kromatografi

28
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi dan pengendapan ekstraksi dan lain – lain mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan dalam hal yang lebih sederhana. Penggunaan waktu yang singkat terutama, mempunyai kepekaan yang tinggi serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan, jika metode lain tidak dapat dilakukan misalnya, karena jumlah cuplikan sangat sedikit atau campuran kompleks. Kromatografi adalah istilah hukum untuk berbagai cara pemisahan berdasarkan partisi cuplikan antara fase gerak dan fase diam dan berupa gas atau zat cair, fase diam, berupa cair, dan zat padat. Istilah kromatografi adalah mula–mula ditemukan oleh Michael Tswett (1903) seorang ahli botani Rusia. Ia menggunakan kromatografi diambil dari bahasa Yunani (chor mos: penulisan) dan (Grafe: warna). Kromatografi berarti penulisan dengan warna. Saat ini telah dikenal berbagai macam kromatografi, namun istilah kromatografi juga dapat dipisahkan senyawa – senyawa yang tidak 43

Upload: muhammad-firdaus-n

Post on 16-Sep-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kromatografi

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi dan pengendapan ekstraksi dan lain lain mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan dalam hal yang lebih sederhana. Penggunaan waktu yang singkat terutama, mempunyai kepekaan yang tinggi serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi. Metode ini dapat digunakan, jika metode lain tidak dapat dilakukan misalnya, karena jumlah cuplikan sangat sedikit atau campuran kompleks.Kromatografi adalah istilah hukum untuk berbagai cara pemisahan berdasarkan partisi cuplikan antara fase gerak dan fase diam dan berupa gas atau zat cair, fase diam, berupa cair, dan zat padat. Istilah kromatografi adalah mulamula ditemukan oleh Michael Tswett (1903) seorang ahli botani Rusia. Ia menggunakan kromatografi diambil dari bahasa Yunani (chor mos: penulisan) dan (Grafe: warna). Kromatografi berarti penulisan dengan warna. Saat ini telah dikenal berbagai macam kromatografi, namun istilah kromatografi juga dapat dipisahkan senyawa senyawa yang tidak berwarna termasuk gas. Pemisahan secara kromattografi yang berhasil baik dengan mengkompromikan dengan berkaitan daya pisah kromatografi, bebas cuplikan dan waktu analisis atau kecepatan seperti daya pisah, kecepatan kapasitas. Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sitem komponenkomponen cuplikan ditahan secara selektif oleh fase diam.Meskipun dasar dari kromatografi adalah suatu pemisahan, namun banyak diantara cara ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif dan kualitatif untuk kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, kromatografi gas, kromatografi cair dan kinerja tinggi.Perlunya percobaan ini agar dapat memahami dengan benarbenar apa yang dimaksud dengan kromatografi. Dengan melakukan percobaan ini dapat kita pahami benar benar materi kromatografi secara teori maupun prakteknnya. Hal yang lebih mendasar lagi kenapa perlu melakukan percobaan ini dan apa yang melatarbelakanginya ialah agar dapat diketahui sifat sifat kepolaran larut maupun pelarut yang dipraktekan serta dapat memisahkan suatu campuran berdasarkan migrasi dan penerapan metode sederhana dalam praktikum kimia kromatografi. Dan juga dalm praktikum ini dapat mengetahui atau menyimpulkan teknik kromatografi yang ada dengan benar.

1.2. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui sifatsifat pelarut. Mengetahui sifat polar, non polar, komponen komponen larutan yang dipakai. Memisahkan campuran yang didasarkan pada perbedaan komponen komponen yang dipisahkan diantara dua fase (gerak dan diam).

