kti-full
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang sangat berpengaruh terhadap proses
persalinan. Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Cara yang paling mudah merasakan
mengenai asuhan yang paling tepat kita berikan pada ibu adalah menanyakan
pada diri kita sendiri, “seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?” atau
“apakah asuhan yang seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga saya yang
sedang hamil?” (Pusat Pelatihan Klinik Sekunder, 2007).
Asuhan sayang ibu lebih ke ibu dan bukan pada petugas kesehatan, dan
selalu melihat dahulu kecara pengobatan dari yang sederhana dan non
interventive sebelum berpaling keteknologi (Pusdiknakes, 2007).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2002/2003 adalah
sebesar 307 per 100 ribu kelahiran hidup (SDKI, 2002/2003). Angka tersebut
telah mengalami penurunan pada tahun 2005 menjadi 290,8 per 100 ribu
kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 2005). Target yang diharapkan pada
tahun 2010 adalah Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 125 per 100 ribu
kelahiran hidup melalui pelaksanaan MPS (Making Pregnancy Safer) dengan
salah satu pesan kunci yaitu setiap persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
(Depkes RI, 2007).
2
Laporan Pembangunan Manusia tahun 2000 menyebutkan angka kematian
ibu di Malaysia jauh lebih di bawah Indonesia yaitu 41 per 100 ribu kelahiran
hidup, Singapura 6 per 100 ribu kelahiran hidup, Thailand 44 per 100 ribu
kelahiran hidup, dan Filiphina 170 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal, tahun
2000 itu angka kematian ibu masih berkisar diangka 307 per 100 ribu kelahiran
hidup. Bahkan Indonesia kalah dibandingkan Vietnam, negara yang belum lama
merdeka, yang memiliki angka kematian ibu 160 per 100 ribu kelahiran hidup
(Winkjosastro,2008).
Di seluruh Indonesia masih banyak kekurangan tenaga kesehatan yang
professional guna menolong persalinan pada setiap ibu yang hendak bersalin,
sehingga ibu-ibu yang tidak mau meminta pertolongan tenaga penolong
persalinan terlatih untuk memberikan perawatan selama mereka dalam proses
persalinan dan menolong proses kelahiran mereka. Sebagian dari alasan mereka
adalah karena penolong persalinan yang sudah terlatih tersebut tidak
memperhatikan kebutuhan mereka, tradisi maupun kebutuhan pribadi mengenai
bagaimana keinginan mereka saat persalinan dan kelahiran bayinya
(Pusdiknakes, 2007).
Berdasarkan WHO (World Health Organization) jumlah kematian ibu
sekitar 500.000 persalinan hidup. Dari jumlah kematian tersebut sebagian besar
terjadi di negara berkembang karena kekurangan fasilitas, terlambatnya
pertolongan , persalinan yang ditolong oleh dukun disertai keadaan sosial
3
ekonomi dan kegiatan masyarakat yang masih tergolong rendah, sehingga pada
tahun 1978 WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United Nations
Children Fund) melakukan pertemuan di Uni Sovyet dan mencetuskan “Idea
Primary Health Care” sebagai landasan pelayanan kebidanan yang dapat
dijangkau masyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan setiap Negara untuk
menyelenggarakan (Manuaba,2006).
Asuhan sayang ibu sebagai salah satu aspek dari 5 benang merah sangat
membantu ibu agar merasa aman dan nyaman selama proses persalinan. Asuhan
sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan, dan keinginan ibu (Setiadi,2007). Asuhan sayang ibu selama proses
persalinan mencakup asuhan yang diberikan kepada ibu yang dimulai sejak kala I
hingga kala IV. Pelaksanaan asuhan sayang ibu yang mendasar atau menjadi
prinsip dalam pemberian asuhan sayang ibu dalam proses persalinan meliputi
pemberian dukungan emosional, pemberian cairan dan nutrisi, keleluasan untuk
miksi dan defekasi, serta pencegahan infeksi. Semua hal tersebut digunakan
sebagai antisipasi untuk menghindari terjadinya partus lama, partus tidak maju
dan partus yang dirujuk.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu tidak mau meminta
pertolongan tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan selama persalinandan
kelahiran bayi dengan alasan, bahwa tenaga penolong tersebut tidak benar-benar
memperhatikan kebutuhan/kebudayaan, tradisi, dan keinginan pribadi para ibu
dalam persalinan dan kelahiran bayi. Alasan lain yang juga berperan adalah
4
bahwa sebagian besar fasilitas kesehatan memiliki peraturan dan prosedur kurang
bersahabat dan menakutkan bagi para ibu. Peraturan daan prosedur tersebut
termasuk; tidak memperkenankan ibu untuk berjalan-jalan sebelum dilakukan
proses persalinan, tidak mengizinkan anggota keluarga menemani
ibu,mengeluarkan air kencing ibu melalui selang kateter, membatasi ibu hanya
pada posisi tertentu selama persalinan dan kelahiran bayi dan memisahkan ibu
dan bayi segera setelah bayi dilahirkan (Setiadi, 2007).
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan
diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan
baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan merka terima, mereka
akan mendapat rasa aman dan keluaran yang lebih baik (Enkin, et. all, 2000).
Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda merupakan salah satu
rumah sakit milik Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur yang berusaha
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada semua pasien, termasuk ibu-ibu
yang melahirkan. Namun masih ada ibu-ibu yang melahirkan di Rumah Sakit
Abdul Wahab Syahranie yang merasa belum mendapatkan pelayanan sesuai yang
diharapkannya. Pada tahun 2011 di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie
Samarinda tercatat persalinan normal sebanyak 1.944 kali.
Berdasarkan pengalaman penulis melakukan tugas membantu persalinan
normal di Ruang Mawar Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda, 3 dari
7 orang ibu yang bersalin merasa tidak mendapatkan kenyamanan seperti yang
diinginkan.
5
Ketidaknyamanan ibu bersalin tersebut dapat diminimalkan jika tenaga
kesehatan menerapkan prinsip-prinsip Asuhan Sayang Ibu selama proses
persalinan dan post partum. Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan dengan prinsip
saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul : Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Pada Persalinan Normal
diRumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti berkeinginan untuk meneliti
bagaimana pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal diRSUD
Abdul Wahab Syahranie Samarinda 2012.
1.2.1 Identifikasi Masalah
Diketahui bahwa terdapat perbedaan dalam proses persalinan antara
sebelum dan sesudah penerapan Asuhan Persalinan Normal (APN)
khususnya asuhan sayang ibu.
1.2.2 Pertanyaan Penelitian
1.2.2.1 Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada saat
proses persalinan?
1.2.2.2 Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada
Post Partum?
