kti nuri maya sari - · pdf filev kata pengantar puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan...
TRANSCRIPT
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. W
DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W
DI DESA TUBAN LOR GONDANGREJO
KARANGANYAR
DISUSUN OLEH :
NURI MAYA SARI
NIM. P.10043
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. W
DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W
DI DESA TUBAN LOR GONDANGREJO
KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
NURI MAYA SARI
NIM. P.10043
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
NY.W DENGAN HIPERTENSI PADA KELUARGA NY. W DI DESA TUBAN
LOR GONDANGREJO KARANGANYAR.”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kusuma
Husada yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di
Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi kesempurnanya studi kasus ini.
4. Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji
yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
vi
inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi
kesempurnanya studi kasus ini.
5. Amalia Agustin, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi kesempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orang tua penulis, yang telah memberikan support baik moril maupun
materiil.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga laporan studi kasus ini
selesai.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari
sempurna. Hal ini mengingat masih terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua,
terutama di bidang keperawatan. Amin.
Surakarta, 10 Juni 2013
Nuri Maya Sari
NIM P.10043
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan .................................................................. 4
BAB II LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga ........................................................... 6
B. Pengkajian .............................................................................. 7
C. Diagnosa Keperawatan........................................................... 9
D. Intervensi Keperawatan .......................................................... 10
E. Implementasi Keperawatan .................................................... 11
F. Evaluasi ................................................................................. 13
Halaman
viii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
1. Pengkajian Keperawatan ................................................ 14
2. Diagnosa Keperawatan ................................................... 17
3. Intervensi atau Rencana Tindakan ................................. 19
4. Implementasi .................................................................. 22
5. Evaluasi .......................................................................... 23
B. Simpulan dan Saran
1. Simpulan ......................................................................... 24
2. Saran ................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Genogram ............................................................................... 6
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 2 Log Book
Lampiran 3 Asuhan Keperawatan
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sehat adalah bukan hanya berarti ketiadaan penyakit, tetapi lebih
menunjukkan tingkat individu atau kelompok yang pada satu sisi mampu
mewujudkan cita-cita dan memenuhi kebutuhan sementara pada sisi lain, juga
dapat mengatasi dan beradaptasi dengan lingkungan. Keadaan sehat dipandang
sebagai konsep positif yang menekankan sumber daya sosial dan personal di
samping kemampuan fisik. Sakit adalah keadaan kesehatan yang buruk atau
keadaan sakit atau keadaan yang ditandai oleh penyimpangan status kesehatan
normal (Chang, 2010).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arteri abnormal yang
langsung terus-menerus. The sixth of the joint national comitte detection,
evaluation, and treatment of high blood pressure (JNCVI) mendefinisikan
tekanan darah tinggi pada orang dewasa sebagai berikut: tekanan darah
optimal apabila sistolik kurang dari 120 mmHg – diastolik kurang dari 80
mmHg, tekanan darah normal apabila sistolik kurang dari 130 mmHg –
diastolik kurang dari 85 mmHg, tekanan darah tinggi normal apabila sistolik
130 mmHg sampai 139 mmHg - diastolik 85 mmHg sampai 89 mmHg,
hipertensi ringan apabila sistolik 140 mmHg sampai 159 mmHg - diastolik 90
mmHg sampai 99 mmHg, hipertensi sedang apabila sistolik 160 mmHg
sampai 179 mmHg – diastolik 100 mmHg sampai 109 mmHg, hipertensi berat
2
apabila sistolik lebih dari 180 mmHg – diastolik lebih dari 110 mmHg.
Biasanya tidak bergejala apabila tekanan darah meningkat secara akut, pasien
dapat mengalami pusing kepala (nyeri), penglihatan kabur, tinitus, dan angina.
Pemeriksaan fisik atau head to toe yang dilakukan pada Ny. W tanggal 22
April 2013 di dapatkan data tekanan darah 170/90 mmHg dan Ny. W termasuk
hipertensi sedang. Ny. W mengatakan pusing provocate: Ny. W mengalami
peningkatan tekanan darah, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region:
nyeri dibagian kepala, skala: skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak
beraktivitas (Brasher, 2008).
