonitor secara nasional.

Pemberian InformasiPemberian Informasi kepada peserta dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:1. Langsung.

Metode pemberian informasi secara langsung terbagi menjadi dua, yaitu:a. Personal, terdiri dari:

1) Tatap muka, yaitu melalui kanal Unit Penanganan Pengaduan Peserta, BPJS Kesehatan Center, Mobile Customer Service dan Kader JKN-KIS.

2) Suara, yaitu melalui kanal BPJS Kesehatan Care Center 1500400 dan telepon reguler.

92 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 123: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

b. Kolektif, terdiri dari:1) Gathering, yaitu dengan mengumpulkan

peserta berdasarkan segmen yang telah terlaksana sebanyak 5.967 kali.

2) Sosialisasi/Pemberian Informasi Langsung, yaitu dengan sasaran peserta seluruh segmen, yang telah terlaksana sebanyak 799 kali. Sampai dengan 31 Desember 2017, telah dilaksanakan antara lain kegiatan Goes to Customer yaitu sosialisasi secara serentak oleh Kantor Cabang selama 2 pekan yang dihadiri 97.563 peserta.

3) Customer Visit, kepada peserta yang ada di Rumah Sakit yang bertujuan untuk pemberian informasi dan edukasi. Sampai dengan 31 Desember 2017 telah dilaksanakan sebanyak 1.589 kali.

2. Tidak langsung.Metode pemberian informasi secara tidak langsung terbagi menjadi dua, yaitu:a. Media Cetak, berupa poster, leaflet, spanduk/

banner, buku panduan layanan dan surat kabar.

b. Media Elektronik, yang disampaikan melalui TV dan Radio.

c. Media Sosial, berupa twitter, facebook dan instagram.

Penanganan Pengaduan1. Laporan Pengelolaan Pengaduan dan Umpan

Balik Peserta.Pengaduan dari peserta atas layanan BPJS Kesehatan masuk melalui kanal pengaduan, yaitu Kantor Cabang, BPJS Kesehatan Center di rumah sakit, Care Center 1500400, website, media sosial dan LAPOR! SP4N.

2. SLA Penanganan Pengaduan.Sesuai dengan Peraturan Direksi Nomor 47 Tahun 2017 tentang Pedoman Standar Pelayanan Peserta bahwa SLA Penanganan Pengaduan peserta, diatur dengan ketentuan sebagai berikut:a. Pengaduan yang disampaikan secara langsung

1) Pengaduan yang tidak memerlukan masukan dari unit kerja lain (level pengaduan hijau) paling lambat diselesaikan pada hari yang sama.

2) Pengaduan yang memerlukan masukan dari unit kerja lain:a) Level pengaduan kuning: respon

awal paling lambat pada hari yang sama, penyelesaian paling lambat 3 hari kerja.

b) Level pengaduan merah: respon awal paling lambat pada hari yang sama sampai dengan 3 hari kerja, penyelesaian paling lambat 30 hari kerja.

b. Pengaduan yang disampaikan secara tidak langsung1) Pengaduan yang tidak memerlukan

masukan dari unit kerja lain (level pengaduan hijau) paling lambat diselesaikan dalam 3 hari kerja.

2) Pengaduan yang memerlukan konfirmasi dari unit kerja lain:a) Level pengaduan kuning

diselesaikan paling lambat dalam 3 hari kerja.

b) Level pengaduan merah: respon awal paling lambat pada hari yang sama sampai dengan 3 hari kerja, penyelesaian paling lambat 30 hari kerja.

93LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 124: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PENERIMAAN IURANPengembangan Sistem Moda dan Sentra Pembayaran1. Kerja sama Pengumpulan Iuran dengan Instansi

Terkait, Pemberi Kerja dan Pemungut Iuran.a. Iuran PBI JK.

Proses pencairan iuran PBI JK setiap bulannya dilakukan melalui koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan dan Kementerian Sosial, yang secara diatur dalam:1) Peraturan Pemerintah RI Nomor 76

Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.

2) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 39/PMK.02/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.02/2013 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Iuran Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran.

b. Iuran Non PBI.1) Pengumpulan iuran Pekerja Penerima

Upah Pemerintah (PPU P) yang terdiri dari PNS, Anggota TNI/Polri, Pejabat Negara dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri, baik yang menjadi kewajiban peserta sebesar 2% maupun kewajiban pemerintah sebesar 3% serta iuran Veteran dan Perintis Kemerdekaan dilakukan melalui kerja sama dengan Kementerian Keuangan sebagaimana diatur dalam:a) PMK Nomor 226/PMK.05/2016

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2014 tentang Dana Perhitungan Fihak Ketiga.

b) PMK Nomor 205/PMK.05/2013 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Iuran Jaminan Kesehatan Penerima Penghasilan dari Pemerintah.

2) Pengumpulan iuran Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dilakukan melalui kerja sama dengan 4 bank BUMN yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN beserta seluruh channel pembayaran yang ada dibawahnya yang meliputi lebih dari 70.000 titik pembayaran, termasuk Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di seluruh Indonesia.

3) Pengumpulan iuran Bukan Pekerja (BP) khusus untuk Penerima Pensiun PNS/TNI/Polri dilakukan melalui kerja sama dengan PT Taspen (Persero) dan PT Asabri (Persero), sebagaimana diatur dalam:a) PMK Nomor 226/PMK.05/2016

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2014 tentang Dana Perhitungan Fihak Ketiga.

b) PMK Nomor 82/PMK.02/2015 tentang Tata Cara Perhitungan, Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Belanja Pensiun yang Dilaksanakan oleh PT Taspen (Persero) dan PT Asabri (Persero).

2. Jenis dan Jumlah Sentra Penerima Iuran.Sampai dengan akhir tahun 2017, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama pengumpulan iuran dengan berbagai jenis saluran yaitu:a. Channel Perbankan.

Telah bekerja sama dengan 4 Bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN. Untuk peserta PPU BU, PBPU dan Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dapat melakukan pembayaran iuran melalui channel perbankan, yaitu:1) Teller bank penerima setoran, di kantor

cabang (termasuk Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, dan Kantor Unit) 4 Bank mitra yaitu 2.505 Kantor Cabang Bank Mandiri, 7.426 Kantor Cabang

94 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 125: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

BRI, 1.908 Kantor Cabang BNI, dan 767 Kantor Cabang BTN.

2) Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di 17.461 ATM Bank Mandiri, 23.695 ATM BRI, 16.951 ATM BNI dan 1.830 ATM BTN.

3) Internet Banking Bank Mandiri, BNI, BRI dan BCA.

4) SMS Banking Bank Mandiri dan BRI.5) Lalu Lintas Giro (LLG)/Real Time Gross

Settlement (RTGS).6) Mesin Electronic Data Capture (EDC)

dan ATM Kartu Kasir yang tersedia di Kantor Cabang dan Kantor Kabupaten/Kota.

7) Auto Debit Rekening Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BCA.

8) Kartu Kredit BNI dan BCA.9) Mobile Banking Bank Mandiri dan BRI.10) Agen 46 Bank BNI dan Agen BRILink

Bank BRI.

b. Payment Point Online Bank (PPOB).Peserta PBPU dan BP juga dapat melakukan pembayaran iuran melalui channel non Bank yaitu PPOB, baik pada agen tradisional maupun agen modern, serta Bank Swasta dengan 4 Bank BUMN sebagai aggregator. Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah channel pembayaran telah mencapai lebih dari 600.000 titik pembayaran, termasuk media e-commerce dan virtual money.

Sebagai gambaran, selama bulan Desember 2017, jumlah transaksi pembayaran iuran melalui mitra-mitra PPOB, khususnya yang diatas 1.000 transaksi, sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel Transaksi Pembayaran Iuran Melalui PPOBRealisasi Bulan Desember 2017

No. Mitra PPOBJumlah

TransaksiNo. Mitra PPOB

Jumlah Transaksi

1 2 3 1 2 3

1 Indomaret 1.206.484 20 BPRKS 11.572

2 PT Pos Indonesia 1.174.360 21 Bakoel 10.592

3 PT Alfamart 731.118 22 Garena 7.465

4 IDS 103.197 23 Jawara Multi Pembayaran 5.185

5 Arindo 94.760 24 Indopratama Net 4.143

6 PT Tokopedia 77.843 25 Venus 3.233

7 PT Raharja Sinergi Komunikasi 44.657 26 Delima Point 3.062

8 BCA 43.955 27 PT Lion Superindo 2.742

9 VSI 41.260 28 Muamalat 2.450

10 MBA 38.946 29 PT Artaguna Berkah Karya 2.125

11 Pegadaian 33.910 30 BNI Syariah 1.987

12 BUEP 28.165 31 Indosat 1.610

13 PT Rura Energi 26.489 32 Permata 1.596

14 Teleanjar 22.231 33 DJI/BUEP 1.535

15 PT OCBC NISP 18.173 34 PT Mandala Maya Mitra Sejahtera 1.526

16 Tektaya 14.170 35 HDI 1.382

17 Duta Pulsa 13.206 36 BTPN 1.351

18 Axes Network 12.408 37 PT Smart Technologies/Circle K 1.077

19 PT Multi Sarana Fasindo 11.918

95LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 126: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Selama tahun 2017 BPJS Kesehatan juga melakukan upaya perluasan channel pembayaran, antara lain:a. Implementasi Kader JKN-KIS.

Sejak bulan April 2017, BPJS Kesehatan telah mengimplementasikan Kader JKN-KIS, yaitu orang yang memiliki kapasitas sesuai dengan kriteria dan direkrut sebagai mitra oleh BPJS Kesehatan untuk melaksanakan sebagian fungsi, yaitu melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjadi peserta JKN-KIS, mengedukasi untuk membayar iuran secara rutin dan tepat waktu, membantu melakukan pendaftaran menjadi peserta JKN-KIS serta pemberi Informasi dan menerima keluhan peserta. Hingga akhir tahun 2017, telah tersedia 1.635 orang Kader JKN-KIS yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.457 orang (89%) sekaligus telah menjadi agen PPOB.

b. Penyediaan fasilitas pembayaran iuran melalui Program Menabung Sehat bersama Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BRI.

c. Penyediaan fasilitas pembayaran tunggakan iuran peserta PBPU melalui mekanisme angsuran bekerja sama dengan Koperasi Nusantara.

d. Perluasan ke channel pembayaran berbasis financial technology yaitu OY!, OVO, Tokopedia dan GO JEK.

Verifikasi dan RekonsiliasiUntuk memastikan akurasi data penerimaan iuran, telah dilakukan verifikasi dan rekonsiliasi secara periodik yang dibagi kedalam 2 kelompok:1. Verifikasi dan rekonsiliasi penerimaan iuran untuk

peserta PPU BU, PBPU dan Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah setiap bulan dengan 4 bank BUMN.

2. Verifikasi dan rekonsiliasi penerimaan iuran untuk selain peserta di atas dilakukan setiap triwulan dengan Kementerian/Lembaga terkait.

Kegiatan rekonsiliasi telah dilaksanakan selama tahun 2017 antara lain:1. Rekonsiliasi penerimaan iuran peserta Penerima

Pensiunan PNS/TNI/Polri Triwulan IV/2016, Triwulan I, II dan III/2017 bersama PT Taspen (Persero), PT Asabri (Persero) dan Kementerian Keuangan RI.

2. Rekonsiliasi penerimaan iuran Veteran dan Perintis Kemerdekaan Triwulan IV/2016 dengan Kementerian Keuangan RI.

3. Rekonsiliasi penerimaan iuran PBI JK Triwulan IV/2016, Triwulan I, II, III dan IV/2017 dengan Kementerian Kesehatan.

4. Rekonsiliasi penerimaan iuran Pemerintah Pusat yang bersumber dari DIPA untuk Triwulan I, II dan III/2017 bersama Kementerian Keuangan.

PenagihanKegiatan penagihan yang dilakukan sampai dengan 31 Desember 2017 antara lain yaitu:1. Iuran PBI JK.

Penagihan iuran bulanan tahun 2017 dan kekurangan hasil rekonsiliasi Triwulan IV/2017 kepada Kementerian Kesehatan.

2. Iuran Non PBI.a. Iuran Penyelenggara Negara.

1) Iuran Pekerja.Penagihan iuran peserta PNS, TNI/Polri dan Pejabat Negara kepada Kementerian Keuangan RI melalui mekanisme PFK.

2) Iuran Pemberi Kerja.a) Pemerintah Pusat.

Penagihan iuran Pemerintah Pusat sebagai Pemberi Kerja PNS, TNI/Polri, Pejabat Negara dan Veteran bulan Desember 2017 kepada Kementerian Keuangan.

b) Pemerintah Daerah.Penagihan iuran wajib Pemerintah Daerah selaku pemberi kerja PNS Daerah oleh Kantor Cabang BPJS Kesehatan kepada masing-masing Pemerintah Daerah. Sebagai dasar monitoring pembayaran iuran wajib

96 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 127: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Pemda yang disetor ke Kas Negara, Kantor Cabang berkoordinasi dengan KPPN setempat secara periodik.

b. Iuran Bukan Penyelenggara Negara.1) Peserta PPU Badan Usaha.

Penagihan iuran kepada peserta PPU BU dilakukan melalui berbagai cara, yaitu:a) Penyampaian tagihan melalui email

blast setiap awal bulan secara terpusat.

b) Pengiriman pengingat pembayaran iuran melalui SMS Blast kepada contact person BU.

c) Penagihan melalui telepon (telecollecting) oleh Staf Penagihan Kantor Cabang.

d) Penagihan melalui kunjungan langsung oleh Staf Penagihan Kantor Cabang kepada BU dengan tunggakan ≥Rp100 Juta.

2) Peserta PBPU.a) Penyampaian tagihan melalui SMS

Blast.b) Penyampaian tagihan melalui email

blast.

c) Penagihan melalui telepon (telecollecting) oleh Staf Penagihan Kantor Cabang.

d) Penagihan melalui kunjungan langsung oleh 1.635 Kader JKN-KIS khususnya kepada peserta PBPU menunggak.

Selain upaya penagihan tersebut, BPJS Kesehatan juga melakukan edukasi kepada peserta untuk rutin membayar iuran sebelum tanggal 10 setiap bulan melalui:a) Campaign peningkatan kesadaran

membayar iuran melalui media elektronik, luar ruang, cetak, radio dan digital.

b) Menyebarkan leaflet tentang informasi besaran iuran, waktu pembayaran iuran, tatacara membayar iuran dan sanksi atas keterlambatan pembayaran iuran.

c) Membuka counter edukasi dan penerimaan pembayaran iuran di pusat keramaian pada waktu-waktu tertentu.

d) Bekerja sama dengan mitra untuk menyelenggarakan reward program.

97LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 128: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PEMBAYARAN MANFAAT PROGRAMManfaat berupa pemeliharaan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah meliputi manfaat pelayanan primer dan manfaat pelayanan rujukan. Selain penerapan sistem rujukan berjenjang, penguatan fungsi dan optimalisasi pelayanan primer merupakan kunci dari kesuksesan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Kegiatan yang dilaksanakan terkait dengan pembayaran manfaat program, sebagai berikut:

Manajemen Fasilitas Kesehatan 1. Manajemen Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP).a. Perencanaan Faskes Tingkat Pertama.

1) Mapping Faskes .Pada tahun 2017, telah dilaksanakan mapping faskes tingkat pertama dengan

melihat kebutuhan faskes, jumlah Peserta terdaftar dan rasio Peserta terhadap jumlah faskes tingkat pertama yang bekerja sama. Sebagai tindak lanjut, BPJS Kesehatan telah menyampaikan informasi kebutuhan faskes tingkat pertama (Dokter Praktik Klinik dan Klinik Pratama) melalui Dinas Kesehatan, Asosiasi Fasilitas Kesehatan, Media Informasi baik cetak maupun elektronik.

Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah faskes tingkat pertama yang bekerja sama sebanyak 20.575 FKTP (di luar FKTP Gigi), dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Data Jumlah Faskes Tingkat Pertama yang Bekerja samaRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian WilayahTarget FKTP yang

Bekerja samaFKTP yang

Bekerja samaDokter Umum yang

Bekerja sama%

1 2 3 4 5 6=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 1.234 1.763 3.789 142,87

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 1.847 1.551 2.961 83,97

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 1.014 1.154 1.736 113,81

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 1.306 1.690 5.001 129,40

5 Jabar 1.869 1.994 3.597 106,69

6 Jateng dan DI Yogyakarta 2.870 2.889 5.169 100,66

7 Jatim 2.480 2.302 4.268 92,82

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 989 1.317 2.145 133,16

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 1.151 1.611 2.024 139,97

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 749 997 1.598 133,11

11 Bali, NTT dan NTB 1.027 1.368 2.081 133,20

12 Papua dan Papua Barat 493 725 659 147,06

13 Banten, Kalbar dan Lampung 972 1.214 2.086 124,90

Total 18.001 20.575 37.114 114,30

98 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 129: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2) Profiling Faskes.Profiling faskes telah dilakukan pada masing-masing Kantor Cabang BPJS Kesehatan dalam rangka analisa kebutuhan faskes sebagai dasar proses credentialing dan recredentialing FKTP.

Sampai dengan 31 Desember 2017, telah dilakukan credentialing terhadap 2.751 FKTP dan recredentialing terhadap 12.201 FKTP. Perkembangan hasil Credentialing dan Recredentialing per Kedeputian Wilayah untuk FKTP, yaitu:

Tabel Hasil Credentialing dan Recredentialing FKTP per Kedeputian Wilayah

Realisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah

Realisasi Kegiatan

Credentialing Recredentialing

DPP Drg PKMFaskes

TNI/Polri

KlinikRS Tipe

D Pratama

Total DPP Drg PKMFaskes

TNI/Polri

KlinikRS Tipe

D Pratama

Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9=3+..+8 10 11 12 13 14 15 16=10+..+15

1 Sumut dan DI Aceh 59 17 - - 99 - 175 118 5 634 42 407 - 1.206

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

107 18 3 3 182 - 313 273 75 650 65 538 - 1.601

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

44 12 - - 36 - 92 145 17 281 17 59 - 519

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

73 19 - 6 544 - 642 100 2 179 21 757 - 1.059

5 Jabar 29 7 - 2 96 - 134 37 2 67 6 104 - 216

6 Jateng dan DI Yogyakarta

131 17 1 - 135 - 284 684 295 520 29 286 - 1.814

7 Jatim 96 28 - - 76 - 200 428 118 760 23 358 - 1.687

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

90 7 1 - 42 - 140 145 8 10 16 39 - 218

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

69 29 8 1 34 1 142 95 14 341 28 33 - 511

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

125 32 13 - 91 6 267 213 59 689 40 74 1 1.076

11 Bali, NTT dan NTB 134 17 - - 50 4 205 557 105 816 73 155 2 1.708

12 Papua dan Papua Barat

17 - 5 - 6 - 28 56 6 105 9 30 - 206

13 Banten, Kalbar dan Lampung

45 1 5 - 78 - 129 123 14 99 1 143 - 380

Total 1.019 204 36 12 1.469 11 2.751 2.974 720 5.151 370 2.983 3 12.201

99LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 130: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

b. Faskes Tingkat Pertama.Proses seleksi faskes yang meliputi credentialing dan recredentialing senantiasa dilaksanakan pada saat melakukan kerja sama maupun perpanjangan kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan FKTP. Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah FKTP yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sesuai hasil credentialing dan recredentialing adalah 21.763 faskes, yang terdiri dari 20.575 FKTP dan 1.188 FKTP Gigi.

c. Manajemen Kemitraan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).Kegiatan hubungan kemitraan dengan FKTP yang telah dilaksanakan yaitu: 1) Supervisi dan Pelaksanaan Walk Through

Audit (WTA) Pelayanan Primer.Sampai dengan 31 Desember 2017, kegiatan supervisi dan pelaksanaan WTA pelayanan primer telah dilaksanakan sebanyak 240 kali. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran riil tentang kondisi pelayanan pada FKTP, membangun komunikasi yang lebih baik dengan FKTP dan untuk melakukan penilaian terhadap FKTP terbaik di daerah.

Informasi yang diberikan pada kegiatan supervisi dan pelaksanaan WTA pelayanan primer, antara lain:a) Penyampaian kebijakan/regulasi

terbaru terkait Pelayanan Primer.b) Penyampaian evaluasi pemanfaatan

pelayanan kesehatan di FKTP.

c) Penyampaian feedback kepada FKTP terkait pemenuhan komitmen kerja sama Pelaksanaan WTA di beberapa FKTP.

d) Supervisi ke FKTP yang memiliki rasio RNS tinggi.

Rincian kegiatan supervisi dan pelaksanaan WTA pelayanan primer sebagai berikut:

Tabel Kegiatan Supervisi dan Pelaksanaan WTA Pelayanan Primer

Realisasi Tahnu 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 13 30 230,77

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

11 21 190,91

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

6 16 266,67

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

12 14 116,67

5 Jabar 9 18 200,00

6 Jateng dan DI Yogyakarta 13 25 192,31

7 Jatim 13 16 123,08

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

8 18 225,00

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

11 20 181,82

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

6 17 283,33

11 Bali, NTT dan NTB 11 13 118,18

12 Papua dan Papua Barat 6 19 316,67

13 Banten, Kalbar dan Lampung 7 13 185,71

Total 126 240 190,48

100 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 131: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2) Pertemuan Koordinasi Pelayanan Primer Pertemuan koordinasi pelayanan primer

dilakukan bersama dengan stakeholder terkait (Pemerintah Daerah, Dinas Kesehatan, Asosiasi Faskes, TKMKB, dan FKTP) guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan baik langsung maupun tidak langsung.

Sampai dengan 31 Desember 2017, telah dilaksanakan sebanyak 1.154 kali pertemuan koordinasi pelayanan primer dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Pertemuan Koordinasi Pelayanan Primer Realisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 184 121 65,76

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

158 82 51,90

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

87 85 97,70

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

127 101 79,53

5 Jabar 127 83 65,35

6 Jateng dan DI Yogyakarta 184 117 63,59

7 Jatim 183 76 41,53

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

116 98 84,48

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

158 117 74,05

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

88 68 77,27

11 Bali, NTT dan NTB 157 51 32,48

12 Papua dan Papua Barat 86 77 89,53

13 Banten, Kalbar dan Lampung 101 78 77,23

Total 1.756 1.154 65,72

Hasil kegiatan pertemuan koordinasi pelayanan primer antara lain:a) Tersampaikannya hasil evaluasi

pemanfaatan pelayanan kesehatan primer.

b) Tersosialisasinya kebijakan terbaru mengenai pelayanan primer di era JKN.

c) Terpahamkannya para pemangku ke p e n t i n g a n m e n g e n a i permasalahan pelaksanaan program di pelayanan kesehatan primer.

d) Terjalinnya koordinasi yang stakeholder terkait (Dinas Kesehatan, Asosiasi Faskes, Organisasi Profesi).

e) Terjalinnya sinergi program dengan Dinas Kesehatan.

f) Pertemuan dengan Faskes pemberi pelayanan obat rujuk balik.

g) Pertemuan dengan Asosiasi Faskes.

2. Manajemen Fasilitas Kesehatan Rujukan.a. Perencanaan Fasilitas Kesehatan Rujukan

Tingkat Lanjutan (FKRTL).1) Proses Pemetaan Fasilitas Kesehatan

Pemetaan faskes rujukan tingkat lanjutan bertujuan untuk mendapatkan sebaran fasilitas kesehatan pada setiap Kabupaten/Kota. Proses ini sejalan dengan perhitungan kebutuhan fasilitas kesehatan pada setiap daerah sesuai dengan pertumbuhan peserta. Data FKRTL terus diperbaharui dengan melakukan validasi hasil pemetaan FKRTL melalui pengecekan fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan referensi PPK online yang selanjutnya memastikan FKRTL tersebut aktif pada database pelayanan BPJS Kesehatan.

101LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 132: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Sedangkan bagi FKRTL yang tidak bekerja sama lagi maka FKRTL tersebut dinonaktifkan. Proses ini dilakukan rutin melalui koordinasi Kedeputian Wilayah dengan Kantor Pusat.

2) Profiling Faskes.Profiling Faskes bertujuan untuk mendapatkan informasi profil dan kapasitas pelayanan dari masing-masing faskes rujukan tingkat lanjutan. Data profiling digunakan sebagai dasar perhitungan kapasitas FKRTL dalam melayani peserta dan sumber data perhitungan kebutuhan fasilitas kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan. Selain itu data profiling sangat bermanfaat dalam menata sistem rujukan berjenjang berbasis kompetensi. Sistem ini memberikan kemudahan bagi peserta untuk mendapatkan pilihan fasilitas kesehatan rujukan sesuai dengan kebutuhan, disisi lain sistem ini mendukung efisiensi dalam pembiayaan yang tidak diperlukan.

Profiling faskes dilakukan secara periodik per triwulan oleh Kantor Cabang, divalidasi dan direkapitulasi oleh Kedeputian Wilayah dan selanjutnya digabung menjadi data profil faskes nasional oleh Kantor Pusat. Informasi ketersediaan FKRTL yang bekerja sama dapat diakses secara mandiri melalui website BPJS Kesehatan. Berdasarkan hasil rekapitulasi sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah tempat tidur rawat inap dari seluruh rumah sakit yang bekerja sama adalah 200.192 tempat tidur meliputi 36.690 TT untuk Kelas I, 51.752 TT untuk Kelas II dan 111.750 TT untuk Kelas III. Selain kapasitas tempat tidur, profiling juga memberikan gambaran fasilitas pemeriksaan penunjang FKRTL,tenaga

medis, jam praktik dokter, dan informasi sarana prasarana FKRTL lainnya.

3) Analisa Kebutuhan Faskes.Rasio peserta BPJS Kesehatan terhadap faskes merupakan aspek penting yang akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kebutuhan faskes. Referensi yang dapat digunakan dalam menghitung kebutuhan faskes adalah berdasarkan National Health Service (NHS) bahwa rasio faskes tingkat lanjutan terhadap peserta adalah 1:50.000 sampai dengan 500.000 jiwa, untuk peserta BPJS Kesehatan digunakan angka standar rasio kecukupan Faskes Rujukan yaitu 1:100.000. Perhitungan rasio faskes terhadap peserta dan rasio sebaran faskes dilakukan sebagai pertimbangan terhadap pengajuan kerja sama baru dari FKRTL. Pendekatan rasio peserta terhadap jumlah TT Rawat Inap digunakan untuk mendapatkan perhitungan yang lebih akurat yaitu lebih mendekati kebutuhan peserta.

Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka menambah FKRTL adalah sebagai berikut:a) Melakukan koordinasi dengan

Pemerintah Daerah di tingkat Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang dan dengan Pemerintah Pusat (Kementerian Kesehatan) di tingkat pusat untuk pemenuhan FKRTL di daerah yang kekurangan FKRTL termasuk ketersediaan tenaga dokter spesialis/sub spesialis, kebutuhan terhadap pemeriksaan penunjang dan fasilitas lainnya juga menjadi hal yang selalu disampaikan kepada Pemerintah Daerah untuk dipenuhi, terutama pada daerah terbatas FKRTL.

102 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 133: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

b) Melakukan koordinasi dengan Asosiasi FKRTL (PERSI).

c) Melakukan penambahan Klinik Utama.

d) Mengimplementasikan ketentuan masa transisi untuk persyaratan sertifikat akreditasi dalam waktu 5 tahun sejak tanggal 1 Januari 2016 sesuai ketentuan di Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional.

e) Menambah FKRTL dengan jumlah tempat tidur perawatan kelas I, II dan III yang lebih banyak dibandingkan kelas rawat VIP/VVIP.

4) Kesepakatan Tarif dengan Asosiasi Faskes.Sesuai Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 pada pasal 24 ayat 1 bahwa besarnya besarnya pembayaran kepada faskes untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dengan Asosiasi Faskes di wilayah tersebut. Asosiasi Faskes yang akan melakukan negosiasi dengan BPJS Kesehatan dalam rangka Sistem JKN adalah Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) dan Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI) di bawah koordinasi PERSI. Hasil kegiatan tersebut berupa kesepakatan regionalisasi tarif tingkat provinsi yang telah dilaksanakan sebanyak 34 provinsi. Kesepakatan tarif ini mengacu pada standar tarif yang telah ditetapkan oleh

Menteri. Sampai saat ini belum terdapat kesepakatan tarif di bawah ketetapan Menteri karena belum diberikannya kewenangan kepada BPJS Kesehatan untuk melakukan negosiasi dan pembayaran sesuai dengan kapasitas FKRTL.

5) Seleksi Faskes.Seleksi faskes dilakukan untuk mendapatkan faskes yang berkualitas dan memiliki komitmen tinggi dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta yang terdiri dari credentialing dan recredentialing. Credentialing adalah proses seleksi/penilaian awal melalui penilaian terhadap pemenuhan beberapa persyaratan bagi faskes yang akan bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Sedangkan recredentialing adalah proses seleksi/penilaian ulang terhadap pemenuhan persyaratan dan kinerja pelayanan bagi faskes yang telah dan akan melanjutkan kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Sasaran credentialing/ recredentialing adalah seluruh faskes yang akan dan masih bekerja sama. Credentialing dan recredentialing dilaksanakan di seluruh Kantor Cabang BPJS Kesehatan oleh Tim Seleksi FKRTL. Untuk memastikan obyektivitas dalam melaksanakan proses seleksi maka BPJS Kesehatan melibatkan Dinas Kesehatan untuk melakukan seleksi dan memberikan rekomendasi kerja sama dengan FKRTL.

Sampai dengan 31 Desember 2017, realisasi kegiatan credentialing dan recredentialing sebagai berikut:

103LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 134: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Kegiatan Credentialing dan Recredentialing FKRTLTahun 2017

No. FaskesRealisasi

Credentialing Recredentialing

1 2 3 4

1 RS Pemerintah 69 558

2 RS BUMN 6 36

3 RS Swasta 268 934

4 RS Milik TNI 5 19

5 RS Milik Polri 8 13

6 Klinik Utama 101 33

Jumlah 457 1.593

b. Manajemen Kemitraan Faskes Rujukan .1) Supervisi dan Pelaksanaan Walk Through

Audit (WTA) FKRTL.Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 99 tahun 2015, pembinaan fasilitas kesehatan dilaksanakan melalui supervisi JKN. Sasaran program tersebut adalah seluruh faskes tingkat lanjutan yang ada di wilayah Kantor Cabang. Melalui program ini Kantor Cabang melakukan sosialisasi mengenai kebijakan dan prosedur pelayanan kesehatan kepada Faskes, sedangkan WTA dilakukan kepada peserta yang mendapatkan pelayanan di FKRTL dengan waktu pelaksanaan setiap semester.

Sampai dengan 31 Desember 2017, program supervisi dan pelaksanaan WTA telah dilaksanakan sebanyak 2.302 kali dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Program Supervisi dan Pelaksanaan WTA Faskes RujukanRealisasi Tahun 2017

No.Kedeputian

WilayahTarget Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh

200 210 105,00

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

150 164 109,33

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

100 126 126,00

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

250 260 104,00

5 Jabar 170 189 111,18

6 Jateng dan DI Yogyakarta

300 328 109,33

7 Jatim 250 270 108,00

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

110 133 120,91

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

140 158 112,86

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

90 114 126,67

11 Bali, NTT dan NTB

120 144 120,00

12 Papua dan Papua Barat

50 60 120,00

13 Banten, Kalbar dan Lampung

120 146 121,67

Total 2.050 2.302 112,29

104 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 135: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Kegiatan supervisi program faskes

rujukan dilaksanakan antara lain untuk:

a) Supervisi dalam rangka penegasan

komitmen PKS FKRTL Tahun 2017.

b) Koordinasi dengan FKRTL tentang

rencana perluasan jenis pelayanan

FKRTL.

c) Sosial isasi dalam rangka

implementasi Permenkes baru

tentang standar tarif pelayanan

kesehatan.

d) Supervisi dalam rangka pemenuhan

ketersediaan dokter spesialis

dalam rangka kerja sama faskes

baru.

e) Supervisi dalam rangka mengecek

kesiapan rumah sakit yang siap

melaksanakan Vedika.

f) Supervisi dalam rangka sosialisasi

tambahan biaya pada pelayanan

rawat inap peserta yang

menginginkan naik ke kelas

perawatan VIP.

g) Sosialisasi persyaratan rawat jalan

eksekutif bagi peserta JKN.

h) Melaksanakan WTA.

i) Supervisi dalam rangka memonitor

pelayanan fasilitas kesehatan

khususnya apakah ada iur biaya.

j) Supervisi dalam rangka pemintaan

data profiling rumah sakit.

k) Super v is i da lam rangka

mensosialisasikan ketentuan

Peraturan Menteri Kesehatan

(Permenkes) Nomor 4 Tahun 2017

tentang Perubahan Kedua atas

Permenkes Nomor 64 Tahun 2016.

l) Supervisi dalam rangka persiapan

pelaksanaan Aplikasi Aplicares.

m) Supervisi dalam rangka monitoring

informasi ketersediaan tempat

tidur perawatan.

n) Super v is i da lam rangka

melaksanakan customer visite

pasien rawat inap.

o) Supervisi dalam rangka memastikan

standardisasi pemasangan provider

sign di FKRTL.

p) Super v is i da lam rangka

mensosialisasikan pentingnya

kerapihan berkas pengajuan klaim.

q) Supervisi dalam rangka koordinasi

kepada manajemen rumah sakit

terkait masa berlaku SIP tenaga

medis.

r) Supervisi dalam rangka memastikan

kesiapan software INA-CBG ke

rumah sakit yang mendapatkan

kenaikan kelas.

Sosialisasi kepada faskes, peserta dan stakeholder

lainnya tentang penyelenggaraan JKN juga dilakukan

melalui berbagai kegiatan seperti menjadi narasumber

sosialisasi, workshop, pertemuan koordinasi, kunjungan

lapangan dan lainnya. Sampai dengan 31 Desember

2017, kegiatan yang telah dilaksanakan,yaitu:

1. Narasumber seminar Penerapan Survei Demografi

dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dalam Sistem

Pelayanan Kesehatan di Era JKN yang

diselenggarakan oleh Persatuan Perawat Nasional

Indonesia (PPNI) di Jakarta pada Bulan Januari

2017.

2. Narasumber rapat kerja nasional tahun 2017

tentang "Peranan BPJS Kesehatan dalam

Pelayanan Kesehatan” merupakan acara

Kementerian Kesehatan pada bulan Februari

2017.

105LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 136: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

3. Pembicara ASM (Annual Scientific Meeting)

degan topik "Pengaturan Obat Antimikroba dalam

Formularium Nasional untuk Pencegahan dan

Pengendalian Resistensi Antimikroba"

diselenggarakan oleh FK UGM di Yogyakarta

pada bulan Februari 2017.

4. Narasumber Plenary Lecture Acara Pertemuan

Ilmiah Berkala XVII Ilmu Penyakit Dalam dengan

topik "The Role of Healthcare Stages in BPJS to

Optimize Health Services” di Padang pada bulan

Februari 2017.

5. Narasumber Seminar Perumahsakitan, Lokakarya

dan Medan Hospital Expo VII PERSI Daerah

Sumatera Utara dengan topik paparan "Perjalanan

BPJS Kesehatan Menuju Universal Health

Coverage 2019" pada bulan Februari 2017.

6. Narasumber pada rakernas Kemenkes RI Tahun

2017 tentang "Peranan BPJS Kesehatan dalam

Pelayanan Kesehatan pada bulan Maret 2017 di

Jakarta.

7. Narasumber Plenary Lecture Acara Pertemuan

Ilmiah Berkala XVII Ilmu Penyakit Dalam dengan

topik "The Role of Healthcare Stages in BPJS to

Optimize Health Services” pada bulan Maret

2017 di Padang.

8. Pembicara ASM (Annual Scientific Meeting)

degan topik "Pengaturan Obat Antimikroba dalam

Formularium Nasional untuk Pencegahan dan

Pengendalian Resistensi Antimikroba" di FK UGM

Yogyakarta pada bulan Maret 2017.

9. Narasumber workshop Coding, Verifikator,

Administrasi Klaim dan Pemahaman Vedika,

diselenggarakan oleh PERSI Sumatera Utara di

Medan pada bulan April 2017.

10. Narasumber Strategi Manajemen RS dalam

Upaya Menjadikan Mutu dan Keselamatan Pasien

Menjadi Budaya di Era Total Coverage

diselenggarakan oleh PERSI Jawa Timur di

Surabaya pada bulan April 2017.

11. Narasumber dalam seminar Apetna (Asian Pacific

Enterostomal Therapy Nurse Association) 2017

dengan tema "How Indonesian Community can

Access Wound Ostomy and Continence Nurse

Services through Indonesian Health National

Coverage” di IPB Bogor pada bulan April 2017.

12. Narasumber Pertemuan Peningkatan Kemampuan

Penggunaan Strategic Purchasing dalam Kebijakan

Jaminan Kesehatan Nasional bagi Kelompok

Provider dan Asosiasi Faskes/Profesi

diselenggarakan oleh DJSN di Jakarta pada bulan

Mei 2017.

13. Narasumber Peningkatan Kompetensi Tim NHA

Pusat dalam rangka penyusunan NHA

diselenggarakan oleh Kemenkes RI di Bogor

pada bulan Mei 2017.

14. Narasumber Pertemuan Konsultasi Penyusunan

Peta Jalan Sistem Layanan Kesehatan Inklusi bagi

orang dengan disabilitas diselenggarakan oleh

Kemenkes RI di Jakarta pada bulan Mei 2017.

15. Narasumber Pelatihan Teknis Petugas RS dalam

Implementasi Sistem Casemix INA-CBG pada

Program JKN” yang diselenggarakan oleh

Kemenkes di Malang pada bulan Mei 2017.

16. Narasumber Pertemuan Pokja Belanja Strategi

JKN yang diselenggarakan oleh DJSN di Jakarta

pada bulan Mei 2017.

17. Narasumber seminar pelayanan darah yang

berkualitas dengan tema "Biaya Pengganti

Pengolahan Darah" diselenggarakan oleh PMI di

Jakarta pada bulan Mei 2017.

18. Narasumber Persamaan Persepsi dengan

St.Carolus terkait kegiatan Peran dan Mutu Tenaga

Keperawatan dalam implementasi JKN KIS yang

diselenggarakan oleh RS St.Carolus di Jakarta

pada bulan Juni 2017.

