kti disiplin berbahasa indonesia kalangan remaja

24
PENINGKATAN DISIPLIN BERBAHASA INDONESIA KALANGAN REMAJA Nurhayati Syairuddin Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin Email: nurhayatisyair@gmail .com [email protected] I. PENDAHULUAN Sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dan sejak Indonesia Merdeka Tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia telah menjalankan fungsi sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah sebagai lambang identitas bangsa, lambang kebanggaan bangsa, sebagai alat perhubungan, dan sebagai alat pengembangan IPTEKS. Fungsi bahasa Indonesia kedudukannya sebagai bahasa negara adalah sebagai bahasa kenegaraan, sebagai bahasa pengantar di sekolah dari taman kanak-kanak sampai di Perguruan Tinggi. Fungsi-fungsi bahasa Indonesia tersebut pada umumnya telah terlaksana.

Upload: almoon2

Post on 30-Nov-2015

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

PENINGKATAN DISIPLIN BERBAHASA INDONESIA KALANGAN REMAJA

Nurhayati Syairuddin

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Email: nurhayatisyair@gmail .com

[email protected]

I. PENDAHULUAN

Sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dan

sejak Indonesia Merdeka Tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia telah

menjalankan fungsi sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah sebagai lambang

identitas bangsa, lambang kebanggaan bangsa, sebagai alat perhubungan,

dan sebagai alat pengembangan IPTEKS. Fungsi bahasa Indonesia

kedudukannya sebagai bahasa negara adalah sebagai bahasa kenegaraan,

sebagai bahasa pengantar di sekolah dari taman kanak-kanak sampai di

Perguruan Tinggi. Fungsi-fungsi bahasa Indonesia tersebut pada umumnya

telah terlaksana.

Sejak Indonesia merdeka perkembangan bahasa Indonesia semakin

pesat dimulai dengan menjalankan fungsi-fungsinya sebagai bahasa

nasional dan sebagai bahasa negara. Kemudian, beberapa kali ejaan

bahasa Indonesia diperbarui mulai dari Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi

sampai dengan Ejaan yang Disempurnakan yang dipakai sekarang. Adanya

Kamus Umum Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata

Page 2: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

Bahasa Baku Ba hasa Indonesia, dan tahun 2008 diluncurkan Peta Bahasa

di Indonesia

Penggunaan bahasa Indonesia telah maksimal digunakan orang

Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Penggunaannya, tentu saja

dipengaruhi oleh bahasa daerah sehingga terjadi keberagaman bahasa

Indonesia. Selain itu, tingkatan usia juga turut memengaruhi bahasa

Indonesia.

Remaja salah satu tingkatan usia pengguna bahasa Indonesia.

Ragam bahasa yang digunakan oleh remaja di Indonesia disebut ragam

gaul. Ragam gaul ini memiliki karakteristis tersendiri, meskipun bahasa gaul

ini adalah bahasa Indonesia yang dimodifikasi sedemikian rupa. Remaja

sangat senang (enjoy) menggunakan bahasa gaul ini. Alasannya, untuk

kerahasian komunikasi sesama remaja agar orang lain tidak mengetahui

pembicaraan mereka, untuk aksi-aksian atau untuk gaya-gayaan. Mereka

menganggap bahasa gaul lebih aksi dan gaya dibandingkan dengan bila

menggunakan bahasa Indonesia baku. Hebatnya, lagi kamus ragam gaul

sudah terbit sampai jilid ke-3. Sebagai contoh ragam gaul, kata ibu diganti

nyokap, kata bapak diganti bokap, bro (teman dekat) coy (teman), lalo

(lambat loading). Penggunaan ragam gaul bagi remaja ini terbawa ketika

mereka belajar di sekolah yang seharusnya menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar. Hal ini terlihat dari tugas-tugas mereka, percakapan

mereka di kelas bahkan berbicara dengan guru, ragam gaul tersebut

mereka pakai. Akibat adanya ragam gaul ini menjadikan remaja tidak

Page 3: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

berdisiplin menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini terbawa ketika mereka

memasuki bangku kuliah di Perguruan Tinggi. Apabila kondisi ini dibiarkan

maka para remaja tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik

dan benar terutama dalam kegiatan-kegiatan ilmiah.

