ksmb triwulan ii

42
RANGKUMAN CEO AND ENTREPRENEURIAL FORUM (CEO FORUM) Mata Kuliah : Kapita Selekta Manajemen Bisnis Dosen : Prof. Dr. Ir. E.Gumbira Sa’id, M.ADev Oleh : Aprilia Sukmawati P056111061.47 1

Upload: apriliasukma

Post on 25-Jul-2015

99 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KSMB Triwulan II

RANGKUMAN CEO AND ENTREPRENEURIAL FORUM

(CEO FORUM)

Mata Kuliah : Kapita Selekta Manajemen Bisnis

Dosen : Prof. Dr. Ir. E.Gumbira Sa’id, M.ADev

Oleh :

Aprilia Sukmawati

P056111061.47

SEKOLAH PASCASARJANA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

1

Page 2: KSMB Triwulan II

SOCIAL BUSINESS ENTERPRISE

(Mengembangkan Agrobisnis Perikanan dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal)

Narasumber : Drs. Didi Widayadi, MBA

CEO Forum10 April 2012

Pendahuluan

CEO kali ini mengundang Bapak Didi Widayadi yang merupakan seorang

mantan polisi berpangkat Jenderal. Beliau memutuskan untuk pensiun dini dan

beralih profesi menjadi pengusaha agribisnis. Hal ini dikarenakan kecintaan

Beliau terhadap dunia pertanian. Saat ini Beliau gencar untuk menjalankan bisnis

arwananya dengan membangun Telaga Arwana Cibinong. Beliau juga sedang

menjalankan bisnis bambu organik di daerah Ciapus, Bogor yang dinamakannya

Bambu Bos. Dalam menjalankan kegiatan usaha, Beliau senantiasa

menggabungkan kegiatan yang bersifat ekonomi dengan kegiatan yang bersifat

sosial. Hal ini dikarenakan Beliau bercita-cita bahwa bisnisnya kelak dapat

membawa masyarakat lokal kepada tingkat kehidupan yang lebih baik serta

mengembangkan daerah masyarakat tersebut sehingga menjadi daerah maju dan

mandiri.

Bisnis Telaga Arwana Cibubur

Arwana merupakan satwa asli Indonesia yang dilindungi di habitat

aslinya. Ikan ini menjadi simbol kesuksesan pemiliknya. Harganya yang mencapai

ratusan juta rupiah menjadi tanda bahwa ikan ini tidak bisa dimiliki sembarang

orang. Ikan arwana dipandang identik dengan harga diri pemiliknya. Demikian,

tidak semua arwana berharga mahal, jenis yang paling mahal adalah Arwana

Super Red. Arwana Super Red yang anakannya seukuran 10 cm dapat dijual

dengan kisaran harga 2 hingga 10 juta rupiah.

Ikan Arwana yang memiliki nama latin Scleropages formosus adalah jenis

ikan hias air tawar. Habitatnya banyak ditemukan di pulau Sumatera, Kalimantan

dan Papua. Ikan Arwana juga banyak ditemukan di negara-negara Asia Tenggara

yang mempunyai sungai air tawar seperti Vietnam, Thailand dan Malaysia.

Dahulu ikan arwana dijadikan sebagai komoditi pangan oleh masyarakat

Kalimantan karena mudah didapat di sungai-sungai. Hingga tahun 1970-an masih

2

Page 3: KSMB Triwulan II

banyak masyarakat Kalimantan yang mengkonsumsi Arwana dengan cara

diasinkan. Kini Arwana Super Red memang sangat diminati oleh para penghoby

ikan hias air tawar. Bahkan pecinta Arwana dari Jepang, Thailand dan Singapura

kerap datang ke Indonesia untuk membeli Super Red dengan harga yang sangat

tinggi.

Bapak Didi Widayadi mengembangkan agribisnis ikan arwana melalui

perusahaannya PT. Telaga Arwana Cibubur yang berdiri di atas lahan seluas

kurang lebih 8 hektar yang sekaligus difungsikan sebagai wahana rekreasi

dan outbond serta kolam pemancingan. Latar belakang pendidikannya di Institut

Pertanian Bogor membuat Beliau sangat memperhatikan kelestarian lingkungan

dan menjadikan usahanya sebagai daerah konservasi alami. Beliau menginginkan

tempat usahanya tidak hanya berfungsi sebagai lokasi pembiakan Arwana Super

Red, namun juga turut menyumbang bagi kelestarian lingkungan hayati, daerah

resapan air, dan menjadi penggerak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Kini di tangannya, usaha pembiakan Arwana Super Red varian Ultra Light

berkembang pesat, dimana sebagai gambaran, ikan Arwana hasil tangkaran

dengan ukuran panjang 20-25 cm dihargai 1.500 US dolar. Sementara dalam

kolamnya Beliau memiliki ratusan ikan siap jual yang kalau dinominalkan

harganya tentu akan membuat kita terhenyak.

Bisnis Bambu Bos

Bisnis bambu organik yang didirikan oleh Bapak Didi Widayadi dan rekan

Beliau Bapak Jajang Agus Sonjaya ini dinamakan Bambu Bos. Ide pendirian

Bambu Bos ini muncul ketika Beliau duduk di atas batu besar di pinggir Sungai

Ciapus yang rusak karena ditambang batu dan pasirnya selama puluhan tahun.

Beliau kemudian berharap bahwa bambu dapat menjadi solusi untuk perbaikan

ligkungan yang rusak sekaligus sebagai perbaikan penghidupan bagi masyarakat

di sekitarnya. Pemanfaatan bambu oleh Bambubos diikuti dengan upaya-upaya

reboisasi, pengelolaan rumpun,  dan pemanenan yang ramah lingkungan dengan

manajemen hulu-hilir yang mengikuti cara air yang mengalir dari hulu ke hilir,

saling terkait secara sitemik, dilakukan partisipatoris bersama masyarakat mitra

secara transparan dan akuntabel.

3

Page 4: KSMB Triwulan II

Opini

Mengembangkan sebuah bisnis sekaligus mengembangkan kemadirian

masyarakat lokal bukanlah hal yang mudah. Kendala internal maupun eksternal

seringkali ditemui. Kendala dalam merealisasikan suatu usaha seringkali muncul

dari masyarakat yang memiliki mentalitas yang instan, dimana menginginkan

segalanya serba cepat yang diperparah dengan kurangnya modal. Kurangnya

akses informasi, jalur distribusi terkait dengan buruknya infrastruktur dan adanya

inkonsistensi hukum juga merupakan kendala yang perlu diperbaiki.

Perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan-

permasalan ini, diantaranya adalah dengan melakukan analisis potensi

sumberdaya, mulai dari sumber daya alam, sumber daya manusia, serta potensi

sumber daya sosial ekonomi. Pemberian kesempatan bagi warga setempat untuk

berpartisipasi perlu dilakukan sehingga masyarakat mempunyai rasa kepemilikan

yang dalam terhadap bisnis yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di daerahnya. Dalam mencapai Impian, diperlukan adanya suatu rasa

keinginan dan tindakan untuk melakukan perubahan, rasa ikhlas untuk beramal

dan nilai kebaikan yang berkelanjutan.