6
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu pada
persalinan normal di RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda tahun
2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu dalam
proses persalinan normal di RSUD Abdul Wahab Syahranie
Samarinda.
1.3.2.2 Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu dan
bayi pada masa pascapersalinan normal di RSUD Abdul Wahab
Syahranie Samarinda.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
1.4.1.1 Bagi perkembangan ilmu kebidanan agar dapat dijadikan bahan
referensi kesehatan dalam proses persalinan.
1.4.1.2 Bagi peneliti lain dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai
referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
7
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi RSUD Abdul Wahab Syaranie yang diteliti dapatmenjadi
masukan dan sumbangan dalam meningkatkan pelaksanaan
asuhan sayang ibu pada persalinan normal diRSUD Abdul
Wahab Syahranie.
1.4.2.2 Bagi responden yang diteliti mendapatkan kenyamanan dari
tenaga kesehatan selama dalam proses persalinan dan pasca
persalinan.
1.4.2.3 Bagi peneliti sendiri dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan dalam menerapkan ilmu yang didapatkan selama
perkuliahan terutama tentang asuhan sayang ibu pada
persalinan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, subjek penelitiannya yaitu gambaran
pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada persalinan normal. Sedangkan objek
penelitiannya adalah ibu inpartu di RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda
tahun 2012.
1.6 keaslian Penelitian
penelitian berjudul “ Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada
Persalinan Normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda
Tahun 2012” ini adalah penelitian yang secara asli disusun oleh penulis dan
8
yang disusun secara sistematik berdasarkan data-data otentik dari hasil
penelitian yang di lakukan. Teori-teori dalam penelitian ini diambil dari
berbagai sumber dengan mencatumkan nama sumbernya.
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Persalinan Normal
2.1.1 Definisi Persalinan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang dinanti ibu
dan keluarga selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu
adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan yaitu
memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, di
samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada
ibu bersalin. Berikut definisi persalinan menurut para ahli :
2.1.1.1 Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, janin
turun ke dalam jalan lahir (Prawirohardjo, 2006).
2.1.1.2 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke
dunia luar (Kampono, 2009).
2.1.1.3 Persalinan merupakan proses untuk keluar (ekspulsi) hasil
pembuahan (yaitu janin yang variabel, placenta, dan ketuban)
dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar (Ferrer, 2007).
8
10
2.1.2 Pengertian Persalinan Normal
2.1.2.1 Persalinan normal yaitu suatu proses pengeluaran buah
kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi,
placenta, dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala (posisi
belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan lahir (baik jalan
lahir lunak maupun jalan lahir kasar), dengan tenaga ibu itu
sendiri (Luwzee, 2005).
2.1.2.2 Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Saifuddin, 2009).
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
2.1.3.1 Power (tenaga ibu) adalah kekuatan yang dihasilkan oleh
kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
2.1.3.2 Passage atau lintasan yaitu jalan dimana janin harus berjalan
lewat rongga panggul, serviks, dan vagina sebelum bayi
dilahirkan.
2.1.3.3 Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan janin
merupakan hal yang paling penting untuk dikeluarkan, juga
ukurannya paling besar.
11
2.1.4 Tanda-Tanda Mulainya Persalinan
2.1.4.1 Lightening adalah terbenamnya kepala janin ke dalam rongga ke
dalam rongga panggul karena berkurangnya tempat di dalam
uterus dan sedikit melebarnya sinfisis.
2.1.4.2 Sering buang air kecil yang disebabkan oleh tekanan kepala janin
pada kandung kemih.
2.1.4.3 Kontraksi Braxton-hicks pada saat uterus yang tertegang dan
mudah dirangsang itu menimbulkan distensi dinding abdomen
sehingga abdomen menjadi lebih tipis dan kulit mudah menjadi
peka terhadap rangsangan (Heen farrer, 2007).
2.1.5 Tahap-Tahap Proses Persalinan
Tahap proses persalinan dibagi menjadi 4, yaitu :
2.1.5.1 Kala I dimulai dari pembukaan 1 cm sampai pembukaan lengkap
( 10 cm). Proses ini terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten (8
jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)
serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat
dan sering terjadi pada fase aktif. Fase-fase tersebut dijumpai
pada primagravida.
2.1.5.2 Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi
lahir. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan lebih cepat. Proses
ini biasanya berlangsung 1,5 jam pada primi dan 0,5 jam pada
multi.
12
2.1.5.3 Kala III setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak di atas pusat, beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi untuk melepaskan placenta dari dindingnya.
Biasanya placenta lepas dalam 6-15 menit seteah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri
pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran darah.
2.1.5.4 Kala IV dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam
pertama post partum. Kala ini dianggap perlu untuk mengamat-
amati apakah ada pendarahan post partum (Prawiharjo, 2006).
2.1.6 Macam-Macam Persalinan
2.1.6.1 Partus normal / partus biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala/ubun-
ubun kecil, tanpa memakai alat/pertolongan istimewa, serta tidak
melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam.
2.1.6.2 Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat
seperti versi/ekstrasi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi,
dan sebagainya, atau lahir per abdominan dengan sectio cesaria
(Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2008).
13
2.1.7 Peralatan Yang Digunakan Pada Persalinan Normal
Benda-benda yang harus tersedia pada setiap kelahiran harus dalam
keadaan berfungsi baik, bersih, dan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
sebagaimana mestinya.
2.1.7.1 Partus Set (Di dalam wadah yang tertutup)
1. Dua klem Kelly atau 2 klem Kocher
2. Gunting tali pusat
3. Benang tali pusat atau klem plastik
4. Kateter Neraton
5. Gunting episiotomi
6. Y2
7. Dua pasang sarung tangan DTT atau steril Kocher
8. Kasa atau kain kecil untuk membersihkan jalan nafas
9. Gulungan suntik 2Y2
10. Penghisap lendir bayi atau 3 ml dengan jarum 1 M sekali
pakai.
11. Empat kain bersih
12. Tiga handuk kecil untuk mengeringkan dan menyelimuti
bayi.