Selain bahasa gaul, ada bahasa daerah yang memengaruhi

penggunaan bahasa Indonesia remaja Indonesia. Bahasa daerah yang ada

di Indonesia menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pembinaan

dan pengembangan bahasa Indonesia memberitakan bahwa ada sekitar 600

bahasa daerah yang ada di Indonesia. Banyaknya bahasa daerah ini jelas

memengaruhi pengguna bahasa Indonesia. Akibatnya, pengguna bahasa

Jawa akan dipengaruhi bahasa Jawa ketika berbahasa Indonesia, pengguna

bahasa Makassar akan dipengaruhi bahasa Makassar ketika berbahasa

Indonesia. Demikian pula pengguna bahasa daerah-daerah yang ada di

daerah-daerah lainnya akan terpengaruh dengan bahasa setempat.

Teknologi modern seperti televisi, hand phone, internet juga sangat

mempengaruhi bahasa remaja. Televisi banyak menyiarkan berita dan

peristiwa dengan menggunakan istilah yang diambil dari bahasa asing.

Demikian pula hand phone dan internet banyak menggunakan istilah-istilah

berbahasa Inggris, misalnya darling, enjoy, you, download, dan lain-lain.

Tak dapat dipungkiri bahwa bahasa memiliki variasi-variasi. Gleason

(dalam Cahyono, 1995:410) menyatakan bahwa bahasa memiliki variasi.

Kevariasian bahasa itu timbul sebagai akibat dari kebutuhan penutur yang

Page 4: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi konteks

sosialnya.

II. PEMBAHASAN

A. Bahasa, Remaja, dan Komuniksi

Bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia. Bahasa

digunakan oleh manusia sejak jaman dahulu kala untuk berhubungan

sesamanya. Bahasa hadir sejak adanya bangsa-bangsa, komunitas-

komunitas masyarakat. Dengan demikian bahasa bahasa menjalankan

fungsinya sebagai sarana bagi manusia untuk berinteraksi.

Dalam ilmu sosiolinguistik struktur masyarakat selalu bersifat

hoterogen memengaruhi struktur bahasa. Struktur masyarakat dipengaruhi

berbagai faktor. Misalnya, siapa yang beribicara, dengan siapa berbicara,

kapan berbicara, dimana, dan untuk apa (Wijana, 2005:5).

Bahasa sebagai alat untuk menyatakan keberadaan diri untuk

menyatakan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Ungkapan pikiran dan

perasaan manusia dipengaruhi oleh dua hal yaitu keadaan pikiran dan

perasaan itu sendiri. Eskpresi bahasa lisan dapat dilihat dari mimik, lagu dan

intonasi, tekanan, dan lain-lain. Ekspresi bahasa tulis dapat dilihat dengan

diksi, pemakaian tanda baca, dan gaya bahasa. Eskpresi diri dari

pembicaraan seseorang memperlihatkan segala keinginannya, latar

belakang pendidikannya, sosial, ekonomi. Selain itu, pemilihan kata dan

Page 5: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

ekspresi khusus dapat menandai identitas kelompok dalam suatu

masyarakat (Asri, 2009:27).

Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai fungsi sosial dan fungsi

kultural. Sebagai fungsi sosial, bahasa sebagai alat perhubungan

antaranggota masyarakat. Bahasa juga berfungsi sebagai sarana pelestarian

budaya. Budaya diturunkan dari generasi ke generasi melalui bahasa.

Nababan (1986:38) menyatakan bahwa bahasa bagian kebudayaan

adalah bahasa. Kebudayaan dikembangkan melalui bahasa. Hasil karya

cipta para leluhur kita dapat dinikmati sekarang karena adanya bahasa.

Dalam hal berkomunikasi, bahasa digunakan berbagai kalangan.

Salah satu di antaranya adalah kalangan remaja. Berbagai pendapat tentang

remaja. Dalam Kamus Pelajar (2006:556), remaja diartikan 1.“muda” 2.

