proposal doktor andy final 3

Upload: dona-maria

Post on 12-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    1/59

    ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR

    DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH

    PENJADWALAN DAN JARINGAN ANTRIAN KABUR

    (USULAN PENELITIAN UNTUK PROGRAM DOKTOR)

    Diajukan oleh:

    M. Andy Rudhito

    07/260028/SPA/157

    Kepada:

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    Yogyakarta, Agustus 2008

    i

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    2/59

    USULAN PENELITIAN

    ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR

    DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH

    PENJADWALAN DAN JARINGAN ANTRIAN KABUR

    yang diajukan oleh:

    M. Andy Rudhito

    07/260028/SPA/157

    telah disetujui oleh:

    Promotor

    Prof. Dr. Sri Wahyuni, M.S. Tanggal: ........................................

    Ko-promotor

    Dr. Ari Suparwanto, M.Si. Tanggal: ........................................

    Ko-promotor

    Dr. Frans Susilo, S.J. Tanggal: ........................................

    ii

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    3/59

    USULAN PENELITIAN

    ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR

    DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH

    PENJADWALAN DAN JARINGAN ANTRIAN KABUR

    yang diajukan oleh:

    M. Andy Rudhito

    07/260028/SPA/157

    telah direvisi sesuai dengan masukan pada saat ujian komprehensif

    dan disetujui oleh tim penguji:

    1. Dr. Indah Emilia Wijayanti, M.Si. Tanggal: ........................................

    2. Dr. Budi Surodjo, M.Si. Tanggal: ........................................

    3. Prof Dr. Widodo, M.S. Tanggal: ........................................

    iii

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    4/59

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul i

    Halaman Persetujuan Tim Promotor ii

    Halaman Persetujuan Tim Penguji iii

    Daftar Isi iv

    I. PERUMUSAN MASALAH 1

    I.1. Pengantar 1

    I.2. Tinjauan Pustaka 4

    I.3. Batasan Masalah Penelitian 7

    I.4. Perumusan Masalah Penelitian 8

    I.5. Keaslian Penelitian 8

    II. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 10

    II.1. Tujuan Penelitian 10

    II.2. Manfaat Penelitian 10

    III. METODE PENELITIAN 12

    IV. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 18

    IV. 1. Aljabar Max-Plus Interval 18

    IV.1.1. Landasan Teori 18

    IV.1.2. Kerangka Pemikiran Teoritis 24

    IV.1.3. Hipotesis 26

    IV.1.4. Rencana Penelitian 27

    IV.1.5. Modal Pengetahuan yang Dibutuhkan 27

    IV. 2. Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur 28

    IV.2.1. Landasan Teori 28

    IV.2.2. Kerangka Pemikiran Teoritis 31

    IV.2.3. Hipotesis 32

    IV.2.4. Rencana Penelitian 33

    IV.2.5. Modal Pengetahuan yang Dibutuhkan 33

    iv

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    5/59

    v

    IV.3. Penerapan pada Masalah Penjadwalan Kabur dan

    Jaringan Antrian Kabur 34

    IV.3.1. Landasan Teori 34

    IV.3.2. Kerangka Pemikiran Teoritis 41

    IV.3.3. Hipotesis 42

    IV.3.4. Rencana Penelitian 43

    IV.3.5. Modal Pengetahuan yang Dibutuhkan 43

    V. RANCANGAN JADWAL PENELITIAN 45

    DAFTAR PUSTAKA 46

    Lampiran: 51

    Curriculum Vitae Peneliti 51

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    6/59

    I. PERUMUSAN MASALAH

    I.1. Pengantar

    Aljabar max-plus (himpunan semua bilangan real Rdilengkapi dengan

    operasi max dan plus) telah dapat digunakan dengan baik untuk memodelkan dan

    menganalisis secara aljabar masalah-masalah jaringan, seperti masalah:

    penjadwalan (proyek) dan sistem antrian, lebih detailnya dapat dilihat pada

    Bacelli, et al. (2001), Rudhito, A. (2004), Krivulin, N.K. (2001).

    Pemodelan matematika yang dibahas di atas kebanyakan masih berupa

    model deterministik, di mana waktu aktifitas dalam jaringan berupa bilangan real

    (positip). Model ini mengasumsikan adanya informasi dan pengetahuan yang

    sempurna/pasti mengenai waktu aktifitas dalam jaringan tersebut, sementara

    dalam kenyataanya ada faktor ketidakpastian. Untuk menangani faktor

    ketidakpastian dalam waktu aktifitas ini, model deterministik dikembangkan

    menjadi model probabilistik. Dalam model ini waktu aktifitas dipandang sebagai

    variabel random dengan distribusi tertentu. Distribusi variabel random ini

    biasanya disusun berdasarkan data-data yang diperoleh setelah jaringan

    dioperasikan untuk jangka waktu tertentu. Penggunaan aljabar max-plus untuk

    model stokastik juga telah dikembangkan, seperti dalam Bacelli, et al. (2001),

    Boom, T.J.J., et al. (2003), Heidergott, B. B, et. al. (2005).

    Dalam masalah pemodelan dan analisa suatu jaringan di mana waktu

    aktifitasnya belum diketahui, misalkan karena masih pada tahap perancangan,

    data-data mengenai waktu aktifitas belum diketahui secara pasti maupun

    distribusinya. Waktu aktifitas ini dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman

    1

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    7/59

    maupun pendapat dari para ahli maupun operator jaringan tersebut. Misalkan,

    dalam masalah penjadwalan proyek, pimpinan proyek menyatakan: waktu yang

    diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sekitar 5 bulan. Seiring dengan

    perkembangan teori kabur (fuzzy), konstanta maupun parameter seperti di atas

    ditangani sebagai bilangan kabur (fuzzy number). Waktu aktifitas jaringan

    dimodelkan dengan bilangan kabur. Untuk masalah penjadwalan yang melibatkan

    bilangan kabur dapat dilihat pada Chanas, S., Zielinski, P. (2001) dan Soltoni, A.,

    Haji, R. (2007). Sedangkan untuk masalah model jaringan yang melibatkan

    bilangan kabur dapat dilihat pada Lthi, J., Haring, G. (1997).

    Pemodelan dan analisa pada masalah-masalah jaringan dengan waktu

    aktifitas yang bilangan kabur, sejauh peneliti ketahui, belum ada yang

    menggunakan pendekatan max-plus aljabar seperti halnya yang telah dilakukan

    untuk model deterministik dan probabilistik. Seperti telah diketahui pendekatan

    penyelesaian masalah jaringan dengan menggunakan aljabar max-plus dapat

    memberikan hasil analitis dan lebih mempermudah dalam komputasinya.

    Pendekatan aljabar max-plus untuk menyelesaikan masalah-masalah jaringan

    menggunakan konsep-konsep dasar seperti: aljabar max-plus dan perluasannya ke

    dalam matriks dan vektor, sistem persamaan linear max-plus dan nilai eigen dan

    vektor eigen max-plus, seperti dalam Rudhito (2003). Dengan demikian, untuk

    menyelesaikan masalah jaringan dengan waktu aktifitas bilangan kabur, seperti

    penjadwalan kabur dan sistem antrian kabur, dengan pendekatan aljabar max-

    plus, aljabar max-plus perlu digeneralisasi menjadi aljabar max-plus bilangan

    kaburdan konsep-konsep yang terkait di dalamnya.

    2

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    8/59

    I.2. Tinjauan Pustaka

    Aljabar max-plus secara umum merupakan semiring idempoten komutatif,

    yang lebih lanjut merupakan semifield. Konsep-konsep dasar aljabar max-plus

    secara lengkap telah dibahas dalam Bacelli, et al. (2001). Secara lebih khusus

    dalam Rudhito (2003), telah dibahas konsep-konsep dasar aljabar max-plus untuk

    penerapan dalam masalah jaringan, yang meliputi: aljabar max-plus dan

    perluasannya ke dalam matriks dan vektor, sistem persamaan linear max-plus dan

    interpretasi aljabar max-plus dalam teori graf. Penerapan aljabar max-plus untuk

    masalah penjadwalan telah dibahas dalam Rudhito, A. (2004), sedangkan untuk

    masalah jaringan antrian telah dibahas dalam Krivulin, N.K. (1996). Secara lebih

    khusus dalam Krivulin, N.K (2000) telah dibahas penerapan aljabar max-plus

    dalam jaringan antrian yang banyak digunakan dalam penerapan, yaitu tipe Fork-

    Join Taksiklik (Acyclic Fork-Join). Analisa waktu siklik layanan (service cycle

    times) jaringan antrian tipe tersebut dengan pendekatan max-plus telah dibahas

    dalam Krivulin, N.K (2001).

    Banyak literatur yang membahas mengenai konsep himpunan kabur, relasi

    kabur dan bilangan kabur beserta operasi dan sifat-sifatnya, di antaranya dapat

    dilihat dalam Zimmermann, H.J., (1991), Lee, K.H. (2005) dan Susilo, F. (2006).

    Operasi-operasi aritmatika seperti +, , , /, max dan min pada bilangan kabur

    pada umumnya didefinisikan dengan menggunakan Prinsip Perluasan (Extension

    Principle) dan dengan menggunakan potongan- (-cut) yang didasarkan pada

    Teorema Dekomposisi. Hal ini dapat dilihat dalam Zimmerman, H.J. (1991) Lee,

    K.H. (2005) dan Susilo, F. (2006). Dalam Susilo, F. (2006) dinyatakan bahwa,

    3

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    9/59

    setiap bilangan kabur, yang mana merupakan himpunan kabur, dapat dinyatakan

    secara tunggal dengan menggunakan potongan--nya. Karena potongan- suatu

    bilangan kabur berupa interval tertutup maka operasi-operasi aritmatika pada

    bilangan kabur dapat dinyatakan menggunakan operasi-operasi aritmatika selang

    tertutup. Ditegaskan juga dalam Susilo, F. (2006) bahwa operasi bilangan kabur

    dengan menggunakan Prinsip Perluasan dan dengan menggunakan potongan-

    adalah ekivalen.

    Pembahasan mengenai semiring telah dikembangkan ke dalam Analisis

    Interval Idempoten (Litvinov, G.L., Sobolevskii, A.N. (2001)). Analisis Interval

    Idempoten ini membahas semiring dengan elemen-elemennya berupa interval

    tertutup. Dalam literatur ini dikatakan bahwa himpunan semua interval tertutup

    dalam suatu semiring idempoten juga merupakan semiring idempoten dengan

    operasi yang bersesuaian. Ditunjukkan juga bahwa sifat-sifat yang dimiliki

    semiring juga dimiliki oleh semiring himpunan semua interval tertutup tersebut.

    Dengan demikian aljabar max-plus, yang merupakan semiring dapat

    diperluas ke dalam aljabar max-plus interval, di mana elemen-elemennya berupa

    interval tertutup dalam aljbar max-plus tersebut. Selanjutnya akan dapat dibahas

    juga matriks atas aljabar max-plus interval dan matriks preseden suatu graf

    berarah dengan bobot yang berupa interval.