Sumber Pustaka :

1. http://bambubos.com/ [diakses pada tanggal 15 Juni 2012]

2. http://telagaarwanacibubur.com/ [diakses pada tanggal 15 Juni 2012]

4

Page 5: KSMB Triwulan II

MENGEMBANGKAN BISNIS WARALABA :

Pengalaman Bisnis My Salon

Narasumber : Ir. Thomas Lie, MM

CEO Forum 24 April 2012

CEO Forum minggu ini mengundang Bapak Thomas Lie. Beliau adalah

alumni Fakultas Pertanian IPB yang kini memasuki dunia bisnis kecantikan

dengan membuka salon dengan brand “My Salon”. Nama salon ini sudah tidak

asing lagi bagi masyarakat, khususnya wanita ataupun pria yang sangat

memperhatikan penampilannya. Salon ini telah berkembang dengan memiliki

lebih dari 80 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan kali ini, Beliau tidak banyak membahas mengenai

bisnis salon kecantikan yang telah dirilis Beliau sampai berkembang sebagaimana

sekarang ini, namun Beliau lebih menuturkan mengenai karakteristik yang

seharusnya dimiliki seorang wirausahawan. Beliau juga menuturkan mengenai

bagaimana cara mengembangkan potensi yang ada dalam diri ketika kita memiliki

cita-cita untuk menjadi seorang wirausahawan.

Pemaparan Beliau disertai dengan diskusi aktif bersama para peserta

forum. Karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh calon maupun seorang

wirausahawan ditentukan dari hasil diskusi dengan para peserta CEO Forum. Dari

hasil diskusi tersebut, diputuskan bahwa untuk menjadi seorang wirausahawan

sukses, setidaknya seseorang harus memiliki lima karakteristik sebagai berikut :

1. Jujur

Kejujuran membawa seseorang ke arah sebuah hubungan yang erat dan

berkepanjangan. Beliau berujar, ketika kita bersikap jujur, mitra bisnis kita

nantinya bukan hanya akan menghargai kita, namun juga mempercayai kita.

Kepercayaan dalam bisnis sangat penting agar bisnis dapat berjalan dengan baik

secara jangka panjang. Sebaliknya, ketidakjujuran akan membuat mitra bisnis kita

menjadi tidak percaya dan kemungkinan sangat kecil untuk kembali menggunakan

produk atau jasa yang ditawarkan. Jadi sesungguhnya, sifat jujur tersebut

merupakan aset berharga yang harus dimilki seseorang yang ingin usahanya

berjalan terus dan bertahan hingga kapanpun. Beliau mencontohkan, ketika

5

Page 6: KSMB Triwulan II

dihadapkan pada suatu kejadian dimana ketika kita dapat mengambil keuntungan

lebih dari ‘ketidak-tahuan’ pelanggan tentang sesuatu yang sebenarnya merupakan

hak dari pelanggan, terdapat dua pilihan dari seorang pengusaha. Pertama,

mengambil keuntungan tersebut atau kedua, berterus terang. Jika pilihan adalah

yang pertama, maka yang didapatkan adalah keuntungan yang bersifat sejenak dan

berkahnya tidak akan bertahan lama, namun jika memutuskan untuk menjalankan

pilihan kedua, mungkin memang keuntungan yang didapatkan tidak saat itu juga,

namun mitra bisnis akan menjadi lebih percaya dan terus menggunakan jasa atau

produk yang ditawarkan dalam jangka panjang.

2. Respect

Seorang wirausahawan yang memiliki rasa respect akan senantiasa menghargai

apapun yang berkaitan dan mendukung usahanya baik secara langsung maupun

tidak langsung. Sikap respect ini dimulai dari menjaga kepercayaan pelanggan,

supplier, hingga kualitas dari jasa ataupun produk yang dihasilkan. Jika rasa

respect terhadap hal-hal tersebut telah dimiliki, maka seorang wirausahawan

tentunya akan menjaga dan menghormati selayaknya hal tersebut adalah bagian

dari dirinya.

3. Kreatif

Salah satu hal terpenting yang membedakan antara pegawai dengan wirausahawan

adalah kreatifitas dan inovasi. Sebagian besar dari jenis pekerjaan yang ada tidak

menuntut seseorang untuk memiliki kreatifitas. Hal ini dikarenakan masing-

masing karyawan telah ditugaskan sesuai dengan jobdesknya. Masing-masing

pekerjaan telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Hal terpenting lainnya yang membedakan pegawai dengan wirausahawan adalah

membuat keputusan. Seorang wirausaha, baik itu usaha sendiri maupun usaha

bersama seringkali dihadapkan dengan suatu permasalahan yang menuntut

pengambilan keputusan yang terkait keberlangsungan usahanya. Pengambilan

keputusan ini membutuhkan pemikiran yang matang serta kreatifitas, sehingga

karakter ini sangat dibutuhkan bagi seorang wirausahawan.

4. Idealis

Idealisme terkait erat dengan impian dan cita-cita yang tinggi. Idealis yang

dimaksud disini bukan berarti menginginkan segalanya berjalan dengan

6

Page 7: KSMB Triwulan II

sempurna, karena hal tersebut tidak mungkin, namun dengan memiliki idealisme

yang tinggi, seorang wirausahawan akan memiliki target yang dijadikan sebagai

pedoman dalam menjalankan usahanya sehingga mengerti bagaimana dan kemana

arak tujuan melangkah.

5. Networking yang luas

Dalam menjalankan suatu bisnis, seorang wirausahawan tidak dapat

menjalankannya secara sendiri, melainkan membutuhkan orang lain yang disebut

sebagai mitra bisnis dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Seorang

wirausaha membutuhkan orang lain untuk melengkapi dan bekerjasama agar

tujuan bersama dapat tercapai. Bapak Thomas Lie mencontohkan, dalam

melaksanakan usaha salon kecantikannya, Beliau tentunya membutuhkan

kerjasama dengan tenaga ahli maupun supplier peralatan dan perlengakapan

kecantikan. Kerjasama yang terbina dengan baik sampai saat ini dapat terwujud

dengan adanya networking yang luas. Networking yang terwujud tidak hanya

dengan pihak yang secara langsung berkaitan dengan proses produksi, melainkan

juga dengan pihak lain yang mendukung usaha yang dirintis, misalnya, media

masa sebagai fungsi pemasaran. Networking yang terbentuk juga harus didukung

oleh komunikasi yang baik. Beliau menegaskan bahwa semakin banyak dan

luasnya networking yang kita bangun, maka akan semakin banyak pihak yang

menyadari keberadaan usaha kita. Hal ini berarti akan semakin lancar dan mulus

jalan menuju keberhasilan usaha yang dirintis.