Pemuda: penerus generasi di masa depann.

Kata remaja berasal daari kata latin adolensence yang berarti

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti

yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial

dan fisik. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas

karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa

atau tua. Oleh karena itu, masa remaja adalah masa peralihan dari masa

kanak-kanan ke masa dewasa. Masa Remaja menunjukkan dengan jelas

sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa

dan tidak lagi memiliki status anak. Artinya, masa remaja adalah masa

Page 6: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak

mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun

perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan

ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang

telah matang.

Pengertian remaja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

anak yang beranjak dewasa. Kata remaja berarti tumbuh atau tumbuh

menjadi dewasa. Usia remaja terbagi atas tiga tingkatan: pra remaja (11-

14), remaja (15-17 tahun) dan remaja lanjut (18-21). Pada usia remaja dalam

pergaulannya mudah mendapat pengaruh, baik pengaruh dari teman-

temannya maupun pengaruh lingkungan tempat mereka tumbuh dan

berkembang.

Batas usia remaja umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12

hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas

tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja

pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Masa remaja menjadi

empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 –

15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir

18 – 21 tahun.

Sumarsono (2002: 150-153) berpendapat bahwa masa remaja ditinjau

dari segi perkembangan adalah masa yang paling menarik dan

mengesankan. Masa remaja mempunyai ciri antara lain petualahan,

pengelompokkan (klik), “kenakalan”. Ciri ini tercermin pula dalam

Page 7: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

penggunaan bahasa mereka. Keinginan membentuk kelompok ekslusif

menyebabkan mereka membentuk bahasa “rahasia” yang dapat dimengerti

oleh kelompoknya sendiri. Misalnya, kata yang diucapkan disisipi konsonan

V sehingga mata menjadi mavatava.

Remaja menurut beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa

mereka masih labil dalam bertindak termasuk dalam berbahasa. Masa

remaja masa mencoba-coba, segala sesuatu yang ditangkap oleh

pancaindra mereka pasti menanggapinya sehingga hal-hal baru selalu

terdorong untuk mencobanya. Demikian pula yang terjadi ketika mereka

berbicara sering merekayasa bahasa sehingga muncul bahasa yang dalam

pergaulan seperti, bahasa gaul, bahasa slang, dan bahasa prokem.

Bahasa prokem merupakan bahasa gaul yang digunakan para preman

untuk tujuan rahasia, namun perkembangan selanjutnya bahasa prokem

menjadi bahasa gaul. Selain bahasa gaul prokem ada pula bahasa slang.

Bahasa slang menurut Kridalaksana (1982:156) disimpulkan sebagai ragam

bahasa tidak resmi yang dipakai oleh kaum remaja. Adapun menurut

Alwasilah (1986) menyatakan bahwa bahasa slang adalah variasi ujaran

yang bercirikan kosakata baru yang cepat berubah dipakai oleh kaum muda.

Kosakata bahasa prokem diambil dari berbagai kosakata yang

tumbuh dan berkembang di sekitar remaja. Bentuk kata dan maknanya

beragam yang disesuaikan dengan daerah. Kehadiran bahasa ini dianggap

wajar karena sesuai dengan perkembangan usia remaja. Penggunaan

Page 8: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

bahasa prokem ini terbatas di kalangan remaja sehingga bila mereka keluar

dari komunitasnya maka remaja akan berali ke bahasa lain. Namun, tidak

dapat disangkal bahwa ketika remaja beralih ke bahasa baku, maka bahasa

prokemnya pun ikut.

Penggunaan bahasa prokem bagi remaja adalah hal yang biasa karena

sesuai dengan usia remaja yang memang masih sangat labil (mudah

berubah-ubah). Akan tetapi, jangan sampai ketika para remaja

berkomunikasi dalam situasi resmi bahasa ragam prokem pun ikut dalam

komunikasinya.