    Dengan mempertimbangkan hasil-hasil yang dapat diperoleh dalam

    analisis interval idempoten (Litvinov, G.L., Sobolevskii, A.N. (2001)) maka akan

    sangat menguntungkan jika pengoperasian bilangan kabur dilakukan dengan

    menggunakan potongan-, yang berupa interval tertutup dalam himpunan semua

    4

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    10/59

    bilangan real. Selanjutnya dengan didasarkan pada Teorema Dekomposisi,

    kiranya dapat dikembangkan struktur aljabar max-plus bilangan kabur dan

    perluasannya ke dalam matriks aljabar max-plus bilangan kabur yang diharapkan

    akan menjadi dasar pembahasan penelitian ini.

    Sebagai dasar dalam pemodelan dan penyelesaian masalah jaringan secara

    aljabar, salah satu konsep yang penting adalah sistem persamaan linear. Masalah

    sistem persamaan linear dengan bilangan kabur (sistem linear kabur) telah mulai

    banyak dibahas dengan operasi dasar penjumlahan dan perkalian pada bilangan

    kabur. Dalam Zhang, Q., et. al. (2004) dibahas latar belakang matematik, prinsip-

    prinsip dan formulasi yang dapat diimplementasikan secara nyata dalam masalah

    rekayasa. Dehghan, M. and Hashemi, B. (2006) membahas penyelesaian sistem

    linear kabur dengan menggunakan metode iterasi dengan cara memperluas

    algoritma yang telah ada ke dalam versi kabur. Penyelesaian yang lebih umum

    untuk sistem linear kabur dengan bilangan kabur trapezium dapat dilihat dalam

    Horcik, R. (2006). Skalna, I., et.al. (2007) membahas penyelesaian sistem linear

    kabur dengan metode untuk penyelesaian interval luar, metode elemen hingga dan

    metode analisis sensitifitas.

    Konsep-konsep dalam aljabar max-plus mempunyai interpretasi yang kuat

    dengan konsep-konsep dalam teori graf. Perkembangan teori kabur juga telah

    berakibat pada perkembangan teori graf kabur. Salah satu tipe dalam graf kabur

    adalah graf dengan bobot yang berupa bilangan kabur, sementara titik dan

    rusuknya tegas (crisp). Secara lebih lengkap dapat dibaca dalam Blue, M. et.al.

    (1997) . Dalam literatur ini dibahas tentang taxonomi graph kabur, permasalahan

    5

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    11/59

    standar dalam teori graph dalam versi kabur dan beberapa algoritma

    penyelesaiannya dengan menggunakan peringkat (ranking) bilangan kabur.

    Eslahchi, C and. Onagh B. N. (2005) menuliskan beberapa konsep dasar graph

    kabur dan masalah pewarnaan dan bilangan kromatik yang terkait.

    Masalah penjadwalan dalam versi kabur, di mana waktu aktifitasnya

    berupa bilangan kabur juga telah dibahas oleh beberapa peneliti. Yao, J.S and

    Lin, F.T., (2000) membahas metode peringkat bertanda untuk menyelesaikan

    masalah lintasan kritis kabur. Chanas, S., Zielinski, P. (2001) menggunakan

    Prinsip Perluasan untuk menyusun metode penghitungan derajat kekritisan

    lintasan kabur. Chanas, S. et.al. (2002) membahas generalisasi durasi aktifitas

    yang berupa interval ke dalam durasi kabur dan mengembangkan algoritma untuk

    menentukan derajat kepastian kritis suatu lintasan dengan memperluas algoritma

    standar yang sudah ada dalam masalah lintasan kritis. Penerapan masalah lintasan

    kritis kabur dalam sistem operasi kargo bandar udara untuk meningkatkan

    pelayanan telah dibahas dalam Han, T.C., et.al. (2006). Soltoni, A., Haji, R.

    (2007) secara lebih khusus membahas masalah penjadwalan proyek untuk

    bilangan kabur segitiga dengan mendasarkan pada masalah pemrograman linear.

    Masalah penjadwalan PERT dengan informasi tentang durasi tugas yang tidak

    lengkap telah dibahas dalam Dubois, D. et.al. (2007).

    Pembahasan antrian kaburdi mana waktu layanan berupa bilangan kabur

    juga telah dibahas oleh beberapa peneliti. Lthi, J., Haring, G. (1997) membahas

    jaringan antrian kabur , di mana bilangan maupun parameter yang terlibat dalam

    jaringan antrian digantikan dengan bilangan kabur, selanjutnya kinerja jaringan

    6

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    12/59

    antrian dievalusi dengan menggunakan pendekatan Analisis Nilai Tengah (Mean

    Value Analysis (MVA)). Kao, et.al. (1997) menganalisa antrian kabur dengan

    pendekatan pemrograman parametrik, di mana waktu antar kedatangan dan waktu

    layanan antrian berupa bilangan kabur. Chen, Shih-Pin (2004) menganalisa

    antrian kabur dengan pendekatan pemrograman nonlinear parametrik, di mana

    kecepatan kedatangan dan kecepatan layanan antrian berupa bilangan kabur. Ke,

    et.al. (2006) membahas model antrian ulangan (retrial) dengan parameter kabur.

    Pardo & Fuente (2007) membahas optimisasi model antrian prioritas-disiplin

    dengan menggunakan himpunan kabur.

    I.3. Batasan Masalah Penelitian

    Agar permasalahan dalam penelitian ini dapat terfokus dan sesuai dengan

    waktu yang direncanakan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Batasan-

    batasan yang diberikan dala penelitian ini adalah:

    1. Bilangan kabur khusus yang akan banyak dibahas adalah bilangan kabur

    segitiga, hal ini dengan pertimbangan kemudahan dalam menanganinya.

    2. Penerapan aljabar max-plus bilangan kabur dibatasi pada masalah jaringan

    kabur lebih lanjut dibatasi pada masalah penjadwalan kabur dan jaringan

    antrian kabur.

    3. Masalah penjadwalan kaburmeliputi penentuan lintasan kritis kabur, aktifitas

    kritis kaburdan waktu ambang (slack) kabur.

    4. Jaringan antrian yang akan dibahas adalah jaringan antrian tipe Fork-Join

    Taksiklik. Analisis jaringan antrian difokuskan pada waktu siklus layanan.

    7

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    13/59

    I.4. Perumusan Masalah Penelitian

    Berdasarkan uraian dalam pengantar, tinjauan pustaka dan batasan

    masalah di atas, secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana

    perluasan aljabar max-plus menjadi aljabar max-plus bilangan kabur dan konsep-

    konsep yang terkait di dalamnya untuk menyelesaikan masalah penjadwalan kabur

    dan jaringan antrian kabur. Secara terperinci masalah penelitian ini adalah:

    1. Bagaimanakah perluasan aljabar max-plus menjadi aljabar max-plus

    bilangan kabur?

    2. Bagaimanakah perluasan matriks atas aljabar max-plus menjadi matriks atas

    aljabar max-plus bilangan kabur?

    3. Bagaimanakah eksistensi dan ketunggalan penyelesaian sistem persamaan

    linear max-plus bilangan kabur ?

    4. Bagaimanakah eksistensi dan ketunggalan nilai eigen dan vektor eigen max-

    plus bilangan kabur ?

    5. Bagaimanakah penerapan aljabar max-plus bilangan kabur untuk

    menyelesaikan masalah penjadwalan kabur ?

    6. Bagaimanakah penerapan aljabar max-plus bilangan kabur untuk

    menganalisa jaringan antrian kabur?

    I.5. Keaslian Penelitian

    Berdasarkan kajian yang telah peneliti lakukan, pembahasan aljabar max-

    plus dan penerapannya masih sebatas model deterministik dan stokastik.

    Pembahasan aljabar max-plus dalam versi kabur maupun dalam himpunan semua

    bilangan kabur, sejauh kajian yang telah peneliti lakukan, belum ada yang

    8

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    14/59

    membahas. Pembahasan masalah penjadwalan kabur dan jaringan antrian kabur

    sejauh ini masih dengan mengembangkan metode yang sudah ada, seperti

    algoritma heuristik, PERT-CPM, MVA untuk bilangan kabur dengan

    memanfaatkan hasil-hasil pada analisis interval. Penyelesaian masalah di atas

    dengan menggunakan pendekatan aljabar, khususnya aljabar max-plus bilangan

    kabur, sejauh kajian yang telah peneliti lakukan, belum ada yang membahas.

    Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian baru di bidang struktur

    aljabar dan penerapannya dalam bidang optimisasi kombinatorik, khususnya riset

    operasi.

    9

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    15/59

    II. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

    II.1. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperluas aljabar max-plus

    menjadi aljabar max-plus bilangan kabur dan menerapkannya pada masalah

    penjadwalan kabur dan jaringan antrian kabur. Secara terperinci tujuan penelitian

    ini adalah:

    1. Menghasilkan perluasan aljabar max-plus menjadi aljabar max-plus

    bilangan kabur.

    2. Menghasilkan perluasan matriks atas aljabar max-plus menjadi matriks atas

    aljabar max-plus bilangan kabur.

    3. Menghasilkan teori mengenai eksistensi dan ketunggalan penyelesaian

    sistem persamaan linear max-plus bilangan kabur.

    4. Menghasilkan teori mengenai eksistensi dan ketunggalan nilai eigen dan

    vektor eigen max-plus bilangan kabur.

    5. Menghasilkan suatu model dan penyelesaian masalah penjadwalan kabur

    dengan pendekatan aljabar max-plus bilangan kabur.

    6. Menghasilkan suatu model dan analisa pada jaringan antrian kaburdengan

    pendekatan aljabar max-plus bilangan kabur.

    II.2. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat

    sebagai berikut:

    10

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    16/59

    1. Memberikan landasan teori bagi peneliti yang berminat mengembangkan

    penelitian mengenai jaringan kaburdengan pendekatan aljabar max-plus.

    2. Sebagai salah satu referensi bagi peneliti dan praktisi mengenai alternatif

    pendekatan penyelesaian masalah penjadwalan kabur dan analisa jaringan

    antrian kabur.

    3. Sebagai pengembangan ilmu aljabar dan teori kabur, khususnya struktur

    aljabar bilangan kabur.

    4. Memberikan teori pembanding bagi peneliti yang ingin mengembangkan

    teori yang paralel dengan teori ini.

    11

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    17/59

    III. METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian yang didasarkan pada studi literatur

    yang meliputi kajian-kajian secara teoritis. Untuk mencapai tujuan penelitian ini,

    langkah awal yang dapat dilakukan adalah mempelajari dan mengkaji secara

    mendalam dan menyeluruh terhadap buku dan karya ilmiah yang dijadikan dasar

    dan yang membangkitkan masalah pada penelitian ini.

    Selain yang membangkitkan masalah, dikaji juga karya-karya ilmiah

    pendukung yang dapat memberikan jembatan untuk menyelesaikan masalah

    dalam penelitian ini. Pada tahap ini diperlukan ketelitian untuk mengamati

    fenomena-fenomena yang muncul untuk dibuat kaitan dengan masalah-masalah

    yang akan diselesaikan. Dilihat pula proses generalisasi dan penerapan struktur

    aljabar yang telah dilakukan peneliti lain, yang akan digunakan sebagai dasar

    penelitian ini. Proses yang analog akan dilakukan pada struktur aljabar dan

    masalah yang akan diteliti. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap sifat-sifat

    yang disajikan dalam proposisi, lemma, teorema dan akibat yang berlaku dalam

    sruktur dan penerapan yang baru ini. Dalam tahap eksplorasi yang terkait dengan

    perhitungan-perhitungan teknis penelitian akan mengunakan bantuan program

    komputer, yaitu MATLAB, dengan menuliskan sejumlah program yang

    dibutuhkan.

    Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini

    diberikan pada diagram alur berikut:

    12

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    18/59

    Diagram Alur Tahap-tahap Pelaksaan Penelitian:

    Nilai Eigen dan Vektor

    Eigen max-plus .

    Bacelli (2001), Rudhito

    (2003), dll.

    Aljabar max-plus, dan

    Matriks atas aljabar

    max- plus.Bacelli

    (2001), Rudhito (2003),

    Sistem persamaan

    linear maxplus.Bacelli

    (2001), Rudhito (2003),

    dll

    Himpunan, Teorema

    Dekomposisi, bilangan

    kabur.Lee(2005),

    Analisis interval idempoten.

    Litvinov(2001), dll

    Susilo (2006), dll.

    Penerapan aljabar max-plus

    pada masalah penjadwalan.

    Bacelli (2001)Rudhito (2004),

    Penerapan aljabar max-plus

    pada analisa jaringan

    antrian. Krivulin (2001), dll

    Penerapan aljabar max-plus

    bilangan kabur pada

    masalah penjadwalan kabur.

    Penerapan aljabar max-plus

    bilangan kabur pada

    analisa jaringan antrian

    Masalah penjadwalan kabur.

    Chanas (2003), Soltoni

    (2007), dll

    Masalah jaringan antrian

    kabur.Lthi (1997).

    dll

    Aljabar max-plus interval,

    dan Matriks atas aljabar

    maxplus interval

    Sistem persamaan

    linear max-plus

    interval

    Nilai Eigen dan

    Vektor Eigen

    max-plus interval

    Aljabar max-plus

    bilangankaburdan

    Matriks atas aljabar

    maxplus bilangankabur.

    Sistem persamaan

    linear max-plus

    bilangan kabur

    T. I

    Nilai Eigen dan

    Vektor Eigen max-

    plus bil. kabur

    T. II

    T. III

    13

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    19/59

    Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Dalam diagram di atas, hal-hal dalam kotak yang dicetak tipis menyatakan

    landasan teori yang akan diperluas dalam versi kabur. Hal-hal dalam kotak yang

    dicetak putus-putus menyatakan landasan teori yang menjadi jembatan dalam

    memperluas ke versi interval dan kabur. Sedangkan hal-hal dalam kotak yang

    dicetak tebal merupakan masalah antara (T. I) dan masalah utama yang akan

    dibahas (T. II dan T. III). Dalam landasan teori dituliskan referensi utama yang

    sementara diperoleh, diharapkan sejalan dengan penelitian akan ditelusuri terus

    teori pendukungnya. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap besar.

    TAHAP I ( T. I ) :

    Mula-mula dicermati kembali landasan teori yang menjadi dasar dan

    jembatan dalam menyelesaikan masalah-masalah pada Tahap I ini secara

    komprehensif, sehingga diharapkan diperoleh hasil penelitian yang mendasari

    penelitian tahap berikutnya. Tahap-tahap dan rincian rencana kegiatan penelitian

    pada tahap ini adalah sebagai berikut.

    Aljabar Max-Plus Interval:

    Diperhatikan dan diselidiki proses konstruksi dan operasi interval. Selanjutnya

    dengan memperhatikan struktur aljabar max-plus, akan dikonstruksikan aljabar

    max-plus interval beserta relasi urutan di dalamnya.

    Matriks atas Aljabar Max-Plus Interval:

    Dengan memperhatikan hasil pada matriks atas aljabar max-plus dan hasil pada

    aljabar max-plus interval di atas akan dikonstruksikan aljabar matriks atas aljabar

    max-plus interval dan vektor max-plus interval, beserta relasi urutan di dalamnya.

    14

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    20/59

    Sistem Persamaan Linear Max-Plus (SPL):

    Diperhatikan kembali hasil-hasil pada sistem persamaan max-plus dan hasil pada

    dua pembahasan di atas akan dibahas eksistensi dan ketunggalan penyelesaian

    SPL max-plus interval. SPL max-plus interval yang dibahas meliputi SPL input-

    output dan SPL iteratif max-plus interval. Hasil pembahasan di sini akan

    melandasi pembahasan sistem persamaan linear max-plus bilangan kabur.

    Nilai Eigen dan Vektor Eigen Max-Plus Interval

    Dengan memperhatikan hasil nilai eigen dan vektor eigen max-plus dan hasil-

    hasil pembahasan di atas akan dibahas eksistensi dan ketunggalan nilai eigen dan

    vektor eigen max-plus interval. Hasil pembahasan di sini akan melandasi

    pembahasan sistem persamaan linear max-plus bilangan kabur.

    TAHAP II ( T. II ) :

    Tahap ini merupakan bagian utama penelitian ini. Penelitian dilakukan

    dengan mencermati kembali hasil-hasil yang telah diperoleh dalam Tahap I dan

    mengkombinasikannya dengan konsep bilangan kaburdan operasiannya melalui

    potongan--nya yang didasarkan pada Teorema Dekomposisi. Tahap-tahap dan

    rincian rencana kegiatan penelitian pada tahap ini adalah sebagai berikut.

    Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur:

    Diperhatikan dan diselidiki proses konstruksi dan operasi bilangan kaburmelalui

    potongan--nya yang didasarkan pada Teorema Dekomposisi. Selanjutnya dengan

    memperhatikan struktur aljabar max-plus interval, akan dikonstruksikan aljabar

    max-plus bilangan kabur.

    Matriks atas Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur:

    15

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    21/59

    Diperhatikan kembali hasil pembahasan matriks atas aljabar max-plus interval dan

    aljabar max-plus bilangan kabur pada tahap sebelumnya. Selanjutnya akan

    dikonstruksikan matriks atas aljabar max-plus bilangan kabur dan vektor max-

    plus bilangan kabur beserta operasi dan sifat-sifatnya.

    Sistem Persamaan Linear Max-Plus Bilangan Kabur:

    Diperhatikan kembali hasil-hasil pada sistem persamaan max-plus interval dan

    hasil pada tahap sebelumnya. Selanjutnya akan dibahas penyelesaian sistem

    persamaan linear max-plus bilangan kabur, yang meliputi sistem input-output dan

    sistem iteratif, beserta sifat-sifat yang terkait.

    Nilai Eigen dan Vektor Eigen Bilangan Kabur:

    Dengan memperhatikan hasil nilai eigen dan vektor eigen max-plus interval dan

    hasil-hasil pembahasan pada tahap sebelumnya akan dibahas nilai eigen dan

    vektor eigen max-plus bilangan kabur, serta sifat-sifatnya.

    TAHAP III ( T. III ) :

    Dalam tahap ini yang akan dibahas penerapan hasil-hasil pada Tahap II di

    atas. Tahap-tahap dan rincian rencana kegiatan penelitian pada tahap ini adalah

    sebagai berikut.

    Penerapan Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur pada Masalah Penjadwalan

    Kabur: Mula-mula diperhatikan hasil-hasil pada penjadwalan dengan aljabar max-

    plus. Selanjutnya dengan dengan jembatan hasil pembahasan penjadwalan kabur

    yang telah diperoleh peneliti lain dan hasil-hasil penelitian di atas, akan dilakukan

    pembahasan penyelesaian masalah penjadwalan kabur dengan menggunakan

    aljabar max-plus bilangan kabur.

    16

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    22/59

    Penerapan Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur pada Analisa Jaringan Antrian

    Kabur:

    Terlebih dahulu diperhatikan hasil-hasil pembahasan jaringan antrian type fork-

    join taksiklik dengan pendekatan aljabar max-plus. Selanjutnya dengan dengan

    jembatan hasil pembahasan jaringan antrian kabur yang telah diperoleh peneliti

    lain dan hasil-hasil penelitian di atas, akan dilakukan pembahasan analisa jaringan

    antrian type fork-join taksiklik kabur dengan menggunakan aljabar max-plus

    bilangan kabur. Pembahasan meliputi pemodelan jaringan antrian dan analisa

    waktu layanan siklisnya.

    17

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    23/59

    IV. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

    Dari perumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian maupun

    metodologi penelitian, maka dirumuskan kerangka pemikiran teoritis berikut yang

    memberikan gambaran bagaimana penelitian ini secara teoritis akan menunjukkan

    hubungan antara masalah dan dasar teori yang ada untuk menyelesaikan masalah

    yang telah dirumuskan. Kerangka pemikiran teoritis diberikan sesuai dengan

    tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan, seperti yang diuraikan dalam metode

    penelitian, yang meliputi tahap I sampai dengan tahap III.

    IV. 1. Aljabar Max-Plus Interval

    IV.1.1. Landasan Teori

    Untuk mendukung penelitian pada tahap I, diperlukan teori-teori yang

    telah dibahas pada aljabar max-plus, matriks atas aljabar max-plus, matriks atas

    aljabar max-plus dan teori graf, sistem persamaan linear max-plus, nilai dan

    vektor eigen max-plus, dan analisis interval idempoten. Teori-teori tersebut,

    berikut ini diberikan dengan meringkas dari Rudhito, A (2003), dengan referensi

    utama Bacelli, et.al. (2001), Schutter, B. De.,(1996), dan Schutter, B. De. and

    Boom, T., (2000). Untuk analisis interval idempoten, landasan teori akan

    diringkas dari Litvinov, G.L., Sobolevskii, A.N. (2001).

    Aljabar Max-Plus

    Diberikan R:= R{} dengan Radalah himpunan semua bilangan real

    dan : = . Pada Rdidefinisikan operasi berikut:

    18

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    24/59

    a,b R, ab:= max(a, b) dan ab: = ab.

    Telah diketahui bahwa (R, , ) merupakan semiring idempoten komutatif

    dengan elemen netral = dan elemen satuan e= 0. Lebih lanjut (R, , )

    merupakan semifield, yaitu bahwa (R , , ) merupakan semiring komutatif di

    mana untuk setiap aR terdapat a sehingga berlaku a(a) = 0. Kemudian

    (R , , ) disebut dengan aljabar max-plus, yang selanjutnya cukup dituliskan

    dengan Rmax.

    Dalam hal urutan pengoperasian (jika tanda kurang tidak dituliskan),

    operasi mempunyai prioritas yang lebih tinggi dari pada operasi . Karena

    (Rmax , ) merupakan semigrup komutatif idempoten, maka relasi m yang

    didefinisikan pada Rmaxdenganx m ybila dan hanya bilaxy= y merupakan

    urutan parsial pada Rmax. Lebih lanjut relasi ini merupakan urutan total pada

    Rmax. Karena Rmax merupakan semiring idempoten, maka operasi dan

    konsisten terhadap urutan m , yaitu a,b,c Rmax , jika a m b , maka ac

    m bc, dan ac m b c. Aljabar max-plus Rmaxtidak memuat pembagi nol

    yaitu x, y Rberlaku: jikax y= makax= atauy= .

    Matriks atas Aljabar Max-Plus

    Operasi dan pada Rmax dapat diperluas untuk operasi-operasi matriks

    dalam : = {A = (Aij)AijRmax, untuk i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2, ..., n}.

