krisis keuangan global (artikel 3)

6
8/14/2014 Krisis Keuangan Global (Artikel 3) « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/krisis-keuangan-global-artikel-3/ 1/6 Apa Kata Paul Krugman dan Bagaimana Perkembangan Selanjutnya? Dalam artikel kedua kami mencoba menguraikan tentang struktur ekonomi Indonesia dalam arti apakah relatif kelebiham modal dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja, ataukah relatif kelebihan tenaga kerja dibandingkan dengan modal yang dimilikinya? Tulisan tersebut mendasarkan diri pada teori-teori yang dapat dikelompokkan ke dalam pengenalan terhadap penyebab krisis ekonomi yang dikaitkan dengan struktur perekonomian dalam arti relatif kekurangan modal atau relatif kekurangan tenaga kerja. Seperti dapat dibaca kembali, dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa dalam ekonomi suatu bangsa yang strukturnya relatif kelebihan tenaga kerja, pada umumnya krisis disebabkan oleh overinvestment, sehingga penanggulangannya hanya bisa dilakukan selama hausse atau boom sedang berlangsung. Harus ada pengenalan bahwa ekonomi memanas dan terjadi ketegangan dalam wujud investasi yang jauh lebih besar daripada tabungannya. Kalau krisis sudah terjadi sudah terlambat. Mereka hanya dapat menyaksikannya dengan penuh penderitaan. Paling-paling dapat menggunakan kesempatan selama resesi berlangsung untuk lebih memantapkan diri dalam organisasi ekonominya. Sebaliknya, negara bangsa yang struktur ekonominya bercirikan relatif kelebihan modal, krisis disebabkan oleh underconsumption. Maka kalau krisis terjadi yang diikuti dengan resesi atau bahkan depresi, konsumsi dan investasi digenjot, yang dinamakan prime pumping. Pendeknya resepnya John Maynard Keynes yang paling tepat. Saya pernah sangat heran mengapa tidak ada ekonom, terutama di Indonesia yang berbicara tentang teori business cycle dalam menjelaskan resesi ekonomi, dan dari pikiran itu menemukan terapinya yang tepat. Apakah teori- teori business cycle atau conjunctuur sudah mati, sudah kuno, sudah ketinggalan zaman? Dalam bukunya Paul Krugman terakhir yang berjudul “The Return of Depression Economics and The Crisis of 2008”, dia mengatakan memang banyak sekali ekonom terkemuka yang mempunyai anggapan bahwa teori-teori tentang business cycle sudah tidak terlampau relevan lagi, karena mereka merasa bahwa pengetahuan ilmu ekonomi sudah maju, sehingga kita tidak perlu risau terhadap gejolakbusiness cycle. Krugman sendiri tidak berpendapat demikian. Dia masih percaya bahwa gelombang pasang surutnya ekonomi masih berlaku sepenuhnya. Dia mengemukakan contoh-contohnya, yaitu Amerika Latin di tahun 1980-an, Jepang di tahun 1990, krisis di Asia, termasuk Indonesia yang dimulai di tahun 1997. Namun dia beranggapan bahwa resesi dan depresi selalu bisa ditanggulangi atau diperlunak. Mari kita kutip pendapatnya tentang business cycle di halaman 9 dari bukunya tersebut sebagai berikut: “Di tahun 2003, pemenang hadiah Nobel Robert Lucas mengatakan kepada rapat tahunan dari American Economic Association. Lucas tidak mengatakan bahwa business cycle sudah tidak ada. Dia mengatakan bahwa business cycle sudah bisa dijinakkan, sehingga kita tidak perlu khawatir lagi. Maka fokus kita lebih baik diarahkan pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ben Bernanke (yang sekarang Gubernur Bank Sentral AS) di tahun 2004 mengatakan bahwa kebijakan ekonomi makro telah berhasil mengendalikan business cycle, sehingga pencuatannya hanya merupakan gangguan kecil saja, bukan isu utama. Krugman berkomentar bahwa krisis-krisis belakangan ini sangat mirip dengan depresi tahun 1930, sehingga pernyataan-pernyataan yang optimistik seperi yang dikemukakan oleh Robert Lucas dan Ben Bernanke terasa