Penggunaan bahasa gaul, slang, dan prokem bagi remaja akan

berbeda-beda di setiap daerah yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan

pengaruh bahasa daerah yang setempat. Bahasa ragam gaul yang ada di

Jakarta akan berbeda dengan yang ada di daerah lainnya di Indonesia.

Remaja Jakarta akan menggunakan kata bokap untuk bapak dan nyokap

untuk ibu kagak untuk tidak nongkrong untuk kata kumpul jadul untuk jaman

dulu telmi untuk telat mikir gue untuk saya. Di Makassar coddo untuk ikut

campur, jappa-jappa untuk jalan-jalan.

Banyak kosakata bahasa daerah maupun kosakata bahasa asing

memengaruhi bahasa Indonesia remaja. Tentu saja ini terjadi karena latar

belakang remaja itu sendiri dari berbagai daerah. Demikian pula bahasa

asing turut memengaruhi penggunaan bahasa Indoensia remaja. Hal ini tidak

dipiungkiri dari kemajuan teknologi yang banyak menggunakan bahasa asing

Page 9: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

terutama istilah yag digunakan pada telepon seluler, internet, dan komputer.

Kata pulsa, disket, flasdisk, compact disk, hand phone, dll turut

memengaruhi penggunaan bahasa Indoensia remaja.

B. Upaya-upaya Mendisiplin Penggunaan Bahasa Para Remaja

Bertolak dari GBHN dan TAP MPR No. 4 1988 memberikan arahan

bahwa “Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia oerlu terus

ditingkatkan, serta penggunaannyasecara baik dan benar penuh kebanggaan

perlu makin dimasyarakatkan, sehingga menjadi wahana komunikasi sosial

dan ilmu pengetahuan yang mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan

serta mendukung pembangunan bangsa. Di samping itu, dalam rangka

memperkaya bahasa dan kesusastraan Indonesia perlu dirangsang karya-

karya sastra ... (GBHN, 1988:100-101).

Untuk mendisiplinkan penggunaan bahasa yang baik dan benar para

remaja diperlukan bersikap positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia.

Sikap positif tersebut berupa:

1) Selalu merasa bangga dengan menggunakan bahasa baku.

2) Sikap bertanggung jawab atas perkembangan bahasa Indonesia.

3) Sikap lebih suka menggunakan kosakata bahasa Indonesia

dibandingkan dengan menggunaka koskata bahasa asing.

4) Berdisiplin menggunakan bahasa baku

Page 10: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

Berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam mendisiplinkan penggunaan

bahasa Indonesia para remaja di antaranya adalah:

1. Upaya Sekolah

Sikap bangga, bertanggung jawab dan menumbuhkan rasa

menggunakan bahasa baku adalah sikap yang positif terhadap penggunaan

bahasa Indonesia. Sikap ini harus ditanamkan kepada anak semenjak dini.

Sikap ini bisa tertanam dalam jiwa anak apabila lingkungan mendukungnya

seperti lingkungan sekolah. Guru-guru di sekolah sebaiknya menggunakan

bahasa Indonesia baku ketika berkomunikasi di sekolah. Demikian pula

dalam acara-acara resmi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan

luar sekolah sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

Situasi sekolah sangat memengaruhi kemampuan berbahasa

Indonesia yang baik dan benar bagi para remaja. Penataan kurikulum dalam

hal ini materi yang disajikan dan memberikan penekatan akan pentingnya

pelajaran bahasa Indonesia, guru yag mengajar haruslah yang bekompeten

dalam pelajaran bahasa Indonesia. Sebaiknya para guru sering diberikan

pelatihan akan menggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar

materi yang didapatkan dapat ditularkan kepada anak didiknya. Upaya yang

dapat dilakukan sekolah untuk mendisiplinkan remaja sekolah untuk

berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah:

Page 11: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

1. Menyelenggarakan Lomba Menulis Karya Ilmiah

Menyelenggarankan berbagai lomba: lomba menulis karya ilmiah. Di

Indonesia telah digalakkan lombah karya tulis ilmiah. Kegiatan ini

diselenggarakan mulai dari tingkat sekolah, kota, dan provinsi. Namun,

sayang sekali kegiatan yang baik ini tidak diselenggarakan pada tingkat

kabupaten, sehingga remaja-remaja kabupaten tidak mengikuti kegiatan ini.

