kti-full

81
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang sangat berpengaruh terhadap proses persalinan. Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Cara yang paling mudah merasakan mengenai asuhan yang paling tepat kita berikan pada ibu adalah menanyakan pada diri kita sendiri, “seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?” atau “apakah asuhan yang seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil?” (Pusat Pelatihan Klinik Sekunder, 2007). Asuhan sayang ibu lebih ke ibu dan bukan pada petugas kesehatan, dan selalu melihat dahulu kecara pengobatan dari yang sederhana dan non interventive sebelum berpaling keteknologi (Pusdiknakes, 2007).

Upload: herminton-p-hutahaean

Post on 05-Aug-2015

740 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KTI-full

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang sangat berpengaruh terhadap proses

persalinan. Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,

kepercayaan dan keinginan sang ibu. Cara yang paling mudah merasakan

mengenai asuhan yang paling tepat kita berikan pada ibu adalah menanyakan

pada diri kita sendiri, “seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?” atau

“apakah asuhan yang seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga saya yang

sedang hamil?” (Pusat Pelatihan Klinik Sekunder, 2007).

Asuhan sayang ibu lebih ke ibu dan bukan pada petugas kesehatan, dan

selalu melihat dahulu kecara pengobatan dari yang sederhana dan non

interventive sebelum berpaling keteknologi (Pusdiknakes, 2007).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2002/2003 adalah

sebesar 307 per 100 ribu kelahiran hidup (SDKI, 2002/2003). Angka tersebut

telah mengalami penurunan pada tahun 2005 menjadi 290,8 per 100 ribu

kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 2005). Target yang diharapkan pada

tahun 2010 adalah Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 125 per 100 ribu

kelahiran hidup melalui pelaksanaan MPS (Making Pregnancy Safer) dengan

salah satu pesan kunci yaitu setiap persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih

(Depkes RI, 2007).

Page 2: KTI-full

2

Laporan Pembangunan Manusia tahun 2000 menyebutkan angka kematian

ibu di Malaysia jauh lebih di bawah Indonesia yaitu 41 per 100 ribu kelahiran

hidup, Singapura 6 per 100 ribu kelahiran hidup, Thailand 44 per 100 ribu

kelahiran hidup, dan Filiphina 170 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal, tahun

2000 itu angka kematian ibu masih berkisar diangka 307 per 100 ribu kelahiran

hidup. Bahkan Indonesia kalah dibandingkan Vietnam, negara yang belum lama

merdeka, yang memiliki angka kematian ibu 160 per 100 ribu kelahiran hidup

(Winkjosastro,2008).

Di seluruh Indonesia masih banyak kekurangan tenaga kesehatan yang

professional guna menolong persalinan pada setiap ibu yang hendak bersalin,

sehingga ibu-ibu yang tidak mau meminta pertolongan tenaga penolong

persalinan terlatih untuk memberikan perawatan selama mereka dalam proses

persalinan dan menolong proses kelahiran mereka. Sebagian dari alasan mereka

adalah karena penolong persalinan yang sudah terlatih tersebut tidak

memperhatikan kebutuhan mereka, tradisi maupun kebutuhan pribadi mengenai

bagaimana keinginan mereka saat persalinan dan kelahiran bayinya

(Pusdiknakes, 2007).

Berdasarkan WHO (World Health Organization) jumlah kematian ibu

sekitar 500.000 persalinan hidup. Dari jumlah kematian tersebut sebagian besar

terjadi di negara berkembang karena kekurangan fasilitas, terlambatnya

pertolongan , persalinan yang ditolong oleh dukun disertai keadaan sosial

Page 3: KTI-full

3

ekonomi dan kegiatan masyarakat yang masih tergolong rendah, sehingga pada

tahun 1978 WHO (World Health Organization) dan UNICEF (United Nations

Children Fund) melakukan pertemuan di Uni Sovyet dan mencetuskan “Idea

Primary Health Care” sebagai landasan pelayanan kebidanan yang dapat

dijangkau masyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan setiap Negara untuk

menyelenggarakan (Manuaba,2006).

Asuhan sayang ibu sebagai salah satu aspek dari 5 benang merah sangat

membantu ibu agar merasa aman dan nyaman selama proses persalinan. Asuhan

sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,

kepercayaan, dan keinginan ibu (Setiadi,2007). Asuhan sayang ibu selama proses

persalinan mencakup asuhan yang diberikan kepada ibu yang dimulai sejak kala I

hingga kala IV. Pelaksanaan asuhan sayang ibu yang mendasar atau menjadi

prinsip dalam pemberian asuhan sayang ibu dalam proses persalinan meliputi

pemberian dukungan emosional, pemberian cairan dan nutrisi, keleluasan untuk

miksi dan defekasi, serta pencegahan infeksi. Semua hal tersebut digunakan

sebagai antisipasi untuk menghindari terjadinya partus lama, partus tidak maju

dan partus yang dirujuk.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu tidak mau meminta

pertolongan tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan selama persalinandan

kelahiran bayi dengan alasan, bahwa tenaga penolong tersebut tidak benar-benar

memperhatikan kebutuhan/kebudayaan, tradisi, dan keinginan pribadi para ibu

dalam persalinan dan kelahiran bayi. Alasan lain yang juga berperan adalah

Page 4: KTI-full

4

bahwa sebagian besar fasilitas kesehatan memiliki peraturan dan prosedur kurang

bersahabat dan menakutkan bagi para ibu. Peraturan daan prosedur tersebut

termasuk; tidak memperkenankan ibu untuk berjalan-jalan sebelum dilakukan

proses persalinan, tidak mengizinkan anggota keluarga menemani

ibu,mengeluarkan air kencing ibu melalui selang kateter, membatasi ibu hanya

pada posisi tertentu selama persalinan dan kelahiran bayi dan memisahkan ibu

dan bayi segera setelah bayi dilahirkan (Setiadi, 2007).

Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan

diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan

baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan merka terima, mereka

akan mendapat rasa aman dan keluaran yang lebih baik (Enkin, et. all, 2000).

Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda merupakan salah satu

rumah sakit milik Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur yang berusaha

memberikan pelayanan yang memuaskan kepada semua pasien, termasuk ibu-ibu

yang melahirkan. Namun masih ada ibu-ibu yang melahirkan di Rumah Sakit

Abdul Wahab Syahranie yang merasa belum mendapatkan pelayanan sesuai yang

diharapkannya. Pada tahun 2011 di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie

Samarinda tercatat persalinan normal sebanyak 1.944 kali.

Berdasarkan pengalaman penulis melakukan tugas membantu persalinan

normal di Ruang Mawar Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda, 3 dari

7 orang ibu yang bersalin merasa tidak mendapatkan kenyamanan seperti yang

diinginkan.