Upload: galih-kusuma

Post on 19-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Kwik Kian Gie

TRANSCRIPT

Page 1: Krisis Keuangan Global (Artikel 3)

8/14/2014 Krisis Keuangan Global (Artikel 3) « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi

http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/krisis-keuangan-global-artikel-3/ 1/6

Apa Kata Paul Krugman dan Bagaimana Perkembangan Selanjutnya?

Dalam artikel kedua kami mencoba menguraikan tentang struktur ekonomi Indonesia dalam arti apakah relatif

kelebiham modal dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja, ataukah relatif kelebihan tenaga kerja dibandingkan

dengan modal y ang dimilikiny a? Tulisan tersebut mendasarkan diri pada teori-teori y ang dapat dikelompokkan ke

dalam pengenalan terhadap peny ebab krisis ekonomi y ang dikaitkan dengan struktur perekonomian dalam arti

relatif kekurangan modal atau relatif kekurangan tenaga kerja.

Seperti dapat dibaca kembali, dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa dalam ekonomi suatu bangsa y ang

strukturny a relatif kelebihan tenaga kerja, pada umumny a krisis disebabkan oleh overinvestment, sehingga

penanggulanganny a hany a bisa dilakukan selama hausse atauboom sedang berlangsung. Harus ada pengenalan

bahwa ekonomi memanas dan terjadi ketegangan dalam wujud inv estasi y ang jauh lebih besar daripada

tabunganny a. Kalau krisis sudah terjadi sudah terlambat. Mereka hany a dapat meny aksikanny a dengan penuh

penderitaan. Paling-paling dapat menggunakan kesempatan selama resesi berlangsung untuk lebih memantapkan

diri dalam organisasi ekonominy a.

Sebalikny a, negara bangsa y ang struktur ekonominy a bercirikan relatif kelebihan modal, krisis disebabkan

oleh underconsumption. Maka kalau krisis terjadi y ang diikuti dengan resesi atau bahkan depresi, konsumsi dan

inv estasi digenjot, y ang dinamakan prime pumping. Pendekny a resepny a John May nard Key nes y ang paling tepat.

Say a pernah sangat heran mengapa tidak ada ekonom, terutama di Indonesia y ang berbicara tentang teori business

cycle dalam menjelaskan resesi ekonomi, dan dari pikiran itu menemukan terapiny a y ang tepat. Apakah teori-

teori business cycle atau conjunctuur sudah mati, sudah kuno, sudah ketinggalan zaman? Dalam bukuny a Paul

Krugman terakhir y ang berjudul “The Return of Depression Economics and The Crisis of 2008”, dia mengatakan

memang bany ak sekali ekonom terkemuka y ang mempuny ai anggapan bahwa teori-teori tentang business

cycle sudah tidak terlampau relev an lagi, karena mereka merasa bahwa pengetahuan ilmu ekonomi sudah maju,

sehingga kita tidak perlu risau terhadap gejolakbusiness cycle.

Krugman sendiri tidak berpendapat demikian. Dia masih percay a bahwa gelombang pasang surutny a ekonomi

masih berlaku sepenuhny a. Dia mengemukakan contoh-contohny a, y aitu Amerika Latin di tahun 1 980-an, Jepang

di tahun 1 990, krisis di Asia, termasuk Indonesia y ang dimulai di tahun 1 997 . Namun dia beranggapan bahwa

resesi dan depresi selalu bisa ditanggulangi atau diperlunak.

