kriteria doktor dan metode penelitian
DESCRIPTION
WWWTRANSCRIPT
TANYA JAWAB TERKAIT PENDIDIKAN DOKTOR DAN METODOLOGI PENELITIAN DAN TEKNIK PENULISAN DISERTASI
Dibuat oleh:
Ferdinal Asmin* *Mahasiswa Program Doktor PSL-IPB 2013
1. Pertanyaan:
Unsur esensial pendidikan doktor adalah bahwa pendidikan doktor memiliki
tiga karakteristik utama. Jelaskan.
Jawaban:
LaPidus (1989) dalam BAN-PT (2009:4-8) menyebutkan 3 karakteristik utama
pendidikan doktor yaitu pendidikan lanjut (advanced), terfokus, dan kesuja-
naan (scholarly). Penjelasan dari 3 karakteristik tersebut adalah sebagai beri-
kut:
a. Atribut lanjut
Pendidikan doktor (S-3) dilandasi oleh pendidikan sarjana (S-1) dan magis-
ter (S-2) serta dicirikan dengan penguasaan subjek yang ditekuni lebih men-
dalam. Pendidikan doktor mempersyaratkan prestasi S-1 dan S-2 yang ber-
predikat baik (dilihat dari IPK) dan kemampuan pada saat ujian kualifikasi
doktor, ujian komprehensif, dan disertasi yang menunjukkan promovendus
telah mampu sebagai pemimpin keilmuan/teknologi dan mampu mengem-
bangkan ilmu dan teknologi di bidangnya, serta mampu beradaptasi pada
lingkungan kerja di bidangnya yang bersifat aplikatif. Oleh karena itu, pen-
didikan doktor harus memiliki mutu lanjut, yang dicirikan oleh gelar lanjut
(advanced degree), pakar dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, dan aktif
baik dalam kegiatan kepakaran atau kegiatan ilmiah maupun sebagai kontri-
butor penelaah sejawat (peer review contributor) dalam bidangnya.
b. Atribut terfokus
Pendidikan doktor harus terfokus pada pada suatu kumpulan pengetahuan
yang berdiri sendiri (a discrete body of knowledge) yang diajarkan oleh do-
sen yang diakui sebagai pakar dalam berbagai bidang atau ilmu penge-
tahuan. Pengembangan keahlian spesialis bagi seorang calon doktor setelah
menunjukkan pemahaman yang menyeluruh dan luas dari bidang atau ilmu
yang ditekuni. Pendidikan doktor lebih memfokuskan pada pendalaman da-
lam suatu program studi yang terintegrasi (integrated program of study) dari
pada keluasan yang meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan yang tidak
terkait.
c. Atribut kesujanaan
Pendidikan doktor didasarkan kepada landasan ilmu pengetahuan yang ber-
kembang, yang dicapai, dan disetujui oleh mereka yang bergerak dalam bi-
dang tersebut dan terbuka untuk diuji dan validasi melalui prosedur yang
secara umum disepakati. Program doktor lebih mengedepankan keterlibatan
nyata dalam proses bagaimana ilmu pengetahuan itu ditemukan melalui pe-
nelitian yang menjadi ciri utama (hallmark) pendidikan doktor. Pendidikan
doktor mengelaborasi pengalaman kesujanaan yang integratif seperti ujian
komprehensif, pemaparan karya inovatif, atau penyajian disertasi. Inti dari
program doktor adalah pengalaman bekerja untuk menjadi penemu (disco-
verer) dan kontributor ilmu pengetahuan (Gullahorn et al.1998 dalam
BANPT 2009:8).
2. Pertanyaan:
Dalam sebuah disertasi, ada bagian “Latar Belakang”, “Perumusan Masalah”
dan ada bagian “Kerangka Pikir”. Jelaskan secara singkat, secara teoritis apa
yang seharusnya dituliskan pada masing-masing bagian itu. Bagaimana keter-
kaitan diantara ketiganya.
Jawaban:
Meskipun ditulis dalam bagian-bagian yang berbeda, “Latar Belakang”, “Peru-
musan Masalah”, dan “Kerangka Pikir” merupakan bagian-bagian yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Ketiga bagian ini merupakan bagian yang
penting dari Bab Pendahuluan dalam suatu disertasi.
