uji toksisitas akut (lc50 96jam) logam berat kromium …repository.ub.ac.id/6207/1/sahuri,...

71
UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 - 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) PADA SALINITAS BERBEDA TERHADAP MORTALITAS UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) PL-25 SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN Oleh : MOHAMMAD SAHURI NIM. 135080100111008 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 28-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

i

UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 - 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM (Cr)

PADA SALINITAS BERBEDA TERHADAP MORTALITAS UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) PL-25

SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

Oleh :

MOHAMMAD SAHURI NIM. 135080100111008

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

ii

UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 - 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM (Cr)

PADA SALINITAS BERBEDA TERHADAP MORTALITAS UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) PL-25

SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakulatas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

MOHAMMAD SAHURI NIM. 135080100111008

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

SKRIPSI

Page 3: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

iii

Page 4: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Usulan Skripsi yang saya tulis

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Usulan Skripsi ini

hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, 28 Juli 2017

Mahasiswa

MOHAMMAD SAHURI NIM. 135080100111008

Page 5: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Ibu Ir. Kusriani, MP. selaku pembimbing pertama, yang telah berkenan

membimbing saya selama ini dengan sabar dan bijaksana.

2. Ibu Dr. U’un Yanuhar, S.Pi, M.Si. selaku pembimbing kedua, yang telah

berkenan membimbing saya selama ini dengan sabar dan bijaksana.

3. Bapak Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pengembangan Budidaya Air

Payau (PBAP) Bangil, yang telah berkenan mengizinkan saya untuk

melaksanakan Skripsi di tempat Bapak.

4. Sujud dan terima kasih yang dalam penulis persembahkan kepada Ibunda dan

Ayahanda tercinta, atas dorongan yang kuat, kebijaksanaan dan do’a.

5. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman, yang selama

ini telah banyak membantu dalam proses Skripsi penulis.

Malang, 28 Juli 2017

Penulis

Page 6: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

vi

Ringkasan

Mohammad Sahuri. Skripsi tentang Uji Toksisitas Akut (Lc50 - 96jam) Logam Berat Kromium (Cr) pada Salinitas Berbeda terhadap Mortalitas Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) PL-25 (di bawah bimbingan Ir. Kusriani, M.P dan Dr. U’un Yanuhar, S.Pi, M.Si.) Logam berat merupakan polutan yang berbahaya dalam perairan dan dapat membunuh biota perairan seperti ikan dan crustacea khususnya udang vannamei. Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar. Salinitas merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan bagi biota perairan dan meningkatkan daya toksisitas logam berat kromium. Senyawa aktif yang memiliki daya bioaktif yang tinggi seperti logam berat (Cr), dapat diketahui berdasarkan nilai Lethal Concentration 50% (LC50) pada suatu hewan uji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai toksisitas akut 50 (Lethal Concentration 50) logam berat kromium pada salinitas berbeda terhadap mortalitas udang vannamei. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan mengadakan observasi di bawah kondisi buatan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 tahap uji yaitu uji pendahuluan dan uji sesungguhnya. Uji pendahuluan dilakukan untuk mengetahui ambang atas dan bawah yang akan digunakan pada uji sesungguhnya. Konsentrasi yang digunakan pada uji pendahuluan sesuai dengan skala logaritmik yaitu dengan konsentrasi 0,01 ppm; 0,1 ppm; 1 ppm; 10 ppm; 100 ppm dan 0 ppm (kontrol). Uji sesungguhnya menggunakan tiga konsentrasi logam berat kromium dan tiga salinitas dengan pengamatan dilakukan selama 96 jam (4 hari). Hasil uji mortalitas udang vannamei yang terpapar logam berat kromium (Cr) selama 96 jam pada salinitas 5 ppt dengan konsentrasi logam berat kromium 18 ppm sebesar 56,67%, konsentrasi 32 ppm sebesar 73,33% dan konsentrasi 56 ppm sebesar 90%. Salinitas 15 ppt dengan konsentrasi 18 ppm sebesar 36,67%, konsentrasi 32 ppm sebesar 56,67% dan konsentrasi 56 ppm sebesar 73,33%. Saliitas 25 ppt pada konsentrasi logam berat kromium 18 ppm sebesar 33,33%, konsentrasi 32 ppm sebesar 43,33% dan pada konsentrasi 56 ppm sebesar 66,67%. Hasil pengukuran kualitas air dan nilai toksisitas akut (LC50 - 96 jam) selama penelitian pada salinitas 5 ppt sebagai berikut: derajat keasaman (pH) sebesar 8,3 – 8,7, oksigen terlarut (DO) sebesar 5,80 – 6,46 mg/l, suhu sebesar 28,60C – 30,30C dan LC50 - 96 jam sebesar 15,59 ppm. Salinitas 15 ppt, derajat keasaman (pH) sebesar 8,0 - 8,6, oksigen terlarut (DO) sebesar 5,80 – 6,50 mg/l, suhu sebesar 28,50C – 30,20C dan LC50 - 96 jam sebesar 23,67 ppm. Salinitas 25 ppt derajat keasaman (pH) sebesar 7,8 - 8,5, oksigen terlarut (DO) sebesar 5,79 – 6,50 mg/l, suhu sebesar 28,50C – 30,70C dan LC50 - 96 jam sebesar 25,31 ppm. Hasil uji statistik ANOVA dengan α = 5% menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antar perlakuan untuk perbedaaan salinitas (Faktor A) dan tingkat konsentrasi logam kromium (Faktor B). Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu nilai LC50-96 jam logam berat kromium terhadap mortalitas udang vannamei pada salinitas 5 ppt sebesar 15,59 ppm, pada salinitas 15 ppt sebesar 23,67 ppm serta pada salinitas 25 ppt sebesar 25,31 ppm termasuk bahan pencemar dengan toksik sedang. Perbedaan tingkat konsentrasi dan perbedaan salinitas, berpengaruh terhadap tingkat mortalitas. Kisaran kualitas air (suhu, pH dan oksigen terlarut) yang diperoleh dalam penelitian tergolong dalam kisaran yang normal untuk kelangsungan hidup udang vannamei.

Page 7: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadiran Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad

SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian skripsi tentang “Uji

Toksisitas Akut (LC50-96jam) Logam Berat Kromium (Cr) pada Salinitas

Berbeda terhadap Mortalitas Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) PL-

25” Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana perikanan di Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu proses penyusunan usulan penelitian skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa usulan penelitian skripsi ini terdapat kekurangan dan kesalahan yang

disebabkan oleh keterbatasan penulis. Maka dari itu kritik, saran dan masukan dari

semua pihak sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan usulan penelitian

skripsi ini.

Malang, 28 Juli 2017

Penulis

Page 8: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

ORISINALITAS SKRIPSI ............................................................................ iv

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... v

RINGKASAN .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4 1.3 Tujuan ............................................................................................. 4 1.4 Hipotesis ......................................................................................... 5 1.5 Kegunaan ........................................................................................ 5 1.6 Tempat, Waktu/ Jadwal Pelaksanaan .............................................. 7

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8 2.1 Lethal Concentration (LC50) ............................................................ 8 2.2 Logam Berat Kromium (Cr).............................................................. 9 2.3 Salinitas .......................................................................................... 12 2.4 Mortalitas ......................................................................................... 13 2.5 Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) ...................................... 13 2.6 Uji Pendahuluan (Nilai Kisaran) ....................................................... 16 2.7 Uji toksisitas .................................................................................... 17 2.8 Analisis Data ................................................................................... 18 2.9 Kualitas Air ...................................................................................... 19 2.9.1 Suhu ...................................................................................... 20 2.9.2 Derajat Keasama (pH) ............................................................ 21 2.9.3 Oksigen Terlarut (DO) ............................................................ 21

3. METODE PENELITIAN .......................................................................... 23 3.1 Materi Penelitian .............................................................................. 23 3.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 23 3.3 Metode Penelitian ............................................................................ 24 3.3.1 Data Primer ............................................................................ 25 3.3.2 Data Sekunder ....................................................................... 25 3.4 Tahapan Penelitian ........................................................................ 25

Page 9: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

ix

3.4.1 Aklimatisasi Hewan Uji ........................................................... 26 3.4.2 Pembuatan Toksitan .............................................................. 27 3.4.3 Uji Pendahuluan ..................................................................... 27 3.4.4 Pelaksanaan Percobaan ........................................................ 29 3.5 Desain Penelitian ............................................................................ 31 3.6 Analisis Probit .................................................................................. 32 3.7 Analisis Anova .................................................................................. 33

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 35 4.1 Uji Toksisitas Logam Berat Kromium (Cr) Terhadap Udang ............ 35 4.1.1 Uji Pendahuluan ..................................................................... 35 4.1.2 Uji Sesungguhnya .................................................................. 37 4.1.3 Analisa Probit ......................................................................... 40 4.2 Analisis Data (ANOVA) .................................................................... 42 4.3 Analisis Data Kualitas Air ................................................................ 43 4.3.1 Power of Hidrogen (pH) .......................................................... 43 4.3.1 Dissolved Oksigen (DO) ......................................................... 46 4.3.2 Suhu ...................................................................................... 48

5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 52 5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 52 5.2 Saran .............................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53

LAMPIRAN ................................................................................................. 60

Page 10: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Parameter Kualitas Air ............................................................................ 18

2. Mortalitas Udang Vanamei pada Uji Pendahuluan .................................. 36

3. Mortalitas Udang Vanamei pada Uji Sesungguhnya ............................... 38

4. Analisis ANOVA ...................................................................................... 43

5. Analisis Kualitas Air Power of Hidrogen (pH) .......................................... 44

6. Analisis Kualitas Air Dissolved Oksigen (DO) ......................................... 46

7. Analisis Kualitas Air Suhu ....................................................................... 49

Page 11: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Udang Vannamei .................................................................................. 14

2. Letak Wadah Uji ................................................................................... 32

3. Grafik Mortalitas pada Uji Pendahuluan ................................................ 35

4. Grafik Mortalitas pada Uji Sesungguhnya ............................................. 38

5. Grafik Nilai Probit pada Salinitas 5 ppt .................................................. 40

6. Grafik Nilai Probit pada Salinitas 15 ppt ................................................ 41

7. Grafik Nilai Probit pada Salinitas 25 ppt ................................................ 41

8. Grafik Nilai Power of Hidrogen (pH) pada Salinitas 5 ppt ...................... 44

9. Grafik Nilai Power of Hidrogen (pH) pada Salinitas 15 ppt .................... 45

10. Grafik Nilai Power of Hidrogen (pH) pada Salinitas 25 ppt .................. 45

11. Grafik Nilai Dissolved Oksigen (DO) pada Salinitas 5 ppt ..................... 47

12. Grafik Nilai Dissolved Oksigen (DO) pada Salinitas 15 ppt ................... 47

13. Grafik Nilai Dissolved Oksigen (DO) pada Salinitas 25 ppt ................... 47

14. Grafik Nilai Suhu pada Salinitas 5 ppt ................................................... 49

15. Grafik Nilai Suhu pada Salinitas 15 ppt ................................................. 50

16. Grafik Nilai Suhu pada Salinitas 25 ppt ................................................. 50

Page 12: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabel Alat ............................................................................................... 60

2. Tabel Bahan ........................................................................................... 51

3. Uji Pendahuluan ..................................................................................... 52

4. Tabel Skala Rand ................................................................................... 63

5. Uji Sesungguhnya (Mortalitas) ................................................................ 66

5a. Kualitas Air (Power of Hidrogen (pH)) ................................................... 67

5b. Kualitas Air (Dissolved Oksigen) ........................................................... 68

5c. Kualitas Air (Suhu) ................................................................................ 69

6. Analisa Probit ......................................................................................... 70

7. Tabel Transformasi Probit ....................................................................... 73

8. Tingkah Laku Udang yang Terpapar Kromium ........................................ 75

9. Anova ..................................................................................................... 76

Page 13: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logam berat merupakan polutan yang berbahaya dalam perairan dan dapat

membunuh biota perairan seperti ikan dan crustacea. Logam berat merupakan

elemen logam yang memiliki kepadatan tinggi dan bersifat toksik pada konsentrasi

yang rendah. Logam berat yang telah teridentifikasi sebagai polutan dalam

perairan antara lain arsenik (Ar), copper (Cu), kadmium (Cd), timbal (Pb), kromium

(Cr), nikel (Ni), merkuri (Hg) dan seng (Zn). Jenis logam ini dikelompokkan sebagai

senyawa toksik dalam konsentrasi tinggi dan berbahaya bagi kesehatan baik biota

perairan maupun manusia (Purnamawati et al., 2015).

Kromium merupakan logam berat dimana penggunaannya sangat luas

namun berbahaya bagi manusia karena sifat toksik, persisten, bioakumulatif dan

terakumulasi dalam lingkungan (Tyas et al., 2016). Logam berat kromium (Cr)

adalah logam yang berwarna putih, tidak begitu liat (keras tapi rapuh) dan tidak

dapat ditempa. Limbah kromium dalam perairan berasal dari aktivitas seperti

penyamaan kulit, manufaktur tekstil, konsentrasi kimia ataupun pelapisan kromium

untuk keperluan industri. Kromium juga merupakan logam berat yang

menyebabkan polutan dan mikronutrien yang penting bagi organisme. Meskipun

kromium berguna bagi organisme jika keberadaannya yang terlalu banyak akan

mengganggu dalam kehidupan hewan, tumbuhan maupun manusia karena

bersifat toksik (Edelynna et al., 2012). Dalam perairan logam berat kromium

dijumpai dalam dua bentuk yaitu ion kromium valensi III (Cr3+) dan ion kromium

valensi VI (Cr6+). Kromium dengan valensi VI lebih toksik karena ion tersebut sukar

terurai, tidak mengendap, stabil dan toksik. Kromium bervalensi III mempunyai

sifat sukar terlarut pada pH diatas 5 dan mudah dioksidasi (Puspita et al., 2011).

Page 14: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

2

Faktor lingkungan dalam perairan yang mempengaruhi sifat toksisitas dari

logam berat selain jumlah masukan logam berat sendiri adalah pH perairan,

temperatur dan salinitas (Rochyatun dan Rozak, 2007). Salinitas menggambarkan

konsentrasi total ion yang terdapat pada perairan baik organik maupun anorganik.

Salinitas dalam perairan akan mempengaruhi logam berat dalam perairan jika

mengalami penurunun. Penurunan salinitas akan meningkatkan daya toksik logam

berat karena tingkat bioakumulasinya yang semakin besar ketika salinitas dalam

suatu perairan menurun (Yudiati et al., 2009).

Senyawa aktif yang memiliki daya bioaktif yang tinggi seperti logam berat

(Cr) dapat diketahui berdasarkan nilai Lethal Concentration 50% (LC50). LC50

(Lethal Concentration-50) adalah suatu nilai yang menunjukkan konsentrasi zat

toksik dinyatakan dalam miligram bahan kimia per meter kubik media uji (part per

million/ ppm), yang dapat menyebabkan kematian hewan uji sampai 50% (Inayah

et al., 2012). Tingkat toksisitas logam berat kromium terhadap udang vannamei

dapat diukur atau diuji dengan uji LC50.