Mari kita kutip pendapatny a tentang business cycle di halaman 9 dari bukuny a tersebut sebagai berikut:

“Di tahun 2003, pemenang hadiah Nobel Robert Lucas mengatakan kepada rapat tahunan dari American Economic

Association. Lucas tidak mengatakan bahwa business cycle sudah tidak ada. Dia mengatakan bahwa business

cycle sudah bisa dijinakkan, sehingga kita tidak perlu khawatir lagi. Maka fokus kita lebih baik diarahkan pada

pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ben Bernanke (y ang sekarang Gubernur Bank Sentral AS) di tahun 2004

mengatakan bahwa kebijakan ekonomi makro telah berhasil mengendalikan business cycle, sehingga pencuatanny a

hany a merupakan gangguan kecil saja, bukan isu utama.

Krugman berkomentar bahwa krisis-krisis belakangan ini sangat mirip dengan depresi tahun 1 930, sehingga

perny ataan-perny ataan y ang optimistik seperi y ang dikemukakan oleh Robert Lucas dan Ben Bernanke terasa

Page 2: Krisis Keuangan Global (Artikel 3)

8/14/2014 Krisis Keuangan Global (Artikel 3) « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi

http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/krisis-keuangan-global-artikel-3/ 2/6

sangat picik.

Toh Krugamn tidak terlampau pesimistik tentang prospek akan dapat ditanggulanginy a krisis dan resesi y ang

sedang berlangsung. Dia tidak menjelaskan mengapa. Say a sendiri menduga keras bahwa dalam zaman globalisasi

ini faktor produksi y ang paling mobile adalah uang atau modal. Maka tidak ada kekurangan modal relatif

dibandingkan dengan tenaga kerja atau kekurangan tenaga kerja relatif dibandingkan dengan modal y ang sifatny a

struktural.

Yang ada ialah dalam satu negara dan dalam kurun waktu tertentu inv estasi lebih besar dibandingkan modal y ang

tersedia untuk kredit inv estasi, baik y ang domestik maupun asing, bukan tabungan nasional oleh raky atny a

sendiri. Perbandingan inilah y ang menandai ekonomi dalam kondisi hausse atau baisse.

Maka kalau semua negara mengalami kelangkaan modal seperti sekarang ini, kita saksikan terjadiny a resesi di

mana-mana. Sebabny a bukan terbatasny a modal, tetapi karena modal y ang ada disimpan atau

terjadi hoarding besar-besaran. Seperti kita ketahui, bank y ang memberi kredit berarti menciptakan uang giral dan

ketika kredit dikembalikan terjadi pemusnahan uang. Maka kita membaca bahwa di mana-mana sedang terjadi

pengetatan likuiditas atau liquidity squeeze atau credit squeeze.

Bagaimana prospekny a? Buat kami sangat sulit ditebak. Bahwa resesi atau bahkan depresi seperti apapun hebatny a

akan teratasi adalah soal waktu. Bukan hany a kali ini saja dunia mengalami resesi y ang diperkirakan akan

menjurus pada depresi.

Yang menjadi tantangan buat para pemimpin dunia bukanny a itu, tetapi apakah depresi hebat dapat dihindarkan.

Para pemimpin negara-negara maju dan kay a nampakny a sudah sepakat akan memompakan uang seperluny a

untuk tujuan itu, berapapun jumlahny a. Mereka tidak lagi berbicara dalam hitungan ratusan mily ar dollar AS,

tetapi trily unan. Proses menuju pada kesepakatan secara all out menghindarkan diri dari depresi hebat sudah

tampak y ang akan melibatkan jumlah pemompaan day a beli senilai 4 sampai 5 trily un dollar AS, y ang terutama

akan dipompakan oleh pemerintah-pemerintah Amerika Serikat, Eropa dan China.

Bahwa gelombang pasang surutny a ekonomi atau business cycle atau conjunctuur melekat pada sistem mekanisme

pasar rasany a tidak terbantahkan. Tetapi hal baru y ang sangat menarik adalah keterkaitan antara satu negara

dengan negara lainny a, serta sudah sangat bany akny a uang y ang terakumulasi dari kemajuan teknologi dan

ekonomi y ang menciptakan nilai tambah dalam jumlah y ang sangat besar.