Page 5: KTI-full

5

Ketidaknyamanan ibu bersalin tersebut dapat diminimalkan jika tenaga

kesehatan menerapkan prinsip-prinsip Asuhan Sayang Ibu selama proses

persalinan dan post partum. Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan dengan prinsip

saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul : Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Pada Persalinan Normal

diRumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti berkeinginan untuk meneliti

bagaimana pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal diRSUD

Abdul Wahab Syahranie Samarinda 2012.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Diketahui bahwa terdapat perbedaan dalam proses persalinan antara

sebelum dan sesudah penerapan Asuhan Persalinan Normal (APN)

khususnya asuhan sayang ibu.  

1.2.2 Pertanyaan Penelitian

1.2.2.1 Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada saat

proses persalinan?

1.2.2.2 Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada

Post Partum?

Page 6: KTI-full

6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu pada

persalinan normal di RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda tahun

2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu dalam

proses persalinan normal di RSUD Abdul Wahab Syahranie

Samarinda.

1.3.2.2 Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu dan

bayi pada masa pascapersalinan normal di RSUD Abdul Wahab

Syahranie Samarinda.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

1.4.1.1 Bagi perkembangan ilmu kebidanan agar dapat dijadikan bahan

referensi kesehatan dalam proses persalinan.

1.4.1.2 Bagi peneliti lain dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai

referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Page 7: KTI-full

7

1.4.2 Praktis

1.4.2.1 Bagi RSUD Abdul Wahab Syaranie yang diteliti dapatmenjadi

masukan dan sumbangan dalam meningkatkan pelaksanaan

asuhan sayang ibu pada persalinan normal diRSUD Abdul

Wahab Syahranie.

1.4.2.2 Bagi responden yang diteliti mendapatkan kenyamanan dari

tenaga kesehatan selama dalam proses persalinan dan pasca

persalinan.

1.4.2.3 Bagi peneliti sendiri dapat memberikan wawasan dan

pengetahuan dalam menerapkan ilmu yang didapatkan selama

perkuliahan terutama tentang asuhan sayang ibu pada

persalinan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, subjek penelitiannya yaitu gambaran

pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada persalinan normal. Sedangkan objek

penelitiannya adalah ibu inpartu di RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda

tahun 2012.

1.6 keaslian Penelitian

penelitian berjudul “ Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada

Persalinan Normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda

Tahun 2012” ini adalah penelitian yang secara asli disusun oleh penulis dan

Page 8: KTI-full

8

yang disusun secara sistematik berdasarkan data-data otentik dari hasil

penelitian yang di lakukan. Teori-teori dalam penelitian ini diambil dari

berbagai sumber dengan mencatumkan nama sumbernya.

Page 9: KTI-full

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Persalinan Normal

2.1.1 Definisi Persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang dinanti ibu

dan keluarga selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu

adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan yaitu

memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, di

samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada

ibu bersalin. Berikut definisi persalinan menurut para ahli :

2.1.1.1 Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, janin

turun ke dalam jalan lahir (Prawirohardjo, 2006).

2.1.1.2 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang

dapat hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke

dunia luar (Kampono, 2009).

2.1.1.3 Persalinan merupakan proses untuk keluar (ekspulsi) hasil

pembuahan (yaitu janin yang variabel, placenta, dan ketuban)

dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar (Ferrer, 2007).

8

Page 10: KTI-full

10

2.1.2 Pengertian Persalinan Normal

2.1.2.1 Persalinan normal yaitu suatu proses pengeluaran buah

kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi,

placenta, dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala (posisi

belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan lahir (baik jalan

lahir lunak maupun jalan lahir kasar), dengan tenaga ibu itu

sendiri (Luwzee, 2005).

2.1.2.2 Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin (Saifuddin, 2009).

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

2.1.3.1 Power (tenaga ibu) adalah kekuatan yang dihasilkan oleh

kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

2.1.3.2 Passage atau lintasan yaitu jalan dimana janin harus berjalan

lewat rongga panggul, serviks, dan vagina sebelum bayi

dilahirkan.

2.1.3.3 Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan janin

merupakan hal yang paling penting untuk dikeluarkan, juga

ukurannya paling besar.

Page 11: KTI-full

11

2.1.4 Tanda-Tanda Mulainya Persalinan

2.1.4.1 Lightening adalah terbenamnya kepala janin ke dalam rongga ke

dalam rongga panggul karena berkurangnya tempat di dalam

uterus dan sedikit melebarnya sinfisis.

2.1.4.2 Sering buang air kecil yang disebabkan oleh tekanan kepala janin

pada kandung kemih.

2.1.4.3 Kontraksi Braxton-hicks pada saat uterus yang tertegang dan

mudah dirangsang itu menimbulkan distensi dinding abdomen

sehingga abdomen menjadi lebih tipis dan kulit mudah menjadi

peka terhadap rangsangan (Heen farrer, 2007).

2.1.5 Tahap-Tahap Proses Persalinan

Tahap proses persalinan dibagi menjadi 4, yaitu :

2.1.5.1 Kala I dimulai dari pembukaan 1 cm sampai pembukaan lengkap

( 10 cm). Proses ini terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten (8

jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)

serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat

dan sering terjadi pada fase aktif. Fase-fase tersebut dijumpai

pada primagravida.

2.1.5.2 Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi

lahir. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan lebih cepat. Proses

ini biasanya berlangsung 1,5 jam pada primi dan 0,5 jam pada

multi.

Page 12: KTI-full

12

2.1.5.3 Kala III setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus

uteri agak di atas pusat, beberapa menit kemudian uterus

berkontraksi untuk melepaskan placenta dari dindingnya.

Biasanya placenta lepas dalam 6-15 menit seteah bayi lahir dan

keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri

pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran darah.

2.1.5.4 Kala IV dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam

pertama post partum. Kala ini dianggap perlu untuk mengamat-

amati apakah ada pendarahan post partum (Prawiharjo, 2006).

2.1.6 Macam-Macam Persalinan

2.1.6.1 Partus normal / partus biasa

Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala/ubun-

ubun kecil, tanpa memakai alat/pertolongan istimewa, serta tidak

melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi), berlangsung

dalam waktu kurang dari 24 jam.

2.1.6.2 Partus abnormal

Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat

seperti versi/ekstrasi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi,

dan sebagainya, atau lahir per abdominan dengan sectio cesaria

(Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2008).

Page 13: KTI-full

13

2.1.7 Peralatan Yang Digunakan Pada Persalinan Normal

Benda-benda yang harus tersedia pada setiap kelahiran harus dalam

keadaan berfungsi baik, bersih, dan disinfeksi tingkat tinggi atau steril

sebagaimana mestinya.

2.1.7.1 Partus Set (Di dalam wadah yang tertutup)

1. Dua klem Kelly atau 2 klem Kocher

2. Gunting tali pusat

3. Benang tali pusat atau klem plastik

4. Kateter Neraton

5. Gunting episiotomi

6. Y2

7. Dua pasang sarung tangan DTT atau steril Kocher

8. Kasa atau kain kecil untuk membersihkan jalan nafas

9. Gulungan suntik 2Y2

10. Penghisap lendir bayi atau 3 ml dengan jarum 1 M sekali

pakai.