19. Narasumber Peningkatan Kemampuan Penggunaan

Belanja Strategis dalam implementasi JKN yang

diselenggarakan oleh DJSN di Jakarta pada bulan

Juni 2017.

20. Narasumber Penyusunan Pengelolaan Rujukan

yang diselenggarakan oleh Kemenkes RI di

Jakarta pada bulan Juni 2017.

106 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 137: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

21. Pembicara Seminar dengan tema Peran dan

Mutu Tenaga Keperawatan dalam Implementasi

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di RS

St.Carolus Jakarta pada bulan Juli 2017.

22. Narasumber FGD kajian tentang Metode

Pembayaran Berbasis Kinerja Berdasarkan

Indikator Kualitas Layanan FKRTL yang

diselenggarakan oleh PPEK UI di Jakarta pada

bulan Agustus 2017.

23. Narasumber kegiatan Asosiasi Rumah Sakit Swasta

Indonesia (ARSSI) dengan tema "Smart Hospital,

Tantangan bagi RS di Era Universal Health Coverage"

di Jakarta pada bulan Agustus 2017.

24. Kegiatan Monitoring & Evaluasi Sinergitas Program

Kecelakaan Lalu Lintas di Balikpapan dan Makassar

pada bulan September 2017.

25. Narasumber Pertemuan Nasional VII Pergemi

(Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia) &

Temu Ilmiah PPG I (Padang Psiko Geriatri) di

Padang pada bulan September 2017.

26. Narasumber Pelatihan teknis costing RS dan

Kodifikasi Diagnosis untuk kendali mutu kendali

biaya pada program JKN dengan topik

"Pendeteksian Potensi Fraud” yang diselenggarakan

oleh Asosiasi Praktisi Casemix Indonesia (APCI)

di Yogyakarta pada bulan September 2017.

27. Pembicara dalam workshop Pertemuan Ilmiah

Tahunan (PIT PAMKI/Annual Scientific Meeting

of Indonesian Society for Clinical Microbiology)

di Padang pada bulan Oktober 2017.

28. Narasumber dalam Rakor Baku Mabes TNI AU

tentang Mekanisme Klaim BPJS di Bandung

pada bulan November 2017.

29. Narasumber kegiatan The 3rd International

Scientific Meeting Of Hematology, Oncology,

Thrombosis, and Transplantation in Indonesia

(ISMI HOTTI) 2017 yang diselenggarakan oleh

Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah

Indonesia (PHTDI) di Jakarta pada bulan November

2017.

30. Narasumber "Peluang & Tantangan Pelayanan

Mata di Era MEA yang diselenggarakan oleh

Asosiasi Rumah Sakit Mata Indonesia (ARSAMI)

di Bandung pada bulan November 2017.

31. Narasumber Seminar Nasional Kebijakan

Kesehatan dengan tema "Strategi Kendali Mutu

& Biaya Fasilitas Kesehatan di Era JKN" yang

diselenggarakan oleh Universitas Airlangga di

Surabaya pada bulan November 2017.

32. Narasumber Seminar Nasional Keperawatan

dengan Tema "Penguatan Profesi Keperawatan

dalam Peningkatan Pelayanan Keperawatan,

Continuum Care: dari Ketergantungan Menuju

Kemandirian Hidup yang Berkualitas" yang

diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran di

Bandung pada bulan November 2017.

33. Narasumber kegiatan sharing session tentang

Kaidah Koding sesuai Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 76 Tahun 2016 pada bulan Desember

2017 di Bali.

1) Pertemuan Kemitraan.

Sasaran Pertemuan Kemitraan dengan

Stakeholders adalah seluruh faskes

tingkat lanjutan di wilayah kerja

Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang.

Tujuan program ini antara lain agar

tercapainya hubungan kemitraan dengan

FKRTL sebagai mitra kerja dalam

peningkatan pelayanan kepada peserta

dan tercapainya pemahaman yang sama

atas program-program yang dilaksanakan

oleh BPJS Kesehatan.

Sampai dengan 31 Desember 2017,

realisasi kegiatan pertemuan kemitraan

dengan stakeholders sudah dilaksanakan

sebanyak 1.778 kali, dengan rincian

sebagai berikut:

107LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 138: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Kegiatan Pertemuan Kemitraan dengan StakeholdersRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 150 160 106,67

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

100 117 117,00

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

70 95 135,71

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

165 185 112,12

5 Jabar 100 114 114,00

6 Jateng dan DI Yogyakarta 280 297 106,07

7 Jatim 170 188 110,59

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

80 98 122,50

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

120 138 115,00

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

60 80 133,33

11 Bali, NTT dan NTB 100 135 135,00

12 Papua dan Papua Barat 45 60 133,33

13 Banten, Kalbar dan Lampung

90 111 123,33

Total 1.530 1.778 116,21

Topik pembahasan Pertemuan Kemitraan

dengan Stakeholders antara lain:

a) Pembahasan ketersediaan

informasi ruang perawatan bagi

Peserta JKN di rumah sakit.

b) Pembahasan alur pelayanan bagi

pasien fisioterapi.

c) Pembahasan pelayanan obat.

d) Pembahasan pelayanan pada

peserta JKN yang mengalami

kecelakaan lalu lintas.

e) Pembahasan evaluasi pelaksanaan

rujukan berjenjang pelayanan

kesehatan berbasis kompetensi

tahun 2016.

f) Umpan balik dan pembahasan

hasil luaran aplikasi Defrada.

g) Pembahasan Surat Edaran Menteri

Kesehatan Nomor HK 03.03/

MENKES/ 518/ 2016 mengenai

kasus rawat jalan dengan diagnosa

Severe Mental Retardation dan

Moderate Mental Retardation

serta kriteria penjaminan

pelayanan rehabilitasi psikososial

rawat jalan.

h) Pembahasan kriteria pelayanan

Ambulan.

i) Pembahasan kewenangan dokter

yang mengikut i Program

Pendidikan Dokter Spesialis

(PPDS) dalam memberikan

pelayanan kesehatan rujukan

tingkat lanjutan di FKRTL.

j) Pembahasan alur koordinasi pelayanan

bagi peserta BPJS Kesehatan dan

BPJS Ketenagakerjaan.

k) Pembahasan ketentuan pembayaran

INA-CBG bagi RS Khusus.

l) Pembahasan bersama tentang

koordinasi manfaat dan koordinasi

pelayanan penjaminan Kecelakaan

Kerja dan Kecelakaan Lalulintas

oleh Fasilitas Kesehatan, BPJS

Ketenagakerjaan, PT Taspen, Jasa

Raharja dengan mengundang Dinas

Kesehatan.

3) Pertemuan Forum Kemitraan dengan

Faskes, Dinkes dan Instansi Terkait

Kegiatan ini sebagai bentuk koordinasi

dengan lintas sektor/organisasi/

lembaga terkait. Unsur-unsur yang

diikutsertakan di dalam kegiatan

tersebut adalah dari unsur pemerintah

maupun instansi terkait antara lain

Dinas Kesehatan, BAKP, BKD, Kepala

108 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 139: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Kesehatan Daerah Militer, Kepala

Bidang Kedokteran dan Kesehatan

Polda, Direktur RS, PWRI, LVRI, Pepabri

dan instansi lain sesuai kebutuhan.

Bahkan, apabila ada rumah sakit swasta

daerah non provider yang potensial

untuk menjadi faskes BPJS Kesehatan

dapat diikutsertakan di dalam kegiatan

tersebut karena merupakan

kesempatan yang sangat baik untuk

mensosialisasikan program JKN dan

melakukan advokasi kepada Pemerintah

Daerah dalam hal menyediakan faskes.

Sampai dengan 31 Desember 2017,

realisasi kegiatan Forum Kemitraan

Tingkat Provinsi sudah dilaksanakan

sebanyak 56 kali, dengan rincian

sebagai berikut:

Tabel Kegiatan Forum Kemitraan Tingkat ProvinsiRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 4 4 100,00

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 8 7 87,50

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 6 6 100,00

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

2 3 150,00

5 Jabar 2 1 50,00

6 Jateng dan DI Yogyakarta 4 4 100,00

7 Jatim 2 1 50,00

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

8 8 100,00

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 8 9 112,50

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

8 4 50,00

11 Bali, NTT dan NTB 6 4 66,67

12 Papua dan Papua Barat 4 1 25,00

13 Banten, Kalbar dan Lampung 6 4 66,67

Total 68 56 82,35

Kegiatan Forum Kemitraan Tingkat Kabupaten/Kota,

sampai dengan 31 Desember 2017 sudah dilaksanakan

sebanyak 862 kali, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Kegiatan Forum Kemitraan Tingkat Kabupaten/KotaRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 100 97 97,00

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 98 87 88,78

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 68 64 94,12

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

30 25 83,33

5 Jabar 42 34 80,95

6 Jateng dan DI Yogyakarta 70 76 108,57

7 Jatim 76 72 94,74

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

84 77 91,67

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 100 91 91,00

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

88 83 94,32

11 Bali, NTT dan NTB 84 77 91,67

12 Papua dan Papua Barat 54 44 81,48

13 Banten, Kalbar dan Lampung 66 35 53,03

Total 960 862 89,79

Hasil pembahasan forum kemitraan

antara lain:

a) Umpan bal ik pencapaian

kepesertaan dan iuran peserta

serta evaluasi terkait pendaftaran

peserta di kelurahan.

b) Sosialisasi terkait regulasi terbaru

BPJS Kesehatan.

c) Dukungan pemerintah daerah

untuk peningkatan kualitas

pelayanan fasilitas kesehatan

melalui pemenuhan sarana

prasarana dan ketersediaan dokter.

d) Sosialisasi tentang pencegahan

kecurangan sesuai Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 36

Tahun 2015.

e) Dukungan pemerintah daerah

untuk perluasan fasilitas kesehatan

yang bekerja sama dengan BPJS

Kesehatan.

f) Komitmen bersama pelaksanaan

rujukan bagi peserta JKN.

109LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 140: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

g) Komitmen stakeholders untuk

mengatasi 4 permasalahan utama

pelayanan peserta JKN-KIS, yaitu

antrian, iur biaya, ketersediaan

ruang perawatan, dan ketersediaan

obat.

h) Koordinasi integrasi kepesertaan

Jamkesda

4) Pertemuan Nasional dengan Manajemen

Rumah Sakit.

Sasaran dari kegiatan Kegiatan

Pertemuan Nasional Manajemen Rumah

Sakit Tahun 2017 adalah Kepala/Direktur

Rumah Sakit yang bekerja sama dengan

BPJS Kesehatan dalam rangka dukungan

dan optimalisasi pelayanan kesehatan

kepada Peserta.

Pertemuan Nasional Manajemen RS

Tahun 2017 telah dilaksanakan di Jakarta

pada tanggal 16 sampai dengan 19 Mei

2017 dengan tema “Meningkatkan

Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Menuju

Cakupan Semesta Tahun 2019”. Kegiatan

ini dilaksanakan dalam bentuk seminar,

diskusi, metaplan dan kunjungan

lapangan dihadiri oleh 276 peserta yang

terdiri dari Direktur RS, Kemenkes, IDI,

PERSI dan internal BPJS Kesehatan.

Materi yang disampaikan dalam

Pertemuan Nasional Manajemen RS

Tahun 2017, yaitu:

a) Dirjen Pelayanan Kesehatan

Kemenkes RI: keynote speech

sambutan Menteri Kesehatan.

b) Rhenald Kasali tentang “Pentingnya

Perubahan Paradigma Pikir

Pimpinan Fasilitas Kesehatan untuk

Meningkatkan Mutu Pelayanan

Kesehatan di Era Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN)”.

(c) Prof Budi Hidayat, SKM., M.PPM.,

Ph.D. sebagai pemandu metaplan

dengan tema peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan pesertaJKN.

d) Direktur Mutu dan Akreditasi

Kemenkes RI tentang “Dukungan

Regulasi Mewujudkan Peningkatan

Kualitas Pelayanan Kesehatan

dalam Program JKN-KIS”

e) Ketua PERSI tentang “Upaya

Fasilitas Kesehatan untuk Tetap

Menjamin Kualitas Pelayanan bagi

Peserta JKN-KIS Dalam Perubahan

Regulasi”

f) Best Practice Sharing Direktur RS

Pelni, Direktur RSU Annisa

Tangerang, Direktur RS William

Booth Surabaya dan Direktur RS

Dr Sardjito tentang “Upaya Fasilitas

Kesehatan dalam Peningkatan

Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan

Rujukan Tingkat Lanjutan” dan

“Pengelolaan Dana JKN Secara

Efektif & Efisien Oleh Rumah Sakit

Swasta untuk Menjamin Mutu

Pelayanan Kesehatan”.

5) Pengelolaan Jejaring Komunikasi Antar

Faskes.

Dalam rangka melaksanakan pelayanan

administrasi dan pelayanan kepada

peserta yang terkoordinasi serta

membangun komunikasi antar FKRTL,

petugas BPJS Kesehatan ditempatkan

di FKRTL sebagai petugas BPJS Center.

BPJS Center adalah pusat pelayanan

BPJS Kesehatan yang dilaksanakan di

RS dengan tujuan untuk memudahkan

dan mempercepat pelayanan kepada

110 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 141: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

peserta di RS melalui pelayanan kepada

peserta di RS. Fungsi pokok BPJS

Center adalah memberikan informasi

dan penanganan keluhan, pelayanan

administrasi, fungsi pengendalian

(memastikan eligibilitas peserta,

verifikasi) dan fungsi kemitraan.

Untuk terlaksananya tata cara

administrasi pelayanan kesehatan dan

membangun komunikasi dengan

fasilitas kesehatan dalam rangka

percepatan pengajuan klaim dilakukan

pula kegiatan pertemuan Tim Pengendali

Rumah Sakit dan petugas BPJS Center

melalui program Pembinaan Petugas

BPJS Center .

Sampai dengan 31 Desember 2017,

program pembinaan petugas BPJS

Center telah dilaksanakan sebanyak

3.409 kali dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel Kegiatan Pembinaan Petugas BPJS CenterRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 300 295 98,33

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 275 272 98,91

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 175 186 106,29

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

350 349 99,71

5 Jabar 315 316 100,32

6 Jateng dan DI Yogyakarta 450 448 99,56

7 Jatim 410 412 100,49

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

175 195 111,43

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 255 255 100,00

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

140 157 112,14

11 Bali, NTT dan NTB 230 235 102,17

12 Papua dan Papua Barat 85 93 109,41

13 Banten, Kalbar dan Lampung 190 196 103,16

Total 3.350 3.409 101,76

Materi pembahasan dalam kegiatan

pembinaan petugas BPJS Center antara

lain:

a) Pembahasan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 76 tahun 2016

tentang Pedoman INA-CBG dalam

pelaksanaan JKN.

b) Pembahasan mekanisme audit

klaim internal.

c) Pembahasan mekanisme pelayanan

rujukan parsial.

d) Koordinasi pembahasan persiapan

implementasi Vedika.

e) Pemahaman tentang Audit Klaim

pelayanan kesehatan.

Manajemen Manfaat dan Utilisasi Pelayanan

1. Manajemen Manfaat dan Utilisasi Pelayanan

Primer.

Dalam mengelola manfaat pelayanan primer

dilakukan pengembangan kebijakan, penguatan

sistem gate keeper, dan pengelolaan mutu

pelayanan primer yang bertujuan memberikan

pelayanan primer berkualitas bagi seluruh

peserta.

a. Pengembangan Kebijakan.

1) Surat Edaran Direktur Pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 04 Tahun 2017

tentang Penjelasan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 64 Tahun 2016

tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun

2016.

2) Surat Edaran Direktur Pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 14 Tahun 2017

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Peer Review Diagnosa Non Spesialistik

pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama.

111LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 142: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

3) Surat Nomor 4568/III.1/0417 tanggal

12 April 2017 tentang Penyampaian

Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal

Kementerian Kesehatan RI dan Direktur

Utama BPJS Kesehatan Nomor

HK.01.08/III/980/2017 Tahun 2017 dan

Nomor 2 Tahun 2017 tentang Petunjuk

Teknis Pelaksanaan Pembayaran KBK

pada FKTP.

b. Penguatan Sistem Gate Keeper.

Penguatan pelayanan primer masih menjadi

fokus BPJS Kesehatan tahun 2017. Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai

Gate Keeper adalah faktor penting

tercapainya kendali mutu dan kendali biaya

pelayanan kesehatan. Penguatan sistem

Gate Keeper di FKTP dilaksanakan melalui

kegiatan:

1) Peningkatan Komitmen Pelayanan

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Program peningkatan komitmen

pelayanan Fasil itas Kesehatan

Tingkat Pertama merupakan kegiatan

yang melibatkan tenaga kesehatan

di Faskes Tingkat Pertama yang

beker ja sama dengan BPJS

Kesehatan dalam upaya untuk

meningkatkan komitmen pelayanan,

misalnya melalui pelatihan Prolanis,

Mentoring Spesialis dan Peningkatan

Kompetensi Tenaga Kesehatan.

Bentuk kegiatannya dapat berupa

pelatihan/seminar/workshop yang

diselenggarakan oleh pihak eksternal

maupun BPJS Kesehatan.

Tujuan kegiatan ini antara lain untuk

meningkatkan komitmen pelayanan

FKTP dalam memberikan pelayanan

bagi peserta BPJS Kesehatan. Sampai

dengan 31 Desember 2017, kegiatan

peningkatan komitmen pelayanan FKTP

telah dilaksanakan sebanyak 486 kali

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Kegiatan Peningkatan Komitmen Pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Realisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 54 40 74,07

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 46 35 76,09

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 26 29 111,54

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

50 45 90,00

5 Jabar 38 30 78,95

6 Jateng dan DI Yogyakarta 54 50 92,59

7 Jatim 54 40 74,07

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 34 40 117,65

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 46 52 113,04

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 26 31 119,23

11 Bali, NTT dan NTB 46 33 71,74

12 Papua dan Papua Barat 26 25 96,15

13 Banten, Kalbar dan Lampung 30 36 120,00

Total 530 486 91,70

Peningkatan komitmen pelayanan

Fasilitas Kesehatan Primer dilaksanakan

melalui:

- Kegiatan berupa pemantapan

penatalaksanaan Hipertensi,

diharapkan FKTP mendapatkan

i l m u t e r k i n i t e n t a n g

penatalaksanaan Hipertensi.

- Kegiatan berupa pemantapan

penatalaksanaan DM, diharapkan

FKTP mendapatkan ilmu terkini

tentang penatalaksanaan DM.

- Pelatihan Proteksi Kardiovaskuler,

diharapkan FKTP memahami

112 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 143: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

tentang pencegahan atau

pengobatan kardiovaskuler.

- Pelatihan Manajemen Terapi Asma,

d iha rapkan FKTP dapat

meningkatkan kemampuan dalam

menangani terapi asma.

- Workshop dan symposium tentang

penatalaksanaan bedah di

kesehatan Masyarakat. Materi

berupa: Suturi Like a Pro dan

Wound Dressing (Balutan Luka).

- Simposium membahas terkait

patofisiologi, Lung Cancer dan

penatalaksanaannya.

- Seminar, workshop dan

symposium berupa materi:

Penyakit Dalam, Obgyn, Hukum

Kesehatan, Paru, THT, Bedah

Psikiatri, Anak, Mata.

- Symposium, Workshop dengan

tema Respiratory Life Support In

Daily Clinical Practices.

- Mentoring spesialis oleh Dokter

Spesialis pada Peserta Program

Rujuk Balik.

- Peningkatan kompetensi dalam

rangka Simposium PAPDI Lampung

dengan tema Cardiometbolik

Hipertensi II-17 Tahun 2017.

- Mentoring Dokter Spesialis kulit

dan kelamin dengan diagnosa hasil

rekomendasi Tim TKMKB dan IDI

yaitu Exanthematous drug eruption,

Veruka vulgaris, Skrofuloderma

dan Cutaneus larva migran.

- Peningkatan kompetensi untuk

dokter di FKTP.

- Meningkatkan pemahaman

mengenai formularium nasional

dan pemanfaatan e-catalogue.

- Pelatihan entri P-Care bagi FKTP

- Simposium Perhimpunan Dokter

Spesialis Kesehatan Olahraga

(PDSKO).

- Peningkatan kompetensi tentang

Penatalaksanaan TB Paru di

Pelayanan Primer.

- Mentoring Spesialis Dokter

Spesialis.

- Simposium dan Workshop IDI

“Menjawab Tantangan Trend

Penyakit Tidak Menular”.

- Kegiatan Mentoring Spesialis

m e m b a h a s m e n g e n a i

penatalaksanaan Diabetes Mellitus

di FKTP.

- Peningkatan kompetensi dokter

gigi dalam penatalaksanaan kasus

di FKTP.

- Tata laksana Hipertensi di FKTP.

- Mentoring tentang penanganan

serumen propia.

- Pengendalian rujukan diagnosa

Hipertensi dan Diabetes Mellitus

oleh FKTP.

- Mentoring spesialis terkait insiasi

awal insulin bagi penderita

Diabetes Mellitus dan Program

Rujuk Balik BPJS Kesehatan.

- Mentoring spesialis dengan tema

seminar Diabetes and Insulin

Mentorship Program (DIMER) di

Pangkalan Bun.

- Simposium Perhimpunan Ahli

Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

- Pelatihan PIC Prolanis.

- Mentoring Spesialing tentang

Diabetes Melitus.

- Studi Kasus Penatalaksanaan

Hipertensi di FKTP.

113LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 144: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

- Seminar Perhimpunan Ahli Penyakit

Telinga, Hidung dan Tenggorok-

Bedah Kepala Leher (PERHATI-KL)

dalam rangka peningkatan

kompetensi dokter di FKTP upaya

menurunkan Rasio Rujukan Non

Spesialistik (RRNS).

- Seminar Kesehatan Strategi

Peningkatan Mutu Puskesmas

“Menuju Pelayanan Bermutu dan

Paripurna, Refleksi Tahun Kedua

dan Lanjutan Akreditasi ,

Redistribusi Pekerja JKN”.

- Keikutsertaan FKTP dalam Seminar

SMART 2017 “Obstructive Lung

Disease and Pulmonar y

Intervention As a Respiratory

Problem Challange“.

- Mentoring spesialis tentang

penanganan penyakit kronis yang

dapat tuntas di FKTP.

- Kegiatan peningkatan kompetensi

bekerja sama dengan IDI wilayah

setempat.

- Jejaring Komunikasi Spesialis

Penyakit Dalam dengan FKTP.

- Pencegahan Stroke Kepada Mitra

BPJS Kesehatan Tahun 2017.

2) Peer Review Kasus Non Spesialistik

Peer Review merupakan kegiatan untuk

menyepakati kasus non spesialistik

yang tuntas dilaksanakan oleh FKTP

dengan melibatkan FKTP, Dinas

Kesehatan, Organisasi Profesi dan Tim

Kendali Mutu dan Kendali Biaya. Dengan

adanya kegiatan ini, diharapkan akan

terlaksana pemetaan kemampuan FKTP

untuk menuntaskan kasus non

spesialistik, serta adanya koordinasi

antar Faskes baik antar FKTP maupun

antara FKTP dengan FKRTL.

Sampai dengan 31 Desember 2017,

kegiatan peer review kasus non

spesialistik telah dilaksanakan

sebanyak 323 kali dengan rincian

sebagai berikut:

Tabel Kegiatan Peer Review Kasus Non Spesialistik Realisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 26 29 111,54

2Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

22 28 127,27

3Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

12 21 175,00

4DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

24 37 154,17

5 Jabar 18 22 122,22

6 Jateng dan DI Yogyakarta 26 28 107,69

7 Jatim 26 28 107,69

8Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

16 21 131,25

9Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

22 24 109,09

10Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

12 21 175,00

11 Bali, NTT dan NTB 22 25 113,64

12 Papua dan Papua Barat 12 22 183,33

13Banten, Kalbar dan Lampung

14 17 121,43

Total 252 323 128,17

Hasil kegiatan peer review kasus non

spesialistik antara lain:

a) Tersosialisasinya juknis Peer Review

Kasus Non Spesialistik pada seluruh

stakeholder terkait (Dinas Kesehatan,

Organisasi Profesi dan FKTP).

114 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 145: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

b) Terlaksananya mapping kemampuan

FKTP untuk penanganan Kasus Non

Spesialistik.

c) Terpahamkannya FKTP mengenai self

assessment peer review Diagnosa Non

Spesialistik.

d) Terlaksananya Focus Group Discussion

hasil peer review.

e) Terlaksananya monitoring dan evaluasi

hasil peer review.

f) Kesepakatan peer review dengan Dinas

Kesehatan dan FKTP.

g) Melakukan evaluasi KBK dengan hasil

peer review.

h) Pertemuan pembahasan peer review.

3) Pengelolaan Mutu Manfaat Pelayanan

Kesehatan Primer.

BPJS Kesehatan mendorong mutu pelayanan

kesehatan primer yang diberikan oleh FKTP

kepada peserta melalui pelaksanaan Tim

Kendali Mutu dan Kendali Biaya. Pelaksanaan

kendali mutu dan kendali biaya adalah

kegiatan pertemuan yang dilaksanakan

oleh Tim kendali mutu dan kendali biaya

yang tugasnya meliputi: sosialisasi

kewenangan tenaga kesehatan dalam

menjalankan praktik profesi sesuai

kompetensi; utilization review dan audit

medis; dan/atau pembinaan etika dan disiplin

profesi kepada tenaga kesehatan.

Tim Kendali Mutu dan Biaya terbentuk di

tingkat Kabupaten/Kota (TKMKB Cabang),

tingkat Provinsi (TKMKB Provinsi) dan tingkat

Pusat (TKMKB Pusat). Sampai dengan 31

Desember 2017, kegiatan Kendali Mutu dan

Kendali Biaya telah dilaksanakan sebanyak

385 kali dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Pelaksanaan Kegiatan Kendali Mutu dan Kendali BiayaRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 30 70 233,33

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

30 30 100,00

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

18 20 111,11

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

20 32 160,00

5 Jabar 20 23 115,00

6 Jateng dan DI Yogyakarta 30 32 106,67

7 Jatim 28 39 139,29

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

24 30 125,00

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

30 31 103,33

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

20 18 90,00

11 Bali, NTT dan NTB 28 15 53,57

12 Papua dan Papua Barat 16 21 131,25

13 Banten, Kalbar dan Lampung

20 24 120,00

Total 314 385 122,61

Hasil pelaksanaan kegiatan Kendali Mutu

dan Kendali Biaya antara lain:

a) Tersosialisasikannya petunjuk teknis

kendali mutu dan kendali biaya.

b) Terbentuknya Tim KMKB Cabang dan

Kedeputian Wilayah.

c) Rekomendasi perbaikan kualitas layanan

di fasilitas kesehatan tingkat pertama.

d) Rekomendasi atas monitoring dan

evaluasi kemampuan FKTP dalam

penatalaksana diagnosa non spesialistik

secara kontinyu.

e) Rekomendasi kepada Dinas Kesehatan

terkait sarana prasarana yang harus

dipenuhi di faskes primer.

f) Pertemuan TKMKB “Utilization Review,

Audit Mutu dan Analisa Data Klaim

sebagai Alat Kendali Mutu Kendali Biaya

Pelayanan Kesehatan dalam JKN.

115LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 146: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

g) Audit Klaim.

h) Pembahasan tindak lanjut audit klaim

dan hasil kredensialing.

i) Sosialiasi peran TKMKB pada UR dan

Clinical Pathway.

j) Pelaksanaan sosialisasi KBK.

k) Pembahasan permasalahan pelayanan

di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

l) Kegiatan pertemuan TKMKB, Dinas

Kesehatan, Persatuan Dokter Gigi

Indonesia (PDGI), Asosiasi yang

membahas mengenai pelayanan dokter

gigi.

m) Pembahasan pelayanan kesehatan bagi

Peserta JKN-KIS.

n) Evaluasi Kebidanan dan Optimalisasi

Persalinan Normal di FKTP se Sorong

Raya.

o) Optimalisasi Program Rujuk Balik.

4) Pengelolaan Sistem Pembayaran Pelayanan

Kesehatan Primer.

Sistem pembayaran pelayanan kesehatan

Primer yang diatur dalam Permenkes Nomor

59 tahun 2014 adalah Kapitasi dan Non

Kapitasi. Selain itu, berdasarkan Undang-

Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Nasional pasal 24

mengamanahkan BPJS Kesehatan untuk

melakukan pengembangan sistem pelayanan,

sistem pembayaran dan kendali mutu kendali

biaya.

Pengembangan sistem pembayaran pada

FKTP ditindaklanjuti dengan pembayaran

berbasis pemenuhan komitmen pelayanan.

Pada tanggal 31 Maret 2017, telah terbit

revisi Peraturan Bersama tentang Kapitasi

Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan

di FKTP Tahun 2016, dimana terdapat

beberapa perubahan ketentuan dalam

pemberlakuannya, sehingga perlu dilakukan

kesepakatan kembali dengan Dinas

Kesehatan Provinsi, Asosiasi Faskes maupun

dengan FKTP.

Perubahan ketentuan tersebut diantaranya

adalah:

a) Faskes yang melaksanakan KBK Tahun

2017.

b) Implementasi KBK dikecualikan bagi

FKTP yang ditetapkan sebagai FKTP

Kawasan terpencil dan sangat terpencil

serta FKTP yang sulit mendapatkan

akses jaringan komunikasi data.

c) Indikator KBK dan standar capaian

indikator.

d) Mekanisme pelaksanaan perhitungan

pemenuhan komitmen pelayanan.

e) Ketentuan pembayaran kapitasi bagi

daerah memenuhi persyaratan tetapi

yang belum menjalankan KBK.

Sampai dengan 31 Desember 2017,

berdasarkan hasil validasi jumlah Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama yang telah

sepakat (sudah tanda tangan PKS) untuk

menjalankan Kapitasi Berbasis Pemenuhan

Komitmen Pelayanan sebanyak 8.529

Puskesmas.

5) Pengelolaan Promotif dan Preventif.

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

sebagai ujung tombak pelayanan primer

harus mampu memberikan pelayanan yang

bermutu dan komprehensif kepada peserta

baik kuratif maupun promotif dan preventif

dalam upaya mencapai standar indikator

kesehatan peserta. Kegiatan Promotif dan

Preventif yang telah dilaksanakan sebagai

berikut:

116 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 147: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

a) Program Promotif.

Dalam rangka memberikan informasi

kepada peserta akan pentingnya

menjaga kesehatan, maka dilakukan

kegiatan promotif yang ditujukan kepada

seluruh masyarakat, khususnya peserta

BPJS Kesehatan.

Sampai dengan 31 Desember 2017,

kegiatan promotif yang telah

dilaksanakan yaitu:

(1) Penyuluhan langsung dalam bentuk

Edukasi RISTI telah dilaksanakan

sebanyak 1.480 kali yang diikuti

68.191 orang.

(2) Seminar Kesehatan telah

dilaksanakan 713 kali dengan

jumlah peserta sebanyak 63.573

orang.

(3) Kegiatan Mobil Promosi Kesehatan

Keliling telah dilaksanakan

sebanyak 432 kali.

b) Program Preventif.

Kegiatan preventif ditujukan untuk

meningkatkan kualitas hidup peserta

sehingga peserta tetap sehat. Kegiatan

preventif yang telah dilaksanakan sampai

dengan 31 Desember 2017, diantaranya

adalah:

(1) Melaksanakan senam sehat Tingkat

Kabupaten/Kota sebanyak 483 kali

dan senam di Instansi Tingkat

Kabupaten/Kota sebanyak 263 kali.

(2) Implementasi Program Pengelolaan

Penyakit Kronis (PROLANIS)

melalui:

- Senam Peserta Prolanis

sebanyak 256.584 kali.

- Jumlah peserta program

Pengelolaan Penyakit DM

(PPDM) Tipe 2 terdaftar adalah

345.657 peserta dan

Pengelolaan Penyakit

Hipertensi (PPHT) sebanyak

400.066 peserta.

- Jumlah klub yang telah

melaksanakan edukasi

prolanis sebanyak 13.802 klub

dengan frekuensi kegiatan

sebanyak 149.206 kali.

- Pemeriksaan Rutin Prolanis

Te l a h d i l a k s a n a k a n

pemeriksaan HbA1C kepada

71.158 peserta, pemeriksaan

tahunan Kimia Darah kepada

270.100 peserta dan

pemeriksaan GDP/GDPP

kepada 200.111 peserta.

Jumlah peserta prolanis sampai

dengan 31 Desember 2017

sebanyak 686.397 jiwa, dengan

rasio jumlah peserta yang rutin

berkunjung sebesar 53,35% atau

366.209 jiwa.

(3) Mentoring Spesialis terhadap

Faskes Primer.

Telah dilaksanakan mentoring

spesialis terhadap Faskes Primer

sebanyak 186 kali dengan jumlah

peserta sebanyak 6.059 peserta.

(4) Aktivitas Reminder (SMS Gateway).

Kegiatan aktivitas reminder (SMS

Gateway) telah disampaikan

kepada 19.485 peserta.

117LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 148: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

c) Program Promotif Preventif Spesifik

Daerah.

Pelaksanaan kegiatan dititikberatkan

pada kegiatan yang bersifat promosi

kesehatan (contoh: penyakit terpilih

adalah gangguan saluran pernafasan

atas karena kabut asap, program

promotif preventif spesifik daerah adalah

pembagian masker wajah, penyuluhan

kesehatan).

Sampai dengan 31 Desember 2017,

kegiatan Promotif Preventif Spesifik

Daerah telah dilaksanakan sebanyak

2.330 kali, antara lain:

(1) Kedeputian Wilayah Sulsel, Sulbar,

Sultra dan Maluku: KC Watampone

dan KC Makale tentang Senam

Jantung Sehat Puskesmas Kampala

dan Senam Ibu Hamil.

(2) Kedeputian Wilayah Papua dan

Papua Barat: KC Jayapura tentang

Kelas Ibu hamil Puskesmas Arso

VIII.

(3) Kedeputian Wilayah Sumsel, Kep.

Babel dan Bengkulu: KC Lubuk

Linggau tentang senam hamil, KC

Prabumulih tentang Klub Ibu Hamil

dan KCU Palembang tentang Klub

Penderita SLE.

(4) Kedeputian Wilayah Kaltim, Kalsel,

Kalteng, dan Kaltara: KC

Palangkaraya tentang Klub Ibu

Hamil.

(5) Kedeputian Wilayah Riau, Kepri,

Sumbar dan Jambi: KC Padang

dan KC Bungo tentang Promprev

bagi pasien asma dengan

menjadikan penderita asma

mandiri.

(6) Kedeputian Wilayah DKI Jkt, Bogor,

Depok, Tangerang dan Bekasi: KC

Bekas i tentang Pe la t ihan

Kegawatan Kardiovaskuler.

(7) Kedeputian Wilayah Jabar: KC

Tasikmalaya tentang Evaluasi Pilot

Project Prolanis Asma, Edukasi

Pilot Project Asma dan Senam

Pilot Project Asma.

(8) Kedeputian Wilayah Jatim: KCU

Kediri tentang Penyuluhan 1 rumah

1 jumantik.

6) Manajemen Utilisasi Pelayanan Kesehatan

Primer.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan tingkat

pertama dapat dilihat dari data rate kunjungan

dan rasio rujukan dari faskes yang bekerja

sama. Rate kunjungan merupakan data

jumlah kunjungan/pemeriksaan di faskes

dibagi jumlah peserta terdaftar permil (‰).

Sedangkan rasio rujukan adalah data jumlah

peserta yang mendapat rujukan ke FKRTL

dibagi jumlah peserta yang berkunjung

(melakukan pemeriksaan di faskes).

2. Manajemen Manfaat dan Utilisasi Pelayanan

Rujukan.

a. Pengembangan Kebijakan.

1) Peratuan Menteri Kesehatan Nomor 4

Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 52 Tahun 2016 tentang Standar

Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam

Penyelenggaraan Program Jaminan

Kesehatan, berlaku mulai tanggal

diundangkan, yaitu tanggal 19 Januari

2017.

2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

76 Tahun 2016 tentang Pedoman

Indonesian Case Base Groups (INA-

118 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 149: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

CBG) dalam Pelaksanaan Jaminan

Kesehatan Nasional. Diundangkan

tanggal 10 Januari 2017, berlaku surut

sejak tanggal 26 Oktober 2016.

3) Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 33 Tahun 2017 tentang

Monitoring dan Evaluasi Terhadap

Perencanaan, Pengadaan Berdasarkan

Katalog Elektronik dan Pemakaian Obat,

berlaku sejak diundangkan tanggal 4

Juli 2017.

4) Surat Edaran Direktur Pelayanan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nomor 13 Tahun 2017

tentang Penjelasan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 4 Tahun 2017 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016

tentang Standar Tarif Pelayanan

Kesehatan dalam Penyelenggaraan

Program Jaminan Kesehatan tanggal

27 Februari 2017.

5) Surat Edaran Direktur Pelayanan Nomor

18 Tahun 2017 tentang Penjelasan

Pelaksanaan Verifikasi di Kantor

(VEDIKA).

6) Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan Nomor 3 Tahun 2017

tentang Pengelolaan Administrasi Klaim

Fas i l i t as Keseha t an da l am

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan

Nasional.

b. Penguatan Sistem Rujukan Berjenjang

Telah dilakukan advokasi kepada Pemerintah

Daerah (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/

Kota) yang bertujuan untuk mengoptimalisasi

pelaksanaan rujukan berjenjang di masing-

masing wilayah sesuai dengan Peraturan

Gubernur, Memorandum of Understanding

(MoU) antara BPJS Kesehatan Kedeputian

Wilayah dengan Pemerintah Provinsi maupun

dalam Peraturan Daerah.