Tidak terbay angkan bahwa China mempuny ai uang dalam bentuk v aluta asing sekitar 2 trily un dollar AS tanpa

Taiwan dan Macau, dan mungkin juga tanpa Hong Kong. Sekitar 1 trily un dollar sudah tertanam dalam US treasury

bonds. Seperti y ang diberitakan oleh media massa, pemerintah China sedang memikirkan strategi apa y ang akan

mereka tempuh. Membantu AS atau mengembangkan ekonominy a dengan cara memompakan day a beli kepada

raky atny a. Mereka mempertimbangkan memompakan day a beli kepada AS bukan karena cinta, tetapi karena

kemakmuran China bagian terbesarny a karena ekspor ke AS dan UE y ang sekarang drastis berkurang dan entah

sampai kapan akan meny usut terus.

Memompakan day a beli kepada raky atny a y ang berjumlah 1 ,3 mily ar manusia dengan maksud memberantas

kemiskinan mempuny ai dampak sampingan y ang luar biasa besarny a dalam bidang mewujudkan pertumbuhan

Page 3: Krisis Keuangan Global (Artikel 3)

8/14/2014 Krisis Keuangan Global (Artikel 3) « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi

http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/krisis-keuangan-global-artikel-3/ 3/6

ekonomi. Raky at miskin y ang dinaikkan pendapatanny a dengan sendiriny a akan membelanjakan pendapatan

y ang diperolehny a. Ini mendongkrak permintaan akan barang dan jasa, y ang pada giliranny a akan mendongkrak

produksi dan menggairahkan industri, perusahaan dagang dan jasa. Kecuali bahwa Inv estasi mempuny ai dampak

ganda y ang bernama multiplier dan konsumsi mempuny ai day a dongkrak y ang bernama akselerasi, semua

komponen y ang mempuny ai day a untuk menggerakkan ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

bekerja sepenuhny a, terutama China y ang telah membuktikan mempuny ai kemampuan besar dalam ekspor neto.

Maka dalam persamaan Y = C + I + G + (X – M), semuany a bekerja. C atau Konsumsi digerakkan melalui

pemompaan day a beli kepada bagian terbesar dari raky atny a y ang miskin tetapi sangat besar jumlahny a. Untuk

memenuhi kebutuhan raky atny a y ang meningkat disamping memenuhi kebutuhan dunia, perusahaan-

perusahaan baru harus didirikan dan perusahaan-perusahaan lama diperluas, y ang berarti bahwa I atau Inv estasi

akan meningkat y ang melipat gandakan pertumbuhan melalui apa y ang dinamakanmultiplier effect.

Pemerintahny a y ang masih menguasai bagian terbesar dari perusahaan-perusahaan akan lebih-lebih lagi

mempuny ai kemampuan untuk membangun infrastruktur. Ini berarti G atau Government Spending meningkat.

Tentang ekspor neto kita tidak perlu berbicara, karena kemampuanny a sudah dibuktikan y ang membuat China

mempuny ai cadangan dev isa sekitar 2 trily un dollar AS.

Melihat ini semua kita tidak perlu terlampau pesimistik menghadapi resesi ekonomi dunia. Dalam angka-angka

memang lebih dahsy at dibandingkan dengan the great depression tahun 1 930, tetapi kemampuan negara-negara

dan bangsa-bangsa maju juga sudah luar biasa. Mereka juga sudah mengakumulasi day a beli y ang luar biasa

besarny a untuk melakukan y ang dinamakan prime pumping guna mewujudkan jump start perekonomian negara-

negara maju, betapapun hebatny a depresi moral dan psikologi y ang menurut key akinan say a memegang peran

demikian besarny a dalam resesi y ang sedang kita alami.

Itulah sebabny a dalam waktu y ang begitu singkat orang sudah tidak terkejut lagi dan sudah terbiasa berbicara

tentang trily unan dollar AS y ang dibutuhkan, sedangkan baru sekitar dua bulan y ang lalu semua orang dikejutkan

oleh permintaan dana sebesar 7 00 mily ar dollar AS oleh Menteri Keuangan Henry Paulson.