11. Empat kain bersih

12. Tiga handuk kecil untuk mengeringkan dan menyelimuti

bayi.

2.1.7.2 Partograf

1. Kemajuan Persalinan atau KMS ibu hamil

2. Formulir rujukan

Page 14: KTI-full

14

3. Pena

4. Termometer

5. Pita pengukur (cm)

6. Dopler/monoral

7. Jam yang mempunyai detik

8. Stetoskop

9. Tensimeter

10. Sarung tangan pemeriksa bersih (5 pasang)

11. Sarung tangan rumah tangga (1 pasang)

12. Larutan Clorin (Bayclin 5,25% atau setara klorin serbuk

kalsium hipoklorida 35%)

2.1.7.3 Perlengkapan perlindungan diri penolong

1. Masker, kaca mata dan alas kaki yang tertutup

2. Sabun cuci tangan

3. Deterjen

4. Sikat kuku dan gunting kuku

5. Celemek plastik

6. Anater bag

7. Kantong plastik

8. Sumber air yang mengalir

9. Wadah air clorin 0,5% dan wadah DTT

Page 15: KTI-full

15

2.1.7.4 Perlengkapan bayi baru lahir

1. Balon resusitasi dan sangkup No. 0 dan 1

2. Lampu sorot

3. Tempat resusitasi

2.1.7.5 Obat-obatan dan perlengkapan untuk asuhan rutin dan

penatalaksanaan/penanganan penyulit :

1. Delapan ampul oksitosin 1 ml 10 U (dengan 4 ampul

oksitosin 2 ml U/ml) dan aquadest atau cairan garam

fisiologis (Ns) untuk pengenceran.

2. Tiga botol Ringer Laktat

3. Infus set

4. Dua abokat

5. Dua ampul metil ergometrin maleat

6. Dua vial larutan magnesium sufat 40% (25g)

7. Enam tabung suntik 2Y2

8. Dua tabung suntik 5 ml steril disposibel - 3 ml steril

disposibel

9. Satu tabung suntik 10 m steril disposibel

10. Sepuuh kapsul amoxilin/ampisilin 500 mg IV 2 gram

11. Vitamin K, 1 ampul

12. Salep tetrasiklin 1%

13. Satu set heating

Page 16: KTI-full

16

14. Pinset

15. benang cromik disposible ukuran 2.0 – 3.0

16. Satu pasag sarung tangan

17. Satu kain bersih (APN, 2007).

2.1.8 Fisiologis Persalinan

Kala persalinan secara fisiologis dibedakan menjadi 4 (empat) bagian

yaitu fisiologis persalinan Kala I, Kala II, Kala III, dan Kala IV.

2.1.8.1 Fisiologis Persalinan Kala I

2.1.8.1.1 Persetujuan Tindakan Medik

1. Memperkenalkan diri selaku petugas yang akan

menolong pasien.

2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan.

3. Menjelaskan bahwa tindakan klinik juga

mempunyai resiko.

4. Memastikan bahwa suami pasien mengerti semua

aspek di atas.

5. Membuat persetujuan tindakan medik dan

menyimpan dalam catatan medik.

2.1.8.1.2 Menilai Kondisi Ibu

1. Menilai keadaan umum dan kesadaran ibu.

2. Menilai tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,

pernafasan).

Page 17: KTI-full

17

3. Melakukan pemeriksaan tubuh secara sistematis

(kepala, leher, dada, perut, anggota gerak).

4. Menentukan kondisi/diagnosis ibu.

2.1.8.1.3 Melakukan Periksa Luar

1. Melakukan pemeriksaan Leopold 1, 2, 3, dan 4

2. Melakukan pemeriksaan denyut jatung janin

3. Menentukan kondisi janin; janin di daam atau di

luar rahim, jumlah janin, letak janin

(memanjang/melintang/oblik), presentasi jain

(kepala/bokong), menilai turunnya presentasi

janin, menaksir berat janin.

4. Menentukan his; lama kontraksi (dalam detik),

simetri, dominasi fundus, relaksasi optimal,

interval (dalam menit), intensitas cukup.

2.1.8.1.4 Melakukan Periksa Dalam

1. Melakukan pemeriksaan jalan lahir, vulva, dan

perineum, vagina, dan serviks (dengan speculum).

2. Melakukan pemeriksaan colok vagina (vaginal

toucher).

3. Menilai kondisi serviks; arah, lancip/mendatar dan

tebal/tipis, pembukaan serviks.

Page 18: KTI-full

18

4. Menilai kondisi selaput ketuban (utuh/pecah).

5. Menilai kondisi janin; presentasi janin, turunnya

presentasi sesuai bidang Hodge, posisi presentasi,

molase dan kaput sukadeneum, bagian kecil janin

di samping presentasi kalau ada (tangan, tali

pusat, dan sebagainya), anomaly congenital.

6. Menilai kondisi panggul dalam; menilai pintu atas

panggul, promontorium teraba atau tidak, ukuran

konjugata diagonalis dan konjugata vera,

penilaian linea inominata, menilai ruang tengah

panggul, penilaian tulang sacrum, penilaian

dinding samping, penilaian spina iskiadika

(runcing atau tumpul), penilaian ukuran distansia

interspinarum, menilai pintu bawah panggul,

penilaian arkus pubis, penilaian tulang koksigis

(ke depan atau tidak), menilai ada atau tidak

keadaan patologik panggul, membuat kesimpulan

pemeriksaan panggul dalam.

2.1.8.1.5 Menentukan imbang foto pelvic

2.1.8.1.6 Menentukan rencana persalinan (pervaginam/

perabdominal).

Page 19: KTI-full

19

2.1.8.1.7 Menetapkan diagnosa in partu :

1. Mengetahui adanya show yaitu darah campur

endir melalui vagina.

2. Menentukan his adekuat; lama kontraksi 30

sampai 50 detik, dominasi fundus, relaksasi

optima, interval 2 sampai 4 menit, intensitas

cukup.

3. Menentukan pembukaan dan penipisan serviks

dengan periksa dalam.

4. Menetapkan fase in partu; fase laten, fase aktif

atau kala II.

2.1.8.1.8 Menilai kemajuan persalinan

1. Menilai his; dilakukan setiap jam dalam fase laten

dan setiap setengah jam dalam fase aktif.

2. Menilai turunnya kepala dengan cara palpasi

perut.

3. Menilai pembukaan serviks dengan periksa dalam,

dilakukan setiap 4 jam kecuali ada kontra indikasi.

2.1.8.1.9 Memantau kondisi ibu

1. Menilai keadaan umum dan kesadaran ibu.

2. Menghitung nadi setiap setengah jam, mengukur

tensi setiap 4 jam atau lebih sering (tergantung

Page 20: KTI-full

20

indikasi) dan mengukur suhu aksila ibu setiap 4

jam atau lebih sering (tergantung indikasi).

3. Menilai kondisi urine; volume, kandungan

protein, gua, dan aseton pada keadaan tertentu,

misalnya : infeksi, pre eklampsia dan diabetes

melitus. Untuk menilai volume urine, ibu

diajurkan untuk buang air kecil setiap 2 – 4 jam

(tanpa kateterisasi, kecuali indikasi).