Sampai dengan 31 Desember 2017, kegiatan

optimalisasi implementasi sistem rujukan

berjenjang di Fasilitas Kesehatan Rujukan

Tingkat Lanjutan (FKRTL) telah dilaksanakan

sebanyak 67 kali dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel Kegiatan Optimalisasi ImplementasiSistem Rujukan Berjenjang

Realisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 2 3 150,00

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 2 6 300,00

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 2 2 100,00

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

2 1 50,00

5 Jabar 2 3 150,00

6 Jateng dan DI Yogyakarta 2 4 200,00

7 Jatim 2 2 100,00

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 2 12 600,00

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 2 7 350,00

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 2 12 600,00

11 Bali, NTT dan NTB 2 9 450,00

12 Papua dan Papua Barat 2 2 100,00

13 Banten, Kalbar dan Lampung 2 4 200,00

Total 26 67 257,69

Hasil pelaksanaan kegiatan optimalisasi

implementasi sistem rujukan berjenjang di

FKRTL antara lain:

1) Diperolehnya dukungan dari stakeholder

(Dinas Kesehatan, Asosiasi Faskes,

dan Pemerintah Daerah) untuk

mengimplementasikan rujukan

berjenjang.

119LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 150: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2) Tersusunnya informasi profiling Faskes

di masing-masing wilayah sebagai

panduan untuk melakukan rujukan

berjenjang pelayanan kesehatan.

c. Pengelolaan Mutu Pelayanan Kesehatan

Rujukan.

Dalam rangka pengelolaan mutu pelayanan

kesehatan rujukan, telah dilaksanakan

program implementasi kendali mutu dan

kendali biaya yang dilakukan melalui kegiatan

Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB)

di tingkat Pusat dan tingkat Kedeputian

Provinsi/Cabang.

Sampai dengan 31 Desember 2017, kegiatan

implementasi kendali mutu dan kendali biaya

tingkat lanjutan telah dilaksanakan sebanyak

690 kali, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Kegiatan Implementasi Kendali Mutu danKendali Biaya Tingkat Lanjutan

Realisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 30 82 273,33

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 30 61 203,33

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 20 30 150,00

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

24 31 129,17

5 Jabar 18 49 272,22

6 Jateng dan DI Yogyakarta 26 112 430,77

7 Jatim 26 51 196,15

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 24 40 166,67

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 32 59 184,38

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

20 34 170,00

11 Bali, NTT dan NTB 26 83 319,23

12 Papua dan Papua Barat 16 16 100,00

13 Banten, Kalbar dan Lampung 20 42 210,00

Total 312 690 221,15

Topik yang dibahas pada pertemuan kendali

mutu dan kendali biaya tingkat lanjutan,

antara lain:

1) Pembentukan dan Rapat Kerja TKMKB

2017.

2) Pembahasan Obat Penyakit Kronis di

FKRTL.

3) Permasalahan Verifikasi (dispute claim)

di Rumah Sakit.

4) Optimalisasi TKMKB tahun 2017.

5) Surat Izin Praktek Dokter di suatu Rumah

Sakit.

6) Pembahasan implementasi Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun

2017 tentang biaya tambahan bagi

peserta naik kelas rawatan di RS.

7) Sosialisasi petunjuk teknis Kendali Mutu

dan Kendali Biaya kepada seluruh

anggota TKMKB.

8) Audit klaim di beberapa FKRTL

berdasarkan analisa data utilization

review.

9) Peran dan Fungsi Ombudsman dalam

Pengawasan Pelayanan Publik Bidang

Kesehatan di Era Jaminan Kesehatan

Nasional.

10) Dasar hukum pentingnya dilakukan

kendali mutu dan kendali, pembentukan

dan tanggung jawab TKMKB.

11) Perbedaan antara HTA (Health Technology

Assesment), CAB (Clinically Advisory

Board), TKMKB (Tim Kendali Mutu dan

Kendali Biaya) dan DPM (Dewan

Pertimbangan Medik).

12) Dispute Claim pelayanan kesehatan

rujukan.

13) Pembahasan kasus-kasus rujukan

internal antar poli spesialis.

120 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 151: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

d. Pengelolaan Pembayaran Pelayanan

Kesehatan Rujukan.

1) Sosialisasi Kebijakan Sistem Pembayaran

Pelkes Rujukan.

Sosialisasi kebijakan sistem pembayaran

dilakukan melalui program Sosialisasi

Pelayanan Rujukan, Sistem Pembayaran,

serta FORNAS kepada Faskes di tingkat

Kedeputian Wilayah/Kantor Cabang.

Kegiatan ini bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman Fasilitas

Kesehatan tentang sistem pembayaran

INA-CBG dan Formularium Nasional

(FORNAS).

Sampai dengan 31 Desember 2017,

kegiatan sosialisasi kebijakan

dilaksanakan melalui program Sosialisasi

Pelayanan Rujukan, Sistem Pembayaran,

serta FORNAS kepada Faskes telah

dilaksanakan sebanyak 1.361 kali,

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Kegiatan Sosialisasi Pelayanan Rujukan, Sistem Pembayaran, serta FORNAS kepada Faskes

Realisasi Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 56 94 167,86

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 52 72 138,46

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 46 91 197,83

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

72 55 76,39

5 Jabar 60 96 160,00

6 Jateng dan DI Yogyakarta 60 242 403,33

7 Jatim 60 134 223,33

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 48 219 456,25

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 46 85 184,78

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 42 31 73,81

11 Bali, NTT dan NTB 42 165 392,86

12 Papua dan Papua Barat 24 31 129,17

13 Banten, Kalbar dan Lampung 36 46 127,78

Total 644 1.361 211,34

Topik sosialisasi yang disampaikan

adalah:

a) Update perubahan regulasi dan

kebijakan pelayanan kesehatan

rujukan bagi peserta JKN yang

perlu diketahui oleh Fasilitas

Kesehatan.

b) Penyusunan Rencana Kebutuhan

Obat (RKO) melalui Aplikasi e-Monev.

c) Diskusi untuk menyelesaikan

permasalahan yang terjadi di

lapangan.

d) Program electronic verification

atau VEDIKA.

e) Klausul-klausul dalam Perjanjian

Kerja sama antara BPJS Kesehatan

dengan Rumah Sakit setempat

kepada Tenaga Medis, Paramedis

dan Petugas RS.

f) Mekanisme Koordinasi Manfaat

antara BPJS Kesehatan dengan

Jasa Raharja terkait Penjaminan

peserta JKN-KIS yang mengalami

Kecelakaan Lalu Lintas.

g) Mekanisme Pengadaan Obat oleh

FKRTL dengan mengacu e-Katalog.

h) Pengadaan dan Penjaminan

Ketersediaan Obat FKRTL bagi

Peserta JKN-KIS.

i) Peraturan BPJS Kesehatan Nomor

07 Tahun 2016 tentang Sistem

Pencegahan Kecurangan (Fraud)

dalam Pelaksanaan Program

Jaminan Kesehatan.

j) Sosialisasi Pelaksanaan Walk

Through Audit.

k) Keluhan iur biaya obat di FKRTL.

121LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 152: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2) Pengelolaan Koordinasi Manfaat.

Sebagai penjabaran dari Peraturan

Presiden Nomor 12 Tahun 2013, Bab

VI mengenai Koordinasi Manfaat, maka

telah disusun Petunjuk Teknis Koordinasi

Manfaat yang mencakup mekanisme

pembayaran. Mekanisme pembayaran

klaim Coordination of Benefit (COB)

sebagai berikut:

a) Pelayanan kesehatan di Faskes

BPJS Kesehatan berlaku COB

untuk peserta yang dirawat inap

di kelas yang lebih tinggi dari

hak kelas peserta di BPJS

Kesehatan.

b) Sesuai Peraturan Presiden Nomor

19 Tahun 2016 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Presiden

Nomor 12 Tahun 2013 tentang

Jaminan Kesehatan, peserta COB

tidak dapat dilayani lagi di fasilitas

kesehatan non COB.

e. Manajemen Utilisasi Pelayanan Kesehatan

Rujukan.

1) Pengelolaan Klaim.

Klaim diajukan oleh FKRTL kolektif

secara rutin pada bulan berikutnya

setelah pelayanan diberikan. Pada

perjanjian kerja sama BPJS Kesehatan

dengan FKRTL telah disepakati bahwa

pengajuan klaim sebelum tanggal 10.

Hal ini bertujuan untuk memberikan

kepastian pembayaran bagi FKRTL dan

pelayanan terhadap peserta tidak

terganggu karena permasalahan aliran

kas FKRTL. Namun pengajuan klaim

FKRTL sangat ditentukan oleh kapasitas

tim pengaju klaim FKRTL dalam

memastikan kelengkapan dokumen

pengajuan klaim sesuai kesepakatan

kerja sama. Penyelesaian klaim N-1

sampai dengan 31 Desember 2017

sebesar 51,88% dan menjadi 91,02%

pada N-2. Hal ini berarti sudah 91,02%

FKRTL yang telah diselesaikan klaimnya

pada bulan kedua setelah pelayanan

diberikan.

2) Evaluasi Utilisasi.

Pelaksanaan evaluasi atas data

Utilization Review (UR) adalah kegiatan

evaluasi pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Lanjutan dalam upaya

pengendalian biaya pelayanan

kesehatan dan tercapainya utilisasi

pelayanan kesehatan yang rasional.

Sampai dengan 31 Desember 2017,

telah dilaksanakan kegiatan evaluasi

data utilisasi pelayanan kesehatan

sebanyak 1.945 kali.

MANAJEMEN REGULASI DAN HUKUM

Regulasi Internal dan Regulasi EksternalSampai dengan 31 Desember 2017, dari 10 target

penyelesaian regulasi, terdapat 12 regulasi yang

diselesaikan, baik regulasi internal maupun regulasi

eksternal, yaitu:

1. Peraturan Bersama BPJS Kesehatan dengan

Kementerian Kesehatan Nomor 2 Tahun 2017

dan Nomor HK.01.08/III/SK/980/2017 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembayaran

Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen

Pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama.

122 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 153: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 251/

PMK.02/2016 tentang Kesehatan Keuangan Aset

BPJS Kesehatan.

3. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2017

tentang Pemerataan Peserta di Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun

2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang

Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan

Nasional.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/

PMK.07/2017 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017

tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan

Dana Desa.

6. Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 3 Tahun 2017

tentang Pengelolaan Administrasi Klaim Fasilitas

Kesehatan dalam Penyelenggaraan Jaminan

Kesehatan Nasional.

7. Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2017 tentang

Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional.

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun

2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 40 Tahun 2016 tentang

Petunjuk Teknis Penggunaan Pajak Rokok

untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan

Masyarakat.

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/

PMK.02/2017 tentang Tata Cara Penyediaan,

Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana

Cadangan Program JKN Tahun Anggaran

2017.

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/

PMK.07/2017 tentang Tata Cara Penyelesaian

Tunggakan Iuran Jaminan Kesehatan Pemerintah

Daerah Melalui Pemotongan Dana Alokasi Umum

dan/atau Dana Bagi Hasil.

11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 209/PMK.02/2017 tentang Dana

Operasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Tahun 2018.

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 134

Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017

tentang Pedoman Penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

2018.

Selain itu, BPJS Kesehatan mengajukan rekomendasi/

masukan/usulan kebijakan strategis atas regulasi,

baik secara tertulis maupun dalam rapat pembahasan,

antara lain:

1. BPJS Kesehatan berkoordinasi dengan

Kementerian Kesehatan untuk membahas

penyusunan Perubahan Kedua Peraturan

Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan.

2. Menyusun rancangan Peraturan BPJS Kesehatan

tentang Pemerataan Peserta (Redistribusi) di

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan

terlebih dahulu berkoordinasi bersama

Kementerian/Lembaga terkait.

3. Menyusun rancangan Peraturan BPJS Kesehatan

tentang Pedoman Administrasi Penjaminan

Pelayanan Kesehatan dengan terlebih dahulu

berkoordinasi bersama Kementerian/Lembaga

terkait.

4. Menyusun rancangan Peraturan BPJS Kesehatan

tentang Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan

kepada BPJS Kesehatan dengan terlebih dahulu

berkoordinasi bersama Kementerian/Lembaga

terkait.

123LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 154: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

5. Berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga

terkait, untuk membahas penyusunan Instruksi

Presiden tentang Optimalisasi Penyelenggaraan

Program Jaminan Sosial Kesehatan.

6. Berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga

terkait, untuk membahas penyusunan Peraturan

Presiden tentang Pengendalian Defisit Dana

Jaminan Sosial Program Jaminan Kesehatan.

7. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan

untuk membahas penyusunan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Kesehatan Keuangan Aset

BPJS Kesehatan.

8. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan

untuk membahas penyusunan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Tata Cara Pengecualian

Pemotongan Pajak Penghasilan.

9. Menyusun rancangan Peraturan BPJS

Kesehatan tentang Pengelolaan Kerja sama

Fasilitas Kesehatan dengan terlebih dahulu

berkoordinasi bersama Kementerian/Lembaga

terkait.

10. Menyusun rancangan Peraturan Bersama

BPJS Kesehatan dengan Kementerian

Kesehatan tentang Petunjuk Teknis

Penyelenggaraan Pembayaran Kapitasi Berbasis

Pemenuhan Komitmen Pelayanan pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama dengan terlebih

dahulu berkoordinasi bersama Kementerian

Kesehatan.

11. Menyusun rancangan Peraturan BPJS

Kesehatan tentang Penilaian Kegawatdaruratan,

Prosedur Penggantian Biaya Pelayanan Gawat

Darurat dan Pelayanan Medis Dasar di Instalasi

Gawat Darurat dengan terlebih dahulu

berkoordinasi bersama Kementerian/Lembaga

terkait.

12. Berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga

terkait, untuk membahas penyusunan Peraturan

Presiden tentang Presiden tentang Tata Kelola

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan.

13. Berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan

untuk membahas penyusunan Perubahan Kedua

atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71

Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada

Jaminan Kesehatan Nasional.

14. Berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan

untuk membahas penyusunan Perubahan atas

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun

2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program

Jaminan Kesehatan Nasional.

15. Berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga

terkait, untuk membahas penyusunan Peraturan

Presiden tentang Sistem Monitoring dan

Evaluasi Terpadu Program Jaminan Kesehatan

Nasional.

16. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan

untuk membahas penyusunan Perubahan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/

PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke

Daerah dan Dana Desa.

17. Berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga

terkait, untuk membahas penyusunan Peraturan

Presiden tentang Jaminan Kesehatan.

18. Berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga

terkait, untuk membahas penyusunan Peraturan

Pemerintah tentang Pembiayaan Kesehatan.

19. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan

untuk membahas penyusunan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan

dan Pertanggungjawaban Dana Cadangan Program

JKN.

20. Berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan

untuk membahas penyusunan Peraturan Menteri

Kesehatan tentang Perubahan Permenkes Nomor

40 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan

124 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 155: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Pajak Rokok untuk Pendanaan Pelayanan

Kesehatan Masyarakat.

21. Berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri

untuk membahas penyusunan Peraturan Menteri

Dalam Negeri tentang Perubahan atas Permendagri

Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tahun 2018.

22. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan

untuk membahas penyusunan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Tata Cara Penyelesaian

Tunggakan Iuran Jaminan Kesehatan Pemerintah

Daerah Melalui Pemotongan Dana Alokasi Umum

dan/atau Dana Bagi Hasil.

23. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan

untuk membahas penyusunan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Dana Operasional BPJS

Kesehatan Tahun 2018.

Pemberian Bantuan Hukum dan Pembuatan Legal Opinion

Tujuan program ini adalah memberikan bantuan hukum

bagi organisasi dalam menghadapi permasalahan-

permasalahan hukum yang timbul baik melalui

pendampingan hukum oleh internal/eksternal, maupun

penyusunan legal opinion sebagai rekomendasi dalam

pengambilan kebijakan untuk penyelesaian

permasalahan hukum.

Kegiatan yang dilakukan sampai dengan 31

Desember 2017, yaitu Pendampingan hukum

sebanyak 14 kali.

Pembinaan Hukum Sesuai Peraturan Perundang-Undangan

Pembinaan Hukum sesuai Peraturan Perundang-

undangan merupakan salah satu upaya

meminimalisir terjadinya potensi permasalahan

hukum. Sampai dengan 31 Desember 2017,

kegiatan pembinaan hukum yang telah dilakukan

sebanyak 6 kali pembinaan di 6 kantor cabang

BPJS Kesehatan yang tersebar pada beberapa

Kedeputian Wilayah.

Penyusunan Kajian Hukum atas Potensi Litigasi pada Operasionalisasi BPJS Kesehatan

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan

terhadap permasalahan di BPJS Kesehatan yang

memiliki potensi ke arah litigasi pada operasionalisasi

BPJS Kesehatan. Sampai dengan 31 Desember 2017,

kegiatan ini telah dilakukan sebanyak 4 kegiatan

dengan melibatkan unit yang terkait.

125LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 156: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

HUBUNGAN MASYARAKAT, KOMUNIKASI EKSTERNAL DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA

Pengelolaan Hubungan MediaTujuan dari pengelolaan hubungan dengan media

yaitu meningkatkan citra organisasi yang baik dan

meningkatkan hubungan kemitraan yang efektif

dengan media.

1. Pengelolaan Media dan Isu/Berita.

Sampai dengan 31 Desember 2017, kegiatan

yang telah dilakukan antara lain:

a. Diskusi Media tentang Integrasi Jamkesda

menuju Universal Health Coverage dengan

Narasumber DJSN, Koordinator BPJS Watch

dan Kemendagri, diskusi tentang

crowdfunding bersama BAZNAS dan diskusi

media FMB9 dengan Kominfo.

b. Media Visit ke Bisnis Indonesia dan

Emtek Group (SCTV dan Indosiar) dan

Tempo.

c. Wawancara dengan Majalah Keuangan,

Oxford Business Group, DAAI TV, Majalah

Gatra, JTV, Berita Satu TV, Bloomberg

Business Week Indonesia, Focus ltd, Radio

Elshinta, NET TV, Berita Satu TV, MNC TV,

TV One, Skata, Suara Pembaruan, Republika,

Valid.co, Media Indonesia, Tempo, TVRI dan

Swedish Radio.

d. Peliputan sebanyak 53 kegiatan antara

lain Peliputan arahan Kemenko PMK dalam

Rasnas 2017, Peliputan Kabupaten

Sumbawa Barat sebagai Kabupaten

Universal Health Coverage Program JKN-

KIS, Peliputan Penandatanganan MOU

dengan NHIS di Bali, peliputan Launching

Point of Service Public Area di Lippo

Karawaci, Kegiatan Penyerahan Kartu KIS

oleh Presiden Jokowi di Bandung dan

Cirebon, Peliputan kegiatan Pekan

Pancasila, Peliputan Pembukaan Posko

Mud ik d i 8 tempat , Pe l iput an

Penandatanganan Surat Keputusan

Bersama dengan KPK dan Kementerian

Kesehatan, Peliputan kunjungan Direktur

Utama ke Polrestabes Surabaya, Pertemuan

Nasional FKTP, Peliputan audiensi bersama

DJSN dengan Bapak BJ. Habibie, Peliputan

Launching Program Menabung Sehat dan

Cicilan Tunggakan JKN-KIS dsb.

e. Dokumentasi sebanyak 70 kegiatan antara

lain dokumentasi Penerimaan Penghargaan

Indonesia Prestige Brand Award 2017 as

The Winner of Indonesia Prestige Brand

Award 2017 for Brand Used Most Often

Category Health Insurance dari Warta

Ekonomi, dokumentasi kegiatan Hari Pers

Nasional, dokumentasi pembagian KIS di

Batam, Tapanuli Utara dan Mandailing

Natal, dokumentasi Peninjauan Pelaksanaan

IVA Test bersama Ibu Negara, kegiatan

upacara Hari Lahir Pancasila, Kegiatan

MTR (Mid Term Review), Kunjungan Kerja

Komisi IX DPR RI ke Wamena, Pertemuan

dengan ICW, dokumentasi Peliputan

Audiensi bersama DJSN dengan Bapak

Susilo Bambang Yudhoyono, Dokumentasi

kegiatan Kunker Komisi IX ke Palembang

dsb.

f. Konferensi Pers Perluasan Kanal Pendaftaran

Peserta JKN-KIS dan Kanal Pemberian

Informasi, Konferensi Pers Serentak ‘‘Layanan

Bagi Peserta JKN-KIS selama Masa Mudik”,

Konferensi Pers Pra Kegiatan Hidup Sehat

Bersama BPJS Kesehatan, Konferensi Pers

126 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 157: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

“Progres Tindak Lanjut Kasus Penemuan

KIS di Blitar”, dan Konferensi Pers “BPJS

goes to campus”.

g. Public Expose Laporan Keuangan dan

LPP Tahun 2016 dan Kajian Dampak

Program JKN-KIS pada Perekonomian

Indonesia.

h. Talkshow di Metro TV, Berita Satu TV, Radio

Sindo Trijaya, Radio Elshinta, Radio KBR, I

Radio dan Jawa Pos TV.

i. Counter informasi viral di media sosial

tentang Penjaminan pada Program JKN-

KIS.

j. Pertemuan dengan Redaksi Harian Kompas

dalam kegiatan “Curah Pendapat Redaksi

Harian Kompas” dan BPS mengenai media

sosial BPJS Kesehatan dengan Bapak Iwan

Setyawan.

k. Audiensi dengan Kapan Lagi Network.

2. Pemberitaan Bernada Negatif yang Tidak Benar

di Media Mainstream. Sampai dengan 31 Desember 2017, terkait empat

pemberitaan bernada negatif yang tidak benar

di media mainstream maka BPJS Kesehatan telah menyampaikan klarifikasi baik secara tertulis, konferensi pers, menjadi narasumber, wawancara maupun media visit.

Pengelolaan Media Internal dan Media SosialPengelolaan Media Internal dan Media Sosial bertujuan

menyebarkan informasi tentang program maupun

kebijakan sekaligus pembentukan citra melalui branding

BPJS Kesehatan. Pengelolaan melalui media sosial

juga dilakukan sebagai sarana klarifikasi dan upaya

menetralisir pemberitaan tidak benar. Sampai dengan

31 Desember 2017, kegiatan yang telah dilakukan

antara lain:

1. Pengelolaan Website

a. Penayangan website resmi BPJS Kesehatan

dengan alamat www.bpjs-kesehatan.go.id.

b. Pemutakhiran informasi terkini di website

BPJS Kesehatan.

c. Mengunggah 205 berita di website BPJS

Kesehatan.

2. Pengelolaan Media Sosial

a. Pengelolaan media sosial BPJS Kesehatan

dilakukan oleh Kesekretariatan Badan, yaitu

melalui:

1) Facebook dengan akun BPJS Kesehatan

RI (Akun Resmi).

a) Fanpage Facebook: BPJS

Kesehatan RI.

b) Grup Facebook : BPJSKesehatan

(Grup Resmi).

2) Twitter dengan akun @BPJSKesehatanRI

3) Youtube dengan akun BPJSKesehatan

4) Instagram dengan akun bpjskesehatan_ri

b. Pengelolaan media sosial BPJS Kesehatan

berupa Forum/Blog, yaitu komunikasi

interaktif melalui:

1) Kaskus: bpjskesehatan

2) Kompasiana: BPJS Kesehatan

c. Sampai dengan 31 Desember 2017, telah

diunggah 93.150 berita di twitter, 324 berita

di Kompasiana, 3.712 berita/thread di kaskus

dan 449 post di Instagram.

3. Pengelolaan Media Internal.

Sampai dengan 31 Desember 2017, telah

diterbitkan 12 edisi Media Info BPJS Kesehatan

sebagai media internal khusus untuk duta BPJS

Kesehatan dan eksternal, yaitu:

a. Edisi 46: Tiga Tahun Pelaksanaan BPJS

Kesehatan Tingkatkan Kualitas Layanan.

b. Edisi 47: JKN-KIS Hidupkan Industri

Kesehatan.

127LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 158: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

c. Edisi 48: Tingkatkan Kepuasan Peserta BPJS

Kesehatan Perluas Kanal-Kanal Pendaftaran.

d. Edisi 49: BPJS Kesehatan dan BAZNAS

Kembangkan Kreativitas Pendanaan JKN-

KIS.

e. Edisi 50: BPJS Kesehatan Sukses Cetak

Hattrick WTP.

f. Edisi 51: BPJS Kesehatan Dorong Gotong

Royong Besar.

g. Edisi 52: Mendorong Peningkatan Kualitas

Pelayanan Rumah Sakit bagi Peserta JKN-

KIS.

h. Edisi 53: Pentingnya Peran Kader untuk

Sukseskan Program JKN-KIS.

i. Edisi 54: 3 Tahun Jokowi-JK Rakyat Makin

Mudah Menggapai Layanan.

j. Edisi 55: Optimalisasi Peran Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama

k. Edisi 56: Dukung Keberlangsungan JKN-KIS,

Mendaftarlah Selagi Sehat.

l. Edisi 57: Penguatan Kapasitas Organisasi

untuk Sukseskan Program JKN-KIS.

Hubungan Kemitraan dan Penyelenggaraan EventProgram ini dimaksudkan untuk membina hubungan/

relasi dengan pihak eksternal non media massa.

Adapun kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan

hubungan kemitraan dan penyelenggaraan event ini

diantaranya Sponsorship, Pameran dan Public Affair.

Khusus untuk kegiatan pameran maupun event/public

affair dilakukan dengan tujuan sebagai mengenalkan

produk maupun organisasi kepada publik secara

langsung di dalam sebuah event. Manfaat yang didapat

dari pameran adalah publikasi dan publisitas kepada

publik. Sampai dengan 31 Desember 2017, kegiatan

yang telah dilaksanakan adalah:

1. Sponsorship.

Melakukan telaahan terhadap 658 berkas yang

diajukan oleh pemohon pihak eksternal dan telah

disetujui oleh manajemen sebanyak 81 pemohon

sponsorship.

2. Pameran.

Sampai dengan 31 Desember 2017 telah

dilaksanakan pameran yaitu:

a. Pameran Rapat Koordinasi Nasional–Badan

Kepegawaian Negara yang diselenggarakan

di Jakarta Convention Center, tanggal 10

Mei 2017.

b. Pameran Pekan Kerja Nyata yang

diselenggarakan di GOR Panahan Solo,

tanggal 27-29 Agustus 2017.

c. Pameran IBD Expo yang dilaksanakan pada

tanggal 21-24 September 2017 di Jakarta

Convention Center.

d. Pameran HKN (Hari Kesehatan Nasional) di

JI Expo Kemayoran, tanggal 09–11 November

2017.

e. Pameran Budget Day Kementerian Keuangan

di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan,

tanggal 22 November 2017.

f. Pameran KORPRI Expo di Lapangan

Disdukcapil Pasar Minggu, tanggal 26–30

November 2017.

3. Public Affair.

Sampai dengan 31 Desember 2017, implementasi

public affair yaitu:

a. Diskusi media terkait Integrasi Jamkesda

menuju Universal Health Coverage dengan

menghadirkan Dewan Jaminan Sosial

Nasional, Kementerian Dalam Negeri,

Koordinator BPJS Watch, dan Direksi BPJS

Kesehatan.

b. Diskusi media terkait Masyarakat Bisa Donasi

untuk Program JKN-KIS melalui crowdfunding

dengan menghadirkan Direktur Amil Zakat

Nasional/BAZNAS dan Direksi BPJS

Kesehatan.

c. Public Expose Laporan Keuangan (Audited)

Tahun 2016, dengan menghadirkan Direksi

dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan

pada tanggal 23 Mei 2017.

128 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 159: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

d. Posko Mudik yang diselenggarakan pada

21-24 Juni 2017 di delapan titik padat

pemudik, yang terdiri dari tiga pelabuhan,

tiga terminal, dan dua stasiun kereta api,

yaitu Pelabuhan Merak (Banten), Pelabuhan

Soekarno Hatta (Makassar), Pelabuhan

Gilimanuk (Bali), Terminal Kampung Rambutan

(Jakarta), Terminal Bungurasih (Surabaya),

Terminal Tirtongadi (Solo), Stasiun Bandung

dan Stasiun Yogyakarta.

Kerja Sama StrategisTujuan dari kerja sama strategis adalah mengakselerasi

pencapaian cakupan peserta dan pertumbuhan iuran

serta memperkuat operasionalisasi BPJS Kesehatan.

Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan 31

Desember 2017, yaitu:

1. Penyusunan PKS Antar Lembaga.

Telah dilakukan kegiatan pembahasan dalam

rangka penyusunan PKS antar lembaga dan

penandatanganan Nota Kesepahaman antara

lain:

a. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara

BPJS Kesehatan dengan NHIS Korea dalam

rangka pelatihan bersama, seminar bersama,

pertukaran sistem informasi dan pemanfaatan

sumber daya.

b. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara

BPJS Kesehatan dengan Kementerian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi, terkait

Perluasan Kepesertaan Program JKN-KIS

di Perguruan Tinggi.

c. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama

dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar

terkait Sinergi Program Optimalisasi Peran

Pemerintah Kabupaten Tanah Datar dalam

Program JKN-KIS.

d. Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan

JLN (Joint Learning Network) Indonesia

tentang Dukungan terhadap Program JKN-

KIS.

e. Penandatanganan Nota Kesepakatan dengan

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta terkait

Penanganan Ketidakpatuhan Badan Usaha.

f. Penandatanganan MOU dan PKS antara

BPJS Kesehatan dengan Badan Ekonomi

Kreatif (BEKRAF) tentang Pengembangan

Ekonomi Kreatif dan Optimalisasi Program

JKN-KIS, dan Perluasan Kepesertaan Program

JKN-KIS bagi Pelaku Ekonomi Kreatif.

g. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama

dengan BPJS Ketenagakerjaan tentang

Koordinasi Manfaat Kecelakaan Kerja,

Penyakit Akibat Kerja.

h. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama

antara BPJS Kesehatan dengan kementerian

Sosial RI.

i. Penandatanganan Nota Kesepahaman antara

BPJS Kesehatan dengan Dharma Wanita.

j. Penandatanganan PKS dengan Ikatan Dokter

Indonesia tentang Sinergi dalam rangka

optimalisasi penyelenggaraan program

Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia

Sehat.

k. Penandatanganan Nota Kesepahaman dan

Perjanjian Kerja Sama antara BPJS Kesehatan

dengan Kementerian Komunikasi dan

Informatika.

l. Pembahasan draf PKS dengan Dompet

Dhuafa tentang Optimalisasi Penyelenggaraan

Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu

Indonesia Sehat.

2. Pertemuan Koordinasi Antar Lembaga.

Sampai dengan 31 Desember 2017 BPJS

Kesehatan telah melaksanakan kegiatan koordinasi

antar lembaga, antara lain:

a. Sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 19

Tahun 2016 kepada LSM dan Serikat Pekerja.

b. Pertemuan Forum Kemitraan dengan Staf

Ahli Anggota Komisi IX DPR RI.

c. Narasumber dalam Rapat Kerja dan Konsultasi

Nasional (Rakerkonas) APINDO XXVIII.

129LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 160: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

d. Kegiatan Focus Grup Disscussion (FGD)

antara BPJS Kesehatan dengan Kejaksaan

Tinggi DKI Jakarta terkait “Penanganan

Ketidakpatuhan Badan Usaha”.

e. Pertemuan koordinasi dengan Pemerintah

Daerah terkait dukungan yang diperlukan

dalam memberikan kemudahan masyarakat

mendaftar menjadi peserta JKN-KIS dengan

membuka pendaftaran di kecamatan maupun

kelurahan.

f. Pertemuan koordinasi antar lembaga (Seskab,

Kemenag, Kemenkeu, Kemendagri, Kemenlu

dan Polri) terkait kepesertaan dengan

mempersyaratkan kepesertaan JKN-KIS

pada pengurusan NPWP, SIM, STNK, Paspor,

Visa, Akte Kelahiran dan Akte Nikah.

g. Audiensi dengan Ketua MUI tentang

rancangan kerja sama atas dukungan MUI

terhadap program JKN-KIS.

h. Audiensi dengan Dirjen Penyelenggaraan

Haji dan Umroh Kementerian Agama RI

tentang persyaratan kepesertaan JKN-KIS

bagi calon jamaah haji dan umroh.

i. Audiensi dengan KSPI-Federasi Serikat

Pekerja Metal Indonesia tentang PHK.

j. Audiensi dengan Sekjen Kemendes tentang

kepesertaan JKN-KIS bagi tenaga pendamping

profesional dan Badan Usaha Milik Desa.

k. Audiensi dengan ICW terkait pencegahan

fraud dalam implementasi JKN.

l. Focus Group Discusion Jaminan Kesehatan

bagi PPU yang terkena PHK.

m. Pertemuan tindak lanjut audiensi dengan

World Bank mengenai Kapitasi berbasis

komitmen pelayanan.

130 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 161: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

KINERJA OPERASIONALPERKEMBANGAN KEPESERTAANPerluasan Kepesertaan1. Tingkat Pemahaman Masyarakat terhadap JKN-KIS.

Perluasan Kepesertaan dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat yang ditujukan untuk mengubah pemikiran, sikap dan perilaku masyarakat sehingga bersedia turut serta menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) BPJS Kesehatan dengan membayar iuran. Diharapkan pemahaman masyarakat yang belum menjadi peserta Program JKN-KIS dapat mencapai hasil maksimal, sehingga cakupan semesta Program JKN-KIS di tahun 2019 dapat terwujud. Efektivitas dan keberhasilan kegiatan pemasaran sosial tersebut diukur dengan indikator tingkat pemahaman masyarakat (non peserta) terhadap sistem JKN-KIS yang pada tahun 2017 ditargetkan sebesar 60 poin (60%). Hasil survei/penelitian tentang Tingkat Pemahaman terhadap Prosedur, Hak dan Kewajiban Peserta Program JKN-KIS tahun 2017 untuk Non-Peserta adalah sebesar 75,7%.

2. Hasil Rekrutmen Peserta.a. Pekerja Penerima Upah (PPU) Non

Penyelenggara Negara.Peserta segmen PPU Non Penyelenggara Negara antara lain peserta dari Eks JPK Jamsostek, BUMN, BU Swasta serta WNA yang bekerja ≥ 6 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah peserta PPU Non Penyelenggara Negara berdasarkan master file adalah sebesar 28.216.374 jiwa dengan rincian peserta eks Jamsostek 8.112.126 jiwa, peserta pegawai BUMN sebesar 1.480.978 jiwa, dan BU Swasta sebesar 18.623.270 jiwa. Peserta PPU Non Penyelenggara Negara yang menjadi target perluasan kepesertaan adalah peserta BUMN dan BU Swasta. Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah BUMN yang telah melakukan registrasi adalah sebanyak 145 BU. Jumlah tersebut meliputi perusahaan BUMN dan perusahaan holding company. BU swasta yang melakukan registrasi sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebanyak 153.682 BU. Secara rinci jumlah peserta PPU Non Penyelenggara Negara adalah sebanyak 20.104.248 jiwa.

Tabel Jumlah Peserta BUMN dan BU Swasta (selain Eks JPK Jamsostek)Perbandingan RKAT Tahun 2017 dan Realisasi Tahun 2017

(jiwa)

No. Kedeputian Wilayah RKATRealisasi

BUMN Swasta Lain Jumlah %

1 2 3 4 5 6=4+5 7=6/3

1 Sumut dan DI Aceh 1.657.594 189.613 770.091 959.704 57,90

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 2.232.689 62.081 1.144.955 1.207.036 54,06

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 949.948 28.759 523.863 552.622 58,17

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 13.201.805 704.974 7.212.236 7.917.210 59,97

5 Jabar 3.905.756 257.479 2.058.060 2.315.539 59,29

6 Jateng dan DI Yogyakarta 3.267.057 42.991 1.957.106 2.000.097 61,22

7 Jatim 3.293.481 89.519 1.777.791 1.867.310 56,70

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 1.854.260 6.843 1.084.070 1.090.913 58,83

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 527.205 15.601 298.225 313.826 59,53

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 308.041 - 199.650 199.650 64,81

11 Bali, NTT dan NTB 1.008.667 1.943 569.550 571.493 56,66

12 Papua dan Papua Barat 246.649 791 125.114 125.905 51,05

13 Banten, Kalbar dan Lampung 1.796.982 80.384 902.559 982.943 54,70

Jumlah 34.250.134 1.480.978 18.623.270 20.104.248 58,70

131LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 162: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Capaian peserta BUMN dan BU Swasta (di luar eks JPK Jamsostek) terhadap RKAT per 31 Desember 2017 masih sebesar 58,70%. Kendala yang dihadapi dalam registrasi BUMN, BU Swasta dan Badan Hukum lainnya ke BPJS Kesehatan antara lain karena: 1) Belum semua BU patuh untuk

mendaftarkan pekerja dan anggota keluarganya menjadi peserta program JKN-KIS. BU yang belum mendaftarkan tersebut mayoritas BU UMKM dengan gaji di bawah UMK dan status Pekerja Buruh Harian Lepas, sehingga d ibutuhkan kebi jakan untuk mengakomodir kendala tersebut.

2) Masih terdapat BUMN yang belum mendaftarkan 100% pekerja beserta keluarganya.

3) Masih terdapat data kependudukan karyawan yang tidak lengkap.

4) Masih terdapat data BU tidak valid (banyak BU yang telah tutup pada saat dilakukan kunjungan oleh tenaga pemasar).

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala rekrutmen PPU Non Penyelenggara Negara sehingga dapat mencapai target, antara lain adalah:1) Upaya melaksanakan kegiatan

pemasaran berbasis kepatuhan dan penegakan kepatuhan bekerja sama dengan Disnakertrans dan Kejaksaan Tinggi/Kejaksaan Negeri untuk mendorong seluruh BUMN/BU swasta besar, menengah dan kecil untuk mendaftarkan seluruh karyawan menjadi peserta.

2) Mendorong Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk menerbitkan regulasi kewajiban Badan Usaha menjadi peserta JKN-KIS dan bekerja sama dengan Badan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (BPTSP). Sebanyak 36 regulasi Pemda Provinsi dan 305 regulasi Pemda Kabupaten/Kota telah diterbitkan terkait kewajiban menjadi peserta JKN-KIS sedangkan sebanyak 14 Provinsi dan 230 Kabupaten/Kota sudah bekerja sama dengan BPTSP sampai dengan 31 Desember 2017.

3) Penandatanganan Surat Edaran Bersama BPJS Kesehatan dengan BPJS Ketenagakerjaan tentang Sinergi Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Dalam Mendukung Kemudahan Berusaha (EODB).

4) Monitoring BU Swasta/lainnya yang sudah mendaftar ke BPJS Kesehatan dan telah mendaftarkan karyawannya 100% yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari BU Swasta/Lainnya.