    Dapat ditunjukkan bahwa ( , , ) merupakan semiring idempoten dengan

    elemen netral matriks dan elemen satuan matriksE.

    nmmaxR

    nnmaxR

    19

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    25/59

    Telah diketahui bahwa merupakan semimodul atas Rmax.

    Didefinisikan := { x = [ x1, x2, ... , xn]T | xi R max, i = 1, 2, ... , n}.

    Perhatikan bahwa dapat dipandang sebagai , sehingga merupakan

    semimodul atas Rmax. Unsur-unsur dalam disebur vektor atas Rmax. Karena

    Rmax merupakan semifield maka untuk setiap x dalam dapat

    didefinisikan x= [x1, x2, ... , xn ]T.

    nmmaxR

    n

    maxR

    nRmax1

    max

    nR nmaxR

    R

    n

    maxR

    n

    max

    Relasi m yang didefinisikan pada dengan Anm

    maxR m B bila dan

    hanya bilaA B=B merupakan urutan parsial pada . Perhatikan bahwa AnmmaxR

    m B bila dan hanya bila A B=B bila dan hanya bilaAijBij=Bijbila dan

    hanya bila Aij m Bij untuk setiap i danj. Dalam ( , , ), operasi dan

    konsistenterhadap urutan

    nmmaxR

    m , yaitu A,B,C , jikaAn

    max

    nR m B, makaA

    C m BC, danAC m B C .

    Matriks atas Aljabar Max-Plus dan Teori Graf

    Graf preseden dari matriksA adalah graf berarah berbobot G(A) =

    (V, A) denganV= {1, 2, ... , n}, A = {(j, i)|w(i, j) = Aij}. Sebaliknya untuk

    setiap graf berarah berbobot G= (V, A) selalu dapat didefinisikan suatu matriks

    A denganAij= , yang disebut matriks bobotgraf

    G. Suatu rumus bobot rata-rata maksimum sirkuit elementer dalam G(A),

    dilambangkan dengan max(A)), adalah max(A) = (

    nnmaxR

    )

    (

    ij

    ij

    ,

    ),nn

    maxR

    .(jika

    jika

    A

    Aijw

    ,

    ,),(

    n

    k 1 k

    1ii

    kn

    A )(1i

    ).

    20

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    26/59

    Suatu matriks A dikatakan semi-definit jika semua sirkuit dalam

    G(A) mempunyai bobot takpositif dan dikatakan definitjika semua sirkuit dalam

    G(A) mempunyai bobot negatif. Diberikan A . JikaAsemi-definit, maka

    p n,

    nnmaxR

    nnmaxR

    pA m E A ... . Diberikan matriks semi-definit

    A , maka dapat didefinisikanA* : = E A... ... .

    Suatu matriks A dikatakan irredusibel jika graf presedennya terhubung

    kuat. Suatu matriks A irredusibel jika dan hanya jika (A ...

    )ij, untuk setiapi, jdengan i j.

    1nA

    nnmaxR

    1n

    nA

    1nA

    A

    nn

    maxR

    nnmaxR

    2

    A

    Sistem Persamaan Linear Max-Plus

    DiberikanA R anb nmaxR . r xnn

    max d Vekto n

    mR disebut penyele-

    saiansistem persamaan linear max-plus (input-output) Ax=bjika memenuhi

    A x

    ax sub

    m b. Suatu subpenyelesaian x dari sistem A x = b disebut

    subpenyelesaian terbesar sistem A x = b jika x m x

    nmax

    untuk setiap

    subpenyelesaian dari sistem Ax=b. DiberikanA dengan unsur-

    unsur setiap kolomnya tidak semuanya sama dengan danb Rn.

    x nR

    Subpenyelesaian terbesar Ax=bada dan diberikanoleh = (AT

    (b)). Jika A semi-definit, maka x* =A* b merupakan suatu penyelesaian

    sistem persamaan linear max-plus (iteratif) x =A x b. Lebih lanjut jika A

    definit, maka sistem persamaan linear tersebut mempunyai penyelesaian tunggal.

    x

    21

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    27/59

    Nilai Eigen dan Vektor Eigen Max-Plus

    Diberikan A . Skalar Rmax disebut nilai eigen max-plus

    matriksAjika terdapat suatu vektor v dengan v n1sehinggaA v=

    v. Vektor v tersebut disebut vektor eigen max-plus matriks A yang

    bersesuaian dengan . DiberikanA . Skalarmax(A), yaitu bobot rata-rata

    maksimum sirkuit elementer dalamG(A), merupakan suatu nilai eigen max-plus

    matriksA. UntukB = max(A) A, jika = 0, maka kolom ke-i matriks

    nnmaxR

    n

    maxR

    nnmaxR

    Bii*B

    merupakan vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen max(A). Kolom-

    kolom ke-i matriks *B di atas, yang merupakan vektor eigen yang bersesuaian

    dengan nilai eigen max(A), disebut vektor-vektor eigen fundamental yang

    bersesuaian dengan nilai eigen max(A). Dapat ditunjukkan bahwa kombinasi

    linear max-plus vektor-vektor eigen fundamental matriks A juga merupakan

    vektor eigen yang berseuaian dengan max(A).

    Jika skalar Rmax, merupakan nilai eigen max-plus matriksA, maka

    merupakan bobot rata-rata suatu sirkuit dalamG(A), sehingga max(A) merupakan

    nilai eigen max-plus maksimum matriks A. Jika matriks irredusibel A

    mempunyai nilai eigen max-plusdenganx sebagai vektor eigen max-plus yang

    bersesuaian dengan, makaxi untuk setiap i {1, 2, ..., n}. Jika matriksA

    irredusibel, maka A mempunyai nilai eigen max-plus tunggal, yaitu

    max(A).

    nnmaxR

    nnmaxR

    22

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    28/59

    Analisis Interval Idempoten

    Misalkan S adalah himpunan terurut parsial dengan relasi . Suatu

    interval (tertutup) dalam S adalah himpunan bagian Syang berbentuk x = [ x , x ]

    = {x S x x x }, dengan x , x S berturut-turut disebut batas bawahdan

    batas atasinterval [ x , x ]. Misalkan xdan y adalah interval dalam S. Perhatikan

    bahwa interval xyjika dan hanya jika y x x y . Secara khusus x = yjika

    dan hanya jika x = y dan x = y . Sebuah interval dengan x dengan x = x

    merepresentasi suatu elemen dalam S.

    Diberikan (S, +, ) adalah suatu semiring idempoten dan tidak memuat

    pembagi nol, dengan elemen netral 0. Didefinisikan

    I(S) = {x= [ x , x ] x , x S, 0 x x }{[0, 0]}.

    Pada I(S) didefinisikan operasi dan dengan

    x y= [ x + y , x + y ] dan x y= [ x y , x y] , x, yI(S).

    Untuk operasi dan yang didefinisikan pada (I(S) berlaku

    x y= [ x + y, x + y ] =inf{zI(S)z x + y} dan

    x y = [ x y , x y ] = inf{z I(S)z x y},

    x, yI(S), di mana x + y = {t St =x +y ,x x,y y} dan

    x y = {t St =x y ,x x,y y}.

    Dapat ditunjukkan bahwa (I(S), , ) merupakan semiring idempoten dengan

    elemen netral 0I= [0, 0] dan elemen satuan 1I= [1, 1].

    23

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    29/59

    IV.1.2. Kerangka Pemikiran Teoritis

    Dari rumusan masalah, landasan teori dan pentahapan penelitian di atas,

    diberikan kerangka teoritis untuk tahap I penelitian ini sebagai berikut:

    i. Karena aljabar max-plus Rmax merupakan semiring idempoten yang tidak

    memuat pembagi nol, maka dapat didefinisikan I(Rmax) dengan operasi

    maximum dan penjumlahan interval yang bersesuaian di dalamnya. Karena

    operasi pada interval didefinisikan komponen demi komponen, maka

    kemungkinan besar sifat-sifat operasi pada interval akan merupakan akibat

    dari sifat-sifat operasi dari semiring idempoten yang membentuknya. Relasi

    urutan pada Rmax dapat diperluas menjadi urutan pada I(Rmax) secara

    komponen demi komponen. Karena interval dapat dipandang sebagai

    pasangan terurut, maka relasi urutan pada interval hanya merupakan relasi

    urutan parsial, bukan urutan total.

    ii. Karena operasi pada matriks atas aljabar max-plus merupakan perluasan

    operasi pada aljabar max-plus, maka operasi pada aljabar max-plus interval

    juga dapat diperluas menjadi operasi pada matriks atas aljabar max-plus

    interval. Seperti halnya dalam matriks atas aljabar max-plus, di mana sebagian

    besar sifat-sifat operasinya merupakan akibat sifat-sifat operasi pada unsur-

    unsurnya, demikian juga akan terjadi pada matriks atas aljabar max-plus

    interval. Karena operasi pada interval didefinisikan secara komponen demi

    komponen, dan dalam matriks atas aljabar max-plus operasi-operasinya

    bersifat konsisten, maka operasi matriks atas aljabar max-plus interval dapat

    dilakukan melalui operasi interval matriks yang bersesuaian. Interval matriks

    24

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    30/59

    ini merupakan interval dengan batas bawahnya adalah matriks dengan unsur-

    unsurnya berupa batas-batas bawah unsur-unsur matriks interval, sedangkan

    batas atasnya adalah matriks dengan unsur-unsurnya berupa batas-batas atas

    unsur-unsur matiks interval. Karena interval matriks di atas dapat dipandang

    sebagai himpunan matriks, maka sifat semi-definit dan irredusibel matriks

    interval dapat didefinisikan melalui sifat semi-definit dan irredusibel matriks-

    matriks dalam interval matriks yang bersesuaian. Dengan memperhatikan

    syarat perlu dan cukup pada sifat semi-definit dan irredusibel matriks atas

    aljabar max-plus, dapat ditentukan syarat perlu dan cukup pada sifat semi-

    definit dan irredusibel matriks atas aljabar max-plus interval, dengan hanya

    memperhatikan sifat semi-definit dan irredusibel batas-batas interval matriks

    yang bersesuaian.

    iii.Karena operasi-operasi pada matriks atas aljabar max-plus bersifat konsisten,

    maka penyelesaian SPL max-plus interval dapat ditentukan melalui

    penyelesaian SPL dengan matriks koefisiennya adalah batas-batas interval

    matriks yang bersesuaian dengan matriks koefisien SPL max-plus interval

    tersebut.

    iv. Karena operasi-operasi pada matriks atas aljabar max-plus bersifat konsisten,

    maka nilai eigen interval dari suatu matriks max-plus interval dapat

    ditentukan melalui nilai eigen max-plus batas-batas interval matriks yang

    bersesuaian dengan matriks max-plus interval tersebut. Karena vektor eigen

    yang bersesuaian dengan suatu nilai eigen dapat diperoleh dengan melakukan

    kombinasi linear vektor-vektor fundamentalnya, maka dapat disusun suatu

    25

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    31/59

    vektor eigen interval yang bersesuaian dengan nilai eigen interval yang telah

    diperoleh.