7

Page 8: KSMB Triwulan II

BUILDING A STRONG I-BRAND

Narasumber : Amalia E. Maulana, Ph.D.

CEO Forum 1 Mei 2012

CEO Forum kali ini menghadirkan Amalia E. Maulana, Ph.D. Beliau

merupakan pendiri dan Managing Director Etnomark Consulting, yang berbasis di

Jakarta. Beliau merupakan seorang konsultan pemasaran yang menawarkan

konsultasi merek, in-house training dan penelitian tentang wawasan konsumen

dengan menggunakan etnografi sebagai pendekatan utama. Dalam CEO Forum kali

ini, Beliau sekaligus memperkenalkan buku barunya yang berjudul

“BRANDMATE : Mengubah Just Friends Menjadi Soulmates”.

“BRANDMATE : Mengubah Just Friends Menjadi Soulmates”

Buku yang berjudul “BRANDMATE : Mengubah Just Friends Menjadi

Soulmates” ini unik karena menggunakan analogi pertemanan untuk mengupas

secara tuntas konsep branding. Proses terciptanya seorang sahabat bisa

disejajarkan dengan proses terciptanya seorang konsumen yang loyal.

Mengkonversi seorang teman biasa menjadi teman sejati membutuhkan waktu dan

usaha yang tidak sedikit. Demikian pula dengan menciptakan konsumen yang

dekat dengan brand, tidaklah mudah. Semua itu harus direncanakan dan

diusahakan oleh pemilik brand. Buku ini menjelaskan proses branding yaitu

bagaimana tahapan proses konversi dari teman biasa (konsumen pemula) menjadi

sahabat (konsumen loyal).

Gambar 1. Cover Buku “Brandmate : Mengubah Just Friend Menjadi Soulmates”

8

Page 9: KSMB Triwulan II

Ide Ibu Amalia dalam menulis buku Branding Solution berjudul

“BRANDMATE: Mengubah Just Friends Menjadi Soul Mates” ini lahir dari

perhatian Beliau yang berprofesi sebagai Brand Consultant. Dalam

kesehariannya, Beliau menemui banyak pengambil keputusan di perusahaan yang

belum memahami prinsip branding. Seringkali Branding diidentikkan dengan

Marketing Communication (Markom). Banyak pengambil keputusan yang

mempersepsikan kegiatan Branding sebagai kegiatan Markom, yaitu seputar

pembuatan logo, slogan, iklan, event, spanduk dan pameran saja. Padahal,

pengertian branding lebih luas, dimana Markom hanya merupakan salah satu dari

kegiatan yang dilakukan dalam Branding. Kegiatan branding mencakup

bagaimana proses pencapaian cita-cita perusahaan melalui berbagai kegiatan.

Dalam branding, kegiatan sentral dimulai dengan melakukan riset secara

mendalam, meningkatkan pemahaman dan pengumpulan wawasan yang tajam

tentang konsumennya.

Banyak perusahaan yang hanya mengandalkan asumsi atau meraba saja

bagaimana hubungannya dengan konsumen tanpa terlebih dahulu melakukan riset

secara holistik. Salah satu bentuk riset yang perlu dilaksanakan oleh perusahaan

adalah melalui studi Etnografi. Etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti

bangsa dan graphein yang berarti tulisan atau uraian. Berdasarkan asal katanya,

etnografi berarti tulisan mengenai suatu bangsa. Burhan Bungin (2008)

menyatakan bahwa etnografi merupakan embrio dari antropologi, dimana

etnografi lahir dari antropologi yang berarti jika kita berbicara etnografi maka kita

tidak lepas dari antropologi. Sedangkan Richards, et.al (1985) menyatakan bahwa

etnografi adalah kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau

etnik, misalnya tentang adat-istiadat, kebiasaan, hukum, seni, religi, bahasa.

Tahapan Branding

Ibu Amalia menganalogikan branding dengan pertemanan. Menurut Beliau,

mengurus brand sama peliknya seperti mengurus pertemanan. Brand yang sukses

adalah brand yang diterima oleh konsumen, diminati dan menjadi teman sejati.

Tentu hal ini tidak dapat ditangani secara sembarangan. Untuk mengelola

sebuah brand agar menjadi teman sejati bagi konsumennya, dibutuhkan seorang

9

Page 10: KSMB Triwulan II

manajer brand yang andal. Jika tidak, jangan harap brand Anda diakui sebagai

teman sejati bagi orang lain.

Prestasi brand tidak cukup hanya diukur dari seberapa banyak yang kenal

dan membeli brand tersebut. Kesuksesan meraih konsumen dalam tahap

menghitung jumlah pemakai, baru menggambarkan kesuksesan transaksional,

bukan relasional. Pada saat transaksi, yang terjadi adalah proses merekrut

konsumen menjadi teman biasa saja, atau just friend. Masalahnya, berapa banyak

yang akan bertahan untuk membelinya terus-menerus dan tidak berpindah

ke brand lain.

Beliau juga memaparkan mengenai empat tahapan branding, yaitu :

1. Tahap pertama merupakan proses perkenalan; dimana setiap kata, sikap dan

tindakan kita akan dinilai oleh orang lain. Hal ini untuk membentuk sebuah

citra diri yang sangat awal dan bersifat permukaan.

2. Memasuki tahap kedua, yang tercipta bukan lagi awareness, melainkan sudah

terbentuk pemahaman mengenai siapa kita yang sebenarnya. Proses

pemahaman ini bila tidak diantisipasi dengan baik, maka teman-teman baru

tersebut bisa memiliki penilaian yang tidak sama dengan siapa diri kita yang

sebenarnya.

3. Di tahap ketiga, dibutuhkan usaha dari kedua pihak untuk saling menyukai.

Dari pihak kita, harus melakukan penyesuaian yang baik terhadap kebutuhan

teman-teman baru. Tanpa proses penyesuaian ini, kita akan tetap menjadi sosok

yang asing satu sama lain. Ibu Amalia mengakui, tidak semua orang dalam

lingkungan baru itu bisa menjadi teman baik, karena mungkin minat dan

pemikirannya berbeda, atau sebagian orang menyebutnya “chemistry-nya tidak

cocok”.

4. Tahap terakhir adalah keterikatan secara emosi. Tahapan ini dinilai sebagai

tahapan terberat, dimana tahapan ini tidak dapat dilakukan setengah hati.

Seorang teman sejati mengerti apa yang disenangi dan tidak disenangi oleh

temannya. Dia juga seorang pendengar yang baik, dan selalu ada pada saat

dibutuhkan. Tidak menyebarkan berita buruk tentang temannya, bahkan setiap

ada kesempatan selalu menceritakan kebaikan-kebaikan temannya. Ibu Amalia

menyimpulkan, pertemanan sejati didasari beberapa sikap berikut ini: tidak

10

Page 11: KSMB Triwulan II

dibuat-buat (otentik), jujur, berempati, senang menolong, selalu

berkomunikasi, dan menciptakan hal-hal baru yang menyenangkan.

