smi's insight - triwulan ii 2014

7
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) || www.ptsmi.co.id SMI Insight Triwulan II-2014 SMI’s Insight - Triwulan II 2014 “Selama beberapa tahun terakhir ini, infrastruktur dan layanan sektor telekomunikasi di Indonesia berkembang sangat pesat, menjadikan industri telekomunikasi di negara ini menjadi sangat menarik” Telekomunikasi Menilik pada pengalaman negara lain, saat ini Indonesia telah berada pada level yang dinamakan “Consumer $3,000”. Kategori tersebut melekat dikarenakan PDB per kapita Indonesia saat ini sudah berada pada level $3,000, bahkan lebih. Kita harapkan Indonesia seperti Korea Selatan atau Tiongkok yang mengalami lonjakan ekonomi begitu dahsyat selama 11 tahun setelah melewati level tersebut. Selama beberapa tahun terakhir ini, infrastruktur dan layanan sektor telekomunikasi di Indonesia berkembang sangat pesat. Dengan penduduk Indonesia yang jumlahnya begitu banyak serta kondisi geografis yang berbentuk kepulauan, menjadikan industri telekomunikasi di negara ini menjadi sangat menarik. 251.160.124 Total Populasi Populasi terbesar ke-4 di dunia 281.963.665 Pelanggan Telepon Seluler 112% Penetrasi pelanggan telepon seluler Snapshot Telekomunikasi dan Informatika Indonesia 72 juta Pengguna Internet 29% 60 juta Pengguna Facebook Pengguna terbanyak ke-3 di dunia 20 juta Pengguna Twitter 8% populasi Pengguna terbanyak ke-4 di dunia 26% populasi Sumber: WeAreSocial SG 2013, diolah Grafik 1. Karakteristik Consumer $3,000 Sumber: Markplus Lingkungan Pasar Telekomunikasi Secara Umum dan Kebijakannya Terlepas dari dampak sosial yang ditimbulkannya, peningkatan industri telekomunikasi memberikan efek positif terhadap ekonomi; penjualan gadget, Internet, ataupun bisnis iklan dan menggerakkan uang dengan begitu dinamis. Bahkan orang-orang terkaya di dunia, beberapa muncul dari sektor ini; teknologi dan komunikasi. Dalam periode yang cukup lama, pasar telekomunikasi Indonesia telah menjadi cermin sebuah industri yang belum begitu optimal padahal dengan potensi yang dimiliki apabila dilihat dari jumlah populasi serta daerah berbentuk kepulauan. Hal ini ditunjukkan dengan akses komunikasi yang belum sepenuhnya merata dinikmati oleh seluruh masyarakat. 1

Upload: phungtu

Post on 12-Jan-2017

228 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: SMI's Insight - Triwulan II 2014

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) || www.ptsmi.co.id SMI Insight Triwulan II-2014

SMI’s Insight - Triwulan II 2014

“Selama beberapa tahun terakhir ini,

infrastruktur dan layanan sektor

telekomunikasi di Indonesia berkembang

sangat pesat, menjadikan industri

telekomunikasi di negara ini menjadi

sangat menarik”

Telekomunikasi

Menilik pada pengalaman negara lain, saat ini Indonesia telah berada

pada level yang dinamakan “Consumer $3,000”. Kategori tersebut

melekat dikarenakan PDB per kapita Indonesia saat ini sudah berada

pada level $3,000, bahkan lebih. Kita harapkan Indonesia seperti

Korea Selatan atau Tiongkok yang mengalami lonjakan ekonomi

begitu dahsyat selama 11 tahun setelah melewati level tersebut.

Selama beberapa tahun terakhir ini,

infrastruktur dan layanan sektor

telekomunikasi di Indonesia

berkembang sangat pesat. Dengan

penduduk Indonesia yang jumlahnya

begitu banyak serta kondisi geografis

yang berbentuk kepulauan, menjadikan

industri telekomunikasi di negara ini

menjadi sangat menarik.