    IV.1.3. Hipotesis

    Berdasarkan kerangka teoritis di atas, diajukan hipotesis-hipotesis untuk

    tahap I penelitian ini sebagai berikut:

    i. Himpunan I(Rmax) dengan operasi maximum dan penjumlahan interval yang

    bersesuaian di dalamnya merupakan semiring idempoten komutatif. Relasi

    urutan yang didefinisikan dalam aljabar I(Rmax) di atas merupakan relasi

    urutan parsial. Himpunan semua bilangan kabur dengan operasi maximum dan

    penjumlahan di dalamnya merupakan semiring idempoten komutatif. Relasi

    urutan yang didefinisikan dalam aljabar himpunan semua bilangan kabur di

    atas merupakan relasi urutan parsial.

    ii. Himpunan semua matriks interval persegi dengan operasi maximum dan

    penjumlahan di dalamnya merupakan semiring idempoten. Himpunan semua

    interval matriks (dari suatu matriks interval tersebut) dengan operasi

    maximum dan penjumlahan di dalamnya juga merupakan semiring idempoten.

    Kedua semiring idempoten tersebut isomorfis. Himpunan semua matriks

    interval dengan operasi maximum dan perkalian skalar di dalamnya

    merupakan semimodul atas aljabar max-plus interval. Himpunan semua

    interval matriks (dari suatu matriks interval tersebut) dengan operasi

    maximum dan perkalian skalar di dalamnya juga merupakan semimodul atas

    aljabar max-plus interval. Kedua semimodul tersebut isomorfis. Suatu matriks

    interval semidefinit jika dan hanya jika batas atas interval matriks yang

    26

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    32/59

    bersesuaian semidefinit. Suatu matriks interval irredusibel jika dan hanya jika

    batas bawah interval matriks yang bersesuaian irredusibel.

    iii.Eksistensi dan ketunggalan SPL max-plus interval dijamin berturut-turut oleh

    eksistensi dan ketunggalan penyelesaian SPL dengan matriks koefisiennya

    adalah batas-batas interval matriks yang bersesuaian dengan matriks koefisien

    SPL max-plus interval tersebut.

    iv. Eksistensi dan ketunggalan nilai eigen max-plus interval suatu matriks atas

    aljabar max-plus interval dijamin berturut-turut oleh eksistensi dan

    ketunggalan nilai eigen batas-batas interval matriks yang bersesuaian.

    IV.1.4. Rencana Penelitian

    Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian tahap I ini adalah:

    1.Melakukan perluasan dari aljabar max-plus menjadi aljabar max-plus

    interval.

    2.Melakukan perluasan dari matriks atas aljabar max-plus menjadi matriks

    aljabar max-plus interval.

    3.Menyelesaikan sistem persamaan linear max-plus interval.

    4.Menentukan nilai eigen dan vektor eigen max-plus interval.

    IV.1.5. Modal Pengetahuan yang Dibutuhkan

    Untuk mendukung penelitian pada tahap I ini, dibutuhkan modal

    pengetahuan yang berupa konsep-konsep dasar pada semiring, semimodul dan

    teori graf. Secara lebih rinci pengertian-pengertian dan konsep-konsep dasar

    adalah sebagai berikut.

    27

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    33/59

    Semiring

    Konsep-konsep dasar yang diperlukan meliputi: pengertian dan sifat-sifat

    semiring yang meliputi semiring idempoten, semiring komutatif, semifield, relasi

    urutan, konsistensi urutan, semiring yang tidak memuat pembagi nol. Di samping

    itu juga diperlukan konsep-konsep dasar matriks atas semiring, yang meliputi

    operasi matriks dan sifat-sifatnya, operasi perpangkatan, relasi urutan di

    dalamnya dan sifat-sifat semiring yang terkait.

    Semimodul

    Konsep-konsep dasar yang diperlukan meliputi: pengertian dan sifat-sifat

    semimodul atas semiring, yang juga meliputi relasi urutan di dalamnya. Di

    samping itu diperlukan juga konsep-konsep dasar dalam semimodul khusus untuk

    matriks atas semiring dan vektor atas semiring.

    Teori Graf

    Konsep-konsep dasar yang diperlukan meliputi: pengertian dan sifat-sifat

    graf berarahyang meliputi konsep-konsep dasar titik, busur, lintasan,sirkuit, graf

    berarah yang terhubung kuat, matriks adjesens, graf berarah berbobot, graf

    preseden, dan bobot suatu lintasan.

    IV. 2. Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur

    IV.2.1. Landasan Teori

    Untuk mendukung penelitian pada tahap II, selain hasil-hasil yang

    diperoleh dalam tahap I di atas, juga diperlukan teori-teori yang telah dibahas

    28

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    34/59

    pada himpunan dan bilangan kabur. Berikut diberikan teori-teori yang diringkas

    dari Zimmermann, H.J., (1991), Lee, K.H. (2005) dan Susilo, F. (2006).

    Himpunan dan Bilangan Kabur

    Teorema Dekomposisi

    Jika A adalah potongan- himpunan kabur A~

    dalam semesta X dan A~

    adalah

    himpunan kabur dalam X dengan fungsi keanggotaan A~ (x) = A (x) , di

    mana A adalah fungsi karakteristik himpunanA, maka

    ~=

    1][0,

    ~

    A .

    Teorema Dekomposisi menyatakan bahwa suatu himpunan kabur dapat

    dinyatakan dengan menggunakan potongan-potongan--nya. Sifat-sifat himpunan

    tegas dapat digeneralisir ke dalam himpunan kabur melalui representasi potongan-

    potongan--nya, dengan mempersyaratkan bahwa sifat tersebut dipenuhi oleh

    semua potongan-dari himpunan kabur yang bersangkutan.

    Operasi-operasi aritmatika pada bilangan kabur dapat didefinisikan dengan

    menggunakan prinsip perluasan (extension principle) atau dengan menggunakan

    potongan-. Dengan menggunakan prinsip perluasan dapat didefinisikan operasi-

    operasi aritmatika pada bilangan fuzzy, di antaranya adalah operasi maximum dan

    penjumlahan berikut. Misalkan a~ dan b~

    adalah bilangan-bilangan fuzzy. Operasi

    maximum bilangan fuzzy a~ dan b~

    , yaitu max( a~ , b~

    ) adalah bilangan fuzzy

    dengan fungsi keanggotaan:)

    ~,~ bamax{

    (z) = min{},ymax{

    supxz

    a~ (x), b~ (x)}. Operasi

    29

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    35/59

    penjumlahan bilangan fuzzy a~ dan b~

    , yaitu a~ + b~

    adalah bilangan fuzzy dengan

    fungsi keanggotaan:)

    ~~ ba (z) = min{yxz

    sup a~ (x), b~ (x)}.

    Dengan menggunakan potongan-, operasi maximum dan penjumlahan pada

    bilangan fuzzy dapat didefinisikan sebagai berikut:

    Misalkan a~ dan b~

    adalah bilangan-bilangan fuzzy dengan potongan-berturut-

    turut adalah a = [ , a ] dan b = [

    a

    b ,b ], dengan

    a dan a berturut-turut

    adalah batas atas dan batas bawah interval a, untuk banalog.

    i) Operasi maximum bilangan fuzzy a~ dan b~

    , yaitu a~ ~ b~

    = max( a~ , b~

    )

    adalah bilangan fuzzy dengan potongan-:

    (ab) := [

    a

    b , a b ], untuk setiap [0, 1]

    ii) Operasi maximum bilangan fuzzy a~ dan b~

    , yaitu a~ ~ b~ = a~ + b~

    adalah

    bilangan fuzzy dengan potongan-:

    (ab) := [

    a b , a b ], untuk setiap [0, 1].

    Dapat ditunjukkan bahwa potongan- yang didefinisikan pada operasi di atas

    memenuhi syarat sebagai potongan- dari suatu bilangan kabur, yaitu berupa

    interval tersarang (nested interval). Selanjutnya dengan menggunakan Teorema

    Dekomposisi diperoleh bahwa a~ ~ b~

    = c =~ [0,1]

    ~ cc , di mana

    ~ adalah himpunan

    kabur dalam R dengan fungsi keanggotaan (x) = (x) , di mana

    adalah fungsi karakteristik himpunan (a b). Sedangkan untuk operasi

    c~ )ba

    (

    ba

    )(

    a~ ~ b~

    analog.

    30

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    36/59

    Telah diketahui bahwa operasi maximum dan penjumlahan bilangan kabur

    dengan menggunakan prinsip perluasan dan dengan menggunakan potongan-

    adalah ekivalen. Dalam Hanss, Michael (2005) disebutkan bahwa operasi bilangan

    kabur dengan menggunakan potongan- dalam implementasinya tidak lebih

    rumit. Sementara dalam Buckley, James J (2005) disebutkan bahwa operasi

    bilangan kabur dengan menggunakan potongan- lebih memudahkan pengguna

    dan perhitungannya dengan menggunakan komputer. Dengan demikan, dalam

    penelitian ini operasi maximum dan penjumlahan bilangan kabur akan

    didefinisikan melalui potongan--nya.

    IV.2.2. Kerangka Pemikiran Teoritis

    Dari rumusan masalah dan landasan teori di atas diberikan kerangka

    teoritis sebagai berikut:

    i. Karena operasi pada bilangan kabur dengan menggunakan potongan-, yang

    berupa interval tertutup, maka sifat-sifat operasi pada bilangan kabur akan

    sejalan dengan sifat-sifat operasi pada interval. Relasi urutan pada bilangan

    kabur dapat didefinisikan melalui potongan--nya.

    ii. Karena operasi bilangan kabur didefinisikan melalui potongan-, maka

    operasi dalam matriks atas aljabar max-plus bilangan kabur dapat dilakukan

    melalui matriks potongan-yang berupa matriks interval, sehingga hasil-hasil

    yang serupa pada matriks interval dapat digunakan.

    iii.Karena operasi bilangan kabur didefinisikan melalui potongan-, maka SPL

    max-plus bilangan kabur dapat ditentukan melalui SPL potongan--nya, yang

    31

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    37/59

    berupa SPL max-plus interval. Sifat interval tersarang potongan--

    penyelesaian dapat dijamin karena sifat konsisten operasi-operasi matriks atas

    aljabar max-plus.

    iv. Karena operasi bilangan kabur didefinisikan melalui potongan-, maka nilai

    eigen dan vektor eigen max-plus bilangan kabur dapat ditentukan melalui nilai

    eigen potongan--nya. Sifat interval tersarang potongan-- nilai eigen dapat

    dijamin karena sifat konsisten operasi-operasi matriks atas aljabar max-plus.

    Sifat interval tersarang potongan-- vektor eigen dapat dijamin karena vektor

    eigen dapat ditentukan dengan melakukan kombinasi linear vektor-vektor

    eigen fundamentalnya.

    IV.1.3. Hipotesis

    Berdasarkan kerangka teoritis di atas, diajukan hipotesis berikut:

    i. Himpunan semua bilangan kabur dengan operasi maximum dan penjumlahan

    di dalamnya merupakan semiring idempoten komutatif. Relasi urutan yang

    didefinisikan dalam aljabar himpunan semua bilangan kabur di atas

    merupakan relasi urutan parsial.

    ii. Himpunan semua matriks bilangan kabur persegi dengan operasi maximum

    dan penjumlahan di dalamnya merupakan semiring idempoten. Himpunan

    semua matriks bilangan kabur dengan operasi maximum dan perkalian skalar

    di dalamnya merupakan semimodul atas aljabar max-plus bilangan kabur.