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi dapat digolongkan berdasarkan fasefase yang digunakan. Dalam kromatografi fase gerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, maka berdasarkan fase gerak fase diam terdapat empat macam kromatografi, yaitu : kromatografi gas cair, kromatografi gas padat, kromatografi cair padat, dan kromatografi cair cair. (Edward. 1991).Kromatografi juga dapat didasarkan atas prinsipnya, misalkan kromatografi partisi, yaitu cara yang didasarkan pada partisi salah satunya (fase diam) dan yang lain bergerak (fase gerak). Fase diam dibuat dengan car yang sama seperti membuat penyangga kromatografi gas. Fase diam (polar atau non polar) disalutkan pada penyangga lembam dan dikemas ke dalam kolom. Bentuk kromatografi partisi ini disebut kromatografi cair cair (KCC). Kromatogafi partisi (KCC dan KTT) disebut fase normal jika fase diam lebih polar dari fase gerak disebut fase balik jika fase gerak lebih polar dari pada fase diam. Ada juga kromatografi partisi gas cair, kromatografi adsorpsi cair padat dan lain ada juga yang dikenal dengan filtrasi gel. Kromatografi pertukaran ion, ialah cara yang didasarkan pada pertukaran (penyerapan) ion antara fase gerak dan titik ion pada kemasan. Cara ini banyak dipakai dalam ilmu hayat, contoh : pemisahan asam amino, dan dapat pula dipakai untuk kation dan anion. Sedangkan kromatografi cair padat ialah cara yang didasarkan pada penyerapan linarut pada penyerapan polar silika gel atau alumina. Kromatografi lapis tips (KLT) merupakan salah satu bentuk kromatografi cair padat (KCP). Pada kromatografi cair dan kromatografi tipis kolom dapat dikemas dengan partikel mikro atau makro atau partikel (berkulit tipis 37 44) ada juga yang disebut dengan kromatografi eksukusi, ialah cara unik dalam arti pemisahan didasarkan pada ukuran molekul linarut. Kemasannya berupa gel dengan permukaan berpori yang lembam. Molekul kecil dapat memasuki jaringan pori tersebut dan tertahan di dalam fase gerak yang tak mengalir. Molekul yang lebih besar terdapat memasuki jaringan dan mereka melalui kolom tanpa di tahan (Edward L. 1991).Keuntungan kromatografi gas, atau istilah yang sering dijumpai dalam kromatografi. Keuntungan memiliki kecepatan, yaitu cepat tercapainya kesetimbangan antara fase gerak dan fase diam, dan dapat digunakan kecepatan gas yang tinggi. Resolusi (daya pisah) menyatakan ester metil asam stearat, oleat dan linoleat. Analisis kualitatif yaitu waktu restensi dan waktu tambat ialah waktu sejak penyuntikan sampai maksimum puncak. Analisis kuantatif ialah luas setiap puncak yang terbentuk berbanding lurus dengan konsentrasi puncak tersebut. Kepeekaan ialah alasan utama mengapa mengunakan kromatografi gas pada analisis begitu meluas. Dan kesederhanaan ialah kromatografi gas mudah dijalankan dan mudah dipahami. Penafsiran data yang diperoleh biasanya cepat dan langsungnya, serta mudah (H.M. McNair 1988).Dan istilah yang sering dijumpai ialah kesetimbangan distribusi adalah kesetimbangan yang pada kromatografi bersifat dinamis. Molekul sampel atau zat terlarut berada bolak balik diantara fase diam dan fase bergerak sehingga kosumsi rata ratanya mengikuti hukum distribusi

Kd = koefisien distribusi atau partisi Cs = konsentrasi zat terlarut dalam fase diamCm = konsentrasi zat terlarut dalam fase bergerakPersamaan memperlihatkan bahwa jika harga koefisien distribusi (kd) besar berarti jumlah molekul yang berada fase diam lebih banyak daripada fase gerak. Faktor reterdasi (Rf), merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatogram dan pada kondisi tetap merupakan peranan karakteristik dan produksibel. Rf didefinisikan sebagai perbandingan jarak yang ditempuh komponen terhadap jarak yang ditempuh pelarut (fase bergerak).

Berlakunya jika kd dan penampung lintang tidak tetap sepanjang lintasan zat terlarut (H.M.McNair, 1988).Fraksi waktu (R) tunggal dalam molekul dalam fase bergerak dinyatakan dalam perbandingan molekul dalam fase bergerak terhadap jumlah total molekul.