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu biota air

yang dapat dijadikan sebagai bioindikator pencemeran air, termasuk pencemaran

oleh logam berat kromium. Udang dapat menunjukan reaksi terhadap perubahan

fisik air maupun adanya bahan pencemar yang melebihi batas konsentrasi. Udang

vannamei adalah jenis spesies introduksi yang dibudidayakan di indonesia. Udang

ini pertama kali masuk di asia dalam skala penelitian yaitu pada tahun 1978-1979

dan mulai dikembangkan dalam skala komersil pada tahun 1996 di wilayah cina

dan taiwan. Budidaya udang vannamei mulai masuk di indonesia sendiri pada

tahun 2000-2001 (Budiardi, 2008). Keunggulan udang vannamei (Litopenaeus

vannamei) diantaranya tahan terhadap penyakit, pertumbuhannya relatif cepat

dan dapat dibudidayakan pada ruang yang lebih efisien (Utami et al., 2016). Udang

jenis ini merupakan jenis udang yang dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar

Page 15: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

3

(euryhaline), sehingga dapat dengan mudah dibudidayakan di berbagai daerah di

indonesia (Darmawan, 2008).

Seiring bertambahnya waktu karena aktifitas manusia yang tidak ramah

lingkungan menyebabkan terjadi pencemaran perairan. Salah satunya yang perlu

diwaspadai adalah banyaknya logam berat yang terdapat dalam perairan.

Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.

03/MENKLH/II/1991 dalam Dwiasi dan Kartika (2008), mengemukakan tentang

penetapan baku mutu lingkungan yang menyatakan bahwa ambang batas Cr (VI)

yang diizinkan berada dalam perairan adalah sebesar 0,05 mg/L, batas maksimum

Cr(III) dan Cr(IV) yang diizinkan pada air minum 100 µg/L. Kadar kromium pada

perairan tawar biasanya kurang dari 0,001 mg/l dan pada perairan laut sekitar

0,00005 mg/l. Kadar kromium yang dianggap aman bagi kehidupan biota akustik

perairan tawar adalah 0,05 mg/l. Kadar kromium yang dianggap berbahaya bagi

kehidupan biota laut yaitu 0,1 mg/l (Apriadi, 2005). Pernyataan ini diperkuat Junaidi

et al. (2010), bahwa batas ambang logam kromium bervalensi 6 Cr(VI) dalam

perairan yang diperbolehkan sebesar 0,05 ppm dan jika konsentrasinya melebihi

batas tersebut akan menyebabkan keracunan organisme perairan.

Guna menentukan kadar toksisitas logam berat kromium terhadap udang

vannamei (Litopenaeus vannamei) pada kualitas air dengan salinitas 5, 15 dan 25

ppt maka, perlu dilakukan uji toksisitas akut ataupun kronis. Salah satu uji yang

dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat toksik logam berat kromium terhadap

biota budidaya perikanan salah satunya udang vannamei adalah dengan

melakukan uji toksisitas Lethal Concectration 50 % (LC50). Uji toksisitas LC50

dilakukan untuk mengetahui kematian atau efek lethal dari logam berat kromium

yang telah dipaparkan biota uji (Tyas et al., 2016). Karena logam berat kromium

memberikan dampak yang kurang baik pada lingkungan dan biota perairan

diantaranya udang vannamei jika keberadaannya berlebihan, maka dalam

Page 16: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

4

penelitian ini, penulis tertarik untuk mengambil judul “Uji Toksisitas Akut (LC50-

96jam) Logam Berat Kromium (Cr) pada Salinitas 5, 15 dan 25 ppt terhadap

Mortalitas Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) PL-25 pada Bak-bak

Percobaan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada Skripsi yang berjudul Uji Toksisitas Akut

(LC50-96jam) Logam Berat Kromium (Cr) pada Salinitas Berbeda terhadap

Mortalitas Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) PL-25 adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana cara mengetahui tingkat toksisitas akut (LC50 - 96jam) logam berat

Kromium (Cr) terhadap udang vannamei (Litopenaeus vannamei) pada

salinitas berbeda?

2. Berapa kisaran konsentrasi atau nilai ambang batas LC50 dari konsentrasi

logam berat kromium yang dapat membunuh biota perairan khususnya untuk

udang vannamei?

3. Apakah logam berat Kromium (Cr) pada salinitas berbeda berpengaruh

terhadap tingkat mortalitas udang vannamei (Litopenaeus vannamei)?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakannya Skripsi dengan judul Uji Toksisitas Akut

(LC50 - 96jam) Logam Berat Kromium (Cr) pada Salinitas Berbeda terhadap

Mortalitas Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) PL-25 adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menentukan menilai tinggat toksisitas akut (LC50 - 96jam) logam berat

kromium (Cr) terhadap udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan

kualitas air pada salinitas berbeda.

Page 17: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

5

2. Mengetahui kisaran nilai ambang batas (LC50 - 96jam) dari konsentrasi logam

berat kromium (Cr) yang dapat membunuh udang vannamei dan

direkomendasikan untuk masuk dan berada di lingkungan perairan.

3. Mengetahui pengaruh logam berat Kromium (Cr) pada salinitas berbeda

terhadap tingkat mortalitas udang vannamei (Litopenaeus vannamei).

1.4 Hipotesis

Hipotesis tentang Uji Toksisitas Akut (LC50 - 96jam) Logam Berat Kromium

(Cr) pada Salinitas Berbeda terhadap Mortalitas Udang Vannamei (Litopenaeus

vannamei) PL-25 adalah sebagai berikut :

H0 : Perbedaan konsentrasi logam berat kromium (Cr) pada salinitas berbeda tidak

berpengaruh terhadap jumlah kematian hewan uji.

H1 : Perbedaan konsentrasi logam berat kromium (Cr) pada salinitas berbeda

berpengaruh terhadap jumlah kematian hewan uji.

1.5 Kegunaan

Kegunaan Skripsi tentang Uji Toksisitas Akut (LC50 - 96jam) Logam Berat

Kromium (Cr) pada Salinitas Berbeda terhadap Mortalitas Udang Vannamei

(Litopenaeus vannamei) PL-25 adalah sebagai berikut :

1. Pribadi (Mahasiswa)

a) Mahasiswa dapat mempelajari cara penerapan ilmu pengetahuan yang

didapat pada bangku kuliah. Mahasiswa dapat membandingkan

kesesuaian teori dengan penerapan secara langsung melalui penelitian

yang dilakukan.

b) Mahasiswa dapat melatih diri untuk bekerja sesuai prosedur-prosedur yang

telah ditentukan.

c) Mahasiswa mendapatkan wawasan tambahan dari studi literatur yang

dilakukan.

Page 18: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

6

d) Mahasiswa mampu meningkatkan kemandirian dan kepribadian baik

setelah selesai melaksanakan penelitian.

e) Mahasiswa mampu menyusun prosedur-prosedur pekerjaan dengan baik

yang akan sangat berguna di kemudian hari.

2. Lembaga Pendidikan (Lembaga Perguruan Tinggi)

Hasil dari kegiatan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi

yang lebih lanjut mengenai Uji Toksisitas Akut (LC50 - 96jam) Logam Berat

Kromium (Cr) pada Salinitas Berbeda terhadap Mortalitas Udang Vannamei

(Litopenaeus vannamei) PL-25.

3. Masyarakat

Terkhusus pada masyarakat yang ada di sekitar kawasan lokasi pabrik yang

berpotensi mempunyai limbah kromium (Cr), agar dijadikan sebagai sebuah

informasi atau acuan serta bahan pertimbangan dalam pemilihan lokasi budidaya

udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Masyarakat mampu memantau kondisi

yang ada di kawasan sekitar pabrik agar tetap terjaga kualitas perairan sehingga

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain itu, hasil Skripsi ini diharapkan dapat

memberi informasi kepada masyarakat setempat bahwa terdapat manfaat yang

dapat diambil dari limbah kromium yang dihasilkan oleh pabrik dalam konsentrasi

yang sesuai baku mutu.

4. Pemerintah

Hasil Skripsi ini, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan tentang pengelolaan limbah untuk menciptakan kelestarian

lingkungan yang berkelanjutan serta penanganan limbah yang ada di daerah

tersebut.

Page 19: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

7

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Skripsi tentang Uji Toksisitas Akut (LC50 - 96jam) Logam Berat Kromium (Cr)

pada Salinitas Berbeda terhadap Mortalitas Udang Vannamei (Litopenaeus

vannamei) PL-25 dilaksanakan di UPT. Pengembangan Budidaya Air Payau

Bangil. Waktu pelaksanaannya mulai pada Maret 2017 sampai dengan April 2017.

Page 20: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

8

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lethal Concentration (LC50)

Uji toksisitas merupakan uji yang berguna untuk menentukan tingkat

toksisitas dari suatu zat atau bahan pencemar. Suatu senyawa kimia dikatakan

bersifat racun akut jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam

jangka waktu singkat, dalam hal ini 24 jam. Sedangkan jika senyawa tersebut

baru menimbulkan efek dalam jangka waktu yang panjang, disebut racun kronis

(karena kontak yang berulang-ulang walaupun dalam jumlah yang sedikit). LC50

adalah konsentrasi efektif toksikan yang mampu mematikan 50% biota dalam

waktu tertentu (Effendi et al., 2012).

LC50 (Median Lethal Concentration) yaitu konsentrasi yang menyebakan

kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik

dan perhitungan pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50-24 jam,

LC50-48 jam, LC50-96 jam sampai waktu hidup hewan uji. Pengujian selanjutnya

yaitu menghitung efek toksik dengan menentukan nilai LC50. Cara mendapatkan

nilai LC50, terlebih dahulu menghitung mortalitas dengan rumus: akumulasi udang

mati dibagi jumlah akumulasi udang yang hidup dan mati (total) dikali 100%. Grafik

dibuat dengan log konsentrasi sebagai sumbu x terhadap mortalitas sebagai

sumbu y. Nilai LC50 merupakan konsentrasi dimana zat menyebabkan kematian

50% yang diperoleh dengan memakai persamaan regresi linier y = a + bx. Suatu

zat dikatakan aktif atau toksik bila nilai LC50 < 1000 µg/ml untuk ektrak dan < 30

µg/ml untuk suatu senyawa. Kasifikasi tingkat toksisitas logam berat suatu ekstrak

berdasarkan LC50 dapat dibagi menjadi beberapa katagori. Tinggat kategori sangat

tinggi / highly toxic apabila mampu membunuh 50% larva pada konsentrasi 1 – 10

µg/ml, katagori sedang / medium toxic pada konsentrasi 10 – 100 µg/ml, dan

rendah / low toxic pada konsentrasi 100 – 1000 µg/ml (Juniarti et al., 2009).

Page 21: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

9

2.2 Logam Berat Kromium (Cr)

Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk sekelompok logam

dan metaloid dengan densitas atom lebih dari 5 g/cm3 (Sari dan Zulaika, 2015).

Logam kromium merupakan salah satu logam unsur transisi golongan IV B dengan

nomor atom 24, berat atom 51,996 sma, titik cair 1875oC, titik didih 2665oC, dan

massa jenis 7,19 gr/cm3. Kromium merupakan logam yang keras, tahan panas,

elektropositif, dan merupakan penghantar panas yang baik. Unsur kromium pada

alam bebas tidak ada dalam bentuk logam murni. Kromium (Cr) dalam badan

perairan dapat masuk melalui dua cara, yaitu secara alamiah dan nonalamiah.

Masuknya kromium secara alamiah dapat terjadi karena disebabkan oleh

beberapa faktor fisika, seperti erosi yang terjadi pada batuan mineral dan partikel-

partikel kromium yang ada di udara akan dibawa turun oleh air hujan. Masuknya

Cr yang terjadi secara nonalamiah lebih merupakan dampak dari aktivitas

manusia, seperti limbah atau buangan industri sampai buangan rumah tangga

(Tyas et al., 2016). Logam berat kromium yang ada di perairan dapat masuk

kedalam sedimen melalui adsorpsi. Kandungan logam berat kromium yang

terendap akan memberikan dampak bagi biota dasar perairan seperti udang,

karena dapat masuk kedalam tubuh udang dan mengganggu proses metabolisme

biota tersebut (Diantariani dan Putra, 2006).

Sumber alami kromium sangat sedikit, yaitu batuan chromite (FeCr2O4) dan

chromic oxide (Cr2O3). Keberadaan kromium pada perairan alami jarang

ditemukan dan biasanya dalam bentuk kromium trivalent (Cr3+) dan kromium

hexavalent (Cr6+). Sumber Cr6+ berasal dari industri pelapisan logam dan produksi

pigmen. Cr3+ banyak terdapat dalam limbah industri pencelupan tekstil, keramik

gelas, dan dari kegiatan penyamakan kulit. Organisme akuatik dapat terpapar oleh

Cr melalui media itu sendiri, sedimen maupun makanan (Apriadi, 2005). Kondisi

beberapa perairan di indonesia memiliki kandungan kromium yang tinggi. Kadar

Page 22: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

10

logam Kromium (Cr) pada perairan estuaria sungai Matangpondo/ Poboya Palu

berada pada kisaran 10,40 mg/Kg sampai dengan 62,00 mg/Kg dengan rata-rata

39,24±23,67 mg/Kg (Said et al., 2009). Kandungan logam berat kromium di dasar

perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta sebesar 0,087 – 13,15 mg/l (Apriyadi, 2005).

Pada perairan yang memiliki pH lebih dari 5, Cr trivalen tidak ditemukan apabila

masuk ke perairan. Cr trivalen akan dioksidasi menjadi Cr heksavalen yang lebih

toksik. Cr trivalen biasanya terserap dalam partikulat, sedangkan Cr heksavalen

tetap dalam larutan (Taftazani, 2007).

Kromium merupakan salah satu logam berat yang mempunyai sifat

akumulatif dan beracun. Logam berat ini pada konsentrasi rendah dapat

berpengaruh langsung hingga terakumulasi pada rantai makanan. Kromium dalam

perairan terdapat dalam dua keadaan yang stabil yaitu Cr(III) dan Cr(VI). Kromium

bervalensi 6 atau Cr(VI) dalam larutan berair terdapat sebagai CrO42-, Cr2O7

2-,

HCrO4-, dan HCr2O7

-. Logam kromium bervalensi 3 atau Cr(III) terdapat dalam

beberapa jenis hidroksida diantaranya CrOH2+, Cr(OH)2+, Cr(OH)4

-, Cr2(OH)24+,

dan Cr3(OH)45+. Cr(VI) merupakan jenis kromium yang toksik dan karsinogenik

bagi manusia meskipun dalam konsentrasi yang relatif rendah dibandingkan

dengan Cr(III) (Dwiasi dan Kartika, 2008). Cr (III) dalam jumlah kecil merupakan

logam yang esensial untuk metabolisme seperti perombakan glukosa dalam tubuh,

membantu proses pencernaan protein dan lemak baik pada hewan dan manusia

(Gitarama, 2016). Jumlah kadar kromium maksimum yang diperbolehkan dalam

lingkungan perairan adalah 51 mg/kg (Said et al., 2009).

Logam berat lebih banyak pada sedimen perairan karena logam berat

mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan kemudian akan

mengendap pada dasar perairan. logam berat kromium akan berpindah dalam

sedimen jika berikatan dengan materi organik bebas atau materi organik yang

melapisi permukaan sedimen dan penyerapan langsung oleh partikel sedimen.

Page 23: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

11

Proses ini yang menyebabkan logam berat kromium pada sedimen lebih tinggi dari

pada badan perairan (Nurkhasanah, 2015).