5. Monitoring dan evaluasi progres Badan Usaha Potensial yang ada di lapangan pada laporan mingguan M1 dan M2.

6) Monitoring dan evaluasi progres pendaftaran Badan Usaha melalui Aplikasi Pendaftaran Terpadu (www.bpjs.go.id).

7) Integrasi Canvassing (aktivitas terencana untuk memetakan BU berdasarkan wilayah/area terkecil (Kelurahan, Kecamatan) agar mendapatkan data potensi peserta) dengan Peraturan Direksi Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Integrasi antar Fungsi untuk Penegakan Kepatuhan dalam Perluasan Kepesertaan dan Peningkatan Kolektibilitas Iuran bagi PPU BU Swasta.

8) Upaya optimalisasi rekrutmen peserta segmen BUMN, antara lain melalui kegiatan audiensi dengan Kementerian BUMN dan mendorong BUMN yang berada di daerah untuk segera mendaftarkan kepesertaan program JKN-KIS ke BPJS Kesehatan melalui Surat Edaran Menteri BUMN Nomor

132 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 163: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

SE-06/MBU/10/2017 tentang Kepesertaan BUMN dalam Program BPJS Kesehatan.

9) Audiensi dengan Otoritas Jasa Keuangan terkait Kepesertaan JKN-KIS karyawan OJK pada tanggal 10 Oktober 2017.

10) Pengembangan aplikasi new edabu menuju administrasi badan usaha satu pintu melalui aplikasi new e-Dabu 3.1 untuk kemudahan pendaftaran dan mutasi karyawan dan keluarga dari Badan Usaha secara online.

b. Pekerja Penerima Upah (PPU) Penyelenggara Negara.Peserta segmen PPU Penyelenggara Negara yang menjadi target perluasan kepesertaan tahun 2017 yaitu peserta Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN). Sampai dengan 31 Desember 2017 jumlah peserta PPNPN berdasarkan master file telah mencapai target yaitu sebanyak 1.152.605 jiwa (175,75%).

Meskipun telah mencapai target peserta PPNPN tahun 2017, terdapat kendala dalam proses rekrutmen peserta PPNPN yaitu masih banyak peserta PPNPN yang belum bisa didaftarkan sebagai peserta PPNPN dikarenakan memiliki gaji/upah rata-rata di bawah SBM atau di bawah UMK. Sebagai upaya untuk mengatasi kendala rekrutmen peserta PPNPN telah dilakukan antara lain:1) Focus Discussion Group (FGD)

kepesertaan PPNPN terkait batas bawah iuran PPNPN dengan Dir jen Perbendaharaan dan Direktur Harmonisasi Peraturan Penganggaran Kementerian Keuangan RI.

2) Mengusulkan batas bawah gaji/upah per bulan yang digunakan sebagai dasar perhitungan besaran iuran JKN-KIS bagi PPNPN sebesar upah minimum Kabupaten/Kota dalam rancangan Peraturan Presiden.

3) Menyampaikan data potensi peserta PPNPN sejumlah 44.308 pegawai untuk didaftarkan menjadi peserta JKN-KIS.

4) Bersurat kepada Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan (SITP) Kementerian Keuangan RI terkait permohonan dukungan data potensi PPNPN APBN agar dapat diberikan setiap bulan, dalam rangka percepatan rekrutmen peserta PPNPN.

c. Peserta PBPU dan BP.Peserta segmen PBPU dan BP antara lain peserta dari Pekerja Mandiri, Investor, Pemberi Kerja dan Penerima Pensiun Swasta. Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah peserta PBPU dan BP berdasarkan master file secara rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Peserta PBPU dan BPPerbandingan RKAT Tahun 2017 dan

Realisasi Tahun 2017(jiwa)

No. Kedeputian Wilayah RKAT Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 1.808.834 1.785.761 98,72

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

2.342.836 2.256.878 96,33

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

1.309.551 1.217.705 92,99

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

6.376.620 4.537.685 71,16

5 Jabar 3.468.794 3.223.824 92,94

6 Jateng dan DI Yogyakarta

3.462.988 3.312.436 95,65

7 Jatim 3.083.673 2.971.453 96,36

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara

1.206.975 1.431.377 118,59

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

1.301.573 1.295.201 99,51

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

747.868 740.446 99,01

11 Bali, NTT dan NTB 988.252 953.447 96,48

12 Papua dan Papua Barat 188.462 160.442 85,13

13 Banten, Kalbar dan Lampung

1.909.967 1.848.706 96,79

Jumlah 28.196.393 25.735.361 91,27

133LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 164: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

d. Penduduk yang Didaftarkan oleh Pemerintah Daerah.Sampai dengan 31 Desember 2017, terdapat 482 Pemda yang pengelolaan kesehatan masyarakatnya (Jamkesda) telah terintegrasi ke JKN-KIS dengan jumlah peserta sebanyak 20.305.273 jiwa (termasuk Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh/JKRA dan Kartu Jakarta Sehat/KJS).

Manajemen Kepesertaan1. Cakupan Peserta BPJS Kesehatan.

Berdasarkan master file kepesertaan jumlah penduduk Indonesia yang telah menjadi peserta program JKN-KIS per 31 Desember 2017 (status peserta aktif dan non aktif) mencapai 187.982.949 jiwa (93,19% dari RKAT 2017), terdiri dari:a. Peserta aktif, yaitu peserta membayar iuran

sebanyak 174.674.144 jiwa (86,59% dari RKAT 2017), termasuk 1.389.380 jiwa anak peserta PPU dengan usia di atas 21 s.d. 25 tahun yang belum melakukan update surat keterangan masih menempuh pendidikan formal dan peserta dengan usia di atas 90

tahun yang belum melakukan update data kepesertaannya sehingga tidak dibayarkan kapitasinya.

b. Peserta non aktif sebanyak 13.308.805 jiwa, yaitu peserta yang status kepesertaannya dinonaktifkan sementara terdiri atas:1) Tidak membayar iuran (menunggak)

lebih dari 1 bulan sejak tanggal 10 setiap bulannya

2) Peserta PPU Non Penyelenggara Negara (BU Swasta) yang di-PHK oleh pemberi kerja/BU.

3) Peserta penduduk yang didaftarkan Pemda atau peserta PBPU/BP Kolektif yang masa berlaku PKS dengan BPJS Kesehatan telah habis.

4) Peserta sudah tidak ditanggung karena usia anak PPU di atas 21 tahun tanpa surat keterangan masih kuliah dan usia anak di atas 25 tahun.

5) BU tidak ditemukan karena BU pindah dan tidak diketahui alamat sekarang atau BU tidak beroperasi lagi tanpa pemberitahuan ke BPJS Kesehatan.

134 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 165: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Cakupan Kepesertaan BPJS KesehatanPerbandingan RKAT Tahun 2017 dan Realisasi Tahun 2017

(Jiwa)

No. Segmen Peserta RKATRealisasi

Aktif Non Aktif Jumlah %

1 2 3 4 5 6=4+5 7=6/3

A Penerima Bantuan Iuran 92.400.000 92.380.352 - 92.380.352 99,98

B Bukan Penerima Bantuan Iuran

1. Pekerja Penerima Upah (PPU)

a. PPU Penyelenggara Negara

1) PNS 11.807.678 12.631.204 41.881 12.673.085 107,33

2) TNI/Polri/PNS Kemhan/Polri 2.890.360 2.814.413 8.434 2.822.847 97,66

3) Pejabat Negara (PN) 21.536 25.998 133 26.131 121,34

4) Pegawai Pemerintah Non PNS 655.806 1.130.255 22.350 1.152.605 175,75

b. PPU Non Penyelenggara Negara

1) Perusahaan BUMN 1.999.689 1.447.888 33.090 1.480.978 74,06

2) BU Swasta 40.455.423 25.519.376 1.216.020 26.735.396 66,09

Sub Total 1 57.830.492 43.569.134 1.321.908 44.891.042 77,63

2. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 27.921.103 13.787.832 11.609.996 25.397.828 90,96

3. Bukan Pekerja (BP)

a. Investor 76 25.209 7.902 33.111 43.567,11

b. Pemberi Kerja 6.093 10.466 4.766 15.232 249,99

c. Penerima Pensiun (PP) 4.939.861 4.654.574 17.135 4.671.709 94,57

d. Veteran 421.946 285.466 181 285.647 67,70

e. Perintis Kemerdekaan (PK) 2.728 2.754 1 2.755 100,99

Sub Total 3 5.370.704 4.978.469 29.985 5.008.454 93,26

Total B 91.122.299 62.335.435 12.961.889 75.297.324 82,63

C Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah

18.192.612 19.958.357 346.916 20.305.273 111,61

Total 201.714.911 174.674.144 13.308.805 187.982.949 93,19

Realisasi cakupan peserta per 31 Desember 2017 dijelaskan sebagai berikut:

Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK)Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Nomor 148/HUK/2017 tentang Penetapan Penonaktifan Peserta Penerima Bantuan iuran Jaminan Kesehatan Tahun 2017 Tahap Keempat dan keputusan Menteri Sosial Nomor 149/HUK/2017 hal Perubahan Peserta PBI JK Tahun 2017 Tahap Keempat. Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran Tahun 2017 yang diubah sebanyak 92.400.000. serta surat Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan nomor JP.02.01/3/1904/2017

tanggal 21 Desember 2017 hal Penghapusan dan Penambahan Peserta PBI JK Tahun 2017 Tahap Keempat. Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran Tahun 2017 yang diubah sebanyak 92.400.000.

Jumlah peserta PBI JK tahun 2017 adalah 92.380.867 jiwa, jika dibandingkan dengan kuota PBI JK tahun 2017 sebanyak 92.400.000 jiwa maka masih terdapat kekurangan penerimaan data peserta PBI JK sejumlah 19.648 jiwa. Hal ini dikarenakan terdapatnya mutasi kurang peserta PBI JK akibat peserta PBI JK meninggal dan peserta pindah segmen kepesertaan (segmen PPU atau segmen PBPU).

135LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 166: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Untuk meningkatkan cakupan kepesertaan PBI JK sesuai kuota, maka telah diusulkan ke Kementerian Sosial agar penetapan pengganti peserta PBI JK dilakukan setiap bulan sehingga jika ada peserta meninggal dan keluar dari peserta PBI JK dapat diusulkan penggantinya pada bulan berikutnya.

Bukan Penerima Bantuan IuranPekerja Penerima Upah (PPU) Penyelenggara NegaraTerdiri dari peserta PNS, TNI/Polri/PNS Kemhan/Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non PNS beserta keluarganya. Jumlah peserta PPU Penyelenggara Negara adalah sebanyak 16.674.668 jiwa (108,45% dari RKAT 2017).

Pekerja Penerima Upah (PPU) Non Penyelenggara NegaraTerdiri dari peserta pegawai BUMN, Pegawai Swasta beserta keluarganya, dan WNA bekerja ≥ 6 bulan. Jumlah peserta PPU Non Penyelenggara Negara adalah sebanyak 28.216.374 jiwa (66,46% dari RKAT 2017).

Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Merupakan pekerja mandiri yang mendaftar sebagai peserta JKN-KIS. Jumlah peserta PBPU adalah sebanyak 25.397.828 jiwa (90,96% dari RKAT 2017).

Bukan Pekerja (BP)Terdiri dari peserta Investor, Pemberi Kerja, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekaan. Jumlah peserta segmen BP adalah sebanyak 5.008.454 jiwa (93,26% dari RKAT 2017).

Penduduk yang Didaftarkan oleh Pemerintah DaerahJumlah penduduk yang didaftarkan oleh Pemda dengan iuran jaminan kesehatan berasal dari dana APBD tercatat dalam master file sebanyak 20.305.273 jiwa (111,61% dari RKAT 2017).

136 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 167: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Jumlah Peserta Berdasarkan Jenis KelaminRealisasi Tahun 2017

(jiwa)

No. Segmen PesertaJenis Kelamin

JumlahLaki-Laki Perempuan

1 2 3 4 5=3+4

A Penerima Bantuan Iuran 46.517.414 45.862.938 92.380.352

B Bukan Penerima Bantuan Iuran

1. Pekerja Penerima Upah (PPU)

a. PPU Penyelenggara Negara

1) PNS 6.362.867 6.310.218 12.673.085

2) TNI/Polri/PNS Kemhan/Polri 1.655.370 1.167.477 2.822.847

3) Pejabat Negara (PN) 14.277 11.854 26.131

4) Pegawai Pemerintah Non PNS 627.784 524.821 1.152.605

b. PPU Non Penyelenggara Negara

1) Perusahaan BUMN 798.108 682.870 1.480.978

2) BU Swasta 14.418.190 12.317.206 26.735.396

Sub Total 1 23.876.596 21.014.446 44.891.042

2. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 12.768.850 12.628.978 25.397.828

3. Bukan Pekerja (BP)

a. Investor 15.626 17.485 33.111

b. Pemberi Kerja 7.909 7.323 15.232

c. Penerima Pensiun (PP) 1.948.941 2.722.768 4.671.709

d. Veteran 137.073 148.574 285.647

e. Perintis Kemerdekaan (PK) 1.007 1.748 2.755

Sub Total 3 2.110.556 2.897.898 5.008.454

Total B 38.756.002 36.541.322 75.297.324

C Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah 10.312.326 9.992.947 20.305.273

Total 95.585.742 92.397.207 187.982.949

Apabila dirinci berdasarkan jenis kelamin dan kelas perawatan, jumlah peserta BPJS Kesehatan per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

137LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 168: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Jumlah Peserta Berdasarkan Kelas PerawatanRealisasi Tahun 2017

(jiwa)

No. Segmen PesertaKelas Rawat

JumlahI II III

1 2 3 4 5 6=3+4+5

A Penerima Bantuan Iuran - - 92.380.352 92.380.352

B Bukan Penerima Bantuan Iuran

1. Pekerja Penerima Upah (PPU)

a. PPU Penyelenggara Negara

1) PNS 9.795.620 2.877.465 - 12.673.085

2) TNI/Polri/PNS Kemhan/Polri 471.170 2.351.677 - 2.822.847

3) Pejabat Negara (PN) 26.131 - - 26.131

4) Pegawai Pemerintah Non PNS 49.939 1.102.666 - 1.152.605

b. PPU Non Penyelenggara Negara

1) Perusahaan BUMN 786.636 694.342 - 1.480.978

2) BU Swasta 5.186.485 21.548.911 - 26.735.396

Sub Total 1 16.315.981 28.575.061 - 44.891.042

2. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 4.387.457 5.812.438 15.197.933 25.397.828

3. Bukan Pekerja (BP)

a. Investor 7.633 8.664 16.814 33.111

b. Pemberi Kerja 6.467 3.643 5.122 15.232

c. Penerima Pensiun (PP) 2.406.910 2.220.087 44.712 4.671.709

d. Veteran 285.647 - - 285.647

e. Perintis Kemerdekaan (PK) 2.755 - - 2.755

f. BP Mampu Bayar selain a) - e) - - - -

Sub Total 3 2.709.412 2.232.394 66.648 5.008.454

Total B 23.412.850 36.619.893 15.264.581 75.297.324

C Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah - - 20.305.273 20.305.273

Total 23.412.850 36.619.893 127.950.206 187.982.949

2. Kartu Indonesia Sehat (KIS).Program JKN sebagai salah satu wujud Nawacita pemerintah berdampak terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Program JKN-KIS membuka akses lebih besar kepada masyarakat untuk mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan. Sesuai Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif, maka BPJS Kesehatan menyediakan Kartu Indonesia Sehat sebagai identitas kepesertaan JKN.

Pada tahun 2017, BPJS Kesehatan melakukan pencetakan Kartu Indonesia Sehat oleh Kantor Cabang tahap pertama sebanyak 1.477.093 kartu. Pada bulan September 2017 terdapat pencetakan KIS tahap kedua sesuai SK Kemensos Nomor 76/HUK/2017 sebanyak 415.581 kartu dan SK Kemensos Nomor 95/HUK/2017 sebanyak 69.271 kartu. Dan di bulan Desember terdapat pencetakan tahap ketiga sebanyak 489.355 kartu, sehingga total pencetakan tahun 2017 adalah 2.451.300. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.861.099 kartu telah disampaikan dan diterima oleh penerima manfaat, dan sejumlah 186.748 kartu mengalami retur karena meninggal dan pindah alamat.

138 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 169: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Distribusi KIS Segmen PBI JKRealisasi Tahun 2017

No. Kedeputian WilayahTarget

DistribusiDistribusi ke End User Retur Total Distribusi

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 2 3 4 5=4/3 6 7=6/3 8=4+6 9=8/3

1 Sumut dan DI Aceh 162.162 129.688 79,97 7.455 4,60 137.143 84,57

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 163.642 124.402 76,02 7.482 4,57 131.884 80,59

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 110.343 84.761 76,82 11.637 10,55 96.398 87,36

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 117.416 69.299 59,02 13.055 11,12 82.354 70,14

5 Jabar 236.674 179.023 75,64 11.354 4,80 190.377 80,44

6 Jateng dan DI Yogyakarta 609.799 502.682 82,43 11.985 1,97 514.667 84,40

7 Jatim 265.464 202.537 76,30 10.096 3,80 212.633 80,10

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 60.141 48.824 81,18 3.444 5,73 52.268 86,91

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 278.543 193.143 69,34 76.054 27,30 269.197 96,64

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 140.435 108.353 77,16 16.762 11,94 125.115 89,09

11 Bali, NTT dan NTB 93.632 55.718 59,51 2.424 2,59 58.142 62,10

12 Papua dan Papua Barat 26.677 13.289 49,81 9.828 36,84 23.117 86,66

13 Banten, Kalbar dan Lampung 186.372 149.380 80,15 5.172 2,78 154.552 82,93

Jumlah 2.451.300 1.861.099 75,92 186.748 7,62 2.047.847 83,54

Tabel Distribusi KIS Segmen PBI JKRealisasi Tahun 2014 s.d. 31 Desember 2017

No. Kedeputian WilayahTarget

DistribusiDistribusi ke End User Retur Total Distribusi

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 2 3 4 5=4/3 6 7=6/3 8 9=8/3

1 Sumut dan DI Aceh 6.884.918 6.680.003 97,02 179.896 2,61 6.859.899 99,64

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 4.395.051 4.234.711 96,35 128.582 2,93 4.363.293 99,28

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 3.659.632 3.357.224 91,74 288.463 7,88 3.645.687 99,62

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 5.479.444 4.828.488 88,12 615.894 11,24 5.444.382 99,36

5 Jabar 13.381.319 12.951.965 96,79 383.057 2,86 13.335.022 99,65

6 Jateng dan DI Yogyakarta 17.481.316 17.133.790 98,01 252.394 1,44 17.386.184 99,46

7 Jatim 15.442.466 14.699.850 95,19 689.785 4,47 15.389.635 99,66

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 2.246.376 2.127.390 94,70 111.113 4,95 2.238.503 99,65

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 5.858.287 5.616.614 95,87 232.327 3,97 5.848.941 99,84

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 3.116.641 3.004.393 96,40 96.928 3,11 3.101.321 99,51

11 Bali, NTT dan NTB 6.252.744 5.979.462 95,63 237.792 3,80 6.217.254 99,43

12 Papua dan Papua Barat 3.653.825 3.350.610 91,70 299.655 8,20 3.650.265 99,90

13 Banten, Kalbar dan Lampung 7.034.696 6.866.640 97,61 136.236 1,94 7.002.876 99,55

Total 94.886.715 90.831.140 95,73 3.652.122 3,85 94.483.262 99,57

Sejak tahun 2014 sampai dengan 31 Desember 2017, BPJS Kesehatan telah melakukan pencetakan KIS sebanyak 94.886.715 kartu, dengan total distribusi sebanyak 94.483.262 kartu, termasuk retur dengan rincian per Kedeputian Wilayah sebagai berikut:

139LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 170: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

3. Manajemen Pendaftaran Peserta.a. Jumlah Point of Service Pendaftaran Peserta

Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap calon peserta, saat ini pendaftaran peserta dapat dilakukan di beberapa tempat, yaitu Kantor BPJS Kesehatan (Kantor Cabang dan Kantor Kabupaten/Kota), Bank yang bekerja sama (Bank Mandiri, BNI dan BRI), website serta melalui BPJS Kesehatan Care Center 1500400.Jumlah Point of Service pendaftaran peserta per 31 Desember 2017 adalah: 1) Kantor BPJS Kesehatan, sebanyak 127

Kantor Cabang dan 388 Kantor Kabupaten/Kota.

2) Pihak ketiga yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, yaitu 3 Channel Bank (Bank Mandiri, BNI, BRI), Point of Service Lippo mall, serta Kecamatan/Kelurahan (mekanisme dropbox).

3) Website, 1 website BPJS Kesehatan dengan alamat www.bpjs-kesehatan.go.id.

4) 1 aplikasi Mobile JKN (android dan iOS).5) 92 agent dan 7 supervisor BPJS

Kesehatan Care Center 1500400.6) 118 Mobile Customer Service.7) 1 portal pendaftaran Badan Usaha

bersama BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan (www.bpjs.go.id).

8) Stand/booth BPJS Kesehatan.9) Kader JKN-KIS sebanyak 1.635 kader.

b. Komposisi Peserta Berdasarkan Lokasi Pendaftaran.Bila dilihat berdasarkan tempat pendaftaran, maka komposisi peserta BPJS Kesehatan per 31 Desember 2017 sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Peserta Berdasarkan Lokasi PendaftaranRealisasi Tahun 2017

No. Lokasi Pendaftaran Jumlah

1 2 3

1 Kantor Cabang 180.429.058

2 Website 6.816.725

3 Bank 724.755

4 Care Center 1500400 12.411

Jumlah 187.982.949

Sampai dengan 31 Desember 2017 jumlah peserta berdasarkan lokasi pendaftaran disampaikan sebagai berikut:1) Peserta yang mendaftar dengan cara

datang langsung ke Kantor BPJS Kesehatan, yaitu melalui Kantor Cabang termasuk Kantor Kabupaten Kota adalah sebanyak 180.429.058 jiwa.

2) Peserta yang mendaftar melalui website BPJS Kesehatan, yaitu peserta yang sudah terdaftar dan sudah terbit Virtual Account (VA) sebanyak 6.816.725 jiwa.

3) Masyarakat yang mendaftar melalui Bank yang bekerja sama, yaitu:(a) BNI sebanyak 28.829 jiwa.(b) BRI sebanyak 391.918 jiwa.(c) Bank Mandiri sebanyak 304.008 jiwa.

4) Peserta PBPU yang mendaftar melalui BPJS Kesehatan Care Center 1500400 mencapai 12.411 jiwa.

c. Jumlah Peserta dengan Identitas Kepesertaan Program JKN KIS.

Pencetakan kartu JKN (kartu BPJS) telah dilakukan sejak 1 Januari 2014 dan secara langsung didistribusikan kepada peserta. Sampai dengan 31 Desember 2017 jumlah peserta yang sudah mendapatkan identitas kepesertaan program JKN KIS sejumlah 187.982.949 dengan rincian sebagai berikut:

140 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 171: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Jumlah Peserta yang Sudah Mendapatkan Identitas Kepesertaan Program JKN KISRealisasi Tahun 2017

No. Segmen PesertaJumlah Peserta

dengan Identitas KIS

Jumlah Peserta dengan Identitas Selain KIS

(Askes, BPJS Kesehatan)

Jumlah Peserta yang Sudah

Mendapatkan Identitas

Kepesertaan JKN-KIS

% Peserta yang Sudah

Mendapatkan Identitas

Kepesertaan JKN-KIS

1 2 3 4 5 6=(3+4)/5

A Penerima Bantuan Iuran 92.099.296 281.056 92.380.352 100,00

B Bukan Penerima Bantuan Iuran

1. Pekerja Penerima Upah (PPU)

a. PPU Penyelenggara Negara

1) PNS 5.936.351 6.736.734 12.673.085 100,00

2) TNI/Polri/PNS Kemhan/Polri 2.635.513 187.334 2.822.847 100,00

3) Pejabat Negara (PN) 22.488 3.643 26.131 100,00

4) Pegawai Pemerintah Non PNS 1.069.672 82.933 1.152.605 100,00

b. PPU Non Penyelenggara Negara

1) Perusahaan BUMN 1.268.564 212.414 1.480.978 100,00

2) BU Swasta 24.462.948 2.272.448 26.735.396 100,00

Sub Total 1 35.395.536 9.495.506 44.891.042 100,00

2. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 23.998.617 1.399.211 25.397.828 100,00

3. Bukan Pekerja (BP)

a. Investor 28.059 5.052 33.111 100,00

b. Pemberi Kerja 13.402 1.830 15.232 100,00

c. Penerima Pensiun (PP) 1.278.878 3.392.831 4.671.709 100,00

d. Veteran 42.487 243.160 285.647 100,00

e. Perintis Kemerdekaan (PK) 335 2.420 2.755 100,00

Sub Total 3 1.363.161 3.645.293 5.008.454 100,00

Total B 60.757.314 14.540.010 75.297.324 100,00

C Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah

12.102.111 8.203.162 20.305.273 100,00

Total 164.958.721 23.024.228 187.982.949 100,00

Jumlah peserta JKN yang sudah mendapatkan identitas berupa Kartu Indonesia Sehat, baik berupa KIS maupun identitas selain KIS seperti Kartu Askes dan Kartu BPJS Kesehatan yang telah dicetak dan didistribusikan sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sejumlah 100% dari jumlah peserta yang terdapat dalam master file kepesertaan, dengan keterangan:1) Peserta yang menggunakan Identitas

kepesertaan JKN selain KIS (Kartu Jamkesmas, Kartu Eks Askes, e-ID JKN, Kartu BPJS Kesehatan laminasi)

sebanyak 23.024.228 jiwa (12,2% dari seluruh peserta JKN).

2) Telah diterbitkan Surat Edaran Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta Nomor 42 Tahun 2017 tentang Penggantian Kartu Jamkesmas, dimana BPJS Kesehatan akan melakukan penggantian kartu Jamkesmas (hijau dan biru) secara bertahap dan Surat Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta Nomor 10464/VII.2/0817 tanggal 25 Agustus 2017 tentang Percepatan Pemutakhiran Data dan Pencetakan KIS bagi PPU.

141LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 172: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

4. Manajemen Data Kepesertaan.a. Jumlah Peserta Berdasarkan Kelompok

Segmentasi Peserta dan Status PISAJumlah peserta berdasarkan segmentasi peserta dan status PISA (Peserta, Suami, Istri dan Anak) disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel Jumlah Peserta Berdasarkan Segmentasi Peserta dan Status PISA Tahun 2017

(Jiwa)

No. Segmen Peserta Peserta Istri/Suami Anak Lainnya Jumlah

1 2 3 4 5 6 7=3+…+6

A Penerima Bantuan Iuran 28.853.010 16.692.565 38.867.858 7.966.919 92.380.352

B Bukan Penerima Bantuan Iuran

1. Pekerja Penerima Upah (PPU)

a. PPU Penyelenggara Negara

1) PNS 4.779.845 2.658.630 5.090.444 144.166 12.673.085

2) TNI/Polri/PNS Kemhan/Polri 995.432 612.751 1.192.583 22.081 2.822.847

3) Pejabat Negara (PN) 8.720 6.342 10.973 96 26.131

4) Pegawai Pemerintah Non PNS 485.433 246.881 418.321 1.970 1.152.605

b. PPU Non Penyelenggara Negara

1) Perusahaan BUMN 591.974 314.500 572.561 1.943 1.480.978

2) BU Swasta 11.127.483 5.615.453 9.773.193 219.267 26.735.396

Sub Total 1 17.988.887 9.454.557 17.058.075 389.523 44.891.042

2. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 10.432.247 5.717.959 8.659.930 587.692 25.397.828

3. Bukan Pekerja (BP)

a. Investor 12.489 7.230 12.286 1.106 33.111

b. Pemberi Kerja 5.042 3.359 6.397 434 15.232

c. Penerima Pensiun (PP) 2.605.137 1.697.621 365.965 2.986 4.671.709

d. Veteran 166.827 116.411 2.346 63 285.647

e. Perintis Kemerdekaan (PK) 1.904 803 48 - 2.755

Sub Total 3 2.791.399 1.825.424 387.042 4.589 5.008.454

Total B 31.212.533 16.997.940 26.105.047 981.804 75.297.324

C Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah

10.076.929 2.714.020 6.283.251 1.231.073 20.305.273

Total 70.142.472 36.404.525 71.256.156 10.179.796 187.982.949

Dengan penjelasan sebagai berikut:1) Peserta PBI JK yang dibiayai oleh

Pemer i n t ah Pusa t , j um lah kepesertaannya ditetapkan melalui Keputusan Menteri Sosial RI.

2) Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah adalah peserta Jamkesda yang terintegrasi ke dalam program JKN-KIS.

3) Untuk segmen peserta PBPU dan BP, perekaman data peserta dilakukan dengan cara memasukkan data peserta sesuai dengan kegiatan pendaftaran yang dilakukan oleh peserta. Dalam proses perekaman data peserta sudah diintegrasikan dengan data Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) melalui web service dengan mengentri NIK.

142 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 173: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Jumlah Peserta yang Identitasnya Telah Dilengkapi dengan NIKSampai Dengan Tahun 2017

(Jiwa)

No. Segmen Peserta NIK LengkapNIK Belum

LengkapTotal %

1 2 3 4 5=3+4 6=3/5

A Penerima Bantuan Iuran 72.366.335 20.014.017 92.380.352 78,34

B Bukan Penerima Bantuan Iuran

1. Pekerja Penerima Upah (PPU)

a. PPU Penyelenggara Negara

1) PNS 11.718.604 954.481 12.673.085 92,47

2) TNI/Polri/PNS Kemhan/Polri 2.675.035 147.812 2.822.847 94,76

3) Pejabat Negara (PN) 24.302 1.829 26.131 93,00

4) Pegawai Pemerintah Non PNS 1.141.970 10.635 1.152.605 99,08

b. PPU Non Penyelenggara Negara

1) Perusahaan BUMN 1.475.790 5.188 1.480.978 99,65

2) BU Swasta 26.139.380 596.016 26.735.396 97,77

Sub Total 1 43.175.081 1.715.961 44.891.042 96,18

2. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 25.317.694 80.134 25.397.828 99,68

3. Bukan Pekerja (BP)

a. Investor 33.102 9 33.111 99,97

b. Pemberi Kerja 15.168 64 15.232 99,58

c. Penerima Pensiun (PP) 3.214.406 1.457.303 4.671.709 68,81

d. Veteran 126.520 159.127 285.647 44,29

e. Perintis Kemerdekaan (PK) 1.134 1.621 2.755 41,16

Sub Total 3 3.390.330 1.618.124 5.008.454 67,69

Total B 71.883.105 3.414.219 75.297.324 95,47

C Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah 19.965.153 340.120 20.305.273 98,32

Total 164.214.593 23.768.356 187.982.949 87,36

4) Peserta Lainnya adalah peserta tambahan di luar status PISA (Peserta, Istri/Suami, dan Anak), yaitu orang tua dan mertua.

b. Jumlah Peserta yang telah Dilengkapi dengan NIK.Sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah peserta yang telah dilengkapi dengan NIK lengkap sebesar 164.214.593 jiwa (87,36% dari total jumlah peserta) disajikan pada tabel berikut:

143LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 174: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Peserta yang telah dilengkapi NIK sampai dengan 31 Desember 2017 mencapai 87,36% dari total jumlah peserta. Peserta yang belum dilengkapi NIK dilakukan upaya pengisian NIK dengan cara:1) Pemadanan data kepesertaan JKN

dengan data Dukcapil.2) Pemadanaan dengan data terkini Badan

Kepegawaian Negara.3) Pemutakhiran data peserta pada saat

peserta melakukan kunjungan ke Kantor Cabang atau Kantor Kabupaten/Kota.

Selanjutnya untuk pendaftaran peserta baru, saat ini mewajibkan menyertakan NIK pada saat proses pendaftaran, sehingga untuk peserta baru sudah terisi NIK.

MANAJEMEN PENGADUAN

Pemberian InformasiBerdasarkan pokok materi, jumlah pemberian informasi terbanyak adalah terkait pelayanan administrasi dan iuran. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Pemberian Informasi Berdasarkan Pokok MateriRealisasi Tahun 2017

No.Pokok Materi

Informasi

Care Center 1500400

Media Lain

JumlahProporsi

(%)

1 2 3 4 5=3+4 6=5/∑5

1 Pelayanan Administrasi

704.981 83.264 788.245 71,63

2 Iuran 209.696 14.850 224.546 20,41

3 Pelayanan Kesehatan

66.953 19.541 86.494 7,86

4 Pelayanan Obat 750 393 1.143 0,10

Jumlah 982.380 118.048 1.100.428 100,00

Sedangkan berdasarkan media penyampaian, jumlah pemberian informasi sampai dengan 31 Desember 2017 disajikan pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Pemberian Informasi Berdasarkan Media Penyampaian

Realisasi Tahun 2017

No. Media Penyampaian Jumlah

1 2 3

1 Tatap Muka

Customer Service 44.469

2 Tulisan

a. Surat 32

b. SMS 434

c. Website 840

d. Email 15

Sub Total 2 1.321

3 Suara

a. Telp reguler 785

b. Hotline KC 4.660

c. Care center 1500400 982.380

Sub Total 3 987.825

4 Publik

a. Media Cetak 114

b. Media Saran -

c. Twitter 45.011

d. Facebook 21.688

Sub Total 4 66.813

Jumlah 1.100.428

Pengelolaan Pengaduan dan Umpan Balik PesertaJumlah penanganan pengaduan sampai dengan 31 Desember 2017 tercatat 117.583 pengaduan. Pengaduan disampaikan peserta melalui berbagai macam media, baik secara lisan maupun tertulis. Secara dirinci disampaikan pada tabel berikut:

144 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 175: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Data Jenis Pengaduan Berdasarkan Media Penyampaian

Realisasi Tahun 2017

No. Media Penyampaian Jumlah

1 2 3

1 Tatap Muka

Customer Service 9.228

2 Tulisan

a. Surat 17

b. SMS 281

c. Website 1.338

d. Email 33

Sub Total 2 1.669

3 Suara

a. Telp reguler 253

b. Hotline KC 815

c. Care center 1500400 101.042

Sub Total 3 102.110

4 Publik

a. Media Cetak 21

b. Media Saran 2

c. Twitter 3.395

d. Facebook 1.158

Sub Total 4 4.576

Jumlah 117.583

Dari seluruh pengaduan yang masuk, sebanyak 101.042 pengaduan diterima melalui BPJS Kesehatan Care Center dan 16.541 pengaduan tercatat melalui media lainnya. Secara rinci jenis pengaduan berdasarkan pokok permasalahan adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel Data Jenis Pengaduan Berdasarkan Pokok PermasalahanRealisasi Tahun 2017

No.Pokok Materi

Pengaduan

Care Center 1500400

Media Lain

JumlahProporsi

(%)

1 2 3 4 5=3+4 6=5/∑5

1 Pelayanan Administrasi

54.714 7.593 62.307 52,99

2 Iuran 41.269 6.053 47.322 40,25

3 Pelayanan Kesehatan 4.593 2.383 6.976 5,93

4 Pelayanan Obat 466 512 978 0,83

Jumlah 101.042 16.541 117.583 100,00

Berdasarkan pokok masalah, pengaduan terbanyak yang disampaikan peserta diantaranya yaitu:

1. Pelayanan administrasi, antara lain mengenai:a. Pendaftaran peserta secara online:

1) Nomor Virtual Account (VA) peserta tidak muncul saat diunduh.

2) Proses aktivasi gagal.3) Aplikasi pendaftaran online error.4) Electronic Identity (e-ID) tidak bisa dicetak.5) Nomor KK tidak ditemukan/Data KK

tidak sesuai dengan KK yang ada (data tidak update).

b. Pendaftaran di Kantor Cabang:1) Pendaftaran BU yang memakan waktu

lama.2) Data peserta tidak sesuai.

2. Pelayanan Kesehatan, antara lain mengenai:a. Pembatasan pasien di poli.b. Penetapan plafon biaya oleh faskes.c. Penolakan faskes atas pelayanan rawat inap

termasuk intensif/HCU.d. Iur biaya alat bantu kesehatan.e. Rujukan berjenjang (tanpa melalui FKTP).f. Lamanya antrian dalam mendapatkan

pelayanan administrasi.g. Hak kelas perawatan penuh.h. Pembatasan rujukan internal (tindakan/poli).i. Penolakan di FKTP pada hari libur.j. Pembatasan jam di pelayanan FKTP.

3. Iuran, antara lain mengenai:a. Tagihan iuran yang muncul pada sistem

tidak sesuai.b. Tidak dapat melakukan pembayaran iuran/

gagal bayar.c. Lamanya proses refund.d. Iuran tidak terbagi rata pada setiap anggota

keluarga.4. Pelayanan obat, antara lain mengenai:

a. Pembatasan pemberian Obat.b. Iur biaya obat RJTL dan RITL.c. Tidak tersedianya obat (obat kosong).

SLA Respon Awal dan % Tindak Lanjut Penanganan PengaduanSLA respon awal penanganan pengaduan yang dapat diselesaikan dalam waktu 1 s.d. 3 hari kerja mencapai 99,03% dan pengaduan yang disampaikan oleh peserta yang telah ditindaklanjuti mencapai 99,58%. Berikut disampaikan perkembangan penyelesaian pengaduan sampai dengan 31 Desember 2017:

145LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 176: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PENERIMAAN IURANSampai dengan 31 Desember 2017, iuran yang diterima secara tunai mencapai Rp74,399 triliun.