Hipertensi menduduki peringkat kedua di Indonesia dari sepuluh
penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit pada tahun 2006
dengan prevalensi sebesar 4,67 persen dari data riset kesehatan dasar pada
tahun 2007 juga menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia
berkisar 30 persen dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskuler lebih
banyak pada perempuan sebanyak 50 persen dibandingkan laki-laki sebanyak
48 persen prevalensi kasus hipertensi di provinsi Jawa Tengah mengalami
peningkatan dari1,87 persen pada tahun 2006 menjadi 2,02 persen pada tahun
2007 dan 3,30 persen pada tahun 2008 (Depkes, 2008). Pada tahun 2008 di
puskesmas Gondangrejo dari bulan januari sampai April 2013 pravelansi
sebanyak 89 persen (Puskesmas Gondangrejo, 2013).
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga menurut Departemen
Kesehatan (1998), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
3
atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007).
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan meliputi ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan bisa karena kurang pengetahuan dan rasa takut akibat masalah yang
diketahui. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat bisa karena keluarga tidak memahami dan mengenal sifat
dan luasnya masalah. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit
bisa karena tidak mengetahuinya keadaan penyakit. Ketidakmampuan
memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
perkembangan pribadi anggota keluarga bisa karena kurangnya sumber dari
keluarga tidak cukup. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat
untuk memelihara kesehatan bisa karena tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan
itu ada (Sudiharto, 2007).
Keluarga Ny. W termasuk tugas keluarga dalam ketidakmampuan
merawat anggota keluarga yang sakit karena keluarga Ny. W tidak megetahui
diit dan komplikasi hipertensi. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit karena hal-hal sebagai berikut: tidak mengetahui
keadaan penyakit, tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, kurang atau tidak fasilitas yang diperlukan untuk perawatan,
ketidakseimbangan sumber yang ada dalam keluarga, sikap negatif terhadap
anggota yang sakit (Sudiharto, 2007).
4
Dari hasil studi pendahuluan penulis selama studi kasus di Puskesmas
Gondangrejo didapat kasus hipertensi pada Ny. W. Dengan melihat latar
belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
Keperawatan Keluarga Ny. W dengan Hipertensi Pada Keluarga Ny. W di
Desa Tuban Lor Gondangrejo Karanganyar.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis melaporkan kasus asuhan keperawatan keluarga Ny. W dengan
hipertensi pada keluarga Ny. W di Desa Tuban Lor Gondangrejo
Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. W dengan hipertensi
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. W
dengan hipertensi
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. W
dengan hipertensi
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. W dengan
hipertensi
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. W dengan hipertensi
5
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
a. Dapat mengerti dan menerapkan asuhan keperawatan komunitas
dengan hipertensi.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan asuhan
keperawatan komunitas.
c. Meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan
komunitas.
2. Manfaat Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan dan refrensi pembelajaran di kampus.
3. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam praktek pelayanan
kesehatan.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Data Umum Keluarga
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 di Puskesmas
Gondangrejo, Karanganyar di dapatkan data yang diperoleh dari wawancara
dengan keluarga, observasi lingkungan, didapatkan identitas umum keluarga
Ny. W adalah yang terdiri dari lansia yang berumur 63 tahun, suami sudah
meninggal dan anak sudah meninggalkan rumah. Saat dikaji tentang status
ekonomi sosial pendapatan keluarga Ny. W dalam satu bulan kurang lebih
Rp. 1.500.000,00, sebagian besar uang keluarga hanya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Tipe keluarga Ny. W termasuk
keluarga lanjut usia yang terdiri dari lansia yang berumur 63 tahun, suami
sudah meninggal dan anak sudah meninggalkan rumah. Genogram keluarga
Ny. W dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.1
Genogram keluarga Ny. W
Ny. W
63 tahun
7
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
: Meninggal
: Pasien
B. Pengkajian
Hasil pengkajian tentang riwayat dan tahap perkembangan keluarga saat
ini pada keluarga Ny. W saat ini termasuk keluarga usia lanjut yang
mempunyai 4 tugas yaitu pertama penyesuaian masa pensiun, didalam
keluarga Ny. W tidak termasuk PNS tetapi bekerja sebagai buruh pijat
keliling dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya tidak ada perubahan, Ny. W
masih mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tahap yang kedua
menerima kematian pasangan, di dalam keluarga Ny. W bisa menerima
kematian suaminya. Tahap yang ketiga mempertahankan keakraban pasangan
dan saling merawat, Ny. W dan keluarga almarhum suaminya terjalin
hubungan yang harmonis, setiap ada masalah selalu diselesaikan dengan
keluarga. Tahap yang keempat melakukan life review masa lalu, dalam
kehidupan keluarga Ny. W sebelumnya mempunyai kesulitan dalam
pemenuhan kebutuhan keluarga tetapi dalam kehidupan sekarang keluarga
8
Ny. W sudah berkecukupan karena anak-anaknya juga mau membantu untuk
memenuhi kebutuhan Ny W. Dan kehidupan keluarga Ny. W harmonis.