Logam berat masuk dalam jaringan tubuh udang melalui beberapa cara,

yaitu melalui saluran pernafasan (insang), pencernaan dan penetrasi melalui kulit

(Tafrazani, 2007). Logam berat yang masuk pada biota perairan melalui proses

akumulasi dan absorsi. Logam berat dapat masuk dalam tubuh udang dengan

memapar insang yang merupakan organ penting untuk respirasi, eksresi,

keseimbangan asam basa, osmotik dan ionik regulasi. Bagian insang lebih mudah

terpapar logam dberat dibandingkan bagian tubuh yang terlindung eksoskeleton,

karena mempunyai posisi yang terbuka, gampang terdedah oleh lingkungan

terutama logam berat (Yudiati et al., 2009). Tahap awal proses akumulasi logam

berat yaitu dengan adanya interaksi antara logam dengan ligan yang berada pada

permukaan membran luar sel, selanjutnya secara langsung logam akan terserap

oleh membran luar insang, baik secara difusi aktif maupun pasif. Logam kromium

(Cr) masuk melalui insang dengan transportasi anion dan difusi pasif. Kompetisi

tersebut terjadi pada bagian channel Ca2+ di membran insang. Logam tersebut

nantinya akan terikat ke lapisan lendir pada sel mukus lamela membentuk ikatan

kompleks yang mampu mengikat kelompok hidroksil, karboksil, sulfhidril, dan

asam amino. Pengikatan tersebut terjadi karena keberadaan glikoprotein yang

menjadi komposisi utama penyusun lendir pada insang (Nur et al., 2015). Cr(VI)

merupakan oksidator kuat dan mampu bergerak menembus dinding membran

biologis. Kromium bervalensi 6 atau Cr(VI) dalam sel dapat berikatan dengan

protein intrasel dan berinteraksi dengan asam nukleat. Cr(VI) juga dapat merusak

molekul protein dan ikatan silang pada molekul DNA. Cr(III) bila bertemu oksidator

yang sesuai (misalnya MnO2) dapat terokisidasi menjadi Cr(VI) yang sangat toksik

(Triatmojo et al., 2001).

Page 24: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

12

2.3 Salinitas

Salinitas merupakan tingkat kadar garam yang terlarut dalam air laut

(Kusumaningtyas et al., 2014). Tinggi rendahnya nilai salinitas pada perairan

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah curah hujan, masukan air

dari sungai dan penguapan yang terjadi pada perairan (Katili, 2011). Salinitas

merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan bagi biota perairan

baik ikan maupun udang. Udang vannamei sendiri dapat hidup dengan optimum

pada salinitas 15 – 25 ppt bahkan, pada perairan dengan salinitas 5 ppt masih

dapat tumbuh dengan baik. Udang vannamei dapat hidup dengan kisaran salinitas

0,5-40 ppt dan dapat bertahan hidup dan tumbuh kembang dengan baik pada

kisaran salinitas 33-40 ppt (Ambarsari, 2013). Salinitas pada organisme perairan

khususnya udang vannamei berperan dalam pengaturan osmoregulasi (Suwoyo

dan Mangampa, 2010).

Kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam air laut.

Menunjukkan adanya akumulasi logam berat dalam sedimen yang dimungkinkan

karena logam berat dalam air mengalami proses pengenceran dengan adanya

pengaruh pola arus pasang surut. Rendahnya kadar logam berat dalam air laut,

bukan berarti bahan cemaran yang mengandung logam berat tersebut tidak

berdampak negatif terhadap perairan, tetapi lebih disebabkan oleh kemampuan

perairan tersebut untuk mengencerkan bahan cemaran yang cukup tinggi. Baku

mutu logam berat di dalam lumpur atau sedimen di Indonesia belum ditetapkan,

padahal senyawa-senyawa logam berat lebih banyak terakumulasi dalam sedimen

(karena proses pengendapan) yang terdapat kehidupan biota dasar. Biota dasar

seperti udang vannamei merupakan biota yang resisten terhadap perubahan

kualitas lingkungan (tercemar oleh logam berat) sehingga dapat dijadikan sebagai

indikator pencemaran. (Rochyatun et al., 2006).

Page 25: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

13

2.4 Mortalitas

Mortalitas adalah presentasi dari jumlah ikan atau udang yang mati dari

populasi (Monalisa dan Minggawati, 2010). Kriteria udang vanamei mengalami

kematian adalah tidak lagi adanya pergerakan hewan terhadap sentuhan ataupun

rangsangan (Swastika et al., 1992 dalam Yudiati et al., 2009). Larva pada ikan

ataupun udang sangat rentan mengalami kematian karena pada waktu ini daya

tahan tubuh ikan masih lemah. Meskipun kondisi kualitas perairan relatif normal

dan pakan mencukupi namun tingkat mortalitas larva ikan masih tinggi (Kelabora,

2010). Perhitungan mortalitas udang vannamei menurut (Dani et al., 2005) adalah

sebagai berikut:

Mortalitas = ∑ 𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛

∑ 𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 x 100%

Uji toksisitas mortalitas bisa saja terjadi meskipun dalam kondisi kontrol.

Supaya hewan uji tidak mengalami kematian maka hal-hal yang mendukung

kehidupan dan kematian hewan uji harus diperhatikan seperti kualitas air. Kondisi

yang layak bagi kehidupan udang menjadikan kematian hewan uji sepenuhnya

karena efektifitas bahan toksik yang diberikan sehingga data yang didapatkan

akurat (Supriyono, 2005).

2.5 Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies introduksi

yang dibudidayakan di Indonesia. Udang vannamei berasal dari perairan Amerika

Tengah dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2001. Komoditas udang

vannamei sampai saat ini sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia dan telah

berhasil dikembangkan oleh para pembudidaya vannamei. Pemerintah

mendukung kegiatan tersebut dengan adanya regulasi dan program kerja

Page 26: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

14

pemerintah terkait dengan didirikannya hatchery (balai benih) udang di berbagai

daerah untuk memenuh permintaan pasar. Pembuatan hatchery dapat membantu

kebutuhan para petani tambak karena ketersediaan benur dari alam sangat

terbatas (Yustianti et al., 2013). Luas tambak udang windu air payau dengan luas

140,000 ha (40 % dari luas tambak air payau) dialihkan ke udang vannamei

dengan target 600-1500kg/ ha/ tahun, dan tambak intensif udang windu dengan

luas 8,000 ha dialihkan ke udang vannamei dengan target 20 – 30 ton / ha / tahun

(Statistik Kelautandan Perikanan, 2010 dalam Andriyanto et al., 2013).

Wyban & Sweeney (1991) dalam Manoppa (2011), klasifikasi udang

vannamei adalah sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Crustacea

Class : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Sub ordo : Dendrobrachiata

Famili : Penaeidae

Genus : Penaeus

Sub genus : Litopenaeus

Species : Litopenaeus vannamei

Vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan jenis udang yang

mempunyai toleransi cukup tinggi terhadap fluktuasi kualitas air, terutama di

musim kemarau (Budiardi et al., 2005). Habitat asli udang vanamei adalah dasar

perairan yang cenderung berlumpur pada daerah pantai dengan kedalaman

mencapai 72 m. Penyebarannya meliputi wilayah perairan Pasifik Barat, Teluk

Meksiko, Panama, Peru, dan Ekuador. Udang vanamei memijah pada perairan

bersalinitas tinggi, larvanya yang bersifat planktonik, terbawa arus ke wilayah

Gambar 1. Udang Vannamei (Hudi dan Shahab, 2005)

Page 27: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

15

perairan estuaria atau teluk yang terlindung dengan subtrat lumpur (Utojo dan

Tangko, 2008).

Siklus hidup udang vannamei setelah telur mengalami fertilisasi dan terlepas

tubuh induknya yaitu stadia nauplius, zoea, mysis dan post larva. Stadia nauplius

terjadi selama 46-50 jam dengan ukuran larva 0,32 – 0,58 mm. Stadia zoea terjadi

selama 4 hari dengan ukuran larva zoea 1,05 – 3,30 mm. Tahap zoea udang

mengalami moulting sebanyak 3 kali yaitu pada stadia zoea 1, zoea 2,dan zoea 3.

Stadia mysis berlangssung selama 4-5 hari, bentuk udang mirip dengan udang

dewasa dan bersifat planktonis. Stadia post larva udang sudah seperti udang

dewasa, bersifat bentik dengan pakan yang disenangi berupa zooplankton (Wyben

dan Sweeney, 1991 dalam Manoppa, 2011).

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan hewan yang aktif

pada kondisi gelap (nokturnal). Udang jenis ini dapat hidup pada kisaran salinitas

yang lebar (euryhaline), suka memangsa sesama jenis (kanibal), tipe pemakan

lambat (continous feeder), dan mencari makan lewat organ sensor

(hemoreceptor). Udang vannamei juga mengalami fase yang dinamakan moulting

seperti pada jenis udang yang lain. Moulting merupakan cara udang tumbuh

dengan berganti kulit. Udang vannamei dewasa mengalami moulting pada 7 - 20

hari sekali ditandai dengan menurunnya nafsu makan 1-2 hari sebelum moulting

dan berhenti total pada saat akan moulting. Moulting biasanya terjadi pada malam

hari ditandai dengan udang sering muncul ke permukaan air sambil meloncat-

loncat untuk melepaskan kulit luarnya. Setelah proses moulting selesai, udang

tampak lemas dan berbaring di dasar perairan selama 3 – 4 jam (Darmawan,

2008).

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) memiliki ciri-ciri spesifik yang

berbeda dengan udang putih lainnya. Penampakan luarnya bewarna putih

transparan disertai warna agak kebiruan akibat dominannya kromofor warna biru

Page 28: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

16

yang terkonsentrasi di dekat telson dan uropoda. Kromofor merupakan bagian dari

pigmen yang paling sensitif terhadap rangsangan cahaya. Litopenaeus vannamei

termasuk dalam famili Penaeidae dan berbeda dengan anggota decapoda yang

lain, dimana anggota famili ini menetaskan telurnya di luar tubuh, yang

sebelumnya dikeluarkan oleh si betina dan udang ini juga memiliki tanduk

(rostrum). Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) juga termasuk anggota genus

Penaeus. Ditandai dengan adanya gigi pada bagian atas dan bawah rostrum juga

ditandai dengan hilangnya bulu cambuk (setae) pada tubuhnya. Lebih jauh lagi

udang penaeid dapat dibedakan dengan jenis lainnya dari bentuk dan jumlah gigi

pada rostrumnya. Litopenaeus vannamei memiliki 2 gigi pada tepi rostrum bagian

ventral dan 8-9 gigi pada tepi rostrum bagian dorsal (Sutrisno et al., 2010).

2.6 Uji Pendahuluan (Nilai Kisaran)

Penelitian pendahuluan atau uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan

konsentrasi ambang atas (LC100-96 jam ) dan konsentrasi ambang bawah (LC0- 96

jam). Konsentrasi bahan uji yang digunakan dalam penelitian pendahuluan

berdasarkan deret logaritmik, yaitu: 10-2, 10-1, 100, 101, 102 dan control 0 ppm. Tiap

perlakuan diulang tiga kali dengan pengamatan mortalitas dilakukan dalam selang

waktu berdasar deret geometris yaitu 15 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8

jam, 16 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam (Hendri et al., 2010).

Uji untuk mencari nilai kisaran dilakukan untuk menentukan kadar ambang

atas (konsentrasi yang menyebabkan kematian hewan uji relatif lebih dari 95%

dalam waktu dedah tertentu) dan ambang bawah (konsentrasi yang menyebabkan

kelangsungan hidup hewan uji relatif lebih dari 95% dalam waktu dedah tertentu),

dengan hewan uji post larva udang vannamei. Uji Toksisitas akut bertujuan untuk

mengetahui kemampuan logam berat kromium (Cr) dalam mematikan hewan uji

udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Toksisitas bahan uji dinyatakan dalam

Page 29: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

17

Median Lethal Concentration (LC50), yaitu kadar bahan uji yang mematikan 50%

hewan uji selama waktu dedah tertentu (Supriyono et al., 2008).

Uji penentuan kisaran bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ambang

atas (LC100-96jam) dan konsentrasi ambang bawah (LC0-96jam) pada hewan uji

udang vannamei. Uji definitif (uji toksisitas) bertujuan untuk menentukan nilai LC50-

96jam dengan menggunakan deret konsentrasi yang besarnya berada dikisaran

ambang atas dan ambang bawah (Fahrizki et al., 2015). Konsentrasi ambang atas

merupakan konsentrasi terendah, yang menyebabkan seluruh biota uji mati dalam

24 jam. Sementara itu, konsentrasi ambang bawah, merupakan konsentrasi

tertinggi, yang membuat seluruh biota uji hidup selama 24 jam (Effendi et al.,

2012).

2.7 Uji toksisitas

Uji toksisitas dilakukan untuk mengevaluasi konsentrasi bahan kimia dan

durasi pemaparan yang dibutuhkan agar dihasilkan kriteria efek. Efek dari suatu

bahan kimia bisa jadi tidak signifikan dimana organisme perairan dapat melakukan

seluruh aktivitasnya secara normal, dan hanya dengan keberadaan stress

lingkungan (contoh : perubahan dalam pH, DO, dan suhu) bahan kimia tersebut

menimbulkan dampak buruk yang terdeteksi dengan baik. Efek buruk juga dapat

ditimbulkan oleh terjadinya interaksi antara bahan kimia minoritas (yang tidak

terdeteksi pada awal uji) dengan bahan kimia utama yang diuji, walaupun tanpa

kehadiran stress lingkungan. Uji toksisitas dilakukan untuk mengukur tingkatan

respons yang dihasilkan oleh level spesifik dari suatu stimulus (konsentrasi bahan

uji kimia) (Tahir, 2012).

Penelitian toksisitas sangat penting untuk mengetahui ambang batas

toksisitas dan konsentrasi aman, sehingga akan ada kerugian minimum untuk

biota air kedepannya. Penelitian tentang toksisitas logam berat kromium dengan

Page 30: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

18

hewan uji dilakukan dengan metode bioassay. Metode tersebut merupakan salah

satu metode paling umum digunakan dalam studi lingkungan akuatik dengan

organisme yang sesuai. Penggunaan ikan ataupun udang sebagai bioassay

dikarenakan ikan dan udang dapat beradaptasi terhadap kondisi laboratorium

serta ketersediaan mereka melimpah dan tingkat bervariasi kepekaan terhadap

zat beracun (Damayanty dan Abdulgani, 2013).

Uji toksisitas bertujuan untuk mengetahui nilai LC50-96 jam udang vannamei

yang terpapar logam berat kromium pada salinitas yag berbeda. Konsentrasi yang

digunakan pada uji toksisitas letal merupakan hasil dari perhitungan logaritma

pada uji pendahuluan. Nilai n, yaitu nilai untuk konsentrasi ambang bawah, nilai N,

yaitu konsentrasi ambang atas. Nilai a, b, c diperoleh dari uji pendahuluan yang

telah dilakukan. Sehingga diperoleh konsentrasi untuk uji toksisitas letal (Tyas et

al., 2016).