2.1.7.2 Partograf
1. Kemajuan Persalinan atau KMS ibu hamil
2. Formulir rujukan
14
3. Pena
4. Termometer
5. Pita pengukur (cm)
6. Dopler/monoral
7. Jam yang mempunyai detik
8. Stetoskop
9. Tensimeter
10. Sarung tangan pemeriksa bersih (5 pasang)
11. Sarung tangan rumah tangga (1 pasang)
12. Larutan Clorin (Bayclin 5,25% atau setara klorin serbuk
kalsium hipoklorida 35%)
2.1.7.3 Perlengkapan perlindungan diri penolong
1. Masker, kaca mata dan alas kaki yang tertutup
2. Sabun cuci tangan
3. Deterjen
4. Sikat kuku dan gunting kuku
5. Celemek plastik
6. Anater bag
7. Kantong plastik
8. Sumber air yang mengalir
9. Wadah air clorin 0,5% dan wadah DTT
15
2.1.7.4 Perlengkapan bayi baru lahir
1. Balon resusitasi dan sangkup No. 0 dan 1
2. Lampu sorot
3. Tempat resusitasi
2.1.7.5 Obat-obatan dan perlengkapan untuk asuhan rutin dan
penatalaksanaan/penanganan penyulit :
1. Delapan ampul oksitosin 1 ml 10 U (dengan 4 ampul
oksitosin 2 ml U/ml) dan aquadest atau cairan garam
fisiologis (Ns) untuk pengenceran.
2. Tiga botol Ringer Laktat
3. Infus set
4. Dua abokat
5. Dua ampul metil ergometrin maleat
6. Dua vial larutan magnesium sufat 40% (25g)
7. Enam tabung suntik 2Y2
8. Dua tabung suntik 5 ml steril disposibel - 3 ml steril
disposibel
9. Satu tabung suntik 10 m steril disposibel
10. Sepuuh kapsul amoxilin/ampisilin 500 mg IV 2 gram
11. Vitamin K, 1 ampul
12. Salep tetrasiklin 1%
13. Satu set heating
16
14. Pinset
15. benang cromik disposible ukuran 2.0 – 3.0
16. Satu pasag sarung tangan
17. Satu kain bersih (APN, 2007).
2.1.8 Fisiologis Persalinan
Kala persalinan secara fisiologis dibedakan menjadi 4 (empat) bagian
yaitu fisiologis persalinan Kala I, Kala II, Kala III, dan Kala IV.
2.1.8.1 Fisiologis Persalinan Kala I
2.1.8.1.1 Persetujuan Tindakan Medik
1. Memperkenalkan diri selaku petugas yang akan
menolong pasien.
2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan.
3. Menjelaskan bahwa tindakan klinik juga
mempunyai resiko.
4. Memastikan bahwa suami pasien mengerti semua
aspek di atas.
5. Membuat persetujuan tindakan medik dan
menyimpan dalam catatan medik.
2.1.8.1.2 Menilai Kondisi Ibu
1. Menilai keadaan umum dan kesadaran ibu.
2. Menilai tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,
pernafasan).
17
3. Melakukan pemeriksaan tubuh secara sistematis
(kepala, leher, dada, perut, anggota gerak).
4. Menentukan kondisi/diagnosis ibu.
2.1.8.1.3 Melakukan Periksa Luar
1. Melakukan pemeriksaan Leopold 1, 2, 3, dan 4
2. Melakukan pemeriksaan denyut jatung janin
3. Menentukan kondisi janin; janin di daam atau di
luar rahim, jumlah janin, letak janin
(memanjang/melintang/oblik), presentasi jain
(kepala/bokong), menilai turunnya presentasi
janin, menaksir berat janin.
4. Menentukan his; lama kontraksi (dalam detik),
simetri, dominasi fundus, relaksasi optimal,
interval (dalam menit), intensitas cukup.
2.1.8.1.4 Melakukan Periksa Dalam
1. Melakukan pemeriksaan jalan lahir, vulva, dan
perineum, vagina, dan serviks (dengan speculum).
2. Melakukan pemeriksaan colok vagina (vaginal
toucher).
3. Menilai kondisi serviks; arah, lancip/mendatar dan
tebal/tipis, pembukaan serviks.
18
4. Menilai kondisi selaput ketuban (utuh/pecah).
5. Menilai kondisi janin; presentasi janin, turunnya
presentasi sesuai bidang Hodge, posisi presentasi,
molase dan kaput sukadeneum, bagian kecil janin
di samping presentasi kalau ada (tangan, tali
pusat, dan sebagainya), anomaly congenital.
6. Menilai kondisi panggul dalam; menilai pintu atas
panggul, promontorium teraba atau tidak, ukuran
konjugata diagonalis dan konjugata vera,
penilaian linea inominata, menilai ruang tengah
panggul, penilaian tulang sacrum, penilaian
dinding samping, penilaian spina iskiadika
(runcing atau tumpul), penilaian ukuran distansia
interspinarum, menilai pintu bawah panggul,
penilaian arkus pubis, penilaian tulang koksigis
(ke depan atau tidak), menilai ada atau tidak
keadaan patologik panggul, membuat kesimpulan
pemeriksaan panggul dalam.
2.1.8.1.5 Menentukan imbang foto pelvic
2.1.8.1.6 Menentukan rencana persalinan (pervaginam/
perabdominal).
19
2.1.8.1.7 Menetapkan diagnosa in partu :
1. Mengetahui adanya show yaitu darah campur
endir melalui vagina.
2. Menentukan his adekuat; lama kontraksi 30
sampai 50 detik, dominasi fundus, relaksasi
optima, interval 2 sampai 4 menit, intensitas
cukup.
3. Menentukan pembukaan dan penipisan serviks
dengan periksa dalam.
4. Menetapkan fase in partu; fase laten, fase aktif
atau kala II.
2.1.8.1.8 Menilai kemajuan persalinan
1. Menilai his; dilakukan setiap jam dalam fase laten
dan setiap setengah jam dalam fase aktif.
2. Menilai turunnya kepala dengan cara palpasi
perut.
3. Menilai pembukaan serviks dengan periksa dalam,
dilakukan setiap 4 jam kecuali ada kontra indikasi.
2.1.8.1.9 Memantau kondisi ibu
1. Menilai keadaan umum dan kesadaran ibu.
2. Menghitung nadi setiap setengah jam, mengukur
tensi setiap 4 jam atau lebih sering (tergantung
20
indikasi) dan mengukur suhu aksila ibu setiap 4
jam atau lebih sering (tergantung indikasi).
3. Menilai kondisi urine; volume, kandungan
protein, gua, dan aseton pada keadaan tertentu,
misalnya : infeksi, pre eklampsia dan diabetes
melitus. Untuk menilai volume urine, ibu
diajurkan untuk buang air kecil setiap 2 – 4 jam
(tanpa kateterisasi, kecuali indikasi).
4. Mencatat apabila ada obat-obatan/cairan intravena
yang diberikan.
5. Mencatat bila ada pemberian oksitosin
(titrasinya).
6. Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan kondisi
ibu.