251.160.124

Total Populasi Populasi terbesar ke-4 di dunia

281.963.665 Pelanggan Telepon Seluler

112%

Penetrasi pelanggan telepon seluler

Snapshot Telekomunikasi dan Informatika Indonesia

72 juta Pengguna Internet

29%

60 juta Pengguna Facebook

Pengguna terbanyak ke-3 di dunia

20 juta Pengguna Twitter

8% populasi

Pengguna terbanyak ke-4 di dunia

26% populasi

Sumber: WeAreSocial SG 2013, diolah

Grafik 1. Karakteristik Consumer $3,000

Sumber: Markplus

Lingkungan Pasar Telekomunikasi Secara Umum dan Kebijakannya

Terlepas dari dampak sosial yang ditimbulkannya, peningkatan industri telekomunikasi memberikan efek positif

terhadap ekonomi; penjualan gadget, Internet, ataupun bisnis iklan dan menggerakkan uang dengan begitu

dinamis. Bahkan orang-orang terkaya di dunia, beberapa muncul dari sektor ini; teknologi dan komunikasi.

Dalam periode yang cukup lama, pasar telekomunikasi Indonesia telah menjadi cermin sebuah industri yang

belum begitu optimal padahal dengan potensi yang dimiliki apabila dilihat dari jumlah populasi serta daerah

berbentuk kepulauan. Hal ini ditunjukkan dengan akses komunikasi yang belum sepenuhnya merata dinikmati

oleh seluruh masyarakat.

1

Page 2: SMI's Insight - Triwulan II 2014

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) || www.ptsmi.co.id SMI Insight Triwulan II-2014

Saat ini, secara bertahap industri telekomunikasi mulai menunjukkan kemajuan baik dari segi pendapatan

maupun penetrasi. Dari sisi pendapatan, setiap tahunnya mengalami kenaikan yang diprediksi antara 10%-

12%.

Pendapatan yang terdiri atas tiga komponen utama telekomunikasi (Mobile, Fixed Line, serta Data dan

Internet) menunjukkan hal tersebut. Pendapatan dari sektor ini pada tahun 2014 menurut prediksi BPS akan

melebihi angka Rp300 triliun.

Secara komponen, pendapatan sektor

telekomunikasi dari sisi fixed line

mempunyai tren yang terus menurun,

hal tersebut merupakan sebuah

kewajaran di tengah kondisi masyarakat

yang sudah banyak beralih ke sistem

seluler yang mengakibatkan

melonjaknya penggunaan telepon

seluler di Indonesia. Hal tersebut dapat

dilihat dari tren pendapatan seluler yang

terus meningkat setiap tahunnya.

Selain itu pula, hal yang menarik untuk dicermati adalah pendapatan sektor data & Internet yang memiliki

tren kenaikan paling tinggi setiap tahunnya. Ini menjadi salah satu indikasi bahwa, pada beberapa tahun

terakhir ini, akses informasi sudah sangat terbuka lebar bagi masyarakat Indonesia. Kemudahan

mendapatkan berita dan kecepatan tersebarnya informasi menjadi ciri kunci.

Kontribusi sektor telekomunikasi

terhadap PDB Indonesia menunjukkan

tren yang stabil dan cenderung positif

walaupun persentasenya tidak terlalu

besar.

Dengan kecenderungan tren tersebut,

kontribusi sektor ini terhadap PDB

adiprediksi kan terus meningkat seiring

dengan perkembangan teknologi yang

semakin pesat.

2

Saat ini Indonesia sudah berada dalam tahapan peralihan tren komunikasi dari tembaga (kabel) menuju

gelombang (wireless). Tren telepon kabel, setelah mengalami kejayaan di era 2000-an, mulai mengalami

stagnasi dan cenderung mengalami penurunan yang bertahap disebabkan oleh mobilitas tinggi serta

kebutuhan akses informasi yang cepat dan akurat sehingga masyarakat beralih menggunakan telepon

seluler yang dinilai lebih fleksibel.

3,05%

3,19% 3,19%3,18%

3,22%

2,95%

3,00%

3,05%

3,10%

3,15%

3,20%

3,25%

2009 2010 2011 2012 2013

Sumber: BPS, 2013

Grafik 3. Kontribusi Pendapatan Sektor Komunikasi terhadap PDB

Sumber: BPS 2013, diolah

Grafik 2. Pendapatan Sektor Telekomunikasi (dalam miliar Rupiah)

14.539 15.248 14.607 13.404

12.388 10.904 14.295

18.729

23.505

29.710

145.389

176.310

203.427

224.850

250.304

-

40.000

80.000

120.000

160.000

200.000

240.000

280.000

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

2009 2010 2011 2012 2013

Fixed Data & Internet Mobile

Page 3: SMI's Insight - Triwulan II 2014

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) || www.ptsmi.co.id SMI Insight Triwulan II-2014

Telepon seluler dan Internet menunjukkan

pertumbuhan yang signifikan, bahkan

dalam dua tahun terakhir ini, pengguna

telepon seluler di Indonesia telah melebihi

populasinya sendiri (dilihat dari jumlah

aktivasi SIM card).