2.8 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian LC50-96 jam diperoleh

dengan menggunakan analisa probit dan untuk menentukan hubungan mortalitas

udang vannamei dengan nilai konsentrasi logam berat kromium dan salinitas yang

berbeda menggunakan uji anova. Penggunaan analisa probit dimaksudkan untuk

menyederhanakan perhitungan, dimana nilai persentase kematian diubah dalam

nilai probit (probit = probability-peluang) dengan menggunakan tabel transformasi

probit dan konsentrasi/dosis dinyatakan sebagai nilai logaritmanya (Finney, 1971

dalam Sukarsa, 2005). Analisis tersebut merupakan hubungan nilai logaritma

konsentrasi bahan toksik uji dan nilai probit dari persentase mortalitas hewan uji

yang merupakan fungsi linier Y = a + bx. Nilai LC50 diperoleh dari anti log m, di

mana m adalah logaritma konsentrasi bahan toksik pada Y = 5, yaitu nilai Probit

Page 31: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

19

50% hewan uji (Rand dan Petrocelli, 1985 dalam Hendri et al., 2010). Secara

matematis maka persamaan regresi LC50 – 96 jam adalah sebagai berikut:

Nilai LC50 =antilog m

𝑚 =5 − 𝑎

𝑏

Nilai a dan b diperoleh berdasarkan persamaan sebagai berikut:

b =∑XY − 1/n(∑X∑Y)

∑𝑋2 − 1/𝑛(∑𝑋)2

𝑎 =1

𝑛(∑𝑌 − 𝑏∑𝑋)

Keterangan:

Y : Nilai Probit Mortalitas

X : Logaritma konsentrasi bahan uji

a : Konstanta

b : Slope/kemiringan

m : Nilai X pada Y = 5

n : Jumlah hewan uji per akuarium

2.9 Kualitas Air

Kualitas air mempunyai peranan penting sebagai pendukung kehidupan dan

pertumbuhan udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Kualitas air mempunyai

dampak yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan udang vannamei.

Rendahnya kualitas air pada media pemeliharaan dapat mengakibatkan

rendahnya tingkat pertumbuhan, sintasan dan frekuensi ganti kulit, serta

peningkatan bakteri yang merugikan bagi udang vannamei (Suwoyo dan

Mangampa, 2010). Kualitas air yang berpengaruh untuk pertumbuhan udang

Page 32: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

20

vannamei diantaranya suhu, derajat keasaman (pH), salinitas dan oksigen terlarut

(DO) seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Kualitas Air

Parameter Satuan Alat

Suhu 0C DO meter

Derajat Keasaman (pH) - pH meter

Oksigen Terlarut (DO) mg/l DO meter

Salinitas Ppt Refraktometer

2.9.1 Suhu

Udang vannamei merupakan spesies yang hidup pada daerah tropis. Pada

iklim tropis kondisi perairan cenderung hangat karena masukan intensitas sinar

matahari. Pengaruh suhu pada biota dapat terjadi melalui kelarutan oksigen dalam

perairan. Meningkatnya suhu atau tingginya suhu dalam perairan akan

menyebabkan semakin rendah daya larut oksigen dalam perairan begitu pula

sebaliknya. Suhu yang tinggi dalam suatu perairan akan berpengaruh terhadap

perkembangan organismenya karena energi yang ada lebih banyak digunakan

untuk mempertahankan hidup. Suhu perairan yang ideal untuk pertumbuhan

udang vannamei berkisar antara 25-30 0C (Suparjo, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya suhu air suatu tambak

diantaranya adalah cahaya matahari dan angin. Cahaya matahari merupakan

salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya pemanasan yang diberikan oleh

matahari pada permukaan atau badan air. Faktor lain yang mempengaruhi adalah

cahaya matahari dan faktor angin juga mempengaruhi perubahan suhu

dipermukaan suatu perairan. Angin selalu memindahkan udara panas dan dingin.

Angin membawa panas ke daerah dingin dan menaikan suhu ke tempat yang

didatangi, demikian sebaliknya (Pasongli et al., 2015).

Page 33: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

21

2.9.2 Derajat Keasaman (pH)

Derajat kemasaman (pH) air merupakan kualitas air yang penting untuk

menentukan nilai guna bagi budidaya perikanan. Umumnya batas toleransi ikan

dan jasad makanannya terhadap kemasaman berkisar dari 4,0–11,0. pH dalam

perairan banyak berkaitan juga dengan kesanggupan pelarutan senyawa-

senyawa tertentu. Faktor yang mempengaruhi fluktuasi pH dalam kolom air adalah

kegiatan fotosintesis dan pernafasan yang sedang terjadi. Dejarat keasaman (pH)

pada suatu perairan biasanya rendah pada waktu pagi hari dan mulai meningkat

pertengahan sore hari (Pirzan dan Utojo, 2013). Derajat keasaman yang baik bagi

kegiatan pembenihan dan pemeliharaan larva udang vannamei berkisar 7,8-8,4,

dengan pH optimum 8,0 (Yustianti et al., 2013).

pH air ikut menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan organisme

air baik kualitas maupun segi ukuran sebelum di panen. pH berpengaruh langsung

terhadap pertumbuhan udang vanamme. Nilai pH < 6,4 menyebabkan kulit udang

keropos dan lembek dan menyebabkan pertumbuhan harian udang menurun 60%.

Setiap organinisme yang hidup memiliki batas toleransi terhadap kondisi ekstrim.

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) sebagai organisme air toleransi

terhadap tingkat pH yang bervariasi hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor

diantaranya adalah suhu, oksigen terlarut, alkanitas, adanya anion dan kation,

serta jenis dan stadium organisme (Pasongli et al., 2015).

2.9.3 Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut dalam suatu perairan juga merupakan suatu faktor penting

bagi organime air karena memiliki fungsi sebagai sumber utama dalam proses

respirasi atau pernapasan. Kandungan oksigen terlarut di tambak dipengaruhi oleh

difusi langsung dari udara, proses asimilasi tumbuh-tumbuhan hijau, aliran-aliran

air yang masuk dan juga karena air hujan. Tingkat oksigen terlarut pada perairan

Page 34: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

22

laut sangat dipengaruhi oleh suhu, salinitas dan ketinggian air dari permukaan laut

(dpl). Salinitas, suhu dan ketinggian diatas permukaan laut meningkat maka

oksigen terlarut akan menurun. Faktor biologi yang mempengaruhi jumlah oksigen

terlarut di dalam air adalah fotosintesi dan respirasi (Pasongli et al., 2014).

Budiardi et al (2005), dalam wadah yang sempit kadar oksigen terlarut juga

akan berkurang karena pada wadah yang tertutup dan terbatas, tekanan oksigen

secara terus menerus menurun sebagai akibat dari pengambilan oksigen yang

terus menerus oleh udang. Tingkat konsumsi oksigen terlarut dalam wadah juga

dipengaruhi oleh udang vanamei (Litopenaeus vannamei) sendiri. Faktor lain yang

menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam wadah sempit adalah bobot udang.

Semakin tinggi bobot udang maka semakin rendah kebutuhan oksigen yang

dibutuhkan begitu pula sebaliknya. Konsentrasi (oksigen terlarut) minimal yang

dibutuhkan spesies uji agar dapat bertahan hidup selama 24 jam adalah sebesar

0,75–2,5 mg/L dan kebanyakan spesies laut akan mati jika kadar DO di bawah

1,25 mg/L selama beberapa jam.

Page 35: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

23

3. MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian

Penelitian tentang “Uji Toksisitas Akut (LC50-96jam) Logam Berat Kromium

(Cr) pada Salinitas yang Berbeda terhadap Mortalitas Udang Vannamei

(Litopenaeus vannamei) PL-25 pada Bak-bak Percobaan” dilakukan di

Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan di Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Pengembangan Budidaya Air Payau (PBAP) Bangil. Penelitian dilaksanakan pada

bulan maret - april 2017. Benur udang vannamei (Litopenaeus vannamei) PL-25

yang digunakan sebagai hewan uji diperoleh dari Hatchery di UPT. PBAP Bangil.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan terdiri dari 24 buah bak berdiameter 50 cm, penampung air

(tandon), blower, selang, timbangan analitik, spatula, labu takar 1000 ml, washing

bottle, beaker glass 1000 ml, mikropipet skala 100-1000 µL, cuvet, rak cuvet, DO

meter, pH pen, refrakto meter. Adapun alat dan bahan dalam penelitian dapat

dilihat pada lampiran 1. Media uji yang digunakan adalah air laut dengan

kandungan logam berat kromium (Cr) pada berbagai konsentrasi dan salinitas 5

ppt, 15 ppt dan 25 ppt. Air laut yang digunakan berasal dari laut yang berada di

kawasan Probolinggo. Media air yang digunakan untuk hewan uji selama

aklimatisasi adalah air laut yang telah diaerasi selama 24 jam.

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah benur Udang Vannamei

(Litopenaeus vannamei) pada masa post larva 25 hari (PL- 25). Hewan uji yang

digunakan berjumlah 10 ekor pada setiap wadah uji. Pemilihan hewan uji pada

tahap larva (benur) tersebut didasarkan karena pada tahap post larva (PL-25)

hidup udang vannamei lebih sensitif terhadap masukan bahan toksik seperti logam

Page 36: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

24

berat kromium (Cr) yang berasal dari luar perairan atau sengaja diberikan dan

pada fase ini udang dapat dengan mudah dilihat dan diamati.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan

menggunakan analisis probit. Salso dan Maclin (2002) dalam Ulfiatin (2004),

penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan

minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-

akibat. Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya

hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut

dengan cara memberikan perlakuan letal atau kematian hewan uji. Dalam metode

eksperimen, observasi dilaksanakan dibawah kondisi buatan (artifisial condition),

yang dibuat dan diatur oleh peneliti (Nazir, 2002 dalam Kusriani et al., 2012).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui uji toksisitas akut logam berat kromium

(Cr) terhadap mortalitas Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) pada salinitas

5, 15 dan 25 ppt.

Bak percobaan yang digunakan dalam penelitian ini berkapasitas 5 liter.

Perlakuan dilakukan dengan penambahan logam berat Kromium (Cr) dengan

beberapa dosis dan kontrol. Satu wadah bak perlakuan diberi 10 ekor Udang

vannamei (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu uji

pendahuluan dan uji sesungguhnya. Masing-masing uji dilakukan selama 96 jam.

Penelitian menggunakan perlakuan konsentrasi (a) yang berbeda sebanyak 3

perlakuan, perlakuan salinitas (b) yang berbeda sebanyak 3 perlakuan tidak

termasuk kontrol dan ulangan perlakuan (n) sebanyak 3 kali ulangan.

Pengambilan data Skripsi ini dilakukan dengan mengambil dua macam data yaitu

data primer dan data sekunder.

Page 37: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

25

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab

masalah risetnya secara khusus. Data ini tidak tersedia karena memang belum

ada riset sejenis yang pernah dilakukan atau hasil riset yang sejenis kadaluarsa.

Peneliti perlu melakukan pengumpulan atau pengadaan data sendiri karena tidak

bisa mengandalkan data dari sumber lain. Riset pemasaran, data primer diperoleh

secara langsung dari sumbernya, sehingga peneliti merupakan “tangan pertama”

yang memperoleh data tersebut (Istijanto, 2005). Data primer yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah data kematian Udang vannamei (Litopenaeus

vannamei) yang diamati selama 96 jam serta data parameter kualitas air berupa

suhu, pH, dan Kadar Oksigen (DO).

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah ada. Data tersebut sudah cukup

dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Keuntungan

data sekunder ialah tersedia, ekonomis dan cepat didapat. Kelemahan data

sekunder ialah tidak dapat menjawab secara keseluruhan masalah yang sedang

diteliti. Kelemahan lainnya ialah kurangnya akurasi karena data sekunder

dikumpulkan oleh orang lain untuk tujuan tertentu dengan menggunakan metode

yang tidak diketahui (Soegoto, 2008). Data sekunder dalam penelitian ini

didapatkan dari jurnal, majalah, internet, buku-buku serta instansi pemerintahan

yang terkait guna menunjang keberhasilan penelitian ini.

3.4 Tahapan Penelitian

Bioassay mengacu pada US-EPA (1991, 1996, 2002). Penelitian terdiri dari

beberapa tahapan yaitu tahap aklimatisasi, uji pendahuluan, dan uji toksisitas.

Aklimatisasi meliputi pengamatan persentase kematian hewan uji dan pengukuran

parameter kualitas air. Parameter kualitas air yang dianalisis meliputi oksigen

Page 38: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

26

terlarut (DO), pH, salinitas dan suhu. Uji pendahuluan mencakup penentuan

konsentrasi yang digunakan pada uji toksisitas berdasarkan tingkat kematian

hewan uji selama 24 jam (Subijakto, 2005).

Peralatan terdiri dari 36 buah bak berdiameter 50 cm, penampung air

(tandon), pemanas air (water heater), blower, selang, timbangan analitik, spatula,

labu takar 1000 ml, washing bottle, beaker glass 1000 ml, mikropipet skala 100-

1000 µL, cuvet, rak cuvet, DO meter, pH pen, refrakto meter. Media uji yang

digunakan adalah air laut dengan kandungan logam berat kromium (Cr) pada

berbagai konsentrasi dan tiga kadar salinitas. Air laut yang digunakan berasal dari

laut yang berada di kawasan Probolinggo. Media air yang digunakan untuk hewan

uji selama aklimatisasi adalah air laut yang telah di treatmen dan diaerasi selama

24 jam.

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah benur udang vannamei

(Litopenaeus vannamei) pada masa post larva (PL) 25. Hewan uji yang digunakan

berjumlah 120 ekor pada satu kali ulangan, hewan yang digunakan mempunyai

ukuran hampir sama dan pada setiap bak perlakuan terdiri dari 10 ekar udang.

Pemilihan hewan uji pada tahap larva (benur) tersebut didasarkan karena pada

tahap awal hidupnya hewan lebih sensitif terhadap masukan bahan toksik yang

berasal dari luar perairan. Kegiatan pada uji toksisitas dibagi menjadi 3 tahap yaitu

aklimatisasi, uji pendahuluan dan uji utama.

3.4.1 Aklimatisasi Hewan Uji

Aklimatisasi adalah suatu proses penyesuaian kondisi lingkungan daerah

asal dengan kondisi lingkungan baru (Hendri et al., 2010). Tahap awal sebelum

dilakukan pengujian, hewan uji terlebih dahulu diaklimatisasi selama empat hari.

Tujuan dari aklimatisasi supaya hewan uji dapat beradaptasi terhadap kondisi

lingkungan yang berbeda dengan kondisi asal dan untuk menghindari infeksi

Page 39: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

27

parasit dan bakteri pada hewan uji. Hewan uji sejumlah 5.000 ekor diaklimatisasi

pada akuarium fiber berdiameter 100 cm dengan tinggi 150 cm. Proses

aklimatisasi adalah suatu proses yang penting karena untuk menentukan sehat

atau tidaknya hewan uji maka, kematian hewan uji tidak boleh lebih dari 10%

(Franson, 1995).

Aklimatisasi dilakukan di dalam akuarium berisi air laut yang diaerasi secara

terus menerus. Selama tahap aklimatisasi, hewan uji diberi makan setiap pagi dan

sore hari. Makanan yang diberikan ialah pakan alami dan pakan buatan. Pakan

alami yaitu artemia yang dikultur dan pakan buatan ialah pelet halus (Starter).

Setelah tahap aklimatisasi selesai, kemudian dipilih hewan uji yang berukuran

relatif sama dan sehat untuk dijadikan hewan uji pada penelitian.

3.4.2 Pembuatan Toksitan

Toksikan yang digunakan untuk uji pendahuluan dan uji toksisitas berupa

larutan kromium (Cr) pada berbagai konsentrasi. Pembuatan larutan standar Cr

dengan cara melarutkan 3,04 gram CrCl3 dengan aquades, kemudian

memasukkan ke dalam labu takar 1000 mL lalu diencerkan hingga tanda batas.

Konsentrasi larutan standar Cr yang dihasilkan yaitu sebesar 1.000 ppm dengan

asumsi bahwa pelarutan bersifat homogen. Langkah selanjutnya adalah dilakukan

pengenceran larutan dengan volume tertentu pada uji pendahuluan dan uji

toksisitas.

3.4.3 Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan selang konsentrasi

kontaminan yang akan digunakan sebagai kontaminan pada uji utama. Hewan uji

yang digunakan pada uji pendahuluan berjumlah 10 ekor pada masing-masing bak

berdiameter 50 cm. Pembuatan uji pendahuluan dilakukan bertujuan untuk

menententukan konsentrasi ambang atas (N) dan konsentrasi ambang bawah (n).