Maka rasany a sudah terlihat a light at the end of the tunnel, karena negara-negara paling kay a sudah sepakat

bertindak bersama-sama dengan kekuatan keuanganny a y ang luar biasa. Kecuali itu, pemerintah AS masih

mempuny ai kekuatan mencetak uang dollar AS y ang akan diserap oleh seluruh dunia, karena kurang lebihny a

sudah mentradisi menjadi standard dari mata uang seluruh dunia.

Bagaimana Indonesia?

Dengan sejujurny a say a tidak tahu dan tidak mempuny ai gambaran sedikitpun tentang apa y ang akan terjadi.

Sebabny a karena pemerintah praktis tidak memberikan signal, apalagi gagasan dan rencana kerja y ang jelas dan

konkret.

Tadi telah dikatakan bahwa Indonesia y ang strukturny a relatif kelebihan tenaga kerja, tetapi karena pengaruh

globalisasi bisa saja mendapat dana dari luar negeri, y ang membuat ketimpangan ini mengecil sedikit.

Tetapi modal asing y ang masuk dan berupa inv estasi riil atau FDI sedikit. Bagian terbesarny a ditanam dalam

saham-saham atau deposito y ang cepat lari kembali, dan itu sudah terjadi. Maka IHSG kita menurun terus sebelum

krisis keuangan di AS meledak, dan nilai rupiah juga merosot dengan 20% dalam waktu sangat singkat.

Page 4: Krisis Keuangan Global (Artikel 3)

8/14/2014 Krisis Keuangan Global (Artikel 3) « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi

http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/krisis-keuangan-global-artikel-3/ 4/6

Maka untuk Indonesia y ang berlaku tetap saja sebuah struktur y ang relatif kekurangan modal dibandingkan

tenaga kerjany a, walaupun Indonesia sangat terbuka dalam lalu lintas modal global. Tidak ada negara lain y ang

berkepentingan ekonomi Indonesia maju atau tidak. Maka tidak ada y ang peduli terhadap Indonesia. Para

pemimpin kita telah membuat bangsany a sendiri tidak relev an dalam globalisasi.

Sekarang sudah sangat jelas gambaranny a bahwa perekonomian Indonesia kembali pada zaman kolonial, y aitu

tempat untuk mengeduk kekay aan mineral dan kekay aan laut serta tempat untuk menanam komoditi perkebunan

besar dengan nilai tambah untuk bangsa Indonesia y ang sangat kecil. Indonesia juga sudah lama menjadi pasar

barang-barang industri dari mancanegara dengan nilai tambah y ang tinggi buat mereka y ang diraih dari

konsumen Indonesia.

Terjadilah hal y ang sangat kony ol. Tim Ekonomi menggebu-gebu mempropagandakan diri sangat terbuka terhadap

modal asing, sangat liberal, tidak mau regulasi terlalu bany ak, karena penganut Washington Consensus,

merugikan negarany a sendiri sampai ratusan trily un rupiah karena mengikuti secara membabi-buta dan nurut

apa saja y ang diperintahkan oleh IMF. Tetapi ketika ikut terkena dampak negatif dari globalisasi, liberalisasi,

mekanisme pasar dengan pengaturan paling minimal dan sebagainy a itu, tidak dianggap sama sekali oleh tuan-

tuan y ang memerintahny a.

Jadi apa y ang harus dilakukan? Berpikir dan bersikaplah mandiri dan kreatif, berpikirlah secara lateral tanpa

berdogma dan berdoktrin. Sudah terbukti bahwa para majikan dan ndoro-ndoro asingny a Tim Ekonomi seperti IMF

dan Bank Dunia tidak berday a dan juga tidak relev an lagi untuk mengatasi masalah-masalah keuangan dunia.