Tabel Penerimaan IuranTahun 2017

(Juta Rupiah)

No. Segmen PesertaRealisasi s.d. 31

Desember2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi s.d. 31

Desember2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

A PBI 24.814.984 25.502.424 25.362.816 102,21 99,45

B Non PBI

1. PPU

a. PPU Penyelenggara Negara 13.976.419 14.536.014 14.068.799 100,66 96,79

b. PPU Non Penyelenggara Negara 17.748.199 27.848.084 21.355.618 120,33 76,69

Sub Total 1 31.724.618 42.384.097 35.424.418 111,66 83,58

2. PBPU 5.245.056 8.722.498 6.971.990 132,92 79,93

3. BP 1.916.617 1.799.501 1.733.290 90,43 96,32

Sub Total B 38.886.291 52.906.096 44.129.698 113,48 83,41

C Penduduk yang didaftarkan oleh Pemda 3.565.177 4.521.627 4.906.566 137,62 108,51

Total 67.266.452 82.930.147 74.399.079 110,60 89,71

Tabel Penanganan Pengaduan Tahun 2017

No. Unit Kerja/Kedeputian Wilayah

Penyelesaian Pengaduan Tahun 2017

Progres Penyelesaian Pengaduan Jumlah

Pengaduan

Waktu Penyelesaian Pengaduan Jumlah Pengaduan

Selesai

%

Belum direspon

On Process

Selesai1 s.d 3 hari

kerja4 s.d 5 hari

kerja> 5 hari

kerjaSLA Respon

AwalTindak Lanjut

1 2 3 4 5 6=3+4+5 7 8 9 10=7+8+9 11=7/5 12=10/5

1 Care Center - - 105.594 105.594 105.594 - - 105.594 100,00 100,00

2 Kantor Pusat 46 67 305 418 335 8 12 355 80,14 84,93

3 Sumut dan DI Aceh 1 24 2.086 2.111 2.031 22 37 2.090 96,21 99,01

4 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 15 34 750 799 723 5 35 763 90,49 95,49

5 Sumsel, Kep, Babel dan Bengkulu 3 36 1.280 1.319 1.064 13 226 1.303 80,67 98,79

6 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

175 135 715 1.025 727 30 74 831 70,93 81,07

7 Jabar 61 34 2.264 2.359 2.172 20 107 2.299 92,07 97,46

8 Jateng dan DI Yogyakarta 22 37 1.795 1.854 1.793 6 9 1.808 96,71 97,52

9 Jatim 14 30 492 536 491 3 19 513 91,60 95,71

10 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 4 5 475 484 462 - 13 475 95,45 98,14

11 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku - 1 575 576 575 - - 575 99,83 99,83

12 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 4 2 115 121 115 - - 115 95,04 95,04

13 Bali, NTT dan NTB 2 5 71 78 72 - - 72 92,31 92,31

14 Papua dan Papua Barat 4 7 211 222 199 5 7 211 89,64 95,05

15 Banten, Kalbar dan Lampung 2 - 85 87 85 - - 85 97,70 97,70

Jumlah 353 417 116.813 117.583 116.438 112 539 117.089 99,03 99,58

146 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 177: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PEMBAYARAN MANFAAT PROGRAM

Manajemen Fasilitas Kesehatan1. Manajemen Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP).Sampai dengan 31 Desember 2017, faskes tingkat pertama yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 21.763 faskes yang terdiri dari 20.575 FKTP dan 1.188 FKTP Gigi yang secara rinci disajikan pada grafik dan tabel berikut:

GrafikKomposisi FKTP Tahun 2017

Tabel Rincian Jumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang Bekerja Samaper Kedeputian Wilayah

Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah

A, FKTPPraktik

Dokter Gigi (B)

Total (A + B)Dokter Praktik

Perorangan

Klinik Polri

Klinik Pratama

Klinik TNI PuskesmasRS D

PratamaTotal

1 2 3 4 5 6 7 8 9=3+,,+8 10 11=9+10

1 Sumut dan DI Aceh 194 59 536 56 917 1 1.763 15 1.778

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 266 55 431 52 747 - 1.551 74 1.625

3 Sumsel, Kep, Babel dan Bengkulu 340 39 180 27 568 - 1.154 57 1.211

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

84 39 844 69 654 - 1.690 19 1.709

5 Jabar 419 30 670 45 830 - 1.994 60 2.054

6 Jateng dan DI Yogyakarta 1.218 46 566 63 995 1 2.889 340 3.229

7 Jatim 673 45 538 82 964 - 2.302 218 2.520

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 373 52 176 60 656 - 1.317 97 1.414

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 315 59 148 63 1.022 4 1.611 102 1.713

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 249 43 66 34 602 3 997 47 1.044

11 Bali, NTT dan NTB 482 45 132 44 662 3 1.368 122 1.490

12 Papua dan Papua Barat 87 16 24 36 558 4 725 14 739

13 Banten, Kalbar dan Lampung 183 34 292 38 667 - 1.214 23 1.237

Total 4.883 562 4.603 669 9.842 16 20.575 1.188 21.763

0,07%16 RS D Pratama

9.842 Puskesmas45,22%

22,44%4.883 Dokter Praktik Perorangan

2,58%562 Klinik Polri

669Klinik TNI

3,07%5,46%

1.188Dokter Gigi

21,15

%4.

603

Klin

ik P

rata

ma

147LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 178: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2. Manajemen Fasilitas Kesehatan RujukanJumlah faskes rujukan yang bekerja sama disajikan pada tabel dan grafik berikut:

Tabel Jaringan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)Tahun 2017

No. Kepemilikan Target Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Pemerintah Pusat

a. Kementerian 46 45 97,83

b. TNI 110 108 98,18

c. Polri 42 40 95,24

2 Pemerintah Daerah

a. Pemerintah Provinsi 127 134 105,51

b. Pemerintah Kab./Kota 565 570 100,88

3 Swasta

a. Laba 1.282 1.327 103,51

b. BUMN/BUMD 48 44 91,67

Total 2.220 2.268 102,16

Rincian jumlah faskes rujukan tingkat lanjutan beserta faskes penunjang yang bekerja sama disajikan pada tabel berikut:

Grafik

Komposisi FKRTL Tahun 2017

1.371 RS Swasta 193 RS Pemerintah Pusat 45 Kementerian 106 TNI 40 Polri

704 RS Pemerintah Daerah 134 Pemerintah Provinsi 570 Pemerintah Kab./Kota

60,45%

8,51%

31,04%

Tabel Jaringan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) dan Fasilitas Kesehatan Penunjang

Tahun 2017

No. Kepemilikan

Jenis

Total FKRTL Apotek OptikRS Umum RS Khusus Klinik UtamaA B C D A B C D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12=3+,,+11 13 14

1 Pemerintah Pusat

a. Kementerian

1) Kementerian Kesehatan 12 1 6 - 17 2 - - 1 39 19 -

2) Kementerian Pendidikan - 3 1 - 1 - - - - 5 - -

3) Kementerian Pertahanan - - 1 - - - - - - 1 - -

b. TNI

1) Angkatan Laut 1 3 5 10 - 1 - 1 - 21 16 -

2) Angkatan Darat 1 10 27 30 - - - - 1 69 52 -

3) Angkatan Udara - 3 5 9 - 1 - - - 18 10 -

c. Polri 1 4 26 9 - - - - - 40 26 -

2 Pemerintah Daerah

a. Pemerintah Propinsi 6 33 13 23 17 20 7 - 15 134 82 2

b. Pemerintah Kab./Kota 1 122 295 128 - 4 2 2 16 570 420 1

3 Swasta

a. Laba 1 114 450 421 1 10 156 10 164 1.327 1.527 1.014

b. BUMN/BUMD - 4 28 10 - - - - 2 44 236 -

Total 23 297 857 640 36 38 165 13 199 2.268 2.388 1.017

148 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 179: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Secara keseluruhan, faskes rujukan tingkat lanjutan termasuk faskes penunjang (Apotek dan Optik) yang telah bekerja sama sebanyak 5.673 faskes.

Manajemen Manfaat dan Utilisasi Pelayanan 1. Manajemen Manfaat dan Utilisasi Pelayanan

Primer.a. Penguatan Sistem Gate Keeper.

1) Jumlah Kunjungan dan Rujukan di Faskes Tingkat Pertama.a) Data jumlah kunjungan dan rujukan

RJTP per jenis FKTP disajikan pada tabel berikut:

Tabel Jumlah Kunjungan dan Rujukan RJTP per Jenis FKTPTahun 2017

No. Jenis FaskesJumlah

KunjunganJumlah Rujukan

1 2 3 4

1 Dokter Praktik Perorangan 16.422.813 1.999.000

2 Klinik Polri 1.335.963 267.381

3 Klinik Pratama 39.012.419 4.842.327

4 Klinik TNI 2.385.615 546.674

5 Praktik Dokter Gigi 1.366.156 249.115

6 Puskesmas 89.741.478 10.984.463

7 RS D Pratama 24.035 2.696

Total 150.288.478 18.891.657

b) Jumlah kasus RITP sampai dengan 31 Desember 2017, sebanyak 252,263 kasus yang dilayani di Puskesmas dan Klinik Pratama.

2) Program Rujuk Balik (PRB).Program rujuk balik adalah program dimana FKRTL merujuk kembali peserta dengan penyakit kronis yang kondisinya telah stabil yang dapat ditangani oleh FKTP kepada FKTP yang merujuk sebelumnya, dan kemudian dilakukan rujukan kembali ke FKRTL dalam periode waktu 3 bulan setelahnya untuk dilakukan pemantauan kembali oleh dokter spesialis. Jumlah peserta Program Rujuk Balik sampai dengan 31 Desember 2017 sebanyak 818,804 jiwa disajikan pada tabel berikut:

Tabel Peserta Program Rujuk Balik (PRB)Tahun 2017

(Jiwa)

No. Jenis Penyakit Realisasi

1 2 3

1 Diabetes Melitus 350.693

2 Hipertensi 366.490

3 Jantung 62.362

4 Asma 18.543

5 Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) 5.489

6 Epilepsi 5.633

7 Skizofren 3.275

8 Stroke 6.126

9 Sindroma Lupus Eritromatosus 193

Total 818.804

b. Pengelolaan Promprev di Faskes Tingkat Pertama.Sampai dengan 31 Desember 2017, kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu:1) Skrining untuk preventif primer (skrining

riwayat kesehatan peserta) terhadap 782.552 peserta. Jika hasil skrining mengindikasikan peserta memiliki faktor risiko Diabetes Melitus Tipe 2 atau Hipertensi, peserta diedukasi untuk turut serta dalam Program Prolanis (Diabetes Melitus Tipe 2 atau Hipertensi).

2) Skrining untuk preventif sekunder selektif yang dilaksanakan bagi peserta risiko tinggi penyakit kronis. Berdasarkan hasil skrining riwayat kesehatan dan deteksi kanker leher rahim, telah dilakukan kegiatan Skrining Lanjutan Pemeriksaan DM sebanyak 1.644 peserta, Skrining IVA sebanyak 238.010 peserta dan Pap Smear kepada 315.835 peserta.

c. Pengelolaan Pembayaran Kapitasi.Sampai dengan 31 Desember 2017, BPJS Kesehatan telah membayar biaya kapitasi sebesar Rp12,271 triliun atau 90,55% dari RKAT 2017. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

149LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 180: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Rincian pembayaran kapitasi per jenis faskes tingkat pertama sampai dengan 31 Desember 2017, disajikan pada tabel berikut:

Tabel Pembayaran Kapitasi per Jenis FKTPTahun 2017

(Juta Rupiah)

No. Jenis FaskesJumlah

Pembayaran

1 2 3

1 Dokter Praktik Perorangan 940.036

2 Klinik Polri 129.442

3 Klinik Pratama 2.344.489

4 Klinik TNI 187.840

5 Praktik Dokter Gigi 139.553

6 Puskesmas 8.525.389

7 RS D Pratama 4.303

Total 12.271.052

d. Evaluasi Utilisasi.Data pemanfaatan pelayanan di faskes tingkat pertama dapat disajikan dalam bentuk rate kunjungan dan rasio rujukan.

Tabel Rate Kunjungan dan Rasio Rujukan Peserta di FKTPTahun 2017

No. Jenis FaskesRate

Kunjungan (‰)

Rasio Rujukan

(%)

1 2 3 4

1 Dokter Praktik Perorangan 137,96 12,17

2 Klinik Polri 89,11 20,01

3 Klinik Pratama 170,62 12,41

4 Klinik TNI 107,32 22,92

5 Praktik Dokter Gigi 14,85 18,23

6 Puskesmas 58,96 12,24

7 RS D Pratama 42,90 11,22

Tabel Rincian Pembayaran Kapitasi per Kedeputian WilayahPerbandingan RKAT dan Realisasi Tahun 2017

(Juta Rupiah)

No. Kedeputian Wilayah RKAT 2017 Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3

1 Sumut dan DI Aceh 1.121.407 969.874 86,49

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 777.183 759.276 97,70

3 Sumsel, Kep, Babel dan Bengkulu 493.774 440.333 89,18

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 1.906.068 1.806.715 94,79

5 Jabar 1.654.303 1.472.058 88,98

6 Jateng dan DI Yogyakarta 2.136.876 1.920.274 89,86

7 Jatim 1.940.399 1.710.900 88,17

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 519.457 452.490 87,11

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 754.251 689.034 91,35

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 384.476 353.158 91,85

11 Bali, NTT dan NTB 718.946 695.220 96,70

12 Papua dan Papua Barat 304.628 266.558 87,50

13 Banten, Kalbar dan Lampung 839.616 735.162 87,56

Total 13.551.384 12.271.052 90,55

150 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 181: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

e. Upaya Pencegahan Kecurangan.Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2015 perihal Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Pada Sistem Jaminan Sosial Nasional. Beberapa upaya yang telah dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan dalam rangka pencegahan kecurangan yaitu sebagai berikut:1) Penyusunan Peraturan BPJS Kesehatan

Nomor 7 Tahun 2016 tentang Sistem Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan.

2) Pembentukan Bidang Khusus yang menangani kecurangan JKN.

3) Membentuk Tim Pencegahan Kecurangan Internal di tingkat Cabang, Wilayah dan Kantor Pusat.

4) Mendorong Pembentukan Tim Pencegahan Kecurangan FKTP (Dinas Kesehatan) dan FKRTL.

5) Melakukan Sosialisasi Pencegahan Kecurangan baik kepada internal dan eksternal secara berkala.

6) Mencantumkan Klausul pencegahan kecurangan pada kontrak kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan (FKTP dan FKRTL).

7) Membangun dan mengembangkan sistem pencegahan kecurangan atas klaim dari Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan (FKTP dan FKRTL). Melakukan deteksi

kecurangan melalui kegiatan audit klaim (FKTP dan FKRTL).

8) Melakukan Optimalisasi fungsi TKMKB, DPM, DPK dalam penyelesaian kasus yang teridentifikasi berpotensi kecurangan (Fraud).

9) Pengendalian Biaya Pelayanan Kesehatan Dalam rangka memastikan pelayanan yang

diberikan kepada peserta JKN adalah pelayanan yang berkualitas dengan tetap mengacu kepada azas efektif dan efisien maka upaya yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:a) Melakukan Walk Through Audit (WTA)

kepada peserta atas pelayanan yang telah diberikan oleh FKTP.

b) Melakukan supervisi secara berkala kepada FKTP yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

c) Mengimplementasikan sistem pembayaran berbasis pemenuhan komitmen pelayanan di FKTP (KBK).

d) Mengoptimalkan peran FKTP sebagai gate keeper, khususnya dalam pelaksanaan sistem rujukan berbasis kompetensi dan pengelolaan Program Rujuk Balik.

e) Melakukan penajaman proses verifikasi k la im non kap i t as i mela lu i pengembangan sistem deteksi kecurangan dari proses pengajuan klaim non kapitasi (pra-verifikasi/validasi klaim non kapitasi).

f) Melakukan upaya pencegahan kecurangan melalui, pelaksanaan audit klaim dan audit non klaim.

151LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 182: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel SPNM Penyelesaian Tagihan Klaim Faskes LanjutanPer 31 Desember 2017

No. Kedeputian Wilayah

Jumlah Faskes Tingkat

Lanjutan

Tanggal Diterima Tanggal Dibayar

1 s/d 10 11 s/d 20 ≥ 215 hari

dari Tgl Diterima

6-15 hari dari Tgl Diterima

≥ 16 hari dari Tgl Diterima

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Sumut dan DI Aceh 30 5 15 10 14 16 -

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 65 11 41 13 28 37 -

3 Sumsel, Kep, Babel dan Bengkulu 39 2 19 18 30 9 -

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 171 49 98 24 108 63 -

5 Jabar 63 5 46 12 50 13 -

6 Jateng dan DI Yogyakarta 143 8 95 40 115 28 -

7 Jatim 98 13 59 26 59 39 -

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 14 1 13 - 13 1 -

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 13 2 5 6 6 7 -

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 31 9 17 5 18 13 -

11 Bali, NTT dan NTB 31 - 12 19 25 6 -

12 Papua dan Papua Barat 8 1 6 1 8 - -

13 Banten, Kalbar dan Lampung 12 - 8 4 10 2 -

Nasional 718 106 434 178 484 234 -

2. Manajemen Manfaat dan Utilisasi Pelayanan Rujukan.a. Pengelolaan Klaim.

1) Pemenuhan SPNM (Standar Pelayanan Non Medis).

Penyelesaian tagihan klaim per 31 Desember 2017, dari sebanyak 718 Faskes Lanjutan diselesaikan dalam waktu 5 sampai dengan 15 hari kerja.

2) Laporan Absensi Klaim.Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2016 tanggal 23 November 2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2016 tanggal

18 Oktober 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan maka perlu dilakukan penyesuaian aplikasi INA-CBG oleh Kementerian Kesehatan dan aplikasi verifikasi oleh BPJS Kesehatan. Penyelesaian klaim N-1 pada bulan pembebanan Desember 2017 mencapai 51,88%, secara rinci disajikan pada tabel berikut:

152 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 183: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Absensi Klaim per 31 Desember 2017

No. Kedeputian Wilayah JumlahKlaim > N-2 Klaim N-2 Klaim N-1

Jml % Jml % Jml %

1 2 3 4 5=4/3 6 7=6/3 8 9=8/3

1 Sumut dan DI Aceh 402 40 9,95 295 73,38 67 16,67

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 342 27 7,89 132 38,60 183 53,51

3 Sumsel, Kep, Babel dan Bengkulu 194 10 5,15 49 25,26 135 69,59

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi 613 30 4,89 236 38,50 347 56,61

5 Jabar 338 32 9,47 101 29,88 205 60,65

6 Jateng dan DI Yogyakarta 655 27 4,12 206 31,45 422 64,43

7 Jatim 555 69 12,43 214 38,56 272 49,01

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara 151 9 5,96 41 27,15 101 66,89

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 303 30 9,90 126 41,58 147 48,51

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut 195 26 13,33 58 29,74 111 56,92

11 Bali, NTT dan NTB 228 36 15,79 88 38,60 104 45,61

12 Papua dan Papua Barat 80 16 20,00 32 40,00 32 40,00

13 Banten, Kalbar dan Lampung 223 32 14,35 97 43,50 94 42,15

Total 4.279 384 8,97 1.675 39,14 2.220 51,88

Tabel Rate dan Unit Cost Pelayanan di FKRTL Sampai Dengan 31 Desember 2017

No. Tingkat Layanan Rate (‰) Unit Cost (Rp,)

RKAT 2017 Realisasi % RKAT 2017 Realisasi %

1 2 3 4 5=4/3 6 7 8=7/6

1 RJTL 26,67 30,08 112,78 305.060 295.555 96,88

2 RITL 4,25 4,07 95,76 4.886.236 4.754.862 97,31

b. Evaluasi Utilisasi.1) Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Data pemanfaatan pelayanan di faskes rujukan tingkat lanjutan disajikan pada tabel berikut:

153LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 184: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Sepuluh Kode CBG Terbanyak Pada Tingkat Layanan RJTL Tahun 2017

No. Kode CBG Nama CBG Jumlah Kasus Biaya (Rp,)

1 2 3 4 5

1 Q-5-44-0 PENYAKIT KRONIS KECIL LAIN-LAIN 35.715.552 7.469.446.533.970

2 M-3-16-0 PROSEDUR THERAPI FISIK DAN PROSEDUR KECIL MUSKULOSKLETAL 4.629.191 543.876.959.600

3 N-3-15-0 PROSEDUR DIALISIS 3.657.691 3.187.270.381.500

4 Q-5-42-0 PENYAKIT AKUT KECIL LAIN-LAIN 2.473.778 478.985.004.500

5 Z-3-27-0 PERAWATAN LUKA 2.080.817 404.733.356.486

6 Z-3-12-0 PROSEDUR REHABILITASI 1.988.399 317.194.853.000

7 Q-5-18-0 KONSULTASI ATAU PEMERIKSAAN LAIN-LAIN 1.800.341 251.610.443.000

8 Z-3-25-0 PROSEDUR ULTRASOUND GINEKOLOGIK 1.510.433 468.764.919.800

9 U-3-16-0 PROSEDUR PADA GIGI 1.367.803 407.656.063.300

10 H-3-12-0 PROSEDUR LAIN-LAIN PADA MATA 1.323.838 315.839.348.200

Total 56.547.843 13.845.377.863.356

Tabel Sepuluh Kode CBG Terbanyak Pada Tingkat Layanan RITL Tahun 2017

No. Kode CBG Nama CBG Jumlah Kasus Biaya (Rp,)

1 2 3 4 5

1 O-6-10-I OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR RINGAN 548.978 3.012.201.951.403

2 K-4-17-I NYERI ABDOMEN & GASTROENTERITIS LAIN-LAIN (RINGAN) 384.954 657.962.092.400

3 A-4-14-I PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN PARASIT LAIN-LAIN RINGAN 356.974 906.089.614.745

4 P-8-17-I NEONATAL, BBL GROUP-5 TANPA PROSEDUR MAYOR RINGAN 261.577 1.017.418.264.800

5 O-6-13-I PERSALINAN VAGINAL RINGAN 249.577 439.305.908.600

6 A-4-13-I INFEKSI NON BAKTERI RINGAN 224.592 431.361.562.300

7 K-4-18-I DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (RINGAN) 219.675 325.749.271.400

8 L-1-40-I PROSEDUR PADA KULIT, JARINGAN BAWAH KULIT DAN PAYUDARA RINGAN

151.616 699.573.320.597

9 O-6-13-II PERSALINAN VAGINAL SEDANG 146.486 299.869.448.000

10 J-4-16-I SIMPLE PNEUMONIA & WHOOPING COUGH RINGAN 142.614 562.429.687.400

Total 2.687.043 8.351.961.121.645

Sepuluh Kode CBG terbanyak pada tingkat layanan RJTL menyerap biaya sebesar Rp13,845 triliun atau 58,86% dari total realisasi biaya pelayanan RJTL (Rp23,524 triliun), dimana kasus terbanyak adalah Penyakit Kronis Kecil Lain-Lain, dengan rincian sebagai berikut:

Sepuluh Kode CBG terbanyak pada tingkat layanan RITL menyerap biaya sebesar Rp8,352 triliun atau 17,75% dari total realisasi biaya pelayanan RITL (Rp47,041 triliun), dimana kasus terbanyak adalah Operasi Pembedahan Caesar Ringan, dengan rincian sebagai berikut:

154 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 185: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Rasio Biaya Manfaat terhadap Pendapatan IuranPerbandingan RKAT dan Realisasi Tahun 2017

(Juta Rupiah)

No. KeteranganRKAT 2017

Realisasi 2017

%

1 2 3 4 5=4/3

1 Pendapatan Iuran 85.690.096 74.246.641 86,65

2 Biaya Manfaat (termasuk Biaya Promprev) 87.220.335 84.444.864 96,82

Rasio Klaim (%) 101,79 113,74

Tabel Asuransi Kesehatan Tambahan yang Bekerja samaTahun 2017

Nama Perusahaan Asuransi

1 PT Bosowa Asuransi 12 PT AXA Mandiri Financial Services

2 PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 13 PT Asuransi Sinarmas MSIG

3 PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia 14 PT Asuransi Bintang Tbk

4 PT Victoria Insurance 15 PT FWD Life Indonesia

5 PT Asuransi Jasa Indonesia 16 PT Hanwha Life Insurance Indonesia

6 PT Asuransi Umum Mega 17 PT AXA Financial Indonesias

7 PT Asuransi Ramayana 18 PT Asuransi Tugu Mandiri

8 PT BNI Life Insurance 19 PT Asuransi Takaful Keluarga

9 PT Arthagraha General Insurance 20 PT Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912

10 PT Malacca Trust Wuwungan Insurance 21 PT Citra International Underwriters

11 PT Asuransi Dayin Mitra Tbk 22 PT Asuransi Reliance Indonesia

2) Rasio Biaya Manfaat terhadap Pendapatan Iuran.Berdasarkan RKAT 2017, ditetapkan rasio biaya manfaat terhadap pendapatan iuran sebesar 101,79%. Sampai dengan 31 Desember 2017, rasio biaya manfaat (termasuk biaya promotif dan preventif) terhadap pendapatan iuran sebesar 113,74% disajikan pada tabel berikut:

c. Koordinasi Manfaat.Asuransi Kesehatan Tambahan yang telah melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan sampai dengan 31 Desember 2017 sebanyak 22 Perusahaan Asuransi, dengan rincian sebagai berikut:

Sampai dengan 31 Desember 2017, Asuransi Kesehatan Tambahan yang telah mendaftarkan pesertanya sebanyak 7 Perusahaan Asuransi yaitu: PT Asuransi Jiwa Mandiri Inhealth, PT Asuransi Reliance Indonesia,

PT Asuransi Tugu Mandiri, PT Asuransi Hanwha Life, PT Asuransi Sinar Mas MSI, PT Asuransi Umum Mega dan PT BNI Life Insurance dengan jumlah peserta sebanyak 412,572 jiwa.

155LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 186: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

MANAJEMEN PENGAWASAN KEPATUHAN PESERTA DAN PEMBERI KERJA

Pengawasan Kepatuhan Peserta dan Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara.Dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 disebutkan bahwa pemeriksaan dapat dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu pemeriksaan data dan pemeriksaan lapangan.1. Pemeriksaan Data.

Pada pemeriksaan data, Petugas Pemeriksa tidak berkunjung langsung ke tempat pemberi kerja. Pemeriksaan dilaksanakan oleh Petugas Pemeriksa di kantor BPJS Kesehatan dengan tahapan:a. Melakukan pengumpulan data sekunder

yang telah tersedia.b. Analisa data.

c. Konfirmasi/pengujian hasil analisa data melalui konfirmasi ke entitas.

d. Membuat laporan pemeriksaan dan rekomendasi atas konfirmasi yang diberikan entitas.

Konfirmasi/pengujian dugaan ketidakpatuhan dilakukan oleh Petugas Pemeriksa BPJS Kesehatan ke Badan Usaha melalui surat konfirmasi. Badan Usaha tersebut diberikan waktu selama 7 hari untuk memberikan konfirmasi terkait registrasi BU ke BPJS Kesehatan. Perkembangan pelaksanaan pemeriksaan kepatuhan pemberi kerja disampaikan melalui tabel berikut:

Tabel Pelaksanaan Pemeriksaan Data Kepatuhan Pemberi KerjaDalam Melaksanakan Kewajibannya ke BPJS Kesehatan

Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah RKPT*Tindakan Pemeriksaan Atas Jenis Kepatuhan

Jumlah Tindakan

Jumlah Temuan

Total Patuh

Total Tidak Patuh

Dalam Progress PemeriksaanPendaftaran

Penyampaian Data

Pembayaran Iuran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Sumut dan DI Aceh 921 4 61 1 66 63 58 5 3

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

660 5 73 - 78 78 15 63 -

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

413 31 1 - 32 19 3 16 13

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

1,045 2 87 5 94 57 20 37 37

5 Jabar 549 51 3 3 57 40 30 10 17

6 Jateng dan DI Yogyakarta

885 - - - - - - - -

7 Jatim 853 - - - - - - - -

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng dan Kaltara

480 11 107 23 141 140 8 132 1

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

670 2 - 2 4 4 - 4 -

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

360 - 2 - 2 2 2 - -

11 Bali, NTT dan NTB 660 20 73 4 97 97 4 93 -

12 Papua dan Papua Barat 360 138 22 22 182 145 52 93 37

13 Banten,Kalbar dan Lampung

473 - - - - - - - -

JUMLAH 8,329 264 429 60 753 645 192 453 108

* Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan (RKPT)

156 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 187: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Sampai dengan 31 Desember 2017 telah dilakukan pemeriksaan data terhadap Badan Usaha yang belum ataupun sudah melakukan registrasi ke BPJS Kesehatan, dengan hasil:a. Jumlah pemeriksaan data yang dilaksanakan

sesuai dengan prosedur pemeriksaan, setelah dilakukan evaluasi oleh Kedeputian Wilayah, sebanyak 753 Badan Usaha.

b. Terdapat 108 Badan Usaha yang sedang dalam proses pemeriksaan.

c. Hasil pemeriksaan data yang dilaksanakan oleh Kantor Cabang sebagai berikut: 1) 192 Badan Usaha patuh melaksanakan

kewaj iban setelah di lakukan pemeriksaan data.

2) 453 Badan Usaha tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban dan akan ditingkatkan menjadi pemeriksaan lapangan.

d. Terdapat penambahan RKPT sebanyak 44 Badan Usaha dari periode sebelumnya

dengan rincian, 2 Badan Usaha pada Kedeputian Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dan 42 Badan Usaha pada Kedeputian Wilayah Banten, Kalbar dan Lampung.

2. Pemeriksaan Lapangan.

Pada pemeriksaan lapangan, Petugas Pemeriksa langsung memeriksa ke lokasi pemberi kerja. Pemeriksaan dilakukan oleh Petugas Pemeriksa BPJS Kesehatan di tempat entitas dengan tahapan: a. Membuat surat pemberitahuan pemeriksaan

lapangan.b. Mengumpulkan data primer dan sekunder. c. Melakukan analisa data. d. Melakukan pengujian data dengan langsung

di tempat entitas. e. Membuat laporan pemeriksaan dan

rekomendasi atas hasil pengujian yang dilaksanakan.

Tabel Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Kepatuhan Pemberi KerjaDalam Melaksanakan Kewajibannya ke BPJS Kesehatan

Tahun 2017

No. Kedeputian Wilayah RKPT

Tindakan Pemeriksaan Atas Jenis Kepatuhan Jumlah

Tindakan Jumlah Temuan

Total Patuh

Total Tidak Patuh

Dalam Progress

PemeriksaanPendaftaranPenyampaian

DataPembayaran

Iuran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Sumut dan DI Aceh 921 336 376 88 800 756 556 200 44

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi 660 100 608 35 743 635 537 98 108

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu 413 44 342 27 413 252 243 9 161

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

1.045 203 798 67 1.068 952 665 287 116

5 Jabar 549 149 381 46 576 477 363 114 99

6 Jateng dan DI Yogyakarta 885 171 750 19 940 875 646 229 65

7 Jatim 853 215 563 57 835 819 561 258 16

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng dan Kaltara 480 47 342 63 452 386 334 52 66

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku 670 213 444 106 763 749 606 143 14

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

360 62 219 147 428 410 365 45 18

11 Bali, NTT dan NTB 660 58 550 50 658 630 581 49 28

12 Papua dan Papua Barat 360 187 40 75 302 279 237 42 23

13 Banten,Kalbar dan Lampung 473 174 355 78 607 365 308 57 242

JUMLAH 8.329 1.959 5.768 858 8.585 7.585 6.002 1.583 1.000

157LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 188: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Sampai dengan 31 Desember 2017 telah dilakukan pemeriksaan lapangan sebanyak 8.585 Badan Usaha. Hasil dari pemeriksaan lapangan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: a. Terdapat 6.002 Badan Usaha yang patuh

setelah dilakukan pemeriksaan lapangan.b. Terdapat 1.583 Badan Usaha dinyatakan

tidak patuh setelah dilakukan pemeriksaan lapangan.

c. Terdapat 1.000 Badan Usaha masih dalam progres pemeriksaan.

d. Terdapat penambahan RKPT sebanyak 44 Badan Usaha dari periode sebelumnya dengan rincian, 2 Badan Usaha pada Kedeputian Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dan 42 Badan Usaha pada Kedeputian Wilayah Banten, Kalbar dan Lampung.

Pengenaan Sanksi AdministratifBPJS Kesehatan berwenang memberikan sanksi administratif bagi Pemberi Kerja selain Penyelenggara Negara yang tidak patuh dengan kewajibannya dalam penyelenggaraan Jaminan Sosial sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sanksi administratif yang dikenakan oleh BPJS Kesehatan tersebut berupa teguran tertulis dan pengenaan

denda. Sedangkan sanksi penghentian pelayanan publik tertentu dikenakan oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah atas usulan dari BPJS Kesehatan.

Sesuai ketentuan Pasal 13 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 dinyatakan bahwa Pengenaan sanksi administratif kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan setiap orang, selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran yang memenuhi persyaratan kepersertaan dalam program jaminan sosial dilakukan berdasarkan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan dalam penyelenggaraan program jaminan sosial.

1. Pengenaan Sanksi Administratif atas Hasil Pemeriksaan Data terhadap Ketidakpatuhan Pendaftaran dan Penyampaian Data.Sampai dengan 31 Desember 2017 BPJS Kesehatan mengenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis pertama dan kedua, denda adminsitratif dan usulan tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu bagi Badan Usaha yang dinyatakan tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban pada pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional oleh Petugas Pemeriksa BPJS Kesehatan setelah dilakukan pemeriksaan data.

158 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 189: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Pengenaan Sanksi Administratif atas Hasil Pemeriksaan DataTahun 2017

No. Kedeputian WilayahTotal Tidak

Patuh

Pengenaan Sanksi Administratif Tahun 2017

Jumlah Penerbitan Surat Kuasa

Khusus (SKK)

Ditindaklanjuti Dengan Pengenaan Sanksi Administratif Atas Ketidakpatuhan Pendaftaran dan Penyampaian Data

Sanksi Pidana pasal

55

Patuh (melaksanakan

rekomendasi pemeriksaan)

Tidak Patuh (belum

melaksanakan Rekomendasi)

Teguran Tertulis 1

Teguran Tertulis 2

Denda Administratif

Usulan tidak mendapat pelayanan

publik tertentu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Sumut dan DI Aceh 5 - - - - - - - -

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

63 - - - - - - - -

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

16 - - - - - - - -

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

37 - - - - - - - -

5 Jabar 10 - - - - - - - -

6 Jateng dan DI Yogyakarta - - - - - - - - -

7 Jatim - - - - - - - - -

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng dan Kaltara

132 - - - - - - - -

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

4 - - - - - - - -

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

- - - - - - - - -

11 Bali, NTT dan NTB 93 - - - - - - - -

12 Papua dan Papua Barat 93 20 - - - - 18 - -

13 Banten,Kalbar dan Lampung - - - - - - - - -

JUMLAH 453 20 - - - - 18 - -

Dari 453 Badan Usaha yang dinyatakan tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban setelah dilaksanakan pemeriksaan data, telah dikenakan sanksi administratif adalah sebagai berikut:a. Sanksi administratif teguran sebanyak 20 Badan

Usaha.b. Belum ada BU yang dikenakan sanksi teguran

tertulis II.c. Belum ada BU yang dikenakan sanksi administratif

denda 0,1%.d. Belum ada BU yang dikenakan sanksi administratif,

usulan tidak mendapat pelayanan publik tertentu.e. Badan Usaha patuh melakukan rekomendasi

atas pengenan sanksi administratif tersebut di atas sebanyak 18 Badan Usaha.

Belum adanya pengenaan sanksi teguran II, denda administratif, usulan tidak mendapatkan pelayanan publilk tertentu dan seterusnya terhadap Badan usaha yang tidak patuh dalam metode pemeriksaan data dikarenakan akan di tingkatkan menjadi pemeriksaan dengan metode pemeriksaan lapangan.

Sanksi administratif dikenakan secara sekuensial (berurutan) sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif kepada Pemberi Kerja selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial dan Peraturan Direksi Nomor 15 Tahun 2017 tentang Tata Cara

159LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 190: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran serta Upaya Penegakan Hukum Lain bagi Pemberi Kerja selain Penyelenggara Negara dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Sanksi administratif berupa denda 0,1% tetap berjalan perhitungannya sampai Pemberi Kerja melaksanakan kewajibannya.

2. Pengenaan Sanksi Administratif atas Hasil Pemeriksaan Lapangan.Sampai dengan 31 Desember 2017 BPJS Kesehatan telah mengenakan sanksi administratif, berupa teguran tertulis pertama dan kedua, denda adminsitratif dan usulan tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu, kepada Badan Usaha yang dinyatakan tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban dalam program Jaminan Kesehatan Nasional oleh Petugas Pemeriksa BPJS Kesehatan setelah dilakukan pemeriksaan lapangan.

Tabel Pengenaan Sanksi Administratif atas Hasil Pemeriksaan LapanganTahun 2017

No. Kedeputian WilayahTotal Tidak

Patuh

Pengenaan Sanksi Administratif Tahun 2017

Jumlah Penerbitan

SKK

Ditindaklanjuti Dengan Pengenaan Sanksi Administratif Atas Ketidakpatuhan Pendaftaran dan Penyampaian Data

Sanksi Pidana

pasal 55

Patuh (melaksanakan rekomendasi pemeriksaan)

Tidak Patuh (belum

melaksanakan Rekomendasi)

Teguran Tertulis 1

Teguran Tertulis 2

Denda Administratif

Usulan tidak mendapat pelayanan

publik tertentu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Sumut dan DI Aceh 200 56 121 1 - - 41 - -

2 Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi

98 45 36 2 2 - 61 - 10

3 Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu

9 7 - - - - 1 - -

4 DKI Jkt, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

287 125 110 12 7 - 180 1 14

5 Jabar 114 70 34 6 2 - 54 - 3

6 Jateng dan DI Yogyakarta

229 86 98 21 6 - 99 7 5

7 Jatim 258 112 72 27 16 - 148 3 12

8 Kaltim, Kalsel, Kalteng dan Kaltara

52 26 8 11 - - 27 - 5

9 Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku

143 48 36 17 - - 56 - -

10 Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut

45 13 7 4 4 - 21 - 17

11 Bali, NTT dan NTB 49 32 5 8 1 - 33 - 3

12 Papua dan Papua Barat 42 18 12 - - - 22 - -

13 Banten,Kalbar dan Lampung

57 12 4 3 3 - 30 - 23

Jumlah 1.583 650 543 112 41 - 773 11 92

160 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 191: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Dari 1.583 Badan Usaha yang dinyatakan tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban setelah dilaksanakan pemeriksaan lapangan, telah dikenakan sanksi administratif adalah sebagai berikut:a. Teguran tertulis I sebanyak 650 Badan Usaha.b. Teguran tertulis II sebanyak 543 Badan Usaha.c. Denda Administratif sebanyak 112 Badan Usaha.d. Usulan tidak mendapat pelayanan publik tertentu

sebanyak 41 Badan Usaha.e. Badan Usaha yang patuh melakukan rekomendasi

atas pengenaan sanksi administratif sebanyak 773 Badan Usaha.

f. Badan Usaha yang tidak patuh melakukan rekomendasi atas pengenaan sanksi administratif sebanyak 11 Badan Usaha.

g. Badan Usaha yang di terbitkan SKK ke Kejaksaan sejumlah 92 Badan Usaha (29 SKK terkait ketidakpatuhan pendaftaran dan penyampaian data dan 63 SKK terkait ketidakpatuhan terkait pembayaran iuran).