Pentingnya Personal Branding (I-Brand)

Keempat tahapan proses di atas juga dapat dipraktikkan dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam kehidupan pribadi, kita pun perlu membangun brand atau

dikenal dengan sebutan I-brand. Pembentukan I-brand tidak ditentukan oleh usia

kita saat ini, posisi/jabatan yang kita sandang, maupun kekayaan dan bisnis yang

kita miliki. Semua orang, sejatinya perlu menyadari pentingnya membangun I-

brand. Komunikasi mengenai siapa diri kita akan melekat bukan hanya dalam

kehidupan nyata, tetapi juga menempel saat kita berada di dunia maya. Setiap kata

yang kita tulis di media sosial, misalnya, jejaknya akan terekam di sana. Ibu

Amalia menjelaskan, di media sosial I-brand dapat dianalisa dan dicitrakan.

Istilah yang digunakan adalah Cyber Presence.

Media sosial bagi beliau bak pisau bermata dua, jika kita dapat

menggunakannya dengan baik dan bijaksana, maka dapat menjadi alat promosi

yang efektif, namun di sisi lain, jika kita kurang berhati-hati, media sosial

merupakan ancaman yang berbahaya. Karena itu, tiap kali akan menulis status di

Facebook atau melontarkan ocehan di Twitter, kita perlu memikirkannya secara

bijak. Sering kali, karena emosi atau sedang tidak mood, seseorang menuliskan

sesuatu yang menyinggung atau memicu kemarahan pihak lain. Sebagaimana

kegiatan branding pada sebuah produk, keberhasilan I-brand, salah satunya dapat

diukur dari berapa banyak jumlah teman sejati yang dimiliki seseorang.

Sumber Pustaka :

1. Bungin, Burhan.2008. Penelitian Kualitatif. Kencana, Jakarta.

2. Marzali, Amri.2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Kencana,

Jakarta.

3. Maulana E, Amalia. 2012. BRANDMATE Mengubah Just Friends Menjadi

Soulmates. Jakarta : ETNOMARK Consulting.

11

Page 12: KSMB Triwulan II

APPLICATION SUPPLY CHAIN MANAGEMENT IN

PT NIPPON INDOSARI CORPINDO

Narasumber : Yusuf Hady

CEO Forum 8 Mei 2012

Industri roti merupakan salah satu jenis industri memerlukan inovasi,

efektifitas serta efisiensi dalam menjalankan proses dan aktivitas perusahaan agar

mampu menghasilkan produk roti yang bermutu dengan harga yang kompetitif.

Dilihat dari persaingan usaha, industri roti merupakan industri yang bersaing

secara sempurna, dimana tidak ada barrier bagi perusahaan baru untuk masuk ke

dalam industri ini. Perkembangan industri roti ini memiliki potensi yang besar

seiring dengan kebutuhan akan jenis makanan yang praktis dan beragam.

PT Nippon Indosari Corpindo (PT NIC) didirikan pada tahun 1995 sebagai

modal asing dan merupakan perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang

memproduksi roti secara massal dengan merek Sari Roti. Sejak tahun 2007, PT

NIC telah menerapkan Supply Chain Management (SCM) atau manajemen rantai

pasokan dalam menjalankan aktivitas usahanya dalam rangka mengawasi

informasi aliran bahan baku dan aspek keuangan dalam proses produksinya mulai

dari pemasok, produsen, distributor, pengecer, hingga kepada konsumen.

Dalam pelaksanaannya, PT NIC mengalami tantangan dalam penanganan di

bidang operasional, yaitu dalam kegiatan manajemen proses rantai pasok roti yang

dimulai dari hulu hingga hilir, mengingat roti merupakan produk yang bersifat

perishable (mudah rusak) sehingga memerlukan penanganan yang tepat dalam

proses produksi dan distribusinya. Hal ini menuntut PT NIC untuk memiliki

keunggulan kompetitif dengan melakukan penataan dan penyempurnaan rantai

pasok yang dimulai dari suplier hingga ke konsumen. Manajemen rantai pasok

merupakan keputusan yang sangat penting bagi suatu perusahaan karena terkait

dengan keberlangsungan usaha secara jangka panjang dan menunjang

keberhasilan usahanya.

Pertemuan kali ini, Bapak Yusuf Hady yang menjabat sebagai Direktur

Operasional PT Nippon Indosari Corpindo (NIC) memberikan pemaparan kepada

Mahasiswa MB IPB mengenai penerapan Supply Chain Management (SCM) di

12

Page 13: KSMB Triwulan II

PT NIC, khususnya yang terkait dengan SCM di perusahaan yang bergerak dalam

bidang agrobisnis.

Penerapan Supply Chain Management di PT NIC

Strategi yang diterapkan oleh PT NIC agar tetap memiliki daya saing yang

kuat dalam bisnis roti massal adalah dengan menerapkan konsep Supply chain

management (SCM). SCM sering disebut pula dengan Manajemen Rantai Pasok

(MRP). Menurut Pujawan (2005), SCM tersusun dari dua istilah yakni supply

chain dan management. Supply Chain diartikan sebagai rantai pasok atau

jaringan/jalur pasokan sebuah sumber daya. Sedangkan management diartikan

sebagai sebuah tool. Melalui SCM dapat dipelajari mengenai alur tiga hal dalam

sebuah perusahaan, yaitu keuangan, infomasi dan sumber daya. SCM juga

didefinisikan sebagai kesatuan sistem yang mengintegrasikan pemasok bahan

baku, pabrik pengolahan produk, kemudian distributor hingga produk sampai ke

tangan konsumen di lokasi yang tepat, jumlah yang tepat, dan pada waktu yang

tepat.

Kunci utama dari SCM yang baik adalah efisiensi yang menggabungkan

empat faktor penting. Pertama adalah kolaborasi antara para pihak sehingga

terjadi pertukaran informasi yang tepat. Kedua adalah bagaimana teknologi yang

ada menciptakan kesempatan baru dalam mendukung proses produksi yang telah

ada sebelumnya. Ketiga adalah proses yang mendukung standarisasi selama

proses produksi. Keempat adalah bagaimana berbagai macam fungsi yang ada

dioperasikan secara profesional.SCM ini bertujuan untuk membuat seluruh

didistribusi sampai inventori bahan baku, bahan dalam proses, serta barang yaitu

pemasok (supplier), pengolah (manufaktur), pendistribusi (distributor), pengecer

(retail) dan pelanggan (consumer) terintegrasi dengan baik sehingga dapat

menjamin keberlanjutan usaha.

Dalam bisnis prosesnya, PT NIC menerapkan konsep SCM. Konsep yang

ditawarkan oleh PT NIC sebagai produsen dari produk Sari Roti adalah

memproduksi roti yang fresh, dimana produk yang sudah jadi langsung

didistribusikan dan dikirim ke agen dan distributor sesegera mungkin agar

konsumen mendapatkan produk yang fresh sehingga konsumen merasa puas dan

menjadi loyal terhadap produknya.