Namun, pertumbuhan-pertumbuhan

tersebut masih tergolong rendah apabila

dibandingkan dengan negara lain di Asia

dengan level ekonomi yang sama. Ini

merupakan peluang bisnis yang besar

untuk terus meningkatkan penetrasi

bidang telekomunikasi Indonesia.

Undang-undang Telekomunikasi No. 36 Tahun 1999 dan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik

No.11 Tahun 2008, merupakan panduan untuk reformasi di industri ini, termasuk liberalisasi industri,

fasilitasi pendatang baru dalam bisnis, melindungi hak konsumen dan produsen, dan mengubah wajah

industri telekomunikasi menjadi lebih kompetitif.

3

Grafik 4. Gambaran Jumlah Pelanggan Internet, Mobile, dan Fixed Line

(dalam juta orang)

Kebijakan

Permasalahan klasik di negara berkembang adalah keterbatasan kemampuan Pemerintah untuk

menyediakan pendanaan yang cukup untuk mengembangkan infrastruktur, salah satunya sektor

telekomunikasi. Oleh karena itu, perusahaan Telekomunikasi seperti Indosat, diprivatisasi. Hal ini merupakan

kebijakan ekonomi Pemerintah, salah satunya untuk mengefisienkan bisnis dan menjadi jembatan atas

keterbatasan Pemerintah dalam mengembangkan sektor telekomunikasi.

Namun demikian, untuk jangka waktu ke depan, privatisasi bukan merupakan solusi yang paling tepat bagi

permasalahan keterbatasan kemampuan Pemerintah. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, justru

kebutuhan akan adanya infrastruktur yang baik merupakan keharusan agar dapat terus meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Skema Kerjasama Pemerintah Swasta bisa jadi salah satu solusi untuk

mempersempit celah keterbatasan Pemerintah.

Privatisasi

Suatu negara membutuhkan sebuah institusi khusus independen yang bertujuan untuk membuat dan

menegakkan aturan yang tidak diskriminatif untuk memasuki pasar, perizinan, dan penyediaan layanan

telekomunikasi. Di negara-negara maju contohnya, mereka selalu mempunyai regulasi khusus untuk

menfasilitasi pihak asing atau swasta untuk berinvestasi dalam sektor telekomunikasi.

Karena kebutuhan itu, Pemerintah membentuk Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sebagai

regulator telekomunikasi di Indonesia.

Tidak seperti negara lain yang membentuk terlebih dahulu badan regulator nasional sebelum melakukan

liberalisasi pasar, BRTI dibentuk untuk memasuki pasar yang sudah berjalan hampir 12 tahun ketika lisensi

operator telekomunikasi pertama diluncurkan di Indonesia.

Kompetisi Terbuka

Sumber: Kementerian Telekomunikasi dan Informatika, 2013

Page 4: SMI's Insight - Triwulan II 2014

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) || www.ptsmi.co.id SMI Insight Triwulan II-2014

Peningkatan industri telekomunikasi nasional ditandai dengan menguatnya beberapa tren utama. Lembaga

riset MarkPlus menyebutkan setidaknya ada tiga tren yaitu, evolusi jejaring sosial, perkembangan ponsel

pintar, dan menguatnya posisi daya tawar konsumen. Satu lagi yang bisa dikategorikan sebagai tren utama

yaitu kebutuhan akses data.

4

Pasar Telekomunikasi Indonesia Saat Ini

Banyaknya jumlah penduduk dan kultur khas Indonesia yang senang berinterkasi sosial, menjadikan jejaring

sosial berkembang sangat pesat. Kemampuan jejaring sosial untuk menghilangkan sekat-sekat dimensi

ruang dan waktu telah mendorong penggunaan secara masal di masyarakat. Indonesia sendiri termasuk

salah satu negara dengan jumlah pengguna jejaring sosial tertinggi.

Jejaring Sosial

Grafik 5. Pengguna Jejaring Sosial di Indonesia Tahun 2013

(dalam juta)

Grafik 6. Persentase Pengguna Instant Messaging dari Jumlah

Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2013

Sumber: Webershandwick.com, 2013 Sumber: Nielsen, 2013

Perkembangan ponsel pintar juga tumbuh semakin pesat. Dalam perkembangannya, harga komponen

elektronik yang menurun serta permintaan pasar yang cukup tinggi, semakin mendorong produksi ponsel

dengan harga murah. Hasil lembaga riset Nielsen menyatakan bahwa penetrasi ponsel pintar di Indonesia

diperkirakan mencapai 23%.