2.1.8.1.10 Memantau kondisi janin
1. Menilai denyut jantung janin, dilakukan tiap 15
menit selama 1 menit setelah his selesai,
menentukan frekuensi denyut jantung janin. Bila
frekuensi denyut jantung janin tidak normal yaitu
lebih dari 120 kali/menit (bradikardia), harus
dilakukan pengamatan lagi. Bila denyut jantung
janin tetap abnormal dalam 3 kali pengamatan,
21
harus segera diambil tindakan. Denyut jantung
janin 100 atau kurang menunjukkan adanya gawat
janin hebat, menentukan denyut jantung janin
teratur atau tidak.
2. Menilai warna air ketuban, apabila selaput
ketuban sudah pecah (atau sengaja dipecahkan).
3. Menilai molase tulang kepala janin.
4. Menentukan ada/tidaknya gawat janin.
2.1.8.1.11 Memasukkan hasil pemantauan ke lembar patograf.
2.1.8.1.12 Menyimpulkan hasil penilaian pemantauan.
1. Bila kemajuan persalinan normal, melanjutkan
pematauan hingga tercapai kala II.
2. Bila kemajuan persalinan tidak normal;
menentukan tindakan apa yang harus dilakukan,
merujuk pasien ke sarana pelayanan yang
memadai.
2.1.8.2 Fisiologis Persalinan Kala II
2.1.8.2.1 Atur posisi ibu yang nyaman bagi ibu.
2.1.8.2.2 Ajarkan cara mengejan yang baik.
2.1.8.2.3 Jika pembukaan serviks sudah lengkap, dimana
kepala bayi sudah lahir seluruhnya, bersihka jalan
nafas dengan kain kasa hingga bayi lahir seluruhnya,
22
potong tali pusat, dan laku penatalaksanaan bayi baru
lahir.
2.1.8.3 Fisiologis Persalinan Kala III
2.1.8.3.1 Melakukan peregangan tali pusat terkendali.
2.1.8.3.2 Menilai derajat robekan dan melakukan
pengheatingan.
2.1.8.3.3 Penilaian perdarahan.
2.1.8.4 Fisiologis Persalinan Kala IV
Yaitu pemantauan persalinan pada penilaian kontraksi uterus dan
jumlah perdarahan. Setelah semua dilakukan, masukkan semua
data yang diperoleh selam melakukan penolongan persalinan,
dimasukkan ke patograf (APN, 2004 dan 2007).
2.2 Asuhan Sayang Ibu
2.2.1 Pengertian
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. salah satu prinsip dasar
asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga
selama proses persaalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian
menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan
selama proses persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik
23
mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka
akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Antara lain,
juga disebutkan bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi jumlah
persalinan dengan tindakan, seperti ekstraksi vakum, forseps, dan seksio
sesarea. (Departemen Kesehatan, 2006).
Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan yang aman, berdasarkan evidence
based dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu
(Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2008).
2.2.2 Landasan
The Mother Friendly Childbirth Initiative : The First Consensus Initiative
of The Coalition for Improving Maternity Services Washington, DC
menyatakan bahwa landasan filosofis dari Asuhan Sayang Ibu adalah
sebagai berikut :
2.2.2.1 Kelahiran adalah suatu proses alamiah.
2.2.2.2 Kelahiran adalah suatu proses yang normal, alamiah, dan sehat.
2.2.2.3 Pemberdayaan.
2.2.2.4 Keyakinan.
2.2.2.5 Otonomi.
2.2.2.6 Ibu beserta keluarganya memerlukan informasi.
2.2.2.7 Jangan menimbulkan penderitaan.
2.2.2.8 Intervensi sebaiknya tidak dilakukan sebagai sesuatu yang rutin,
kecuali ada indikasi ke arah itu.
24
2.2.2.9 Tanggung jawab.
2.2.2.10 Setiap memberi asuhan bertanggung jawab atas kualitas asuhan
yang diberikannya.
2.2.3 Langkah-Langkah
The Mother Friendly Childbirth Initiative : The First Consensus Initiative
of The Coalition for Improving Maternity Services Washington, DC
menyatakan terdapat sepuluh langkah Asuhan Sayang Ibu sebagai berikut
:
2.2.3.1 Menawarkan suatu akses kepada semua ibu yang sedang
melahirkan untuk mendapatkan yang akan menemani (suami,
anak-anak, teman) menurut pilihannya dan mendapatkan
dukungan emosional serta fisik secara berkesinambungan.
2.2.3.2 Memberi informasi kepada publik mengenai praktek-praktek
tersebut, termasuk intervensi-intervensi dan hasil asuhannya.
2.2.3.3 Memberi asuhan yang sifatnya peka dan responsif bertalian
dengan kepercayaan, nilai, dan adat istiadat yang dianut ibu.
2.2.3.4 memberi kebebasan bagi ibu yang akan melahirkan untuk
berjalan-jalan, bergerak ke manapun ia suka dan mengambil
posisi pilihannya serta menasehati agar tidak mengambil posisi
litotomi.
2.2.3.5 Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian
asuhan yang berkesinambungan.
25
2.2.3.6 Tindakan rutin menggunakan praktek-praktek dan prosedur yang
tidak didukung oleh penelitian-penelitian ilmiah tentang
manfaatnya, termasuk dan tidak terbatas pada pencukuran,
enema, IV (Intra Vena), menunda kebutuhan gizi, merobek
selaput ketuban secara dini, pemantauan janin secara eektronik
dan juga agar membatasi penggunaan oxytocin, episiotomi, dan
bedah caesar dengan menetapkan tujuan dan mengembangkan
cara mencapai tujuan tersebut.
2.2.3.7 Mengajarkan petugas pemberi asuhan dalam metode
meringankan rasa nyeri tanpa penggunaan obat-obatan.
2.2.3.8 Mendorong semua dan keluarganya, untuk bayinya baik itu bayi
yang sakit dan kurang bulan agar mengelus, mendekap, memberi
ASI dan mengasuh bayinya sendiri sedapat mungkin.
2.2.3.9 Menganjurkan agar jangan menyunat bayi baru lahir jika bukan
karena kewajiba agama.
2.2.3.10 Berupaya untuk mencapai ketentuan WHO-UNICEF mengenai
“Sepuluh Langkah Asuhan Sayang Ibu Prakarsa RS” untuk
mempromosikan pemberian ASI dengan baik (CIMS, 2007
dalam Pusdiknakes).
2.2.4 Apek-Aspek
2.2.4.1 Asuhan Sayang Ibu membantu ibu merasa nyaman dan aman
selama proses persalinan yang menghargai kebiasaan budaya,
26
praktek keagamaan dan kepercayaan (apalagi kebiasaan tersebut
aman), dan melibatkan ibu dan keluarga sebagai pembuat
keputusan, secara emosional sifatnya mendukung. Asuhan
Sayang Ibu melindungi hak-hak ibu untuk mendapatkan privasi
dan menggunakan sentuhan bila diperlukan.