    Suatu matriks bilangan kabur semidefinit jika dan hanya jika batas atas

    interval matriks yang bersesuaian dengan matriks potongan-, untuk = 0

    32

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    38/59

    semidefinit. Suatu matriks bilangan kabur irredusibel jika dan hanya jika batas

    bawah interval matriks yang bersesuaian dengan matriks potongan-, untuk

    = 0 irredusibel.

    iii.Eksistensi dan ketunggalan SPL max-plus bilangan kabur dijamin oleh SPL

    potongan--nya, yang berupa SPL max-plus interval, yang menyusunnya.

    iv. Eksistensi dan ketunggalan nilai eigen max-plus bilangan kabur dijamin oleh

    nilai eigen max-plus matriks potongan--nya, di mana matriks potongan--

    nya berupa matriks atas aljabar max-plus interval.

    IV.2.4. Rencana Penelitian

    Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam tahap II penelitian ini adalah:

    1. Melakukan perluasan dari aljabar max-plus interval menjadi aljabar max-

    plus bilanganfuzzy.

    2. Melakukan perluasan dari matriks atas aljabar max-plus interval menjadi

    matriks aljabar max-plus bilanganfuzzy.

    3. Menyelesaikan sistem persamaan linear max-plus bilanganfuzzy.

    4. Menentukan nilai eigen dan vektor eigen max-plus interval bilangan

    fuzzy.

    IV.2.5. Modal Pengetahuan Awal yang Dibutuhkan

    Untuk mendukung penelitian pada tahap II ini, selain modal pengetahuan

    awal yang telah diberikan pada tahap I di atas, juga diperlukan pengertian dan

    33

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    39/59

    konsep-konsep dasar pada himpunan dan bilangan kabur. Secara lebih rinci

    pengertian-pengertian dan konsep-konsep dasar adalah sebagai berikut.

    Himpunan Kabur

    Konsep-konsep dasar yang diperlukan meliputi pengertian dan sifat-sifat

    dasar himpunan kabur, pendukung (support), tinggi (height), sifat normal,

    potongan-, sifat konvekssuatu himpunan kabur.

    Bilangan kabur

    Konsep-konsep dasar yang diperlukan meliputi pengertian dan sifat-sifat

    dasar bilangan kabur, operasi-operasi pada bilangan kabur, bilangan kabur

    segitiga.

    IV.3. Penerapan Aljabar Max-Plus Bilangan Kaburpada Masalah

    Penjadwalan dan Jaringan Antrian Kabur

    IV.3.1. Landasan Teori

    Untuk mendukung penelitian tahap III, selain hasil-hasil yang diperoleh

    dalam tahap IIdi atas, juga diperlukan teori-teori tentang penjadwalan (proyek)

    dengan pendekatan aljabar max-plus, pemodelan dan analisa jaringan antrian

    dengan pendekatan aljabar max-plus.

    Masalah Penjadwalan dengan Pendekatan Aljabar Max-Plus

    34

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    40/59

    Teori-teori tentang pemodelan dan analisa penjadwalan proyek

    menggunakan aljabar max-plus berikut ini diringkas dari Bacelli, F (2001) dan

    Rudhito, A. (2004) serta pengembangan yang telah dilakukan peneliti.

    Misalkan = waktu paling awal titiki dapat mulai aktif ,eix

    Aij =

    .j, i

    ij,ij

    A

    A

    )(jika),(

    )(jika,titikketitikdariaktifitaswaktu

    Diasumsikan bahwaxi= 0, kemudian dapat dituliskan

    ex

    e

    x

    i = (1)

    .1jika,)(max

    1jika,0

    1ixA

    ie

    jijnj

    Dengan menggunakan notasi aljabar max-plus persamaan di atas dapat dituliskan

    menjadi

    i= (2)

    1ijika,)(1ijika,0

    jijnj1 .

    e

    xA

    Misalkan A adalah matriks bobot graf berarah berbobot jaringan tersebut, xe =

    [ , , ... , ]Tdanbe= [0, , ... , ]T, persamaan (2) dapat dituliskan menjadiex1

    ex2exn

    xe = A xebe (3)

    Karena jaringan proyek merupakan graf berarah taksiklik, maka tidak terdapat

    sirkuit, sehingga semua sirkuit dalam jaringan mempunyai bobot nonpositif.

    Dengan demikian

    xe =A*be (4)

    merupakan penyelesaian sistem (3) di atas. Karena jumlah titik dalam jaringan

    proyek ini adalah n , maka panjang lintasan terpanjangnya tidak akan melebihi

    n 1. Dengan demikian dalam hal ini persamaan (4) dapat ditulis menjadi

    35

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    41/59

    xe =A*be = (E A... ) be (5)1nA

    Perhatikan bahwa (A*)n1 merupakan bobot maksimum lintasan dari titik awal

    hingga titik akhir proyek, sehinggaxnmerupakan waktu penyelesaian proyek.

    Arah sebaliknya (backward):

    Misalkan = waktu paling lambat titik i harus mulai aktif ,lix

    Bij =

    .)(jika),(

    )(jika,titikketitikdariaktifitaswaktu

    A

    A

    j, i

    ij,ji

    Diasumsikan bahwayn=xn, kemudian dapat dituliskan

    l

    l

    ix = (6)

    .1jika,)(min

    jika,

    1ixB

    nixl

    jijnj

    n

    Dengan menggunakan notasi aljabar max-plus persamaan di atas ekivalen dengan

    = (7)ix

    .1jika,)(max

    jika,

    jij1

    ixB

    nix

    lnj

    n

    Perhatikan bahwa matriks B = AT, dengan A adalah matriks bobot graf berarah

    berbobot jaringan tersebut. Misalkan z = [z1,z2, ... ,zn]T= xl= [ , , ... ,

    ]T danbl= [, , ... , xn]T, persamaan (7) dapat dituliskan menjadi z =

    ATz bl. (8)

    lx1lx2

    lxn

    Dengan alasan seperti di atas, sistem persamaan (8) mempunyai penyelesaian

    z = (AT)* bl. (9)

    Dengan demikian diperoleh vektor waktu paling lambat yaituxl = z.

    Waktu ambang (slack) untuk titik ke-iadalahsi = , untuk i = 1, 2, ..., n.lxiexi

    Jika dituliskan dalam bentuk vektor, diperoleh vektor waktu ambang s =xlxe

    36

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    42/59

    Waktu ambang (slack) untuk aktifitas (i, j) Aadalah Sij= Aij.ljxe

    ix

    Jika dituliskan dalam bentuk matriks akan diperoleh matriks waktu ambang

    S =L KA denganLadalah matriks dengan semua kolomnya adalah vektor xl

    danK adalah matriks dengan semua barisnya adalah vektor baris (xe)T.

    Penjadwalan Kabur

    Teori-teori tentang penjadwalan kabur berikut ini diringkas dari Chanas,

    S., Zielinski, P. (2001) dan Soltoni, A., Haji, R. (2007).

    Misalkan: St~

    = waktu proyek dimulai,

    je~ =waktu paling awal kabur dari kejadianj,

    ijse~ = waktu mulai paling awal kabur aktifitas (i,j),

    ij

    fe~

    = waktu penyelesaian paling awal kabur aktifitas (i,j),

    Ft~

    = waktu kabur proyek diselesaikan. Waktu paling awal dan

    penyelesaian proyek kabur ini dapat diselesaikan dengan menggunakan

    perhitungan maju kabur (fuzzy forward pass calculation), melaluipersamaan-

    persamaan berikut:

    je~ =

    )(

    )(}{max)(

    jP,t~

    jP,d~~e~

    s

    ijijPi , ijse~ = je~ , ijfe~ = ijse~ ~ ijd~ ,

    Ft~

    = {Vi

    max ie~ }.

    Misalkan il~

    = waktu mulai paling lambat kabur kejadian i.

    ijf~l = waktu penyelesaian paling lambat kabur aktifitas (i,j)

    ijs~l = waktu mulai paling lambat kabur aktifitas (i,j)

    37

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    43/59

    Waktu paling lambat kabur kejadian iini dapat diselesaikan dengan menggunakan

    perhitungan mundur kabur (fuzzy backward pass calculation), melaluipersamaan-

    persamaan berikut:

    il~

    =

    )(

    )(}{min

    iS,t~

    iS,d~~

    e~

    F

    ijj)i(Sj , ijf

    ~l = il

    ~, ijs

    ~l = ijf~l

    ~ijd

    ~

    Misalkan ijf~t = waktu ambang total kabur aktifitas (i,j)

    ijf~

    f = waktu ambang bebas kabur aktifitas (i,j)

    ijf~i = waktu ambang independen kabur aktifitas (i,j).

    Metode CPM yang sudah dikenal, dapat diterapkan untuk menghitung waktu-

    waktu ambang tersebut, melalui persamaan-persamaan berikut:

    ijf~t = ijf

    ~l

    ~ijfe

    ~, ijf

    ~f = je

    ~~

    ijfe~

    , ijf~i = je

    ~~

    il~

    ~

    ijd~

    .

    Pemodelan dan Analisa Jaringan Antrian dengan Pendekatan Aljabar Max-

    Plus

    Teori-teori tentang pemodelan dan analisa jaringan antrian menggunakan

    aljabar max-plusberikut ini diringkas dari Krivulin, N.K., 2000 dan Krivulin,

    N.K., 2001, serta pengembangan oleh peneliti.

    Misalkan ai(k) = waktu kedatangan pelanggan ke-kpada titik i.

    di(k) = waktu keberangkatan pelanggan ke-kpada titik i.

    tik = lama waktu layanan untuk pelanggan ke-kpada pelayan i.

    38

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    44/59

    Diasumsikan jaringan mulai beroperasi pada nol waktu, yaitu bahwa di(0) = 0 dan

    di(k) = untuk semua k 0, i = 1, ..., n. Dinamika antrian pada titik i dapat

    dinyatakan dengan

    di(k) = max(tik + ai(k), tik + di(k1)) (10)

    ai(k) = (11)

    .)(jika,

    ,)(jika)),((max)(

    iP

    iPkdjiPj

    Dengan notasi aljabar max-plus persamaan (10) dan (11) dapat dituliskan sebagai

    berikut

    di(k) = tik ai(k) tik di(k1) (12)

    ai(k) = (13)

    .)(jika,,

    ,)(jika),()(

    iP

    iPkdjiPj

    Misalkan d(k) = [ d1(k), d2(k), ... , dn(k)]T, a(k) = [ a1(k), a2(k), ... , an(k)]

    Tdan

    Tk= . Persamaan (12) dan (13) di atas dapat dituliskan menjadi

    nk

    k

    t

    t

    1

    d(k) = Tk a(k) Tk d(k 1). (14)

    a(k) = G d(k), (15)

    dengan matriks G yangunsur-unsur adalah Gij= .

    lainyanguntuk,

    )(jika,0

    iPj

    Perhatikan bahwa G merupakan matriks adjesensi dari graf stuktur jaringan

    antrian. Dari persamaan (5) dan (6) dapat dituliskan persamaan

    d(k) = Tk G d(k) Tk d(k 1). (16)

    39

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    45/59

    Diberikan jaringan antrian fork-join tak siklik dengan graf struktur

    jaringannya yang mempunyai panjang lintasan terpanjang pdan matriks adjesensi

    G. Persamaan state eksplisit jaringan tersebut adalah

    d(k) =A(k) d(k 1), (17)

    denganA(k)= (E (TkG))p Tk .