4. Mencatat apabila ada obat-obatan/cairan intravena

yang diberikan.

5. Mencatat bila ada pemberian oksitosin

(titrasinya).

6. Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan kondisi

ibu.

2.1.8.1.10 Memantau kondisi janin

1. Menilai denyut jantung janin, dilakukan tiap 15

menit selama 1 menit setelah his selesai,

menentukan frekuensi denyut jantung janin. Bila

frekuensi denyut jantung janin tidak normal yaitu

lebih dari 120 kali/menit (bradikardia), harus

dilakukan pengamatan lagi. Bila denyut jantung

janin tetap abnormal dalam 3 kali pengamatan,

Page 21: KTI-full

21

harus segera diambil tindakan. Denyut jantung

janin 100 atau kurang menunjukkan adanya gawat

janin hebat, menentukan denyut jantung janin

teratur atau tidak.

2. Menilai warna air ketuban, apabila selaput

ketuban sudah pecah (atau sengaja dipecahkan).

3. Menilai molase tulang kepala janin.

4. Menentukan ada/tidaknya gawat janin.

2.1.8.1.11 Memasukkan hasil pemantauan ke lembar patograf.

2.1.8.1.12 Menyimpulkan hasil penilaian pemantauan.

1. Bila kemajuan persalinan normal, melanjutkan

pematauan hingga tercapai kala II.

2. Bila kemajuan persalinan tidak normal;

menentukan tindakan apa yang harus dilakukan,

merujuk pasien ke sarana pelayanan yang

memadai.

2.1.8.2 Fisiologis Persalinan Kala II

2.1.8.2.1 Atur posisi ibu yang nyaman bagi ibu.

2.1.8.2.2 Ajarkan cara mengejan yang baik.

2.1.8.2.3 Jika pembukaan serviks sudah lengkap, dimana

kepala bayi sudah lahir seluruhnya, bersihka jalan

nafas dengan kain kasa hingga bayi lahir seluruhnya,

Page 22: KTI-full

22

potong tali pusat, dan laku penatalaksanaan bayi baru

lahir.

2.1.8.3 Fisiologis Persalinan Kala III

2.1.8.3.1 Melakukan peregangan tali pusat terkendali.

2.1.8.3.2 Menilai derajat robekan dan melakukan

pengheatingan.

2.1.8.3.3 Penilaian perdarahan.

2.1.8.4 Fisiologis Persalinan Kala IV

Yaitu pemantauan persalinan pada penilaian kontraksi uterus dan

jumlah perdarahan. Setelah semua dilakukan, masukkan semua

data yang diperoleh selam melakukan penolongan persalinan,

dimasukkan ke patograf (APN, 2004 dan 2007).

2.2 Asuhan Sayang Ibu

2.2.1 Pengertian

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai

budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. salah satu prinsip dasar

asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga

selama proses persaalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian

menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan

selama proses persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik

Page 23: KTI-full

23

mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka

akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Antara lain,

juga disebutkan bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi jumlah

persalinan dengan tindakan, seperti ekstraksi vakum, forseps, dan seksio

sesarea. (Departemen Kesehatan, 2006).

Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan yang aman, berdasarkan evidence

based dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu

(Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO, 2008).

2.2.2 Landasan

The Mother Friendly Childbirth Initiative : The First Consensus Initiative

of The Coalition for Improving Maternity Services Washington, DC

menyatakan bahwa landasan filosofis dari Asuhan Sayang Ibu adalah

sebagai berikut :

2.2.2.1 Kelahiran adalah suatu proses alamiah.

2.2.2.2 Kelahiran adalah suatu proses yang normal, alamiah, dan sehat.

2.2.2.3 Pemberdayaan.

2.2.2.4 Keyakinan.

2.2.2.5 Otonomi.

2.2.2.6 Ibu beserta keluarganya memerlukan informasi.

2.2.2.7 Jangan menimbulkan penderitaan.

2.2.2.8 Intervensi sebaiknya tidak dilakukan sebagai sesuatu yang rutin,

kecuali ada indikasi ke arah itu.

Page 24: KTI-full

24

2.2.2.9 Tanggung jawab.

2.2.2.10 Setiap memberi asuhan bertanggung jawab atas kualitas asuhan

yang diberikannya.

2.2.3 Langkah-Langkah

The Mother Friendly Childbirth Initiative : The First Consensus Initiative

of The Coalition for Improving Maternity Services Washington, DC

menyatakan terdapat sepuluh langkah Asuhan Sayang Ibu sebagai berikut

:

2.2.3.1 Menawarkan suatu akses kepada semua ibu yang sedang

melahirkan untuk mendapatkan yang akan menemani (suami,

anak-anak, teman) menurut pilihannya dan mendapatkan

dukungan emosional serta fisik secara berkesinambungan.

2.2.3.2 Memberi informasi kepada publik mengenai praktek-praktek

tersebut, termasuk intervensi-intervensi dan hasil asuhannya.

2.2.3.3 Memberi asuhan yang sifatnya peka dan responsif bertalian

dengan kepercayaan, nilai, dan adat istiadat yang dianut ibu.

2.2.3.4 memberi kebebasan bagi ibu yang akan melahirkan untuk

berjalan-jalan, bergerak ke manapun ia suka dan mengambil

posisi pilihannya serta menasehati agar tidak mengambil posisi

litotomi.

2.2.3.5 Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian

asuhan yang berkesinambungan.

Page 25: KTI-full

25

2.2.3.6 Tindakan rutin menggunakan praktek-praktek dan prosedur yang

tidak didukung oleh penelitian-penelitian ilmiah tentang

manfaatnya, termasuk dan tidak terbatas pada pencukuran,

enema, IV (Intra Vena), menunda kebutuhan gizi, merobek

selaput ketuban secara dini, pemantauan janin secara eektronik

dan juga agar membatasi penggunaan oxytocin, episiotomi, dan

bedah caesar dengan menetapkan tujuan dan mengembangkan

cara mencapai tujuan tersebut.

2.2.3.7 Mengajarkan petugas pemberi asuhan dalam metode

meringankan rasa nyeri tanpa penggunaan obat-obatan.

2.2.3.8 Mendorong semua dan keluarganya, untuk bayinya baik itu bayi

yang sakit dan kurang bulan agar mengelus, mendekap, memberi

ASI dan mengasuh bayinya sendiri sedapat mungkin.

2.2.3.9 Menganjurkan agar jangan menyunat bayi baru lahir jika bukan

karena kewajiba agama.

2.2.3.10 Berupaya untuk mencapai ketentuan WHO-UNICEF mengenai

“Sepuluh Langkah Asuhan Sayang Ibu Prakarsa RS” untuk

mempromosikan pemberian ASI dengan baik (CIMS, 2007

dalam Pusdiknakes).