Ponsel Pintar

Gejala ini ditangkap sebagai peluang bagi para gadget manufacturer untuk memperluas pasar mereka,

dengan cara meluncurkan ponsel yang memiliki fasilitas lebih termasuk jejaring sosial yang telah tertanam di

dalam perangkat yang dijual.

Kondisi tersebut berbanding linier di tingkat

global, dimana penjualan ponsel pintar

semakin meningkat dan bahkan melebihi

penjualan komputer mulai tahun 2012.

Mewabahnya ponsel pintar ini tentunya akan

mengevolusi masyarakat dalam penggunaan

Internet.

Grafik 7. Perbandingan Jumlah PC dan Smartphone di Dunia

(juta unit)

Sumber: Markplus

Page 5: SMI's Insight - Triwulan II 2014

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) || www.ptsmi.co.id SMI Insight Triwulan II-2014 5

Faktor terakhir yang berpengaruh terhadap peningkatan sektor telekomunikasi di Indonesia adalah daya

tawar konsumen . Pasar telekomunikasi Indonesia saat ini mempunyai setidaknya 11 operator (carriers). Hal

ini menjadikan konsumen mempunyai banyak

pilihan untuk menentukan tarif/ biaya

komunikasinya sendiri. Semakin

banyaknya pilihan ini juga semakin

memperlebar rentang kebebasan

konsumen dalam menentukan layanan

yang digunakan. Hal yang sering menjadi

pertimbangan konsumen adalah tarif,

jangkauan sinyal, dan pelayanan.

Daya Tawar Konsumen

Keempat aspek tersebut bermuara pada pergeseran cara orang untuk mengakses Internet, dimana porsi

penggunaan Internet secara mobile

semakin besar tiap tahunnya selaras

dengan semakin tingginya mobilitas

orang, dan diprediksi akan melebihi

proporsi Internet konvensional (dengan

menggunakan komputer) dalam

beberapa tahun mendatang.

Akses Data

Seiring dengan perkembangan Internet

dan ponsel pintar, kebutuhan akan

layanan akses data akan melonjak.

Semakin mudahnya akses Internet dan

biaya yang relatif lebih murah juga

menjadi salah satu faktor pemicunya.

Walaupun kebutuhan akan akses data

semakin meningkat, namun Indonesia

tergolong dalam negara dengan

kecepatan akses Internet yang masih

rendah bila dibandingkan dengan

negara-negara lain di dunia.

Grafik 10. Perbandingan Kecepatan Internet Beberapa Negara (dalam Mbps)

Sumber: Akamai.com, 2013

1,5

2,9

7,1

7,3

7,4

8,1

8,6

8,7

8,9

9,3

10,8

14

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Indonesia

Global

Finlandia

Swedia

USA

Czech

Belanda

Swiss

Latvia

Hongkong

Jepang

Korea Selatan

Grafik 9. Proporsi Penggunaan Internet Secara Mobile dan Non-Mobile

Sumber: Markplus

0

20

40

60

80

2009 2010 2011 2012 2013

Non-Mobile Internet Users Mobile Internet Users

Grafik 8. Pangsa Pasar Operator Telekomunikasi Indonesia Tahun 2013

Sumber: Telkomsel, 2013

Telkomsel (GSM)

40,0%Indosat (GSM)

18,0%

XL Axiata (GSM)

17,0%

Hutchison-3 (GSM)

Telkom Flexi (CDMA)

Axis (GSM)

Esia (CDMA)

Smartf ren (CDMA)

Others

Pangsa Pasar Telekomunikasi

Indonesia 2013

Page 6: SMI's Insight - Triwulan II 2014

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) || www.ptsmi.co.id SMI Insight Triwulan II-2014

Dari seluruh infrastruktur jaringan dan telekomunikasi di Indonesia, 50% lebih berada di pulau Jawa, 25%

di pulau Sumatera, dan hanya 5% berada di wilayah timur Indonesia. Hal ini menunjukkan disparitas dan

aksesibilitas telekomunikasi yang begitu kentara.

Saat ini Indonesia memiliki sejumlah satelit yang diberi nama Palapa. Indonesia juga terus melakukan

pengembangan jaringan fiber optik bernama Palapa Ring yang menjangkau seluruh wilayahnya dengan

kabel di laut sepanjang ±35 ribu km dan kabel di darat sepanjang ±21 ribu km.