Page 40: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

28

Konsentrasi ambang atas (N) adalah konsentrasi terendah dari toksikan yang

menyebabkan seluruh hewan uji mati pada pemaparan waktu 96 jam, sedangkan

konsentrasi ambang bawah (n) adalah konsentrasi tertinggi dari toksikan yang

tidak menyebabkan kematian pada hewan uji pada pemaparan waktu 96 jam.

Menurut Finney (1971) dalam Tyas et al. (2016), penentuan selang kepercayaan

dari konsentrasi tertinggi dan konsentrasi terendah dapat ditentukan dengan

persamaan sebagai berikut:

Log N/n = k log a/n (1)

a/n = b/a = N/c (2)

Keterangan

N : Konsentrasi tertinggi

n : Konsentrasi terendah

k : Jumlah konsentrasi yang diuji

a, b dan c : Konsentrasi antara konsentrasi terendah dan konsentrasi tertinggi,

a adalah konsentrasi terkecil

Tahapan yang dilakukan setelah uji pendahuluan adalah menentukan

konsentrasi tertinggi dan terendah untuk kontaminasi. Selang konsentrasi untuk

kontaminasi (k=3) ditentukan dengan menggunakan persamaan yang di atas.

Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang dilakukan kemudian ditentukan

konsentrasi tertinggi dan terendah untuk kontaminasi. Prosedur yang dilakukan

saat uji pendahuluan adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan bak percobaan sebanyak 18 bak.

2) Membuat larutan logam berat Cr dengan 5 konsentrasi berbeda (0.01, 0.1, 1, 10, 100),

lalu melarutkan dalam 3 salinitas yang berbeda dan menyiapkan satu bak tanpa

perlakuan kadmium sebagai kontrol.

3) Memasukkan hewan uji yaitu udang vannamei PL-25 sebanyak 10 ekor pada tiap

perlakuan.

Page 41: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

29

4) Memberi aerasi selama uji pendahuluan berlangsung.

5) Mengamati setiap 6 jam sekali selama 96 jam untuk mengetahui mortalitasnya.

6) Mencatat hasil pengamatan mortalitas udang vannamei pada masing-masing

konsentrasi pada Field Sheet yang telah dibuat. Hasil pencatatan digunakan untuk

penentuan konsentrasi pada uji sesungguhnya sesuai dengan Skala Rand pada

Lampiran 7. Udang yang mati pada waktu pengamatan segera dicatat dan dikeluarkan

dari akuarium.

7) Mengamati hewan uji pada tiap kosentrasi dan menghitung secara kumulatif setiap 6

jam selama 96 jam.

8) Menghitung persentase mortalitas hewan uji dari jumlah kematian dibagi dengan total

hewan uji pada tiap konsentrasi perlakuan.

3.4.4 Pelaksanaan Percobaan

Percobaan yang dilakukan adalah short term bioassay dengan

menggunakan tipe statik tes. Konsentrasi yang digunakan terdiri dari tiga

perlakuan konsentrasi kontaminan pada tiga perlakuan salinitas dan satu

perlakuan sebagai kontrol dengan ulangan sebanyak tiga kali. Konsentrasi

kontaminan yang digunakan pada percobaan utama berasal dari hasil percobaan

pendahuluan.

A. Kontaminasi Hewan Uji

Setelah benur udang diaklimatisasi, dipilih benur udang yang sehat dan berukuran

seragam. Benur udang dimasukan ke dalam bak yang terlebih dahulu dimasukan

kontaminan dengan konsentrasi tertentu. Pada masing-masing bak berdiameter 50 cm

dimasukan benur udang sejumlah 10 ekor. Banyaknya bak untuk kontaminasi pada uji

pendahuluan adalah enam buah dan satu bak yang tidak mendapatkan perlakuan sebagai

bak kontrol, sedangkan pada uji sesungguhnya menggunakan 12 bak untuk sekali ulangan

dan dilakukan selama 3 kali ulangan. Selama kontaminasi benur udang tidak diberi makan

dan waktu kontaminasi dilakukan selama 96 jam dan diberi aerasi untuk menstabilkan

Page 42: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

30

kadar oksigen terlarut. Prosedur yang dilakukan pada uji sesungguhnya adalah sebagai

berikut:

1) Menentukan variasi kadar uji selanjutnya dengan menggunakan tabel skala Rand

sesuai dengan hasil uji pendahuluan, dimana memilih 3 konsentrasi dalam 3 salinitas

berbeda dan 1 kontrol dengan ulangan sebanyak tiga kali. Penentuan konsentrasi

pada uji sesungguhnya ditentukan dari skala tabel Rand.

2) Mempersiapkan media dengan konsentrasi sesuai dengan perhitungan dari rentang

nilai pada uji pendahuluan sebanyak 4 konsentrasi termasuk control dalam 3 salinitas

berbeda dengan pengulangan perlakuan sebanyak tiga kali.

3) Memberi aerasi media terlebih dahulu selama 5-10 menit sebelum memasukkan

udang vaname ke dalam media percobaan.

4) Memasukkan udang vaname PL-25 ke dalam media sebanyak 10 ekor tiap bak,

memberi aerasi selama perlakuan 96 jam tanpa memberi makan.

5) Membuat larutan logam berat kromium dengan 3 konsentrasi berbeda, lalu

melarutkan dalam dua salinitas yang berbeda.

6) Memberi aerasi selama pengujian toksisitas akut (LC50-96jam) berlangsung.

7) Mencatat hasil pengamatan pada Field Sheet. Adapun parameter yang diamati antara

lain:

a. Mencatat jumlah benih udang vaname PL-25 yang mati pada pemaparan waktu

0, 3, 6, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam.

b. Mengukur kualitas air meliputi suhu, pH dan oksigen terlarut (DO) pada setiap

bak pada pemaparan waktu 0, 3, 6, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam.

c. Menentukan (LC50-96jam) dengan menggunakan analisis probit

B. Pengamatan tingkah laku dan kelangsungan hidup hewan uji

Pengamatan tingkah laku dilakukan berdasarkan geometrik seri yaitu pada

pemaparan waktu 0, 3, 6, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam (Franson, 1995). Pengamatan

kelangsungan hidup organisme uji dilakukan pada pemaparan waktu 24, 48, 72

dan 96 jam. Pengamatan dilakukan untuk melihat tingkah laku hewan uji setelah

Page 43: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

31

kontaminasi dan untuk mengetahui seberapa besar tingkat mortalitas pada

organisme uji pada pemaparan waktu tertentu.

C. Pengukuran parameter kualitas air

Pengukuran parameter kualitas air dilakukan pada pemaparan waktu 24, 48,

72 dan 96 jam. Parameter kualitas air yang diukur adalah beberapa parameter

penunjang yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup benur udang seperti

salinitas, suhu, pH dan oksigen terlarut (DO). Prosedur pengukuran kualitas air

dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.5 Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif. Data yang diperoleh dari pengambilan sampel dicatat dan

dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan menggunakan rancangan

acak lengkap (RAL) faktorial dengan software Microsoft Excel 2013.

Dalam penelitian ini digunakan percobaan yaitu rancangan acak lengkap,

yang terdiri dari 3 perlakuan, 1 kontrol dan 3 ulangan, sehingga terdapat 36 bak

percobaan dengan jumlah hewan uji (n=360 ekor) dan kemudian tiap bak terisi

(n=10 ekor) udang vannamei (Litopeneus vannamei). Dalam penelitian ini

dilakukan uji pendahuluan dalam menentukan konsentrasi yang digunakan.

Konsentrasi yang digunakan dalam uji pendahuluan yaitu 100 ppm, 10 ppm, 1

ppm, 0,1 ppm dan 0,01 ppm. Desain penelitian disajikan pada Gambar 2.

Page 44: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

32

Gambar 2. Letak Wadah Uji

3.6 Analisa Probit

Data diperoleh dari hasil pengamatan dan perhitungan terhadap mortalitas

Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) pada masing-masing konsentrasi.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis probit, yaitu dengan

melakukan pengujian hubungan antara berbagai konsentrasi logam berat

Kromium (Cr) terhadap mortalitas organisme uji Udang vannamei (Litopenaeus

vannamei). Untuk menentukan analisis probit ini dapat dihitung melalui data

statistik Microsoft Excel. Analisis probit yang digunakan dalam perhitungan hasil

penelitian ini adalah menggunakan data statistik dengan Microsoft Excel.

Page 45: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

33

Menurut Wardlaw (1995) dalam Romziyah (2013), langkah-langkah

melakukan Analisis Probit untuk memperoleh nilai LC50 adalah sebagai berikut:

1. Membuat Tabel probit

2. Memasukkan nilai konsentrasi perlakuan (ppm)

3. Memasukkan nilai log 10 konsentrasi perlakuan

4. Memasukkan jumlah sampel atau organisme uji yang digunakan

5. Memasukkan jumlah kematian hewan uji pada setiap konsentrasi perlakuan

6. Mempersentase jumlah kematian (Mobs)

7. Menghitung nilai koreksi kematian dengan menggunakan rumus Abbot’s:

Koreksi kematian (%) = Mcoat

McontMobs

100

8. Mentransformasi nilai koreksi kematian ke dalam tabel transformasi probit,

namun hanya tiga konsentrasi terbawah yang digunakan dalam penentuan

LC50

9. Membuat grafik regresi untuk mendapatkan nilai LC50, sumbu Y merupakan

nilai transformasi probit, sedangkan sumbu X nilai log 10 konsentrasi

perlakuan. Selanjutnya dari grafik tersebut ditentukan rumus regresi yaitu ;

y=a+bx. Nilai antilog x merupakan nilai LC50.

3.7 Analysis of Varians (ANOVA)

Analisis ragam (Analysis of Varians, ANOVA) merupakan suatu metode

untuk menguraikan keragaman total menjadi komponen-komponen yang

mengukur sumber keragaman, dengan asumsi bahwa contoh acak yang dipilih

berasal dari populasi normal dengan ragam yang sam. ANOVA digunakan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak dari beberpa

nilai rata-rata yang diselidiki, yang pada akhirnya diperoleh suatu keyakinan:

menerima hipotesis nol atau menerima hipotesis alternatifnya (Wibisono, 2005)

Page 46: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

34

Pengujian ada tidaknya perbedaan nilai rata-rata sampel, perlu dilakukan

untuk menguji validitas hipotesis nol dengan memanfaatkan seluruh data yang

ada.

H0 : µ1 = µ2 = … = µr yang menyatakan bahwa beberapa nilai rata-rata sampel

memiliki parameter populasi yang sama. Bila asumsi ini dipenuhi, maka rata-rata

populasi untuk berbagai macam sampel berasal dari satu macam populasi atau

populasi yang sama.

H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ … ≠ µr yang menyatakan bahwa setidaknya ada nilai rata-rata

sampel yang diperoleh dari populasi tertentu memiliki rata-rata yang berbeda untuk

suatu i ≠ j. Dengan demikian menurut hipotesis alternatifnya, perbedaan sampel

sangat signifikan.

Bila perbedaan kedua varians (varians antar kelompok dan varians dalam

sampel) sangat kecil atau mendekati satu, kemungkinan hipotesis nol dapat

diterima. Sebaliknya bila nilai F terlalu besar, kecenderungan hipotesis nol akan

ditolak sehingga ada kemungkinan µ1 ≠ µ2 ≠ … ≠ µr berarti sampel acak yang

dipilih bukan berasal dari populasi yang sama sehingga kemungkinan besar

hipotesis alternatifnya yang diterima.

Page 47: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

35

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Toksisitas Logam Berat Kromium (Cr) Terhadap Udang Vannamei

4.1.1 Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui nilai

ambang atas dan nilai ambang bawah (Aprillia et al., 2012). Hasil uji pendahuluan

toksisitas akut logam berat kromium (Cr) pada salinitas 5, 15 dan 25 ppt terhadap

mortalitas udang vannamei (Litopenaeus vannamei) selama 96 jam dapat dilihat

pada Tabel 2 dan grafik mortalitas udang vannamei pada Gambar 3. Uji

pendahuluan dilakukan untuk mengetahui pengaruh logam berat kromium (Cr)

terhadap mortalitas udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Uji ini dilakukan

berdasarkan deret logaritmik menggunakan 5 konsentrasi dengan 1 kontrol,

diantara dosisinya adalah 0,01 ppm, 0,1 ppm, 1 ppm, 10 ppm dan 100 ppm.

Konsentrasi logam berat tersebut dimasukkan pada media air bersalinitas 5 ppt,

15 ppt dan 25 ppt dengan volume sebanyak 5 l. Hasil ini kemudian digunakan

untuk menentukan nilai kisaran konsentrasi pada penelitian inti/sesungguhnya.

Hasil uji pendahuluan menunjukan bahwa nilai ambang atas sebesar 100 ppm dan

nilai ambang bawah sebesar 10 ppm. Data lengkap mortalitas udang vannamei

secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 3. Mortalitas Udang Vannamei pada Uji Pendahuluan

Page 48: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

36

Tabel 2. Mortalitas Udang Vannamei pada Uji Pendahuluan

Uji Pendahuluan

Salinitas Konsentrasi Mortalitas pada jam ke-

Jumlah Kematian (%) 0 24 48 72 96

5‰

0 ppm 0 0 0 0 0 0 0

0,01 ppm 0 0 0 0 0 0 0

0,1 ppm 0 0 0 0 0 0 0

1 ppm 0 0 0 0 0 0 0

10 ppm 0 0 1 2 1 4 40

100 ppm 0 1 5 3 1 10 100

15‰

0 ppm 0 0 0 0 0 0 0

0,01 ppm 0 0 0 0 0 0 0

0,1 ppm 0 0 0 0 0 0 0

1 ppm 0 0 0 0 0 0 0

10 ppm 0 0 1 1 1 3 30

100 ppm 0 1 3 2 4 10 100

25‰

0 ppm 0 0 0 0 0 0 0

0,01 ppm 0 0 0 0 0 0 0

0,1 ppm 0 0 0 0 0 0 0

1 ppm 0 0 0 0 0 0 0

10 ppm 0 0 0 0 0 0 0

100 ppm 0 0 3 3 4 10 100

Keterangan: * = ambang batas bawah ** = ambang batas atas

Data hasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa, mortalitas udang vannamei

pada salinitas 5 ppt dengan konsentrasi logam berat kromium 0,01 – 1 mg/L tidak

ada yang mengalami kematian atau kematian 0%. Udang vannamei pada salinitas

5 ppt mulai mengalami kematian pada konsentrasi logam berat kromium 10 ppm,

yaitu pada jam ke-48, jam ke-72 dan jam ke-96 dengan jumlah mortalitas mencapai

40 %. Udang vannamei dengan salinitas 5 ppt mengalami kematian 100% (semua

hewan uji mati) pada dosis 100 ppm. Mortalitas hewan uji dengan salinitas 15 ppt

pada konsentrasi logam berat kromium 0,01 – 1 mg/L adalah 0% (tidak ada

kematian). Hewan uji mulai mengalami mortalitas pada dosis 10 ppm dijam ke-48,

72 dan jam ke-96, dengan jumlah kematian mencapai 30%. Salinitas 25 ppt udang

Page 49: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

37

vannamei tidak mengalami kematian dari kadar 0,01 – 10 ppm, sedangkan pada

kadar logam berat kromium sebesar 100 ppm udang vannamei mengalami 100%

kematian. Kematian udang vannamei pada uji pendahuluan bisa disebabkan oleh

konsentrasi logam berat kromium yang diberikan juga bisa dengan perbedaan

salinitas ataupun keduanya. Salinitas menentukan toksisitas logam berat kromium.