2.2.4 Apek-Aspek

2.2.4.1 Asuhan Sayang Ibu membantu ibu merasa nyaman dan aman

selama proses persalinan yang menghargai kebiasaan budaya,

Page 26: KTI-full

26

praktek keagamaan dan kepercayaan (apalagi kebiasaan tersebut

aman), dan melibatkan ibu dan keluarga sebagai pembuat

keputusan, secara emosional sifatnya mendukung. Asuhan

Sayang Ibu melindungi hak-hak ibu untuk mendapatkan privasi

dan menggunakan sentuhan bila diperlukan.

2.2.4.2 Asuhan Sayang Ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan

dan persalinan merupakan proses ilmiah dan bahwa intervensi

yang tidak perlu dan pengobatan untuk proses alamiah itu

dihindarkan.

2.2.4.3 Asuhan Sayang Ibu terpusat pada ibu dan bukan pada petugas

kesehatan dan selalu melihat dulu ke acara pengobatan yang

sederhana dan non-iontervetive sebeum berpaling ke teknologi.

Studi yang telah dilakukan di beberapa pusat kesehatan utama

dan juga di pusat-pusat sarana persalinan telah menunjukkan

bahwa intervensi akan bergantung pada falsafah pengasuhan

bukan pada resiko medisnya dan bahwa intervensi yang

meningkat tidak akan memperbaiki hasil bahkan bisa

memperburuk keadaan.

2.2.4.4 Asuhan Sayang Ibu menjamin bahwa ibu dan keluarganya

diberitahu tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang bisa

diharapkan (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2008).

Page 27: KTI-full

27

2.2.5 Asuhan Sayang Ibu Pada Saat Persalinan

Asuhan yang sebaiknya diberikan saat persalinan dalam rangka

melaksanakan Asuhan Sayang Ibu adalah sebagai berikut :

2.2.5.1 Bidan sedapatnya menunjukkan dan merasakan apa yang dialami

ibu, membesarkan hatinya, dan menjelaskan setiap rasa nyeri

yang dirasakannya merupakan langkah yang dilaluinya untuk

melahirkan si bayi dan rasa nyeri itu justru akan membantu bayi

keluar. Rasa nyeri itu berarti uterus bersiap-siap untuk

melahirkan bayinya.

2.2.5.2 Selalu menyampaikan pada ibu apa yang akan kita lakukan dan

apa hasilnya. Misalnya ketika akan memeriksa denyut nadi janin,

apa yang akan kita dengar, mengapa kita harus mendengarnya

dan beri tahu ibunya.

2.2.5.3 Memberikan kesempatan dan kenyamanan kepada ibu terhadap

keinginannya dalam persalinan. Misalnya siapa yang akan

menemaninya di ruang bersalin dan posisi apa yang ia inginkan,

ibu bebas mengubah-ubah posisinya dan menjelaskan pada ibu

keuntungan dari tiap posisi.

2.2.5.4 Pada proses persalinan adalah sangat tepat dan diperlukan lagi

ibu, untuk dengan baik mempraktekkan teknik menarik nafas

relaksasi yang dipelajari sewaktu hamil atau yang diajarkan oleh

bidan.

Page 28: KTI-full

28

2.2.5.5 Berjalan-jalan atau ambulansi selama proses persalinan dapat

menolong ibu dari rasa sakit yang berlebihan dan membuat

sirkulasi darah menjadi lancar.

2.2.5.6 Masase atau mengusap-usap punggung ibu dapat mengurangi

ketegangan otot selama persalinan, keluarga/suami dapat

diajarkan teknik ini secara teratur pada kehamilan dan ketika

proses persalinan berangsung ia sudah mengetahui cara masase

yang membuat ibu nyaman.

2.2.5.7 Ibu akan merasa lebih santai dan nyaman jika ibu mengerti apa

yang akan dan sedang terjadi pada dirinya. Kecemasan dan

ketakutan membuat otot-otot tegang dan akan meningkatkan rasa

sakit. Ibu hendaknya memotivasi untuk bertanya selama proses

persalinan berlangsung jika ada yang ia tidak mengerti. Bidan

harus selalu siap menjawab dan menjelaskan apa saja kepada ibu

yang berikaitan dengan pertolongan dan asuhan yang ia berikan

pada ibu (IBI, 2006).

2.2.6 Kategori Pelayanan Asuhan Sayang Ibu

Menurut Bidan Delima (2005), pelayanan asuhan sayang ibu dikategorikan

sebagai berikut :

Baik : > 75 %

Cukup : 60 – 75 %

Kurang : < 60 %

Page 29: KTI-full

29

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teoritis

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka Teoritis

- Asuhan Sayang Ibu Pada Saat Persalinan

- Asuhan Sayang Ibu pada masa Post Partum

Persalinan NormalFisiologis Persalinan :Persalinan Kala IPersalinan Kala IIPersalinan Kala IIIPersalinan Kala IV

Faktor-Faktor yang mempengaruhi persalinan :1. Power (tenaga ibu)2. Passage (lintasan)3. Passenger utama

lewat jalan lahir

28

Page 30: KTI-full

30

3.2 Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini variabel yang digunakan hanya satu variabel yaitu

pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Pada Persalinan Normal dengan sub variabel

Asuhan Sayang Ibu Pada Proses Persalinan dan Asuhan Sayang Ibu Pada Masa

Post Partum.

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel Sub VariabelDefinisi

OperasionalAlat Ukur

Skala Kategori

Gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di ruangan Mawar RSUD A. Wahab Syahranie Samarinda tahun 2012

Asuhan sayang ibu

Segala sesuatu hal pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di ruangan Mawar RSUD A. Wahab Syahranie Samarinda tahun 2012

Segala sesuatu hal asuhan

Angket Nominal YaTidak

Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Pada Persalinan Normal

Asuhan Sayang Ibu Pada Proses Persalinan

Asuhan Sayang Ibu Pada Masa Post Partum

Page 31: KTI-full

31

Variabel Sub VariabelDefinisi

OperasionalAlat Ukur

Skala Kategori

pada proses persalinan

Asuhan sayang ibu pada masa postpartum

sayang ibu pada proses persalinan

Segala sesuatu hal asuhan sayang ibu pada masa postpartum

Angket Nominal YaTidak

Kategori PelayananAsuhan Sayang Ibu :Baik (>75%)Cukup (60-75%)Kurang (<60%)(Bidan Delima, 2005)

3.4 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran pelaksanaan Asuhan

Sayang Ibu pada persalinan normal di Ruang Mawar Rumah Sakit Abdul Wahab

Syahranie Samarinda tahun 2012 ?

Page 32: KTI-full

32

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan

Sayang Ibu pada persalinan normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie

Samarinda tahun 2012.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab

Syahranie Samarinda.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April dan Mei 2012.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melakukan persalinan

di ruang bersalin RSUD. Abdul Wahab Syahranie Samarinda. Pada tahun

2011, ibu yang melahirkan normal sebanyak 1944 orang atau rata-rata 162

orang per bulan.