2.2.4.2 Asuhan Sayang Ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan
dan persalinan merupakan proses ilmiah dan bahwa intervensi
yang tidak perlu dan pengobatan untuk proses alamiah itu
dihindarkan.
2.2.4.3 Asuhan Sayang Ibu terpusat pada ibu dan bukan pada petugas
kesehatan dan selalu melihat dulu ke acara pengobatan yang
sederhana dan non-iontervetive sebeum berpaling ke teknologi.
Studi yang telah dilakukan di beberapa pusat kesehatan utama
dan juga di pusat-pusat sarana persalinan telah menunjukkan
bahwa intervensi akan bergantung pada falsafah pengasuhan
bukan pada resiko medisnya dan bahwa intervensi yang
meningkat tidak akan memperbaiki hasil bahkan bisa
memperburuk keadaan.
2.2.4.4 Asuhan Sayang Ibu menjamin bahwa ibu dan keluarganya
diberitahu tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang bisa
diharapkan (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2008).
27
2.2.5 Asuhan Sayang Ibu Pada Saat Persalinan
Asuhan yang sebaiknya diberikan saat persalinan dalam rangka
melaksanakan Asuhan Sayang Ibu adalah sebagai berikut :
2.2.5.1 Bidan sedapatnya menunjukkan dan merasakan apa yang dialami
ibu, membesarkan hatinya, dan menjelaskan setiap rasa nyeri
yang dirasakannya merupakan langkah yang dilaluinya untuk
melahirkan si bayi dan rasa nyeri itu justru akan membantu bayi
keluar. Rasa nyeri itu berarti uterus bersiap-siap untuk
melahirkan bayinya.
2.2.5.2 Selalu menyampaikan pada ibu apa yang akan kita lakukan dan
apa hasilnya. Misalnya ketika akan memeriksa denyut nadi janin,
apa yang akan kita dengar, mengapa kita harus mendengarnya
dan beri tahu ibunya.
2.2.5.3 Memberikan kesempatan dan kenyamanan kepada ibu terhadap
keinginannya dalam persalinan. Misalnya siapa yang akan
menemaninya di ruang bersalin dan posisi apa yang ia inginkan,
ibu bebas mengubah-ubah posisinya dan menjelaskan pada ibu
keuntungan dari tiap posisi.
2.2.5.4 Pada proses persalinan adalah sangat tepat dan diperlukan lagi
ibu, untuk dengan baik mempraktekkan teknik menarik nafas
relaksasi yang dipelajari sewaktu hamil atau yang diajarkan oleh
bidan.
28
2.2.5.5 Berjalan-jalan atau ambulansi selama proses persalinan dapat
menolong ibu dari rasa sakit yang berlebihan dan membuat
sirkulasi darah menjadi lancar.
2.2.5.6 Masase atau mengusap-usap punggung ibu dapat mengurangi
ketegangan otot selama persalinan, keluarga/suami dapat
diajarkan teknik ini secara teratur pada kehamilan dan ketika
proses persalinan berangsung ia sudah mengetahui cara masase
yang membuat ibu nyaman.
2.2.5.7 Ibu akan merasa lebih santai dan nyaman jika ibu mengerti apa
yang akan dan sedang terjadi pada dirinya. Kecemasan dan
ketakutan membuat otot-otot tegang dan akan meningkatkan rasa
sakit. Ibu hendaknya memotivasi untuk bertanya selama proses
persalinan berlangsung jika ada yang ia tidak mengerti. Bidan
harus selalu siap menjawab dan menjelaskan apa saja kepada ibu
yang berikaitan dengan pertolongan dan asuhan yang ia berikan
pada ibu (IBI, 2006).
2.2.6 Kategori Pelayanan Asuhan Sayang Ibu
Menurut Bidan Delima (2005), pelayanan asuhan sayang ibu dikategorikan
sebagai berikut :
Baik : > 75 %
Cukup : 60 – 75 %
Kurang : < 60 %
29
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Teoritis
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 1. Kerangka Teoritis
- Asuhan Sayang Ibu Pada Saat Persalinan
- Asuhan Sayang Ibu pada masa Post Partum
Persalinan NormalFisiologis Persalinan :Persalinan Kala IPersalinan Kala IIPersalinan Kala IIIPersalinan Kala IV
Faktor-Faktor yang mempengaruhi persalinan :1. Power (tenaga ibu)2. Passage (lintasan)3. Passenger utama
lewat jalan lahir
28
30
3.2 Kerangka Konsep Penelitian
Pada penelitian ini variabel yang digunakan hanya satu variabel yaitu
pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Pada Persalinan Normal dengan sub variabel
Asuhan Sayang Ibu Pada Proses Persalinan dan Asuhan Sayang Ibu Pada Masa
Post Partum.
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel Sub VariabelDefinisi
OperasionalAlat Ukur
Skala Kategori
Gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di ruangan Mawar RSUD A. Wahab Syahranie Samarinda tahun 2012
Asuhan sayang ibu
Segala sesuatu hal pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di ruangan Mawar RSUD A. Wahab Syahranie Samarinda tahun 2012
Segala sesuatu hal asuhan
Angket Nominal YaTidak
Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Pada Persalinan Normal
Asuhan Sayang Ibu Pada Proses Persalinan
Asuhan Sayang Ibu Pada Masa Post Partum
31
Variabel Sub VariabelDefinisi
OperasionalAlat Ukur
Skala Kategori
pada proses persalinan
Asuhan sayang ibu pada masa postpartum
sayang ibu pada proses persalinan
Segala sesuatu hal asuhan sayang ibu pada masa postpartum
Angket Nominal YaTidak
Kategori PelayananAsuhan Sayang Ibu :Baik (>75%)Cukup (60-75%)Kurang (<60%)(Bidan Delima, 2005)
3.4 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran pelaksanaan Asuhan
Sayang Ibu pada persalinan normal di Ruang Mawar Rumah Sakit Abdul Wahab
Syahranie Samarinda tahun 2012 ?
32
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan
Sayang Ibu pada persalinan normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie
Samarinda tahun 2012.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Syahranie Samarinda.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April dan Mei 2012.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melakukan persalinan
di ruang bersalin RSUD. Abdul Wahab Syahranie Samarinda. Pada tahun
2011, ibu yang melahirkan normal sebanyak 1944 orang atau rata-rata 162
orang per bulan.
4.3.2 Sampel
Penentuan sampel menggunakan rumus sebagai berikut :
n= N
1+N (d2) (Notoatmodjo, 2005)
33
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
n= N
1+N (d2)
¿ 1621+162¿¿
¿ 1621+162(0,0025)
¿ 1621+0,405
¿ 1621,405
¿115
Jadi, sampel penelitian ini sebesar 115 orang.