Dari sisi Pemerintah, rencana pengembangan satelit dan jaringan kabel optik, merupakan salah satu

langkah dari Pemerintah guna mengurangi disparitas teknologi dan jaringan bidang telekomunikasi di

Indonesia yang saat ini begitu terlihat. Pulau-pulau di Indonesia kini memang mengalami rasio interkoneksi

yang semakin baik, namun pulau Jawa tetap menjanjikan bagi pertumbuhan sektor telekomunikasi, baik

suara maupun data. Selain karena pulau dengan populasi terbesar, Jawa juga mempunyai rasio daya beli

yang tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya.

6

Infrastruktur Sektor Telekomunikasi

Dari sisi operator, pembangunan menara-menara telekomunikasi juga menjadi hal yang penting dalam

telekomunikasi. Saat ini, pemerintah sebagai regulator mendorong untuk penggunaan menara

telekomunikasi secara bersama (tower sharing), sehingga dapat mengurangi biaya infrastruktur. Aturan yang

menyebutkan bahwa operator luar negeri tidak boleh membangun menara sendiri saat ini sudah tidak

berlaku, baik operator dalam maupun luar negeri diperbolehkan untuk membangun menara dengan syarat

dikerjakan sendiri. Apabila pembangunan menara-menara dikerjasamakan dengan pihak lain (outsourced),

provider dan kontraktor menara tersebut haruslah pihak domestik.

Secara regional, Indonesia masih tertinggal pada pengembangan infrastruktur jaringan kabel internasional

dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Indonesia dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa, hanya

memiliki kapasitas internasional sebesar 600 Gps (gigabyte per second), sangat jauh dibandingkan dengan

negara tetangga Singapura yang memiliki kapasitas 1.500 Gps dengan populasi hanya sekitar 5 juta jiwa.

25%

56,5%

5%

12,5%

Sumber: Tellin Analysis, 2012

Negara Kapasitas (Gps) Populasi (juta jiwa)

Singapura 1.500 5

Malaysia 1.400 30

Philippines 1.000 92

Thailand 900 70

Indonesia 600 251

Sumber: Tellin Analysis, 2012

Page 7: SMI's Insight - Triwulan II 2014

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) || www.ptsmi.co.id SMI Insight Triwulan II-2014

Untuk itu, pemerintah Indonesia telah menargetkan pembangunan National Broadband Network. Program

ini sejalan dengan studi Bank Dunia yang menyatakan bahwa untuk negara berkembang, setiap 10%

peningkatan penetrasi broadband dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,38%.

Realitas bahwa telekomunikasi mampu menyediakan jangkauan dan layanan yang dapat memudahkan

berbagai lapisan masyarakat untuk mendapatkan akses komunikasi baik suara, gambar maupun data,

ditambah lagi dengan potensi pengembangan sektor ini di Indonesia masih cukup besar, baik dari sisi

investasi maupun pasar, pengembangan sektor ini perlu terus dipercepat guna meningkatkan daya saing

bangsa dan mewujudkan ekonomi berbasis pengetahuan.

7

Tren ke Depan

Dengan semakin tingginya mobilitas

dan modernitas saat ini, tak pelak

lagi kebutuhan akan telekomunikasi

berada pada level yang tinggi.

Walaupun kebutuhan akan akses

data semakin meningkat, namun

Indonesia tergolong dalam negara

dengan kecepatan akses Internet

yang masih rendah bila

dibandingkan dengan negara-negara

lain di dunia.

Grafik 11. Target Persentase Broadband Terpasang pada MP3EI

Sumber: MP3EI

Disclaimer

All information presented were taken from multiple sources and considered as true by the time they

were written to the knowledge of PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). PT Sarana Multi Infrastruktur

(Persero) can not be held responsible from any inacuracy contained in the material.

PT SMI follows all internal and external guidelines and regulations that govern the evaluation process

on determining the financing feasibility of an infrastructure project. Every decision to finance or not to

finance a project is therefore based on a responsible and thorough due diligence process.

Any complaint in the process of financing irregularities can be submitted to:

Ms. Astried Swastika Corporate Secretary PT SMI

Tel : +62 21 5785 1313

Fax : +62 21 570 9460

Email : [email protected]

Public complaints on PT SMI service will be kept strictly confidential and handled by a special

committee to ensure that complaints are addressed appropriately.