13

Page 14: KSMB Triwulan II

Gambar 2. Konsep Supply Chain Management di PT. NIC

Brand Sari Roti yang dihasilkan oleh PT NIC saat ini memiliki market

share 90% dari pasar produk roti yang diolah secara masal. Namun jika

dibandingkan dengan industri roti secara keseluruhan di Indonesia industri roti

yang diolah secara masal hanya memiliki 10% dari keseluruhan pasar, kemudian

10% dimiliki oleh industri butik roti, sementara 80% pangsa pasar didominasi

oleh industri pengolahan roti skala rumah tangga, dimana terdapat lebih dari 5000

industri skala rumah tangga. Barrier to entry untuk masuk ke dalam industri roti

sangat rendah dan peluang bisnis terbuka lebar, sehingga tingkat kompetitif sangat

tinggi.

PT NIC memiliki keunggulan diantara perusahaan lain yang bergerak di

bidang yang sama, diantaranya adalah dengan diaplikasikannya teknologi modern

yang diadopsi dari Jepang. Perusahaan ini menerapkan GMP (Good

Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure), dan

HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) sehingga produk yang

dihasilkan terjamin kualitasnya.

SCM yang ada pada PT. NIC mengintegrasikan delapan aspek yang

semuanya terjalin secara otomatis. Pertama adalah pembuatan rencana bisnis

mulai dari penjualan hingga rencana anggaran, yang diikuti dengan rencana

penjualan dan distribusi mulai dari peramalan jumlah produksi dan permintaan.

Ketiga adalah rencana produksi meliputi manajemen permintaan dan Management

Resource Plan (MRP) kemudian melakukan pelaksanaan Procurement yang

meliputi sistem pembelian serta invoice. Kelima adalah proses manufaktur mulai

dari permintaan produksi serta manajemen kualitas produksi kemudian sistem

penyimpanan (Inventory Management). Ketujuh adalah proses penjualan dan

distribusi meliputi kapasitas dan ketepatan pengiriman barang kemudian yang

14

Page 15: KSMB Triwulan II

terakhir adalah proses pemantauan dari segi keuangan yang meliputi analisis

keuangan dan keuntungan. Kedelapan proses ini terintegrasi secara otomatis

sehingga SCM yang ada pada PT. NIC ini berjalan dengan baik dan menjadikan

PT. NIC menjadi perusahaan pengolahan roti yang terdepan di Indonesia.

Penerapan SCM dalam kegiatan usaha, terutama pada perusahaan

agribisnis sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan usaha dalam jangka

panjang untuk memastikan produk yang dihasilkan tepat secara kualitas, tepat

jumlah, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen.

Sumber Pustaka :

1. Annual Report PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk Tahun 2011.

2. Pujawan, Wayan. 2005. Supply Chain Management. Guna Widya. Jakarta.

15

Page 16: KSMB Triwulan II

KREATIVITAS DALAM BISNIS TANAMAN HIAS

“Merintis dan mengelola Agribisnis Florikultura : Suatu pengalaman”

Narasumber : Karen Tambayong

CEO Forum 22 Mei 2010

Berawal dari hobi dan ketertarikan akan keindahan tanaman hias, ibu

Karen Tambayong mengawali bisnis florikultura diatas lahan milik orang tuanya

sebesar dua Hektar di daerah Cibodas Jawa Barat. Tahun 1994 merupakan tahun

saat beliau mulai mengawali usahanya, dimana saat itu beliau baru saja pulang

dari menemani suami yang bersekolah di Amerika. Ketika itu beliau hanya ibu

rumah tangga biasa yang kegiatan sehari-harinya didominasi di rumah. Sehingga

saat itu terbesit suatu keinginan untuk melakukan usaha yang berbasis di rumah.

Ibu Karen Tambayong lahir di Surabaya, 24 April 1956. Beliau sangat aktif

dalam kepengurusan berbagai organisasi, khususnya yang berhubungan dengan

bunga (florikultur). Saat ini Beliau aktif dalam organisasi Asosiasi Bunga

Indonesia, Yayasan Bunga Nusantara, Dewan Hortikultura Nasional, Green City

International Association Horticulture Producer, Komite Tetap Bidang

Pengembangan Pasar Pertanian Kadin, dan pendiri Forum Pangan dan Pertanian

Indonesia (FPPI). Beliau mengungkakan bahwa pengetahuannya tentang bunga

dan tanaman hias diperoleh setelah aktif berkecimpung di Asosiasi Bunga

Indonesia yang didirikan Ny. Bustanil Arifin pada tahun 1980-an.

Dalam memulai usahanya, Ibu Karen Tambayong menjual beberapa aset

pribadi. Modal awal dari usaha florikultur yang Beliau rintis adalah sebesar Rp.

100 Juta. Dengan dana tersebut, beliau memperkerjakan 20 orang karyawan

dengan sistem komitmen. Pada awal dijalankannya usaha, Beliau menghadapi

kendala yang sangat berat, sehingga 20 orang karyawan Beliau saat itu rela tidak

mendapatkan gaji selama sebulan pertama. Namun, karena keyakinan, kerjasama

dan komitmen yang telah dibangun bersama pada awal didirikannya usaha, sedikit

demi sedikit keuntungan dari usaha ini terus bertambah.

Ibu Karen memang seseorang yang cinta akan produk dalam negeri. Beliau

senantiasa memiliki komitmen untuk mengembangkan dan membudidayakan

tanaman hias yang berasal dari lokal. Jika pada saat itu sebagian besar dari

16

Page 17: KSMB Triwulan II

pengusaha tanaman hias mengimpor bibittanaman hias untuk selanjutnya

dibudidayakan di Indonesia, Ibu Karen lebih menyukai untuk membudidayakan

dan mengembangkan tanaman hias asli Indonesia. Beliau juga memutuskan untuk

meminimalkan impor benih tanamanhias dengan melakukan sendiri penangkaran

dan pembesaran bibit. Dalam memilih jenis tanaman hias sebagai komoditas

unggulan, Beliau menghindari pemilihan tanaman yang sedang menjadi tren di

pasar florikultura dan justru mengembangankan jenis tanaman yang berbeda dari

pada yang lain. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menciptakan tren sendiri

serta tidak tergantung dari produk yang ditawarkan kompetitor lain.