KUALITAS LAYANAN

BPJS Kesehatan terus mengembangkan berbagai terobosan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan peserta. Hal tersebut dapat diukur melalui:

Survei Kepuasan Peserta dan Fasilitas KesehatanSurvei ini dilakukan dengan tujuan diperolehnya Indeks Kepuasan Peserta, Indeks Kepuasan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Indeks Kepuasan Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan, Indeks Engagement Peserta, Indeks Engagement Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Indeks Engagement Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan. Hasil survei kepuasan peserta dan fasilitas kesehatan tahun 2017 sebagai berikut:1. Indeks kepuasan Peserta sebesar 79,5%.2. Indeks engagement Peserta sebesar 78,7%.3. Indeks Loyalitas Peserta sebesar 81,3%.4. Net Promoter Score Peserta sebesar 20,2%.

5. Indeks kepuasan Fasilitas Kesehatan sebesar 75,7%.6. Indeks engagement Fasilitas Kesehatan sebesar

80,5%.7. Indeks Loyalitas Fasilitas Kesehatan sebesar

80,8%.8. Net Promoter Score Fasilitas Kesehatan sebesar

20,8%.9. Indeks kepuasan Badan Usaha Prima adalah 76,4%.

Pengukuran Kualitas Pelayanan Fasilitas KesehatanKajian ini dilakukan untuk menghasilkan nilai indeks kualitas pelayanan fasilitas kesehatan tahun 2017, dengan hasil sebagai berikut:1. Indeks Kualitas Layanan Fasilitas Kesehatan

dengan pendekatan Donabedian variabel disesuaikan dengan perhitungan-perhitungan tahun sebelumnya menunjukan nilai sebesar 76,88%.

2. Indeks Kualitas Layanan Fasilitas Kesehatan dengan pendekatan Donabedian namun dilakukan perhitungan pembobotan dengan menggunakan Principle Component Analysis (PCA) menunjukan nilai indeks sebesar 80,18%.

3. Indeks Kualitas Layanan Fasilitas Kesehatan dengan pendekatan Malcolm Baldrige dengan menggunakan indikator dan pembobotan baru (PCA) menunjukan nilai sebesar 79,94%.

161LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 192: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan
Page 193: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

ASPEK KEUANGAN

Page 194: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Pendapatan IuranPerbandingan Realisasi s.d. 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017 dan Realisasi s.d. 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. Jenis IuranRealisasi s.d.

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017 Realisasi s.d.

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

A Penerima Bantuan Iuran (PBI) 24.814.348 25.502.424 25.362.816 102,21 99,45

B Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)

1. Pekerja Penerima Upah (PPU)

a. PPU Pemerintah 13.750.251 14.660.062 13.820.774 100,51 94,28

b. PPU Badan Usaha 17.826.776 28.707.685 21.490.531 120,55 74,86

Sub Total 1 31.577.027 43.367.747 35.311.306 111,83 81,42

2. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 5.726.023 10.382.858 6.716.609 117,30 64,69

3. Bukan Pekerja 1.622.292 1.799.501 1.650.705 101,75 91,73

Sub Total B 38.925.342 55.550.106 43.678.620 112,21 78,63

C Penduduk yang didaftarkan oleh Pemda 3.664.322 4.637.566 5.205.205 142,05 112,24

Total (A+B+C) 67.404.011 85.690.096 74.246.641 110,15 86,65

Dibandingkan dengan RKAT 2017, pendapatan iuran per segmen peserta dijelaskan sebagai berikut:1. Iuran PBI tercapai sebesar Rp25,363 triliun atau

99,45% dari RKAT 2017. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan pendapatan iuran PBI antara lain dengan melakukan rekonsiliasi secara rutin data kepesertaan dan iuran bersama Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan.

2. Iuran PPU Pemerintah tercapai sebesar 94,28% dari RKAT 2017, antara lain karena kenaikan gaji berkala dan kenaikan pangkat (acres) yang dalam RKAT 2017 diasumsikan sebesar 3,1% per tahun, realisasinya berkisar antara 2%-2,5% per tahun. Untuk meningkatkan akurasi data iuran, BPJS Kesehatan secara triwulanan melakukan kegiatan rekonsiliasi dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian Keuangan.

3. Iuran PPU Badan Usaha tercapai sebesar 74,86% dari target RKAT 2017, sejalan dengan capaian kepesertaan PPU Badan Usaha yang meliputi BUMN, BUMD, WNA dan swasta lainnya.

4. Iuran PBPU tercapai sebesar 64,69% dari target RKAT 2017. Sampai dengan 31 Desember 2017, peserta PBPU belum secara patuh melakukan pembayaran iuran sesuai dengan ketentuan. Hal ini mengakibatkan tingginya jumlah peserta PBPU yang diberhentikan sementara jaminan kesehatannya.

5. Iuran Penduduk yang didaftarkan oleh Pemda tercapai sebesar 112,24% dari RKAT 2017.

DANA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN (DJS)PENDAPATAN IURANPendapatan iuran yang telah dibukukan sampai dengan 31 Desember 2017 (Audited) mencapai Rp74,247 triliun atau 86,65% dari RKAT 2017. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

164 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 195: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Rincian Piutang Iuran per Segmen PesertaPerbandingan RKAT 2017 dan Realisasi per 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. Piutang IuranRealisasi per

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi per

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

A Penerima Bantuan Iuran (PBI) - - - - -

B Bukan Penerima Bantuan Iuran (Bukan PBI)

1. Pekerja Penerima Upah (PPU)

a. PPU Pemerintah 632.476 766.619 362.468 57,31 47,28

b. PPU Badan Usaha 504.064 1.170.105 664.539 131,84 56,79

Sub Total 1 1.136.540 1.936.723 1.027.007 90,36 53,03

2. Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 2.039.162 4.016.158 1.796.346 88,09 44,73

3. Bukan Pekerja 62.138 - 14.905 23,99 -

Sub Total B 3.237.839 5.952.881 2.838.257 87,66 47,68

C Penduduk yang didaftarkan oleh Pemda 260.302 452.419 81.912 31,47 18,11

Piutang Iuran Bruto (A+B+C) 3.498.141 6.405.300 2.920.170 83,48 45,59

D Cadangan Penurunan Nilai (1.726.417) (2.894.758) (2.101.942) 121,75 72,61

Piutang Iuran Neto (C+D) 1.771.724 3.510.542 818.228 46,18 23,31

Adapun rincian piutang iuran per 31 Desember 2017 (Audited) adalah sebagai berikut:

BIAYA MANFAAT DAN BIAYA LAYANAN JAMINAN SOSIALRealisasi biaya manfaat (termasuk biaya promotif dan preventif) sampai dengan 31 Desember 2017 (Audited) sebesar Rp84,445 triliun (96,82% dari RKAT 2017), dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Biaya ManfaatPerbandingan Realisasi s.d. 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017 dan Realisasi s.d. 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. Jenis Tingkat PelayananRealisasi s.d.

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi s.d.

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

1 RJTP 12.308.391 14.458.933 12.777.198 103,81 88,37

2 RITP 768.245 1.304.417 894.548 116,44 68,58

3 RJTL 16.539.205 22.320.772 23.524.143 142,23 105,39

4 RITL 37.489.605 48.718.253 47.041.265 125,48 96,56

5 Promotif dan Preventif 142.438 417.960 207.709 145,82 49,70

Total 67.247.884 87.220.335 84.444.864 125,57 96,82

165LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 196: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Realisasi komponen biaya manfaat dijelaskan sebagai berikut:1. Biaya RJTP terealisasi sebesar 88,37% dari RKAT

2017 antara lain disebabkan oleh belum tercapainya target peserta yang diasumsikan masuk hingga bulan Desember 2017 (pencapaian jumlah peserta hingga 31 Desember 2017 adalah sebesar 93,19% dari RKAT 2017).

2. Biaya RITP terealisasi sebesar 68,58% dari RKAT 2017 antara lain karena perilaku FKTP yang cenderung melakukan penagihan klaim non kapitasi secara kumulatif untuk beberapa bulan sekaligus, terutama untuk FKTP yang lokasinya jauh dari Kantor BPJS Kesehatan, dengan alasan kondisi geografis.

3. Biaya RJTL dan RITL masing-masing adalah 105,39% dan 96,56% dibandingkan RKAT 2017. Tingginya biaya pelayanan kesehatan pada RJTL dan RITL antara lain karena masih tingginya utilization rate di bulan Desember, yaitu 30,08‰ pada RJTL dan 4,07‰ pada RITL. Pada RJTL, tingginya utilization rate terutama terjadi pada segmen peserta PBPU (78,88‰) dan BP (135,53‰). Pada segmen RITL tingginya utilization rate terjadi pada segmen PBPU (9,12‰) dan BP (8,74‰). Untuk mengendalikan biaya manfaat, dilakukan berbagai upaya antara lain optimalisasi rujukan berjenjang, audit klaim, dan lain sebagainya.

4. Biaya Promotif dan Preventif sebesar 49,70% dari RKAT 2017. Beberapa kegiatan promotif preventif dilakukan sepanjang tahun, antara lain: (i) Skrining Riwayat Kesehatan-Skrining Preventif Primer, (ii) Skrining Preventif Sekunder, terdiri dari Skrining Lanjutan DM, Skrining IVA/Pap Smear, dan Krioterapi, (iii) Implementasi Prolanis, terdiri dari: Edukasi Peserta Prolanis, Senam Prolanis, Pemeriksaan Penunjang (HbA1C, Kimia Darah dan GDP/GDPP) dan SMS Gateway (Reminder), dan (iv) Program Promotif Preventif Spesifik Daerah. Berkenaan dengan realisasi biaya promotif dan preventif yang belum optimal, beberapa faktor yang menjadi penyebab yaitu: a. Penyempurnaan aplikasi penagihan pelayanan

promotif preventif masih dalam proses yang

menyebabkan tertundanya pembayaran pelayanan promotif preventif. Namun demikian, pembayaran tetap dilakukan secara manual sampai proses penyusunan aplikasi selesai.

b. Dalam upaya optimalisasi pemanfaatan promotif preventif serta meningkatkan awareness peserta dalam hal promosi kesehatan, dilaksanakan beberapa kegiatan promotif preventif secara serentak seperti Mobile Screening Day pada bulan Februari 2017. Bulan Deteksi Dini Kanker Serviks pada bulan April 2017 dan Gebyar Prolanis pada bulan Mei 2017. Kegiatan tersebut dilaksanakan bersinergi dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK), Kementerian Kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya sebagai bentuk kemitraan strategis dalam meningkatkan pemahaman peserta dalam pelayanan promotif preventif.

c. Peningkatan awareness pelaksanaan promotif preventif.Salah satu upaya dalam peningkatan kesadaran hidup sehat melalui kegiatan kegiatan promotif dan preventif, telah dilaksanakan launching kegiatan sosialisasi kepada anak usia sekolah pada 13 Sekolah Dasar terpilih di seluruh Indonesia pada bulan Juli 2017 dengan agenda yaitu olahraga bersama, penyampaian materi promotif dan preventif dan edukasi serta pemeriksaan kesehatan.

d. Kegiatan sinergi upaya promotif preventif dengan lintas Instansi/Kementerian dalam rangka optimalisasi dan GERMAS seperti olahraga sehat, deteksi dini kanker serviks dan pemberian informasi kesehatan melalui media banyak dilaksanakan pada periode semester II, sehingga biaya baru terealisasi di akhir tahun 2017.

e. Program Promotif Preventif Spesifik Daerah (PPSD).

166 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 197: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Dana Investasi DJSPerbandingan Realisasi per 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017, dan Realisasi per 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi per

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi per

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

1 Deposito

a. Deposito on Call 290.000 - 6.170 2,13 -

b. Deposito Berjangka 5.050.000 - - - -

Subtotal 5.340.000 - 6.170 0,12 -

2 Obligasi 254.466 168.647 147.644 58,02 87,55

Jumlah 5.594.466 168.647 153.814 2,75 91,20

KINERJA INVESTASI DJSDana Investasi Realisasi dana investasi DJS per 31 Desember 2017 (Audited) adalah sebesar Rp153,814 miliar, tercapai sebesar 91,20% dibandingkan RKAT 2017. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

Profil jatuh tempo berdasarkan dana investasi DJS disajikan sebagai berikut:

Instrumen investasi DJS berjangka waktu kurang dari 1 tahun adalah deposito dan instrumen obligasi korporasi sebesar Rp132,496 miliar dan yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun adalah instrumen obligasi korporasi sebesar Rp21,317 miliar. Dibandingkan dengan RKAT 2017, penjelasan masing-masing instrumen diuraikan sebagai berikut:

1. Portofolio Deposito per 31 Desember 2017 tercapai sebesar Rp6,170 miliar pada Deposito on Call (DOC). Pemerintah masih mempertahankan tingkat suku bunga BI 7-day Reversed Repo Rate sebesar 4,25 yang menjadi acuan tingkat suku bunga simpanan. Rincian penempatan Deposito Dana Jaminan Sosial disampaikan pada tabel berikut.

Tabel Profil Jatuh Tempo Portofolio DJSRealisasi per 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. Jenis Investasi < 1 Bulan < 1 Tahun > 1 Tahun Total

1 2 3 4 5 6=3+4+5

1 Bank BUMN/BUMD - - - -

2 Bank Swasta/Syariah 6.170 - - 6.170

3 SUN - - - -

4 Obligasi Korporasi - 126.326 21.317 147.644

Total Investasi DJS 6.170 126.326 21.317 153.814

167LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 198: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Rincian Penempatan Deposito DJSPer 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. BankDeposito

BerjangkaDepositoon Call

Jumlah Deposito dan DOC

% Terhadap Portofolio

1 2 3 4 5=3+4 6

1 Bank BTPN - 1.780 1.780 1,16

2 Bank Kesejahteraan Ekonomi - 4.390 4.390 2,85

Jumlah Deposito - 6.170 6.170 4,01

Total Portofolio 153.814

2. Obligasi per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp147,644 miliar atau 87,55% dari RKAT 2017, dengan keseluruhan komposisi instrumen berupa obligasi korporasi. Obligasi DJS seluruhnya berasal dari pengalihan obligasi PT Askes (Persero) dan obligasi korporasi milik DJS tersebut masuk dalam kategori diperdagangkan (TS). Adanya perubahan harga pasar obligasi akan mempengaruhi valuasi portofolio obligasi yang dimiliki. Pada Desember 2017 harga pasar obligasi DJS

Rp147,644 miliar dengan selisih kurs obligasi sebesar Rp5,459 miliar.

Pendapatan Investasi dan Pendapatan Lainnya1. Pendapatan Investasi. Sampai dengan 31 Desember 2017, hasil investasi

bruto DJS adalah Rp150,941 miliar atau 113,43% dari RKAT 2017. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

168 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 199: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Pendapatan Investasi DJSPerbandingan Realisasi s.d. 31 Desember 2016 (Audited), RKAT 2017, dan Realisasi s.d. 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi s.d.

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi s.d.

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

1 Bunga Deposito 44.271 92.626 125.582 283,67 135,58

2 Diskonto/Kupon Obligasi 30.977 16.216 19.041 61,47 117,42

3 Keuntungan Pelepasan Investasi 14.101 - 859 6,09 -

4 Selisih Penilaian Investasi 21.693 24.232 5.459 25,17 22,53

Hasil Investasi Bruto 111.041 133.074 150.941 135,93 113,43

5 Biaya Investasi (14.018) (22.195) (28.216) 201,28 127,13

Hasil Investasi Neto 97.023 110.879 122.725 126,49 110,68

Penjelasan secara rinci dapat disampaikan sebagai berikut:a. Pendapatan bunga deposito total tercapai

135,58% dari RKAT 2017 atau sebesar Rp125,582 miliar merupakan akumulasi hasil penempatan deposito/deposito on call sampai dengan tanggal pelaporan.

b. Diskonto/kupon obligasi tercapai 117,42% dari RKAT 2017 atau sebesar Rp19,041 miliar merupakan akumulasi pendapatan kupon obligasi sampai dengan tanggal pelaporan.

c. Keuntungan pelepasan investasi sebesar Rp859 juta merupakan hasil penjualan Obligasi Korporasi.

d. Selisih penilaian investasi atas harga pasar obligasi dibandingkan dengan harga perolehan obligasi sebesar Rp5,459 miliar. Sebagai instrumen TS (Trading Securities) maka obligasi dinilai dengan harga pasar pada tanggal pelaporan.

2. Pendapatan Lainnya. Pendapatan lainnya sampai dengan 31 Desember

2017 terealisasi sebesar Rp220,237 miliar. Pendapatan lainnya terdiri dari pendapatan jasa giro sebesar Rp29,258 miliar, dan pendapatan lain-lain sebesar Rp190,979 miliar.

Beban InvestasiBeban investasi sebesar Rp28,216 miliar atau mencapai 127,13% bila dibandingkan dengan RKAT 2017. Beban investasi ini merupakan biaya atas pajak bunga deposito sebesar 20% dan pajak kupon obligasi sebesar 15% serta biaya-biaya transaksi investasi lainnya. Berdasarkan PSAK Nomor 50 dan 55 Pendapatan Investasi dicatat secara bruto, sedangkan pajak dan biaya transaksi investasi dicatat terpisah dari pendapatan investasinya, dengan rincian sebagai berikut:1. Pajak atas bunga deposito Rp25,116 miliar.2. Pajak atas kupon & capital gain obligasi Rp3,099

miliar.

169LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 200: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Perhitungan Yield on Investment (YOI) per Instrumen DJS KesehatanBulan Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianPortofolio

AwalPortofolio

AkhirRata-rata Portofolio

Hasil Investasi

Awal

Hasil Investasi

Akhir

Selisih Hasil

InvestasiYOI (%)

1 2 3 4 5 6 7 8=7-6 9=8/5

1 Deposito 3.516.350 6.170 1.761.260 122.006 125.582 3.575 0,20

2 Obligasi / SPH 148.718 147.644 148.181 17.903 19.041 1.138 0,77

3 Keuntungan Pelepasan Investasi - - - 859 859 - -

4 Selisih Penilaian Investasi - - - 6.534 5.459 (1.075) -

5 Jumlah Bruto 3.665.068 153.814 1.909.441 147.302 150.941 3.639 0,19

6 Beban Investasi - - - (27.429) (28.216) (786) -

7 Jumlah Neto 3.665.068 153.814 1.909.441 119.873 122.725 2.852 0,15

Tabel Yield on Investment DJS KesehatanRealisasi s.d. 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. BulanPend. Inv. Bruto Pend. Inv. Neto

Rata2 Portofolio

Realisasi YOI Target YOI %

s.d. Bln N

Bln Ns.d. Bln

NBln N Bruto Neto Bruto Neto Bruto Neto

1 2 3 4 5 6 7 8=4/7 9=6/7 10 11 12=8/10 13=9/11

1 Januari 36.214 36.214 28.746 28.746 5.201.963 0,70 0,55 0,46 0,37 152,57 148,48

2 Februari 65.092 28.878 52.087 23.341 4.145.076 0,70 0,56 0,47 0,39 147,07 145,07

3 Maret 89.513 24.421 71.936 19.848 3.346.184 0,73 0,59 0,48 0,39 151,89 150,21

4 April 108.089 18.576 87.923 15.987 2.734.111 0,68 0,58 0,49 0,40 138,82 144,80

5 Mei 127.666 19.577 103.672 15.750 1.988.224 0,98 0,79 0,50 0,42 196,27 190,41

6 Juni 133.003 5.337 107.885 4.213 1.009.483 0,53 0,42 0,52 0,43 101,86 96,32

7 Juli 135.138 2.135 109.391 1.506 255.310 0,84 0,59 0,54 0,46 153,51 128,56

8 Agustus 140.623 5.485 114.300 4.909 265.966 2,06 1,85 0,56 0,47 367,78 388,60

9 September 143.406 2.784 116.705 2.405 221.222 1,26 1,09 0,56 0,48 223,83 227,98

10 Oktober 144.874 1.467 117.656 950 148.510 0,99 0,64 0,66 0,58 149,45 111,12

11 November 147.302 2.428 119.873 2.217 1.906.776 0,13 0,12 0,96 0,87 13,25 13,30

12 Desember 150.941 3.639 122.725 2.852 1.909.441 0,19 0,15 1,47 1,38 12,95 10,84

YOI Year to Date s.d. 31 Desember 2017 9,78 7,93 7,68 6,65 127,29 119,32

Sedangkan perhitungan YOI DJS per instrumen bulan Desember 2017 (Audited) adalah sebagai berikut:

Yield on Invesment (YOI)Berdasarkan posisi dana, pendapatan dan beban investasi di atas, maka Yield on Investment (YOI) DJS sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar 9,78% (bruto) dan 7,93% (neto) disajikan pada tabel berikut:

170 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 201: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

BEBAN OPERASIONAL DAN BEBAN LAINNYA

Beban OperasionalRealisasi beban operasional sampai dengan 31 Desember 2017 (Audited) sebesar Rp3,809 triliun (89,64% dari RKAT 2017). Pada tahun 2017, persentase beban operasional adalah sebesar 5,12% dari iuran yang diterima sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 209/PMK.02/2016 tentang Besaran Persentase Dana Operasional BPJS Kesehatan Tahun 2017.

Beban LainnyaSampai dengan 31 Desember 2017 (Audited) tercatat realisasi beban lain-lain (di luar beban investasi) sebesar Rp421,411 miliar.

LAPORAN AKTIVITAS DANA JAMINAN SOSIALPada tahun 2017 DJS Kesehatan membukukan aset neto negatif tahun berjalan sebesar Rp14,464 triliun dan secara kumulatif sebesar negatif Rp23,025 triliun atau 127,28% dari RKAT 2017. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

Tabel Laporan Aktivitas Dana Jaminan SosialPerbandingan Realisasi s.d. 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017 dan Realisasi s.d. 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi s.d.

31 Desember 2016RKAT 2017

Realisasi s.d.31 Desember 2017

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

A Pendapatan

1. Pendapatan Iuran 76.133.820 85.690.096 74.246.641 97,52 86,65

2. Bantuan dari Pemerintah - - 3.600.000 - -

3. Pendapatan Lain-lain 176.495 355.402 506.449 286,95 142,50

Jumlah Pendapatan 76.310.315 86.045.498 78.353.090 102,68 91,06

B Beban

1. Beban Jaminan Kesehatan 67.247.884 87.220.335 84.444.864 125,57 96,82

2. Beban Cadangan Teknis 4.041.990 2.242.266 4.113.837 101,78 183,47

3. Beban Operasional BPJS 3.625.662 4.249.686 3.809.233 105,06 89,64

4. Beban Lainnya 886.345 1.232.867 449.627 50,73 36,47

Jumlah Beban 75.801.881 94.945.154 92.817.560 122,45 97,76

C Perubahan Aset Neto 508.434 (8.899.656) (14.464.470) (2.844,90) 162,53

D Aset Neto Awal Periode (9.069.216) (9.189.945) (8.560.782) 94,39 93,15

E Aset Neto Akhir Periode (8.560.782) (18.089.602) (23.025.252) 268,96 127,28

171LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 202: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Untuk mengendalikan laju negatif aset neto DJS Kesehatan, telah dilakukan berbagai upaya antara lain:1. Upaya dalam Fungsi Pengumpulan Dana (Revenue

Collection).a. Meningkatkan kepastian dan kemudahan

pembayaran iuran melalui perluasan jenis dan jumlah channel pembayaran.

b. Mengoptimalkan penagihan iuran kepada peserta dan pemberi kerja melalui berbagai cara.

c. Mengoptimalkan rekosiliasi iuran dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

d. Membina peran aktif Kader JKN-KIS melalui kemitraan pihak ketiga dengan pola kerja sama dan pertanggungjawaban yang jelas.

e. Melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar iuran secara rutin.

2. Upaya dalam Fungsi Pengumpulan Risiko (Risk Pooling).a. Mempercepat proses rekrutmen peserta

potensial khususnya dari segmen peserta PPU Badan Usaha.

b. Memobilisasi peran strategis kelembagaan baik pemerintah maupun non pemerintah untuk menggerakkan partisipasi dan peran serta masyarakat agar sadar untuk memiliki JKN.

c. Menerapkan law enforcement bagi peserta atau badan usaha yang melanggar ketentuan.

d. Melakukan promosi melalui berbagai media baik above the line maupun below the line

yang ditujukan untuk memberikan informasi dan sosialisasi tentang implementasi JKN-KIS kepada para pemangku kepentingan.

3. Upaya dalam Fungsi Pembelian Manfaat (Purchasing).Meningkatkan efektivitas dan efisiensi fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada peserta, dilakukan berbagai upaya pengendalian pemanfaatan pelayanan kesehatan melalui berbagai program, antara lain: a. Pada pelayanan tingkat pertama, yaitu:

menurunkan angka rujukan non spesialistik, optimalisasi Program Rujuk Balik (PRB), penerapan sistem rujukan berjenjang, optimalisasi Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) dan optimalisasi persalinan di FKTP.

b. Pada pelayanan rujukan, yaitu: pengendalian severity level di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL), peningkatan ketajaman verifikator dalam pencegahan potensi fraud dan optimalisasi audit medis dan audit klaim.

Untuk mengendalikan negatif aset neto tersebut, pada tahun 2017 Pemerintah juga telah memberikan suntikan dana dalam bentuk belanja negara sebesar Rp3,600 triliun yang telah terealisasi pada bulan November 2017. Belanja negara tersebut telah digunakan untuk menambah aset neto dan memenuhi kebutuhan likuiditas DJS Kesehatan dalam rangka menjaga kesinambungan pembayaran kepada fasilitas kesehatan yang bekerja sama dalam melayani peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

172 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 203: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Laporan Posisi Keuangan Dana Jaminan SosialPerbandingan Realisasi per 31 Desember 2016 (Audited), RKAT 2017,

dan Realisasi per 31 Desember 2017 (Audited)(Juta Rupiah)

UraianRealisasi per

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi per

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5=4/2 6=4/3

Aset

1 Kas dan Bank 1.273.542 (1.805.735) 184.716 14,50 (10,23)

2 Deposito 5.340.000 - 6.170 0,12 -

3 Piutang Iuran 1.771.724 3.510.542 818.228 46,18 23,31

4 Piutang COB - 7.994 - - -

5 Piutang Hasil investasi 4.304 1.527 2.827 65,68 185,16

6 Piutang Kontribusi BPJS - - - - -

7 Piutang Kepada BPJS 10.655 - 26.306 246,88 -

8 Piutang Lain 3.625 46.465 11.316 312,19 24,35

9 Uang Muka 1.642 6.662 4.646 283,05 69,75

10 Surat Utang Negara - - - - -

11 Obligasi 254.466 168.647 147.644 58,02 87,55

12 Aset Lancar Lain - - - - -

Total Aset 8.659.957 1.936.101 1.201.852 13,88 62,08

Liabilitas dan Aset Neto

1 Liabilitas

a. Utang Jaminan Kesehatan 2.412.605 2.406.066 5.728.819 237,45 238,10

b. Pendapatan Diterima Dimuka 798.452 1.337.423 355.133 44,48 26,55

c. Akumulasi Iuran yang Belum Dapat Teridentifikasi Pesertanya

586 158.863 18.371 3.137,27 11,56

d. Utang Kepada BPJS 3.082.000 3.082.000 3.082.000 100,00 100,00

e. Utang Kepada Pihak Ketiga - - - - -

f. Utang COB - 3.997 2 - 0,04

g. Utang Pajak 8.290 6.892 9.435 113,82 136,90

h. Cadangan Teknis

- Liabilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Proses

2.284.942 2.597.785 4.902.897 214,57 188,73

- Liabilitas Pelayanan Kesehatan Belum Dilaporkan

8.590.189 7.975.586 10.086.071 117,41 126,46

- Iuran Belum Merupakan Pendapatan - 2.457.090 - - -

Jumlah Cadangan Teknis 10.875.131 13.030.461 14.988.967 137,83 115,03

i. Utang Lain-lain 43.676 - 44.376 101,60 -

Jumlah Liabilitas 17.220.739 20.025.703 24.227.104 140,69 120,98

2 Aset Neto (8.560.782) (18.089.602) (23.025.252) 268,96 127,28

Total Liabilitas dan Aset Neto 8.659.957 1.936.101 1.201.852 13,88 62,08

LAPORAN POSISI KEUANGAN DANA JAMINAN SOSIALPer 31 Desember 2017 jumlah aset DJS (Audited) mencapai Rp1,202 triliun atau 62,08% dari RKAT 2017. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

173LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 204: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Beberapa komponen laporan posisi keuangan dijelaskan sebagai berikut:a. Piutang Iuran tercapai sebesar Rp818,228 miliar

atau sebesar 23,31% dari RKAT 2017. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pengakuan iuran PBPU yang diberhentikan sementara jaminan layanannya dari sebelumnya diakui secara akrual paling banyak 6 bulan menjadi 1 bulan, serta penyesuaian piutang iuran yang diakibatkan karena adanya rekonsiliasi antara BPJS Kesehatan dengan Pemda, Taspen dan PFK.

b. Piutang Hasil Investasi tercapai sebesar Rp2,827 miliar atau sebesar 185,16% dari RKAT 2017 merupakan piutang bunga Deposito on Call dan piutang kupon obligasi.

c. Utang Jaminan Kesehatan sebesar Rp5,729 triliun atau sebesar 238,10% dari RKAT 2017. Hal tersebut dikarenakan oleh besarnya tagihan dari

fasilitas kesehatan yang telah ditetapkan nilai gantinya namun belum dilakukan pembayaran.

d. Utang Pajak tercapai sebesar Rp9,435 miliar atau sebesar 136,90% dari RKAT 2017 merupakan saldo utang pajak atas jasa pelayanan dokter keluarga dan jasa lainnya.

e. Liabilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Proses tercapai 188,73% dari RKAT 2017 merupakan cadangan klaim yang dalam proses penyelesaian, yang dihitung berdasarkan klaim yang telah dilaporkan namun masih dalam proses verifikasi.

f. Liabilitas Pelayanan Kesehatan Belum Dilaporkan tercapai sebesar 126,46% dari RKAT 2017 merupakan cadangan klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan, yang dihitung menggunakan prinsip dan metode aktuaria yang berlaku umum.

174 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 205: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

ARUS KAS DANA JAMINAN SOSIALDilihat dari laporan arus kas, sampai dengan 31 Desember 2017 terjadi defisit arus kas operasi sebesar Rp10,254 triliun dan menyebabkan kas dan setara kas pada akhir periode menjadi Rp190,886 miliar.

Tabel Arus Kas Dana Jaminan Sosial Realisasi untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2017

(Juta Rupiah)

No. Keterangan RKAT 2017Realisasi s.d.

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5=4/3

A Aktivitas Operasi

1. Penerimaan 83.814.034 74.748.969 89,18

2. Pengeluaran 91.134.006 85.002.649 93,27

Arus Kas Neto dari Aktivitas Operasi (7.319.972) (10.253.680) 140,08

B Aktivitas Investasi

1. Penerimaan 5.311.486 231.024 4,35

2. Pengeluaran - - -

Arus Kas Neto dari Aktivitas Investasi 5.311.486 231.024 4,35

C Aktivitas Pendanaan

1. Penerimaan - 3.600.000 -

2. Pengeluaran - - -

Arus Kas Neto dari Aktivitas Pendanaan - 3.600.000 -

D Kenaikan (Penurunan) Arus Kas (2.008.485) (6.422.656) 319,78

E Kas Dan Setara Kas Awal Periode 202.750 6.613.542 3.261,92

F Kas Dan Setara Kas Akhir Periode (1.805.735) 190.886 (10,57)

Rincian Kas dan Bank Akhir Periode:

1. Kas 2.000 898 44,92

2. Bank (1.807.735) 183.818 (10,17)

3. Deposito on Call - 6.170 -

4. Deposito - - -

Jumlah (1.805.735) 190.886 (10,57)

175LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 206: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

RASIO KEUANGAN DANA JAMINAN SOSIAL

Rasio LikuiditasPerhitungan rasio likuiditas disajikan pada tabel berikut:

Tabel Rasio LikuiditasPerbandingan Realisasi per 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017 dan Realisasi per 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi per

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi per

31 Desember 2017 (Audited)

1 2 3 4 5

A Aset Lancar

1. Kas dan Bank 1.273.542 (1.805.735) 184.716

2. Deposito 5.340.000 - 6.170

3. Piutang Iuran 1.771.724 3.510.542 818.228

4. Piutang COB - 7.994 -

5. Piutang Hasil investasi 4.304 1.527 2.827

6. Piutang Kontribusi BPJS - - -

7. Piutang Kepada BPJS 10.655 - 26.306

8. Piutang Lain 3.625 46.465 11.316

9. Uang Muka 1.642 6.662 4.646

10. Surat Utang Negara - - -

11. Obligasi 254.466 168.647 147.644

12. Aset Lancar Lain - - -

Jumlah Aset Lancar 8.659.957 1.936.101 1.201.852

B Liabilitas Lancar

1. Utang Jaminan Kesehatan 2.412.605 2.406.066 5.728.819

2. Pendapatan Diterima Dimuka 798.452 1.337.423 355.133

3. Akumulasi Iuran yang Belum Dapat Teridentifikasi Pesertanya 586 158.863 18.371

4. Utang Kepada BPJS 3.082.000 3.082.000 3.082.000

5. Utang Kepada Pihak Ketiga - - -

6. Utang COB - 3.997 2

7. Utang Pajak 8.290 6.892 9.435

8. Cadangan Teknis -

- Liabilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Proses 2.284.942 2.597.785 4.902.897

- Liabilitas Pelayanan Kesehatan Belum Dilaporkan 8.590.189 7.975.586 10.086.071

- Iuran Belum Merupakan Pendapatan - 2.457.090 -

9. Utang Lain-lain 43.676 - 44.376

Jumlah Liabilitas Lancar 17.220.739 20.025.703 24.227.104

C. Rasio Likuiditas (A/B) 50,29% 9,67% 4,96%

176 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 207: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Pencapaian rasio likuiditas per 31 Desember 2017 adalah sebesar 4,96%, lebih rendah dari RKAT 2017 disebabkan oleh jumlah aset lancar yang lebih rendah dari RKAT 2017. Dalam upaya memenuhi kebutuhan likuiditas Dana Jaminan Sosial Kesehatan, BPJS Kesehatan telah:1. Memberikan Surplus BPJS Kesehatan kepada

DJS sesuai dengan persetujuan Dewan Pengawas melalui surat Nomor S-069/Dewas.BPJS-Kesehatan/2015 tanggal 16 April 2015 tentang Alokasi Surplus BPJS Kesehatan Tahun 2014, BPJS telah memberikan 100% surplus tahun 2014 (Audited) sebesar Rp1,071 triliun kepada DJS. Pemberian dan pemanfaatan surplus BPJS tersebut selaras dengan pengaturan dalam Pasal 15 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan. Pembayaran surplus dilakukan bertahap dengan rincian sebagai berikut:a. Tanggal 27 April 2015 Rp899 miliar.b. Tanggal 4 Mei 2015 Rp172 miliar.c. Tanggal 30 November 2015 Rp69,935 juta.

2. Memberikan dana talangan kepada DJS dengan penetapan besaran dana talangan mengacu pada jumlah aset BPJS Kesehatan per 31 Desember 2014 sebesar Rp11,917 triliun. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan, bahwa besaran dana talangan yang dapat diberikan maksimal 10% dari aset BPJS Kesehatan. Dengan jumlah aset bulan November 2014 tersebut, maka besaran dana talangan yang dapat diberikan maksimal sebesar Rp1,192 triliun. Pencairan dana talangan tahap I sebesar Rp1,192 triliun adalah sebagai berikut:a. Tanggal 23 Maret 2015 Rp885 miliar.b. Tanggal 25 Maret 2015 Rp144 miliar.c. Tanggal 27 Maret 2015 Rp100 miliar.d. Tanggal 1 April 2015 Rp63 miliar.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan, bahwa besaran dana talangan yang semula dapat diberikan maksimal 10% diubah menjadi 25% dari aset BPJS Kesehatan. Penetapan besaran dana talangan mengacu pada jumlah aset BPJS Kesehatan per 30 November 2015 sebesar Rp12,491 triliun, sehingga dana talangan yang dapat diberikan ke DJS Kesehatan maksimal sebesar Rp3,123 triliun. Berdasarkan ketentuan di atas, maka setelah dikurangi dengan dana talangan yang telah dicairkan pada tahap I sebesar Rp1,192 triliun, maka sisa dana talangan yang dapat dicairkan maksimal sebesar Rp1,931 triliun.

Pencairan dana talangan tahap II sebesar Rp680 miliar dilakukan pada bulan Desember 2015. Sehingga sampai dengan akhir tahun 2015 dana talangan telah dicairkan sebesar Rp1,872 triliun.

Penetapan besaran dana talangan tahap III pada tahun 2016 mengacu pada jumlah aset BPJS Kesehatan per 31 Desember 2016 sebesar Rp12,34 triliun. Dengan demikian total dana talangan maksimal yang dapat diberikan adalah Rp3,085 triliun. Sehingga dana talangan yang telah dicairkan sebesar Rp1,872 triliun, maka sisa dana talangan yang masih dapat diberikan ke DJS Kesehatan maksimal sebesar Rp1,21 triliun. Pencairan dana talangan tahap III sebesar Rp1,21 triliun adalah sebagai berikut:a. Tanggal 30 Agustus 2016 Rp200 miliar.b. Tanggal 17 Oktober 2016 Rp750 miliar.c. Tanggal 24 Oktober 2016 Rp250 miliar.d. Tanggal 28 Oktober 2016 Rp10 miliar.