4.3.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive
sampling yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria
pemilihan, serta dimasukkan ke dalam penelitian sampai jumlah subyek
yang diperlukan terpenuhi (Notoatmodjo, 2010).
32
34
Teknik pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan yang
dibuat oleh peneliti berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditentukan oleh peneliti. Teknik tersebut digunakan agar diperoleh sampel
yang homogen dan diharapkan dapat mewakili populasi.
4.3.4 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah dimana subyek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel atau persyaratan
umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikutkan dalam
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah:
1. Ibu yang menjalani proses persalinan di Rumah Sakit Abdul Wahab
Syahranie Samarinda.
2. Ibu yang menjalani proses persalinan normal.
3. Bersedia dijadikan sampel penelitian.
4.3.5 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi menurut Notoatmodjo (2010)adalah sebagian subyek
yang memenuhi kriteria inklusi tetapi harus dikeluarkan karena berbagai
sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Ibu yang menjalani proses persalinan normal di Rumah Sakit Abdul
Wahab Syahranie Samarinda tetapi menolak untuk menjadi sampel.
35
2. Ibu yang menjalani proses persalinan normal di Rumah Sakit Abdul
Wahab Syahranie Samarinda tetapi tidak bisa membaca dan menulis.
3. Ibu yang menjalani proses persalinan normal di Rumah Sakit Abdul
Wahab Syahranie Samarinda tetapi tidak mau berinteraksi.
4.4 Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, metode deskriptif adalah suatu
metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode
penelitian deskriptif di gunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang di hadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini
dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, membuat
kesimpulan, dan laporan (Notoatmojo, 2005).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada
persalinan normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda tahun
2012.
4.5 Prosedur Pengumpulan Data
4.5.1 Pengumpulan Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari
para responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah
dilakukan sebelumnya. Data primer pada penelitian ini diperoeh dengan
36
penyebaran angket kepada responden yang memenuhi syarat untuk diteliti.
Data primer diperoleh dari angket yang diberikan kepada ibu-ibu yang
menjalani persalinan normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie
Samarinda tahun 2012.
4.5.2 Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik
dari buku literature, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh
Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda atau media lain mengenai
pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada proses persalinan normal.
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menggunakan angket yang disebar pada ibu-ibu yang
menjalani proses persalinan normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie
Samarinda tahun 2012.
Karekteristik responden meliputi umur, pekerjaan, pendidikan, dan anak ke.
Pernyataan kuisioner asuhan sayang ibu pada proses persalinan terdiri dari 19
soal dan pernyataan kuisioner asuhan sayang ibu post partum terdiri dari 10 soal,
yang mempunyai nilai positif terdapat pada soal 1, 2, 3, 4, 5, 9, 11, 12, 15 dan 19
pada proses persalinan dan 3, 4, 5, 6, 8 dan 10 pada pasca persalinan. Sedangkan
yang mempunyai nilai negatif terdapat pada soal 6, 7, 10, 13, 14, 16, 17, dan 18
pada proses persalinan dan 1, 2, 7 dan 9 pada pasca persalinan.
37
4.7 Pengolahan Dan Analisa Data
4.7.1 Pengolahan Data
4.7.1.1 Editing. Editing dilakukan dengan melakukan pemeriksaan atau
pengecekan kelengkapan data yang terkumpul. Bila ditemukan
kesalahan atau kekurangan data maka dilakukan perbaikan.
4.7.1.2 Coding : data yang telah diedit diubah dalam bentuk angka.
Kegunaan dari coding untuk mempermudahkan pada saat analisa
data dan juga mempercepat pada saat entri data. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan angket tertutup skala yang digunakan
adalah skala Guttman dengan kriteria sebagai berikut :
a. untuk pertanyaan favorable (positif) :
Jika responden menjawab ya, diberikan skor 1.
Jika responden menjawab tidak, diberikan skor 0.
b. untuk pertanyaan unfavorable (negatif) :
Jika responden menjawab ya, diberikan skor 0.
Jika responden menjawab tidak, diberikan skor 1.
4.7.1.3 Tabulating : data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan
variabel yang dibutuhkan kemudian data dimasukkan ke dalam
tabel distribusi frekuensi (Setiadi, 2007).
38
4.7.2 Analisa Data
Menurut Bidan Delima (2005) dalam analisa data peneliti menggunakan
analisis univariat yaitu analisis data yang digunakan untuk melihat hasil
perhitungan frekuensi dan presentase dari peneliti yang nantinya akan
digunakan sebagai tolak ukur untuk membahas kesimpulan.
Baik : > 75 %
Cukup : 60 – 75 %
Kurang : < 60 %
4.8 Etik Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat surat izin dari Ketua
Program Studi D-III Kebidanan Samarinda dan permintaan izin kepada Direktur
Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda. Setelah mendapat persetujuan
barulah melakukan penelitian dengan mengadakan pendekatan kepada responden
untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden dengan menekankan pada
etika penelitian sebagai berikut :
4.8.1 Lembar Persetujuan Sebagai Responden(Informed Consent)
Lembar ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti, peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak
yang terjadi selama atau sesudah pengumpulan data. Jika menolak untuk
diteliti maka tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati hak-haknya.
39
4.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka penulis tidak akan
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup
memberikan kode pada masing-masing lembar.
4.8.3 Kerahasiaan (Confindentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah disimpulkan dari subyek diolah oleh
peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan pada hasil
penelitian.
40
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan pengolahan data hasil penelitian yang diperoleh
melalui jawaban responden atas kuesioner dan observasi selama penelitian. Dari 115
eksemplar kuesioner yang disebar kepada Ibu yang melakukan persalinan secara
normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda.
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah A.Wahab Sjahranie terletak di jalan Palang
Merah Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu & Rumah Sakit Umum Daerah
A.Wahab Sjahranie sebagai TOP REFERAL, dan sebagai Rumah Sakit Kelas B
berlangsung sejak tahun 1993 atas dasar SK. Menkes No.116/Menkes/SK/XIII/
1993 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1993.
RSUD Abdul Wahab Sjahranie dibangun pada tahun 1933, kepunyaan
Kerajaan Kutai (Landschap = Kerajaan) sehingga diberi nama Landschap
Hospital. Terletak di Jiliana atau Emma Straat (Sekarang bernama Jl. Gurami).
Sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan RSU kemudian
dipindahkan dari Selili ke Jl. Dr. Soetomo dan diresmikan penggunaanya oleh
Gubernur KDH Tk. I Propinsi Kalimantan Timur Bapak A.Wahab Sjahranie
(alm) pada 12 Nopember 1977, untuk rawat jalan. RSU Segiri merupakan
penyempurnaan dan pengembangan Rumah sakit Umum lama yang berlokasi di
40
41
daerah Selili (saat ini menjadi Rumah Sakit Islam Samarinda). Nama Rumah
sakit Umum Daerah A.Wahab Sjahranie diresmikan pada tahun 1987, untuk
mengenang jasa Bapak A.Wahab Sjahranie (alm) Gubernur KDH Tk. I Propinsi
Kalimantan Timur periode 1968 – 1975.Pada bulan 21 Juli 1984 seluruh
pelayanan rawat inap dan rawat jalan dipindahkan di lokasi Rumah sakit Umum
baru yang terletak saat ini Jl. Palang Merah Indonesia.
5.2 Karakteristik Responden
5.2.1 Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia ibu yang melakukan
persalinan normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota
Samarinda dapat dilihat pada table 5.1. dibawah ini;
Tabel 5.1. Karakteristik responden
Karakteristik RespondenFrequency
n Percent
Usia 17-21 17 14.8
22-26 47 40.9
27-31 34 29.6
32-36 10 8.7
37-41 5 4.3
52-56 2 1.7
Total 115 100.0
Pekerjaan PNS 6 5.22
PPT 2 1.74
IRT 100 86,96
42
SWASTA 7 6.09
Total 115 100.0
Pendidikan SD 21 18.3
SMP 81 70.4
SLTA 1 .9
D3 4 3.5
S1 8 7.0
Total 115 100.0
Persalinan Anak Pertama 30 26.1
Anak ke dua 45 39.1
Anak ke Tiga 28 24.3
Anak ke Empat 10 8.7
Anak ke Lima 2 1.7
Total 115 100.0
Berdasarkan table 5.1 diatas diketahui bahwa responden berusia
22-26 tahun yaitu sebanyak 47 responden (40,9%) dari total 115
responden. Dan responden dengan usia 27-31 tahun sebanyak 34
responden (29,6%) dari total 115 responden. Sementara karakteristik
responden berdasarkan jenis pekerjaan ibu yang melakukan persalinan
normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota
Samarinda diketahui bahwa ada 100 responden atau (86,96%) bekerja
sebagai Ibu Rumha Tangga (IRT). Dan karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendidikan ibu yang melakukan persalinan normal
di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota Samarinda
diketahui bahwa tingkat pendidikan responden adalah SMP yaitu 81
43
responden atau (70,4%) dari 115 responden. Dari table 5.1. diatas juga
diketahui bahwa persalinan yang dilakukan saat penelitian ini
merupakan persalinan untuk anak yang kedua sebanyak 45 responden
(39,1%), persalinan anak yang pertama 30 responden (26,1%),
persalinan anak ketiga 28 responden (24,3%), persalinan anak ke empat
10 responden (8,7%) dan yang paling sedikit persalinan anak ke lima
hanya 2 responden (1,7%) dari total 115 responden.
5.3 Analisa Univariat
Analisa univariat yaitu untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi
dan persentase dari variable yang diteliti yang meliputi variable Asuhan Sayang
Ibu dalam proses persalinan dan Asuhan Sayang Ibu Pasca Proses Persalinan.
5.3.1 Karaktersitik Responden
Tabel 5.2. Tabulasi Silang antara usia responden dengan pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota Samarinda.
Persalinan
TotalKurang Cukup Baik
USIA 17-21 tahun 9 4 4 17
22-26 tahun 8 17 22 47
27-31 tahun 9 9 16 34
32-36 tahun 3 4 3 10
37-41 tahun 1 4 0 5
52-56 tahun 1 1 0 2
Total 31 39 45 115
44
Berdasarkan table 5.2 diatas diketahui bahwa pelaksanaan
persalinan normal terjadi pada ibu berusia antara 22 sampai dengan 31
tahun 81 orang dari 115 responden, dimana 38 orang diantaranya
menerima asuhan sayang ibu dengan baik sebanyak 38 orang.
Tabel 5.3. Tabulasi Silang antara tingkat pendidikan responden dengan pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota Samarinda.
Persalinan
TotalKurang Cukup Baik
PENDIDIKAN SD 8 6 7 21
SMP 22 30 29 81
SLTA 1 0 0 1
D3 0 1 3 4
S1 0 2 6 8
Total 31 39 45 115
Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa pelaksanaan
persalinan normal didominasi oleh ibu dengan tingkat pendidikan SMP
sebanyak 81 orang dari 115 responden, dimana 22 orang diantaranya
menerima asuhan sayang ibu dengan kurang baik, 30 orang menerima
asuhan sayang ibu sudah cukup baik dan 29 orang menerima asuhan
sayang ibu sudah baik.
45
Tabel 5.4. Tabulasi Silang antara Jumlah anak responden dengan pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota Samarinda.
Persalinan
TotalKurang Cukup Baik
ANAK Anak Pertama 10 8 12 30
Anak ke dua 11 20 14 45
Anak ke Tiga 7 7 14 28
Anak ke Empat 2 4 4 10
Anak ke Lima 1 0 1 2
Total 31 39 45 115
Berdasarkan table 5.4 diatas diketahui bahwa pelaksanaan
persalinan normal mayoritas dilakukan pada kelahiran anak pertama dan
kedua yaitu sebanyak 75 orang dari 115 responden, dimana 21 orang
diantaranya menerima asuhan sayang ibu dengan kurang baik, 28 orang
menerima asuhan sayang ibu sudah cukup baik dan 26 orang menerima
asuhan sayang ibu sudah baik.
5.3.2 Pelaksanaan Asuhan Sayang ibu dalam Persalinan
Pelaksanaan asuhan saying ibu pada persalinan normal di Rumah
Sakit Umum Wahab Syahranie dapat di lihat pada table dan diagram
dibawah ini;
46
Tabel 5.5 Pelaksanaan Asuhan Sayang ibu dalam Persalinan Normal di RS Wahab Syahranie Samarinda
NoPelaksanaan
Asuhan Sayang Ibu
Frekuensi
Frequency Percent
1 Baik 79 68.7
2 Cukup 24 20.9
3 Kurang 12 10.4
Total 115 100.0
Berdasarkan table 5.5 diatas diketahui bahwa pelaksanaan
asuhan saying ibu pada persalinan normal 68,7% sudah dilaksanakan
dengan baik, 20,9% dilaksanakan hanya cukup baik saja sementara
masih ada 10,4% asuhan saying ibu pada persalinan normal
dilaksanakan dengan kurang baik.