K disebut faktor kapasitas atau kapasitas kolom yang menyatak perbandingan jumlah molekul dalam fase diam dan fase bergerak.

Kecepatan bila fraksi waktu ( R ) dikalikan dengan kecepatan alir fase bergerak u, maka kecepatan aliran molekul diberikan kecepatan :

Persamaan ini menunjukan bahwa terjadi perbedaan kecepatan bergerak diantara komponen komponen disebabkan oleh perbedaan koefisien distribusinya. Jika perbedaan Kd besarnya, masing masing komponen akan terpisah secara sempurna ( H. M. MeNair, 1988 ). Waktu retensi pada kromatografi gas dan semua percobaan kromatografi kolom, hasil pemisahan diberikan dalam harga waktu. Waktu retensi ( tr ) adalah waktu yang dibutuhkan oleh molekul komponen untuk melintasi suatu kolom yang panjangnya L.

volume retensi, merupakan besaran pokok yang diukur dalam kromatografi gas, volume retensi adalah volume gas pembawah yang diperlukan untuk mengerakan pita kompnen pada keseluruhan panjang suatu kolom, jika kecepatan fase bergerak (Fc) diukur dalam suatu volume retensi (VR) diberikan : VR = tR. Fc

Retensi relative pengukuran tr dan VR dipengaruhi oleh bentuk kolom dan pengoperasinya, sehingga tidak karateristik untuk suatu komponen. Agar pengaruhtersebut dapat dieliminir dapat dilakukan perbandingan waktu retensi komponen dengan senyawa yang sudah diketahui dengan senyawa yang telah diketahui pada kondisi pengukuran yang sama.

Tm adalah waktu retensi fase bergerak atau komponen yang inert seperti udara yang tidak tahan waktu melintasi kolom. Tanda(*) berlaku untuk senyawa pembanding (standar).(H.M.McNair 1988).Pada kromatografi kolom ialah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran di bagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair. Pemisahan kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi komponen-komponen campuran anfitas berbeda-beda terhadp permukaan fase diam. Pada kromatografi adsorpsi, besarnya koefisien distribusi sama dengan konsentrasi zat terlarut pada fase teradsorpsi dibagi konsetrasinya pada fase larutan. Keberuntungan jomlah zat terlarut yang teradsorpsi terhadap konsentrasi zat.(H.M.McNair 1988). Teknik pemisahan kromatografi kolom ialah sejumlah cuplikan yang dilarutkan dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui sebelah atas dalam dan dibiarkan mengalir ke dalam adsorben. Komponen-komponen dalam campuran diabsorpsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan penyerap berupa pipa sempit pada permukaan atas kolom.(Sastrohmidjojo, 1985).Pembentukan zona pada kromatografi kolom, haruslah sedemikian rupa sehingga bagian satu zat dari zat yang sama meninggalkan fase diam pada berbagai waktu yang berbeda. Hasil pemisahan diantaranya dipengaruhi oleh pemilihan kedua fase yang di gunakan. Fase diam (adsorben) harus berukuran partikel seragam, bersifat insert terhadap zat uji dan cukup aktif sehingga memungkinkan zat uji. Teknik pemisahan kromatografi kolom partisi sangat mirip dengan kromatografi kolom adsorbs. Perbedaan utamanya terletak pada sifat dari penyerap yang digunakan (Sastrohmijojo, 1985).Teknik pemisahan kromatografi banyak digunakan untuk pemisahan senyawa senyawa baik organik maupun anorganik. Kromatografi partisi terutama dilakukan pada kelarutan komponen yang lebih larut dan fase diam akan bergerak lebih lambat dalam kolom daripada yang kurang kelarutannya. Dalam kromatografi partisi cair cair drajat partisi sustu senyawa tertentu diantara kedua fase dinyatakan sebagai koefisien partisi atau distribusi (kd). Bila suatu zat dikocok dalam sistem dua pelarut yang tidak saling bercampur, maka zat terlarut akan terdistribusi diantra kedua fase dan jika kesetimbangan tercapai maka koefisien partisinya :

Teori dasar kromatografi partisi mirip dengan teori destilasi bertingkat persamaan yang menghubungkan laju pergerakan suatu wilayah (zona) denagan koefisien partisi diberi persamaan (Khopar. 2003).