4.3.2 Sampel

Penentuan sampel menggunakan rumus sebagai berikut :

n= N

1+N (d2) (Notoatmodjo, 2005)

Page 33: KTI-full

33

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

n= N

1+N (d2)

¿ 1621+162¿¿

¿ 1621+162(0,0025)

¿ 1621+0,405

¿ 1621,405

¿115

Jadi, sampel penelitian ini sebesar 115 orang.

4.3.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive

sampling yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria

pemilihan, serta dimasukkan ke dalam penelitian sampai jumlah subyek

yang diperlukan terpenuhi (Notoatmodjo, 2010).

32

Page 34: KTI-full

34

Teknik pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan yang

dibuat oleh peneliti berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah

ditentukan oleh peneliti. Teknik tersebut digunakan agar diperoleh sampel

yang homogen dan diharapkan dapat mewakili populasi.

4.3.4 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah dimana subyek penelitian dapat mewakili dalam

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel atau persyaratan

umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikutkan dalam

penelitian (Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini

adalah:

1. Ibu yang menjalani proses persalinan di Rumah Sakit Abdul Wahab

Syahranie Samarinda.

2. Ibu yang menjalani proses persalinan normal.

3. Bersedia dijadikan sampel penelitian.

4.3.5 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi menurut Notoatmodjo (2010)adalah sebagian subyek

yang memenuhi kriteria inklusi tetapi harus dikeluarkan karena berbagai

sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Ibu yang menjalani proses persalinan normal di Rumah Sakit Abdul

Wahab Syahranie Samarinda tetapi menolak untuk menjadi sampel.

Page 35: KTI-full

35

2. Ibu yang menjalani proses persalinan normal di Rumah Sakit Abdul

Wahab Syahranie Samarinda tetapi tidak bisa membaca dan menulis.

3. Ibu yang menjalani proses persalinan normal di Rumah Sakit Abdul

Wahab Syahranie Samarinda tetapi tidak mau berinteraksi.

4.4 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, metode deskriptif adalah suatu

metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode

penelitian deskriptif di gunakan untuk memecahkan atau menjawab

permasalahan yang sedang di hadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini

dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, membuat

kesimpulan, dan laporan (Notoatmojo, 2005).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada

persalinan normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda tahun

2012.

4.5 Prosedur Pengumpulan Data

4.5.1 Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari

para responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah

dilakukan sebelumnya. Data primer pada penelitian ini diperoeh dengan

Page 36: KTI-full

36

penyebaran angket kepada responden yang memenuhi syarat untuk diteliti.

Data primer diperoleh dari angket yang diberikan kepada ibu-ibu yang

menjalani persalinan normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie

Samarinda tahun 2012.

4.5.2 Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik

dari buku literature, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh

Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda atau media lain mengenai

pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada proses persalinan normal.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan angket yang disebar pada ibu-ibu yang

menjalani proses persalinan normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie

Samarinda tahun 2012.

Karekteristik responden meliputi umur, pekerjaan, pendidikan, dan anak ke.

Pernyataan kuisioner asuhan sayang ibu pada proses persalinan terdiri dari 19

soal dan pernyataan kuisioner asuhan sayang ibu post partum terdiri dari 10 soal,

yang mempunyai nilai positif terdapat pada soal 1, 2, 3, 4, 5, 9, 11, 12, 15 dan 19

pada proses persalinan dan 3, 4, 5, 6, 8 dan 10 pada pasca persalinan. Sedangkan

yang mempunyai nilai negatif terdapat pada soal 6, 7, 10, 13, 14, 16, 17, dan 18

pada proses persalinan dan 1, 2, 7 dan 9 pada pasca persalinan.

Page 37: KTI-full

37

4.7 Pengolahan Dan Analisa Data

4.7.1 Pengolahan Data

4.7.1.1 Editing. Editing dilakukan dengan melakukan pemeriksaan atau

pengecekan kelengkapan data yang terkumpul. Bila ditemukan

kesalahan atau kekurangan data maka dilakukan perbaikan.

4.7.1.2 Coding : data yang telah diedit diubah dalam bentuk angka.

Kegunaan dari coding untuk mempermudahkan pada saat analisa

data dan juga mempercepat pada saat entri data. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan angket tertutup skala yang digunakan

adalah skala Guttman dengan kriteria sebagai berikut :

a. untuk pertanyaan favorable (positif) :

Jika responden menjawab ya, diberikan skor 1.

Jika responden menjawab tidak, diberikan skor 0.

b. untuk pertanyaan unfavorable (negatif) :

Jika responden menjawab ya, diberikan skor 0.

Jika responden menjawab tidak, diberikan skor 1.

4.7.1.3 Tabulating : data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan

variabel yang dibutuhkan kemudian data dimasukkan ke dalam

tabel distribusi frekuensi (Setiadi, 2007).

Page 38: KTI-full

38

4.7.2 Analisa Data

Menurut Bidan Delima (2005) dalam analisa data peneliti menggunakan

analisis univariat yaitu analisis data yang digunakan untuk melihat hasil

perhitungan frekuensi dan presentase dari peneliti yang nantinya akan

digunakan sebagai tolak ukur untuk membahas kesimpulan.

Baik : > 75 %

Cukup : 60 – 75 %

Kurang : < 60 %

4.8 Etik Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat surat izin dari Ketua

Program Studi D-III Kebidanan Samarinda dan permintaan izin kepada Direktur

Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda. Setelah mendapat persetujuan

barulah melakukan penelitian dengan mengadakan pendekatan kepada responden

untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden dengan menekankan pada

etika penelitian sebagai berikut :

4.8.1 Lembar Persetujuan Sebagai Responden(Informed Consent)

Lembar ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti, peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak

yang terjadi selama atau sesudah pengumpulan data. Jika menolak untuk

diteliti maka tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati hak-haknya.

Page 39: KTI-full

39

4.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka penulis tidak akan

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup

memberikan kode pada masing-masing lembar.

4.8.3 Kerahasiaan (Confindentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah disimpulkan dari subyek diolah oleh

peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan pada hasil

penelitian.

Page 40: KTI-full

40

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan pengolahan data hasil penelitian yang diperoleh

melalui jawaban responden atas kuesioner dan observasi selama penelitian. Dari 115

eksemplar kuesioner yang disebar kepada Ibu yang melakukan persalinan secara

normal di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda.

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah A.Wahab Sjahranie terletak di jalan Palang

Merah Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu & Rumah Sakit Umum Daerah

A.Wahab Sjahranie sebagai TOP REFERAL, dan sebagai Rumah Sakit Kelas B

berlangsung sejak tahun 1993 atas dasar SK. Menkes No.116/Menkes/SK/XIII/

1993 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1993.

RSUD Abdul Wahab Sjahranie dibangun pada tahun 1933, kepunyaan

Kerajaan Kutai (Landschap = Kerajaan) sehingga diberi nama Landschap

Hospital. Terletak di Jiliana atau Emma Straat (Sekarang bernama Jl. Gurami).

Sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan RSU kemudian

dipindahkan dari Selili ke Jl. Dr. Soetomo dan diresmikan penggunaanya oleh

Gubernur KDH Tk. I Propinsi Kalimantan Timur Bapak A.Wahab Sjahranie

(alm) pada 12 Nopember 1977, untuk rawat jalan. RSU Segiri merupakan

penyempurnaan dan pengembangan Rumah sakit Umum lama yang berlokasi di

40

Page 41: KTI-full

41

daerah Selili (saat ini menjadi Rumah Sakit Islam Samarinda). Nama Rumah

sakit Umum Daerah A.Wahab Sjahranie diresmikan pada tahun 1987, untuk

mengenang jasa Bapak A.Wahab Sjahranie (alm) Gubernur KDH Tk. I Propinsi

Kalimantan Timur periode 1968 – 1975.Pada bulan 21 Juli 1984 seluruh

pelayanan rawat inap dan rawat jalan dipindahkan di lokasi Rumah sakit Umum

baru yang terletak saat ini Jl. Palang Merah Indonesia.

5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia ibu yang melakukan

persalinan normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota

Samarinda dapat dilihat pada table 5.1. dibawah ini;

Tabel 5.1. Karakteristik responden

Karakteristik RespondenFrequency

n Percent

Usia 17-21 17 14.8

22-26 47 40.9

27-31 34 29.6

32-36 10 8.7

37-41 5 4.3

52-56 2 1.7

Total 115 100.0

Pekerjaan PNS 6 5.22

PPT 2 1.74

IRT 100 86,96

Page 42: KTI-full

42

SWASTA 7 6.09

Total 115 100.0

Pendidikan SD 21 18.3

SMP 81 70.4

SLTA 1 .9

D3 4 3.5

S1 8 7.0

Total 115 100.0

Persalinan Anak Pertama 30 26.1

Anak ke dua 45 39.1

Anak ke Tiga 28 24.3

Anak ke Empat 10 8.7

Anak ke Lima 2 1.7

Total 115 100.0

Berdasarkan table 5.1 diatas diketahui bahwa responden berusia

22-26 tahun yaitu sebanyak 47 responden (40,9%) dari total 115

responden. Dan responden dengan usia 27-31 tahun sebanyak 34

responden (29,6%) dari total 115 responden. Sementara karakteristik

responden berdasarkan jenis pekerjaan ibu yang melakukan persalinan

normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota

Samarinda diketahui bahwa ada 100 responden atau (86,96%) bekerja

sebagai Ibu Rumha Tangga (IRT). Dan karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan ibu yang melakukan persalinan normal

di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota Samarinda

diketahui bahwa tingkat pendidikan responden adalah SMP yaitu 81

Page 43: KTI-full

43

responden atau (70,4%) dari 115 responden. Dari table 5.1. diatas juga

diketahui bahwa persalinan yang dilakukan saat penelitian ini

merupakan persalinan untuk anak yang kedua sebanyak 45 responden

(39,1%), persalinan anak yang pertama 30 responden (26,1%),

persalinan anak ketiga 28 responden (24,3%), persalinan anak ke empat

10 responden (8,7%) dan yang paling sedikit persalinan anak ke lima

hanya 2 responden (1,7%) dari total 115 responden.

5.3 Analisa Univariat

Analisa univariat yaitu untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi

dan persentase dari variable yang diteliti yang meliputi variable Asuhan Sayang

Ibu dalam proses persalinan dan Asuhan Sayang Ibu Pasca Proses Persalinan.

5.3.1 Karaktersitik Responden

Tabel 5.2. Tabulasi Silang antara usia responden dengan pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota Samarinda.

Persalinan

TotalKurang Cukup Baik

USIA 17-21 tahun 9 4 4 17

22-26 tahun 8 17 22 47

27-31 tahun 9 9 16 34

32-36 tahun 3 4 3 10

37-41 tahun 1 4 0 5

52-56 tahun 1 1 0 2

Total 31 39 45 115

Page 44: KTI-full

44

Berdasarkan table 5.2 diatas diketahui bahwa pelaksanaan

persalinan normal terjadi pada ibu berusia antara 22 sampai dengan 31

tahun 81 orang dari 115 responden, dimana 38 orang diantaranya

menerima asuhan sayang ibu dengan baik sebanyak 38 orang.

Tabel 5.3. Tabulasi Silang antara tingkat pendidikan responden dengan pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota Samarinda.

Persalinan

TotalKurang Cukup Baik

PENDIDIKAN SD 8 6 7 21

SMP 22 30 29 81

SLTA 1 0 0 1

D3 0 1 3 4

S1 0 2 6 8

Total 31 39 45 115

Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa pelaksanaan

persalinan normal didominasi oleh ibu dengan tingkat pendidikan SMP

sebanyak 81 orang dari 115 responden, dimana 22 orang diantaranya

menerima asuhan sayang ibu dengan kurang baik, 30 orang menerima

asuhan sayang ibu sudah cukup baik dan 29 orang menerima asuhan

sayang ibu sudah baik.

Page 45: KTI-full

45

Tabel 5.4. Tabulasi Silang antara Jumlah anak responden dengan pelaksanaan asuhan sayang ibu pada persalinan normal di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Syahranie Kota Samarinda.

Persalinan

TotalKurang Cukup Baik

ANAK Anak Pertama 10 8 12 30

Anak ke dua 11 20 14 45

Anak ke Tiga 7 7 14 28

Anak ke Empat 2 4 4 10

Anak ke Lima 1 0 1 2

Total 31 39 45 115

Berdasarkan table 5.4 diatas diketahui bahwa pelaksanaan

persalinan normal mayoritas dilakukan pada kelahiran anak pertama dan

kedua yaitu sebanyak 75 orang dari 115 responden, dimana 21 orang

diantaranya menerima asuhan sayang ibu dengan kurang baik, 28 orang

menerima asuhan sayang ibu sudah cukup baik dan 26 orang menerima

asuhan sayang ibu sudah baik.

5.3.2 Pelaksanaan Asuhan Sayang ibu dalam Persalinan

Pelaksanaan asuhan saying ibu pada persalinan normal di Rumah

Sakit Umum Wahab Syahranie dapat di lihat pada table dan diagram

dibawah ini;

Page 46: KTI-full

46

Tabel 5.5 Pelaksanaan Asuhan Sayang ibu dalam Persalinan Normal di RS Wahab Syahranie Samarinda

NoPelaksanaan

Asuhan Sayang Ibu

Frekuensi

Frequency Percent

1 Baik 79 68.7

2 Cukup 24 20.9

3 Kurang 12 10.4

Total 115 100.0

Berdasarkan table 5.5 diatas diketahui bahwa pelaksanaan

asuhan saying ibu pada persalinan normal 68,7% sudah dilaksanakan

dengan baik, 20,9% dilaksanakan hanya cukup baik saja sementara

masih ada 10,4% asuhan saying ibu pada persalinan normal

dilaksanakan dengan kurang baik.