Sehingga sampai dengan akhir tahun 2016 dana talangan yang telah direalisasikan sebesar Rp3,082 triliun, sedangkan pada tahun 2017, tidak ada dana talangan tambahan yang dicairkan.

177LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 208: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Rasio SolvabilitasRasio solvabilitas disajikan pada tabel berikut:

Tabel Rasio SolvabilitasPerbandingan Realisasi per 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017 dan Realisasi per 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi per

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi

31 Desember 2017 (Audited)

1 2 3 4 5

A Total Aset 8.659.957 1.936.101 1.201.852

B Total Liabilitas 17.220.739 20.025.703 24.227.104

Rasio Solvabiltas (A/B) 50,29% 9,67% 4,96%

Realisasi rasio solvabilitas selaras dengan kondisi likuiditas sebagaimana diuraikan di atas.

178 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 209: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Dana Investasi BPJSPerbandingan Realisasi per 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017 dan Realisasi per 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi per

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi per

31 Desember 2017(Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

A Pendapatan Tetap

1. Deposito

- Deposito on Call 49.825 31.685 4.500 9,03 14,20

- Deposito Berjangka 3.110.000 1.705.000 2.125.000 68,33 124,63

Subtotal 3.159.825 1.736.685 2.129.500 67,39 122,62

2. Obligasi 3.335.000 2.801.000 3.099.000 92,92 110,64

Jumlah A 6.494.825 4.537.685 5.228.500 80,50 115,22

B Non Pendapatan Tetap

1. Saham

- Saham Diperdagangkan 166.040 183.399 124.035 74,70 67,63

- Saham Tersedia Dijual 70.191 70.486 62.976 89,72 89,35

Subtotal 236.232 253.885 187.012 79,16 73,66

2. Reksadana 333.337 1.760.724 1.838.340 551,50 104,41

3. Properti Investasi 8.047 8.047 8.047 100,00 100,00

Jumlah B 577.616 2.022.657 2.033.399 352,03 100,53

Jumlah (A+B) 7.072.441 6.560.342 7.261.899 102,68 110,69

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)PENDAPATAN OPERASIONALRealisasi besaran Pendapatan Operasional yang diperoleh s.d. 31 Desember 2017 (Audited) sebesar Rp3,809 triliun atau 89,64% dari RKAT 2017 yang dihitung sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 209/PMK.02/2016 tentang Besaran Persentase Dana Operasional BPJS Kesehatan Tahun 2017, yaitu sebesar 5,12% dari iuran yang diterima.

PENDAPATAN INVESTASI DAN PENDAPATAN LAINNYA

Dana InvestasiPer 31 Desember 2017 (Audited), dana investasi BPJS mencapai Rp7,262 triliun atau 110,69% dari RKAT 2017. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

179LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 210: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Rincian Penempatan Deposito BPJSPer 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. Bank Deposito BerjangkaDeposito on Call

(DoC)Jumlah Deposito

dan DoC% Terhadap Portofolio

1 2 3 4 5=3+4 6

A Bank BUMN

1. BNI 390.000 - 390.000 5,37

2. Mandiri 250.000 - 250.000 3,44

3. BTN 100.000 4.500 104.500 1,44

4. BRI 350.000 - 350.000 4,82

Jumlah 1.090.000 4.500 1.094.500 15,07

B Bank BUMD

1. BPD Nagari 35.000 - 35.000 0,48

2. BPD Sulut 60.000 - 60.000 0,83

3. BPD Sumselbabel 50.000 - 50.000 -

4. BPD Kalbar - - - -

5. BPD Kaltim 350.000 - 350.000 4,82

6. BPD Jabar 65.000 - 65.000 0,90

7. BPD Maluku 10.000 - 10.000 0,14

8. BPD Jateng 70.000 - 70.000 0,96

9. BPD Sulselbar 10.000 - 10.000 0,14

10. BPD Lampung 20.000 - 20.000 0,28

Jumlah 670.000 - 670.000 9,23

C Bank Swasta

1. Bukopin 305.000 - 305.000 4,20

2. Kesejahteraan Ekonomi 10.000 - 10.000 0,14

3. Muamalat 25.000 - 25.000 0,34

4. BTPN 25.000 - 25.000 0,34

Jumlah 365.000 - 365.000 5,03

Jumlah Deposito 2.125.000 4.500 2.129.500 29,32

Total Portofolio 7.261.899

Penjelasan realisasi masing-masing instrumen dibandingkan dengan RKAT 2017, diuraikan sebagai berikut:1. Deposito tercapai sebesar Rp2,129 triliun atau

122,62% dari RKAT 2017. Komposisi deposito tersebut terdiri atas deposito berjangka dan deposito on call pada bank-bank pemerintah (BUMN dan BUMD) sebesar Rp1,764 triliun

dengan bunga 6,00%–9,00% dan penempatan deposito pada bank swasta sebesar Rp365 miliar dengan bunga 6,50%–8,25%. Instrumen deposito merupakan penempatan dana investasi dalam jangka pendek untuk optimalisasi pendapatan.

Rincian penempatan deposito BPJS disajikan pada tabel berikut:

180 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 211: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Pendapatan Investasi BPJSPerbandingan Realisasi s.d. 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017 dan Realisasi s.d. 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi s.d.

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi s.d.

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

A Pendapatan Tetap

1. Bunga Deposito 369.183 148.045 236.639 64,10 159,84

2. Diskonto/Kupon Obligasi 301.058 254.228 290.237 97,47 114,16

Jumlah A 670.240 402.273 526.876 78,61 130,97

B Non Pendapatan Tetap

1. Dividen & Capital Gain 41.825 23.817 74.508 178,14 312,84

2. Kenaikan (Penurunan) Kurs Saham (1.092) 13.983 (12.895) 1.181,26 (92,22)

3. Reksadana 55.667 109.107 85.610 153,79 78,46

Jumlah B 96.400 146.906 147.223 152,72 100,22

Hasil Investasi Bruto (A+B) 766.641 549.179 674.099 87,93 122,75

C Biaya Investasi (121.348) (74.419) (93.107) 76,73 125,11

Hasil Investasi Neto (A+B+C) 645.293 474.760 580.992 90,04 122,38

Penempatan dana investasi dalam instrumen deposito berjangka berdasarkan pada Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan, yaitu hanya diperbolehkan paling tinggi maksimal 15% dari jumlah dana investasi untuk setiap bank. Hingga saat ini penempatan deposito, sesuai dengan ketentuan tersebut.

2. Obligasi tercapai sebesar Rp3,099 triliun atau 110,64% dari RKAT 2017. Seluruh obligasi yang dimiliki merupakan obligasi korporasi dengan kupon berkisar antara 7,75% s.d. 13,00% p.a bruto.

3. Saham tercapai 73,66% dari RKAT 2017 dengan komposisi Trading Security 66,32% dan Available for Sale 33,68%. Rendahnya capaian investasi pada saham pada akhir tahun, dikarenakan adanya realisasi keuntungan dengan memanfaatkan momentum kenaikan IHSG. Pada tanggal

pelaporan, nilai selisih kurs saham TS sebesar negatif Rp12,895 miliar.

4. Reksa dana tercapai 104,41% dari RKAT 2017, yang terdiri atas reksa dana saham Rp334,381 miliar, reksa dana penyertaan terbatas sebesar Rp11,648 miliar, dan reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp1,492 triliun. Pendapatan reksa dana sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp85,610 miliar. Dalam hal pemenuhan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 05 Tahun 2016 tentang investasi surat berharga bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank, investasi surat berharga ditempatkan melalui reksa dana pendapatan tetap.

5. Properti investasi berupa investasi dalam tanah dengan nilai perolehan sebesar Rp8,047 miliar terdiri dari 10 Kaveling di KSB Laguna, Surabaya.

Pendapatan InvestasiSampai dengan 31 Desember 2017, pendapatan investasi bruto mencapai Rp580,992 miliar atau 122,38% dari RKAT 2017. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

181LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 212: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Penjelasan masing-masing komponen pendapatan investasi dibandingkan dengan RKAT 2017 diuraikan sebagai berikut:1. Bunga deposito tercapai tercapai 159,84% atau

sebesar Rp236,639 miliar. Tercapainya pendapatan bunga deposito lebih tinggi dibandingkan dengan RKAT 2017 selaras dengan jumlah dana kelolaan pada deposito yang melampaui target RKAT 2017.

2. Diskonto/kupon obligasi tercapai 114,16% atau sebesar Rp290,237 miliar, melampaui RKAT 2017 terutama adanya perolehan kupon obligasi 7,75%.

3. Dividen dan capital gain tercapai 312,84% atau sebesar Rp74,508 miliar melampaui RKAT 2017 disebabkan karena adanya realisasi keuntungan saham TS dan AFS memanfaatkan momentum kenaikan IHSG dan adanya penerimaan dividen dari kepemilikan saham pada beberapa emiten.

4. Terjadi penurunan kurs saham s.d. 31 Desember 2017 sebesar Rp12,895 miliar yang disebabkan penurunan beberapa harga saham pada akhir periode pelaporan.

5. Pendapatan reksa dana tercapai sebesar 78,46% yaitu sebesar Rp85,610 miliar yang merupakan hasil peningkatan nilai aset bersih dari produk reksa dana yang dimiliki.

Pendapatan LainnyaPendapatan lainnya s.d. 31 Desember 2017 sebesar Rp170,848 miliar, bersumber dari pendapatan sewa, pendapatan jasa giro, pendapatan bunga pinjaman pegawai, pendapatan selisih pembayaran, pendapatan denda, pendapatan denda pegawai dan pendapatan lain-lain.

Beban InvestasiBeban investasi sebesar Rp93,107 miliar (125,11% dari RKAT 2017), merupakan biaya atas pajak bunga deposito sebesar 20% dan pajak kupon obligasi sebesar 15% serta biaya-biaya transaksi investasi lainnya. Berdasarkan PSAK Nomor 50 dan 55 pendapatan investasi dicatat secara bruto, sedangkan pajak dan biaya transaksi investasi dicatat terpisah dari pendapatan investasinya, dengan rincian sebagai berikut:1. Pajak atas bunga deposito Rp47,328 miliar.2. Pajak atas kupon obligasi Rp43,879 miliar.3. Beban transaksi saham Rp1,900 miliar.

Yield on Invesment (YOI)Berdasarkan dana dan pendapatan investasi di atas, maka YOI BPJS sampai dengan 31 Desember 2017 terealisasi sebesar 9,40% (bruto) dan 8,10% (neto).

Tabel Yield On Investment BPJS KesehatanPerbandingan Target dan Realisasi s.d. 31 Desember 2017

No. BulanPend. Inv. Bruto Pend. Inv. Neto

Rata2 Portofolio

Realisasi YOI Target YOI %

s.d. Bln N

Bln Ns.d. Bln

NBln N Bruto Neto Bruto Neto Bruto Neto

1 2 3 4 5 6 7 8=4/7 9=6/7 10 11 12=8/10 13=9/11

1 Januari 50.424 50.424 42.585 42.585 7.099.927 0,71 0,60 0,73 0,62 96,72 96,16

2 Februari 106.719 56.295 92.012 49.427 7.144.342 0,79 0,69 0,83 0,73 94,84 94,85

3 Maret 170.972 64.253 145.694 53.681 7.137.925 0,90 0,75 0,74 0,64 121,54 116,66

4 April 222.328 51.356 190.150 44.456 7.118.145 0,72 0,62 0,56 0,47 128,36 133,40

5 Mei 279.963 57.635 240.344 50.194 7.133.694 0,81 0,70 0,68 0,59 118,48 119,32

6 Juni 355.477 75.514 308.417 68.073 7.046.311 1,07 0,97 0,61 0,52 175,69 185,89

7 Juli 407.765 52.288 351.503 43.086 7.007.598 0,75 0,61 0,74 0,65 100,72 94,38

8 Agustus 454.806 47.041 392.053 40.550 7.164.814 0,66 0,57 0,61 0,52 108,47 109,54

9 September 493.585 38.779 421.892 29.839 7.300.392 0,53 0,41 0,52 0,43 101,76 94,16

10 Oktober 544.745 51.160 465.019 43.128 7.283.140 0,70 0,59 0,76 0,67 92,63 88,24

11 November 602.939 58.194 517.974 52.955 7.314.331 0,80 0,72 0,66 0,57 121,28 127,16

12 Desember 674.099 71. 160 580.992 63.018 7.331.844 0,97 0,86 0,76 0,68 127,39 127,30

YOI Year to Date s.d. 31 Desember 2017 9,40 8,10 8,20 7,09 114,60 114,24

182 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 213: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Perhitungan Yield on Investment per Instrumen BPJS KesehatanBulan Desember 2017

(Juta Rupiah)

No. UraianPortofolio

AwalPortofolio

AkhirRata-rata Portofolio

Hasil Investasi

Awal

Hasil Investasi

Akhir

Selisih Hasil

InvestasiYOI (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9=8/5

A Pendapatan Tetap

1. Deposito 2.385.000 2.129.500 2.257.250 223.212 236.639 13.428 0,59

2. Obligasi/SPH 3.034.000 3.099.000 3.066.500 292.972 290.237 (2.375) (0,09)

Sub Total 5.419.000 5.228.500 5.323.750 516.183 526.876 10.693 0,20

B Non Pendapatan Tetap

1. Saham 190.360 187.012 188.686 55.105 61.614 6.508 3,45

2. Reksa dana 1.784.381 1.838.340 1.811.360 31.651 85.610 53.959 2,98

3. Properti Investasi 8.047 8.047 8.047

Sub Total 1.982.788 2.033.399 2.008.094 86.756 147.223 60.468 3,01

C Total A+B (Bruto) 7.401.788 7.261.899 7.331.844 602.939 674.099 71.160 0,97

D Beban Investasi (84.965) (93.107) (8.143)

E Total C+D (Neto) 7.401.788 7.261.899 7.331.844 517.974 580.992 63.018 0,86

Sedangkan YOI per instrumen di bulan Desember 2017 disajikan pada tabel berikut:

183LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 214: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Beban Operasional BPJSPerbandingan Realisasi s.d 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017, dan Realisasi s.d. 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi s.d.

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi s.d.

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

A Beban Personil

1. Pimpinan & Karyawan 1.720.481 2.377.112 2.065.216 120,04 86,88

Subtotal A 1.720.481 2.377.112 2.065.216 120,04 86,88

B Beban Non Personil

1. Administrasi 36.614 35.719 32.385 88,45 90,66

2. Umum 491.298 475.956 456.280 92,87 95,87

3. Komunikasi Organisasi 36.858 35.830 30.038 81,50 83,83

4. Pembinaan Manajemen 110.385 112.699 101.279 91,75 89,87

5. Penyusutan 251.663 381.906 272.837 108,41 71,44

6. Penelitian & Pengembangan 26.153 25.598 21.056 80,51 82,26

7. Pendidikan & Latihan 97.706 82.147 68.190 69,79 83,01

8. Sistim Manajemen Mutu 6.902 6.678 6.456 93,54 96,68

9. Imbalan Pasti Pasca Kerja 228.813 207.999 369.675 161,56 177,73

Subtotal B 1.286.393 1.364.532 1.358.196 105,58 99,54

C Beban Peningkatan Kapasitas Pelayanan

1. Administrasi Peserta 178.279 88.234 65.405 36,69 74,13

2. Pembinaan Pelayanan 146.951 177.763 124.137 84,47 69,83

3. Pelayanan Informasi 46.494 68.501 58.041 124,84 84,73

4. Sosial Marketing 136.677 252.934 170.967 125,09 67,59

5. Penagihan Premi 74.245 123.173 80.116 107,91 65,04

6. Teknologi Informasi - 179.643 126.977 - 70,68

Subtotal C 582.646 890.248 625.644 107,38 70,28

Total Biaya Operasional 3.589.520 4.631.892 4.049.056 112,80 87,42

BEBAN OPERASIONAL DAN BEBAN LAINNYA

Beban OperasionalBeban operasional sampai dengan 31 Desember 2017 (Audited) mencapai Rp4,049 triliun atau 87,42% dari RKAT 2017 yang secara rinci disajikan pada tabel berikut:

184 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 215: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Beban Lainnya BPJS KesehatanPerbandingan Realisasi s.d. 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017, dan Realisasi s.d. 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi s.d.

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi s.d.

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

1 Beban Insentif 285.865 285.208 285.208 99,77 100,00

2 Beban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan 5.119 5.520 4.421 86,36 80,08

3 Beban Lain 477.451 1.561 157.522 32,99 10.093,11

4 Beban atas Hibah Kepada Program DJS 6.827.891 - 135.271 1,98 -

Total Biaya Lainnya 7.596.325 292.289 582.422 7,67 199,26

Beban LainnyaBeban Lainnya sampai dengan 31 Desember 2017 (Audited) sebesar Rp582,422 miliar (199,26% dari RKAT 2017) yang secara rinci disajikan pada tabel berikut:

Penjelasannya diuraikan sebagai berikut:1. Beban insentif diakui proporsional secara akrual

sesuai RKAT tahun 2017.2. Beban tanggung jawab sosial dan lingkungan

merupakan beban atas kegiatan yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan kepada lingkungan.

3. Beban lain terdiri atas beban kerugian perusahaan, beban selisih pembayaran, keuntungan (kerugian) pelepasan aset tetap, dan beban pajak final.

4. Beban atas hibah kepada Program DJS merupakan pengembalian atas kelebihan pengakuan pembebanan (dana) operasional tahun 2015 oleh BPJS yang bersumber dari dana Penyertaan Modal Negara Tahun 2015. BPJS harus mengembalikan kelebihan pengakuan pembebanan (dana) operasional tersebut dengan skema hibah dari rekening BPJS ke DJS.

185LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 216: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Laporan Kinerja BPJS KesehatanPerbandingan Realisasi s.d. 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017, dan Realisasi s.d. 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. KeteranganRealisasi s.d.

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi s.d.

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

A Pendapatan Operasional

Pendapatan Operasional Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan

3.625.662 4.249.686 3.809.233 105,06 89,64

Jumlah Pendapatan 3.625.662 4.249.686 3.809.233 105,06 89,64

B Beban Operasional

Beban Operasional Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan

3.589.520 4.631.892 4.049.056 112,80 87,42

Jumlah Beban Operasional 3.589.520 4.631.892 4.049.056 112,80 87,42

C Penghasilan (Beban) Operasional (I-II) 36.142 (382.206) (239.823) (663,55) 62,75

D Pendapatan Dan Beban Non Operasional

1. Pendapatan Investasi 766.641 549.179 674.099 87,93 122,75

2. Pendapatan Lain-lain 235.223 1.792 170.848 72,63 9.533,87

3. Beban Investasi (121.348) (74.419) (93.107) 76,73 125,11

4. Beban Bunga - - - - -

5. Beban Insentif (285.865) (285.208) (285.208) 99,77 100,00

6. Beban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (5.119) (5.520) (4.421) 86,36 80,08

7. Beban lain-lain (477.451) (1.561) (157.522) 32,99 10.093,11

8. Beban atas Hibah Kepada Program DJS (6.827.891) - (135.271) 1,98 -

9. Bagian Laba (Rugi) Entitas Asosiasi - - - - -

Jumlah Pendapatan dan Beban Non Operasional (6.715.810) 184.264 169.418 (2,52) 91,94

E Penghasilan (Beban) Sebelum Pajak (III+IV) (6.679.668) (197.943) (70.405) 1,05 35,57

F Beban Pajak Penghasilan 156.835 62.920 78.376 49,97 124,57

G Penghasilan (Beban) Neto (V+VI) (6.522.833) (135.023) 7.971 (0,12) (5,90)

H Pendapatan Komprehensif Lain

1. Penyesuaian Nilai Wajar Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual

(9.083) (1.458) (4.198) 46,21 287,97

2. Keuntungan (Kerugian) Aktuaria Liabilitas Imbalan Pasti Pascakerja

(67.331) - (187.145) 277,95 -

Jumlah Pendapatan Komprehensif Lain (76.414) (1.458) (191.343) 250,40 13.126,72

Penghasilan (Beban) Komprehensif (VII+VIII) (6.599.247) (136.480) (183.372) 2,78 134,36

LAPORAN KINERJA KEUANGAN DANA BPJS KESEHATANSampai dengan 31 Desember 2017 (Audited), dana BPJS Kesehatan mencatat pendapatan komprehensif negatif sebesar Rp183,372 miliar. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

186 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 217: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Laporan Posisi Keuangan BPJS KesehatanPerbandingan Realisasi per 31 Desember 2016 (Audited), RKAT 2017, dan Realisasi per 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi per

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi per

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5 6=5/3 7=5/4

Aset

1 Aset Lancar 4.533.617 4.657.639 5.163.387 113,89 110,86

2 Aset Tidak Lancar:

- Investasi Jangka Panjang 2.801.000 2.063.000 2.361.000 84,29 114,44

- Piutang Talangan 2.606.555 3.082.000 2.475.617 94,98 80,33

- Investasi Pada Entitas Asosiasi 0 0 0 100,00 100,00

- Properti Investasi 8.047 8.047 8.047 100,00 100,00

- Aset Tetap 1.713.479 2.189.640 1.902.763 111,05 86,90

- Aset Tidak Berwujud 7.922 - - - -

- Aset Pajak Tangguhan 493.898 412.950 634.656 128,50 153,69

- Pajak Dibayar Dimuka 1.697 - 660 38,89 -

- Aset Tidak Lancar Lain 1.437 748 54.662 3.804,44 7.309,64

Total Aset 12.167.652 12.414.024 12.600.792 103,56 101,50

Liabilitas Dan Ekuitas

1 Liabilitas Jangka Pendek 550.120 754.375 693.009 125,97 91,87

2 Liabilitas Jangka Panjang 1.272.794 1.375.169 1.746.418 137,21 127,00

Jumlah Liabilitas 1.822.915 2.129.544 2.439.427 133,82 114,55

3 Ekuitas

- Modal 21.479.704 21.479.704 21.479.704 100,00 100,00

- Saldo Penyesuaian Nilai Wajar Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual

(30.388) (33.163) (34.586) 113,81 104,29

- Saldo Selisih Kombinasi dan Pelepasan Bisnis Antar Entitas Pengendali

391.104 393.867 391.104 100,00 99,30

- Saldo Keuntungan (Kerugian) Aktuaria Liabilitas IPPK

(67.331) - (187.145) - -

- Saldo Penghasilan (Beban) Neto Tahun Lalu (4.905.519) - (11.495.683) - -

- Saldo Penghasilan (Beban) Neto Tahun Berjalan

(6.522.833) (11.555.929) 7.971 (0,12) (0,07)

Jumlah Ekuitas 10.344.737 10.284.480 10.161.365 98,23 98,80

Total Liabilitas Dan Ekuitas 12.167.652 12.414.024 12.600.792 103,56 101,50

LAPORAN POSISI KEUANGANDANA BPJS KESEHATAN

Per 31 Desember 2017 jumlah aset BPJS (Audited )mencapai Rp12,601 triliun atau 101,50% dari RKAT 2017, sedangkan jumlah liabilitas mencapai Rp2,439 triliun yang terdiri atas liabilitas jangka pendek Rp693,003 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp1,746 triliun. Secara rinci disajikan pada tabel berikut:

187LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 218: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Arus Kas BPJS KesehatanPerbandingan RKAT dan Realisasi

Untuk Periode yang Berakhir Pada 31 Desember 2017 (Audited)(Juta Rupiah)

No. Uraian RKAT 2017Realisasi s.d.

31 Desember 2017 (Audited)

%

1 2 3 4 5=4/3

A Aktivitas Operasi

1. Penerimaan 4.253.513 3.931.047 92,42

2. Pengeluaran 4.221.593 3.220.193 76,28

Arus Kas Neto dari Aktivitas Operasi 31.919 710.854 2.227,04

B Aktivitas Investasi

1. Penerimaan 1.134.509 8.553.275 753,92

2. Pengeluaran 2.271.805 9.322.352 410,35

Arus Kas Neto dari Aktivitas Investasi (1.137.295) (769.077) 67,62

C Aktivitas Pendanaan

1. Penerimaan - - -

2. Pengeluaran - - -

Arus Kas Neto dari Aktivitas Pendanaan - - -

D Kenaikan (Penurunan) Arus Kas (1.105.376) (58.223) 5,27

E Kas Dan Setara Kas Awal Periode 1.221.788 2.159.521 176,75

F Kas Dan Setara Kas Akhir Periode 116.412 2.101.297 1.805,06

Rincian Kas dan Bank Akhir Periode:

1. Kas 3.000 718 23,94

2. Bank 50.727 156.079 307,69

3. Deposito on Call 31.685 4.500 14,20

4. Deposito setara kas 31.000 1.940.000 6.258,06

Jumlah 116.412 2.101.297 1.805,06

Penjelasan mengenai beberapa komponen laporan posisi keuangan yang memiliki deviasi yang signifikan terhadap RKAT 2017 adalah sebagai berikut:1. Aset lancar tercapai sebesar Rp5,163 triliun, atau

sebesar 110,86% dari RKAT 2017. Hal tersebut disebabkan oleh penempatan dana pada instrumen deposito yang mencapai Rp2,129 triliun atau 122,62% dari RKAT 2017.

2. Investasi jangka panjang tercapai sebesar Rp2,361 triliun atau 114,44% dari RKAT 2017 disebabkan karena adanya pelampauan dana kelolaan dibanding RKAT 2017 yang ditempatkan pada instrumen obligasi jangka panjang.

3. Aset pajak tangguhan tercapai sebesar Rp634,656 miliar, atau 153,69% dari RKAT 2017 disebabkan oleh adanya koreksi audit Tahun Buku 2016 yang signifikan.

4. Liabilitas jangka panjang tercapai sebesar Rp1,746 triliun atau 127,00% dari RKAT 2017, hal ini disebabkan oleh adanya penyesuaian atas pengakuan Imbalan Pasti Pasca Kerja hasil perhitungan aktuaris eksternal pada penyusunan laporan keuangan audited Tahun Buku 2017.

ARUS KAS BPJS KESEHATANUntuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017, Arus kas aktivitas operasi mengalami surplus sebesar Rp710,854 miliar. Hal tersebut disebabkan oleh selisih pencapaian pendapatan dan biaya operasional dengan RKAT 2017. Di sisi lain, terdapat penurunan arus kas sebesar Rp58,223 miliar dan menyebabkan kas setara kas akhir periode menjadi Rp2,101 triliun.

188 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 219: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Rasio Keuangan BPJS KesehatanPerbandingan Realisasi per 31 Desember 2016 (Audited),RKAT 2017, dan Realisasi per 31 Desember 2017 (Audited)

(Juta Rupiah)

No. UraianRealisasi per

31 Desember 2016 (Audited)

RKAT 2017Realisasi per

31 Desember 2017 (Audited)

1 2 3 4 5

1 Rasio Likuiditas

a. Aset Lancar 4.533.617 4.657.639 5.163.387

b. Liabilitas Lancar 550.120 754.375 693.009

c. Rasio ( a : b ) 824,11% 617,42% 745,07%

2 Rasio Solvabilitas

a. Total Aset 12.167.652 12.414.024 12.600.792

b. Total Liabilitas 1.822.915 2.129.544 2.439.427

c. Rasio ( a : b ) 667,48% 582,94% 516,55%

Per 31 Desember 2017, rasio likuiditas tercapai lebih tinggi dibandingkan target. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pelampauan jumlah aset lancar jika dibandingkan target RKAT 2017. Di sisi lain, rasio solvabilitas per 31 Desember 2017 lebih rendah dari RKAT 2017 disebabkan karena jumlah liabilitas jangka panjang melebihi target RKAT 2017.

BELANJA BARANG MODALSampai dengan 31 Desember 2017 terdapat realisasi Belanja Barang Modal sebesar Rp261,551 miliar.

RASIO KEUANGAN BPJS KESEHATANRasio keuangan dalam bentuk likuiditas dan solvabilitas per 31 Desember 2017 disajikan pada tabel berikut:

189LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 220: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

190 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 221: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

BAB VLAPORAN TINDAK

LANJUT HASIL PENGAWASAN

LAPORAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN

Page 222: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS

Hasil Pengawasan Dewan Pengawas Tahun Jumlah Rekomendasi Selesai Rekomendasi Dalam Proses

2017 62 62 0

No. Saran/Rekomendasi Tindak Lanjut yang Telah Dilakukan Status

A. Terkait dengan Aspek kelembagaan

1. Teknologi Informasi

a. Aplikasi e-Dabu tidak dapat digunakan optimal oleh Badan Usaha. Direksi agar segera memperbaiki aplikasi e-Dabu sehingga dapat mempermudah proses administrasi Badan Usaha.

Kedeputian Bidang Kepesertaan mendorong kepada Kedeputian Bidang SPKTI dan PSI untuk penyempurnaan aplikasi e-Dabu, antara lain:a. Data Pada Aplikasi e-Dabu tersinkronisasi dengan master file (selama ini

masih membaca database lokal e-Dabu)b. Mengingat semakin banyak penduduk yang sudah terdaftar menjadi

peserta JKN maka dibutuhkan penyempurnaan e-Dabu untuk mempermudah proses mutasi peserta dari segmen lainnya (PBPU, BP, Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah, dan PBI JK menjadi segmen PPU Badan Usaha).

Selesai

b. Direksi agar melakukan langkah-langkah untuk mempermudah prosedur pengajuan perpindahan FKTP peserta dengan cara memperluas kanal pengajuan (melalui care center, email, website, dan mobile) serta meringkas persyaratan administrasi, sehingga didapat peserta yang berobat di FKTP luar wilayah adalah benar-benar peserta yang sedang bepergian.

Prosedur pengajuan perpindahan FKTP sudah dapat dilakukan di aplikasi Mobile JKN oleh peserta yang bersangkutan tanpa persyaratan administrasi.

Selesai

2. Sumber Daya Manusia

Direksi agar merekrut dan menempatkan SDM pemasaran yang tepat sasaran dengan cara mencocokkan kebutuhan tiap-tiap wilayah dengan skill dan karakter individu.

Dari mapping CCI staf pada bidang Pemasaran sudah memiliki kompetensi memadai (67% memiliki CCI di atas 70%) dan selebihnya masih memiliki CCI di bawah 70% dikarenakan masa kerja yang masih baru (kurang lebih 1 tahun). Terkait karakter individu perlu adanya upaya dari atasan langsung untuk memberikan arahan/coaching/pelatihan agar masing-masing pegawai memiliki karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang tenaga pemasar agar target unit kerja tercapai.

Selesai

3. Sumber Daya dan Sarana

Direksi berkoordinasi dengan semua Deputi Direksi Wilayah untuk mempersiapkan sarana dan prasarana di tiap Kantor Cabang dan Kantor Kabupaten/Kota apabila vedika mulai diberlakukan.

Kedeputian Bidang SDS dan Umum telah melakukan pembahasan dengan Kedeputian Bidang JPKR dan seluruh Asisten Deputi Direksi Wilayah SDM dan Umum Kedeputian Wilayah se-Indonesia pada tanggal 5 dan 12 April 2017. Hasil pembahasan tersebut dapat disampaikan bahwa pada prinsipnya masing-masing Kedeputian Wilayah telah mempersiapkan sarana dan prasarana terkait vedika dengan mekanisme pemenuhannya dalam bentuk penggunaan/pengoptimalan sarana dan prasarana yang sudah ada.

Selesai

B. Terkait dengan Aspek Pengelolaan Program

1. Pelayanan

a. Direksi agar mendorong Kantor Cabang melakukan terobosan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat maupun aparat setempat terhadap mekanisme pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional untuk menghindari kesalahpahaman pada saat terjadi keluhan di pelayanan.

Terkait dengan upaya peningkatan pemahaman peserta terhadap mekanisme pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, telah disediakan alur pelayanan di setiap Rumah Sakit terkait prosedur pelayanan, selain itu juga disediakan banner informasi terkait perubahan ketentuan pelayanan sebagai contoh adanya regulasi tentang denda pelayanan dan himbauan untuk membayar iuran tepat waktu.

Selesai

192 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 223: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

No. Saran/Rekomendasi Tindak Lanjut yang Telah Dilakukan Status

b. Direksi agar mendorong peningkatan kapasitas FKRTL setempat khususnya dalam hal kemampuan pengelolaan klaim, perencanaan dan pencegahan fraud.

Di tingkat Kantor Cabang terdapat program forum kemitraan dengan stakeholder yang melibatkan FKRTL, Dinas Kesehatan dan asosiasi faskes. Pada wadah tersebut disosialisasikan terkait dengan kebijakan dan ketentuan yang baru diantaranya pengenalan konsep vedika, dan sosialisasi Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Sistem Pencegahan Kecurangan (fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan.

Selesai

c. Direksi segera merumuskan langkah-langkah strategis untuk mengoptimalkan fungsi FKTP sebagai gate keeper. Melakukan advokasi kepada Kemenkes dan Dinkes untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dengan cara memperbaiki sarana prasana, memenuhi kebutuhan alat kesehatan, memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai, serta meningkatkan kualitas SDM tenaga medis, termasuk dokter dan dokter gigi.

Dalam rangka meningkatkan kinerja FKTP, BPJS Kesehatan sejak tahun 2016 secara bertahap mulai menerapkan pelaksanaan Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan dengan 3 indikator.

Selain itu, BPJS Kesehatan Kantor Cabang telah melakukan kegiatan peer review untuk menyepakati diagnosa yang dapat tuntas pada suatu FKTP mengacu pada level kompetensi 4A. Kendala dalam menuntaskan diagnosa penyakit di FKTP dapat disebabkan adanya gap kompetensi, keterbatasan sarana prasarana atau kendala ketersediaan obat.

Kegiatan ini merupakan salah satu langkah strategis dalam melakukan peningkatan atau perbaikan sarana-prasarana oleh FKTP khususnya Puskesmas. BPJS Kesehatan juga telah melaksanakan pertemuan kemitraan untuk melakukan advokasi dengan Kemenkes di tingkat Pusat, dengan Dinas Kesehatan di tingkat Kedeputian Wilayah dan dengan FKTP di tingkat Cabang per triwulan untuk mengoptimalkan fungsi FKTP sebagai gate keeper dan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas.

BPJS Kesehatan mengikutsertakan Dinas Kesehatan dalam proses kredensialing/rekredensialing FKTP sesuai dengan Permenkes Nomor 99 Tahun 2015, sehingga Dinas Kesehatan dapat lebih mengetahui keadaan sarana prasarana dan tenaga medis FKTP, sehingga dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan FKTP.

Selesai

d. Direksi agar segera melakukan MoU dengan BPJS Ketenagakerjaan dan Jasa Raharja dengan skala nasional mengenai batasan klaim kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja sehingga BPJS Kesehatan tidak terkena dampak klaim apabila terjadi kasus kecelakaan di lapangan yang sering kali mejadi double cost untuk beberapa pihak.

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh BPJS Kesehatan adalah:a. Telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan BPJS

Ketenagakerjaan Nomor 296/KTR/0717 tentang Koordinasi Pelayanan Kesehatan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kesehatan; dan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Koordinasi Pelayanan Kesehatan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kesehatan serta Percepatan Perluasan Fasilitas Kesehatan sebagai lampiran yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama tersebut.

b. Telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan PT Asabri (Persero) Nomor 575/KTR/1216 tentang Sinergi Program Jaminan Kesehatan dengan Program Jaminan Kecelakaan Kerja-Penyakit Akibat Kerja (KK-PAK) bagi Peserta Asabri Aktif dan Petunjuk Teknis sedang dalam proses finalisasi.

c. Telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan PT Taspen (Persero) Nomor 485/KTR.1215 tentang Sinergi Pelayanan Program Jaminan Kecelakaan Kerja bagi peserta Taspen; dan Surat Edaran Bersama antara BPJS Kesehatan dengan PT Taspen (Persero) Nomor 19/Ed/0516 tentang Petunjuk Teknis Sinergi Pelayanan Program Jaminan Kecelakaan Kerja-Penyakit Akibat Kerja (KK-PAK) bagi Peserta PT Taspen (Persero).

d. Telah dilakukan PKS antara BPJS Kesehatan dengan PT Jasa Raharja (Persero) Nomor 382/III.2/KTR/1113 dan SEB Nomor 377/KTR/1115 tentang Pelaksanaan Koordinasi Manfaat Program Jaminan Kecelakaan Lalu Lintas antara PT Jasa Raharja (Persero) dan BPJS Kesehatan.

Selesai

193LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 224: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

No. Saran/Rekomendasi Tindak Lanjut yang Telah Dilakukan Status

2. Kepatuhan

a. Atas pembatasan pelayanan kesehatan oleh oknum Rumah Sakit, Direksi agar menginstruksikan kepada Kepala Kantor Cabang dan Kepala Kantor Kabupaten Kota untuk memberikan sanksi tegas kepada Rumah Sakit yang memberikan layanan kesehatan tidak sesuai peraturan.

Terkait dengan komitmen Rumah Sakit terhadap pelayanan kepada peserta JKN-KIS, telah dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama yang tercantum pada pasal 4 hak dan kewajiban para pihak, Rumah Sakit berkewajiban untuk:a. Melayani Peserta dengan baik sesuai dengan standar profesi dan

standar pelayanan kedokteran, prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku bagi FKRTL.

b. Menyediakan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana, sistem antrian dan informasi ketersediaan tempat tidur rawat inap baik perawatan biasa (umum) maupun perawatan khusus (intensive) yang dapat diakses oleh peserta dan fasilitas kesehatan, serta informasi lain (termasuk melihat rekam medis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan) yang dianggap perlu oleh BPJS Kesehatan.

Terkait dengan sanksi terdapat pada pasal 11 yakni dalam hal Rumah Sakit terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai berikut:a. Tidak melayani Peserta sesuai dengan kewajibannya.b. Tidak memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan kepada Peserta

sesuai dengan hak peserta.c. Memungut biaya tambahan kepada Peserta di luar ketentuan dan

atau melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan teguran tertulis kepada PIHAK KEDUA sebanyak 3 kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran minimal 7 hari kalender, dengan tembusan ke Dinas Kesehatan dan Asosiasi Fasilitas Kesehatan setempat.

Selesai

b. Direksi agar memberikan sanksi kinerja terhadap Rumah Sakit dan DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) yang secara kontinyu melakukan upcoding dan potensi fraud lainnya.