Hasil pengkajian pada tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi, keluarga Ny. W mengatakan perkembangan keluarga sudah
terpenuhi. Riwayat keluarga inti Ny. W tinggal sendiri, suami sudah
meninggal kurang lebih 4 tahun yang lalu karena penyakit liver. Ny. W sudah
mempunyai dua anak perempuan dan keduanya sudah menikah dan bertempat
tinggal sendiri. Di dalam keluarga Ny. W yang mempunyai tekanan darah
tinggi hanya Ny. W. Ny. W sering mengeluh nyeri kepala provocate: Ny. W
mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas,
quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala,
skala: skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak beraktivitas. Dalam
riwayat keluarga sebelumnya keluarga Ny. W tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti hipertensi, DM, hepatitis, jantung. Dari keluarga
Ny. W yang mempunyai hipertensi hanya Ny. W.
Hasil pengkajian fungsi keluarga pada Ny. W didapatkan data
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga Ny. W mengatakan belum maksimal dalam memberikan perawatan
pada Ny. W karena sudah bertempat tinggal sendiri. Ny. W mengatakan
belum tahu cara merawat hipertensi yang ditunjukkan dengan Ny. W masih
sering mengkonsumsi makanan yang asin. Ny. W juga belum tahu komplikasi
dari hipertensi.
9
Hasil pemeriksaan fisik atau head to toe pada Ny. W yang dilakukan
pada tanggal 22 April 2013 didapatkan data sebagai berikut : Tekanan darah
170/90 mmHg, nadi 92 kali permenit, pernapasan 18 kali permenit, berat
badan 68 kilogram, tinggi badan 159 centimeter. Ny. W mengatakan pusing
provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul
saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri
dibagian kepala, skala: skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak
beraktivitas.
C. Diagnosa Keperawatan
Dari analisa data ditemukan data subyektif sebagai berikut: Ny. W
mengatakan kurang lebih 5 tahun mempunyai tekanan darah tinggi dan
apabila Ny. W merasa pusing Ny. W hanya membeli obat diwarung dan
istirahat, Ny. W mengatakan nyeri kepala provocate: Ny. W mengatakan
mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas,
quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala,
skala: skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak beraktivitas, Ny. W
mengatakan tidak tahu cara merawat hipertensi yang ditunjukkan dengan Ny.
W masih sering mengkonsumsi makanan yang asin, Ny. W juga tidak tahu
komplikasi dari hipertensi. Dari data obyektif Ny. W berusia 63 tahun,
tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 92 kali permenit, keluarga nampak tidak
tahu cara merawat Ny. W dengan hipertensinya, Ny. W tinggal dirumah
sendiri tanpa ditemani seorang anak.
10
Diagnosa keperawatan pada keluarga Ny. W adalah nyeri akut pada Ny.
W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat
anggota keluarga yang sakit.
Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga dengan nyeri akut pada
Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam
merawat anggota keluarga yang sakit dengan menggunakan rumus skoring
adalah skore dibagi skor nilai tertinggi dikali bobot. Sifat masalah adalah
aktual 3/3 dikali 1 sama dengan 1, kemungkinan masalah dapat diubah
sebagian ½ dikali 2 sama dengan 1, kemungkinan masalah dapat dicegah
cukup 2/3 dikali 1 sama dengan 2/3, menonjolnya masalah dirasakan dan
harus segera ditangani 2/2 dikali 1 sama dengan 1. Dengan jumlah total
skoring 3 2/3.
D. Intervensi Keperawatan
Tujuan umum dari intervensi keperawatan dengan diagnosa
keperawatan nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi adalah
setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah diharapkan nyeri dapat
berkurang dari skala 5 menjadi skala 2. Tujuan khususnya setelah dilakukan 2
kali kunjungan ke rumah diharapkan keluarga mengetahui tentang cara
merawat hipertensi dan keluarga mengetahui komplikasi pada hipertensi.
