kromatografi kertas

13
Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Pemisahan sederhana suatu campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi kertas, prosesnya dikenal sebagai analisis kapiler dimana lembaran kertas berfungsi sebagai pengganti kolom. Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Oleh karena itu disebut kromatografi kertas. Sebagai fasa diam adalah air yang teradsorpsi pada kertas dan sebagai larutan pengembang biasanya pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air. Dalam kromatografi kertas fasa diam didukung oleh suatu zat padat berupa bubuk selulosa. Fasa diam merupakan zat cair yaitu molekul H2O yang teradsorpsi dalam selulosa kertas.fasa gerak berupa campuran pelarut yang akan mendorong senyawa untuk bergerak disepanjang kolom kapiler. Analisis kualitatifmenggunakan kromatografi kertas dilakukan dengan cara membandingkan harga relative response factor (Rf). Nilai Rf identik dengan time retention (tR) atau volume retention (VR). Nilai Rf dapat ditentukan dengan cara: Rf = jarak yang ditempuh noda / jarak yang ditempuh pelarut Harga Rf zat baku dapat diidentifikasikan komponen campuran, karena harga besaran ini bersifat khas untuk setiap zat asal digunakan jenis pengembang yang sama. Kadang- kadang pemisahan dalam satu arah belum memberikan hasil yang memuaskan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dapat dipakai carakromatografi kertas dua dimensi, yang mana letak kertas diubah sehingga arah pemisahan juga berubah. Secara umum kromatografi kertas dilakukan dengan menotolkan larutan yang berisi sejumlah komponen pada jarak 0,5 sampai 1cm dari tepi kertas. Setelah penetesan larutan pada kertas, maka bagian bawah kertas dicelupkan dalam larutan pengambang(developing solution). Larutan ini umumnya terdiri atas campuran beberapa pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan air. Sistem ini akan terserap oleh kertas dan sebagai akibat dari gaya kapiler akan merambat sepanjang kertas tersebut. Rambatan ini dapat diusahakan dalam modus naik atau menurun. Selama proses pemisahandilakukan, sistem secara keseluruhannya disimpan dalam tempat tertutup, ruang didalamnya telah jenuh dengan uap sistem pelarut ini. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/pemurnian- material/kromatografi/ Kromatografi Ditulis oleh Yoshito Takeuchi pada 03-01-2009

Upload: faizal-akbar

Post on 23-Jun-2015

6.715 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kromatografi kertas

Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua fasa

yaitu fasa diam dan fasa gerak. Pemisahan sederhana suatu campuran senyawa dapat dilakukan

dengan kromatografi kertas, prosesnya dikenal sebagai analisis kapiler dimana lembaran kertas berfungsi sebagai

pengganti kolom.

Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari kromatografi partisi yang menggunakan kertas sebagai

padatan pendukung fasa diam. Oleh karena itu disebut kromatografi kertas. Sebagai fasa diam adalah air yang

teradsorpsi pada kertas dan sebagai larutan pengembang biasanya pelarut organik yang telah dijenuhkan dengan

air.

Dalam kromatografi kertas fasa diam didukung oleh suatu zat padat berupa bubuk selulosa. Fasa diam merupakan

zat cair yaitu molekul H2O yang teradsorpsi dalam selulosa kertas.fasa gerak berupa campuran pelarut yang akan

mendorong senyawa untuk bergerak disepanjang kolom kapiler. Analisis kualitatifmenggunakan kromatografi kertas

dilakukan dengan cara membandingkan harga relative response factor (Rf). Nilai Rf identik dengan time retention

(tR) atau volume retention (VR).

Nilai Rf dapat ditentukan dengan cara:

Rf = jarak yang ditempuh noda / jarak yang ditempuh pelarut

Harga Rf zat baku dapat diidentifikasikan komponen campuran, karena harga besaran ini bersifat khas untuk setiap

zat asal digunakan jenis pengembang yang sama. Kadang-kadang pemisahan dalam satu arah belum memberikan

hasil yang memuaskan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dapat dipakai carakromatografi kertas dua

dimensi, yang mana letak kertas diubah sehingga arah pemisahan juga berubah.

Secara umum kromatografi kertas dilakukan dengan menotolkan larutan yang berisi sejumlah komponen pada

jarak 0,5 sampai 1cm dari tepi kertas. Setelah penetesan larutan pada kertas, maka bagian bawah kertas dicelupkan

dalam larutan pengambang(developing solution). Larutan ini umumnya terdiri atas campuran beberapa pelarut

organik yang telah dijenuhkan dengan air.