    Jaringan antrianfork-join taksiklik kapasitas penyangga takhingga, dengan

    persamaan state eksplisit jaringan tersebut adalah d(k) =A(k) d(k 1), dengan

    k = 1, 2, ..., mempunyai waktu siklus layanan

    = ))((max1

    lim kdk

    iik

    = max(A) = (n

    k 1 k

    1trace ),)(

    kA

    yaitu bobot rata-rata maksimum sirkuit elementer dalam graf preseden matriks A

    tersebut.

    Jaringan Antrian Kabur

    Dalam Lthi, J., Haring, G. (1997), masalah jaringan antrian kabur

    dilakukan dengan memandang waktu dan parameter sebagai bilangan kabur.

    Misalkankd

    ~ = parameter permintaan layanan kabur pada pelayan ke-k,

    ~ = rata-rata waktu kedatangan kabur jaringan,

    ku~ = banyaknya rata-rata pekerjaan kabur pada pelayan ke-k,

    kr~ = waktu respon kabur pada pelayan ke-k,

    kq~ = panjang antrian rata-rata kaburpada pelayan ke-k.

    40

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    46/59

    Bilangan-bilangan kabur di atas berturut-turut dapat dinyatakan potongan- dan

    diperoleh hasil, dengan menggunakan aritmatika kabur dan teori antrian, sebagai

    berikut: = [

    kd

    kd ,

    kd ] , = [ ,

    ], = . = [

    ku

    kd .

    kd , kd ]

    = / (1 ) = [kr

    kd

    ku

    kd /(1 .

    kd ), /(1

    kd kd )].

    kq = / (1 ) = [

    ku

    ku /(1 . kd ),

    /(1 kd ).

    Dengan demikian dalam jaringan fork-join di atas dapat dilakukan dengan

    membawa waktu dan parameter ke dalam versi kabur, seperti:

    ia~ (k) = waktu kedatangan kabur pelanggan ke-kpada titik i

    id~

    (k) = waktu keberangkatan kabur pelanggan ke-kpada titik i.

    ikt~

    = lama waktu layanan kabur untuk pelanggan ke-kpada pelayan i.

    ~

    = waktu siklus layanan kabur.

    IV.5.2. Kerangka Pemikiran Teoritis

    i. Masalah penjadwalan proyek dapat dimodelkan dengan menerapkan metode

    PERT/CPM dengan pendekatan aljabar max-plus ke dalam sistem persamaan

    linear iteratif max-plus. Karena penjadwalan kabur dapat dimodelkan dengan

    menerapkan metode PERT/CPM ke dalam versi kabur, maka penjadwalan

    kabur dapat dimodelkan dengan pendekatan aljabar max-plus bilangan kabur

    dengan menyatakannya ke dalam sistem persamaan linear iteratif max-plus

    bilangan kabur. Karena penyelesaian model masalah penjadwalan dapat

    dilakukan dengan menyelesaikan sistem persamaan linear iteratif max-plus,

    41

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    47/59

    maka penyelesaian model masalah penjadwalan kabur dapat dilakukan dengan

    menyelesaikan sistem persamaan linear iteratif max-plus bilangan kabur.

    ii. Dinamika jaringan antrian fork-join dapat dimodelkan dengan pendekatan

    aljabar max-plus ke dalam suatu persamaan state eksplisit yang berupa suatu

    sistem persamaan linear max-plus. Karena jaringan antrian kabur adalah

    jaringan antrian dengan membawa waktu ke dalam versi waktu kabur, maka

    jaringan antrian fork-join kabur dapat dimodelkan dengan pendekatan aljabar

    max-plus bilangan kabur dengan menyatakannya persamaan state eksplisitnya

    ke dalam sistem persamaan linear max-plus bilangan kabur. Karena analisis

    input-output dapat dilakukan dengan menyelesaikan sistem persamaan linear

    max-plus, maka analisis input-output penjadwalan kabur dapat dilakukan

    dengan menyelesaikan sistem persamaan linear max-plus bilangan kabur.

    Lebih lanjut analisis waktu siklus layanan kabur (sifat periodik jaringan) dapat

    dilakukan dengan menganalisi nilai eigen max-plus bilangan kabur dari

    matriks dalam sistem persamaan linear yang terlibat.

    IV.5.3. Hipotesis

    i. Masalah penjadwalan kabur dapat dimodelkan dengan pendekatan aljabar

    max-plus bilangan kabur ke dalam sistem persamaan linear max-plus bilangan

    kabur. Pemodelan masalah penjadwalan kabur di atas dapat dilakukan dengan

    menyelesaikan sistem persamaan linear max-plus bilangan kabur.

    ii. Dinamika jaringan antrian fork-join kabur dapat dimodelkan dengan

    pendekatan aljabar max-plus bilangan kabur dengan menyatakannya

    42

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    48/59

    persamaan state eksplisitnya ke dalam sistem persamaan linear max-plus

    bilangan kabur. Analisis input-output penjadwalan kabur dapat dilakukan

    dengan menyelesaikan sistem persamaan linear max-plus bilangan kabur.

    Lebih lanjut analisis waktu siklus layanan kabur dapat dilakukan melalui nilai

    eigen max-plus bilangan kabur dari matriks persamaan statenya.

    IV.3.4. Rencana Penelitian

    Untuk menyelesaikan masalah kelima dan keenam, maka langkah-langkah

    yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah:

    1. Memodelkan dan menyelesaikan masalah penjadwalan fuzzy dengan

    menggunakan aljabar max-plus bilanganfuzzy.

    2. Memodelkan dan menganalisa jaringan antrianfuzzytipefork-jointaksiklik

    dengan menggunakan aljabar max-plus bilanganfuzzy.

    IV.3.5. Modal Pengetahuan yang Dibutuhkan

    Untuk mendukung tahap III penelitian ini, selain modal pengetahuan yang

    dibutuhkan dalam tahap I dan II di atas, juga diperlukan pengetahuan dan konsep-

    konsep dasar dalam riset operasi, khususnya tentang penjadwalan proyek dan

    jaringan antrian dengan fork-join. Secara lebih rinci pengertian-pengertian dan

    konsep-konsep dasar adalah sebagai berikut.

    43

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    49/59

    Penjadwalan Proyek

    Konsep-konsep dasar yang diperlukan meliputi pengertian dan sifat-sifat

    dasar jaringan proyek S, aktifitas,waktu aktifitas, lintasankritis, aktifitas kritis.

    Jaringan AntrianFork-join

    Konsep-konsep dasar yang diperlukan meliputi pengertian dan sifat-sifat

    dasar jaringan antrian, prinsipFirst-In First-Out (FIFO), operasi fork, operasi

    join, sifat periodik waktu layanan.

    44

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    50/59

    V. RANCANGAN JADWAL PENELITIAN

    No Kegiatan Waktu Smt

    TAHAP I

    1 Mengambil kuliah pendukung danmemperdalam landasan teori.

    Melakukan perluasan dari aljabar max-plus menjadi aljabar max-plus interval.

    Melakukan perluasan dari matriks atasaljabar max-plus menjadi matriks

    aljabar max-plus interval.

    Sep 2007 Pebr 2008 I

    2 Menyelesaikan sistem persamaan linearmax-plus interval. Menentukan nilai eigen dan vektor

    eigen max-plus interval.

    Mar 2008 Agt 2008 II

    TAHAP II

    3 Melakukan perluasan dari aljabar max-plus interval menjadi aljabar max-plusbilangan kabur.

    Melakukan perluasan dari matriks atasaljabar max-plus interval menjadimatriks aljabar max-plus bilangan

    kabur.

    Sept 2008 Peb 2009 III

    4 Menyelesaikan sistem persamaan linearmax-plus bilangan kabur.

    Menentukan nilai eigen dan vektoreigen max-plus interval bilangan kabur.

    Mar 2009 Agt 2009 IV

    TAHAP III

    5 Menerapkan aljabar max-plus bilangankabur pada masalah penjadwalan kabur.

    Menerapkan aljabar max-plus bilangankabur pada jaringan antrian kabur.

    Sept 2009 Peb 2010 V

    6 Menyusun Laporan Keseluruhan. Mar 2010 Agt 2010 VI

    45

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    51/59

    DAFTAR PUSTAKA

    Bacelli, F., et al. 2001. Synchronization and Linearity. New York: John Wiley &

    Sons.

    Ban, X., et.al. 2003. Traffic Assignment Model with Fuzzy Travel Time

    Perception. 83rd Annual Meeting of the Transportation Research Board.

    November 15, 2003.

    Blue, M., Bush, B. and Puckett, J. 1997. Application of Fuzzy Logic to Graph

    Theory. Los Alomos National Laboratory Report, LA-UR-96-4792.

    Boom, T.J.J., et al. 2003. , Identification of stochastic max-plus-linear systems.

    Proceedings of the 2003 European Control Conference (ECC'03),

    Cambridge, UK, 6 pp., Sept. 2003. Paper 104.

    Buckley, James J. 2005., Simulating Fuzzy Systems. Berlin: Spinger-Verlag.

    Chanas, S., Zielinski, P. 2001. Critical path analysis in the network with fuzzy

    activity times.Fuzzy Sets and Systems. 122 (2001) 195204.

    Chanas, S. et.al. 2002. On the Sure Criticality of Task in Activity Networks with

    Imprecise Duration.IEEE Transaction on Systems, Man, and Cybernetics-

    Part B: Cybernetics, Vol. 32., No. 4 August 2002.

    Chen, Shih-Pin. 2004. Parametric nonlinear programming for analyzing fuzzy

    queues with finite capacity. European Journal of Operational Research

    157 (2004) 429438.

    Dehghan, M. and Hashemi, B., 2006. Iterative solution of fuzzy linear systems.

    Applied Mathematics and Computation 172 (2006) 645-674.

    46

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    52/59

    Dubois, D. et.al. 2007. Criticality analysis of activity-networks under interval

    uncertainty. Instytut Matematyka I Informatyki Politechnika Wroclawska.

    Raport serii: Preprinty nr 030.

    Eslahchi, C and. Onagh B. N. 2005. Vertex-strength of fuzzy graphs.

    International Journal of Mathematics and Mathematical Sciences. Volume

    2006 (2006).

    Han, T.C., et.al. 2006. Application of Fuzzy Critical Path Method to Airports

    Cargo Ground Operation System. Journal of Marine Science and

    Technology. Vol.14. No.3, pp. 139-146.

    Hanss, Michael. 2005. Applied Fuzzy Arithmetic: An Introduction with

    Engineering Applications.Berlin: Spinger-Verlag.

    Heidergott, B. B, et. al. (2005). Max Plus at Work. Princeton: Princeton

    University Press.

    Horcik, R. 2006. Solution of System of Linear Equations with Fuzzy Numbers.

    Preprint submitted to Elsevier Science. 20 October 2006.

    Kao, Chiang. Li, Chang-Chung. Chen, Shih-Pin. 1999. Parametric programming

    to the analysis offuzzyqueues.Fuzzy Sets and Systems 107(1999) 93-100.