5.3.3 Asuhan Sayang ibu Pasca Persalinan
Pelaksanaan asuhan sayang ibu pada pasca persalinan di Rumah
Sakit Umum Wahab Syahranie dapat di lihat pada table dan diagram
dibawah ini;
47
Tabel 5.6 Pelaksanaan Asuhan Sayang ibu pasca persalinan di RS Wahab Syahranie Samarinda
NoPelaksanaan
Asuhan Sayang Ibu
Frekuensi
Frequency Percent
1 Baik 58 50.4
2 Cukup 48 41.7
3 Kurang 9 7.8
Total 115 100.0
Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa pelaksanaan
asuhan sayang ibu pada pasca persalinan 50,4% sudah dilaksanakan
dengan baik, 41,7% dilaksanakan hanya cukup baik sementara itu 7,8%
asuhan sayang ibu pada pasca persalinan normal dilaksanakan dengan
kurang baik.
5.4 Pembahasan
5.4.1 Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada Persalinan
Asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikas dan juga asuhan yang menghargai
budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Fokus utama usaha
persalinan normal adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini
merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dengan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi serta pencegahan yang
diakui dapat membawa perbaikan kesehatan ibu. Penyesuaian ini sangat
48
penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru
lahir karena sebagian besar persalinan di Indonesia masih terjadi di
tingkat pelayanan kesehatan primer, dimana tingkat keterampilan dan
pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan masih belum
memadai.
Dalam penerapan asuhan persalinan secara tepat guna dalam
waktu baik sebelum atau sesaat masih terjadi dan segera melakukan
rujukan saat kondisi ibu masih optimal, maka para ibu dan bayi baru
lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bawah pelaksanaan asuhan
sayang ibu sudah dilaksanakan dengan baik dimana responden diketahui
bahwa 68,7% sudah dilaksanakan dengan baik, 20,9% dilaksanakan
hanya cukup baik saja sementara masih ada 10,4% Asuhan Sayang Ibu
pada persalinan normal dilaksanakan dengan kurang baik.
Hasil penelitian (Enki. Dkk, 2000) menyimpulkan bahwa jika para
ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama proses persalinan dan
kelahiran bayi, serta mengetahui dengan baik proses persalinan dan
asuhan yang akan diterima, maka mereka akan mendapatkan rasa aman
dan keluaran yang yang lebih baik.
Persalinan normal yang dilaksanakan di Rumah Sakit Wahab
Syahranie Samarinda tahun 2012 mencapai 1.944 kali. Tingginya
tingkat persalinan normal ini terjadi karena pelaksanaan Asuhan Sayang
49
Ibu pada proses persalinan di Rumah Sakit Wahab Syahranie sudah
dilaksanakan dengan baik.
Berhasilnya Asuhan Sayang Ibu ini mampu meminimalisir
ketidaknyamanan ibu ketika bersalin dengan menerapkan prinsip-
prinsip Asuhan Sayang Ibu yaitu saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu.
5.4.2 Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Pasca Persalinan
Dari hasil penelitian terhadap 115 responden ibu dengan
persalinan normal di Rumah Sakit Umum Wahab Syahranie, didapatkan
data dari 10 pertanyaan yang berhubungan pelaksanaan asuhan sayang
ibu pada pasca persalinan. Secara umum pelaksanaan asuhan sayang ibu
belum dilaksanakan dengan baik dimana dari 115 responden diketahui
bahwa 50,4% pelaksanaan asuhan sayang ibu dilaksanakan dengan baik,
41,7% dilaksanakan hanya cukup baik sementara itu 7,8% asuhan
sayang ibu pada pasca persalinan normal dilaksanakan dengan kurang
baik.
Pemahaman tenaga pembantu persalinan professional harus
memahami prinsip-prinsip pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pasca
persalinan, seperti menganjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan
bayinya (rawat gabung), Membantu ibu untuk menyusukan bayinya, dan
menganjurkan memberikan ASI sesuai dengan yang diinginkan bayinya
50
serta mengajarkan tentang ASI eksklusif, mengajarkan ibu dan
keluarganya tentang nutrisi dan istirahat yang cukup setelah melahirkan,
kemudian menganjurkan suami dan keluarganya untuk memeluk bayi
dan mensyukuri kelahiran bayi, yang terakhir adalah tenaga pembantu
persalinan professional harus mengajarkan kepada ibu dan keluarganya
tentang gejala dan tanda bahaya yang mungkin terjadi dan anjurkan
mereka untuk mencari pertolongan jika timbul atau kekhawatiran.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat digambarkan
bawah pelaksanaan prinsip-prinsi pelaksanaan asuhan sayang ibu
sebagaimana diuraikan diatas sudah dilaksanakan dengan baik di Rumah
Sakit Umum Wahab Syahranie Samarinda tahun 2012.
51
BAB 6
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan mengenai Gambaran
pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu dalam persalinan normal di Rumah Sakit Wahab
Syahranie, Samarinda Tahun 2012 dengan total 115 responden diperoleh kesimpulan
dan saran sebagai berikut.
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Usia responden berada pada usia reproduksi produktif yaitu 22-31 tahun
yaitu sebanyak 81 responden (70,5%) dan 100 responden (86,96%)
bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Dan pendidikan responden
adalah SMP yaitu 81 responden atau (70,4%) dari 115 responden.
6.1.2 Pelaksanaan asuhan sayang ibu dalam persalinan belum dilaksanakan
dengan baik dimana dari 115 responden diketahui bahwa 68,7% Asuhan
Sayang Ibu sudah dilaksanakan dengan baik, 20,9% dilaksanakan hanya
cukup baik saja sementara masih ada 10,4% asuhan saying ibu pada
persalinan normal dilaksanakan dengan kurang baik.
6.1.3 Pelaksanaan asuhan sayang ibu pada pasca persalinan belum
dilaksanakan dengan baik dimana dari 115 responden diketahui bahwa
50,4% Asuhan Sayang Ibu sudah dilaksanakan dengan baik, 41,7%
dilaksanakan hanya cukup baik sementara itu 7,8% asuhan sayang ibu
pada pasca persalinan normal dilaksanakan dengan kurang baik.
51
52
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Dinas Kesehatan.
Perlu dilakukan peninjauan atas prosedur dan fasilitas penunjang proses
persalinan normal, baik kesiapan peralatan maupun kesiapan tenaga
penolong terlatih.
6.2.2 Bagi Petugas Kesehatan.
Untuk meningkatan mutu asuhan sayang ibu dalam proses persalinan
dan pasca persalinan dibutuhan perlatihan yang lebih tepat terhadap para
tenaga penolong persalinan terlatih, baik dalam teknis pelaksanaan
maupun prosedur pelaksanaan proses persalinan.
6.2.3 Bagi Peneliti Berikutnya.
Perlu dilakukan riset yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan klien selama proses persalinan.