Sesuai masalah keperawatan pada Ny. W diatas maka penulis
melakukan rencana tindakan untuk tercapainya tujuan di atas antara lain :
11
pertama observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (TTV) dengan
rasional mengetahui status pasien, kedua anjurkan mengkonsumsi makanan
rendah garam dengan rasional mencegah hipertensi, ketiga mengkaji
karakteristik nyeri dengan rasional megetahui skala nyeri, keempat ajarkan
teknik relaksasi napas dalam dengan rasional mengurangi rasa nyeri, kelima
ajarkan cara pembuatan jus seledri dengan rasional untuk mengajarkan cara
pembuatan jus seledri (ramuan tradisional), keenam berikan pendidikan
kesehatan cara merawat hipertensi dan komplikasinya dengan rasional untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
E. Implementasi
Tindakan yang dilakukan pada hari Selasa 23 April 2013 pertama pukul
15.00 yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (TTV),
dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia untuk di ukur tekanan
darahnya, respon obyektif keadaan umum Ny. W baik tekanan darah 160/90
mmHg, nadi 90 kali permenit, pernapasan 24 kali permenit, suhu 36,5 derajat
celsius. Kedua pada pukul 15.15 menganjurkan Ny. W untuk mengkonsumsi
makanan rendah garam, dengan respon subyektif Ny. W bersedia
melakukannya, respon obyektif Ny. W tampak bersedia. Ketiga pada pukul
15.30 mengkaji karakteristik nyeri Ny. W, dengan respon subyektif Ny. W
mengatakan nyeri kepala provocate: Ny. W mengatakan nyeri kepala karena
peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri
12
seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala: skala
nyeri 4, time: nyeri bila terlalu banyak beraktivitas, respon obyekyif Ny. W
tampak meringis menahan sakit apabila nyeri muncul. Keempat pada pukul
15.40 mengajarkan teknik relaksasi napas dalam, dengan respon subyektif
Ny. W mengatakan bersedia melakukannya, respon obyektif Ny. W tampak
melakukan relaksasi.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Rabu, 24 April 2013
implementasi pertama pukul 08.30 yaitu mengobservasi keadaan umum dan
tanda-tanda vital (TTV) dengan respon subyektif Ny. W mengatakan nyeri
kepala berkurang respon obyektif Ny. W tampak rileks, tekanan darah
140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,5
derajat celsius, kedua pada pukul 08.40 mengkaji karakteristik nyeri dengan
respon subyektif Ny. W mengatakan nyeri berkurang provocate: Ny. W
mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas,
quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala,
skala: skala nyeri 2, time: nyeri timbul bila terlalu banyak beraktivitas respon
obyektif Ny. W tampak rileks, ketiga pukul 08.50 memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga Ny. W tentang pengertian hipertensi, diit rendah
garam dan komplikasi pada hipertensi, dengan respon subyektif Ny. W
mengatakan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, respon obyektif Ny. W
nampak memperhatikan, dan implementasi keempat pada pukul 09.00
mengajarkan cara pembuatan jus seledri, dengan respon subyektif Ny. W
13
mengatakan bersedia akan membuat jus seledri, respon obyekif Ny. W
nampak memperhatikan.
F. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari tindakan
yang dilkukan dengan metode SOAP. Evaluasi pada kunjungan terakhir pada
hari Rabu, 24 April 2013 pukul 09.00 WIB didapatkan data subyektif: Ny. W
mengatakan nyeri berkurang, provocate: Ny. W mengalami peningkatan
tekanan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti
tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala berkurang, skala: skala
nyeri 2, time: nyeri timbul bila terlalu banyak beraktivitas. Keluarga Ny. W
mengatakan sudah tahu cara merawat hipertensi, diit hipertensi dan
komplikasinya. Data obyektif wajah Ny. W nampak rileks, tekanan darah
140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit, suhu 36,5
derajat celsius sehingga dapat di analisa keperawatan masalah nyeri akut
pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam
merawat nggota keluarga yang sakit sudah teratasi, dan intervensi dapat
dihentikan.
14
BAB III
PEMBAHASAN DAN SARAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan keperawatan
keluarga pada Ny.W dengan hipertensi pada kelurga Ny. W di Desa Tuban lor
Kelurahan Gondangrejo Kecamatan Gondangrejo” prinsip pembahasan ini
adalah memfokuskan keluarga sebagai klien.