Sanksi terhadap faskes yang terbukti melakukan pelanggaran komitmen terlebih lagi yang terbukti melakukan indikasi kecurangan pelayanan kesehatan adalah dilakukan pemutusan kerja sama, hal ini sudah tertuang di dalam naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS). Kesulitan dalam pemberian sanksi pemutusan kerja sama adalah apabila faskes tersebut merupakan faskes milik pemerintah atau pada daerah yang minim faskes.

Berdasarkan Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 7 Tahun 2016 Pasal 24 menyatakan bahwa “dalam hal terbukti adanya tindakan kecurangan berdasarkan laporan hasil investigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf e maka BPJS Kesehatan dapat menghentikan perjanjian kerja sama dengan FKTP dan FKRTL milik swasta. Selanjutnya FKTP dan FKRTL yang dihentikan kerja samanya dapat bekerja sama kembali setelah jangka waktu paling cepat 1 tahun dan paling lama 2 tahun sejak dihentikan kerja samanya dan setelah dilakukan kredensialing.

Selesai

3. Kepesertaan

a. Direksi agar berkoordinasi dengan Kemensos untuk memastikan bahwa informasi peserta PBI yang diberikan adalah informasi yang valid dan terkini mulai dari NIK, nama peserta, biodata, sampai dengan kondisi domisili terakhir. Meminta Kemensos untuk memverifikasi data tersebut secara langsung melalui Dinsos/Kelurahan di masing-masing wilayah. Mencari solusi efektif dalam kepastian data kepesertaan dari segmen PBI dan PBI Daerah.

Saat ini, data PBI JK yang akan di tetapkan oleh Kemensos untuk data perubahan (penghapusan, penggantian dan penambahan) telah melalui proses validasi dengan data Dukcapil, dimana sumber data usulan PBI JK dari Kemensos adalah data kependudukan yang bersumber dari Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang diusulkan dari Dinsos/Kelurahan di masing-masing wilayah Kemensos, untuk selanjutnya di validasi dengan Dukcapil sebelum masuk dalam BDT (Basis Data Terpadu). Setiap bulan Kedeputian Kepesertaan mengadakan koordinasi dengan Kemensos terkait dengan data PBI JK, untuk proses akurasi dan validasi data yang diusulkan sebagai dasar penambahan atau penggantian.

Selesai

194 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 225: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

No. Saran/Rekomendasi Tindak Lanjut yang Telah Dilakukan Status

b. Direksi agar melakukan purifikasi data internal dengan menggunakan algoritma yang baku agar permasalahan data ganda pada master file data kepesertaan dapat terselesaikan.

Penanganan data ganda kepesertaan mengacu pada Surat Edaran Direktur Kepesertaan dan Pemasaran Nomor 37 Tahun 2016 tentang Penanganan Data Ganda Kepesertaan.Saat ini proses purifikasi data internal khususnya untuk mengidentifikasi ganda/tidak dengan inquiry ke Dukcapil telah menggunakan standar validasi 7 variabel yang baku yaitu NIK, Nama, Tempat Lahir, Tanggal Lahir, Alamat, Kecamatan, Kelurahan. Dan apabila 7 variabel tersebut belum dapat memberikan kepastian data tersebut ganda/tidak dapat ditambahkan variabel susunan anggota keluarga.

Selesai

c. Direksi segera mereviu ulang tata cara dan persyaratan administrasi kepesertaan yang lebih ringkas tetapi tetap mengedepankan mekanisme fraud prevention. Sebagai contoh untuk perubahan data FKTP ataupun biodata peserta, seharusnya peserta cukup membawa kartu peserta dan kartu identitas. Selain itu perlu dibuat mekanisme perubahan data melalui care center dan daring (online) yang tidak rumit dengan mencontoh metode verifikasi yang dipergunakan perbankan.

Perubahan FKTP peserta dilakukan dengan kelengkapan berkas:a. Identitas peserta JKNb. Identitas peserta (menunjukkan KTP/KK yang berlaku).c. Mengisi formulir mutasi data peserta. Formulir ini sebagai bukti evidence

perubahan data sebagai aspek legal bahwa permintaan FKTP dilakukan atas permintaan peserta.

Perubahan FKTP bagi peserta juga telah dapat dilakukan melalui aplikasi mobile JKN dengan minimal sudah terdaftar di FKTP sebelumnya selama 3 bulan. Untuk proses update data kepesertaan kebijakan administrasi saat ini cukup dengan menunjukkan kartu identitas dan selanjutnya akan dilakukan inquiry kepada database kependudukan, kecuali jika ada anggota keluarga yang belum tercantum dalam data kependudukan nasional, tetapi dalam KK telah tercantum maka, kita mintakan untuk peserta menunjukkan KK terakhir.

Selesai

C. Terkait dengan Aspek Keuangan dan Investasi

1. Direksi agar melakukan upaya dalam mengoptimalisasi kolektibilitas tagihan segmen PBPU dan Jamkesda dengan total potensi piutang sebesar Rp11,843 miliar.

Optimalisasi penerimaan iuran terutama dari segmen PBPU akan diupayakan dengan cara:a. Perluasan channel pembayaran iuran untuk peserta PBPU utamanya yang

terletak di daerah dengan channel perbankan yang terbatas, yakni pembayaran melalui channel PPOB, dengan terus menambah mitra kerja sama dari channel PPOB Tradisional, PPOB Modern, e-Commerce dan Bank Daerah.

b. Telekolekting, yaitu upaya penagihan melalui media telepon oleh staf Penagihan Kantor Cabang setiap hari.

c. SMS Blast sebagai salah satu upaya penagihan, reminder dan juga media edukasi khususnya bagi peserta PBPU.

d. Upaya Jemput Bola, dengan membuka stand pembayaran ataupun mobil customer care di lokasi strategis seperti di Pasar, di pusat kota saat kegiatan Car Free Day (CFD).

e. Upaya Reward, dengan memberikan cashback kepada peserta yang membayar iuran untuk 6 bulan di muka, bekerja sama dengan salah satu mitra pembayaran iuran BPJS Kesehatan.

f. Pencetakan leaflet edukasi pembayaran iuran dan informasi terkait denda pelayanan di Kantor Cabang.

Optimalisasi penerimaan iuran terutama dari segmen Jamkesda diupayakan dengan cara proaktif memberikan informasi dan mendorong Pemda untuk mengalihkan peserta PBPU yang menunggak khususnya kelas 3, untuk menjadi peserta Jamkesda.

Selesai

195LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 226: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

No. Saran/Rekomendasi Tindak Lanjut yang Telah Dilakukan Status

2. Direksi agar memperbaiki bisnis proses antara Kader JKN yang menyasar peserta PBPU khususnya non aktif dengan Relation Officer (RO) yang menyasar peserta PPU BU agar bisa terjadi perubahan status kepesertaan dari PBPU menjadi PPU BU agar potensi iuran bisa bertambah.

Kader JKN-KIS saat ini diberikan tugas untuk melaksanakan berbagai aktivitas yaitu:a. Sosialisasi kepada peserta maupun kepada calon peserta untuk

mengembangkan pemahaman dan pengetahuan tentang program JKN-KIS.b. Mengedukasi serta mengingatkan peserta untuk membayar iuran secara

rutin sebelum tanggal 10 setiap bulan.c. Mengedukasi dan membantu proses pendaftaran calon peserta serta

memberi informasi dan menerima keluhan peserta.Untuk tahun 2017, aktivitas Kader JKN-KIS difokuskan pada upaya mengedukasi dan mengingatkan peserta untuk membayar serta mengumpulkan tuggakan iuran.Salah satu skala prioritas dalam rekrutmen PPU adalah memastikan bahwa badan usaha mendaftarkan pegawai dan anggota keluarganya 100%, sehingga jika masih ada pegawai BU yang belum terdaftar dalam segmen PPU (karena masih terdaftar sebagai PBPU/PBI) maka Relationship Officer berkoordinasi dengan HRD BU untuk mengalihkan kepesertaan PBPU menjadi PPU sesuai ketentuan. Untuk tahun 2017, aktivitas Kader JKN-KIS difokuskan pada upaya mengedukasi dan mengingatkan peserta untuk membayar serta mengumpulkan tunggakan iuran. Dalam upaya perluasan kepesertaan, Kader JKN juga mengedukasi dan membantu proses pendaftaran calon peserta serta memberi informasi dan menerima keluhan peserta.

Selesai

3. Direksi agar melakukan evaluasi kader JKN setiap 6 bulan agar kader JKN di lapangan lebih berjalan efektif dalam mengurangi peserta non aktif yang angkanya sejak awal tahun 2017, rata-rata 200.000 peserta/bulan terus meningkat dengan nilai iuran Rp4,9 miliar/bulan.

Evaluasi Kader JKN dilakukan secara rutin bulanan dan triwulanan baik di tingkat Kantor Cabang, Kantor Wilayah dan Kantor Pusat. Untuk memotivasi Kader JKN, setiap dua minggu Kantor Cabang melakukan evaluasi teknis dengan menghadirkan seluruh Kader JKN.

Selesai

196 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 227: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Jumlah Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun 2016-2017

Hasil Pemantauan Tindak Lanjut

Tahun PemeriksaanHasil Tuntas Dalam Pemantauan

T C R T C R T C R

2016 1 277 1.702 0 277 1.701 1 0 1

2017 6 418 1.250 5 409 1.237 1 9 13

Keterangan:

T: TemuanC: CatatanR: Rekomendasi

Hasil pemantauan atas tindak lanjut pemeriksaan di tahun 2016 sampai dengan bulan Desember 2017 yaitu: 1. Hasil pemeriksaan di tahun 2016 terdapat 1

temuan dan 277 catatan, dengan total rekomendasi sebanyak 1.702 rekomendasi. Sebanyak 277 catatan atau sebanyak 1.701 rekomendasi telah ditindaklanjuti, dengan prosentase 99,94%. Saat ini masih tersisa 1 temuan dengan rekomendasi sebanyak 1 rekomendasi yang masih dalam pemantauan.

2. Hasil pemeriksaan di tahun 2017 terdapat 6 temuan, 418 catatan dengan total rekomendasi sebanyak 1.250. Sebanyak 5 temuan dan 409 catatan atau sebanyak 1.237 rekomendasi telah ditindaklanjuti dengan prosentase 98,96%. Saat ini masih tersisa 1 temuan dan 9 catatan dengan total rekomendasi sebanyak 13 rekomendasi yang masih dalam pemantauan.

Rencana tindak lanjut atas hasil pemeriksaan Kedeputian Pengawasan Internal adalah sebagai berikut:1. Melakukan koordinasi dan konfirmasi ke Kedeputian

Wilayah dan Kedeputian terkait di Kantor Pusat, terkait pemutakhiran tindak lanjut atas Laporan Hasil Pemeriksaan Kedeputian Bidang Pengawasan Internal tahun 2016 dan 2017.

2. Proses monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan rutin Kedeputian Bidang Pengawasan Internal dilakukan dengan mengirimkan feedback matrik tindak lanjut ke setiap Kedeputian Wilayah dan Kedeputian terkait di Kantor Pusat secara rutin.

Sesuai Surat Keputusan Direksi BPJS Kesehatan Nomor 376 Tahun 2016 tentang Program Kerja Tahunan (PKT) Kedeputian Bidang Pengawasan Internal BPJS Kesehatan Tahun 2017, audit rutin ditargetkan terlaksana pada:1. 89 Kantor Cabang;2. 13 Kedeputian Wilayah dan;3. 5 Kedeputian Bidang Kantor Pusat.

Audit rutin dilaksanakan pada 11 fungsi pada makro bisnis proses yang terdiri dari:1. Manajemen Pelayanan Kesehatan2. Manajemen Kepesertaan3. Teknologi dan Sistem Informasi4. Manajemen Sumber Daya Sarana5. Manajemen Sumber Daya Manusia6. Manajemen Pengendalian Internal7. Manajemen Iuran8. Manajemen Kesekretariatan9. Manajemen Perluasan Peserta10. Manajemen Perubahan11. Akuntansi

PENGAWASAN INTERNAL

Sampai dengan 31 Desember 2017 telah dilakukan pemutakhiran tindak lanjut hasil pemeriksaan Kedeputian Bidang Pengawasan Internal sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

197LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 228: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Pemeriksaan Rutin Kedeputian Bidang Pengawasan Internal Tahun 2017

No. Kedeputian Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Jun. Jul. Agt. Sep. Okt. Nov. Des.

1 Kedeputian Wil. Sumut dan DI Aceh - - - - - - - √ - -

2 Kedeputian Wil. Riau, Kepri, Sumbar dan Jambi - √ - - - - - -

3 Kedeputian Wil. Sumsel, Kep. Babel dan Bengkulu - - √ - - - - - -

4 Kedeputian Wil. DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

- - - - - - - - - - √

5 Kedeputian Wil. Jabar - - - - - - √ - - -

6 Kedeputian Wil. Jateng dan DI Yogyakarta - - - - - - √ - - - -

7 Kedeputian Wil. Jatim - √ - - - - - - -

8 Kedeputian Wil. Kalsel, Kalteng dan Kaltara - - - - √ - - - - - -

9 Kedeputian Wil. Sulsel, Sulbar, Sultra dan Maluku - - - - - - - - √ -

10 Kedeputian Wil. Sulut, Sulteng, Gorontalo dan Malut - - - - √ - - - - - -

11 Kedeputian Wilayah Bali, NTT dan NTB - - - - - - - √ - -

12 Kedeputian Wil. Papua dan Papua Barat - - √ - - - - - -

13 Kedeputian Wil. Banten, Kalbar dan Lampung - - - - - - - - - √ -

14 Kedeputian Bidang Kepesertaan √ - - - - - - - -

15 Kedeputian Bidang JPKR √ - - - - - - -

16 Kedeputian Bidang JPKP √ - - - - - - -

17 Kedeputian Bidang Perluasan Peserta √ - - - - - - -

18 Kedeputian Bidang OTI √ - - - - - - -

Catatan:

√ Telah selesai atau dilaksanakan

- Belum dilaksanakan

Penjelasan atas pelaksanaan audit/pemeriksaan rutin sampai dengan bulan Desember 2017, sebagai berikut:1. Telah dilakukan tahap Field Audit di Kantor Pusat,

yaitu pada 5 Kedeputian Bidang Kantor Pusat (Kedeputian Bidang Kepesertaan, Perluasan Peserta, JPKP, JPKR dan OTI).

2. Telah dilakukan tahap Field Audit di Kedeputian Wilayah, yaitu:a. Kedeputian Wilayah Riau, Kepulauan Riau,

Sumatera Barat dan Jambi.b. Kedeputian Wilayah Sumatera Selatan,

Kepulauan Bangka Belitung dan Bengkulu.c. Kedeputian Wilayah Jawa Timur.d. Kedeputian Wilayah Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara.

e. Kedeputian Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Maluku Utara.

f. Kedeputian Wilayah Papua dan Papua Barat.

g. Kedeputian Wilayah Jawa Tengah dan DIY.h. Kedeputian Wilayah Jawa Barat.i. Kedeputian Wilayah Bali, NTT dan NTB.j. Kedeputian Wilayah Sumatera Utara dan DI

Aceh.k. Kedeputian Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi

Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku.l. Kedeputian Wilayah Banten, Kalimantan

Barat dan Lampung.m. Kedeputian Wilayah DKI Jakarta, Bogor,

Depok, Tangerang dan Bekasi.

Rekapitulasi capaian pemeriksaan rutin yang telah terlaksana selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:

No Obyek Pemeriksaan PKT 2017 Realisasi 2017 Capaian

1 Kedeputian Bidang 5 5 100,00%

2 Kedeputian Wilayah 13 13 100,00%

3 Kantor Cabang 89 107 120,22%

Sampai dengan bulan Desember 2017 telah dilakukan pemeriksaan pada unit kerja, dengan rincian sebagai berikut:

198 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 229: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Tindak Lanjut Rekomendasi BPK RI

No. LHPJumlah Temuan

Jumlah Rekomendasi

Status Tindak Lanjut

SR BS BD TDD

1 Pemeriksaan atas Hasil Inventarisasi Aset dan Liabilitas, Pengelolaan Data Peserta dan Biaya-biaya Umum tahun buku 2013 terkait pengalihan PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan.

13 37 34 3 0 0

2 Pemeriksaan Kinerja atas Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada BPJS Kesehatan TA 2014 s.d Desember I TA 2015

11 12 8 4 0 0

3 Pemeriksaan Kinerja atas Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada BPJS Kesehatan TA 2015 s.d Semester I Tahun 2016

15 26 4 22 0 0

Ket:

SR Sesuai Rekomendasi

BS Belum Sesuai Rekomendasi

BD Rekomendasi Belum Ditindaklanjuti

TDD Rekomendasi Tidak Dapat Ditindaklanjuti

Catatan: 1 (satu) temuan dapat terdiri dari lebih dari 1 rekomendasi, dan yang menjadi kewajiban BPJS Kesehatan dalam menindaklanjuti adalah berdasarkan jumlah rekomendasi.

Dengan penjelasan sebagai berikut:1. Berdasarkan Surat BPK RI Nomor 30/S/XIX/07/2017

tanggal 13 Juli 2017 tentang hasil pemantauan tindak lanjut atas LHP BPK pada BPJS Kesehatan sampai dengan Semester I Tahun 2017 disebutkan bahwa rekomendasi tahun 2013-2014, dinyatakan bahwa dari 37 rekomendasi, 34 rekomendasi telah tuntas dan 3 rekomendasi belum tuntas.

2. Telah diterima Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja BPK-RI atas Penyelenggaraan Program JKN pada BPJS Kesehatan Tahun Anggaran 2014 s.d. Semester I Tahun Anggaran 2015 dengan Nomor 07/HP/XIX/02/2016 tanggal 1 Februari 2016 yang diterima oleh BPJS Kesehatan pada tanggal 30 Maret 2016. Atas LHP tersebut terdapat 12 rekomendasi dan telah disampaikan tindak lanjut

PENGAWASAN EKSTERNAL

TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL AUDIT BPK-RIPemutakhiran tindak lanjut rekomendasi BPK-RI yang telah dilaksanakan pada tahun 2017 dengan mengacu pada Surat BPK RI Nomor 30/S/XIX/07/2017 tanggal 13 Juli 2017 tentang Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Atas LHP BPK pada BPJS Kesehatan sampai dengan Semester I Tahun 2017 (yang baru diterima Kedeputian Bidang Pengawasan Internal tanggal 11 Oktober 2017) diperoleh rekapitulasi hasil tindak lanjut sebagai berikut:

199LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 230: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

pertama melalui Surat Direktur Utama Nomor 4316/I.1/0416 tanggal 19 April 2016. Pada tanggal 16 Juni 2016 telah disampaikan tindak lanjut kedua melalui Surat Direktur Utama Nomor 6560/I.1/0616.

3. Atas LHP BPK atas Penyelenggaraan Program JKN Tahun 2015 s.d Semester I Tahun 2016 Nomor 26/HP/XIX/12/2016 tanggal 27 Desember 2016, telah disampaikan tindak lanjut melalui surat nomor 7084/I.1/0617 tanggal 6 Juni 2017.

4. Pada tanggal 14-16 Juni 2017, telah dilakukan review semua tindak lanjut hasil pemeriksaan pada BPJS Kesehatan dengan Auditor BPK RI. Hal ini sebagai tindak lanjut dari Surat Tugas Tim Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI pada BPJS Kesehatan Nomor 267/ST/XIX/06/2017 tanggal 5 Juni 2017.

5. Atas sisa rekomendasi pada tabel di atas, telah disampaikan tindak lanjut terbaru ke BPK RI melalui Surat Direktur Utama Nomor 14028/I.1/1117 tanggal 10 November 2017 perihal Tindak Lanjut atas LHP BPK-RI TB 2014-Semester I 2016.

6. Telah dilakukan pembahasan bersama dengan tim pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK-RI pada BPJS Kesehatan sampai dengan Semester II Tahun Anggaran 2017 pada 22-24 November 2017.

7. Sampai dengan akhir tahun 2017, belum ada surat resmi BPK RI terkait penetapan rekomendasi yang sudah sesuai (tuntas) atau yang belum sesuai rekomendasi.

TINDAK LANJUT MANAGEMENT LETTER KAP Sampai dengan 31 Desember 2017, Management Letter pada laporan hasil pemeriksaan KAP Mulyamin Sensi Idris tahun buku 2016 atas program BPJS dan DJS yang telah ditindaklanjuti adalah sebagai berikut:

Tabel Tindak Lanjut Management Letter KAP Tahun 2015-2016

Tahun Pemeriksaan

Jumlah SelesaiDalam

Pemantauan

Temuan Catatan Temuan Catatan Temuan Catatan

2015 (BPJS Kesehatan)

0 4 0 4 0 0

2015(DJS Kesehatan)

0 3 0 2 0 1

2016(BPJS Kesehatan)

0 4 0 0 0 4

2016(DJS Kesehatan)

0 3 0 0 0 3

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa atas temuan atau catatan KAP tahun buku 2015 terdapat 7 temuan atau catatan yang telah ditindaklanjuti dan diserahkan kepada KAP Mulyamin Sensi Idris sebagai KAP tahun buku 2016 melalui Surat Nomor 345/I.1/0117 tanggal 10 Januari 2017. Sebanyak 6 temuan atau catatan telah mendapatkan status tuntas, sisa 1 temuan yang belum tuntas yaitu tentang Outstanding Claim, yang disebabkan masih belum adanya persamaan persepsi terkait perhitungan Outstanding Claim. Atas 7 temuan atau catatan KAP tahun buku 2016, saat ini telah disampaikan tindak lanjut oleh Kedeputian Bidang Pengawasan Internal kepada Kedeputian Bidang SPKTI, Manajemen Iuran, Akuntansi, PSI, Kepesertaan, dan AMR dan saat ini telah terkumpul tanggapan tindak lanjut dari masing masing Kedeputian terkait. Saat ini sedang dilakukan penyusunan matriks tindak lanjut untuk kemudian dapat disampaikan kepada KAP Tahun Buku 2017 untuk mendapatkan status tuntas.

200 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 231: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

Tabel Tindak Lanjut Pemeriksaan OJK

No. LHPTemuan dengan Rekomendasi

Jumlah Rekomendasi

Status Tindak Lanjut

SR BS BD TDD

1 LHPF OJK Nomor 23/LHPF/08/2015 tanggal 10 Agustus 2015

10 10 9 1 0 0

2 LHPLF OJK Nomor: LHPLF-10/NB.211/2016 tanggal 18 November 2016

4 6 6 0 0 0

Keterangan:

SR Sesuai Rekomendasi

BS Belum Sesuai Rekomendasi

BD Rekomendasi Belum Ditindaklanjuti

TTD Rekomendasi Tidak Dapat Ditindaklanjuti

Catatan:1 temuan dapat terdiri dari lebih dari 1 rekomendasi, dan yang menjadi kewajiban BPJS Kesehatan dalam menindaklanjuti adalah berdasarkan jumlah rekomendasi.

Penjelasan atas tindak lanjut LHPF OJK adalah sebagai berikut:1. Atas LHPF (Laporan Hasil Pemeriksaan Final)

OJK Nomor 23/LHPF/08/2015, terdapat sisa 1 temuan yaitu terkait Penjualan Aset Tanah KSB Pakuwon Jati, proses penyelesaiannya adalah sebagai berikut:a. BPJS Kesehatan secara resmi telah bersurat

kepada PT Pakuwon Jati terkait upaya adendum tersebut melalui surat Nomor 9680/IV.2/0817 tanggal 9 Agustus 2017 tentang Permohonan Adendum atas Perjanjian Penyelesaian Obligasi Melalui Pengikatan Penukaran Tanah KSB Laguna Indah Nomor 13, serta telah disampaikan kembali melalui surat Nomor 12178/IV.2/1017 tanggal 2 Oktober 2017 tentang Permohonan Adendum.

b. BPJS Kesehatan telah mengirimkan Surat Nomor 14006/IV.2/1117 tanggal 9 November 2017 perihal Penyampaian Ketiga, Permohonan Adendum atas Perjanjian Penyelesaian Obligasi melalui Pengikatan Penukaran Tanah KSB Laguna Indah Nomor 13. Sampai saat ini masih menunggu surat jawaban resmi dari PT Pakuwon Jati.

2. Atas LHPLF (Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung Final) OJK Nomor LHPLF-10/NB.211/2016 tanggal 18 November 2016, terdapat 11 temuan yang terdiri dari 4 temuan dengan rekomendasi, 2 temuan dengan saran dan 5 temuan tanpa rekomendasi ataupun saran. Dari 4 temuan dengan rekomendasi tersebut, terdapat 6 rekomendasi dimana ke-6 rekomendasi telah dinyatakan tuntas. Langkah yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a. Telah disampaikan tindak lanjut melalui Surat

Nomor 14980/I.1/1216 tanggal 28 Desember 2016 menindaklanjuti 1 rekomendasi terkait dengan posisi Aktuaris di BPJS Kesehatan.

b. Telah disampaikan tindak lanjut melalui Surat Nomor 1632/I.1/0217 tanggal 8 Februari 2017 yang memuat tindak lanjut atas ketentuan akuntansi terkait dengan COB dan progres pembahasan atas ketentuan penghapusan piutang iuran.

c. Berdasarkan Surat OJK Nomor S-92/NB.211/2017 tanggal 30 Januari 2017 dan Surat OJK Nomor S-241/NB.211/2017 tanggal 6 Maret 2017 tentang pelaksanaan rekomendasi, dinyatakan bahwa 2 rekomendasi dari 6 rekomendasi (atas 4 temuan) OJK telah dijalankan dan mendapat status tuntas.

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)Secara keseluruhan, hasil pemutakhiran tindak lanjut atas LHPF OJK adalah sebagai berikut:

201LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 232: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

d. Telah disampaikan tindak lanjut melalui Surat Nomor 7429/I.1/0617 tanggal 13 Juni 2017 (penyampaian SK Aktuaris) dan Surat Nomor 7784/I.1/2017 tanggal 20 Juni 2017 berupa penyampaian dokumen Aplikasi Sistem Informasi dan Penanganan Pengaduan (SIPP).

e. Berdasarkan Surat OJK Nomor S-668/Nb.211/2017 tanggal 18 Juli 2017 tentang pelaksanaan rekomendasi, dinyatakan BPJS Kesehatan telah melaksanakan 4 rekomendasi dari 6 rekomendasi.

f. Telah disampaikan Tindak Lanjut V melalui Surat Nomor 10296/I.1/0817 tanggal 22 Agustus 2017 terkait dengan mekanisme tahapan penghapusan piutang iuran.

g. Berdasarkan Surat OJK Nomor S-991/NB.211/2017 tanggal 3 Oktober 2017 tentang pelaksanaan rekomendasi, dinyatakan bahwa atas rekomendasi tentang mekanisme penghapusan piutang iuran telah sesuai rekomendasi.

202 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 233: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)Hasil pemutakhiran tindak lanjut atas LHP BPKP adalah sebagai berikut:

Telah terbit Laporan Hasil Audit BPKP Nomor LHA-46/D201/2017 tanggal 28 Februari 2017 yang baru diterima pada tanggal 28 Maret 2017. Atas rekomendasi BPKP tersebut telah disampaikan tindak lanjut melalui Surat Direktur Utama Nomor 6489/I.1/0517 tanggal 23 Mei 2017. Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Auditor BPKP, diketahui bahwa dari 9 rekomendasi yang menjadi tanggungan BPJS Kesehatan, terdapat 1 rekomendasi yang dinyatakan sesuai rekomendasi,

sehingga masih terdapat 8 rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti. Atas sisa 8 rekomendasi, telah ditindaklanjuti kembali melalui surat Nomor 14034/I.1/1117 tanggal 10 November 2017. Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Auditor BPKP, dari sisa 8 rekomendasi yang belum tuntas telah dinyatakan tuntas sesuai rekomendasi, sehingga secara keseluruhan atas 9 rekomendasi BPKP, seluruhnya telah dinyatakan tuntas.

Tabel Tindak Lanjut Pemeriksaan BPKP

No. LHPJumlah Temuan

Jumlah Rekomendasi

Status Tindak Lanjut

SR BS BD TDD

1 LHA-46/D201/2017 tanggal 28 Februari 2017

6 9 9 0 0 0

Ket

SR : Sesuai RekomendasiBS : Belum SesuaiBD : Belum DitindaklanjutiTDD : Tidak Dapat Ditindaklanjuti

Note:9 rekomendasi adalah rekomendasi untuk BPJS Kesehatan

Catatan:1 temuan dapat terdiri dari lebih dari 1 rekomendasi, dan yang menjadi kewajiban BPJS Kesehatan dalam menindaklanjuti adalah berdasarkan jumlah Rekomendasi.

203LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 234: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan
Page 235: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

PENUTUP

Page 236: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

KESIMPULANSelama tahun 2017, penyelenggaraan program BPJS Kesehatan telah terlaksana dengan baik, antara lain yaitu:

ASPEK KELEMBAGAAN1. Untuk menunjang operasional BPJS Kesehatan,

telah dikembangkan jaringan kantor yang terdiri dari 13 Kantor Kedeputian Wilayah, 127 Kantor Cabang (termasuk Kantor Cabang Prima), 388 Kantor Layanan Operasional Kabupaten/Kota.

2. Jumlah pegawai tetap BPJS Kesehatan per 31 Desember 2017 adalah 7.190 pegawai.

3. Untuk menunjang kegiatan pengadaan dan inventarisasi aset, telah dibangun aplikasi IMAP’s (Integrated Management Asset And Procurement System) yang dipergunakan untuk:a. Kegiatan Daftar Rekanan Terseleksi (DRT)

meliputi kegiatan registrasi vendor, verifikasi vendor, usulan aktivasi vendor dan finalisasi aktivasi vendor.

b. Kegiatan pengadaan dengan metode Pemilihan Langsung dan Lelang. Proses lelang masih dilakukan secara simultan dengan proses manual.

c. Manajemen aset, mulai dari pencatatan aset sampai dengan penghapusan aset.

4. Sampai dengan 31 Desember 2017 telah terpasang 21.848 titik koneksi jaringan komunikasi data yang tersebar di internal BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan dan beberapa mitra.

ASPEK PENGELOLAAN PROGRAM1. Melakukan kegiatan promosi, sosialisasi dan

advokasi kepada para pemangku kepentingan serta rekrutmen dalam rangka meningkatkan cakupan kepesertaan yang per 31 Desember 2017 mencapai 187.982.949 jiwa (93,19% dari RKAT 2017), termasuk peserta PBPU sebanyak 25.397.828 jiwa.

2. Melakukan pengumpulan iuran dari berbagai segmen peserta melalui kerja sama dengan berbagai instansi Pemerintah, perbankan, dan lembaga lainnya. Perluasan channel perbankan yang bekerja sama salah satunya melalui Payment Point Online Bank (PPOB), sebagai upaya untuk meningkatkan penerimaan iuran dari peserta BU, PBPU, BP dan peserta yang didaftarkan oleh pemerintah daerah.

3. Menangani 117.583 pengaduan yang terdiri dari 101.042 pengaduan yang diterima melalui BPJS Kesehatan Care Center 1500400 dan 16.541 pengaduan yang diterima melalui media lain. Respon awal penanganan pengaduan yang disampaikan oleh peserta dapat diselesaikan dalam waktu 1 s.d. 3 hari kerja (99,03%).

4. Menyediakan akses peserta terhadap pelayanan kesehatan melalui kerja sama dengan 21.763 Faskes Tingkat Pertama (termasuk 1.188 FKTP Dokter Gigi), 2.268 Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan dan 3.405 Faskes Penunjang.

5. Melakukan pembayaran kapitasi kepada Faskes Primer secara tepat waktu dengan ketentuan maksimal N+15 hari. Sampai dengan 31 Desember 2017 realisasi biaya manfaat (termasuk Biaya Promotif dan Preventif) sudah terserap sebesar Rp84,445 triliun (96,82% dari RKAT 2017).

6. Sampai dengan bulan Desember 2017, BPJS Kesehatan telah melakukan Pemeriksaan Data sejumlah 753 tindakan dan Pemeriksaan Lapangan sejumlah 8.585 tindakan kepada Badan Usaha. Fokus pengawasan pemeriksaan kepatuhan pada tahun 2017 ditekankan pada kepatuhan pemberi kerja untuk melakukan penyampaian data yang lengkap dan benar, pembayaran iuran dan pendaftaran.

206 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 237: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

ASPEK KEUANGAN1. Jumlah pendapatan iuran DJS sampai dengan

31 Desember 2017 sebesar Rp74,247 triliun atau 86,65% dari RKAT 2017. Realisasi dana investasi DJS adalah sebesar Rp153,814 miliar. Pendapatan Investasi bruto DJS mencapai Rp150,941 miliar (113,43% dari RKAT 2017).

2. Pendapatan operasional BPJS Kesehatan sampai 31 Desember 2017 sebesar Rp3,809 triliun atau 89,64% dari RKAT 2017. Beban operasional sebesar Rp4,049 triliun atau 87,42% dari RKAT 2017 dan beban lainnya sebesar Rp582,422 miliar atau 199,26% dari RKAT 2017. Dana investasi BPJS mencapai Rp7,262 triliun (110,69% dari RKAT 2017). Pendapatan Investasi bruto mencapai Rp674,099 miliar (122,75% dari RKAT 2017).

3. Sampai dengan 31 Desember 2017 jumlah aset DJS mencapai Rp1,202 triliun (62,08% dari RKAT 2017). Realisasi liabilitas sebesar Rp24,227 triliun atau 120,98% dibandingkan dengan RKAT 2017.

4. Sampai dengan 31 Desember 2017 jumlah aset BPJS mencapai Rp12,601 triliun (101,50% dari RKAT 2017). Realisasi liabilitas BPJS sebesar Rp2,439 triliun atau 114,55% dari RKAT 2017.

HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN PEMERINTAHProgram JKN-KIS merupakan salah satu program unggulan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, melalui jaminan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Namun demikian, terdapat tantangan dalam penyelenggaraan program JKN-KIS yaitu defisit Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan yang berdampak pada kesinambungan program JKN-KIS.

Tindakan antisipasi BPJS Kesehatan dalam menjaga likuiditas Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan adalah:1. Optimalisasi tambahan pendanaan sesuai

Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan. Penanggulangan defisit arus kas dilakukan melalui Realisasi dana talangan sebesar 25% dari aset investasi Dana BPJS Kesehatan yaitu sebesar Rp3,1 triliun dan menyerahkan surplus Dana BPJS Kesehatan kepada Dana Jaminan Sosial (DJS) sebesar Rp1,1 triliun.

2. Mengusulkan bauran kebijakan kepada pemerintah yang mencakup perubahan kebijakan pemerintah yang berdampak positif terhadap fundamental program JKN-KIS, baik dari aspek pendapatan maupun aspek pembiayaan. selain itu, upaya internal BPJS Kesehatan adalah meningkatkan efisiensi melalui strategic purchasing dengan fokus pada FKTP sebagai gate keeper.

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh BPJS Kesehatan dalam jangka pendek belum memberikan output yang signifikan terhadap permasalahan defisit Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan. Oleh karena itu, saatnya diperlukan langkah-langkah kebijakan strategis dari Pemerintah baik yang bersifat antisipasi jangka pendek maupun jangka panjang untuk menjaga kesinambungan program JKN, khususnya dalam menanggulangi defisit program JKN melalui: 1. Memastikan bahwa Bauran Kebijakan yang sudah

Ditetapkan dalam rapat antar Kementerian/Lembaga tertuang di dalam Perubahan Regulasi. Hal ini untuk memastikan bahwa perubahan regulasi secara signfikan dapat berpengaruh terhadap aspek fundamental program JKN-KIS, baik dari aspek pendapatan maupun pembiayaan.

207LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 238: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

2. Memastikan kecukupan dana dari pemerintah untuk menanggulangi defisit Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh pemerintah demi menjaga keberlangsungan program JKN-KIS. Pemerintah telah memberikan beberapa solusi yang berdampak positif terhadap likuiditas Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan, antara lain suntikan dana dalam bentuk Penanaman Modal Nasional (PMN) sebesar Rp5 triliun pada tahun 2015 dan Rp6,828 triliun pada tahun 2016. Pada tahun 2016, pemerintah juga telah melakukan perubahan kebijakan terkait kenaikan iuran yang berdampak pada kenaikan pendapatan iuran. Pada tahun 2017 pemerintah telah mencairkan suntikan dana dalam bentuk Belanja Negara sebesar Rp3,6 triliun untuk menjaga likuiditas Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan. Namun demikian, untuk tahun 2018 kondisi keuangan Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan diperkirakan masih akan mencatatkan defisit, sehingga tetap dibutuhkan dukungan pemerintah demi keberlangsungan finansial program JKN-KIS.

3. Perhitungan Iuran Peserta PBI dan Non PBI yang melibatkan berbagai pihak terkait. Diperlukan adanya penyesuaian terhadap perhitungan besaran iuran baik peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) maupun Non PBI yang melibatkan berbagai pihak,

khususnya Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, dan stakeholder lainnya dengan tujuan untuk menjawab tantangan kesinambungan program JKN-KIS dimasa yang akan datang. BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program JKN-KIS siap untuk memberikan data dan informasi termutakhir yang diperlukan untuk proses perhitungan iuran tersebut. Hasil perhitungan iuran tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan perubahan atas Peraturan Presiden tentang Jaminan Kesehatan pada masa 2 tahun mendatang.

4. Dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah, terhadap Peningkatan Kualitas Layanan di Fasilitas Kesehatan (Faskes). Faskes baik tingkat primer maupun rujukan saat ini berperan sebagai mitra kerja BPJS Kesehatan dan penyedia layanan kesehatan kepada peserta JKN-KIS. Kepuasan peserta merupakan salah satu indikator utama dalam keberhasilan penyelenggaraan program JKN-KIS, yang dipengaruhi oleh efektivitas pelayanan di BPJS Kesehatan dan faskes. Dalam upaya peningkatan kepuasan peserta melalui kualitas layanan di faskes, diperlukan dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk memperbaiki sistem pelayanan dan infrastruktur fasilitas kesehatan.

208 LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 239: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan

209LAPORAN PENGELOLAAN PROGRAM DAN LAPORAN KEUANGAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017

Page 240: JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TAHUN 2017 - bpjs-kesehatan…bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/1578f2022d8c51fefb20da6e7b... · 23 riwayat singkat bpjs kesehatan 24 identitas bpjs kesehatan