Kunci keberhasilan yang dikembangkan oleh ibu Karen Tambayong salah

satunya adalah dengan dijalankannya sistem pengembangan usaha florikultur

berbasis pemberdayaan masyarakat sekitar. Sistem yang Beliau kembangkan

bukanlah suatu sistem kemitraan, melainkan lebih dari itu. Beliau membentuk

suatu sistem yang mampu memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat

untuk berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang dikembangkannya. Dengan ini,

masyarakat setempat tidak hanya berkesempatan untuk bekerja, namun juga

mampu mewujudkan rasa memiliki dan menumbuhkan kemauan yang kuat dalam

menjaga lahan usaha yang menjadi sumber penghasilan masyarakat setempat. Ibu

Karen juga secara aktif membangun fasilitas umum di sekitar pemukiman, seperti

koperasi, rumah bagi anak asuh, dan pembuatan retaining wall sungai. Program

sosial kemasyarakatan ini menjadikan usaha florikultur yang digagas oleh Ibu

Karen bukan hanya menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat setempat,

namun juga mampu meningkatkan kualitas sosial dan lingkungan masyarakat

setempat.

Dalam menjalankan usaha tanaman hias, Ibu Karen senantiasa

mengedepankan keberlanjutan produksi, dimana dalam sistem budidaya, Beliau

menyediakan produk daun potong jadi dan tidak tergantung pada komponen

import. Beliau juga senantiasa mengembangkan komoditas yang selama ini tidak

dilirik oleh pemain bisnis lain. Salah satu contoh jenis tanaman hias yang tidak

dilirik namun dikembangkan dengan baik oleh Beliau adalah komoditas rumput.

Dimana sebagian pebisnis hanya melihat peluang usaha dari tanaman berbunga,

Ibu Karen memandang komoditas rumput sebagai komoditas yang memiliki nilai

17

Page 18: KSMB Triwulan II

ekonomi yang cukup tinggi. Komoditas rumput saat ini sangat dibutuhkan oleh

pasar untuk dimanfaatkan sebagai komponen pendukung arsitektur landskap dan

dapat dimanfaatkan sebagai roof garden dan vertical garden di gedung bertingkat.

Keberhasilan usaha yang dirintis oleh Ibu Karen tentunya tidak terlepas dari

kegigihan, kerja keras, kemauan yang kuat, passion, dan fokus Beliau pada usaha

yang sedang dijalankan. Beliau juga memberikan nasehat bahwasannya untuk

menjadi seorang pengusaha sukses, maka kita harus memiliki kemampuan dalam

membaca setiap peluang, kreatif, inovatif, dan tidak takut untuk berubah.

Sumber Pustaka :

1. http://www.asbindo.org/press/interview-with-karen-tambayong [diakses pada

tanggal 15 Juni 2012]

18

Page 19: KSMB Triwulan II

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PRODUKSI OPERASI DALAM

PENGOLAHAN PRODUK TURUNAN CPO DALAM RANGKA

OPTIMALISASI NILAI TAMBAH PRODUK

Narasumber : Budiono Muljono

CEO Forum 29 Mei 2012

Kelapa sawit beserta produk turunannya yaitu CPO (Crude Palm Oil)

merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia karena kontribusinya

terhadap perolehan devisa, peluang pengembangan pasar, serta penyerapan tenaga

kerja. Sejak tahun 2007, Indonesia telah menjadi eksportir CPO nomor satu di

dunia yang sebelumnya diduduki oleh Malaysia. Produksi minyak kelapa sawit

Indonesia sebesar 57,77 juta ton di tahun 2012 dan diramalkan akan terus

mengalami peningkatan produksi di tahun-tahun berikutnya. Ekspor minyak

kelapa sawit Indonesia juga menempati peringkat pertama, dengan jumlah ekspor

sebesar 40,43 juta ton di tahun 2012. Untuk konsumsi minyak kelapa sawit,

Indonesia menempati urutan kedua setelah India.

Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu

memberikan kontribusinya dalam perekonomian yang berasal dari sub-sektor

perkebunan. Kelapa sawit merupakan komoditi penting dalam mendorong

perekonomian Indonesia. Sebagai penghasil devisa negara kelapa sawit

merupakan salah satu komoditi yang memberikan sumbangan yang sangat berarti

dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Kelapa sawit sebagai tanaman

penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman

perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia.

Cerahnya prospek komoditi minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati

dunia telah mendorong Pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan

ekspor minyak kelapa sawit.

Industri pengolahan minyak kelapa sawit hingga saat ini merupakan industri

yang sangat menjanjikan mengingat Indonesia merupakan produsen minyak

kelapa sawit terbesar di dunia karena didukung oleh sumber daya alam yang

melimpah. Indonesia juga merupakan negara ideal bagi pertumbuhan kelapa sawit

19

Page 20: KSMB Triwulan II

karena berada di daerah tropis yang dilewati garis khatulistiwa, dengan tanah yang

subur dan curah hujan yang sesuai dengan pertumbuhan kelapa sawit.

Ditinjau dari kegunaan kelapa sawit banyak memberikan manfaat bagi

manusia yakni kepentingan rumah tangga, kosmetik, makanan industri farmasi

maupun industri kimia. Jadi keuntungan untuk berkembang terus dalam

pengoperasian industri kelapa sawit tidaklah tertutup bahkan kelapa sawit

merupakan suatu prospek yang cerah dimasa mendatang karena pemasaran

minyak dan inti kelapa sawit tidak saja dipasarkan di dalam negeri tetapi juga di

eksport keluar negeri. Minyak kelapa sawit merupakan minyak yang sehat karena

kandungan kolesterolnya yang rendah serta kandungan berbagai jenis vitamin dan

adanya zat antioksidan yang bermanfaat sebagai pencegah kanker.

PT SMART merupakan salah satu perusahaan berbasis kelapa sawit terbesar

di Indonesia yang memiliki komitmen untuk memproduksi kelapa sawit secara

berkelanjutan. PT SMART didirikan pada tahun 1962 dan merupakan perkebunan

kelapa sawit dengan luas areal terbesar di Indonesia, dengan cakupan total sebesar

139.000 hektar, termasuk perkebunan plasma. PT SMART saat ini

mengoperasikan 15 pabrik yang terdiri dari tujuh pabrik pengolahan inti, empat

pabrik penghancur dan empat pabrik kilang. PT.SMART melakukan proses bisnis

di bidang kelapa sawit secara terintegrasi, mulai dari budidaya melalui

perkebunan kelapa sawit yang dikelolanya, pengolahan minyak kelapa sawit

menjadi CPO dan produk jadi seperti minyak goreng, margarin, mentega,dan

lemak untuk keperluan khusus, sampai dengan memasarkan produknya baik

secara lokal maupun ekspor.

Kondisi persaingan usaha yang ketat dengan kondisi pasar yang cepat

berubah dan semakin tingginya tuntutan konsumen terhadap produk yang lebih

berkualitas dan sehat mengharuskan PT SMART melakukan inovasi dan

pengembangan proses produksi. Salah satu cara yang dilakukan oleh PT SMART

adalah dengan melaksanakan Supply Chain Management (SCM) yang baik.

Komponen Supply Chain Management yang menjadi kekuatan PT SMART

terletak pada pengelolaan upstream supply system (sistem suplai pada hulu) dan

downstream supply system(sistem suplai pada hilir).