Kekuatan modal mereka dibandingkan dengan y ang ditipu oleh Bernard Madoff saja tidak ada artiny a, apalagi

dibandingkan dengan sekitar US$ 4 trily un y ang sedang disiapkan oleh AS, EU, China dan mungkin negara-negara

Arab?

Karena tidak pernah terlatih secara mandiri, pikiranny a tentang bagaimana menghadapi krisis ini y a sangat lucu.

Mari kita telaah.

Tim Ekonomi akan memompa day a beli dengan cara mempercepat penggunaan APBN y ang tidak mampu diserap

oleh aparat birokrasi, sehingga tersisa sekitar Rp 60 trily un. Ini kan bukan prime pumping? Ketika tidak mampu

membelanjakan, sifatny a sudah kontraktif, sehingga ketika digenjot hany a mengkoreksi kesalahan, bukan prime

pumping y ang bisa membuat jump start.

Terus ingin memberi insentif pajak buat pengusaha. Pengusaha sedang menghadapi kemerosotan permintaan.

Omsetny a turun, bukan beban pajakny a y ang tinggi.

Yang ada pengaruhny a harga BBM y ang justru tidak diturunkan secara signifikan, walaupun harga miny ak

mentah internasional sudah turun menjadi sangat rendah. Masih dalam bidang harga BBM, kebijakanny a

didasarkan atas persepsi y ang salah sama sekali, mengandung peny esatan kepada raky at seperti y ang telah berkali-

kali say a jelaskan sampai bosan. Sekarang lebih aneh lagi. Harga miny ak mentah internasional y ang diacu

bagaikan agama turun drastis, harga BBM tidak diturunkan secara proporsional. Dalam kondisi sulit masih saja

berbohong, mencla-mencle dengan perbuatan y ang tidak konsisten dengan jalan pikiranny a sendiri.

Lantas apa y ang bisa dilakukan? Tidak bany ak karena memang tidak ada kemampuan dana besar dan juga tidak

Page 5: Krisis Keuangan Global (Artikel 3)

8/14/2014 Krisis Keuangan Global (Artikel 3) « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi

http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/krisis-keuangan-global-artikel-3/ 5/6

ada kemampuan berpikir inov atif, kreatif dan mandiri. Raky at tidak merasakan ada pemerintah atau tidak ada,

karena pemerintahny a sendiri y ang membuat diriny a tidak relev an dalam bidang ekonomi dengan dalih the best

government is the least government. Bank Dunia dan IMF y ang selalu menjadi acuan hany a bisa memberikan

utangan lagi sekedarny a. Mereka sendiri sama sekali sudah tidak dianggap oleh negara-negara y ang menentukan

jalanny a roda ekonomi dunia.

Paul Krugman tentang peran IMF di Indonesia

Apa kata Krugman tentang peran IMF di Indonesia dalam krisis tahun 1 997 ? Dalam bukuny a y ang terbaru

tersebut, di halaman 1 1 5 dan 1 1 6 Krugman berkomentar tentang kebijakan IMF di Indonesia sebagai berikut:

“Bany ak orang mengatakan bahwa IMF dan Departemen Keuangan AS y ang de facto mendikte IMF y ang

meny ebabkan terjadiny a krisis di Indonesia, atau mereka sangat salah (mishandled) menanganiny a, sehingga

krisisny a menjadi semakin parah.

Marilah kita mulai dengan y ang paling mudah. Dalam dua hal IMF jelas melakukan blunder.

Pertama, ketika IMF diundang membantu Thailand, Indonesia dan Korea, mereka segera saja menuntut

pengencangan ikat pinggang, bahwa negara-negara ini harus menaikkan pajak, mengurangi pengeluaran untuk

menghindarkan diri dari defisit anggaran y ang besar. Sangat sulit dimengerti mengapa kebijakan seperti ini y ang

menjadi programny a IMF di tiga negara tersebut, karena tidak ada seorangpun kecuali IMF (KKG : dan para

kroniny a di Indonesia) y ang menganggap defisit anggaran sebagai masalah. Dan terny ata kebijakan IMF itu

mempuny ai dua dampak negatif. Yang pertama, resesi diperparah karena permintaan merosot. Kedua, segala

sesuatuny a menjadi lepas kendali sehingga terjadi kepanikan.

