kromium
TRANSCRIPT
A. Kromium (Cr)
1. Karakteristik dan Sifat Kromium
Kromium (Cr) adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit
dioksidasi meski dalam suhu tinggi, memiliki titik cair 1.857C dan titik
didih 2.672C, bersifat paramagnetik, dan membentuk senyawa-senyawa
berwarna. Menurut Notodarmojo (2005), kromium (Cr) adalah logam
dengan berat atom 51,996 g/mol. Logam berat Cr merupakan unsur yang
berbahaya, yang dapat bersifat toksik bagi lingkungan dan ekosistem.
Kromium (Cr) adalah unsur logam transisi golongan IVB yang mempunyai
valensi (bilangan oksidasi) 0, III, dan VI sedangkan untuk valensi IV dan V
jarang ditemukan (Widowati et al, 2008).
Kromium terdapat di alam dalam dua bentuk oksida, yaitu Cr(VI) atau
kromium heksavalen dan Cr(III) atau kromium trivalen. Kromium
heksavalen mudah larut dalam air dan membentuk divalen oksi-anion yaitu
kromat (CrO42-) dan dikromat (Cr2O7
2-). Kromium digunakan dalam
berbagai industri, seperti industri electroplating, penyamakan kulit, tekstil
dan pencucian logam. Tingkat toksisitas kromium heksavalen sangat tinggi,
sehingga bersifat racun terhadap semua jenis organisme untuk konsentrasi >
0,05 ppm. Kromium heksavalen bersifat karsinogenik dan dapat
menyebabkan iritasi pada kulit manusia. Sementara itu, toksisitas kromium
trivalen jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan kromium heksavalen
yaitu sekitar 1/100 kalinya (Panda dan Choudhury, 2005). Kandungan Cr
diketahui dapat bersifat karsinogenik kuat dan bersifat mutagen yang dapat
merusak organ manusia (Chidambaram et al, 2009). Sejumlah penelitian
menjelaskan efek toksik dari Cr pada tanaman dan mengakibatkan
kerusakan pada pertumbuhan tanaman.