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan3.1.1. Alat alat Gelas kimia Kertas sariang Mistar Gunting Oven Gelas beaker Pensil3.1.2. Bahan bahan Tinta hitam Tinta merah Tinta biru Ekstrak mawar Ekstrak kunyit Ekstrak pandan Aquadest Alkohol Dietil eter

3.2. Prosedur percobaan3.2.1. Aquadest Dipotong kertas saring dengan ukuran gelas kimia dan dibatasi bawa kertas. Diberi garis sekitar 1 cm dari kertas bawah kertas. Diberi noda (titik). Dimasukkan kertas tersebut ke dalam gelas kimia yang di isi aquadest. Dibiarkan merembes naik hingga lama dibawa dibatas kertas, diambil dan dikeringkan dalam oven. Hitung hargga Rf masingmasing noda.3.2.2. Alkohol Dipotong kertas saring sesuai dengan panjang 13 cm dan lebar disesuaikan dengan ukuran gelas kimia dan dibatasi kertas. Diberi garis sekitar 1 cm dari bawah kertas. Diberi noda (titik). Dimasukan kertas saring tersebut kedalam gelass kimia yang telah di isi dengan alkohol. Dibiarkan merembes hingga naik, lama dibawah batas kertas, diambil dan di keringkan dalam oven. Dihitung harga Rf masing masing noda.3.2.3. Dietil eter Dipotong kertas saring dengan panjang 13 cm dan lebarnya disesuaikan dengan gelass kimia. Diberi garis sekitar 1 cm dari bawah kertas Diberi noda (titik) Dimasukan kertas saring tersebut ke dalam gelas kimia yang telah di isi dietil eter. Biarkan hingga naik dan lama di bawah batas kertas. Dihitung harga Rf masing masing noda.