Proses keperawatan adalah suatu metode sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang
optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan,
penentuan rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, serta
evaluasi tindakan keperawatan ( Suarli, 2012).
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi, dan komunikasi data tantang klien ( Potter dan Perry, 2005).
Pada hasil pengkajian didapatkan data umum keluarga Ny. W adalah yang
terdiri dari lansia yang berumur 63 tahun suami sudah meninggal dan anak
sudah meninggalkan rumah, Ny. W bekerja sebagai buruh pijat.
Tipe keluarga Ny. W adalah keluarga lanjut usia. Hal tersebut
didukung teori Suprajitno (2012), yang terdiri dari lansia berumur 63
15
tahun dan anak sudah meninggalkan rumah. Menurut organisasi kesehatan
dunia, WHO, ada empat tahap yaitu usia pertengahan (middle age) 45
sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua
(old) 75 sampai 90 tahun, usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Hal
tersebut sesuai dengan hasil pengkajian pada Ny. W yang berumur 63
tahun yang termasuk lanjut usia (Nugroho, 2008).
Hasil pengkajian tentang riwayat dan tahap perkembangan keluarga
saat ini pada keluarga Ny. W saat ini termasuk keluarga lanjut usia dan
mempunyai empat tugas keluarga yaitu tahap yang pertama
mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya, tahap yang kedua adaptasi dengan perubahan
yang akan terjadi: kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan
keluarga, tahap yang ketiga mempertahankan keakraban pasangan dan
saling merawat, tahap yang keempat melakukan life review masa lalu
(Suprajitno, 2012)
Menurut Sudiharjo (2007), ketidakmampuan merawat anggota
keluarga yang sakit apabila keluarga tidak mengetahui keadaan penyakit,
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, kurang atau tidak ada fasilitas
yang diperlukan untuk perawatan, ketidakseimbangan sumber yang ada
dalam keluarga, sikap negatif terhadap anggota yang sakit, konfik individu
dalam keluarga, sikap dan pandangan hidup, perilaku yang mementingkan
diri sendiri. Sesuai hasil pengkajian pada keluarga Ny. W yang
mengatakan keluarga Ny. W belum mengetahui bagaimana cara merawat
16
anggota keluarga yang sakit dan diit hipertensi dimana Ny. W masih
mengkonsumsi makanan asin dan keluarga Ny. W belum tahu komplikasi
hipertensi.
Pemeriksaan fisik atau head to toe yang dilakukan pada tanggal 22
April 2013 di dapatkan data tekanan darah 170/90 mmHg, Ny. W
termasuk hipertensi. Menurut Murwani (2011), hipertensi adalah suatu
keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan yang
melebihi batas normal (tekanan systole di atas 140 mmHg, diastole diatas
90 mmHg). Ny. W mengatakan sering mengeluh nyeri karena peningkatan
tekanan darah, nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, nyeri dikepala, skala
nyeri 5, nyeri dirasakan apabila Ny. W terlalu banyak beraktivitas. Hal
tersebut didukung oleh teori menurut Murwani (2011), tanda gejala
hipertensi adalah pusing (sakit kepala dibelakang kepala/tengkuk), mudah
tersinggung, insomnia, dispnea, kadang kaki bengkak. Menurut Mubarak
(2008), nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif
dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasi perasaan tersebut. Sedangkan nyeri akut adalah nyeri ini
biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan, awitan gejalanya
mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui.
Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan
yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
Hasil pengkajian pada Ny. W gejala yang dirasakan adalah nyeri di
kepala, nyeri dirasakan saat terlalu banyak beraktivitas, nyeri seperti
17
ditusuk-tusuk jarum, dan skala nyeri 5. Dari hasil pengkajian penulis
menuliskan problem nyeri akut. Hal tersebut didukung oleh teori menurut
Mubarak (2011), nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat
subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan
dan mengevaluasi perasaan tersebut. Nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri
akut dan nyeri kronik. Nyeri akut adalah nyeri ini biasanya berlangsung
tidak lebih dari enam bulan, awitan gejalanya mendadak, dan biasanya
penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan
peningkatan tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan
persepsi nyeri. Sedangkan nyeri kronik adalah biasanya nyeri ini
berlangsung lebih dari enam bulan, sumber nyeri bisa diketahui atau tidak.
Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya tidak dapat disembuhkan.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Suarli (2012), diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang
jelas, singkat, dan pasti, tentang masalah pasien serta pengembangan yang
dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan. Diagnosa
keperawatan pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah
klien serta pengembangan yang dapat dipecahkan atau diubah melalui
tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan PES atau
PE meliputi problem pasien (P), penyebab yang berasal dari pengkajian
fungsi perawatan keluarga (E) dan tanda gejala (S). Sifat dalam
merumuskan diagnosis keperawatan yaitu pertama berorientasi kepada
18
kebutuhan dasar manusia, kedua menggambarkan tanggapan (respon)
individu terhadap proses sakit, kondisi dan situasi, ketiga berubah bila
tanggapan (respon) pasien berubah.
Pada Ny. W gejala yang dirasakan adalah nyeri di kepala, nyeri
dirasakan saat terlalu banyak beraktivitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk
jarum, skala nyeri 5. Dari hasil pengkajian penulis menuliskan problem
nyeri akut. Hal tersebut didukung oleh teori menurut Mubarak (2007),
nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut. Nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri
kronik. Nyeri akut adalah nyeri ini biasanya penyebab serta lokasi nyeri
sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot
dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri. Sedangkan
nyeri kronik adalah biasanya nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan,
sumber nyeri bisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan
biasanya tidak dapat disembuhkan.
Ketika dikaji Ny. W sudah mengerti tentang pengertian hipertensi,
Ny. W mengatakan tidak mengetahui cara merawat hipertensi. Dari data
tersebut penulis menuliskan etiologi ketidakmampuan keluarga Ny. W
dalam merawat anggota keluarga yang sakit karena keluarga Ny. W tidak
megetahui diit dan komplikasi hipertensi. Menurut Sudiharto (2007),
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
karena hal-hal sebagai berikut: tidak mengetahui keadaan penyakit, tidak
19
mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan, kurang
atau tidak fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, ketidakseimbangan
sumber yang ada dalam keluarga, sikap negatif terhadap anggota yang
sakit. Dari problem dan etiologi di atas penulis merumuskan diagnosa
keperawatan keluarga nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
3. Intervensi atau Rencana Tindakan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan (Suarli, 2012).
Tujuan umum dari intervensi keperawatan dengan diagnosa keperawatan
nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi adalah
setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah diharapkan nyeri dapat
berkurang dari skala 5 menjadi skala 2. Tujuan khususnya setelah
dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah diharapkan keluarga mengetahui
tentang cara merawat hipertensi dan keluarga mengetahui komplikasi pada
hipertensi.
Sesuai masalah keperawatan pada Ny. W diatas maka penulis
melakukan rencana tindakan untuk tercapainya tujuan di atas antara lain:
pertama observasi keadaan umum dan tanda tanda vital (TTV) dengan
20
rasional mengetahui status pasien. Tanda vital merupakan cara yang tepat
dan efisien untuk memantau kondisi klien atau mengidentifikasikan
masalah dan mengevaluasi respons klien terhadap intervensi (Potter,
2005).
Kedua anjurkan mengkonsumsi makanan rendah garam dengan
rasional mencegah hipertensi. Pembatasan mengkonsumsi garam (dalam
satu hari kurang dari 60 gram atau satu sendok teh), makanan
berpengawet, atau makanan yang diolah dengan garam hal tersebut dapat
mencegah hipertensi (Fatmah, 2010).
Ketiga kaji karakteristik nyeri dengan rasional mengetahui
karakteristik nyeri. PQRST, P : Mengacu pada penyebab nyeri, Q:
menjelaskan lokasi nyeri, R : mengacu pada daerah nyeri, S : menjelaskan
tingkat keparahan nyeri yaitu dengan melihat intensitas skala nyeri, skala
nyeri 0 = tidak ada nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 =
nyeri berat, 10= nyeri paling hebat, T : menjelaskan waktu terjadinya
nyeri, dengan observasi dan kaji PQRST untuk mengetahui keadaan nyeri
pasien dan dapat dilakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri
tersebut (Mubarok, 2007).
Keempat ajarkan latihan relaksasi nafas dalam, teknik relaksasi
napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui
mekanisme yaitu dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami
spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi
vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke
21
daerah yang mengalami spasme dan iskemik dan juga mampu merangsang
tubuh untuk melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin
(Smeltzer & Bare, 2002).