    Ke Jau-Chuan. Huang, Hsin-I. Lin, Chuen-Horng. 2007. On retrial queueing

    model with fuzzy parameters.Physica A 374 (2007) 272280.

    Krivulin, N.K., 1996. The Max-Plus Algebra Approach in Modelling of Queueing

    Networks Proc. 1996 SCS Summer Computer Simulation Conference

    (SCSC-96), July 21-25, The Society for Computer Simulation, 485-490.

    47

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    53/59

    Krivulin, N.K., 2000. Algebraic Modelling and Performance Evaluation of

    Acyclic Fork-Join Queueing Networks. Advances in Stochastic Simulation

    Methods, Statistics for Industry and Technology. Birkhauser, Boston, 63-

    81.

    Krivulin, N.K. 2001. Evaluation of Bounds on Service Cycle Times in Acyclic

    Fork-Join Queueing Networks. International Journal of Computing

    Anticipatory Systems 9(2001), 94-109.

    Lee, K.H. 2005.First Course on Fuzzy Theory and Applications. Berlin: Spinger-

    Verlag.

    Litvinov, G.L., Sobolevskii, A.N. 2001. Idempotent Interval Anaysis and

    Optimization Problems. Reliab. Comput., 7, 353 377 (2001); arXiv:

    math.SC/010180.

    Lthi, J., Haring, G. 1997. Fuzzy Queueing Network Models of Computing

    Systems. Proceedings of the 13th UK Performance Engineering

    Workshop, Ilkley, UK, Edinburgh University Press, July 1997.

    Pardoa, Mara Jose. Fuente, David de la. 2007. Optimizing a priority-discipline

    queueing model using fuzzy set theory. Computers and Mathematics with

    Applications 54 (2007) 267281.

    Rudhito, Andy. 2003. Sistem Linear Max-Plus Waktu-Invariant. Tesis: Program

    Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

    ------------------. 2004. Penerapan Sistem Persamaan Linear Max-Plus

    x = A x bpada Masalah Penjadwalan. Math Info Jurnal Ilmiah

    48

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    54/59

    Bidang Matematika, Informatika dan Terapannya., Volume 1. No:4 , pp.

    14 19.

    Schutter, B. De., 1996. Max-Algebraic System Theory for Discrete Event

    Systems, PhD thesis Departement of Electrical Enginering Katholieke

    Universiteit Leuven, Leuven.

    Schutter, B. De. and Boom, T. van den., 2000. Model predictive control for max-

    plus-linear discrete-event systems: Extended report & Addendum,

    Technical report bds: 99-10a, Faculty of Information Technology and

    System, Delft University of Technology, Delft.

    Skalna, I., et.al.(2007).Systems of fuzzy equations in structural mechanics. The

    University of Texas at El Paso Departement of Mathematical Sciences

    Research Reports Series No. 2007-01.

    Soltoni, A., Haji, R. 2007. A Project Scheduling Method Based on Fuzzy Theory.

    Journal of Industrial and Systems Engineering. Vol. 1, No.1, pp 70 80.

    Spring.

    Susilo, F. 2006. Himpunan dan Logika Kabur serta Aplikasinya Edisi kedua.

    Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Yao, J.S and Lin, F.T., 2000. Fuzzy Critical Path Method Based on Signed

    Distance Ranking of Fuzzy Numbers. IEEE Transactions on Systems,

    Man, and Cybernetics-Part A: Sistems and Humans, Vol., 30, No. 1

    January 2000.

    Zhang , Q., et. al., 2004. Fuzzy analogy of linear systems. Intelligent Control and

    Automation,Volume 3, Issue , 15-19 June 2004 Page(s): 2055 - 2059.

    49

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    55/59

    Zimmermann, H.J., 1991.Fuzzy Set Theory and Its Applications. Boston: Kluwer

    Academic Publishers.

    50

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    56/59

    Lampiran:

    Curriculum Vitae Peneliti

    1. Nama : M. Andy Rudhito, S.Pd., M.Si

    2. NPP : P.1629

    3. Tempat / Tanggal Lahir : Purworejo/2 Juni 1971

    4. Pangkat / Golongan : Penata Tk. I / IIIc

    5. Jabatan : Lektor

    6. Program Studi / Jurusan : Pendidikan Matematika / Pendidikan MIPA7. Fakultas : FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    8. Riwayat Pendidikan:

    i. SD Negeri Pekutan I, Bayan Purworejo, 1978 1984

    ii. SMPN 1 Kutoarjo, Purworejo, 1984 1987

    iii. SMA Pius Bakti Utama, Bayan Purworejo, 1987 1990

    iv. S1: Pendidikan Matematika, FKIP USD, 1990 1995

    v. S2: Matematika, UGM, 2000 2003.

    9. Pengalaman Mengajar:

    i. Aljabar Vektor dan Matriks

    ii. Aljabar Linear

    iii. Pengantar Teori Probabilitas

    iv. Statistika Elementer

    10. Pengalaman Penelitian:

    1. Metode Respon Teracak: Tinjauan Matematis dan Implikasi

    Penggunaannya, Biaya: Kopertis (1998/1999, Mandiri)

    2. Graf Euler-Hamilton: Karakteristik, Konsekwensi dan Aplikasinya,

    Biaya: LPUSD (1998/1999, Mandiri)

    3. Pembelajaran Matematika Berbantuan Microsoft Excel: Suatu Eksplorasi

    Penyusunan Template Dan Handout Untuk Topik Grafik Fungsi

    Trigonometri, Biaya: LPUSD (2002/ 2003, Anggota)

    51

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    57/59

    4. Penyusunan Model Simulasi Pembelajaran Persamaan Kuadrat untuk

    Kelas 1 SMA dengan Pendekatan Matematisasi Berjenjang Biaya

    LPUSD (2004, Mandiri)

    5. Eksplorasi Program Komputer Wingeom Untuk Mendukung Pembelajaran

    Geometri Dimensi Tiga Di SMU. Penelitian Dosen Muda, Biaya Dikti

    (2005, Mandiri)

    6. Perancangan dan Pelaksanaan Model Pembelajaran Matematika yang

    Konstruktivistik, Kontekstual dan Kolaboratif Pada Materi Pokok

    Trigonometri Di Kelas X SMA, Biaya: LPUSD (2006, Ketua).

    7. Tingkat-Tingkat Berpikir Mahasiswa dalam Menerjemahkan Pernyataan

    Matematis Berkuantor dari Bentuk Kalimat Biasa Menjadi Bentuk Kalimat

    Formal, Biaya: LPUSD (2007, Ketua)

    8. Eksplorasi Program Komputer Wingeom 2-Dim untuk Mendukung

    Pembelajaran Geometri Di SMP. Biaya: Kopertis Wil V Yogyakarta

    (2007, Mandiri)

    9. Pengembangan Kurikulum dan Buku Ajar Matematika SMA yang

    Mengintegrasikan Pendekatan Konstruktivistik, Kontekstual dan

    Kolaboratif melalui Model Pembela-jaran Matematisasi Berjenjang.

    Penelitian Hibah Bersaing Tahun I. Biaya: Dikti (2007, Ketua)

    11. Pengalaman Penulisan Karya Ilmiah:

    1. Kesetimbangan Diri Model Garis Produksi Bucket Brigade.

    (Matematika Jurnal Matematika atau Pembelajarannya, Tahun VIII, Edisi

    Khusus, Juli 2002, pp. 1020 1024., Mandiri)

    2. Pembelajaran Geometri Dimensi Tiga Berbantuan Wingeom. (JMAP

    Jurnal Matematika, Aplikasi dan Pembelajarannya, Vol.2 No. 1 Juni 2003,

    pp. 21 23., Penulis Kedua).

    3. Pembelajaran Matematika Berbantuan Microsoft Excel untuk Topik Grafik

    Fungsi Trigonometri. (JMAP Jurnal Matematika, Aplikasi dan

    Pembelajarannya, Vol.2 No. 1 Juni 2003, pp. 345 349., Penulis Kedua).

    52

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    58/59

    4. Penerapan Sistem Persamaan Linear Max-Plus x = A x b pada

    Masalah Penjadwalan. (Math Info Jurnal Ilmiah Bidang Matematika,Informatika dan Terapannya., Volume 1 / No:4 / Januari 2004, pp. 14

    19., Mandiri)

    5. Potensi Program Maple untuk Mendukung Pembelajaran Matematika di

    Perguruan Tinggi. (Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Teknologi

    Informasi dan Komunikasi pada Perguruan Tinggi, FT USD 26-27 Mei

    2004., pp. 15 22., Mandiri).

    6. Semimodul atas Aljabar Max-Plus. (Sigma Jurnal Sain dan Teknologi,

    Vol. 7, No. 2, Juli 2004, pp. 131 139., Mandiri).

    7. Pemecahan Masalah Matematika dengan Menggunakan Spreadsheets

    Excel. (Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan

    MIPA FMIPA UNY 2-3 Agustustus 2004, pp.M-328 M-334, Mandiri).

    8. Sistem Persamaan Max-Plus. . (Sigma Jurnal Sain dan Teknologi, Vol. 8,

    No. 2, Juli 2005, pp. 158 164., Mandiri).

    9. Perancangan dan Pelaksanaan Model Pembelajaran Persamaan Kuadrat

    untuk Kelas X SMA dengan Pendekatan Matematisasi Berjenjang. Widya

    Dharma, Vol. 16. No. 1, pp. 67-76. Th. 2005., Mandiri)

    10.Eksplorasi Program Komputer Wingeom Untuk Mendukung Pembelajaran

    Geometri Dimensi Tiga Di SMU. Widya Dharma, Vol. 16. No.2. Th.

    2006, pp.125 134., Mandiri).

    11.Penerapan Diagram Voronoi pada Masalah Penentuan Wilayah Bisnis.

    (Jurnal Penelitian LPPM Universitas Sanata Dharma No. 18, Mei 2006.,

    Penulis Kedua).

    12.Aljabar Max-Plus Matriks dan Teori Graf. (Sigma Jurnal Sain dan

    Teknologi, Vol. 10, No. 2, Juli 2007, pp. 61 70., Mandiri).

    13.Perancangan dan Pelaksanaan Model Pembelajaran Matematika yang

    Konstruktivistik, Kontekstual dan Kolaboratif Pada Materi Pokok

    Trigonometri Di Kelas X SMA. Widya Dharma, Vol. 18. No.2. Th. 2007,

    pp.1 10, Penulis Pertama).

    53

  • 7/21/2019 Proposal Doktor Andy Final 3

    59/59

    14.Semimodul BilanganFuzzyn

    Rmax

    atas Aljabar Max-Plus BilanganFuzzy

    Rmax.Proseding Seminar Nasional Matematika,Permasalahan

    Matematika dan Pendidikan Matematika Terkini FMIPA UPI dan

    IndoMS, Bandung 8 Desember 2007 (Penulis Pertama).

    15.Pemodelan Aljabar Max-Plus Dan Evaluasi Kinerja Jaringan Antrian

    Fork-Join Taksiklik Dengan Kapasitas Penyangga Takhingga.Proseding

    Seminar Nasional Sain dan Pendidikan Sain, Pembelajaran Sain yang

    Menarik dan Menantang FSM UKSW, Salatiga 12 Januari 2008.

    (Penulis Pertama).

    Yogyakarta, Agustus 2008

    (M. Andy Rudhito, S.Pd, M.Si)