Untuk kegiatan ini banyak sekolah di kota tidak mengikutinya disebabkan

pembina dan pembinaan kegiatan ini kurang.

2. Pengadaan Majalah Dinding

Kegiatan lain sebaiknya diselenggarakan oleh sekolah adalah

pelenggaraan majalah dinding. Majalah dinding suatu kegiatan positif,

karena majalah dinding tempat remaja menyalurkan bakat menulisnya.

Namun, kegiatan ini sebaiknya dipantau oleh guru dan wakil kepala sekolah

yang membidangi kesiswaan, agar materi yang ada di majalah dinding dapat

membina kepribadian para remaja sekaligus membina penggunaan bahasa

baku mereka. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan di majalah dinding

adalah bahasa Indonesia baku. Pemantauan penggunaan bahasa di majalah

dinding dilakukan oleh guru bahasa Indonesia.

3. Pengadaan Area Penggunaan Bahasa Indonesia di Sekolah

Hal yang penting pula dillakukan oleh kepala sekolah adalah pengadaan

area penggunaan bahasa Indonesia di sekolah. Siswa yang memasuki area

ini harus menggunakan bahasa Indonesia baku. Apabila ada siswa

Page 12: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

kedapatan melanggar ketentuan tersebut boleh diberikan ganjaran pada

mereka. Ganjaran yang bisa diberikan dengan membuat karya tulis ilmiah

atau membayar denda yang ditentukan oleh Osisnya.

4. Pelatihan Bahasa Indonesia bagi Guru-guru

Untuk mendisiplinkan penggunaan bahasa Indonesia para remaja

sekolah, maka guru-gurunya terlebih dulu menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar. Untuk itu, sebaiknya guru-guru diberi pelatihan

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kepala sekolah

diharapkan sangat berperan aktif untuk menyelenggarakan pelatihan bahasa

Indonesia bagi guru-guru. Hal ini tidak mudah sebab terbentur oleh biaya.

5. Pengadaan Perpustakaan yang Ditunjang oleh Pengadaan Buku-

buku Berbahasa Indonesia

Perpustakaan adalah gudang ilmu yang sangat dibutuhkan oleh

siswa. Pentingnya perpustakaan sekolah sebagai sarana penunjang dalam

rangka pembinaan bahasa Indonesia. Hal ini telah dianjurkan dalam kongres

bahasa Indonesia dari tahun 1954 Kongres Bahasa Indonesia II. Dsusul

dengan Kongres Bahasa Indonesia III 1978 dalam satu putusannya agar

perpustakaan sekolah ditingkatkan. Oleh karena itu, sebuah sekolah harus

memilki perpustakaan.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa situasi perpustakaan

di sekolah-sekolah masih belum menggembirakan. Hal ini disebabkan belum

banyak buku yang ada di perpustakaan.Pengadaan perpustakaan sekolah

Page 13: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

yang ditunjang buku-buku berbahasa Indonesia akan memberikan

pembinaan berbahasa Indonesia yang baik dan benar para siswa.

2. Upaya Pemerintah

Pemerintah dalam hal ini Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa telah banyak melakukan kegiatan yang mengarah pada pembinaan

dan pengembangan bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Menurut Anton

M. Moeliono (mantan kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa)

bahwa tujuan akhir pembinaan pengembangan bahasa Indonesia adalah

meningkatkan mutu kemampuan bahasa Indonesia sebagai sarana

komuikasi sebagaimana digariskan dalam Garis Besar Haluan Negara.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan:

1. Pembakuan ejaan, tata bahasa, dan peristilahan.

2. Penyusunan Kamus Bahasa Indonesia.

3. Penyusunan buku-buku berbahasa Indonesia.

4. Penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media antara lain

melalui televisi dan radio.

5. Penerjemahan karya kebahasaan dan buku acuan ke dalam

bahasa Indonesia.