Sistem ini akan terserap oleh kertas dan sebagai akibat dari gaya kapiler akan merambat sepanjang kertas tersebut.

Rambatan ini dapat diusahakan dalam modus naik atau menurun. Selama proses pemisahandilakukan, sistem

secara keseluruhannya disimpan dalam tempat tertutup, ruang didalamnya telah jenuh dengan uap sistem pelarut ini.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/pemurnian-material/kromatografi/

KromatografiDitulis oleh Yoshito Takeuchi pada 03-01-2009

Walaupun agak tidak terlalu jelas, kontribusi kromatografi pada perkembangan kimia modern tidak

dapat dipandang rendah. Tanpa teknik kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir murni) akan

sangat sukar , dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin.

Page 2: Kromatografi kertas

Di awal abad ke-20, kimiawan Rusia Mikhail Semënovich Tsvet (1872-1919) menyiapkan kolom yang

diisi dengan serbuk kalsium karbonat, dan kedalamnya dituangkan campuran pigmen tanaman yang

dilarutkan dalam eter. Secara mengejutkan, pigmen memisahkan dan membentuk lapisan berwarna di

sepanjang kolom. Ia menamakan kromatografi pada teknik pemisahan baru ini (1906). Kemudian

kimiawan dari Swiss Richard Martin Willstätter (1872-1942) menerapkan teknik ini untuk risetnya yakni

khlorofil untuk menunjukkan manfaat teknik ini, dan sejak itu banyak perhatian diberikan pada

kromatografi.

Kromatografi adalah teknik untuk memisahkan campuran menjadi komponennya dengan bantuan

perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Alat yang digunakan terdiri atas kolom yang di

dalamnya diisikan fasa stasioner (padatan atau cairan). Campuran ditambahkan ke kolom dari ujung

satu dan campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban yang cocok (fasa mobil). Pemisahan

dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh

kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa diam (stationer).

Komponen utama kromatografi adalah fasa stationer dan fasa mobil dan kromatografi dibagi menjadi

beberapa jenis bergantung pada jenis fasa mobil dan mekanisme pemisahannya, seperti ditunjukkan

di Tabel 12.1

Tabel 12.1 Klasifikasi kromatografi

Kriteria Nama

Fasa mobil

Kromatografi cair, kromatografi gas

Kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi

MekanismeKromatografi pertukaran ionkromatografi gel

Fasa stationerKromatografi kolom, kromatografi lapis tipis,kromatografi kertas

Beberapa contoh kromatografi yang sering digunakan di laboratorium diberikan di bawah ini.

a. Kromatografi partisi

Prinsip kromatografi partisi dapat dijelaskan dengan hukum partisi yang dapat diterapkan pada sistem

multikomponen yang dibahas di bagian sebelumnya. Dalam kromatografi partisi, ekstraksi terjadi

berulang dalam satu kali proses. Dalam percobaan, zat terlarut didistribusikan antara fasa stationer

dan fasa mobil. Fasa stationer dalam banyak kasus pelarut diadsorbsi pada adsorben dan fasa mobil

adalah molekul pelarut yang mengisi ruang antar partikel yang ter adsorbsi.

Contoh khas kromatografi partisi adalah kromatografi kolom yang digunakan luas karena merupakan

sangat efisien untuk pemisahan senyawa organik (Gambar 12.3).

Page 3: Kromatografi kertas

Kolomnya (tabung gela) diisi dengan bahan seperti alumina, silika gel atau pati yang dicampur dengan

adsorben, dan pastanya diisikan kedalam kolom. Larutan sampel kemudian diisikan kedalam kolom

dari atas sehingga sammpel diasorbsi oleh adsorben. Kemudian pelarut (fasa mobil; pembawa)

ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom.

Partisi zat terlarut berlangsung di pelarut yang turun ke bawah (fasa mobil) dan pelarut yang

teradsorbsi oleh adsorben (fasa stationer). Selama perjalanan turun, zat terlarut akan mengalami

proses adsorpsi dan partisi berulang-ulang. Laju penurunan berbeda untuk masing-masing zat terlarut

dan bergantung pada koefisien partisi masing-masing zat terlarut. Akhirnya, zat terlarut akan

terpisahkan membentuk beberapa lapisan.