Penurunan salinitas akan meningkatkan toksisitas logam berat kromium (Yudiati,

et al, 2009).

4.1.2 Uji Sesungguhnya

Uji sesungguhnya LC50 logam berat kromium (Cr) pada salinitas yang

berbeda - beda terhadap mortalitas udang vannamei (Litopenaeus vannamei)

dilakukan dengan menggunakan dosis yang sudah didapat dari uji pendahuluan.

Dosis logam berat uji sesungguhnya perlu dicari nilainya dengan menggunakan

skala logaritma yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Salinitas yang digunakan

dalam uji sesungguhnya yaitu 5 ppt, 15 ppt dan 25 ppt dengan dosis 18 ppm, 32

ppm dan 56 ppm yang diulang sebanyak tiga kali dapat dilihat pada Tabel 3.

Udang vannamei dapat hidup pada kisaran salinitas 0,5 – 40 ppt tetapi, untuk

pertumbuhan yang lebih optimal yaitu pada kisaran salinitas 15 -25 ppt dan setelah

umurnya lebih dari 2 bulan pertumbuhan relatif baik pada kisaran salinitas 5 – 30

ppt (Tahe et al., 2015). Dihabitat aslinya udang vanamei ditemukan pada perairan

dengan kisaran salinitas 0,5 - 40 ppt (Bray at al., 1994 dalam Kaligis, 2010). Data

lengkap pengukuran yang dilakukan berdasarkan deret geometri seri pada

pemaparan waktu 0,3, 6, 12, 48, 72, dan 96 jam sesuai prosedur dapat dilihat pada

Lampiran 5. Grafik total mortalitas udang vannamei dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 50: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

38

Tabel 3. Mortalitas Udang Vannamei pada Uji Sesungguhnya

Konsentrasi Cr (ppm) Salinitas

(ppt) Mortalitas

(%) LC50-96 jam (ppm)

0

5

0

15,59 18 56,57

32 73,33

56 90

0

15

0

23,67 18 36,67

32 56,67

56 73,33

0

25

0

25,31 18 33,33

32 43,33

56 66,67

Gambar 4. Grafik jumlah mortalitas pada uji sesungguhnya

Berdasarkan data mortalitas udang vannamei post larva (PL 25) pada uji

sesunguhnya menunjukkan bahwa kenaikan salinitas dapat menurunkan tingkat

toksisitas logam berat kromium. Keadaan ini dapat dijelaskan berdasarkan

mortalitas udang vannamei berdasarkan tingkat kematiannya. Salinitas 5 ppt

dengan dosis 18 ppm kromium pada ulangan 1,2 dan 3 udang vannamei

mengalami total kematian sebanyak 5 ekor, 6 ekor dan 6 ekor, sedangkan pada

Page 51: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

39

dosis 32 ppm kromium pada ulangan 1,2 dan 3 udang vannamei mengalami total

kematian sebanyak 7 ekor, 7 ekor dan 8 ekor dan dengan dosis 56 ppm kromium

pada ulangan 1, 2 dan 3 udang vannamei mengalami total kematian sebanyak 9

ekor, 8 ekor dan 9 ekor. Kematian total udang vannamei pada salinitas 15 ppt lebih

sedikit dibandingkan dengan salinitas 5 ppt yaitu pada dosis 18 ppm kromium

ulangan 1 sebanyak 4 ekor, ulangan 2 sebanyak 4 ekor dan ulangan 3 sebanyak

3 ekor. Salinitas 15 pada dosis 32 ppm yang dilakukan ulangan sebanyak 3 kali

jumlah kematian totalnya sebanyak 5 ekor pada ulangan 1, 6 ekor pada ulangan 2

dan 6 ekor pada ulangan 3. Dosis 56 ppm pada salinitas 15 ppt kematian total

udang vannamei yaitu 7 ekor pada ulangan ke 1, 7 ekor pada ulangan ke 2 dan 8

ekor pada ulangan ke 3. Mortalitas udang vannamei pada salinitas tertinggi yaitu

25 ppt mengalami kematian terendah. Dosis 18 ppm pada salinitas 25 ppt udang

mengalami total kematian sebanyak 3 ekor pada ulangan 1, ulangan ke 2

sebanyak 4 ekor dan ulangan ke 3 sebanyak 3 ekor. Dosis 32 ppm pada salinitas

25 ppt udang mengalami total kematian sebanyak 4 ekor pada ulangan ke 1, 5

ekor pada ulangan ke 2 dan 4 ekor pada ulagan ke 3. Dosis 56 ppm pada salinitas

25 ppt udang mengalami total kematian sebanyak 6 ekor pada ulangan ke 1, 7

ekor pada ulangan ke 2 dan 6 ekor pada ulagan ke 3. Salinitas dalam perairan

dapat mempengaruhi keberadaan logam berat, bila terjadi penurunan salinitas

akan menyebabkan peningkatan daya toksik logam berat dan bioakumulasi logam

berat semakin besar (Yudiati et al., 2009). Efek polutan atau bahan pencemar

terhadap organisme tergantung dari konsentrasi dan lama pemaparan polutan

(Supriyono et al., 2008). Tingkah laku udang vannamei pada masing-masing

konsentrasi dan salinitas yang terpapar logam berat kromium disajikan dalam

Lampiran 7.

Page 52: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

40

4.1.3 Analisis Probit

Metode yang digunakan untuk menganalisis hasil uji tositas akut LC50 logam

berat kromium pada salinitas 5, 15 dan 25 ppt pada udang vannamai dihitung

dengan analisis probit. Data mortalitas hewan uji pada uji utama merupakan angka

acuan untuk menghitung nilai lethal concentration dengan analisa probit.

Hubungan nilai logaritma dari konsentrasi bahan uji dengan nilai probit dari

persentase mortalitas hewan uji merupakan fungsi linier dari y = a + bx.

Perhitungan LC50-96 jam didapat dari hasil antilog nilai uji m. Nilai m merupakan

nilai x pada persamaan y yang merupakan probit mortalitas selama 50% (Hendri

et al., 2010). Hasil dari nilai probit uji sesungguhnya dapat dilihat pada Gambar 5,

6 dan 7.

Gambar 5. Nilai Probit pada Salinitas 5 ppt

y = 2,2557x + 2,3007R² = 0,9869

0

1

2

3

4

5

6

7

0 0,5 1 1,5 2

% M

ort

alit

as

log Konsentrasi Cr

probit

Linear (probit)

Page 53: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

41

Gambar 6. Nilai Probit pada Salinitas 15 ppt

Gambar 7. Nilai Probit pada Salinitas 25 ppt

Berdasarkan gambar diatas diperoleh persamaan linier yang merupakan

korelasi antara probit persentase mortalitas (y) yaitu 5 ekor karena jumlah

keseluruhan hewan uji 10 ekor, dengan logaritma konsentrasi logam berat

kromium (x) pada salinitas 5 ppt sebagai berikut y = 2,2557x + 2,3007 dengan nilai

R2 sebesar 0,9869. Konsentrasi logam berat kromium pada salinitas 5 ppt untuk

membunuh 50% hewan uji adalah antilog 1,192811 yaitu 15,59 dengan nilai

korelasi (R) sebesar 0,9934 yang menunjukan bahwa hubungan antara

persentase kematian dengan logaritma konsentrasi Cr berkolerasi positif dan

korelasinya sangat erat. Persamaan linier pada salinitas 15 ppt yaitu y = 1,9515x

+ 2,2183 dengan nilai (x) sebesar 1,374251 dan nilai R2 sebesar 0,9992. Nilai

y = 1,9515x + 2,2183R² = 0,9992

0

1

2

3

4

5

6

0 0,5 1 1,5 2

% M

ort

alit

as

log Konsentrasi Cr

probit

Linear (probit)

y = 1,7473x + 2,3179R² = 0,9479

0

1

2

3

4

5

6

0 0,5 1 1,5 2

% M

ort

alit

as

log Konsentrasi Cr

probit

Linear (probit)

Page 54: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

42

konsentrasi logam berat kromium pada salinitas 15 ppt yang dapat membunuh

50% hewan uji adalah untilog 1,374251 yaitu 23,67 ppm dengan nilai korelasi (R)

sebesar 0,9996 yang menunjukan bahwa hubungan antara persentase kematian

dengan logaritma konsentrasi Cr berkolerasi positif dan korelasinya sangat erat.

Salinitas 25 ppt nilai persamaan liniernya yaitu y = 1,7473x + 2,3179 dengan nilai

(x) sebesar 1,403296 dan nilai R2 sebesar 0,9479. Nilai konsentrasi logam berat

kromium pada salinitas 25 ppt yang dapat membunuh 50% hewan uji yaitu sebesar

25,31 ppm nilai korelasi (R) sebesar 0,9736 yang menunjukan bahwa hubungan

antara persentase kematian dengan logaritma konsentrasi Cr berkolerasi positif

dan korelasinya sangat erat. Maka dapat disimpulkan bahwa logam berat kromium

bersifat toksik dan menyebabkan kematian pada hewan uji dengan dosis tertentu.

ISO (1982) dalam tyas et al. (2016), menyatakan bahwa nilai LC50-96 jam berkisar

antara 10-100 ppm maka daya racun tersebut digolongkan dalam daya racun yang

sedang, sehingga dalam penelitian ini toksisitas logam berat kromium termasuk

dalam kategori racun yang sedang. Batas logam berat kromium yang masuk dalam

tubuh oganisme adalah 0,05 mg/L. Kelebihan logam berat kromium yang masuk

dalam tubuh dapat mengakibatkan pembengkakan pada hati (Naimah dan

Ernawati, 2011).

4.2 Analisis Data (ANOVA)

Uji ANOVA dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi (pengaruh)

perbedaan tingkat konsentrasi dan perbedaan salinitas terhadap tingkat mortalitas

udang vannamei. Sebelum dilakukan uji ANOVA perlu dilakukan uji normalitas dan

uji homogenitas data (Rudiyanti dan Ekasari, 2009). Pengaruh antara tingkat

toksisitas logam berat kadmium dengan salinitas juga dapat diketahui dari hasil uji

ANOVA dan dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 55: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

43

Tabel 4. Hasil Uji ANOVA

S.K Db JK KT F-hit F-tabel

0,05 0,01

Perlakuan 11 302,31 27,48 65,96**

A 2 21,56 10,78 25,87** 3,4 5,61

B 3 272,08 90,69 217,67** 3,01 4,72

AxB 6 8,67 1,44 3,47* 2,51 3,67

Galat 24 10,00 0,42

Total 35 312,31

Keterangan : * = Berbeda nyata (Fhit > Ftab 5%) atau p<0,05 ** = Berdeda sangat nyata (Fhit > Ftab 1%) atau p<0,01

Hasil uji stastitik ANOVA menunjukan bahwa perbedaan salinitas (faktor A)

dan tingkat konsentrasi logam berat kromium (faktor B) mempengaruhi kematian

hewan uji atau berpengaruh sangat nyata terhadap nilai mortalitas udang

vannamei (Litopenaeus vannamei) yang ditunjukan dengan nilai Fhit > Ftab 1%

atau p<0,01. Perbedaan salinitas (faktor A) mempunyai interaksi dengan tingkat

konsentrasi logam berat kromium (Faktor B) nyata, hal ini dibuktikan dengan nilai

(Fhit > Ftabel 5%) atau p<0,05. Perlakuan akan memberikan pengaruh yang

sangat nyata terhadap hasil jika (Fhit > Ftabel 0,01) (Kusriani et al., 2012).

4.3 Analisis Data Kualitas Air

4.3.1 Power of Hidrogen (pH)

Udang vannamei merupakan organisme akuatik yang bisa hidup dalam

toleransi kadar pH yang luas. Suasana asam akan kurang produktif bagi biota

seperti udang vannamei karena dapat membunuh dan sebaliknya jika suasananya

sangat basa. Udang vanamei dapat hidup pada kondisi pH 6,5-9, dan kisaran

optimumnya adalah 7,5-8,7 (Nengsih, 2015). Hasil pengukuran rata-rata pH

selama penelitian uji toksisitas akut LC50 logam berat kromium dengan salinitas

Page 56: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

44

yang berbeda-beda pada udang vannamei dapat dilihat pada Gambar 8, 9, dan

10 sedangkan pH harian dapat dilihat pada Tabel 7. Data lengkap pengukuran pH

selama penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5a.

Tabel 5. Nilai Pengukuran pH Harian

Gambar 8. Grafik Nilai Rata-rata pH pada Salinitas 5 ppt

Power of Hidrogen (pH)

Salinitas Konst

Kromium

Hari ke- Standart Pustaka 1 2 3 4

25‰

O ppm 8,6-8,7 8,6-8,7 8,6 8,5-8,6

pH 6,9-9

(Van Wyk dan

Scarpa, 1999 dalam

Dahlan et al, 2017)

18 ppm 8,4-8,5 8,4 8,4-8,5 8,4-8,5

32 ppm 8,4 8,4 8,4-8,6 8,4

56 ppm 8,4-8,5 8,4-8,5 8,4 8,4

15‰

O ppm 8,4-8,5 8,4-8,5 8,4-8,5 8,4-8,5

18 ppm 8,3 8,3 8,3 8,2-8,3

32 ppm 8,3 8,3-8,4 8,3 8,2-8,3

56 ppm 8,2-8,3 8,2-8,3 8,2-8,3 8,2-8,3

5‰

O ppm 8,3-8,4 8,4 8,4-8,5 8,4

18 ppm 8,3 8,3 8,3 8,3

32 ppm 8,3 8,3 8,3 8,3

56 ppm 8,0-8,3 8,2-8,3 8,2-8,3 8,2-8,3

7,80

8,00

8,20

8,40

8,60

0 3 6 12 24 48 72 96

pH

Jam ke-

0 ppm

18 ppm

32 ppm

56 ppm

Page 57: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

45

Gambar 9. Grafik Nilai Rata-rata pH pada Salinitas 15 ppt

Gambar 10. Grafik Nilai Rata-rata pH pada Salinitas 25 ppt

Berdasarkan hasil pengukuran pH selama uji sesungguhnya pada salinitas

25 ppt berkisar antara 8,3 – 8,7 dan pada salinitas 15 ppt berkisar antara 8,0 – 8,6,

sedangkan pada salinitas 5 ppt berkisar antara 7,8 – 8,5. Power of Hidrogen (pH)

selama penelitian cenderung stabil pada setiap perlakuan dan pH tersebut

optimum bagi udang vannamei. Menurut Yustianti et al. (2013), kisaran pH yang

layak digunakan untuk kegiatan pembenihan serta pertumbuhan dan

kelangsungan hidup udang vanamei berkisar antara 7,8 – 8,4. Pendapat tersebut

diperkuat Herawati dan Hutabrat (2015) bahwa pada pH 7,4 -8,9 udang vanamei

(Litopenaeus vannamei) masih dapat tumbuh. Kenaikan pH pada suatu perairan

menyebabkan kelarutan logam dalam air turun karena kestabilan berubah dari

bentuk karbonat menjadi hidroksida yang membentuk ikatan dengan partikel pada

8,1

8,2

8,3

8,4

8,5

8,6

0 3 6 12 24 48 72 96

pH

Jam ke-

0 ppm

18 ppm

32 ppm

56 ppm

8

8,1

8,2

8,3

8,4

8,5

8,6

0 3 6 12 24 48 72 96

pH

Jam ke-

0 ppm

18 ppm

32 ppm

56 ppm

Page 58: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

46

badan air, sehingga mengendap membentuk lumpur (Said et al., 2009).