20

Page 21: KSMB Triwulan II

Upstream supply system yang dilakukan pada PT SMART meliputi aktivitas

pembangunan pabrik pengolahan hingga aktivitas penyaluran produk. Sedangkan

downstream supply system yang dilakukan PT SMART meliputi dua strategi

utama, yakni grand strategy dan operation strategy. Grand strategy yang

dijalankan meliputi aktivitas kegiatan operasional yang baik yang dapat terlihat

dari biaya yang rendah, on time delivery, serta kualitas dan kuantitas yang

terpercaya. Sementara operation strategy meliputi sinkronisasi tempat produksi

dengan tempat penjualan dan pemasaran.

Tujuan utama dari pelaksanaan downstream strategy adalah untuk

menciptakan sistem operasi yang efektif dan efisien. Tujuan ini akan tercapai

melalui dukungan dari beberapa komponen penting, yaitu riset dan

pengembangan, material yang berkualitas, fasilitas mesin yang memadai, metode

yang tepat, sumber daya manusia yang berkualitas, serta dukungan lain seperti

Corporate Social Responsibility (CSR) dan sistem teknologi informasi.

Dalam melaksanakan sistem Supply Chain Management, PT SMART

menerapkan sistem teknologi informasi MySAP Business Suite sejak tahun 1998.

Penggunaan teknologi ERP ini mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas

aliran proses bisnis mulai dari on farm sampai dengan pemasaran. Bapak Budiono

Muljono menyatakan bahwa manfaat signifikan dirasakan oleh PT SMART

adalah selalu berhasil memastikan bahwa biaya produksi dan operasional selalu

lebih rendah dari harga pasar. PT SMART juga memanfaatkan aplikasi SAP untuk

mengatur tingkat persediaan pupuk di masing-masing perkebunan yang terpisah-

pisah, sehingga produktifitas perkebunan senantiasa terjaga.

Sumber Pustaka :

1. Annual Report PT Sinar Mas Agro Resources, Tbk (PT SMART, Tbk) Tahun

2011.

21

Page 22: KSMB Triwulan II

KUNJUNGAN INDUSTRI PT. INDESSO AROMA

CEO Forum 31 Mei 2012

Kunjungan industri kali ini dilangsungkan di PT Indesso Aroma yang

berlokasi di Cileungsi, Bogor. Perusahaan pengolahan minyak atsiri PT. Indesso

(Indonesia Essential Oil) dimulai dari usaha keluarga tahun 1968 dengan

menyuling daun cengkeh. Pabrik PT Indesso yang pertama berkedudukan di

Purwokerto. Perusahaan mengalami perkembangan dengan mengolah minyak

cengkeh yang akan ditransformasi menjadi produk turunannya tersebut.

Komitmen pimpinan perusahaan terhadap mutu ditingkatkan dengan merekrut

tenaga profesional untuk mengembangkan produk. Selain itu, penggunaan

peralatan modern dan peningkatan efisiensi proses dilakukan guna menghasilkan

produk bermutu tinggi secara konsisten.

Gambar 2. Pintu Gerbang Pabrik PT Indesso Aroma, Cileungsi, Bogor

PT Indesso senantiasa melakukan pembinaan terhadap masyarakat hingga

sekarang bertransformasi menjadi industri-industri kecil yang menyuling minyak

daun cengkeh yang menjadi bahan baku yang digunakan oleh PT Indesso Aroma.

Hubungan antara perusahaan dengan industri kecil tersebut berkembang dalam

suasana kekeluargaan dan saling membutuhkan, sehingga berkembang pola bapak

asuh.

Pabrik PT Indesso Aroma yang dikunjungi adalah pabrik kedua yang

berlokasi di Cileungsi, Jawa Barat. Pabrik yang mulai beroperasi pada tahun 2001

ini, dikhususkan untuk memproduksi aromatic chemicals, produk-produk pangan

berupa ekstrak alami, dan produk savory dengan teknologi yang lebih modern.

22

Page 23: KSMB Triwulan II

PT Indesso dibagi menjadi tiga perusahaan, yaitu PT. Indesso Primatama

sebagai holding company, PT Indesso Aroma sebagai Manufacturing Company,

dan PT Indesso Niagatama sebagai Trading Company. Sejak Januari 1996,

perusahaan dengan komitmennya menerapkan sistem penjaminan mutu melalui

sertifikasi ISO 9001. Komitmen menghasilkan produk dengan status Halal

direalisasikan dengan diterapkannyaSistim Jaminan Halal yang dimulai sejak

2007. Kepedulian perusahaan akan mutu menjadikan bisnis terus berkembang dan

dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikat ISO 22000:2005 tentang sistem

manajemen keamanan pangan pada 1 Agustus 2008. Pencapaian tersebut

mengindikasikan bahwa PT Indesso dapat merambah pasar internasional dengan

produknya yang berkualitas, ditunjang dengan sistem rencana mutu, manual mutu

dan prosedur mutu yang handal. Dalam menjalankan usahanya, PT Indesso

memegang empat falsafah utama, yaitu : prinsip kekeluargaan, profesionalisme,

integritas pribadi, dan sumberdaya manusia sebagai aset perusahaan.

Lokasi Pabrik II PT. Indesso Aroma yang dibangun pada tahun 2001

terletak di kawasan Cileungsi. Adapun alasan pembangunan tersebut adalah:

1. Lokasi pabrik dekat dengan pelabuhan sehingga lebih mudah dalam

pendistribusian produk.

2. Lokasi lebih dekat dengan sumber bahan baku, seperti teh hijau yang sebagian

besar berasal dari Puncak, Bogor.

3. Tersedianya lahan yang lebih luas dibandingkan dengan Pabrik I sehingga

mendukung peningkatan kapasitas produksi.

4. Lokasi pabrik terletak relatif lebih dekat dari kantor pusat di Jakarta sehingga

lebih mudah dalam melakukan komunikasi dan koordinasi perusahaan.

PT Indesso Aroma memiliki tiga buah lini produksi, yang terdiri dari lini

produksi Aromatic Chemical, lini produksi Ekstrak Alami, dan lini produksi

Savatory. Lini produksi Aromatic Chemical digunakan untuk memproduksi

berbagai minyak atsiri, seperti minyak nilam, minyak cendana, minyak cengkeh,

dan berbagai jenis miyak atsiri lain. Lini produksi Ekstrak Alami digunakan untuk

memproduksi berbagai ekstrak teh hijau, ekstrak jahe, ekstrak kopi, dan

sebagainya. Sedangkan lini produksi savatory digunakan untuk memproduksi

seasoning, yang merupakan bahan campuran yang terdiri dari satu atau lebih

23

Page 24: KSMB Triwulan II

rempah-rempah yang ditambahkan ke dalam makanan selama pengolahan atau

dalam persiapan, sebelum disajikan untuk memperbaiki perisa alami makanan,

sehingga lebih disukai oleh konsumen.