6. Pengembangan pusat informasi kebahasaan melalui penelitian,

dokumentasi, dan pembinaan jaringan informasi kebahasaan.

7. Pengembangan tenaga, bakat, prestasi di bidang bahasa melalui

lomba mengarang, pelatihan, dll.

8. Penyelenggaraan bulan bahasa setiap bulan Oktober.

Page 14: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

9. Bekerja sama dengan pemrov, pemerintah kota, DPR untuk

membuat undang-undang penggunaan bahasa Indonesia

(Kongres Bahasa Indonesia V, 1992).

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa telah menyusun

berbagai kamus baik Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun kamus

istilah dalam berbagai bidang ilmu. Demikian pula penerjemahan dan

penelitian bahasa telah banyak dihasilkan. Informasi-informasi kebahasaan

telah banyak dilakukan dengan memberikan layanan kepada orang-orang

yang membutuhkan tentang informasi bahasa Indonesia.

Kaitannya dengan pendisiplinan remaja dalam menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar, maka sebaiknya buku-buku atau tulisan

yang telah dihasilkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

disebarkan ke seluruh sekolah yang ada di Indonesia.

3. Upaya Masyarakat

Masyarakat mempunyai tanggung jawab dalam mendisiplinkan

remaja dalam menggunaan bahasa Indonesia. Masyarakat yang

dimaksudkan di sini adalah lembaga, perkumpulan, perseorangan turut

membantu meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia para remaja

dengan jalan antara lain:

1. Menyelenggarakan berbagai lomba, seperti lomba menulis karya

tulis ilmiah para remaja.

2. Menyelenggarakan berbagai diskusi, seminar, kongres bahasa

Indonesia.

Page 15: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

3. Media massa menyajikan berita dengan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

4. Penerbit memberikan penghargaan pada remaja yang berprestasi

dalam penulisan karya ilmiah remaja.

Penyelenggaraan berbagai lomba dan seminar serta diskusi oleh

kelompok masyarakat seperti lomba penulisan karya ilmiah dapat

mendorong remaja untuk menggunakan bahasa Indoensia yang baik dan

benar. Media masa dalam menyajikan beritanya sebainya menggunakan

bahasa Indoensia yang baik dan benar. Demikian pula penerbit setiap tahun

menganugerahkan penghargaan kepada remaja yang berprestasi dalam

menulis.

III. PENUTUP

Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bagsa Indonesia. Sebagai

bahasa persatuan maka kita bangsa Indonesia harus bangga

menggunakannya. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan

sebagai bahasa negara harus dijalankannya dengan baik, tak terkecuali

remaja. Remaja sebagai pemuda penurus bangsa harus memiliki sikap

positif terhadap penggunaan bahasa. Meskipun ada bahasa gaul, bahasa

daerah, dan bahasa asing yang memengaruhi penggunaan bahasa mereka,

namun penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus menjadi

perioritas. Upaya-upaya untuk mendisiplinkan penggunaan bahasa

Indonesia remaja harus dilakukan secara bersama-sama sekolah,

pemerintah, dan masyarakat.

Page 16: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja

DAFTAR PUSTAKA

Alwasila, Chaedar. 1986. Sosiologi Bahasa. Surabaya: Budaya Angkasa.

Asri. 2009. “Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Gaul di Kalangan Pelajar di Kabupaten Kolaka,” Tesis Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Astuti. 2010. “Pendidikan Holistik dan Kontekstual dalam Mengatasi Krisis karakter di Indonesia. Junal Kependidikan Edisi Khusus, tahun XXIX, 41-58.

Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.

GBHN, Ketetapan MPR RI No. II/MPR 1988, Jakarta, Armas Duta Jaya.

Kridalaksana, Harimurti. 1982. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah.

Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.

Pateda, mansyur. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kamus Pelajar Sekolah Lajutan Tingkat Pertama. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sumarsono dan Paina Partana. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijana, I Dewa Outu, dan Muhammad Rohmadi. 2006. Sosiolinguistik: kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 17: Kti Disiplin Berbahasa Indonesia Kalangan Remaja