Kedua, IMF menuntut reformasi struktural (structural reform) y ang melampaui batas-batas bidang moneter dan

fiskal sebagai persy aratan memperoleh pinjaman dari IMF. Penutupan bank-bank tidak relev an untuk

menanggulangi krisis. Yang lainny a, seperti menuntut pemerintah Indonesia menghapus pemberian monopoli oleh

Presiden Soeharto kepada para kroniny a tidak ada hubunganny a dengan mandat dan wewenang IMF. Memberikan

monopoli cengkeh kepada dua pengusaha saja memang hal y ang buruk. Tetapi apa hubunganny a dengan ketidak

percay aan terhadap rupiah y ang membuat nilai tukarny a anjlok?”

Para pembaca, ini kata-katany a Paul Krugman, bukan kata-kata say a. Bany ak ekonom mengatakan hal y ang sama

di tahun 1 997 sampai tahun 2000, tetapi mereka dianggap dungu dan goblok oleh para ekonom y ang memegang

kendali kebijakan ekonomi sampai hari ini. Bagaimana pendapat mereka sekarang terhadap Paul Krugman y ang

baru saja memenangkan hadiah Nobel?

Tim Ekonomi Tidak Perlu Cemas

Kembali tentang resesi y ang sedang berlangsung, Tim Ekonomi tidak perlu terlampau cemas, karena nampakny a,

dampak krisis dan resesi dunia tidak terlampau besar buat bagian terbesar raky at Indonesia y ang miskin. Mereka

selalu hidup tanpa adany a keterkaitan dengan sektor modern di dalam negeriny a sendiri (ekonomi dualistik),

apalagi dengan dunia. Dunia mau hausse dan boom hebat-hebatan, mereka tetap miskin, dunia mau depresi hebat

mereka juga tetap miskin. Mereka tidak lagi dijajah dan dihisap oleh kekuatan asing, tetapi oleh kekuatan elit

Page 6: Krisis Keuangan Global (Artikel 3)

8/14/2014 Krisis Keuangan Global (Artikel 3) « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi

http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/krisis-keuangan-global-artikel-3/ 6/6

bangsany a sendiri. Mereka sudah kekurangan gizi, tidak berpendidikan dan tidak sehat, sehingga menerima

kemiskinan, kelaparan dan kematian dengan tenang tanpa protes.

Itulah sebabny a elit kita, termasuk pemerintahny a cukup tenang dan terkesan tidak peduli pada nasib dari bagian

terbesar raky atny a y ang sangat miskin. Bany ak y ang mengatakan kepada y ang prihatin: bukankah jalanan macet

dengan kendaraan mewah? Bukankah ada Grand Indonesia y ang bisa dipasangi gambar besar dengan Presiden dan

para menteri y ang sedang memakmurkan raky atny a (walaupun hany a dalam gambar saja)? Bukankah ada

berbagai city ini dan city itu y ang merupakan kota-kota kecil mandiri super baru dan super mewah di Jakarta?

Bukankah di setiap sudut kota ada mall dengan barang-barang bermerk y ang sangat mahal? Masa bodoh siapa y ang

membiay ai. Masa bodoh laku dijual atau tidak, masa bodoh bank-bank BUMN y ang membiay ainy a

meny embuny ikan kesulitanny a memperoleh pembay aran kembali cicilan utang pokok dan bungany a, sampai

nanti bank-bank ini meledak lagi. Kalau itu terjadi, Uncle Sam dan IMF toh akan datang melindunginy a lagi,

selama kebijakan ekonomi berada di tangan para kroniny a. Kalau ini y ang ada dalam benak pemerintah, terutama

Tim Ekonominy a, kami hany a mohon satu hal: be realistic.

Oleh Kwik Kian Gie