Hutagulung (1991) dalam Caerul et al, (2014) menyatakan bahwa penurunan

salinitas dan pH serta naiknya suhu dapat menyebabkan bertambahnya

konsentrasi ion dalam air.

4.2.2 Dissolved Oksigen (DO)

Dissolved Oksigen merupakan parameter kualitas perairan yang dibutuhkan

organisme perairan untuk proses respirasi dan proses nitrifikasi (Setijaningsih dan

Umar, 2015). Sumber oksigen terlarut dalam perairan dapat melalui difusi dan

proses fotosintesis. Hasil pengukuran rata-rata dissolved oksigen (DO) harian

dapat dilihat pada Tabel 6, data lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Grafik

rata-rata pengukuran DO dapat dilihat pada Gambar 11, 12 dan 13.

Tabel 6. Nilai Pengukuran DO Harian

(Disolved oxigen (mg/l))

Konst (ppm)

Salinitas Hari ke-

Standart 1 2 3 4

O

5‰

5,93-6,40 6,23-6,26 6,04-6,17 6,02-6,22

4,1 mg/l - 8,1 mg/l

(Fendjalang

et al, 2016)

18 5,92-6,39 6,00-6,07 5,83-6,14 5,92-6,07

32 5,88-6,35 5,86-6,28 5,91-6,25 6,01-6,28

65 5,84-6,35 5,80-6,02 5,94-6,26 6,00-6,22

O

15‰

5,94-6,52 5,91-6,20 6,04-6,17 5,84-6,29

18 5,80-6,29 5,91-6,26 6,09-6,42 6,18-6,28

32 5,92-6,48 6,02-6,14 5,88-6,33 6,01-6,21

65 5,88-6,29 5,92-6,05 5,86-6,23 6,06-6,69

O

25‰

6,05-6,39 6,13-6,24 6,04-6,25 6,14-6,32

18 5,76-6,50 6,19-6,39 6,04-6,40 5,96-6,24

32 5,83-6,47 5,86-6,32 6,06-6,09 5,88-6,29

65 5,88-6,36 6,08-6,20 5,88-6,22 5,86-6,34

Page 59: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

47

Gambar 11. Grafik Rata-rata DO pada Salinitas 5 ppt

Gambar 12. Grafik Rata-rata DO pada Salinitas 15 ppt

Gambar 13. Grafik Rata-rata DO pada Salinitas 25 ppt

Hasil pengukuran DO selama uji sesungguhnya pada salinitas 5 ppt berkisar

antara 5,80 – 6,46 mg/l dan pada salinitas 15 ppt DO berkisar antara 5,80 – 6,69

mg/l, sedangkan pada salinitas 25 ppt DO berkisar antara 5,79 – 6,50 mg/l. Kadar

5,80

5,90

6,00

6,10

6,20

6,30

6,40

0 3 6 12 24 48 72 96

DO

(m

g/l)

Jam ke-

0 ppm

18 ppm

32 ppm

56 ppm

5,80

5,90

6,00

6,10

6,20

6,30

6,40

6,50

0 3 6 12 24 48 72 96

DO

(m

g/l)

Jamke-

0 ppm

18 ppm

32 ppm

56 ppm

5,70

5,80

5,90

6,00

6,10

6,20

6,30

6,40

0 3 6 12 24 48 72 96

DO

(m

g/l)

Jam ke-

0 ppm

18 ppm

32 ppm

56 ppm

Page 60: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

48

oksigen terlarut (DO) dalam penelitian merupakan kadar yang optimum bagi

pertumbuhan udang vannamei, hal ini diperkuat pendapat beberapa ahli. Menurut

Komarawidjaja (2006), konsentrasi DO untuk pertumbuhan udang vannamei

adalah 4,5 – 7 mg/l. Konsentrasi kandungan oksigen terlarut (DO) yang optimum

bagi pertumbuhan udang vannamei adalah 4,9 – 8,6 mg/l (Amrillah et al., 2015).

Kenaikan suhu dapat menurunkan kelarutan oksigen dan meningkatkan toksisitas

polutan (Mulyanto, 1992 dalam Simanjuntak, 2009). Salah satu jaringan tubuh

organisme perairan seperti udang vanamei yang terakumulasi logam berat adalah

insang sehingga menyebabkan terganggunya proses pertukaran ion-ion gas-gas

melalui insang (Rennika et al, 2013).

4.2.3 Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan hisup

biota perairan diantaranya adalah udang vannamei (Litopenaeus vannamei).

Udang ini merupakan biota yang mampu bertahan hidup pada suhu yang rendah

dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi (Riani et al., 2012). Suhu

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas biota perairan secara

tidak langsung, yaitu melalui kelarutan oksigen dalam perairan. Semakin tinggi

suhu air semakin rendah daya larut oksigen dalam air dan sebaliknya, maka dari

itu hal ini dapat mempengaruhi proses metabolisme serta berpengaruh terhadap

kehidupan dan pertumbuhan biaota perairan seperti udang vannamei (Nengsih,

2015). Suhu yang tinggi akan menyebabkan salinitas air meningkat, karena terjadi

pengentalan akibat penguapan. Jika suhu lebih dari angka optimum maka

metabolisme udang akan berlangsung cepat sehingga kebutuhan oksigen udang

juga akan meningkat. Tingginya salinitas diduga mempengaruhi laju pertumbuhan

udang vannamei selama proses pemeliharaan (Tahe et al., 2015). Hasil

pengukuran selama dilakukan penelitian uji tosisitas akut logam berat kromium

Page 61: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

49

pada udang vanamei dengan salinitas 5 ppt, 15 ppt dan 25 ppt dapat dilihat pada

Gambar 14, 15 dan 16, untuk kadar suhu harian dapat dilihat pada Tabel 7 dan

hasil lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5c.

Tabel 7. Analisis Kualitas Air Suhu Harian

Suhu (0C)

Salinitas Konst.

Kromium

Jam ke- referensi

1 2 3 4

5‰

0 ppm 28,8-20,1 28,7-28,8 28,6-28,9 28,6-28,7

26-32 0C (Haliman

dan Adiwijaya,

2013 dalam

Yustianti et al., 2013 )

18 ppm 29,2-30,3 28,7-28,8 28,6-28,7 28,7-28,8

32 ppm 29,1-30,2 28,6-28,8 28,6-28,7 28,6-28,7

56 ppm 29,1-30,2 28,8 28,6-28,8 28,6-28,8

15‰

0 ppm 28,9-30,0 28,8 28,5-28,8 28,6-28,8

18 ppm 29,1-30,2 28,7-28,8 28,6-28,7 28,7-28,8

32 ppm 29,2-30,1 28,7 28,7 28,7-28,8

56 ppm 29,1-30,1 28,7-28,8 28,6 28,7-28,8

25‰

0 ppm 29,0-30,7 28,5 28,5-28,6 28,7-28,8

18 ppm 29,2-30,5 28,5-28,6 28,5-28,7 28,6-28,8

32 ppm 29,2-30,7 28,5-28,6 28,6-28,7 28,7

56 ppm 29,2-30,6 28,5-28,6 28,6 28,7-28,8

Gambar 14. Grafik Nilai Rata-rata Suhu pada Salinitas 5 ppt

27,50

28,00

28,50

29,00

29,50

30,00

30,50

0 3 6 12 24 48 72 96

Suh

u0 C

Jam ke-

0 ppm

18 ppm

32 ppm

56 ppm

Page 62: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

50

Gambar 15. Grafik Nilai Rata-rata Suhu pada Salinitas 15 ppt

Gambar 16. Grafik Nilai Rata-rata Suhu pada Salinitas 25 ppt

Nilai suhu selama dilakukan penelitian uji toksisitas akut logam berat

kromium terhadap udang vanname pada salinitas 5 ppt berkisar antara 28,60C –

30,30C, pada salinitas 15 ppt berkisar antara 28,50C – 30,20C dan pada salinitas

25 ppt suhu perairan berkisar antara 28,50C – 30,70C. Suhu selama dilakukannya

penelitian merupakan suhu yang optimum bagi udang vannamei untuk melakukan

pertumbuhan. Suhu yang ideal untuk kehidupan udang vannamei yaitu berkisar

280C - 310C (Purnamasari et al, 2017). Suhu yang optimum untuk masa

pemeliharaan udang vannamei pasca larva yaitu 260C - 340C dikarenakan pada

kisaran suhu tersebut udang dapat tumbuh optimal (Supriyno, 2006). Semakin

27,50

28,00

28,50

29,00

29,50

30,00

30,50

0 3 6 12 24 48 72 96

Suh

u0 C

Jam ke-

0 ppm

18 ppm

32 ppm

56 pm

27,027,528,028,529,029,530,030,531,0

0 3 6 12 24 48 72 96

Suh

u0C

Jam ke-

0 ppm

18 ppm

32 ppm

56 ppm

Page 63: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

51

tinggi suhu pada perairan maka semakin berkurang ion logam kromium yang dapat

teradsopsi (Emelda at al., 2013). Menurut Hutagalung (1991) dalam Arisandy et

al, (2012) penurunan salinitas dan pH serta naiknya suhu menyebabkan

bioakumulasi logam berat semakin meningkat.

Page 64: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

52

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai uji toksisitas

akut (LC50) logam berat kromium pada salinitas yang berbeda terhadap mortalitas

udang vannamei (Litopenaeus vannamei) diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. LC50 (Median Lethal Concentration) yaitu konsentrasi yang menyebakan

kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan

grafik dan perhitungan pada suatu waktu pengamatan tertentu.

2. Nilai toksisitas akut (LC50-96 jam) logam berat kromium pada salinitas yang

berbeda terhadap mortalitas udang vannamei yaitu, pada salinitas 5 ppt

sebesar 15,59 ppm dan pada salinitas 15 ppt sebesar 23,67 ppm dan pada

salinitas 25 ppt sebesar 25,31 ppm. Jadi dapat disimpulkan dalam penelitian

ini bahwa logam berat kromium bersifat toksik sedang.

3. Nilai mortalitas udang vannamei pada salinitas 5 ppt dengan dosis logam

berat kromium 18 ppm sebesar 56,67%, dosis 32 ppm sebesar 73,33% dan

dosis 56 ppm sebesar 90%, salinitas 15 ppt dengan dosis 18 ppm sebesar

36,67%, dosis 32 ppm sebesar 56,67% dan dosis 55 ppm sebesar 73,33%

sedangkan pada saliitas 25 ppt pada dosis logam berat kromium 18 ppm

sebesar 33,33%, dosis 32 ppm sebesar 43,33% dan pada dosis 56 ppm

sebesar 66,67%.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah dapat

dijadikannya rekomendasi tentang seberapa banyak logam berat kromium yang

dapat masuk dalam perairan sehingga tidak merusak lingkungan dan biota

perairan khususnya udang vannamei.

Page 65: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

53

DAFTAR PUSTAKA

Adhiarni, R. 1997. Pengaruh Lanjut Kontaminasi Brine Terhadap Pertumbuhan

Ikan Mas (Cyprinus carpio, Linn) ukuran 4-6 cm. Skripsi. Manajemen

Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor.

Ambarsari, N. 2013. Pengaruh Limbah Baja (Slag) Terhadap Kandungan Logam

Fe, Cr, Cu, Dan Zn dalam Daging Udang Vaname (Litopenaeus vannamei).

Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Amrillah, A. M., S. Widyarti dan Y. Kilawati. 2015. Dampak Stres Salinitas

Terhadap Prevalensi White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan Survival Rate

Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) pada Kondisi Terkontrol.

Research Journal of Life Science. 2(1): 110-123.

Andriyanto, F., A. Efani, dan H. Riniwati. 2013. Analisis Faktor-Faktor Produksi

Usaha Pembesaran Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) di

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur ; Pendekatan Fungsi

Cobb-Douglass. Jurnal ECSOFiM. 1(1): 82-96.

Aprillia, H. A., D. Pringgenies, dan E. Yudiati. 2012. Uji Toksisitas Ekstrak

Kloroform Cangkang dan Duri Landak Laut (Diadema setosum) terhadap

Mortalitas Nauplius Artemia sp. Journal Marine Research. 1(1): 75-83.

Apriadi, D. 2005. Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cr pada Air, Sedimen dan

Kerang Hijau (Perna Viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Arisandy, K. R., E. Y. Herawati, dan E. Suprayitno. 2012. Akumulasi Logam Berat

Timbal (Pb) dan Gambaran Histologi pada Jaringan Avicennia marina

(forsk.) Vierh di Perairan Pantai Jawa Timur. Jurnal Penelitian Perikanan.

1(1): 15-25.

Budiardi, T., T. Batara dan D. Wahjuningrum. 2005. Tingkat Konsumsi Oksigen

Udang Vaname (Litopenaefus Vannamei) dan Model Pengelolaan Oksigen

pada Tambak Intensif. Jurnal Akuakultur Indonesia. 4 (1): 89–96.

Budiardi, T. 2008. Karakteristik Produksi Dengan Beban Masukan Bahan Organik

Pada Sistem Budidaya Intensif Udang Vaname (Litopenaeus vannamei

Boone 1931). Disertasi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Chaerul, M.,S. Pallu, M. Selintung, dan J. Patanduk. 2014. Hubungan Mineral

Penyusun Batuan Ultrabasa Pertambangan Nikel Laterit Terhadap

Keterdapatan Ion Logam Berat Arsen (As3+) dan Kromium (Cr6+) pada

Sungai Lambuluo di Daerah Motui. Prosiding Seminar Nasional Geofisika

Dahlan, J., M. Hamzah dan A. Kurnia. 2017. Pertumbuhan Udang Vaname

(Litopenaeus vannamei) yang Dikultur pada Sistem Bioflok dengan

Penambahan Probiotik. Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan. 1(1): 19-27.

Page 66: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

54

Damayanty, M. M dan N. Abdulgani. 2013. Pengaruh Paparan Sub Lethal

Insektisida Diazinon 600 EC terhadap Laju Konsumsi Oksigen dan Laju

Pertumbuhan Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus). Jurnal Sains Dan

Seni POMITS. 2(2):2337-3520.

Dani, N. P., A. Budiharjo dan S. Listyawati. 2005. Komposisi Pakan Buatan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kandungan Protein Ikan Tawes (Puntius javanicus Blkr.). Biosmart. 7(2): 83-90.

Darmawan, B. D.2008. Pengaruh Pemupukan Susulan Terhadap Kualitas Media dan Proses Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Pada Tambak Tradisional Plus. 4 (2): 1-5.

Diantariani, Ni P. Dan K. G. D. Putra. 2006. Penentuan Kandungan Logam Pb dan Cr pada Air dan Sedimen Di Sungai Ao Desa Sam Sam Kabupaten Tabanan. Ecotrophic. 2(1): 1-5.

Dwiasi, D. W. dan D. Kartika. 2008. Spesiasi Cr(III) dan Cr(VI) Pada Limbah Cair Industri Elektroplating. Molekul. 3(2): 85-90.

Edelynna A.M.O., Wirespathi, Raharjo, dan W. Budijastuti. 2012. Pengaruh

Kromium Heksavalen (VI) terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila

(Oreochromis niloticus). LenteraBio. 1(2): 75-79.

Effendi, H., A. H. Emawan. Y. Wardiatno, dan M. Krisanti. 2012. Toksisitas Akut

(LC50) Serbuk Bor (Cuttings) Terhadap Daphnia sp. Jurnal Bumi Lestari.

12(2). 321-326.