Kelima ajarkan cara pembuatan jus seledri dengan rasional untuk
mengurangi hipertensi. Seledri berkhasiat sebagai obat hipertensi, sakit
mata, masuk angin, mual, dan rematik karena mengandung kalori, protein,
lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C. Cara
pembuatannya dengan tiga helai pohon seledri dihaluskan dan diperas
dengan 50 mililiter air. Dan diminum dalam satu hari satu kali (Wijoyo,
2008).
Keenam berikan pendidikan kesehatan cara merawat hipertensi dan
komplikasinya dengan rasional untuk meningkatkan pengetahuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Tujuan diberikan pendkes
adalah menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat,
menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengandung kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong
pengembangan dan penggunaan layanan kesehatan yang ada (Herawani,
2004).
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal
(Suarli, 2012).
22
Tindakan yang dilakukan pada hari Selasa 23 April 2013 pukul 15.00
yaitu mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital (TTV) dengan
respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia untuk di ukur tekanan
darahnya, respon obyektif keadaan umum Ny. W baik tekanan darah
160/90 mmHg nadi 90 kali permenit, pernapasan 24 kali permenit, suhu
36,5 derajat celsius.. Pada pukul 15.15 menganjurkan Ny. W untuk
mengkonsumsi makanan rendah garam, dengan respon subyektif Ny. W
bersedia melakukannya, respon obyektif Ny. W tampak bersedia. Pada
pukul 15.30 mengkaji karakteristik nyeri Ny. W, dengan respon subyektif
Ny. W mengatakan nyeri kepala provocate: Ny. W mengatakan nyeri
kepala karena peningkatan tekanan darah, quality: nyeri seperti tertusuk-
tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala, skala: skala nyeri 4, time:
nyeri bila terlalu banyak beraktivitas, respon obyekyif Ny. W tampak
meringis menahan sakit apabila nyeri muncul. Pada pukul 15.40
mengajarkan teknik relaksasi, dengan respon subyektif Ny. W mengatakan
bersedia melakukannya, respon obyektif Ny. W tampak melakukan
relaksasi.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Rabu, 24 April 2013
implementasi pertama pukul 08.30 yaitu mengobservasi keadaan umum
dan tanda-tanda vital (TTV) dengan respon subyektif Ny. W mengatakan
nyeri kepala berkurang respon obyektif Ny. W tampak rileks, tekanan
darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit,
suhu 36,5 derajat celsius, kedua pada pukul 08.40 mengkaji karakteristik
23
nyeri dengan respon subyektif Ny. W mengatakan nyeri berkurang
provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah dan nyeri timbul
saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri
dibagian kepala, skala: skala nyeri 2, time: nyeri timbul bila terlalu
banyak beraktivitas respon obyektif Ny. W tampak rileks, ketiga pukul
08.50 memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga Ny. W tentang
pengertian hipertensi, diit rendah garam dan komplikasi pada hipertensi,
dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia diberikan pendidikan
kesehatan, respon obyektif Ny. W nampak memperhatikan, dan
implementasi keempat pada pukul 09.00 mengajarkan cara pembuatan jus
seledri, dengan respon subyektif Ny. W mengatakan bersedia akan
membuat jus seledri, respon obyekif Ny. W nampak memperhatikan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian
ulang rencana keperawatan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari tindakan
yang dilkukan dengan metode SOAP. Evaluasi pada kunjungan terakhir
pada hari Rabu, 24 April 2013 pukul 09.00 WIB. Didapatkan data
subyektif: Ny. W mengatakan nyeri berkurang, provocate: Ny. W
mengalami peningkatan darah dan nyeri timbul saat beraktivitas, quality:
nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian kepala
berkurang, skala: skala nyeri 2, time: nyeri timbul bila terlalu banyak
24
beraktivitas. Keluarga Ny. W mengatakan sudah tahu cara merawat
hipertensi, diit hipertensi dan komplikasinya. Obyektif: wajah Ny. W
nampak rileks, tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, suhu
36,5 derajat celsius sehingga dapat di analisa keperawatan masalah nyeri
akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Ny. W
dalam merawat nggota keluarga yang sakit sudah teratasi, dan intervensi
dapat dihentikan.
B. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
a. Pengkajian pada keluarga Ny. W dengan hipertensi pada tanggal 22
April 2013 dirumah Ny. W didapatkan data Ny. W mengatakan
pusing provocate: Ny. W mengalami peningkatan tekanan darah,
quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk jarum, region: nyeri dibagian
kepala, skala: skala nyeri 5, time: nyeri bila terlalu banyak
beraktivitas. Ny. W mengatakan belum mengetahui cara perawatan
hipertensi dan Ny. W masih suka mengkonsumsi makanan yang
asin. Keluarga Ny. W mengatakan tidak mengetahui cara merawat
anggota keluarga yang sakit hipertensi dan kompllikasi hipertensi.
b. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan oleh penulis adalah “nyeri
akut pada Ny. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
Ny. W dalam merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi.
25
c. Tujuan umum dari intervensi keperawatan dengan diagnosa
keperawatan nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga
yang sakit hipertensi adalah setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke
rumah diharapkan nyeri dapat berkurang dari skala 5 menjadi skala
2. Tujuan khususnya setelah dilakukan 2 kali kunjungan ke rumah
diharapkan keluarga mengetahui tentang cara merawat hipertensi
dan keluarga mengetahui komplikasi hiperteni yang sudah
dijelaskan oleh penulis. Sesuai masalah keperawatan pada Ny. W
diatas maka penulis melakukan rencana tindakan untuk tercapainya
tujuan di atas antara lain : obsevasi keadaan umum dan tanda tanda
vital (TTV) dengan rasional mengetahui status pasien, anjurkan
mengkonsumsi makanan rendah garam dengan rasional
mengurangi hipertensi, ajarkan teknik relaksasi napas dalam
dengan rasional mengurangi rasa nyeri, ajarkan cara pembuatan jus
seledri dengan rasional untu mengurangi hipertensi. Berikan
pendidikan kesehatan cara merawat hipertensi dan komplikasinya
dengan rasional untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit.
d. Implementasi yang sudah dilakukan penulis pada diagnosa
keperawatan nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat anggota keluarga
yang sakit hipertensi adalah obsevasi keadaan umum dan tanda-
26
tanda vital (TTV), anjurkan mengkonsumsi makanan rendah
garam, kaji karakteristik nyeri, ajarkan teknik relaksasi napas
dalam, ajarkan cara pembuatan jus seledri (ramuan tradisional).
Berikan pendidikan kesehatan cara merawat hipertensi dan
komplikasinya.
e. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dari
tindakan yang dilkukan dengan metode SOAP. Evaluasi pada
kunjungan terakhir pada hari Rabu, 24 April 2013 pukul 09.00
WIB didapatkan data subyektif: Ny. W mengatakan nyeri
berkurang, provocate: Ny. W mengalami peningkatan darah dan
nyeri timbul saat beraktivitas, quality: nyeri seperti tertusuk-tusuk
jarum, region: nyeri dibagian kepala berkurang, skala: skala nyeri
2, time: nyeri timbul bila terlalu banyak beraktivitas. Keluarga Ny.
W mengatakan sudah tahu cara merawat hipertensi, diit hipertensi
dan komplikasinya. Data obyektif wajah Ny. W nampak rileks,
tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 84 kali permenit, pernapasan 20
kali permenit, suhu 36,5 derajat celsius sehingga dapat di analisa
keperawatan masalah nyeri akut pada Ny. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Ny. W dalam merawat nggota keluarga
yang sakit sudah teratasi, dan intervensi dapat dihentikan.
27
2. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberikan
saran sebagai berikut:
a. Bagi Insitusi Pelayanan Kesehatan Khususnya Puskesmas
Gondangrejo
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien
seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
b. Bagi Insitusi Pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas
dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional,
terampil dan bermutu yang mampu memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar. 2012. Manajemen keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Erlangga
Brasher. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi.Edisi 2. Jakarta:EGC
Chang, Esther dkk. 2010. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan.
Jakarta:EGC 2002.
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga
Herawani. 2004. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta:EGC
Mubarak Wahid I. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan
Aplikasi dalam Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Murwani, Arita. 2011. Perwatan Pasien Penyakit Dalam.Yogyakarta:Gosyen
Publishing
Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan, Edisi 4 Volume 1, Alih Bahasa Yasmin Asih, Jakarta,
EGC
Smeltzer, Suzzane C., Brenda G. Bare, (2002), Brunner & Suddarth’s Textbook of
Medical Nursing, Vol. 2, 8th Ed, Penerjemah Esty Wahyuningsih,
S.Kep., Ns., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta:EGC
Wijoyo, Admiarso M. 2008. Sehat dengan Tanaman Obat. Jakarta:Bee Media