Bagian “Latar Belakang” disusun untuk menjawab pertanyaan kenapa penting-
nya penelitian tersebut dilakukan dengan didukung oleh fakta-fakta dan teori-
teori yang relevan. Bagian ini menunjukkan daya tarik dari fokus/topik pene-
litian yang dilakukan. Brause (1999:102) menyatakan topik menarik muncul
dari pemahaman komprehensif penulis terhadap bidang ilmunya, menangani
isu-isu yang sangat penting di bidangnya, dapat dilaksanakan, dan sangat ber-
manfaat.
Bagian “Perumusan Masalah” disusun dalam bentuk pernyataan-pernyataan
masalah penelitian terkait dengan fokus/topik yang telah dijelaskan pada ba-
gian “Latar Belakang”. Brause (1999:102) menyarankan pernyataan masalah
penelitian tersebut mencakup: (1) pembahasan singkat terhadap masalah, (2)
dirangkai dalam pemikiran teoritis yang terpadu (cohesive), dan (3) pernyataan
pentingnya masalah tersebut dalam penelitian yang dilakukan. Bagian ini bia-
sanya diakhiri dengan beberapa pertanyaan penelitian (research questions), na-
mun Swetnam (2004:82) menyarankan masalah atau pertanyaan penelitian ter-
sebut harus didukung oleh beberapa referensi. Pertanyaan penelitian juga sa-
ling berkaitan, sehingga bagian ini akan lebih mudah dipahami dengan bagan
alir.
Bagian “Kerangka Pikir” menjelaskan aspek-aspek penting yang perlu diper-
timbangkan dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Bagian ini meng-
gambarkan bagaimana suatu penelitian dilakukan dan dirumuskan dari konsep-
si masalah (seperti yang telah dinyatakan dalam bagian “Perumusan Masalah”)
sampai penyajian hasil (Meloy 2002:39). Penyusunan kerangka pikir dapat di-
dekati dengan mengembangkan pemikiran kritis, tinjauan literatur, dan konsul-
tasi dengan komisi pembimbing (Lyons dan Doueck 2010:17). Bagian ini di-
lengkapi dengan bagan yang menggambarkan kerangka pikir tersebut.
3. Pertanyaan:
Jelaskan keterkaitan antara Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Jawaban:
Lyons dan Doueck (2010:9) menyatakan bahwa menyelesaikan disertasi mem-
butuhkan kedisiplinan, ketelitian, dan tujuan. Dalam penelitian disertasi, se-
orang mahasiswa doktor harus mengarahkan kompetensi yang dimilikinya un-
tuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkannya (be goal-directed).
Penelitian disertasi dapat dianggap sebagai sebuah sistem penunjang keputusan
yang melibatkan proses-proses untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, Lyons
dan Doueck (2010:10) menilai pengambilan keputusan dalam penelitian diser-
tasi diawali dengan identifikasi atau perumusan masalah yang berguna untuk
merumuskan tujuan yang tepat dalam menangani masalah tersebut. Tujuan
tidak dapat dirumuskan dengan tepat apabila perumusan masalah tidak dilaku-
kan dengan baik, bahkan menyebabkan mahasiswa doktor melakukan kesalah-
an tipe ketiga, yaitu menjawab masalah yang bukan masalah. Perumusan ma-
salah dan tujuan penelitian merupakan bagian yang saling berkaitan (inter-
twined) sehingga pertanyaan penelitian yang menjadi inti dari perumusan ma-
salah merupakan pernyataan yang akan dirumuskan dalam tujuan penelitian.
Daftar Pustaka
[BAN-PT] Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. 2009. Naskah Akademik Akreditasi Program Doktor. Jakarta. BAN-PT.
Brause RS. 1999. Writing Your Dissertation: Invisible Rules for Success. Fordham. Routledge.
Lyons P dan Doueck HJ. The Dissertation: From Beginning to End. Oxford. Oxford University Press, Inc.
Meloy JM. 2002. Writing the Qualitative Dissertation: Understanding by Doing (Second Edition). London. Lawrence Erlbaum Associates.
Swetnam D. 2004. Writing Your Dissertation: How to Plan, Prepare and Present Successful Work (3rd edition). Oxford. How to Content.