Akhirnya, masing-masing lapisan dielusi dengan pelarut yang cocok untuk memberikan spesimen

murninya. Nilai R didefinisikan untuk tiap zat etralrut dengan persamaan berikut.

R = (jarak yang ditempuh zat terlarut) / (jarak yang ditempuh pelarut/fasa mobil).

Gambar 12.3 Diagram skematik kromatografi

b. Kromatografi kertas

Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada

kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel

yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian

dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat

saja beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.

Page 4: Kromatografi kertas

Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses besar. Karena

asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air dan tidak mudah

menguap (tidak mungkin didistilasi), pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang

dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan

berita sangat baik bagi mereka.

Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang pertama yang

menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas. Saat campuran asam amino

menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa

mobil dan fasa diam (air) yang teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut

mencapai ujung atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang

jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.

Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan

sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.

Gambar 12.4 Contoh hasil kromatografi kertas pigmen dari 

www.indigo.com/ science-supplies/filterpaper. html

c. Kromatografi gas

Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stationer dapat berupa padatan

(kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair).

Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi,

alumina teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang

panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut

Page 5: Kromatografi kertas

gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon

dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.

Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan

alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular, digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke

dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan

ke dalam kolom, dan setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam)

mengikuti hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu.

Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti

hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses

dilakukan dengan teknik ini.

Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan

untuk mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan hasil ini,

cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya, akan mempengaruhi kesensitifan

teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung apakah tujuannya analisik atau preparatif.

d. HPLC

Akhir-akhir ini, untuk pemurnian (misalnya untuk keperluan sintesis) senyawa organik skala besar,

HPLC (high precision liquid chromatography atau high performance liquid chromatography) secara

ekstensif digunakan. Bi la zat melarut dengan pelarut yang cocok, zat tersebut dapat dianalisis. Ciri

teknik ini adalah penggunaan tekanan tinggi untuk mengirim fasa mobil kedalam kolom. Dengan

memberikan tekanan tinggi, laju dan efisiensi pemisahan dapat ditingkatkan dengan besar.

Silika gel atau oktadesilsilan yang terikat pada silika gel digunakan sebagai fasa stationer. Fasa

stationer cair tidak populer. Kolom yang digunakan untuk HPLC lebih pendek daripada kolom yang

digunakan untuk kromatografi gas. Sebagian besar kolom lebih pendek dari 1 m.

Kromatografi penukar ion menggunakan bahan penukar ion sebagai fasa diam dan telah berhasil

digunakan untuk analisis kation, anion dan ion organik.

Latihan

12.1 Distilasi fraktional

Tekanan uap dua cairan A dan B adalah 1,50 x 104 N m-2 dan 3,50 x 104 N m-2 pada 20°C. dengan

menganggap campuran A dan B mengikuti hukum Raoult, hitung fraksi mol A bila tekanan uap total

adalah 2,90 x 104 N m-2 pada 20°C.

12.1 Jawab 

Fraksi mol A, nA, dinyatakan dengan.

Page 6: Kromatografi kertas

(nA x 1,50 x 104) + (1 – nA) x 3,50 x 104 = 2,90 x 104 ∴ nA = 0,30

PENDAHULUAN

Kromatografi adalah suatu metode untuk pemisahan tertentu. Cara ini telah ditemukan

oleh TSWETT pada tahun 1903, ia menggunakannya untuk pemisahan senyawa-

senyawa berwarna dan nama kromatografi diambil dari senyawa berwarna tersebut.

Sekarang kromatografi tidak hanya untuk pemisahan senyawa berwarna saja tetapi

untuk senyawa yang tidak berwarna, termasuk gas.

Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa, yaitu fasa tetap

(stationary) dan fasa bergerak (mobile). Pemisahan tergantung dari gerakan kedua

fasa ini. Jika fasa tetap berupa zat padat dan fasa bergerak berupa zat cair maka cara

tersebut dikenal dengan kromatografi serapan (absorption chromatography). Jika fasa

tetap berupa zat cair dan fasa bergerak berupa zat cair maka cara tersebut dikenal

dengan kromatografi partisi (partition chromatography).

Semua pemisahan dengan kromatografi terdistribusi sendiri diantara fasa-fasa

bergerak dan dalam perbandingan yang berbeda.