BAB 4HASIL DAN PENGAMATAN

4.1. Tabel PengamatanNo.PelarutNodaJarak noda (cm)Jarak pelarut (cm)Rf

1.AquadestMerahHitam Biru6008,50,700

Ekstrak kunyitEkstrak mawarEkstrak pandan06,50700,920

2.Alkohol

MerahHitam Biru7,30,407,60,960,050

Ekstrak kunyitEkstrak mawarEkstrak pandan6,75,65,87,40,90,750,78

3.Dietil eterMerahHitam Biru8,7009,10,9500

Ekstrak kunyitEkstrak mawarEkstrak pandan706,67,30,9500,9

4.2. Perhitungan 4.2.1. Noda tinta hitam Pada aquadest

Pada alkohol

Pada dietil eter

4.2.2. Noda tinta hitam Pada aquadest

Pada alkohol

Pada dietil eter

4.2.3. Noda tinta biru Pada aquadest

Pada alkohol

Pada dietil eter

4.2.4. Noda ekstrak mawar Pada aquadest

Pada alkohol

Pada dietil eter

4.2.5. Noda ekstrak kunyit Pada aquadest

Pada alkohol

Pada dietil eter

4.2.6. Noda ekstrak pandan Pada aquadest

Pada alkohol

Pada dietil eter

4.3. PembahasanPrinsip kromatografi adalah cara pemisahan pemurnian yang didasarkan perbedaan distribusi dan komponen campuran tersebut diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Untuk mengetahui penerapannya dari praktikum kromatografi yang penerapannya sangat banyak ditemukan didalam kehidupan seharihari.Senyawa polar akan menyukai pelarut yang bersifat polar juga. Sedangkan senyawa non polar akan menyukai pelarut yang non polar juga. Karena ada pelarut yang bersifat polar dan non polar ada juga yang disebut dengan semi polar.Like dissolved like adalah suatu prinsip dimana suatu zat polar yang terlarut akan menyukai pelarut yang bersifat polar juga, sedangkan senyawa non polar akan menyukai pelarut yang bersifat non polar.Berdasarkan hasil percobaan dapat di ketahui bahwa semakin besar harga Rf maka sifat komponen akan semakin mirip dengan sifat pelarut, misalnya pada pelarut polar dilarutkan komponen X dan didapatkan harga atau nilai Rf sebesar 0,95 hal ini menunjukan bahwa sifat komponen X adalah polar dan hampir sama dengan sifat pelarut yang digunakan. Sebaliknya jika nilai Rf mendekati nol misalnya 0,005 maka sifat komponen X adalah non polar kebalikkannya berlawanan sengan sifat pelarutnya.Sifat kepolaran memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, perbedaan ini mendorong timbulnya kutub-kutub listrik permanen (dipol permanen). Sedangkan senyawa non polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang kecil pada setiap atom penyusunnya. Suatu ikatan kovalen disebut polar jika pasangan electron ikatan (PEI) tertarik lebih kuat kesalah satu atom. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar, jika PEI tertarik sama kuat kesemua atom. Sedangkan untuk senyawa semi polar, memiliki kedua sifat tersebut dalam ikatan sehingga dapat berperan melarutkan senyawa polar ataupun senyawa non polar. Dalam hal ini senyawa yang bersifat polar adalah aquadest, semi polar adalah etanol, dan non polar adalah dietil eter.Noda berupa tinta merah dapat larut pada pelarut aquadest, etanol dan dietil eter hal ini menunjukan bahwa tinta merah sifat semi polar. Tinta hitam tidak larut pada pelarut aquadest dengan dietil eter tetapi pada etanol tinta hitam sedikit mengalami penyebaran (noda membesar) hal ini menunjukan adanya sifat semi polar tinta hitam. Tinta biru tidak dapat larut pada ketga pelaruttersebut (aquadest, etanol, dietil eter). Ekstrak mawar hanya dapat larut pada pelarut aquadest dan etanol, demikian dapat dapat dikatakan bahwa ekstrak mawar memiliki sifat polar. Ekstrak kunyit larut dalam pelarut etanol dan dietil eter, oleh karena itu sifat utama ekstrak kunyit ialah non polar. Ekstrak pada hanya akan larut pada pelarut etanol dan dietil eter karena sifat ekstrak pandan ialah non polar.Nilai Rf pada aquadest 0,70, pada etanol Rf 0,96 dan pada dietil eter Rf 0,965 ini pada tinta merah, sifat tinta tersebut bersifat semi polar, karena dapat larut dalam ketiga pelarut tersebut.Pada tinta hitam, denagn pelarut alkohol nilai Rf 0, dietil eter Rf 0, dan aquadest Rf 0,053. Sifat tinta hitam polar, karena hasil dari percobaan pelarut dapat larut dalam pelarut aquadest (polar).Tinta biru dengan pelarut aquadest nilai Rf 0, dietil eter Rf 0 dan alkohol Rf 0. Dari hasil Rf sifat biru bersifat semi polar dapat larut dalam ketiga pelarut tersebut.Pada ekstrak mawar denagan pelarut aquadest nilai Rf 9,28, alkohol Rf 0,75 dan dietil eter Rf 0. Sifat ekstrak mawar bersifat polar, dank arena dapat larut dalam pelarut aquadest dan alkohol.Pada ekstrak kunyit denagan pelarut aquadest Rf 0, alkohol Rf 0,90, dietil eter Rf 0,95. Sifat ekstrak kunyit bersifat non polar, karena dapat larut dalam pelarut dietil eter. Pada ekstarak pandan, alkohol denagan Rf 0,78, dietil eter Rf 0,90, dan aquadest Rf 0, jadi dapat disimpul bahwa sifat ekstrak pandan non polar karena hanya dapat larut dalam pelarut alkohol dan dietil eter.Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase diam (stasionery) dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat padat, fase cair, sedangkan zat berupa zat cair atau gas.Kromatografi dapat digolongkan berdasarkan jenis fasefase yang digunakan. Kromatografi gas cair, kromatografi gas padat, kromatografi cair padat dan kromatografi cair- cair. Fase diam (stationary) ialah fase yang berupa gas padat atau cair yang merupakan media dalam kromatografi. Misalnya dalam percobaan kromatografi kertas yang menjadi fase diam adalah kertas saring. Fase bergeraknya (mobile) ialah fase yang berupa zat cair atau gas ini merupakan senyawa atau campuran cuplikan yang akan dianalis, misalnya tinta-tinta dan ekstrak mawar, kunyit, pandan dan lain-lain.Kromatografi kertas tekniknya diperkenalkan oleh Losen, Gordon dan Martin yang menggunakan kertas saring sebagai fase diam. Cairan fase bergerak yang biasa berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang akan didepositkan pada kertas dengan kecepatan berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan masingmasing komponen diantara fase diam dan fase bergeraknya. Kromatografi kertas digunakan untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif. Senyawasenyawa yang dipisahkan kebanyakan bersifat sangat polar. Misalnya asamasam amino, gulagula atau pigmenpigmen alam. Terdapat tiga metode pengembangan pada kromatografi kertas yaitu metode penaikan (ascending), metode penurunan (descending), dan metode mendatar (radial).Faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah jarak noda, jarak pelarut dan penampung (fase diam). Fase diam adalah kertas saring dan fase gerak adalah pelarutnya. Pengertian polar adalah senyawa yang berpotensi untuk menimbulkan kutub listrik karena perbedaan keelektronegatifan yang besar antara unsur yang berkaitan. Non polar adalah senyawa yang berpotensi untuk menimbulkan kutub listrik karena perbedaan keelektronegatifan yang kecil antara unsur yang berkaitan. Semi polar adlah senyawa yang berkecenderungan untuk melarutkan senyawa polar dan non polar contoh alkohol dan air.Faktor kesalahan yang mungkin terjadi ialah pada saat pengukuran jarak noda yang tidak tepat dan menyebabkan ketidakpastian harga Rf, sehingga Rf menjadi berubahubah terus.