5.3.3 Asuhan Sayang ibu Pasca Persalinan

Pelaksanaan asuhan sayang ibu pada pasca persalinan di Rumah

Sakit Umum Wahab Syahranie dapat di lihat pada table dan diagram

dibawah ini;

Page 47: KTI-full

47

Tabel 5.6 Pelaksanaan Asuhan Sayang ibu pasca persalinan di RS Wahab Syahranie Samarinda

NoPelaksanaan

Asuhan Sayang Ibu

Frekuensi

Frequency Percent

1 Baik 58 50.4

2 Cukup 48 41.7

3 Kurang 9 7.8

Total 115 100.0

Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa pelaksanaan

asuhan sayang ibu pada pasca persalinan 50,4% sudah dilaksanakan

dengan baik, 41,7% dilaksanakan hanya cukup baik sementara itu 7,8%

asuhan sayang ibu pada pasca persalinan normal dilaksanakan dengan

kurang baik.

5.4 Pembahasan

5.4.1 Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pada Persalinan

Asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta

mencegah terjadinya komplikas dan juga asuhan yang menghargai

budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Fokus utama usaha

persalinan normal adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini

merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dengan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi serta pencegahan yang

diakui dapat membawa perbaikan kesehatan ibu. Penyesuaian ini sangat

Page 48: KTI-full

48

penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru

lahir karena sebagian besar persalinan di Indonesia masih terjadi di

tingkat pelayanan kesehatan primer, dimana tingkat keterampilan dan

pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan masih belum

memadai.

Dalam penerapan asuhan persalinan secara tepat guna dalam

waktu baik sebelum atau sesaat masih terjadi dan segera melakukan

rujukan saat kondisi ibu masih optimal, maka para ibu dan bayi baru

lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bawah pelaksanaan asuhan

sayang ibu sudah dilaksanakan dengan baik dimana responden diketahui

bahwa 68,7% sudah dilaksanakan dengan baik, 20,9% dilaksanakan

hanya cukup baik saja sementara masih ada 10,4% Asuhan Sayang Ibu

pada persalinan normal dilaksanakan dengan kurang baik.

Hasil penelitian (Enki. Dkk, 2000) menyimpulkan bahwa jika para

ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama proses persalinan dan

kelahiran bayi, serta mengetahui dengan baik proses persalinan dan

asuhan yang akan diterima, maka mereka akan mendapatkan rasa aman

dan keluaran yang yang lebih baik.

Persalinan normal yang dilaksanakan di Rumah Sakit Wahab

Syahranie Samarinda tahun 2012 mencapai 1.944 kali. Tingginya

tingkat persalinan normal ini terjadi karena pelaksanaan Asuhan Sayang

Page 49: KTI-full

49

Ibu pada proses persalinan di Rumah Sakit Wahab Syahranie sudah

dilaksanakan dengan baik.

Berhasilnya Asuhan Sayang Ibu ini mampu meminimalisir

ketidaknyamanan ibu ketika bersalin dengan menerapkan prinsip-

prinsip Asuhan Sayang Ibu yaitu saling menghargai budaya,

kepercayaan dan keinginan sang ibu.

5.4.2 Gambaran Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Pasca Persalinan

Dari hasil penelitian terhadap 115 responden ibu dengan

persalinan normal di Rumah Sakit Umum Wahab Syahranie, didapatkan

data dari 10 pertanyaan yang berhubungan pelaksanaan asuhan sayang

ibu pada pasca persalinan. Secara umum pelaksanaan asuhan sayang ibu

belum dilaksanakan dengan baik dimana dari 115 responden diketahui

bahwa 50,4% pelaksanaan asuhan sayang ibu dilaksanakan dengan baik,

41,7% dilaksanakan hanya cukup baik sementara itu 7,8% asuhan

sayang ibu pada pasca persalinan normal dilaksanakan dengan kurang

baik.

Pemahaman tenaga pembantu persalinan professional harus

memahami prinsip-prinsip pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu pasca

persalinan, seperti menganjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan

bayinya (rawat gabung), Membantu ibu untuk menyusukan bayinya, dan

menganjurkan memberikan ASI sesuai dengan yang diinginkan bayinya

Page 50: KTI-full

50

serta mengajarkan tentang ASI eksklusif, mengajarkan ibu dan

keluarganya tentang nutrisi dan istirahat yang cukup setelah melahirkan,

kemudian menganjurkan suami dan keluarganya untuk memeluk bayi

dan mensyukuri kelahiran bayi, yang terakhir adalah tenaga pembantu

persalinan professional harus mengajarkan kepada ibu dan keluarganya

tentang gejala dan tanda bahaya yang mungkin terjadi dan anjurkan

mereka untuk mencari pertolongan jika timbul atau kekhawatiran.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat digambarkan

bawah pelaksanaan prinsip-prinsi pelaksanaan asuhan sayang ibu

sebagaimana diuraikan diatas sudah dilaksanakan dengan baik di Rumah

Sakit Umum Wahab Syahranie Samarinda tahun 2012.

Page 51: KTI-full

51

BAB 6

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan mengenai Gambaran

pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu dalam persalinan normal di Rumah Sakit Wahab

Syahranie, Samarinda Tahun 2012 dengan total 115 responden diperoleh kesimpulan

dan saran sebagai berikut.

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Usia responden berada pada usia reproduksi produktif yaitu 22-31 tahun

yaitu sebanyak 81 responden (70,5%) dan 100 responden (86,96%)

bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Dan pendidikan responden

adalah SMP yaitu 81 responden atau (70,4%) dari 115 responden.

6.1.2 Pelaksanaan asuhan sayang ibu dalam persalinan belum dilaksanakan

dengan baik dimana dari 115 responden diketahui bahwa 68,7% Asuhan

Sayang Ibu sudah dilaksanakan dengan baik, 20,9% dilaksanakan hanya

cukup baik saja sementara masih ada 10,4% asuhan saying ibu pada

persalinan normal dilaksanakan dengan kurang baik.

6.1.3 Pelaksanaan asuhan sayang ibu pada pasca persalinan belum

dilaksanakan dengan baik dimana dari 115 responden diketahui bahwa

50,4% Asuhan Sayang Ibu sudah dilaksanakan dengan baik, 41,7%

dilaksanakan hanya cukup baik sementara itu 7,8% asuhan sayang ibu

pada pasca persalinan normal dilaksanakan dengan kurang baik.

51

Page 52: KTI-full

52

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Dinas Kesehatan.

Perlu dilakukan peninjauan atas prosedur dan fasilitas penunjang proses

persalinan normal, baik kesiapan peralatan maupun kesiapan tenaga

penolong terlatih.

6.2.2 Bagi Petugas Kesehatan.

Untuk meningkatan mutu asuhan sayang ibu dalam proses persalinan

dan pasca persalinan dibutuhan perlatihan yang lebih tepat terhadap para

tenaga penolong persalinan terlatih, baik dalam teknis pelaksanaan

maupun prosedur pelaksanaan proses persalinan.

6.2.3 Bagi Peneliti Berikutnya.

Perlu dilakukan riset yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan klien selama proses persalinan.