Emelda, L., S. M. Putri, dan S. Br. Ginting. 2013. Pemanfaatan Zeolit Alam

Teraktivasi untuk Adsorpsi Logam Cr3+. Jurnal Rekayasa Kimia dan

Lingkungan. 9(4): 166-172.

Fahrizki, A., H. Yulianto, dan A. Saefulloh. 2015. Uji Toksisitas Bahan Aktif

Niklosamida Terhadap Crustacea Sebagai Water Treatment dalam

Budidaya Udang Vannamei (Litopenaus vannamei). Jurnal Penelitian

Pertanian Terpadu. 15(2): 191-199.

Fendjalang, S. N. M., T. Budiardi, E. Supriyono, dan I. Effendi. 2016. Produksi

Udang Vaname Litopenaeus vannamei Pada Karamba Jaring Apung

Dengan Padat Tebar Berbeda Di Selat Kepulauan Seribu. Jurnal Ilmu dan

Teknologi Kelautan Tropis. 8(1): 201-214.

Franson, M.A.H. 1995. Standard Methods: for The Examination of Water and

Wastewater (19th ed.). United States: APHA.

Gitarama, A. M. 2016. Pengaruh Akumulasi Kromium (Cr) Terhadap Perubahan

Struktur Komunitas dan Histologis Makrozoobentos di Sungai Cimanuk

Lama Indramayu. Tesis. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Hendri, M., G. Diansyah, dan J. Tampubolon. 2010. Konsentrasi Letal (LC50-48

jam) Logam Tembaga (Cu) dan Logam Kadmium (Cd) Terhadap Tingkat

Mortalitas Juwana Kuda Laut (Hippocampus spp). Jurnal Penelitian Sains.

13(1): 26-30.

Page 67: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

55

Herawati, V. E., dan J. Hutabarat. 2015. Analisis Pertumbuhan; Kelulushidupan

dan Produksi Biomass Larva Udang Vannamei dengan Pemberian Pakan

Artemia sp. Produk Lokal Yang Diperkaya Chaetoceros calcitrans dan

Skeletonema costatum. PENA Akuatik. 12(1): 1-12.

Herdiati, L., Kadarwan S., dan S. Hariyadi. 2015. Efektivitas Penggunaan Bakteri

Untuk Perbaikan Kualitas Air Media Budi Daya Udang Vaname (Litopenaeus

vannamei) Super Intensif. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 20(3): 265-271.

Hudi, L dan A. Shahab. 2005. Optimasi Produktifitas Budidaya Udang Vaname

(Litopenaues vannamae) dengan Menggunakan Metode Respon Surface

dan Non Linier Programming. Prosiding Seminar Nasional Manajemen

Teknologi II. 1-9.

Inayah, N., R. Ningsih, dan T. K. Adi. 2012. Uji Toksisitas dan Identifikasi Awal

Golongan Senyawa Aktif Ekstrak Etanol dan N-Heksana Teripang Pasir

(Holothuria scabra) Kering Pantai Kenjeran Surabaya. Alchemy. 2(1): 92-

100.

Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Penerbit: PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Junaidi, A. B., A. Riadi, R. Yunus, dan U. T. Santoso. 2010. Kuantifikasi Toksisitas

Cr(III) dan Cr(VI) Terhadap Pertumbuhan Fitoplankton Berdasarkan

Konsentrasi Klorofil dan Kerapatan Selnya. Sains dan Terapan Kimia. 4(2):

119-130.

Juniarti, D. Osmeli dan Yuhernita. 2009. Kandungan Senyawa Kimia, Uji Toksisitas

(Brine Shrimp Lethality Test) Dan Antioksidan (1,1-Diphenyl-2-Pikrilhydrazyl)

Dari Ekstrak Daun Saga (Abrus precatorius L.). Makara Sains. 13(1): 50-54.

Kaligis, E. Y. 2010. Pertumbuhan, Efisiensi Pemanfaatan Pakan, Kandungan

Potasium Tubuh, Dan Gradien Osmotik Postlarva Vaname (Litopenaeus

Vannamei, Boone) Pada Potasium Media Berbeda. Jurnal Perikanan dan

Kelautan. 4(2): 92-97.

Katili, A.S. 2011. Struktur Komunitas Echinodermata Pada Zona Intertidal di

Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. 8(1): 51-61.

Kelabora, D. M. 2010. Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup dan

Pertumbuhan Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio). Berkala Perikanan Terubuk.

38(1): 71-81.

Komarawidjaja, W. 2006. Pengaruh Perbedaan Dosis Oksigen Terlarut (DO) pada

Degradasi Amonium Kolam Kajian Budidaya Udang. J. Hidrosfer. 1(1): 32-

37.

Kusriani, P. Widjanarko, dan N. Rohmawati. 2012. Uji Pengaruh Sublethal

Pestisida Diazinon 60 EC terhadap Rasio Konversi Pakan (FCR) dan

Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Jurnal Penelitian Perikanan.

1(1): 36-42.

Kusumaningtyas, M. A., R. Bramawanto, A. Daulat, dan W. S. Pranowo. 2014.

Kualitas perairan Natuna pada musim transisi. Depik. 3(1): 10-20.

Page 68: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

56

Manoppa, H. 2011. Peran Nukleotida Sebagai Imunostimulan Terhadap

Responimun Nonspesifik dan Resistensi Udang Vannamei (Litopenaeus

vannamei). IPB: Bogor.

Monalisa, S. S. dan I. Minggawati. 2010. Kualitas Air yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis sp.) di Kolam Beton dan Terpal.

Journal of Tropical Fisheries. 5(2): 526-530.

Naimah, S. dan R. Ernawati. 2011. Biosorpsi Logam Berat Cr (VI) dari Limbah

Industri Pelapisan Logam Menggunakan Biomassa Saccharomyces

cerevisiae dari Hasil Samping Fermentasi Bir. J. Kimia Kemasan. 33(1): 113-

117.

Nengsih, E. A. 2015. Pengaruh Aplikasi Probiotik Terhadap Kualitas Air Dan

Pertumbuhan Udang Litopenaeus Vannamei. Jurnal Biosains. 1(2): 11-16.

Nurkhasanah, S. 2015. Kandungan Logam berat Kromium (Cr) dalam Air,

Sedimen, dan Ikan Nila (Orechromis nilotikus) serta Karakteristik Biometrik

dan Hispatologinya di Sungai Cimanuk Lama, Kabupaten Indramayu. Tesis.

Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Nur, J., T. R. Saraswati, dan T. R. Soeprobowati. 2015. Bioakumulasi Logam Berat

Pb, Cd, Dan Cr Pada Insang Ikan Bandeng (Chanos chanos. Froskal) Di

Pertambakan Trimulyo, Semarang. Pemanfaatan Sumberdaya Hayati dan

Peningkatan Kualitas Lingkungan. 147-151.

Pasongli, H., G. D. Dirawan, dan Suprapta. 2015. Zonasi Kesesuaian Tambak

Untuk Pengembangan Budidaya Udang Vaname (Penaeus Vannamei) Pada

Aspek Kualitas Air di Desa Todowongi Kecamatan Jailolo Kabupaten

Halmahera Barat. Jurnal Bioedukasi. 3(2): 324-335.

Pirzan, A. M. dan Utojo. 2013. Pengaruh Variabel Kualitas Air terhadap

Produktivitas Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Kawasan

Pertambakan Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Purnamasari, I., D. Purnama, dan M. A. F. Utami. 2017. Pertumbuhan Udang

Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif. Jurnal Enggano. 2(1):

58-67.

Purnamawati, F. S., T. R. Soeprabowati, dan M. Izzati. 2015. Potensi Chlorella

vulgaris Beijerinck Dalam Remediasi Logam Berat Cd Dan Pb Skala

Laboratorium. Bioma. 16(2): 102-113.

Puspita, U. R., A. S Siregar, dan N. V. Hidayati. 2011. Kemampuan Tumbuhan Air

Sebagai Agen Fitoremediator Logam Berat Kromium (Cr) yang terdapat

pada Limbah Cair Industri Batik. Berkala Perikanan Terubuk. 39(1): 58-64.

Rennika, Aunurohim, dan N. Abdulgani. 2013. Konsentrasi dan Lama Pemaparan

Senyawa Organik dan Inorganik pada Jaringan Insang Ikan Mujair

(Oreochromis mossambicus) pada Kondisi Sub Lethal. Jurnal Sains dan

Seni Pomits. 2(2): 132-137.

Page 69: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

57

Riani, H., R. Rostika, dan W. Lili. 2012. Pertumbuhan Udang Vaname

(Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif. Jurnal Perikanan dan Kelautan.

3(3): 207-211.

Rochyatun, E., dan A. Rozak. 2007. Pemantauan Kadar Logam Berat dalam

Sedimen di Perairan Teluk Jakarta. Makara Sains. 11(1): 28-36.

Rochyatun, E., M. T. Kaisupy, dan A. Rozak. 2006. Distribusi Logam Berat Dalam

Air Dan Sedimen di Perairan Muara Sungai Cisadane. Makara Sains. 10(1):

35-40.

Romziyah, R. 2013. Studi Toksisitas Akut Timbal (Pb) terhadap Kijing Taiwan.

Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya.

Malang.

Rudiyanti, S. dan A. D. Ekasari. 2009. Pertumbuhan Dan Survival Rate Ikan Mas

(Cyprinus carpio Linn) pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0,3 g.

Jurnal Saintek Perikana. 5(1): 39-47.

Said, I., M. N. Jalaluddin, A. Upe, dan A. W. Wahab. 2009. Penetapan Konsentrasi

Logam Berat Krom dan Timbal dalam Sedimen Estuaria Sungai

Matangpondo Palu. Jurnal Chemica. 10(2): 40-47.

Sari, A. P. N. dan E. Zulaika. 2015. Viabilitas Bacillus S1, SS19 dan DA11 pada

Medium yang Terpapar Logam Kromium (Cr). Jurnal Sains dan Seni ITS.

4(2): 78-80.

Setijaningsih, L., dan C. Umar. 2015. Pengaruh Lama Retensi Air Terhadap

Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) pada Budidaya Sistem

Akuaponik dengan Tanaman Kangkung. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. 14(3): 267-

275.

Simanjuntak, M. 2009. Hubungan Faktor LiFENJAngkungan Kimia, Fisika

Terhadap Distribusi Plankton di Perairan Belitung Timur, Bangka Belitung. J.

Fish. Sci. 11(1): 31-45.

Soegoto, E. S. 2008. Marketing Research. PT Agromedia Pustaka. Jakarta

Selatan.

Subijakto, S. 2005. Petunjuk Teknis Pembenihan Udang Vannamei. Juknis. Balai

Budidaya Air Payau Situbondo.

Sukarsa, D. 2005. Penerapan Teknik Imotilisasi Menggunakan Ekstrak Alga Laut

(Caulerpa sertularioides) dalam Transportasi Ikan Kerapu (Epinephelus

suillus) Hidup tanpa Media Air. Buletin Teknologi Hasil Perikanan. 8(1): 12-

24.

Suparjo, M. N. 2008. Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa Mororejo

Kabupaten Kendal. Jurnal Saintek Perikanan. 4(1): 50-55.

Supriyono, E., L. Lisnawati, dan D. Djokosetiyanto. 2005. Pengaruh Linear

Alkylbenzene Sulfonate terhadap Mortalitas, Daya Tetas Telur dan

Abnormalitas Larva Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus Sauvage). Jurnal

Akuakultur Indonesia. 4 (1): 69–78.

Page 70: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

58

Supriyono, E., E. Purwoanto, N. B. P. Utomo. 2006. Produksi Tokolan Udang

Vanamei (Litopenaeus vannamei) dalam Hapa dengan Padat Penebaran

yang Berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia. 5(1): 57-64.

Supriyono, E., Berlianti, dan K. Nirmala. 2008. Studi Mengenai Toksisitas

Surfaktan Deterjen, Alkyl Sulfate (As), Terhadap Post Larva Udang Windu

Penaeus monodon Fabr. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia.

15(2): 141-148.

Sutrisno, E., W. T. Prabowo dan S. Subyakto. 2010. Produksi Calon Induk Udang

Vannamei Litopenaeus Vannamei dengan Sistem Resirkulasi Tertutup Pada

Bak Raceway. Departemen Kelautan Dan Perikanan Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Situbondo.

Suwoyo, H. S. dan M. Mangampa. 2010. Aplikasi Probiotik dengan Konsentrasi

Berbeda pada Pemeliharaan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei).

Prosiding Forum Inovasi Akuakultur 2010. 239-247.

Taftazani, A. 2007. Disttribusi Konsentrasi Logam Berat Hg dan Cr pada Sampel

Lingkungan Perairan Surabaya. Prosiding PPI-PDIPTN 2007. 36-45.

Tahe, S., H. S. Suwoyo, dan M. Fahrur. 2015. Aplikasi Probiotik Rica Dan

Komersial Pada Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Pola

Intensi. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur.

Tahir, A. 2012. Ekotoksikologi dalam Perspektif Kesehatan Ekosistem Laut.

Penerbit Karya Putra Darwati. Bandung.

Triatmojo, S., D. T. H. Sihombing, dan S. Djojowidogdo. 2001. Bisorpsi dan

Reduksi Krom Limbah Penyamakan Kulit dengan Biomassa Fusarium sp.

dan Aspergillus niger. Manusia dan Lingkungan. 8(2): 70-81.

Tyas, N. M dan D. T. F. L. Batu dan R. Affandi. 2016. Uji Toksisitas Letal Cr6+

Terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia

(JIPI). 21(2): 128-132.

Ulfiatin. 2004. Teknologi Pengolahan Alginat. Pusat Riset Pengolahan Produk dan

Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

United States Environmental Protection Agency (US-EPA). 1991. Methods for

Measuring The Acute Toxicity of Effluent and Receiving Waters to

Freshwater and Marine Organisms (4th ed.) Washington D.C.

.1996. Ecological

Effects Test Guidelines: Penaeid Acute Toxicity Test. U.S. Environmental

Protection Agency. Washington D.C., United States.

. 2002. Methods for

Measuring The Acute Toxicity of Effluent and Receiving Waters to

Freshwater and Marine Organisms (5th ed.), U.S. Environmental Protection

Agency, Washington D.C., United States.

Page 71: UJI TOKSISITAS AKUT (LC50 96jam) LOGAM BERAT KROMIUM …repository.ub.ac.id/6207/1/Sahuri, Mohammad.pdf · 2020. 10. 15. · uji toksisitas akut (lc 50 -96jam) logam berat kromium

59

Utami, W. Sarjito dan Desrina. 2016. Pengaruh Salinitas Terhadap Efek Infeksi

Vibrio harveyi pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Journal of

Aquaculture Management and Technology. 5(1): 82-90.

Utojo dan A. M. Tangko. 2008. Status, Masalah, dan Alternatif Pemecahan

Masalah pada Pengembangan Budidaya Udang Vanamei (Litopenaeus

vannamei) di Sulawesi Selatan. Media Akuakultur. 3(2): 118-125.

Yudiati, E., S. Sedjati, I. Enggar, dan I. Hasibuan. 2009. Dampak Pemaparan

Logam Berat Kadmium pada Salinitas yang Berbeda terhadap Mortalitas dan

Kerusakan Jaringan Insang Juvenile Udang Vaname (Litopeneus

vannamei). Ilmu Kelautan. 14(4): 29-35.

Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PPTMGB LEMIGAS

Yustianti, M. N. Ibrahim, dan Ruslaini. 2013. Pertumbuhan dan Sintasan Larva

Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Melalui Substitusi Tepung Ikan

dengan Tepung Usus Ayam. Jurnal Mina Laut Indonesia. 1(1): 93-103.