Kromatografi ada bermacam-macam yaitu:

1. Kromatografi lapis tipis

2. Kromatografi penukar ion

3. Kromatografi gas padat

4. Kromatografi gas cair

5. Kromatografi kertas

6. Kromatografi kolom

Dalam makalah ini kami hanya membicarakan tentang Kromatografi Kertas.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu memahami tentang

pengenalan kromatografi kertas, garis besar secara umum dari cara kerja, alat dan

teknik kromatografi kertas, serta kertas yang digunakan sebagai media (fasa diam)

dari kromatografi kertas.

BAB II

ISI

II.a. Pengenalan kromatografi kertas

Page 7: Kromatografi kertas

Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairan–

cairan. Serat selulosa yang hidrofilik (suka air) dari kertas tersebut dapat mengikat

air, setelah disingkapkan pada udara lembab, kertas saring yang tampak kering itu

sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi. Jadi kertas itu

sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang

sebagai analog dengan sebatang kolom.

Kromatografi kertas merupakan salah satu metode untuk identifikasi komponen kimia

dari suatu campuran zat dengan bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing

komponen. Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya

menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan

prinsip yang sama.

Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan) dan fase

gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa

komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang

berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap. Fase gerak adalah pelarut

atau campuran pelarut yang sesuai. Adsorben (penyerap) dalam kromatografi kertas

adalah kertas saring yaitu selulosa. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa

campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang

ditotolkan pada kertas dengan kecepatan berbeda. Fase mobile (pelarut) dapat

beragam, misal: air, etanol, asam asetat, dll.

Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif.

Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar, misalnya: asam-

asam amino, gula, atau pigmen-pigmen alam.

Kromatografi kertas merupakan penemuan yang paling baik bagi kimiawan. Hal ini

dikarenakan kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino.

Bagi kimiawan pemisahan asam-asam amino adalah masalah paling sukar yang

dihadapinya, sehingga penemuan kromatografi kertas dianggap berita sangat baik.hal

tersebut juga dikarenakan asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, asam amino

larut dalam air dan tidak mudah menguap.

II.b. Garis Besar Secara Umum dari Cara Kerja

Larutan cuplikan atau campuran zat yang akan dipisahkan ditotolkan pada kertas

saring didaerah yang sudah diberi tanda dimana cuplikan tersebut akan meluas

membentuk sebuah noda yang bulat. Setelah menotolkan cuplikan maka tunggu

totolan cuplikan tersebut kering. Diameter totolan yang membentuk noda tidak lebih

dari 0,4 cm. Hal ini dikarenakan agar noda cuplikan (totolan cuplikan) pada saat

dilakukan elusi, setelah pengeringan tidak menyatu antara noda satu dengan noda

Page 8: Kromatografi kertas

yang lain, sehingga dapat memisah. Setelah noda (totolan cuplikan) kering masukkan

atau gantung kertas dalam bejana tertutup (lemari kromatografi) yang tercelup dalam

pelarut atau eluen yang dipilih sebagai fasa bergerak. Jangan sampai noda tercelup

dalam eluen (pelarut) karena dapat mengakibatkan senyawa yang dipisahkan akan

terlarut dari kertas.

Pelarut bergerak melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan

komponen (pita kromatogram) dalam laju yang berbeda. Bila permukaan pelarut telah

bergerak dengan cukup jauh dan dengan waktu yang ditentukan, maka kertas diambil

dari bejana dan batas permukaan pelarut diberi tanda lalu kertas dikeringkan

(pengeringan bisa dilakukan dengan hairdryer). Jika senyawa-senyawa berwarna maka

akan terbentuk dan terlihat noda-noda yang terpisah. Bila senyawa tak berwarna maka

harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Cara yang biasa digunakan adalah

dengan suatu pereaksi yang memberikan sebuah warna dari senyawa-senyawa

tersebut. Untuk mendeteksi bisa juga dengan sinar ultra ungu atau teknik radio kimia.

Bila akan melakukan pemisahan dengan cara kromatografi kertas maka hal-hal yang

harus diperhatikan adalah:

1) Metoda (penaikkan, penurunan, atau mendatar)

2) Macam dari kertas

3) Pemilihan dan pembuatan pelarut (fasa bergerak)

4) Kesetimbangan dalam bejana yang dipilih

5) Pembuatan cuplikan

6) Waktu pengembangan

7) Metode deteksi dan identifikasi

II.c. Alat dan Teknik

1. Alat

Alat yang pokok adalah bejana yang terbuat dari gelas, platina atau logam tahan karat

yang diatasnya ditutup agar mencegah penguapan dari pelarut (jika pelarut menguap

maka tidak bisa dijadikan fase gerak karena syaratnya pelarut/eluen harus jenuh). Alat

yang lain kertas saring, dan penutup bejana. Untuk menyangga agar kertas tidak lepas

bisa ditali pada penutup bejana.