BAB 5PENUTUP

5.1. Kesimpulan Sifat pelarut alkohol adalah semi polar, pelarut dietil eter adalah non polar dan pelarut air adalah polar Metode kromatografi (pemisahan campuran) didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi dan distribusi molekulmolekul diantara fase gerak dan fase diam. Apabila interaksi komponenkomponen terlarut dalam pelarut lemah dengan fase diam maka geraknya lebih cepat meninggalkan fase diam. Hal ini akan terjadi interaksi komponen dengan molekul pada fase diam maka geraknya akan lebih lambat. Apabila dua atau lebih komponen memiliki daya interaksi dengan fase diam atatu fase geraknya sama maka komponen komponen tersebut sulit dipisahkan. Suatu komponen dikatakan polar apabila komponen tersebut bergerak bersama fase geraknya yang bersifat polar dan Rf-nya mendekati satu. Suatu komponen dikatakan semi polar pada pelarut non polar dan polar komponen tersebut bergerak dari fase gerak pelarut yang bersifat non polar dan polar. Suatu komponen dikatakan non polar apabila pada pelarut non polar dia akan bergerak mengikuti fase gerak pelarut non polar juga.

5.2. SaranDalam praktikum kali ini adalah analisa kromatografi kertas, agar kita dapat membandingkannya dengan kromatografi kolom, hendaknya dilakukan juga analisa kromatografi kolom dan dibandingkan dengan hasil kromatografi kertas.

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, Edward. L. dkk. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Bandung: ITB

Khopkar. S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press

Mc Nair, H.M. dkk. 1988. Dasar Kromatografi Gas. Bandung: ITB

Sostrohomidjojo, H. 1985. Kromatografi. Yogyakarta: Liberty

61