PT Indesso Aroma berkomitmen untuk menggunakan bahan baku yang

berasal dari lokal. Hal ini bagi PT Indesso Aroma merupakan suatu keunggulan

tersendiri. Saat ini PT Indesso Aroma lebih memusatkan pada pasar ekspor untuk

produk minyak atsiri. Namun untuk produk ekstrak dan seasoning, PT Indesso

Aroma lebih memfokuskan untuk pasar dalam negeri, yaitu ke pabrik-pabrik

pengolahan makanan dan minuman seperti PT Indofood.

PT Indesso Aroma juga senantiasa menjaga keberlangsungan usaha dengan

aktif berpartisipasi dalam berbagai organisasi, seperti The Research Institute of

Fragrance Material (RIFM), The European Federation of Essential Oils (EFEO)

dan Federasi Eropa Minyak Atsiri (EFEO). Hal ini bagi PT Indesso Aroma sangat

penting karena untuk menjalankan pemasaran produk ke luar negeri, suatu

perusahaan harus ikut serta dalam berbagai asosiasi atau organisasi sebagai wadah

bagi anggotanya untuk saling berbagi pengetahuan dan informasi khususnya

mengenai proses pengolahan dan perdagangan.

24

Page 25: KSMB Triwulan II

SUSTAINABILITY PRACTICES IN OIL PALM PLANTATION

Narasumber : Ir. Widya Wiryawan, MBA

CEO Forum 5 Juni 2012

Subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam

meningkatkan pertumbunan Produk Domestik Bruto (PDB) salah satunya adalah

kelapa sawit. Sebagai tanaman penghasil minyak, kelapa sawit merupakan salah

satu primadona tanaman perkebunan yang menjadisumber penghasil devisa selain

minyak bumi dan gas. Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan

inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi

sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek ke depan

komoditas kelapa sawit, telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu

pengembangan areal perkebunan kelapa sawit.

Indonesia merupakan penyumbang produksi kelapa sawit terbesar di dunia.

Bersama dengan Malaysia, Indonesia menyumbang 85% dari total produksi

kelapa sawit di seluruh dunia. Kelapa sawit memiliki produktivitas yang relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas penghasil minyak nabati lainnya,

yaitu dengan rendemen 25% sehingga dapat terlihat bahwa industri ini merupakan

industri yang sangat menjajikan.

Kelapa sawit juga merupakan komoditas penghasil minyak nabati yang

efisien dibandingkan komoditas lainnya seperti komoditas kedelai, rareseed, dan

biji bunga matahari. Ekspansi pertumbuhan lahan minyak kelapa sawit relatif

lebih rendah dibandingkan dengan komoditas lain, sehingga relatif hemat lahan,

dimana dengan tingkat produktivitas yang sama, arealyang digunakan jauh lebih

sempit.

Perkebunan kelapa sawit seringkali diterpa dengan isu yang tidak baik,

terutama yang terkait dengan masalah lingkungan dan sosial. Isu lingkungan

utama yang dihadapi perusahaan kelapa sawit salah satunya adalah mengenai isu

konversi lahan hutan dan lahan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit yang

menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca, selain itu terdapat pula isu-isu

mengenai polusi air maupun rusaknya habitat orang hutan. Hal inilah yang

menjadi tantangan bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit.

25

Page 26: KSMB Triwulan II

Salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia adalah PT Astra

Agro Lestari Tbk (AAL). PT AAL merupakan suatu perusahaan yang berbasis

bisnis minyak kelapa sawit, karet, teh, kakao, dan minyak sayur. PT AAL dirintis

oleh PT Astra Internasional melalui Divisi Agribisnis pada PT Astra International

di tahun 1983, dengan memanfaatkan sekitar 2.000 hektar perkebunan singkong

yang kemudian dikonversi menjadi perkebunan karet. Pada tahun 1984, dimulai

budidaya kelapa sawit melalui akuisisi PT Perkasa Plantations Tunggal, di mana

pada saat itu telah berjalan proses pengolahan 15.000 hektar perkebunan kelapa

sawit yang berlokasi di Riau.

Misi perusahaan adalah “untuk menjadi teladan dan berkontribusi kepada

pembangunan dan kemakmuran negara”. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya,

PT Astra Agro Lestari Tbk menerapkan sistem pengelolaan yang bersifat ramah

lingkungan melalui implementasi ‘Astra Green Company” secara konsisten dan

berkomitmen dalam program konservasi seperti HCV (High Conservation Value).

Komitmen PT AAL diwujudkan melalui diraihnya penghargaan “proper-green”

dari kementrian lingkungan untuk enam anak perusahaannya. Disamping itu, PT

Astra Agro Lestari Tbk juga menerapkan zero waste management dan best

practice dalam sistem pengelolaan perusahaannya.

Isu lingkungan yang seringkali menerpa industri kelapa sawit. Hal ini

menuntut perusahaan untuk mengelola perkebunan secara lestari, salah satunya

dengan melakukan mekanisme sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm

Oil). Dikarenakan bagi PT AAL sistem yang ada pada RSPO memberatkan pihak

perkebunan sawit Indonesia karena banyaknya campur tangan LSM lingkungan,

PT AAL memutuskan untuk keluar dari keanggotaan RSPO. Saat ini PT AAL

bergabung bahkan ikut aktif dalam perumusan sertifikasi Indonesian

Sustainability Palm Oil (ISPO). Prinsip dan kriteria dari ISPO ini antara lain

adalah dengan mengatur sistem perizinan dan manajemen perkebunan, tanggung

jawab sosial dan komunitas hingga peningkatan usaha secara berkelanjutan.

PT AAL juga senantiasa melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat

khususnya di sekitar kawasan perkebunan melalui program Corporate Social

Responsibility (CSR). Program CSR dilaksanakan berdasarkan kebutuhan,

spesifikasi, kepercayaan kedua belah pihak, dan partisipasi.

26

Page 27: KSMB Triwulan II

Salah satu upaya CSR yang dilakukan adalah melalui pembangunan dan

perbaikan posyandu di lingkungan penduduk lokal. PT Astra Agro Lestari Tbk

memfokuskan program CSR dengan cara mendesain program CSR yang akan

dijalankan bersama dengan masyarakat lokal, hal ini sangat penting untuk

menampung kebutuhan masyarakat. Dengan dilaksanakannya community

development program, masyarakat lokal akan ikut serta berpatisipasi dalam

berbagai jenis kegitan, sehingga ada timbal balik yang saling menguntungkan

antara perusahaan dan masyarakat lokal. PT AAL juga ikut berpartisipasi dalam

pembangunan fasilitas pendidikan dan agama seperti sekolah, perpustakaan, bus

sekolah serta rumah ibadah.

Sumber Pustaka :

1. Annual Report PT Astra Agro Lestari, Tbk Tahun 2011.

2. Oil World. 2009. Oil World Annual 2009. ISTA Mielke GmbH. Langenberg,

Hamburg, Germany.

27