2. Teknik

Kertas dipotong memanjang sesuai ukuran bejana yang akan digunakan. Kertas yang

dipakai adalah kertas Whatmann yang secara komersial tersedia dalam berbagai

macam ukuran dan lembaran. Biasanya dipakai kertas Whatmann no. 1 dengan

kecepatan sedang. Sejumlah cuplikan ditotolkan menggunakan mikropipet pada jarak

Page 9: Kromatografi kertas

beberapa cm dari salah satu ujung kertas yang sudah diberi garis horisontal dengan

pensil. Spot atau noda yang terbentuk dikeringkan, lalu kertas dimasukkan dalam

bejana tertutup yang sudah dijenuhkan dengan pelarut yang sesuai untuk

dikembangkan.

Terdapat tiga metode pengembangan pada kromatografi kertas, yaitu:

Metode penaikkan (ascending)

Prinsipnya: Kertas digantung sedemikian rupa sehingga bagian bawah kertas tercelup

pada pelarut yang terletak di dasar bejana. Noda harus diusahakan tidak sampai

tercelup karena dapat larut dalam pelarut. Pelarut akan naik melalui serat-serat kertas

oleh gaya kapiler yang menggerakkan komponen dengan jarak yang berbeda-beda.

Metode penurunan (descending)

Prinsipnya: Kertas digantung dalam bejana dimana aliran mulai bergerak, dicelupkan

dalam palung kaca yang berisi pelarut. Pelarut bergerak turun membawa komponen

melalui gaya kapiler dan gaya gravitasi.

Metode mendatar (radial)

Kertas dibentuk bulat yang tengahnya diberi sumbu dari benang atau gulungan kertas.

Noda ditempatkan pada pusat kertas kemudian pelarut akan naik melalui sumbu

sehingga membasahi kertas untuk kemudian mengembang melingkar membawa

komponen yang dipisahkan.

Bila permukaan pelarut telah mengembang atau bergerak pada batas tertentu, maka

kertas dikeluarkan dari bejana dan batas permukaan pelarut diberi tanda lalu kertas

dikeringkan. Jika senyawa yang dipisahkan berwarna maka akan nampak sebagai

noda-noda yang terpisah. Tetapi jika komponen zat tidak berwarna (umumnya senyawa

organik), maka dapat dideteksi dengan cara fisika atau kimia.

Pada cara fisika noda komponen disinari lampu ultraviolet dengan panjang gelombang

254-370 nm yang akan memberikan fluorescensi. Secara kimia noda disemprot dengan

pereaksi tertentu, sehingga memberikan warna spesifik. Biasanya untuk mendeteksi

asam-asam amino digunakan pereaksi ninhidrin 0,1 % dalam butanol. Warna akan

nampak merah-ungu sekitar 4 menit setelah dipanaskan 100oC. Setelah letak noda

komponen diketahui dan diberi tanda batas harga Rf dapat diketahui.

Contoh: Apabila kita mempunyai tiga pena biru dan akan mencari tahu dari tiga pena

itu, yang mana yang digunakan untuk menulis sebuah pesan. Sampel dari masing-

Page 10: Kromatografi kertas

masing tinta ditotolkan pada garis dasar pensil pada selembar kromatografi kertas.

Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan

itu juga di totolkan pada garis yang sama.

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi campuran pelarut yang sesuai

didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada

bercak diatasnya. Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa

astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan dengan uap pelarut. Karena pelarut bergerak

lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari campuran tinta akan

bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada

perbedaan bercak warna.

Contoh: Kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.

Campuran asam amino akan memisahkan asam amino tertentu yang terdapat dalam

campuran. Setetes larutan campuran ditempatkan pada garis dasar kertas, dan dengan

cara yang sama ditempatkan asam amino yang telah diketahui ditotolkan

disampingnya. Kertas lalu ditempatkan dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan

seperti sebelumnya.

Posisi pelarut depan ditandai dengan pensil dan kromatogram dikeringkan dan

disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino

menghasilkan senyawa berwarna, utamanya coklat atau ungu.

Penyemprotan ninhidrin tujuannya adlah agar bercak noda terlihat dan terbentuk

warna sehingga dapat mengetahui keberadaan asam amino.

** Kromatografi kertas dua arah**

Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan untuk pemisahan substansi atau

campuran yang mempunyai nilai Rf yang serupa. Posisi pelarut ditandai dengan pensil

sebelum kertas tersebut kering. Posisi ini ditandai dengan SF1, SF1 adalah untuk

pelarut pertama. Pada gambar diatas dapat kita lihat bercak atau noda pusat besar

dalam kromatogram berwarna sebagian biru dan sebagian lagi hijau. Dua pewarna

dalam campuran atau bercak noda tersebut mempunyai nilai Rf yang hampir sama.

Tunggu kertas diatas hingga kering seluruhnya untuk perlakuan yang kedua, yang

pasti dengan pelarut yang berbeda. Setelah kertas kering lalu kertas tersebut diputar

900, lalu lakukan pemisahan kembali dengan pelarut berbeda.

II.d. Kertas

Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula sederhana,

yaitu glukosa. Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak

sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak.

Page 11: Kromatografi kertas

Berbagai macam kertas yang tersedia adalah Whatman 1, 2, 31 dan 3 MM

Kertas yang lain adalah: 

a. Kertas asam asetil: dapat digunakan untuk zat-zat hidrofobik

b. Kertas silikon

c. Kertas penukar ion

d. Kertas selulosa murni

e. Kertas selulosa yang dimodifikasi

f. Kertas serat kaca: untuk reagen yang korosif 

Untuk memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah: 

1. Tingkat dan kesempurnaan pemisahan

2. Difusivitas pembentukan spot

3. Pembentukan komet

4. Laju pergerakan pelarut

Kertas yang akan digunakan harus disimpan dalam ruang tertutup atau di tempat yang

kering, jauh dari sumber uap terutama yang mempunyai afinitas (kekuatan) tinggi

terhadap selulosa. Dalam kromatografi kertas menggunakan kertas saring Whatmann

No.1 sampai sekarang masih dipakai. Kertas dalam pemisahan mempunyai pengaruh

pada kecepatan aliran pelarut. Kecepatan aliran naik dengan penurunan kekentalan

dari pelarut, tetapi aliran pelarut pada suhu tertentu, ditentukan oleh kerapatan dan

tebal dari kertas. Penurunan kerapatan atau kenaikan tebal memberikan kecepatan

aliran yang lebih tinggi. Kertas Whatmann No.4 mempunyai karakteristik yang mirip

seperti No.1, tetapi kira-kira memberikan efek dua kali lebih cepat. Kertas-kertas yang

lebih tebal (Whatmann No.3 atau 3 MM) biasanya digunakan untuk pemisahan pada

jumlah yang lebih besar, karena kertas tersebut dapat menampung lebih banyak

cuplikan tanpa menaikkan area dari noda mula-mula.

BAB III

KESIMPULAN

Kromatografi kertas adalah salah satu metode untuk identifikasi komponen kimia dari

suatu campuran zat. Kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan campuran dari

substansinya (campuran zat) menjadi komponen-komponennya (pita-pita

kromatogram). Fasa diam dari kromatografi kertas adalah kertas serap dan fasa gerak

adalah pelarut (campuran pelarut yang sesuai).

Page 12: Kromatografi kertas

Secara umum cara kerja kromatografi kertas yaitu: kertas dimasukkan dalam bejana

tertutup untuk dijenuhkan dengan uap pelarut (eluen) dalam waktu yang ditentukan

dan dilakukan elusi. Lalu kertas diambil dan dikeringkan untuk mengetahui bercak

noda yang terbentuk. Bila senyawa yang diidentifikasi berwarna maka setelah

dikeringkan bercak noda yang terpisah akan tampak, tetapi jika senyawa yang

diidentifikasi tidak berwarna maka setelah dikeringkan tidak tampak bercak noda,

untuk mengetahui bercak noda tersebut harus direaksikan dengan pelarut tertentu.

Alat yang digunakan dalam kromatografi kertas ini adalah bejana yang terbuat dari

gelas, platina/logam tahan karat yang di atasnya ditutup. Teknik kromatografi kertas

ada tiga yaitu: metode penurunan, penaikkan dan mendatar.

Kromatografi kertas menggunakan kertas Whatmann No. 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas

yang lain biasa digunakan adalah kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas silicon,

kertas penukar ion dan kertas selulosa murni. Kertas dalam pemisahan mempunyai

pengaruh pada kecepatan aliran pelarut.